plc - simulasi pintu garasi mobil otomatis berbasis plc

93
SIMULASI PINTU GARASI MOBIL OTOMATIS BERBASIS PLC (Programmable Logic Control) TUGAS AKHIR Diajukan dalam rangka penyelesaian studi diploma 3 Untuk mencapai gelar Ahli Madya Nama : Brata Abi Mantra NIM : 5351302024 Prodi : D3 Teknik Elektro Jurusan : Teknik Elektro FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2006

Upload: moodytumembow

Post on 29-Oct-2015

1.937 views

Category:

Documents


330 download

DESCRIPTION

PLC

TRANSCRIPT

Page 1: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

SIMULASI PINTU GARASI MOBIL OTOMATIS

BERBASIS PLC (Programmable Logic Control)

TUGAS AKHIR

Diajukan dalam rangka penyelesaian studi diploma 3

Untuk mencapai gelar Ahli Madya

Nama : Brata Abi Mantra

NIM : 5351302024

Prodi : D3 Teknik Elektro

Jurusan : Teknik Elektro

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2006

Page 2: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Tugas Akhir ini telah dipertahankan di hadapan sidang penguji

Tugas Akhir Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

Pada hari :

Tanggal :

Dosen Pembimbing

Drs. Henry Ananta, M.Pd. NIP. 131571562

Dosen Penguji II: Dosen Penguji I: Drs. Henry Ananta, M.Pd. Riana Defi MP, S.T, M.T NIP. 131571562 NIP. 132 307 547 Ketua Jurusan, Ketua Program Studi, Drs. Djoko Adi Widodo, M.T. Drs. Agus Murnomo, M.T. NIP. NIP. 131570064 NIP. 131616610

Dekan,

Prof. DR. Soesanto NIP. 130875753

Page 3: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

iii

ABSTRAK

Brata Abi Mantra, 2005. “Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis

Berbasis PLC(Programmable Logic Control)”. Tugas akhir program studi instalasi listrik, D3 Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

Sistem kontrol proses terdiri atas sekumpulan piranti-piranti dan peralatan-peralatan elektronik yang mampu menangani kestabilan, akurasi dan mengeliminasi transisi status yang berbahaya dalam proses produksi. Alat–alat kontrol ini diantaranya alat kontrol berbasis mikrokontroler, saklar–saklar otomatis, dan programmable logic control (PLC). PLC (Programmable Logic Control) adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan relai yang dijumpai pada sistem kontrol proses konvensional. PLC bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui sensor-sensor yang terkait), kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai yang dibutuhkan, yang berupa menghidupkan atau mematikan keluarannya (logik, 0 atau 1, hidup atau mati)

Pemakaian PLC sebagai alat kontrol untuk beberapa sistem otomatisasi telah banyak digunakan karena PLC dapat diberi perintah masukan yang memungkinkan dapat diterapkan dalam sistem pengoperasian pintu garasi secara otomatis. Pada sistem ini sebagai masukan PLC menggunakan empat pasang dioda sinar laser dan LDR(light dipendent resistor) yaitu 00.001-00.004, yang akan bekerja apabila resistansi dari LDR yang terkena cahaya oleh dioda laser tersebut berkurang yang kemudian dihubungkan dengan relai sebagai masukan pada PLC serta menggunakan dua buah limit switch (00.005-00.006), untuk menghentikan putaran motor. Sebagai aktuatornya (keluaran) menggunakan sebuah motor DC 12 Volt (01.001 dan 01.002), yang digunakan untuk memutar rolling door untuk membuka ataupun menutup pintu. Simulasi alat ini berbetuk sebuah garasi yang dilengkapi dengan rolling door. Dengan adanya alat kontrol ini dapat memberikan gambaran mengenai salah satu aplikasi PLC dalam banyak hal tidak terbatas pada satu aplikasi saja serta dengan adanya alat ini diharapkan akan dapat meminimalisasi campur tangan manusia dalam membuka ataupun menutup pintu garasi mobil. Berdasarkan hasil pembuatan simulasi alat kontrol pintu garasi mobil maka pemahaman mengenai deskripsi kerja alat mudah dimengerti dan dipahami. Rangkaian kendali pintu garasi mobil ini dapat bekerja secara otomatis dan manual. Pengoperasian secara otomatis dilakukan untuk mempermudah pengoperasiannya sedangkan secara manual digunakan untuk perawatan dan perbaikan sistem.

Dengan melihat hasil keseluruhan dari pembuatan alat simulasi ini, maka dapat diberikan saran sebagai berikut Dalam pemakaian sistem kendali khususnya PLC, sistem harus benar-benar terisolasi dari rangkaian interface luar. Dengan adanya alat simulasi ini, dapat memberikan gambaran mengenai salah satu aplikasi PLC. Pada pembuatan sistem kendali pintu garasi mobil otomatis yang sesungguhnya, harus diperhitungkan kembali faktor pemilihan motor dan gear box.

Page 4: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

• Kemauan dan usaha keras dalam berusaha adalah langkah awal mencapai

kesuksesan.

• Pengalaman adalah guru yang paling baik.

• Kepandaian tanpa jiwa yang sehat bagai kapal tanpa nahkoda.

PERSEMBAHAN

• Kepada Ibunda dan keluarga tercinta.

• Kepada seseorang yang aku sayangi.

• Kepada semua pembaca yang budiman.

Page 5: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

v

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur ke hadirat Allah swt, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-NYA sehingga dapat terselesaikannya Tugas

Akhir ini.

Keberhasilan Tugas Akhir ini tidak lepas dari semua pihak yang banyak

memberikan bantuan, dorongan, dan bimbingan yang telah diterima dengan baik

secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, dalam kesempatan ini ingin

menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Soesanto, Dekan Fakultas Teknik.

2. Bapak Drs. Djoko Adi Widodo, M.T, Ketua Jurusan Teknik Elektro.

3. Bapak Drs. Agus Murnomo, M.T, Ketua Program Studi Diploma III

Teknik Elektro.

4. Bapak Drs. Henry Ananta, M.Pd, Dosen Pembimbing, yang telah

memberikan bimbingan, petunjuk dan saran hingga terselesaikannya tugas

akhir ini.

5. Ibu Riana Defi MP, S.T, M.T, Dosen Penguji tugas akhir.

6. Bapak Ibu Dosen TE UNNES yang telah memberikan ilmu pengetahuan.

7. Teman-teman TIL’02, kost LA, dan kartika, ita yang telah memberikan

dukungannya.

8. Orang Tua serta keluarga yang telah memberikan dorongan baik moril

maupun materiil kepada penulis dalam pelaksanaan praktik kerja lapangan.

9. Dan kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis

dalam menyelesaikan laporan ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari

kesempurnaan, baik dari segi fisik maupun bahasanya, hal itu karena keterbatasan

kemampuan penulis baik dalam teori maupun pengalaman. Oleh karena itu, kritik

dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima.

Page 6: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

vi

Akhirnya penulis berharap agar Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi

penulis dan mahasiswa Universitas Negeri Semarang pada khususnya dan

masyarakat pada umumnya dalam memperluas pengetahuan akan ilmu dan

teknologi.

Semarang, Februari 2006

Penulis

Page 7: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii

ABSTRAK ....................................................................................................... iii

MOTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................v

DAFTAR ISI ................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.........................................................................1

B. Permasalahan .........................................................................................4

C. Pembatasan Masalah..............................................................................5

D. Tujuan .....................................................................................................5

E. Manfaat ..................................................................................................5

BAB II ISI

A. Landasan Perencanaan

A.1. Programmable Logic Control (PLC)............................................7

A.1.1. Bagian-bagian PLC.........................................................13

A.1.2. Masukan-masukan PLC .................................................27

A.1.3. Keluaran-keluaran PLC ..................................................28

Page 8: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

viii

Halaman

A.2. Sensor Cahaya

A.2.1. Dioda Sinar Laser ...........................................................29

A.2.2. LDR(Light Dependent Resistor ......................................31

A.3. Motor DC sebagai penggerak .....................................................32

A.4. Komponen Pendukung................................................................32

A.4.1. Resistor dan Transistor ...................................................32

A.4.2. Relai ................................................................................35

A.4.3. Limit Switch ....................................................................35

A.4.4. Pengaman Lebur(Fuse)...................................................36

A.4.5. Saklar Tombol Tekan .....................................................36

A.5. Catu Daya

A.5.1. Transformator penurun tegangan....................................38

A.5.2. Penyearah........................................................................38

A.5.3. Penyaring ........................................................................38

A.5.4. IC Catu Daya ..................................................................39

B. Perancangan Alat Simulasi ......................................................................

B.1. Perancangan Pesawat Simulasi ...................................................40

B.2. Pembuatan Alat Simulasi ............................................................40

C. Pengujian Pesawat Simulasi ....................................................................

C.1. Pengujian Catu Daya...................................................................62

C.2. Pengujian Motor..........................................................................62

D. Pengoperasian ..........................................................................................

D.1. Otomatis......................................................................................64

D.2. Manual ........................................................................................65

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ..........................................................................................66

B. Saran ....................................................................................................66

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Omron CPM 1 A ................................................................................11

2. Foto Omron CPM 1 A........................................................................12

3. Omron CPM 2 A ................................................................................12

4. Contoh ladder diagram ......................................................................20

5. Contoh instruksi LD dan LD NOT ....................................................21

6. Contoh instruksi AND dan AND NOT................................................22

7. Contoh instruksi OR dan OR NOT .....................................................23

8. Contoh instruksi OUT dan OUT NOT................................................23

9. Contoh instruksi DIFD (13) dan DIFU (14) ......................................24

10. Contoh instruksi END (01) ................................................................25

11. Contoh pemograman yang salah ........................................................27

12. Contoh menghubungkan sensor masukan..........................................28

13. Relai sebagai keluaran pada PLC Omron CPM 1 A..........................28

14. Contoh menghubungkan keluaran PLC .............................................29

15. Dioda laser .........................................................................................30

16. LDR....................................................................................................31

17. Motor DC ...........................................................................................32

18. Simbol transistor dan resistor ............................................................34

19. Relai 12 Volt 8 pin .............................................................................35

20. Limit switch .......................................................................................35

Page 10: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

x

Gambar Halaman 21. (a). Trafo step down tanpa CT............................................................38

(b). Trafo step down dengan CT ........................................................38

22. Penyearah gelombang penuh dengan CT...........................................38

23. Penyearah gelombang penuh dengan dioda bidge .............................38

24. Filter kapasitor ...................................................................................39

25. IC LM 7805........................................................................................40

26. Diagram blok simulasi pintu garasi mobil otomatis berbasis PLC....41

27. Flow chart simulasi pintu garasi mobil otomatis berbasis PLC .......42

28. Ladder diagram simulasi pintu garasi otomatis berbasis PLC ..........44

29. Ladder diagram start motor forward dengan self holding ................45

30. Ladder diagram DIFD (14)................................................................46

31. Chart DIFD (14) ................................................................................46

32. Ladder diagram start motor reverse dengan self holding..................47

33. Ladder diagram start motor forward dengan self holding ................48

34. Rangkaian Catu daya otomatis dan manual .......................................53

35. Rangkaian pemancar sinar laser.........................................................53

36. Rangkaian penerima sinar laser .........................................................54

37. (a). Rangkaian pembalik arah putaran motor manual ........................55 (b). Rangkaian pembalik arah putaran motor otomatis......................55

38. Tampilan penyutingan diagram tangga syswin ..................................55

39. Jendela new project setup ..................................................................56

40. Kotak dialog intruksi ladder diagram................................................56

41. Contoh penggambaran ladder diagram NO contact ..........................57

Page 11: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

xi

Gambar Halaman

42. Kotak insert network ..........................................................................57

43. Kotak dialog select function ..............................................................58

44. Kotak dialog function.........................................................................58

45. Contoh hasil akhir diagram tangga ....................................................59

46. Kotak penyutingan diagram tangga lainnya.......................................59

47. Mengatur komunikasi PLC ................................................................60

48. Pengeditan diagram tangga secara online ..........................................60

49. Kotak PLC mode ................................................................................61

50. Kotak download program to PLC......................................................61

Page 12: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Arti lampu indikator status CPU PLC Omron CPM 1A/ CPM 2 A .....13

2. Contoh penyimpanan kode mnemonik .................................................26

3. Daftar gelang warna resistor .................................................................33

4. Daftar alamat masukan PLC .................................................................43

5. Daftar alamat keluaran PLC..................................................................43

6. Daftar mnemonik program....................................................................49

7. Daftar alat dan bahan ............................................................................50

8. Daftar hasil pengujian catu daya ...........................................................62

9. (a). Daftar hasil pengujian LDR............................................................62 (b). Daftar hasil pengujian dioda laser ..................................................63 10. Daftar hasil pengujian motor.................................................................63

Page 13: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Spesifikasi Umum PLC.........................................................................69

2. Ringkasan penggunaan tombol singkat (Shortcut) ...............................72

3. Ladder diagram simulasi pintu garasi mobil otomatis berbasis PLC ...74

4. Rancang bangun alat simulasi...............................................................79

5. Rangkaian keseluruhan ........................................................................81

Page 14: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dewasa ini

sangat pesat, terutama di bidang teknologi elektronika mengakibatkan beberapa

efek yang mempengaruhi kehidupan masyarakat untuk melangkah lebih maju

(modernisasi), berfikiran praktis dan simple. Hal semacam ini memerlukan sarana

pendukung yang sederhana, praktis dan berteknologi tinggi. Hal ini dapat

disaksikan bahwa pembuatan peralatan–peralatan yang serba otomatis yang

mengesampingkan peran manusia sebagai subjek pekerjaan telah banyak

ditemukan. Untuk memenuhi kebutuhan otomatisasi ini diperlukan peralatan

kontrol yang bisa memenuhi kebutuhan tersebut. Alat–alat kontrol ini diantaranya

alat kontrol berbasis mikrokontroler, saklar–saklar otomatis, dan programmable

logic control (PLC).

