plagiat merupakan tindakan tidak terpuji · program studi pendidikan matematika ... materi...
TRANSCRIPT
ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VII A SMP KANISIUS
KALASAN TAHUN AJARAN 2014/2015 DALAM MENYELESAIKAN
SOAL – SOAL PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh:
Vincentia Melati Widya Prasanti
NIM: 111414092
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VII A SMP KANISIUS
KALASAN TAHUN AJARAN 2014/2015 DALAM MENYELESAIKAN
SOAL - SOAL PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh:
Vincentia Melati Widya Prasanti
NIM: 111414092
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kolose 3 : 23
“Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu
seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.”
Yesaya 56 : 22b – 23a
”Orang-orang Pilihanku akan menikmati pekerjaan mereka. Mereka
tidak akan bersusah-susah dengan percuma.”
Skripsi ini kupersembahkan untuk Tuhan Yesus Kristus dan
Bunda Maria yang selalu menyertai dan melimpahkan kasih,
berkat, serta tuntunan. Papa dan mama yang tek henti-
hetinya memberikan untukku doa, cinta, kasih sayang,
nasihat, motivasi, perhatian, dan kerja keras. Untuk adik-
adikku dan sahabat-sahabat terbaikku yang selalu
menyemangati, menghibur, dan membantu disetiap
kesulitanku. Serta tak lupa, Almamaterku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 13 November 2015
Penulis
Vincentia Melati Widya Prasanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Vincentia Melati Widya Prasanti
Nomor Mahasiswa : 111414092
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VII A SMP KANISIUS KALASAN
TAHUN AJARAN 2014/2015 DALAM MENYELESAIKAN SOAL - SOAL
PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Unversitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa
perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 13 November 2015
Yang menyatakan
Vincentia Melati Widya Prasanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Vincentia Melati Widya Prasanti. 2015. “Analisis Kesalahan Siswa Kelas
VII A SMP Kanisius Kalasan Tahun Ajaran 2014/2015 dalam Menyelesaikan
Soal - Soal Persamaan Linear Satu Variabel”. Skripsi. Program Studi
Pendidikan Matematika. Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis kesalahan yang
dilakukan siswa kelas VII A SMP Kanisius Kalasan tahun ajaran 2014/2015 dalam
menyelesaikan soal matematika terkait materi Persamaan Linear Satu Variabel dan
menyelidiki faktor penyebab kesalahan tersebut. Subyek penelitian ini adalah 30
siswa kelas VII A SMP Kanisius Kalasan tahun ajaran 2014/2015.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yang dilengkapi
dengan metode kuantitatif. Data diperoleh dari hasil tes tertulis terkait materi
Persamaan Linear Satu Variabel dan wawancara. Tes tertulis diikuti oleh 30 siswa
kelas VII A, sedangkan untuk kepentingan wawancara, peneliti memilih 7 siswa
kelas VII A. Objek penelitian ini adalah kesalahan siswa kelas VII dalam
menyelesaikan soal-soal Persamaan Linear Satu Variabel.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 6 jenis kesalahan yang
ditemukan dalam tes tertulis penelitian, yaitu: Kesalahan dalam Operasi Hitung,
Kesalahan Data, Kesalahan dalam Mengintepretasikan Bahasa, Kesalahan
Ketiadaan Struktur, Kesalahan dalam Menggunakan Teorema atau Definisi, dan
Kesalahan Teknis. Penyebab kesalahan-kesalahan tersebut adalah: kurangnya
pemahaman siswa terhadap materi-materi sebagai prasyarat materi persamaan
linear satu variabel, seperti operasi hitung bilangan dan operasi aljabar; meskipun
siswa telah memahami materi-materi prasyarat tersebut, siswa kurang mampu
menggunakan pemahamannya dalam menyelesaikan soal-soal Persamaan Linear
Satu Variabel; kurangnya pemahaman siswa terhadap langkah-langkah
penyelesaian persamaan dan kurang mampunya siswa dalam mengidentifikasi
setiap suku persamaan; siswa kurang berlatih menyelesaikan soal-soal terkait
materi Persamaan Linear Satu Variabel, terlebih soal-soal dengan bermacam-
macam bentuk; suasana kelas yang kurang kondusif sehingga sulitnya siswa untuk
memahami penjelasan guru saat guru menjelaskan materi ini di kelas; dan siswa
tidak mengoreksi kembali setiap langkah penyelesaian yang dilakukan.
Kata Kunci: persamaan linear satu variabel, jenis-jenis kesalahan, faktor penyebab
kesalahan, pembelajaran matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Vincentia Melati Widya Prasanti. 2015. “Error Analysis of Students in
Class 7A of Kanisius Kalasan Junior High School in The Academic Year
2014/2015 in Solving Problems of Linear Equations of One Variable”.
Undergraduate Thesis. Mathematics Education Study Program, Faculty of
Teacher Training and Education, Sanata Dharma University Yogyakarta.
This research was aimed to know the kinds of errors made by students in class
7A of Kanisius Kalasan Junior High School in the academic year 2014/2015 in
solving the problems about Linear Equations of One Variable and factors causing
errors made by students in class 7A of Kanisius Kalasan Junior High School in the
academic year 2014/2015 in solving the problems about Linear Equations of One
Variable. The subjects of this research were thirty students in class 7A of Kanisius
Kalasan Junior High School in the academic year 2014/2015.
This research used the qualitative descriptive method, supported by
quantitative method. The data were collected from the results of a mathematics test
of Linear Equations of One Variable and the results of a interviews. The test of
mathematics was done by thirty students in class 7A, and the interviews were
conducted for seven students in class 7A. The object of this research was the set of
errors of students in class 7A in solving the problems about Linear Equations of
One Variable.
The results of this research showed that there were six kinds of errors which
were found on the results of the mathematics test, they were: errors in arithmetic
operations, misused data, misinterpreted language, absence of structure, distorted
theorem of definition, and technical error. Factors which caused students mistakes
were: lack of understanding about materials which were prerequisite of Linear
Equations of One Variable material, like arithmetic operation and algebraic
operation; even though the students had understood those materials, the students
weren’t able to use their comprehensions in solving problems about Linear
Equations of One Variable; lack of understanding on the steps to solve the equation
and weren’t able to identify each equation sequence; students had a lack of practice
in solving problems about Linear Equations of One Variable, especially problems
with many types of Linear Equations of One Variable; class circumstances which
weren’t conducive made students difficult in understanding teacher’s explanation
in class; and the students didn’t recheck each step in the process of solving the
equations.
Key words: linear equations of one variable, kinds of errors, factors causing
errors, mathematics learning and teaching.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika.
Banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan perhatian selama
penyusunan skripsi ini, sehingga pada kesempatan ini penulis hendak
menyampaikan ungkapan terimakasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. Bapak Dr. Hongki Julie, M. Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika.
3. Bapak Prof. Dr. St. Suwarsono selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan ide untuk memberikan bimbingan kepada
penulis dengan sabar dan penuh perhatian.
4. Bapak Yusup Indrianto P, S. Pd. selaku Kepala Sekolah SMP Kanisius Kalasan
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian
di sekolah.
5. Bapak Daru Putranta, S. Pd. selaku guru mata pelajaran matematika kelas VII
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian
di kelas VII, bantuan selama penelitian, serta dukungan kepada penulis.
6. Bapak Dr. Hongki Julie, M. Si. dan Ibu C. Novella Krisnamurti, M. Sc. selaku
dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran kepada penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
7. Seluruh siswa kelas VII A dan siswa kelas VII B SMP Kanisius Kalasan tahun
ajaran 2014/2015 yang telah banyak bekerja sama dengan baik selama
pelaksanaan penelitian.
8. Papa Suprayogo dan mama Eko Kurningsih atas semua doa, cinta, perhatian,
motivasi, dan kerja keras sehingga pendidikan dan skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
9. Dionisius Karel Priasmoro dan Benedictus Bima Priamitra sebagai adik dari
penulis yang selalu mendukung dan memberi penghiburan kepada penulis.
10. Sahabat dan teman-teman penulis: Vivin, Tata, Natalia, Kristin, Veni, Lissa,
Indah, Kiki, Dian, Fenny, Nindi, Widya, Tea, Junita, dan Aji yang selalu
memberi bantuan dan semangat selama penyusunan skripsi. Cicil atas bantuan
dan kerjasamanya selama pelaksanaan penelitian di lapangan.
11. Adit, Ricca, dan Andrew yang telah membantu penulis menerjemahkan artikel.
12. Teman-teman KKN 29 yang telah memberikan semangat dan dukungan.
13. Serta teman-teman P.Mat 2011 yang telah banyak membantu dan memberi
semangat selama penelitian dan penulisan skripsi ini, yang tidak dapat penulis
sebutkan. Terimakasih banyak.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan
skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat guna pengembangan ilmu
pendidikan dan pembaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ................. vi
ABSTRAK .......................................................................................................... vii
ABSTRACT ......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 4
D. Batasan Masalah.............................................................................. 5
E. Batasan Istilah ................................................................................. 5
F. Manfaat Penelitian .......................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 10
A. Kesalahan ...................................................................................... 10
B. Kategori Jenis Kesalahan menurut Hadar dkk (1987) .................. 10
C. Kesalahan-Kesalahan yang Sering Dilakukan Siswa dalam
Menyelesaikan Soal Persamaan Linear Satu Variabel .................. 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
D. Persamaan Linear Satu Variabel ................................................... 28
E. Kerangka Berpikir ......................................................................... 36
BAB III METODE PENELITIAN....................................................................... 38
A. Jenis Penelitian .............................................................................. 38
B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 39
C. Subjek Penelitian ........................................................................... 39
D. Objek Penelitian ............................................................................ 40
E. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 40
F. Instrumen Pengumpulan Data ....................................................... 41
G. Metode atau Teknik Analisis Data ................................................ 45
H. Rumusan Kategori Kesalahan ....................................................... 47
I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian secara Keseluruhan................... 57
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN DAN ANALISIS DATA ................ 59
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian di Lapangan ............................. 59
B. Hasil Observasi ............................................................................. 60
C. Analisis Tes Tertulis Uji Coba ...................................................... 62
D. Deskripsi Data Penelitian .............................................................. 68
E. Data Tertulis .................................................................................. 70
F. Analisis Data Tertulis .................................................................... 79
1. Kesalahan dalam Operasi Hitung ............................................ 79
2. Kesalahan Data........................................................................ 86
3. Kesalahan dalam Mengintepretasikan Bahasa ........................ 89
4. Kesalahan Ketiadaan Struktur ................................................. 90
5. Kesalahan dalam Menggunakan Teorema atau Definisi ......... 93
6. Kesalahan Teknis .................................................................. 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
G. Analisis Data Wawancara ........................................................... 103
1. Siswa 3 .................................................................................. 104
2. Siswa 4 .................................................................................. 110
3. Siswa 11 ................................................................................ 115
4. Siswa 13 ................................................................................ 123
5. Siswa 15 ................................................................................ 130
6. Siswa 25 ................................................................................ 136
7. Siswa 30 ................................................................................ 142
BAB V PEMBAHASAN ................................................................................... 150
A. Pembahasan ................................................................................. 150
B. Kelebihan dan Keterbatasan Penelitian ....................................... 156
BAB VI PENUTUP ........................................................................................... 158
A. Kesimpulan ................................................................................. 158
B. Saran ............................................................................................ 161
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 163
LAMPIRAN ........................................................................................................ 165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Waktu, Tempat, dan Kegiatan Penelitian ......................................... 39
Tabel 3.2. Rancangan Soal Tes Tertulis Penelitian Berdasarkan Indikator
Pencapaian Kompetensi ................................................................... 42
Tabel 3.3. Soal Tes Tertulis Penelitian ............................................................. 44
Tabel 3.4. Rumusan Kategori Jenis Kesalahan dan Tipe Kesalahan ................ 55
Tabel 4.1. Kegiatan Penelitian di Lapangan ..................................................... 59
Tabel 4.2. Soal Tes Tertulis Uji Coba ............................................................... 64
Tabel 4.3. Perubahan Butir Soal........................................................................ 67
Tabel 4.4. Jenis Kesalahan dan Tipe Kesalahan Siswa Kelas VII A ................ 71
Tabel 4.5. Tipe Kesalahan Hitung Penjumlahan / Pengurangan pada Bilangan
Bulat dalam Tes Tertulis Penelitian ................................................. 79
Tabel 4.6. Tipe Kesalahan Hitung Perkalian pada Bilangan Bulat dalam Tes
Tertulis Penelitian ............................................................................ 81
Tabel 4.7. Tipe Kesalahan Hitung Pembagian pada Bilangan Bulat dalam Tes
Tertulis Penelitian ............................................................................ 82
Tabel 4.8. Tipe Kesalahan Hitung Penjumlahan / Pengurangan pada Bilangan
Pecahan dalam Tes Tertulis Penelitian ............................................ 83
Tabel 4.9. Tipe Kesalahan Hitung Perkalian pada Bilangan Pecahan dalam Tes
Tertulis Penelitian ............................................................................ 83
Tabel 4.10. Tipe Kesalahan Hitung Pembagian pada Bilangan Pecahan dalam
Tes Tertulis Penelitian...................................................................... 84
Tabel 4.11. Tipe Kesalahan Hitung Menyederhanakan Pecahan dalam Tes
Tertulis Penelitian ............................................................................ 85
Tabel 4.12. Tipe Kesalahan Memaksakan Syarat yang Tidak Sesuai dengan
Informasi yang Diberikan dalam Tes Tertulis Penelitian ................ 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Tabel 4.13. Tipe Kesalahan Mengartikan Informasi Tidak Sesuai dengan Maksud
Teks yang Sebenarnya dalam Tes Tertulis Penelitian...................... 87
Tabel 4.14. Tipe Kesalahan Menambah Data Asing yang Tidak Diperlukan
dalam Penyelesaian dalam Tes Tertulis Penelitian .......................... 88
Tabel 4.15. Tipe Kesalahan Menerjemahkan Bahasa Sehari-hari ke dalam
Bentuk Persamaan Matematika dalam Tes Tertulis Penelitian ........ 90
Tabel 4.16. Tipe Kesalahan Ketiadaan Struktur dalam Tes Tertulis Penelitian . 91
Tabel 4.17. Tipe Kesalahan Tanda dalam Penggunaan Aturan “Pindah Ruas –
Ganti Tanda” dalam Tes Tertulis Penelitian .................................... 94
Tabel 4.18. Tipe Kesalahan Transpose dalam Tes Tertulis Penelitian ............... 96
Tabel 4.19. Tipe Kesalahan Penghapusan dalam Tes Tertulis Penelitian ........... 97
Tabel 4.20. Tipe Kesalahan Penggunaan Invers dalam Tes Tertulis Penelitian . 98
Tabel 4.21. Tipe Kesalahan dalam penggunaan aturan distributif dalam Tes
Tertulis Penelitian .......................................................................... 100
Tabel 4.22. Tipe Kesalahan Ketidaktelitian dalam Mengutip Data pada Soal
dalam Tes Tertulis Penelitian ......................................................... 101
Tabel 4.23. Tipe Kesalahan Kelalaian dalam Tes Tertulis Penelitian .............. 102
Tabel 4.24. Contoh Jenis Kesalahan dalam Menggunakan Teorema atau Definisi
yang dilakukan Siswa 3 .................................................................. 105
Tabel 4.25. Jenis Kesalahan Hitung yang dilakukan Siswa 3 ........................... 107
Tabel 4.26. Contoh Jenis Kesalahan dalam Menggunakan Teorema atau Definisi
yang dilakukan Siswa 4 .................................................................. 111
Tabel 4.27. Jenis Kesalahan Hitung yang dilakukan Siswa 4 ........................... 113
Tabel 4.28. Contoh Jenis Kesalahan dalam Menggunakan Teorema atau Definisi
yang dilakukan Siswa 11 ................................................................ 116
Tabel 4.29. Contoh Jenis Kesalahan Hitung yang dilakukan Siswa 11 ............ 118
Tabel 4.30. Contoh Jenis Kesalahan Teknis yang dilakukan Siswa 11 ............ 122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Tabel 4.31. Contoh Jenis Kesalahan dalam Menggunakan Teorema atau Definisi
yang dilakukan Siswa 13 ................................................................ 124
Tabel 4.32. Jenis Kesalahan Hitung yang dilakukan Siswa 13 ......................... 127
Tabel 4.33. Contoh Jenis Kesalahan dalam Menggunakan Teorema atau Definisi
yang dilakukan Siswa 15 ................................................................ 131
Tabel 4.34. Contoh Jenis Kesalahan dalam Menggunakan Teorema atau Definisi
yang dilakukan Siswa 25 ................................................................ 137
Tabel 4.35. Jenis Kesalahan Teknis yang dilakukan Siswa 25 ......................... 140
Tabel 4.36. Contoh Jenis Kesalahan dalam Menggunakan Teorema atau Definisi
yang dilakukan Siswa 30 ................................................................ 143
Tabel 4.37. Jenis Kesalahan Hitung yang dilakukan Siswa 30 ......................... 144
Tabel 4.38. Contoh Jenis Kesalahan Teknis yang dilakukan Siswa 30 ............ 146
Tabel 5.1. Jenis dan Tipe Kesalahan Siswa kelas VII A, serta Penyebab
Kesalahan ....................................................................................... 151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A .................................................................................................... 166
Lampiran A.1 Uji Normalitas Data Tes Tertulis Uji Coba .................. 167
Lampiran A.2 Validitas Tes Tertulis Uji Coba .................................... 169
LAMPIRAN B .................................................................................................... 175
B.1 Lembar Soal Tes Tertulis Uji Coba ............................................ 176
B.2 Kunci Jawaban Soal Tes Tertulis Uji Coba dan Skor Butir Soal 177
B.3 Lembar Soal Tes Tertulis Penelitian ........................................... 181
B.4 Kunci Jawaban Soal Tes Tertulis Penelitian ............................... 182
LAMPIRAN C .................................................................................................... 185
C.1 Lembar Pekerjaan Siswa 3 .......................................................... 186
C.2 Lembar Pekerjaan Siswa 4 .......................................................... 188
C.3 Lembar Pekerjaan Siswa 11 ........................................................ 190
C.4 Lembar Pekerjaan Siswa 13 ........................................................ 191
C.5 Lembar Pekerjaan Siswa 15 ........................................................ 193
C.6 Lembar Pekerjaan Siswa 25 ........................................................ 194
C.7 Lembar Pekerjaan Siswa 30 ........................................................ 196
LAMPIRAN D .................................................................................................... 198
D.1 Transkripsi Wawancara Siswa 3 ................................................. 199
D.2 Transkripsi Wawancara Siswa 4 ................................................. 202
D.3 Transkripsi Wawancara Siswa 11 ............................................... 204
D.4 Transkripsi Wawancara Siswa 13 ............................................... 208
D.5 Transkripsi Wawancara Siswa 15 ............................................... 213
D.6 Transkripsi Wawancara Siswa 25 ............................................... 216
D.7 Transkripsi Wawancara Siswa 30 ............................................... 221
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hingga saat ini, guru matematika di sekolah masih menghadapi tantangan
besar dalam menjadikan matematika sebagai pelajaran yang disukai oleh siswa.
Matematika merupakan mata pelajaran yang sulit dipahami, dihindari, bahkan
takuti bagi beberapa siswa. Padahal matematika memiliki keunggulan yang
tidak banyak diketahui orang-orang, bahwa matematika dapat menjadi ilmu
bantu dalam masalah kehidupan sehari-hari dan ilmu-ilmu lainnya (Hedriana
dan Soemarmo, 2014).
Menurut data terkait hasil Trends In Mathematics and Science Study
(TIMSS) diperoleh pencapaian prestasi belajar siswa Indonesia di bidang sains
dan matematika, menurun (Kompas, 14 Desember 2012). Tes ini diikuti oleh
siswa kelas VIII Indonesia tahun 2011. Penilaian dilakukan oleh International
Association for The Evaluation of Educational Achievement Study Center
Boston College tersebut diikuti oleh 600.000 siswa dari 63 negara di dunia. Pada
bidang matematika, Indonesia berada di urutan ke-38 dengan skor 386 dari 42
negara yang siswanya dites. Skor Indonesia ini turun 11 poin dari penilaian
tahun 2007. Fakta tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa Indonesia
pada bidang matematika masih dalam kategori rendah dibanding negara-negara
di dunia. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pada bidang matematika, salah satunya adalah kesulitan yang dialami diri siswa
sendiri saat mempelajari matematika.
Satu upaya yang dapat dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan belajar
siswa adalah diagnosis dan remediasi. Kegiatan diagnosis yang perlu dilakukan
guru adalah mencari letak kesulitan, kemudian mengumpulkan penyebab
kesulitan belajar, dan mencari penyebab yang paling berpengaruh terhadap
kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Kemudian dapat dipilih kegiatan
remediasi yang baik dan tepat, yaitu kegiatan yang dapat membantu siswa
mengatasi kesulitan belajarnya dan penyebab yang paling berpengaruh tersebut
tidak muncul kembali.
Kegiatan diagnosis sebagai tindakan awal dalam pemecahan masalah
kesulitan belajar, perlu dilakukan dengan tepat berdasarkan langkah-langkah
yang sesuai. Menganalisis hasil ulangan dengan melihat sifat kesalahan yang
dibuat siswa merupakan satu teknik yang dapat dilakukan guru dalam
mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar (Mulyadi, 2008).
Berdasarkan teknik tersebut, maka siswa yang melakukan kesalahan dalam
menyelesaikan suatu permasalahan dapat diperkirakan bahwa siswa tersebut
mengalami kesulitan belajar.
Berdasarkan hasil wawancara salah satu guru matematika di SMP
Kanisius Kalasan, diperoleh bahwa kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa
banyak ditemukan dalam penyelesaian soal-soal terkait operasi hitung dan
operasi yang melibatkan variabel. Operasi hitung (diantaranya: aturan tambah-
kurang, aturan pembagian, dan aturan perkalian) telah dipelajari siswa saat di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Sekolah Dasar (SD), namun kesalahan dalam menentukan hasil dari suatu
operasi hitung bilangan cukup sering ditemukan pada lembar pekerjaan siswa.
Siswa juga kebingungan saat menemukan variabel dalam suatu operasi.
Penyebab kebingungan siswa terhadap variabel dimungkinkan karena
kebiasaan belajar siswa pada matematika saat di SD. Saat di SD, siswa hanya
diberikan permasalahan dengan bilangan-bilangan yang sudah diketahui. Saat
di Sekolah Menengah Pertama (SMP), siswa mendapatkan materi baru pada
pelajaran matematika yaitu bukan hanya angka saja yang dapat dioperasikan
dengan operasi hitung, “huruf”pun dapat dioperasikan dengan menggunakan
operasi hitung pada matematika. Dalam hal ini yang dimaksud “huruf” adalah
variabel atau nilai yang belum diketahui. Kebanyakan siswa tidak memahami
makna dari variabel tersebut, ini mengakibatkan mereka kesulitan untuk
menyelesaikan persoalan matematika yang memuat variabel.
Di kelas VII semester genap tahun ajaran 2014/2015, operasi pada
bilangan dan variabel dapat ditemukan dalam penyelesaian masalah Persamaan
Linear Satu Variabel (PLSV). Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan
guru di atas, dimungkinkan juga muncul kesalahan-kesalahan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal PLSV. Prestasi belajar yang dimiliki kelas VII A
tergolong sedang, sehingga dimungkinkan muncul kesalahan-kesalahan siswa
yang beragam. Oleh karena itu, kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa
kelas VII A dalam menyelesaikan soal-soal Persamaan Linear Satu Variabel
(PLSV) menjadi satu topik yang menarik untuk diteliti. Melalui tahapan-
tahapan penelitian yang disusun oleh peneliti, nantinya dapat diketahui apa saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
kesalahan-kesalahan yang dibuat siswa dalam menyelesaikan soal-soal
Persamaan Linear Satu Variabel dan penyebab kesalahannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa saja jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa kelas VII A SMP
Kanisius Kalasan tahun ajaran 2014/2015 dalam menyelesaikan soal-soal
Persamaan Linear Satu Variabel?
2. Faktor-faktor apa saja yang meyebabkan siswa kelas VII A SMP Kanisius
Kalasan tahun ajaran 2014/2015 membuat kesalahan dalam menyelesaikan
soal-soal Persamaan Linear Satu Variabel?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, penelitian ini memiliki
tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa kelas VII A SMP
Kanisius Kalasan dalam menyelesaikan soal matematika terkait materi
Persamaan Linear Satu Variabel.
2. Menyelidiki faktor penyebab kesalahan yang dilakukan siswa kelas VII A
SMP Kanisius Kalasan dalam menyelesaikan soal matematika terkait materi
Persamaan Linear Satu Variabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
D. Batasan Masalah
Masalah-masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah jenis-jenis
kesalahan yang dilakukan siswa kelas VII A SMP Kanisius Kalasan dalam
menyelesaikan soal-soal Persamaan Linear Satu Variabel, serta apa saja yang
menjadi penyebab siswa melakukan kesalahan. Dalam hal ini yang dibahas
hanya kesalahan-kesalahan yang terlihat pada saat siswa menyelesaikan soal-
soal dalam tes tertulis penelitian. Sedangkan untuk penyebab, hanya dibahas
berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa siswa kelas VII A SMP
Kanisius Kalasan.
E. Batasan Istilah
Berikut adalah istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian:
1. Kesalahan
Kesalahan adalah tindakan yang menyimpang dari aturan atau norma-
norma yang berlaku yang dilakukan secara sadar maupun tidak sadar.
Kesalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah kesalahan yang
dilakukan siswa SMP kelas VII A dalam menyelesaikan soal-soal terkait
Persaman Linear Satu Variabel dalam tes tertulis penelitian.
2. Istilah-istilah dalam Aljabar
Pada kelas VII, siswa sudah diperkenalkan dengan istilah-istilah
dalam aljabar. Istilah-istilah dalam aljabar berkaitan erat dengan materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Persamaan Linear Satu Variabel. Adapun istilah-istilah tersebut
diantaranya:
a. Bentuk Aljabar
Sebuah bentuk aljabar adalah sebuah gabungan bilangan biasa dan
huruf-huruf yang dipasangkan dengan bilangan-bilangan tersebut.
Contoh bentuk aljabar:
3𝑥2 − 5𝑥𝑦 + 2𝑦4
2𝑎3𝑏5
5𝑥𝑦+3𝑧
2𝑎3−𝑐2
b. Variabel atau peubah aljabar
Variabel atau peubah adalah simbol yang dipilih untuk
menyatakan sebarang bilangan dalam suatu himpunan bilangan yang
diketahui, dapat diasumsikan bahwa himpunan bilangan yang dimaksud
adalah himpunan bilangan real. Jika himpunan tersebut hanya terdiri
dari satu bilangan, maka simbol yang direpresentasikannya disebut
konstanta. Variabel (peubah) dapat diganti oleh sebarang bilangan yang
ditentukan yang berada dalam semesta pembicaraannya. Variabel
biasanya dilambangkan dengan huruf (misal: 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑥, 𝑦). Contoh:
Pada bentuk aljabar 2𝑥 + 3, 𝑥 adalah variabel.
c. Suku aljabar
Sebuah suku terdiri dari hasil kali atau hasil bagi bilangan-
bilangan biasa dan huruf-huruf yang merupakan pasangan bilangan-
bilangan tersebut. Contoh suku aljabar:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
6𝑥
6𝑥2𝑦3
5𝑥
3𝑦4
−3𝑥7
6𝑥2 + 7𝑥𝑦 adalah sebuah bentuk aljabar yang terdiri dari dua suku.
d. Konstanta
Konstanta adalah salah satu lambang aljabar yang dapat diartikan
sebagai bilangan tetap. Contoh:
Pada 𝑥 + 3 = 5, 3 dan 5 adalah konstanta
Pada 2𝑦2 = 18, 2 dan 18 adalah konstanta.
e. Koefisien
Koefisien adalah faktor dari suatu suku yang berupa konstanta.
Contoh:
Koefisien dari suku 5𝑥3𝑦2 adalah 5.
f. Suku-suku sejenis
Suku-suku sejenis atau suku-suku serupa adalah suku-suku yang
hanya berbeda dalam koefisien numeriknya. Contoh:
7𝑥𝑦 dan −2𝑥𝑦 adalah suku-suku yang serupa
3𝑥2𝑦4 dan −1
2𝑥2𝑦4 adalah suku-suku serupa
Suku −2𝑎2𝑏3 dan −3𝑎2𝑏7 adalah suku-suku yang tidak serupa.
Dua atau lebih suku-suku serupa dalam sebuah pernyataan aljabar boleh
digabungkan ke dalam satu suku. Contoh:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
7𝑥2𝑦 − 4𝑥2𝑦 + 2𝑥2𝑦 boleh digabungkan dan ditulis 5𝑥2𝑦.
3. Persamaan Linear Satu Variabel yang Dipelajari di Kelas VII
Persamaan linear satu variabel adalah kalimat terbuka dengan satu
variabel yang memiliki hubungan sama dengan “=”, dan variabelnya hanya
berpangkat satu. Persamaan Linear Satu Variabel mempunyai bentuk
umum:
𝑎𝑥 + 𝑏 = 0
Dimana 𝑎 dan 𝑏 adalah konstanta real, dengan 𝑎 ≠ 0. Penyelesaian
persamaan tersebut diberikan oleh:
𝑥 = −𝑏
𝑎.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Melalui penelitian ini, peneliti memperoleh pengetahuan baru
tentang kesalahan-kesalahan yang banyak dilakukan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal terkait Persamaan Linear Satu Variabel, serta
faktor penyebab kesalahan tersebut terjadi. Serta peneliti memiliki bekal
dalam mengajarkan materi Persamaan Linear Satu Variabel dengan baik
sehingga sedikit mungkin menghidari terjadinya kesalahan siswa.
2. Bagi Guru
Melalui penelitian ini, guru memperoleh pengetahuan tentang
kesalahan-kesalahan yang banyak dilakukan siswa SMP dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
menyelesaikan soal-soal terkait Persamaan Linear Satu Variabel. Dan
melalui hasil penelitian ini, guru memperoleh gambaran remediasi yang
cocok untuk siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-
soal Persamaan Linear Satu Variabel, serta mendapat gambaran
pembelajaran dalam rangka pengembangan peningkatan strategi pengajaran
di kelas.
3. Bagi Siswa
Melalui penelitian ini pula, siswa dapat melihat letak kesalahan yang
mereka lakukan saat menyelesaikan soal Persamaan Linear Satu Variabel,
sehingga dapat memperbaiki kesalahan tersebut. Selanjutnya diharapkan
siswa tidak melakukan kesalahan kembali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kesalahan
Kesalahan adalah tindakan yang menyimpang dari aturan atau norma-
norma yang berlaku yang dilakukan secara sadar maupun tidak sadar.
Kesalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah kesalahan yang dilakukan
siswa kelas VII A SMP Kanisius Kalasan dalam menyelesaikan soal terkait
materi Persaman Linear Satu Variabel. Kesalahan yang diamati tidak tertuju
pada kesalahan siswa dalam menentukan hasil akhir soal tetapi lebih kepada
kesalahan yang dilakukan siswa pada proses penyelesaian soal. Penelitian ini
membahas kesalahan yang tampak sesuai dengan kategori kesalahan yang
dikemukakan Hadar dkk (1987) dalam artikelnya yang berjudul “An Empirical
Classification Model For Error In High School Mathematics” dan Richard D.
G. Hall (2002) dalam artikelnya yang berjudul “Analysis of Errors Made in the
Solution of Simple Linear Equation”.
B. Kategori Jenis Kesalahan menurut Hadar dkk (1987)
Dalam artikel “An Empirical Classification Model For Error In High
School Mathematics” yang ditulis oleh Hadar dkk (1987) disebutkan bahwa
Hadar dkk melakukan penelitian terhadap kesalahan yang dilakukan siswa
sekolah menengah di Israel dalam menyelesaikan soal-soal matematika. Topik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
matematika yang dibahas oleh Hadar adalah topik aljabar, fungsi linear, fungsi
kuadrat, trigonometri, geometri datar, geometri ruang, statistika, dan
probabilitas. Hadar dkk mengklasifikasikan kesalahan yang ditemukan dalam
penelitiannya. Sistem pengelompokkan yang disajikan didasarkan pada
pengalaman, yang merupakan hasil dari analisis konten dari jawaban siswa
sekolah menengah terhadap dua contoh masalah di berbagai masalah
matematika. Hadar klasifikasikan kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal
matematika ke dalam enam kategori kesalahan, yaitu:
1. Kesalahan Data (Misused Data)
2. Kesalahan menginterprestasikan bahasa (Misinterpreted Language)
3. Kesalahan penggunaaan logika dalam penarikan kesimpulan (Logically
Invalid Inference)
4. Kesalahan dalam menggunakan teorema atau definisi (Distorted Theorem
or Definition)
5. Penyelesaian yang tidak diperiksa kembali (Unverified Solution)
6. Kesalahan teknis (Technical Error)
Berikut adalah penjelasan dari keenam jenis kesalahan di atas:
1. Kesalahan Data (Misused Data)
Kesalahan ini meliputi kesalahan-kesalahan yang dihubungkan
dengan ketidaksesuaian antara data yang diketahui pada soal dengan data
yang dikutip oleh siswa. Kesalahan ini dapat dilakukan baik saat pertama
kali siswa memasukkan data bersama-sama atau saat siswa pengolahan data.
Karakteristik kesalahan data yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
a. Menambah data asing yang tidak diperlukan ke dalam penyelesaian.
b. Mengabaikan data pada soal yang diperlukan dalam penyelesaian.
c. Menguraikan syarat-syarat (contoh: dalam pembuktian, perhitungan)
yang tidak dibutuhkan dalam masalah.
d. Mengartikan informasi tidak sesuai dengan maksud teks yang
sebenarnya.
e. Memaksakan syarat yang tidak sesuai dengan informasi lain yang
diberikan
f. Menggunakan nilai sama untuk satu variabel dan variabel lain.
g. Salah dalam menyalin informasi dari soal.
2. Kesalahan dalam Mengintepretasikan Bahasa (Misinterpreted Language)
Kesalahan ini meliputi kesalahan yang berkaitan dengan
ketidaktepatan menerjemahkan suatu pernyataan matematika yang
dideskripsikan dalam suatu bahasa ke bahasa lain. Karakteristik kesalahan
jenis ini meliputi:
a. Menerjemahkan bahasa sehari-hari ke dalam bahasa matematika atau
bentuk persamaan matematika tetapi artinya yang berbeda.
b. Menunjuk suatu simbol pada suatu konsep matematika yang artinya
berbeda dan beroprasi dengan simbol tersebut.
c. Kesalahan dalam mengartikan grafik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
3. Kesalahan Penggunaaan Logika dalam Penarikan Kesimpulan (Logically
Invalid Inference)
Kesalahan ini meliputi kesalahan-kesalahan siswa yang berhubungan
dengan pemikiran yang keliru dalam menarik kesimpulan dari suatu
informasi yang diberikan atau dari kesimpulan sebelumnya. Karakteristik
kesalahan ini adalah sebagai berikut:
a. Dari pernyataan implikasi 𝑝 ⇒ 𝑞, siswa menarik kesimpulan sebagai
berikut:
Jika 𝑞 diketahui terjadi maka 𝑝 pasti terjadi (Konvers, 𝑞 ⇒ 𝑝)
Jika diketahui tidak 𝑝 maka tidak 𝑞 (Invers, ~𝑝 ⇒ ~𝑞)
b. Dari pernyataan implikasi 𝑝 ⇒ 𝑞, siswa menarik kesimpulan sebagai
berikut:
Diperoleh 𝑞 sebagai akibat dari 𝑝.
Diperoleh tidak 𝑞 (~𝑞) sebagai akibat dari tidak 𝑝 (~𝑝).
c. Menarik kesimpulan dari pernyataan implikasi 𝑝 ⇒ 𝑞, saat 𝑞 tidak
serta mengikuti 𝑝.
d. Kesalahan dalam menggunakan istilah “semua”, “ada”, dan “beberapa”.
e. Berdasarkan pernyataan di atas, siswa membuat kesimpulan tanpa
menjelaskan urutan pembuktian yang benar.
4. Kesalahan dalam Menggunakan Teorema atau Definisi (Distorted Theorem
or Definition)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Kesalahan jenis ini meliputi penyimpangan dari prinsip, aturan,
teorema, ataupun definisi yang telah ada. Karakteristik yang terlihat
berdasarkan jenis kesalahan ini meliputi:
a. Menerapkan suatu teorema pada kondisi yang tidak sesuai.
Contoh:
Menerapkan aturan sinus:
𝑎
sin 𝛼=
𝑏
sin 𝛽
Dimana a dan 𝛼 tidak mengacu pada segitiga yang sama yang
memuat b dan 𝛽.
b. Menerapkan sifat distributif pada fungsi atau operasi yang bukan
distributif. Contoh:
sin ( 𝛼 + 𝛽) = sin 𝛼 + sin 𝛽
log𝑎
𝑏=
log 𝑎
log 𝑏
(a + b)n = an + bn
c. Tidak tepat dalam mengutip sebuah definisi, teorema, atau rumus.
Contoh:
Xmin = −𝑏
𝑎 yang seharusnya adalah Xmin=−
𝑏
2𝑎
(a – b)2 = a2 + 2ab – b2
5. Penyelesaian yang Tidak Diperiksa Kembali (Unverified Solution)
Kesalahan jenis ini meliputi siswa telah memahami setiap proses
penyelesaian yang perlu dilakukan dengan benar, namun jawaban akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
yang diberikan siswa tidak sesuai dengan jawaban akhir yang diminta oleh
soal. Hal itu terjadi karena siswa kurang teliti dan tidak memeriksa kembali
hasil pekerjaannya.
6. Kesalahan Teknis (Technical Error)
Kesalahan jenis ini meliputi kesalahan dalam proses perhitungan,
kesalahan dalam mengutip data pada tabel, kesalahan dalam memanipulasi
simbol aljabar dasar (misal: menulis 𝑎 − 4 . 𝑏 − 4 yang seharusnya (𝑎 −
4) (𝑏 − 4), tetapi melanjutkan proses seperti tanda kurung di sana, yang
mana adalah suatu kecerobohan/kelalaian tanda kurung) dan kesalahan lain
pada algoritma yang biasanya dikuasai di sekolah dasar atau sekolah
menengah pertama.
Contoh kesalahan adalah:
Kekeliruan mengalikan dua bilangan
Contoh: 7 × 8 = 54
Ketidaktelitian dalam menulis
Berdasarkan hasil penelitiannya, Hadar menyatakan jenis kesalahan
dalam menggunakan teorema atau definisi adalah jenis kesalahan yang paling
banyak dilakukan siswa-siswa di sekolah menengah di Israel. Menurut Hadar,
klasifikasi kesalahan yang diusulkannya untuk kemudian dapat membantu guru
dalam meramalkan kesulitan dan kendala, serta menggunakannya dalam
perencanaan mengajar untuk mencegah sebanyak mungkin kesalahan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
dilakukan siswa. Guru dapat menggunakan klasifikasi kesalahan untuk
mengidentifikasi kecenderungan dari seorang siswa dalam membuat jenis
kesalahan tertentu di beberapa topik matematika. Di sisi lain, diharapkan dapat
bermanfaat bagi guru, pengembang kurikulum, dan para peneliti dapat tertarik
dalam diagnosis, remediasi, dan pemberantasan kesalahan matematika pada
siswa.
C. Kesalahan-Kesalahan yang Sering Dilakukan Siswa dalam Menyelesaikan
Soal Persamaan Linear Satu Variabel
Richard D. G. Hall (2002) melakukan penelitian dalam menemukan
kesalahan umum yang dilakukan siswa sekolah menengah dalam
menyelesaikan soal matematika pada topik persamaan linear sederhana. Dalam
artikel “Analysis of Errors Made in the Solution of Simple Linear Equation”,
Hall melakukan penelitian dalam menyelidiki kesalahan yang biasa dilakukan
siswa-siswa sekolah menengah di Bermuda saat memecahkan persamaan linear
sederhana. Tujuan penelitian yang dilakukannya adalah mengidentifikasi dan
mengklasifikasikan dengan frekuensi relatif, kesalahan paling umum yang
dilakukan siswa dalam menyelesaikan persamaan linear sederhana, sehingga
berdasarkan mekanisme kesalahan tersebut guru dapat meningkatkan kualitas
pengajaran matematika di kelas.
Hall melakukan dua jenis penelitian dengan metode penelitian yang sama,
yang pertama adalah penelitian uji coba dalam skala kecil dan kedua adalah
penelitian dalam skala besar. Data diambil dari 246 jawaban siswa tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
pertama hingga tingkat keempat dengan tiga hingga enam pertanyaan seputar
persamaan linear sederhana. Data-data yang dikumpulkan Hall berasal dari
pemeriksaan akhir yang telah dianalisis dengan mengacu pada literatur terbaru.
Hall menemukan sembilan jenis kesalahan dalam penelitian uji coba yang
dilakukannya dalam penelitian skala kecil. Tiga jenis kesalahan telah
diidentifikasi dalam literatur, dan diperoleh enam jenis kesalahan baru yang
sampai saat itu tidak dibahas dalam literatur, selanjutnya Hall mengidentifikasi
enam kesalahan tersebut. Tiga kesalahan yang telah diidentifikasi dalam
literatur adalah kesalahan penghapusan, kesalahan penukaran penjumlahan, dan
kesalahan perulangan distribusi. Sedangkan enam kesalahan lainnya yang
ditemukan dalam penelitian uji coba adalah kesalahan kelalaian, kesalahan
penyalahgunaan invers aditif, kesalahan ketidakmampuan mengisolasi variabel,
kesalahan pembagian, dan kesalahan ketiadaan struktur. Berikut adalah uraian
dari sembilan kesalahan yang diidentifikasi dalam penelitian uji coba yang
dilakukan oleh Hall:
1. Kesalahan Penghapusan (Deletion Error)
Contoh kesalahan penghapusan yang sering terlihat adalah
menyatakan:
2𝑦𝑧 − 2𝑦 = 𝑧
Siswa menyamakan persamaan di atas dengan:
2𝑦 + 𝑧 − 2𝑦 = 𝑧
Dalam studi yang dilakukan oleh Carry, Lewis, dan Bernard (dalam Hall,
2002), kesalahan penghapusan dikemukakan sebagai kesalahan yang paling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
umum dilakukan siswa pada berbagai langkah dalam proses
menyederhanakan persamaan. Matz (dalam Hall, 2002) memasukkan
kesalahan penghapusan dalam tiga puluh daftar kesalahan, seperti:
3𝑥 + 5 = 𝑦 + 3
3𝑥 − 3 + 5 = 𝑦 + 3 − 3
𝑥 + 5 = 𝑦
Siswa cenderung menyamakan proses penyelesaian persamaan aljabar
dengan proses penyelesaian aritmatika saat menyederhanakan persamaan
aljabar (Matz dalam Hall, 2002). Berikut adalah kesalahan penghapusan
yang ditemukan oleh Hall dalam penelitian uji coba:
3𝑥 + 2 = 12
3𝑥 − 3 + 2 = 12 − 3
𝑥 + 2 = 9
Pada pekerjaan di atas terlihat bahwa siswa menyatakan:
3𝑥 − 3 = 𝑥
Mengacu pada literatur yang telah ada pada saat itu, kemudian Hall
menyatakan kesalahan di atas sebagai kesalahan penghapusan.
2. Kesalahan Perulangan Distribusi (Redistribution Error)
Kesalahan perulangan distribusi muncul ketika murid mencoba untuk
memberi perlakuan sama terhadap kedua ruas pada persamaan, namun
perlakuan yang diberikan tidak tepat. Misal persamaan:
𝑥 + 37 = 150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Siswa menganggap bahwa persamaan di atas memiliki solusi sama dengan
persamaan berikut ini:
𝑥 + 37 − 10 = 150 + 10
Berikut ini adalah contoh kesalahan perulangan distribusi yang
ditemukan Hall dalam penelitian uji coba:
5𝑥 + 2 = 2𝑥 + 12
5𝑥 + 2 − 2𝑥 = 2𝑥 + 12 − 2𝑥
3𝑥 + 2 + 2 = 12 − 2
Pada baris ketiga terlihat bahwa siswa kurang tepat dalam memberi
perlakuan pada kedua ruas. Siswa menambahkan pada persamaan di ruas
kiri dengan 2, namun pada ruas kanan, siswa mengurangkan persamaan
dengan 2.
3. Kesalahan Penukaran Penjumlahan (Switching Addends Error)
Sama dengan kesalahan perulangan distribusi, kesalahan penukaran
penjumlahan muncul ketika siswa mencoba memberi perlakuan sama
terhadap kedua ruas pada persamaan. Misal persamaan:
𝑥 + 37 = 150
Siswa menganggap persamaan di atas memiliki solusi sama dengan
persamaan berikut ini:
𝑥 = 37 + 150
Berikut ini adalah contoh kesalahan penukaran penjumlahan yang
ditemukan Hall dalam penelitian uji coba:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
6𝑥 + 2 = 3𝑥 + 12
9𝑥 = 14
Berikut ini adalah mekanisme penyelesaian persamaan di atas yang dibuat
oleh siswa:
6𝑥 + 2 = 3𝑥 + 12
6𝑥 + 3𝑥 = 12 + 2
9𝑥 = 14
Menurut Hall, kesalahan perulangan distribusi dan kesalahan
penukaran penjumlahan dapat terjadi karena kurangnya pemahaman aspek
struktural dalam menyelesaikan persamaan linear.
4. Kesalahan Kelelahan (Exhaustion Error)
Kesalahan kelelahan adalah kategori kesalahan baru, Hall
mengidentifikasi dalam penelitian yang dilakukannya. Kesalahan jenis ini
dibuat siswa saat menjelang tahap akhir penyelesaian soal. Meskipun jika
dilihat dari pola kesalahannya, jenis kesalahan ini memiliki kesempatan
terjadi di awal penyelesaian soal. Hall mengemukakan bahwa kesalahan ini
mungkin terjadi cukup sering dan layak menjadi kategori kesalahan. Berikut
ini contoh kesalahan kelelahan yang ditemukan oleh Hall:
5𝑥 + 𝑥 + 2 = 3𝑥 + 12
6𝑥 + 2 − 2 = 3𝑥 + 12 − 2
6𝑥 = 3𝑥 + 10
6𝑥 + 3𝑥 = 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Pada baris kedua sampai ketiga terlihat bahwa siswa telah cukup baik
menyederhanakan persamaan baris pertama dengan memberi perlakuan
sama pada kedua ruas. Pada baris keempat, siswa mencoba
menyederhanakan persamaan dengan cara berikut:
6𝑥 = 3𝑥 + 10
6𝑥 − 3𝑥 = 3𝑥 + 10 + 3𝑥
Pada langkah sebelumnya siswa telah cukup baik menggunakan aturan
“memberi perlakuan sama pada kedua ruas”, namun pada baris keempat,
siswa justru melakukan kesalahan dalam menggunakan aturan tersebut. Hall
menyebut kesalahan yang dilakukan siswa itu sebagai kesalahan kelelahan.
Dimungkinkan bahwa kesalahan ini dapat digabungkan dengan jenis
kesalahan lain, seperti kesalahan: penghapusan, penukaran penjumlahan,
perulangan distribusi, dan transpose.
5. Kesalahan Kelalaian (Omissions Error)
Pada kategori kesalahan ini siswa telah cukup baik dalam
menyelesaikan suatu persamaan aljabar, namun karena kondisi tertentu
seperti kerumitan masalah dan tekanan dalam ujian, menyebabkan siswa
melakukan kesalahan. Contoh kesalahan kelalaian yang ditemukan Hall
dalam penelitian uji coba:
5𝑥 + 𝑥 + 2 = 3𝑥 + 12
6𝑥 + 2 − 2 = 3𝑥 + 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Pada pekerjaan di atas, siswa mencoba mengurangkan kedua ruas
persamaan dengan 2, namun siswa lalai mengurangkan ruas kanan dengan
2. Kerumitan masalah dan tekanan dalam ujian dapat menjadi penyebab
siswa melakukan kesalahan, seperti pada contoh kesalahan siswa di atas.
6. Kesalahan dalam Penggunaan Invers Aditif (Misuse of Additive Inverse
Error)
Di bawah ini adalah kesalahan dalam penggunaan invers aditif yang
paling umum dilakukan siswa:
𝑥 + 6 = 9
𝑥 + 6 + 6 = 9 + 6
𝑥 = 15
Pada pekerjaan di atas terlihat bahwa siswa memberikan perlakuan
yang sama pada kedua ruas. Siswa di atas mungkin berpikir bahwa lawan
dari (+6) adalah (+6). Kesalahan jenis ini memiliki mekanisme kesalahan
yang sama dengan kesalahan penukaran penjumlahan (Switching Addends
Error), sehingga pada penelitian skala besar, kedua kesalahan tersebut
digabungkan.
7. Kesalahan Ketidakmampuan Mengisolasi Variabel (Inability to Isolate
Variable Error)
Berikut ini adalah contoh kesalahan yang berupa ketidakmampuan
mengisolasi variabel yang ditemukan Hall dalam penelitian uji coba:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
5𝑥 + 𝑥 + 2 = 3𝑥 + 12
6𝑥 + 2 = 3𝑥 + 12
3𝑥 = 10
Langkah Penyelesaian Berhenti
Langkah awal hingga menjelang akhir sudah cukup baik dilakukan
oleh siswa, namun langkah terhenti hanya sampai baris ketiga. Kesalahan
ini muncul karena siswa tidak tahu apa yang harus dilakukan pada bagian
akhir, siswa tidak menyadari bahwa siswa perlu memberikan perlakuan
yang sama pada kedua ruas. Kesalahan jenis ini hampir sama dengan
kesalahan kelelahan, yaitu siswa kebingungan dalam menghilangkan
variabel. Kesalahan ini juga terjadi karena siswa tidak mampu
mengidentifikasi operasi perkalian dalam persamaan:
3𝑥 = 10
Bahwa persamaan itu memiliki arti 3 dikali 𝑥 sama dengan 10. Selain itu
dapat dimungkinkan bahwa siswa tidak mampu melakukan operasi
pembagian.
8. Kesalahan Pembagian (Division Error)
Kesalahan ini lebih mengarah pada bagaimana siswa menggunakan
pembagian dalam menentukan penyelesaian suatu persamaan linear. Hall
mengemukakan bahwa bagi siswa yang kurang menguasai pembagian, akan
sangat sulit untuk lepas dari kalkulator dalam membantu menemukan solusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
penyelesaian persamaan linear. Contoh kesalahan pembagian yang
ditemukan Hall dalam penelitian uji coba:
3𝑥 = 10
𝑥 = 3,1
Kesalahan pada pekerjaan di atas adalah siswa salah menentukan hasil
dari operasi pembagian. Siswa belum menguasai operasi pembagian
bilangan, ada kemungkinan bahwa siswa demikian akan membutuhkan alat
bantu hitung (kalkulator) dalam menentukan suatu solusi.
