pmk 25-2014 = blue print ca oleh dr. khomsiyah, ak., ca

3
Home | Tentang Kami | Berita | Download Home > Berita > Info IAI Berita Kategori Info IAI Release Karir IAI Ekonomi PPL IAI Info SAK Internasional PMK 25/2014 = BLUE PRINT CA | Oleh Dr. Khomsiyah, Ak., CA. (Ketua DSAP IAI) 04-04-2014 11:11 (Diambil dari Rubrik Opini, Majalah Akuntan Indonesia Edisi Bulan Maret 2014) PMK 25/2014 = BLUE PRINT CA | Oleh Dr. Khomsiyah, Ak., CA. (Ketua DSAP IAI) PMK 25/PMK.01/2014 dapat diterjemahkan secara sederhana dalam blueprint tentang Chartered Accountant yang dikeluarkan IAI. Dari pengaturan yang sangat komprehensif di dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 25/PMK.01/2014 tentang Akuntan Beregister Negara, dapat ditarik satu poin yang sebenarnya menjadi kunci regulasi tersebut. Poin itu adalah seputar blueprint Chartered Accountant, sebuah sertifikasi khusus yang dikeluarkan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk menjamin masa depan profesi akuntan di Indonesia. Blueprint akuntan profesional itu dikeluarkan IAI dalam rangka menguatkan peran akuntan profesional Indonesia dalam berbagai sendi kehidupan berbangsa. Blueprint ini mengarah pada keluarnya sebuah sertifikasi khusus yang akan melabeli akuntan profesional Indonesia terkait perannya yang sangat terhormat di kancah ekonomi bangsa. Jika didasarkan dari best pratice di berbagai yurisdiksi, IAI sebenarnya bisa dan memiliki kemampuan mengeluarkan sertifikasi seperti itu. Namun lahirnya PMK telah memperkuat hal itu. Selaku Ketua Dewan Sertifikasi Akuntan Profesional (DSAP) IAI, saya paham betul jika PMK 25/2014 ini lahir sebagai landasan hukum yang kuat untuk mengakselerasi apa yang selama ini telah dilakukan di lingkungan profesi. PMK ini sebetulnya telah lama ditunggu IAI dan akuntan profesional anggotanya. PMK ini akan menjadi landasan legal bagi IAI untuk melakukan sertifikasi akuntan profesional, sesuatu yang sudah ditunggu sejak profesi ini berdiri. Dan telah dituangkan ke dalam blueprint profesi. Di banyak negara, kekuatan akuntan profesional ditandai dengan sertifikasi- sertifikasi professional accountant. Di Indonesia memang telah ada beberapa sertifikasi, tapi jumlahnya sangat sedikit dibanding dengan sertifikasi yang ada di luar negeri. Di lingkungan negara- negara ASEAN saja kita kalah jumlah. Kini pintunya telah dibuka. IAI pun telah mempersiapkan diri untuk melakukan segala hal yang diperlukan untuk mengemban amanat ini. Tujuannya jelas, mempersiapkan akuntan profesional Indonesia, baik secara kuantitas, terutama kualitas, untuk menghadapi tantangan apapun yang ada di masa depan. Di blueprint disebutkan beberapa pathway yang bisa ditempuh calonakuntan untuk menjadi seorang akuntanprofesional, seorang CA. Baik melalui pendidikan profesi akuntansi (PPA), ataupun melalui ujian CA yang sudah akan diselenggarakan pertamakali pada bulan Juni ini. Jika saat ini Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP) Kementerian Keuangan mencatat 53.500 orang pemegang register akuntan negara, saya merasa potensinya jauh lebih besar dari itu. Selama ini banyak sekali akuntan-akuntan yang eligible mendapatkan register akuntan, tapi tidak melakukannya. MENJADI AKUNTAN PROFESIONAL KOMPARTEMEN PENDIDIKAN & PELATIHAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN SERTIFIKASI REFERENSI KEANGGOTAAN

Upload: john-prasetio

Post on 25-Sep-2015

15 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Peraturan Menteri Keuangan No 25 tahun 2014, Blue Print Chartered Accountant Indonesia, Dr Khomsiyah

TRANSCRIPT

  • Home | Tentang Kami | Berita | Download

    Home > Berita > Info IAI

    Berita

    Kategori

    Info IAI

    Release

    Karir IAI

    Ekonomi

    PPL IAI

    Info SAK

    Internasional

    PMK 25/2014 = BLUE PRINT CA | Oleh Dr. Khomsiyah, Ak., CA. (Ketua DSAP IAI)04-04-2014 11:11

    (Diambil dari Rubrik Opini, MajalahAkuntan Indonesia Edisi Bulan Maret2014) PMK 25/2014 = BLUE PRINT CA | OlehDr. Khomsiyah, Ak., CA. (Ketua DSAPIAI) PMK 25/PMK.01/2014 dapat diterjemahkansecara sederhana dalam blueprint tentangChartered Accountant yang dikeluarkanIAI.