Dalam kehidupan sehari-hari banyak hal yang dilakukan di dalam dan di luar

ruangan, bahkan aktifitas tersebut tidak lepas dari keberadaan pintu dimana kita

harus membuka atau menutup pintu yang membuat kita terasa enggan untuk

melakukannya, berulang-ulangkali keluar masuk pintu dengan menarik atau

mendorong pintu. Apalagi pintu yang terpasang mengeluarkan bunyi keras, susah

bergerak, disamping kurang sopan juga kurang praktis. Melihat kondisi riil yang

ada kebanyakan proses pengoperasian pintu garasi mobil masih dilakukan secara

manual dimana campur tangan manusia masih dilibatkan secara langsung. Bagi

Page 15: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

2

sebagian orang, membuka atau menutup pintu garasi mobil secara manual

mungkin tidak menjadi persoalan, namun bagi sebagian orang lainnya, kegiatan

seperti itu mungkin saja menjadi sebuah hal yang membosankan.

Dengan memanfaatkan salah satu sistem yang mempergunakan alat–alat

kontrol otomatis dalam hal ini PLC, diharapkan mampu terciptanya sebuah alat

kontrol otomatis yang dapat memenuhi harapan tersebut.

PLC (Programmable Logic Control) dapat dibayangkan seperti sebuah

personal komputer konvensional (konfigurasi internal pada PLC mirip sekali

dengan konfigurasi internal pada personal komputer). Akan tetapi dalam hal ini

PLC dirancang untuk pembuatan panel listrik (untuk arus kuat). Jadi bisa

dianggap PLC adalah komputernya panel listrik. Ada juga yang menyebutnya

dengan PC (programmable controlle ).

PLC banyak digunakan pada aplikasi-aplikasi industri, misalnya pada

proses pengepakan, penanganan bahan, perakitan otomatis dan lain sebagainya.

Dengan kata lain, hampir semua aplikasi yang memerlukan kontrol listrik atau

elektronik lainnya.

Dengan demikian, semakin kompleks proses yang harus ditangani semakin

penting penggunaan PLC untuk mempermudah proses-proses tersebut (dan

sekaligus menggantikan beberapa alat yang diperlukan). Selain itu sistem kontrol

proses konvensional memiliki beberapa kelemahan, antara lain:

1. Perlu kerja keras saat dilakukan pengkabelan.

2. Kesulitan saat dilakukan penggantian dan perbaikan.

3. Kesulitan saat dilakukan pelacakan kesalahan.

Page 16: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

3

4. Saat terjadi masalah, waktu tunggu tidak menentu dan biasanya lama.

5. Hard-wired Program

6. Tujuan dan aplikasi tertentu.

Sedangkan penggunaan kontroler PLC memiliki beberapa kelebihan

dibandingkan dengan sistem kontrol proses konvensional, antara lain:

1. Dibandingkan dengan sistem kontrol proses konvensional, jumlah

kabel yang dibutuhkan bisa berkurang hingga 80%, wiring relatif

sedikit.

2. PLC mengkonsumsi daya lebih rendah dibandingkan dengan sistem

kontrol proses konvensional (berbasis relai).

3. Fungsi diagnostik pada sebuah kontroler PLC membolehkan

pendeteksian kesalahan yang mudah dan cepat.

4. Perubahan pada urutan operasional atau proses atau aplikasi dapat

dilakukan dengan mudah, hanya dengan melakukan perubahan atau

penggantian program, baik melalui terminal konsol maupun komputer

PC.

5. Tidak membutuhkan spare part yang banyak, perangkat kontroler

sederhana.

6. Lebih murah dibandingkan dengan sistem konvensional, khususnya

dalam kasus penggunaan instrumen I/O yang cukup banyak dan fungsi

operasional prosesnya cukup kompleks.

7. Ketahanan PLC jauh lebih baik dibandingkan dengan relai auto-

mekanik.

Page 17: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

4

8. Dokumentasi gambar sistem lebih sederhana dan mudah dimengerti.

9. Standarisasi sistem kontrol lebih mudah diterapkan.

10. Pemrograman yang ampuh dan disimpan didalam memori

11. Aplikasi yang universal karena suatu program ditetukan oleh fungsi

yang tersedia.

12. Commissioning dan trouble shooting lebih mudah dengan

menggunakan fungsi yang tersedia.

13. Programnya dapat menggunakan teks dan grafik.

14. Dapat menerima kondisi lingkungan yang berat.

15. Produksi yang relatif besar

Pemakaian PLC sebagai alat kontrol untuk beberapa sistem otomatisasi

telah banyak digunakan karena PLC dapat diberi perintah masukan yang

memungkinkan dapat diterapkan dalam sistem pengoperasian pintu garasi secara

otomatis. Pada sistem ini pintu garasi akan membuka dan menutup sendiri ketika

ada sebuah mobil yang akan masuk ataupun keluar pintu garasi dan proses ini

akan berulang–ulang secara otomatis.

B. Permasalahan

Berdasarkan kondisi di atas maka timbul permasalahan yaitu bagaimana

merancang sebuah simulasi pintu garasi mobil otomatis yang menggunakan sistem

kontrol PLC dan akan bekerja ketika ada sebuah mobil yang masuk ataupun

keluar pintu garasi dengan jalan menaikkan dan menurunkan pintu.

Page 18: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

5

C. Pembatasan Masalah

Karena terbatasnya sarana dan prasarana dalam pembuatan alat, maka

masalah yang akan dikaji dan dibahas meliputi :

1. Sistem program pengendalian piranti menggunakan PLC OMRON

SYSMAC CPM 2 A.

2. Penerapan sensor disesuaikan dengan keadaan lingkungan, artinya kuat

cahaya dioda laser disesuaikan dengan kepekaan LDR pada rangkaian

penerima.

3. Penguncian pintu hanya menggunakan kondisi motor yang tidak bergerak.

4. Sistem pengaman garasi mobil diabaikan, artinya hanya menggunakan

kondisi pintu yang tertutup.

D. Tujuan

Adapun tujuan yang hendak dicapai adalah :

1. Merancang dan membuat simulasi pintu garasi mobil otomatis dengan

penggunakan PLC sebagai alat kontrol pengendali kerja motor dan sensor.

2. Mengetahui unjuk kerja dari alat yang dibuat.

3. Meminimalisasi campur tangan manusia dalam membuka atau menutup

pintu garasi mobil.

E. Manfaat

Adapun manfaat yang tercapai dengan adanya alat tersebut adalah :

1. Bagi penulis sendiri, dapat memberikan gambaran mengenai salah satu

aplikasi PLC dalam banyak hal tidak terbatas pada satu aplikasi saja.

Page 19: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

6

2. Pemakai dapat membuka dan menutup pintu garasi secara otomatis

tanpa harus mendorong ataupun menarik pintu garasi.

3. Memudahkan pemakai dalam membuka dan menutup pintu garasi mobil.

4. Sebagai bahan penunjang praktik di laboratorium PLC Teknik Elektro

Universitas Negeri Semarang.

Page 20: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

7

BAB II

ISI

A. Landasan Perencanaan

A.1. Programmable Logic Control (PLC)

Sistem kontrol proses terdiri atas sekumpulan piranti-piranti dan

peralatan-peralatan elektronik yang mampu menangani kestabilan, akurasi

dan mengeliminasi transisi status yang berbahaya dalam proses produksi.

Masing-masing komponen dalam sistem kontrol proses tersebut memegang

peranan pentingnya masing-masing, tidak peduli ukurannya. PLC

(Programmable, menunjukkan kemampuannya dapat diubah-ubah sesuai

program yang dibuat dan kemampuannya dalam hal memori program yang

telah dibuat. Logic, menunjukkan kemampuannya dalam memproses input

secara aritmatik, yakni melakukan operasi negasi, mengurangi, membagi,

mengalikan, menjumlahkan & membandingkan. Controller, menunjukkan

kemampuannya dalam mengontrol dan mengatur proses sehingga

menghasilkan keluaran yang diinginkan).(Setiawan Heru, 2005:1).

Menurut Putra Afgianto E (2004:1), PLC(Programmable Logic

Control) adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian

sederetan relai yang dijumpai pada sistem kontrol proses konvensional. PLC

bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui sensor-sensor yang

terkait), kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai yang

dibutuhkan, yang berupa menghidupkan atau mematikan keluarannya (logik,

Page 21: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

8

0 atau 1, hidup atau mati). Program yang dibuat umumnya dinamakan

diagram tangga atau ladder diagram yang kemudian harus dijalankan oleh

PLC yang bersangkutan. Dengan kata lain, PLC menentukan aksi apa yang

harus dilakukan pada instrumen keluaran berkaitan dengan status suatu

ukuran atau besaran yang diamati.

Menurut Suryono dan Tugino (2005:1), PLC (Programmable Logic

Control) dapat dibayangkan seperti sebuah personal komputer konvensional

(konfigurasi internal pada PLC mirip sekali dengan konfigurasi internal pada

personal komputer). Akan tetapi dalam hal ini PLC dirancang untuk

pembuatan panel listrik (untuk arus kuat). Jadi bisa dianggap PLC adalah

komputernya panel listrik. Ada juga yang menyebutnya dengan PC

(programmable controlle ).

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa PLC

adalah sebuah peralatan kontrol otomatis yang mempunyai memori untuk

menyimpan program masukan guna mengontrol peralatan atau proses melalui

modul masukan dan keluaran baik digital maupun analog.

PLC banyak digunakan pada aplikasi-aplikasi industri, misalnya pada

proses pengepakan, penanganan bahan, perakitan otomatis dan lain

sebagainya. Dengan kata lain, hampir semua aplikasi yang memerlukan

kontrol listrik atau elektronik lainnya.

Dengan demikian, semakin kompleks proses yang harus ditangani

semakin penting penggunaan PLC untuk mempermudah proses-proses

tersebut (dan sekaligus menggantikan beberapa alat yang diperlukan). Selain

Page 22: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

9

itu sistem kontrol proses konvensional memiliki beberapa kelemahan, antara

lain:

a. Perlu kerja keras saat dilakukan pengkabelan.

b. Kesulitan saat dilakukan penggantian dan perbaikan.

c. Kesulitan saat dilakukan pelacakan kesalahan.

d. Saat terjadi masalah, waktu tunggu tidak menentu dan biasanya

lama.

e. Biaya relatif mahal karena membutuhkan spare part relatif

banyak.