9. Kesalahan Ketiadaan Struktur (Absence of Structure Error)
Kesalahan ini terjadi karena siswa kurang paham untuk melakukan
operasi dengan bilangan yang sama pada kedua ruas persamaan (memberi
perlakuan sama terhadap kedua ruas persamaan). Kesalahan ketiadaan
struktur merupakan kategori kesalahan yang tidak dapat terkategorikan pada
kesalahan-kesalahan lain karena pola kesalahan tidak jelas. Kesalahan
ketiadaan struktur dimungkinkan untuk menghubungkannya dengan
beberapa bentuk kebingungan struktural, baik dari penggunaan tanda
samadengan atau penerapan algoritma. Contoh kesalahan ketiadaan struktur
yang ditemukan Hall dalam penelitian uji coba:
4𝑥 − 2 = 𝑥 − 1
2𝑥 − 4 = −1
−12𝑥 − 4 = −1 − 1
𝑥 = 2𝑥 −3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Langkah penyelesaian pada pekerjaan di atas perlu diselidiki lagi
dalam wawancara dengan siswa yang bersangkutan. Pada baris kedua dapat
dimungkinkan bahwa siswa melakukan pemindahan pada suku-suku
persamaan ruas sebelah kiri, dimana siswa menganggap:
4𝑥 − 2 = 2𝑥 − 4
Pada baris ketiga menunjukkan bahwa siswa mungkin mengurangkan
masing-masing ruas persamaan dengan 1, kemudian menyatukan −1 dan
2𝑥 (pada ruas kiri). Berikut ini adalah mekanisme penyelesaian persamaan
baris kedua sehingga memperoleh persamaan baris ketiga:
2𝑥 − 4 − 1 = −1 − 1
−1 + 2𝑥 − 4 = −1 − 1
−12𝑥 − 4 = −1 − 1
Hall memperluas penelitiannya dengan melakukan penelitian pada skala
yang lebih besar, penelitian ini dimaksudkan untuk menguji lebih lengkap
hipotesis bahwa (a) kesalahan dapat dikelompokkan ke dalam set jenis dan (b)
jenis kesalahan dapat dimasukkan ke dalam urutan frekuensi relatif, dengan
ukuran sampel diperluas. Seluruh siswa di sekolah, tanpa pengecualian
berpartisipasi dalam penelitian skala besar. Desain penelitian uji coba dan
pemikiran di dalamnya dievaluasi setelah analisis data dan beberapa perbaikan
diusulkan, misalnya beberapa jenis kesalahan yang digabung untuk
memudahkan analisis.
Setelah Hall memperoleh data-data dalam penelitian skala besar, Hall
mengubah pengkategorian jenis kesalahan. Kesalahan penghapusan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
pengulangan distribusi, dan penukaran penjumlahan tetap dipertahankan karena
telah diidentifikasi dalam literatur. Kesalahan kelelahan tidak bertahan sebagai
jenis kesalahan, karena hanya ditemukan dua kesalahan kelelahan pada semua
pekerjaan siswa dalam penelitian skala besar. Kesalahan kelalaian semula
dipertahankan karena ditemukan dalam penelitian uji coba. Kesalahan
ketidakmampuan mengisolasi variabel dapat dimasukkan sebagai kesalahan
pembagian. Kesalahan ketiadaan struktur tidak bisa digabungkan dengan jenis
kesalahan lain, dirasa penting karena mungkin untuk menghubungkannya
dengan beberapa bentuk kebingungan struktural, baik dari penggunaan tanda
samadengan atau penerapan algoritma. Kesalahan invers yang lain dan
kesalahan menghitung melengkapi daftar 9 jenis kesalahan yang diidentifikasi.
Selain itu muncul kesalahan transpose, kesalahan ini paling sering diamati
selama bertahun-tahun oleh peneliti. Berikut ini kesalahan baru yang
diidentifikasi Hall dalam penelitian skala besar:
1. Kesalahan Transpose (Transposing Error)
Transpose adalah teknik “ubah ruas – ubah tanda”. Kesalahan
transpose terjadi karena penerapan pendekatan “ubah ruas - ubah tanda”
tanpa adanya pemahaman lebih mendalam. Menurut Kieran (dalam Hall,
2002), siswa melakukan penerapan transpose namun tidak memandang
bahwa objek matematika yang digunakan adalah sebuah persamaan,
kemudian siswa secara asal memindahkan bilangan atau variabel. Contoh
kesalahan transpose adalah:
𝑥
2+ 3 = 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
𝑥 + 3 = 10
Kesalahan di atas terjadi karena siswa sering menyamakan aturan
penyelesaian di atas dengan aturan penyelesaian berikut ini:
𝑥
2= 3
𝑥 = 6
2. Kesalahan Invers yang Lain (Other Inverse Error)
Kesalahan ini muncul ketika siswa perlu menyelesaikan persamaan
aljabar dengan menggunakan invers, namun siswa salah dalam menentukan
invers suatu bentuk persamaan aljabar tersebut. Contoh kesalahan invers
yang lain:
4𝑥 = 1
𝑥 = 1 − 4
Menurut analisis kesalahan yang dikemukan oleh Sleeman (dalam
Hall, 2002), bahwa mekanisme kesalahan di atas dapat terjadi karena siswa
menganggap 3𝑥 sebagai 3 + 𝑥. Hall mengemukan bahwa kesalahan
penghapusan dan kesalahan penukaran penjumlahan juga memiliki
mekanisme yang sama dengan kesalahan invers yang lain. Dimana
kesamaan dari kesalahan invers yang lain dengan kesalahan penghapusan
yang dilakukan oleh siswa yaitu siswa mengoperasikan setiap konstanta
tanpa memperhatikan variabel yang mengikatnya, contoh:
3𝑥 − 3 = 𝑥
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Sedangkan kesamaan kesalahan invers lain dengan kesalahan penukaran
penjumlahan adalah siswa tidak tepat dalam memberi perlakuan pada kedua
ruas. Kesalahan penghapusan dan kesalahan penukaran penjumlahan dapat
dikurangi dengan memberi penekanan tentang invers.
3. Kesalahan Menghitung
Jenis kesalahan ini ditandai seperti:
−3 + 1 = −4
Ada banyak penjelasan tentang mengapa siswa melakukan kesalahan ini.
Siswa mungkin bingung (−3 + 1) dengan (−(3 + 1)), atau ia mungkin
manyalahgunakan aturan urutan operasi. Siswa berpikir bahwa hal pertama
yang dilakukan adalah menjumlahkan 3 dan 1, kemudian tanda negatif
ditangani hanya dengan menempatkannya di depan 4. Salah satu alasan
siswa melakukan hal tersebut adalah kurangnya penguasaan siswa terhadap
materi manipulasi angka (negatif), dan keterampilan dalam
menyederhanakan persamaan yang telah diajarkan sebelum topik
persamaan linear. Kurangnya penguasaan materi tersebut menjadi hambatan
keberhasilan dalam memecahkan persamaan linear.
D. Persamaan Linear Satu Variabel
1. Persamaan Linear dengan Satu Variabel
Materi matematika yang dibahasa dalam penelitian ini adalah
Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) pada kelas VII. Kompetensi dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
yang perlu dikuasai siswa adalah membuat dan menyelesaikan model
matematika dari masalah yang berkaitan dengan Persamaan Linear Satu
Variabel.
Dalam setiap pembelajaran, materi Persamaan Linear Satu Variabel
diawali dengan Kalimat Terbuka. Kalimat Terbuka adalah kalimat yang
belum dapat ditentukan benar-salahnya, sebab masih mengandung variabel.
Contoh kalimat terbuka diantaranya:
(i) A adalah faktor dari 8.
(ii) 8 + 𝑥 = 17
Kalimat (i) bernilai benar jika lambang A diganti dengan 1, 2, 4, atau 8 dan
bernilai salah jika lambang A diganti dengan 3.
Variabel (peubah) banyak digunakan dalam kalimat terbuka.
Penyelesaian atau jawab adalah pengganti dari variabel (peubah) yang
menyebabkan kalimat terbuka menjadi kalimat pernyataan yang benar.
Persamaan adalah kalimat terbuka yang menyatakan hubungan sama
dengan “=”. Contoh persamaan:
𝑥 + 8 = 15
𝑎
5+ 9 = 12
6𝑝 – 8 = 4𝑝 + 2
Persamaan linear satu variabel adalah kalimat terbuka dengan satu
variabel yang memiliki hubungan sama dengan “=”, dan variabelnya hanya
berpangkat satu. Persamaan Linear Satu Variabel mempunyai bentuk
umum:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
𝑎𝑥 + 𝑏 = 0
Dimana 𝑎 dan 𝑏 adalah konstanta real dan 𝑎 ≠ 0. Penyelesaian persamaan
tersebut diberikan oleh:
𝑥 = −𝑏
𝑎
2. Himpunan Penyelesaian Persamaan Linear Satu Variabel
Himpunan penyelesaian adalah himpunan semua penyelesaian dari
suatu kalimat terbuka. Salah satu cara yang dapat digunakan siswa dalam
menemukan himpunan penyelesaian Persamaan Linear Satu Variabel
adalah substitusi. Cara substitusi artinya menyelesaikan persamaan dengan
cara mengganti variabel dengan bilangan yang sesuai sehingga persamaan
tersebut menjadi kalimat yang bernilai benar. Berikut ini adalah contoh
penyelesaian Persamaan Linear Satu Variabel dalam menentukan himpunan
penyelesaian dengan cara substitusi:
Contoh:
Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan:
𝑥 + 4 = 7
Jika 𝑥 variabel pada himpunan bilangan cacah.
Penyelesaian:
Jika 𝑥 diganti bilangan cacah, diperoleh:
substitusi 𝑥 = 0, maka 0 + 4 = 7 (kalimat salah)
substitusi 𝑥 = 1, maka 1 + 4 = 7 (kalimat salah)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
substitusi 𝑥 = 2, maka 2 + 4 = 7 (kalimat salah)
substitusi 𝑥 = 3, maka 3 + 4 = 7 (kalimat benar)
substitusi 𝑥 = 4, maka 4 + 4 = 8 (kalimat salah)
Ternyata untuk 𝑥 = 3, persamaan 𝑥 + 4 = 7 menjadi kalimat yang
benar. Jadi, himpunan penyelesaian persamaan 𝑥 + 4 = 7 adalah {3}.
3. Persamaan-Persamaan yang Ekuivalen
Dua persamaan atau lebih dikatakan ekuivalen jika mempunyai
penyelesaian atau akar yang sama. Notasi untuk ekuivalen pada persamaan
adalah “⇔”. Contoh:
(i) 𝑥 + 5 = 12
Jika 𝑥 diganti bilangan 7, maka persamaan tersebut menjadi:
7 + 5 = 12
yang merupakan kalimat benar.
Jadi, penyelesaian persamaan 𝑥 + 5 = 12 adalah 7.
(ii) 2𝑥 + 10 = 24
Jika 𝑥 diganti bilangan 7, maka persamaan tersebut menjadi:
2 × 7 + 10 = 24
yang merupakan kalimat benar.
Jadi, penyelesaian persamaan 2𝑥 + 10 = 24 adalah 7.
(iii) 2𝑥 + 15 = 29
Jika 𝑥 diganti bilangan 7, maka persamaan tersebut menjadi:
2 × 7 + 15 = 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
yang merupakan kalimat benar.
Jadi, penyelesaian persamaan 2𝑥 + 15 = 29 adalah 7.
Berdasarkan uraian di atas tampak bahwa ketiga persamaan
mempunyai penyelesaian yang sama, yaitu 7. Dengan demikian, persamaan
(i), (ii), dan (iii) dapat dituliskan sebagai:
𝑥 + 5 = 12 ⇔ 2𝑥 + 10 = 24 ⇔ 2𝑥 + 15 = 29
Suatu persamaan dapat dinyatakan ke dalam persamaan yang
ekuivalen dengan cara:
a. Menambah atau mengurangi, mengkali atau membagi kedua ruas
persamaan dengan bilangan yang sama;
Persamaan linear dapat dianalogikan sebagai timbangan
keseimbangan. Ruas kiri dan ruas kanan dari sebuah persamaan adalah
dua wadah keseimbangan. Jika dengan menambah atau mengurangi
berat yang sama pada kedua wadah, maka timbangan akan tetap
seimbang. Demikian juga dengan persamaan, jika kedua ruas
ditambahkan atau dikurangkan, dikalikan atau dibagi (asalkan bilangan
yang dikali atau dibagi tersebut bukan bilangan nol) dengan bilangan
yang sama, persamaan tersebut tetap ekuivalen. Untuk menyelesaikan
sebuah persamaan, dapat menambahkan, mengurangkan, mengalikan,
atau membagi (asalkan bilangan yang dikali atau dibagi tersebut bukan
nol) dengan suatu bilangan yang sama pada kedua ruas sehingga
menyisakan variabelnya saja di ruas kiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Di lapangan ditemukan bahwa beberapa guru menggunakan cara
“pindah ruas – ganti tanda” dalam menyederhanakan atau menemukan
persamaan yang ekuivalen. Cara tersebut merupakan variasi dari
langkah “memberi perlakuan yang sama pada kedua ruas” (lebih dikenal
dengan “menambah atau mengurangi, mengkali atau membagi kedua
ruas persamaan dengan bilangan yang sama”). Beberapa guru
mengajarkan cara “pindah ruas – ganti tanda” di kelas untuk lebih
memudahkan siswa dalam menggunakan cara “memberi perlakuan yang
sama pada kedua ruas” dalam menemukan persamaan yang ekuivalen.
“Pindah ruas – ganti tanda” dapat dilakukan dengan mengubah urutan
suku persamaan dari ruas kiri ke ruas kanan atau sebaliknya. Aturan
perubahan urutan dengan memindahkan suku persamaan pada satu ruas
dan menuliskan kebalikannya pada ruas yang lain dari persamaan
tersebut. Langkahnya sebagai berikut:
1) Pindahkan bagian konstanta dari ruas kiri ke ruas kanan untuk
membiarkan semua variabelnya tetap di ruas kiri.
2) Sederhanakan ruas kanan dan kiri untuk mendapat jawabannya.
4. Penyelesaian Persamaan Linear Satu Variabel Bentuk Pecahan
Langkah awal yang perlu dilakukan siswa dalam menyelesaikan
PLSV bentuk pecahan adalah mengubah persamaan linear bentuk pecahan
menjadi bentuk persamaan linear biasa. Caranya adalah dengan mengalikan
kedua ruas persamaan dengan KPK dari penyebut-penyebutnya, sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
diperoleh persamaan linear bentuk biasa. Selanjutnya menentukan
penyelesaian persamaan linear dengan aturan penyelesaian yang telah ada.
Contoh:
Tentukan penyelesaian dari persamaan:
1
5𝑥 − 2 =
𝑥 − 1
2
jika 𝑥 variabel pada himpunan bilangan rasional.
Penyelesaian:
1
5𝑥 − 2 =
𝑥 − 1
2
⇔ 10 (1
5𝑥 − 2) = 10 (
𝑥−1
2) (kedua ruas dikalikan KPK dari
2 dan 5, yaitu 10)
⇔ 2𝑥 − 20 = 5(𝑥 − 1)
⇔ 2𝑥 − 20 + 20 = 5𝑥 − 5 + 20 (kedua ruas ditambah 20)
⇔ 2𝑥 = 5𝑥 + 15
⇔ 2𝑥 − 5𝑥 = 5𝑥 + 15 − 5𝑥 (kedua ruas dikurangi 5𝑥)
⇔ −3𝑥 = 15
⇔ (−3𝑥): (−3) = 15 ∶ (−3) (kedua ruas dibagi dengan −3)
⇔ 𝑥 = −5
Jadi, himpunan penyelesaian persamaan 1
5𝑥 − 2 =
𝑥−1
2 adalah {–5}.
5. Model Matematika dan Penerapan Persamaan pada Soal Cerita
Langkah awal yang perlu dibuat siswa dalam menyelesaikan soal
cerita persamaan linear satu variabel adalah membuat kalimat matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
berdasarkan pada informasi yang terdapat pada soal tersebut, yang disebut
dengan model matematika. Model matematika dapat diperoleh dengan cara
memisalkan besaran yang belum diketahui dengan sebuah variabel,
misalnya variabel 𝑥. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat
dilakukan dalam menyelesaikan soal-soal dalam kehidupan sehari-hari yang
berbentuk cerita:
a. Jika memerlukan diagram (sketsa), misalnya untuk soal yang
berhubungan dengan geometri, dapat dibuat diagram (sketsa)
berdasarkan kalimat cerita tersebut.
b. Salah satu besaran yang belum diketahui dimisalkan dengan sebuah
variabel.
c. Menerjemahkan kalimat cerita menjadi model matematika dalam
bentuk persamaan.
d. Menyelesaikan persamaan tersebut, kemudian menjawab sesuai yang
ditanyakan.
Berikut ini adalah contoh soal cerita terkait persamaan linear satu
variabel dan langkah penyelesaiannya:
Harga sebuah stabilo lebih mahal Rp 1.500 dari harga sebuah spidol.
Harga 3 buah spidol dan 2 buah stabile adalah Rp 25.500. Tentukan
model matematikanya dan harga sebuah spidol!
Misal: harga sebuah spidol = 𝑝 rupiah, maka
harga sebuah stabilo = (𝑝 + 1.500) rupiah
Harga 3 buah spidol dan 2 buah stabilo adalah Rp 25.500, maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
3(𝑝) + 2(𝑝 + 1.500) = 25.500
3𝑝 + 2𝑝 + 3.000 = 25.500
5𝑝 + 3.000 = 25.500
Jadi, model matematikanya adalah 5𝑝 + 3.000 = 25.500.
Menyelesaikan model matematika dengan langkah penyelesaian
persamaan linear satu variabel:
5𝑝 + 3.000 = 25.500
5𝑝 = 25.500 − 3.000
5𝑝 = 22.500
5𝑝
5=
22.500
5
𝑝 = 4.500
Jadi, harga sebuah spidol adalah Rp 4.500.
Tidak hanya kemampuan komputasi saja yang diperlukan siswa dalam
menyelesaikan soal cerita terkait Persamaan Linear Satu Variabel. Perlunya
memahami setiap informasi pada soal, kemampuan dalam menyusun
rencana dan strategi dalam penyelesaian masalah sangat dibutuhkan siswa
dalam menyelesaikan soal cerita terkait Persamaan Linear Satu Variabel.
E. Kerangka Berpikir
Kategori kesalahan yang dikemukakan oleh Hadar dkk (1987) dan Hall
(2002) dapat digunakan sebagai dasar landasan dalam penelitian yang dilakukan
oleh penulis untuk menjawab rumusan masalah pada Bab I. Kategori kesalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
yang dikemukakan oleh keduanya dapat digunakan untuk mengklasifikasikan
kesalahan-kesalahan yang ditemukan dalam penelitian ini. Kategori kesalahan
yang telah dikemukakan Hadar dkk (1987) dan Hall (2002) dapat digabungkan
dan saling melengkapi. Hall (2002) mengungkap mekanisme kesalahan yang
dibuat siswa secara gamblang dalam menyelesaikan soal-soal terkait Persamaan
Linear Satu Variabel, namun tidak semua kesalahan yang ditemukan dapat
diklasifikasikan sesuai kategori kesalahan Hall. Sedangkan Hadar dkk (1987)
mengungkap kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal
matematika secara lebih umum. Jenis kesalahan Hadar dapat mengidentifikasi
kesalahan lain yang ditemukan dalam lembar pekerjaan / lembar jawab siswa.
Dalam penelitian ini, kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal Persamaan Linear Satu Variabel dikategorikan ke
dalam jenis dan tipe kesalahan. Kategori kesalahan yang diberikan terhadap
suatu kesalahan harus berdasarkan penyebab kesalahannya. Oleh sebab itu,
wawancara dengan siswa yang melakukan kesalahan perlu dilakukan untuk
mengonfirmasi kategori kesalahan yang diberikan terhadap kesalahan yang
dilakukan siswa tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif, yang
didukung dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara
holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
suatu konteks khusus yang ilmiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
ilmiah (Moleong, 2010).
Peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dalam
menguraikan setiap kesalahan yang dilakukan siswa pada proses penyelesaian
soal, guna mengkategorikan kesalahan. Serta mengetahui lebih dalam penyebab
siswa melakukan kesalahan. Setiap data yang diperoleh dalam penelitian dicatat
secara cermat, kemudian dikaji, dihubungkan satu sama lain, jika perlu dibahas
atau didiskusikan dengan peneliti lain sebelum menarik simpulan-simpulan
penyebab terjadinya kasus atau persoalan yang ditunjukkan oleh individu
tersebut (Zainal Arifin, 2011).
Pendekatan kuantitatif digunakan untuk memberi penilaian pada setiap
jawaban siswa dalam tes tertulis uji coba, yang selanjunya digunakan untuk
menguji validitas soal sebagai instrumen penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Kanisius Kalasan, tepatnya di kelas VII
A. Peneliti juga menggunakan kelas VII B sebagai kelas uji coba instrumen.
Waktu pelaksanaan penelitian yaitu bulan April sampai Mei tahun 2015,
dimulai saat guru memberikan materi Persamaan Linear Satu Variabel di kelas.
Sedangkan tes tertulis dilakukan segera setelah materi tersebut selesai diterima
siswa, kemudian dilanjutkan tes wawancara. Berikut ini ditampilkan tabel
waktu, tempat, dan kegiatan penelitian:
Tabel 3.1. Waktu, Tempat, dan Kegiatan Penelitian
No. Waktu Tempat Kegiatan
1 Senin, 20 April
2015
Ruang kelas VII B Observasi pelaksanaan
pembelajaran PLSV di kelas VII B
2. Senin, 20 April
2015
Ruang kelas VII A Observasi pelaksanaan
pembelajaran PLSV di kelas VII A
3. Selasa, 21 April
2015
Ruang kelas VII A Observasi pelaksanaan
pembelajaran PLSV di kelas VII A
4. Kamis, 30
April 2015
Ruang kelas VII B Pelaksanaan tes tertulis uji coba
pada materi matematika PLSV di
kelas VII B
5. Senin, 11 Mei
2015
Ruang kelas VII A Observasi pelaksanaan
pembelajaran PLSV (Latihan Soal)
di kelas VII A
6. Rabu, 13 Mei
2015
Ruang kelas VII A Pelaksanaan tes tertulis penelitian
pada materi matematika PLSV di
kelas VII A
7. Kamis, 21 Mei
2015
Ruang kelas VII A Wawancara dengan 3 siswa kelas
VII A
8. Sabtu, 23 Mei
2015
Aula SMP Kanisius
Kalasan
Wawancara dengan 2 siswa kelas
VII A
9. Rabu, 26 Mei
2015
Ruang laboratorium IPA
SMP Kanisius Kalasan
Wawancara dengan 2 siswa kelas
VII A
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII A SMP Kanisius
Kalasan tahun ajaran 2014/2015, sebanyak 30 siswa. Terdapat tiga kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
kelas VII di SMP Kanisius Kalasan tahun ajaran 2014/2015, yaitu kelas VII A,
VII B, dan VII C. Pemilihan kelas VII A sebagai kelas penelitian ini tidak
berdasarkan kriteria tertentu, atau pemilihannya bersifat acak. Hal tersebut
dikarenakan tingkat prestasi belajar yang dimiliki ketiga kelas VII tersebut
bersifat sama, artinya kelas manapun yang terpilih sebagai subjek penelitian ini
akan mendapatkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan kelas-kelas yang tidak
terpilih sebagai subjek penelitian. Sedangkan untuk kepentingan wawancara,
peneliti memilih tujuh siswa kelas VII A SMP Kanisius Kalasan.
D. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah kesalahan siswa kelas VII dalam
menyelesaikan soal-soal Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV).
E. Metode Pengumpulan Data
Data utama penelitian ini adalah data yang diperoleh dari hasil tes tertulis
dan wawancara dengan subjek penelitian.
1. Tes Tertulis
Tes tertulis dilakukan untuk mengetahui kesalahan apa saja yang
dilakukan siswa kelas VII A SMP Kanisius Kalasan dalam menyelesaikan
soal matematika terkait Persamaan Linear Satu Variabel. Tes tertulis
diberikan kepada seluruh siswa kelas VII A SMP Kanisius Kalasan. Dalam
tes tertulis, seluruh siswa diharuskan menyelesaikan semua soal tes tertulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
dan jawaban yang diberikan harus memiliki penjelasan atau langkah
penyelesaian, bukan jawaban akhirnya saja. Tujuannya agar kesalahan yang
dilakukan siswa dapat terlihat oleh peneliti.
2. Wawancara
Wawancara bertujuan mengungkap penyebab siswa SMP Kanisius
Kalasan kelas VII A tahun ajaran 2014/2015 melakukan kesalahan dalam
menyelesaikan soal-soal terkait materi Persamaan Linear Satu Variabel.
Wawancara dilakukan antara peneliti dengan beberapa siswa kelas VII A
SMP Kanisius Kalasan, dilakukan secara face to face antara peneliti dengan
satu per satu siswa. Pertanyaan yang diajukan dalam wawacara diarahkan
untuk mengetahui penyebab siswa melakukan kesalahan.
F. Instrumen Pengumpulan Data
1. Peneliti
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen utama atau alat
penelitian utama adalah peneliti itu sendiri (Sugiyono, 2012). Peneliti
merupakan alat pengumpul data utama (human instrument), berfungsi
menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data,
melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data,
menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas semuanya (Moleong,
2008). Sehingga peneliti perlu secara aktif mengikuti setiap langkah
penelitian. Peneliti harus mampu menguraikan dan mengaitkan setiap data
yang diperoleh dengan teori, sehingga tujuan dari penelitian ini tercapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
2. Tes Tertulis
Soal-soal yang diujikan dalam tes tertulis adalah soal-soal terkait
Persamaan Linear Satu Variabel. Bentuk soal yang diujikan adalah soal
essay, tujuannya untuk melihat proses penyelesaian yang dilakukan siswa
sehingga kesalahan yang dilakukan siswa dapat terlihat oleh peneliti.
Sebelum dilakukan tes tertulis di kelas VII A, terlebih dahulu
dilakukan tes tertulis uji coba di kelas VII B. Tes tertulis uji coba digunakan
untuk mengukur validitas butir soal tes tertulis. Dilakukan di kelas VII B
karena prestasi belajar siswa kelas VII B sama dengan kelas VII A,
diharapkan hasil tes tertulis yang diperoleh pada tes tertulis uji coba tidak
jauh berbeda dengan hasil tes tertulis yang sebenarnya.
Berikut ini adalah rancangan soal tes tertulis berdasarkan indikator
pencapaian kompetensi yang diuji cobakan kepada siswa kelas VII B:
Tabel 3.2. Rancangan Soal Tes Tertulis Penelitian Berdasarkan Indikator
Pencapaian Kompetensi
No. Indikator Pencapaian
Kompetensi Soal
Item
Soal
1. Menjelaskan PLSV dalam
berbagai bentuk dan
variabel.
Manakah yang merupakan bentuk Persamaan
Linear Satu Variabel? Berikan alasannya!
a. 𝑥 + 7 < 14
b. 5𝑥2 − 𝑥 = 1
c. 2𝑥 − 3 = 1 + 𝑥
1
2. Menentukan bentuk
setara dari PLSV dengan
cara kedua ruas ditambah,
dikurangi, dikalikan, atau
dibagi dengan bilangan
yang sama.
Selesaikan persamaan berikut:
a. 5𝑥 − 12 = 3
b. 13𝑘 + 12 = 𝑘
c. 6 − 10𝑥 = 11𝑥 + 9
2a
2b
2c
3. Menentukan penyelesaian
PLSV.
Selesaikan persamaan berikut:
a. 10 + 2𝑦 = −2
b. 20 − 5𝑏 − 12 = 1
c. 4𝑝 + 6 = 24 − 2𝑝
d. 6(4 − 𝑦) − 4 = −2(2𝑦 − 2)
3a
3b
3c
3d
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
No. Indikator Pencapaian
Kompetensi Soal
Item
Soal
4. Menentukan penyelesaian
PLSV dalam bentuk
pecahan.
Tentukan nilai 𝑥 pada persamaan berikut:
a. 1
2= 2𝑥
b. 5𝑥 +2
3= −
1
6
4a
4b
5. Mengubah masalah ke
dalam kalimat
matematika berbentuk
PLSV.
Tiga kali sebuah bilangan ditambah 6,
hasilnya adalah −30. Misalkan 𝑝 adalah
bilangan itu. Susunlah persamaan dalam 𝑝!
5
6. Menyelesaikan suatu
masalah yang berkaitan
dengan PLSV.
Pak Karto mempunyai sebuah kebun sawi
berbentuk persegi panjang. Diketahui lebar
kebun tersebut 7 meter lebih panjang dari
ukuran panjang kebun tersebut. Jika keliling
kebun sawi pak Karto adalah 30 meter,
susunlah persamaan berdasarkan keterangan
di atas dan berapakah luas kebun pak Karto?
6
Analisis tes tertulis uji coba secara lebih rinci dibahas di Bab IV. Pada
analisis tes tertulis uji coba, diperoleh tiga butir soal yang tidak memenuhi
validitas, yaitu soal nomor 1, 2a, dan 2b. Untuk meningkatkan kehandalan
soal tes tertulis sebagai instrumen penelitian, maka peneliti melakukan
perubahan pada soal-soal yang tidak valid. Soal nomor 1 dihapuskan karena
soal tidak sesuai dengan pemahaman yang dimiliki siswa. Soal nomor 2a
dan 2b diubah menjadi sedikit lebih sulit dan lebih mudah untuk siswa, agar
setiap jawaban pada nomor 2a dan 2b yang diberikan siswa dapat
mengungkap pemahaman dan kesalahan-kesalahan yang mungkin
dilakukan siswa. Perubahan soal juga terjadi pada soal yang telah valid,
yaitu soal nomor 6. Soal nomor 6 diubah karena setelah dikonsultasikan
kembali dengan dosen pembimbing, susunan kalimat pada soal nomor 6
membingungkan. Informasi soal yang membingungkan, dikhawatirkan
menimbulkan penafsiran yang salah oleh siswa ketika diujikan pada tes
tertulis yang sebenarnya. Jadi jumlah soal yang diujikan dalam tes tertulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
penelitian adalah 5 soal, jumlah soal tersebut lebih sedikit dari jumlah soal
tes tertulis uji coba yaitu 6 soal.
Berikut ini adalah tabel soal tes tertulis setelah dilakukan perubahan,
yang digunakan dalam tes tertulis penelitian yang sebenarnya:
Tabel 3.3. Soal Tes Tertulis Penelitian
No Indikator Pencapaian
Kompetensi Soal
Item
Soal
1. Mementukan bentuk setara
dari PLSV dengan cara kedua
ruas ditambah, dikurangi,
dikalikan, atau dibagi dengan
bilangan yang sama.
Selesaikan persamaan berikut:
a. 5𝑥 − 12 = −3
b. 13𝑦 − 12 = 𝑦
c. 6 − 10𝑥 = 11𝑥 + 9
1a
1b
1c
2. Menentukan penyelesaian
PLSV.
Selesaikan persamaan berikut:
a. 10 + 2𝑦 = −2
b. 20 − 5𝑏 − 12 = 1
c. 4𝑝 + 6 = 24 − 2𝑝
d. 6(4 − 𝑦) − 4 = −2(2𝑦 − 2)
2a
2b
2c
2d
3. Menentukan penyelesaian
PLSV dalam bentuk pecahan. Tentukan nilai 𝑥 pada persamaan
berikut:
a. 1
2= 2𝑥
b. 5𝑥 +2
3= −
1
6
3a
3b
4. Mengubah masalah ke dalam
kalimat matematika berbentuk
PLSV.
Tiga kali sebuah bilangan ditambah
6, hasilnya adalah −30. Misalkan 𝑝
adalah bilangan itu. Susunlah
persamaan dalam 𝑝!
4
5. Menyelesaikan suatu masalah
yang berkaitan dengan PLSV.
Pak Karto mempunyai sebuah kebun
sawi berbentuk persegi panjang.
Diketahui panjang kebun itu 7 meter
lebih panjang dari lebar kebun. Jika
keliling kebun sawi pak Karto adalah
30 meter. Buatlah bentuk persamaan
berdasarkan keterangan di atas dan
tentukan luas kebun pak Karto!
5
3. Wawancara
Dalam wawancara, peneliti memberikan pertanyaan lisan kepada
siswa. Pertanyaan yang diajukan adalah seputar proses penyelesaian soal
yang dilakukan siswa, dan mencari tahu bagaimana kesalahan tersebut
terjadi. Pertanyaan-pertanyaan tersebut ditujukan agar diperoleh penyebab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
kesalahan dan memastikan kategori kesalahan yang dibuat siswa. Dalam
wawancara, peneliti berpedoman pada pertanyaan “Bagaimana proses
penyelesaian yang kamu gunakan dalam menyelesaikan persamaan pada
nomor ini?”. Selanjutnya, pertanyaan wawancara berkembang sesuai
dengan jawaban yang diberikan siswa dalam wawancara. Pertanyaan
berhenti sampai peneliti dapat mengetahui penyebab kesalahan tersebut.
G. Metode atau Teknik Analisis Data
1. Tes tertulis
Peneliti hanya menganalisis kesalahan pertama yang terlihat dalam
lembar pekerjaan/jawab siswa pada tes tertulis, dan mengkategorikan
kesalahan-kesalahan tersebut ke dalam jenis dan tipe berdasarkan kategori
kesalahan Hadar dkk (1987) dan Hall (2002). Langkah-langkah yang
dilakukan peneliti dalam menentukan kategori kesalahan adalah:
a. Mengoreksi seluruh perkerjaan siswa.
b. Mencatat setiap kesalahan yang dilakukan siswa.
c. Mengelompokkan tiap kesalahan yang dibuat siswa berdasarkan letak
kesalahannya.
d. Memilih siswa yang akan dianalisis lebih lanjut dalam wawancara.
Siswa yang terpilih dalam wawancara didasarkan pada kesalahan yang
representatif atas kesalahan lain yang sejenis, kesalahan siswa yang
sesuai dengan hasil penelitian para ahli sebelumnya, kesalahan yang
khusus, dan siswa rekomendasi guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
e. Mengkategorikan kesalahan yang terlihat pada lembar pekerjaan siswa
ke dalam kategori kesalahan yang telah dikemukakan Hadar (1987) dan
Hall (2002). Pengkategorian kesalahan pada tahap ini, masih bersifat
sementara, karena kategori kesalahan dapat diberikan jika diketahui
penyebab siswa melakukan kesalahan tersebut.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan peneliti dengan 11 siswa kelas VII A. Sebelas
siswa tersebut dipilih berdasarkan kesalahan yang mewakili kesalahan lain
yang sejenis, kesalahan siswa yang sesuai dengan hasil penelitian para ahli
sebelumnya, kesalahan khusus, dan siswa rekomendasi guru. Wawancara
juga dilakukan peneliti dengan guru mata pelajaran.
Peneliti menggunakan lembar soal tes tertulis, lembar
pekerjaan/jawab siswa, dan lembar oret-oretan untuk mendukung
pertanyaan wawancara, yang dapat juga digunakan siswa untuk mengingat
setiap proses penyelesaian yang telah dilakukannya. Setiap jawaban yang
disampaikan siswa atas pertanyaan-pertanyaan dalam wawancara menjadi
perhatian peneliti. Peneliti merekam wawancara dengan menggunakan
camera digital dan media recorder pada handphone. Selanjutnya hasil dari
wawancara dianalisis dan dicocokkan dengan hasil analisis tes tertulis,
untuk mendapatkan penyebab atas kesalahan yang dilakukan siswa dan
menentukan kembali kategori kesalahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
H. Rumusan Kategori Kesalahan
Kesalahan yang ditemukan dalam lembar pekerjaan siswa dinyatakan ke
dalam jenis dan tipe kesalahan. Digunakan tipe kesalahan untuk lebih
memperinci kesalahan dan menunjukkan karakteristik kesalahan per jenis
kesalahannya. Kesalahan-kesalahan yang ditemukan dalam penelitian ini
dikategorikan sesuai rumusan kategori kesalahan yang dibuat oleh peneliti.
Peneliti merumuskan kategori kesalahan berdasarkan kategori kesalahan Hadar
dkk (1987) dan Hall (2002), yang disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
Berikut ini adalah rumusan kategori kesalahan:
1. Kesalahan dalam Operasi Hitung
Kesalahan dalam operasi hitung (selanjutnya disebut sebagai
“kesalahan hitung”) adalah kesalahan yang dikemukakan oleh Hadar dan
Hall dalam artikelnya masing-masing. Hadar memasukkan kesalahan
mengitung dalam jenis kesalahan teknis. Contoh kesalahan hitung yang
dikemukan Hadar adalah:
7 × 8 = 54
Sedangkan Hall menyatakan kesalahan hitung sebagai kesalahan yang
independen, bahwa tidak dapat digabungkan dengan jenis kesalahan lain
yang ditemukannya. Kesalahan hitung menurut Hall, ditandai seperti:
−3 + 1 = −4
Sejalan dengan Hadar dan Hall bahwa kesalahan hitung dalam
penelitian ini didefinisikan sebagai kesalahan siswa saat mengoperasikan
(menambah, mengurang, mengali, membagi, dsb.) bilangan satu dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
bilangan lain. Kurangnya penguasaan materi operasi bilangan akan menjadi
hambatan keberhasilan dalam memecahkan persamaan linear (Hall, 2002).
Kesalahan hitung masuk dalam rumusan kategori kesalahan, karena
kesalahan hitung telah banyak disebutkan dalam literatur-literatur kesalahan
menurut para ahli, termasuk kategori kesalahan menurut Hadar (1987) dan
Hall (2002). Kesalahan hitung banyak ditemukan dalam penelitian-
penelitian sebelumnya, menjadi suatu kemungkinan bahwa kesalahan
hitung juga ditemukan dalam penelitian ini. Tipe-tipe kesalahan hitung,
yaitu:
a. Kesalahan hitung penjumlahan/pengurangan pada bilangan bulat;
Tipe kesalahan ini meliputi kesalahan dalam menggunakan operasi
tambah atau kurang (“+” atau “−”) pada himpunan bilangan bulat.
b. Kesalahan hitung perkalian pada bilangan bulat;
Tipe kesalahan ini meliputi kesalahan dalam menggunakan operasi kali
“×” pada himpunan bilangan bulat.
c. Kesalahan hitung pembagian pada bilangan bulat;
Tipe kesalahan ini meliputi kesalahan dalam menggunakan operasi bagi
“÷” pada himpunan bilangan bulat.
d. Kesalahan hitung penjumlahan/pengurangan pada bilangan pecahan;
Tipe kesalahan ini meliputi kesalahan dalam menggunakan operasi
tambah atau kurang (“+” atau “−”) pada himpunan bilangan pecahan.
e. Kesalahan hitung perkalian pada bilangan pecahan;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tipe kesalahan ini meliputi kesalahan dalam menggunakan operasi kali
pada himpunan bilangan pecahan.
f. Kesalahan hitung pembagian pada bilangan pecahan;
Tipe kesalahan ini meliputi kesalahan dalam menggunakan operasi bagi
pada himpunan bilangan pecahan.
g. Kesalahan menyederhanakan pecahan;
Tipe kesalahan ini meliputi kesalahan dalam menentukan bentuk
sederhana pada suatu pecahan. Mungkin banyak cara berbeda yang
dilakukan siswa dalam menentukan bentuk sederhana suatu pecahan,
namun cara-cara tersebut belum tentu tepat.
2. Kesalahan Data
Kesalahan data dalam penelitian ini merujuk pada kesalahan data
menurut Hadar, yaitu kesalahan-kesalahan yang dihubungkan dengan
ketidaksesuaian antara data yang diketahui pada soal dengan data yang
dikutip oleh siswa. Tipe kesalahan data meliputi:
a. Memaksakan syarat yang tidak sesuai dengan informasi yang diberikan;
Kesalahan memaksakan syarat yang tidak sesuai dengan informasi yang
diberikan (selanjutnya disebut sebagai “kesalahan memaksakan syarat”)
terjadi saat siswa mencoba menambahkan suatu syarat, namun tidak
sesuai dengan syarat yang telah ditentukan oleh soal.
b. Mengabaikan data pada soal yang diperlukan dalam penyelesaian;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Kesalahan tipe ini terjadi karena siswa mengabaikan informasi yang
terkandung dalam soal untuk langkah memperoleh jawaban atas hal
yang ditanyakan oleh soal.
c. Mengartikan informasi tidak sesuai dengan maksud teks yang
sebenarnya;
Kesalahan mengartikan informasi tidak sesuai dengan maksud teks yang
sebenarnya (selanjutnya disebut sebagai “kesalahan mengartikan
informasi”) terjadi karena siswa tidak tepat dalam mengartikan suatu
informasi pada soal.
d. Menambah data asing yang tidak diperlukan dalam penyelesaian;
Kesalahan menambah data asing yang tidak diperlukan dalam
penyelesaian (selanjutnya disebut sebagai “kesalahan menambah data
asing”) terjadi karena siswa mencoba menambahkan data dari luar data
yang diketahui, namun data tersebut tidak sesuai dengan dengan syarat-
syarat pada soal.
e. Salah dalam menyalin informasi dari soal.
Ketidaksesuaian antara informasi yang tertulis pada soal dengan
informasi yang ditulis oleh siswa pada lembar pekerjaannya terjadi
karena siswa kurang tepat atau salah dalam menyalin informasi pada
soal tersebut ke dalam lembar pekerjaannya.
3. Kesalahan dalam Mengintepretasikan Bahasa
Jenis kesalahan ini disebutkan oleh Hadar (1987), meliputi kesalahan-
kesalahan yang berkaitan dengan ketidaktepatan menerjemahkan suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
pernyataan matematika yang dideskripsikan dalam suatu bahasa ke bahasa
lain. Kesalahan yang mungkin muncul dalam penelitian ini adalah
kesalahan dalam menerjemahkan bahasa lisan yang ada dalam soal, ke
bentuk persaman atau kalimat matematika.
4. Kesalahan Ketiadaan Struktur
Jenis kesalahan ini meliputi kesalahan pada struktur penyelesaian
secara keseluruhan yang tidak terarah, proses yang melompat, jawaban yang
tidak memiliki penjelasan, dan kesalahan penggunaan tanda sama dengan
“=”. Hall (2002) telah menyebutkan kesalahan ini dalam daftar jenis
kesalahan yang temukannya. Menurut Hall, kesalahan ini terjadi karena
kurangnya pemahaman atau pengetahuan siswa terhadap algoritma
penyelesaian persamaan linear.
5. Kesalahan dalam Menggunakan Teorema atau Definisi
Sesuai dengan definisi kesalahan menurut Hadar, kesalahan jenis ini
meliputi penyimpangan atau ketidaktepatan dalam penggunaan teorema
atau definisi (Hadar, 1987). Teorema atau definisi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah langkah atau cara dalam menentukan Persamaan Linear
Satu Variabel yang ekuivalen. Sehingga dalam penelitian ini, kesalahan
jenis ini didefinisiskan meliputi penyimpangan atau ketidaktepatan dalam
penggunaan aturan dalam langkah-langkah menentukan persamaan yang
ekuivalen. Berikut ini tipe kesalahannya:
a. Kesalahan tanda dalam penggunaan aturan “pindah ruas – ganti tanda”;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Teknik “pindah ruas – ganti tanda” digunakan siswa kelas VII SMP
Kanisius Kalasan dalam menyelesaikan soal-soal PLSV. Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan peneliti, masih ditemukannya kesalahan
saat siswa menggunakan teknik “pindah ruas – ganti tanda” untuk
menyelesaikan soal-soal latihan PLSV di kelas. Hall (2002)
menyebutkan bahwa kesalahan dalam penggunaan teknik “pindah ruas
– ganti tanda” cukup banyak temukan, seperti bentuk kesalahan:
perulangan distribusi (redistribution error), penukaran penjumlahan
(switching addends error), dan transpose (transposing error). Seringnya
teknik tersebut digunakan siswa, dimungkinan bahwa dalam tes tertulis
akan muncul kesalahan saat siswa menggunakan teknik “pindah ruas –
ganti tanda”. Kesalahan tanda dalam penggunaan aturan “pindah ruas –
ganti” tanda (selanjutnya disebut sebagai “kesalahan tanda”) meliputi
kesalahan dalam menentukan tanda pada suku-suku persamaan dalam
penggunaan aturan “pindah ruas – ganti tanda”. Kurangnya pemahaman
siswa terhadap asal aturan tersebut, yaitu langkah “menyelesaikan
persamaan dengan menambah atau mengurangi, mengkali atau
membagi kedua ruas persamaan dengan bilangan yang sama”, menjadi
penyebab siswa secara asal memindah suku dari satu ruas ke ruas lain,
lalu mengganti tanda suatu suku.
b. Kesalahan transpose;
Kesalahan transpose adalah kesalahan karena memindah suatu faktor
atau elemen pada suatu suku dari satu ruas ke ruas lainnya tanpa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
memperhatikan aturan yang mengikatnya. Menurut Hall (2002),
kesalahan transpose terjadi akibat dari pemahaman yang salah pada
aturan “pindah ruas – ganti tanda”. Menurut Kieran siswa menerapkan
transpose namun tidak memandang bahwa objek matematika yang
digunakan adalah sebuah persamaan, sehingga siswa secara asal
memindahkan bilangan atau variabel (Hall, 2002). Berikut ini contoh
kesalahan transpose:
𝑥
2+ 3 = 5
𝑥 + 3 = 10
c. Kesalahan penghapusan;
Kesalahan tipe ini meliputi kesalahan dalam menghapus variabel atau
suku-suku tertentu dengan suku lain tanpa melihat bahwa suku tersebut
tidak sejenis. Contohnya: menjumlahkan suatu suku yang mengandung
variabel dengan suatu suku tetap dalam persamaan dengan cara
aritmatika biasa. Padahal dapat diketahui kedua suku tersebut tidak
sejenis, dan tidak dapat dihapus atau disederhanakan dengan
menggunakan cara aritmatika biasa.
d. Kesalahan penggunaan invers;
Tipe kesalahan ini meliputi kesalahan yang dibuat siswa dalam usaha
menemukan persamaan yang ekuivalen dengan menggunakan invers.
Hall (2002) menyebutkan bahwa kesalahan penghapusan (Deletion
Errors) dan kesalahan penukaran penjumlahan (Switching Addends
Errors) dapat dikurangi guru dengan memberikan penekanan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
invers. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam menemukan persamaan
yang ekuivelan, salah satunya adalah dengan menggunakan invers.
Namun siswa perlu menentukan invers mana yang mengarahkan
jawaban mereka pada penyelesaian persamaan. Contoh:
4𝑥 = 1
Untuk menemukan persamaan yang ekuivalen terhadap persamaan di
atas, siswa dapat mengalikan masing-masing ruas persamaan dengan
invers perkalian dari 4. Seperti ini:
4𝑥 = 1
4−1 × 4𝑥 = 4−1 × 1
1
4× 4𝑥 =
1
4× 1
𝑥 =1
4
6. Kesalahan Teknis
Dalam Hadar (1987), kesalahan teknis masuk dalam daftar enam jenis
kesalahan yang banyak dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal
matematika. Kurangnya kecermatan siswa dalam menggunakan teknik
penyelesaian menjadi salah satu penyebab siswa melakukan kesalahan.
Berikut ini adalah tipe atau karakteristik jenis kesalahan teknis:
a. Kesalahan dalam penggunaan aturan distributif;
Tipe kesalahan dalam penggunaan aturan distributif (selanjutnya
disebut sebagai “kesalahan distributif”) meliputi kesalahan saat siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
menggunakan aturan distributif pada perkalian. Kesalahan tipe ini
muncul pada urutan aturan perkalian pengali dengan suku dalam tanda
kurung.
b. Ketidaktelitian dalam mengutip data pada soal;
Tipe kesalahan ketidaktelitian dalam mengutip data pada soal
(selanjutnya disebut sebagai “ketidaktelitian mengutip data”) meliputi
kurang tepatnya siswa dalam mengutip atau menyalin data pada suatu
soal, sehingga mengakibatkan kesalahan.
c. Kelalaian;
Tipe kesalahan ini meliputi kesalahan yang bersifat lalai, saat siswa
mencoba menyelesaikan tiap langkah penyelesaian soal. Kelalaian ini
terjadi karena siswa tidak memeriksa kembali tiap langkah penyelesaian
yang telah dibuat.
Berikut ini adalah tabel rumusan kategori jenis kesalahan, tipe kesalahan,
dan contoh kesalahan:
Tabel 3.4. Rumusan Kategori Jenis Kesalahan dan Tipe Kesalahan
No Jenis
Kesalahan Tipe Kesalahan Contoh Kesalahan
Sumber
Data
1. Kesalahan
dalam Operasi
Hitung
Kesalahan hitung
penjumlahan/penguran
gan pada bilangan
bulat.
−3 + 1 = −4
Hadar et
al. (1987),
Hall
(2002),
dan tes
tertulis uji
coba.
Kesalahan hitung
perkalian pada
bilangan bulat.
7 × 8 = 54
−2 × 2 = 4
−2 × −2 = −4
Kesalahan hitung
pembagian pada
bilangan bulat.
10 ∶ 3 = 3,1
Kesalahan hitung
penjumlahan/penguran
gan pada bilangan
pecahan.
3
4−
2
3=
5
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
No Jenis
Kesalahan Tipe Kesalahan Contoh Kesalahan
Sumber
Data
Kesalahan hitung
perkalian pada
bilangan pecahan.
3
8×
5
6=
18
40
Kesalahan hitung
pembagian pada
bilangan pecahan.
1
2∶ 2 =
2
1× 2 = 4
Kesalahan
menyederhanakan
pecahan.
−3
21= −7
2. Kesalahan
Data
Memaksakan syarat
yang tidak sesuai
dengan informasi lain
yang diberikan.
Soal:
Diberikan barisan 1, 5, 7.
Bilangan apakah yang jika
ditambahkan pada tiap ketiga
bilangan di atas akan menjadi
suatu deret geometri.
Jawaban Siswa:
7 = 1 + (3 − 1)𝑑 6 = 2𝑑 𝑑 = 3
Siswa menerapkan sifat
aritmatika pada penyelesaian
soal di atas. Siswa
mengabaikan informasi pada
soal bahwa barisan bilangan
tersebut adalah barisan
geometri. Selain itu siswa
mendapatkan 𝑑 = 3, padahal
jawaban tersebut tidak
memenuhi.
Hadar et
al. (1987)
Mengabaikan data
pada soal yang
diperlukan dalam
penyelesaian.
Mengartikan informasi
tidak sesuai dengan
maksud teks yang
sebenarnya.
Menambah data asing
yang tidak diperlukan
dalam penyelesaian.
Salah dalam menyalin
informasi dari soal.
3. Kesalahan
dalam
Mengintepret
asikan Bahasa
Menerjemahkan
bahasa sehari-hari ke
dalam bahasa
matematika atau
bentuk persamaan
matematika tetapi
artinya yang berbeda.
Soal:
Berat sebuah barel penuh berisi
wine adalah 𝑎 kg, berat barel
kosong adalah 𝑏 kg. Buatlah
model matematika jika berat
“2𝑚 barel setengah penuh
wine”?
Jawaban Salah:
2𝑚𝑎
2
Siswa mengartikan bahwa “2𝑚
barel setengah penuh wine”
sebagai 2𝑚 barel penuh wine
dibagi 2. Padahal a adalah berat
barel penuh wine.
Jawaban Benar:
2𝑚 (𝑎 − 𝑏
2) + 𝑏
Hadar et
al. (1987)
4. Kesalahan
Ketiadaan
Struktur -
5𝑥 + 𝑥 + 2 = 3𝑥 + 12
3 + 2 = 3𝑥 − 8
Hall
(2002)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
No Jenis
Kesalahan Tipe Kesalahan Contoh Kesalahan
Sumber
Data
5. Kesalahan
dalam
Menggunakan
Teorema atau
Definisi
Kesalahan tanda dalam
penggunaan aturan
“pindah ruas – ganti
tanda”.
