laporan praktikum instrumentasi i

Upload: mutiara-wulan

Post on 30-Oct-2015

1.473 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

  • Prodi Analis Kesehatan (D-III) | STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi

    1

    LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI I

    Mutiara Wulan 1, Desi Puspitasari

    1, Rida Triani

    1, Shelly shelviani

    1, Pera

    Pebriani1, Eva Fauziah

    1,Erick Khistian, S.Si

    2, Arina Novilla, S.Pd., M.Si

    2

    1 Mahasiswa Analis Kesehatan,

    2Dosen Analis Kesehatan

    Part 1 :

    SENTRIFUGE

    1. PENDAHULUAN

    a. Latar belakang

    Sejalan dengan

    perkembangan teknologi yang

    semakin pesat dalam segala

    aspek kehidupan, mulai dari

    bidang pendidikan hingga bidang

    kesehatan. Salah satunya didalam

    pemeriksaan darah. Sampel

    darah dibutuhkan untuk

    pemeriksaan, dan sebelum di

    lakukan pemeriksaan perlu di

    lakukan pemisah dari komponen

    komponen darah tersebut yaitu

    dengan menggunakan centrifuge.

    Centrifuge adalah alat

    untuk memutar sampel pada

    kecepatan tinggi, memaksa

    partikel yang lebih berat

    terkumpul ke dasar tabung

    centrifuge. Pemakaian centrifuge

    yang paling sering adalah untuk

    pemisahan komponen sel darah

    dari cairannya sehingga

    cairannya bisa dipakai untuk

    pemeriksaan.

    b. Bentuk dan fungsi sentrifuge

    Ada beberapa klasifikasi centrifuge

    menurut jenisnya, antara lain :

    a. Horizontal head (swinging bucket)

    b. Fixed angle (angle-head)

    c. Axial

    d. Ultrasentrifugasi

    Horizontal sentrifuge

    2. KEGUNAAN SENTRIFUGE

    DALAM BIDANG KESEHATAN

    Dalam bidang kesehatan

    sentrifuge digunakan untuk :

    1) Memisahkan sel dari darah (plasma

    / serum)

    2) Pengkonsentrasian sel dari sedian

    biologis untuk pemeriksaan

    mikroskop

    3) Mengurangi presipitat protein dari

    spesimen

    4) Pemisahan antibody-ligan dari

    ligan pada teknik imunokimia

    3. PROSEDUR

    1. Pemakaian centrifuge :

    1) Sebelum memulai centrifuge,

    pastikan bahwa tutupnya

    terpasang dan terkunci.

    2) Jangan pernah membuka tutup

    selama centrifuge berlangsung.

    3) Periksa kebersihan ruang

    centrifuge, segera bersihkan

    semua tumpahan.

    4) Selalu Melakukan Tindakan

    Pengamanan.

    5) Setimbangkan muatan centrifuge

    sebelum pemakaian. Gunakan

    shield dan tube yang benar.

    6) Amati dan lakukan tindakan

    yang sesuai jika ada bunyi atau

  • Prodi Analis Kesehatan (D-III) | STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi

    2

    getaran yang tidak lazim selama

    pemakaian.

    7) Putar sampel dengan tutup

    terpasang.

    8) Gunakan hanya tube yang

    diperuntukkan untuk centrifuge

    tersebut

    2. Perawatan

    Perawatan Centrifuge termasuk

    harian pembersihan tumpahan atau

    puing-puing, seperti darah atau

    kaca, dan memastikan bahwa

    sentrifus adalah benar seimbang dan

    bebas dari segala yang berlebihan

    getaran. Menyeimbangkan beban

    centrifuge sangat penting.

    Sentrifuge otomatis akan

    menurun kecepatannya jika beban

    tidak seimbang, namun sentrifuge

    akan mengguncang dan bergetar

    atau membuat suara keras.

    Centrifuge perlu diimbangi

    berdasarkan menyamakan baik

    volume dan berat distribusi di

    kepala centrifuge. Penutup

    centrifuge harus tetap ditutup

    sampai centrifuge telah berhenti

    untuk menghindari aerosol

    kontaminasi.

    Hal hal yang perlu

    diperhatikan adalah :

    1) Bersihkan dinding bagian dalam

    dengan larutan antiseptic setiap

    minggu atau bila tumpahan atau

    ada tabung yang pecah.

    2) Gunakan tabung dengan ukuran

    dan type yang sesuai untuk tiap

    centrifuge.

    3) Beban harus dibuat seimbang

    sebelum centrifuge dijalankan.

    4) Pastikan bahwa penutup telah

    menutup dengan baik dan

    kencang sebelum centrifuge

    dijalankan.

    5) Periksa bantalan pada wadah

    tabung. Bila bantalan tidak ada

    maka tabung mudah pecah waktu

    disentrifus karena adanya gaya

    setrifugal yang kuat menekan

    tabung kaca ke dasar wadah.

    3. Kalibrasi / pengecekan sentrifuge

    Centrifuge perlu dikalibrasi baik

    kecepatan putarnya / rpm maupun

    waktu / timernya, sedangkan pada

    centrifuge refrigerated selain rpm

    dan timer perlu pula kalibrasi

    suhunya. Kalibrasi rpm dapat

    dilakukan dengan menggunakan :

    a) Tachometer mekanik yaitu dengan

    kabel yang lentur.

    Cara :

    1) Ujung kabel yang satu dikaitkan

    pada kumparan motor di dalam,

    sedangkan ujung yang lain

    dihubungkan dengan alat meter.

    2) Set centrifuge pada rpm yang

    paling sering dipakai, kemudian

    jalankan.

    3) Catat rpm yang ditunjukkan oleh

    meter pada tachometer.

    4) Ulangi beberapa kali.

    5) Hitung nilai rata ratanya.

    b) Tachometer elektrikal

    Cara :

    1) Letakkan bagian magnit di

    sekeliling coil, sehingga

    menimbulkan aliran listrik bila

    alat dijalankan.

    2) Set centrifuge pada rpm yang

    paling sering dipakai, kemudian

    jalankan.

    3) Aliran listrik yang timbul akan

    menggerakkan bagian meter.

    4) Ulangi beberapa kali.

    5) Hitung nilai rata ratanya.

    4. HASIL DAN PEMBAHASAN

    a. Data pengamatan

    Pengamatan dilakukan pada

    beberapa sampel, diantaranya :

    1) Susu

    2) Pasir + air

    3) Darah + NaCl fisiologis

  • Prodi Analis Kesehatan (D-III) | STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi

    3

    4) Larutan garam

    5) Darah (kering)

    b. Pembahasan

    Setelah dilakukan

    sentrifuge dengan kecepatan

    3000 rpm dengan waktu 10 menit

    pada ke lima sampel tersebut

    didapat hasil sebagai berikut :

    1) Air susu terpisah, yaitu : air

    susu dan susu (padat)

    2) Pasir terpisah, yaitu : air

    keruh dan pasir

    3) Darah dan NaCl fisiologis

    terjadi dua fase yaitu :

    a) Fase 1 : supernata (NaCl)

    b) Fase 2 : darah (eritrosit)

    4) Air garam tidak terpisah

    antara air dan garam (air

    bening)

    5) Darah (kering) terjadi dua

    fase yaitu :

    a) Fase 1 : serum (bening)

    b) Fase 2 : darah (eritrosit)

    Untuk sampel larutan garam tidak

    terpisah karena garam dan air termasuk

    kedalam larutan (membentuk zat baru)

    sehingga tidak dapat dipisahkan dengan

    sentrifuge. Harus dipisahkan secara

    destilasi.

    5. KESIMPULAN

    Sentrifuge adalah suatu alat

    yang dapat memisahkan suatu

    komponen berdasarkan berat

    molekul. Materi yang berat

    molekulnya lebih besar akan

    menjauh dari titik pusat (pemisahan

    berdasarkan gravitasi dari material

    yang berbeda massanya).

    Setiap sampel dalam

    pemeriksaan yang menggunakan

    sentrifuge harus diperhatikan dalam

    hal kecepatannya. Kecepatan dan

    waktu harus sebanding sesuai

    kekuatan sampelnya. Karena saat

    sentrifuge di oprasikan jika

    kelebihan waktu dan kecepatanya

    berkurang maka komponen tidak

    terpisah ataupun dapat

    menyebabkan kerusakan terhadap

    komponen di dalam tabung tersebut.

    6. DAFTAR PUSTAKA

    1) Setyawan, Asjik. [online].

    Tersediahttp://as6tya.wordp

    ress.com/2011/06/15/centrif

    uge/ Diunduh tanggal 21-

    12-2012, hari jumat jam

    20.54

    2) Ridwanna, Surya.

    Sentrifuge.

  • Prodi Analis Kesehatan (D-III) | STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi

    4

    Part 2:

    MIKROSKOP

    1. PENDAHULUAN

    a. Latar belakang

    Manusia merupakan bagian

    dari kehidupan yang tersusun

    atas organ - organ. Namun organ

    yang menyusun tubuh manusia

    ternyata bukan bagian terkecil

    dari manusia. Bagian yang

    terkecil dari manusia adalah sel,

    dimana sel ini memiliki struktur

    dan fungsional tersendiri dengan

    ukuran mikroskopik.

    Didalam mengenal dan

    mengetahui sel, baik dari fungsi

    maupun struktursel, diperlukan

    sebuah alat optic yang mampu

    membantu mata manusia dalam

    pengamatannya. Alat optic yang

    mampu membantu mata untuk

    memperbesar ukuran

    mikroskopik adalah

    Mikroskop. Dengan penemuan

    mikroskop inilah, dunia

    mikroorganisme terbuka.

    b. Sejarah

    Mikroskop (bahasa yunani:

    Micros = kecil dan scopein =

    melihat) adalah sebuah alat untuk

    melihat objek yang terlalu kecil

    untuk dilihat dengan mata kasar.

    Ilmu yang mempelajari benda

    kecil dengan menggunakan alat

    ini disebut mikroskopi, dan kata

    mikroskopik berarti sangat kecil,

    tidak mudah terlihat oleh mata.

    Dalam perkembangannya

    mikroskop mampu mempelajari

    organisme hidup yang berukuran

    sangat kecil yang tidak dapat

    dilihat dengan mata telanjang,

    sehingga mikroskop memberikan

    kontribusi penting dalam

    penemuan mikroorganisme dan

    perkembangan sejarah

    mikrobiologi. Organisme yang

    sangat kecil ini disebut sebagai

    mikroorganisme, atau kadang-

    kadang disebut sebagai mikroba,

    ataupun jasad renik.

    Dapat di amati dengan

    mikroskop.Salah satu penemu

    sejarah mikrobiologi dengan

    mikroskop adalah Antonie Van

    Leeuwenhock (1632-1723) tahun

    1675 Antonie membuat

    mikroskop dengan kualitas lensa

    yang cukup baik, dengan

    menumpuk lebih banyak lensa

    sehingga dia bisa mengamati

    mikroorganisme yang terdapat

    pada air hujan yang menggenang

    dan air jambangan bunga, juga

    dari air laut dan bahan

    pengorekan gigi. Ia menyebut

    benda-benda bergerak tadi

    dengan animalcule.

    c. Fungsi dan bagian bagian

    mikroskop

    Mikroskop cahaya

    merupakan alat optic hasil

    gabungan dari dua lensa yang

    dapat membantu dalam

    perbesaran bayangan benda

    aslinya lebih dari 1500x.

    Mikroskop berfungsi untuk

    membantu peneliti dalam melihat

    detail dari sel dan

    makromolekular yang tidak dapat

    dilihat oleh mata telanjang.

  • Prodi Analis Kesehatan (D-III) | STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi

    5

    Bagian bagian dari Mikroskop

    :

    1. Eyepiece / LensaOkuler

    Berfungsi sebagai pembesaran

    kedua dan juga memposisikan

    bayangan menjadi bayangan nyata

    sehingga dapat tertangkap oleh

    mata.

    2. Revolving nosepiece /

    PemutarLensa /Revolver

    Berfungsi untuk merubah / memutar

    lensa objektif sesuai dengan

    kebutuhan.