Sedangkan penggunaan kontroler PLC memiliki beberapa kelebihan

dibandingkan dengan sisitem kontrol proses konvensional, antara lain:

a. Dibandingkan dengan sistem kontrol proses konvensional, jumlah

kabel yang dibutuhkan bisa berkurang hingga 80%, wiring relatif

sedikit.

b. PLC mengkonsumsi daya lebih rendah dibandingkan dengan sistem

kontrol proses konvensional (berbasis relai).

c. Fungsi diagnostik pada sebuah kontroler PLC membolehkan

pendeteksian kesalahan yang mudah dan cepat.

d. Perubahan pada urutan operasional atau proses atau aplikasi dapat

dilakukan dengan mudah, hanya dengan melakukan perubahan atau

penggantian program, baik melalui terminal konsol maupun

komputer PC.

Page 23: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

10

e. Tidak membutuhkan spare part yang banyak, perangkat kontroler

sederhana.

f. Lebih murah dibandingkan dengan sistem konvensional, khususnya

dalam kasus penggunaan instrumen I/O yang cukup banyak dan

fungsi operasional prosesnya cukup kompleks.

g. Ketahanan PLC jauh lebih baik dibandingkan dengan relai auto-

mekanik.

h. Dokumentasi gambar sistem lebih sederhana dan mudah

dimengerti.

i. Standarisasi sistem kontrol lebih mudah diterapkan.

j. Pemrograman yang ampuh dan disimpan didalam memori.

k. Aplikasi yang universal karena suatu program ditetukan oleh fungsi

yang tersedia.

l. Commissioning dan troubleshooting lebih mudah dengan

menggunkan fungsi yang tersedia.

m. Programnya dapat menggunakan teks dan grafik.

n. Dapat menerima kondisi lingkungan yang berat.

o. Produksi yang relatif besar.

Tiap-tiap PLC pada dasarnya merupakan sebuah mikrokontroler

(CPUnya PLC bisa berupa mikrokontroller maupun mikroprosesor) yang

dilengkapi dengan peripheral yang dapat berupa masukan digital, keluaran

digital atau relai. Perangkat lunak programnya sama sekali berbeda dengan

bahasa komputer seperti pascal, basis C dan lain-lain. Programnya

Page 24: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

11

menggunakan apa yang dinamakan sebagai diagram tangga atau ladder

diagram.

PLC(Programmable Logic Control) CPM1A dan CPM2A merupakan

PLC produk dari OMRON, perbedaan mendasar antara CPM1A dan CPM2A

adalah fungsi dan jumlah terminal masukan dan keluarannya, CPM1A 10

memiliki 6 masukan (I0-I5) dan 4 keluaran (O0-O3) total 10 jalur keluaran

atau masukan, sedangkan CPM2A 20 memilki 12 masukan dan 8 keluaran

(total 20 jalur masukan atau keluaran). Pada gambar 1 dan 2 ditunjukkan

gambar Omron CPM1A 10 keluaran atau masukan (10 I/O), sedangkan

gambar 3 ditunjukkan gambar Omron CPM2A (20 I/O).

Gambar 1. Omron CPM1A Sumber (Putra Afgianto Eko, 2004:21)

Page 25: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

12

Gambar 2. Foto Omron CPM1A

Gambar 3. Omron CPM2A Sumber (Putra Afgianto Eko, 2004:22)

Page 26: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

13

Sebagaimana terlihat pada gambar 1 dan 2 maupun gambar 3 selain

adanya indikator keluaran masukan, terlihat juga adanya 4 macam lampu

indikator, yaitu PWR, RUN, ERR atau ALM, COMM. Arti masing-masing

lampu indikator tersebut ditunjukkan pada tabel 1.

Tabel 1. Arti lampu indikator status CPU PLC CPM1A/CPM2A

Indikator Status Keterangan

ON Catu daya disalurkan ke PLC Power

(hijau) OFF Catu daya tidak disalurkan ke PLC

ON

PLC dalam kondisi mode kerja RUN

atau MONITOR.

RUN

(hijau)

OFF PLC dalam kondisi mode PROGRAM

atau kesalahan total terjadi.

ON

Kesalahan fatal terjadi (PLC berhenti

bekerja)

Flashing

Kesalahan yang tidak fatal terjadi

(PLC meneruskan operasi).

ERROR

atau

Alarm

(merah)

OFF Mengindikasikan operasi normal.

ON

Data sedang di transfer lewat terminal

peripheral atau RS-232C

COMM

(oranye)

OFF Data tidak sedang di transfer lewat

terminal peripheral atau RS-232C.

Sumber (Putra Afgianto Eko, 2004:20)

Page 27: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

14

A.1.1. Bagian–bagian PLC

PLC sesungguhnya merupakan sistem mikrokontroler khusus untuk

industri, artinya seperangkat perangkat lunak dan keras yang di adaptasi

untuk keperluan aplikasi dalam dunia industri. Elemen-elemen sebuah

PLC terdiri atas :

a. Central Processing Unit (CPU)

Adalah otak dalam PLC, merupakan tempat mengolah program

sehingga sistem kontrol yang telah di desain akan bekerja seperti

yang telah diprogramkan. CPU PLC Omron sangat bervariasi

macamnya tergantung pada masing-masing tipe PLC-nya. CPU ini

juga menangani komunikasi dengan piranti eksternal,

interkonektifitas antar bagian-bagian internal PLC, eksekusi

program, manajemen memori, mengawasi atau mengamati masukan

dan memberikan sinyal ke keluaran (sesuai dengan proses atau

program yang dijalankan). Kontroler PLC memiliki suatu suatu rutin

kompleks yang digunakan untuk memeriksa memori agar dapat

dipastikan memori PLC tidak rusak yang diandai dengan lampu

indikator pada badan PLC.

b. Terminal masukan (Power Supply )

Adalah terminal untuk memberi tegangan dari power supply ke

CPU (100 sampai 240 VAC atau 24 VDC). Modul ini berupa

switching power supply.

Page 28: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

15

c. Terminal pertanahan fungsional (Functional Earth Terminal).

Adalah terminal pertanahan yang harus diketanahkan jika

menggunakan tegangan sumber AC.

d. Terminal keluaran Power Supply

Sebuah CPM 1A/2A dengan sumber tegangan AC dilengkapi

dengan keluaran 24 VDC untuk mensuplai keluaran.

e. Terminal masukan (Terminal Input)

Adalah terminal yang menghubungkan ke rangkaian masukan.

f. Terminal keluaran (Terminal Output)

Adalah terminal yang menghubungkan ke rangkaian

keluaran.

g. Indikator PC

Indikator yang memperlihatkan atau menampilkan status

operasi atau mode dari PC.

h. Terminal pertanahan pengaman (Protective Out Terminal)

Adalah terminal pengaman pertanahan untuk mengurangi

resiko kejutan listrik.

i. Indikator masukan (Indikator Input).

Menyala saat terminal masukan ON.

j. Indikator keluaran (Indikator Output)

Menyala saat terminal keluaran ON.

k. Memori PLC

1) IR (Internal Relay)

Page 29: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

16

Bagian memori ini digunakan untuk menyimpan status

keluaran dan masukan PLC. Untuk CPM1A/CPM2A, masing-

masing bit IR000 berhubungan langsung dengan terminal

masukan, misal IR000.00 (atau 000.00 saja) berhubungan

langsung dengan masukan ke-1 dan IR 000.05 (atau 000.05).

Daerah IR terbagi atas tiga macam area, yaitu area masukan, area

keluaran dan area kerja. Untuk mengakses memori ini cukup

dengan angkanya saja, 000 untuk masukan, 010 untuk keluaran

dan 200 untuk memori kerjanya

2) SR (Special Relay)

Special relay adalah relai yang mempunyai fungsi-fungsi

khusus seperti untuk pencacah, interupsi dan status flags

(misalnya pada intruksi penjumlahan terdapat kelebihan digit

pada hasilnya (carry flag), kontrol bit PLC, informasi kondisi

PLC, dan sistem clock (pulsa 1 detik; 0,2 detik dan sebagainya).

3) Ar (Auxilary Relay)

Terdiri dari flags dan bit untuk tujuan-tujuan khusus.

Dapat menunjukkan kondisi PLC yang disebabkan oleh

kegagalan sumber tegangan, kondisi spesial I/O, kondisi input

atau output unit, kondisi CPU PLC, kondisi memori PLC.

4) LR (Link Relay)

Digunakan untuk data link pada PLC link system. Artinya

untuk tukar-menukar informasi antara dua PLC atau lebih dalam

Page 30: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

17

suatu sistem kontrol yang saling berhubungan satu dengan yang

lain dan menggunakan banyak PLC. Terdiri dari 16 word, LR00

hingga LR15 atau 256 bit, LR00.00 hingga LR15.15, untuk

CPM1A/CPM2A.

5) HR (Holding Relay)

Holding Relay digunakan untuk mempertahankan kondisi

kerja rangkaian PLC yang sedang dioperasikan apabila terjadi

gangguan pada sumber tegangan dan akan menyimpan kondisi

kerja PLC walaupun sudah dimatikan. Untuk CPM1A/CPM2A

daerah ini terdiri dari 20 word, HR00 hingga HR19 atau 320 bit.

HR000.00 hingga HR19.15. Bit-bit HR ini dapat digunakan

bebas didalam program sebagaimana bit-bit kerja (works bit).

6) TR (Temporary Relay)

Berfungsi untuk penyimpanan sementara kondisi logika

program pada ladder diagram yang mempunyai titik

percabangan khusus terdapat 8 bit, TR00 hingga TR07, baik

untuk CPM1A/CPM2A

7) DM (Data Memory)

Berfungsi untuk penyimpanan data-data program karena

isi DM tidak akan hilang (reset) walaupun sumber tegangan

PLC mati.

Page 31: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

18

l. Peripheral port

Penghubung antara CPU dengan PC atau peralatan peripheral

lainnya, yaitu dengan menggunakan kabel data RS 232C adaptor atau

RS 422).

m. Exspanssion I/O

Penghubung CPU ke exspanssion I/O unit untuk menambah

12 masukan dan 8 keluaran.

n. Programming console (PC)

PC berfungsi untuk memasukkan perintah atau program

secara berurutan.

Adapun bagian–bagian dari program console adalah :

1) LCD display

Menampilkan program atau perintah yang dimasukkan ke

dalam PLC.

2) Mode Pilihan

Memilih mode operasi pada PLC yaitu mode RUN, mode

PROGRAM dan mode MON (Monitor).

(a) RUN.

Digunakan untuk mengoperasikan program tanpa dapat

mengubah nilai setting yang dapat diubah pada posisi mode

MON.

Page 32: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

19

(b) MONITOR (MON)

Digunakan untuk memonitor kerja program yang telah

dibuat.

(c) PROGRAM

Digunakan untuk membuat program atau membuat

modifikasi atau perbaikan program sebelumnya.

3) Tombol–tombol instruksi (Instruction Keys)

Adalah tombol–tombol untuk memasukkan perintah kontak

yang akan digunakan. Tombol intruksi tersebut antara lain FUN,

SFT, LOAD, AND, OR, OUT, NOT, TR, LR, HR, DM, EXT,

TIMER (TIM), COUNTER (CNT), Shift Register SRCH, INS,

DEL, WRITE, VER, CLEAR, PLAY atau SET, REC.

4) Tombol–tombol operasi (Operasion Keys)

Adalah tombol–tombol untuk memasukkan perintah relai

yang akan dipergunakan.

5) Tombol–tombol nomor (Numeric Keys)

Adalah tombol–tombol untuk memasukkan nomor–nomor

kontak relai dan nilai pewaktu ataupun counter (0-9).

o. Pemograman PLC(Programmable Logic Control)

1) Diagram Tangga (ladder diagram) dasar

Menurut Putra Afgianto Eko (2004:57), sebuah diagram

tangga atau ladder diagram terdiri dari sebuah garis menurun ke

bawah pada sisi kiri dengan garis-garis bercabang ke kanan. Garis

Page 33: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

20

yang ada sebelah kiri di sebut palang bis (bus bar), sedangkan

garis-garis bercabang (The Branching Lines) adalah baris

instruksi atau anak tangga. Sepanjang garis instruksi ditempatkan

berbagai macam kondisi yang terhubungkan ke instruksi lain di

sisi kanan. Kombinasi logika dari konsisi-kondisi tersebut

menyatakan kapan dan bagaimana instruksi yang ada di sisi kanan

tersebut dikerjakan. Contoh diagram tangga ditunjukkan pada

gambar 4. Sepanjang garis intruksi bisa bercabang-cabang lagi

kemudian bergabung lagi. Garis-garis pasangan vertikal (seperti

lambang kapasitor) itulah yang disebut kondisi. Angka-angka

yang terdapat pada masing-masing kondisi merupakan bit operan

intruksi. Status bit yang berkaitan dengan masing-masing kondisi

tersebut yang menentukan kondisi eksekusi dari intruksi

berikutnya.