6𝑥 + 2 = 3𝑥 + 12
9𝑥 = 14
𝑥 + 37 = 150
𝑥 = 37 + 150
Hall
(2002)
dan
Kieran
(1992)
dalam
Hall
(2002)
Keshan transpose. 𝑥
2+ 3 = 5
𝑥 + 3 = 10
Hall
(2002)
Kesalahan
penghapusan. 5𝑥 + 𝑥 + 2 = 3𝑥 − 12
3𝑥 − 3 + 2 = 12 − 3
𝑥 + 2 = 9
Hall
(2002)
Kesalahan penggunaan
invers. 4𝑥 = 1
𝑥 = 1 − 4
Carry et.
al. (1980)
dalam
Hall
(2002)
6. Kesalahan
Teknis
Ketidaktelitian dalam
mengutip data pada
soal.
Tiga kali sebuah bilangan
ditambah 6, hasilnya adalah
−30. Misalkan 𝑝 adalah
bilangan itu. Susunlah
persamaan dalam 𝑝!
Jawab:
3𝑝 + 6 = 30
Hadar et
al. (1987)
dan tes
tertulis uji
coba.
Kesalahan kelalaian. 10 + 2𝑦 = −2
2𝑦 = −2 − 10
2𝑦 =−12
2
= −6
5𝑥 + 𝑥 + 2 = 3𝑥 + 12
6𝑥 + 2 − 2 = 3𝑥 + 12
Hadar et
al. (1987),
Hall
(2002),
dan tes
tertulis uji
coba.
I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian secara Keseluruhan
Langkah-langkah penelitian yang telah dilaksanakan, yaitu:
1. Mengamati kegiatan pembelajaran pada materi Persamaan Linear Satu
Variabel di kelas VII A.
2. Menyusun soal-soal tes tertulis, soal tes berbentuk soal essay.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
3. Melakukan uji coba instrumen, instrumen berupa tes tertulis diujikan
dahulu di kelas VII B.
4. Mengoreksi pekerjaan siswa pada tes tertulis siswa kelas VII B dan
menguji validitas soal dengan menggunakan metode validitas soal.
5. Melakukan perbaikan soal pada soal-soal yang tidak valid.
6. Melakukan tes tertulis penelitian pada seluruh siswa kelas VII A dengan
menggunakan soal-soal yang telah diperbaiki.
7. Mengoreksi pekerjaan siswa dalam menyelesaikan soal-soal tes tertulis
penelitian dan menemukan kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh siswa.
8. Mengidentifikasi kesalahan-kesalahan (menentukan kategori kesalahan)
yang dibuat oleh siswa.
9. Memilih siswa untuk wawancara. Siswa yang dipilih berdasarkan pada
kesalahan yang mewakili kesalahan lain yang sejenis, kesalahan siswa
yang sesuai dengan hasil penelitian para ahli sebelumnya, kesalahan
khusus, dan siswa rekomendasi guru.
10. Mengumpulkan siswa kelas VII A yang terpilih sebagai subjek wawancara
dan melakukan wawancara dengan siswa tersebut.
11. Melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran.
12. Melakukan analisis terhadap jawaban tes tertulis dan wawancara siswa,
dan melihat hubungan antara hasil wawancara dengan hasil tes tertulis.
13. Menentukan penyebab kesalahan berdasarkan hasil tes tertulis dan
wawancara, serta mengkategorikan kembali kesalahan.
14. Membuat laporan hasil penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
BAB IV
PELAKSANAAN PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian di Lapangan
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Kanisius Kalasan. Penelitian dimulai
dengan kegiatan observasi, melakukan tes tertulis uji coba di kelas VII B,
melakukan tes tertulis penelitian di kelas VII A, dan wawancara dengan siswa.
Tabel 4.1 dibawah ini menampilkan kegiatan yang dilaksanakan selama
penelitian:
Tabel 4.1. Kegiatan Penelitian di Lapangan
Tahap Waktu Kegiatan
1. Senin, 20 April 2015 Observasi pelaksanaan pembelajaran PLSV di kelas VII B
2. Senin, 20 April 2015 Observasi pelaksanaan pembelajaran PLSV di kelas VII A
3. Selasa, 21 April 2015 Observasi pelaksanaan pembelajaran PLSV di kelas VII A
4. Kamis, 30 April 2015 Pelaksanaan tes tertulis uji coba pada materi matematika
PLSV di kelas VII B
5. Senin, 11 Mei 2015 Observasi pelaksanaan pembelajaran PLSV (Latihan Soal)
di kelas VII A
6. Rabu, 13 Mei 2015 Pelaksanaan tes tertulis penelitian pada materi matematika
PLSV di kelas VII A
7. Kamis, 21 Mei 2015 Wawancara dengan 5 siswa kelas VII A
8. Sabtu, 23 Mei 2015 Wawancara dengan 3 siswa kelas VII A
9. Rabu, 26 Mei 2015 Wawancara dengan 3 siswa kelas VII A
Observasi kelas dan tes tertulis uji coba adalah kegiatan dalam
mempersiapkan tes tertulis penelitian yang sebenarnya. Observasi pembelajaran
dilakukan di kelas VII A dan VII B. Observasi dilakukan di dua kelas bertujuan
untuk memberikan gambaran soal-soal yang diujikan pada tes tertulis.
Sedangkan observasi di kelas VII A sendiri, bertujuan untuk melihat bagaimana
pembelajaran pada topik Persamaan Linear Satu Variabel yang sebenarnya di
kelas VII A, sehingga kiranya ditemukan faktor-faktor penyebab siswa kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
VII A melakukan kesalahan. Sebelum tes tertulis penelitian, terlebih dahulu
dilakukan tes tertulis uji coba di kelas VII B. Setelah instrumen penelitian siap,
dilanjutkan pengambilan data pada tes tertulis siswa kelas VII A dan wawancara
dengan tujuh siswa kelas VII A. Mengingat lamanya durasi wawancara per
siswa dan jadwal kegiatan ketujuh siswa, maka wawancara dilakukan dalam 3
pertemuan.
B. Hasil Observasi
Penelitian diawali dengan kegiatan observasi pembelajaran pada materi
Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) di kelas. Pokok bahasan Persamaan
Linear Satu Variabel (PLSV) telah dipelajari siswa di kelas pada semester
pertama. Namun karena surat edaran dari Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman
yang menyatakan bahwa adanya perubahan kurikulum, dari Kurikulum 2013
menjadi Kurikulum 2006, yang mengakibatkan perubahan materi-materi yang
perlu disampaikan guru kepada siswa pada semester kedua, salah satunya
adalah pokok bahasan Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV). Siswa kelas
VII kemudian mempelajari kembali materi PLSV pada semester kedua. Pada
semester kedua ini guru mengajak siswa untuk lebih banyak menyelesaikan
latihan soal-soal PLSV.
Pada awal pembelajaran, guru menerangkan kembali langkah-langkah
penyelesaian PLSV dengan cara pindah ruas - ganti tanda, lalu siswa mencoba
sendiri menyelesaikan soal-soal PLSV dengan langkah-langkah penyelesaian
seperti yang telah diterangkan oleh guru. Guru mendampingi siswa dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
menyelesaikan soal-soal tersebut. Kendati materi ini telah dipelajari siswa pada
semester pertama, masih banyak siswa yang kebingungan dalam menyelesaikan
setiap soalnya. Banyak siswa yang bertanya kepada guru tentang langkah-
langkah penyelesaian tiap soal PLSV, sehingga di tengah kegiatan, guru
menjelaskan ulang langkah-langkah penyelesaian PLSV di papan tulis.
Kebingungan siswa tidak hanya terletak pada setiap langkah penyelesaian
PLSV, tetapi juga pada operasi bilangan bulat, seperti: menjumlahkan dua
bilangan negatif, menjumlahkan bilangan positif dengan bilangan negatif, dan
operasi perkalian maupun pembagian bertanda. Kebingungan siswa terhadap
aturan operasi bilangan bulat telah diperkirakan oleh guru, sehingga sering
sekali guru mengingatkan dan menegur siswa yang melakukan kesalahan pada
operasi bilangan.
Kegiatan yang sama juga dilakukan guru di kelas saat menerangkan
langkah-langkah dalam menyelesaikan masalah PLSV pada soal cerita.
Kegiatan diawali dengan guru memberikan contoh soal cerita PLSV, kemudian
guru menjelaskan langkah-langkah yang perlu dilakukan siswa dalam
menyelesaikan soal cerita PLVS, diantaranya: memahami secara lengkap isi
dari soal, mencari syarat-syarat yang diketahui dari soal, memisalkan hal yang
dicari dan menentukan bentuk matematika berdasarkan syarat-syarat yang
diketahui dari soal, dan terakhir adalah menyelesaikan bentuk matematika
tersebut dengan langkah-langkah penyelesaian persamaan yang telah diajarkan
pada pertemuan sebelumnya. Kegiatan selanjutnya adalah siswa berlatih sendiri
(didampingi oleh guru) dalam menyelesaikan soal cerita PLSV. Menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
pengamatan peneliti, kesulitan siswa tampak kompleks saat siswa mencoba
menyelesaikan soal-soal PLSV berbentuk soal cerita, terbukti dengan
banyaknya kesalahan yang ditemukan peneliti saat siswa mencoba
menyelesaikan soal cerita PLSV di buku tugas siswa. Kesalahan siswa dalam
menyelesaikan soal cerita PLSV banyak ditemukan pada saat siswa menentukan
hal-hal yang diketahui dari soal yang bertujuan dalam menentukan syarat-syarat
dalam penyelesaian masalah PLSV, serta menentukan bentuk matematika
berdasarkan syarat-syarat yang diketahui pada soal. Kemudian ditemukannya
kesalahan pada langkah-langkah penyelesaian PLSV, yang pada pertemuan
sebelumnya telah dipelajari, memperparah kesalahan siswa dalam
meyelesaikan soal cerita PLSV. Guru menyikapi kesalahan-kesalahan siswa
tersebut dengan menjelaskan kembali setiap langkah penyelesaian soal cerita
PLSV di papan tulis, sedangkan semua siswa mendengarkan penjelasan guru.
C. Analisis Tes Tertulis Uji Coba
Pada Bab III telah disebutkan bahwa instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tes tertulis siswa terkait materi PLSV, instrumen perlu di
uji coba terlebih dahulu. Tujuan dari uji coba instrumen ini adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui apakah tiap butir soal tes tertulis PLSV yang telah dibuat sudah
valid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
2. Mengetahui apakah waktu yang diberikan yaitu 80 menit sudah cukup untuk
seluruh siswa menyelesaikan semua soal tes tertulis PLSV yang telah
dibuat.
3. Mengetahui apakah teknik pengumpulan data penelitian sudah efektif.
4. Mendapat gambaran bagaimana pelaksanaan tes tertulis PLSV penelitian
yang selanjutnya akan dilaksanakan, sehingga kiranya ditemukan hal-hal
yang menjadi hambatan dapat dicegah atau ditanggulangi sebelumnya.
Tes tertulis uji coba dilaksanakan di kelas VII B pada tanggal 30 April
2015, diikuti oleh 29 siswa, dilaksanakan pada jam pelajaran matematika kelas
VII B hari itu yaitu jam pelajaran keempat dan kelima. Peneliti dibantu oleh
satu teman mahasiswa untuk: membagikan kertas (lembar soal tes tertulis,
lembar jawab, dan lembar oret-oretan), mengecek kehadiran siswa, menjelaskan
petunjuk pengerjaan, dan mengawasi jalannya tes tertulis. Peneliti memberikan
waktu 80 menit untuk siswa menyelesaikan semua soal tes tertulis PLSV. Pada
pertemuan sebelumnya guru telah menyampaikan kepada seluruh siswa bahwa
akan dilaksanakan tes tertulis PLSV pada pertemuan selanjutnya, agar siswa
dapat mempersiapkan tes tertulis dengan sebaik-baiknya.
Menurut pengamatan peneliti, masih ada siswa yang kesulitan dalam
menyelesaikan soal-soal yang diujikan. Beberapa siswa mengaku tidak belajar
dahulu di rumah dan lupa langkah-langkah dalam menyelesaikan PLSV,
sehingga peneliti perlu menjelaskan perintah soal dan langkah-langkah
penyelesaian PLSV di depan kelas. Ada pula siswa yang kurang serius selama
berlangsungnya tes, seperti: tidur-tiduran di meja, bermain dengan teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
sebangkunya, dan keluar masuk kelas untuk ke toilet. Peneliti sesekali
menengur siswa yang bersikap tidak serius tersebut.
Berdasarkan hasil tes tertulis uji coba, diperoleh bahwa waktu 80 menit
cukup bagi siswa mengerjakan soal sebanyak dua belas nomor. Sebagian besar
siswa mampu menyelesaikan semua soal tes tertulis beserta langkah
penyelesaiannya, ditemukan pula kesalahan (baik kesalahan pada setiap
langkah penyelesaian, maupun kesalahan dalam menentukan jawaban akhir).
Berdasarkan uji validitas soal, terdapat tiga butir soal yang tidak memenuhi
validitas, yaitu soal nomor 1, 2a, dan 2b (Hasil perhitungan validasi butir soal
dapat dilihat pada Lampiran A.2). Berikut ini ditampilkan kembali soal tes
tertulis uji coba:
Tabel 4.2. Soal Tes Tertulis Uji Coba
No Soal Item
Soal
1.
Manakah yang merupakan bentuk Persamaan Linear Satu
Variabel? Berikan alasannya!
d. 𝑥 + 7 < 14
e. 5𝑥2 − 𝑥 = 1
f. 2𝑥 − 3 = 1 + 𝑥
1
2.
Selesaikan persamaan berikut:
d. 5𝑥 − 12 = 3
e. 13𝑘 + 12 = 𝑘
f. 6 − 10𝑥 = 11𝑥 + 9
2a
2b
2c
3.
Selesaikan persamaan berikut:
e. 10 + 2𝑦 = −2
f. 20 − 5𝑏 − 12 = 1
g. 4𝑝 + 6 = 24 − 2𝑝
h. 6(4 − 𝑦) − 4 = −2(2𝑦 − 2)
3a
3b
3c
3d
4.
Tentukan nilai 𝑥 pada persamaan berikut:
c. 1
2= 2𝑥
d. 5𝑥 +2
3= −
1
6
4a
4b
5. Tiga kali sebuah bilangan ditambah 6, hasilnya adalah −30.
Misalkan 𝑝 adalah bilangan itu. Susunlah persamaan dalam 𝑝! 5
6.
Pak Karto mempunyai sebuah kebun sawi berbentuk persegi
panjang. Diketahui lebar kebun tersebut 7 meter lebih panjang
dari ukuran panjang kebun tersebut. Jika keliling kebun sawi
pak Karto adalah 30 meter, susunlah persamaan berdasarkan
keterangan di atas dan berapakah luas kebun pak Karto?
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Pada perhitungan validitas butir soal diperoleh bahwa: soal nomor 1, soal
nomor 2a, dan soal nomor 2b memiliki nilai koefisien korelasi masing-masing:
0,06; 0,07; dan 0,31. Interpretasi terhadap nilai koefisien korelasi ketiga butir
soal tersebut masuk dalam kategori sangat rendah. Berdasarkan hasil yang
diperoleh tersebut, maka soal nomor 1, soal nomor 2a, dan soal nomor 2b
dinyatakan tidak valid. Ketiga soal tersebut tidak konvergen dengan butir-butir
soal lainnya dalam mengukur konsep yang hendak diukur.
Menurut peneliti, soal nomor 1 dirasa kurang sesuai dengan pemahaman
yang telah dimiliki siswa. Perintah soal nomor 1 yaitu siswa diminta untuk
memilih bentuk PLSV dari tiga pilihan dan siswa diminta untuk memberikan
alasan atas pilihannya. Sebagian siswa memilih pilihan yang salah, sebagian
lagi memilih pilihan yang benar, namun siswa tidak mampu memberikan alasan
dengan tepat. Setiap alasan yang diberikan siswa, tidak mengarah pada definisi
maupun ciri-ciri PLSV. Bahkan beberapa siswa tidak mampu memberikan
alasan mengapa memilih jawaban tersebut. Soal nomor 1 juga dianggap terlalu
menyita waktu siswa untuk berfikir. Demikian bahwa soal nomor 1 perlu
dihilangkan dalam daftar soal tes tertulis.
Skor yang diperoleh setiap siswa pada soal nomor 2a merupakan skor
maksimum, dan kemungkinan bahwa soal nomor 2a terlalu mudah bagi siswa.
Soal nomor 2a dianggap kurang mampu menggali pemahaman siswa dan
kesalahan siswa, karena hampir seluruh siswa mampu menjawab soal nomor 2a
dengan benar. Pada tes tertulis penelitian yang sebenarnya, soal nomor 2a
diubah untuk meningkatkan kualitas soal. Soal nomor 2a pada tes tertulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
penelitian hampir sama dengan dengan soal nomor 2a pada tes tertulis uji coba,
namun ada perubahan tanda pada salah satu suku aljabar pada soal nomor 2a
penelitian. Perubahan tersebut bertujuan agar peneliti dapat mengetahui apakah
siswa memperhatikan setiap tanda pada masing-masing suku.
Sedangkan soal nomor 2b tidak valid karena soal nomor 2b dirasa terlalu
sulit bagi siswa, terlihat hampir seluruh siswa memperoleh skor terendah pada
soal nomor 2b. Guna meningkatkan kualitas soal, soal nomor 2b juga
mengalami perubahan. Peneliti mengubah soal 2b menjadi lebih mudah, agar
siswa dapat menyelesaikannya dan peneliti dapat lebih menggali kesalahan
siswa. Peneliti mengubah variabel yang digunakan dalam soal nomor 2b, ada
kemungkinan bahwa siswa masih asing dengan penggunaan variabel 𝑘, karena
selama ini siswa lebih sering menemui variabel 𝑥, 𝑦, dan 𝑧. Selain itu, perubahan
soal juga dilakukan pada salah satu tanda pada suku aljabar, yang semula
tandanya positif menjadi negatif.
Ada satu soal yang telah valid namun soal tersebut juga mengalami
perubahan soal, yaitu soal nomor 6. Soal nomor 6 mengalami perubahan setelah
soal nomor 6 dikonsultasikan kembali dengan dosen pembimbing. Informasi
yang terkandung dalam soal membingungkan, dikhawatirkan akan
menimbulkan banyak penafsiran salah oleh siswa ketika diujikan pada tes
tertulis penelitian. Perubahan soal nomor 6 tidak begitu banyak, jika
sebelumnya yang diketahui adalah “ukuran lebar”, kemudian diubah menjadi
yang diketahui adalah “ukuran panjang”. Sedangkan apa yang ditanyakan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
soal, tetap, tidak mengalami perubahan. Berikut ini ditampilan kembali
perubahan soal tes tertulis:
Tabel 4.3. Perubahan Butir Soal
Soal Tes Tertulis Uji Coba Soal Tes Tertulis Penelitian
Soal Item
Soal Soal
Item
Soal
Manakah yang merupakan bentuk
Persamaan Linear Satu Variabel?
Berikan alasannya!
a. 𝑥 + 7 < 14
b. 5𝑥2 − 𝑥 = 1
c. 2𝑥 − 3 = 1 + 𝑥
1 Dihilangkan -
Selesaikan persamaan berikut:
a. 5𝑥 − 12 = 3
b. 13𝑘 + 12 = 𝑘
c. 6 − 10𝑥 = 11𝑥 + 9
2a
2b
2c
Selesaikan persamaan berikut:
d. 5𝑥 − 12 = −3
e. 13𝑦 − 12 = 𝑦
f. 6 − 10𝑥 = 11𝑥 + 9
1a
1b
1c
Selesaikan persamaan berikut:
a. 10 + 2𝑦 = −2
b. 20 − 5𝑏 − 12 = 1
c. 4𝑝 + 6 = 24 − 2𝑝
d. 6(4 − 𝑦) − 4 = −2(2𝑦 − 2)
3a
3b
3c
3d
Selesaikan persamaan berikut:
e. 10 + 2𝑦 = −2
f. 20 − 5𝑏 − 12 = 1
g. 4𝑝 + 6 = 24 − 2𝑝
h. 6(4 − 𝑦) − 4 = −2(2𝑦 − 2)
2a
2b
2c
2d
Tentukan nilai 𝑥 pada persamaan
berikut:
a. 1
2= 2𝑥
b. 5𝑥 +2
3= −
1
6
4a
4b
Tentukan nilai 𝑥 pada persamaan
berikut:
c. 1
2= 2𝑥
d. 5𝑥 +2
3= −
1
6
3a
3b
Tiga kali sebuah bilangan ditambah 6,
hasilnya adalah −30. Misalkan 𝑝
adalah bilangan itu. Susunlah
persamaan dalam 𝑝!
5
Tiga kali sebuah bilangan
ditambah 6, hasilnya adalah
−30. Misalkan 𝑝 adalah
bilangan itu. Susunlah
persamaan dalam 𝑝!
4
Pak Karto mempunyai sebuah kebun
sawi berbentuk persegi panjang.
Diketahui lebar kebun tersebut 7
meter lebih panjang dari ukuran
panjang kebun tersebut. Jika keliling
kebun sawi pak Karto adalah 30
meter, susunlah persamaan
berdasarkan keterangan di atas dan
berapakah luas kebun pak Karto?
6
Pak Karto mempunyai sebuah
kebun sawi berbentuk persegi
panjang. Diketahui panjang
kebun itu 7 meter lebih panjang
dari lebar kebun. Jika keliling
kebun sawi pak Karto adalah 30
meter. Buatlah bentuk persamaan
berdasarkan keterangan di atas
dan tentukan luas kebun pak
Karto!
5
Peneliti juga menghitung reliabilitas (keajekan/kekonsistenan) untuk
melihat kehandalan instrumen penelitian ini (soal tes tertulis). Berdasarkan nilai
yang diperoleh dari perhitungan dengan rumus Alpha Cronbach, yaitu 0,71 dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
interpretasi nilai berdasarkan pendapat Guilford (Ruseffendi, 1991b : 191),
reliabilitas termasuk dalam kategori tinggi.
D. Deskripsi Data Penelitian
Tes tertulis penelitian dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 13 Mei 2015,
diikuti oleh 30 siswa kelas VII A SMP Kanisius Kalasan. Semula penelitian ini
akan mengambil 31 siswa kelas VII A, namun pada pelaksanaannya, tes tertulis
diikuti 30 siswa, karena ada satu siswa yang tidak hadir karena sakit. Tes tertulis
dilaksanakan di ruang kelas VII A, pada jam pelajaran matematika kelas VII A
yaitu jam pelajaran ketiga dan keempat. Berdasarkan pengamatan dalam tes
tertulis uji coba, bahwa waktu pengerjaan 80 menit dinyatakan cukup bagi siswa
menyelesaikan semua soal tes tertulis, sehingga peneliti juga memberikan
waktu 80 menit untuk siswa menyelesaikan semua soal tes tertulis penelitian.
Namun pada pelaksanaannya, masih ada siswa yang belum selesai dalam
menyelesaikan semua soal, sehingga peneliti memberi perpanjangan waktu 10
menit untuk siswa menyelesaikan tes tertulis.
Tes tertulis penelitian dikondisikan serupa dengan ulangan harian siswa,
tujuannya agar seluruh siswa mengerjakan soal-soal penelitian dengan sebaik-
baiknya. Oleh karena itu pada pertemuan sebelumnya, guru telah
menyampaikan kepada seluruh siswa kelas VII A untuk mempelajari materi
PLSV yang telah di pelajari di kelas dan menyiapkan ujian dengan baik. Selama
tes tertulis penelitian, peneliti dibantu oleh guru matematika kelas VII A dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
membagikan soal kepada siswa, memberikan instruksi, serta pengawasan
selama tes tertulis.
Menurut pengamatan peneliti, masih ada siswa yang tidak serius saat
berlangsungnya tes, seperti siswa yang tidur-tiduran di meja dan bermain.
Masih ada siswa yang kebingungan dalam menyelesaikan soal-soal yang
diujikan karena sebelumnya tidak belajar dahulu di rumah. Namun banyak pula
siswa yang serius dalam menyelesaikan setiap soal yang diujikan.
Seluruh pekerjaan siswa pada lembar jawab tes tertulis diteliti dan dicatat
kesalahan-kesalahannnya. Peneliti mengoreksi pekerjaan siswa per langkah
atau baris. Jika ditemukan kesalahan, peneliti mengidentifikasi kesalahan
tersebut berdasarkan analisis kesalahan dan kategori kesalahan menurut Hadar
dkk (1987) dan Hall (2002). Kesalahan yang dianalisis adalah kesalahan
pertama yang ditemukan pada setiap nomor. Kemudian kesalahan tersebut
dikategorikan ke dalam jenis dan tipe kesalahan sesuai Tabel 3.4. Dalam
analisis data tertulis, kesalahan-kesalahan siswa kelas VII A diuraikan dan
dikelompokkan berdasarkan kategori kesalahan (jenis kesalahan dan tipe
kesalahan).
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan beberapa siswa kelas
VII A guna mengetahui penyebab siswa melakukan kesalahan tersebut. Jika
setiap kesalahan yang dilakukan siswa dapat diketahui penyebabnya, maka
kesalahan dapat dengan pasti dikategorikan dalam jenis kesalahan dan tipe
kesalahan. Dalam menganalisis kesalahan, peneliti juga melihat lembar oret-
oretan yang dikumpulkan oleh siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
E. Data Tertulis
Data tertulis adalah daftar kesalahan siswa kelas VII A dalam
menyelesaikan soal-soal PLSV yang diperoleh dalam tes tertulis penelitian.
Data yang dianalisis adalah kesalahan yang terlihat pertama kali pada tiap
penyelesaian soal, pada lembar pekerjaan/jawab siswa tes tertulis penelitiaan.
Kesalahan-kesalahan tersebut dikategorikan ke dalam jenis dan tipe kesalahan.
Di bawah ini ditunjukkan tabel jenis dan tipe kesalahan, yang dilakukan siswa
kelas VII A dalam menyelesaikan soal-soal Persamaan Linear Satu Variabel
(PLSV) berdasarkan hasil tes tertulis penelitian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Tabel 4.4. Jenis Kesalahan dan Tipe Kesalahan Siswa Kelas VII A
No.
Presen
si
Siswa
Nomor Soal
1a 1b 1c 2a 2b 2c 2d 3a 3b 4 5
1. - - - -
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
-
Kesalahan
hitung
(perkalian
bilangan
bulat)
-
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
-
Kesalahan
ketiadaan
struktur
2.
Kesalahan
ketiadaan
struktur
-
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
Kesalahan
hitung
(pembagian
bilangan
bulat)
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
-
Kesalahan
teknis
(kesalahan
distributif )
-
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
Kesalahan
mengintepre
tasikan
bahasa
(menerjema
hkan bahasa
sehari-hari
ke dalam
bahasa
matematika)
Kesalahan
ketiadaan
struktur
3. -
Kesalahan
teknis
(kesalahan
kelalaian)
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
Kesalahan
teknis
(kesalahan
kelalaian)
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
Kesalahan
teknis
(kesalahan
kelalaian)
Kesalahan
hitung
(perkalian
bilangan
bulat)
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
transpose)
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
Kesalahan
teknis
(ketidakteliti
an mengutip
data)
Kesalahan
data
(mengartik
an
informasi)
4. - - Kesalahan
dalam
Kesalahan
hitung
Kesalahan
dalam -
Kesalahan
hitung
Kesalahan
dalam
Kesalahan
dalam
Kesalahan
teknis
Kesalahan
data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
(pembagian
bilangan
bulat)
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
(perkalian
bilangan
bulat)
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
penghapus
an)
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
transpose)
(ketidakteliti
an mengutip
data)
(kesalahan
menambah
data asing)
5.
Kesalahan
data
(kesalahan
menamba
h data
asing)
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
Kesalahan
hitung
(menyeder
hanakan
pecahan)
-
Kesalahan
teknis
(kesalahan
kelalaian)
-
Kesalahan
hitung
(perkalian
bilangan
bulat)
-
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
Kesalahan
data
(kesalahan
memaksaka
n syarat)
Kesalahan
data
(mengartik
an
informasi)
6.
Kesalahan
data
(kesalahan
menamba
h data
asing)
- - -
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
-
Kesalahan
teknis
(kesalahan
distributif )
-
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
-
Kesalahan
data
(kesalahan
menambah
data asing)
7. -
Kesalahan
hitung
(penjumla
han/pengu
rangan
pada
bilangan
bulat)
-
Kesalahan
teknis
(kesalahan
kelalaian)
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
-
Kesalahan
teknis
(kesalahan
distributif )
-
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
-
Kesalahan
data
(kesalahan
menambah
data asing)
8.
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
-
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
-
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
-
Kesalahan
teknis
(kesalahan
distributif )
Kesalahan
ketiadaan
struktur
Soal tidak
dikerjakan
Kesalahan
mengintepre
tasikan
bahasa
(menerjema
hkan bahasa
Kesalahan
data
(kesalahan
menambah
data asing)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
(kesalahan
tanda)
(kesalahan
tanda)
(kesalahan
tanda)
sehari-hari
ke dalam
bahasa
matematika)
9. -
Kesalahan
hitung
(penjumla
han/pengu
rangan
pada
bilangan
bulat)
- -
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
-
Kesalahan
teknis
(kesalahan
distributif )
-
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
-
Kesalahan
data
(kesalahan
menambah
data asing)
10.
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
invers)
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
invers)
Kesalahan
dalam
menggunak
an teorema
(kesalahan
tanda)
Kesalahan
teknis
(kesalahan
kelalaian)
-
Kesalahan
hitung
(perkalian
bilangan
bulat)
Kesalahan
teknis
(kesalahan
kelalaian)
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
Kesalahan
data
(kesalahan
memaksaka
n syarat)
Kesalahan
data
(mengartik
an
informasi)
11.
Kesalahan
hitung
(penjumla
han/pengu
rangan
pada
bilangan
bulat)
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
invers)
Kesalahan
hitung
(penjumlah
an/pengura
ngan pada
bilangan
bulat)
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
-
Kesalahan
teknis
(kesalahan
kelalaian)
Kesalahan
hitung
(pembagia
n bilangan
pecahan
dengan
bilangan
bulat)
Kesalahan
hitung
(penjumla
han/pengu
rangan
pada
bilangan
bulat)
Kesalahan
data
(mengartika
n informasi)
Kesalahan
data
(mengartik
an
informasi)
12. Tidak
hadir
Tidak
hadir
Tidak
hadir Tidak hadir
Tidak
hadir
Tidak
hadir Tidak hadir
Tidak
hadir
Tidak
hadir Tidak hadir
Tidak
hadir
13.
Kesalahan
teknis
(kesalahan
kelalaian)
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
-
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
-
Kesalahan
hitung
(perkalian
bilangan
bulat)
-
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
-
Kesalahan
ketiadaan
struktur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
(kesalahan
tanda)
(kesalahan
invers)
(kesalahan
tanda)
(kesalahan
tanda)
14.
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
invers)
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
invers)
Kesalahan
dalam
menggunak
an teorema
(kesalahan
tanda)
Kesalahan
teknis
(kesalahan
kelalaian)
-
Kesalahan
teknis
(kesalahan
distributif )
Kesalahan
ketiadaan
struktur
Kesalahan
hitung
(penjumla
han/pengu
rangan
pada
bilangan
bulat)
Kesalahan
data
(mengartika
n informasi)
Kesalahan
data
(mengartik
an
informasi)
15.
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
Kesalahan
hitung
(pembagian
bilangan
bulat)
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
Kesalahan
ketiadaan
struktur
Kesalahan
hitung
(perkalian
bilangan
bulat)
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
penghapus
an)
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
-
Kesalahan
ketiadaan
struktur
16.
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
-
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
-
Kesalahan
hitung
(penjumla
han/pengu
rangan
pada
bilangan
bulat)
-
Kesalahan
ketiadaan
struktur
Kesalahan
data
(kesalahan
menamba
h data
asing)
Pekerjaan
belum
selesai
Kesalahan
mengintepre
tasikan
bahasa
(menerjema
hkan bahasa
sehari-hari
ke dalam
bahasa
matematika)
Kesalahan
data
(kesalahan
menambah
data asing)
17.
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
Kesalahan
dalam
menggunak
an teorema
Kesalahan
teknis
(kesalahan
kelalaian)
-
Kesalahan
hitung
(perkalian
bilangan
bulat)
Kesalahan
ketiadaan
struktur
Kesalahan
hitung
(penjumla
han/pengu
rangan
Kesalahan
data
(mengartika
n informasi)
Kesalahan
data
(mengartik
an
informasi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
(kesalahan
invers)
(kesalahan
tanda)
(kesalahan
invers)
(kesalahan
tanda)
pada
bilangan
bulat)
18.
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
invers)
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
invers)
-
Kesalahan
teknis
(kesalahan
kelalaian)
-
Kesalahan
hitung
(perkalian
bilangan
bulat)
-
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
Kesalahan
data
(kesalahan
memaksaka
n syarat)
Kesalahan
data
(mengartik
an
informasi)
19.
Kesalahan
hitung
(menyeder
hanakan
pecahan)
-
Kesalahan
hitung
(penjumla
han/pengu
rangan
pada
bilangan
bulat)
Kesalahan
dalam
menggunak
an teorema
(kesalahan
tanda)
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
-
Kesalahan
hitung
(perkalian
bilangan
bulat)
-
Kesalahan
ketiadaan
struktur
Kesalahan
ketiadaan
struktur
Kesalahan
ketiadaan
struktur
20. - -
Kesalahan
teknis
(kesalahan
kelalaian)
-
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
-
Kesalahan
hitung
(perkalian
bilangan
bulat)
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
invers)
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
-
Kesalahan
data
(kesalahan
menambah
data asing)
21.
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
invers)
Kesalahan
ketiadaan
struktur
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
Kesalahan
hitung
(pembagian
bilangan
bulat)
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
Kesalahan
ketiadaan
struktur
Kesalahan
hitung
(perkalian
bilangan
bulat)
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
penghapus
an)
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
Kesalahan
data
(mengartika
n informasi)
Kesalahan
mengintepr
etasikan
bahasa
(menerjem
ahkan
bahasa
sehari-hari
ke dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
bahasa
matematik
a)
22.
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
invers)
Kesalahan
ketiadaan
struktur
Kesalahan
ketiadaan
struktur
-
Kesalahan
ketiadaan
struktur
Kesalahan
hitung
(perkalian
bilangan
bulat)
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
invers)
Kesalahan
hitung
(penjumla
han/pengu
rangan
bilangan
pecahan)
Kesalahan
teknis
(ketidakteliti
an mengutip
data)
Kesalahan
ketiadaan
struktur
23. - -
Kesalahan
hitung
(pembagia
n bilangan
bulat)
-
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
-
Kesalahan
teknis
(kesalahan
distributif)
-
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
-
Kesalahan
ketiadaan
struktur
24. - -
Kesalahan
teknis
(kesalahan
kelalaian)
-
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
-
Kesalahan
hitung
(perkalian
bilangan
bulat)
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
invers)
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
-
Kesalahan
data
(kesalahan
menambah
data asing)
25.
Kesalahan
teknis
(kesalahan
kelalaian)
-
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
invers)
Kesalahan
teknis
(ketidakteli
tian
mengutip
data)
- -
Kesalahan
hitung
(perkalian
bilangan
bulat)
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
invers)
Kesalahan
hitung
(penjumla
han/pengu
rangan
bilangan
pecahan)
Kesalahan
teknis
(kesalahan
kelalaian)
Kesalahan
data
(mengartik
an
informasi)
26. Kesalahan
dalam
Kesalahan
dalam
Kesalahan
hitung
Kesalahan
hitung
Kesalahan
teknis -
Kesalahan
dalam -
Kesalahan
dalam
Kesalahan
data
Kesalahan
data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
invers)
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
(menyeder
hanakan
pecahan)
(pembagian
bilangan
bulat)
(kesalahan
kelalaian)
menggunak
an teorema
(kesalahan
tanda)
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
(kesalahan
memaksaka
n syarat)
(mengartik
an
informasi)
27.
Kesalahan
teknis
(kesalahan
kelalaian)
-
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
Kesalahan
teknis
(kesalahan
kelalaian)
Kesalahan
data
(kesalahan
menamba
h data
asing)
-
Kesalahan
teknis
(kesalahan
distributif )
Kesalahan
data
(kesalahan
menamba
h data
asing)
Soal tidak
dikerjakan
Kesalahan
mengintepre
tasikan
bahasa
(menerjema
hkan bahasa
sehari-hari
ke dalam
bahasa
matematika)
Kesalahan
data
(kesalahan
menambah
data asing)
28. - -
Kesalahan
teknis
(kesalahan
kelalaian)
Kesalahan
dalam
menggunak
an teorema
(kesalahan
tanda)
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
-
Kesalahan
teknis
(kesalahan
distributif )
Kesalahan
hitung
(perkalian
pada
pecahan)
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
-
Kesalahan
data
(kesalahan
menambah
data asing)
29.
Kesalahan
data
(kesalahan
menamba
h data
asing)
-
Kesalahan
teknis
(kesalahan
kelalaian)
-
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
-
Kesalahan
teknis
(kesalahan
distributif )
-
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
-
Kesalahan
ketiadaan
struktur
30. -
Kesalahan
hitung
(penjumla
han/pengu
- -
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
-
Kesalahan
teknis
(kesalahan
kelalaian)
-
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
-
Kesalahan
data
(kesalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
rangan
pada
bilangan
bulat)
teorema
(kesalahan
tanda)
teorema
(kesalahan
tanda)
menambah
data asing)
31.
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
Kesalahan
hitung
(menyeder
hanakan
pecahan)
Kesalahan
dalam
menggunak
an teorema
(kesalahan
tanda)
Kesalahan
hitung
(menyeder
hanakan
pecahan)
Kesalahan
teknis
(kesalahan
kelalaian)
Kesalahan
teknis
(kesalahan
kelalaian)
Kesalahan
hitung
(pembagia
n bilangan
pecahan
dengan
bilangan
bulat)
Kesalahan
dalam
mengguna
kan
teorema
(kesalahan
tanda)
Kesalahan
data
(mengartika
n informasi)
Kesalahan
data
(mengartik
an
informasi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
F. Analisis Data Tertulis
Di bawah ini dipaparkan uraian kesalahan-kesalahan sesuai Tabel 4.4
berdasarkan jenis kesalahan dan tipe kesalahan:
1. Kesalahan dalam Operasi Hitung
Kesalahan dalam operasi hitung (selanjutnya disebut “kesalahan
hitung”) dalam penelitian ini didefinisikan sebagai kesalahan saat siswa
mengoperasikan (menambah, mengurang, mengali, membagi, dsb.)
bilangan satu dengan bilangan lain. Kesalahan-kesalahan hitung yang
ditemukan dalam penelitian dikelompokkan ke dalam tipe-tipe kesalahan
hitung, sebagai berikut:
a. Kesalahan hitung penjumlahan/pengurangan pada bilangan bulat;
Tipe kesalahan ini meliputi kesalahan dalam menggunakan
operasi tambah atau kurang (“+” atau “−”) pada himpunan bilangan
bulat. Delapan siswa melakukan kesalahan tipe ini. Berikut ini
ditampilkan beberapa tipe kesalahan hitung penjumlahan/pengurangan
pada bilangan bulat yang ditemukan dalam tes tertulis penelitian:
Tabel 4.5. Tipe Kesalahan Hitung Penjumlahan / Pengurangan pada Bilangan
Bulat dalam Tes Tertulis Penelitian
No.
Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan
1a Selesaikan
persamaan berikut:
5𝑥 − 12 = −3
Pada gambar di samping,
kesalahan terlihat pada
penyelesaian baris ketiga.
Siswa menyatakan:
−3 + 12 = −9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
No.
Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan
1b Selesaikan
persamaan berikut:
13𝑦 − 12 = 𝑦
Kesalahan terlihat pada
penyelesaian baris ketiga.
Siswa menyatakan:
𝑦 − 13𝑦 = 12𝑦
Langkah yang dilakukan
siswa untuk mendapatkan
12𝑦 adalah
mengurangkan tiap
koefisien suku aljabar
dahulu, yaitu 1 − 13,
kemudian menambahkan
variabel 𝑦 pada angka 12.
1c Selesaikan
persamaan berikut:
6 − 10𝑥 = 11𝑥 + 9
Kesalahan terlihat pada
penyelesaian baris kedua.
Siswa menyatakan:
6 − 9 = 3
Kesalahan tipe ini banyak terjadi saat siswa mencoba
menjumlahkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif dan
sebaliknya, dan ketika siswa diminta untuk mengurangkan bilangan
bulat positif dengan bilangan bulat positif yang nilainya lebih besar.
Siswa melakukan kesalahan ini pada langkah-langkah awal
penyelesaian soal, akibatnya langkah selanjutnya dalam penyelesaian
juga salah. Aturan penjumlahan/pengurangan bilangan bulat menjadi
salah satu poin penting dalam penyelesaian PLSV, sehingga aturan
penjumlahan/pengurangan bilangan bulat perlu dikuasai oleh siswa.
b. Kesalahan hitung perkalian pada bilangan bulat;
Tipe kesalahan ini meliputi kesalahan dalam menggunakan
operasi kali “×” pada himpunan bilangan bulat. Limabelas siswa
melakukan kesalahan tipe ini dalam tes tertulis penelitian. Kesalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
tipe ini banyak ditemukan dalam langkah penyelesaian soal nomor 2d.
Siswa salah dalam menentukan tanda pada perkalian bilangan yang
melibatkan bilangan negatif. Berikut ini contoh jenis kesalahan hitung
dengan tipe kesalahan hitung perkalian pada bilangan bulat:
Tabel 4.6. Tipe Kesalahan Hitung Perkalian pada Bilangan Bulat dalam Tes
Tertulis Penelitian
No.
Soal Soal
Jawaban Siswa Kesalahan
2d Selesaikan
persamaan
berikut:
6(4 − 𝑦) − 4= −2(2𝑦 − 2)
Kesalahan terlihat pada
penyelesaian baris kedua.
Siswa menyatakan:
−2 × 2𝑦 = 4𝑦
−2 × (−2) = 2
Siswa salah dalam
mengalikan bilangan
negatif dengan positif dan
bilangan negatif dengan
negatif. Siswa
menyatakan:
2 × 2 = 2
Kesalahan terlihat pada
penyelesaian baris kedua.
Siswa menyatakan:
−2 × 2𝑦 = 4𝑦
−2 × (−2) = −4 Siswa salah dalam
mengalikan bilangan
negatif dengan positif dan
bilangan negatif dengan
negatif.
Kesalahan terlihat pada
penyelesaian baris kedua.
Siswa menyatakan:
−2 × (−2) = −4
Siswa salah dalam
mengalikan dua bilangan
negatif.
c. Kesalahan hitung pembagian pada bilangan bulat;
Tipe kesalahan ini meliputi kesalahan dalam menggunakan
operasi bagi “÷” pada himpunan bilangan bulat. Enam siswa kelas VII
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
A melakukan kesalahan tipe ini dalam tes tertulis. Berikut ini contoh
kesalahan yang ditemukan dalam tes tertulis penelitian:
Tabel 4.7. Tipe Kesalahan Hitung Pembagian pada Bilangan Bulat dalam Tes
Tertulis Penelitian
No.
Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan
1a Selesaikan
persamaan
berikut:
5𝑥 − 12 = −3
Kesalahan terlihat pada
penyelesaian baris terakhir
(baris kelima). Siswa salah
dalam menentukan hasil akhir,
siswa menyatakan: 9
5= 0,18
2a Selesaikan
persamaan
berikut:
10 + 2𝑦 = −2
Kesalahan terlihat pada
penyelesaian baris terakhir.
Siswa menyatakan: −12
2= 6
Siswa salah dalam menentukan
tanda pada pembagian
bilangan negatif dengan
bilangan positif.
Pada jawaban siswa di atas terlihat bahwa siswa sudah cukup baik
menyederhanakan persamaan sampai baris keempat. Kesalahan terjadi
saat siswa menentukan hasil akhir. Beberapa siswa salah dalam
menentukan hasil dari suatu pembagian dan beberapa siswa yang lain
salah dalam menentukan tanda pada pembagian bilangan bulat.
d. Kesalahan hitung penjumlahan/pengurangan pada bilangan pecahan;
Tipe kesalahan ini meliputi kesalahan dalam menggunakan
operasi tambah atau kurang (“+” atau “−”) pada himpunan bilangan
pecahan. Ditemukan dua siswa melakukan kesalahan tipe ini, mereka
menggunakan cara yang sama dalam mengurangkan dua pecahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Berikut ini salah satu tipe kesalahan hitung penjumlahan/pengurangan
pada bilangan pecahan yang ditemukan dalam tes tertulis:
Tabel 4.8. Tipe Kesalahan Hitung Penjumlahan / Pengurangan pada Bilangan
Pecahan dalam Tes Tertulis Penelitian
No.
Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan
3b Tentukan nilai 𝑥
pada persamaan
berikut:
5𝑥 +2
3= −
1
6
Kesalahan pada baris
kedua. Siswa
menyatakan: −1
6−
2
3=
−2
18
Siswa melakukan operasi
perkalian pecahan untuk
mengurangkan dua buah
pecahan.
e. Kesalahan hitung perkalian pada bilangan pecahan;
Tipe kesalahan ini meliputi kesalahan dalam menggunakan
operasi kali pada himpunan bilangan pecahan. Satu siswa melakukan
kesalahan tipe ini. Berikut ini tipe kesalahan hitung perkalian pada
bilangan pecahan yang ditemukan dalam penelitian:
Tabel 4.9. Tipe Kesalahan Hitung Perkalian pada Bilangan Pecahan dalam Tes
Tertulis Penelitian
No.
Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan
3a Tentukan
nilai 𝑥 pada
persamaan
berikut: 1
2= 2𝑥
Kesalahan terlihat pada baris
ketiga. Siswa menyatakan: 1
2×
1
2=
2
4
Siswa menjumlahkan
pembilang dengan
pembilang dan penyebut
dengan penyebut dalam
mengalikan dua pecahan.
f. Kesalahan hitung pembagian pada bilangan pecahan;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Tipe kesalahan ini meliputi kesalahan dalam menggunakan
operasi bagi pada himpunan bilangan pecahan. Dua siswa melakukan
kesalahan tipe ini, mereka menggunakan cara yang sama dalam
membagi suatu pecahan dengan suatu bilangan bulat. Berikut ini salah
satu tipe kesalahan hitung pembagian pada bilangan pecahan yang
ditemukan dalam tes tertulis:
Tabel 4.10. Tipe Kesalahan Hitung Pembagian pada Bilangan Pecahan dalam
Tes Tertulis Penelitian
No.
Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan
3a Tentukan nilai 𝑥
pada persamaan
berikut: 1
2= 2𝑥
Kesalahan terlihat pada baris
ketiga. Siswa menyatakan: 1
2÷ 2 = 1
Langkah yang dilakukan
siswa adalah membagi 2
(penyebut) dengan 2 (sebagai
pembagi).
Pada jawaban siswa di atas terlihat bahwa siswa menganggap
penyebut pada pecahan tersebut sebagai “yang dibagi” dan 2 sebagai
“pembagi”. Siswa secara langsung membagi 2 dengan 2, tanpa
memperhatikan bilangan yang dibagi adalah suatu pecahan. Siswa tidak
mampu melihat:
2 =2
1
Sehingga dapat diperoleh penyelesaian:
𝑥 =1
2: 2
⇔ 𝑥 =1
2∶
2
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
⇔ 𝑥 =1
2×
1
2
⇔ 𝑥 =1
4
g. Kesalahan menyederhanakan pecahan;
Tipe kesalahan ini meliputi kesalahan dalam menentukan bentuk
sederhana pada suatu pecahan. Salah satu langkah dalam menentukan
bentuk sederhana pada suatu pecahan adalah membagi pembilang dan
penyebut dengan faktor persekutuan terbesar (FPB) dari keduanya.
Empat siswa kelas VII A melakukan kesalahan tipe ini. Berikut ini
adalah kesalahan yang dilakukan:
Tabel 4.11. Tipe Kesalahan Hitung Menyederhanakan Pecahan dalam Tes
Tertulis Penelitian
No.
Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan
1c Selesaikan
persamaan berikut:
6 − 10𝑥 = 11𝑥 + 9
Kesalahan terlihat pada
penyelesaian baris
terakhir. Siswa
menyatakan: −3
21= −7
Langkah yang dilakukan
siswa dalam
menyederhanakan
pecahan tersebut adalah
membagi 21 dengan −3,
sehingga diperoleh −7.
Kesalahan terlihat pada
baris kelima. Cara yang
dilakukan siswa dalam
menyederhanakan −3
21
adalah mengalikan −3
(pembilang) dengan 21
(penyebut), sehingga
diperolehlah 𝑥 = 63.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
No.
Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan
2b Selesaikan
persamaan berikut:
20 − 5𝑏 − 12 = 1
Kesalahan terlihat pada
baris kelima. Cara yang
dilakukan siswa dalam
menyederhanakan 7
5
adalah mengalikan 7
(pembilang) dengan 5
(penyebut), dan
diperolehlah 𝑥 = 35.
2. Kesalahan Data
Kesalahan data yaitu kesalahan yang dihubungkan dengan
ketidaksesuaian antara data yang diketahui pada soal dengan data yang
dikutip oleh siswa. Beberapa karakteristik kesalahan data yang telah
dikemukakan Hadar dkk (1987) ditemukan dalam penelitian ini. Dalam
penelitian ini, karakteristik kesalahan disebut sebagai tipe kesalahan. Tipe
kesalahan data yang ditemukan dalam penelian ini adalah:
a. Memaksakan syarat yang tidak sesuai dengan informasi yang diberikan;
Berikut ini ditampilkan kesalahan memaksakan syarat, yang
ditemukan dalam tes tertulis penelitian:
Tabel 4.12. Tipe Kesalahan Memaksakan Syarat yang Tidak Sesuai dengan
Informasi yang Diberikan dalam Tes Tertulis Penelitian
No.
Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan
4 Tiga kali sebuah
bilangan ditambah 6,
hasilnya adalah −30.
Misalkan 𝑝 adalah
bilangan itu. Susunlah
persamaan dalam 𝑝!
Telah jelas dituliskan bahwa
syarat yang diberikan soal
adalah “tiga kali sebuah
bilangan”, namun dengan
pemahamannya sendiri, siswa
memaksukkan bilangan −24
kedalam persamaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Kesalahan tipe ini ditemukan pada lembar jawab empat siswa,
yang sama-sama terjadi pada soal nomor 4. Keempat siswa
menggunakan −24 sebagai wakil dari kalimat “tiga kali sebuah
bilangan”, tanpa memperhatikan bahwa kalimat tersebut merupakan
sebuah syarat dalam persamaan. Sependapat dengan Hadar dkk (1987),
bahwa kesalahan tipe ini terjadi saat siswa mencoba memasukkan syarat
yang tidak sesuai dengan informasi soal yang diberikan.
b. Mengartikan informasi tidak sesuai dengan maksud teks yang
sebenarnya;
Berikut ini ditampilkan contoh kesalahan mengartikan informasi
yang ditemukan dalam tes tertulis penelitian:
Tabel 4.13. Tipe Kesalahan Mengartikan Informasi Tidak Sesuai dengan
Maksud Teks yang Sebenarnya dalam Tes Tertulis Penelitian
No.
Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan
4 Tiga kali sebuah
bilangan ditambah
6, hasilnya adalah
−30. Misalkan 𝑝
adalah bilangan
itu. Susunlah
persamaan dalam
𝑝!