    Dari pengaturan yang sangat komprehensifdi dalam Peraturan Menteri Keuangan(PMK) Nomor 25/PMK.01/2014 tentangAkuntan Beregister Negara, dapat ditariksatu poin yang sebenarnya menjadi kunciregulasi tersebut. Poin itu adalah seputarblueprint Chartered Accountant, sebuahsertifikasi khusus yang dikeluarkan IkatanAkuntan Indonesia (IAI) untuk menjaminmasa depan profesi akuntan di Indonesia.

    Blueprint akuntan profesional itudikeluarkan IAI dalam rangka menguatkan

    peran akuntan profesional Indonesia dalam berbagai sendi kehidupan berbangsa. Blueprint inimengarah pada keluarnya sebuah sertifikasi khusus yang akan melabeli akuntan profesionalIndonesia terkait perannya yang sangat terhormat di kancah ekonomi bangsa.

    Jika didasarkan dari best pratice di berbagai yurisdiksi, IAI sebenarnya bisa dan memilikikemampuan mengeluarkan sertifikasi seperti itu. Namun lahirnya PMK telah memperkuat halitu. Selaku Ketua Dewan Sertifikasi Akuntan Profesional (DSAP) IAI, saya paham betul jikaPMK 25/2014 ini lahir sebagai landasan hukum yang kuat untuk mengakselerasi apa yangselama ini telah dilakukan di lingkungan profesi.

    PMK ini sebetulnya telah lama ditunggu IAI dan akuntan profesional anggotanya. PMK iniakan menjadi landasan legal bagi IAI untuk melakukan sertifikasi akuntan profesional, sesuatuyang sudah ditunggu sejak profesi ini berdiri. Dan telah dituangkan ke dalam blueprintprofesi.

    Di banyak negara, kekuatan akuntan profesional ditandai dengan sertifikasi- sertifikasiprofessional accountant. Di Indonesia memang telah ada beberapa sertifikasi, tapi jumlahnyasangat sedikit dibanding dengan sertifikasi yang ada di luar negeri. Di lingkungan negara-negara ASEAN saja kita kalah jumlah.

    Kini pintunya telah dibuka. IAI pun telah mempersiapkan diri untuk melakukan segala hal yangdiperlukan untuk mengemban amanat ini. Tujuannya jelas, mempersiapkan akuntan profesionalIndonesia, baik secara kuantitas, terutama kualitas, untuk menghadapi tantangan apapun yangada di masa depan.

    Di blueprint disebutkan beberapa pathway yang bisa ditempuh calonakuntan untuk menjadiseorang akuntanprofesional, seorang CA. Baik melalui pendidikan profesi akuntansi (PPA),ataupun melalui ujian CA yang sudah akan diselenggarakan pertamakali pada bulan Juni ini.

    Jika saat ini Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP) Kementerian Keuanganmencatat 53.500 orang pemegang register akuntan negara, saya merasa potensinya jauh lebihbesar dari itu. Selama ini banyak sekali akuntan-akuntan yang eligible mendapatkan registerakuntan, tapi tidak melakukannya.

    MENJADI AKUNTAN PROFESIONAL KOMPARTEMEN PENDIDIKAN & PELATIHAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN SERTIFIKASI REFERENSI KEANGGOTAAN

  • IAI-KAPDWorld Congress of Accountants2014Call Papers KAPd Jakarta BantenIFACIASBIFACNet

    AFAJurnal Riset Akuntansi IndonesiaIAI Wilayah Jawa TimurIAI Wilayah Kepulauan RiauIAPIIAMI

    KEMENKEUBIBPKBAPEPAMBPKPAICPA

    ACCAMIACPA Australia

    Tentang IAISejarah IAILandasan Hukum OrganisasiStruktur IAIProgram Kerja IAISusunan Pengurus IAIManajemen Eksekutif IAI

    Menjadi Akuntan ProfesionalApa Itu AkuntanRegister Negara Untuk AkuntanValue Menjadi Akuntan ProfesionalRute Menjadi Akuntan ProfesionalEvaluasi Pengalaman PraktikForm Pendaftaran Anggota

    KompartemenAkuntan Sektor PublikAkuntan Pendidik

    Standar Akuntansi KeuanganUmumSyariahETAPDSAK/DSAS UpdateOther

    akuntan, tapi tidak melakukannya.

    Selama ini mungkin mereka tidak merasa rugi jika tidak mendapatkan registrasi gelarakuntannya dan tidak menjadi anggota asosiasi profesi. Tapi yakinlah, kini kondisinya sudahberubah. Hanya akuntan yang terdaftar di IAI dan teregister di negara yang dapatberkecimpung di perekonomian Indonesia dengan menggunakan label akuntan profesional.