00000 01001 00002 01000

00003 01000 00002 01001

Gambar 4. Contoh Ladder Diagram

Page 34: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

21

2) Instruksi-instruksi tangga(ladder instrucstion)

Instruksi tangga atau ladder instrucstion adalah instruksi-

instruksi yang terkait dengan kondisi-kondisi di dalam diagram

tangga. Instruksi-instruksi tangga, baik yang independen maupun

kombinasi atau gabungan dengan blok instruksi berikut atau

sebelumnya, akan membentuk kondisi eksekusi Putra Afgianto

Eko (2004:62).

(a) LOAD (LD) dan LOAD NOT (LD NOT)

Kondisi pertama yang mengawali sembarang blok

logika di dalam diagram tangga. Masing-masing instruksi ini

membutuhkan satu baris kode mnemonik dan kondisi

eksekusinya, seperti ditunjukkan pada gambar 5.

00000 01000

Instruksi LOAD

00001 01001

Instruksi LOAD NOT

Gambar 5. Contoh intruksi LD dan LD NOT

(b) AND dan AND NOT

Jika terdapat dua atau lebih kondisi yang dihubungkan

secara seri pada garis instruksi yang sama, maka kondisi yang

Page 35: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

22

pertama menggunakan instruksi LD atau LD NOT dan

sisanya menggunakan instruksi AND atau AND NOT.

Instruksi AND dapat dibayangkan akan menghasilkan ON

jika kedua kondisi yang terhubungkan dalam kondisi ON

semua, jika ada salah satu atau kedua-duanya dalam kondisi

OFF maka instruksi AND akan lalu menghasilkan OFF.

00000 01002 00002 01000

00004 00003 01000 01002

Gambar 6. Contoh instruksi AND dan AND NOT

(c) OR dan OR NOT

Jika dua atau lebih kondisi dihubungkan secara pararel,

artinya dalam garis instruksi yang berbeda kemudian

bergabung lagi dalam satu garis instruksi yang sama, maka

kondisi pertama terkait dengan instruksi LD atau LD NOT

dan sisanya berkaitan dengan instruksi OR atau OR NOT.

Gambar 7 ditunjukkan tiga buah kondisi yang berkaitan

dengan LD NOT, OR NOT, dan OR. Sekali lagi masing-

masing intruksi ini membutuhkan satu baris kode mnemonik.

Page 36: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

23

00000 01000

00001

01000

Gambar 7. Contoh instruksi OR dan OR NOT

(d) OUT dan OUT NOT

Cara yang paling mudah untuk mengeluarkan hasil

kombinasi kondisi eksekusi adalah dengan menyambung

langsung dengan keluaran melalui instruksi OUTPUT (OUT)

atau OUTPUT NOT (OUT NOT). Kedua instruksi ini

digunakan untuk mengontrol bit operan yang bersangkutan

berkaitan dengan kondisi eksekusi apakah ON atau Off.

00000 01000

00001 01001

Gambar 8. Contoh intruksi OUT dan OUT NOT

Page 37: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

24

(e) Differentiate UP DIFU(13) dan Differentiate Down DIFD

(14).

Intruksi DIFU(13) dan DIFD(14) digunakan untuk

meng-On-kan bit operan hanya satu siklus saja atau dengan

kata lain hanya sesaat saja. Instruksi DIFU(13) digunakan

untuk meng-ON-kan bit operan sesaat saja saat terjadi transisi

kondisi eksekusi dari OFF ke ON. Sedangkan instruksi

DIFD(14) digunakan untuk tujuan yang sama dengan

DIFU(13), hanya saja saat terjadi transisi kondisi eksekusi

dari ON ke OFF.

Gambar 9. Contoh intruksi DIFD(14) dan DIFU(13)

(f) END

Instruksi terakhir yang harus dituliskan atau

digambarkan dalam diagram tangga adalah instruksi END.

PLC akan mengerjakan semua instruksi dalam program dari

DIFU (13) 200.00 FTSENSE

DIFD (14) 200.00 FTSENSE

Page 38: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

25

awal (baris pertama) hingga ditemui instruksi END yang

pertama, sebelum kembali lagi mengerjakan instruksi dari

awal lagi, artinya instruksi-instruksi yang ada di bawah atau

setelah instruksi END diabaikan. Jika suatu diagram tangga

atau program PLC tidak dilengkapi instruksi END, maka

program tidak dapat dijalankan.

00005 01005

Gambar 10. Contoh intruksi END(01)

3) Kode Mnemonik

Menurut Putra Afgianto Eko(2004:60) diagram tangga tidak

dapat langsung dikirim ke PLC menggunakan konsol

pemrograman (Programming Console). Untuk mengirimkan

diagram tangga menggunakan konsol pemrograman maka harus

dilakukan konversi diagram tangga ke kode-kode mnemonik

(perangkat lunak Syswin khusus Omron PLC Sysmac) dapat

melakukan hal ini dengan otomatis. Kode mnemonik

menyediakan informasi yang sama persis dengan diagram tangga

END(01)

Page 39: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

26

hanya dalam bentuk yang langsung bisa diketikkan ke PLC yang

bersangkutan (melalui konsol pemrograman). Contoh

penyimpanan kode mnemonik ditunjukkan pada tabel 2.

Tabel 2. Contoh penyimpanan kode mnemonik

Alamat Intruksi Data

00000 LD 000.00

00001 AND 000.01

00002 OR 010.00

00003 AND NOT 000.03

00004 AND NOT 010.01

00005 AND NOT 010.02

00006 OUT 010.00

4) Eksekusi Program

Saat eksekusi program dijalankan, unit CPU didalam PLC

akan men-scan program dari atas ke bawah, memeriksa semua

kondisi dan mengerjakan semua intruksi terkait ke arah bawah.

Dengan demikian penting untuk menempatkan instruksi-instruksi

sesuai urutan yang seharusnya, sehingga program bisa bekerja

atau berjalan sesuai dengan yang di kehendaki. Dan CPU selalu

mengerjakan instruksi dari kiri ke kanan sebelum kembali lagi ke

titik cabang kemudian mengerjakan pada garis instruksi

berikutnya dan seterusnya.

Page 40: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

27

(a) Catatan Penting Pemrograman

Jumlah kondisi yang digunakan baik secara seri

ataupun pararel tidak terbatas selama tidak melampaui

kapasitas memori dari PLC. Dengan demikian gunakan

sebanyak mungkin kondisi sesuai dengan kebutuhan

pemrograman PLC, serumit mungkin. Tetapi ada satu hal

yang tidak boleh dilakukan yaitu menulis kondisi secara

vertikal, sebagaimana ditunjukkan pada gambar 11.

Gambar 11. Pemrograman yang salah

A.1.2. Masukan–masukan PLC

Kecerdasan sebuah sistem terotomasi sangat tergantung pada

kemampuan sebuah PLC untuk membaca sinyal dari berbagai macam jenis

sensor dan piranti-piranti masukan lainnya. Untuk bisa melakukan

perubahan pada memori status masukan tersebut, dibutuhkan sumber

tegangan untuk memicu masukan. Pada gambar 12 ditunjukkan contoh

menghubungkan sebuah sensor dengan tipe keluaran sinking(menyedot

arus) dengan masukan PLC yang bersifat sourcing(memberikan arus).

Page 41: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

28

Gambar 12. Contoh menghubungkan sensor masukan Sumber Putra Afgianto Eko (2004:13)

A.1.3. Keluaran PLC

Sistem terotomasi tidaklah akan lengkap jika tidak ada fasilitas

keluaran, beberapa alat atau piranti yang banyak digunakan adalah motor,

solenoida, relai, lampu indikator dan sebagainya. Omron

CPM1A/CPM2A (seri A) menggunakan keluaran berupa relai, dengan

adanya relai ini, menghubungkan dengan piranti eksternal menjadi lebih

mudah. Pada gambar 13 ditunjukkan gambar rangkaian internal

rangkaian relai sebagai keluaran pada CPM1A atau CPM2A.

Gambar 13. Relai sebagai keluaran pada PLC Omron Sumber Putra Afgianto Eko (2004:23)

Optoisolator

Page 42: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

29

Pada gambar diatas tampak bahwa CPU PLC betul-betul terisolasi

dari luar, pertama dengan menggunakan komponen optoisolator dan dari

optoisolator ini digunakan untuk menggerakkan relai(terminal A dan B)

dan sebuah dioda yang dipasang pararel dengan relai sebagai pengaman

arus balik yang terjadi saat pensaklaran.

Gambar 14. Contoh menghubungkan keluaran PLC dengan lampu Sumber Putra Afgianto Eko (2004:24)

A.2. Sensor Cahaya

A.2.1. Dioda Laser

Dioda laser adalah LED yang dibuat khusus untuk dapat beroperasi

sebagai laser. Laser singkatan dari “light amplifications by stimulated of

radiation” (amplifikasi cahaya dengan emisi radiasi yang distimulasi).

Tidak seperti LED, dioda laser mempunyai lubang optis dibentuk dengan

pelapisan sisi yang berlawanan dari chip untuk menghasilkan dua

permukaan pemantulan yang tinggi. (Frank D. Petruzela, 2002:244).

Seperti LED, dioda laser adalah dioda sambungan PN yang pada level arus

tertentu akan memancarkan cahaya.

Page 43: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

30

Dioda laser tidak lebih dari suatu LED yang dibuat dengan sangat

teliti dengan lapisan–lapisan rata dan dua buah cermin kecil. Cermin–

cermin itu sangat berhadapan antara yang satu dengan yang lainnya dan

menghasilkan umpan balik internal yang menyebabkan terjadinya

perangsangan emisi dari radiasi (stimulated emulation of radiation).

Emisi yang distimulasikan terjadi secara alamiah bila suatu proses

cahaya yang dipancarkan oleh elektron yang dibangkitkan menyerang

elektron kedua yang dibangkitkan dan memaksa untuk mengadakan

penggabungan kembali dengan suatu lubang hasilnya adalah terjadinya

dua buah proton yang memiliki frekuensi dan perjalanan yang benar–benar

identik dalam fasa yang sempurna antara yang satu dengan yang lainnya.

Emisi yang disimulasikan merupakan suatu amplifikasi (penguatan)

kemudian disimulasikan bahan laser dan hasilnya adalah sinar laser.

cahaya Lensa

Gambar 15. Dioda laser

Sebagian besar dioda laser dibuat dengan memproduksi lapisan

presisi dari arsenida galium (GaAs) atau semikonduktor penghasil cahaya

yang lain, dioda laser dalam rangkian ini digunakan sebagai pemancar

yang berkas cahayanya dikenakan secara langsung dengan LDR selaku

sensor penerima cahaya.

Page 44: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

31

A.2.2. LDR (Light Dependent Resistor)

LDR singkatan dari Light Dependent Resistor yang dibuat dari

bahan semikonduktor seperti silicon, selenium atau kadmium sulfida.

Foton conductive ini mempunyai sifat akan berkurang nilai resistansinya

apabila tidak terdapat cahaya yang mengenainya dan akan naik nilai

resistansinya apabila cahaya jatuh padanya. (Paul Fay, 1984:36).

Gambar 16. LDR

A.3. Motor DC

Motor adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah tenaga listrik arus

searah menjadi tenaga gerak atau energi mekanik, dimana tenaga gerak

tersebut berupa putaran daripada rotor. Fungsi motor ini berdasarkan gejala

bahwa suatu medan magnet mengeluarkan gaya pada penghantar berarus.

Prinsip kerjanya adalah apabila sebuah kawat penghantar yang dialiri arus

diletakkan antara dua buah kutub magnet, maka pada kawat itu akan bekerja

suatu gaya yang menggerakkan kawat itu (gaya lorentz).

Setiap konduktor yang mengalirkan arus mempunyai medan magnet

disekelilingnya. Kuat medan tergantung pada besarnya arus yang mengalir

dalam konduktor tersebut. Pada motor DC, konduktor pengalir arus dililitkan

pada alur-alur jangkar. Jika jangkar berputar maka dalam lilitan jangkar motor

Page 45: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

32

tersebut dibangkitkan gaya gerak listrik (GGL) yang kemudian diubah menjadi

energi mekanik dalam rotor.