    3. Observation Tube

    Berfungsi sebagai penahan lensa

    okuler.

    4. Stage / Meja Preparat

    Berfungsi sebagai penyimpan

    preparat / kaca objek.

    5. Condensor

    Berfungsi untuk memperbesar atau

    memperkecil celah masuknya

    sumber cahaya

    6. Lensa Objektif

    Berfungsi sebagai perbesaran

    pertama dari objek pada kaca objek

    7. Brightness Adjustment Knob

    Berfungsi untuk mengatur hambatan

    yang masuk kelampu, sehingga

    dapat mengatur terang gelapnya

    sumber cahaya.

    8. Main Switch

    Berfungsi untuk mematikan sumber

    cahaya.

    9. Diopter Adjustment ring

    Berfungsi untuk memfokuskan

    bayangan hasil lensa objectif agar

    sesuai dengan kedua mata.

    10. Interpupillar Distance Adjustment

    Knob

    Berfungsi untuk merubah posisi

    lensa okuler secara horizontal

    sehingga kedua lensa okuler tepat di

    bawah mata.

    11. Specimen Holder

    Berfungsi untuk menjepit objek

    glass / kaca preparat agar mudah

    digeser dan tidak berubah ubah

    posisi.

    12. Illuminator

    Berfungsi untuk keluarnya cahaya

    dan penahan filter.

    13. Vertical Feed Knob

    Berfungsi untuk menggeser kaca

    preparat agar dapat dilihat secara

    vertical pada lensa okuler.

    14. Horizontal Feed Knob

    Berfungsi untuk menggeser kaca

    preparat agar dapat dilihat secara

    horizontal pada lensa okuler.

    15. Coarse Focus Knob / Makrometer /

    Pemutar Kasar

    Berfungsi untuk menaikkan meja

    preparat mendekati lensa objektif

    agar dapat terlihat di lensa okuler.

    16. Fine Focus Knob / Mikrometer /

    Pemutar Halus

    Berfungsi untuk memperjelas

    bayangan yang ada di lensa okuler.

    17. Observation Tube Securing Knob

    Berfungsi untuk menahan tubus,

    dimana tubus ini dapat diputar 360O.

    18. Condensor Adjustment Knob

    Berfungsi untuk memperbesar atau

    memperkecil diafragma, sehingga

    banyaknya cahaya yang masuk

    dapat diatur.

  • Prodi Analis Kesehatan (D-III) | STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi

    6

    2. KEGUNAAN MIKROSKOP

    DALAM BIDANG KESEHATAN

    Mikroskop di dalam

    penggunaannya di bidang kesehatan

    sangat banyak, baik di laboratorium

    klinik, patologi anatomi maupun

    biologi moleculer.

    3. PROSEDUR

    Perawatan mikroskop meliputi :

    a. Cara membawa mikroskop dengan

    baik adalah :

    1. Pegang tangkainya dengan

    tangan kanan dan letakkan

    tangan kiri untuk

    menopangnya.

    2. Jangan mengayun,

    melambungkan, atau

    menggetarkannya sewaktu

    meletakkan mikroskop.

    3. Jangan mengangkat

    mikroskop pada tubuh

    tabungnya, karena akan ada

    bagian yang lepas atau jatuh

    apabila hal ini di lakukan.

    b. Mikroskop merupakan peralatan

    biologi yang perlu dirawat dengan

    baik. Dintaranya yaitu dengan :

    1. Mikroskop yang telah selesai

    dipakai harus dibersihkan,

    2. pakailah penutup plastik atau

    masukkan pada kotaknya agar

    terhindar dari debu, debu

    dibersihkan dengan meniupkan

    udara (bisa menggunkan pipet

    tetes).

    3. Simpan pada tempat yang

    kering dan usahakan dalam

    lemari yang dilengkapi dengan

    lampu untuk mengurangi

    kelembaban.

    4. Lensa yang kotor harus

    dibersihkan dengan kain

    lembut, kapas pengisap atau

    kertas lensa yang telah dibasahi

    dengan alkohol, atau xilol (

    gunakan cairan pembersih yang

    direkomendasikan pabrik ).

    Gunakan sedikit mungkin

    cairan pembersih, jangan

    mencelupkan lensa kedalam

    cairan pembersih, gunakan

    kertas lensa. Lakukan dengan

    hati-hati karena lensa mudah

    tergores, yang dapat

    mengakibatkan pengamatan

    menjadi kurang jelas.

    4. HASIL DAN PEMBAHASAN

    a. Data pengamatan

    Pengamatan dilakukan pada

    sampel apusan darah untuk

    melihat sel darah.

  • Prodi Analis Kesehatan (D-III) | STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi

    7

    1. Pengamatan objek pada

    perbesaran 4X

    2. Pengamatan objek pada

    perbeasaran 10X

    3. Pengamatan objek peada

    perbesaran 40X

    4. Pengamatan objek pada

    perbesaran 100X.

    Pada pernesaran 100X kaca

    preparat di tetesi oil imersi.

  • Prodi Analis Kesehatan (D-III) | STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi

    8

    b. Pembahasan

    Pada saat melakukan

    pengamatan dengan perbesaran 4X,

    10X,40X, dan 100X diperlukan

    kehati-hatian, konsentrasi dan

    ketelitian. Dan untuk perbesaran

    100X sebelumnya kaca

    objek/preparat di tetesi dulu oil

    imersi. Agar bayangan yang

    dihasilkan dapat terlihat dengan

    jelas.

    5. KESIMPULAN

    Berdasarkan praktikum yang

    dilakukan maka dalam pengamatan

    mikroskop harus dengan ketelitian

    dan kosentrasi. Karena pada

    percobaan perbesaran 4X, 10 X,

    40X dan 100X dibutuhkan

    ketelitian, dan dalam setiap

    perbesaran yang dilakukan dengan

    cara yang berbeda. Contohnya pada

    perbesaran 100X maka preparat

    menggunakan oil imersi.

    6. DAFTAR PUSTAKA

    1. Blog Asal usul sejarah. [online].

    Tersedia : http://asal-usul-

    motivasi.blogspot.com/2012/04/as

    al-usul-sejarah-mikroskop-

    dan.html. Diunduh hari sabtu,

    tanggal 22 Desember 2012, jam 15

    : 58

    2. Blog Rien md. [online]. Tersedia :

    http://rindachie.wen9.com/menu/la

    bs/mikroskop.html. diunduh hari

    kamis, tanggal 20 Desember 2012,

    jam 20:38.

    3. Ridwana, Surya. Mikroskop

    Part 3:

    OVEN & AUTOKLAP

    1. PENDAHULUN

    a. Latar belakang

    Sterilisasi adalah proses

    kimia atau fisika yang bertujuan

    membunuh semua bentuk hidup

    terutama mikroorganisme yang

    merugikan, sterilisasi secara

    umum di bagi menjadi 4 bagian

    yaitu :

    1. Sterilisasi Fisik

    a) Pemanasan basah salah

    satunya yaitu autoklap

    adalah alat untuk

    mensterilkan peralatan

    dan bahan-bahan dengan

    melibatkan dengan uap

    panas dan tekanan udara

    tertentu sehingga alat dan

    bahan menjadi steril.

    b) Pemanasan kering salah

    satunya yaitu oven dan

    pembakaran yaitu alat

    sterlisasi peralatan tanpa

    melibatkan uap panas atau

    basah, sehingga hasilnya

    akan tetap kering.

    2. Sterilisasi kimia yaitu

    desinfektan, larutan alkohol,

    dll.

    3. Sterilisasi mekanik contohnya

    BSC/filter.

    4. Sterilisasi gas contohnya

    etilen oksida.

    Dengan uap air bertekanan

    (Autoklav). Dengan cara

    pengatur tekanan dalam

    autoklav, maka dapat dicapai

    panas yang diinginkan. Cara ini

    dipakai untuk sterilisasi media

    yang tahan terhadap pemanasan

    tinggi.

    Oven adalah suatu peralatan

    yang berfungsi untuk

    memanaskan ataupun

  • Prodi Analis Kesehatan (D-III) | STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi

    9

    mengeringkan. Biasanya

    digunakan untuk mengeringkan

    peralatan gelas laboratorium, zat-

    zat kimia maupun pelarut

    organik.

    b. Bentuk dan fungsi :

    Autoklap

    Fungsi autoklap :Untuk

    mensterilkan berbagai macam

    alat dan bahan yang digunakan

    dalam mikrobiologi

    menggunakan uap air panas

    bertekanan.

    oven

    Fungsi oven : alat yang

    berguna untuk memanaskan atau

    mengeringkan peralatan

    laboratorium, oven juga biasanya

    digunakan untuk mengeringkan

    peralatan gelas laboratorium, zat-

    zat kimia maupun pelarut organik,

    dapat pula digunakan untuk kadar

    air.

    Fungsi dari bagian-bagian

    oven yaitu:

    1. Temperatur berfungsi sebagai

    pengatur suhu yang ada di dalam

    oven.

    2. Rak oven berfungsi sebagai tempat

    meletakkan bahan atau alat yang

    akan di sterilisasi.

    3. Pintu oven berfungsi sebagai

    pembuka dan penutup oven.

    4. Aluminium voil, berfungsi sebagai

    media yang digunakan untuk

    membungkus alat dan bahan yang

    akan di sterilkan di dalam alat

    sterilisasi, serta menjaga dan

    melindungi bahan yang ada

    didalam gelas reaksi agar tidak

    terkontaminasi.

    2. KEGUNAAN OVEN &

    AUTOKLAP DALAM BIDANG

    KESEHATAN

    Untuk sterilisasi cara kering

    pada suhu 160oC-180

    o C selama 1-2

    jam untuk peralatan gelas.

    Digunakan untuk sterilisasi

    langsung bahan atau alat yang

    infeksius dengan menggunakan

    tekanan uap pada temperatur tinggi,

    dengan waktu tertentu.

    3. PROSEDUR

    a. Prosedur penggunaan oven :

    1. Menghidupkan oven terlebih

    dahulu.

    2. Mengatur temperatur sampai

    dengan yang diinginkan 160o

    C- 180oC selama 1 2 jam.

    3. Membungkus alat-alat yang

    akan disterilisasikan

    menggunakan kertas

    alumunium.

    4. Memasukan alat tersebut

    kedalam oven yang telah

    diatur.

    5. Meletakkan alat tersebut

    diatas rak-rak yang telah

    tersedia.

  • Prodi Analis Kesehatan (D-III) | STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi

    10

    6. Setelah selesai sterilisasi

    pemanasan di hentikan dan

    alat-alat dibiarkan mendingin

    b. Prosedur perawatan

    1. Oven harus selalu dalam

    keadaan bersih.

    2. Sebelum oven digunakan

    bersihkan semua aksesori dan

    rak tatakan.

    3. Selalu pastikan steker oven

    sudah dicabut dan oven sudah

    dingin sebelum dibersihkan.

    4. Buka pintu oven dan bagian

    dalam dibersihkan dengan lap

    lembut dalam air panas atau

    detergen. Zat abarsif jangan

    digunakan untuk

    membersihkan oven. Jangan

    mengelap elemen pemanas.

    Bagian luar dapat dibersihkan

    dengan lap basah.

    5. Untuk menghindari hal-hal

    yang tidak diinginkan, tidak

    diperbolehkan menggunakan

    alat gelas untuk dimasukkan

    kedalam oven. Jagalah agar

    selalu ada jarak minimal 1

    antara bagian atas dan bagian

    elemen pemanas.

    6. Jangan sekali-sekali

    menggunakan oven dalam

    keadaan pintu terbuka.

    7. Hindari seringnya membuka

    pintu oven saat sedang

    digunakan, hal ini

    menimbulkan panas dalam

    oven berkurang.

    8. Selalu gunakan gegep untuk

    mengambil peralatan dari

    dalam oven.

    9. Hentikan pemakaian oven bila

    terlihat asap pada kabel

    listrik, segera cabut steker

    dari stopkontak.