Urutan dan syarat yang
diminta oleh soal berbeda
dengan bentuk persamaan
yang dituliskan siswa.
Siswa menulis dua syarat
yang diketahui sebagai 𝑝.
5 Pak Karto
mempunyai sebuah
kebun sawi
berbentuk persegi
panjang. Diketahui
panjang kebun itu 7
meter lebih panjang
dari lebar kebun.
Jika keliling kebun
sawi pak Karto
adalah 30 meter.
Buatlah bentuk
persamaan
Kesalahan terletak pada
baris kedua. Pada baris
pertama,siswa sudah tepat
dalam memasukkan rumus
keliling persegi panjang.
Pada baris kedua, siswa
menuliskan 7 sebagai wakil
dari 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 (𝑝) dan
𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 tetap dinyatakan
dalam 𝑙. Siswa mengartikan
informasi “diketahui
panjang kebun itu 7 meter
lebih panjang dari lebar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
No.
Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan
berdasarkan
keterangan di atas
dan tentukan luas
kebun pak Karto!
kebun” sebagai 𝑝 = 7.
Siswa salah mengartika
informasi tersebut.
Kesalahan tipe ini ditemukan pada lembar jawab 11 siswa. Siswa
melakukan kesalahan tipe ini pada langkah penyelesaian soal cerita,
yaitu soal nomor 4 dan 5. Ketidaksesuaian pemahaman yang dimiliki
siswa dengan maksud soal terlihat pada tiga jawaban di atas, yaitu siswa
secara asal mengumpulkan semua hal yang tertulis dalam soal untuk
memperoleh 𝑝.
c. Menambah data asing yang tidak diperlukan dalam penyelesaian;
Kesalahan tipe ini dilakukan oleh 13 siswa kelas VII A. Berikut
ini contoh tipe kesalahan menambah data asing yang ditemukan dalam
tes tertulis penelitian:
Tabel 4.14. Tipe Kesalahan Menambah Data Asing yang Tidak Diperlukan
dalam Penyelesaian dalam Tes Tertulis Penelitian
No.
Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan
1a Selesaikan
persamaan
berikut:
5𝑥 − 12 = −3
Kesaalahan terletak pada
baris terakhir. Siswa
menyatakan 𝑥 =9
−3
sebagai bentuk invers dari
5𝑥 = 9. Siswa
menambahkan data asing
−3 pada bentuk invers.
Kesalahan terletak pada
baris pertama. Siswa
menyatakan 5𝑥 = 6 − 1
sebagai persamaan yang
ekuivalen dengan
persamaan 5𝑥 − 12 = 3.
Suku 6 dan −1 adalah data
asing yang tidak sesuai
dengan penyelesaian soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
3a Tentukan nilai
𝑥 pada
persamaan
berikut: 1
2= 2𝑥
Kesalahan terletak pada
baris kedua. Siswa
melakukan perubahan ruas
dan perubahan data yang
tidak sesuai dengan soal.
5 Soal:
Pak Karto mempunyai sebuah kebun sawi berbentuk persegi panjang.
Diketahui panjang kebun itu 7 meter lebih panjang dari lebar kebun. Jika
keliling kebun sawi pak Karto adalah 30 meter. Buatlah bentu persamaan
berdasarkan keterangan di atas dan tentukan luas kebun pak Karto!
Jawaban siswa:
Kesalahan:
Kesalahan terletak pada baris ke tiga. Siswa sudah benar dalam
menerjemahkan hal-hal yang diketahui pada soal ke dalam bentuk persamaan
matematika (baris pertama). Kesalahan muncul saat siswa memberikan data
asing, yaitu + 2. Data asing tersebut ikut dioperasikan dengan data lain
sehinga proses selanjutnya mengalami kesalahan.
3. Kesalahan dalam Mengintepretasikan Bahasa
Kesalahan jenis ini meliputi kesalahan dalam menerjemahkan bahasa
sehari-hari kedalam bentuk persamaan matematika atau sebaliknya. Siswa
kelas VII A melakukan kesalahan jenis ini pada penyelesaian soal nomor 4,
karena perintah soal nomor 4 adalah menerjemahkan bahasa sehari-hari
kedalam bentuk persamaan matematika. Lima siswa melakukan kesalahan
jenis ini. Jawaban yang diberikan siswa tidak begitu jelas dan tidak
mengarah pada bentuk umum Persamaan Linear Satu Variabel. Berikut
ditampilkan salah satu kesalahan jenis ini yang ditemukan dalam penelitian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Tabel 4.15. Tipe Kesalahan Menerjemahkan Bahasa Sehari-hari ke dalam Bentuk
Persamaan Matematika dalam Tes Tertulis Penelitian
No.
Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan
4 Tiga kali sebuah
bilangan ditambah 6,
hasilnya adalah −30.
Misalkan 𝑝 adalah
bilangan itu. Susunlah
persamaan dalam 𝑝!
Jawaban yang dituliskan
siswa tidak sesuai dengan
informasi yang diminta oleh
soal.
5 Pak Karto mempunyai
sebuah kebun sawi
berbentuk persegi
panjang. Diketahui
panjang kebun itu 7 meter
lebih panjang dari lebar
kebun. Jika keliling
kebun sawi pak Karto
adalah 30 meter. Buatlah
bentuk persamaan
berdasarkan keterangan
di atas dan tentukan luas
kebun pak Karto!
Siswa menuliskan semua
data yang tertulis pada soal,
namun siswa tidak
memperhatikan syarat yang
mengikat data-data tersebut.
Berdasarkan contoh jawaban di atas, terlihat bahwa siswa kurang
mampu menerjemahkan hal-hal yang diketahui pada soal ke dalam bentuk
persamaan matematika.
4. Kesalahan Ketiadaan Struktur
Jenis kesalahan ini meliputi kesalahan pada struktur penyelesaian
secara keseluruhan yang tidak terarah, proses yang melompat, jawaban yang
tidak memiliki penjelasan, dan kesalahan penggunaan tanda sama dengan
“=”. Duabelas siswa melakukan kesalahan jenis ini. Jawaban yang diberikan
siswa pada tiap langkah penyelesaian yang satu dengan lainnya tidak
terarah, artinya tidak konsisten dan cenderung tidak terkait dengan langkah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
atau baris sebelumnya, dan beberapa langkah terlompati sehingga tanpa
wawancara tidak diketahui darimana siswa memperoleh jawaban tersebut.
Sependapat dengan Hall (2002), bahwa kurangnya pemahaman siswa
terhadap langkah penyelesaian persamaan menjadi penyebab terjadinya
kesalahan jenis ini. Berikut ditampilkan salah satu jenis kesalahan ini yang
ditemukan dalam tes tertulis penelitian:
Tabel 4.16. Tipe Kesalahan Ketiadaan Struktur dalam Tes Tertulis Penelitian
No.
Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan
2c Selesaikan
persamaan berikut:
4𝑝 + 6 = 24 − 2𝑝
Siswa melakukan kesalahan
pada baris kedua dan ketiga.
Pada baris kedua siswa
menyakan:
4𝑝 + 2𝑝 = 6𝑝
Namun pada baris kedua siswa
mejumlahkan kembali 6𝑝
dengan 2𝑝. Pada baris ketiga
siswa hanya menuliskan 6𝑝,
sedangkan 2𝑝 dihilangkan.
Pada bentuk pembagian, siswa
menulis 18
6 tanpa
menghilangkan 6 pada 6𝑝.
2d Selesaikan
persamaan berikut:
6(4 − 𝑦) − 4= −2(2𝑦 − 2)
Pada baris kedua terlihat bahwa
sebelumnya siswa telah
mengalikan tiap suku yang
mengandung tanda kurung, dan
menuliskan hasil pindah ruas –
ganti tandanya. Namun di ruas
kanan pada baris kedua,
terdapat + 24 yang tidak dapat
dipastikan berasal darimana.
Sedangkan di ruas kanan pada
baris ketiga diperoleh angka
24, ada kemungkinan pada
baris ketiga siswa
menghilangkan 4 dan −24.
Selanjutnya pada baris
keempat, siswa justru
memperoleh bentuk 𝑦 =4
2,
yang juga tidak memiliki
keterkaitan dengan proses atau
baris sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
No.
Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan
3a Tentukan nilai 𝑥
pada persamaan
berikut: 1
2= 2𝑥
Terlihat pada gambar di
samping bahwa siswa
menyelesaikan persamaan
langsung dalam satu baris,
tanpa mengisolasi 𝑥. Siswa
banyak menggunakan tanda
“=”, tanpa mengetahui bahwa
tanda sama dengan merupakan
suatu ekspresi yang
menyatakan bahwa bentuk
aljabar pada dua ruas adalah
sama sama.
4 Tiga kali sebuah
bilangan ditambah 6,
hasilnya adalah −30.
Misalkan 𝑝 adalah
bilangan itu.
Susunlah persamaan
dalam 𝑝!
Berdasarkan gambar di
samping , terlihat bahwa siswa
tidak menyertakan penjelasan.
Siswa secara langsung
menuliskan 𝑝 = 6.
5 Pak Karto
mempunyai sebuah
kebun sawi
berbentuk persegi
panjang. Diketahui
panjang kebun itu 7
meter lebih panjang
dari lebar kebun. Jika
keliling kebun sawi
pak Karto adalah 30
meter. Buatlah
bentuk persamaan
berdasarkan
keterangan di atas
dan tentukan luas
kebun pak Karto!
Pada setiap baris penyelesaian,
struktur jawaban yang
diberikan tidak memiliki
penjelasan. Pada baris pertama
siswa menuliskan rumus
keliling, namun bukan rumus
suatu keliling persegi panjang.
Kemudian pada baris kedua,
siswa menuliskan 30 dan 6,
namun tidak dapat diketahui
diperoleh darimana. Pada baris
keempat siswa mengubah
kembali persaman menjadi:
7 + 30𝑚 = 20𝑚 Berdasarkan semua langkah
yang dilakukan siswa, dapat
diketahui siswa kurang
memahami algoritma
penyelesaian soal, kemudian
melakukan langkah tersebut.
Pada jawaban di atas terlihat bahwa siswa tidak begitu mengetahui
langkah penyelesaian soal (algoritma) yang perlu dilakukan, sehingga siswa
secara asal mengoperasi semua suku, menghilangkan suku-suku tertentu,
dan banyak ditemukan proses penyelesaian yang terlompat-lompat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Beberapa juga ditemukan langkah-langkah atau baris-baris yang tidak
sesuai dengan baris lainnya.
5. Kesalahan dalam Menggunakan Teorema atau Definisi
Kesalahan jenis ini meliputi penyimpangan atau ketidaktepatan dalam
penggunaan teorema atau definisi. Dalam penelitian ini, kesalahan jenis ini
didefinisiskan sebagai kesalahan pada langkah-langkah menentukan
persamaan yang ekuivalen. Berdasarkan hasil tes tertulis penelitian, hampir
seluruh siswa melakukan kesalahan jenis ini. Berikut ini adalah tipe
kesalahan dalam menggunakan teorema yang ditemukan dalam penelitian:
a. Kesalahan tanda dalam penggunaan aturan “pindah ruas – ganti” tanda;
“Pindah ruas – ganti tanda” adalah cara sederhana yang berasal
dari langkah “menyelesaikan persamaan dengan menambah atau
mengurangi, mengkali atau membagi kedua ruas persamaan dengan
bilangan yang sama”, guna menemukan persamaan yang ekuivalen,
yang biasa diajarkan oleh guru di kelas. Semua siswa kelas VII A
menggunakan aturan “pindah ruas – ganti tanda” untuk menentukan
persamaan yang ekuivalen. Banyak ditemukan kesalahan saat siswa
menggunakan aturan “pindah ruas – ganti tanda” dalam menemukan
persamaan yang ekuivalen. Sependapat dengan Hall (2002), bahwa
kurangnya pemahaman siswa terhadap aturan ini sehingga siswa secara
asal memindah suku dari satu ruas ke ruas lain, lalu mengganti tanda
suatu suku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Hampir seluruh siswa melakukan kesalahan tipe ini. Siswa kelas
VII A telah mampu membedakan mana suku yang pindah dan tidak
pindah ruas, dan mampu mengelompokkan suku-suku yang
mengandung variabel dan suku-suku yang tidak mengandung variabel
(suku tetap) dalam satu ruas. Kesalahan terjadi saat siswa mencoba
menentukan tanda pada suku yang pindah ruas. Berikut ini adalah
contoh kesalahan tanda dalam penggunaan aturan pindah ruas ganti –
tanda yang ditemukan dalam tes tertulis penelitian:
Tabel 4.17. Tipe Kesalahan Tanda dalam Penggunaan Aturan “Pindah Ruas –
Ganti Tanda” dalam Tes Tertulis Penelitian
No.
Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan
2a Selesaikan
persamaan
berikut:
10 + 2𝑦 = −2
Kesalahan terlihat pada
baris kedua. Siswa
mengubah tanda pada
suku 2, padahal suku
tersebut tidak pindah
ruas. Namun pada suku-
suku yang lainnya, siswa
sudah tepat mengubah
tandanya.
2b Selesaikan
persamaan
berikut:
20 − 5𝑏 − 12= 1
Kesalahan terlihat pada
baris kedua. Siswa
mengubah tanda suku
−5𝑏, padahal suku
tersebut tidak pindah
ruas.
3b Tentukan nilai 𝑥
pada persamaan
berikut:
5𝑥 +2
3= −
1
6
Kesalahan terlihat pada
baris kedua. Pada baris
pertama, tanda suku 2
3
adalah positif, setelah
dipindah ruas, tanda suku 2
3 tetap positif. Namun
pada suku yang lain
siswa sudah benar dalam
mengubah tanda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
No.
Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan
Kesalahan terlihat pada
baris kedua. Pada baris
pertama, tanda suku 2
3
adalah positif, dan pada
baris kedua, siswa
memindah 2
3 ke ruas
kanan, namun tandanya
tidak diubah. Pada baris
pertama suku −1
6
tandanya negatif, lalu
pada baris kedua, siswa
mengubah tandanya
menjadi positif. Padahal
suku −1
6 tidak pindah
ruas.
1c Selesaikan
persamaan
berikut:
6 − 1 = 11𝑥 + 9
Kesalahan terlihat pada
baris kedua. Pada baris
pertama suku −10𝑥,
tandanya adalah negatif,
namun pada baris kedua
tandanya berubah
menjadi positif. Padahal
suku tersebut tidak
pindah ruas. Kesalahan
juga terlihat pada suku 6,
pada baris kedua suku
tersebut dipindah ke ruas
kanan, namun tandanya
tidak berubah (tetap).
Pada Tabel 4.17 terlihat bahwa siswa kurang memperhatikan tanda
pada masing-masing suku persamaan dan kurangnya pemahaman aturan
“pindah ruas – ganti tanda”. Hal tersebut dapat menjadi penyebab siswa
salah dalam menentukan tanda pada masing-masing suku yang pindah
maupun tidak pindah ruas. Kesalahan tipe ini banyak terjadi pada
langkah awal penyelesaian masalah PLSV. Pentingnya aturan “pindah
ruas – ganti tanda”, terlebih langkah “menyelesaikan persamaan dengan
menambah atau mengurangi, mengkali atau membagi kedua ruas
persamaan dengan bilangan yang sama” dipahami dengan baik oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
siswa, karena merupakan langkah penting dalam menyelesaikan
Persamaan Linear Satu Variabel.
b. Kesalahan transpose;
Kesalahan transpose adalah kesalahan dalam memindah suatu
faktor dari suatu suku atau elemen suatu suku dari satu ruas ke ruas
lainnya tanpa memperhatikan aturan yang mengikatnya. Kesalahan ini
merupakan akibat dari ketidaktepatan siswa menggunaan aturan pindah
ruas - ganti tanda. Berikut ini adalah kesalahan transpose yang
ditemukan dalam penelitian:
Tabel 4.18. Tipe Kesalahan Transpose dalam Tes Tertulis Penelitian
No.
Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan
3a Tentukan nilai 𝑥
pada persamaan
berikut: 1
2= 2𝑥
Kesalahan terlihat pada baris
kedua. Siswa tidak
memperhatikan bahwa 2𝑥
merupakan suatu kesatuan.
Lalu siswa secara langsung
memindahkan 2 pada 2𝑥 ke 1
2,
sehingga persamaan menjadi:
𝑥 =1
2× 2
3b Tentukan nilai 𝑥
pada persamaan
berikut:
5𝑥 +2
3= −
1
6
Kesalahan terlihat pada baris
pertama. Siswa memindahkan
3 pada 2
3 ke ruas kanan.
Sehingga diperoleh:
5𝑥 + 2 =−1
6× 3
Siswa tidak melihat bahwa dua
pecahan tersebut berada dalam
suatu persamaan.
Kesalahan tipe ini dilakukan oleh dua siswa kelas VII A. Pada
jawaban siswa di atas terlihat bahwa siswa memindah faktor dan elemen
pada suatu suku, seperti langkah yang dilakukannya dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
menggunakan aturan “pindah ruas – ganti tanda”. Selanjutnya
menggunakan mekanisme penyelesaian seperti ini:
𝑥 =3
5× 25
𝑥 =1
5
25 dapat dicoret (dibagi) dengan 5, lalu mendapatkan 5 sebagai ganti
dari 25 dan 1 sebagai ganti dari 5. Langkah-langkah tersebut digunakan
siswa dalam menyelesaikan persamaan soal 3a dan 3b.
c. Kesalahan penghapusan;
Kesalahan tipe ini meliputi kesalahan dalam menghapus variabel
atau suku-suku tertentu dengan suku lain (menyederhanakan
persamaan) tanpa melihat bahwa suku tersebut tidak sejenis. Tiga siswa
melakukan kesalahan jenis ini dalam tes tertulis. Berikut ini salah satu
kesalahan penghapusan yang ditemukan dalam penelitian:
Tabel 4.19. Tipe Kesalahan Penghapusan dalam Tes Tertulis Penelitian
No.
Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan
3a Tentukan nilai 𝑥
pada persamaan
berikut: 1
2= 2𝑥
Kesalahan terletak pada baris
kedua. Siswa mengalikan dua
suku untuk menyederhanakan
persamaan, padahal suku-suku
terletak dalam suatu persamaan.
Siswa secara langsung
menyatakan 1
2 × 2𝑥, tanpa
mengisolasi 𝑥 terlebih dahulu,
dan mendapatkan hasil 1𝑥.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Kesalahan di atas ditemukan pada lembar jawab ketiga siswa,
siswa tidak memperhatikan bahwa suku 1
2 dan 2𝑥 terletak dalam suatu
persamaan dan tidak dapat disederhanakan dengan operasi aritmatika
biasa.
d. Kesalahan penggunaan invers;
Tipe kesalahan ini meliputi kesalahan yang dibuat siswa dalam
usaha menemukan persamaan yang ekuivalen dengan menggunakan
invers. Dengan menggunakan invers perkalian, maka bentuk
persamaan:
𝑎𝑥 = 𝑏
memiliki penyelesaian oleh:
𝑥 =𝑏
𝑎
Banyak kesalahan yang dilakukan siswa dalam menentukan
penyelesaian persamaan, berikut ini adalah bentuk kesalahannya:
Tabel 4.20. Tipe Kesalahan Penggunaan Invers dalam Tes Tertulis Penelitian
No.
Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan
1a Selesaikan
persamaan
berikut:
5𝑥 − 12 = −3
Kesalahan terletak pada baris
baris keempat. Siswa
menyatakan:
5𝑥 = 9
𝑥 =9
−3
Terlihat bahwa siswa tidak
menggunakan invers 5 pada
5𝑥. Siswa justru menggunakan
invers 3 untuk menemukan
penyelesaian persamaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
No.
Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan
1c Selesaikan
persamaan
berikut:
6 − 10𝑥= 11𝑥 + 9
Kesalahan terletak pada baris
keempat. Siswa menyatakan:
−3 = 21𝑥
𝑥 =21
−3
Kesalahan terletak pada baris
keempat. Siswa menyatakan:
−3 = 21𝑥
=21𝑥
−3
Siswa kebingungan dalam
menentukan invers untuk
menemukan penyelesaian
persamaan soal nomor 1c.
3a Tentukan nilai
𝑥 pada
persamaan
berikut: 1
2= 2𝑥
Kesalahan terletak pada baris
kedua. Siswa menyatakan: 1
2= 2𝑥
𝑥 =1
2× 2
Kesalahan tipe ini ditemukan dalam lembar jawab 8 siswa kelas
VII A. Siswa tidak memperhatikan aturan bahwa 𝑎𝑥 = 𝑏, memiliki
penyelesaian 𝑥 =𝑏
𝑎. Sepertinya siswa terfokus pada nilai masing-
masing konstanta 𝑎 dan 𝑏, sehingga tidak memperhatikan aturan
tersebut. Selama latihan soal di kelas, siswa lebih mengenal 𝑎𝑥 = 𝑏,
dimana 𝑏 selalu memiliki nilai yang lebih besar daripada 𝑎. Contoh:
3𝑥 = 12
𝑥 =12
3= 4
Sehingga siswa akan kebingungan jika yang ditemui adalah nilai a lebih
besar dibanding nilai 𝑏.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
6. Kesalahan Teknis
Kesalahan jenis ini adalah kesalahan yang disebabkan oleh hal-hal
teknis, seperti: langkah mengutip data, penggunaan tanda kurung, dan
ketelitian. Berikut ini adalah tipe-tipe kesalahan teknis yang ditemukan
dalam penelitian:
a. Kesalahan dalam penggunaan aturan distributif;
Kesalahan dalam penggunaan aturan distributif (selanjutnya
disebut sebagai “kesalahan distributif”) meliputi kesalahan saat siswa
menggunakan aturan distributif pada perkalian. Banyak ditemukan
kesalahan dalam aturan perkalian antara pengali dengan suku-suku yang
terletak di dalam tanda kurung. Sembilan siswa melakukan tipe
kesalahan ini. Berikut ini adalah contoh kesalahan penggunaan tanda
kurung yang ditemukan dalam tes tertulis penelitian:
Tabel 4.21. Tipe Kesalahan dalam penggunaan aturan distributif dalam Tes
Tertulis Penelitian
No.
Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan
2d Selesaikan
persamaan
berikut:
6(4 − 𝑦) − 4= −2(2𝑦 − 2)
Kesalahan terletak pada
jawaban baris kedua
(ruas kanan). Siswa
hanya mengalikan
pengali −2 dengan suku
pertama dalam tanda
kurung. Siswa tidak
mengalikan pengali −2
dengan suku kedua
dalam tanda kurung,
yaitu −2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
No.
Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan
Kesalahan terletak pada
jawaban baris kedua
(ruas kiri). Siswa
mengalikan pengali 6
dengan suku yang
terletak diluar tanda
kurung, yaitu 4, sehingga
diperoleh −24.
b. Ketidaktelitian dalam mengutip data pada soal;
Tipe kesalahan ini meliputi kurang tepatnya siswa dalam mengutip
atau menyalin data pada suatu soal. Kesalahan tipe ini dilakukan oleh
empat siswa kelas VII A. Berikut ditampilkan kesalahan ketidaktelitian
dalam mengutip data, yang ditemukan dalam tes tertulis penelitian:
Tabel 4.22. Tipe Kesalahan Ketidaktelitian dalam Mengutip Data pada Soal
dalam Tes Tertulis Penelitian
No.
Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan
4 Tiga kali sebuah
bilangan ditambah 6,
hasilnya adalah −30.
Misalkan 𝑝 adalah
bilangan itu.
Susunlah persamaan
dalam 𝑝!
Kesalahan terletak pada baris
pertama. Siswa menuliskan
30, yang seharusnya adalah
−30. Dalam soal sudah
diketahui bahwa “hasilnya
adalah −30”, namun siswa
tidak teliti dalam mengutip
data −30, lalu menulisnya
sebagai 30.
c. Kelalaian;
Tipe kesalahan ini adalah kesalahan karena kelalaian siswa saat
siswa menyelesaikan tiap langkah penyelesaian soal. Kelalaian dapat
terjadi karena siswa tidak memeriksa kembali tiap langkah penyelesaian
yang telah dibuat. Dalam tipe kesalahan ini diketahui bahwa siswa telah
memahami dengan baik langkah penyelesaian PLSV, namun karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
kurangnya ketelitian siswa terhadap hal-hal yang menyimpang sehingga
terjadi kesalahan. Tujuhbelas siswa melakukan kesalahan ini dalam tes
tertulis penelitian. Berikut ditampilkan contoh kesalahannya:
Tabel 4.23. Tipe Kesalahan Kelalaian dalam Tes Tertulis Penelitian
No.
Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan
2a Selesaikan
persamaan
berikut:
10 + 2𝑦 = −2
Kesalahan terletak pada
baris ketiga. Siswa
menyatakan persamaan ke
dalam bentuk pembagian,
namun siswa lalai dalam
menghilangkan koefisien
2 pada 2𝑦.
Kesalahan terletak pada
baris keempat. Sampai
baris ketiga, langkah yang
dilakukan siswa sudah
benar. Namun pada baris
keempat, siswa lupa
memberikan tanda negatif
pada 12. Akibatnya siswa
juga salah menentukan
hasil akhirnya.
2b Selesaikan
persamaan
berikut:
20 − 5𝑏 − 12= 1
Kesalahan terletak pada
baris keempat. Siswa lalai
menuliskan variabel 𝑏 di
depan tanda sama dengan
“=”. Kesalahan tersebut
karena kebiasaan yang
dilakukan siswa seperti
langkah berikut ini:
3𝑥 = 6
𝑥 =6
3
= 2
Pada baris keempat, siswa
terbiasa cukup menuliskan
tanda sama dengan “=”.
3a Tentukan nilai 𝑥
pada persamaan
berikut: 1
2= 2𝑥
Kesalahahan terletak pada
baris ketiga. Siswa
membuat oret-oretan
hitungan dan sudah benar
dalam menghitung 1
2∶ 2.
Namun siswa lalai untuk
mengembalikan oret-
oretan ke bentuk
persamaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
G. Analisis Data Wawancara
Pada Tabel 4.4 terlihat bahwa pada suatu soal ditemukan tipe dan jenis
kesalahan sama yang dilakukan oleh beberapa siswa kelas VII A. Seperti: Ada
enam siswa melakukan kesalahan hitung pada soal nomor 2a, 20 siswa
melakukan kesalahan dalam menggunakan teorema pada soal nomor 2b, dan 21
siswa melakukan kesalahan data pada soal nomor 5. Meskipun siswa-siswa
tersebut melakukan kesalahan sama pada soal-soal yang sama, dimungkinkan
faktor yang menyebabkan kesalahan tersebut berbeda tiap siswanya.
Pada awalnya, peneliti melakukan wawancara dengan 11 siswa kelas VII
A SMP Kanisius Kalasan untuk mengungkap penyebab kesalahan siswa.
Sebelas siswa tersebut dipilih berdasarkan kesalahan yang mewakili kesalahan
lain yang sejenis, kesalahan siswa sesuai dengan hasil penelitian para ahli, siswa
melakukan kesalahan khusus, dan siswa rekomendasi guru. Namun, siswa-
siswa yang dianalisis lebih lanjut hanya 7 siswa saja. Hal tersebut dikarenakan
informasi-informasi yang diperoleh peneliti dari 2 siswa wawancara kurang
cukup dalam mengungkap penyebab kesalahan. Dua siswa tersebut cenderung
diam dan kurang mampu menjelaskan langkah penyelesaian soal yang telah
dilakukannya. Sedangkan 2 siswa sisanya tidak dianalisis lebih dalam karena
kesulitan dan penyebab yang diungkap dari keduanya hampir sama dengan
kesulitan dan penyebab yang dimiliki oleh 7 siswa.
Tujuh siswa yang dianalisis lebih dalam selanjutnya disebut berdasarkan
nomor presensinya, yaitu: Siswa 3, Siswa 4, Siswa 11, Siswa 13, Siswa 15, Siswa
25, dan Siswa 30. Penyebab kesalahan yang ditemukan hanya dapat ditujukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
atas 7 siswa tersebut, dan tidak dapat digeneralisasikan pada seluruh siswa kelas
VII A. Hal tersebut dikarenakan kesulitan yang dimiliki tiap siswa dapat
berbeda-beda, demikian juga dengan penyebab kesalahan tersebut juga pasti
berbeda-beda. Penyebab kesalahan yang ditemukan pada 7 siswa kelas VII A
dapat menjadi gambaran penyebab siswa kelas VII A SMP Kanisius Kalasan
melakukan kesalahan. Berikut ini ditunjukkan jenis kesalahan yang dilakukan
dan penjelasan oleh masing-masing siswa:
1. Siswa 3
Pada Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa Siswa 3 melakukan 4 jenis
kesalahan yaitu kesalahan dalam menggunakan teorema atau definisi,
kesalahan teknis, kesalahan hitung, dan kesalahan data. Kesalahan dalam
menggunakan teorema atau definisi yang dilakukan oleh Siswa 3, dapat
dilihat dari aturan-aturan yang disalahgunakan dalam menentukan
persamaan yang ekuivalen. Kesalahan teknis yang dilakukan siswa, dapat
dilihat dari kelalaian dan ketidaktelitian siswa dalam mengutip data pada
soal. Kesalahan hitung yang dilakukan siswa, dapat dilihat dari kesalahan
siswa dalam menggunakan operasi hitung bilangan bulat. Terakhir,
kesalahan data yang dilakukan siswa, dapat dilihat dari kesalahan siswa
dalam mengartikan informasi pada soal. Berikut ini adalah kesalahan yang
dilakukan Siswa 3 berdasarkan jenis kesalahannya:
a. Kesalahan dalam menggunakan teorema atau definisi;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Berikut ini adalah beberapa jawaban Siswa 3 terkait jenis
kesalahan dalam menggunakan teorema atau definisi, yang ditemukan
dalam tes tertulis penelitian:
Tabel 4.24. Contoh Jenis Kesalahan dalam Menggunakan Teorema atau
Definisi yang dilakukan Siswa 3
No.
Soal Soal Jawaban Siswa Tipe Kesalahan
1b Selesaikan
persamaan berikut:
13𝑦 − 12 = 𝑦
Kesalahan tanda dalam
penggunaan aturan
“pindah ruas – ganti
tanda”
1c Selesaikan
persamaan berikut:
6 − 10𝑥 = 11𝑥 + 9
Kesalahan terlihat pada jawaban Siswa 3 nomor 1b. Pada baris
kedua jawaban nomor 1b, Siswa 3 memindah suku 13𝑦 dari ruas kiri ke
ruas kanan, namun tandanya tidak diubah. Kemudian kesalahan terjadi
kembali pada suku −12 (baris pertama) yang berubah tanda pada baris
kedua, padahal suku −12 tidak pindah ruas (tetap diruas kiri). Siswa 3
juga melakukan kesalahan tanda pada soal nomor 1c. Pada baris kedua
jawaban nomor 1c, siswa melakukan aturan pindah ruas ganti tanda.
Tanda suku −10𝑥 pada baris pertama adalah negatif, namun pada baris
kedua tandanya berubah menjadi positif, padahal suku tersebut tidak
pindah ruas. Dan pada suku 6 (baris pertama) dipindah dari ruas kiri ke
ruas kanan, tapi tandanya tidak diubah (tetap). Terlihat kesalahan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
sama pada nomor 1b dan 1c, bahwa siswa salah dalam mengubah tanda
saat melakukan aturan “pindah ruas – ganti tanda”.
Kemudian peneliti melakukan wawancara dengan Siswa 3 untuk
mengetahui langkah penyelesaian yang dilakukan Siswa 3 terhadap
jawaban soal nomor 1c. Berikut ini ditampilkan transkripsi wawancara
peneliti dengan Siswa 3 terkait penjelasan jawaban soal nomor 1c:
Siswa 3 : “6 dikurang 10𝑥 sama dengan 11𝑥 ditambah 9. 10𝑥-kan sama dengan
11𝑥 (10𝑥 dan 11𝑥 sama-sama mengandung variabel x), jadi 10x
dikurang 11𝑥, sama dengan, 6 ditambah 9. Terus 10 dikurang 11-kan
hasilnya 1, terus 6 ditambah 9 hasilnya 15. Jadi x sama dengan 15 per
min 1, 𝑥 sama dengan min 15.
Peneliti : “Mengapa ini (menunjuk −11𝑥 pada baris kedua) tandanya negatif?”
Siswa 3 : “Karena karena 11𝑥 ini (jawaban pada baris pertama) dipindah kesini
(ruas kiri) tandanya berubah jadi negatif, jadinya min 11𝑥”
Peneliti : “Lalu mengapa ini (menunjuk + 9 pada baris kedua) tandanya positif?”
Siswa 3 : “Karena ini (menunjuk tanda negatif di belakang suku 6 pada baris
pertama) tandanya positif. Tapi ini (tanda positif pada jawaban baris
kedua) tandanya harusnya negatif ya?”
Peneliti : “Mengapa menjadi negatif?”
Siswa 3 : “Karena plus 9 ini (menunjuk 9 pada baris pertama) dipindah ke sini
(baris kedua).”
Berdasarkan penjelasan siswa terhadap jawaban nomor 1c,
diperoleh bahwa siswa kurang lengkap dalam memahami aturan
“pindah ruas – ganti tanda”. Siswa benar dalam mengatakan alasan
tanda negatif di depan 11𝑥 (baris kedua) adalah karena 11𝑥 (baris
pertama) dipindah ruas dari ruas kanan ke ruas kiri, maka tanda positif
di depan 11𝑥 (baris pertama) akan berubah tanda menjadi negatif,
sehingga menjadi −11𝑥 pada baris kedua. Namun siswa tidak
memperhatikan tanda suku lain yang dipindah ruas dan siswa tidak tahu
bagaimana perlakuan pada suku-suku yang tidak pindah ruas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Dapat disimpulkan bahwa Siswa 3 melakukan kesalahan pada soal
nomor 1b dan 1c karena siswa tidak menyeluruh memahami aturan
“pindah ruas – ganti tanda. Siswa 3 tidak melakukan aturan dengan
benar pada suku lainnya. Selain itu Siswa 3 juga kurang mampu
mengidentifikasi setiap suku dalam persamaan, sehingga siswa tidak
dapat melihat bahwa suku-suku tersebut memuat suatu tanda (positif
atau negatif).
b. Kesalahan hitung;
Berikut ini adalah jawaban Siswa 3 terkait jenis kesalahan hitung
yang, ditemukan dalam tes tertulis penelitian:
Tabel 4.25. Jenis Kesalahan Hitung yang dilakukan Siswa 3
No.
Soal Soal Jawaban Siswa
Tipe
Kesalahan
2d Selesaikan persamaan
berikut:
6(4 − 𝑦) − 4= −2(2𝑦 − 2)
Kesalahan
hitung
perkalian
pada bilangan
bulat.
Kesalahan terlihat pada jawaban Siswa 3 nomor 2d pada baris
kedua. Pada baris kedua, Siswa 3 melakukan dua kali kesalahan, yaitu
menyatakan:
−2 × 2𝑦 = 4𝑦
−2 × −2 = −4
Kemudian peneliti melakukan wawancara dengan Siswa 3 untuk
mengetahui penyebab siswa melakukan kesalahan tersebut. Berikut ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
ditampilkan transkripsi wawancara peneliti dengan Siswa 3 terkait
penjelasan jawaban soal nomor 2d:
Siswa 3 : “Kalau ada tanda kurung sama saja dikalikan. Jadi 6 dikali 4 sama
dengan 24 terus 6 dikali min y hasilnya min 6𝑦, terus min 4-nya turun,
sama dengan min 2 dikali 2𝑦 hasilnya 4𝑦,min 2 dikali min 2 hasilnya
min 4.”
Peneliti : “Kalau ada negatif dikali positif, hasilnya apa?”
Siswa 3 : “Berapa ya. Positif.”
Peneliti : “Kalau negatif dikali negatif, hasilnya?”
Siswa 3 : “Negatif.”
Peneliti : “Lalu 1 ini, darimana? (menunjuk jawaban baris ketiga)”
Siswa 3 : “Dari 4 dikurang 4”
Peneliti : “Lalu negatif 20, darimana?”
Siswa 3 : “24 dikurang 6”
Peneliti : “Dan 24, darimana?”
Siswa 3 : “Dari ini (menunjuk 24 pada baris kedua)”
Peneliti : “Lalu negatif 2 ini (menunjuk −2 pada −2𝑦 pada jawaban baris
keempat), darimana?”
Siswa 3 : “Gak tau, asal kak.”
Dalam wawancara diperoleh bahwa siswa menyatakan:
−2 × 2𝑦 = 4𝑦
−2 × −2 = −4
Kemudian untuk memastikan pemahaman siswa terhadap aturan tanda
pada perkalian bilangan bulat, peneliti memberikan pertanyaan: “kalau
ada negatif dikali positif, hasilnya apa?”, siswa menjawab: “positif”.
Untuk mengecek kembali pemahaman Siswa 3, peneliti memberikan
pertanyaan: “kalau ada negatif dikali negatif, hasilnya apa?”, siswa
menjawab: “negatif”. Kedua jawaban lisan yang diberikan siswa
menunjukkan kurangnya pemahaman siswa terhadap operasi perkalian
bilangan bulat, menjadi penyebab siswa salah dalam menentukan hasil
perkalian bilangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
c. Kesalahan data
Berikut ini adalah jawaban Siswa 3 terkait jenis kesalahan data,
yang ditemukan dalam tes tertulis penelitian:
Soal:
5. Pak Karto mempunyai sebuah kebun sawi berbentuk persegi panjang. Diketahui
panjang kebun itu 7 meter lebih panjang dari lebar kebun. Jika keliling kebun
sawi pak Karto adalah 30 meter. Buatlah bentuk persamaan berdasarkan
keterangan di atas dan tentukan luas kebun pak Karto!
Jawaban Siswa:
Tipe Kesalahan:
Mengartikan informasi tidak sesuai dengan maksud teks yang sebenarnya.
Pada baris pertama jawaban siswa, siswa sudah tepat dalam
memasukkan rumus keliling persegi panjang. Pada baris kedua, siswa
menyatakan:
𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 = 𝑝 − 7
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 = 𝑝
Kemudian peneliti melakukan wawancara dengan Siswa 3 untuk
mengetahui langkah penyelesaian soal nomor 5. Berikut ini ditampilkan
transkripsi wawancara peneliti dengan Siswa 3 terkait penjelasan
jawaban soal nomor 5:
Peneliti : “2𝑝 ditambah 2𝑙 ini (menunjuk baris pertama), darimana?”
Siswa 3 : “Itu rumus keliling persegi panjang.”
Peneliti : “Lalu mengapa ini 2𝑝?”
Siswa 3 : “𝑝 itu masuksudnya panjang (panjang dimisalkan sebagai 𝑝), karena
ada 2-nya, jadi 2 dikali 𝑝, jadi sama saja 2𝑝.”
Peneliti : “Dan p dikurang 7, darimana?”
Siswa 3 : “Karena lebarnya-kan 7 meter lebih panjang, jadi 𝑝 dikurang 7.”
Peneliti : “Lalu 30-nya dari mana?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Siswa 3 : “Kelilingnya udah diketahui kalau 30, jadi 𝑘-nya diganti 30. Jadi 2𝑝
ditambah 2 tanda kurung 𝑝 dikurang 7 kurung tutup, sama dengan,
30.”
Dalam wawancara diperoleh bahwa siswa salah mengartikan
informasi yang diketahui pada soal. Siswa memang mengartikan
kalimat “panjang kebun itu 7 meter lebih panjang dari lebar kebun” sebagai:
𝑙 = 𝑝 − 7
Siswa kurang memahami kalimat tersebut, menjadi penyebab Siswa 3
salah dalam mengartikan informasi yang diketahui.
2. Siswa 4
Pada Tabel 4.4 diketahui bahwa Siswa 4 melakukan 4 jenis kesalahan
yaitu kesalahan dalam menggunakan teorema atau definisi, kesalahan dalam
operasi hitung, kesalahan teknis, dan kesalahan data. Tipe kesalahan dalam
menggunakan teorema atau definisi yang dilakukan Siswa 4 yaitu kesalahan
tanda dalam penggunaan aturan “pindah ruas – ganti tanda” dan kesalahan
penghapusan. Tipe kesalahan teknis yang dilakukan Siswa 4 yaitu
ketidaktelitian siswa dalam mengutip data pada soal. Kesalahan hitung yang
dilakukan siswa dapat dilihat dari kesalahan siswa dalam menggunakan
operasi perkalian dan pembagian bilangan bulat. Dan kesalahan data yang
dilakukan siswa terjadi kerena siswa menambahkan data asing yang tidak
sesuai pada penyelesaian. Berikut ini adalah kesalahan yang dilakukan
Siswa 4 berdasarkan jenis kesalahannya:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
a. Kesalahan dalam menggunakan teorema atau definisi;
Berikut ini adalah jawaban Siswa 4 terkait jenis kesalahan dalam
menggunakan teorema atau definisi, yang ditemukan dalam tes tertulis
penelitian:
Tabel 4.26. Contoh Jenis Kesalahan dalam Menggunakan Teorema atau
Definisi yang dilakukan Siswa 4
No.
Soal Soal Jawaban Siswa Tipe Kesalahan
1c Selesaikan
persamaan berikut:
6 − 1 = 11𝑥 + 9
Kesalahan tanda
dalam
penggunaan
aturan “pindah
ruas – ganti
tanda”
Kesalahan terlihat pada jawaban Siswa 4 pada baris kedua. Siswa
4 memindah suku 6 dari ruas kiri ke ruas kanan, namun tandanya tidak
diubah (tetap). Kesalahan juga terlihat pada suku −10𝑥 (pada baris
pertama), suku −10𝑥 berubah menjadi 10𝑥 (lihat jawaban siswa baris
kedua), padahal suku tersebut tidak pindah ruas (tetap di ruas kiri).
Kemudian peneliti melakukan wawancara dengan Siswa 4 untuk
mengetahui penyebab siswa melakukan kesalahan pada langkah
penyelesaian soal nomor 1c. Berikut ini ditampilkan transkripsi
wawancara peneliti dengan Siswa 4:
Siswa 4 : “Ini 10𝑥-turun karena punya variabel, terus min 11𝑥, min 11𝑥 dari ini
(menunjuk 11𝑥 pada baris pertama) yang pindah kesini (ruas kiri),
karena pindah jadi tandanya berubah jadi min. Terus sama dengan 9
ditambah 6. Dibawahnya jadi 10𝑥 dikurang 11𝑥-kan hasilnya min 1𝑥,
sama dengan, 9 ditambah 6-kan hasilnya 15, jadi min 1𝑥 sama dengan
15. Terus 𝑥 sama dengan 15 per min 1, 𝑥 sama dengan min 15.”
Peneliti : “Min 11𝑥 ini (menunjuk – 11𝑥 pada jawaban baris kedua), darimana?”
Siswa 4 : “Dari 11𝑥 ini (menunjuk 11𝑥 pada baris pertama).”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Peneliti : “Kalau tanda min ini (menunjuk tanda negatif pada −11𝑥 pada jawaban
baris kedua), darimana?”
Siswa 4 : “Kan 11𝑥 ini (baris pertama) tandanya plus, terus pindah jadi berubah
dari plus jadi min.”
Peneliti : “Kan tadi kamu bilang kalau pindah, tandanya juga berubah. Lalu
mengapa ini (menunjuk +6 pada baris kedua) tandanya positif?”
Siswa 4 : (Siswa mengoreksi kembali jawabannya)”Itu harusnya min, sih.”
Peneliti : “Mengapa itu harusnya min?”
Siswa 4 : “Karena 6-nya kan (6 pada baris pertama) positif, pindah jadinya min
6. Lalu 10𝑥 ini (pada baris kedua) juga salah, kak.”
Peneliti : “Mengapa salah?”
Siswa 4 : “10𝑥 ini-kan (baris pertama) tandanya negatif, karena gak pindah, jadi
10𝑥 ini (baris kedua) harusnya tetap min 10𝑥.”
Peneliti : “Mengapa kemarin tidak mengerjakan seperti itu?”
Siswa 4 : “Gak tau, kak.”
Berdasarkan penjelasan siswa terhadap jawaban nomor 1c,
diperoleh bahwa siswa telah memahami aturan “pindah ruas – ganti
tanda”. Penjelasan yang diberikan Siswa 4 sudah benar, bahwa alasan
tanda negatif di depan 11𝑥 (baris kedua) karena 11𝑥 (baris pertama)
dipindah dari ruas kanan ke ruas kiri, maka tanda positif di depan 11𝑥
(baris pertama) berubah tanda menjadi negatif, dan menjadi −11𝑥 pada
baris kedua. Kemudian untuk mengkroscek jawaban Siswa 4, peneliti
menanyakan alasan siswa menulis tanda positif di depan suku 6. Siswa
menanggapi pertanyaan peneliti dengan mengkoreksi kembali
pekerjaannya, dan siswa menyadari bahwa telah melakukan kesalahan.
Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa telah memahami aturan
“pindah ruas – ganti tanda”. Terbukti dengan Siswa 4 sudah tepat dalam
menentukan tanda beberapa suku yang pindah dan tidak pindah ruas.
Namun siswa kurang memperhatikan setiap tanda yang dimiliki tiap
suku, sehingga aturan ini tidak cukup baik dilakukan oleh siswa.
Kurangnya siswa dalam memperhatikan setiap tanda pada tiap suku,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
menjadi penyebab siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan
soal nomor 1c, dan soal-soal lainnya yang memiliki tipe kesalahan tanda
dalam penggunaan aturan “pindah ruas – ganti tanda”.
b. Kesalahan dalam Operasi Hitung;
Berikut ini adalah jawaban Siswa 4 terkait jenis kesalahan hitung,
yang ditemukan dalam tes tertulis penelitian:
Tabel 4.27. Jenis Kesalahan Hitung yang dilakukan Siswa 4
No.
Soal Soal Jawaban Siswa
Tipe
Kesalahan
2a Selesaikan
persamaan berikut:
10 + 2𝑦 = −2
Kesalahan
hitung
pembagian
bilangan
bulat.
2d Selesaikan
persamaan berikut:
6(4 − 𝑦) − 4= −2(2𝑦 − 2)
Kesalahan
hitung
perkalian
bilangan
bulat
Kesalahan terlihat pada jawaban Siswa 4 nomor 2a, pada baris
terakhir. Siswa menyatakan:
−12 ∶ 2 = 6
Kesalahan hitung terjadi kembali pada jawaban nomor 2d. Siswa 4
menyatakan:
−2 × 2𝑦 = 4𝑦
−2 × −2 = −4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Kesalahan-kesalahan hitung yang dilakukan siswa pada soal nomor 1c
dan 2d, memberikan dugaan bahwa siswa kurang memahami aturan
bertanda operasi perkalian dan pembagian pada himpunan bilangan
bulat.
Peneliti melakukan wawancara dengan Siswa 4 untuk mengetahui
langkah penyelesaian soal di atas, serta menjawab dugaan bahwa siswa
kurang memahami aturan bertanda operasi perkalian dan pembagian
pada himpunan bilangan bulat. Berikut ini ditampilkan transkripsi
wawancara peneliti dengan Siswa 4 terkait kesalahan hitung yang
dilakukannya pada jawaban soal nomor 2a:
Peneliti : “Kalau negatif 12 dibagi 2 hasilnya 6?”
Siswa 4 : “Iya. Harusnya sih, negatif 6.”
Peneliti : “Harusnya berapa?”
Siswa 4 : “6”
Peneliti : “6 apa negatif 6? Tadi kamu bilang 6, lalu berubah jadi negatif 6, terus
barusan kamu bilang 6, yang benar mana, dek? ”
Siswa 4 : “6”
Pada transkripsi wawancara di atas terlihat bahwa jawaban yang
diberikan siswa berubah-ubah, awalnya siswa menjawab:
−12 ∶ 2 = −6
Kemudian siswa meralat jawaban menjadi:
−12 ∶ 2 = 6
Siswa meralat jawaban kembali menjadi:
−12 ∶ 2 = 6
Untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap aturan pada perkalian
dan pembagian bilangan bulat, peneliti memberikan pertanyaan seputar
perkalian dan pembagian. Berikut ini adalah transkripsi wawancaranya:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Peneliti : “Kalau positif dikali positif hasilnya apa?”
Siswa 4 : “Positif”
Peneliti : “Kalau negatif dikali negatif, hasilnya?”
Siswa 4 : “Negatif”
Peneliti : “Kalau positif dikali negatif hasilnya?”
Siswa 4 : “Positif”
Peneliti : “Kalau negatif dikali positif, hasilnya?”
Siswa 4 : “Negatif ”
(Peneliti menuliskan jawaban siswa dalam menjawab perkalian bertanda dan
menunjukkannya kepada siswa)
Peneliti : “Apakah, sudah yakin dengan jawabanmu? Atau adakah yang mau
diganti?”
Siswa 4 : “Mungkin salah, kak. Aku gak hafal perkalian yang ada negatif-
negatifnya.”
Peneliti : “Itu-kan perkalian, kalau sekarang pembagian. Positif dibagi positif,
hasilnya apa?”
Siswa 4 : “Negatif”
Peneliti : “Kalau negatif dibagi negatif, hasilnya?”
Siswa 4 : “Positif”
Peneliti : “Kalau positif dibagi negatif, hasilnya?”
Siswa 4 : “Positif”
Peneliti : “Dan kalau ada negatif dibagi positif, hasilnya?”
Siswa 4 : “Negatif”
(Peneliti menuliskan jawaban siswa dalam menjawab pembagian bertanda dan
menunjukkannya kepada siswa)
Peneliti : “Apakah, sudah yakin? Atau ada yang mau diganti?”
Siswa 4 : “Gak tau, kak. Gak hafal”
Dalam wawancara dapat diketahui bahwa siswa kurang menguasai
aturan tanda dalam operasi perkalian dan pembagian pada himpunan
bilangan bulat. Kurangnya penguasan siswa terhadap aturan tanda
dalam operasi perkalian dan pembagian pada himpunan bilangan bulat,
dapat menjadi penyebab siswa melakukan kesalahan pada soal nomor
2a dan nomor 2d.
3. Siswa 11
Berdasarkan Tabel 4.4, dapat diketahui bahwa Siswa 11 melakukan 4
jenis kesalahan yaitu kesalahan dalam menggunakan teorema atau definisi,
kesalahan dalam operasi hitung, kesalahan data, dan kesalahan teknis. Tipe
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
kesalahan dalam menggunakan teorema atau definisi yang dilakukan oleh
Siswa 11 yaitu kesalahan tanda dalam penggunaan aturan “pindah ruas –
ganti tanda” dan kesalahan invers. Tipe kesalahan hitung yang dilakukan
Siswa 11 yaitu kesalahan penjumlahan/pengurangan, perkalian, dan
pembagian bilangan bulat. Tipe kesalahan data yang dilakukan Siswa 11
yaitu kesalahan dalam mengartikan informasi pada soal. Sedangkan tipe
kesalahan teknis yang dilakukan Siswa 11 yaitu kesalahan kelalaian. Berikut
ini adalah kesalahan yang dilakukan Siswa 11 berdasarkan jenis
kesalahannya:
a. Kesalahan dalam menggunakan teorema atau definisi;
Berikut ini adalah beberapa jawaban Siswa 11 terkait jenis
kesalahan dalam menggunakan teorema atau definisi, yang ditemukan
dalam tes tertulis penelitian:
Tabel 4.28. Contoh Jenis Kesalahan dalam Menggunakan Teorema atau
Definisi yang dilakukan Siswa 11
No.