Kontruksi dari motor DC terbagi atas beberapa bagian antara lain :

1) Stator atau bagian yang diam, terdiri dari:

Rumah stator (gandar) sebagai tempat jalan mengalirnya

medan magnet yang dihasilkan oleh kutub-kutub magnet, dan

melindungi bagian-bagian mesin lainnya, sehingga dibuat dari bahan

feromagnetik.

2) Rotor yang berputar, terdiri dari jangkar, lilitan jangkar, komutator

dan sikat-sikat.

Gambar 17. Motor DC

A.4. Komponen pendukung

A.4.1. Resistor dan transistor

Resistor adalah salah satu komponen elektronika dari bahan semi

konduktor yang mempunyai dua kaki yang bersifat menghambat arus yang

mengalir. Untuk menentukan nilai resistansi dari resistor biasanya

dilakukan dengan cara mengamati gelang warna yang terdapat pada

Page 46: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

33

resistor. Dibawah ini daftar gelang warna yang biasa terdapat pada badan

resistor.

Tabel 3. Daftar gelang warna resistor

No Warna Gelang ke-1 Gelang ke-2 Gelang ke-3

1. Hitam 0 0 0

2. Coklat 1 1 110

3. Merah 2 2 210

4. Orange 3 3 310

5. Kuning 4 4 410

6. Hijau 5 5 510

7. Biru 6 6 610

8. Ungu 7 7 710

9. Abu-abu 8 8 810

10. Putih 9 8 910

11. Emas - - 5%

12. Perak - - 10%

Transistor adalah merupakan salah satu komponen elaktronika

yang terdapat dari bahan semikonduktor yang mempunyai tiga kaki yaitu

kaki basis, kaki kolektor dan kaki emitor. Transistor terdiri dari dua jenis

dilihat dari bahan yang membuatnya, yaitu transistor silikon (0,7 volt) dan

transistor germanium(0,2 volt.) Transistor dibagi menjadi dua tipe, yaitu :

Page 47: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

34

1. Tipe PNP (negative-positif-negative)

2. Tipe PNP (positif-negative-positif)

Dalam rangkaian ini menggunakan transistor tipe NPN, transistor

ini bekerja jika pada basis dibias positif. Jika kolektor positif dan emitor

negative, maka transistor akan jenuh, serta antara kolektor dan emitor akan

terhubung singkat, hal ini yang dimanfaatkan sebagai saklar.

Q1ATIP 13

3

2

R1

2k2 Ohm

(a). (b).

Gambar 18. Simbol transistor dan resistor

A.4.2. Relai

Relai adalah suatu alat yang dioperasikan dengan listrik yang

mengontrol penghubungan rangkaian listrik (Frank D. Petruzella,

2004:191). Relai menempati posisi penting dalam banyak sistem kontroL,

bermanfaat untuk kontrol jarak jauh, pengendalian arus dan tegangan

tinggi dengan sinyal kendali bertegangan dan berarus rendah. Susunan

paling sederhana terdiri atas kumparan kawat penghantar yang

digulungkan pada former memutari teras magnet. Bila kumparan

dienergikan oleh arus, medan magnet yang dibangun menarik armatur

berporos, memaksanya bergerak cepat kearah teras. Gerakan armatur ini

melalui pengungkit dipakai untuk membuka atau menutup kontak-kontak.

Waktu kerja dan waktu lepas untuk relai armatur berada dalam daerah 15

Page 48: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

35

milidetik. Susunan semua kontaknya itu secara listrik terisolasi dari

rangkaian kumparan. Normal terbuka (normally open), kontak-kontak

akan tertutup bila relai diberi tegangan. Normal tertutup (normally close),

kontak-kontak terbuka bila diberi tegangan.

13 9 5 1

14 12 8 4

Gambar 19. Relai 12 Vollt 8 pin

A.4.3. Limit Switch

Sakelar batas atau limit switch merupakan saklar yang dapat

dioperasikan secara otomatis ataupun manual. Limit switch mampunyai

fungsi yang sama yaitu mempunyai kontak NO (Normaly Open) dan NC

(Normally Close). Limit switch akan bekerja jika ada benda yang menekan

roller-nya, sehingga kedudukan kontak NO menjadi NC dan kontak NC

menjadi NO. Jika benda sudah diangkat, roller dari limit switch kembali

keposisi semula, demikian pula dengan kedudukan kontak-kontaknya.

1 dan 2 NO

1 dan 3 NC

1 2 3

Gambar 20. Limit Switch

NC NO

Page 49: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

36

A.4.4. Pengaman lebur tabung (Fuse)

Pengaman lebur berguna untuk memutuskan atau membuka rangkaian

listrik bila terjadi hubung singkat. Pengaman lebur tabung mempunyai

elemen lebur yang ditempatkan dan dilindungi oleh tabung kertas fiber dan

kedua unjungnya ditutup dengan kontak cincin perunggu. Kedua ujung

elemen leburnya disambungkan kepada kedua kontak cincin perunggu

tersebut. Sehingga apabila diantara kedua ujung cincin perunggu diukur

dengan Ohmmeter akan menunjukkan adanya hubungan keduanya.

Gambar 21. Pengaman Lebur (fuse)

A.4.5. Saklar tombol tekan

Saklar tombol tekan adalah suatu jenis peralatan kontrol yang

digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan rangkaian listrik. Saklar

tombol tekan dioperasikan secara manual dengan cara menekan tombolnya.

Menurut kedudukan kontak-kontaknya tombol tekan dapat dibagi menjadi

dua yaitu, Normally Open (NO) dan Normally Close (NC). Kontak NO

kedudukan kontaknya dalam keadaan terbuka sebelum tombol dioperasikan

atau ditekan. Apabila kontak NO tersebut ditekan maka kedudukan

kontaknya akan berubah menjadi NC (tertutup), begitu juga sebaliknya

Page 50: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

37

untuk kontak NC dan ketika tombol dilepas maka kedudukan kontaknya

akan kembali keposisi semula.

Push

Gambar 22. Saklar tekan NO dan NC

A.5. Catu daya

Sebagian besar piranti elektronika membutuhkan tegangan DC untuk

bekerja. Meskipun baterai berguna dalam piranti yang bisa dibawa-bawa atau

piranti berdaya rendah, akan tetapi waktu operasinya terbatas. Sumber daya

yang mudah dapat dibuat dari sebuah rangkaian yang dapat mengubah

tegangan AC menjadi tegangan DC.

Sebuah power supply dapat dibuat dengan tiga buah komponen

utama, yaitu transformer, dioda penyearah, dan kapasitor filter.

A.5.1. Transformator Penurun Tegangan

Transformator penurun tegangan adalah transformator yang

diperlukan untuk menurunkan tegangan primer yang tinggi misalnya

sebesar 220 Volt atau 380 Volt, menjadi tegangan yang lebih rendah pada

bagian sekundernya, 6 Volt, 9 Volt, 12 Volt, atau 24 Volt. Ada dua jenis

transformator penurun tegangan yaitu transformator penurun tegangan

dengan CT (Center Tap) dan transformator penurun tegangan tanpa CT.

Page 51: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

38

0

T11 3

2 4

220

0

12 VAC

12 VAC

T2

CT

1 5

6

4 8

220

0

12 VAC

(a) (b)

Gambar 23. (a). Trafo step down tanpa CT dan (b). Trafo step down dengan CT

A.5.2. Penyearah

Penyearah (rectifier) merupakan bagian dari catu daya yang

berfungsi untuk mengubah tegangan bolak-balik atau AC menjadi

tegangan searah atau DC. Komponen yang berfungsi sebagai penyearah

adalah dioda. Dalam pembuatan catu daya menggunakan 2 macam

rangkaian penyearah yaitu :

1. Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan CT

2. Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan dioda bridge.

D 2T2

CT

1 5

6

4 8

220

0

VCC

0 D 2

(a)

Page 52: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

39

T11 3

2 4

-

D 1

0

D 2

D 3D 4

220 +

(b)

Gambar 24 (a). Penyearah gelombang penuh dengan CT (b). Penyearah gelombang penuh dengan dioda bidge

A.5.3. Penyaring kapasitor (filter kapasitor)

Tegangan DC yang berdenyut yang dihasilkan oleh rangkaian

penyearah bukanlah DC murni, sehingga dibutuhkan sebuah penyaring.

Rangkaian filter ini menggunakan kapasitor yang diletakkan melintasi

terminal keluaran. Kapasitor ini meratakan denyutan-denyutan tersebut

dan memberikan suatu tegangan yang hampir DC murni, biasanya

kapasitor filter itu adalah sebuah kapasitor elektrolit dengan harga yang

besar.

C1 Beban

Gambar 25. Filter dengan menggunakan Kapasitor

Page 53: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

40

A.5.4. IC Catu daya

Didalam rangkaian catu daya biasanya tegangan keluaran dari

rangkaian itu tidak sesuai atau mendekati tegangan nominal yang

diperlukan . untuk mengatasi masalah tersebut biasanya dipasang IC catu

daya. IC ini digunakan untuk lebih mengakuratkan nilai tegangan

keluaran. Dalam rangkaian ini menggunakan IC antara lain :

• LM 7805 (positif regulator) tegangan keluaran + 5 V.

1 2 3 Input Ground Output

Gambar 26. IC LM 7805

Sumber Wijayacitra Paulus (1994:12)

B. Perencanaan Alat Simulasi

B.1. Perancangan alat simulasi

Pesawat simulasi digunakan untuk mendiskripsikan cara kerja sistem

pengendalian pintu garasi menggunakan programmable logic controller

(PLC). Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan program kendali

pintu garasi pada PLC adalah sebagai berikut :

1. Memahami urutan kerja kendali pintu garasi dan membuat dalam

bentuk diagram blok dan flow chart seperti yang terdapat pada gambar

27 dan 28.

Page 54: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

41

Input Output

Gambar 27. Diagram blok simulasi pintu garasi mobil otomatis berbasis

PLC.

Sensor 1 Penerima Sinar Laser PLC

000.01

010.01 000.02

010.02 000.03

000.04 000.05 000.06

Driver Motor DC

M

Catu Daya 20 volt

Limit Switch atas

Limit Switch bawah

Pintu garasi mobil

Sensor 2

Sensor 3

Sensor 4

Penerima Sinar Laser

Penerima Sinar Laser

Penerima Sinar Laser

Catu Daya 5 Volt

Catu Daya 12 volt

Page 55: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

42

Gambar 28. Flow chart simulasi pintu garasi mobil otomatis berbasis PLC.

Page 56: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

43

2. Membuat daftar input dan output

Berikut ini merupakan daftar alamat input dan output PLC yang

ditunjukkan pada tabel 4.

Tabel 4. Daftar alamat masukan PLC

Alamat Keterangan

00001 Sensor buka pintu garasi (1) dari arah luar ruangan.

00002 Sensor buka pintu garasi (2),diseri dengan sensor (1).

00003 Sensor tutup pintu garasi.

00004 Sensor buka pintu garasi dari arah dalam ruangan.

00005 Limit switch batas atas penghenti kerja pintu naik.

00006 Limit switch batas bawah penghenti kerja pintu turun.

Tabel 5. Daftar alamat keluaran PLC

ALAMAT KETERANGAN

01001 Motor pembuka pintu garasi.

01002 Motor penutup pintu garasi.

3. Pembuatan ladder diagram

Dibawah ini merupakan ladder diagram simulasi pintu garasi mobil

otomatis berbasis PLC serta terdapat beberapa penjelasan mengenai ladder

diagram-nya.

Page 57: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

44

00001 00002 00005 01002 01001

Sensor_1 Sensor_2 Batas_atas Turunkan Naikkan

01001

Naikkan

00003

Sensor_3

200.00 00006 01001 01002

FTSENSE Batas_bawah Naikkan Turunkan

01002

Turunkan

00004 00005 01002 01001

Sensor_4 Batas_atas Turunkan Naikkan

01001

Naikkan

Gambar 29. Ladder Diagram Pintu Garasi Mobil Berbasis PLC

DIFD ( 14)

200.00

FTSENSE

END

Page 58: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

45

Penjelasan ladder diagram

00001 00002 00005 01002 01001

Sensor_1 Sensor_2 Batas_atas Turunkan Naikkan

01001

Naikkan

Gambar 30. Ladder diagram start motor forward dengan self holding

Saat sensor_1 (00001) dan 2 (00002) terpicu maka keluaran 01001

atau motor (forward) akan bekerja dengan kondisi bahwa saklar batas atas

(00005) dan keluaran turunkan (01002) masih dalam keadaan OFF atau mati.