    10. Tidak boleh ada uap

    11. Lubang yang ada di atas oven

    harus dalam keadaan tertutup

    ketika di matikan

    c. Prosedur kalibrasi

    Karena oven media pemanas

    nya dengan udara, sehingga

    panas nya menyebar, oleh karena

    itu hanya dibutuhkan 1

    termometer saja untuk

    pengkalibrasian nya.

    d. Prosedur penggunaan autoklap :

    1. Sebelum melakukan sterilisasi

    cek dahulu banyaknya air

    dalam autoklaf. Jika air

    kurang dari batas yg

    ditentukan,maka dapat

    ditambah air sampai batas

    tersebut. Gunakan air hasil

    destilasi, untuk menghindari

    terbentuknya kerak dan karat.

    2. Masukkan peralatan dan

    bahan. Jika mensterilisasi

    botol bertutup ulir,maka tutup

    harus dikendorkan.

    3. Tutup autoklaf dengan rapat

    lalu kencangkan baut

    pengaman agar tidak ada uap

    yang keluar dari bibir

    autoklaf. Klep pengaman

    jangan dikencangkan terlebih

    dahulu.

    4. Nyalakan autoklaf, diatur

    timer dengan waktu minimal

    15 menit pada suhu 121C.

    5. Tunggu sampai air mendidih

    sehingga uapnya memenuhi

    kompartemen autoklaf dan

    terdesak keluar dari klep

    pengaman. Kemudian klep

    pengaman ditutup

    (dikencangkan) dan tunggu

    sampai selesai. Penghitungan

    waktu 15' dimulai sejak

    tekanan mencapai 2 atm.

  • Prodi Analis Kesehatan (D-III) | STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi

    11

    6. Jika alarm tanda selesai

    berbunyi, maka tunggu

    tekanan dalam kompartemen

    turun hingga sama dengan

    tekanan udara di lingkungan

    (jarum pada preissure gauge

    menunjuk ke angka nol).

    Kemudian klep-klep

    pengaman dibuka dan

    keluarkan isi autoklaf dengan

    hati-hati.

    e. Prosedur Perawatan

    Apabila autoklaf telah

    selesai digunakan, maka air

    aquadest yang ada di dalam

    autoklaf sebaiknya dibersihkan

    atau dikuras bagian dalamnya

    menggunakan lap kering.

    Selanjutnya simpan autoklaf

    pada tempat yang kering dan

    bersih.

    f. Prosedur Kalibrasi

    1) Autoclave Indicator Tape

    Cara :

    a) Rekatkan indicator tape

    secara melingkar pada

    kemasan yang akan

    disterilisasi. Pada Otoklaf

    yang besar, kemasan

    diletakkan pada bagian

    atas dan bagian bawah

    otoklaf.

    b) Atur suhu, waktu dan

    tekanan

    c) Hidupkan otoklaf

    d) Setelah selesai, baca

    indicator tape dengan

    melihat perubahan warna

    yang terjadi pada garis-

    garis diagonal. Bila proses

    sterilisasi berjalan dengan

    baik, garis-garis diagonal

    berubah warna dari putih

    menjadi coklat kehitam-

    hitaman.

    2) Bacillus stearothermophilus

    Cara :

    a) Masukkan Bacillus

    stearothermophilus dalam

    bentuk liofilisasi dalam

    otoklaf

    b) Atur suhu, waktu dan

    tekanan

    c) Hidupkan otoklaf

    d) Setelah selesai, ambil

    Bacillus

    stearothermophilus dan

    tanam pada agar darah

    (Bloodagar) dan inkubasi

    pada suhu 40-60 C selama

    24-48 jam

    e) Proses sterilisasi berjalan

    baik bila tidak ada

    pertumbuhan Bacillus

    stearothermophilus

    4. DAFTAR PUSTAKA

    1) Arnisparidas blog.[online].

    Tersedia :

    http://arnisfarida.wordpress.com/

    2010/02/16/oven-alat-

    laboratorium/ di akses tanggal

    01 januari 2013

    2) [online]. Tersedia :

    http://danang-kurang-

    kerjaan.blogspot.com/2011/05/m

    ikrobiologi.html diakses tanggal

    26 Desember 2012

    3) [online]. Tersedia:

    http://fatmanuritalamanaku.blogs

    pot.com/2012/04/teknik-

    laboratorium-operasional-

    alat.html diakses tanggal 07

    Januari 2013

    4) Muslim, analis. (2011). Autoklaf.

    [online]. Tersedia :

    http://analismuslim.blogspot.com

    /2011/11/autoklaf.html. diunduh

    07 januari 2013

  • Prodi Analis Kesehatan (D-III) | STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi

    12

    Part 4:

    WATER BATH (PENANGAS AIR)

    1. PENDAHULUAN

    a. Latar belakang

    Waterbath adalah suatu alat

    yang memanfaatkan heater

    sebagai komponen utamanya dan

    termostat sebagai komponen

    utama kontrol sistemnya. Mirip

    dengan Heating Block, Water

    Baths juga digunakan untuk

    keperluan inkubasi dan lain-lain,

    atau bahkan bisa menggantikan

    heating block. Bedanya hanya

    ada media berupa air untuk

    pemanasan.Suatu alat yang

    berfungsi untuk memanaskan air

    yang berguna untuk menjaga

    kestabilan suhu dari cairan yang

    ada dalam tabung reaksi alat ini

    tidak di lengkapi dengan Fuse,

    sehingga kurang aman.

    Prinsip dari waterbath

    adalah Pada saat saklar digeser

    pada posisi on, maka arus listrik

    dari sumber akan memberi suplly

    listrik pada heater. Heater yang

    diberi arus listrik akan

    memberikan panas pada alat,

    suhu semakin tinggi.

    Sensor thermostat yang

    ditempatkan di daerah

    pemanasan pada waterbath akan

    ikut menjadi panas dan

    memuaikan cairan dalam sensor

    tersebut. Pada derajat suhu

    tertentu, dimana pemuaian dari

    cairan sensor cukup tinggi, maka

    bertambahnya volume cairan

    sensor ini akan memberikan

    tekanan pada kontaktor

    thermostat sehingga kontaktor

    terbuka. Dengan tebukanya

    kontaktor thermostat , heater

    tidak mendapatkan suplly arus.

    Suhu berangsur-angsur turun,

    tekanan pada sensor thermostat

    kembali turun sehingga kontaktor

    kembali tertutup. Terjadi

    pemanasan kembali. Dan

    Waterbath merupakan alat

    pemanas yang menggunakan

    heater kering. Heater ini

    dikontrol menggunakan sebuah

    thermostat.

    b. Bentuk

    c. Fungsi

    Water bath dapat

    digunakanuntuk :

    1. Pemanasan pada suhu rendah

    300C sampai 100

    0C.

    2. Menguapkan zat atau larutan

    dengan suhu yang tidak terlalu

    tinggi Water bath menggunakan

    daya listrik yang rendah sehingga

    sangat ekonomis dan efisien.

    3. Pada laboratorium mikrobiologi,

    water bath digunakan untuk

    menginkubasi kultur

    mikrobiologi. Secara sederhana

    alat ini menggunakan pemanas

    pada air yang dipanaskan dengan

    api maupun dengan listrik atau

    uap dari air.

    2. KEGUNAAN WATER BATH

    DALAM BIDANG KESEHATAN

    Waterbath adalah Oven atau

    bisa disebut juga Penangas air yang

    fungsi utamanya adalah untuk

    menciptakan suhu yang konstan dan

    digunakan untuk inkubasi pada

    analisis mikrobiologi. Serta

    digunakan untuk melebur basis,

  • Prodi Analis Kesehatan (D-III) | STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi

    13

    menguapkan ekstrak atau tingtur,

    pemanasan untuk mempercepat

    kelarutan. Waterbath ini juga

    termasuk kedalam kategori alat

    laboratorium.

    3. PROSEDUR

    a. Prosedur penggunaan

    Sebagai media pemanas

    digunakan air suling ( jangan

    menggunakan air sumur, karena

    menyebabkan korosi ). Selesai

    digunakan ( jika menggunakan

    listrik ) matikan arus listrik dan

    dicabut dari arus listrik. Jika hendak

    disimpan air ( media pemanas )

    dikosongkan.

    b. Prosedur perawatan

    Untuk perawatan, bersihkan alat

    hanya dengan lap bersih yang

    dibasahi air kemudian lap dengan

    kain kering setiap selesai

    menggunakan alat Box kontrol

    jangan sampai tersiram atau

    kemasukkan air karena dapat

    berakibat tersengat tegangan listrik (

    berbahaya ) atau alat akan menjadi

    rusak, cara rutin air dapat diganti

    atau ditambahi 2 bulan sekali.

    c. Prosedur kalibrasi

    Paling tidak dilakukan dua kali

    per tahun (2x/tahun), thermometer

    waterbath harus dicek oleh petugas

    yang bertanggung jawab untuk hal

    ini atau seseorang yang diberitugas

    oleh Kepalala boratorium, dengan

    menggunakan thermometer

    terkalibrasi. Interval uji

    penyimpanan (deviasi) harus di

    dokumentasikan / dicatat pada buku

    peralatan. Bila alat teroperasi tanpa

    mengindahkan suhu

    yangdiinginkan, prosedur ini tidak

    perlu dilakukan, alat harus diberi

    label yang sesuaiuntukini.

    Dalam kasus terjadinya

    penyimpangan lebih tinggi atau

    lebih rendah 50C, yang

    ditunjukkan oleh thermometer pada

    alat, harus ditentukan factor koreksi

    (suhu yang diinginkan/ suhuterukur)

    dan dicantumkan secara jelas pada

    alat. Pada kasus lainnya dari deviasi

    suhu yang diijinkan, harus

    didokumentasi kanpa dabuku alat.

    4. HASIL DAN PEMBAHASAN

    a. Pembahasan

    Kalibarasi water bath yaitu

    dengan menggunakan 5

    termometer yaitu diukur

    suhunya dari LIMA tempat

    kanan atas, kanan bawah, kiri

    atas, kiri bawah dan bagian

    tengah pada suhu 37C.

    Hasil pengukuran :

    Tempat Hasil

    pengukuran

    Suhu

    Kanan atas 37.02C

    Kanan

    bawah

    37.03C

    Kiri atas 36.09C

    Kiri bawah 36.01C

    Tengah 36.01C

    b. Kesimpulan

    Waterbath adalah Oven atau

    bisa disebut juga Penangas air

    yang fungsi utamanya adalah

    untuk menciptakan suhu yang

    konstan dan digunakan untuk

    inkubasi pada analisis

    mikrobiologi.

    Dari hasil praktikum

    waterbath masih dapat

    digunakan, dan perlu dilakukan

  • Prodi Analis Kesehatan (D-III) | STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi

    14

    perawatan dan pengecekan

    secara berkala.

    5. DAFTAR PUSTAKA

    1. Analis muslim (2011) waterbath-

    penangas air. (online).

    Tersedia:http://analismuslim.blog

    spot.com/2011/12/waterbath-

    penangas-air.html( 30 desember

    2012)

    2. Mikrobiologi dasar (2011) alat-

    alat dalam laboratorium

    mikrobiologi. (online). Tersedia:

    http://ekmon-

    saurus.blogspot.com/2011/07/ba

    b-1-alat-alat-dalam-

    laboratorium.html (desember

    2012)

    3. Rekayasa alat laboratorium

    (2011) waterbath. (online).

    Tersedia :

    http://rekayasaalatlab.wordpress.

    com/2011/06/20/waterbath/

    (desember 2012)

  • Prodi Analis Kesehatan (D-III) | STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi

    15

    Part 5:

    pH METER

    1. PENDAHULUAN

    a. Latar belakang

    pH meter adalah alat ukur

    elektronik yang digunakan untuk

    mengukur kadar pH (keasaman

    atau alkalinitas) dari sebuah

    cairan (meski probe khusus

    kadang digunakan untuk

    mengukur kadar pH zat setengah

    padat). Umumnya pH meter

    terdiri dari probe pengukur khusus

    (elektroda kaca) yang terhubung

    dengan meter elektronik yang

    mengukur dan menampilkan hasil

    pembacaan pH.

    b. Sejarah

    Sejarah pengukuran pH

    suatu larutan dengan

    menggunakan pH meter sistem

    elektrik dimulai pada tahun 1906

    ketika Max Cremer dalam sebuah

    penelitiannya menemukan

    adanya interaksi dari aktivitas ion

    hidrogen yang dihubungkan

    dengan suatu sel akan

    menghasilkan tegangan listrik.