Soal Soal Jawaban Siswa Tipe Kesalahan
1c Selesaikan
persamaan berikut:
b. 6 − 10𝑥 = 11𝑥 + 9
Kesalahan invers
2b Selesaikan
persamaan berikut:
20 − 5𝑏 − 12 = 1
Kesalahan tanda
dalam penggunaan
aturan “pindah ruas –
ganti tanda”.
Kesalahan terlihat pada jawaban Siswa 11 nomor 1c, baris
keempat. Siswa 11 kurang tepat dalam menyatakan penyelesaian
persamaan soal nomor 1c. Padahal langkah-langkah yang dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Siswa 11 pada baris kedua sampai ketiga sudah benar. Kesalahan juga
terlihat pada jawaban nomor 2b baris kedua. Siswa 11 memindah suku
20 dari ruas kiri ke ruas kanan, namun tandanya tidak diubah. Kesalahan
terjadi kembali pada suku 5𝑏 (baris pertama) yang berubah tanda pada
baris kedua, padahal suku 5𝑏 tidak pindah ruas (tetap diruas kiri).
Peneliti melakukan wawancara dengan Siswa 11 untuk
mengetahui penyebab siswa melakukan kesalahan tersebut. Berikut ini
ditampilkan transkripsi wawancaranya:
Peneliti : “Mengapa penulisan baris keempatnya begitu?”
Siswa 11 : “Iya itu dibalik dulu”
Peneliti : “Mengapa kamu membaliknya terlebih dahulu? Lalu dibaliknya
bagaimana?”
Siswa 11 : “Kalau gak dibalik bingunge (kalau tidak dibalik, saya bingung). Bentar,
kak. Coba aku lihat dulu.” (siswa oret-oret di kertas baru)
Peneliti : “Bagaimana?”
Siswa 11 : “Ini kalau dibalik, menjadi min 21𝑥 sama dengan 3. Terus aku bingung,
kak.”
Peneliti : “Mana yang bingung?”
Siswa : “Gimana, ya? Bentar, kak, Disini (menunjuk jawaban baris terakhir)
bingung.”
Peneliti : “Pada soal ini, tujuannya adalah mencari apa?”
Siswa 11 : “Mencari nilai 𝑥-nya.”
Peneliti : “Ya, betul. Jadi tujuannya adalah mencari nilai 𝑥, yaitu dengan
menyatakan persamaan nomor 1c ini menjadi bentuk 𝑥 sama dengan
titik-titik. Kalau kamu lihat pada penyelesaian nomor sebelumnya,
persamaan itu diubah menjadi bentuk 𝑥 sama dengan sesuatu per
sesuatu. Lalu pada nomor 1c ini, kamu juga perlu mengubah
persamaan menjadi bentuk 𝑥 sama dengan sesuatu per sesuatu. Dan
kamu sudah mendapatkan min 21𝑥 sama dengan 3. Dan sekarang
bentuk pembagiannya, bagaimana?
Siswa 11 : “3 per min 21.”
Peneliti : “Jadi 𝑥-nya sama dengan berapa?”
Siswa 11 : “𝑥 sama dengan 3 per min 21. Kalau dihitung pake porogapit menjadi
0,14. Terus plus kalau dibagi sama min, hasilnya min. Jadi 𝑥-nya sama
dengan min 0,14.”
Peneliti : “Ya, benar. Lalu mengapa kemarin tidak menjawab seperti ini?”
Siswa 11 : “Lupa caranya, kak.”
Berdasarkan penjelasan Siswa 11 terhadap jawaban nomor 1c,
diperoleh bahwa Siswa 11 kebingungan dalam menentukan bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
penyelesaian persamaan. Pada baris keempat, Siswa 11 kebingungan
dalam memberikan alasan mengapa menjawab demikian. Siswa 11 ragu-
ragu atas jawaban yang ditulisnya. Sehingga peneliti perlu memancing
siswa melalui pertanyaan-pertanyaan pancingan, dan memberi petunjuk
kepada siswa. Pada akhirnya Siswa 11 mengerti bagaimana bentuk
penyelesaian yang benar. Dapat disimpulkan dari wawancara, bahwa
Siswa 11 melakukan kesalahan karena siswa kebingungan dalam
menyatakan bentuk penyelesaian persamaan.
Sedangkan penyebab kesalahan Siswa 11 pada nomor 2b karena
siswa kurang memperhatikan tanda pada tiap suku. Hal tersebut dapat
diketahui dari hasil wawancara peneliti dengan Siswa 11 terkait aturan
“pindah ruas – ganti tanda” pada jawaban siswa nomor 1b. Siswa 11
melakukan kesalahan yang sama pada soal nomor 1b dan 2b.
b. Kesalahan dalam Operasi Hitung;
Berikut ini adalah beberapa jawaban Siswa 11 terkait jenis
kesalahan hitung, yang ditemukan dalam tes tertulis penelitian:
Tabel 4.29. Contoh Jenis Kesalahan Hitung yang dilakukan Siswa 11
No.
Soal Soal Jawaban Siswa Tipe Kesalahan
1a Selesaikan persamaan
berikut:
5𝑥 − 12 = −3
Kesalahan hitung
perkalian pada
bilangan bulat
3a Tentukan nilai 𝑥 pada
persamaan berikut: 1
2= 2𝑥
Kesalahan hitung
pembagian pada
bilangan pecahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Pada Tabel 4.29, terlihat bahwa siswa melakukan 2 kesalahan
hitung. Kesalahan terlihat pada jawaban Siswa 11 nomor 1a, pada baris
ketiga. Pada baris ketiga, siswa menyatakan bahwa:
−3 + 12 = −9
Kesalahan hitung juga dilakukan Siswa 11 pada nomor 3a. Pada baris
kedua, siswa menyatakan:
1
2∶ 2 = 1
Siswa 11 melakukan kesalahan dalam penggunaan operasi pembagian
pada pecahan. Kemudian peneliti melakukan wawancara dengan Siswa
11 untuk mengetahui penyebab siswa melakukan kesalahan tersebut.
Berikut ini ditampilkan transkripsi wawancara peneliti dengan Siswa
11 terkait penjelasan jawaban soal nomor 1a:
Siswa 11 : “5𝑥 dikurangi 12 sama dengan min 3 itu soalnya. Terus 5𝑥 sama
dengan −3, terus −12 kan pindah, jadinya ditambah 12. Terus
5𝑥 sama dengan −9. Terus 𝑥 -nya sama dengan min 9 per 5, 𝑥
sama dengan 1,8. Eh, itu harusnya min (sseharusnya tandanya
negatif).”
Peneliti : “Jadi itu harusnya 𝑥 sama dengan negatif 1,8?”
Siswa 11 : “Iya.”
Peneliti : “negatif 3 ditambah 12 hasilnya negatif 9 ya?”
Siswa 11 : “Iya, kayaknya (sepertinya) gitu. Eh, gak tau. Lupa.”
Peneliti : “Tapi negatif 3 ditambah 12 hasilnya memang negatif 9 ya?”
Siswa 11 : “Iya kayaknya (sepertinya).”
Dalam transkripsi wawancara di atas, diperoleh bahwa siswa
menyatakan:
−3 + 12 = −9
Namun siswa ragu-ragu dalam menjawab pertanyaan peneliti terkait
hasil penjumlahan yang dilakukannya. Hal tersebut menunjukkan
bahwa siswa belum menguasai aturan operasi hitung penjumlahan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
pengurangan pada himpunan bilangan bulat. Kurangnya pemahaman
siswa terhadap aturan penjumlahan dan pengurangan pada himpunan
bilangan bulat menjadi penyebab siswa melakukan kesalahan pada
soal nomor 1a.
Berikut ini ditampilkan transkripsi wawancara peneliti dengan Siswa
11 terkait kesalahan hitung yang dilakukukan siswa pada jawaban soal
nomor 3a:
Peneliti : “Coba kamu jelaskan kepada kakak, bagimana cara kamu
menghitung setengah per 2 sama dengan satu?”
Siswa 11 : “Jadi yang ataskan (pembilang) 1, itu tetep. Terus yang bawah
(penyebut) dibagi sama penyebut juga. Kan 2 dibagi 2 hasilnya
1. Jadinya 𝑥 sama dengan 1 per 1, sama aja sama dengan 1.”
Peneliti : “Jadi kalau pembagian pecahan, cara menyelesaikannya begitu
ya?”
Siswa 11 : “Iya kaya (seperti) gitu, kak.”
Dalam wawancara diperoleh bahwa langkah yang dilakukan
Siswa 11 dalam menghitung:
1
2∶ 2
yaitu dengan membagi pembilang dengan 2, seperti ini:
1
2∶ 2 =
1
2: 2=
1
1= 1
Siswa 11 menganggap mekanisme penyelesaian tersebut sama dengan
mekanisme penyelesaian:
1
2 × 2 = 1
Ketidaktepan Siswa 11 dalam mengunakan aturan operasi, menjadi
penyebab Siswa 11 melakukan kesalahan pada soal nomor 3a. Selain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
itu, Siswa 11 juga kurang mampu dalam memanipulasi bilangan,
Siswa 11 tidak dapat melihat 2 sebagai 2
1, sehingga:
1
2∶ 2 =
1
2∶
1
2.
c. Kesalahan data;
Berikut ini adalah jawaban Siswa 3 terkait jenis kesalahan data,
yang ditemukan dalam tes tertulis penelitian:
Soal:
2. Tiga kali sebuah bilangan ditambah 6, hasilnya adalah −30. Misalkan 𝑝 adalah
bilangan itu. Susunlah persamaan dalam 𝑝!
Jawaban Siswa:
Tipe Kesalahan:
Mengartikan informasi tidak sesuai dengan maksud teks yang sebenarnya.
Kesalahan terlihat pada jawaban Siswa 11 baris pertama. Siswa 11
kurang tepat dalam menerjemahkan kalimat yang diketahui pada soal ke
bentuk persamaan matematikanya. Urutan dan syarat yang diminta oleh
soal berbeda dengan bentuk persamaan yang dituliskan Siswa 11.
Kemudian peneliti melakukan wawancara dengan Siswa 11 untuk
mengetahui penyebab siswa melakukan kesalahan tersebut. Berikut ini
adalah transkripsi wawancaranya:
Siswa 11 : “Berarti negatif 30 kalau ditambah 6, karena di soal ditulis ditambah
6, sama dengan 3𝑝.”
Peneliti : “𝑝 ini (menunjuk variabel 𝑝 pada jawaban siswa) darimana?”
Siswa 11 : “Dari soal, kan di soal diketahui kalau bilangan itu dimisalkan 𝑝.”
Peneliti : “Lalu 3𝑝 -nya dari mana?”
Siswa 11 : “Soalnya kan ditulis 3 kali sebuah bilangan, berarti 3 dikali 𝑝.”
Peneliti : “Coba baca soalnya lagi, dek. Lalu apakah pernyataan ini (soal
nomor 4) sudah sesuai dengan jawabanmu.”
Siswa 11 : (siswa kembali membaca soal nomor 4) “Iya, begitu, kak.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Pada wawancara diperoleh bahwa Siswa 11 mengartikan bilangan
yang dijumlahkan dengan 6 adalah −30, sehingga ditulis demikian:
−30 + 6 = 3𝑝
Siswa 11 menganggap bilangan yang dicari adalah 3𝑝. Sehingga
penyebab Siswa 11 melakukan kesalahan pada soal nomor 4 karena
siswa tidak memperhatikan urutan kalimat yang merupakan syarat
persamaan. Selain itu, Siswa 11 juga kurang memahami setiap kalimat
yang tertulis pada soal nomor 4.
d. Kesalahan teknis
Berikut ini adalah jawaban Siswa 11 terkait jenis kesalahan teknis,
yang ditemukan dalam tes tertulis penelitian:
Tabel 4.30. Contoh Jenis Kesalahan Teknis yang dilakukan Siswa 11
No.
Soal Soal Jawaban Siswa
Tipe
Kesalahan
2d Selesaikan persamaan
berikut:
6(4 − 𝑦) − 4= −2(2𝑦 − 2)
Kesalahan
kelalaian.
Kesalahan terlihat pada jawaban Siswa 11 baris kedua. Siswa 11
menyatakan:
−2 × −2 = −4
Siswa 11 kurang tepat dalam menentukan hasil dari perkalian dua
bilangan negatif. Kesalahan tersebut memberi dugaaan bahwa Siswa 11
kurang memahami aturan dalam perkalian pada himpunan bilangan
bulat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Peneliti melakukan wawancara dengan Siswa 11 untuk
mengetahui langkah penyelesaian yang dilakukannya terhadap soal
nomor 2d. Berikut ini ditampilkan transkripsi wawancaranya:
Siswa 11 : “Kan kalau ada tanda kurung artinya dikalikan. Jadi 24 ini (menunjuk
24 pada baris kedua) dari 6 dikali 4, terus −6𝑦 dari 6 dikali −𝑦, 4
turun, sama dengan, min 2 dikali 2𝑦 hasilnya min 4𝑦. Terus karena ini
min, jadi min-nya turun. −2 dikali 2 hasilnya min 4. Terus −6𝑦 -nya
turun, terus −4𝑦 pindah, tanda jadi plus. Eh, salah kak. Ini salah.”
Peneliti : “Mana yang salah?”
Siswa 11 : “Ini (menunjuk −(−4) pada baris ketiga) harusnya plus 4𝑦.
Peneliti : “Mengapa tandanya berubah jadi positif?”
Siswa 11 : “Karena ini (menunjuk −(−4) pada baris kedua) tandanya min, dikali
sama tanda min di depannya, kan jadinya plus 4. Terus turun jadinya
plus 4.”
Peneliti : “Lalu mengapa kemarin kamu tidak menjawab seperti itu?”
Siswa 11 : “Yang dipindah banyak (banyak suku aljabar yang perlu dipindah ruas),
jadi aku lupa rubah tandanya.”
Dalam wawancara diperoleh bahwa Siswa 11 meralat jawaban
baris ketiga −(−4), menjadi 4. Siswa 11 menyadari sendiri kesalahan
yang dilakukan, tanpa peneliti memberikan pertanyaan pancingan atas
kesalahan yang dilakukan. Siswa 11 juga mampu memperbaiki
kesalahannya dengan benar. Dengan demikian, kesalahan yang
dilakukan Siswa 11 pada nomor 2d dikategorikan sebagai kesalahan
kelalaian. Siswa 11 menyampaikan bahwa kesalahan hitung yang
dilakukannya karena kerumitan proses penyelesaian soal.
4. Siswa 13
Pada Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa Siswa 13 melakukan 3 jenis
kesalahan yaitu kesalahan dalam menggunakan teorema atau definisi,
kesalahan dalam operasi hitung, dan kesalahan ketiadaan struktur. Tipe
kesalahan dalam menggunakan teorema atau definisi yang dilakukan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Siswa 13 yaitu kesalahan tanda dalam penggunaan aturan “pindah ruas –
ganti tanda” dan kesalahan invers. Tipe kesalahan hitung yang dilakukan
Siswa 13 yaitu kesalahan hitung pada operasi perkalian bilangan bulat.
Sedangkan kesalahan ketiadaan struktur yang dilakukan Siswa 13, terlihat
dari tidak adanya struktur jawaban yang ditulis siswa pada lembar jawab.
Berikut ini adalah kesalahan yang dilakukan Siswa 13 berdasarkan jenis
kesalahannya:
a. Kesalahan dalam menggunakan teorema atau definisi;
Berikut ini adalah beberapa jawaban Siswa 13 terkait jenis
kesalahan dalam menggunakan teorema atau definisi, yang ditemukan
dalam tes tertulis penelitian:
Tabel 4.31. Contoh Jenis Kesalahan dalam Menggunakan Teorema atau
Definisi yang dilakukan Siswa 13
No.
Soal Soal Jawaban Siswa Tipe Kesalahan
1c Selesaikan persamaan
berikut:
b. 6 − 10𝑥 = 11𝑥 + 9
Kesalahan invers
3b Tentukan nilai 𝑥 pada
persamaan berikut:
5𝑥 +2
3= −
1
6
Kesalahan tanda
dalam penggunaan
aturan “pindah ruas
– ganti tanda”
Kesalahan terlihat pada jawaban Siswa 13 nomor 1c baris keempat
dan kelima. Kesalahan yang dilakukan Siswa 13 pada nomor 1c adalah
siswa menyatakan persamaan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
−3 = 21𝑥
⇔ 𝑥 =21
−3
Siswa kurang tepat dalam menentukan invers untuk menemukan
persamaan yang ekuivelen. Siswa 13 memilih menggunakan invers dari
−3, dan tidak menggunakan invers dari 21 guna menemukan persaman
yang ekuivalen. Akibatnya Siswa 13 salah dalam menentukan
penyelesaian persamaan −3 = 21𝑥. Jenis kesalahan yang sama juga
terlihat pada jawaban Siswa 13 nomor 3b baris kedua. Pada baris kedua,
Siswa 11 kurang tepat dalam menggunakan aturan “pindah ruas – ganti
tanda”. Siswa salah dalam menentukan tanda 1
6 dan tanda
2
3 pada baris
kedua.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara kepada Siswa 13
untuk mengetahui langkah penyelesaian yang dilakukan Siswa 13
terhadap jawaban soal nomor 1c dan 3b.
Berikut ini ditampilkan transkripsi wawancara peneliti dengan Siswa
13 terkait kesalahan invers yang dilakukannya pada jawaban soal
nomor 1c:
Peneliti : “Apakah pembagiannya benar seperti itu?”
Siswa 13 : “Harusnya min 3 per 21. Gimana ya, kak? Gak tau aku kak, aku
masih bingung yang begini-begini.”
Peneliti : “Kalau yang seperti ini bingung? Kalau yang sebelumnya, kamu
sudah cukup baik (peneliti menunjuk jawaban siswa pada nomor
1a dan 1b). Coba kamu koreksi lagi jawabanmu, dan apakah ada
yang kurang tepat. Dan apakah pembagiannya betul seperti itu?
Lalu mengapa seperti itu?”
Siswa 13 : “Iya itu 𝑥 nya jadi 21 per min 3, terus 𝑥 nya sama dengan min 7,
min-nya (menujuk tanda min pada jawaban akhir nomor 1c)
karena plus dibagi min hasilnya min.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Berdasarkan transkripsi wawancara di atas, terlihat bahwa Siswa
13 ragu-ragu pada jawaban yang ditulisnya. Jawaban yang
disampaikan siswa atas pertanyaan peneliti juga berubah. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa Siswa 13 kebingungan dalam menentukan
invers guna menemukan persamaan yang ekuivalen dengan
persamaan soal 1c. Siswa 13 mengatakan: “Karena biasanya, yang
disebelah 𝑥 angkanya lebih kecil dari pada di sebelah sini (menunjuk
konstanta −3), jadi agak bingung pas angka di sebelah 𝑥-nya lebih
besar”, sebagai alasan kebingungannya menentukan bentuk invers
persamaan soal 1c. Dapat disimpulkan bahwa Siswa 13 kesulitan
dalam menentukan invers dalam menyelesaikan persamaan soal 1c,
karena Siswa 13 tidak terbiasa dengan persamaan yang nilai
koefisiennya lebih besar dari pada nilai suku tetapnya.
Berikut ini ditampilkan transkripsi wawancara peneliti dengan Siswa
13 terkait kesalahan tanda dalam penggunaan aturan pindah ruas ganti
tanda yang dilakukannya pada jawaban soal nomor 3b:
Siswa 13 : “Yang ini aku ngerjain asal kak, sebenarnya aku masih gak
ngerti. Jadi angkanya dipindah-pindah juga sama seperti yang
sebelumnya. Itu harusnya min 1 per 6 terus plus 2 per 3. Terus
5𝑥-nya turun jadi sama dengan −1 per 6 di tambah 4 per 6,
didapat dari menyamakan penyebutnya dulu terus baru di
jumlahkan pecahannya, terus didapat hasilnya 3 per 6.”
Peneliti : “Tadi kamu bilang kalau baris kedua itu min 1 per 6, padahal
yang ditulis dikertasmu adalah 1 per 6?”
Siswa 13 : “Iya itu salah kak, mungkin kemarin gak konsen nulisnya.”
Peneliti : “Kalau yang 2 per 3 pada baris kedua, positif 2 per 3
darimana?”
Siswa 13 : “Dari ini (menunjuk 2 per 3 pada soal).”
Peneliti : “Apakah 2 per 3 itu pindah ruas?”
Siswa 13 : “Iya 2 per 3 nya pindah ruas, kan tadi ada di sebelah kiri,
sekarang di sebelah kanan.”
peneliti : “Apakah kamu yakin, kalau jawabannya benar?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Siswa 13 : “Mungkin benar, kak”
Berdasarkan transkripsi wawancara di atas, dapat diketahui
bahwa Siswa 13 menyadari kesalahan tanda pada suku 1
6 baris kedua,
namun siswa tidak menyadari kesalahan tanda suku yang lain. Dapat
disimpulkan bahwa penyebab Siswa 13 melakukan kesalahan tanda
adalah siswa kurang cermat dalam memperhatikan setiap tanda pada
suku-suku yang pindah dan tidak pindah ruas.
b. Kesalahan dalam Operasi Hitung;
Berikut ini adalah jawaban Siswa 13 terkait jenis kesalahan hitung,
yang ditemukan dalam tes tertulis penelitian:
Tabel 4.32. Jenis Kesalahan Hitung yang dilakukan Siswa 13
No.
Soal Soal Jawaban Siswa
Tipe
Kesalahan
2d Selesaikan
persamaan berikut:
6(4 − 𝑦) − 4= −2(2𝑦 − 2)
Kesalahan
hitung
perkalian
pada bilangan
bulat.
Pada Tabel 4.32 terlihat kesalahan pada jawaban Siswa 13 baris
kedua. Siswa 13 menyatakan:
−2 × −2 = −4
Kesalahan tersebut memberikan dugaan bahwa siswa kurang
memahami operasi perkalian pada himpunan bilangan bulat. Kemudian
peneliti melakukan wawancara dengan Siswa 13 untuk mengetahui
penyebab siswa melakukan kesalahan di atas. Berikut ini ditampilkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
transkripsi wawancara peneliti dengan Siswa 13 terkait penjelasan
jawaban soal nomor 2d:
Peneliti : “Menurut kamu, apakah jawabanmu pada baris kedua sudah benar?”
Siswa 13 : “Gak tau.”
Peneliti : “Coba koreksi lagi!”
Siswa 13 : (siswa melihat kembali pekerjaannya) “Salah mungkin, kak”
Peneliti : “Mana yang salah, dek?”
Siswa 13 : “Gak tau.”
Peneliti : “Coba kamu perhatikan perkalian ini (menunjuk tanda kurung pada
soal), 6 dikali 4 hasilnya 24, tandanya positif karena positif dikali
positif hasilnya positif. Lalu 6 dikali negatif 𝑦 hasilnya negatif 6𝑦,
karena positif dikali negatif hasilnya negatif. Lalu sekarang untuk
yang tanda kurung di ruas kiri, ini −4𝑦 berasal darimana?”
Siswa 13 : “Min 2 dikali 2𝑦”
Peneliti : “Lalu negatif 4 ini darimana?”
Siswa 13 : “Min 2 dikali 2”
Peneliti : “2 dalam tanda kurung ini tandanya apa?”
Siswa 13 : “Min”
Peneliti : “Jadi?”
Siswa 13 : “Oh ya, ini harusnya plus 4 ya, kak? Kan ini min 2 dikali min 2
hasilnya plus 4.”
Peneliti : “Mengapa kemarin kamu tuliskan ini sebagai negatif 4?”
Siswa 13 : “Lupa, kak. Mungkin gak fokus”
Dalam transkripsi wawancara di atas, diperoleh bahwa Siswa 13
memang menyatakan:
−2 × −2 = −4
Lalu untuk memastikan pengetahuan siswa, peneliti meminta Siswa 13
mengoreksi kembali pekerjaannya. Namun Siswa 13 tetap tidak
menyadari kesalahannya dalam operasi perkalian. Kemudian peneliti
memastikan kembali melalui pertanyaan pancingan, hingga akhirnya
Siswa 13 menyadari kesalahannya, dan memperbaikinya menjadi:
−2 × −2 = 4
Hal tersebut menyatakan bahwa siswa sudah memahami operasi
perkalian pada himpunan bilangan bulat, namun siswa kurang mampu
menggunakan pemahamannya dalam menyelesaikan soal nomor 2d.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
c. Kesalahan ketiadaan struktur
Berikut ini adalah jawaban Siswa 13 terkait jenis kesalahan
ketiadaan struktur, yang ditemukan dalam tes tertulis penelitian:
Soal:
4. Pak Karto mempunyai sebuah kebun sawi berbentuk persegi panjang. Diketahui
panjang kebun itu 7 meter lebih panjang dari lebar kebun. Jika keliling kebun
sawi pak Karto adalah 30 meter. Buatlah bentuk persamaan berdasarkan
keterangan di atas dan tentukan luas kebun pak Karto!
Jawaban Siswa:
Tipe Kesalahan:
Ketiadaan struktur
Kesalahan terlihat pada jawaban Siswa 13 nomor 5. Berdasarkan
struktur jawaban yang berikan Siswa 13, peneliti tidak dapat melihat
setiap langkah yang dilakukan siswa sehingga menemukan nilai 𝑥, 𝑝,
maupun 𝑙. Secara tiba-tiba Siswa 13 menuliskan 𝑝 × 𝑙 dan diperoleh
36,75. Jawaban yang diberikan oleh Siswa 13 tidak memiliki
penjelasan.
Kemudian peneliti melakukan wawancara kepada Siswa 13 untuk
mengetahui dengan jelas bagaimana langkah penyelesaian yang
dilakukan Siswa 13 terhadap soal nomor 5. Berikut ini ditampilkan
transkripsi wawancaranya:
Siswa 13 : “Gak dong, kak, Kemarin aku tanya temen.”
Peneliti : “Tidak mengerti yang mana, dek?”
Siswa 13 : “Soalnya, terus kemarin aku liat jawabannya temanku. Aku gak
ngertinya soal-soal yang kaya gini (menunjuk soal nomor 5) dan soal
yang nomor 3.”
Peneliti : “Apakah kamu pernah latihan mengerjakan soal cerita Persamaan
Linear Satu Variabel di kelas?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Siswa 13 : “Pernah, pak guru pernah menjelasakan sih. Tapi aku gak dong.
Kelasnya ribut, kelas kami kan yang paling rebut. Aku jadi gak fokus
saat guru sedang menjelaskan”
Dalam wawancara diperoleh bahwa Siswa 13 tidak dapat
menyelesaikan soal nomor 5 dan siswa bertanya kepada temannya, lalu
menuliskan jawaban seperti demikian. Siswa 13 mengaku kesulitan
untuk menyelesaikan soal cerita, seperti soal nomor 5. Siswa 13
mengatakan bahwa dia tidak mengerti bagaimana penyelesaian soal
cerita, meskipun sudah pernah mencoba berlatih dengan latihan soal dan
mendengarkan penjelasan guru. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
penyebab Siswa 13 melakukan kesalahan pada soal nomor 5 dan jenis
kesalahan ketiadaan struktur adalah siswa kesulitan dalam menemukan
atau menentukan algoritma penyelesaian masalah PLSV pada bentuk
soal cerita. Serta hambatan-hambatan lain, seperti suasana kelas yang
ribut, sehingga menyulitkan Siswa 13 dalam mempelajari materi ini.
5. Siswa 15
Pada Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa Siswa 15 melakukan 3 jenis
kesalahan yaitu kesalahan dalam menggunakan teorema atau definisi,
kesalahan dalam operasi hitung, dan kesalahan ketiadaan struktur. Tipe
kesalahan dalam menggunakan teorema atau definisi yang dilakukan oleh
Siswa 15 yaitu kesalahan tanda dalam penggunaan aturan “pindah ruas –
ganti tanda” dan kesalahan penghapusan. Tipe kesalahan hitung yang
dilakukan Siswa 15 yaitu kesalahan hitung pada operasi perkalian dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
pembagian bilangan bulat. Sedangkan kesalahan ketiadaan struktur yang
dilakukan Siswa 15, terlihat dari tidak adanya struktur jawaban yang ditulis
siswa pada lembar jawab. Berikut ini adalah kesalahan yang dilakukan
Siswa 15 berdasarkan jenis kesalahannya:
a. Kesalahan dalam menggunakan teorema atau definisi;
Berikut ini adalah beberapa jawaban Siswa 15 terkait jenis
kesalahan dalam menggunakan teorema atau definisi, yang ditemukan
dalam tes tertulis penelitian:
Tabel 4.33. Contoh Jenis Kesalahan dalam Menggunakan Teorema atau
Definisi yang dilakukan Siswa 15
No.
Soal Soal Jawaban Siswa Tipe Kesalahan
1c Selesaikan persamaan
berikut:
6 − 10𝑥 = 11𝑥 + 9
Kesalahan tanda
dalam penggunaan
aturan “pindah
ruas – ganti tanda”
3a Tentukan nilai 𝑥 pada
persamaan berikut: 1
2= 2𝑥
Kesalahan
Penghapusan
Kesalahan terlihat pada jawaban Siswa 15 nomor 1c baris kedua.
Siswa 15 salah dalam menentukan tanda −10𝑥 pada baris kedua, padahal
Siswa 15 sudah benar dalam menentukan tanda pada tiga suku lainnya
di soal nomor 1c. Kesalahan yang sama dilakukan kembali oleh Siswa
15 dalam menyelesaikan persamaaan soal nomor 3a, pada baris kedua.
Pada jawaban Siswa 15 nomor 3a, terlihat bahwa siswa mengalikan suku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
1
2 dengan 2𝑥 secara langsung, tanpa mengisolasi variabel terlebih
dahulu. Terlihat juga bahwa Siswa 15 tidak memperhatikan bahwa:
1
2= 2𝑥
adalah suatu bentuk persamaan.
Peneliti melakukan wawancara dengan Siswa 15 untuk
mengetahui langkah penyelesaian yang dilakukan Siswa 15 terhadap
jawaban 1c dan 3a.
Berikut ini ditampilkan transkripsi wawancara peneliti dengan Siswa
15 terkait kesalahan tanda dalam penggunaan aturan pindah ruas ganti
tanda, yang dilakukannya pada jawaban soal nomor 1c:
Siswa 15 : “Sama kaya (seperti) nomor 1a dan 1b, yang ada 𝑥-nya dijiadiin
satu ruas, yang gak punya 𝑥 juga dijadiin satu ruas (menunjuk
jawaban nomor 1c pada baris kedua). 6 dikurang 9 hasilnya min
3, sama dengan, 21𝑥, dari 11𝑥 ditambah 10𝑥. 𝑥 sama dengan 21
per min 3, 𝑥 sama dengan min 7.”
Peneliti : “𝑦 ini (menunjuk jawaban siswa baris pertama), darimana?”
Siswa 15 : “Oh itu salah tulis, kak. Itu maksudnya 9. Tapi kurang nulisnya”
Peneliti : “Kalau yang ini (menunjuk −9 pada jawaban siswa baris kedua),
tanda negatifnya darimana ya?”
Siswa 15 : “Karena ini (menunjuk tanda negatif pada baris pertama tepat
dibelakang suku pertama).”
Peneliti : “Kalau tanda positif ini (menunjuk tanda positif pada baris kedua),
darimana?”
Siswa 15 : “Dari ini (menunjuk tanda positif pada baris pertama tepat
dibelakang suku ketiga).”
Peneliti : “Jadi tanda negatif dan tanda positif pada baris kedua ini berasal
dari tanda pada baris pertama?”
Siswa 15 : “Iya kak.”
Pada transkripsi wawancara di atas, terlihat bahwa Siswa 15
telah memahami bahwa suku-suku yang sejenis perlu dikumpulkan
dalam satu ruas, namun siswa salah dalam memahami aturan tanda
dalam aturan “pindah ruas – ganti tanda”. Menurut Siswa 15, tanda
pada baris kedua berasal dari tanda yang letaknya tepat di atas suku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
yang telah dipindah. Jadi setiap suku yang dipindah ruas, maka tanda
suku tersebut mengikuti tanda yang letaknya ada di atas suku tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa Siswa 15 tidak memahami aturan
perubahan tanda dalam aturan “pindah ruas – ganti tanda”.
Pemahaman yang kurang tepat yang dimiliki Siswa 15 dalam aturan
tanda menjadi penyebab siswa melakukan kesalahan pada soal nomor
1c. Penyebab kesalahan pada soal nomor 1c dapat menjadi gambaran
penyebab siswa melakukan kesalahan pada soal lain dengan tipe
kesalahan tanda pada penggunaan aturan pindah ruas ganti tanda.
Berikut ini ditampilkan transkripsi wawancara peneliti dengan Siswa
15 terkait kesalahan penghapusan, yang dilakukannya pada jawaban
soal nomor 3a:
Siswa 15 : “Itu cuma aku kalikan aja, 1 per 2 dikali 2𝑥. Jadi 2𝑥 dibagi 2 kan
hasilnya 1𝑥, terus 1 dikali 1𝑥 hasilnya 1𝑥. Udah begitu.”
Peneliti : “Perintah nomor 3 kan mencari nilai 𝑥. Lalu pada jawabanmu ini,
nilai x-nya berapa?”
Siswa 15 : “𝑥 satu.”
Peneliti : “Menurut kamu, soal nomor 3a ini susah ga?”
Siswa 15 : “Susah, karena aku masih gak ngerti.”
Peneliti : “Di kelas atau di rumah pernah latihan soal-soal Persamaan Linear
Satu Variabel bentuk pecahan?”
Siswa 15 : “Di kelas pernah, tapi di rumah gak pernah.”
Peneliti : “Waktu belajar di kelas, bisa mengerjakan?”
Siswa 15 : “Gak bisa, gak dong (tidak mengerti) waktu pak guru jelasin.”
Peneliti : “Gak dong-nya dimana?”
Siswa 15 : “Gak tau, kak.”
Pada transkripsi wawancara di atas, terlihat bahwa pemahaman
yang dimiliki Siswa 15 dalam menyelesaikan soal nomor 3a, seperti
demikian: 1
2= 2𝑥
=1
2× 2𝑥 =
1
2× 2𝑥 =
1
1× 1𝑥 = 1 × 1𝑥 = 1𝑥
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Berdasarkan langkah di atas terlihat bahwa Siswa 15 tidak
memandang 1
2= 2𝑥 adalah suatu persamaan dan tidak memperhatikan
“variabel adalah sesuatu nilai yang perlu dicari”. Siswa 15 juga kurang
mampu melihat bentuk invers dalam menyelesaikan persamaan di
atas. Dapat disimpulkan bahwa Siswa 15 tidak memandang bahwa
suku-suku yang dioperasikan terletak pada suatu persamaan. Sehingga
secara langsung siswa menggunakan operasi perkalian pada dua suku
yang tidak sejenis tanpa mengisolasi variabel terlebih dahulu. Selain
itu, kurangnya Siswa 15 berlatih untuk menyelesaikan PLSV bentuk
pecahan, juga dapat menjadi penyebab kurangnya keterampilan Siswa
15 dalam menyelesaikan soal 3b.
b. Kesalahan ketiadaan struktur
Berikut ini adalah beberapa jawaban Siswa 15 terkait jenis
kesalahan ketiadaan struktur, yang ditemukan dalam tes tertulis
penelitian:
Soal:
3. Pak Karto mempunyai sebuah kebun sawi berbentuk persegi panjang. Diketahui
panjang kebun itu 7 meter lebih panjang dari lebar kebun. Jika keliling kebun
sawi pak Karto adalah 30 meter. Buatlah bentuk persamaan berdasarkan
keterangan di atas dan tentukan luas kebun pak Karto!
Jawaban Siswa:
Tipe Kesalahan:
Ketiadaan struktur
Kesalahan terlihat pada jawaban Siswa 15 nomor 5. Berdasarkan
struktur jawaban yang diberikan Siswa 15, peneliti tidak dapat melihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
setiap langkah yang siswa lakukan dalam menemukan nilai 𝑥, 𝑝,
maupun 𝑙. Siswa 15 menuliskan 𝑝 × 𝑙 dan diperoleh 36,75 m2. Jawaban
yang diberikan oleh Siswa 15 tidak memiliki penjelasan.
Peneliti melakukan wawancara dengan Siswa 15 untuk
mengetahui langkah penyelesaian yang dilakukan Siswa 15 pada soal
nomor 5. Berikut ini transkripsi wawancaranya:
Siswa 15 : “Bagaimana, ya? Kayaknya (sepertinya) kemarin tanya temen.”
Peneliti : “Lalu 𝑥 sama dengan 3,5, darimana ya?”
Siswa 15 : “Itu tanya temen juga.”
Peneliti : “Kalau 𝑝 sama dengan 10,5, darimana?”
Siswa 15 : “Kan udah diketahui kalau panjangnya 7 meter lebih panjang dari
lebar kebun. Terus 𝑥-nya itu sama aja dengan lebar kebun. Jadi
panjangnya sama dengan 7 ditambah lebar, sama aja 7 ditambah
3,5. Jadi panjangnya 10,5.”
Peneliti : “Lalu luas kebun?”
Siswa 15 : “Bentuknya kebun kan persegi panjang, luas persegi panjang itu
panjang kali lebar. Jadi luas kebun sama dengan 10,5 dikali 3,5,
hasilnya 36,75 meter kuadrat.”
Peneliti : “Coba kamu baca lagi soal nomor 5, dari soal nomor 5, yang ditanya
apa?”
Siswa 15 : “Buatlah bentuk persamaan dan mencari luas kebun.”
Peneliti : “Jadi bentuk persamaannya, apa?”
Siswa 15 : “Gak ngerti, kak.”
Dalam wawancara diperoleh bahwa Siswa 15 tidak dapat
menyelesaikan soal nomor 5 dan siswa memutuskan untuk bertanya
kepada temannya, lalu menuliskan:
𝑥 = 3,5
Kemudian siswa menyatakan 𝑥 = 𝑙, maka:
𝑙 = 3,5
Untuk panjang kebun, karena diketahui bahwa panjang kebun tujuh
meter lebih dari lebar kebun, maka Siswa 15 menyatakan:
𝑝 = 7 + 3,5 = 10,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Dalam wawancara diketahui juga bahwa Siswa 15 tidak mampu
menunjukkan bentuk persamaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Siswa 15 melakukan kesalahan pada soal nomor 5 karena siswa
kesulitan dalam menentukan persamaan. Padahal mendapatkan bentuk
persamaan atas hal-hal yang diketahui dari soal adalah langkah awal
untuk menemukan nilai yang ingin dicari. Siswa kurang mampu
menemukan algoritma penyelesaian soal cerita.
6. Siswa 25
Pada Tabel 4.4 diketahui bahwa Siswa 25 melakukan 3 jenis kesalahan
yaitu kesalahan dalam menggunakan teorema atau definisi, kesalahan data,
dan kesalahan teknis. Kesalahan dalam menggunakan teorema atau definisi
yang dilakukan oleh Siswa 25 dapat dilihat dari aturan-aturan yang
disalahgunakan dalam menentukan bentuk invers. Kesalahan data yang
dilakukan Siswa 25 dapat dilihat dari kesalahan siswa dalam mengartikan
informasi pada soal. Kesalahan teknis yang dilakukan Siswa 25 dapat dilihat
dari kelalaian siswa dalam menulis jawaban. Berikut ini adalah kesalahan
yang dilakukan Siswa 25 berdasarkan jenis kesalahannya:
a. Kesalahan dalam menggunakan teorema atau definisi;
Berikut ini adalah beberapa jawaban Siswa 25 terkait jenis
kesalahan dalam menggunakan teorema atau definisi, yang ditemukan
dalam tes tertulis penelitian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Tabel 4.34. Contoh Jenis Kesalahan dalam Menggunakan Teorema atau
Definisi yang dilakukan Siswa 25
No.
Soal Soal Jawaban Siswa Tipe Kesalahan
1c Selesaikan
persamaan berikut:
6 − 10𝑥 = 11𝑥 + 9
Kesalahan invers
3a Tentukan nilai 𝑥
pada persamaan
berikut: 1
2= 2𝑥
Kesalahan terlihat pada jawaban Siswa 25 nomor 1c baris
keempat. Siswa 25 menyatakan persamaan:
−21𝑥 = 3
⇔ 𝑥 =−21
3
Siswa 25 kurang tepat dalam menentukan invers untuk menemukan
persamaan yang ekuivalen. Siswa 25 memilih menggunakan invers dari
3, dan tidak menggunakan invers dari −21. Akibatnya siswa salah
dalam menentukan penyelesaian persamaan tersebut. Tipe kesalahan
yang sama dilakukan oleh Siswa 25 pada soal nomor 3a. Siswa 25
menyatakan persamaan:
1
2= 2𝑥
⇔ 𝑥 =1
2× 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Peneliti melakukan wawancara dengan Siswa 25 untuk
mengetahui langkah penyelesaian yang dilakukan siswa pada soal
nomor 1c. Berikut ini transkripsi wawancaranya:
Peneliti : “Kalau bentuk pembagian ini (𝑥 sama dengan min 21 per 3),
mengapa bentuknya seperti ini?”
Siswa 25 : “Karenakan 21 bisa dibagi 3, jadi 𝑥 sama dengan 7”
Peneliti : “Coba kamu ingat-ingat lagi bagaimana bentuk pembagiannya, lalu
apakah jawabanmu sudah benar?”
Siswa 25 : “Harusnya 𝑥 sama dengan 3 per min 21 ya, kak? ”
Peneliti : “Mengapa seperti itu?”
Siswa 25 : “kan sebelum-sebelumnya kalau mau tulis per (bentuk pembagian)
yang disebelah 𝑥-nya (suku yang mengandung 𝑥) ada di bawah
(menjadi bilangan pembagi).”
Peneliti : “Mengapa kemarin tidak menjawab seperti itu?”
Siswa 25 : “Kemarin itu agak bingung sih, kak.”
Dalam wawancara, siswa mengaku kebingungan dalam
menentukan invers persamaan nomor 1c. Siswa 25 menyadari kesalahan
yang dilakukannya dan mampu meralat jawaban dengan benar, bahwa:
−21𝑥 = 3
⇔ 𝑥 =3
−21
Dapat disimpulkan bahwa penyebab Siswa 25 salah dalam menentukan
invers pada persamaan adalah kurangnya siswa memperhatikan definisi,
bahwa: “Jika diketahui Persamaan Linear Satu Variabel 𝑎𝑥 = 𝑏, maka
persamaan tersebut memiliki penyelesaian 𝑥 =𝑏
𝑎”, pada setiap
penyelesaian soal PLSV.
b. Kesalahan data;
Berikut ini adalah jawaban Siswa 25 terkait jenis kesalahan data,
yang ditemukan dalam tes tertulis penelitian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Soal:
5. Pak Karto mempunyai sebuah kebun sawi berbentuk persegi panjang. Diketahui
panjang kebun itu 7 meter lebih panjang dari lebar kebun. Jika keliling kebun
sawi pak Karto adalah 30 meter. Buatlah bentuk persamaan berdasarkan
keterangan di atas dan tentukan luas kebun pak Karto!
Jawaban Siswa:
Tipe Kesalahan:
Mengartikan informasi tidak sesuai dengan maksud teks yang sebenarnya.
Kesalahan terlihat pada jawaban Siswa 25 baris kedua. Pada baris
pertama, siswa sudah tepat dalam menyatakan rumus keliling persegi
panjang. Pada baris kedua, Siswa 25 menuliskan 7 sebagai wakil dari
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 (𝑝), dan 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 dinyatakan dalam 𝑙. Siswa 25 mengartikan
informasi bahwa “diketahui panjang kebun itu 7 meter lebih panjang
dari lebar kebun”, sebagai:
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑛 = 7
Kemudian peneliti melakukan wawancara dengan Siswa 25 untuk
mengetahui penyebab siswa melakukan kesalahan pada langkah
penyelesaian soal nomor 5. Berikut ini transkripsi wawancaranya:
Peneliti : “Yang diketahui pada soal apa saja?”
Siswa 25 : “Diketahuinya bentuk kebunnya persegi panjang (siswa
menggambar persegi panjang), panjangnya 7 meter (siswa menulis
𝑝 = 7), lebarnya lebih panjang dari ukuran lebar.”
Peneliti : “Selanjutnya apa?”
Siswa 25 : “Aduh. Gak bisa.”
Peneliti : “Ya, sudah. Kalau yang kemarin kamu kerjakan, bagaimana? Ini
(menunjukan jawaban siswa) ada 𝑘 sama dengan 𝑝 ditambah 𝑙 ditambah 𝑝 ditambah lagi 𝑙. Maksud ini, apa?”
Siswa 25 : “Itu-kan rumus keliling persegi panjang.”
Peneliti : “Lalu tulisan dibawahnya?”
Siswa 25 : “Aku tulis (maksudnya substitusi) 𝑘 nya itu 30, terus 𝑝-nya 7, terus
𝑙-nya tetap 𝑙. Jadi 30 sama dengan 7 ditambah 𝑙 ditambah 7
ditambah 𝑙. Terus dibawahnya lagi, asal aja kak.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Peneliti : “Ya, sudah. Tapi soal nomor 5 ini, menurut kamu sulit tidak?”
Siswa 25 : “Sulit”
Peneliti : “Mengapa sulit?”
Siswa 25 : “Bingung kalau soal cerita.”
Peneliti : “Pernah latihan menyelesaikan soal PLSV yang bentuknya soal
cerita? Atau mungkin, dikelas pernah diajarkan?”
Siswa 25 : “Pernah, tapi gak mengerti.”
Peneliti : “Mengapa kamu tidak mengerti?”
Siswa 25 : “Di kelas terlalu ribut. Kelas kami-kan yang yang paling rebut. Jadi
gak bisa konsen. Terus jadi tidak terdengar suaranya pak guru.”
Berdasarkan penjelasan Siswa 25 pada jawaban nomor 5,
diperoleh bahwa siswa kebingungan dalam mengartikan informasi pada
soal. Siswa 25 kurang mampu memahami kalimat pada soal, menjadi
penyebab siswa salah dalam mengartikan informasi yang diketahui.
Selain itu, Siswa 25 juga kurang mengerti dengan algoritma
penyelesaian masalah PLSV berbentuk soal cerita. Siswa 25 mengaku
kurang memahami penjelasan guru di kelas, dan suasana di kelas yang
ribut saat materi ini diajarkan, membuat siswa tidak belajar dengan baik.
c. Kesalahan Teknis;
Berikut ini adalah jawaban Siswa 25 dalam menyelesaikan soal
terkait jenis kesalahan teknis yang ditemukan dalam tes tertulis
penelitian:
Tabel 4.35. Jenis Kesalahan Teknis yang dilakukan Siswa 25
No.
Soal Soal Jawaban Siswa
Tipe
Kesalahan
2d Selesaikan persamaan
berikut:
6(4 − 𝑦) − 4= −2(2𝑦 − 2)
Kesalahan
kelalaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Kesalahan terlihat pada jawaban Siswa 25 baris kedua. Siswa 25
hampir tepat dalam mengalikan pengali dengan suku-suku yang terletak
di dalam tanda kurung, namun Siswa 25 menyatakan:
−2 × −2 = −4
Kesalahan di atas memberikan dugaan bahwa siswa kurang
memahami aturan perkalian bilangan bulat. Peneliti melakukan
wawancara dengan Siswa 25 untuk mengetahui penyebab siswa
melakukan kesalahan di atas. Berikut ini transkripsi wawancaranya:
Peneliti : “Kalau ada negatif 1 dikali 3, hasilnya berapa?”
Siswa 25 : “3”
Peneliti : “Lalu 3 dikali min 2, hasilnya berapa?”
Siswa 25 : “6”
Peneliti : “Kalau 4 dikali 2, hasilnya?”
Siswa 25 : “8”
Peneliti : “Kalau negatif 2 dikali negatif 1, hasilnya berapa?”
Siswa 25 : ”2”
Peneliti : “Sudah betul? Menurut kamu, bagitu?”
Siswa 25 : “Belum sih”
Peneliti : “Apa yang belum?”
Siswa 25 : “Ini (menunjuk 3 pada oret-oretan negatif 1 dikali 5 sama dengan 3)
harusnyan min.”
Peneliti : “jadi min 3?”
Siswa 25 : “Iya harusnya min 3. Ini juga harusnya min 6 (menunjuk 6 pada oret-
oretan 3 dikali negatif 2 sama dengan 6).”
Peneliti : “Lalu yang lain?”
Siswa 25 : “Sudah benar.”
Peneliti : “Lalu coba koreksi jawabanmu pada baris kedua.”
Siswa 25 : “Oh, ya. Ini (menunjuk negatif 4 di ruas kanan pada baris kedua)
harusnya plus 4, bukan min 4.”
Peneliti : “Mengapa itu menjadi plus?”
Siswa 25 : “Karena min 2 dikali min 2, min dikali min hasilnya plus, jadi plus 4.”
Peneliti : “Mengapa kemarin min 2 dikali min 2 hasilnya min 4?”
Siswa 25 : “Mungkin gak teliti, kak.”
Dalam wawancara diperoleh bahwa Siswa 25 tidak ada kesulitan
dalam menentukan tanda pada operasi perkalian bilangan bulat.
Awalnya siswa salah dalam menjawab hasil perkaliannya, namun Siswa
25 menyadari kesalahannya dan mampu meralat jawabannya dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
benar. Sehingga disimpulkan bahwa Siswa 25 cukup memahami aturan
tanda pada perkalian himpunan bilangan bulat dan penyebab kesalahan
yang dilakukannya adalah kurang telitinya siswa atas jawaban yang
diberikannya. Berdasarkan penyebab kesalahannya, maka kesalahan
Siswa 25 pada nomor 2d dikategorikan sebagai kesalahan teknis dengan
tipe kesalahan kelalaian.
7. Siswa 30
Pada Tabel 4.4 diketahui bahwa Siswa 30 melakukan 4 jenis kesalahan
yaitu kesalahan dalam menggunakan teorema atau definisi, kesalahan dalam
operasi hitung, kesalahan teknis, dan kesalahan data. Kesalahan dalam
menggunakan teorema atau definisi yang dilakukan Siswa 30, terlihat dari
aturan “pindah ruas – ganti tanda” yang disalahgunakan. Kesalahan hitung
yang dilakukan Siswa 30 adalah kesalahan dalam menggunakan operasi
penjumlahan/pengurangan pada himpunan bilangan bulat. Kesalahan teknis
yang dilakukan Siswa 30 adalah ketidaktelitian siswa dalam menyelesaikan
persamaan. Kesalahan data yang dilakukan karena menambah data asing
yang tidak diperlukan pada penyelesaian. Berikut ini adalah kesalahan yang
dilakukan Siswa 30 berdasarkan jenis kesalahannya:
a. Kesalahan dalam menggunakan teorema atau definisi;
Berikut ini adalah salah satu jawaban Siswa 30 terkait jenis
kesalahan dalam menggunakan teorema atau definisi, yang ditemukan
dalam tes tertulis penelitian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Tabel 4.36. Contoh Jenis Kesalahan dalam Menggunakan Teorema atau
Definisi yang dilakukan Siswa 30
No.
Soal Soal Jawaban Siswa Tipe Kesalahan
2b Selesaikan persamaan
berikut:
i. 20 − 5𝑏 − 12 = 1
Kesalahan tanda
dalam
penggunaan
aturan “pindah
ruas – ganti
tanda”
Kesalahan terlihat pada jawaban Siswa 30 pada baris kedua. Siswa
30 melakukan perubahan tanda pada suku 5𝑏, padahal suku 5𝑏 tidak
pindah ruas. Peneliti melakukan wawancara kepada Siswa 30 untuk
mengetahui penyebab siswa melakukan kesalahan pada jawaban soal
nomor 2b. Berikut ini transkripsi wawancaranya:
Siswa 30 : “20 dikurang 5𝑏 dikurang 12 sama dengan 1. 20 plus (positif 20 pada
ruas kiri baris pertama) pindah ke sini (ruas kanan). Jadinya min 20.