    Nah, sisi registrasi keanggotaan ini nantinya akan menjadi salah satu pekerjaan utama diprofesi. Tidak hanya meregistrasi para pemegang register negara dan orang-orang yangeligible memilikinya, namun juga meregistrasi pemegang CA yang lulus dari proses ujiansertifikasi. Seperti digambarkan dalam blueprint, peluang menjadi akuntan profesional kinisemakin terbuka. Tidak hanya bagi lulusan akuntansi, namun untuk semua sarjana dan lulusanD-IV dari semua jurusan, bisa menjadi CA melalui jalur matrikulasi dan PPA. Dengan demikianpotensi supply akuntan profesional akan semakin tinggi.

    Lalu apa arti dari semua ini? Bagi saya selaku ketua DSAP IAI, ini berarti tugas besar telahmenanti organisasi profesi yang kita cintai ini. Banyak hal yang harus disiapkan. Registrasiulang akan membutuhkan infrastruktur, SDM, dan sistem yang mumpuni.

    Agar ujian sertifikasi sukses, juga membutuhkan persiapan yang tak kalah rumit. Materi,modul, silabus, dan segala pendukungnya mesti dipastikan telah siap. DSAP, Alhamdulillahtelah menyelesaikan silabus yang menurut saya sangat komprehensif, sesuai dengan standarprofesional di berbagai negara, untuk menjamin kualitas lulusannya.

    Kerjasama dengan perguruan tinggi dan Direktorat Pendidikan Tinggi Kemendikbud perludiperkuat agar lulusan jurusan akuntansi makin berkualitas dan setara. Lalu IAI perlumemastikan PPA bisa melahirkan lulusan yang setara pula. Dengan begitu, program ToT(training on trainer) menjadi kunci.

    Dulu IAI mengontrol kualitas lulusan PPA itu dari sisi input, yaitu calon peserta. Kini kontrolitu akan ada pada saat proses dan output. Dengan ujian CA yang menjadi ujiankompetensinya PPA, maka kontrolnya kini akan ada di IAI. Sehingga akan tercipta standarisasikualitas lulusan PPA di seluruh Indonesia.

    Kemudian kita juga membuat kriteria siapa yang bisa melaksanakan PPA. Karena nantinya

    ujian CA yang merupakan ujian kelulusan PPA, kalau bisa ada di PPA tersebut. Tapi siapayang bisa melakukan ujian itu harus dipastikan dari awal. Termasuk semua persyaratannya,mekanisme pelaksanaan ujian, baik itu ujian yang langsung, maupun ujian yang melaluipendidikan profesi, semuanya akan kita pastikan sudah siap.

    Sangat mungkin belum semua PPA siap dengan perubahan. Perkiraan saya, baru sekitar 60persen dari PPA itu yang sudah siap. Tetapi IAI tidak akan lepas begitu saja. Kita akanmemberikan pedoman, paling tidak kita akan memberikan arahan sebaiknya matrikulasinyaseperti apa, dan sebagainya.

    Bagian lain yang tidak kalah penting dalam blueprint profesi akuntan adalah benefit menjadiseorang CA. Mendirikan kantor jasa akuntansi (KJA) hanya satu dari sekian banyak benefititu. KJA adalah implikasi langsung yang bisa dilakukan ketika seorang akuntan profesionalbergelar CA.

    Namun yang paling penting adalah, bagaimana seorang akuntan profesional pemegang CAdilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk menjaga dan mengembangkan kompetensi,sehingga dia akan siap dengan segala macam tantangan dan peluang yang ada di masa depan.

    IAI, Salam Profesionalisme Akuntan!!!!

    kirim berita

    Berita yang lain

    WebLink

  • Manajemen Eksekutif IAIIAI WilayahLaporan PertanggungjawabanPengurus IAI

    Form Pendaftaran Anggota

    Pendidikan & PelatihanProfil PPLDokumentasi AcaraAgenda PelatihanKursus Microsoft Excel 2010 Basic& AdvancedSertifikasiKursus Brevet AB & CKursus Akuntansi KeuanganSyariahAgenda Free Workshop

    Kursus Aplikasi AkuntansiKeuangan DasarKursus PSAK TerkiniProgram In House TrainingFormulir - formulir PelatihanKursus Cost Accounting UntukPengelolaan BiayaCorporate Cash ManagementAgenda Free PPL IAI KnowledgeCenter

    SertifikasiJenis SertifikasiAkuntan ProfesionalTestimoniSIlabusInfo Sertifikasi IAIPengumuman Kelulusan

    ReferensiProduk IAISAKMajalah Akuntan IndonesiaKoleksi Perpustakaan IAIKoleksi JurnalRegulasi Terkait Profesi AkuntanMateri-materi Kegiatan IAIWCOA 2010

    KeanggotaanPelayanan AnggotaMenjadi Anggota IAIJenis KeanggotaanAkun SayaSertifikasi ProfesionalPerpustakaanJaringan Keanggotaan & ForumManfaat KeanggotaanMember HandbookKode Etik

    Hak & Kewajiban AnggotaKonsultasi

    Grha Akuntan - Jl. Sindanglaya No. 1 Menteng Jakarta 10310 Phone: 62 21 3190 4232 (hunting) - Fax: 62 21 3900-016Email: [email protected]

    Site Map | Contact Us Copyright 2012 Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)