Ketika motor (forward) maka kontak (01001) akan terhubung sehingga arus

akan mengalir ke keluaran (01001). Apabila sensor_1 (00001) dan sensor_2

(00002) ataupun salah satu saklar di off-kan maka tidak akan berpengaruh

pada keluaran (01000) karena keluaran (01001) di-OR kan dengan saklar

masukan. Rangkaian ini biasanya disebut rangkaian self holding (rangkaian

pengunci). Sensor_1 (00001) dan 2 (00002) ini di–AND kan guna mengatasi

keluaran apabila ada sesuatu ataupun seseorang yang melewati salah satu

sensor, pintu tidak akan bekerja kecuali kedua-duanya terpicu secara

bersamaan. Limit switch batas atas (00005) digunakan sebagai pemutus arus

yang menuju keluaran (01001), saat saklar (00005) terpicu maka arus keluaran

Page 59: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

46

akan terputus, menyebabkan motor berhenti dan kontak (01001) akan terbuka

kembali.

00003

Sensor_3

Gambar 30. Ladder diagram DIFD (14)

Saat sensor_3 (00003, saklar untuk menutup pintu) terpicu, keluaran

tidak akan langsung bekerja karena diberi perintah DIFD (14). Dimana

perintah diferentiate down(DIFD (14)) berfungsi untuk mengubah kondisi

logika bit operan dari OFF menjadi ON selama 1 scan time. 1 scan time

adalah jumlah waktu yang dibutuhkan oleh PLC untuk menjalankan program

mulai dari alamat program (00000) sampai intruksi END (01). DIFD (14)

mendeteksi transisi turun dari input, yang artinya kondisi ini bekerja dari

transisi OFF ke ON ke OFF. Saat sensor 3 kembali OFF maka keluaran akan

langsung bekerja.

IN

OUT

1 SCAN

Gambar 32. Chart DIFD (14)

DIFD (14) 200.00 FTSENSE

Page 60: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

47

00003

Sensor_3

200.00 00006 01001 01002

FTSENSE Batas_bawah Naikkan Turunkan

01002

Turunkan

Gambar 33. Ladder diagram start motor reverse dengan rangkaian self

holding

Saat kondisi sensor_3 (00003) terpicu (sensor untuk menutup pintu),

keluaran (01002) tidak akan langsung bekerja, kemudian setelah saklar OFF

kembali arus mengalir pada kontak IR 200.00 akan bekerja mensuplai arus ke

keluaran sehingga keluaran (01002) akan bekerja dengan kondisi bahwa saklar

batas atas (00006) dan keluaran naikkan (01001) masih dalam keadaan NC

atau OFF. Limit switch batas bawah (00006) digunakan sebagai pemutus arus

yang menuju keluaran (01002), saat limit switch (00006) terpicu maka arus

keluaran akan terputus, menyebabkan motor berhenti dan kontak (01002) akan

terbuka kembali. Kondisi ini juga dilengkapi dengan rangkaian self holding

sehingga saat kontak IR 200.00 terbuka kembali, arus tetap mengalir dan

keluaran tetap bekerja.

DIFD (14)

200.00

FTSENSE

Page 61: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

48

00004 00005 01002 01001

Sensor_4 Batas_atas Turunkan Naikkan

01001

Naikkan

Gambar 33. Ladder diagram start motor forward dengan self holding

Saat sensor (00004) terpicu maka keluaran (01001) atau motor

(forward) akan bekerja dengan kondisi bahwa saklar (00005) (limit switch

batas atas) dan keluaran turunkan (01002) masih dalam keadaan off atau mati.

Ketika motor (forward) maka kontak (01001) akan terhubung sehingga arus

juga mengalir dari saklar (01001). Apabila saklar (00004) di off kan maka

tidak akan berpengaruh pada keluaran 01001 karena keluaran 01001 di-OR-

kan dengan sensor masukan (00004) (rangkaian self holding atau pengunci).

Limit switch batas bawah (00005) digunakan sebagai pemutus arus yang

menuju keluaran (01001), menyebabkan motor berhenti dan kontak (01001)

akan terbuka kembali. Perintah END digunakan untuk mengakhiri seluruh

perintah yang terdapat pada program PLC.

END(01)

Page 62: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

49

4. Pembuatan mnemonik program

Tabel 6. Daftar mnemonik Program

Alamat Intruksi Data

00000 LD 000.01

00001 AND 000.02

00002 OR 010.01

00003 AND NOT 000.05

00004 AND NOT 010.02

00005 OUT 010.01

00006 LD 000.03

00007 DIFD 200.00

00008 LD 200.00

00009 OR 010.02

00010 AND NOT 000.06

00011 AND NOT 010.01

00012 OUT 010.02

00013 LD 000.04

00014 OR 010.01

00015 AND NOT 000.05

00016 AND NOT 010.02

00017 OUT 01001

00018 FUN (01)

Page 63: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

50

B.2. Pembuatan Alat Simulasi

B.2.1. Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan pesawat simulasi

dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 7. Daftar alat dan bahan

No Nama Alat dan

Bahan

Spesifikasi Jumlah

1. Gergaji kayu - 1 buah

2. Gergaji besi - 1 buah

3. Obeng - - 1 buah

4. Obeng + - 1 buah

5. Bor kayu - 1 buah

6. Mata bor Ф 1 mm 1 buah

7. Bor PCB Ф 8 mm 1 buah

8. Tang Kombinasi - 1 buah

9. Kikir bulat - 1 buah

10. Palu - 1 buah

11. Multimeter Digital MAXCOM 1 buah

12. Laker Ф 10 mm 2 buah

13. Paku skrup ¾”, ½” 1 gros

14. Pipa PVC ¾” ½ meter

15. Amplas No. 1000 2 lembar

Page 64: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

51

16. PCB 20 X 10 cm 2 buah

17. Motor 12 VDC 1 buah

18. Limit switch 10 A, 1000 VAC 2 buah

19. Lampu LED 5 mm, 10 mm 5 buah

20. Relai 5 Pin

Relai 8 Pin

12 VDC, 5 A 4 buah

8 buah

21. Dioda laser CLASS 11 A 4 buah

22. Transformator 3 A 1 buah

23. Kapasitor 2200 µf / 50 V,

1000 µf / 35 V

2 buah

24. Dioda IN 5401, IN 4002 8 buah

25. IC Regulator LM 7805 1 buah

26. LDR 4,5 X 3,6 mm 4 buah

27. Resistor 2K2 Ω 4 buah

28. Transistor TIP 31 4 buah

29. Jumper - 16 buah

30. Sekering tabung 5 A 1 buah

31. Push button 1 A, 50 V AC 4 buah

32. Kabel pelangi - 5 meter

33. PLC CPM 2A 1 buah

34. Solder dan Tenol - 1 buah

35. Soldering Atactor - 1 buah

Page 65: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

52

36. Besi Φ=1 cm, P=30 cm 1 buah

37. Kayu P=1,5 m 1 buah

38. Triplek 1X1,5 m 1 buah

B.2.2. Proses pembuatan alat simulasi

Pembuatan simulasi pintu garasi otomatis dengan menggunakan

PLC ini dirancang untuk dapat mengoperasikan pintu garasi secara

otomatis. Proses pembuatan alat simulasi dimulai dilakukan dengan urutan

sebagai berikut :

1. Memotong kayu dengan ukuran 85 x 30 cm sebagai alas 1 buah, 30 x

30 sebanyak 6 buah dan 2 buah ukuran 40 x 30 cm sebagai rangka

sebuah garasi serta triplek ukuran 40 x 30 cm 2 buah dan 30 x 30 cm.

2. Membuat simulasi pintu rolling door menggunakan potongan dudukan

tirai jendela dengan ukuran 29 x 30 cm, sebuah mika plastik dengan

ukuran 27 x 35 cm sebagai daun pintu.

3. Membuat dudukan untuk penempatan sensor 1, 2, 3, 4 serta dudukan

untuk limit switch disesuaikan dengan kebutuhan.

4. Pemutar pintu rooling door dengan menggunakan potongan besi

berdiameter ± 1cm, serta membuat dudukannya dengan menggunakan

dua buah laker yang dipasang pada samping atas kedua sisi pintu

garasi serta pemutarnya menggunakan pipa PVC berdiameter ± 2 cm.

5. Merangkai kayu tersebut dengan paku serta simulasi pintu garasi

berikut daun pintunya.

Page 66: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

53

6. Memasang mekanik pintu garasi dan menghubungkannya ke motor.

7. Memasang dioda laser, LDR, dan limit switch.

8. Membuat rangkaian elektronik sesuai gambar dibawah ini.

9. Membuat panel sesuai gambar rencana.

10. Memasang koponen-konponen panel.

11. Melakukan pengujian terhadap semua bagian pesawat simulasi.

12. Mencoba kerja pesawat simulasi dengan menggunakan PLC

HI

0

CT

OTOMATIS

15

catu daya motor

DIODE

15

0

LM 7805

Buka Pintu

0

HI

220 Volt ACDIODE

0

R1R

HI

catu daya penerima

Dioda laser 1-4

HI

HI- +

D3

BRIDGE

1

4

3

2

HI

OTOMATISTutup Pintu

12 VoltDC

T1

TRAN_ISDN_12

7

212

1

511

6

Gambar 35. Rangkaian Catu Daya Otomatis dan Manual

D1

LED

+ 5 Volt

- 5 Volt

47 Ohm

@be.com

Gambar 36. Rangkaian pemancar dioda laser

Page 67: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

54

ke PLCR1LDR

R2

2K2 Ohm

Q1ATIP 31

31

2

LS1

RELAY SPDT

35

412

HI

+

0

-

+

Gambar 37. Rangkaian penerima sinar laser

Motor

LS2

RELAY DPDT

34

5

68

712HI

0

+

0

HI

Ke rangkaiancatu dayamanual tutuppintu

LS1

RELAY DPDT

34

5

68

712

+

Ke rangkaiancatu dayamanual bukapintu

-

-

(a)

+0

MLS2

RELAY DPDT

34

5

68

712

-

Catu daya otomatis

LS2

RELAY DPDT

34

5

68

712

HI

Output PLC

+

-

Output PLC

(b)

Gambar 38. (a) Rangkaian Pembalik arah putaran manual (b). Rangkaian Pembalik arah putaran dengan PLC

Page 68: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

55

B.3. Pemasukan program PLC kedalam alat simulasi

Berikut merupakan langkah-langkah dalam memasukkan program ke

dalam alat simulasi.

1. Hubungkan input catu daya PLC ke tegangan 220 V dari PLN, beserta

input dan output dari pesawat simulasi ke PLC.

2. Hubungkan PLC dengan komputer menggunakan kabel port peripheral

RS 232C. Hidupkan PLC dan komputer, lakukan konektifitas diantara

ketiganya.

3. Aktifkan Syswin sehingga ditampilkan sebagai berikut:

a. Lakukan pengaturan PLC seperi gambar dibawah ini.

Gambar 39. Tampilan penyuntingan diagram tangga Syswin Sumber Putra Afgianto Eko (2004:101).

Page 69: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

56

b. Mulailah dengan menu File New Project, sehingga akan

dimunculkan kotak dialog sebagai berikut:

Gambar 40. Jendela New Project Setup Sumber Putra Afgianto Eko (2004:102).

Lakukan setting seperti pada gambar di atas, kemudian klik Ok.

c. Mulailah melakukan penggambaran Ladder diagram sampai selesai,

pilih fungsi atau kondisi yang hendak dipasang, misal normaly open

contact, maka tulislah alamat yang diinginkan kemudian klik OK,

misal (00000 ataupun 01001 dan sebagainya).

Gambar 41. Kotak dialog intruksi ladder diagram Sumber Putra Afgianto Eko (2004:102).

Page 70: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

57

Gambar 42. Contoh penggambaran Normaly Open Contact Sumber Putra Afgianto Eko (2004:103).

d. Untuk menambah jaringan, pilih Blok Insert Network akan

dimunculkan dialog:

Gambar 43. Kotak insert network Sumber Putra Afgianto Eko (2004:104).

Keterangan :

ABOVE Current Network digunakan untuk menyisipkan network di

atas (sebelum) network terpilih.

BELOW Current Network digunakan untuk menyisipkan network di

bawah (setelah) network terpilih.

Page 71: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

58

e. Untuk memasukkan intruksi diagram tangga, seperti CNT 000,

DIFD(14), DIFU(13), TIM, END, klik tombol Function sehingga akan

ditampilkan kotak dialog Function sebagaimana ditunjukkan pada

gambar dibawah ini.

Gambar 44. Kotak dialog select function Sumber Putra Afgianto Eko (2004:106).

Ataupun dengan memilih daftar simbol yang ada di sebelah kiri

tampilan syswin, misalkan FUN, TIM, CNT 000. Maka akan

ditampilkan dialog sebagai berikut:

Gambar 45. Kotak dialog function Sumber Putra Afgianto Eko (2004:105).

Page 72: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

59

f. Dibawah ini merupakan contoh hasil akhir sebuah diagram tangga.

Gambar 46. Contoh hasil akhir diagram tangga Sumber Putra Afgianto Eko (2004:106).

g. Sarana penyutingan diagram tangga lainnya

1 2 3

Gambar 47. Kotak penyutingan diagram tangga lainnya Sumber Putra Afgianto Eko (2004:107).

Keterangan :

1. ASE (address symbol editor) fungsinya untuk memberikan

nama simbol pada masing-masing alamat kondisi

2. Edit network symbol digunakan untuk memberikan nama dan

keterangan atau komentar pada suatu jaringan, bisa

digunakan untuk menghapus ataupun menyisipkan jaringan.

Page 73: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

60

3. Statement list merupakan ungkapan dari diagram tangga yang

dibuat.

h. Mengatur komunikasi serial dengan PLC melalui menu Projects,

Communications (lakukan setting seperti gambar berikut):

Gambar 48. Mengatur komunikasi dengan PLC Sumber Putra Afgianto Eko (2004:112).

Untuk melakukan koneksi dengan PLC gunakan Online, Connect

(tombol-tombol berikut hanya aktif jika sudah Online)

1 2 3 4

Gambar 49. Pengeditan diagram tangga secara online Sumber Putra Afgianto Eko (2004:112).

Keterangan:

1. Communications Connect, untuk melakukan koneksi dengan

PLC yang bersangkutan;

2. PLC Mode, untuk memilih mode kerja dari PLC yang

bersangkutan, jika diklik akan dimunculkan pilihan.

Page 74: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

61

Gambar 50. Kotak PLC mode Sumber Putra Afgianto Eko (2004:112).

3. Monitoring, untuk melakukan monitoring kerja PLC melalui

komputer.

4. Online Edit, digunakan untuk penyutingan ladder secara

online.

i. Setelah terkoneksi, masukkan program ladder ke PLC Omron yang

bersangkutan, dengan cara memilih Menu, Online, Download program

to PLC, sehingga akan ditampilkan:

Gambar 51. Kotak download program to PLC Sumber Putra Afgianto Eko (2004:113).

Lakukan pengaturan sebagaimana tampak pada gambar. Jika PLC

dalam mode RUN atau MONITOR, maka Anda harus mengubahnya ke

mode STOP atau PRG, agar bisa memasukkan program yang

bersangkutan.

Page 75: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

62

C. Pengujian

C.1. Pengujian Catu daya

Langkah pengujian :

A. Menghubungkan input catu daya ke tegangan 220 V dfari PLN

B. Mengukur tegangan keluaran catu daya dengan multimeter digital.

C. Mencatat hasil pengujian.

Tabel 8. Daftar hasil pengujian catu daya

No Catu daya (Volt) Masukan AC (Volt Keluaran DC (Volt)

1. 5 220 5.01

2. 30 220 20.02

C.2. Pengujian Sensor

Langkah pengujian :

a. Menghubungkan catu daya 12 V dengan rangkaian penerima

sensor cahaya dan DC 5 V pada dioda laser.

b. Melakukan pengujian pada tiap bagian untuk mendapatkan hasil

yang diinginkan dengan multimeter digital..

c. Mencatat hasil pengujian.

Tabel 9. Daftar hasil pengujian laser dan penerima laser

Rangkaian penerima No Sensor

1 2 3 4

1. Dioda laser 1 Bekerja - - -

2. Dioda laser 2 - Bekerja - -

Page 76: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

63

3. Dioda laser 3 - - Bekerja -

4. Dioda laser 4 - - - Bekerja

C.3. Pengujian pada motor

Langkah pengujian :

a. Menghubungkan catu daya 20 V dengan motor DC.

b. Mencatat arah putaran

c. Menukar kabel catu daya.

d. Mencatat hasil pengujian.

Tabel 10. Daftar hasil pengujian Motor

No Arah putaran motor pintu membuka pintu menutup

1. Forward bekerja -

2. Reverse - bekerja

D. Pengoperasian

D.1. Pengoperasian secara otomatis

Cara pengoperasiannya adalah sebagai berikut :

a. Hubungkan power suplai 220 VAC dengan benda simulasi

b. Tekan saklar power dan saklar otomatis pada posisi ON.

c. Mobil masuk garasi.

Saat mobil berada di depan garasi, mobil menghalangi cahaya

dioda sinar laser 1dan 2 yang diarahkan mengenai sensor LDR 1 dan LDR

2. Bersamaan dengan turunnya nilai resistansi LDR 1 dan LDR 2, maka

Page 77: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

64

akan memicu relai untuk memberikan sinyal masukan pada PLC untuk

menaikkan pintu sampai limit switch batas atas terpicu.

Saat mobil bergerak masuk dan tepat berada dibawah pintu, mobil

akan mengaktifkan sensor 3 yang berada di dekat pintu. Tetapi bekerjanya

sensor ini setelah mobil melewati area sensor 3. Setelah mobil melewati

sensor 3 pintu akan menutup sampai limit switch batas bawah.

d. Mobil keluar garasi.

Saat mobil akan keluar dari garasi, mobil harus maju kedepan

untuk mengaktifkan sensor 4, setelah aktif sensor akan memberikan sinyal

ke relai. Relai sensor akan bekerja sehingga akan memberikan sinyal

masukan ke PLC untuk membuka pintu. Pintu terbuka sampai limit switch

batas atas pintu. Saat mobil bergerak keluar dan tepat berada dibawah

pintu, mobil mengaktifkan sensor 3 yang berada di dekat pintu. Dan

bekerja seperti pada saat mobil masuk. Saat mobil keluar dan menghalangi

cahaya sensor 1 dan sensor 2, PLC tidak akan bekerja meskipun kedua

sensor memberikan sinyal masukan. Dan selanjutnya setelah mobil

meninggalkan area sensor 1 dan 2, kondisi kembali seperti semula.

D.2. Pengoperasian secara manual

Cara pengoperasiannya adalah sebagai berikut :

a. Hubungkan power suplai 220 VAC dengan benda simulasi

b. Tekan saklar power pada posisi ON, saklar otomatis dalam posisi

ON atau OFF (alat dapat beroperasi manual meskipun saklar

otomatis ON).

Page 78: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

65

c. Tekan tombol merah digunakan untuk membuka pintu garasi.

d. Tekan tombol hitam digunakan untuk menutup pintu garasi.

e. Untuk menghentikan pintu, sesuai dengan lama penekanan tombol

ataupun ditekan kembali seperti keadaan semula.

Page 79: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

66

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. PLC merupakan salah satu alat kendali modern yang khusus dirancang

untuk menangani sistem kendali otomatis baik dalam bidang industri

maupun non industri.

2. Sistem kendali yang bekerja secara otomatis dapat membantu

mempermudah manusia dalam melakukan aktifitasnya.

3. Dengan adanya alat bantu simulasi, maka pemahaman mengenai deskripsi

kerja alat mudah dimengerti dan dipahami.

4. Rangkaian kendali pintu garasi mobil ini dapat bekerja secara otomatis dan

manual. Pengoperasian secara otomatis dilakukan untuk mempermudah

pengoperasiannya sedangkan secara manual digunakan untuk perawatan

dan perbaikan sistem.

5. Posisi parkir mobil pada daerah yang tidak mengenai area sensor 3 dan 4

secara bersamaan

B. SARAN

1. Dalam pemakaian sistem kendali khususnya PLC, sistem harus benar-

benar terisolasi dari rangkaian interface luar.

2. Dengan adanya alat simulasi ini, dapat memberikan gambaran mengenai

salah satu aplikasi PLC.

Page 80: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

67

3. Pada pembuatan sistem kendali pintu garasi mobil otomatis yang

sesungguhnya, harus diperhitungkan kembali faktor pemilihan motor dan

gear box.

Page 81: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

68

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Soepatah dan Soeparno, 1987. Mesin Listrik 1. Jakarta : Depdikbud,

Dikdirmenjur. Frank D Petruzela, 2002. Elektronika Industri. Yogyakarta : Andi Ofset.

Malvino, 1985. Prinsip-prinsip Elektronika Edisi ke 3 jilid 1. Jakarta : Gramedia

Pustaka Umum.

Omron, 1997. Smallest PLC in the Sysmac. C Series SYSMAC CPM1A. Training Manual. Bandung : PT. Interindo Wiradinamika.

Paul Fay dkk.1985. Pengantar Ilmu Teknik Elektronika. Jakarta : Gramedia.

Putra Afgianto Eko, 2004. Konsep Pemrograman dan Aplikasi(Omron CPM1A/CPM2A dan ZEN Programmable Relay). Yogyakarta : Gava Media.

Robert L. Shrader, 1991. Komunikasi Elektronika. Jakarta : Erlanga. Setiawan Heru, 2005. Workshop Kontrol Pneumatic dengan PLC. Surakarta :

Laboratorium Jurusan Teknik Elektro,UMS. Suryono dan Tugino, 2005. Panduan Work Shop Pemograman Dan Aplikasi PLC.

Semarang : Laboratorium Jurusan Teknik Elektro, UNNES. Wasito S, 2001. Vademekum Elektronika. Jakarta : Gramedia Pustaka Umum. Wijayacitra Paulus, 1994. Buku Data IC Catu Daya. Jakarta : Elekmedia

Komputindo.

Page 82: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

69

LAMPIRAN 1 Spesifikasi umum

CPM 1 APPENDIX C - Spesifikasi Spesifikasi

Spesifikasi umum

Jenis CPM-10CDR-[ ]

CPM-20CDR-[ ]

CPM1-30CDR-[ ]

Tipe AC 100 – 240 VAC, 50/60 HZ Tegangan Suplai Tipe DC 24 VDC Tipe AC 85 – 264 VAC Daerah Tegangan

kerja Tipe DC 20.4 – 26.4 VDC Tipe AC MAX. 60 VA

Tipe DC MAX. 20 W Arus Inrush MAX. 60 A

Suplai Tegangan 24 VDC Catu Daya Kapasitas Output 300 mA (lihat catatan)

Tahanan isolasi Min. 20 M Ω (pada 500 VDC) antara terminal eksternal AC dan terminal pencegah grounding.

Kekuatan Dielektrik 2.300 VAC 50/60 HZ untuk 1 menit antara terminal eksternal AC dan terminal pencegah grounding, arus bocor : max. 10 mA.

Daya Tahan Noise 1.500 Vp-p, lebar pulsa : (0.1 - 1)ųs, waktu naik : 1ns (dengan simulasi noise)

Tahanan getaran (10 - 57) HZ, amplitudo 0.075 mm, (57 - 150) HZ, percepatan : 9.8 m/s (1G) dalam arah X, Y, dan Z untuk setiap 80 menit. (koefisien waktu : 8 menit x faktor koefisien 10 = waktu total 80 menit).

Tahanan Goncangan 196 m/s (20G) tiga kali dalam arah X, Y dan Z. Temperatur Kerja Operasi : 0 – 55 C

Penyimpanan : 20 – 75 C Kelembapan 10 % sampai 90 % (tanpa pengembunan). Atsmosfir Harus bebas dari gas korosif Ukuran Terminal Baut M3 Grounding Kurang dari 100 Ω Waktu Gangguan Daya Tipe AC : min 10 ms.

Tipe DC : min 2 ms. (Gangguan daya terjadi bila daya dibawah 85 % dari tegangan kerja yang lebih lama dari waktu gangguan daya).

Tipe AC Max 600 g Max. 800 g Max. 900 g Berat CPU Tipe DC Max 500 g Max. 700g Max. 800 g

Berat Ekspansi I/O Unit Max 600 g Catatan : Apabila terjadi arus berlebihan atau hubungan singkat pada supply tegangan eksternal, tegangan dari supply daya eksternal akan jatuh. Dan PC akan terus bekerja.

PT. INTERINDO WIRADINAMIKA – BANDUNG (Authorized Distributor OMRON)

http : www. Omron. Com.sg

Page 83: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

70

CPM 1 APPENDIX C - Spesifikasi Spesifikasi Adapter Komunikasi

Spesifikasi Adapter RS-232C

Jenis Spesifikasi

Fungsi Mengubah antara format CMOS (sisi CPU PC) dengan format RS-232C (sisi komputer).

Isolasi RS-232C (sisi komputer), diisolasi dengan konverter DC/DC dan photocoupler.

Catu Daya Daya diperoleh dari CPU PC Baud rate Max. 0.3 A Tahanan Vibrasi 10 sampai 57 HZ: amplitudo 0.075 mm

57 sampai 150 HZ: 9.8 m/s (1G), percepatan pada arah x, y dan Z. Tahanan Goncangan 147 m/s (15G) tiga kali dalam setiap arah x, y dan Z Temperatur Sekitar Operasi 0 sampai 55 C

Penyimpanan -20 sampai 75 C. Kelembapan 10 % sampai 90 % (tiada pembekuan). Atmosfir Harus bebas dari gas korosif berat Max 200 g.

PT. INTERINDO WIRADINAMIKA – BANDUNG (Authorized Distributor OMRON)

http : www. Omron. Com.sg

Page 84: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

71

LAMPIRAN 2 Ringkasan penggunaan tombol-singkat (ShortCut):

Tombol/ShortCut Gambar Fungsi

ESC

Mouse ke fungsi select

Normally Open Contact

/

Normally Close Contact

-

Horizontal Connector

|

Vertical Connector

O

Normally OFF Output

Q

Normally ON Output

F

Function

T

Timer

C

Counter

/

Negate / Differentiate

Del

Delete Item

Shift + F2

Open Project

Tombol/ShortCut Gambar Fungsi

Shift + F3

Save Project

Shift + F4

Print Object

Ctrl + x

Cut Items

Ctrl + c

Copy Items

Ctrl + v

Paste Items

Ctrl + z

Undo

Ctrl + F2 Data Force (jika Online)

Ctrl + F3 Data Set (jika Online)

Page 85: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

72

Ctrl + F4 Choose Editor

Shift + F5

Select Network

Shift + F6 / Alt + Ins

Insert Network

Shift + F7 / Alt + Del

Delete Network

Shift + F8 / Alt + Enter

Test Network

Ctrl + F5

Block Manager

Ctrl + F6

Edit Address Symbols

Ctrl + F7

Edit Network Symbols

Ctrl + F8

Statement List

Shift + F9

Communications Connect

Shift + F10

PLC Mode (jika Online)

Ctrl + F11

Monitoring (jika Online)

Shift + F11

Online Edit (jika Online)

Shift + F12

Overview Mode

Page 86: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

73

LAMPIRAN 3 Ladder diagram simulasi pintu garasi mobil otomatis berbasis PLC(Programmable Logic Control)

Diagram tangga ini digunakan untuk mengendalikan pintu rolling door pada sebuah garasi mobil ataupun gudang

00001 00002 00005 01002 01001 Sensor_1 Sensor_2 Batas_atas Turunkan Naikkan 01001 Naikkan

00000 LD 000.01 Sensor_1 00001 OR 010.01 Naikkan 00003 AND 000.02 Sensor_2 00004 AND NOT 000.05 Batas_atas 00005 OUT 010.01 Naikkan 000.01 Sensor_1 sensor 1 bekerja bersamaan dengan sensor 2, buka pintu 010.01 Naikkan Naikkan pintu rolling door. 000.02 Sensor_2 sensor2 bekerja bersamaan dengan sensor 1, buka pintu 000.05 Batas_atas Digunakan untuk menghentikan pintu rolling door 010.02 Turunkan Turunkan pintu rolling door Sensor 3 dideteksi hingga terjadi transisi dari OFF ke ON (DIFD)

00003

Sensor_3

00006 LD 000.03 Sensor_3 00007 DIFD 200.00 FTSENSE 000.03 Sensor_3 Terjadi transisi dari OFF ke ON 200.00 FTSENSE Terjadi transisi dari OFF ke ON.

Ladder Diagram – 1: 1 MYGARASI.SWP 1/02/02/06 7:11:06 Page 1

Main 1 – Rolling Door

Network 1 - Naikkan

Network 2 -Fotosensor

DIFD (14) 200.00 FTSENSE

Page 87: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

74

Jaringan untuk menurunkan pintu rolling door 200.00 00006 01001 01002

FTSENSE Batas_bawah Naikkan Turunkan

01002

Turunkan

00008 LD 200.00 FTSENSE 00009 OR 010.02 Turunkan 00010 AND NOT 000.00 Batas_bawah 00011 AND NOT 010.01 Naikkan 00012 OUT 010.02 Turunkan Jaringan untuk menaikkan pintu atau rolling door dari arah dalam ruangan.

00004 00006 01002 01001

Sensor_4 Batas_atas Turunkan Naikkan 01001

Naikkan

00013 LD 000.04 Sensor_1 00014 OR 010.01 Naikkan 00015 AND NOT 000.06 Batas_atas 00016 AND NOT 010.02 Turunkan 00017 OUT 010.01 Naikkan 000.04 Sensor_14 sensor 1 bekerja bersamaan dengan sensor 2, buka pintu 010.01 Naikkan Naikkan pintu rolling door. 000.06 Batas_atas Digunakan untuk menghentikan pintu rolling door 010.02 Turunkan Turunkan pintu rolling door

Jaringan untuk mengakhiri program 00018 END

Ladder Diagram – 1: 2 MYGARASI.SWP 1/02/02/06 7:11:06 Page 2

Network 3 - Turunkan

Network 4 - Naikkan

END(01)

Network 4 - Naikkan

END(01

Page 88: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

75

Diagram tangga ini digunakan untuk mengendalikan pintu rolling door pada sebuah garasi mobil ataupun gudang

Jaringan untuk menaikkan pintu atau rolling door dari arah luar ruangan 00000 LD 000.01 Sensor_1 00001 OR 010.01 Naikkan 00003 AND 000.02 Sensor_2 00004 AND NOT 000.05 Batas_atas 00005 OUT 010.01 Naikkan 000.01 Sensor_1 sensor 1 bekerja bersamaan dengan sensor 2, buka pintu 010.01 Naikkan Naikkan pintu rolling door. 000.02 Sensor_2 sensor2 bekerja bersamaan dengan sensor 1, buka pintu 000.05 Batas_atas Digunakan untuk menghentikan pintu rolling door 010.02 Turunkan Turunkan pintu rolling door Sensor 3 dideteksi hingga terjadi transisi dari OFF ke ON (DIFD) 00006 LD 000.03 Sensor_3 00007 DIFD 200.00 FTSENSE 000.03 Sensor_3 Terjadi transisi dari OFF ke ON 200.00 FTSENSE Terjadi transisi dari OFF ke ON.

Jaringan untuk menurunkan pintu rolling door 00008 LD 200.00 FTSENSE 00009 OR 010.02 Turunkan 00010 AND NOT 000.00 Batas_bawah 00011 AND NOT 010.01 Naikkan 00012 OUT 010.02 Turunkan 200.00 FTSENSE Terjadi transisi dari OFF ke ON. 010.02 Turunkan Turunkan pintu rolling door 000.06 Batas_bawah Digunakan untuk menghentikan pintu rolling door 010.01 Naikkan Naikkan pintu rolling door

Statement List MYGARASI.SWP 1/02/02/06 7:11:06 Page 3

Main 1 – Rolling Door

Network 1 - Naikkan

Network 2 -Fotosensor

Network 3 - Turunkan

Page 89: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

76

Jaringan untuk menaikkan pintu atau rolling door dari arah dalam ruangan. 00013 LD 000.04 Sensor_1 00014 OR 010.01 Naikkan 00015 AND NOT 000.06 Batas_atas 00016 AND NOT 010.02 Turunkan 00017 OUT 010.01 Naikkan 000.04 Sensor_4 sensor 1 bekerja bersamaan dengan sensor 2, buka pintu 010.01 Naikkan Naikkan pintu rolling door. 000.06 Batas_atas Digunakan untuk menghentikan pintu rolling door 010.02 Turunkan Turunkan pintu rolling door

Jaringan untuk mengakhiri program 00018 END

Network 4 - Naikkan

Network 4 - Naikkan

Statement List MYGARASI.SWP 1/02/02/06 7:11:06 Page 4

Page 90: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

77

00001 Sensor_1 sensor 1 bekerja bersamaan dengan sensor 2, buka pintu 000.02 Sensor_2 sensor2 bekerja bersamaan dengan sensor 1, buka pintu 000.03 Sensor_3 Terjadi transisi dari OFF ke ON 000.04 Sensor_4 sensor 1 bekerja bersamaan dengan sensor 2, buka pintu 000.05 Batas_atas Digunakan untuk menghentikan pintu rolling door 000.06 Batas_bawah Digunakan untuk menghentikan pintu rolling door 010.01 Naikkan Naikkan pintu rolling door. 010.02 Turunkan Turunkan pintu rolling door 200.00 FTSENSE Terjadi transisi dari OFF ke ON.

Symbol List MYGARASI.SWP 1/02/02/06 7:11:06 Page 5

Page 91: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

78

LAMPIRAN 4

A. Rancang Bangun Alat Simulasi

• Tampak depan

Limit switch atas

Sensor 4

Sensor 3

Sensor 2 Limit switch bawah

Sensor 1

• Tampak samping

L S 2

S 1 S 2 S 3 S 4

PLC

Bok Motor

Rol Pemutar

daun pintu Bok Motor

LS 1

Page 92: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

79

• Tampak atas

50 cm

35 CM

100 cm

40 cm

25 cm

S1 S2

Bok Kontrol

100 cm 50 cm

30 cm

40 cm 30 cm

S3 S4

Page 93: PLC - Simulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC

80

TIP

31

A

3 1

2

OUT

Penerima 3

12 Volt

DC

010.05

OTOMATIS

<Doc

><R

evC

ode

>

<Titl

e>

A

11

Thu

rsd

ay,

Feb

rua

ry 1

6,

200

6

Title

Siz

eD

ocu

men

t N

umbe

rR

ev

Dat

e:

Sh

eet

of

COM

Penerima 4

HI

010.06

2K

2 O

hm

LD

R

2K

2 O

hm

LD

R

DIO

DE

COM

220 VAC

LS3

RE

LA

Y S

PD

T

35 4

1 2

LS

3

RE

LA

Y S

PD

T

35 4

1 2

Tutup Pintu

DIO

DE

000.00

+ V

CC

20

V

Dioda laser 1-4

0

HI

000.01

+

TIP

31A

3 1

2

15

000.02

24 VDC

CT

0

+ V

CC

20

V

HI

KE LS1, kaki no 6

HI

-

000.03

Buka Pintu

KE LS2, kaki no 3

HI

OTOMATIS

-

000.04

220 Volt AC

catu daya penerima

+ V

CC

20

V

DIO

DE

Motor

000.05

catu daya motor

LS

3

RE

LAY

SP

DT

35 4

1 22K

2 O

hm

LD

R

0

000.06

15

010.00

PL

C

+ V

CC

20

V

DIO

DE

+

T1 TRA

N_I

SD

N_1

2

7

2121

511

6

010.01

TIP

31

A3 1

2

0

R1

R

LS

3

RE

LAY

SP

DT

35 4

1 2

010.02

DIO

DE LM 7805

Penerima 1

LS

1

RE

LAY

DP

DT

34 5

68 7

1 2

010.03

DIO

DE

IN

Penerima 2

TIP

31

A

3 1

2

HI

2K

2 O

hm

LDR

010.04

LS

2

RE

LAY

DP

DT

34 5

68 7

1 2

LAMPIRAN 5 Rangkaian Keseluruhan