12-nya juga ini min (negatif 12 pada ruas kiri baris pertama) pindah ke
sini (ruas kiri.) Jadi plus 12. 5𝑏-nya turun sama dengan 1 dikurang 20
ditambah 7 hasilnya min 7. Jadi 𝑏 sama dengan min 7 𝑝𝑒𝑟 5 sama
dengan min satu 2 𝑝𝑒𝑟 5.”
Peneliti : “Kalau 5𝑏 yang ini (menunjuk 5𝑏 pada baris kedua), darimana?”
Siswa 30 : “Dari sini (menunjuk 5𝑏 pada soal).”
Peneliti : “Tadi kata kamu, negatif 20 ini (menunjuk −20 pada jawaban baris
kedua) dari 20 yang pindah ke ruas kanan, jadi tandanya berubah
menjadi negatif. Dan positif 12 (menunjuk + 12 pada jawaban baris
kedua) dari negatif 12 yang pindah ke ruas kanan sehingga menjadi
positif. Lalu kalau 5𝑏 ini (menunjuk 5𝑏 pada jawaban baris pertama),
pindah juga tidak? ”
Siswa 30 : “Tidak pindah.”
Peneliti : “Kalau tidak pindah, tandanya tetap atau berubah?”
Siswa 30 : “Tetap”
Peneliti : “5𝑏 ini (menunjuk soal) tandanya apa?”
Siswa 30 : “Min.”
Peneliti : “Lalu 5𝑏 ini (menunjuk 5𝑏 pada jawaban siswa baris kedua), tandanya
apa?”
Siswa 30 : “Harusnya tandanya min juga.”
Peneliti : “Mengapa kamu tulis tandanya positif?”
Siswa 30 : “Gak lihat tanda di depannya mungkin, kak”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Berdasarkan penjelasan Siswa 30 terhadap jawaban nomor 2b,
diperoleh bahwa siswa telah memahami aturan “pindah ruas – ganti
tanda”. Alasan yang diberikan Siswa 30 sudah benar, bahwa tanda
berubah karena suku-suku tersebut pindah ruas. Namun siswa
melupakan suku yang tidak pindah ruas. Siswa mengatakan bahwa tidak
memperhatikan tanda negatif di depan suku 5𝑏. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa sebenarnya Siswa 30 telah memahami aturan
“pindah ruas – ganti tanda”, tetapi Siswa 30 kurang memperhatikan
setiap suku pada persamaan. Siswa kurang memperhatikan setiap tanda
yang dimiliki tiap suku, dapat menjadi penyebab siswa melakukan
kesalahan pindah ruas - ganti tanda, meskipun pada dasarnya siswa
tersebut telah memahami aturan ini dengan baik.
b. Kesalahan dalam Operasi Hitung;
Berikut ini adalah jawaban Siswa 30 terkait jenis kesalahan hitung,
yang ditemukan dalam tes tertulis penelitian:
Tabel 4.37. Jenis Kesalahan Hitung yang dilakukan Siswa 30
No.
Soal Soal Jawaban Siswa Tipe Kesalahan
1b Selesaikan
persamaan
berikut:
g. 13𝑦 − 12 = 𝑦
Kesalahan hitung
penjumlahan/peng
urangan pada
bilangan bulat
Kesalahan terlihat pada jawaban Siswa 30 baris ketiga. Siswa 30
menyatakan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
𝑦 − 13𝑦 = 12𝑦
Kesalahan di atas memberi dugaan bahwa Siswa 30 kurang memahami
aturan operasi pengurangan pada himpunan bilangan bulat. Peneliti
melakukan wawancara dengan Siswa 30 untuk mengetahui penyebab
siswa melakukan kesalahan di atas. Berikut ini transkripsi
wawancaranya:
Peneliti : “12𝑦 ini (menunjuk 12𝑦 pada jawaban baris ketiga), darimana?”
Siswa 30 : “Dari 𝑦 dikurang 13𝑦.”
Peneliti : “Coba jelaskan bagaimana caramu menghitung 𝑦 dikurang 13𝑦,
sehingga mendapat 12𝑦?”
Siswa 30 : “13 dikurang 1 hasilnya 12, terus 𝑦-nya turun satu, jadi 12𝑦.”
Peneliti : “Kalau ada negatif 2 ditambah 3 sama dengan berapa?”
Siswa 30 : “1”
Peneliti : “Tandanya apa?”
Siswa 30 : “Positif.”
Peneliti : “Bagaimana caramu menghitunya hingga kamu dapat negatif 3
ditambah 3 sama dengan 1?”
Siswa 30 : “2 sama 3 kan lebih besar 3, jadi hasilnya nanti positif. Lalu 3 dikurang
2 sama dengan 1. Jadi min 2 ditambah 3 sama dengan 1.”
Peneliti : “Kalau 4 dikurang 10 sama dengan?”
Siswa 30 : “Min 6.”
Peneliti : “13 dikurang 15 sama dengan?”
Siswa 30 : “Min 12.”
Peneliti : “1 dikurang 13 hasilnya?”
Siswa 30 : “Min 12.”
Peneliti : “Sekarang kalau 𝑦 dikurang 13𝑦 hasilnya?”
Siswa 30 : “Eh, harusnya min 12𝑦.”
Peneliti : “Jadi y dikurang 13𝑦 hasilnya berapa, dek?”
Siswa 30 : “Min 12𝑦.”
Peneliti : “Mengapa kemarin kamu jawab 12𝑦?”
Siswa 30 : “Mungkin gak teliti, kak.”
Berdasarkan penjelasan Siswa 30 terhadap jawaban nomor 1b,
dapat disimpulkan bahwa siswa belum benar-benar memahami aturan
operasi pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat
positif. Jawaban Siswa 30 yang berubah ubah atas pertanyaan yang
diajukan oleh peneliti. Kesalahan siswa pada nomor 2b terjadi karena
langkah-langkah penghitungan yang dilakukan Siswa 30. Siswa 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
memperoleh 12𝑦 dari langkah mengurangkan 13 dengan 1 terlebih
dahulu
c. Kesalahan teknis
Berikut ini adalah salah satu jawaban Siswa 30 terkait jenis
kesalahan teknis, yang ditemukan dalam tes tertulis penelitian:
Tabel 4.38. Contoh Jenis Kesalahan Teknis yang dilakukan Siswa 30
No.
Soal Soal Jawaban Siswa
Tipe
Kesalahan
2d Selesaikan
persamaan berikut:
6(4 − 𝑦) − 4= −2(2𝑦 − 2)
Kesalahan
kelalaian
Kesalahan terlihat pada jawaban Siswa 30 pada baris kedua. Siswa
30 menyatakan:
6(4 − 𝑦) − 4 = 24 − 6𝑦 − 24
Dapat terlihat bahwa Siswa 30 kurang tepat dalam menggunakan aturan
distributif. Siswa 30 mengalikan suatu pengali dengan suku yang
terletak diluar tanda kurung. Kesalahan tersebut memberi dugaaan
bahwa Siswa 30 tidak memahami aturan distributif dengan baik,
sehingga mengakibatkan kesalahan pada penyelesaian soal nomor 2d.
Peneliti melakukan wawancara dengan Siswa 30 untuk mengetahui
penyebab siswa melakukan kesalahan pada jawaban soal nomor 2d.
Berikut ini ditampilkan transkripsi wawancaranya:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Siswa 30 : “Ini (menunjuk baris pertama)-kan soalnya. Terus 6 𝑑𝑖𝑘𝑎𝑙𝑖 4, terus
min 6 dikali 𝑦 itu 6𝑦, terus dikurang 4. Ini (menunjuk −24 pada
jawaban baris kedua) harusnya bukan min 24, tapi min 4, kak.
Peneliti : “Mengapa itu harusnya 𝑚𝑖𝑛 4?”
Siswa 30 : “Kan 𝑚𝑖𝑛 4 ini (menunjuk −4 pada jawaban baris pertama) gak
ikut dikali 6. Yang dikali sama 6, cuma yang ada di dalam tanda
kurung.”
Peneliti : “Jadi menurut kamu, negatif 24 itu salah?”
Siswa 30 : “Iya, itu salah, kak. Harusnya itu min 4.”
Peneliti : “Jadi 𝑚𝑖𝑛 24 itu darimana?”
Siswa 30 : “Kalau kemarin min 24-nya dari 6 dikali min 4. Aku pikir itu
(menunjuk −4) masih di dalem tanda kurung.”
Peneliti : “Lalu mengapa kemarin kamu tulis itu negatif 24?”
Siswa 30 : “Gak lihat tanda kurungnya, kak. Aku pikir kurung tutupnya sampai
di sama dengan ini.”
Dalam wawancara diperoleh bahwa Siswa 30 menyadari
kesalahan yang dilakukannya, tanpa peneliti memberi pertanyaan
pancingan. Siswa 30 juga mampu meralat jawabannya dengan benar,
serta memberi penjelasan atas perubahan jawaban tersebut dengan tepat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Siswa 30 melakukan kesalahan pada
jawaban soal nomor 2d karena kelalaian siswa saat mengalikan pengali
dengan bilangan-bilangan dalam tanda kurung, bukan karena siswa
tidak memahami aturan distributif perkalian. Siswa 30 kurang teliti
terhadap langkah penyelesaian soal nomor 2d.
d. Kesalahan data;
Berikut ini adalah jawaban Siswa 30 terkait jenis kesalahan data,
yang ditemukan dalam tes tertulis penelitian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Soal:
4. Pak Karto mempunyai sebuah kebun sawi berbentuk persegi panjang. Diketahui
panjang kebun itu 7 meter lebih panjang dari lebar kebun. Jika keliling kebun sawi
pak Karto adalah 30 meter. Buatlah bentuk persamaan berdasarkan keterangan di
atas dan tentukan luas kebun pak Karto!
Jawaban Siswa:
Tipe Kesalahan:
Menambah data asing yang tidak diperlukan dalam penyelesaian.
Pada jawaban nomor 5 terlihat bahwa Siswa 30 telah
menggunakan algoritma penyelesaian masalah dengan benar. Siswa
sudah tepat dalam menuliskan rumus keliling persegi panjang. Siswa 30
juga tepat dalam menerjemahkan kalimat pada soal ke dalam bentuk
persamaan matematika, yaitu:
𝑝 = 𝑥 + 7
𝑙 = 𝑥
Namun kesalahan terlihat pada penyelesaian baris ketiga. Siswa 30
memasukkan data asing, yaitu 2, yang menyebabkan kekeliruan dalam
menentukan nilai 𝑥, 𝑝, 𝑙, dan 𝐿𝑢𝑎𝑠. Kemudian peneliti melakukan
wawancara kepada Siswa 30 untuk mengetahui alasan Siswa 30
memasukkan data asing ke dalam penyelesaian soal nomor 5. Berikut
ini transkripsi wawancaranya:
Siswa 30 : “Rumus keliling persegi panjang itu 2 dikali panjang ditambah
lebar. Jadi panjangnya aku ganti (substitusi menjadi) 𝑥 + 7, terus
lebarnya 𝑥. Jadi keliling sama dengan 2 dikali kurung buka 𝑥
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
ditambah 7 terus ditambah 𝑥 kurung tutup. Kelilingnya itu 30. Jadi
dibawahnya (proses selanjutnya), 30 sama dengan 2𝑥 ditambah
14 ditambah 2𝑥.
Peneliti : “Mengapa menjadi 2𝑥 ditambah 14 ditambah 2𝑥?”
Siswa 30 : “Karena dikalikan, 𝑥 ditambah 7 dikali 2, terus 𝑥 dikali 2 sama
dengan 2𝑥. Jadinya 2𝑥 ditambah 14 ditambah 2𝑥.”
Peneliti : “Coba lanjutkan lagi penjelasanmu!”
Siswa 30 : “Terus 2𝑥 ditambah 2𝑥 hasilnya 4𝑥, 4𝑥-nya dipindah kesini (ruas
kiri), makanya jadi min 4𝑥 sama dengan 14 ditambah 2 dikurang
30. 14 ditambah 2 kan (hasilnya) 16. Jadi min 4𝑥 sama dengan
16 dikurang 30. 16 dikurang 30 sama dengan min 14. Jadi x sama
dengan minn 14 dibagi min 4, min dibagi min hasilnya plus. Jadi
𝑥 sama dengan tiga 2 𝑝𝑒𝑟 4. Kalau disederhanain, 𝑥 sama dengan
tiga 1 𝑝𝑒𝑟 2. 𝑋 nya udah dapet tiga 1 𝑝𝑒𝑟 2. Jadi panjangnya bisa
dihitung tiga 1 𝑝𝑒𝑟 2 ditambah 7 sama dengan 10,5 satuannya
meter. Lebarnya 3,5 meter, dari tiga 1 𝑝𝑒𝑟 2 sama aja 3,5. Rumus
luas persegi panjang itu 𝑝 dikali 𝑙, jadi luasnya 10,5 dikali 3,5
sama dengan 36,5 satuannya meter kuadrad.”
Peneliti : “Langkah-langkah yang kamu lakukan sudah benar. Jadi dalam
soal ini, apa yang dicari dulu?
Siswa 30 : “Nilai 𝑥.”
Peneliti : “Selanjutnya mencari apa?”
Siswa 30 : “Mencari panjang dan lebar, setelah dapet panjang dan lebar,
mencari luas kebun dari panjang dikali lebar.”
Peneliti : “Ya, benar. Lalu angka 2 ini (menunjuk 2 pada – 4𝑥 = 14 + 2 – 30) darimana ya?”
Siswa 30 : “Gak tau, kak.”
Peneliti : “Coba kamu ingat-ingat lagi.”
Siswa 30 : “Harusnya gak ada 2 sih, kak.”
Peneliti : “Kok bisa?”
Siswa 30 : “Mungkin kemarin salah nulis, kak. Atau gara-gara liat ini, kak.
(menunjuk 2𝑥 pada 30 = 2𝑥 + 14 + 2𝑥).”
Peneliti : “Coba jelaskan!”
Siswa 30 : “Lupa kalau 2𝑥-nya udah dipindahin.”
Dalam wawancara diperoleh bahwa siswa memasukkan data asing
2 ke dalam langkah penyelesaian, karena siswa terkecoh dengan suku
2𝑥 pada jawaban baris kedua. Pada baris kedua ke baris ketiga juga
terlihat adanya langkah yang terlompati. Aturan “pindah ruas – ganti
tanda” dilakukan Siswa 30, namun siswa tidak menuliskannya.
Ketidaktelitian Siswa 30, dalam menyelesaikan persamaan baris kedua
dan melompatnya langkah penyelesaian, menjadi penyebab Siswa 30
melakukan kesalahan pada proses penyelesaian soal nomor 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
BAB V
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Pada subbab ini, peneliti akan menjawab pertanyaan atas rumusan
masalah penelitian. Rumusan masalah penelitian ini yaitu apa saja jenis
kesalahan yang dilakukan oleh siswa kelas VII A SMP Kanisius Kalasan tahun
ajaran 2014/2015 dalam menyelesaikan soal-soal Persamaan Linear Satu
Variabel (PLSV) dan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kesalahan
tersebut terjadi.
Suatu kesalahan dapat dikategorikan jika diketahui penyebab siswa
melakukan kesalahan tersebut. Wawancara dengan subjek penelitian digunakan
peneliti untuk mengetahui penyebab siswa melakukan kesalahan. Dalam
penelitian ini, peneliti hanya melakukan wawancara dengan 11 siswa saja (7
siswa yang dianalisis lebih dalam dan 4 siswa yang tidak dianalisis). Kategori
kesalahan dapat diberikan dengan pasti pada kesalahan-kesalahan yang
dilakukan oleh 11 siswa tersebut. Namun, setelah melihat hasil wawancara
dengan 11 siswa, memberi dugaan pada peneliti bahwa pengkategorian
kesalahan pada 11 siswa berlaku juga untuk 19 siswa yang tidak diwawancarai.
Hal tersebut dikarenakan, jawaban-jawaban atas pertanyaan wawancara yang
disampaikan oleh tiap-tiap subjek wawancara tidak jauh berbeda, yaitu
berkaitan dengan kesulitan serta pemahaman yang dimiliki oleh tiap-tiap subjek
wawancara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa kelas VII A SMP Kanisius
Kalasan dapat dikategorikan ke dalam enam jenis kesalahan. Untuk lebih
memperinci kesalahan, maka kesalahan-kesalahan dalam jenis kesalahan
dikelompokkan kembali ke dalam tipe kesalahan per jenis kesalahannya.
Berikut ini adalah rangkuman jenis kesalahan dan tipe kesalahan, serta
penyebab kesalahannya:
Tabel 5.1. Jenis dan Tipe Kesalahan Siswa kelas VII A, serta Penyebab Kesalahan
No. Jenis
Kesalahan Tipe Kesalahan Penyebab Kesalahan
1. Kesalahan
dalam
Operasi
Hitung
Hitung
penjumlahan/pengurangan
pada bilangan bulat
Kurangnya pemahaman siswa terhadap
operasi (penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian) pada
himpunan bilangan bulat.
Siswa kurang mampu menggunakan
aturan dalam operasi pada bilangan bulat
dalam langkah menyelesaikan Persamaan
Linear Satu Variabel.
Hitung perkalian pada
bilangan bulat
Hitung pembagian pada
bilangan bulat
Hitung
penjumlahan/pengurangan
pada bilangan pecahan
Dalam pembelajaran yang dilakukan di
kelas VII A pada materi PLSV, siswa
lebih sering berlatih menyelesaikan soal-
soal PLSV bentuk sederhana, yaitu hanya
melibatkan bilangan-bilangan bulat.
Sehingga siswa merasa asing jika
menemukan bentuk pecahan, dan keliru
dalam memilih algoritma
penyelesaiannya.
Siswa kurang mampu memanipulasi
bilangan.
Hitung perkalian pada
bilangan pecahan
Hitung pembagian pada
bilangan pecahan
Menyederhanakan pecahan
2 Kesalahan
Data
Memaksakan syarat yang
tidak sesuai dengan
informasi yang diberikan
Siswa kurang mampu mengaitkan setiap
hal yang telah diketahui dengan hal yang
ingin dicari.
Siswa cenderung mengartikan informasi
secara setengah-setengah atau tidak
menyeluruh. Seperti: siswa tidak
memperhatikan urutan informasi yang
diberikan soal.
Siswa kurang berlatih menyelesaikan
soal-soal bentuk soal cerita selama
pembelajaran PLSV di kelas. Sehingga
kurangnya pemahaman siswa terhadap
algoritma penyelesaian setiap soal.
Suasana kelas yang gaduh saat
pembelajaran, mengakibatkan siswa tidak
fokus dalam mengikuti pembelajaran di
kelas dan mendengarkan penjelasan guru.
Mengartikan informasi
tidak sesuai dengan
maksud teks yang
sebenarnya
Menambah data asing yang
tidak diperlukan dalam
penyelesaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
3 Kesalahan
dalam
Menginte-
pretasikan
Bahasa
Menerjemahkan bahasa
sehari-hari ke dalam
bentuk persamaan
matematika
Siswa kesulitan dalam memahami setiap
kalimat yang tertulis pada soal.
4 Kesalahan
Ketiadaan
Struktur
Kurangnya pemahaman siswa terhadap
setiap langkah penyelesaian suatu
persamaan, menyebabkan siswa secara
asal menyelesaikan tiap persamaan.
Siswa kurang berlatih menyelesaikan
bentuk-bentuk soal PLSV, seperti soal
cerita dan persamaan yang melibatkan
bilangan tidak bulat. Sehingga siswa
kesulitan dalam menentukan algoritma
penyelesaian masalah.
5 Kesalahan
dalam
Mengguna
kan
Teorema
atau
Definisi
Tanda dalam penggunaan
aturan “pindah ruas – ganti
tanda”
Kurangnya pemahaman siswa terhadap
langkah menyelesaikan persamaan.
Siswa kurang mampu mengidentifikasi
setiap suku persamaan. Seperti: tanda yang
dimiliki setiap suku, sehingga keliru dalam
melakukan aturan “pindah ruas – ganti
tanda”.
Transpose
Aturan “pindah ruas – ganti tanda” yang
kurang tepat digunakan pada suatu bentuk
persamaan, ini sebagai akibat penggunaan
aturan “pindah ruas – ganti tanda” tanpa
pemahaman yang baik.
Penghapusan Siswa tidak memandang bahwa objek
yang dioperasikan adalah suatu persamaan
matematika.
Penggunaan invers
Siswa terbiasa dengan hasil akhir yang
berbentuk bilangan bulat, sehingga siswa
kebingungan ketika menemukan bentuk
persamaan 𝑥 =𝑏
𝑎, dimana nilai dimana 𝑏
lebih besar dari 𝑎.
Siswa kurang memperhatikan definisi,
bahwa: “Jika diketahui Persamaan Linear
Satu Variabel 𝑎𝑥 = 𝑏, maka persamaan
tersebut memiliki penyelesaian 𝑥 =𝑏
𝑎”, di
setiap penyelesaian sosl PLSV.
6 Kesalahan
Teknis
Penggunaan aturan
distributif Siswa tidak memeriksa kembali tiap
langkah penyelesaian yang telah dibuat. Ketidaktelitian dalam
mengutip data pada soal
Kelalaian
Secara umum, kesalahan-kesalahan yang ditemukan dalam penelitian ini
dapat dikategorikan menurut kategori kesalahan Hadar dkk (1987) dan Hall
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
(2002). Kategori kesalahan yang dikemukakan oleh keduanya dapat
mengidentifikasi kesalahan-kesalahan yang ditemukan dalam tes tertulis yang
dilakukan oleh siswa-siswa kelas VII A SMP Kanisius Kalasan tahun ajaran
2014/2015 dalam menyelesaikan soal-soal Persamaan Linear Satu Variabel.
Hall (2002) mengungkap mekanisme kesalahan yang dibuat siswa secara
gamblang dalam menyelesaikan soal-soal terkait Persamaan Linear Satu
Variabel. Namun tidak semua kesalahan yang ditemukan dalam penelitian ini
dapat dikategorikan sesuai kategori kesalahan Hall. Sedangkan Hadar dkk
(1987) mengungkap kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan
soal-soal matematika secara lebih umum, sehingga kategori kesalahan Hadar
dkk (1987) dapat mengidentifikasi kesalahan lain yang dibuat siswa kelas VII
A SMP Kanisius Kalasan.
Rumusan kategori kesalahan yang dikemukakan pada Bab III sedikit
berbeda dengan Tabel 5.1. Pada Tabel 5.1 dipaparkan bahwa kesalahan-
kesalahan siswa kelas VII A dapat dikategorikan ke dalam 6 jenis kesalahan, 6
jenis kesalahan tersebut sesuai dengan rumusan kategori kesalahan yang ditulis
peneliti pada Bab III. Namun hal berbeda terletak pada tipe-tipe kesalahan yang
muncul, yaitu ada pengurangan dan penambahan tipe-tipe kesalahan yang
ditemukan dalam penelitian. Berikut ini adalah perbedaan rumusan kategori
kesalahan yang disusun dengan kategori kesalahan yang diperoleh dalam tes
tertulis penelitian:
1. Tidak ditemukannya 2 tipe kesalahan pada jenis kesalahan data, yaitu tipe
kesalahan mengabaikan data pada soal yang diperlukan dalam penyelesaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
dan tipe kesalahan dalam menyalin informasi dari soal. Dua tipe kesalahan
tersebut tidak ditemukan dalam lembar jawab siswa pada tes tertulis
penelitian.
2. Masuknya tipe kesalahan baru pada jenis kesalahan teknis, yaitu tipe
kesalahan dalam penggunaan aturan distributif pada perkalian. Tipe
kesalahan ini ditemukan pada lembar pekerjaan 9 siswa kelas VII A, yang
artinya berdasarkan banyaknya siswa yang melakukan kesalahan maka tipe
kesalahan ini layak menjadi kategori kesalahan.
Kesalahan dalam menggunakan teorema atau definisi dengan tipe
kesalahan tanda dalam penggunaan aturan “pindah ruas – ganti tanda” adalah
kesalahan yang paling banyak dilakukan siswa kelas VII A SMP Kalasan dalam
menyelesaikan soal-soal persamaan linear satu variabel. “Pindah ruas – ganti
tanda” merupakan teknik yang dilakukan oleh seluruh siswa kelas VII A SMP
Kanisius Kalasan dalam menyederhanakan Persamaan Linear Satu Variabel.
Dalam wawancara yang dilakukan dengan tujuh siswa kelas VII A, siswa hanya
mengenal “pindah ruas – ganti tanda” sebagai cara dalam menyederhanakan
Persamaan Linear Satu Variabel. Padahal teknik tersebut merupakan teknik
sederhana yang berasal dari langkah “menyelesaikan persamaan dengan
menambah atau mengurangi, mengkali atau membagi kedua ruas persamaan
dengan bilangan yang sama”. Siswa justru kurang akrab dengan langkah
“menyelesaikan persamaan dengan menambah atau mengurangi, mengkali atau
membagi kedua ruas persamaan dengan bilangan yang sama” sebagai langkah
dalam menemukan penyelesaian Persamaan Linear Satu Variabel. Akibat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
pemahaman yang kurang dalam penggunaan aturan “pindah ruas – ganti tanda”
menjadi penyebab yang cukup banyak ditemukan dalam penelitian ini. Hall
(2002) menyatakan bahwa kurangnya pemahaman siswa terhadap metode
“pindah ruas – ganti tanda” menjadi penyebab munculnya kesalahan-kesalahan
lain, seperti kesalahan transpose.
Menurut Mulyadi (2008), seseorang yang mengalami kesulitan belajar
dalam suatu bidang tertentu mungkin disebabkan ada bagian-bagian dalam
urutan belajar yang belum dipahami, pernyataan tersebut ditemukan dalam
penelitian ini. Salah satu penyebab kesalahan yang dibuat siswa kelas VII A
SMP Kanisius Kalasan dalam menyelesaikan soal-soal PLSV adalah materi
sebagai prasyarat PLSV (contohnya: operasi bilangan dan operasi aljabar) yang
belum benar-benar dipahami oleh siswa. Pengalaman belajar yang dialami
siswa, biasanya akan mempengaruhi hasil belajar siswa selajutnya. Paul
Suparno (1997) mengungkapkan bahwa pengalaman kita yang terbatas akan
sangat membatasi perkembangan pembentukkan pengetahuan kita pula. Hal
demikian terlihat pada analisis ketujuh siswa wawancara, misalnya: siswa salah
dalam mengubah tanda saat menggunakan aturan “pindah ruas – ganti tanda”
dalam menemukan persamaan yang ekuivalen, sebagai akibat dari kurangnya
kemampuan siswa dalam mengidentifikasi masing-masing suku dalam
persamaan. Jika siswa mampu mengidentifikasi tiap suku yang sebelumnya
telah dipelajari pada topik operasi aljabar, maka kesalahan tersebut tidak akan
terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
B. Kelebihan dan Keterbatasan Penelitian
1. Kelebihan dalam penelitian ini
Melalui penelitian ini, dapat diketahui jenis kesalahan dan tipe
kesalahan apa saja yang dilakukan siswa kelas VII A SMP Kanisius Kalasan
dalam menyelesaikan soal-soal Persamaan Linear Satu Variabel, beserta
faktor-faktor penyebab kesalahannya. Sehingga hasil penelitian ini untuk
kemudian dapat menjadi perhatian guru dalam menemukan gambaran
remediasi yang cocok untuk siswa-siswi yang mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan soal-soal Persamaan Linear Satu Variabel. Serta gambaran
pembelajaran bagi guru guna mengantisipasi kesalahan siswa, terutama
dalam pembelajaran materi Persamaan Linear Satu Variabel, dan
mengembangkan peningkatan strategi pengajaran di kelas.
2. Keterbatasan dalam penelitian ini
Penelitian ini juga memilikin kerterbatasan, yaitu:
a. Pada pelaksanaan tes tertulis uji coba dan penelitian, masih ada siswa
yang asal dalam menjawab pertanyaan, siswa tidur-tiduran saat
berlangsungnya tes tertulis, bahkan ditemukan soal yang tidak
dikerjakan oleh siswa. Hal-hal tersebut menyulitkan peneliti dalam
menganalisis setiap jawaban siswa.
b. Beberapa siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal tes tertulis, karena
siswa belum belajar. Sehingga dalam pelaksanaan tes tertulis, peneliti
perlu menjelaskan langkah penyelesaian Persamaan Linear Satu
Variabel kepada siswa di depan kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
c. Wawancara hanya dilakukan pada tujuh siswa kelas VII A SMP
Kanisius Kalasan. Ketegori kesalahan sangat berkaitan dengan
penyebab seorang siswa melakukan kesalahan, dan hanya melalui
wawancara dapat diketahui penyebab kesalahan tersebut. Sehingga
kategori kesalahan (diluar kategori kesalahan ketujuh subjek
wawancara) hanya berdasarkan karakteristik kesalahan yang telah
dikemukakan oleh Hadar dkk (1987) dan Hall (2002). Serta tidak semua
tipe kesalahan dapat diketahui penyebab kesalahannya. Terbatasnya
waktu penelitian dan tenaga peneliti, sehingga wawancara tidak dapat
dilakukan pada setiap subjek penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kesalahan–kesalahan yang dilakukan oleh siswa kelas VII A SMP Kanisius
Kalasan dalam menyelesaikan soal-soal Persamaan Linear Satu Variabel
dapat dikategorikan ke dalam 6 jenis kesalahan dan satu atau beberapa tipe
kesalahan per jenis kesalahan. Berikut ini adalah daftar jenis kesalahan dan
tipe kesalahan yang ditemukan dalam penelitian:
a. Kesalahan hitung
Tipe kesalahan hitung yang ditemukan dalam penelitian yaitu:
1) Kesalahan hitung penjumlahan/pengurangan pada bilangan bulat.
2) Kesalahan hitung perkalian pada bilangan bulat.
3) Kesalahan hitung pembagian pada bilangan bulat.
4) Kesalahan hitung penjumlahan/pengurangan pada bilangan
pecahan.
5) Kesalahan hitung perkalian pada bilangan pecahan.
6) Kesalahan hitung pembagian pada bilangan pecahan.
7) Kesalahan menyederhanakan pecahan.
b. Kesalahan data
Tipe kesalahan data yang ditemukan dalam penelitian yaitu:
1) Memaksakan syarat yang tidak sesuai dengan informasi yang
diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
2) Mengartikan informasi tidak sesuai dengan maksud teks yang
sebenarnya.
3) Menambah data asing yang tidak diperlukan dalam penyelesaian.
c. Kesalahan menginterpretasikan bahasa
Tipe kesalahan mengintepretasikan bahasa yang ditemukan dalam
penelitian yaitu:
1) Kesalahan dalam menerjemahkan bahasa sehari-hari kedalam
bentuk persamaan matematika.
d. Kesalahan ketiadaan struktur.
e. Kesalahan dalam menggunakan teorema atau definisi
Tipe kesalahan dalam menggunakan teorema atau definisi yang
ditemukan dalam penelitian yaitu:
1) Kesalahan tanda dalam penggunaan aturan pindah ruas – ganti
tanda.
2) Kesalahan transpose.
3) Kesalahan penghapusan.
4) Kesalahan penggunaan invers.
f. Kesalahan teknis
Tipe kesalahan teknis yang ditemukan dalam penelitian yaitu:
1) Kesalahan dalam penggunaan aturan distributif.
2) Ketidaktelitian dalam mengutip data pada soal.
3) Kelalaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
2. Berdasarkan hasil analisis tertulis dan wawancara dapat disimpulkan bahwa
penyebab siswa melakukan kesalahan adalah:
a. Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi-materi prasyarat
Persamaan Linear Satu Variabel, yaitu: operasi hitung pada himpunan
bilangan bulat dan pecahan, dan operasi aljabar. Meskipun siswa telah
memahami dengan baik materi-materi prasyarat tersebut, siswa kurang
mampu menggunakan pemahamannya dalam menyelesaikan Persamaan
Linear Satu Variabel.
b. Kurangnya pemahaman siswa terhadap langkah-langkah menyelesaikan
Persamaan Linear Satu Variabel. Siswa menggunakan metode “pindah
ruas – ganti tanda” tanpa mengetahui metode tersebut secara
menyeluruh, lalu secara asal memindah suku dan mengganti tanda suku.
c. Siswa terbiasa dengan soal-soal yang sejenis, seperti soal-soal
menyelesaikan persamaan linear satu variabel yang melibatkan bilangan
bulat, sehingga siswa asing jika menemukan persamaan yang
melibatkan bilangan pecahan dan kebingungan dalam menentukan
algoritma penyelesaiannya.
d. Siswa kurang berlatih menyelesaikan soal-soal cerita persamaan linear
satu variabel. Akibatnya siswa kurang memahami setiap kalimat yang
tertulis pada soal atau informasi-informasi yang terkandung dalam soal,
mengaitkan setiap hal yang telah diketahui dengan hal yang ditanyakan
oleh soal, dan algoritma penyelesaian soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
e. Suasana kelas yang kurang kondusif bagi beberapa siswa. Beberapa
siswa mengaku tidak dapat memahami penjelasan guru, bahkan
mendengar penjelasan guru karena suasana kelas yang gaduh.
f. Siswa tidak mengkoreksi kembali setiap langkah penyelesaian yang
dilakukan, terlebih pada langkah yang dilompati oleh siswa.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Bagi mahasiswa calon guru matematika hendaknya melakukan
penelitian lain untuk mengatasi kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa
pada materi Persamaan Linear satu Variabel. Salah satu penelitian lanjutan
yang dapat dilakukan adalah penelitian tindakan kelas, sesuai kesalahan-
kesalahan dan penyebab kesalahan yang telah diungkap dalam penelitian
ini.
2. Bagi Guru Mata Pelajaran
Guru dapat mengingatkan kembali materi-materi yang telah dipelajari
di kelas yang berkaitan dengan Persamaan Linear Satu Variabel kepada
siswa saat memasuki pokok bahasan Persamaan Linear Satu Variabel.
Seperti materi operasi hitung bilangan, operasi dasar pada aljabar, aturan
distributif perkalian, dan materi-materi prasyarat lain yang ditemukan
kesalahan dalam penelitian ini. Kegiatan tersebut sangat bermanfaat dalam
mengantisipasi kesalahan yang mungkin terjadi saat siswa mempelajari dan
menyelesaikan soal-soal Persamaan Linear Satu Variabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Guru mata pelajaran hendaknya dapat menggali kesalahan-kesalahan
lain yang mungkin dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada
materi matematika lainnya. Begitu pula untuk faktor-faktor penyebab
kesalahannya. Kegiatan tersebut dapat dilakukan guru melalui kegiatan
wawancara sederhana kepada siswa. Jika ditemukan kesalahan dapat
dilakukan bimbingan belajar kepada siswa-siswa tersebut, sesuai letak
kesalahan yang dilakukan siswa dan faktor penyebabnya.
3. Bagi Siswa
Siswa perlu mempelajari kembali materi-materi yang menjadi materi
prasyarat Persamaan Linear Satu Variabel. Kegiatan belajar tersebut dapat
mengantisipasi kesulitan dan kesalahan saat siswa mempelajari Persamaan
Linear Satu Variabel. Kegiatan ini juga berlaku untuk materi-materi
matematika lainnya yang selajutnya dipelajari oleh siswa.
Siswa perlu berlatih mengerjakan soal-soal terkait Persamaan Linear
Satu Variabel. Soal-soal yang dilatihkan hendaknya bervariasi bentuknya,
agar lebih dapat mengeksplorasi pemahaman yang telah dimiliki siswa dan
siswa lebih mengenal algoritma penyelesaian bentuk soal lain. Latihan soal
juga dianjurkan pada materi-materi lain, terlebih materi yang telah lampau
diterima siswa. Kegiatan tersebut dimaksudkan agar siswa tidak mudah lupa
dengan setiap materi yang telah diterimanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
DAFTAR PUSTAKA
Adinawan, M. Cholik dan Sugijono. 2005. Matematika untuk SMP/ MTs Kelas VII
Semester 1. Jakarta: Erlangga.
Adinawan, M. Cholik dan Sugijono. 2013. Matematika untuk SMP/ MTs Kelas VII
Semester 1. Jakarta: Erlangga.
Ashlock, Robert B. 1994. Errors Patterns in Computation. New Jersey: Prentice
Hall.
Ayres, Frank & Schmidt, Philip A. 2004. Matematika Universitas Edisi Ketiga.
Jakarta: Erlangga.
Dudeja, Ved & Madhavi V. 2013. Jelajah Matematika 1 SMP Kelas VII. Jakarta:
Yudhistira.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1978. Matematika 1. Bandung: NV.
Masa Baru.
Entang, M. 1984. Diagnosis Kesulitan Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek
Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Hadar, Movshovitz, Orit Zaslavsky, & Shlomo Inbar. 1987. An Empirical
Classification Model for Error in High School Mathematics. Journal for
Research in Mathematics Education. Vol. 18, No. 1, pp. 3-14.
Hall, Richard D. G. 2002. Analysis of Errors Made in The Solution of Simple Linear
Equation. http://people.exeter.ac.uk/PErnest/pome15/hall_errors.pdf.
(Diakses pada 2 April 2015).
Hamzah, Ali. 2014. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta: Rajawali Pers.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
Hendriana, Heris & Soemarmo, Utari. 2014. Penilaian Pembelajaran Matematika.
Bandung: PT. Refika Aditama.
Napitupulu, Ester Lince. 2012. Prestasi Sains dan Matematika Indonesia Menurun.
Kompas. 14 Desember 2012
Moleong, L. J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda
Karya.
Mulyadi. 2008. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan terhadap Kesulitan
Belajar Khusus. Yogyakarta: Nuha Litera.
Prastowo, Andi. 2014. Memahami Metode-Metode Penelitian. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.
Priyatno, Duwi. 2012. Belajar Praktis Analisis Parametrik dan Non Parametrik
dengan SPSS. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Riduwan & Sunarto. 2014. Pengantar Statistika untuk Penelitian: Pendidikan,
Sosial, Komunikasi, Ekonomi, dan Bisnis. Bandung: ALFABETA.
Spiegel, Murray R., & Iskandar, Kasir. 1987. Matematika Dasar. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantatif Kualitatif dan R&D. Jakarta:
ALFABETA.
Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktifisme dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Kanisius.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
LAMPIRAN A
A.1 Uji Normalitas Data Tes Tertulis Uji Coba
A.2 Validitas Butir Soal Tes Tertulis Uji Coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
Lampiran A.1
A. Uji Normalitas Data Tes Tertulis Uji Coba
Sebelum menentukan teknik yang akan digunakan dalam menghitungan
validitas butir soal tes tertulis uji coba perlu dilakukan uji normalitas. Pada
penelitian ini uji normalitas menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov,
karena data yang diujikan merupakan data tunggal. Berikut ini langkah-langkah
untuk menguji normalitas data hasil tes tertulis uji coba dengan menggunakan
bantuan SPSS 16:
a. Hipotesis yang diuji:
H0 = data berdistribusi normal
H1 = data tidak berdistribusi normal
2. Menentukan taraf signifikan
∝ = 0,05
3. Kaidah pengujian
H0 diterima jika Asymp. Sig. (2-tailed) > ∝
4. Pilih menu Analyze – Nonparametric Tests – Sample KS, pada lembar
Output Document muncul:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
Tabel Uji Normalitas Tes Tertulis Uji Coba
5. Kesimpulan
Pada Tabel Uji Normalitas Tes Tertulis Uji Coba diperoleh:
Asymp. Sig. (2-tailed) = 0,523
Karena Asymp. Sig. (2-tailed) > ∝ maka H0 diterima. Jadi data tes tertulis
uji coba berdistribusi normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
Lampiran A.2
A. Validitas Butir Soal Tes Tertulis Uji Coba
Validitas instrumen yang dipilih dalam penelitian ini adalah validitas
butir. Validitas butir tercermin pada besaran koefisien korelasi antara skor butir
dengan skor total instrumen. Jika koefisien korelasi antara skor butir dengan
skor total instrumen positif dan signifikan maka butir tersebut dapat dianggap
valid (Ali Hamzah, 2014). Pada uji normalitas yang telah dilakukan sebelumnya
dapat diperoleh bahwa data pada tes tertulis uji coba berdistribusi normal, maka
untuk melihat tingkat validitas butir soal tes tertulis uji coba dapat digunakan
teknik analisis korelasi Product Moment Pearson. Rumus yang digunakan
sebagai berikut:
𝑟𝑋𝑌 = 𝑁 . ∑ 𝑋. 𝑌 − (∑ 𝑋). (∑ 𝑌)
√(𝑁 . ∑𝑋2 − (∑𝑋)2) . (𝑁 . ∑𝑌2 − (∑𝑌)2)
Keterangan :
𝑟𝑋𝑌 = Koefisien korelasi antara variabel 𝑥 dan variabel 𝑦
𝑁 = Banyaknya peserta tes
𝑋 = Nilai hasil uji coba
𝑌 = Nilai rata-rata harian (Ruseffendi, 1991)
Berikut ini adalah tabel skor yang diperoleh siswa kelas VII B pada Tes Uji
Coba:
No.
Urut
Siswa
Nomor Soal (X)
1 2A 2B 2C 3A 3B 3C 3D 4A 4B 5 6
1
0 5 5 5 5 3 5 3 2 0 5 14
2 2 5 0 0 3 0 5 3 2 0 5 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
No.
Urut
Siswa
Nomor Soal (X)
1 2A 2B 2C 3A 3B 3C 3D 4A 4B 5 6
3 0 5 0 0 3 0 5 3 2 3 5 8
4 2 2 0 0 5 0 5 0 1 0 5 1
5 0 5 0 0 5 0 5 0 1 3 5 1
6 2 3 5 0 4 0 0 6 0 0 0 0
7 2 5 0 0 0 0 5 0 2 0 5 0
8 2 5 3 5 5 4 5 6 5 10 5 1
9 0 5 0 5 5 0 5 3 2 0 0 0
10 0 5 0 2 5 0 5 0 0 0 0 0
11 2 3 0 0 5 0 0 0 2 0 0 6
12 3 5 0 3 5 3 5 6 2 0 5 1
13 2 5 0 0 5 0 5 0 3 4 5 1
14 2 0 0 0 5 0 5 0 2 4 5 1
15 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 2 4 0 0 5 2 0 0 0 0 5 0
17 3 5 0 2 0 0 2 0 0 0 5 0
18 2 5 0 0 2 0 0 3 2 0 0 0
19 2 5 0 0 5 0 5 3 2 4 5 1
20 0 5 0 0 3 0 5 0 2 4 2 5
21 2 4 2 0 2 0 5 0 0 0 0 0
22 0 5 0 0 5 0 5 0 0 0 0 0
23 0 5 0 0 1 0 5 0 2 0 5 11
24 2 5 0 0 0 0 0 0 3 0 1 0
25 2 5 4 3 5 2 5 0 0 0 0 0
26 2 5 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0
27 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
28 2 5 0 0 5 2 5 3 0 0 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
No.
Urut
Siswa
Nomor Soal (X)
1 2A 2B 2C 3A 3B 3C 3D 4A 4B 5 6
29 0 5 5 0 2 0 0 0 0 0 0 0
Berikut ini adalah tabel perhitungan validasi butir soal:
No.
Urut
Siswa
Nomor Soal (X) 𝒀 𝒀𝟐
1 2A 2B 2C 3A 3B 3C 3D 4A 4B 5 6
1 0 5 5 5 5 3 5 3 2 0 5 14 52 2704
2 2 5 0 0 3 0 5 3 2 0 5 0 25 625
3 0 5 0 0 3 0 5 3 2 3 5 8 34 1156
4 2 2 0 0 5 0 5 0 1 0 5 1 21 441
5 0 5 0 0 5 0 5 0 1 3 5 1 25 625
6 2 3 5 0 4 0 0 6 0 0 0 0 20 400
7 2 5 0 0 0 0 5 0 2 0 5 0 19 361
8 2 5 3 5 5 4 5 6 5 10 5 1 56 3136
9 0 5 0 5 5 0 5 3 2 0 0 0 25 625
10 0 5 0 2 5 0 5 0 0 0 0 0 17 289
11 2 3 0 0 5 0 0 0 2 0 0 6 18 324
12 3 5 0 3 5 3 5 6 2 0 5 1 38 1444
13 2 5 0 0 5 0 5 0 3 4 5 1 30 900
14 2 0 0 0 5 0 5 0 2 4 5 1 24 576
15 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 25
16 2 4 0 0 5 2 0 0 0 0 5 0 18 324
17 3 5 0 2 0 0 2 0 0 0 5 0 17 289
18 2 5 0 0 2 0 0 3 2 0 0 0 14 196
19 2 5 0 0 5 0 5 3 2 4 5 1 32 1024
20 0 5 0 0 3 0 5 0 2 4 2 5 26 676
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
No.
Urut
Siswa
Nomor Soal (X) 𝒀 𝒀𝟐
1 2A 2B 2C 3A 3B 3C 3D 4A 4B 5 6
21 2 4 2 0 2 0 5 0 0 0 0 0 15 225
22 0 5 0 0 5 0 5 0 0 0 0 0 15 225
23 0 5 0 0 1 0 5 0 2 0 5 11 29 841
24 2 5 0 0 0 0 0 0 3 0 1 0 11 121
25 2 5 4 3 5 2 5 0 0 0 0 0 26 676
26 2 5 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 9 81
27 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 25
28 2 5 0 0 5 2 5 3 0 0 0 0 22 484
29 0 5 5 0 2 0 0 0 0 0 0 0 12 144
∑ 𝑿 38 131 24 25 97 16 97 39 37 32 73 51 660 189
62
(∑ 𝑿)𝟐
1444 17161 576 625 9409 256 9409 1521 1369 1024 5329 2601
4356
00
∑ 𝑿𝟐 82 629 104 101 435 46 479 171 93 182 355 449
∑ 𝑿 𝒀 885 3008 722 925 2559 626 2689 1296 1121 1185 2163 1783
𝑟𝑥𝑦 0.06 0.07 0.31 0.64 0.53 0.68 0.62 0.60 0.66 0.60 0.61 0.52
Interpretasi terhadap nilai koefisien korelasi 𝑟𝑥𝑦 menggunakan kriteria
Nurgana (Ruseffendi, 1994 : 144) berikut ini :
0,80 < 𝑟𝑋𝑌 ≤ 1,00 : sangat tinggi
0,60 < 𝑟𝑋𝑌 ≤ 0,80 : tinggi
0,40 < 𝑟𝑋𝑌 ≤ 0,60 : cukup
0,20 < 𝑟𝑋𝑌 ≤ 0,40 : rendah
𝑟𝑋𝑌 ≤ 0,20 : sangat rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
Berikut ini adalah tabel Koefisien Korelasi antara Variabel 𝑋 dan Variabel 𝑌
(𝑟𝑥𝑦) dan interpretasinya:
Nomor
Item
Soal
𝑟𝑥𝑦 Kesimpulan
1 0.06 Sangat Rendah
2a 0.07 Sangat Rendah
2b 0.31 Rendah
2c 0.64 Tinggi
3a 0.53 Cukup
3b 0.68 Tinggi
3c 0.62 Cukup
3d 0.60 Cukup
4a 0.66 Tinggi
4b 0.60 Cukup
5 0.61 Tinggi
6 0.52 Cukup
Berdasarkan tabel di atas, dapat kesimpulan bahwa terdapat tiga soal yang
tidak valid dari 12 soal yang akan di ujikan dalam tes tertulis penelitian.
Sedangkan sembilan soal lainnya layak digunakan dalam tes tertulis penelitian.
Selanjutnya, tiga soal yang tidak valid tersebut perlu dilakukan perbaikan.
B. Reliabilitas Soal
Hasil Tes Tertulis Uji Coba juga dianalisis reliabilitas soalnya, dengan
menggunakan perhitungan Alpha Cronbach, sebagai berikut:
𝑟11 = (𝑛
𝑛 − 1) (1 −
𝑠𝑖2
𝑠𝑡2)
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑖𝑡𝑒𝑚 =∑ 𝑋2 −
(∑ 𝑋)2
𝑁𝑁
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =∑ 𝑌2 −
(∑ 𝑌)2
𝑛𝑛
Keterangan :
𝑛 = banyak butir soal
N = banyaknya peserta tes
𝑠𝑖2 = jumlah varians skor tiap item
𝑠𝑡2 = varians skor total
Tabel-tabel yang telah digunakan dalam persiapan perhitungan validitas item,
selanjutnya dihitung reliabilitas soal dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach.
Interpretasi nilai terhadap nilai 𝑟11 mengacu pada pendapat Guilford (Ruseffendi,
1991b: 191):
𝑟11 ≤ 0,20 : reliabilitas sangat rendah
0,20 < 𝑟11 ≤ 0,40 : reliabilitas rendah
0,40 < 𝑟11 ≤ 0,70 : reliabilitas sedang
0,70 < 𝑟𝑋𝑌 ≤ 0,90 : reliabilitas tinggi
0,90 < 𝑟𝑋𝑌 ≤ 1,00 : reliabilitas sangat tinggi
Berikut ini adalah tabel perhitungannya:
Nomor
Soal Variansi
Variansi
Total Reliabilitas Keterangan
1 1.11 135.91 0.71 TINGGI 2a 1.28
2b 2.90
2c 2.74
3a 3.81
3b 1.28
3c 5.33
3d 4.09
4a 1.58
4b 5.06
5 5.90
6 12.39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
LAMPIRAN B
B.1 Lembar Soal Tes Tertulis Uji Coba
B.2 Kunci Jawaban Soal Tes Tertulis Uji Coba dan Skor Tiap Butir Soal
B.3 Lembar Soal Tes Tertulis Penelitian
B.4 Kunci Jawaban Soal Tes Tertulis Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
B.1 Lembar Soal Tes Tertulis Uji Coba
TES TERTULIS
MATA PELAJARAN : MATEMATIKA
POKOK BAHASAN : PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL
KELAS : VII B
WAKTU : 80 MENIT
Petunjuk pengerjaan soal:
1. Tulis dengan menggunakan bulpoin/pena, bukan pensil.
2. Tuliskan nama, nomor absen, kelas, dan sekolah anda pada kolom yang telah
disediakan pada lembar jawab siswa.
3. Jawablah setiap soal dengan langkah-langkah atau uraian penyelesaian selengkap dan
sejelas mungkin, karena penilaian tes tertulis diutamakan pada cara anda
menyelesaikan bukan hasil akhirnya saja.
4. Kerjakan semua soal, diperbolehkan menyelesaiakan soal tidak urut tetapi tuntas pada
tiap nomer.
5. Periksa kembali jawaban anda.
SOAL
1. Manakah yang merupakan bentuk persamaan linear satu variabel? Berikan
alasannya!
a. 𝑥 + 7 < 14
b. 5𝑥2 − 𝑥 = 1
c. 2𝑥 − 3 = 1 + 𝑥 2. Selesaikan persamaan berikut:
a. 5𝑥 − 12 = 3
b. 13𝑘 + 12 = 𝑘
c. 6 − 10𝑥 = 11𝑥 + 9 3. Selesaikan persamaan berikut:
a. 10 + 2𝑦 = −2
b. 20 − 5𝑏 − 12 = 1
c. 4𝑝 + 6 = 24 − 2𝑝
d. 6(4 − 𝑦) − 4 = −2(2𝑦 − 2)
4. Tentukan nilai 𝑥 pada persamaan berikut:
a. 1
2= 2𝑥
b. 5𝑥 +2
3=
−1
6
5. Tiga kali sebuah bilangan ditambah 6, hasilnya adalah −30. Misalkan 𝑝 adalah
bilangan itu. Susunlah persamaan dalam 𝑝!