    Dia menggunakan gelembung

    kaca yang tipis yang diisi dengan

    suatu larutan dan dimasukan

    kedalam larutan yang lain dan

    ternyata menghasilkan tegangan

    listrik. Gagasan ini kemudian

    dikembangkan oleh Firtz Haber

    dan Zygmunt Klemsiewcz yang

    menemukan bahwa tegangan

    yang dihasilkan oleh gelembung

    kaca tersebut merupakan suatu

    fungsi logaritmisi.

    pH meter untuk penggunaan

    komersial pertama kali

    diproduksi oleh Radiometer pada

    tahun 1936 di Denmark dan

    Arnold Orville Beckman dari

    Amerika Serikat. Penemuan

    tersebut dilakukan ketika

    Beckman menjadi asisten

    professor kimia di California

    Institute of Technology, dia

    mengatakan untuk mendapatkan

    metoda yang cepat dan akurat

    untuk pengukuran asam dari jus

    lemon yang diproduksi oleh

    California Fruit Growers

    Exchange (Sunkist). Hasil

    penemuannya tersebut membawa

    dia untuk mendirikan Beckman

    Instruments Company (sekarang

    Beckman Coulter).

    c. Bentuk

    d. Fungsi

    Sementara pH meter adalah

    alat yang digunakan untuk

    mengukur derajat tingkat

    keasaman atau juga kebasaan

    (alkali) yang terkandung dalam

    suatu zat. Skala pH yang diukur

    oleh alat ukur pH meter dimulai

    dari nol hingga 14.

    2. KEGUNAAN pH METER DALAM

    BIDANG KESEHATAN

    Untuk mengukur derajat tingkat

    keasaman atau pun kebasaan (alkali)

    yang terkandung dalam darah.

    Biasanya pH meter sering di

    gunakan dalam analisis kimia

    kuantitatif.

    3. PROSEDUR

    a. Prosedur penggunaan

    Setelah pH meter dikalibrasi

    maka pH meter tersebut sudah siap

    digunakan. Biasanya kalibrasi

    disarankan dilakukan setiap 1 kali

    sehari sebelum digunakan.

  • Prodi Analis Kesehatan (D-III) | STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi

    16

    Cara pengukurannya adalah

    sebagai berikut:

    1. Siapkan sampel larutan yang

    akan di check pH-nya.

    2. Jika larutan panas, biarkan

    larutan mendingin sampai

    dengan suhunya sama dengan

    suhu ketika kalibrasi. Contohnya

    jika kalibrasi dilakukan pada

    suhu 20C maka pengukuran pun

    dilakukan pada suhu 20C.

    3. Buka penutup plastic elektroda,

    bilas dengan air DI dan

    keringkan dengan menggunakan

    kertas tisu.

    4. Nyalakan pH meter dengan

    menekan tombol ON/OFF.

    5. Masukan elektroda kedalam

    sampel, kumudian putar agar

    larutan homogeny.

    6. Tekan tombol MEAS untuk

    memulai pengukuran, pada layar

    akan muncul tulisan HOLD yang

    kelap kelip.

    7. Biarkan sampai tulisan HOLD

    pada layar berhenti kelap-kelip.

    8. Nilai pH yang ditunjukan pada

    layar adalah nilai pH larutan

    yang di check.

    9. Matikan pH meter dengan

    menekan kembali tombol

    ON/OFF.

    b. Prosedur perawatan

    pH meter harus dilakukan

    perawatan berkala untuk menjaga

    umur pakai dari alat tersebut.

    Pemeliharaannya meliputi :

    1) Batere, penggantian batere

    dilakukan jika pada layar muncul

    tulisan low battery.

    2) Elektroda, pembersihan elektroda

    bisa dilakukan berkala setiap

    minimal satu minggu satu kali.

    Pembersihannya menggunakan

    larutan HCL 0.1N (encer) dengan

    cara direndam selama 30 menit,

    kemudian dibersihkan dengan air

    DI.

    3) Penyimpanan, ketika tidak

    dipakai, elektroda terutama

    bagian gelembung gelasnya

    harus selalu berada pada keadaan

    lembab. Oleh karena itu

    penyimpanan elektroda

    disarankan selalu direndam

    dengan menggunkan air DI atau

    larutan buffer. Penyimpanan

    pada posisi kering akan

    menyebabkan membrane gelas

    yang terdapat pada gelembung

    elektroda akan mudah rusak dan

    pembacaannya tidak akurat.

    4) Suhu penyimpan. Ketika

    disimpan, pH meter tidak boleh

    berada pada suhu ruangan yang

    panas karena akan menyebabkan

    sensor suhu pada alat cepat

    rusak.

    c. Prosedur Kalibrasi

    Urutan kerja kalibrasi pH meter

    adalah :

    1) Siapkan buffer pH 7 dan buffer

    pH 4

    2) Buka penutup plastic elektroda

    3) Bilas elektroda dengan air DI

    (De Ionisasi/ air bebas ion) dan

    keringkan dengan menggunakan

    kertas tisu

    4) Nyalakan pH meter dengan

    menekan tombol ON/OFF.

    5) Masukan elektroda kedalam

    larutan buffer pH 7

    6) Tekan tombol CAL dua kali,

    putar elektroda agar larutan

    buffer homogeny

    7) Biarkan beberapa saat sampai

    nilai yang tertera di disply tidak

    berubah

    8) Tekan tombol CAL satu kali lagi,

    dan biarkan tulisan CAL pada

    disply berhenti berkedip

  • Prodi Analis Kesehatan (D-III) | STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi

    17

    9) Angkat elektroda dari larutan

    buffer pH 7, kemudian bilas

    dengan air DI beberapa kali dan

    keringkan dengan kertas tisu

    10) Masukan elektroda kedalam

    larutan buffer pH 4

    11) Tekan tombol CAL dua kali,

    putar elektroda agar larutan

    buffer homogeny

    12) Biarkan beberapa saat sampai

    nilai yang tertera di disply tidak

    berubah

    13) Tekan tombol CAL satu kali lagi,

    dan biarkan tulisan CAL pada

    disply berhenti berkedip

    14) Angkat elektroda dari larutan

    buffer pH 4, kemudian bilas

    dengan air DI beberapa kali dan

    keringkan dengan kertas tisu

    15) Pada layar bagian bawah akan

    muncul angka 7 dan angka 4

    yang menunjukan pH meter

    tersebut telah dikalibrasi dengan

    buffer pH 7 dan buffer pH 4

    16) pH meter telah siap digunakan.

    4. HASIL DAN PEMBAHASAN

    a. Pembahasan

    Kalibrasi pH meter

    mengugkanan pH 4 dan pH 7. Dan

    di catat hasilnya.

    Hasil kalibrasi :

    NO pH 7 pH 4

    1 6,95 3,72

    2 6,96 3,79

    pH meter harus dikalibrasi

    terlebih dahulu agar hasil

    pengukuran dapat di

    pertanggungjawabkan, tujuannya

    agar dapat mengetahui apakah pH

    meter tersebut masih layak

    digunakan atau tidak.

    Dengan cara seperti yang sudah

    di jelaskan pada pembahasan

    sebelumnya.

    Berdasarkan kalibrasi pH meter

    masih layak digunakan, pengecekan

    harus dilakukan secara berkala.

    b. Kesimpulan

    Jadi pH meter adalah suatu alat

    yang di gunakan untuk mengukur

    derajat pH keasaman. Prinsip kerja

    dari pH meter itu sendiri yaitu

    semakin banyak electron pada

    sampel maka akan semakin bernilai

    asam begitupun sebaliknya , karena

    batang pada Ph meter berisi larutan

    elektrolit lemah. Dan pH meter juga

    banyak di gunakan dalam analisis

    kimia kuantitatif. Kalibrasi

    dilakukan dengan mengukur larutan

    buffer pH 7 dan pH 4, jika hasil

    pengukuran menunjukan nilai 7 dan

    4 maka pH meter sudah terkalibrasi

    dan dapat digunakan.

    5. DAFTAR PUSTAKA

    1. Berbagi pengetahuan (2012) Fungsi

    pH Meter . (online). Tersedia :

    http://ilmubawang.blogspot.com/201

    2/03/fungsi-ph-meter.html

    (desember 2012).

    2. Sabas medical Nusantara (2009) pH

    Meter. (online). Tersedia :

    http://www.alatlaboratory.com/2009

    /10/ph-meter.html (desember 2012)

    3. Teknologi kita (2009) pH Meter.

    (online). Tersedia : http://cahya-

    teknologikita.blogspot.com/2009/12/

    ph-meter.html (desember 2012).

  • Prodi Analis Kesehatan (D-III) | STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi

    18

    Part 6:

    SPEKTOFOTOMETER,

    PHOTOMETER & MIKROPIPET

    1. PENDAHULUAN

    a. Latar Belakang

    Spektrofotometer adalah

    alat untuk mengukur transmitan

    atau absorban suatu sampel

    sebagai fungsi panjang

    gelombang. Spektrofotometer

    merupakan gabungan dari alat

    optik dan elektronika serta sifat-

    sifat kimia fisiknya dimana

    detektor yang digunakan secara

    langsung dapat mengukur

    intensitas dari cahaya yang

    dipancarkan (It) dan secara tidak

    lansung cahaya yang diabsorbsi

    (Ia), jadi tergantung pada

    spektrum elektromagnetik yang

    diabsorb (serap) oleh benda. Tiap

    media akan menyerap cahaya

    pada panjang gelombang tertentu

    tergantung pada senyawaan atau

    warna terbentuk.

    Kelebihan spektrofotometer

    dibandingkan dengan fotometer

    adalah panjang gelombang dari

    sinar putih lebih dapat terseleksi

    dengan alat pengurai seperti

    prisma, grating ataupun celah

    optis. Pada fotometer filter, sinar

    dengan panjang gelombang yang

    diinginkan diperoleh dengan

    berbagai filter dari berbagai

    warna yang mempunyai

    spesifikasi melewatkan trayek

    panjang gelombang tertentu.

    Pada fotometer filter, tidak

    mungkin diperoleh panjang

    gelombang yang monokromatis,

    merupakan suatu trayek panjang

    gelombang 30-40 nm. Sedangkan

    pada spektrofotometer, panjang

    gelombang yang bebar-benar

    terseleksi dapat diperoleh dengan

    bantuan alat pengurai cahaya

    seperti prisma. Suatu

    spektrofotometer tersusun

    tersusun dari spektrumtampak

    yang kontinyu, monokromator,

    sel pengabsorpsi untuk larutan

    sampel atau blangko dan suatu

    alat untuk mengukur perbedaan

    absorpsi antara sampel dan

    blanko ataupun pembanding.

    (Khopkar SM 1990).

    Untuk melakukan

    pemeriksaan larutan sampel,

    sampel perlu dipindahkan yaitu

    dengan bantuan mikropipet.

    Secara umum, pipet digunakan

    untuk mengambil atau

    memindahkan suatu larutan

    sesuai ukuran yang dikehendaki.

    Dan dalam bidang biotek, para

    peneliti lebih sering

    menggunakan Mikropipet.

    Istilah Mikropipet digunakan

    karena pipet tersebut digunakan

    untuk memipet cairan berukuran

    kurang lebih atau sama dengan

    1000 l (1 ml). Sedangkan pipet

    untuk ukuran lebih dari 1 ml

    dikenal dengan istilah

    Makropipet. Ada 3 jenis dasar

    mikropipet sesuai ukurannya,

    yaitu P1000, P200, dan P20.

    b. Sejarah

    1) Spektrofotometer

    Spektrofotometer pertama

    diciptakan pada tahun 1920

    oleh Gordon Dobson untuk

    mengukur jumlah ozon. Kini

    terdapat kurang lebih 80 jenis

    alat ini untuk digunakan di

    seluruh dunia dalam mengukur

    jumlah ozon. Spektrofotometer

    Dobson mengukur ozon dengan

    membandingkan jumlah

    penyinaran pada jarak dua UV.

    Satu jarak gelombang terlacak

    kuat dengan ozon manakala

  • Prodi Analis Kesehatan (D-III) | STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi

    19

    yang satu lagi tidak. Perbedaan

    antara jumlah dua sinar secara

    langsung berhubungan dengan

    jumlah ozon.

    c. Bentuk

    1) Spektrofotometer UV-Vis

    Bagian-bagian Spektrofotometer

    UV-Vis

    1. Sumber cahaya, Sumber

    cahaya pada spektrofotometer

    harus memiliki panacaran

    radiasi yang stabil dan

    intensitasnya tinggi. Sumber

    cahaya pada spektrofotometer

    UV-Vis ada dua macam :

    a) Lampu Tungsten (Wolfram)

    Lampu ini digunakan

    untuk mengukur sampel

    pada daerah tampak. Bentuk

    lampu ini mirip dengan bola

    lampu pijar biasa. Memiliki

    panjang gelombang antara

    375-2500 nm. Spektrum

    radiasianya berupa garis

    lengkung. Umumnya

    memiliki waktu 1000jam

    pemakaian.

    b) Lampu Deuterium

    (Hidrogen)

    Lampu ini dipakai pada

    panjang gelombang 180-375

    nm. Spektrum energy

    radiasinya lurus, dan

    digunakan untuk mengukur

    sampel yang terletak pada

    daerah uv. Memiliki waktu

    500 jam pemakaian.

    2. Monokromator

    Monokromator adalah alat

    yang akan memecah cahaya

    polikromatis menjadi cahaya

    tunggal (monokromatis)

    dengan komponen panjang

    gelombang tertentu. Bagian -

    bagian monokromator, yaitu :

    a) Prisma : Prisma akan

    mendispersikan radiasi

    elektromagnetik sebesar

    mungkin supaya di dapatkan

    resolusi yang baik dari

    radiasi polikromatis.

    b) Grating (kisi difraksi) : Kisi

    difraksi memberi

    keuntungan lebih bagi

    proses spektroskopi.

    Dispersi sinar akan

    disebarkan merata, dengan

    pendispersi yang sama, hasil

    dispersi akan lebih baik.

    Selain itu kisi difraksi dapat

    digunakan dalam seluruh

    jangkauan spektrum.

    c) Celah optis : Celah ini

    digunakan untuk

    mengarahkan sinar

    monokromatis yang

    diharapkan dari sumber

    radiasi. Apabila celah

    berada pada posisi yang

    tepat, maka radiasi akan

    dirotasikan melalui prisma,

    sehingga diperoleh panjang

    gelombang yang

    diharapkan.

    d) Filter : Berfungsi untuk

    menyerap warna

    komplementer sehingga

    cahaya yang diteruskan

    merupakan cahaya berwarna

    yang sesuai dengan panjang

    gelombang yang dipilih.

    e) Kompartemen sampel

    Kompartemen ini

    digunakan sebagai tempat

  • Prodi Analis Kesehatan (D-III) | STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi

    20

    diletakkannya kuvet. kuvet

    merupakan wadah yang

    digunakan untuk menaruh

    sampel yang akan dianalisis.

    Pada spektrofotometer

    double beam, terdapat dua

    tempat kuvet. Satu kuvet

    digunakan sebagai tempat

    untuk menaruh sampel,

    sementara kuvet lain

    digunakan untuk menaruh

    blanko. Sementara pada

    spektrofotometer single

    beam, hanya terdapat satu

    kuvet.

    3. Detektor

    Detektor akan

    menangkap sinar yang

    diteruskan oleh larutan. Sinar

    kemudian diubah menjadi

    sinyal listrik oleh amplifier

    dan dalam rekorder

    ditampilkan dalam bentuk

    angka-angka pada reader

    (komputer).

    Sifat detektor :

    a) Peka

    b) Perbandingan sinyal dan

    noise tinggi

    c) Respon pada panjang

    gelombang.

    4. Kuvet

    Merupakan tempat

    menaruhnya sampel.

    a) Bahan kuarsa untuk daerah

    UV-Vis

    b) Bahan plstik untuk daerah

    visibel

    c) Dapat meneruskan cahaya

    d) Ketebalan sama 1cm

    5. Visual display

    Merupakan system baca

    yang memperagakan besarnya

    isyarat listrik, menyatakan

    dalam bentuk % Transmitan

    maupun Absorbansi.

    2) Bentuk Photometer

    Photometer 4010

    Photometer terdiri dari beberapa

    bagian, yaitu :

    a) Selang aspirator : berfungsi

    sebagai penghisap larutan

    yang akan diukur

    b) Pompa peristatik : berfungsi

    untuk menyedot sampel yang

    berasal dari kuvet ke saluran

    pembuangan

    3) Bentuk mikropipet

    Jenis-jenis Mikropipet

    a) Adjustable volume pipette :

    mikropipet yg dapat diatur

    volume pengambilannya,

    antara 1l sampai 20 l

    b) Fixed volume pipette :

    mikropipet yg tidak bisa

    diatur volumenya, hanya

    tersedia satu pilihan

    volume. misalnya

    mikropipet 5 l

    d. Fungsi

    a) Spektrofotometer : untuk

    mengukur transmitan atau

    absorban suatu sampel

    sebagai fungsi panjang

    gelombang.

    b) Photometer : Photometer

    merupakan peralatan dasar di

    laboratorium klinik untuk

    mengukur intensitas atau

    kekuatan cahaya suatu

    larutan.

  • Prodi Analis Kesehatan (D-III) | STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi

    21

    c) Mikropipet : digunakan untuk

    mengambil atau

    memindahkan suatu larutan

    sesuai ukuran yang

    dikehendaki.

    2. KEGUNAAN DALAM BIDANG

    KESEHATAN

    Pada dasarnya fungsi ketiga

    instrumen di bodang kesehatan sama

    dengan fungsi secra umum, seperti

    yang telah di jelaskan pada

    pembahasan sebelumnya. Yaitu:

    a. Spektrofotometer : untuk

    mengukur transmitan atau

    absorban suatu sampel sebagai

    fungsi panjang gelombang.

    b. Fotometer : Penggunaan

    fotometer lebih sering digunakan

    untuk kebutuhan laboratorium

    klinis (analisa darah).

    c. Mikropipet : Untuk memipet

    spesimen sevolume tertentu

    secara teliti.

    3. PROSEDUR

    A. Spektrofotometer :

    1) Prosedur Kerja

    Cahaya yang berasal dari lampu

    deuterium maupun wolfram yang

    bersifat polikromatis di teruskan

    melalui lensa menuju ke

    monokromator pada

    spektrofotometer dan filter cahaya

    pada fotometer. Monokromator

    kemudian akan mengubah cahaya

    polikromatis menjadi cahaya

    monokromatis (tunggal). Berkas-

    berkas cahaya dengan panjang

    tertentu kemudian akan

    dilewatkan pada sampel yang

    mengandung suatu zat dalam

    konsentrasi tertentu. Oleh karena

    itu, terdapat cahaya yang diserap

    (diabsorbsi) dan ada pula yang

    dilewatkan. Cahaya yang

    dilewatkan ini kemudian di terima

    oleh detector. Detector kemudian

    akan menghitung cahaya yang

    diterima dan mengetahui cahaya

    yang diserap oleh sampel. Cahaya

    yang diserap sebanding dengan

    konsentrasi zat yang terkandung

    dalam sampel sehingga akan

    diketahui konsentrasi zat dalam

    sampel secara kuantitatif.

    2) Cara Perawatan dan Penyimpanan

    Alat

    a) Sebelum digunakan, biarkan

    mesin warming-up selama 15-

    20 menit.

    b) Spektrofotometer sebisa

    mungkin tidak terpapar sinar

    matahari langsung, karena

    cahaya dari matahari akan

    dapat mengganggu pengukuran.

    c) Simpan spektrofotometer di

    dalam ruangan yang suhunya

    stabil dan diatas meja yang

    permanen.

    d) Pastikan kompartemen sampel

    bersih dari bekas sampel.

    e) Saat memasukkan kuvet,

    pastikan kuvet kering.

    f) Lakukan kalibrasi panjang

    gelombang dan absorban secara

    teratur.

    Hal-hal yang harus diperhatikan :

    a. Larutan yang dianalisis

    merupakan larutan berwarna.

    Apabila larutan yang

    akan dianalisis merupakan

    larutan yang tidak berwarna,

    maka larutan tersebut harus

    diubah terlebih dahulu menjadi

  • Prodi Analis Kesehatan (D-III) | STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi

    22

    larutan yang berwarna. Kecuali

    apabila diukur dengan

    menggunakan lampu UV.

    b. Panjang gelombang

    maksimum.

    Panjang gelombang

    yang digunakan adalah panjang

    gelombang yang mempunyai

    absorbansi maksimal. Hal ini

    dikarenakan pada panjang

    gelombang maksimal,

    kepekaannya juga maksimal

    karena pada panjang

    gelombang tersebut, perubahan

    absorbansi untuk tiap satuan

    konsentrasi adalah yang paling

    besar. Selain itu disekitar

    panjang gelombang maksimal,

    akan terbentuk kurva

    absorbansi yang datar sehingga

    hukum Lambert-Beer dapat

    terpenuhi. Dan apabila

    dilakukan pengukuran ulang,

    tingkat kesalahannya akan kecil

    sekali.

    c. Kalibrasi Panjang gelombang

    dan Absorban.

    Spektrofotometer

    digunakan untuk mengukur

    intensitas cahaya yang

    dipancarkan dan cahaya yang

    diabsorbsi. Hal ini bergantung

    pada spektrum elektromagnetik

    yang diabsorb oleh benda. Tiap

    media akan menyerap cahaya

    pada panjang gelombang

    tertentu tergantung pada

    senyawa yang terbentuk. Oleh

    karena itu perlu dilakukan

    kalibrasi panjang gelombang

    dan absorban pada

    spektrofotometer agar

    pengukuran yang di dapatkan

    lebih teliti.

    Kalibrasi panjang

    gelombang :

    1) menggunakan filter gelas

    holium oksida yang

    mempunyai panjang gelombang

    acuan (nm) :

    2) pasang filter gelas holium

    oksida pada kompartemen

    sampel dan kompartemen

    pembanding dibiarkan kosong

    (udara)

    3) Scan spektrum serapan holium

    oksida, bandingkan panjang

    gelombang spektrum yang

    diperoleh dengan data panjang

    gelombang acuan.

    Kalibrasi Absorbans :

    1) Buat larutan kalium dikromat

    50 + 0,5 mg dalam 1 liter 0,005

    mol/L asam sulfat (larutan A)

    2) Buat larutan kalium dikromat

    100 + 1 mg dalam 1 liter 0,005

    mol/L asam sulfat (larutan B)

    3) buat larutan 0,005 mol/L asam

    sulfat sebagai pembanding,

    lakukan pengukuran dengan

    spektrofotometer dan

    bandingkan hasilnya dengan

    data acuan ( 2%).

    B. Photometer :

    1) Prinsip Kerja

    Prinsip dasar fotometri

    adalah pengukuran penyerapan

    sinar akibat interaksi sinar

    yang mempunyai panjang

    gelombang tertentu dengan

    larutan atau zat warna yang

    dilewatinya. Kebanyakan

    photometers mendeteksi cahaya

    dengan photoresistors, dioda

    atau photomultipliers. Untuk

    menganalisis cahaya, fotometer

    bisa mengukur cahaya setelah

  • Prodi Analis Kesehatan (D-III) | STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi

    23

    melalui filter atau melalui

    monokromator penentuan

    ditentukan panjang gelombang

    atau untuk analisis terhadap

    distribusi spektrum cahaya.

    2) Cara Pengoprasian Alat

    Dipastikan kuvet telah

    terpasang dan pompa peristaltik

    telah dilingkari selang. Kabel

    dihubungkan dengan arus

    listrik 220 V. Tombol On/Off

    ditekan untuk menghidupkan

    alat dan diamkan 10 menit

    untuk warming up. Sampel

    disedot dengan menekan

    tombol aspirator. Metode yang

    digunakan dipilih pada touch

    screen. Semua pengaturan yang

    kemudian diatur. Hasil analisis

    dicetak dan sampel yang telah

    diuji dibuang. Selang dari

    pompa peristaltik dilepas. Alat

    dibilas dengan aquabides

    sebanyak 10 kali dan

    desinfektan 10%. Sisa buangan

    dikeluarkan dengan

    mengalirkan udara. Selang

    dilepas dari pompa, alat

    dibersihkan dengan

    menggunakan tisue, tekan

    tombol On/Off untuk

    mematikan alat. Kabel dilepas

    dari sumber arus. Tutp alat agar

    tidak terkena debu.

    3) Cara Perawatan dan

    Penyimpanan Alat

    Setiap sesudah

    digunakan dibilas dengan

    aquabides serta dihindari dari

    pelarut yang bersifat korosif.

    Lampu halogen dimatikan

    setiap setelah digunakan.

    Pembersih yang digunakan

    dapat berupa campuran

    detergen, alkohol dan air atau

    menggunakan sodium

    hipoklorit.

    Perawatan alat

    dilakukan dengan cara alat

    disimpan pada meja permanen.

    Tujuannya adalah agar alat

    tidak terkena guncangan dan

    mengurangi efektivitas kerja

    alat. Alat disimpan di tempat

    yang bersih, tidak boleh terkena

    cahaya matahari langsung dan

    hindari kontak atau berdekatan

    dengan alat yang mengeluarkan

    gelombang magnetik seperti

    TV, radio dan handphone.

    C. Mikropipet :

    1) Cara Penggunaan :

    a) Sebelum digunakan Thumb

    knob sebaiknya ditekan

    berkali-kali untuk memastikan

    lancarnya mikropipet.

    b) Masukan tip bersih kedalam

    Nozzle/ujung mikropipet.

    c) Tekan Thumb knob sampai

    hambatan pertama/first stop,

    jangan ditekan lebih kedalam

    lagi.

    d) Masukkan tip kedalam cairan

    sedalam 3-4mm.

    e) Tahan pipet dalam posisi

    vertical kemudian lepaskan

    tekanan dari Thumb Knob

    maka cairan akan masuk

    kedalam tip.

    f) Pindahkan ujung tip ke dalam

    penampung yang diinginkan.

    g) Tekan Thum Knob sampai

    hambatan kedua/second stop

    atau tekan semaksimal

    mungkin maka semua cairan

    akan keluar dari tip.

    h) Jika ingin melepas tip tekan

    knob untuk melepas tip, maka

    tip akan terdorong dengan

    sendirinya, atau menggunakann

  • Prodi Analis Kesehatan (D-III) | STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi

    24

    alat tambahan yang berfungsi

    mendorong tip keluar.

    2) Cara pemipetan ada 2 :

    a. Forward (1,2)

    1. Tekan penyedot hingga batas

    pertama

    2. Masukkan tip kedalam cairan

    sampel

    3. Tahan pipet dalam posisi

    vertikal

    4. Lepaskan dari tubeknob maka

    cairan akan masuk ke tip

    5. Tunggu beberapa saat untuk

    memastikan seluruh sampel

    yang d sedot sudah mengisi

    tip, dan bersihkan cairan yang

    menempel pada dinding luar

    tip dengan tissue

    6. Pindahkan tip kedalam tempat

    penampung yang diinginkan

    dengan menyentuh tip

    kedinding wadah penempung

    sampel dan tekan penyedot

    pada pembatas pertama,

    kemudian tekan lagi sampai

    pembatas kedua untuk

    mengelarkan sisa cairan

    7. Jika ingin melepas tip putar

    tuknob searah jarum jam dan

    ditekan maka tip akan

    mendorong keluar dengan

    sendirinya atau menggunakan

    alat tambahan yang berfungsi

    mendorong keluar tip.

    b. Reverse (2,1)

    1. Tekan penyedot hingga batas

    kedua

    2. Masukkan tip ke dalam cairan

    sampel

    3. Tahan pipet dalam posisi

    vertikal

    4. Lepaskan dari tubknob maka

    cairan akan masuk ke tip

    5. Tunggu beberapa saat untuk

    memastikan seluruh sampel

    yang disedot sudah mengisi

    tip dan bersihkan cairan yang

    menempel pada dinding luar

    tip dengan tissue secara

    perlahan

    6. Pindahkan tip kedalam

    penampung (tabung reaksi)

    dengan menyentuh tip pada

    wadah penampung (tabung

    reaksi)

    7. Tekan penyedot sampai batas

    pertama

    8. Ketika ada sisa dalam tip

    maka bilas tip dengan

    memasukkan tip kedalam

    tabung reaksi kemudian tekan

    bolak-balik sampai larutan

    didalam tip benar-benar

    bersih

    9. Lepas tip dengan menekan

    tombol sebelah kiri

    10. Masukkan tip kedalam

    aquadet yang ada dalam gelas

    kimia.

    3) Perawatan

    a) Mengecek secara rutin

    kondisi mikro pipet, periksa

    adakah komponen yang rusak

    b) Bersihkan mikro pipet setiap

    sesudah dan sebelum

    penggunaan dengan alkohol,

    atau cairan khusus pembersih

    mikropipet.

    c) Mensterilkan komponen-

    komponen mikropipet yang

    dapat disterilkan (dengan

    autoklav atau penyinaran UV)

    d) Jika terdapat tekanan atau

    kerusakan dan kejanggalan,

    segera periksa kondisi

    mikropipet kemanufakturer

    atau agen penjualnya.

    4) Penyimpanan/Pemeliharaan :

    Disimpan dalam lemari Rak

    (shelves)

    4. HASIL DAN PEMBAHASAN

    a. Pembahasan

  • Prodi Analis Kesehatan (D-III) | STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi

    25

    1) Spektrofotometer :

    Mencari panjang gelombang

    maximum suatu larutan.

    Kuvet 1 : pelarut (blangko)

    Kuvet 2 : larutan yang akan di ukur

    panjang gelombangnya

    Kuvet 3 : larutan yang akan di ukur

    panjang gelombangnya

    Hasil :

    No

    .

    Absor

    bance

    I

    Absor

    bance

    II

    1. 300 2.050 2.050

    2. 320 1.962 1.962

    3. 340 1.882 1.880

    4. 360 1.488 1.488

    5. 380 1.573 1.573

    6. 400 1.786 1.786

    7. 420 1.894 1.894

    8. 440 1.868 1.851

    9. 460 1.962 1.962

    2) Photometer 4010 :

    Pemeriksaan Albumin (metode

    BCG)

    a. Prinsip :

    Albumin di tambah BCB (pH

    4,2) menghassilkan albuim BCG

    komplek, intensitas warna biru

    hijau sebanding dengan

    konsentrasi albumin dan dapat

    ditentukan secara fotometri.

    b. Cara kerja :

    1. Pipetkan kedalam tabung

    reaksi

    Sam

    pel

    Stan

    dar

    Blan

    gko

    Sam

    pel

    100

    0 l

    - -

    Stan

    dar

    - 1000

    l

    -

    Blan

    gko

    100

    0 l

    1000

    l

    1000

    l

    2. Campur , inkubasi 5 menit

    dengan suhu 37 C

    3. Dibaca pada panjang

    gelombang () 546, yaitu :

    a) Larutan blangko terlebih

    dahulu, tekan zero

    b) Kemudian larutan sampel,

    tekan result. Catat hasil

    yang terbaca.

    c. Perhitungan Abs sampel

    Xkonsentrasistandar

    *Absorban standar 0,642

    *konsentrasi standar 5

    i. Kelompok I : Absorban 0,540

    = 0,540

    0,642X 5 = 4,205 gr/dL

    ii. Kelompok II : Absorban

    0,598

    = 0,598

    0,642X 5 = 4,657 gr/dL

    c. Kelompok III : Absorban 0,478

    = 0,478

    0,642 X 5 = 3,723 gr/dL

    d. Kelompok IV : Absorban 0,96

    0

    2,000

    4,000

    6,000

    1 2 3 4 5 6 7 8 9

    Series2

    Series1

  • Prodi Analis Kesehatan (D-III) | STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi

    26

    = 0,96

    0,642 X 5 = 7,726 gr/dL

    3) Mikropipet

    Kalibrasi mikropipet 500 l yaitu

    dengan cara :

    Diambil aquadest dengan

    mikropipet, aquadest disimpan di kaca

    arloji kemudian ditimbang

    menggunakan neraca analitik dan dicatat

    hasilnya (dilakukan sebnyak 5 x).

    Dengan persamaan 500 = 0.5 gr,

    1000 = 1gr.

    Hasil :

    No. Mikropipet Berat

    Aquadest

    1. 500l 0.5080

    2. 500l 0.5027

    3. 500l 0.5008

    4. 500l 0.4928

    5. 500l 0.5047

    b. Kesimpulan

    Percobaan ini mempraktikan

    cara menggunakan

    spektrofotometer untuk mencari

    panjang gelombang maximum,

    hasil yang didapat yaitu pada

    panjang gelombang max 460

    absorbansi memiliki nial max

    yaitu 1.962.

    Photometer adalah alat

    pengukur intensitas cahaya yang

    diabsorpsikan. Dari hasil

    pemeriksaan albumin (metode

    BCG) kita dapat mengetahui nilai

    absorbannya.

    Mikropipet adalah alat yang

    digunakan untuk mengambil

    sampel secara teliti.

    Pengkalibrasian dapat dilakukan

    dengan melakukan penimbangan

    dari sampel yang di ambil oleh

    mikropipet. Di timbanga pada

    neraca analitik yang sudah

    terkalibrasi.

    5. DAFTAR PUSTAKA

    1) gettol_blogspot(2011).cara

    menggunakan

    mikropipet.[online].tersedia :

    http://gettol.blogspot.com/2011/0

    6/cara-menggunakan-

    mikropipet.html [desember 2012]

    2) Pangestu_ayu(2011).fotometer

    dan polarimeter.[online].tersedia

    : http://pangestu-

    ayupangestu.blogspot.com/2011/

    12/fotometer-dan-

    polarimeter.html [desember

    2012]

    3) Pangestu-

    _ayu(2011).spektrofotometer

    uv/vis.[online].tersedia :

    http://pangestu-

    ayupangestu.blogspot.com/2011/

    12/spektrofotometer-uv-vis-

    dan.html [desember 2012]

    4) kesesuaian(2011).peralatan

    laboratorium

    kimia.[online].tersedia :

    http://kesesuaian.blogspot.com/2

    011/06/peralatan-laboratorium-

    kimia.html [desember 2012]

  • Prodi Analis Kesehatan (D-III) | STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi

    27

    Part 7:

    INKUBATOR

    1. PENDAHULUAN

    i. Latar belakang

    Inkubator adalah alat untuk

    menginkubasi atau memeram

    mikroba pada suhu yang

    terkontrol. Alat ini dilengkapi

    dengan pengatur suhu dan

    pengatur waktu. Kisaran suhu

    untuk inkubator produksi Heraeus

    B5042 misalnya adalah 10-70oC.

    Inkubator adalah suatu unit/suatu

    kabinet yang suhunya dapat diatur

    untuk menyimpan organisme guna

    tujuan tertentu. Di dalam

    laboratorium mikrobiologi

    digunakan untuk menumbuhkan

    bakteri pada suhu tertentu,

    menumbuhkan ragi dan jamur,

    menyimpan biakan murni

    mikroorganisme I pada suhu

    rendah. Inkubator biasanya hanya

    dapat diatur di atas suhu kamar,

    sedangkan cooled inkubator dapat

    diatur baik pada suhu di bawah

    maupun diatas suhu kamar. Prinsip

    kerjanya yaitu mengubah energi

    listrik menjadi energi panas.

    Kawat nikelin akan menghambat

    aliran elektron yang mengalir

    sehingga mengakibatkan

    peningkatan suhu kawat.

    b. Bagian-bagian dan fungsi alat

    Bagian-bagian dari inkubator

    adalah:

    1) Pintu inkubator

    2) Tombol panel berfungsi untuk

    mengatur suhu yang diperlukan

    3) Rak inkubator berfungsi sebagai

    tempat meletakkan bahan yang

    akan di inkubator

    Fungsi inkubator :

    Alat untuk menginkubasi

    atau memeram mikroba pada suhu

    yang terkontrol, tempat

    menyimpan hasil penanaman

    mikroba.

    2. KEGUNAAN INKUBATOR

    DALAM BIDANG KESEHATAN

    Inkubator biasa nya digunakan

    dalam laboratorium mikrobiologi.

    Dalam laboratorium mikrobiologi

    biasanya mempunyai minimal 2

    inkubator, satu untuk bakteri dan

    satu lagi untuk jamur dan kapang.

    3. PROSEDUR

    i. Prosedur penggunaan :

    1) Nyalakan incubator dengan

    menekan tombol ON

    2) Set temperature sesuai dengan

    keinginan

    3) Masukan thermometer

    kedalam untuk mengetahui

    kestabillan suhu

    4) Diamkan selama 1 hari

    5) Jika suhu sudah stabil artinya

    incubator siap di pakai.

    ii. Prosedur perawatan :

    1) Matikan tombol komponen

    dan cabut steker dari terminal

    AC sebelum dibersihkan.

    2) Bersihkan secara rutin,

    dengan menggunakan lap

    kering tiap bagian seperti

    dinding dalam, kaca dalam

  • Prodi Analis Kesehatan (D-III) | STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi

    28

    dan bagian lainnya. Lakukan

    tiap seminggu sekali atau jika

    incubator dalam keadaan

    kotor.

    c. Kalibrasi

    Dalam kalibrasi incubator

    karena medianya udara maka

    cukup dengan pengkalibrasian

    menggunakan 1 (satu)

    thermometer samahalnya

    dengan kalibrasi oven.

    4. DAFTAR PUSTAKA

    1) [online]. Tersedia :

    http://amydahlia.wordpress.com/

    2011/10/18/nama-fungsi-dan-

    cara-kerja-alat-alat-laboratorium-

    mikrobiologi/Ami Dahlia diakses

    tanggal 26 desember 2012

    2) [online]. Tersedia: http://danang-

    kurang-

    kerjaan.blogspot.com/2011/05/mi

    krobiologi.htmldiakses tanggal

    26 Desember 2012

    Part 8:

    LAMINAR AIR FLOW

    1. PENDAHULUAN

    a. Latar Belakang

    Penyinaran (radiasi,

    Laminar Air Flow). Beberapa

    macam radiasi mengakibatkan

    letal terhadap sel-sel jasad renik

    dan mikroorganisme lain. Jenis

    radiasi termasuk bagian dari

    spkterum elektromagnetik,

    misalnya : sinar ultraviolet, sinar

    gamma, sinar x dan juga sinar

    katoda elektro kecepatan tinggi.

    Didalam laboratorium

    mikrobiologi digunakan alat yang

    bekerja secara radiasi salah

    satunya yaitu Laminar Air Flow.

    b. Bentuk

    Laminar Air Flow

    Fungsi laminar air flow

    Laminar Air Flow

    (LAF) digunakan sebagai

    ruangan untuk pengerjaan secara

    eseptis. Prinsip penaseptisan

    suatu ruangan berdasarkan

    aliran udara keluar dengan

    kontaminasi udara dapat

    diminimalkan.

    2. KEGUNAAN LAMINAR AIR

    FLOW DALAM BIDANG

    KESEHATAN

  • Prodi Analis Kesehatan (D-III) | STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi

    29

    Alat ini digunakan dalam teknik

    sterilisasi radiasi. Biasanya terdapat

    pada laboratorium mikrobiologi,

    alat ini terletak khusus dalam satu

    ruang yang disebut ruang steril.

    Penggunaan alat tersebut adalah

    untuk mensterilkan udara di tempat

    kerja sehingga kegiatan

    yang berkaitan dengan pemindahan

    dan pengairan mikroba dapat

    dilakukan disekitar laminar air flow.

    3. PROSEDUR

    a) Prosedur penggunaan

    1) Hidupkan lampu UV selama 2

    jam, selanjutnya matikan segera

    sebelum mulai bekerja.

    2) Pastikan kaca penutup terkunci

    dan pada posisi terendah.

    3) Nyalakan lampu neon dan

    blower. Biarkan selama 5

    menit.

    4) Cuci tangan dan lengan dengan

    sabun gemisidal / alkohol 70 %.

    5) Usap permukaan interior

    LAF/BSC dengan alkohol 70 %

    atau desinfektan yang cocok

    dan biarkan menguap.

    6) Masukkan alat dan bahan yang

    akan dikerjakan, jangan terlalu

    penuh (overload) karena

    memperbesar resiko

    kontaminan.

    7) Atur alat dan bahan yang telah

    dimasukan ke LAF/BSC

    sedemikian rupa sehingga

    efektif dalam bekerja dan

    tercipta areal yang benar-benar

    steril.

    8) Jangan menggunakan pembakar

    Bunsen dengan bahan bakar

    alkohol tapi gunakan yang

    berbahan bakar gas.

    9) Kerja secara aseptis dan jangan

    sampai pola aliran udara

    terganggu olehaktivitas kerja.

    10) Setelah selesai bekerja, biarkan

    2-3 menit supaya kontaminan

    tidak keluar dari BSC

    11) Usap permukaan interior

    LAF/BSC dengan alkohol 70 %

    dan biarkan menguap lalu

    tangan dibasuh dengan

    desinfektan.

    12) Matikan lampu neon dan

    blower.

    b) Prosedur Perawatan

    Apabila Laminar Air Flow

    selesai dipergunakan, untuk

    langkah perawatannya yaitu

    antara lain :

    1) Membersihkan semua sisa

    potongan eksplan dengan

    tissue.

    2) Bakarlah (pisau scalpel,

    pinset) dengan

    menyemprotkan terlebih

    dahulu dengan alkohol 95%

    dan tempatkan kembali dalam

    keadaan siap pakai.

    3) Matikan blower dengan

    memijit tombol off.

    4) Semprotkan ruang kerja

    dengan alkohol.

    5) Tutup kembali pintu Laminar

    Air Flow.

    6) Matikan lampu TL.

    7) Nyalakan kembali lampu UV,

    4. DAFTAR PUSTAKA

    1) Natuna_myblog (2012) .

    Laminar Air Flow (LAF).

    [online].

    Tersedia:http://mysainsnatuna.bl

    ogspot.com/2012/01/laminar-air-

    flor-laf.html. [Desember 2012]

    2) LFE Manufaktur (30 Maret

    2007). Lampiran: Contoh

    Laporan Kalibrasi. [online].

    Tersedia:

    http://www.nist.gov/calibrations/

    upload/sp250-80-2.pdf [Januari

    2013]

  • Prodi Analis Kesehatan (D-III) | STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi

    30

    Part 9:

    NERACA

    1. PENDAHULUAN

    i. Latar Belakang

    Dalam kehidupan sehari-

    hari, massa sering diartikan

    sebagai berat, tetapi dalam

    tinjauan fisika kedua besaran

    tersebut berbeda. Massa tidak

    dipengaruhi gravitasi, sedangkan

    berat dipengaruhi oleh gravitasi.

    Fungsi dari neraca elektrik

    maupun bukan elektrik secara

    umum adalah sebagai alat

    pengukur massa. Kegunaan

    neraca ini tergantung dari skala

    dari neraca tersebut misal

    neraca/timbangan elektrik yang

    ada di pasar swalayan dengan

    yang di laboratorium tentu

    sensitivitas dan skala neracanya

    jauh berbeda.

    ii. Bentuk

    1) Neraca Analitis Dua Lengan

    Neraca ini berguna

    untuk mengukur massa benda,

    misalnya emas, batu, kristal

    benda, dan lain-lain. Batas

    ketelitian neraca analitis dua

    lengan yaitu 0,1 .

    2) Neraca Ohaus/Neraca Teknik

    Kapasitas: 311 g, pan

    tunggal bahan stainless steel,

    ketelitian 10 mg. Bahan : Die-

    casting. Tipe: tiga lengan. cast

    aluminium body and beam,

    stainless steal pan and bow.

    3) Neraca Analitik

    c. Fungsi

    Untuk menimbang massa

    suatu zat. Neraca dengan tingkat

    ketelitian tinggi, mampu

    menimbang zat atau benda

    sampai batas 0,0001 g.

    2. KEGUNAAN NERACA

    DALAM BIDANG

    KESEHATAN

    Untuk menimbang specimen

    yang akan di teliti , dan biasanya

    menggunakan neraca analitik karena

    memiliki ketelitian yang tinggi.

    3. PROSEDUR

    a. Perawatan

    Kebersihan timbangan harus

    dicek setiap kali selesai

    digunakan, bagian dalam

    timbangan harus dibersihkan

    dengan menggunakan sikat, kain

    halus atau kertas (tissue) dan

    membersihkan timbangan secara

    keseluruhan timbangan harus

    dimatikan, kemudian piringan

    (pan) timbangan dapat diangkat

    dan seluruh timbangan dapat

    dibersihkan dengan

    menggunakan pembersih seperti

    deterjen yang lunak, campurkan

    air dan etanol/alkohol. Sesudah

    dibersihkan timbangan

    dihidupkan dan setelah

  • Prodi Analis Kesehatan (D-III) | STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi

    31

    dipanaskan, cek kembali dengan

    menggunakan anak timbangan.

    b. Penggunaan

    Langkah kerja penimbangan

    dengan neraca analitik meliputi:

    1) Pastikan bahwa neraca sudah

    menyala dan posisi water pass

    berada di tengah tengah.

    2) Pastikan neraca menunjukkan

    angka nol( jika tidak perlu

    di koreksi).

    3) Letakakan alas untuk benda

    (contoh kaca arloji atau kertas

    perkamen), kemudian nolkan

    kembali neraca

    4) Timbang zat yang massanya

    akan diukur pada piringan

    tempat benda.

    5) Baca skala yang tertera pada

    display digital sesuai skala

    satuan timbangan tersebut.

    Sedangkan untuk

    pengukuran yang

    sensitivitasnya tinggi perlu

    menunggu 30 menit, karena

    hanya dapat bekerja pada

    batas temperatur yang

    ditetapkan.

    6) Ambil zat yang telah di

    timbang.

    7) Nolkan kembali neraca

    8) Matikan neraca, dan

    bersihkan jika ada sisa

    tumpahan zat.

    c. Kalibrasi

    PengontrolanTimbangan/Ner

    aca:

    Timbangan/Neraca dikontrol

    dengan menggunakan anak

    timbangan yang sudah terpasang

    atau dengan dua anak timbangan

    eksternal, misal 10 gr dan 100 gr.

    Timbangan/Neraca elektronik,

    harus menunggu 30 menit untuk

    mengatur temperatur. Jika

    menggunakan timbangan yang

    sangat sensitif, hanya dapat

    bekerja pada batas temperatur

    yang ditetapkan. Timbangan

    harus terhindar dari gerakan

    (angin) sebelum menimbang

    angka nol harus dicek dan jika

    perlu lakukan koreksi.

    Penyimpangan berat dicatat pada

    lembar/kartu kontrol, dimana

    pada lembar tersebut tercantum

    pula berapa kali timbangan harus

    dicek. Jika timbangan tidak dapat

    digunakan sama sekali maka

    timbangan harus diperbaiki oleh

    suatu agen (supplier).

    4. HASIL DAN PEMBAHASAN

    a. Pembahasan

    Pengkalibrasian neraca dilakukan

    dengan menimbang anak

    timbangan 10 gr yang sudah

    terkalibrasi, pada ke lima bagian

    dari neraca. Dihitung standar

    deviasinya :

    = (1 )

    2

    1

    Dengan hasil :

    Neraca Penimbangan 1 (1 )2

    Tengah 10 gr 0.01 0.0001

    Atas 10.02 gr 0.02 0.0004

    Bawah 10.01 gr 0 0

    Kanan 10 gr 0.01 0.0001

    Kiri 10.02 gr 0.02 0.0004

    10.01 - 0.001

    SD 0.01581

    b. Kesimpulan

    Dari hasil praktikum untuk

    pengkalibrasian neraca. Neraca

    masih dapat digunakan .

  • Prodi Analis Kesehatan (D-III) | STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi

    32

    Dan harus di perhatikan dalam

    kebersihan dan dilakukan

    pengecekan secra berkala.

    5. DAFTAR PUSTAKA

    1) Halims blog (2009).Neraca

    Analitik. [online]. Tersedia:

    http://bipasil.blogspot.com/20

    09/10/neraca-analitik.html

    [Januari 2013]

    Part 10:

    LEMARI ASAM / FUME HOOD

    1. PENDAHULUAN

    a. Latar Belakang

    Laboratorium adalah suatu

    tempat dimana mahasiswa,

    dosen, dan peneliti melakukan

    percobaan. Bekerja di

    laboratorium kimia tak akan

    lepas dari kemungkinan bahaya

    dari berbagai jenis bahan kimia

    dan peralatan yang ada di

    dalamnya. Karena itu diperlukan

    pemahaman dan kesadaran

    terhadap bahaya di laboratorium.

    Telah banyak terjadi kecelakaan

    ataupun menderita luka serta

    kerusakan fasilitas kerja yang

    sangat mahal. Semua kejadian

    ataupun kecelakaan di

    laboratorium sebenarnya dapat

    dihindari jika mereka selalu

    mengikuti prosedur kerja yang

    aman di laboratorium.

    Percobaan yang dilakukan

    menggunakan berbagai bahan

    kimia, peralatan gelas dan

    instrumentasi khusus yang dapat

    menyebabkan terjadinya

    kecelakaan bila dilakukan

    dengan cara yang tidak tepat.

    Kecelakaan itu dapat juga terjadi

    karena kelalaian atau

    kecerobohan kerja, ini dapat

    membuat orang tersebut cedera,

    dan bahkan bagi orang

    disekitarnya. Keselamatan kerja

    di laboratorium merupakan

    dambaan bagi setiap individu

    yang sadar akan kepentingan

    kesehatan, keamanan dan

    kenyamanan kerja.

    Untuk menghindari percikan

    zat zat berbahaya saat

    melakukukan reaksi-reaksi yang

  • Prodi Analis Kesehatan (D-III) | STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi

    33

    menghasilkan gas atau bahan

    kimia lain yang berbahaya maka

    di perlukan penggunaan lemari

    asam.

    b. Bentuk

    c. Fungsi

    Tempat yang digunakan

    untuk mereaksikan berbagai jenis

    reaksi kimia, terutama dalam

    mereaksikan zat-zat yang

    berbahaya, beracun, maupun

    dalam mereaksikan zat-zat yang

    menghasilkan zat lain yang

    mengeluarkan gas berbahaya,

    hingga percikan api.

    2. KEGUNAAN LEMARI ASAM

    DALAM BIDNAG KESEHATAN

    Alat laboratorium yang

    berguna untuk mengontrol paparan

    dari uap bahan kimia yang bersifat

    mudah terbakar atau toksik, gas gas

    yang kemungkinan ada dan tercipta

    serta aerosol. Alat ini merupakan

    metoda utama untuk mengontrol hal

    hal tersebut.

    3. PROSEDUR

    a. Perawatan

    Untuk menjaga keamanan

    pada saat menggunakan lemari

    asam kita harus menjaga

    kebersihan lemari asam itu sendiri,

    baik dari debu, tumpahan zat dan

    sebagainya. Untuk tumpahan zat,

    dapat kita lakukan pembersihan

    dengan cara sebagai berikut:

    1) Periksa kebersihan lemari asam

    2) Apabila ada tumpahan zat,

    amati jenis pereaksi (asam /

    basa)

    3) Periksalah menggunakan kertas

    lakmus

    4) Gunakan penetral:

    a) Jika tumpahan asam, maka

    larutan penetralnya adalah

    natrium karbonat

    b) Jika tumpahan basa, maka

    larutan penetralnya adalah

    ammonium klorida

    5) Lalu encerkan dengan air, dan

    lap.

    Dan lakukan pengecekan secara

    berkala.

    4. DAFTAR PUSTAKA

    1) Salma rubiani (12 juni 2012).

    dasar teori membersihkan lemari

    asam. [online]. Tersedia:

    http://salmarbani.blogspot.com/

    2012/06/dasar-teori-

    membersihkan-lemari-

    asam.html[januari 2013]

  • Prodi Analis Kesehatan (D-III) | STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi

    34

    Part 11:

    TERMOMETER

    1. PENDAHULUAN

    a. Latar belakang

    Suhu termasuk suatu

    besaran pokok. Suhu dapat

    didefinisikan sebagal besaran

    yang menyatakan ukuran derajat

    panas atau dingin suatu benda.

    Untuk menentukan suhu suatu

    benda tidak dapat kita gunakan

    perasaan dengan panca indera

    (peraba tangan) maka diperlukan

    suatu alat yang dapat digunakan

    untuk mengukur suhu dan

    menyatakannya dengan nilai, alat

    untuk mengukur suhu disebut

    termometer.

    Termometer dibuat

    berdasarkan prinsip perubahan

    volume. Termometer yang

    tabungnya diisi dengan raksa kita

    sebut terrnometer raksa,

    sedangkan termometer yang diisi

    dengan alkohol disebut

    termometer alkohol.

    b. Sejarah

    Istilah thermometer berasal

    dari bahasa Latin thermo yang

    berarti panas dan meter yang

    berarti untuk mengukur. Prinsip

    kerja thermometer ada bermacam

    - macam, yang paling umum

    digunakan adalah termometer air

    raksa. Secara kualitatif, kita

    dapat mengetahui bahwa suhu

    adalah sensasi dingin atau

    hangatnya sebuah benda yang

    dirasakan ketika menyentuhnya.

    Secara kuantitatif, kita dapat

    mengetahuinya dengan

    menggunakan termometer. Suhu

    dapat diukur dengan

    menggunakan termometer yang

    berisi air raksa atau alkohol. Kata

    thermometer ini diambil dari dua

    kata yaitu thermo yang artinya

    panas dan meter yang artinya

    mengukur.

    c. Jenis-Jenis termometer

    Thermometer memiliki

    keragaman bentuk dan jenis,

    tergantung dari jenis skalanya,

    bahan yang akan diukur, dsb.

    Secara umum, thermometer dapat

    kita golongkan menurut :

    Menururt skalanya

    a. Thermometer berskala

    Fahrenheit; titikbeku : 32F

    dantitikdidih : 212F

    b. Thermometer berskala

    Kelvin; titikbeku : 273 K

    dantitikdidih : 373 K

    c. Thermometer berskala

    celcius; titikbeku : 0C

    dantitikdidih : 80C

    d. Thermometer berskala

    Reamur; titikbeku : 0R

    dantitikdidih : 80R

    Titik beku yaitu suhu

    dimana es mulai mencair dan

    titik didih adalah suhu dimana

    seluruh bagian air menguap.

    Keduanya pada keadaan standar,

    yaitu pada tekanan 1 atm.

    Menurut penggunaannya,

    dapat dibedakan menjadi :

    a. Thermometer ruangan,

    b. Thermometer badan,

    c. Thermometer rumput

    d. Thermometer apung,

    e. Thermometer Maksimum

    f. Thermometer minimum,dsb

    Menurut zat pendeteksi

    panas,dapat dibedakan menjadi :

    a) Thermometer cair (liquid in-

    glass thermometer),

  • Prodi Analis Kesehatan (D-III) | STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi

    35

    pendeteksi panasnya adalah

    zat cair yang berada di dalam

    tabung kaca . zat cair akan

    memuai atau menyusut secara

    teratur sesuai dengan suhu

    udara dan menunjukkan skala

    hasil pengukuran.

    b) Thermometer digital,

    pendeteksi panasnya adalah

    sensor yang bias mengirim

    sinyal elektrik mengenai suhu

    kemudian sinyal itu diubah

    menjadi tampilan digital pada

    layar dan menunjukkan suhu.

    Menurut zat cair yang digunakan

    (untuk liquid in-glass

    thermometer), dapat dibedakan

    menjadi:

    a) Thermometer alkhohol

    b) Thermometer raksa

    c) Thermometer campuran

    d. Fungsi

    Termometer maksimum

    berfungsi untuk mengukur suhu

    maksimum yang terjadi dalam 1 hari

    dan diama di setiap jam 12:00 UTC

    atau jam 19:00 WIB.Hasil baca suhu

    maksimum harus lebih tinggi atau

    serendah-rendahnya sama dengan

    suhu udara hasil pembacaan dari

    termometer bola kering yang

    tertinggi pada hari yang

    bersangkutan.

    Termometer minimum berfungsi

    mengukur suhu minimum yang

    terjadi dalam 1 hari dan diama

    tisetiap jam 00:00 UTC atau jam

    07:00 WIB. Hasil baca suhu

    minimum harus lebih rendah atau

    setinggi-tinggi sama dengan suhu

    udara hasil pembacaan dari

    termometer bola kering yang

    terendah pada hari yang

    bersangkutan.

    e. Bagian-Bagian

    2. KEGUNAAN DALAM BIDANG

    KESEHATAN

    Termometer adalah alat

    kedokteran yang dipergunakan

    untuk mengukur suhu tubuh .Ada

    dua jenis thermometer yaitu

    thermometer raksa dan digital.

    Perbedaannya terletak pada alat

    pengukurnya.

    Untuk termometer digital, jika

    suhu tubuh sudah di dapat maka alat

    tersebut akan mengeluarkan bunyi

    dengan sendirinya sedangkan

    thermometer raksa sendiri

    deteksinya memakan waktu yang

    lama, sehingga kurang efisien untuk

    dipergunakan. Ini salah satu alat

    yang wajib dimiliki dan tersimpan di

    kotak P3K Anda.

    3. PROSEDUR

    a. Prosedur penggunaan

    Karena thermometer yang

    paling sering digunakan adalah

    thermometer cair, maka kali ini

    akan kita bahas cara memakai

    thermometer cair. Pertama,

    tempelkan benda yang akan kita

    ukur dengan ujung thermometer

    yang berisi cairan thermometer.

    Jika kita akan mengukur suhu

    udara, sebagai contoh, cukup

    letakkan thermometer pada

    ruangan yang terlindung dari

    sinar matahari langsung.

  • Prodi Analis Kesehatan (D-III) | STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi

    36

    Kemudian perhatikan

    gerakan zat cair dalam

    thermometer. Tunggu beberapa

    saat sampai cairan berhenti

    bergerak. Bacalah besaran skala

    yang terlihat tepat tegakl urus

    dengan thermometer.

    Yang perlu diperhatikan

    adalah jangan sampai

    thermometer pecah karena benda

    yang diukur terlalu panas,

    sehingga berada diluar batas

    maksimal thermometer. Dalam

    mengukur suhu benda, pastikan

    tangan kita tidak menyentuh

    thermometer. Hal ini dapat

    mempengaruhi pembacaan akhir

    thermometer. Gunakan alat

    Bantu seperti penjepit kayu atau

    penjepit statis. Perlu diingat

    bahwa setelah mengukur benda

    panas, thermometer jangan

    langsung dipakai untuk

    mengukur benda bersuhu dingin.

    Hal ini untuk menecegah

    pecahnya thermometer akan

    perbedaan suhu yang cukup

    besar.

    b. Kalibrasi

    Termometer harus dikontrol

    dan dipelihara dengan baik agar

    menghasilkan data dan

    pembacaan yang benar, maka

    harus ada pemeliharaan alat yaitu

    dengan pengawasan dan

    melakukan pengkalibrasian alat

    serta membandingkan nya

    dengan