6. Pak Karto mempunyai sebuah kebun sawi berbentuk persegi panjang. Diketahui
lebar kebun tersebut 7 meter lebih panjang dari ukuran panjang kebun tersebut.
Jika keliling kebun sawi pak Karto adalah 30 meter, susunlah persamaan
berdasarkan keterangan di atas dan berapakah luas kebun pak Karto?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
B.2 Kunci Jawaban Soal Tes Tertulis Uji Coba dan Skor Tiap Butir Soal
1. Manakah yang merupakan bentuk persamaan linear satu variabel? Berikan
alasannya!
a. 𝑥 + 7 < 14
b. 5𝑥2 − 𝑥 = 1
c. 2𝑥 − 3 = 1 + 𝑥 Jawaban:
2𝑥 − 3 = 1 + 𝑥 adalah bentuk persamaan linear satu variabel, karena
memiliki tanda sama dengan “=”, dimana tanda “=” menyatakan suatu
persamaan, variabel yang dimiliki dalam persamaan tersebut hanya satu
variabel, yaitu variabel 𝑥, dan variabel dalam persamaan tersebut memiliki
pangkat satu.
Skor: 5
2. Selesaikan persamaan berikut: Soal Kunci Jawaban Skor
a. 5𝑥 − 12 = 3 5𝑥 − 12 = 3
⇔ 5𝑥 − 12 + 12 = 3 + 12
⇔ 5𝑥 = 15
⇔ 5𝑥
5=
15
5
⇔ 𝑥 = 3
Jadi, penyelesaian persamaan 5𝑥 − 12 = 3
adalah 3.
𝟐 𝟏
𝟏
𝟏
b. 13𝑘 + 12 = 𝑘 13𝑘 + 12 = 𝑘
⇔ 13𝑘 + 12 − 𝑘 − 12 = 𝑘 − 12 − 𝑘
⇔ 12𝑘 = −12
⇔ 12𝑘
12 =
−12
12
⇔ 𝑘 = −1
Jadi, penyelesaian persamaan 13𝑘 + 12 = 𝑘
adalah −1.
𝟐 𝟏
𝟏
𝟏
c. 6 − 10𝑥 = 11𝑥 + 9 6 − 10𝑥 = 11𝑥 + 9
⇔ 6 − 10𝑥 − 11𝑥 − 6 = 11𝑥 + 9 − 6 − 11𝑥
⇔ −21𝑥 = 3
⇔ −21𝑥
−21=
3
−21
⇔ 𝑥 = −1
7
Jadi, penyelesaian persamaan
6 − 10𝑥 = 11𝑥 + 9 adalah −1
7.
𝟐 𝟏
𝟏
𝟏
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
3. Selesaikan persamaan berikut: Soal Kunci Jawaban Skor
a. 10 + 2𝑦 = −2 10 + 2𝑦 = −2
⇔ 10 + 2𝑦 − 10 = −2 − 10
⇔ 2𝑦 = −12
⇔ 2𝑦
2=
−12
2
⇔ 𝑦 = −6
Jadi, penyelesaian persamaan 10 + 2𝑦 = −2
adalah −6.
𝟐 𝟏 𝟏
𝟏
b. 20 − 5𝑏 − 12 = 1 20 − 5𝑏 − 12 = 1
⇔ 20 − 5𝑏 − 12 − 20 + 12 = 1 − 20 + 12
⇔ −5𝑏 = −7
⇔ −5𝑏
−5=
−7
−5
⇔ 𝑏 =7
5
Jadi, penyelesaian persamaan 20 − 5𝑏 − 12 = 1
adalah 7
5.
𝟐 𝟏 𝟏
𝟏
c. 4𝑝 + 6 = 24 − 2𝑝 4𝑝 + 6 = 24 − 2𝑝
⇔ 4𝑝 + 6 − 6 + 2𝑝 = 24 − 2𝑝 − 6 + 2𝑝
⇔ 6𝑝 = 18
⇔ 6𝑝
6=
18
6
𝑝 = 3
Jadi, penyelesaian persamaan 4𝑝 + 6 = 24 − 2𝑝
adalah 3.
𝟐 𝟏 𝟏
𝟏
d. 6(4 − 𝑦) − 4 = −2(2𝑦 − 2) 6(4 − 𝑦) − 4 = −2(2𝑦 − 2)
⇔ 24 − 6𝑦 − 4 = −4𝑦 + 4
⇔ 20 − 6𝑦 = −4𝑦 + 4
⇔ 20 − 6𝑦 − 20 + 4𝑦 = −4𝑦 + 4 − 20 + 4𝑦
⇔ −2𝑦 = −16
⇔ −2𝑦
−2=
−16
−2
⇔ 𝑦 = 8 Jadi, penyelesaian persamaan
6(4 − 𝑦) − 4 = −2(2𝑦 − 2) adalah 8.
𝟏 𝟐 𝟏
𝟏
𝟏
4. Tentukan nilai 𝑥 pada persamaan berikut: Soal Kunci Jawaban Skor
a. 1
2= 2𝑥 1
2= 2𝑥
⇔ 1
2: 2 = 2𝑥: 2
⇔ 𝑥 =1
2×
1
2
⇔ 𝑥 =1
4
Jadi, penyelesaian persamaan 1
2= 2𝑥 adalah
1
4.
𝟐
𝟏
𝟐
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
Soal Kunci Jawaban Skor
b. 5𝑥 +2
3=
−1
6
5𝑥 +2
3=
−1
6
⇔ 5𝑥 +2
3−
2
3=
−1
6−
2
3
⇔ 5𝑥 =−1
6−
4
6
⇔ 5𝑥 =−5
6
⇔ 5𝑥: 5 =−5
6: 5
⇔ 𝑥 =−5
6×
1
5
⇔ 𝑥 = −1
6
Jadi, penyelesaian persamaan 5𝑥 +2
3=
−1
6 adalah
−1
6.
𝟐
𝟏
𝟏
𝟐
𝟏
𝟐
𝟏
5. Tiga kali sebuah bilangan ditambah 6, hasilnya adalah −30. Misalkan 𝑝 adalah
bilangan itu. Susunlah persamaan dalam 𝑝!
Jawaban: 𝑝 = suatu bilangan
Sehingga bentuk persamaan:
3𝑝 + 6 = −30
Skor:
5
6. Pak Karto mempunyai sebuah kebun sawi berbentuk persegi panjang. Diketahui
lebar kebun tersebut 7 meter lebih panjang dari ukuran panjang kebun tersebut.
Jika keliling kebun sawi pak Karto adalah 30 meter, susunlah persamaan
berdasarkan keterangan di atas dan berapakah luas kebun pak Karto? Jawaban Skor
Diketahui:
Misal: Panjang kebun = 𝑝 meter
Lebar kebun = (7 + 𝑝) meter
Keliling kebun = 30 meter
Ditanya: Tentukan bentuk persamaan dan luas kebun.
𝟐
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
Jawab:
Bentuk persamaan:
30 = 2( (7 + 𝑝) + 𝑝)
⇔ 30 = 2( 7 + 2𝑝)
⇔ 30 = 14 + 4𝑝
𝑝 adalah panjang kebun, panjang kebun dapat dicari dengan menentukan
nilai 𝑝 pada persamaan:
30 = 14 + 4𝑝
⇔ 30 − 4𝑝 − 30 = 14 + 4𝑝 − 4𝑝 − 30
⇔ −4𝑝 = −16
⇔ −4𝑝
−4=
−16
−4
⇔ 𝑝 = 4
Jadi, panjang kebun sebenarnya adalah 4 meter.
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑛 = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 × 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑛 = 4 × (7 + 4)
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑛 = 4 × 11
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑛 = 44
Jadi, luas kebun pak Karto adalah 44 m2.
𝟒
𝟓
𝟑
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
B.3 Lembar Soal Tes Tertulis Penelitian
TES TERTULIS
MATA PELAJARAN : MATEMATIKA
POKOK BAHASAN : PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL
KELAS : VII A
WAKTU : 80 MENIT
Petunjuk pengerjaan soal:
1. Tulis dengan menggunakan bulpoin/pena, bukan pensil.
2. Tuliskan nama, nomor absen, kelas, dan sekolah anda pada kolom yang telah
disediakan pada lembar jawab siswa.
3. Jawablah setiap soal dengan langkah-langkah atau uraian penyelesaian selengkap dan
sejelas mungkin, karena penilaian tes tertulis diutamakan pada cara anda
menyelesaikan bukan hasil akhirnya saja.
4. Kerjakan semua soal, diperbolehkan menyelesaiakan soal tidak urut tetapi tuntas pada
tiap nomer.
5. Periksa kembali jawaban anda.
SOAL
1. Selesaikan persamaan berikut:
a. 5𝑥 − 12 = −3
b. 13𝑦 − 12 = 𝑦
c. 6 − 10𝑥 = 11𝑥 + 9 2. Selesaikan persamaan berikut:
a. 10 + 2𝑦 = −2
b. 20 − 5𝑏 − 12 = 1
c. 4𝑝 + 6 = 24 − 2𝑝
d. 6(4 − 𝑦) − 4 = −2(2𝑦 − 2)
3. Tentukan nilai 𝑥 pada persamaan berikut:
a. 1
2= 2𝑥
b. 5𝑥 +2
3=
−1
6
4. Tiga kali sebuah bilangan ditambah 6, hasilnya adalah −30. Misalkan 𝑝 adalah
bilangan itu. Susunlah persamaan dalam 𝑝!
5. Pak Karto mempunyai sebuah kebun sawi berbentuk persegi panjang. Diketahui
panjang kebun itu 7 meter lebih panjang dari lebar kebun. Jika keliling kebun
sawi pak Karto adalah 30 meter. Buatlah bentuk persamaan berdasarkan
keterangan di atas dan tentukan luas kebun sawi Pak Karto?
SELAMAT MENGERJAKAN TUHAN MEMBERKATI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
B.4 Kunci Jawaban Soal Tes Tertulis Penelitian
1. Selesaikan persamaan berikut:
Soal Kunci Jawaban
a. 5𝑥 − 12 = −3 5𝑥 − 12 = −3
⇔ 5𝑥 = −3 + 12
⇔ 5𝑥 = 9
⇔ 𝑥 =9
5
Jadi, penyelesaian persamaan 5𝑥 − 12 = −3 adalah 9
5.
b. 13𝑦 − 12 = 𝑦 13𝑦 − 12 = 𝑦
⇔ 13𝑦 − 𝑦 = 12
⇔ 12𝑦 = 12
⇔ 𝑦 =12
12
⇔ 𝑦 = 1
Jadi, penyelesaian persamaan 13𝑦 − 12 = 𝑦 adalah 1.
c. 6 − 10𝑥 = 11𝑥 + 9 6 − 10𝑥 = 11𝑥 + 9
⇔ 6 − 10𝑥 − 11𝑥 − 6 = 11𝑥 + 9 − 6 − 11𝑥
⇔ −21𝑥 = 3
⇔ −21𝑥
−21=
3
−21
⇔ 𝑥 = −1
7
Jadi, penyelesaian persamaan 6 − 10𝑥 = 11𝑥 + 9 adalah
−1
7.
2. Selesaikan persamaan berikut:
Soal Kunci Jawaban
a. 10 + 2𝑦 = −2 10 + 2𝑦 = −2
⇔ 10 + 2𝑦 − 10 = −2 − 10
⇔ 2𝑦 = −12
⇔ 2𝑦
2=
−12
2
⇔ 𝑦 = −6
Jadi, penyelesaian persamaan 10 + 2𝑦 = −2 adalah
−6.
b. 20 − 5𝑏 − 12 = 1 20 − 5𝑏 − 12 = 1
⇔ 20 − 5𝑏 − 12 − 20 + 12 = 1 − 20 + 12
⇔ −5𝑏 = −7
⇔ −5𝑏
−5=
−7
−5
⇔ 𝑏 =7
5
Jadi, penyelesaian persamaan 20 − 5𝑏 − 12 = 1
adalah 7
5.
c. 4𝑝 + 6 = 24 − 2𝑝 4𝑝 + 6 = 24 − 2𝑝
⇔ 4𝑝 + 6 − 6 + 2𝑝 = 24 − 2𝑝 − 6 + 2𝑝
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
Soal Kunci Jawaban
⇔ 6𝑝 = 18
⇔ 6𝑝
6=
18
6
𝑝 = 3
Jadi, penyelesaian persamaan 4𝑝 + 6 = 24 − 2𝑝
adalah 3.
d. 6(4 − 𝑦) − 4 = −2(2𝑦 − 2) 6(4 − 𝑦) − 4 = −2(2𝑦 − 2)
⇔ 24 − 6𝑦 − 4 = −4𝑦 + 4
⇔ 20 − 6𝑦 = −4𝑦 + 4
⇔ 20 − 6𝑦 − 20 + 4𝑦 = −4𝑦 + 4 − 20 + 4𝑦
⇔ −2𝑦 = −16
⇔ −2𝑦
−2=
−16
−2
⇔ 𝑦 = 8 Jadi, penyelesaian persamaan
6(4 − 𝑦) − 4 = −2(2𝑦 − 2) adalah 8.
3. Tentukan nilai 𝑥 pada persamaan berikut:
Soal Kunci Jawaban
a. 1
2= 2𝑥 1
2= 2𝑥
⇔ 1
2: 2 = 2𝑥: 2
⇔ 𝑥 =1
2×
1
2
⇔ 𝑥 =1
4
Jadi, penyelesaian persamaan 1
2= 2𝑥 adalah
1
4.
b. 5𝑥 +2
3=
−1
6
5𝑥 +2
3=
−1
6
⇔ 5𝑥 +2
3−
2
3=
−1
6−
2
3
⇔ 5𝑥 =−1
6−
4
6
⇔ 5𝑥 =−5
6
⇔ 5𝑥: 5 =−5
6: 5
⇔ 𝑥 =−5
6×
1
5
⇔ 𝑥 = −1
6
Jadi, penyelesaian persamaan 5𝑥 +2
3=
−1
6 adalah −
1
6.
4. Tiga kali sebuah bilangan ditambah 6, hasilnya adalah −30. Misalkan 𝑝 adalah
bilangan itu. Susunlah persamaan dalam 𝑝!
Jawaban:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
𝑝 = suatu bilangan
Sehingga bentuk persamaan:
3𝑝 + 6 = −30
5. Pak Karto mempunyai sebuah kebun sawi berbentuk persegi panjang. Diketahui
panjang kebun itu 7 meter lebih panjang dari lebar kebun. Jika keliling kebun
sawi pak Karto adalah 30 meter. Buatlah bentuk persamaan berdasarkan
keterangan di atas dan tentukan luas kebun sawi Pak Karto?
Jawaban
Diketahui:
Misal: Panjang kebun = 𝑝 meter
Lebar kebun = (7 + 𝑝) meter
Keliling kebun = 30 meter
Ditanya: Tentukan bentuk persamaan dan luas kebun.
Jawab:
Bentuk persamaan:
30 = 2( (7 + 𝑝) + 𝑝)
⇔ 30 = 2( 7 + 2𝑝)
⇔ 30 = 14 + 4𝑝
𝑝 adalah panjang kebun, panjang kebun dapat dicari dengan menentukan
nilai 𝑝 pada persamaan:
30 = 14 + 4𝑝
⇔ 30 − 4𝑝 − 30 = 14 + 4𝑝 − 4𝑝 − 30
⇔ −4𝑝 = −16
⇔ −4𝑝
−4=
−16
−4
⇔ 𝑝 = 4 Jadi, panjang kebun sebenarnya adalah 4 meter.
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑛 = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 × 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑛 = 4 × (7 + 4)
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑛 = 4 × 11
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑛 = 44
Jadi, luas kebun pak Karto adalah 44 m2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
LAMPIRAN C
C.1 Lembar Pekerjaan Siswa 3
C.2 Lembar Pekerjaan Siswa 4
C.3 Lembar Pekerjaan Siswa 11
C.4 Lembar Pekerjaan Siswa 13
C.5 Lembar Pekerjaan Siswa 15
C.6 Lembar Pekerjaan Siswa 25
C.7 Lembar Pekerjaan Siswa 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
C.1 Lembar Pekerjaan Siswa 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
C.2 Lembar Pekerjaan Siswa 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
C.3 Lembar Pekerjaan Siswa 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
C.4 Lembar Pekerjaan Siswa 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
C.5 Lembar Pekerjaan Siswa 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
C.6 Lembar Pekerjaan Siswa 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
C.7 Lembar Pekerjaan Siswa 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
LAMPIRAN D
D.1 Transkripsi Wawancara Siswa 3
D.2 Transkripsi Wawancara Siswa 4
D.3 Transkripsi Wawancara Siswa 11
D.4 Transkripsi Wawancara Siswa 13
D.5 Transkripsi Wawancara Siswa 15
D.6 Transkripsi Wawancara Siswa 25
D.7 Transkripsi Wawancara Siswa 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
D.1 Transkripsi Wawancara Siswa 3
Nomor 1b
Peneliti : “Coba jelaskan jawabanmu nomor 1b!”
Siswa 3 : “13y dikurang 12 sama dengan y, ini soalnya kan. Terus 12 sama dengan 13y
dikurangi y. 13 dikurangin y, y-kan bisa sama dengan 1 (menyatakan
koefisien dari suku y adalah 1), jadi 13 dikurang 1 sama dengan 12. Terus ini
12 (menunjuk 12 pada jawaban baris kedua). Jadi 12 dibagi 12 sama dengan
1.”
Peneliti : “Siswa 3, dalam persamaan ini-kan kita diminta untuk mencari nilai variabel
y, lalu nilai y-nya berapa?”
Siswa 3 : “Sebenernya itu y sama dengan 1. Tapi lupa tulis.”
Peneliti : “Lalu mengapa ini 12 sama dengan 13y dikurang y?”
Siswa 3 : “13y ini dipindah kesini (dari ruas kiri pindah ke ruas kanan), kalau pindah
ke kanan itu positif ya? Kalau ke kiri negatif ya? Terus pernah diajarin, kalau
ada yang sama dipindahin, yang beda juga dipindahin (suku yang “memuat
variabel” dikumpulkan dalam satu ruas, dan suku yang merupakan “suku
tetap” juga dikumpulkan dalam satu ruas yang lain, agar mudah
menyederhanakannya).”
Peneliti : “Jadi mana yang pindah?”
Siswa 3 : “Yang ini (menunjuk 12 pada baris pertama)-kan beda sendiri, jadi tetep disini
(tetap pada ruas kiri), terus karena disini (ruas kanan) ada y, jadi 13y-ny
pindah kesini (ruas kanan).”
Peneliti : “Lalu mengapa ini ada tanda kurang?”
Siswa 3 : “Gak tau, kak.”
Peneliti : “Lalu kalau yang ini (menunjuk baris ketiga), awalnya kamu menghitung 13
dikurang 1 dulu, ya? Tapi y-nya lupa kamu tulis. Coba kamu ulangi lagi
perkerjaanmu.”
(siswa mengulang kembali pekerjaannya)
Peneliti : “Jadi 13 dikurang 1 dulu , hasilnya 12, lalu setelahnya, y sama dengan 12
dibagi 12. Jadi y sama dengan?”
Siswa 3 : “y sama dengan 1.”
Nomor 1c
Peneliti : “Sekarang coba jelaskan jawabanmu pada soal nomor 1c.”
Siswa 3 : “6 dikurang 10𝑥 sama dengan 11𝑥 ditambah 9. 10𝑥-kan sama dengan 11𝑥
(10𝑥 dan 11𝑥 merupakan suku yang memuat variabel), jadi 10x dikurang
11𝑥, sama dengan, 6 ditambah 9. Terus 10 dikurang 11-kan hasilnya 1, terus
6 ditambah 9 hasilnya 15. Jadi x sama dengan 15 per min 1, 𝑥 sama dengan
min 15.
Peneliti : “Mengapa ini (menunjuk −11𝑥 pada baris kedua) tandanya negatif?”
Siswa 3 : “Karena karena 11𝑥 ini (jawaban pada baris pertama) dipindah kesini (ruas
kiri) tandanya berubah jadi negatif, jadinya min 11𝑥”
Peneliti : “Lalu mengapa ini (menunjuk + 9 pada baris kedua) tandanya positif?”
Siswa 3 : “Karena ini (menunjuk tanda negatif di belakang suku 6 pada baris pertama)
tandanya positif. Tapi ini (tanda positif pada jawaban baris kedua) tandanya
harusnya negatif ya?”
Peneliti : “Mengapa menjadi negatif?”
Siswa 3 : “Karena plus 9 ini (menunjuk 9 pada baris pertama) dipindah ke sini (baris
kedua).”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
Peneliti : “Kalau ini (menunjuk operasi penjumlahan pada baris ketiga) maksudnya
apa?”
Siswa 3 : “Maksudnya itu sama dengan, kak. Tapi salah tulis.”
Nomor 2b
Peneliti : “Kamu belum mengerjakan nomor 2b, kakak beri waktu untuk kamu
menyelesaikan soal 2b.”
(Siswa mengerjakan soal nomor 2b pada lembar yang telah disediakan)
Siswa 3 : “Bingung kalau ada tanda kaya (seperti) gini.”
Peneliti : “Tanda yang mana?”
Siswa 3 : “Ini-kan gak ada tanda positif, semua negatif. Cuma sampai sini, kak. Gak
bisa lagi.”
(Jawaban yang dianalisis adalah jawaban saat wawancara)
Peneliti : “20 ini (baris kedua) darimana?”
Siswa 3 : “Dari sini (menunjuk 20 pada soal). Terus plus 12-nya dari sini (menunjuk
positif negatif 12 pada soal), karena min 20-nya pindah, jadi berubah jadi
plus 20.”
Peneliti : “Lalu 1 ini (menunjuk 1 pada soal) kemana, dek?”
Siswa 3 : “Gak tau, kak.”
Peneliti : “Salah satu cara dalam menyelesaikan soal PLSV-kan dengan pindah ruas-
ganti tanda. Seperti yang kemarin diajarkan oleh Pak Guru. Apakah kamu
masih bingung menggunakan cara itu?”
Siswa 3 : “Sebenernya aku masih bingung pindah ruas gitu-gitu. Jadi, waktu ulangan
kemarin gak bisa ngerjainnya.”
Nomor 2d
Peneliti : “Sekarang bagimana dengan nomor 2d? Coba jelaskan! ”
Siswa 3 : “Kalau ada tanda kurung sama saja dikalikan. Jadi 6 dikali 4 sama dengan
24 terus 6 dikali min y hasilnya min 6𝑦, terus min 4 ny turun, sama dengan
min 2 dikali 2𝑦 hasilnya 4𝑦,min 2 dikali min 2 hasilnya min 4.”
Peneliti : “Kalau ada negatif dikali positif, hasilnya apa?”
Siswa 3 : “Berapa ya. Positif.”
Peneliti : “Kalau negatif dikali negatif, hasilnya?”
Siswa 3 : “Negatif.”
Peneliti : “Lalu 1 ini, darimana? (menunjuk jawaban baris ketiga)”
Siswa 3 : “Dari 4 dikurang 4”
Peneliti : “Lalu negatif 20, darimana?”
Siswa 3 : “24 dikurang 6”
Peneliti : “Dan 24, darimana?”
Siswa 3 : “Dari ini (menunjuk 24 pada baris kedua)”
Peneliti : “Lalu negatif 2 ini (menunjuk −2 pada −2𝑦 pada jawaban baris keempat),
darimana?”
Siswa 3 : “Gak tau, asal kak.”
Nomor 5
Peneliti : “Nomor 5 ini berbentuk soal cerita, coba kamu baca dulu soalnya dan
jawaban yang telah kamu tulis, kemudian kamu jelaskan, mengapa kamu
menjawab seperti ini?”
(siswa membaca dan mengingat-ingat kembali jawabannya)
Peneliti : “2𝑝 ditambah 2𝑙 ini (menunjuk baris pertama), darimana?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
Siswa 3 : “Itu rumus keliling persegi panjang.”
Peneliti : “Lalu mengapa ini 2𝑝?”
Siswa 3 : “𝑃 itu masuksudnya panjang (panjang dimisalkan sebagai 𝑝), karena ada 2-
nya, jadi 2 dikali 𝑝, jadi sama saja 2𝑝.”
Peneliti : “p dikurang 7, darimana?”
Siswa 3 : “Karena lebarnya-kan 7 meter lebih panjang, jadi 𝑝 dikurang 7.”
Peneliti : “Lalu 30-nya dari mana?”
Siswa 3 : “Kelilingnya udah diketahui kalau 30, jadi 𝑘-nya diganti 30. Jadi 2𝑝
ditambah 2 tanda kurung 𝑝 dikurang 7 kurung tutup, sama dengan, 30.”
Peneliti : “Lalu langkah selanjutnya, bagaimana?”
Siswa 3 : “2𝑝 ditambah, 2 dikali 𝑝 itu 2𝑝, terus 2 dikali min 7 itu 14. Sama dengan 30.”
Peneliti : “Kok, tanda sama dengannya ada dua? Tanda sama dengan ini (menunjuk
tanda “=” di depan 14, pada jawaban baris ketiga), darimana?”
Siswa 3 : “Salah tulis, kak. Itu harusnya min 14.”
Peneliti : “Selanjutnya?”
Siswa 3 : “2p ditambah 2𝑝 hasilnya 4𝑝, terus sama dengan, 14 ditambah 30. Terus 4𝑝
sama dengan 44. 4𝑝 sama dengan 44 dibagi 4, jadi hasilnya 22.
Peneliti : “4 ini (menunjuk 44 per 4 pada jawaban baris kelima), darimana?”
Siswa 3 : “Dari sini (menunjuk 4 pada 4p pada jawaban baris keempat).”
Peneliti : “Kalau 4 ini (menunjuk 4 pada 4𝑝 pada jawaban baris kelima), darimana?”
Siswa 3 : “Dari sini (menunjuk 4 pada 4𝑝 pada jawaban baris keempat).”
Peneliti : “Cara membaginya seperti itu ya?”
Siswa 3 : “Seingat aku, begitu.”
Peneliti : “Menurut kamu, kalau ada soal cerita seperti ini sulit tidak?”
Siswa 3 : “Sulit.”
Peneliti : “Di kelas pernah diajarin menyelesaikan soal cerita seperti ini?”
Siswa 3 : “Pernah, tapi ga ngerti.”
Peneliti : “Kalau kamu ga ngerti, bagaimana caramu belajar?”
Siswa 3 : “Pernah pinjam catatan temen, terus aku tanya temenku, ini bagimana? Ini
dapetnya darimana? Temen bilang gak tau.”
Peneliti : “Pernah dapet PR yang soalnya seperti soal nomor 5 ini?”
Siswa 3 : “Pernah.”
Peneliti : “Kamu kerjakan sendiri?”
Siswa 3 : “Iya.”
Peneliti : “Kamu kerjakan dimana?”
Siswa 3 : “Aku kerjain di rumah.”
Peneliti : “Kesulitan gak kalau ngerjain sendiri?”
Siswa 3 : “Iya.”
Peneliti : “Lalu bagimana menyelesaikan PR-mu?”
Siswa 3 : “Kalau gak bisa, ya tidur.”
Peneliti : “Orang tua atau kakak-mu ada yang bantuin, ga?”
Siswa 3 : “Gak ada.”
Peneliti : “Kalau tanya temen?”
Siswa 3 : “Temen juga gak bisa.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
D.2 Transkripsi Wawancara Siswa 4
Nomor 1c
Peneliti : “Coba jelaskan jawabanmu nomor 1c ini.”
Siswa 4 : “Ini 10𝑥-turun karena punya variabel, terus min 11𝑥, min 11𝑥 dari ini
(menunjuk 11𝑥 pada baris pertama) yang pindah kesini (ruas kiri), karena
pindah jadi tandanya berubah jadi min. Terus sama dengan 9 ditambah 6.
Dibawahnya jadi 10𝑥 dikurang 11𝑥-kan hasilnya min 1𝑥, sama dengan, 9
ditambah 6-kan hasilnya 15, jadi min 1𝑥 sama dengan 15. Terus 𝑥 sama
dengan 15 per min 1, 𝑥 sama dengan min 15.”
Peneliti : “Min 11𝑥 ini (menunjuk – 11𝑥 pada jawaban baris kedua), darimana?”
Siswa 4 : “Dari 11𝑥 ini (menunjuk 11𝑥 pada baris pertama).”
Peneliti : “Kalau tanda min ini (menunjuk tanda negatif pada −11𝑥 pada jawaban baris
kedua), darimana?”
Siswa 4 : “Kan 11𝑥 ini (baris pertama) tandanya plus, terus pindah jadi berubah dari
plus jadi min.”
Peneliti : “Kan tadi kamu bilang kalau pindah, tandanya juga berubah. Lalu mengapa
ini (menunjuk +6 pada baris kedua) tandanya positif?”
Siswa 4 : ”Itu harusnya min, sih.”
Peneliti : “Mengapa itu harusnya min?”
Siswa 4 : “Karena 6-nya kan (6 pada baris pertama) positif, pindah jadinya min 6. Lalu
10𝑥 ini (pada baris kedua) juga salah, kak.”
Peneliti : “Mengapa salah?”
Siswa 4 : “10𝑥 ini-kan (baris pertama) tandanya negatif, karena gak pindah, jadi 10𝑥
ini (baris kedua) harusnya tetap min 10𝑥.”
Peneliti : “Mengapa kemarin tidak mengerjakan seperti itu?”
Siswa 4 : “Gak tau, kak.”
Nomor 2a
Peneliti : “Sekarang lanjutkan penjelasanmu pada soal nomor 1c!”
Siswa 4 : “2𝑦-nya tetep disini (ruas kiri), yang pindah 10, jadi min 10, terus – 2-nya
juga tetep disini (ruas kanan). Jadi 2𝑦 sama dengan min 2 dikurang 10. 2𝑦-
nya turun, jadi sama dengan, negatif 12. 𝑌 sama dengan, 2-nya pindah kesini
(menjadi pembagi), min 12-nya turun kesini (menjadi pembilang). Jadi 𝑦
sama dengan min 12 per 2. 𝑌 sama dengan 6.”
Peneliti : “Kalau negatif 12 dibagi 2 hasilnya 6?”
Siswa 4 : “Iya. Harusnya sih, negatif 6.”
Peneliti : “Harusnya berapa, dek?”
Siswa 4 : “6”
Peneliti : “6 apa negatif 6? Tadi kamu bilang 6, lalu berubah jadi negatif 6, terus
barusan kamu bilang 6, yang benar mana? ”
Siswa 4 : “6”
Peneliti : “Kalau positif dikali positif hasilnya apa?”
Siswa 4 : “Positif”
Peneliti : “Kalau negatif dikali negatif, hasilnya?”
Siswa 4 : “Negatif”
Peneliti : “Kalau positif dikali negatif hasilnya?”
Siswa 4 : “Positif”
Peneliti : “Kalau negatif dikali positif, hasilnya?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
Siswa 4 : “Negatif ”
(Peneliti menuliskan jawaban siswa dalam menjawab perkalian bertanda dan
menunjukkannya kepada siswa)
Peneliti : “Apakah, sudah yakin dengan jawabanmu? Atau adakah yang mau diganti?”
Siswa 4 : “Mungkin salah, kak. Aku gak hafal perkalian yang ada negatif-negatifnya.”
Peneliti : “Itu-kan perkalian, kalau sekarang pembagian. Positif dibagi positif, hasilnya
apa?”
Siswa 4 : “Negatif”
Peneliti : “Kalau negatif dibagi negatif, hasilnya?”
Siswa 4 : “Positif”
Peneliti : “Kalau positif dibagi negatif, hasilnya?”
Siswa 4 : “Positif”
Peneliti : “Dan kalau ada negatif dibagi positif, hasilnya?”
Siswa 4 : “Negatif”
(Peneliti menuliskan jawaban siswa dalam menjawab pembagian bertanda dan
menunjukkannya kepada siswa)
Peneliti : “Apakah, sudah yakin? Atau ada yang mau diganti?”
Siswa 4 : “Gak tau, kak. Gak hafal.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
D.3 Transkripsi Wawancara Siswa 11
Nomor 1a
Peneliti : “Coba kamu jelaskan, bagaimana proses penyelesaian soal nomor 1a yang
telah kamu kerjakan?”
Siswa 11 : “5𝑥 dikurangi 12 sama dengan min 3 itu soalnya. Terus 5𝑥 sama dengan −3,
terus −12 kan pindah, jadinya ditambah 12. Terus 5𝑥 sama dengan −9.
Terus 𝑥 -nya sama dengan min 9 per 5, 𝑥 sama dengan 1,8. Eh, itu harusnya
min (seharusnya tandanya negatif).”
Peneliti : “Jadi itu harusnya 𝑥 sama dengan negatif 1,8?”
Siswa 11 : “Iya.”
Peneliti : “negatif 3 ditambah 12 hasilnya negatif 9 ya?”
Siswa 11 : “Iya, kayaknya (sepertinya) gitu. Eh, gak tau. Lupa.”
Peneliti : “Tapi negatif 3 ditambah 12 hasilnya memang negatif 9?”
Siswa 11 : “Iya kayaknya (sepertinya).”
Nomor 1b
Peneliti : “Sekarang coba jelaskan jawaban soal nomor 1b!”
Siswa 11 : “13𝑦 dikurangi 12 sama dengan 𝑦. 12sama dengan 𝑦 ditambah 13𝑦. 12 sama
dengan 14𝑦. Terus dibalik lagi, 14𝑦 sama dengan 12.”
Peneliti : “Ini (menunjuk “−12” pada baris pertama) tanda apa?”
Siswa 11 : “Itu min.”
Peneliti : “Kalau itu min, 12 yang ini (menunjukkan 12 pada baris kedua) apa?”
Siswa 11 : “Oh itu itu harusnya min 12.”
Peneliti : “Mengapa itu harusnya min 12?”
Siswa 11 : “Kan itu min 12-nya turun, gak pindah.”
Peneliti : “Kalau 13𝑦 (menunjukkan 13𝑦 pada baris pertama) ini, tandanya apa?”
Siswa 11 : “Tandanya plus. Oh, ini harusnya min 13 (siswa menunjuk “+ 13𝑦” pada
baris kedua).”
Peneliti : “Jadi baris kedua ini harusnya bagaimana?”
Siswa 11 : “Min 12𝑦 sama dengan y dikurang 13𝑦”
Peneliti : “Mengapa baris kedua ini kamu jawab begitu?”
Siswa 11 : “Gak teliti, Kak.”
Nomor Ic
Peneliti : “Berikutnya coba kamu jelaskan jawabanmu nomor 1c!”
Siswa 11 : “6 dikurang 10𝑥 sama dengan 11𝑥 ditambah 9. Karena 9-nya pindah ruas,
jadinya min 9 sama dengan 11𝑥 ditambah 10𝑥, karena −10𝑥 (menunjuk
−10𝑥 pada soal) pindah kesini (−10𝑥 pindah ruas kanan ke ruas kiri). 6
dikurangi 9 hasilnya min 3, 11𝑥 ditambah 21𝑥 hasilnya 21𝑥, jadi −3 sama
dengan 21𝑥. Terus 𝑥 sama dengan 21 per min 3, hasilnya min 7.”
Peneliti : “Mengapa penulisan baris keempatnya begitu?”
Siswa 11 : “Eh. Itu dibalik dulu”
Peneliti : “Mengapa kamu membaliknya terlebih dahulu? Lalu dibaliknya bagaimana?”
Siswa 11 : “Kalau gak dibalik bingunge (kalau tidak dibalik, saya bingung). Bentar, kak.
Coba aku lihat dulu (siswa oret-oret di kertas baru). Ini kalau dibalik,
menjadi min 21𝑥 sama dengan 3. Terus aku bingung, kak.”
Peneliti : “Mana yang bingung?”
Siswa : “Disini (menunjuk jawaban baris terakhir) bingung.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
Peneliti : “Pada soal ini, tujuannya adalah mencari apa?”
Siswa 11 : “Mencari nilai 𝑥-nya.”
Peneliti : “Ya, betul. Jadi tujuannya adalah mencari nilai 𝑥, yaitu dengan menyatakan
persamaan nomor 1c ini menjadi bentuk 𝑥 sama dengan titik-titik. Kalau
kamu lihat pada penyelesaian nomor sebelumnya, persamaan itu diubah
menjadi bentuk 𝑥 sama dengan sesuatu per sesuatu. Lalu pada nomor 1c ini,
kamu juga perlu mengubah persamaan menjadi bentuk 𝑥 sama dengan
sesuatu per sesuatu. Dan kamu sudah mendapatkan min 21𝑥 sama dengan 3.
Dan sekarang bentuk pembagiannya, bagaimana?
Siswa 11 : “3 per min 21.”
Peneliti : “Jadi 𝑥-nya sama dengan berapa?”
Siswa 11 : “𝑥 sama dengan 3 per min 21. Kalau dihitung pake porogapit menjadi 0,14.
Terus plus kalau dibagi sama min, hasilnya min. Jadi 𝑥-nya sama dengan min
0,14.”
Peneliti : “Lalu mengapa kemarin tidak menjawab seperti ini?”
Siswa 11 : “Lupa caranya, kak.”
Nomor 2d
Peneliti : “Coba sekarang kamu jelaskan jawaban nomor 2d ini!”
Siswa 11 : “Kan kalau ada tanda kurung artinya dikalikan. Jadi 24 ini (menunjuk 24
pada baris kedua) dari 6 dikali 4, terus −6𝑦 dari 6 dikali −𝑦, 4 turun, sama
dengan, min 2 dikali 2𝑦 hasilnya min 4𝑦. Terus karena ini min, jadi min-nya
turun. −2 dikali 2 hasilnya min 4. Terus −6𝑦 -nya turun, terus −4𝑦 pindah,
tanda jadi plus. Eh, salah kak. Ini salah.”
Peneliti : “Mana yang salah?”
Siswa 11 : “Ini (menunjuk −(−4) pada baris ketiga) harusnya plus 4𝑦.
Peneliti : “Mengapa tandanya berubah jadi positif?”
Siswa 11 : “Karena ini (menunjuk −(−4) pada baris kedua) tandanya min, dikali sama
tanda min di depannya, kan jadinya plus 4. Terus turun jadinya plus 4.”
Peneliti : “Lalu mengapa kemarin kamu tidak menjawab seperti itu?”
Siswa 11 : “Yang dipindah banyak (banyak suku aljabar yang perlu dipindah ruas), jadi
aku lupa rubah tandanya.”
Nomor 3a
Peneliti : “Sekarang coba kamu jelaskan jawabanmu nomor 3a!!”
Siswa 11 : “Ini kan 1 per 2 sama dengan 2𝑥, terus kalau dibalik jadi min 2𝑥 sama dengan
min 1 per 2. Terus 𝑥-nya sama dengan min setengah per 2, terus karena
tandanya min dibagi min hasilnya positif, jadi 𝑥 sama dengan 1.”
Peneliti : “Coba kamu jelaskan kepada kakak, bagimana cara kamu menghitung
setengah per 2 sama dengan satu?”
Siswa 11 : “Jadi yang ataskan (pembilang) 1, itu tetep. Terus yang bawah (penyebut)
dibagi sama penyebut juga. Kan 2 dibagi 2 hasilnya 1. Jadinya 𝑥 sama
dengan 1 per 1, sama aja sama dengan 1.”
Peneliti : “Jadi kalau pembagian pecahan, cara menyelesaikannya begitu?”
Siswa 11 : “Iya, kayanya (seperti) gitu.”
Nomor 3b
Peneliti : “Sekarang coba kamu jelaskan jawabanmu nomor 3b!”
Siswa 11 : “5𝑥 ditambah 2 per 3 sama dengan negatif 1 per 6, 5𝑥-nya turun, sama
dengan min 1 per 6, karena 2 per 3 pindah ke sini (menunjukkan ruas kanan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
jadinya min 2 per 3. Terus 5𝑥 sama dengan, karena min 1 per 6 dikurangi 2
per 3 penyebutnya belum sama, jadi di samain jadi 6. Jadinya min 1 per 6
dikurangin 4 per 6. 5𝑥 sama dengan 5 per 6, x sama dengan 5 per 6 dibagi
5, 𝑥 sama dengan 6.
Peneliti : “5 per 6 ini (menunjuk jawaban baris keempat), darimana?
Siswa 11 : “Min 1 dikurang 4”
Peneliti : “Jadi negatif 1 dikurang 4 itu sama dengan 5?”
Siswa 11 : “Harusnya 3.”
Peneliti : “Jadi yang benar, negatif 1 dikurang 4 berapa?
Siswa 11 : “3”
Peneliti : “Kalau yang ini (menunjuk 5 per 6 dibagi 5 pada jawaban baris kelima),
bagaimana cara kamu membagi pecahan 5 per 6 dibagi 5?
Siswa 11 : “Kan 5 itu sama dengan 5 per 1. Jadi 5 per 6 dibagi 5 sama saja dengan 5
per 6 dibagi 5 per 1. Terus 5 dibagi dengan 5, 6 dibagi dengan 1. Sama
dengan 1 per 6, sama dengan 6 per 1, sama dengan 6.
Peneliti : “Jadi menghitung dua bilangan pecahan adalah dengan cara pembilang
dibagi pembilang, lalu penyebut dibagi dengan penyebut, begitu?
Siswa 11 : “Iya mungkin begitu, kak.”
Nomor 4
Peneliti : “Soal nomor 4 ini kan berbentuk soal cerita, coba kamu baca dulu soalnya
dan jawabanmu, kemudian kamu jelaskan pada kakak mengapa kamu
menjawab seperti ini?”
Siswa 11 : (siswa membaca dan mengingat-ingat kembali jawabannya) “Berarti negatif
30 kalau ditambah 6, karena di soal ditulis ditambah 6, sama dengan 3𝑝.”
Peneliti : “𝑝 ini (menunjuk variabel 𝑝 pada jawaban siswa) darimana?”
Siswa 11 : “Dari soal, kan di soal diketahui kalau bilangan itu dimisalkan 𝑝.”
Peneliti : “Lalu 3𝑝 -nya dari mana?”
Siswa 11 : “Soalnya kan ditulis 3 kali sebuah bilangan, berarti 3 dikali 𝑝.”
Peneliti : “Coba baca soalnya lagi. Lalu apakah pernyataan ini (soal nomor 4) sudah
sesuai dengan jawabanmu.”
Siswa 11 : “Iya, begitu.”
Nomor 5
Peneliti : “Soal nomor 5 ini kan berbentuk soal cerita, coba kamu baca dulu soalnya
dan jawabanmu, kemudian kamu jelaskan pada kakak mengapa kamu
menjawab seperti ini?”
Siswa 11 : (siswa membaca dan mengingat-ingat kembali jawabannya) “Iini aku tanya
temen.”
Peneliti : “Apa perintah soal nomor 5?”
Siswa 11 : “Buat bentuk persamaan berdasarkan keterangan soal dan menentukan luas
kebun?”
Peneliti : “Sepertinya jawabanmu belum selesai. Coba kamu kerjakan lagi.”
(siswa mengerjakan kembali soal nomor 5 pada kertas baru)
Peneliti : “Yang diketahui pada soal apa saja?”
Siswa 11 : “Panjangnyakan 7 meter lebih panjang dari lebar, jadi panjang kebun sama
saja 7 ditambah lebar. Terus lebarnyakan belum diketahui, jadi dimisalin 𝑥.
Jadi lebar 𝑥, panjang 7 ditambah 𝑥. Terus kelilingnya sama dengan 30.
Peneliti : “Lalu langkah selanjutnya apa?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
Siswa 11 : “Rumus keliling persegi panjangkan 2𝑝 (p yang dimaksud siswa adalah
panjang) ditambah 2𝑙 (l yang dimaksud siswa adalah lebar). 𝑝-nya diganti
𝑥 + 7, lalu 𝑙-nya diganti 𝑥. Jadi 2 dikali 𝑥 + 7, ditambah 2 dikali 𝑥, sama
dengan 30. Jadi 30 sama dengan 2𝑥 ditambah 14, ditambah lagi 2𝑥. 30
sama dengan 4𝑥, 4𝑥 didapet dari 2𝑥 ditambah 2𝑥, terus ditambah 14. 4𝑥-
nya pindah jadi min 4𝑥 sama dengan min 30 ditambah 14. Min 4𝑥 sama
dengan min 16. 𝑋-nya sama dengan min 16 dibagi min 4. Min ketemu min
sama dengan plus, 16 dibagi 4 sama dengan 4. Jadi x-nya sama dengan 4.
Peneliti : “Lalu persamaannya yang diminta soal, mana?”
Siswa 11 : “Ini (menunjuk 𝑥 = 4).”
Peneliti : “Persamaan 𝑥 sama dengan 4 adalah persamaan yang diminta soal?”
Siswa 11 : “Iya.”
Peneliti : “Kemudian bagaimana mencari luas kebunnya?”
Siswa 11 : “Panjangnya jadi 7 ditambah 4 sama dengan 11, terus lebarnya sama dengan
4.”
Peneliti : “Mengapa panjangnya jadi 7 ditambah 4?”
Siswa 11 : “Kan tadi udah dimisalin panjangnya 7 ditambah 𝑥, terus 𝑥-nya udah dapet
4. Jadi panjang sama saja 7 ditambah 4.”
Peneliti : “Dan jawaban luas kebun berapa?”
Siswa 11 : “Rumusnya luas persegi panjangkan panjang dikali lebar, jadi luas kebun
adalah 11 dikali 4, sama dengan 44.”
Peneliti : “Mengapa kemarin tidak mengerjakan seperti itu?”
Siswa 11 : “Gak tau, kak. Bingung. Gak konsen barangkali.”
Peneliti : “Mengapa tidak konsen? Apakah waktunya kurang?”
Siswa 11 : “Waktunya ga kurang. Mungkin karena kemarin diganggu temen.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
D.4 Transkripsi Wawancara Siswa 13
Nomor 1a
Peneliti : “Coba kamu baca soalnya dan jawaban yang kamu tuliskan. Lalu kamu ingat-
ingat, kenapa kemarin kamu menjawab seperti ini?”
Siswa 13 : “Kan 5𝑥 – 12 = −3 soalnya. Terus 5𝑥 (menunjuk 5𝑥 pada ruas kiri) ini kan
𝑥-nya gak ada di sebelah sini (menunjuk ruas kanan).” (Maksudnya: hanya
ada satu suku yang mengandung variabel 𝑥, yaitu 5𝑥 pada ruas kiri)
Peneliti : “Terus bagaimana?”
Siswa 13 : “Iya kan 5𝑥-nya diturunin (siswa menunjuk 5𝑥 pada baris pertama kemudian
menujuk 5𝑥 pada baris kedua), −3-nya diturunin (siswa menunjuk −3 pada
baris pertama ke baris kedua), terus −12-nya pindah ruas. Cuma kemarin
tuh salah tandanya, harusnya kan plus (siswa menunjuk −12 pada baris
kedua)”
Peneliti : “Terus gimana?”
Siswa 13 : “Harusnya plus, karena melewati tanda sama dengan.” (siswa menunjuk −12
yang ada pada ruas kiri, bergeser ke ruas kanan. Maksudnya adalah −12
pindah ruas jadi tandanya berubah).
Peneliti : “Lalu mengapa ini kamu tulis −12?”
Siswa 13 : “Iya mungkin kurang teliti.”
Peneliti : “Jadi jawabannya harusnya bagimana? Kamu dapat menuliskan jawaban
nomor 1a di kertas ini?” (peneliti memberikan kertas oret-oretan yang baru
kepada Siswa 13)
Siswa 13 : “5𝑥 sama dengan −3 plus 12. Terus 5𝑥 sama dengan 9. Terus 𝑥 sama dengan
9 per 5.”
Peneliti : “Jadi x nya sama dengan berapa?”
Siswa 13 : “x sama dengan 9 per 5.”
Peneliti : “Jawabannya tetap 9 per 5 atau masih bisa disederhanakan?”
Siswa 13 : “Engga bisa disederhanain, 𝑥-nya gitu aja.” (nilai 𝑥-nya tetap saja 9 per 5, 9
per 5 tidak dapat disederhanakan lagi)
Peneliti : “Jadi soal nomor 1a ini jawabannya adalah?”
Siswa 13 : “𝑥 sama dengan 9 per 5.”
Peneliti : “Tandanya positif apa negatif?”
Siswa 13 : “Positif.”
Nomor 1b
Peneliti : “Sekarang coba kamu jelaskan proses yang kemarin kamu kerjakan pada soal
nomor 1b!”
Siswa 13 : “Kan ini ada y di sini (menunjuk 13y pada ruas kiri) sama disini (menunjuk y
pada ruas kanan) jadi disatuin,, karena y ini (menunjuk y pada ruas kanan)
melewati sama dengan jadi 14y terus sama dengan 12. Terus y sama dengan
12 per 14”
Peneliti : “Apakah jawabanmu ini sudah yakin benar?”
Siswa 13 : “Gak yakin.”
Peneliti : “Kenapa kamu tidak yakin?”
Siswa 13 : “Bingung kak”
Peneliti : “Kalau yang ini (menunjuk 12 pada jawaban siswa baris kedua), apakah ini
benar 12? Yang benar positif 12 apa negatif 12?”
Siswa 13 : “Iya positif 12”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
Peneliti : “Kenapa itu jadi positif 12? Padahalkan ini -12?” (peneliti menunjuk -12 pada
soal nomor 1b)
Siswa 13 : “Karena ini -12 nya melewati tanda sama dengan ini” (maksudnya adalah -
12 pada ruas kiri pindah ke ruas kanan, karena pindah ruas, tanda negitif
pada 12 menjadi positif).
Peneliti : “Kalau yang 13y ini kan tandanya positif ya? (peneliti menunjuk 13y pada
jawaban siswa nomor 1b pada baris kedua) dan y ini (peneliti menunjuk y
pada jawaban siswa nomor 1b pada baris kedua) tanda nya positif juga. y ini
darimana?”
Siswa 13 : “𝑦-nya dari sini (menujuk y pada soal yang dituliskan siswa pada baris
pertama), y-nya pindah kesini (menujuk ruas kiri.”
Peneliti : “Kalau 𝑦 ini dari ruas kanan pindah ke ruas kiri, bagaimana? Apakah
tandanya sudah benar? Coba baca soalnya lagi”
Siswa 13 : (siswa membaca soal nomor 1b) “Mungkin salah tandanya”.
Peneliti : “Mana yang salah?”
Siswa 13 : “Ini tanda 𝑦-nya (siswa menunjuk y pada jawaban siswa nomor 1b pada baris
kedua). Harusnya tandanya ini min (siswa menunjuk y pada jawaban siswa
nomor 1b pada baris kedua).”
Peneliti : “Mengapa kemarin kamu tulis (peneliti menunjuk y pada jawaban siswa
nomor 1b pada baris kedua) tandanya positif?”
Siswa 13 : “Mungkin kemarin gak konsentrasi”
Peneliti : “Mengapa gak konsentrasi?”
Siswa 13 : “Buru-buru kak”
Nomor 1c
Peneliti : “Coba sekarang kamu jelaskan jawabanmu nomor 1c!”
Siswa 13 : “Yang ada variabelnya kan yang ini ( menunjuk −10𝑥 pada ruas kiri dan 11𝑥
pada ruas kanan) disatuin, terus yang gak ada variabelnya disatuin juga.
Terus disini kan ada 6 (menunjuk 6 pada ruas kiri pada soal), karena ini
dipindah kesini (menunjuk 9 pada ruas kanan yang berpindah ke ruas kiri),
menjadi 6 min 9. Terus ada 10𝑥, nah disini kan ada 11𝑥 (menunjuk 11𝑥 pada
baris kedua), harusnya 11𝑥 min 10.” (siswa meyakinkan jawaban yang
ditulisnya pada baris kedua sudah benar)
Peneliti : “Apakah pada baris kedua, kamu yakin jawaban mu sudah benar?”
Siswa 13 : (melihat kembali pekerjaannya pada baris kedua) “Iya itu uda betul.”
Peneliti : “Coba lanjutkan penjelasanmu pada baris ketiga sampai akhir!”
Siswa 13 : “6 min 9 kan hasilnya min 3. Terus 11𝑥 plus 10𝑥 hasilnya 21𝑥. Terus 𝑥 nya
dipindah kesini (menunjuk 𝑥 pada baris keempat), jadinya 21 per −3. Terus
𝑥 sama dengan min 7.”
Peneliti : “Apakah pembagiannya benar seperti itu?”
Siswa 13 : “Harusnya min 3 per 21. Gimana ya, kak? Gak tau aku kak, aku masih
bingung yang begini-begini.”
Peneliti : “Kalau sebelumnya, kamu sudah cukup baik (peneliti menunjuk jawaban
siswa pada nomor 1a dan 1b). Coba kamu koreksi lagi jawabanmu, dan
apakah ada yang kurang tepat. Dan apakah pembagiannya betul seperti itu?
Lalu mengapa seperti itu?”
Siswa 13 : “Iya itu 𝑥 nya jadi 21 per min 3, terus 𝑥 nya sama dengan min 7, min-nya
(menujuk tanda min pada jawaban akhir nomor 1c) karena plus dibagi min
hasilnya min.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
Peneliti : “Kalau pembagiannya, bagaimana? 𝑥 ini (menunjuk pada 21𝑥 pada jawaban
siswa baris ketiga) artinya apa?”
Siswa 13 : “Variabel.”
Peneliti : “Lalu bagaimana arti variabel disini?”
Siswa 13 : “Nilai yang dicari.”
Peneliti : ”Iya betul, jadi dalam hal ini kita mencari nilai 𝑥 yang memenuhi. Lalu
bagaimana cara kita mencari nilai 𝑥 yang memenuhi? Pada baris pertama
sampai baris kedua sudah benar, dan pada baris keempat, bagaimana kamu
menemukan nilai 𝑥?”
Siswa 13 : “Nilai 𝑥-nya di dapat dari 21 dibagi min 3. Kan ini 21 terus 21 kalau dibagi
3-kan hasilnya 7.”
Peneliti : “Jika kamu lihat pada proses menemukan nilai variabel pada nomor-nomor
sebelumnya, adalah mengubah persamaan menjadi bentuk pembagian.
Seperti pada nomor 1a ini (peneliti menunjuk jawaban siswa nomor 1a) 5𝑥
sama dengan negatif 15, 𝑥 sama dengan negatif 15 per 5. Kemudian pada
nomor 1b, 14𝑦 sama dengan 12, 𝑥 sama dengan 12 per 14. Lalu sekarang
nomor 1c, negatif 3 sama dengan 21𝑥, maka 𝑥 sama dengan berapa? Apakah
kamu lihat bedanya pembagian ini dengan pembagian nomor 1c?” (Peneliti
menulis ulang kembali jawaban siswa dalam menentukan bentuk pembagian
dari nomor 1a hingga 1c dan memberi kode perbedaannya dengan memberi
tanda lingkaran).
Siswa 13 : “Ada.”
Peneliti : “Apa bedanya?”
Siswa 13 : “Berarti ini 21-nya di bawah, terus min 3-nya diatas (siswa menunjuk bentuk
pembagian pada jawaban nomor 1c). Kalau yang sebelumnya ini (siswa
menunjuk bentuk pembagian pada jawaban nomor 1a) 𝑥 sama dengan min
15 per 5.”
Peneliti : “Jadi x nya bagaimana?”
Siswa 13 : “Jadi 𝑥 sama dengan min 3 per 21 (siswa menulis kembali bentuk pembagian
nomor 1c pada kertas yang telah disediakan). Jadi 𝑥 sama dengan min 1 per
7.”
Peneliti : “Mengapa kemarin kamu tulis pembagiannya seperti ini?”
Siswa 13 : “Karena biasanya yang disebelah 𝑥 angkanya lebih kecil dari pada di sebelah
sini (menunjuk ruas lawannya), jadi agak bingung pas angka di sebelah 𝑥
lebih besar.”
Nomor 2b
Peneliti : “Sekarang coba kamu jelaskan jawabanmu nomor 2b!”
Siswa 13 : “Ini soalnya (menunjuk jawaban pada baris pertama). Hal yang kaya yang
aku masih agak sulit untuk ngitungya. Jadi aku agak ngawur.”
Peneliti : “Ya, gak apa-apa. Jelaskan saja mengapa kamu menjawab seperti ini.”
Siswa 13 : “Kan 5𝑏 gak ada variabelnya semua (menunjuk 5𝑏 dan suku-suku lain pada
soal nomor 2b. Maksudnya adalah tidak ada suku-suku lain yang
mengandung variabel b selain suku 5b). Terus ini ada 1 min 20 min 12 (siswa
menunjuk jawaban baris kedua). Tapi ini harusnya plus 12, karena pindah
ruas. Ini 5b nya turun terus sama dengan min 19 plus 12.”
Peneliti : “Darimana negatif 19 ditambah 12?”
Siswa 13 : “1 dikurangin 20 kan hasilnya min 19. Terus plus 12-nya turun dari sini.”
(Sambil menunjuk −12 pada baris di atasnya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
Peneliti : “Mengapa kemarin ini (menunjuk 12 pada jawaban baris ketiga) tandanya
tetap?”
Siswa 13 : ”Kayanya kemarin ini (menunjuk −12 pada jawaban baris kedua) lupa tulis
kalau tandanya plus.”
Peneliti : “Lalu 𝑏 menjadi sama dengan berapa?”
Siswa 13 : “𝑏 sama dengan 7 per 5”
Peneliti : “7 dan 5 ini (menunjuk 7 per 5 pada jawaban baris keempat), darimana?”
Siswa 13 : “Dari min 19 plus 12 hasilnya 7, terus 5nya dari sini (menunjuk 5𝑏 pada
jawaban baris ketiga), jadi turun kesini.” (Siswa menunjuk 7 per 5 pada
jawaban baris keempat).
Peneliti : “Kalau 5𝑏 yang ini darimana?” (Menunjuk 5b pada baris kedua)
Siswa 13 : “5𝑏-nya dari sini.” (menunjuk 5b pada soal)
Peneliti : “Kalau −20 ini (menunjuk −20 pada jabawan baris kedua), darimana?”
Siswa 13 : “Dari 20 ini.” (menunjuk soal)
Peneliti : “−20 tandanya apa?”
Siswa 13 : “Min”
Peneliti : “Mengapa ini min sedangkan disini plus (menunjuk 20 pada soal)?”
Siswa 13 : “Karena 20 pindah ruas.”
Peneliti : “Kalau 5𝑏 ini pindah ruas tidak?” (menunjuk 5𝑏 pada jawaban baris kedua)
Siswa 13 : “5𝑏 ini gak pindah ruas.” (maksudnya: 5𝑏 tidak pindah ruas)
Peneliti : “Kalau tidak pindah ruas, berarti tandanya berubah atau tetap?”
Siswa 13 : “Tandanya tetap.”
Peneliti : “Nah kalau 5𝑏 ini (menunjuk 5𝑏 baris pertama) tandanya apa?”
Siswa 13 : “Negatif.”
Peneliti : “Lalu 5𝑏 ini (menunjuk 5𝑏 pada jawaban siswa baris kedua) harusnya
tandanya apa?”
Siswa 13 : “Harusnya tandanya negatif.”
Peneliti : “Jadi harusnya 5𝑏 ini, bagaimana?” (menunjuk 5b pada jawaban siswa baris
kedua)
Siswa 13 : “Harusnya min 5𝑏.”
Nomor 2d
Peneliti : “Coba sekarang kamu jelaskan jawaban nomor 2d ini!”
Siswa 13 : “Ini kan soalnya (siswa menujuk jawaban pada baris pertama), kan kalau ada
tanda kurung artinya dikalikan. Jadi 6 dikali 4 sama dengan 24 terus 6 dikali
min 𝑦 hasilnya min 6𝑦, min 4-nya turun. Sama dengan min 2 dikali 2𝑦
hasilnya min 4𝑦. Min 2 dikali min 2 hasilnya min 4.”
Peneliti : “Menurut kamu, apakah jawabanmu pada baris kedua sudah benar?”
Siswa 13 : “Gak tau.”
Peneliti : “Coba koreksi lagi!”
Siswa 13 : (siswa melihat kembali pekerjaannya) “Salah mungkin, kak”
Peneliti : “Mana yang salah?”
Siswa 13 : “Gak tau.”
Peneliti : “Coba kamu perhatikan perkalian ini (menunjuk tanda kurung pada soal), 6
dikali 4 hasilnya 24, tandanya positif karena positif dikali positif hasilnya
positif. Lalu 6 dikali negatif 𝑦 hasilnya negatif 6𝑦, karena positif dikali
negatif hasilnya negatif. Lalu sekarang untuk yang tanda kurung di ruas kiri,
ini −4𝑦 berasal darimana?”
Siswa 13 : “Min 2 dikali 2𝑦”
Peneliti : “Lalu negatif 4 ini darimana?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
Siswa 13 : “Min 2 dikali 2”
Peneliti : “2 dalam tanda kurung ini tandanya apa, dek?”
Siswa 13 : “Min”
Peneliti : “Jadi?”
Siswa 13 : “Oh ya, ini harusnya plus 4 ya, kak? Kan ini min 2 dikali min 2 hasilnya plus
4.”
Peneliti : “Ya, betul. Mengapa kemarin kamu tuliskan ini sebagai negatif 4?”
Siswa 13 : “Lupa, kak. Mungkin gak fokus”
Nomor 3b
Peneliti : “Sekarang coba kamu jelaskan jawabanmu nomor 3b!”
Siswa 13 : “Yang ini aku ngerjain asal, kak. Sebenarnya aku masih gak ngerti. Jadi
angkanya dipindah-pindah juga sama seperti yang sebelumnya. Itu harusnya
min 1 per 6 terus plus 2 per 3. Terus 5𝑥-nya turun jadi sama dengan −1 per
6 di tambah 4 per 6, didapat dari menyamakan penyebutnya dulu terus baru
di jumlahkan pecahannya, terus didapat hasilnya 3 per 6.”
Peneliti : “Tadi kamu bilang kalau baris kedua itu min 1 per 6, padahal yang ditulis
dikertasmu adalah 1 per 6?”
Siswa 13 : “Iya itu salah kak, mungkin kemarin gak konsen nulisnya.”
Peneliti : “Kalau yang 2 per 3 pada baris kedua, positif 2 per 3 darimana?”
Siswa 13 : “Dari ini (menunjuk 2 per 3 pada soal).”
Peneliti : “Apakah 2 per 3 itu pindah ruas?”
Siswa 13 : “Iya 2 per 3 nya pindah ruas, kan tadi ada di sebelah kiri, sekarang di sebelah
kanan.”
peneliti : “Apakah kamu yakin, kalau jawabannya benar?”
Siswa 13 : “Mungkin benar, kak”
Nomor 5
Peneliti : “Soal nomor 5 ini berbentuk soal cerita, coba kamu baca dulu soalnya dan
jawaban yang telah kamu tulis. Kemudian kamu jelaskan pada kakak
mengapa kamu menjawab demikian?”
Siswa 13 : (siswa membaca dan mengingat-ingat kembali jawabannya) “Gak dong, kak,
Kemarin aku tanya temen.”
Peneliti : “Tidak mengerti yang mana, dek?”
Siswa 13 : “Soalnya, terus kemarin aku liat jawabannya temanku. Aku gak ngertinya
soal-soal yang kaya gini (menunjuk soal nomor 5) dan soal yang nomor 3.”
Peneliti : “Apakah kamu pernah latihan mengerjakan soal cerita persamaan linear satu
variabel di kelas?”
Siswa 13 : “Pernah, pak guru pernah menjelasakan sih. Tapi aku gak dong. Kelasnya
ribut, kelas kami kan yang paling rebut. Aku jadi gak fokus saat guru sedang
menjelaskan.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
D.5 Transkripsi Wawancara Siswa 15
Nomor 1a
Peneliti : “Coba jelaskan, bagaimana proses penyelesaian soal nomor 1a yang telah
kamu kerjakan?
Siswa 15 : “5𝑥 – 12 = −3 kan soalnya. Ini kan ada min 3 sama min 12 (menunjuk
negatif 3 pada ruas kanan dan negatif 12 pada ruas kiri), karena sama-sama
minus jadi dijadiin satu. Menjadi 5𝑥 sama dengan minus 3 dikurangi minus
12. Terus minus 3 dikurangi 12 hasilnya minus 15. Jadi 𝑥 sama dengan
minus 15 per 5, 𝑥 sama dengan minus 3.”
Peneliti : “Pada baris kedua, jadi kamu mengumpulkan minus 3 dan minus 12 pada
ruas kanan karena sama-sama memiliki tanda negatif?”
Siswa 15 : “Iya, kan ini (menunjuk −12) minus dan ini minus (menunjuk 13) kumpulin
jadi satu. Makanya ini jadi minus 3 dikurangin minus 12.”
Nomor 1b
Peneliti : “Sekarang bagaimana yang nomor 1b? Coba jelaskan!”
Siswa 15 : “Karna ini kan ada aljabar-aljabarnya 𝑦 (maksudnya ada variabel). Jadi ini
(menunjuk 13𝑦) sama ini (menunjuk 𝑦 pada ruas kiri) dijadiin satu. Terus
yang gak ada 𝑦 nya juga dijadiin satu. Menjadi 13𝑦 ditambah 𝑦 sama dengan
12. 13𝑦 ditambah 𝑦 hasilnya 14𝑦, 12-nya turun, jadi 14𝑦 sama dengan 12.”
Peneliti : “Jadi menurut kamu, yang punya variabel 𝑦, dijadiin satu ruas, yang tidak
memiliki variabel 𝑦 juga dipinjah ke satu ruas?”
Siswa 15 : “Iya, kaya gitu.”
Peneliti : “Lalu nilai variabel 𝑦-nya berapa? Ini (menunjuk jawaban nomor 1b baris
ketiga) kan belum selesai?”
Siswa 15 : “Jadi 𝑦-nya sama dengan 14 𝑝𝑒𝑟 12.”
Peneliti : “Mengapa 𝑦-nya menjadi 14 𝑝𝑒𝑟 12?”
Siswa 15 : “Karena 14 lebih besar daripada 12.”
Nomor 1c
Peneliti : “Coba kamu jelaskan jawabanmu nomor 1c!”
Siswa 15 : “Sama kaya (seperti) nomor 1a dan 1b, yang ada 𝑥-nya dijiadiin satu ruas,
yang gak punya 𝑥 juga dijadiin satu ruas (menunjuk jawaban nomor 1c pada
baris kedua). 6 dikurang 9 hasilnya min 3, sama dengan, 21𝑥, dari 11𝑥
ditambah 10𝑥. 𝑥 sama dengan 21 per min 3, 𝑥 sama dengan min 7.”
Peneliti : “𝑦 ini (menunjuk jawaban siswa baris pertama), darimana?”
Siswa 15 : (Siswa melihat kembali pekerjaannya pada baris pertama, dan
mencocokannya dengan soal) “Oh itu salah tulis, kak. Itu maksudnya 9. Tapi
kurang nulisnya”
Peneliti : “Kalau yang ini (menunjuk −9 pada jawaban siswa baris kedua), tanda
negatifnya darimana?”
Siswa 15 : “Karena ini (menunjuk tanda negatif pada baris pertama tepat dibelakang
suku pertama).”
Peneliti : “Kalau tanda positif ini (menunjuk tanda positif pada baris kedua),
darimana?”
Siswa 15 : “Dari ini (menunjuk tanda positif pada baris pertama tepat dibelakang suku
ketiga).”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
Peneliti : “Jadi tanda negatif dan tanda positif pada baris kedua ini berasal dari tanda
pada baris pertama?”
Siswa 15 : “Iya kak.”
Nomor 2b
Peneliti : “Sekarang coba kamu jelaskan jawabanmu nomor 2b”
Siswa 15 : “Soalnya kan 20 dikurang 5𝑏 dikurang 12 sama dengan 1, sama seperti yang
sebelumnya, karena ini 𝑏-nya cuma satu (menunjuk 5𝑏 pada baris pertama),
jadi semua yang gak punya 𝑏 dikumpulin. Jadi 5𝑏 sama dengan 1 dikurang
20 terus dikurang 12. 5𝑏 sama dengan 7. Jadi 𝑏 sama dengan 7 𝑝𝑒𝑟 5,
7 𝑝𝑒𝑟 5 kalau disederhanakan kan satu 2 𝑝𝑒𝑟 5. Jadi 𝑏 sama dengan satu
2 𝑝𝑒𝑟 5.”
Peneliti : “Tanda negatif ini (menunjuk semua tanda negatif pada baris kedua),
darimana?”
Siswa 15 : “Itu di soalnya semuanya negatif, kok” (maksudnya: semua tanda pada soal
2b adalah tanda negatif)
Peneliti : “Mana yang tandanya negatif, dek?”
Siswa 15 : “Ini (sambil menunjuk operasi kurang “−” pada soal 2b), ini semua kan
tandanya negatif, jadi dibawah juga negatif semua.” (maksudnya pada baris
kedua semuanya menggunakan operasi kurang “−”)
Nomor 2c
Peneliti : “Coba sekarang jelaskan jawaban nomor 2c ini!”
Siswa 15 : “Aku lupa caranya, kak. (Siswa melihat kembali jawabannya) Kayaknya
(sepertinya) kemarin aku tanya temen cara nomor 2c.”
Peneliti : “Lalu kata temenmu, penjelasannya bagaimana?”
Siswa 15 : “Lupa.”
Peneliti : “Coba diingat-ingat lagi.”
Siswa 15 : “Lupa, kak. Ya, caranya yang aku tulis itu”
Nomor 3a
Peneliti : “Sekarang coba jelaskan jawabanmu nomor 3a!”
Siswa 15 : “Itu cuma aku kalikan aja, 1 per 2 dikali 2𝑥. Jadi 2𝑥 dibagi 2 kan hasilnya
1𝑥, terus 1 dikali 1𝑥 hasilnya 1𝑥. Udah begitu.”
Peneliti : “Perintah nomor 3-kan mencari nilai 𝑥. Lalu pada jawabanmu ini, nilai x-nya
berapa?”
Siswa 15 : “𝑥 satu”
Peneliti : “Menurut kamu, soal nomor 3a ini susah ga?”
Siswa 15 : “Susah, karena aku masih gak ngerti.”
Peneliti : “Di kelas atau dirumah pernah latihan soal-soal persamaan linear satu
variabel bentuk pecahan?”
Siswa 15 : “Di kelas pernah, tapi di rumah gak pernah.”
Peneliti : “Waktu belajar di kelas, bisa mengerjakan?”
Siswa 15 : “Gak bisa, gak dong (tidak mengerti) waktu pak guru jelasin.”
Peneliti : “Gak dong-nya dimana?”
Siswa 15 : “Gak tau, kak.”
Nomor 3b
Peneliti : “Sekarang coba jelaskan jawabanmu nomor 3b!”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
Siswa 15 : “Yang pecahan dijadikan satu dulu, terus dijumlah, hasilnya , 3 𝑝𝑒𝑟 6, baru
3 𝑝𝑒𝑟 6 –nya dikalikan 5𝑥. 3 𝑝𝑒𝑟 6 disederhanakan, 3 yang diatas dibagi 3,
terus 6-nya dibagi 3, jadi kalau 3 𝑝𝑒𝑟 6 disederhakan hasilnya jadi 1 𝑝𝑒𝑟 2.
Lalu 1 𝑝𝑒𝑟 2 dikali 5𝑥 hasilnya 2,5.”
Peneliti : “Jadi pecahannya, kamu jumlah dulu seperti ini caranya?” (peneliti menunjuk
jawaban nomor 3b pada baris kedua)
Siswa 15 : “Iya.”
Peneliti : “Mengapa ini (menunjuk operasi jumlah “+” pada baris kedua) kamu
jumlahkan?”
Siswa 15 : “Karena ini (menunjuk operasi penjumlahan “+” pada baris diatasnya)
ditambah kok.”
Nomor 5
Peneliti : “Soal nomor 5 ini berbentuk soal cerita, coba kamu baca dulu soalnya dan
jawaban yang telah kamu tulis, kemudian kamu jelaskan pada kakak
mengapa kamu menjawab demikian.”
Siswa 15 : (Siswa membaca dan mengingat-ingat kembali jawabannya) “Bagaimana, ya?
Kayaknya (sepertinya) kemarin tanya temen.”
Peneliti : “Lalu 𝑥 sama dengan 3,5, darimana?”
Siswa 15 : “Itu tanya temen juga.”
Peneliti : “Kalau 𝑝 sama dengan 10,5, darimana?”
Siswa 15 : “Udah diketahui kalau panjangnya 7 meter lebih panjang dari lebar kebun.
Terus 𝑥-nya itu sama aja dengan lebar kebun. Jadi panjangnya sama dengan
7 ditambah lebar, sama aja 7 ditambah 3,5. Jadi panjangnya 10,5.”
Peneliti : “Lalu luas kebun?”
Siswa 15 : “Bentuknya kebun kan persegi panjang, luas persegi panjang itu panjang kali
lebar. Jadi luas kebun sama dengan 10,5 dikali 3,5, hasilnya 36,75 meter
kuadrat.”
Peneliti : “Coba kamu baca lagi soal nomor 5, dari soal nomor 5, yang ditanya apa?”
Siswa 15 : “Buatlah bentuk persamaan dan mencari luas kebun.”
Peneliti : “Jadi bentuk persamaannya, apa?”
Siswa 15 : “Gak ngerti, kak.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
D.6 Transkripsi Wawancara Siswa 25
Nomor 1a
Peneliti : “Coba jelaskan, bagaimana proses penyelesaian soal nomor 1a yang telah
kamu kerjakan?
Siswa 25 : “Soalnya 5𝑥 min 12 sama dengan 3, kita kan mau mencari x-nya kan. Jadi
kita pindah ruas. Ini min (menunjuk tanda negatif di depan 12) kalau
dipindahkan kesini (ruas kanan) jadi plus. Jadi ini 5𝑥 sama dengan min
3 ditambah 12. Terus 5x-nya turun, sama dengan, −3 ditambah 12 kan
hasilnya 9. Jadi 𝑥 sama dengan, 5 ini (menunjuk 5𝑥 pada jawaban baris
ketiga), 𝑥 sama dengan 9 per 5, 𝑥 sama dengan 0,18.”
Peneliti : “Bagaimana caramu menghitung 9 per 5 hingga mendapatkan 0,18?”
Siswa 25 : “Saya jadikan desimal, saya menghitung 9 dibagi 5 dengan pakai porogapit.”
Peneliti : “Coba tunjukkan, bagaimana porogapitnya?”
Siswa 25 : (siswa menulis oret-oretan porogapit 9 dibagi 5) “Pertama 9 dibagi 5, 9
dibagi 5-kan, weh 1 yo (1 ya?), terus 1 dikali 5-kan 5, 9 dikurang 5 itu 4, diatas dikasih koma, terus belakang 4 dikasih 0, jadi 40, 40 dibagi 5 jadi 8.
Jadi 9 dibagi 5 sama dengan 1,8. Beda hasilnya.”
Peneliti : “Bagaimana hasilnya?”
Siswa 25 : “𝑥-nya bukan sama dengan 0,18 tapi 𝑥 sama dengan 1.8”
Peneliti : “Jadi meurutmu, ini (menunjuk x sama dengan 0,18) salah? Kalau kakak lihat
oret-oretanmu tes kemarin, porogapitnya dapat 0,18, seperti ini
(menunjukkan oret-oretan tes).”
Siswa 25 : “Iya itu salah hitung, kak. Aku pikir angka yang mendekati 9 kalau dikali 5 itu
0, padahal ada angka 1.”
Nomor 1c
Peneliti : “Sekarang lanjutkan penjelasanmu pada soal nomor 1c!”
Siswa 25 : “Soalnya 6 min 10𝑥 sama dengan 11𝑥 ditambah 9. Kita samain variabelnya
(mengumpulkan suku yang mengandung variabel dalam satu ruas), 10𝑥 tetap
disitu (ruas kiri), 11𝑥 pindah kesini (ruas kiri) menjadi min 11𝑥, sama
dengan, ini juga 6-nya (menunjuk 6 pada baris pertama) pindah jadi min
6, 9-nya tetap, jadi min 6 ditambah 9. Min 10𝑥 min 11𝑥 itu min 21𝑥 sama
dengan, min 6 ditambah 9-kan plusnya lebih besar, jadi sama saja 9 dikurang
6 sama dengan 3. Jadi 𝑥 sama dengan min 21 per 3, x sama dengan min 7.”
Peneliti : “Kalau bentuk pembagiannya, mengapa seperti ini (𝑥 sama dengan min 21
per 3)?”
Siswa 25 : “Karena 21 bisa dibagi 3, jadi 𝑥 sama dengan 7”
Peneliti : “Apakah jawabanmu sudah benar?”
Siswa 25 : “Harusnya 𝑥 sama dengan 3 per min 21 ya, kak? ”
Peneliti : “Mengapa seperti itu?”
Siswa 25 : “Sebelum-sebelumnya kalau mau tulis per (bentuk pembagian) yang disebelah
𝑥-nya (suku yang mengandung 𝑥) ada di bawah (menjadi bilangan
pembagi).”
Peneliti : “Mengapa kemarin tidak menjawab seperti itu?”
Siswa 25 : “Kemarin itu agak bingung sih.”
Peneliti : “Apa yang membuat kamu bingung?”
Siswa 25 : “Gak tau, kak. Bingung aja.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
Nomor 2a
Peneliti : “Lalu bagaimana dengan nomor 2a?”
Siswa 25 : “Soalnya 10 plus 2𝑦 sama dengan −2 (siswa membaca soal pada lembar soal
dan soal pada lembar jawab yang ditulisnya). Ini salah.”
Peneliti : “Mana yang salah?”
Siswa 25 : “Ini tulis soalnya. Ini (menunjuk – 2𝑦 pada baris pertama) harusnya plus 2𝑦”
Peneliti : “Kok bisa salah tulis?”
Siswa 25 : “Keburu-buru, kak.”
Peneliti : “Waktunya kurang, dek?”
Siswa 25 : “Engga, cukup kok. Mungkin gak konsen aja.”
Peneliti : “Coba kamu lihat jawaban di oret-oretanmu. Karena kemarin kamu
menuliskan jawaban pada oret-oretan dulu, baru kamu pindah pada lembar
jawab.”
Siswa 25 : (melihat lembar oret-oretan) “Sama, kak. Di oret-oretan juga salah tulis
soal.”
Nomor 2d
Peneliti : “Sekarang jelaskan jawabanmu nomor 2d!”
Siswa 25 : “Soalnya 6 dalam kurung 4 min 𝑦, dikurang 4, sama dengan, min 2 dalam
kurung 2𝑦 min 2. Kalau langsung-kan gak boleh-kan kak? Nah jadi, ini 6-
nya dikali 4 kan 24, terus 6 dikali min 𝑦, min 𝑦 kan artinya min 1𝑦, jadi sama
saja 6 dikali min 1𝑦 sama dengan min 6𝑦. Terus min 4 turun, sama dengan,
min 2 dikali 2𝑦 itu min 4𝑦, min 2 dikali min 2 hasilnya min 4. Lalu kita
samakan variabelnya (mengumpulkan suku yang mengandung variabel
dalam satu ruas), jadi min 6𝑦-nya tetep, min 4𝑦 pindah (dari ruas kanan
pindah ke ruas kiri) jadi plus 4𝑦, sama dengan, min 4-nya tetep, 24 dan min
4 pindah (dari ruas kiri pindah ke ruas kanan) jadi min 24 ditambah 4.
Hasilnya karena min-nya lebih besar (menunjuk – 6𝑦 dan + 4𝑦 pada baris
ketiga) jadi 6𝑦 dikurang 4𝑦 sama dengan min 2𝑦, sama dengan min 24.
Terus 𝑦-nya turun, sama dengan min 24 per min 2, karena min dibagi min
itu plus, jadi 𝑦 sama dengan 12.”
Peneliti : “Kalau ada negatif 1 dikali 3, hasilnya berapa?”
Siswa 25 : “3”
Peneliti : “Lalu 3 dikali min 2, hasilnya berapa?”
Siswa 25 : “6”
Peneliti : “Kalau 4 dikali 2, hasilnya?”
Siswa 25 : “8”
Peneliti : “Kalau negatif 2 dikali negatif 1, hasilnya berapa?”
Siswa 25 : ”2”
Peneliti : “Sudah betul? Menurut kamu, bagitu?”
Siswa 25 : “Belum sih”
Peneliti : “Apa yang belum?”
Siswa 25 : “Ini (menunjuk 3 pada oret-oretan negatif 1 dikali 5 sama dengan 3) harusnya
min.”
Peneliti : “jadi min 3?”
Siswa 25 : “Iya harusnya min 3. Ini juga harusnya min 6 (menunjuk 6 pada oret-oretan
3 dikali negatif 2 sama dengan 6).”
Peneliti : “Lalu yang lain?”
Siswa 25 : “Sudah benar.”
Peneliti : “Coba koreksi jawabanmu pada baris kedua.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
Siswa 25 : “Oh, ya. Ini (menunjuk negatif 4 di ruas kanan pada baris kedua) harusnya
plus.”
Peneliti : “Mengapa itu menjadi plus?”
Siswa 25 : “Karena min 2 dikali min 2, min dikali min hasilnya plus, jadi plus 4.”
Peneliti : “Mengapa kemarin min 2 dikali min 2 hasilnya min 4?”
Siswa 25 : “Mungkin gak teliti, kak.”
Nomor 3a
Peneliti : “Kalau nomor 3a, bagaimana penjelasannya?”
Siswa 25 : “Soalnya 1 per 2 sama dengan 2𝑥, 𝑥 sama dengan 1 per 2 dikali 2, 2 dibagi
2 sama hasilnya 1, jadi 𝑥 sama dengan 1. Kalau nomor ini saya masih
bingung, kak. Gak tau caranya.”
Peneliti : “Bingungnya yang mana?”
Siswa 25 : “Bingung ngerjainnya.”
Peneliti : “Apakah di kelas sudah pernah membahas soal PLSV yang angkanya
pecahan?”
Siswa 25 : “Belum, kak. Pak Daru (guru matematika kelas VII A) ngajrinnya belum
sampai ini.”
Peneliti : “Lalu apa yang membuat kamu mengerjakannya seperti ini?”
Siswa 25 : “Coba-coba saja, kak. Mungkin seperti itu caranya.”
Peneliti : “Jadi kamu menyelesaikan soal ini dengan langsung mengkalikan 1 per 2
dikali 2, begitu?”
Siswa 25 : “Iya, kak. Barangkali bener.”
Peneliti : “Lalu apa yang membedakan soal ini dengan soal lainnya? Mengapa kamu
bingung? Padahal jawabanmu pada nomor-nomor sebelu,nya sudah benar?”
Siswa 25 : “Ada per-nya (bilangan pecahan).”
Peneliti : “Jadi kamu bingung kalau ada pecahannya?”
Siswa 25 : “Iya”
Peneliti : “Kalau pecahannya kita rubah menjadi bentuk desimal, bisa gak?”
Siswa 25 : “Bisa”
Peneliti : “Berapa kalau 1 per 2 dijadikan desimal?”
Siswa 25 : “0,5”
Peneliti : “Lalu kali 1 per 2 sama dengan 2𝑥, kalau kita rubah menjadi 0,5 sama dengan
2𝑥, sama saja, gak?
Siswa 25 : “Gak tau”
Peneliti : (peneliti menuliskan 1 per 2 sama dengan 2𝑥 pada lebar oret-oretan)“Katamu
tadi, 1 per 2 kalau diubah menjadi desimal itu 0,5. Jadi kalau sekarang kakak
tulis 0,5 sama dengan 2𝑥, keduanya sama saja gak?”
Siswa 25 : “Iya, sama.”
Peneliti : “Jadi kalau bentuknya sudah menjadi 0,5 sama dengan 2𝑥. Apakah kamu
sudah bisa menyelesaikan?”
Siswa 25 : “Gak bisa juga, kak.”
Peneliti : “Walau bentuknya sudah menjadi desimal, bukan bentuk pecahan lagi, seperti
ini, tetap sulit?”
Siswa 25 : “Iya”
Peneliti : “Apanya yang sulit?”
Siswa 25 : “Gak tau, kak. Sulit.”
Nomor 3b
Peneliti : “Sekarang coba kamu jelaskan jawabanmu nomor 3b.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219
Siswa 25 : “Yang nomor ini aku juga asal ngerjainnya, kak. Gak tau caranya.”
Peneliti : “Ya, tidak apa-apa. Kamu jelaskan saja mengapa mengerjakannya seprti itu.”
Siswa 25 : “Soalnyakann 5𝑥 ditambah 2 per 3 sama dengan min 1 per 6, ngerjainnya
sama kaya (seperti) soal sebelumnya, jadi yang punya 𝑥 dikumpulin disini
(suku yang mengandung variabel 𝑥, dikumpulkan dalam 1 ruas). Ini 5𝑥-nya
turun, 2 per 3 pindah ruas tandanya berubah jadi min, sama dengan, min 1
per 6 dikurang 2 per 3. Terus min 1 per 6 dikurang 2 pertiga hasilnya min 2
per 18. Jadi 5𝑥, sama dengan, min 2 per 18. Jadi 𝑥 sama dengan min 2 per
18 dikali 5. 2 per 18 disederhanain jadi per 9, lalu 9 dikalikan 5. Jadi 𝑥-nya
sama dengan 45.”
Peneliti : “Min 2 per 18, darimana?”
Siswa 25 : “dari min 1 per 6 dikurang 2 per 3.”
Peneliti : “Coba jelaskan pada kakak, bagaimana kamu menghitungnya hingga
mendapat min 2 per 18?”
Siswa 25 : “Gimana ya? (siswa mengingat-ingat) Itu caranya saya kalikan atas
(pembilang) sama atas (pembilang), terus bawah (penyebut) sama
bawah(penyebut).”
Peneliti : “Apakah benar cara menjumlahkan atau mengurangi dua bilangan pecahan
seperti itu?”
Siswa 25 : “Iya, mungkin. Aku lupa caranya, kak. Seinget aku ada yang dikalikan gitu-
gitu. Kan bab pecahan uda lama.”
Peneliti : “Ya, coba nanti kamu buka lagi catetan yang ada cara menjumlahkan atau
mengurangkan dua bilangan pecahan, ya.”
Nomor 4
Peneliti : “Selanjutnya nomor 4, coba kamu baca dulu soalnya dan jawabanmu. Lalu
kamu jelaskan mengapa kamu menjawab seperti itu!”
Siswa 25 : (siswa membaca dan mengingat-ingat kembali jawabannya) “Jadi tiga kali
sebuah bilangan saya tulis 3𝑥, terus di soal di tulis tiga kali sebuah bilangan
ditambah 6, jadi saya tulis 3𝑥 ditambah 6, di soal juga di tulis sama dengan,
jadi saya tambahin dibelakang angka 6 tanda sama dengan, lalu hasilnya
(siswa menunjuk soal) min 30. Itukan saya tulisnya positif, harusnya itu min.”
Peneliti : “Oh, begitu. Mengapa kemarin tidak kamu tuli min 30?”
Siswa 25 : “Mungkin kemarin lupa tulis min-nya, kak.”
Peneliti : “Lalu di soal juga ditulis, misalkan p adalah bilangan itu. Maksudnya apa ya,
dek?”
Siswa 25 : “Oh iya itu harusnya 3𝑝 ya?”
Peneliti : “Mengapa diganti 3𝑝?”
Siswa 25 : “Kan di soal udah dimisalin kalau bilangan itu 𝑝. Saya malah misalinnya pake
𝑥.”
Peneliti : “Kenapa kemarin kamu tulis itu 𝑥?”
Siswa 25 : “Mungkin gak teliti, kak.”
Peneliti : “Lalu di soalkan perintahnya Susunlah persamaan dalam 𝑝. Dari jawabanmu,
persamaannya yang mana ya?”
Siswa 25 : “Ini, kak.” (menunjuk 𝑥 sama dengan 18)
Peneliti : “Jadi 𝑥 sama dengan 18, adalah persamaan yang diminta soal?”
Siswa 25 : “Iya.”
Nomor 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
Peneliti : “Sekarang yang terakhir, coba kamu baca dulu soalnya dan jawabanmu, lalu
kamu jelaskan mengapa kamu menjawab seperti itu!”
Siswa 25 : (siswa membaca dan mengingat-ingat kembali jawabannya) “Kan yang dicari,
salah itu, belum selesai itu, kak.”
Peneliti : “Kalau begitu, coba kamu kerjakan lagi. Kakak beri kamu waktu untuk
menyelesaikannya”
(siswa mengerjakan kembali soal nomor 5)
Peneliti : “Yang diketahui pada soal apa saja, dek?”
Siswa 25 : “Diketahuinyakan, bentuk kebunnya persegi panjang (siswa menggambar
persegi panjang), panjangnya 7 meter (siswa menulis 𝑝 = 7), lebarnya lebih
panjang dari ukuran lebar.”
Peneliti : “Selanjutnya apa, dek?”
Siswa 25 : “Aduh, nyerah. Gak bisa.”
Peneliti : “Ya, sudah. Kalau yang kemarin kamu kerjakan, bagaimana? Ini (menunjukan
jawaban siswa) ada 𝑘 sama dengan 𝑝 ditambah 𝑙 ditambah 𝑝 ditambah lagi
𝑙. Maksud ini, apa?”
Siswa 25 : “Itu-kan rumus keliling persegi panjang.”
Peneliti : “Lalu tulisan dibawahnya?”
Siswa 25 : “Aku tulis (maksudnya substitusi) 𝑘 nya itu 30, terus 𝑝-nya 7, terus 𝑙-nya tetap
𝑙. Jadi 30 sama dengan 7 ditambah 𝑙 ditambah 7 ditambah 𝑙. Terus
dibawahnya lagi, asal aja kak.”
Peneliti : “Ya, sudah. Tapi soal nomor 5 ini, menurut kamu sulit tidak?”
Siswa 25 : “Sulit”
Peneliti : “Mengapa sulit?”
Siswa 25 : “Bingung kalau soal cerita.”
Peneliti : “Pernah latihan menyelesaikan soal PLSV yang bentuknya soal cerita? Atau
mungkin, dikelas pernah diajarkan?”
Siswa 25 : “Pernah, tapi gak mengerti.”
Peneliti : “Mengapa kamu tidak mengerti?”
Siswa 25 : “Di kelas terlalu ribut. Kelas kami-kan yang yang paling rebut. Jadi gak bisa
konsen. Terus jadi tidak terdengar suaranya pak Daru (guru matematika
kelas VII A).”
Peneliti : “Kamu duduk dimana selama ini? Duduk di belakang, tengah, atau depan?”
Siswa 25 : “Aku duduk di depan.”
Peneliti : “Saat kamu tidak mengerti materi yang dijarkan pak guru, kamu pernah
mencoba tanya kembali kepada pak guru?”
Siswa 25 : “Gak pernah.”
Peneliti : “Mengapa?”
Siswa 25 : “Takut”
Peneliti : “Mengapa takut? Apakah menurut kamu, pak guru galak?”
Siswa 25 : “Pak Daru tidak galak, tapi saya takut aja.”
Peneliti : “Lalu bagaimana cara kamu belajar kalau kamu tidak mengerti materinya?”
Siswa 25 : “Saya belajar bareng teman-teman dipanti dan kakak-kakak di panti. Kami
selalu belajar bareng, jadi kalu ada yang kita gak ngerti, bisa tanya teman-
teman di panti atau kakak-kakak di panti.”
Peneliti : “Apakah kamu dan teman-teman rutin belajar bersama?”
Siswa 25 : “Iya, rutin. Karena di panti kami, setiap hari ada jam belajar. Dan saat jam
segitu kami selalu belajar dan ngerjain PR (pekerjaan rumah) bareng-
bareng.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221
D.7 Transkripsi Wawancara Siswa 30
Nomor 1b
Peneliti : “Coba kamu jelaskan, bagaimana proses penyelesaian soal nomor 1b yang
telah kamu kerjakan?
Siswa 30 : “13y dikurang 12 sama dengan y soalnya. Biar di sini (ruas kanan) ada 𝑦
semua, jadi 13𝑦 dipindah ke sini (ruas kanan), jadinya min 12 sama dengan
𝑦 dikurang min 13𝑦. Min 12 sama deengan 12𝑦, 12𝑦-nya dipindah ke sini
(ruas kiri), min 12-nya dipindah ke sini (ruas kanan) jadinya 12. Jadi 𝑦 sama
dengan 12 per min 12, 𝑦 sama dengan min 1.
Peneliti : “12𝑦 ini (menunjuk 12𝑦 pada jawaban baris ketiga), darimana?”
Siswa 30 : “Dari 𝑦 dikurang 13𝑦.”
Peneliti : “Coba bagaimana cara kamu menghitung 𝑦 dikurang 13𝑦, sehingga
mendapat 12𝑦?”
Siswa 30 : “13 dikurang 1 hasilnya 12, terus 𝑦-nya turun satu, jadi 12𝑦.”
Peneliti : “Dek, kakak mau tanya, kalau ada negatif 2 ditambah 3 sama dengan
berapa?”
Siswa 30 : “1”
Peneliti : “Tandanya apa?”
Siswa 30 : “Positif.”
Peneliti : “Bagaimana cara menghitunya hingga kamu dapat negatif 3 ditambah 3 sama
dengan 1?”
Siswa 30 : “2 sama 3 kan lebih besar 3, jadi hasilnya nanti positif. Lalu 3 dikurang 2
sama dengan 1. Jadi min 2 ditambah 3 sama dengan 1.”
Peneliti : “Kalau 4 dikurang 10 sama dengan?”
Siswa 30 : “Min 6.”
Peneliti : “13 dikurang 15 sama dengan?”
Siswa 30 : “Min 12.”
Peneliti : “1 dikurang 13 hasilnya?”
Siswa 30 : “Min 12.”
Peneliti : “Sekarang kalau 𝑦 dikurang 13𝑦 hasilnya?”
Siswa 30 : “Eh, harusnya min 12𝑦.”
Peneliti : “Jadi y dikurang 13𝑦 hasilnya berapa, dek?”
Siswa 30 : “Min 12𝑦.”
Peneliti : “Mengapa kemarin kamu jawab 12𝑦?”
Siswa 30 : “Mungkin gak teliti, kak.”
Nomor 2b
Peneliti : “Sekarang coba kamu jelaskan jawaban nomor 2b”
Siswa 30 : “20 dikurang 5𝑏 dikurang 12 sama dengan 1. 20 plus (positif 20 pada ruas
kiri baris pertama) pindah ke sini (ruas kanan). Jadinya min 20. 12-nya juga
ini min (negatif 12 pada ruas kiri baris pertama) pindah ke sini (ruas kiri.)
Jadi plus 12. 5𝑏-nya turun sama dengan 1 dikurang 20 ditambah 7 hasilnya
min 7. Jadi 𝑏 sama dengan min 7 𝑝𝑒𝑟 5 sama dengan min satu 2 𝑝𝑒𝑟 5.”
Peneliti : “Kalau 5𝑏 yang ini (menunjuk 5𝑏 pada baris kedua), darimana ya?”
Siswa 30 : “Dari sini (menunjuk 5𝑏 pada soal).”
Peneliti : “Tadi kata kamu, negatif 20 ini (menunjuk −20 pada jawaban baris kedua)
dari 20 yang pindah ke ruas kanan, jadi tandanya berubah menjadi negatif.
Dan positif 12 (menunjuk + 12 pada jawaban baris kedua) dari negatif 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
222
yang pindah ke ruas kanan sehingga menjadi positif. Lalu kalau 5𝑏 ini
(menunjuk 5𝑏 pada jawaban baris pertama), pindah juga tidak? ”
Siswa 30 : “Tidak pindah.”
Peneliti : “Kalau tidak pindah, tandanya tetap atau berubah?”
Siswa 30 : “Tetap”
Peneliti : “5𝑏 ini (menunjuk soal) tandanya apa?”
Siswa 30 : “Min.”
Peneliti : “Lalu 5𝑏 ini (menunjuk 5𝑏 pada jawaban siswa baris kedua), tandanya apa?”
Siswa 30 : “Harusnya tandanya min juga (siswa tertawa).”
Peneliti : “Mengapa kamu tulis tandanya positif?”
Siswa 30 : “Gak lihat tanda di depannya mungkin, kak”
Nomor 2d
Peneliti : “Coba sekarang kamu jelaskan jawaban nomor 2d”
Siswa 30 : “Ini (menunjuk baris pertama)-kan soalnya. Terus 6 𝑑𝑖𝑘𝑎𝑙𝑖 4, terus min 6
dikali 𝑦 itu 6𝑦, terus dikurang 4. Ini (menunjuk −24 pada jawaban baris
kedua) harusnya bukan min 24, tapi min 4, kak.
Peneliti : “Mengapa itu harusnya 𝑚𝑖𝑛 4?”
Siswa 30 : “Kan 𝑚𝑖𝑛 4 ini (menunjuk −4 pada jawaban baris pertama) gak ikut dikali 6.
Yang dikali sama 6 cuma yang ada di dalam tanda kurung.”
Peneliti : “Jadi menurut kamu, negatif 24 itu salah?”
Siswa 30 : “Iya, itu salah, kak. Harusnya itu min 4.”
Peneliti : “Jadi 𝑚𝑖𝑛 24 itu darimana?”
Siswa 30 : “Kalau kemarin min 24-nya dari 6 dikali min 4. Aku pikir itu (menunjuk −4)
masih di dalem tanda kurung.”
Peneliti : “Lalu mengapa kemarin kamu tulis itu negatif 24?”
Siswa 30 : “Gak lihat tanda kurungnya, kak. Aku pikir kurung tutupnya sampai di sama
dengan ini.”
Peneliti : “Coba kamu jelaskan jawabanmu ini dari baris kedua sampai akhir.”
Siswa 30 : “terus −2 dikali 2𝑦 hasilnya min 4𝑦, min 2 dikali 𝑚𝑖𝑛 2 hasilnya plus 4. Jadi
−6𝑦 turun, −4𝑦 pindah ruas jadi plus 4, sama dengan 4 dikurang min 24
ditambah 24. Terus −2𝑦 sama dengan 4. 𝑌 sama dengan 4 per min 2, 𝑦 sama
dengan min 2.”
Peneliti : “Karena pada baris kedua sudah ada yang keliru, berati jawabanmu
selanjutnya?”
Siswa 30 : “Salah, kak”.
Nomor 5
Peneliti : “Soal nomor 5 ini berbentuk soal cerita, silahkan kamu baca soalnya dulu dan
baca jawabanmu, kemudian kamu jelaskan pada kakak mengapa kamu
menjawab seperti ini.”
(Siswa membaca soal dan jawaban yang telah ditulisnya)
Peneliti : “Apa saja yang diketahui dari soal?”
Siswa 30 : “Panjang sama dengan 𝑥 + 7, lebarnya 𝑥, kelilingnya 30”
Peneliti : “Mengapa lebarnya sama dengan 𝑥?”
Siswa 30 : “Lebarnya-kan belum diketahui, jadi dimisalin 𝑥.”
Peneliti : “Lalu mengpa panjangnya sama dengan 𝑥 + 7?”
Siswa 30 : “Di soal-kan tulisannya panjang kebun itu 7 meter lebih panjang dari lebar,
jadi panjangnya itu lebarnya ditambah 7. Udah dimisalin lebarnya 𝑥, jadi
panjangnya 𝑥 + 7”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
223
Peneliti : “Lalu langkah selanjutnya, bagaimana?”
Siswa 30 : “Rumus keliling persegi panjang itu 2 dikali panjang ditambah lebar. Jadi
panjangnya aku ganti (substitusi menjadi) 𝑥 + 7, terus lebarnya 𝑥. Jadi
keliling sama dengan 2 dikali kurung buka 𝑥 ditambah 7 terus ditambah 𝑥
kurung tutup. Kelilingnya itu 30. Jadi dibawahnya (proses selanjutnya), 30
sama dengan 2𝑥 ditambah 14 ditambah 2𝑥.
Peneliti : “Mengapa menjadi 2𝑥 ditambah 14 ditambah 2𝑥?”
Siswa 30 : “Karena dikalikan, 𝑥 ditambah 7 dikali 2, terus 𝑥 dikali 2 sama dengan 2𝑥.
Jadinya 2𝑥 ditambah 14 ditambah 2𝑥.”
Peneliti : “Coba lanjutkan lagi penjelasanmu!”
Siswa 30 : “Terus 2𝑥 ditambah 2𝑥 hasilnya 4𝑥, 4𝑥-nya dipindah kesini (ruas kiri),
makanya jadi min 4𝑥 sama dengan 14 ditambah 2 dikurang 30. 14 ditambah
2 kan (hasilnya) 16. Jadi min 4𝑥 sama dengan 16 dikurang 30. 16 dikurang
30 sama dengan min 14. Jadi x sama dengan minn 14 dibagi min 4, min
dibagi min hasilnya plus. Jadi 𝑥 sama dengan tiga 2 𝑝𝑒𝑟 4. Kalau
disederhanain, 𝑥 sama dengan tiga 1 𝑝𝑒𝑟 2. 𝑋 nya udah dapet tiga 1 𝑝𝑒𝑟 2.
Jadi panjangnya bisa dihitung tiga 1 𝑝𝑒𝑟 2 ditambah 7 sama dengan 10,5
satuannya meter. Lebarnya 3,5 meter, dari tiga 1 𝑝𝑒𝑟 2 sama aja 3,5. Rumus
luas persegi panjang itu 𝑝 dikali 𝑙, jadi luasnya 10,5 dikali 3,5 sama dengan
36,5 satuannya meter kuadrad.”
Peneliti : “Langkah-langkah yang kamu lakukan sudah benar. Jadi dalam soal ini, apa
yang dicari dulu?
Siswa 30 : “Nilai 𝑥.”
Peneliti : “Selanjutnya mencari apa?”
Siswa 30 : “Mencari panjang dan lebar, setelah dapet panjang dan lebar, mencari luas
kebun dari panjang dikali lebar.”
Peneliti : “Ya, benar. Lalu angka 2 ini (menunjuk 2 pada – 4𝑥 = 14 + 2 – 30)
darimana ya?”
Siswa 30 : (mengoreksi jawabannya kembali) “Gak tau, kak.”
Peneliti : “Coba kamu ingat-ingat lagi.”
Siswa 30 : “Harusnya gak ada 2 sih, kak.”
Peneliti : “Kok bisa?”
Siswa 30 : “Mungkin kemarin salah nulis, kak. Atau gara-gara liat ini, kak (menunjuk 2𝑥
pada 30 = 2𝑥 + 14 + 2𝑥).”
Peneliti : “Coba jelaskan!”
Siswa 30 : “Lupa kalau 2𝑥-nya udah dipindahin.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI