plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk · jurusan pendidikan matematika dan ilmu...
TRANSCRIPT
i
ANALISIS KESALAHAN DAN KESULITAN SISWA KELAS X SMA
IMMANUEL KALASAN DALAM MENGUBAH BENTUK AKAR
MENJADI BENTUK PANGKAT PADA POKOK BAHASAN
LOGARITMA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh :
YUNITA WIDYASTUTI
NIM : 031414008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Motto dan Persembahan
☺ Dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah,
bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang
berarti. ( I Korintus 1 : 28 )
☺ Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya. ( Pengkotbah 3 : 11 )
☺ Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya! ( Markus 9 : 23 )
☺ Nilai yang terpenting dari sebuah kebahagiaan dalam hidup ini adalah
memiliki sesuatu untuk dilakukan, sesuatu untuk dicintai, dan sesuatu untuk
diharapkan.
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
☻ Tuhan Yesus Kristus
☻ Bapak dan Ibu tercinta
☻ Mbak Rini dan Mas Bambang
☻ Mas Sarwoto
☻ Adhi dan Berna
☻ Nunung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji Tuhan penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang senantiasa melimpahkan berkatNya sehingga skripsi yang berjudul “
Analisis Kesalahan dan Kesulitan Siswa Kelas X SMA Immanuel Kalasan dalam
Mengubah Bentuk Akar menjadi Bentuk Pangkat pada Pokok Bahasan Logaritma
“ ini dapat penulis selesaikan.
Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Matematika,
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari
dukungan dan bantuan berbagai pihak yang dengan tulus membantu penulis dalam
mengatasi segala rintangan maupun kesulitan yang penulis hadapi. Oleh karena
itu, penulis bersyukur dan berterima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sanata Dharma
3. Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma
4. Bapak Dr. Susento, M. S., selaku pembimbing yang berkenan memberikan
pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Sri Trismiyati selaku Kepala SMA Immanuel Kalasan yang telah
memberikan ijin bagi penulis untuk melaksanakan penelitian.
6. Bapak dan Ibu Guru serta seluruh karyawan SMA Immanuel Kalasan yang
dengan ramah memberikan waktu kepada penulis selama melaksanakan
penelitian.
7. Bapak, Ibu, Mbak Rini, Mas Bambang, Mas Sarwoto, Adhi dan Berna yang
selalu memberikan dukungan baik moril maupun materiil.
8. Mas Nunung yang senantiasa membantu dan selalu memberikan dorongan
semangat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
9. Kezia, Renaldo, Rid, Thomas, dan Titik yang telah membantu penulis selama
penelitian.
10. Teman – teman Pendidikan Matematika 2003 yang telah memberikan
dukungan.
11. Semua pihak yang membantu penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan dan banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis dengan
senang hati menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kemajuan
penulis. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan
dan Tuhan memberkati.
Yogyakarta, 21 Februari 2008
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 21 Februari 2008
Penulis
Yunita Widyastuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………. ....ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………………......iv
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………………vii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….viii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………x
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………..xi
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………..xii
ABSTRAK………………………………………………………………………xiii
ABSTRACT……………………………………………………………………..xiv
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….1
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………..1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………...2
C. Batasan Istilah…………………………………………….................2
D. Tujuan Penelitian …………………………………………………...3
E. Manfaat Penelitian…………………………………………………..3
F. Sistematika Penulisan…………………………………………..........4
BAB II LANDASAN TEORI…………………………………………………...6
A. Pengertian Kesalahan………………………………………………..6
B. Kategori Jenis Kesalahan……………………………………………6
C. Faktor Penyebab Kesalahan………………………………………..10
D. Pengertian Kesulitan Belajar……………………………………….12
E. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar………………………………...13
F. Gejala – Gejala Kesulitan Belajar………………………………….14
G. Bentuk Pangkat…………………………………………………….15
H. Bentuk Akar dan Pangkat Pecahan………………………………...16
I. Logaritma…………………………………………………………..24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
BAB III METODE PENELITIAN……...……………………………………….27
A. Metode Penelitian…….………...…………………………………..27
B. Subyek dan Obyek Penelitian………………………………...........27
C. Teknik Pengumpulan Data………………………………………....29
D. Instrumen Penelitian………………………………………………..29
E. Teknik Analisis Data…………………………………………….....30
BAB IV ANALISIS DATA……………………………………………………..32
A. Hasil Observasi…………………………………………………….32
B. Transkripsi Data…………………………………………………....32
C. Topik Data………..…………………………………………...........32
D. Kategori Data……………………………………………………....39
BAB V HASIL PENELITIAN………………………………………………....51
A. Kesalahan Subyek..………………………………………………...51
B. Kesulitan Subyek…….…………………………………………….54
BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN……………………………....58
A. Kesalahan Subyek……...…………………………………………..58
B. Faktor Penyebab Kesalahan………………………………………..62
C. Kesulitan Subyek………………...………………………………...63
D. Faktor Penyebab Kesulitan Subyek…………...…………………...67
E. Gejala – Gejala Kesulitan Subyek………………………………….68
F. Bentuk Pangkat…………………………………………………….68
G. Bentuk Akar dan Pangkat Pecahan………………………………...69
H. Logaritma…………………………………………………………..70
BAB VII PENUTUP..…………………………………………………………...71
A. Kesimpulan………………………………………………………...71
B. Saran…………………………………………………………….....72
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………73
LAMPIRAN……………………………………………………………………...74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Topik Data Kesalahan Subyek Livi......................................................33
Tabel 2. Topik Data Kesalahan Subyek Martha.................................................35
Tabel 3. Topik Data Kesalahan Subyek Nuno....................................................36
Tabel 4. Topik Data Kesalahan Subyek Renata..................................................36
Tabel 5. Topik Data Kesulitan Subyek Livi……………………………………37
Tabel 6. Topik Data Kesulitan Subyek Martha.................................................. 38
Tabel 7. Topik Data Kesulitan Subyek Nuno.....................................................39
Tabel 8. Topik Data Kesulitan Subyek Renata...................................................39
Tabel 9. Kategori dan Sub Kategori Data Kesalahan Subyek Livi dalam
Mengubah Bentuk Akar menjadi Bentuk Pangkat…………………...40
Tabel 10. Kategori dan Sub Kategori Data Kesalahan Subyek Martha dalam
Mengubah Bentuk Akar menjadi Bentuk Pangkat…………………...40
Tabel 11. Kategori dan Sub Kategori Data Kesalahan Subyek Nuno dalam
Mengubah Bentuk Akar menjadi Bentuk Pangkat…………………...41
Tabel 12. Kategori dan Sub Kategori Data Kesalahan Subyek Renata dalam
Mengubah Bentuk Akar menjadi Bentuk Pangkat…………………...41
Tabel 13. Kategori dan Sub Kategori Data Kesulitan Subyek Livi dalam
Mengubah Bentuk Akar menjadi Bentuk Pangkat…………………...41
Tabel 14. Kategori dan Sub Kategori Data Kesulitan Subyek Martha dalam
Mengubah Bentuk Akar menjadi Bentuk Pangkat…………………...42
Tabel 15. Kategori dan Sub Kategori Data Kesulitan Subyek Nuno dalam
Mengubah Bentuk Akar menjadi Bentuk Pangkat…………………...42
Tabel 16. Kategori dan Sub Kategori Data Kesulitan Subyek Renata dalam
Mengubah Bentuk Akar menjadi Bentuk Pangkat…………………...43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Diagram Pohon Kategori dan Sub Kategori Data Kesalahan Subyek
Livi……………………………………………………………………………….44
Gambar 2. Diagram Pohon Kategori dan Sub Kategori Data Kesalahan Subyek
Martha……………………………………………………………………………45
Gambar 3. Diagram Pohon Kategori dan Sub Kategori Data Kesalahan Subyek
Nuno……………………………………………………………………………...46
Gambar 4. Diagram Pohon Kategori dan Sub Kategori Data Kesalahan Subyek
Renata…………………………………………………………………………….47
Gambar 5. Diagram Pohon Kategori dan Sub Kategori Data Kesulitan Subyek
Livi……………………………………………………………………………….48
Gambar 6. Diagram Pohon Kategori dan Sub Kategori Data Kesulitan Subyek
Martha……………………………………………………………………………49
Gambar 7. Diagram Pohon Kategori dan Sub Kategori Data Kesulitan Subyek
Nuno……………………………………………………………………………...50
Gambar 8. Diagram Pohon Kategori dan Sub Kategori Data Kesulitan Subyek
Renata…………………………………………………………………………….50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Transkripsi Data……………………………………………………………...74
2. Lembar Kerja Siswa………………………………………………….............82
3. Hasil Pekerjaan Siswa………………………………………………………..83
4. Surat Ijin Penelitian…………………………………………………………..91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRAK
Yunita Widyastuti. 2007. Analisis Kesalahan dan Kesulitan Siswa Kelas X SMA Immanuel Kalasan dalam Mengubah Bentuk Akar menjadi Bentuk Pangkat pada Pokok Bahasan Logaritma. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesalahan – kesalahan dan kesulitan – kesulitan yang dialami oleh siswa kelas X SMA Immanuel Kalasan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat pada pokok bahasan logaritma. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yang dilakukan di SMA Immanuel Kalasan pada bulan Maret 2007. Subyek dalam penelitian ini adalah 4 siswa kelas X. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah video rekaman dan wawancara. Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yang mendeskripsikan atau menggambarkan keadaan atau status fenomena sebenarnya yang ada di lapangan.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu siswa melakukan : (1) kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat, (2) kesalahan dalam memahami konsep bentuk pangkat, (3) kesalahan dalam memahami konsep bentuk pangkat, (4) kesalahan dalam melakukan operasi pemangkatan, (5) kesalahan dalam melakukan operasi aljabar pada pemangkatan bilangan real, (6) kesalahan dalam melakukan operasi aljabar terhadap pembagian, (7) kesalahan dalam melakukan operasi aljabar pada bentuk logaritma, (8) kesalahan dalam melakukan operasi aljabar terhadap penarikan akar suatu bilangan, (9) kesulitan mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat, (10) kesulitan memahami konsep bentuk akar dan konsep bentuk pangkat, (11) kesulitan dalam melakukan operasi aljabar pada bentuk logaritma, (12) kesulitan dalam melakukan operasi aljabar terhadap penarikan akar suatu bilangan, (13) kesulitan dalam melakukan operasi aljabar pada pemangkatan bilangan real, (14) kesulitan dalam menjelaskan cara mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat, (15) kesulitan dalam menjelaskan hasil penarikan akar suatu bilangan, dan (16) kesulitan dalam menjelaskan hasil pemangkatan bilangan real.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
ABSTRACT
Yunita Widyastuti. 2007. The Analysis of Difficulty and Error of Immanuel Kalasan Senior High School Students in Transforming Root Form into Rank Form of Logarithm Subject. Thesis. Study Program of Mathematics Education. Majors of Natural Sciences and Mathematics Education. Faculty of Education and Teachership. Sanata Dharma University.
This research aimed to identify errors and difficulties faced by Immanuel Kalasan Senior High School students class X in transforming root form into rank form in logarithm subject. This is a descriptive qualitative research conducted at Immanuel Kalasan Senior High School students during March 2007. The subjects of this research were 4 students class X. The data gathering methods used in this research were video recording and interview. The data analyzing method used in this research was descriptive qualitative which describes situation or actual fenomena status.
The results of this research were that the students were doing : (1) mistake in transforming root form into rank form, (2) mistake in comprehending rank form concept, (3) mistake in comprehending root form concept, (4) mistake in accomplishing ranking operation, (5) mistake in transforming numbers into rank form, (6) mistake in accomplishing algebra operation of division, (7) mistake in accomplishing algebra operation of logarithm form, (8) mistake in accomplishing algebra operation towards root pullouting of a number; and that they also found (9) difficulties in transforming root form into rank form, (10) difficulties in comprehending root from concept and rank form concept, (11) difficulties in accomplishing algebra operation of logarithm form, (12) difficulties in accomplishing algebra operation towards root pullouting of a number, (13) difficulties in accomplishing algebra operation in ranking real numbers, (14) difficulties in explaining how to transform root form into rank form, (15) difficulties in explaining the result of root pullouting of a number, and (16) difficulties in explaining the result of real numbers ranking.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bukan merupakan suatu hal yang mengherankan lagi jika sebagian
besar siswa SD sampai siswa SMU beranggapan bahwa Matematika adalah
mata pelajaran yang paling sulit dan menakutkan. Matematika dilihat sebagai
situasi yang membuat seseorang tampak dungu, tolol, dan canggung. Oleh
karena itu, maka Matematika dianggap merupakan ancaman bagi seseorang
yang merasa dirinya seorang yang pandai dan berkemampuan.
Berdasarkan anggapan di atas, hal tersebut dapat mempengaruhi hasil
belajar siswa. Padahal, hasil belajar seseorang tidak hanya mengenai aspek
kemampuan mengerti Matematika sebagai pengetahuan, tetapi juga meliputi
aspek sikap terhadap Matematika dan aspek ketrampilan dalam Matematika.
Melihat kenyataan bahwa sampai sekarang masih banyak siswa yang
mengalami kesulitan dalam belajar Matematika, kiranya perlu diketahui
selengkap mungkin aspek – aspek yang diduga mempunyai hubungan
( relevansi ) dengan pembelajaran Matematika agar aspek – aspek tersebut
dapat diperhatikan dalam proses pembelajaran siswa secara optimal, sehingga
proses belajar siswa dapat berlangsung dengan lebih lancar dan siswa
memperoleh manfaat yang sebesar mungkin dari kegiatan belajar tersebut
( Suwarsono, 1998 : 25 ).
Dari beberapa hal yang menjadi penyebab tidak berminatnya siswa
terhadap mata pelajaran Matematika di atas, banyak siswa mengalami
kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru.
Kesalahan - kesalahan yang dibuat siswa dalam menyelesaikan soal - soal
Matematika antara lain disebabkan oleh kecerobohan siswa dan kurangnya
pemahaman siswa terhadap suatu konsep atau definisi atau teorema atau
rumus yang harus digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Dari sedikit pengalaman penulis selama mengajar, penulis sering
menjumpai siswa melakukan kesalahan dan kesulitan dalam menyelesaikan
soal Matematika, ini disebabkan karena kurangnya pemahaman siswa terhadap
soal yang diberikan sehingga menyebabkan siswa mengerjakan soal tidak
sesuai dengan maksud soal tersebut. Selain itu disebabkan juga karena siswa
kurang menguasai konsep-konsep dalam Matematika.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis tertarik untuk mengetahui
kesalahan-kesalahan dan kesulitan-kesulitan siswa dalam mengubah bentuk
akar menjadi bentuk pangkat pada pokok bahasan logaritma. Penulis memilih
mengetahui kesalahan - kesalahan dan kesulitan - kesulitan siswa dalam
mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat karena mengubah bentuk akar
menjadi bentuk pangkat merupakan langkah awal dalam menyelesaikan soal
logaritma yang memuat bentuk akar.
Mengingat betapa pentingnya pemahaman terhadap materi pelajaran
Matematika khususnya dalam hal menyelesaikan soal, maka penulis ingin
menyusun skripsi dengan judul “ Analisis Kesalahan dan Kesulitan Siswa
Kelas X SMA Immanuel Kalasan dalam Mengubah Bentuk Akar menjadi
Bentuk Pangkat pada Pokok Bahasan Logaritma “.
B. Rumusan Masalah
1. Kesalahan – kesalahan apa saja yang dilakukan siswa dalam mengubah
bentuk akar menjadi bentuk pangkat dalam pembelajaran materi
logaritma ?
2. Kesulitan – kesulitan apa saja yang dialami siswa dalam mengubah bentuk
akar menjadi bentuk pangkat dalam pembelajaran materi logaritma ?
C. Batasan Istilah
1. Kesalahan adalah hasil tindakan yang tidak tepat atau menyimpang dari
aturan atau norma – norma tertentu.
2. Kesulitan adalah hambatan yang menyebabkan siswa tidak mampu
menyelesaikan soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
3. Logaritma adalah invers dari perpangkatan, yaitu mencari pangkat dari
suatu bilangan pokok sehingga hasilnya sesuai dengan yang telah
diketahui.
4. Bentuk akar adalah akar dari bilangan rasional yang hasilnya merupakan
bilangan irrasional.
5. Bentuk pangkat bulat positif adalah jika a merupakan bilangan real ( a ∈
R ) dan n adalah bilangan bulat positif lebih dari 1, maka a dipangkatkan
dengan n ( = an ) ditetapkan sebagai perkalian n faktor dengan tiap
faktornya adalah a.
6. Bentuk pangkat bulat negatif adalah misalkan a ∈ R dan a ≠ 0, maka a-n
adalah kebalikan dari an atau sebaliknya.
a-n = atau an = na−1
D. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan kesalahan – kesalahan yang dilakukan siswa dalam
mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat dalam pembelajaran
materi logaritma.
2. Mendeskripsikan kesulitan – kesulitan yang dialami siswa dalam
mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat dalam pembelajaran
materi logaritma.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
Penelitian ini dapat membantu siswa mengetahui letak kesalahan dan
kesulitan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat pada
pembelajaran materi logaritma sehingga siswa dapat memperbaiki
kesalahannya dan diharapkan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
2. Bagi Penulis
Penelitian ini memberikan pengalaman dalam meningkatkan wawasan
sebagai calon guru sehingga ketika terjun ke lapangan, peneliti dapat
mempersiapkan metode – metode pembelajaran yang sesuai agar materi
yang disampaikan dapat dipahami siswa sehingga dapat mengurangi
kesalahan dan kesulitan dalam menentukan penyelesaian dari soal – soal
Matematika.
3. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu guru menyusun program
remidi bagi siswa yang mengalami kesalahan dan kesulitan belajar
Matematika, khususnya dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk
pangkat pada pokok bahasan logaritma. Dengan mengetahui kesalahan dan
kesulitan siswa dalam mengerjakan soal-soal bentuk akar pada pokok
bahasan logaritma ini, guru akan lebih mudah membuat program bantuan
untuk siswa.
F. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab I akan diuraikan mengenai latar belakang masalah,
batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab II akan diuraikan mengenai hasil kajian pustaka yang
relevan dengan permasalahan yang diangkat.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab III akan diuraikan mengenai jenis, waktu, tempat,
subyek dan obyek penelitian, serta metode pengumpulan dan
analisis data.
BAB IV ANALISIS DATA
Dalam bab IV akan diuraikan mengenai analisis data yang meliputi
transkrip data, menentukan topik data kesalahan dan kesulitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
siswa, menentukan kategori data kesalahan dan kesulitan siswa.
Kategori data disajikan dalam bentuk tabel dan diagram pohon.
BAB V HASIL PENELITIAN
Dalam bab V penulis menyajikan hasil penelitian yang telah
dilaksanakan. Akan diuraikan mengenai kesalahan dan kesulitan
siswa dalam menyelesaikan soal.
BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Dalam bab VI akan diuraikan mengenai analisis terhadap cara
penyelesaian soal siswa untuk mengetahui kesalahan dan kesulitan
yang dialami siswa.
BAB VII PENUTUP
Dalam bab VII akan diuraikan kesimpulan mengenai hasil yang
diperoleh dari penelitian serta saran – saran yang dapat diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Kesalahan
Pengertian kesalahan secara umum adalah sesuatu yang menyimpang
dari aturan atau norma – norma tertentu. Tindakan yang tidak tepat itu dapat
mengakibatkan tujuan tidak tercapai secara maksimal atau bahkan gagal.
Kesalahan dalam Matematika bisa berarti, sebagai pemahaman yang tidak
tepat atau tidak rasional dalam mempelajari suatu masalah, sehingga banyak
kesulitan yang dihadapi, bahkan masalah tidak dapat diselesaikan. Sebagai
contoh, siswa salah dalam melakukan perhitungan atau salah di dalam
menerapkan rumus untuk menentukan penyelesaian.
B. Kategori Jenis Kesalahan
Beberapa tokoh yang telah melakukan penelitian mengenai kesalahan
dalam Matematika, diantaranya adalah :
1. Cox (1975) dari Pasifik Lutheran University, mengadakan penelitian
tentang kesalahan - kesalahan dalam keterampilan berhitung terhadap
kurang lebih 700 anak. Keterampilan berhitung ini oleh Cox, dibagi
menjadi keterampilan dalam penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian. Siswa yang diikutsertakan dalam penelitian ini sudah
mendapat pelajaran tentang algoritma dan trampil mengerjakan
penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian dengan algoritma.
Dalam penelitiannya Cox mengajukan tiga kategori kesalahan, yaitu :
a. Kesalahan Sistematis
Kesalahan sistematis lebih mengarah pada cara kerja siswa
yang salah atau kurang tepat, di mana kesalahan yang dilakukan sama
dan berulang pada beberapa soal lain.
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
b. Kesalahan Random
Kesalahan random adalah kesalahan yang dilakukan siswa
dalam mengerjakan soal - soal Matematika dengan pola kesalahan
yang berbeda.
c. Kesalahan Kecerobohan
Ketidaktelitian siswa dalam mengerjakan soal adalah hal yang
sering kita jumpai dalam keseharian siswa. Ketidaktelitian ini
merupakan kecerobohan siswa. Siswa yang termasuk dalam kategori
ini dapat dilihat dari seberapa besar bobot kesalahan yang dilakukan
siswa dalam menyelesaikan soal-soal tersebut. Kalau bobot
kesalahannya tidak terlalu besar atau bahkan sangat sedikit, maka kita
dapat mengatakan bahwa kesalahan tersebut merupakan suatu
kecerobohan.
2. Robert (1988) mengidentifikasi kategori kesalahan dalam studi kasus
tentang penulisan hasil perhitungan siswa sebagai berikut:
a. Kesalahan Operasi
Kesalahan operasi sering terjadi pada siswa karena siswa
berusaha untuk menjawab dengan melakukan operasi yang biasanya
tidak dilakukan untuk menyelesaikan masalah.
b. Kesalahan Perhitungan
Kebiasaan salah menghitung sering terjadi pada siswa, bisa
terjadi karena tergesa - gesa atau karena faktor kecerobohan yang lain.
Pada kategori ini siswa sudah menerapkan operasi yang benar tetapi
salah dalam menghitung bilangan sehingga jawabannya salah.
Penggunaan algoritma yang tidak sempurna. Pada kategori ini siswa
sudah menggunakan cara pengoperasian yang tepat, melakukan cara
perhitungan yang benar, tetapi kesalahannya terletak pada
langkah - langkah yang diambil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
c. Jawaban Acak
Tingkat kategori ini hampir sama dengan kesalahan
kecerobohan yang dikategorikan oleh Cox. Tetapi kategori jawaban
acak yang diklasifikasikan oleh Robert ini menekankan pada pekerjaan
siswa yang sembarangan tanpa berfikir rasional. Siswa sama sekali
tidak memperhatikan cara operasi mana yang dipakai, tidak melakukan
penghitungan dengan benar, juga tidak menggunakan algoritma
tertentu dalam menyelesaikan masalah, tetapi secara langsung
menjawab, sehingga jawaban yang diberikan tidak ada hubungannya
dengan masalah yang ditanyakan.
3. Hadar dkk (1987) mengemukakan kategori jenis kesalahan dalam
menyelesaikan soal - soal Matematika sebagai berikut :
a. Kesalahan data
Kategori ini merupakan kesalahan - kesalahan yang dapat dihubungkan
dengan ketidaksesuaian antara data yang diketahui dengan data yang
dikutip oleh siswa. Kategori ini meliputi kesalahan - kesalahan :
1) Menambahkan data yang tidak ada hubungannya dengan soal
2) Mengabaikan data penting yang diberikan
3) Menguraikan syarat - syarat (dalam pembuktian, penghitungan)
yang sebenarnya tidak dibutuhkan dalam masalah
4) Mengartikan informasi tidak sesuai dengan teks yang sebenarnya
5) Mengganti syarat yang ditentukan dengan informasi lain yang tidak
sesuai
6) Menggunakan nilai suatu variabel untuk variabel yang lain
7) Salah menyalin data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
b. Kesalahan menginterpretasikan bahasa
Yang termasuk dalam kategori ini adalah :
1) Mengubah bahasa sehari-hari ke dalam bentuk persamaan
Matematika dengan arti yang berbeda
2) Menuliskan simbol dari suatu konsep yang artinya berbeda
3) Salah mengartikan grafik
c. Kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan
Yang termasuk dalam kategori ini adalah kesalahan - kesalahan di
dalam menarik kesimpulan dari suatu bentuk informasi yang diberikan
atau dari kesimpulan sebelumnya yaitu :
1) Dari pernyataan bentuk implikasi p q, siswa menarik
kesimpulan sebagai berikut :
a) bila q diketahui terjadi, maka p pasti terjadi
b) bila p diketahui salah, maka q juga pasti salah
2) Mengambil kesimpulan yang tidak benar, misalnya memberikan q
sebagai akibat dari p tanpa dapat menjelaskan urutan pembuktian
yang betul.
d. Kesalahan menggunakan definisi atau teorema
Kesalahan ini merupakan penyimpangan dari prinsip, aturan,
teorema atau definisi yang pokok dan khas.
e. Penyelesaiannya tidak diperiksa kembali
Kesalahan ini terjadi pada setiap langkah yang ditempuh oleh siswa
benar, akan tetapi hasil terakhir yang diberikan bukan penyelesaian
dari soal tersebut.
f. Kesalahan teknis
Yang termasuk dalam kategori ini adalah kesalahan perhitungan dan
kesalahan dalam memanipulasi simbol - simbol aljabar dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
C. Faktor Penyebab Kesalahan
Secara umum kesalahan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok
besar, yaitu faktor kognitif dan faktor non kognitif. Akan tetapi, penulis hanya
akan membahas faktor-faktor kognitif saja.
Faktor kognitif adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
kemampuan intelektual siswa dalam memproses atau mencerna materi
Matematika ke dalam pikiran (Suwarsono,1982).
Marpaung (1986), mengatakan kognitif adalah sesuatu yang bersifat
internal, sesuatu yang tidak dapat diamati secara langsung. Marpaung
mengatakan kognitif berarti proses dalam pikiran seseorang (tidak dapat
diamati secara langsung tetapi dapat diteliti dengan menyusun model-model
dengan menggunakan kemampuan interpretasi terhadap data yang
dikumpulkan melalui cara - cara atau metode tertentu) dari saat menerima
data, mengolahnya lalu menyimpan dalam bentuk informasi di dalam ingatan
dan memanggilnya kembali saat dibutuhkan dalam rangka pengolahan
selanjutnya.
Banyak siswa tidak dapat memahami dengan baik Matematika karena
mempunyai kemampuan mental yang kurang. Menurut Marpaung, ada 9
kemampuan mental yang hendaknya dikuasai siswa yaitu :
1. Kemampuan Membandingkan
Kemampuan membandingkan adalah kemampuan untuk melihat
kesamaan atau perbedaan masalah - masalah Matematika yang dihadapi.
2. Kemampuan Mengatur
Kemampuan mengatur adalah kemampuan untuk mentaati
aturan - aturan yang ada dalam Matematika.
3. Kemampuan melakukan Abstraksi
Kemampuan melakukan abstraksi adalah kemampuan melihat
kesamaan pokok dan mengabaikan perbedaan - perbedaan atau sifat - sifat
yang tidak mendasar. Untuk mencapai kemampuan ini siswa harus
mempunyai tingkat operasional formal tentang pendewasaan mental. Jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
seorang anak gagal melakukan pendewasaan mental, kemungkinan anak
akan banyak mengalami masalah dalam pemahaman konsep - konsep
Matematika secara umum.
4. Generalisasi
Generalisasi adalah suatu proses memperoleh sifat yang sama yang
dimiliki oleh sejumlah obyek berdasarkan pengamatan terhadap himpunan
bagian dari obyek tersebut. Dalam konteks sehari-hari, generalisasi sering
diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk menarik kesimpulan dari
khusus ke umum.
5. Kemampuan Klasifikasi
Kemampuan klasifikasi adalah kemampuan menggolongkan obyek
atau menetapkan hubungan antarkelas.
6. Kemampuan Konkritisasi atau Partikulasi
Kemampuan konkritisasi atau partikulasi adalah kemampuan
mentransfer atau mengaplikasikan prinsip umum atas hal - hal khusus.
7. Kemampuan Formalisasi
Kemampuan formalisasi adalah kemampuan untuk melihat bentuk
dan berfikir secara formal dan menghilangkan makna atau konteks untuk
memperoleh sesuatu yang lebih abstrak.
8. Kemampuan Analogisasi
Kemampuan analogisasi adalah kemampuan untuk melihat
hubungan yang sama atau sifat yang sama dalam dua situasi yang berbeda.
9. Kemampuan Representasi
Kemampuan representasi meliputi kemampuan untuk
merepresentasikan ide - ide dalam berbagai modus dan bentuk representasi
enaktif, ikonik dan simbolik. Modus enaktif adalah salah satu cara
merepresentasikan ide atau pengetahuannya melalui aktivitas, perbuatan dan
benda - benda konkret. Merepresentasikan ide dalam modus ikonik dapat
diwujudkan melalui gambar, skema, bagan, grafik, dan sejenisnya. Sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
representasi dalam modus simbolik dilakukan melalui lambang - lambang atau
simbol - simbol.
Dari sembilan kemampuan yang harus dimiliki siswa dalam
memahami Matematika, nampak bahwa diperlukan kemampuan intelektual
yang cukup untuk dapat memenuhi kemampuan - kemampuan tersebut.
Apabila seseorang mempunyai kemampuan intelektual terbatas, sehingga
lamban dalam memahami Matematika, dapat terjadi kemungkinan
kemampuan - kemampuan mental yang seharusnya dikuasai menjadi tidak
dikuasai sehingga menjadi penyebab kesalahan sering terjadi pada siswa.
D. Pengertian Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar tidak selalu disebabkan oleh faktor intelegensi yang
rendah (kelainan mental), akan tetapi dapat juga disebabkan oleh
faktor - faktor non intelegensi. Oleh karena itu, IQ yang tinggi belum tentu
menjamin keberhasilan belajar. Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991)
mendefinisikan kesulitan belajar adalah keadaan yang dialami anak didik atau
siswa yang tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Kesulitan belajar yang
dialami mengakibatkan terganggunya atau terhambatnya proses belajar dan
pencapaian tujuan pendidikan sekolah itu.
Habbiburrahman (1981) menghubungkan pengertian kesulitan belajar
dengan kegagalan belajar, dimana kegagalan belajar tersebut dapat dilihat dari
prestasi belajar yang rendah. Menurut pendidikan modern, tidak selamanya
siswa yang mengalami kegagalan belajar disebabkan oleh kesulitan belajar.
Habbiburrahman mendefinisikan kesulitan belajar siswa adalah suatu keadaan
apabila hasil belajar tidak sesuai atau lebih rendah dari kemampuan belajar
yang dimilikinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
E. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Menurut Burton, faktor - faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar
dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu :
1. Faktor - faktor yang terdapat dalam diri siswa, antara lain :
a. Kelemahan secara fisik, seperti :
1) Suatu pusat susunan syaraf tidak berkembang secara sempurna,
luka atau cacat, atau sakit, sehingga membawa gangguan
emosional.
2) Penyakit menahun (seperti asma) menghambat usaha - usaha
belajar secara optimal.
b. Kelemahan - kelemahan secara mental (sejak lahir atau karena
pengalaman) yang sukar diatasi oleh individu yang bersangkutan dan
juga oleh pendidikan, antara lain :
1) Kelemahan mental ( taraf kecerdasan kurang )
2) Faktor - faktor afektif yang kurang optimal, seperti kekurangan
minat, kebimbangan, kurang usaha, kurang semangat, cara belajar
yang keliru dan lain - lain
c. Gangguan - gangguan emosional, antara lain :
1) Adanya rasa tidak aman
2) Penyesuaian yang salah terhadap orang - orang, situasi dan
tuntutan tugas dan lingkungan
3) Tercekam rasa phobia ( takut, benci dan anti pati )
d. Tidak memiliki ketrampilan - ketrampilan dan pengetahuan dasar
yang diperlukan seperti : ketidakmampuan membaca, berhitung,
kurang menguasai pengetahuan dasar untuk sesuatu bidang studi yang
sedang diikutinya, kurang menguasai bahasa asing yang diperlukan.
2. Faktor-faktor yang terletak di luar diri siswa (situasi sekolah, keluarga dan
masyarakat) antara lain :
a. Kurikulum yang kurang sesuai dengan kondisi siswa, bahan dan
buku - buku (sumber) yang tidak sesuai dengan tingkat - tingkat
kematangan dan perbedaan - perbedaan individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
b. Ketidaksesuaian standar administratif (sistem pengajaran, penilaian,
pengelolaan kegiatan dan pengalaman belajar mengajar), dan
sebagainya.
c. Terlalu berat beban belajar (siswa) dan atau mengajar (guru),
terlampau besar populasi siswa dalam kelas, terlalu berat menuntut
kegiatan di luar, dan sebagainya.
d. Terlalu sering pindah sekolah, tinggal kelas, dan sebagainya.
e. Kelemahan dari sistem belajar mengajar pada tingkat - tingkat
pendidikan sebelumnya.
f. Kelemahan yang terdapat pada kondisi rumah tangga (pendidikan,
status sosial ekonomi, keutuhan keluarga, ketentraman dan keamanan
sosial psikologis).
g. Terlalu banyak kegiatan di luar jam pelajaran sekolah atau terlalu
banyak terlibat dalam kegiatan ekstra kurikuler.
h. Kekurangan makan (gizi) dan sebagainya.
F. Gejala - Gejala Kesulitan Belajar
Murid yang mengalami kesulitan belajar memiliki
hambatan - hambatan sehingga menampakkan gejala - gejala yang dapat
diamati oleh orang lain (guru atau pembimbing). Beberapa gejala yang dapat
menimbulkan kesulitan belajar menurut Abu Ahmadi (1991) adalah :
1. Menunjukkan prestasi yang rendah atau di bawah rata - rata yang dicapai
oleh kelompok kelas.
2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan.
3. Lamban dalam melakukan tugas - tugas belajar, seperti dalam
mengerjakan soal - soal, dalam menyelesaikan tugas - tugas, dan
sebagainya.
4. Menunjukkan sikap yang kurang wajar seperti acuh tak acuh,
berpura - pura, dusta dan lain - lain.
5. Menunjukkan tingkah laku yang berlainan, misalnya mudah tersinggung,
murung, pemarah, bingung, cemberut, kurang gembira, atau selalu sedih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
G. Bentuk Pangkat
1. Definisi Pangkat Bulat Positif
Jika a adalah bilangan real ( a ∈ R ) dan n adalah bilangan bulat
positif lebih dari 1, maka a dipangkatkan dengan n ( = an ) ditetapkan
sebagai perkalian n faktor dengan tiap faktornya adalah a.
Definisi ini dituliskan secara sederhana sebagai :
an = a × a × a × … × a × a × a
n buah faktor
dimana a disebut bilangan pokok atau basis dan n ( bilangan asli > 1 )
disebut pangkat atau eksponen.
Contoh :
a. Perkalian berulang 2 × 2 × 2 ditulis secara ringkas dengan notasi
bilangan berpangkat atau notasi eksponen sebagai 23.
Jadi, 2 × 2 × 2 = 23.
b. Perkalian berulang 4 × 4 × 4 × 4 × 4 ditulis secara ringkas dengan
notasi bilangan berpangkat atau notasi eksponen sebagai 45.
Jadi, 4 × 4 × 4 × 4 × 4 = 45.
Bentuk an adalah bentuk bilangan berpangkat dengan pangkat bulat
positif, a disebut bilangan pokok dan n ( bilangan asli > 1 ) disebut
pangkat atau eksponen.
Definisi :
Jika n = 1, maka an = a1 dan ditetapkan a1 = a
Jika n = 0, maka an = a0
Untuk a ≠ 0, maka a0 = 1
Untuk a = 0, maka 00 tidak terdefinisi
2. Definisi Pangkat Bulat Negatif
Konsep bilangan pangkat bulat negatif didefinisikan sebagai
berikut : misalkan a ∈ R dan a ≠ 0, maka a-n adalah kebalikan dari an atau
sebaliknya.
a-n = na1 atau an = na−
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
H. Bentuk Akar dan Pangkat Pecahan
1. Bentuk Akar
Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam
bentuk perbandingan ba , dengan a merupakan bilangan real dan b ≠ 0.
Beberapa contoh bilangan rasional adalah 41 , 7
2 , 43 , 9
15 , dan sebagainya.
Sedangkan, bilangan irrasional adalah bilangan yang tidak dapat
dinyatakan dalam bentuk ba . Beberapa contoh bilangan irrasional adalah
3 , 5 , 7 , 10 , 3 6 , dan sebagainya.
Bentuk akar adalah akar dari bilangan rasional yang hasilnya
merupakan bilangan irrasional. Tanda bentuk akar adalah “ “. Akan
tetapi, tanda akar pada sebuah bilangan tidak menjamin bahwa bilangan itu
merupakan bentuk akar, karena ada bilangan yang dituliskan dengan tanda
akar hasilnya merupakan bilangan rasional.
Contoh :
1) 4 = 2 ( bilangan rasional )
2) 9 = 3 ( bilangan rasional )
3) 16 = 4 ( bilangan rasional )
2. Menyederhanakan Bentuk Akar
Beberapa bentuk akar seperti 8 , 12 , dan 18 dapat disajikan
dalam bentuk yang lebih sederhana, yaitu dengan cara menyatakan
bilangan di bawah tanda akar sebagai perkalian dua bilangan, dimana salah
satu di antara kedua bilangan itu harus dapat dinyatakan dalam bentuk
kuadrat murni.
Sebagai contoh :
1) 8 = 24× = 4 × 2 = 2 2
2) 12 = 34× = 4 × 3 = 2 3
3) 18 = 29× = 9 × 2 = 3 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Jadi, untuk menyederhanakan bentuk akar dapat menggunakan
sifat sebagai berikut .
Untuk setiap a dan b bilangan bulat positif, maka berlaku :
ba× = a × b
Dengan a atau b harus dapat dinyatakan dalam bentuk kuadrat murni.
3. Operasi Aljabar pada Bentuk Akar
a. Penjumlahan dan Pengurangan Bentuk Akar
Untuk setiap a, b, dan c bilangan rasional positif, maka berlaku hubungan :
a c + b c = ( a + b ) c
dan
a c - b c = ( a - b ) c
Contoh :
i. 4 2 + 3 2 = ( 4 + 3 ) 2 = 7 2
ii. 7 5 - 4 5 = ( 7 – 4 ) 5 = 3 5
b. Perkalian Bentuk Akar
Ketika menyederhanakan bentuk akar, kita telah menggunakan
sifat a × b = ba× dengan a dan b masing – masing bilangan positif.
Sifat ini dapat digunakan untuk menentukan hasil kali bilangan bentuk
akar.
Contoh :
i. 3 × 5 = 53× = 15
ii. 2 × 12 = 122× = 24 = 2 6
c. Menarik Akar Kuadrat
Jika a dan b merupakan bilangan – bilangan rasional ≥ 0, maka
bentuk abba 2)( ++ dan abba 2)( −+ dapat dituliskan sebagai (
a + b ) dan ( a - b ). Pengerjaan seperti itu dinamakan menarik
akar kuadrat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Perhatikan perkalian – perkalian berikut :
i. ( a + b )2 = ( a )2 + 2( a )( b ) + ( b )2
= a + 2 ab + b
= ( a + b ) + 2 ab
Bila kedua ruas ditarik akar kuadrat, kemudian dilakukan perpindahan
ruas maka diperoleh :
abba 2)( ++ = ( a + b )
ii. ( a - b )2 = ( a )2 - 2( a )( b ) + ( b )2
= a - 2 ab + b
= ( a + b ) - 2 ab
Bila kedua ruas ditarik akar kuadrat, kemudian dilakukan perpindahan
ruas maka diperoleh :
abba 2)( −+ = ( a - b )
Contoh :
i. 625 + = 2.32)23( ++
= 3 + 2
ii. 1228 − = 2.62)26( −+
= 6 - 2
d. Merasionalkan Penyebut Sebuah Pecahan
Bagian penyebut sebuah pecahan dapat berbentuk akar. Pecahan
, , 5
10 , dan 27
15+
adalah beberapa contoh pecahan yang penyebutnya
berbentuk akar. Penyebut – penyebut pecahan itu dapat dirasionalkan.
Cara merasionalkan penyebut suatu pecahan tergantung pada bentuk
pecahan itu.
23
312
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
1) Pecahan Berbentuk b
a
Pecahan b
a (a bilangan rasional dan b merupakan bentuk akar),
bagian penyebutnya dapat dirasionalkan dengan cara mengalikan pecahan
itu dengan bb , sehingga pecahan tersebut menjadi :
ba =
ba ×
bb =
bba
Contoh :
312 =
312 ×
33
= 33312
×× =
3312 = 4 3
2) Pecahan Berbentuk ba
c+
atau ba
c−
Perhatikan pasangan bilangan ( a + b ) dan ( a - b ) dengan a
dan b bilangan rasional dan b merupakan bentuk akar. Hasil kali
pasangan bilangan itu dapat ditentukan dengan menggunakan sifat
distributif sebagai berikut :
( a + b ) ( a - b ) = a ( a - b ) + b( a - b )
= a2 - a b + a b - b
= a2 – b
Oleh karena a dan b bilangan rasional, maka hasil kali ( a + b )
dan ( a - b ) merupakan bilangan rasional. Pasangan bilangan ( a + b )
dan ( a - b ) disebut bentuk – bentuk akar sekawan atau dikatakan
( a + b ) kawan dari ( a - b ) dan sebaliknya.
Dengan menggunakan sifat perkalian bentuk – bentuk akar
sekawan, penyebut pecahan yang berbentuk ba
c+
atau ba
c−
dapat
dirasionalkan dengan melakukan manipulasi aljabar sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
1. Untuk pecahan ba
c+
diubah menjadi :
ba
c+
= ba
c+
× baba
−− =
babac
−
−2
)(
2. Untuk pecahan ba
c−
diubah menjadi :
ba
c−
= ba
c−
× baba
++ =
babac
−
+2
)(
Contoh :
i. 12
2+
= 12
2+
× 1212
−−
= 12
)12(2−−
= 2 ( 2 - 1 )
ii. 23
3−
= 23
3−
× 2323
++
= 12
)23(3−+
= - (3 + 2 3 )
3) Pecahan Berbentuk ba
c+
atau ba
c−
Penyebut pecahan yang berbentuk ba
c±
dapat dirasionalkan
dengan menggunakan manipulasi aljabar yang hampir sama dengan
merasionalkan penyebut pecahan yang berbentuk ba
c±
.
1. Untuk pecahan ba
c+
pembilang dan penyebut dikalikan dengan (
a - b ), menjadi :
bac+
= ba
c+
× baba
−− = ba
bac−− )(
2. Untuk pecahan ba
c−
pembilang dan penyebut dikalikan dengan (
a + b ), menjadi :
bac−
= ba
c−
× baba
++ = ba
bac−+ )(
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Contoh :
i. 23
3+
= 23
3+
× 2323
−−
= 23
)23(3−−
= 3 ( 23 − )
ii. 35
5−
= 35
5−
× 3535
++
= 35
)35(5−+
= 21 ( 152 + )
4. Pangkat Pecahan
Bilangan pecah adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam
bentuk nm , m dan n adalah bilangan – bilangan bulat, dengan n ≠ 0 dan n
bukan faktor dari m.
Dengan demikian, bilangan berpangkat dengan pangkat pecahan
dapat dituliskan dalam notasi sebagai :
a nm
dengan a bilangan real dan a ≠ 0
a) Pangkat Pecahan a n1
, dengan n ≠ 0
Perhatikan kembali manipulasi aljabar pada proses penarikan akar
berikut :
a. Jika b2 = a, maka 2b = a atau b = a , dengan a ≥ 0 dan b ≥ 0
b. Jika b3 = a, maka 3 3b = 3 a atau b = 3 a , dengan a ≥ 0 dan b ≥ 0
c. Jika bn = a, maka n nb = n a atau b = n a , dengan a ≥ 0 dan b ≥ 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Berdasarkan proses penarikan akar di atas, akar pangkat n dari suatu
bilangan a dapat didefinisikan sebagai berikut :
Misalkan n bilangan bulat positif, a dan b bilangan – bilangan real sehingga
berlaku hubungan bn = a, maka b disebut akar pangkat n dari a.
Untuk n = 2, maka b = 2 a = a dibaca sebagai akar kuadrat dari a.
Untuk n = 3, maka b = 3 a dibaca sebagai akar kubik dari a atau akar pangkat
tiga dari a.
Untuk n = n, maka b = n a dibaca sebagai akar pangkat n dari a.
Teknis perhitungan n a ditentukan melalui kaidah berikut ini :
a. Jika a positif, maka hanya dipilih sebuah bilangan positif b sehingga
berlaku bn = a.
Misalnya :
4 16 , a = +16 dan n = 4
Bilangan b = +2 berlaku hubungan 24 = 16, sehingga 4 16 = 2.
Untuk b = -2, juga berlaku ( -2 )4 = 16, tetapi 4 16 = -2.
b. Jika a negatif dan n ganjil, maka ada sebuah bilangan negatif b sehingga
berlaku bn = a.
Misalnya :
1) 3 8− = -2, a = -8 dan n = 3
Bilangan b = -2 berlaku hubungan ( -2 )3 = -8, sehingga 3 8− = -2.
2) 4 16− = -2, a = -16 dan n = 4
Tidak ada bilangan real b yang apabila dipangkatkan 4 hasilnya (-16 ).
Jadi, 4 16− bukan bilangan real.
Sehingga nilai bilangan b = n a dapat ditetapkan dengan menggunakan kaidah
atau aturan sebagai berikut :
1. Jika a > 0, maka n a ≥ 0
2. Jika a < 0 dan ganjil, maka n a < 0
3. Jika a < 0 dan n genap, maka n a bukan bilangan real
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Hubungan n a dengan a n1
:
1) Misalkan a = ap, kedua ruas persamaan dikuadratkan, maka diperoleh :
( a )2 = ( ap )2
⇔ a = a2p
⇔ 1 = 2p
⇔ p = 21
Jadi, a = a 21
.
2) Misalkan 3 a = ap, kedua ruas persamaan dikuadratkan, maka diperoleh :
( 3 a )3 = ( ap )3
⇔ a = a3p
⇔ 1 = 3p
⇔ p = 31
Jadi, 3 a = a 31
.
3) Misalkan n a = ap, kedua ruas persamaan dikuadratkan, maka diperoleh :
( n a )n = ( ap )n
⇔ a = anp
⇔ 1 = np
⇔ p = n1
Jadi, n a = a n1
.
Sehingga pangkat pecahan a n1
dapat didefinisikan sebagai berikut :
Misalkan a bilangan real tidak nol dan n bilangan bulat positif, maka
pangkat pecahan a n1
sama dengan akar pangkat n dari bilangan a :
a n1
= n a
dengan catatan n a merupakan bilangan real.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
b) Pangkat Pecahan a nm
a nm
= ( a n1 ) m , menggunakan sifat pangkat bulat positif
⇔ a nm
= ( n a ) m , menggunakan definisi pangkat pecahan a n1
= n a
⇔ a nm
= n ma , menggunakan sifat perkalian bentuk akar
Dengan demikian, pangkat pecahan a nm
dapat didefinisikan sebagai
berikut :
Misalkan a bilangan real, m bilangan bulat dan n bilangan asli ≥ 2, maka
pangkat pecahan a nm
sama dengan akar pangkat n dari bilangan am.
I. Logaritma
1. Pengertian Logaritma
Pada definisi perpangkatan, bentuk umum dari suatu bilangan
berpangkat adalah an, a disebut bilangan pokok dan n disebut pangkat.
Jika bilangan pokok dan pangkat sudah ditetapkan, maka nilai dari
bilangan berpangkat itu dapat segera ditentukan.
Contoh :
1) 23 = 8
2) 25 21
= ( 52 ) 21
= 5
3) 102 = 100, dan seterusnya.
Jika persoalannya dibalik, yaitu apabila bilangan pokok dan hasil
bilangan berpangkat sudah diketahui, maka pangkat dari bilangan pokok
itu juga dapat ditentukan.
Contoh :
1) 2 ... = 16, mencari pangkat dari bilangan 2 yang hasilnya 16.
Pangkat itu sama dengan 4.
2) 9 ... = 3, mencari pangkat dari bilangan 9 yang hasilnya 3.
Pangkat itu sama dengan 21 .
3) 10 ... = 1000, mencari pangkat dari bilangan 10 yang 1000.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Pangkat itu sama dengan 3, demikian seterusnya.
Persoalan mencari pangkat dari suatu bilangan pokok jika hasil
perpangkatannya sudah diketahui seperti di atas, dapat dilakukan dengan
memakai notasi logaritma ( disingkat log ) sebagai berikut :
a. 2 ... = 16, ditulis 2log 16 = … dan nilai 2log 16 = 4.
b. 9 ... = 3, ditulis 9log 3 = … dan nilai 9log 3 = 21 .
c. 10 ... = 1000, ditulis 10log 1000 = … dan nilai 10log 1000 = 3.
Jelaslah bahwa logaritma adalah invers dari perpangkatan, yaitu
mencari pangkat dari suatu bilangan pokok sehingga hasilnya sesuai
dengan yang telah diketahui.
Berdasarkan uraian di atas, logaritma suatu bilangan dapat
didefinisikan sebagai berikut :
Misalkan a adalah bilangan positif ( a > 0 ) dan g adalah bilangan positif
yang tidak sama dengan 1 ( 0 < g < 1 atau g > 1 ).
Untuk a > 0, maka : glog a = x jika dan hanya jika gx = a
Keterangan :
1) g disebut bilangan pokok atau basis logaritma, dengan ketentuan
0 < g < 1 atau g > 1 (g > 0 dan g ≠ 1 ).
a) Jika g = 10, bilangan pokok ini biasanya tidak dituliskan.
Jadi, 10log 2 ditulis log 2.
b) Jika g = e ( e ≈ 2,7128… ) maka elog a ditulis sebagai ln a
( dibaca : logaritma natural dari a ), yaitu logaritma dengan
bilangan pokok e.
2) a disebut numerus, yaitu bilangan yang dicari logaritmanya, dengan
ketentuan a > 0.
3) x disebut hasil logaritma, nilainya dapat positif, nol, atau negatif.
4) Bentuk gx = a dan x = glog a merupakan pernyataan yang ekuivalen
( setara ), gx = a disebut eksponensial dan x = glog a disebut bentuk
logaritmik dalam hubungan itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
2. Sifat – sifat pokok logaritma :
1) glog gn = n
2) glog g = 1
3) glog 1 = 0
3. Sifat – sifat logaritma :
1) Logaritma perkalian dua bilangan sama dengan jumlah logaritma dari
masing – masing bilangan itu, ditulis : glog ( a × b ) = glog a + glog b
2) Logaritma pembagian dua bilangan sama dengan selisih logaritma dari
masing – masing bilangan itu, ditulis :
glog ( ba ) = glog a - glog b
3) Logaritma suatu bilangan berpangkat sama dengan pangkat dikalikan
dengan logaritma bilangan itu, ditulis : glog an = n × glog a
4) Mengubah bilangan pokok logaritma :
glog a = ga
p
p
loglog
Jika p = a, maka : glog a = ga log
1
5) Sifat 5 merupakan perluasan dari sifat – sifat yang terdahulu :
a) glog a × alog b = glog b
b) ng log am =
nm glog a
c) ng log an = glog a
6) Sifat 6 adalah perluasan dari definisi logaritma :
g ag log = a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Pada penelitian ini, penulis menggunakan penelitian dengan
pendekatan deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data
deskripsi yang berupa kata – kata tertulis maupun lisan dari orang atau
perilaku yang sedang diamati. Penelitian deskriptif bertujuan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan keadaan atau fenomena sebenarnya
yang ada di lapangan.
B. Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah 4 orang siswa kelas X SMA
Immanuel Kalasan. Keempat subyek tersebut dipilih karena hasil pekerjaan
keempat subyek paling rendah di antara subyek – subyek lainnya. Keempat
subyek tersebut adalah :
1. Nama : Livi ( bukan nama sebenarnya )
Umur : 17 tahun
Alamat : Kaliajir Lor RT 03 / RW 02, Kalitirto, Berbah, Sleman
Anak ke : 1 ( satu )
Jumlah Saudara Kandung : 1 ( satu )
Pendidikan / Pekerjaan Ayah : D3 / Swasta
Pendidikan / Pekerjaan Ibu : SMP / Swasta
2. Nama : Martha ( bukan nama sebenarnya )
Umur : 17 tahun
Alamat : Juwangen RT 04 / RW 01 No. 50
Anak ke : 1 ( satu )
Jumlah Saudara Kandung : 4 ( empat )
Pendidikan / Pekerjaan Ayah : SD / Buruh
Pendidikan / Pekerjaan Ibu : SD / Ibu rumah tangga
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
3. Nama : Nuno ( bukan nama sebenarnya )
Umur : 17 tahun
Alamat : Sumber Lor RT 05 / RW 28, Kalitirto, Berbah, Sleman
Anak ke : 2 ( dua )
Jumlah Saudara Kandung : 1 ( satu )
Pendidikan / Pekerjaan Ayah : STh / Guru Kesenian
Pendidikan / Pekerjaan Ibu : STh / Pendeta
4. Nama : Renata ( bukan nama sebenarnya )
Umur : 16 tahun
Alamat : Kadirojo RT 08 / RW 02, Purwomartani, Sleman
Anak ke : 3 ( tiga )
Jumlah Saudara Kandung : 2 ( dua )
Pendidikan / Pekerjaan Ayah : SD / Petani
Pendidikan / Pekerjaan Ibu : SD / Petani
Keempat subyek menyelesaikan soal yang diberikan oleh peneliti dan
peneliti melakukan wawancara terhadap siswa untuk mencari informasi
mengenai kesalahan dan kesulitan siswa dalam mengubah bentuk akar
menjadi bentuk pangkat pada pembelajaran materi logaritma. Sedangkan
obyek penelitian ini adalah kesalahan dan kesulitan siswa dalam mengubah
bentuk akar menjadi bentuk pangkat pada pembelajaran materi logaritma.
SMA Immanuel adalah sekolah status swasta dan terakreditasi B yang
terletak 15 km dari pusat kota Yogyakarta. Profil SMA Immanuel adalah
sebagai berikut :
1. Nama Sekolah : SMA Immanuel
2. No. Statistik : 302040215043
3. Alamat : Gampar, Tamanmartani
Kecamatan : Kalasan
Kabupaten : Sleman
Propinsi : Daerah Istimewa Yogyakarta
Kode Pos : 55571
4. Status Sekolah : Swasta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
5. Nama Yayasan : Yayasan Immanuel Indonesia
6. Nomor Akte : 29
7. Tahun Berdiri : 1979
8. Luas Tanah : 1500 m2
9. Luas Bangunan : 1000 m2
C. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui proses wawancara terhadap
subyek penelitian di dalam kelas yang dilakukan dengan perekaman video
( menggunakan alat bantu handycam ) dan kegiatan wawancara.
1. Video Rekaman
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
melakukan pengamatan menggunakan handycam untuk merekam kegiatan
siswa dalam menyelesaikan soal logaritma terutama dalam hal mengubah
bentuk akar menjadi bentuk pangkat.
2. Wawancara
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
melakukan tanya jawab secara langsung terhadap para siswa, terutama
mengenai hal – hal yang terkait dalam menyelesaikan soal.
D. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan yaitu instrumen untuk
menggali kesalahan dan kesulitan siswa dalam mengubah bentuk akar menjadi
bentuk pangkat meliputi pembuatan LKS dan pertanyaan – pertanyaan yang
akan diajukan untuk melakukan wawancara.
1. Lembar Kerja Siswa
Lembar kerja siswa digunakan sebagai persoalan yang harus
ditentukan penyelesaiannya oleh siswa. Lembar kerja siswa terdiri dari 4
buah soal mengenai logaritma. Setiap siswa diberi kesempatan untuk
menyelesaikan soal dengan caranya masing – masing yang dilanjutkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
dengan wawancara tentang cara penyelesaian soal. Soal – soal tersebut
adalah :
Nyatakan tiap bentuk logaritma di bawah ini dengan memakai notasi
eksponen dan tentukan nilai tiap logaritma tersebut !
1. Log 100
Penyelesaian :
2. 2Log 8
Penyelesaian :
3. 3Log 3 27
Penyelesaian :
4. 4Log 64
Penyelesaian :
2. Pertanyaan untuk Melakukan Wawancara
Pertanyaan – pertanyaan yang akan diajukan meliputi : (1) alasan
siswa menentukan penyelesaian soal dengan cara yang digunakannya,
(2) dari mana penyelesaian tersebut berasal, dan (3) apakah ada
penyelesaian yang lain untuk menjawab soal tersebut. Dengan mengajukan
pertanyaan – pertanyaan tersebut kepada siswa, maka dapat diperoleh
informasi yang berkaitan dengan kesalahan dan kesulitan siswa dalam
menyelesaikan soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
E. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut :
1. Transkripsi data rekaman video yakni data yang diperoleh dari lapangan
ditulis dalam bentuk uraian atau laporan terperinci.
2. Menentukan topik data yakni rangkuman bagian data yang mengandung
makna yang sedang diteliti.
3. Menentukan kategori – kategori data yakni gagasan abstrak yang mewakili
makna yang sama dalam sekelompok topik data.
4. Penarikan kesimpulan, yaitu kategori data – kategori data yang diperoleh
diubah sehingga diperoleh suatu kesimpulan dari data tersebut.
Dalam menentukan kesalahan dan kesulitan siswa, peneliti melakukan tes
sacara klasikal terhadap seluruh siswa kelas 1. Selanjutnya, peneliti
melakukan koreksi terhadap hasil pekerjaan siswa. Dari hasil koreksi tersebut
peneliti menemukan berbagai kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan soal, sehingga dapat ditentukan kesalahan dan kesulitan siswa
dalam mengubah bentuk ara menjadi bentuk pangkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Hasil Observasi
Penelitian dilakukan tanggal 6 sampai dengan tanggal 10 Maret
2007 dengan subyek 4 orang siswa kelas X SMA. Data berupa cara siswa
menyelesaikan soal yang telah direkam menggunakan handycam. Perekaman
bertujuan untuk mengetahui kesalahan dan kesulitan yang dialami siswa
selama menyelesaikan soal tersebut.
B. Transkripsi Data
Transkripsi data yaitu data yang diperoleh dari lapangan ditulis
dalam bentuk uraian atau laporan terperinci. Transkripsi data menghasilkan
transkrip data yang disajikan dalam bentuk dialog antara peneliti dengan
subyek penelitian.
C. Topik Data
Topik data adalah rangkuman bagian data yang mengandung
makna yang sedang diteliti. Dalam penelitian ini, makna yang diteliti adalah
kesalahan dan kesulitan siswa dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk
pangkat. Berikut disajikan topik data – topik data kesalahan dan kesulitan
siswa dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat pada
pembelajaran materi logaritma.
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Tabel 1. Topik Data Kesalahan Subyek Livi NO. KODE TOPIK DATA DATA
1 KH 1. 1 Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat, yaitu : 256 pada soal 4log 256 menjadi 4log 256 = 4log 2564, diperoleh dengan cara menghilangkan tanda akar pada 256 dan mengganti dengan bilangan 2564.
(1/5), (1/7-8)
2 KH 1. 2 Kesalahan dalam mengubah bilangan bulat menjadi bentuk pangkat pada bentuk logaritma, yaitu : 4log 16 = 4log 44, dengan cara mengubah bilangan 16 menjadi 44 yang diperoleh dari 44 = 4×4 = 16.
(1/7-8)
3 KH 1. 3 Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat, yaitu : 8 = 82 yang diperoleh berdasarkan pengertian siswa tentang tanda akar yaitu tanda akar sama artinya dengan pangkat 2.
(1/33-34), (1/49-150)
4 KH 1. 4 Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat, yaitu : 8 = 84, diperoleh dari
setengah dari 8 adalah 4, sehingga 8 = 84.
(1/33), (1/39-40), (1/42)
5 KH 1. 5 Kesalahan dalam memangkatkan bilangan real dengan bilangan bulat, yaitu : 82 = 16, diperoleh dengan cara mengalikan bilangan pokok dengan pangkat bilangannya yaitu 82 = 8 × 2 = 16.
(1/51-52)
6 KH 1. 6 Kesalahan dalam melakukan penarikan akar bilangan real, yaitu : 8 = 4 diperoleh dengan cara membagi dua bilangan 8 sehingga menghasilkan bilangan 4.
(1/49), (1/56)
7 KH 1. 7 Kesalahan dalam menyatakan argumen terhadap hasil penarikan akar bilangan real, yaitu : menjelaskan 8 = 4 dan 16 = 4, yang diperoleh berdasarkan penjelasan siswa bahwa setengah dari 16 adalah 8 dan setengah dari 8 adalah 4, maka 8 = 16 = 4.
(1/57-64)
8 KH 1. 8 Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat, yaitu : 16 = 164, yang diperoleh berdasarkan pengertian siswa tentang tanda akar yaitu tanda akar sama artinya dengan pangkat 4.
(1/65-66)
9 KH 1. 9 Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat, yaitu : 16 = 160, yang
(1/71-72)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
diperoleh berdasarkan pengertian siswa tentang tanda akar yaitu tanda akar sama artinya dengan pangkat 0.
10 KH 1. 10 Kesalahan dalam memangkatkan bilangan real dengan bilangan nol, yaitu : 160 = 16 diperoleh dengan cara mengalikan 16 dengan 0 dimana hasil kali 16 dengan 0 adalah tetap 16.
(1/73-74)
11 KH 1. 11 Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat, yaitu : 64 = 44 yang diperoleh berdasarkan pengertian siswa tentang tanda akar yaitu tanda akar sama artinya dengan pangkat 4.
(1/89), (1/91-94)
12 KH 1. 12 Kesalahan dalam menyatakan argumen terhadap perubahan bentuk akar menjadi bentuk pangkat, yaitu : hilangnya tanda akar pada bilangan 64diakibatkan karena tanda akar tersebut jika diubah menjadi bentuk pangkat akan menjadi 44.
(1/89), (1/94-96)
13 KH 1. 13 Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat, yaitu : a = a4, yang diperoleh berdasarkan pengertian siswa tentang tanda akar yaitu tanda akar sama artinya dengan pangkat 4.
(1/101-102)
14 KH 1. 14 Kesalahan dalam melakukan operasi aljabar pada bentuk logaritma, yaitu : 4log 64 = 4log 4 = 4log 4 = 1, kemudian mengubah jawabannya menjadi : 4 . 4log 4 = 4 . 1 = 4.
(1/105), (1/107-110)
15 KH 1. 15 Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat, yaitu : 9 = 92 yang diperoleh berdasarkan pengertian siswa tentang tanda akar yaitu tanda akar sama artinya dengan pangkat 2.
(1/117-118)
16 KH 1. 16 Kesalahan dalam memberikan penjelasan terhadap hasil pemangkatan bilangan real dengan bilangan
pecahan, yaitu : menjelaskan 9 41
= 3 karena setengahnya 9 hasilnya 6 dan seperempatnya 9 hasilnya 3.
(1/119-120)
17 KH 1. 17 Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi
bentuk pangkat, yaitu : 9 = 9 31
diperoleh dari pemahaman siswa bahwa 9 merupakan hasil dari bentuk kuadrat bilangan 32.
(1/117), (1/124-126)
18 KH 1.18 Kesalahan dalam memangkatkan bilangan real
denagan bilangan pecahan, yaitu : 9 31
= 3 yang
diperoleh dari 9 31
artinya 31
dari 9 adalah 3.
(1/119-120), (1/124)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
19 KH 1. 19 Kesalahan dalam memberikan penjelasan terhadap
hasil pemangkatan bilangan real dengan bilangan
pecahan, yaitu : 9 31
= 3 karena 9 dibagi 31
= 3.
(1/127-130)
20 KH 1. 20 Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi
bentuk pangkat, yaitu : 16 = 16 41
diperoleh
dengan cara 16 = 4 dan 4 merupakan 41
bagian
dari 16 sehingga 16 = 16 41
.
(1/131-132)
21 KH 1. 21 Kesalahan dalam memberikan penjelasan terhadap hasil pemangkatan bilangan real dengan bilangan
pecahan, yaitu : 16 41
= 4 karena 16 dibagi 41
= 4.
(1/133-136)
22 KH 1. 22 Kesalahan dalam menginterpretasikan akar suatu bilangan, yaitu : “ bahwa akar dari setiap bilangan yang berbeda, artinya juga berbeda “.
(1/141-142)
23 KH 1. 23 Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat, yaitu : 3 27 = 33 diperoleh dari 3 27 hasilnya adalah 3 dan pangkat 3 pada tanda
akar adalah tetap sehingga 3 27 = 33.
(1/143-144)
24 KH 1. 24 Kesalahan dalam memberikan penjelasan terhadap hasil pemangkatan bilangan real dengan bilangan
pecahan, yaitu : 27 31
= 3 diperoleh dari 27 dibagi
31
= 3.
(1/159-160)
Tabel 2. Topik Data Kesalahan Subyek Martha
NO. KODE TOPIK DATA DATA 1 KH 2. 1 Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi
bentuk pangkat, yaitu : 3 27 = 273 diperoleh dengan cara memindahkan angka 3 pada tanda akar ke bilangan 27, sehingga bilangan 3 pada tanda akar menjadi pangkat dari bilangan 27.
(2/9-10)
2 KH 2. 2 Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi
bentuk pangkat, yaitu : 4 = 42 yang diperoleh berdasarkan pengertian siswa tentang tanda akar yaitu tanda akar sama artinya dengan pangkat 2.
(2/29-30)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
3 KH 2. 3 Kesalahan dalam memangkatkan bilangan real dengan bilangan bulat, yaitu : 42 = 8 diperoleh dengan cara mengalikan 4 dengan 2 sehingga menghasilkan 8.
(2/31-32)
4 KH 2.4 Kesalahan dalam memberikan penjelasan terhadap hasil pemangkatan bilangan real dengan bilangan bulat, yaitu : 42 = 8 diperoleh dari 4 × 2 = 8.
(2/37-42)
5 KH 2. 5 Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi
bentuk pangkat, yaitu : 4 = 44 yang diperoleh berdasarkan pengertian siswa tentang tanda akar yaitu tanda akar sama artinya dengan pangkat 4.
(2/45-46), (2/59-60)
Tabel 3. Topik Data Kesalahan Subyek Nuno
NO. KODE TOPIK DATA DATA 1 KH 3. 1 Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi
bentuk pangkat, yaitu : 100 = 1002 yang diperoleh berdasarkan pengertian siswa tentang tanda akar yaitu tanda akar sama artinya dengan pangkat 2.
(3/6-7), (3/10), (3/15-16)
2 KH 3. 2 Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi
bentuk pangkat, yaitu : 4 = 42 yang diperoleh berdasarkan pengertian siswa tentang tanda akar yaitu tanda akar sama artinya dengan pangkat 2.
(3/31-32)
3 KH 3. 3 Kesalahan dalam menginterpretasikan pangkat suatu bilangan yang berbentuk bilangan pecahan, yaitu : siswa berpendapat bahwa bilangan pangkat yang berbentuk bilangan pecahan adalah tidak ada.
(3/39), (3/41), (3/44)
4 KH 3. 4 Kesalahan dalam melakukan penarikan akar
bilangan real, yaitu : 1 = tidak terdefinisi.
(3/45-48)
Tabel 4. Topik Data Kesalahan Subyek Renata
NO. KODE TOPIK DATA DATA 1 KH 4. 1 Kesalahan dalam melakukan penarikan akar bilangan
real, yaitu : 64 = 8 × 8 = 64.
(4/11-14), (4/17-18)
2 KH 4. 2 Kesalahan dalam menginterpretasikan pangkat suatu bilangan yang berbentuk bilangan pecahan, yaitu : siswa berpendapat bahwa bilangan pangkat yang berbentuk pecahan adalah tidak ada.
(4/23-26)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tabel 5. Topik Data Kesulitan Subyek Livi NO. KODE TOPIK DATA DATA
1 KS 1. 1 Kesulitan dalam melakukan operasi aljabar pada bentuk logaritma, yaitu : menyelesaikan 4log 256 = … .
(1/5-6)
2 KS 1. 2 Kesulitan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat, yaitu : 256 = ( 256 ) ... .
(1/9-12)
3 KS 1. 3 Kesulitan dalam melakukan operasi aljabar pada bentuk logaritma, yaitu : menentukan penyelesaian 4log 44 dan 4log 4 .
(1/17), (1/19-20), (1/23-24)
4 KS 1. 4 Kesulitan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat, yaitu : 3 8 = 8 ... .
(1/28-32)
5 KS 1. 5 Kesulitan dalam menginterpretasikan bentuk akar menjadi bentuk pangkat, yaitu : 8 = 82.
(1/35), (1/37-38)
6 KS 1. 6 Kesulitan dalam memberikan penjelasan terhadap hasil penarikan akar bilangan real, yaitu : menjelaskan 16 = 4.
(1/43), (1/45-46)
7 KS 1.7 Kesulitan dalam menyatakan argumen terhadap hasil penarikan akar bilangan real, yaitu : menjelaskan 8 = 4.
(1/57-58)
8 KS 1. 8 Kesulitan dalam memberikan penjelasan terhadap hasil perubahan bentuk akar menjadi bentuk pangkat, yaitu : menjelaskan 16 = 164.
(1/69-70)
9 KS 1. 9 Kesulitan dalam menginterpretasikan bilangan pangkat pada bilangan real, yaitu : menjelaskan pangkat 2 pada angka 8.
(1/54), (1/75-76)
10 KS 1. 10 Kesulitan dalam melakukan operasi aljabar pada bentuk logaritma, yaitu : menghitung hasil dari log 10.
(1/82-83)
11 KS 1. 11 Kesulitan dalam menginterpretasikan akar suatu bilangan, yaitu : menjawab pertanyaan “ akar = pangkat berapa ? “
(1/97-100)
12 KS 1. 12 Kesulitan dalam melakukan operasi aljabar pada bentuk akar, yaitu : menghitung hasil dari 64 .
(1/105-106)
13 KS 1. 13 Kesulitan dalam memberikan penjelasan terhadap hasil pemangkatan bilangan real dengan bilangan
pecahan, yaitu : menjelaskan 9 41
= 3.
(1/119), (1/121-122)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
14 KS 1.14 Kesulitan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat, yaitu : 3 27 = 27 ... .
(1/143), (1/147-148)
15 KS 1. 15 Kesulitan dalam memberikan penjelasan terhadap hasil pemangkatan bilangan real dengan bilangan
pecahan, yaitu : menjelaskan 27 31
= 3.
(1/153), (1/155-158)
Tabel 6. Topik Data Kesulitan Subyek Martha NO. KODE TOPIK DATA DATA
1 KS 2. 1 Kesulitan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat pada bentuk logaritma, yaitu : 3log 3 27 = 3log 27 ... .
(2/6-8)
2 KS 2. 2 Kesulitan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat, yaitu : 3 27 = 27 ... .
(2/7), (2/13-14)
3 KS 2.3 Kesulitan dalam memangkatkan bilangan real dengan bilangan bulat, yaitu : menghitung hasil dari 273.
(2/15-16)
4 KS 2. 4 Kesulitan dalam melakukan penarikan akar bilangan real, yaitu : menghitung hasil dari 81 .
(2/17-18), (2/21-22)
5 KS 2. 5 Kesulitan dalam memberikan penjelasan terhadap hasil perubahan bentuk akar menjadi bentuk pangkat, yaitu : menjelaskan 4 = 42 = 8.
(2/32-36)
6 KS 2. 6 Kesulitan dalam memberikan penjelasan terhadap hasil penarikan akar bilangan real, yaitu : menjelaskan 4 = 4.
(2/43-44)
7 KS 2. 7 Kesulitan dalam memangkatkan bilangan real dengan bilangan bulat, yaitu : menghitung hasil dari 44.
(2/47-48)
8 KS 2. 8 Kesulitan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat, yaitu : 4 = 4 ... .
(2/49-50)
9 KS 2. 9 Kesulitan dalam membedakan bilangan real dengan bentuk akar, yaitu : membedakan bilangan 4 dengan bilangan 4 .
(2/51-52)
10 KS 2. 10 Kesulitan dalam menginterpretasikan pangkat suatu bilangan yang berbentuk bilangan pecahan, yaitu : menentukan ada atau tidaknya pangkat bilangan yang berbentuk bilangan pecahan.
(2/55-56)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Tabel 7. Topik Data Kesulitan Subyek Nuno NO. KODE TOPIK DATA DATA
1 KS 3. 1 Kesulitan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat, yaitu : 100 = 100 ... .
(3/7), (3/21-22)
Tabel 8. Topik Data Kesulitan Subyek Renata NO. KODE TOPIK DATA DATA
1 KS 4. 1 Kesulitan dalam melakukan operasi aljabar pada bentuk logaritma, yaitu : menyelesaikan 2log 3 8 .
(4/2-6)
2 KS 4. 2 Kesulitan dalam melakukan penarikan akar bilangan real, yaitu : menghitung hasil dari 64 .
(/7), (4/9-10), (4/15-16)
3 KS 4.3 Kesulitan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat, yaitu : 64 = 64 ... .
(4/21-22)
D. Kategori Data
Kategori data adalah gagasan abstrak yang mewakili makna yang sama
yang terkandung di dalam sekelompok topik data. Dalam penelitian ini
ditentukan kategori mengenai kategori kesalahan dan kesulitan siswa. Berikut
disajikan kategori - kategori kesalahan dan kesulitan siswa dalam mengubah
bentuk akar menjadi bentuk pangkat pada pembelajaran materi logaritma
dalam bentuk :
1. Tabel Kategori dan Sub Kategori Kesalahan Data
2. Tabel Kategori dan Sub Kategori Kesulitan Data
3. Diagram Pohon Kategori dan Sub Kategori Kesalahan Data
4. Diagram Pohon Kategori dan Sub Kategori Kesulitan Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel 9. Kategori dan Sub Kategori Data Kesalahan Subyek Livi dalam Mengubah Bentuk Akar menjadi Bentuk Pangkat
Kategori Data Kesalahan Siswa Topik Data 1. Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat a. Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk
pangkat dengan cara memangkatkan 4 suatu bilangan.KH 1.1, KH 1.4, KH 1.8, KH 1.13
b. Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat dengan cara mengkuadratkan bilangan.
KH 1.3, KH 1.15
c. Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat oleh karena pengertian subyek bahwa bentuk akar adalah pangkat nol.
KH 1.9
d. Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat dikarenakan oleh pengertian subyek bahwa 9 merupakan hasil dari bentuk kuadrat 32.
KH 1.17
e. Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat dikarenakan pemahaman subyek bahwa 4 merupakan seperempat bagian dari 16.
KH 1.20
f. Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat dikarenakan pada tanda akar terdapat angka 3.
KH 1.23
g. Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat dikarenakan 27 dibagi sepertiga adalah tiga.
KH 1.24
2. Kesalahan dalam memahami konsep bentuk akar Kesalahan dalam memahami tanda akar sebagai pangkat empat. KH 1.11, KH 1.12,
KH 1.13 3. Kesalahan dalam melakukan operasi aljabar a. Kesalahan dalam melakukan operasi aljabar pada pemangkatan
bilangan real. KH 1.10, KH 1.18, KH 1.21, KH 1.24
b. Kesalahan dalam melakukan operasi aljabar terhadap pembagian.
KH 1.16, KH 1.19, KH 1.20, KH 1.21, KH 1.24
c. Kesalahan dalam melakukan operasi aljabar pada bentuk logaritma.
KH 1.14
d. Kesalahan dalam melakukan operasi aljabar terhadap penarikan akar suatu bilangan.
KH 1.6
4. Kesalahan dalam membuat suatu pernyataan ( alasan ) a. Kesalahan dalam membuat suatu pernyataan terhadap hasil
penarikan akar suatu bilangan. KH 1.7
b. Kesalahan dalam membuat suatu pernyataan terhadap hasil pemangkatan bilangan real.
KH 1.16, KH 1.19, KH 1.21
Tabel 10. Kategori dan Sub Kategori Data Kesalahan Subyek Martha dalam
Mengubah Bentuk Akar menjadi Bentuk Pangkat
Kategori Data Kesalahan Siswa Topik Data 1. Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat a. Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk
pangkat dengan cara memindahkan angka 3 pada tanda akar menjadi pangkat dari 27.
KH 2.1
b. Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat dengan cara mengkuadratkan bilangan.
KH 2.2
c. Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk KH 2.5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
pangkat dengan cara memangkatkan 4 suatu bilangan.2. Kesalahan dalam melakukan operasi aljabar Kesalahan dalam melakukan operasi aljabar pada pemangkatan
bilangan real. KH 2.3
3. Kesalahan dalam membuat suatu pernyataan ( alasan ) Kesalahan dalam membuat suatu pernyataan ( alasan ) terhadap hasil
pemangkatan bilangan real dengan bilangan bulat.KH 2.4
Tabel 11. Kategori dan Sub Kategori Data Kesalahan Subyek Nuno dalam
Mengubah Bentuk Akar menjadi Bentuk Pangkat
Kategori Data Kesalahan Siswa Topik Data 1. Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat
dikarenakan oleh pegertian subyek bahwa tanda akar berarti pangkat dua.
KH 3.1, KH 3.2
2. Kesalahan dalam memahami konsep bentuk pangkat Kesalahan dalam memahami pangkat pecahan dimana pangkat suatu
bilangan yang berbentuk bilangan pecahan adalah tidak ada. KH 3.3
3. Kesalahan dalam melakukan operasi aljabar Kesalahan dalam melakukan operasi aljabar terhadap penarikan akar
suatu bilangan. KH 3.4
Tabel 12. Kategori dan Sub Kategori Data Kesalahan Subyek Renata dalam
Mengubah Bentuk Akar menjadi Bentuk Pangkat
Kategori Data Kesalahan Siswa Topik Data 1. Kesalahan dalam memahami konsep bentuk pangkat Kesalahan dalam memahami pangkat pecahan dimana pangkat suatu
bilangan yang berbentuk bilangan pecahan adalah tidak ada. KH 4.2
2. Kesalahan dalam melakukan operasi aljabar Kesalahan dalam melakukan operasi aljabar terhadap penarikan akar
suatu bilangan. KH 4.1
Tabel 13. Kategori dan Sub Kategori Data Kesulitan Subyek Livi dalam
Mengubah Bentuk Akar menjadi Bentuk Pangkat
Kategori Data Kesulitan Siswa Topik Data 1. Kesulitan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat Kesulitan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat
dikarenakan subyek tidak mengerti definisi bentuk akar.KS 1.2, KS 1.9, KS 1.14
2. Kesulitan dalam melakukan operasi aljabar a. Kesulitan dalam melakukan operasi aljabar pada bentuk
logaritma dikarenakan subyek tidak paham terhadap materi logaritma.
KS 1.1, KS 1.3, KS 1.10
b. Kesulitan dalam melakukan operasi aljabar terhadap penarikan akar suatu bilangan dikarenakan subyek tidak paham terhadap bentuk akar.
KS 1.12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
3. Kesulitan dalam membuat suatu pernyataan ( alasan ) a. Kesulitan dalam membuat suatu pernyataan dalam mengubah
bentuk akar menjadi bentuk pangkat dikarenakan subyek mengerjakan soal tidak menggunakan cara yang tepat.
KS 1.5, KS 1.8
b. Kesulitan dalam membuat suatu pernyataan terhadap hasil penarikan akar suatu bilangan dikarenakan subyek mengerjakan soal dengan sembarangan.
KS 1.6, KS 1.7, KS 1.13, KS 1.15
c. Kesulitan dalam membuat suatu pernyataan dalam menginterpretasikan akar suatu bilangan dikarenakan subyek tidak mengerti definisi bentuk akar.
KS 1.11
Tabel 14. Kategori dan Sub Kategori Data Kesulitan Subyek Martha dalam Mengubah Bentuk Akar menjadi Bentuk Pangkat
Kategori Data Kesulitan Siswa Topik Data 1. Kesulitan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat Kesulitan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat
dikarenakan subyek tidak mengerti definisi bentuk akar. KS 2.1, KS 2.2, KS 2.8
2. Kesulitan dalam memahami konsep bentuk akar dan bentuk pangkat a. Kesulitan dalam memahami konsep bentuk akar yang
mengakibatkan subyek tidak mampu mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat.
KS 2.7
b. Kesulitan dalam memahami konsep bentuk pangkat yang mengakibatkan subyek tidak mampu mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat.
KS 2.10
3. Kesulitan dalam melakukan operasi aljabar a. Kesulitan dalam melakukan operasi aljabar terhadap penarikan
akar suatu bilangan dikarenakan subyek tidak paham terhadap bentuk akar.
KS 2.4
b. Kesulitan dalam melakukan operasi aljabar pada pemangkatan bilangan real dikarenakan subyek tidak paham terhadap bentuk pangkat.
KS 2.3, KS 2.7
4. Kesulitan dalam membuat suatu pernyataan ( alasan ) Kesulitan dalam membuat suatu pernyataan terhadap hasil penarikan
akar suatu bilangan dikarenakan subyek mengerjakan soal dengan sembarangan.
KS 2.5, KS 2.6
Tabel 15. Kategori dan Sub Kategori Data Kesulitan Subyek Nuno dalam Mengubah Bentuk Akar menjadi Bentuk Pangkat
Kategori Data Kesulitan Siswa Topik Data 1. Kesulitan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat Kesulitan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat
dikarenakan subyek tidak mengerti definisi bentuk akar. KS 3.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tabel 16. Kategori dan Sub Kategori Data Kesulitan Subyek Renata dalam Mengubah Bentuk Akar menjadi Bentuk Pangkat
Kategori Data Kesulitan Siswa Topik Data 1. Kesulitan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat Kesulitan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat
dikarenakan subyek tidak mengerti definisi bentuk akar. KS 4.3
2. Kesulitan dalam melakukan operasi aljabar a. Kesulitan dalam melakukan operasi aljabar pada bentuk
logaritma dikarenakan subyek tidak paham terhadap materi logaritma.
KS 4.1
b. Kesulitan dalam melakukan operasi aljabar terhadap penarikan akar suatu bilangan dikarenakan subyek tidak paham terhadap bentuk akar.
KS 4.2
Berikut ini adalah kategori data – kategori data kesalahan dan kesulitan
siswa dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat yang disajikan dalam
bentuk diagram pohon.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Gambar 1. Diagram Pohon Kategori dan Sub Kategori Data Kesalahan Subyek Livi
Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat dikarenakan 27 dibagi sepertiga adalah tiga
Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat dikarenakan pada tanda akar terdapat angka 3
Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat dengan cara memangkatkan 4 suatu bilangan Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat dengan cara mengkuadratkan bilangan Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat dikarenakan pengertian subyek bahwa tanda akar adalah pangkat nol Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat dikarenakan pengertian subyek bahwa 9 merupakan hasil dari 32 Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat dikarenakan pemahaman bahwa 4 merupakan seperempat bagian dari 16
KH 1.24
KH 1.20
KH 1.17
KH. 1.9
Kesalahan dalam melakukan operasi aljabar
Kesalahan dalam melakukan operasi aljabar pada pemangkatan bilangan real
Kesalahan dalam memahami tanda akar sebagai pangkat t
Kesalahan dalam memahami bentuk akar
Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat
Kesalahan dalam membuat suatu pernyataan (alasan)
Kesalahan dalam membuat suatu pernyataan terhadap hasil penarikan akar suatu bilangan
KH 1.11, KH 1.12, KH 1.13
Kesalahan dalam melakukan operasi aljabar terhadap pembagian Kesalahan dalam melakukan operasi aljabar pada bentuk logaritma
KH 1.23
Kesalahan dalam melakukan operasi aljabar terhadap penarikan akar suatu bilangan
KH 1.10, KH 1.18, KH 1.21, KH 1.24
KH 1.16, KH 1.19, KH 1.20, KH 1.21, KH 1.24 KH 1.14
KH 1.6
Kesalahan Subyek
KH 1.3, KH 1.15
KH 1.1, KH 1.4, KH 1.8, KH 1.13
KH 1.7
KH 1.16, KH 1.19, KH 1.21
44
Kesalahan dalam membuat suatu pernyataan terhadap hasil pemangkatan bilangan real
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Gambar 2. Diagram Pohon Kategori dan Sub Kategori Data Kesalahan Subyek Martha
Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat
Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat dengan cara memindahkan angka 3 pada tanda akar menjadi pangkat dari bilangan 27
Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat dengan cara mengkuadratkan bilangan
Kesalahan dalam melakukan operasi aljabar
Kesalahan dalam membuat suatu pernyataan ( alasan )
Kesalahan Siswa
KH 2.2
KH 2.1
Kesalahan dalam membuat suatu pernyataan terhadap hasil pemangkatan bilangan real dengan bilangan bulat
Kesalahan dalam melakukan operasi aljabar pada pemangkatan bilangan real KH 2.3
45
KH 2.4
Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat dengan cara memangkatkan 4 suatu bilangan KH 2.5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Gambar 3. Diagram Pohon Kategori dan Sub Kategori Data Kesalahan Subyek Nuno
46
Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat
Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat dikarenakan oleh pengertian subyek bahwa tanda akar berarti pangkat dua
KH 3.1, KH 3.2
Kesalahan dalam memahami konsep bentuk pangkat
Kesalahan dalam melakukan operasi aljabar
Kesalahan dalam melakukan operasi aljabar terhadap penarikan akar suatu bilangan
Kesalahan Siswa
KH 3.4
Kesalahan dalam memahami pangkat pecahan dimana pangkat suatu bilangan yang berbentuk bilangan pecahan adalah tidak ada
KH 3.3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Gambar 4. Diagram Pohon Kategori dan Sub Kategori Data Kesalahan Subyek Renata
Kesalahan dalam memahami konsep bentuk pangkat
Kesalahan dalam melakukan operasi aljabar
Kesalahan dalam melakukan operasi aljabar terhadap penarikan akar suatu bilangan
Kesalahan Siswa
KH 4.1
Kesalahan dalam memahami pangkat pecahan dimana pangkat suatu bilangan yang berbentuk bilangan pecahan adalah tidak ada
KH 4.2
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Gambar 5. Diagram Pohon Kategori dan Sub Kategori Data Kesulitan Subyek Livi
48
Kesulitan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat
Kesulitan Siswa
Kesulitan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat dikarenakan subyek tidak mengerti definisi bentuk akar
KS 1.2, KS 1.9, KS 1.14
Kesulitan dalam melakukan operasi aljabar
Kesulitan dalam melakukan operasi aljabar pada bentuk logaritma dikarenakan subyek tidak paham terhadap materi logaritma
Kesulitan dalam melakukan operasi aljabar terhadap penarikan akar suatu bilangan dikarenakan subyek tidak paham terhadap bentuk akar
KS 1.1, KS 1.3, KS 1.10
KS 1.12
KS 1.5, KS 1.8
Kesulitan dalam membuat suatu pernyataan (alasan)
Kesulitan dalam membuat suatu pernyataan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat dikarenakan subyek mengerjakan soal tidak menggunakan cara yang tepat
KS 1.6, KS 1.7 KS 1.13, KS 1.15
KS 1.11
Kesulitan dalam membuat suatu pernyataan terhadap hasil penarikan akar suatu bilangan dikarenakan subyek mengerjakarn soal dengan sembarangan
Kesulitan dalam membuat suatu pernyataan dalam menginterpretasikan akar suatu bilangan dikarenakan subyek tidak mengerti definisi bentuk akar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Gambar 6. Diagram Pohon Kategori dan Sub Kategori Data Kesulitan Subyek Martha
49
Kesulitan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat
Kesulitan Siswa
Kesulitan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat dikarenakan subyek tidak mengerti definisi bentuk akar
KS 2.1, KS 2.2, KS 2.8
Kesulitan dalam memahami konsep bentuk akar dan bentuk pangkat
Kesulitan dalam memahami konsep bentuk akar yang mengakibatkan subyek tidak mampu mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat
Kesulitan dalam memahami konsep bentuk pangkat yang mengakibatkan subyek tidak mampu mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat
KS 2.7
KS 2.10
Kesulitan dalam melakukan operasi aljabar
Kesulitan dalam melakukan operasi aljabar terhadap penarikan akar suatu bilangan dikarenakan subyek tidak paham terhadap bentuk akar
KS 2.4
KS 2.3, KS 2.7 Kesulitan dalam melakukan operasi aljabar pada pemangkatan bilangan real dikarenakan subyek tidak paham terhadap bentuk pangkat
Kesulitan dalam membuat suatu pernyataan (alasan) KS 2.5, KS 2.6
Kesulitan dalam membuat suatu pernyataan terhadap penarikan akar suatu bilangan dikarenakan subyek mengerjakan soal dengan sembarangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Gambar 7. Diagram Pohon Kategori dan Sub Kategori Data Kesulitan Subyek Nuno
Gambar 8. Diagram Pohon Kategori dan Sub Kategori Data Kesulitan Subyek Renata
50
Kesulitan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat
Kesulitan Siswa
Kesulitan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat dikarenakan subyek tidak mengerti definisi bentuk akar
KS 4.3
Kesulitan dalam melakukan operasi aljabar
Kesulitan dalam melakukan operasi aljabar pada bentuk logaritma dikarenakan subyek tidak paham terhadap materi logaritma
KS 4.1
KS 4.2 Kesulitan dalam melakukan operasi aljabar terhadap penarikan akar suatu bilangan dikarenakan subyek tidak paham terhadap bentuk akar
Kesulitan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat
Kesulitan Siswa Kesulitan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat dikarenakan subyek tidak mengerti definisi bentuk akar
KS 3.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan kesalahan – kesalahan dan kesulitan – kesulitan
subyek dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat pada pembelajaran
materi logaritma.
A. Kesalahan Subyek
Kesalahan subyek dalam menyelesaikan soal - soal Matematika,
khususnya dalam menyelesaikan soal-soal logaritma yang memuat bentuk akar
dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat
2. Kesalahan dalam memahami konsep pangkat
3. Kesalahan dalam memahami konsep akar
4. Kesalahan dalam melakukan operasi pemangkatan
5. Kesalahan dalam melakukan operasi pembagian
6. Kesalahan dalam melakukan operasi aljabar pada bentuk logaritma
7. Kesalahan melakukan operasi aljabar terhadap penarikan akar suatu bilangan
Untuk lebih jelasnya, akan diuraikan satu persatu mengenai kesalahan subyek
tersebut.
1. Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat
Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat yaitu
subyek menggunakan aturan pangkat bilangan bulat. Sebagai contoh,
4 = 42, menurut subyek 4 mempunyai nilai yang sebanding dengan 42.
Akan tetapi, subyek lain menggunakan bilangan pangkat yang berbeda yaitu
256 = 2564. Untuk bilangan 64 , subyek menjawab 64 = 44 dengan
alasan bahwa tanda akar pada angka 64 berubah menjadi 44, sehingga 64
nilainya sama dengan 44. Berbeda halnya dengan bilangan 16 , subyek
menjawab 16 = 160. Setelah subyek diberi petunjuk mengenai pangkat
bilangan pecahan, subyek menyelesaikan soal dengan cara sebagai berikut :
9 = 9 31
dan 16 = 16 41
, dengan alasan bahwa akar dari setiap bilangan
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
yang berbeda, memiliki arti yang berbeda pula. Untuk 3 27 = 273, subyek
memberikan alasan bahwa pada tanda akar terdapat angka 3. Berbeda pula
ketika subyek diminta mengubah bilangan 16 menjadi bentuk pangkat, yaitu
16 = 44 yang diperoleh dari 4 × 4 hasilnya 16, sehingga 16 = 44 karena 4 ×
4 = 16.
2. Kesalahan dalam memahami konsep pangkat
Kesalahan dalam memahami konsep pangkat dilakukan ketika subyek
memahami konsep pangkat sebagai berikut, subyek berpendapat bahwa
pangkat suatu bilangan adalah bilangan bulat saja, sehingga pangkat bilangan
pecahan tidak ada. Hal ini dapat dilihat dari pekerjaan subyek dalam
mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat yaitu subyek selalu mengubah
bentuk akar menjadi bilangan yang berpangkat bilangan bulat.
3. Kesalahan dalam memahami konsep akar
Kesalahan dalam memahami konsep akar dilakukan subyek ketika
subyek memahami konsep akar, yaitu subyek berpendapat bahwa akar suatu
bilangan sama artinya dengan pangkat 2. Subyek lain mengatakan bahwa akar
suatu bilangan sama artinya dengan pangkat 4. Hal ini dapat dilihat dari hasil
pekerjaan subyek yang selalu mengubah bentuk akar menjadi bilangan
pangkat 2 dan bilangan pangkat 4.
4. Kesalahan dalam melakukan operasi pemangkatan
Kesalahan dalam melakukan operasi pemangkatan yang dilakukan
subyek meliputi kesalahan dalam memangkatkan bilangan bulat dengan
bilangan bulat dan memangkatkan bilangan bulat dengan bilangan pecahan.
Pertama, dalam memangkatkan bilangan bulat dengan bilangan bulat,
kesalahan yang dilakukan subyek yaitu mengalikan bilangan pokok dengan
pangkat bilangannya. Sebagai contoh, dalam melakukan operasi pemangkatan
bilangan 42, yang dilakukan subyek adalah mengalikan bilangan 4 dengan
bilangan 2 sehingga 4 = 42 = 4 × 2 = 8. Demikian pula halnya dengan 82,
yaitu 82 = 8 × 2 = 16. Kedua, dalam memangkatkan bilangan bulat dengan
bilangan pecahan, kesalahan yang dilakukan subyek yaitu membagi bilangan
pokok dengan pangkat bilangannya. Sebagai contoh, dalam melakukan operasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
pemangkatan bilangan 27 31
, yang dilakukan subyek adalah membagi bilangan
27 dengan bilangan 31 sehingga 27 3
1
= 27 : 31 . Cara yang sama juga digunakan
untuk memangkatkan bilangan 9 31
, yaitu 9 31
= 9 : 31 dan bilangan 16 4
1
, yaitu
16 41
= 16 : 41 . Untuk bilangan 160, subyek memberikan jawaban 16 dengan
cara mengalikan 16 dengan 0, jadi 160 hasilnya tetap 16.
5. Kesalahan dalam melakukan operasi pembagian
Kesalahan dalam melakukan operasi pembagian terjadi ketika subyek
memangkatkan bilangan bulat dengan bilangan pecahan, yaitu pada saat
melakukan perhitungan terhadap bilangan 27 31
, yang dilakukan subyek adalah
membagi bilangan 27 dengan 31 menghasilkan 3, sehingga 27 : 3
1 = 3. Lain
halnya dengan 9 41
= 3, subyek menjelaskan bahwa 9 41
= 3 karena
setengahnya 9 adalah 6 dan seperempatnya 9 adalah 3. Akan tetapi, ketika
memangkatkan bilangan 9 dengan bilangan 31 , subyek menjawab 3 dengan
alasan bahwa 9 dibagi 31 hasilnya adalah 3. Demikian juga dengan bilangan 16
41
, subyek menjawab 4 dengan alasan bahwa 16 dibagi 41 hasilnya adalah 4.
6. Kesalahan dalam melakukan operasi aljabar pada bentuk logaritma
Kesalahan perhitungan dalam melakukan operasi aljabar pada bentuk
logaritma terjadi pada saat subyek menyelesaikan soal – soal logaritma yang
diberikan, yaitu 4log 256 = 4log 16 = 4log 44 = 4. 4log 4 = 4. 1 = 4. Hal ini
dikarenakan subyek tidak paham terhadap definisi logaritma.
7. Kesalahan melakukan operasi aljabar terhadap penarikan akar suatu bilangan
Kesalahan dalam melakukan operasi aljabar terhadap penarikan akar
suatu bilangan yang dilakukan subyek yaitu ketika subyek harus menentukan
penyelesaian bilangan 4 , 8 , 16 , dan 3 27 . Menurut pekerjaan subyek,
hasil dari penarikan akar terhadap bilangan 4 , 8 , dan 16 mempunyai
nilai yang sama yaitu hasilnya adalah 4. Untuk bilangan 3 27 , subyek
menjawab bahwa hasil dari 3 27 adalah 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
B. Kesulitan Subyek
Kesulitan subyek dalam menyelesaikan soal-soal Matematika,
khususnya dalam menyelesaikan soal-soal logaritma yang memuat bentuk akar
meliputi :
1. Kesulitan mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat
2. Kesulitan dalam mendefinisikan bentuk akar
3. Kesulitan memahami konsep bentuk pangkat
4. Kesulitan dalam melakukan operasi aljabar pada bentuk logaritma
5. Kesulitan dalam melakukan operasi aljabar terhadap penarikan akar suatu
bilangan
6. Kesulitan melakukan operasi aljabar terhadap pemangkatan bilangan real
7. Kesulitan memberikan penjelasan dalam mengubah bentuk akar menjadi
bentuk pangkat
8. Kesulitan memberikan penjelasan terhadap hasil penarikan akar suatu
bilangan
9. Kesulitan memberikan penjelasan terhadap hasil pemangkatan bilangan real
Uraian mengenai kesulitan yang dialami oleh subyek adalah sebagai
berikut :
1. Kesulitan mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat
Kesulitan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat
tampak ketika subyek mengubah bilangan 3 27 , 4 , 100 , dan 64
menjadi bentuk pangkat. Dari awal subyek diberi soal, subyek sudah
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal karena subyek kesulitan
dalam menjawab soal – soal tersebut sehingga diperlukan contoh penyelesaian
soal terlebih dahulu. Akan tetapi, setelah contoh penyelesaian soal diberikan,
subyek masih mengalami kesulitan dalam mengubah bentuk akar menjadi
bentuk pangkat sehingga tidak ada soal yang dapat diselesaikan dengan benar.
2. Kesulitan memahami konsep bentuk akar
Kesulitan dalam memahami konsep bentuk akar terlihat ketika subyek
diberi persoalan tentang bilangan 4 dan bilangan 4 , yaitu subyek diminta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
membedakan antara bilangan 4 dengan bilangan 4 , apakah kedua bilangan
tersebut mempunyai nilai yang sebanding. Akan tetapi, subyek tidak
memberikan jawaban apapun terhadap pertanyaan tersebut karena tidak dapat
membedakan bilangan 4 dengan bilangan 4 .
3. Kesulitan memahami konsep bentuk pangkat
Kesulitan dalam memahami konsep bentuk pangkat dialami subyek
ketika subyek diberi persoalan tentang pangkat suatu bilangan yang berbentuk
bilangan pecahan yaitu subyek harus memberikan jawaban apakah pangkat
suatu bilangan yang berbentuk bilangan pecahan tersebut ada atau tidak. Akan
tetapi, subyek tidak mengetahui ada atau tidaknya pangkat suatu bilangan
yang berbentuk bilangan pecahan sehingga subyek tidak dapat memberikan
jawaban apapun.
4. Kesulitan dalam melakukan operasi aljabar pada bentuk logaritma
Dalam melakukan operasi aljabar pada bentuk logaritma, subyek selalu
mengalami kesulitan dalam menghitung hasil logaritma suatu bentuk akar.
Sebagai contoh, ketika subyek harus menentukan penyelesaian 4log 256 ,
4log 44 , 4log 4 , dan 2log 3 8 , subyek tidak dapat menyelesaikan soal – soal
tersebut, sehingga subyek hanya memutar – mutar lembar soal dan diam saja
karena tidak tahu cara menyelesaikan soal yang berkaitan dengan logaritma.
Hal ini dikarenakan subyek tidak memahami definisi tentang logaritma.
5. Kesulitan dalam melakukan operasi aljabar terhadap penarikan akar suatu
bilangan
Dalam melakukan operasi aljabar terhadap penarikan akar suatu
bilangan, kesulitan yang dialami subyek adalah ketika subyek melakukan
penarikan akar terhadap bilangan 64 dan 81. Pada mulanya, subyek
memiliki pemahaman bahwa bentuk akar sama artinya dengan bilangan
berpangkat 2 sehingga dalam melakukan penarikan akar, subyek selalu
menjawab dengan bilangan berpangkat 2, selanjutnya subyek mengalikan
bilangan pokok dengan pangkatnya. Akan tetapi, ternyata pemahaman tersebut
keliru dan subyek tidak mengetahui pengertian yang sebenarnya. Oleh karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
itu, subyek mengalami kesulitan dalam melakukan penarikan akar terhadap
suatu bilangan.
6. Kesulitan melakukan operasi aljabar terhadap pemangkatan bilangan real
Dalam melakukan operasi aljabar terhadap pemangkatan bilangan real,
kesulitan yang dialami subyek terlihat ketika subyek menentukan penyelesaian
dari bilangan 273 dan 44. Subyek sama sekali tidak dapat menentukan
penyelesaian soal tersebut. Dari pekerjaan subyek tersebut, terlihat bahwa
subyek tidak paham terhadap bentuk pangkat sehingga mengalami kesulitan
dalam menentukan penyelesaian bentuk akar.
7. Kesulitan memberikan penjelasan dalam mengubah bentuk akar menjadi
bentuk pangkat
Kesulitan yang dialami subyek terjadi ketika subyek diminta
menjelaskan 16 = 164 dan 8 = 82, yaitu subyek memberikan penjelasan
terhadap asal pangkat dari bilangan 16 dan bilangan 8 tersebut. Dalam hal ini,
subyek sudah mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat, tetapi ketika
subyek diminta memberikan alasan terhadap perubahan bentuk bilangan
tersebut, subyek tidak dapat menjelaskan jawabannya.
8. Kesulitan memberikan penjelasan terhadap hasil penarikan akar suatu
bilangan
Kesulitan yang dialami subyek terjadi ketika subyek harus
menjelaskan alasan mengenai penyelesaian 4 = 42 = 8, 4 = 4,
16 = 4, dan 8 = 4. Subyek tidak dapat memberikan penjelasan atas
jawaban – jawaban tersebut, padahal dari beberapa penyelesaian tersebut
tampak bahwa 4 , 16 , dan 8 mempunyai penyelesaian yang sama yaitu
4. Inilah yang seharusnya dijelaskan oleh subyek, akan tetapi subyek tidak
dapat menjelaskannya.
9. Kesulitan memberikan penjelasan terhadap hasil pemangkatan bilangan real
Kesulitan yang dialami subyek terjadi ketika subyek harus
menjelaskan alasan mengenai penyelesaian 9 41
= 3 dan 27 31
= 3. Subyek tidak
dapat memberikan penjelasan terhadap penyelesaian soal tersebut karena tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
paham mengenai definisi bentuk pangkat sehingga akhir penyelesaian soal
tidak dapat diketahui dengan jelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
BAB VI
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini dikemukakan mengenai pembahasan hasil penelitian yaitu
kesalahan dan kesulitan subyek dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk
pangkat pada pembelajaran materi logaritma.
A. Kesalahan Subyek
1. Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat
Dalam penelitian ini, kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi
bentuk pangkat yang dilakukan subyek yaitu subyek selalu mengubah
bilangan bentuk akar menjadi bilangan berpangkat bilangan bulat sehingga
hasil dari bentuk akar tersebut adalah bilangan rasional, sedangkan
berdasarkan definisi bentuk akar, seharusnya hasil dari bentuk akar merupakan
bilangan irrasional. Sebagai contoh, dalam mengubah bilangan menjadi
bentuk pangkat, subyek diminta mengubah bilangan 16 menjadi bentuk
pangkat, yaitu 16 = 44. Menurut pendapat subyek, 16 = 4 × 4 sehingga 44 = 4
× 4 = 16. Oleh karena itu, cara subyek mengubah bilangan menjadi bentuk
pangkat tidak tepat. Dilihat dari pekerjaan subyek tersebut, dapat diperoleh
suatu informasi bahwa subyek tidak memahami tentang pengertian bentuk
akar sehingga menyebabkan kesalahan dalam menyelesaikan soal.
Berdasarkan teori Marpaung, kesalahan yang dilakukan subyek tersebut
disebabkan karena subyek kurang menguasai kemampuan mengatur yaitu
kemampuan untuk mentaati aturan – aturan yang ada dalam Matematika,
sehingga cara yang digunakan subyek untuk menyelesaikan soal tidak tepat.
Jadi, tampak bahwa sebenarnya subyek sudah mampu mengubah bentuk akar
menjadi bentuk pangkat, akan tetapi masih kurang menguasai tentang konsep
bentuk akar dan konsep bentuk pangkat.
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
2. Kesalahan dalam memahami konsep bentuk pangkat
Dalam penelitian ini, cara subyek memahami konsep bentuk pangkat
adalah pangkat suatu bilangan hanya berupa bilangan bulat, bukan bilangan
pecahan sehingga pangkat bilangan pecahan adalah tidak ada. Selain itu,
dalam menentukan penyelesaian terhadap bentuk pangkat, subyek
menyelesaikan dengan cara mengalikan bilangan pokok dengan pangkat
bilangannya, misalnya : 82 = 8 × 2 = 16 yang seharusnya 82 = 8 × 8 = 64. Oleh
karena cara pemahaman subyek yang keliru, maka dalam menyelesaikan soal
juga akan menghasilkan penyelesaian yang tidak tepat, sehingga apabila
menjumpai soal yang serupa, maka subyek akan menggunakan cara yang sama
dalam menentukan penyelesaian soal. Berdasarkan teori Marpaung, kesalahan
yang dilakukan subyek tersebut disebabkan karena subyek kurang menguasai
kemampuan abstraksi yaitu kemampuan melihat kesamaan pokok dan
mengabaikan perbedaan – perbedaan atau sifat – sifat yang tidak mendasar.
Kelemahan dalam kemampuan abstraksi disebabkan oleh karena kegagalan
subyek dalam melakukan pendewasaan mental sehingga subyek banyak
mengalami masalah dalam pemahaman konsep – konsep Matematika secara
umum. Jadi, tampak bahwa sebenarnya subyek sudah mampu melakukan
perhitungan terhadap bentuk pangkat, akan tetapi subyek masih kurang
menguasai definisi bentuk pangkat.
3. Kesalahan cara memahami konsep bentuk akar
Dalam penelitian ini, pemahaman subyek terhadap bentuk akar adalah
bahwa “ akar “ sama artinya dengan pangkat 4, dan bilangan dalam bentuk
akar artinya adalah bilangan yang berpangkat bilangan bulat karena pangkat
bilangan pecahan menurut subyek tidak ada. Hal ini tentu saja menyimpang
dari definisi bentuk akar yang sebenarnya yaitu akar dari suatu bilangan
rasional yang hasilnya merupakan bilangan irrasional. Sedangkan menurut
subyek, bentuk akar adalah bilangan yang berpangkat bilangan bulat yang
menghasilkan bilangan rasional. Berdasarkan teori Marpaung, kesalahan yang
dilakukan subyek tersebut disebabkan karena subyek kurang menguasai
kemampuan abstraksi yaitu kemampuan melihat kesamaan pokok dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
mengabaikan perbedaan – perbedaan atau sifat – sifat yang tidak mendasar.
Kelemahan dalam kemampuan abstraksi disebabkan oleh karena kegagalan
subyek dalam melakukan pendewasaan mental sehingga subyek banyak
mengalami masalah dalam pemahaman konsep – konsep Matematika secara
umum. Jadi, tampak bahwa subyek tidak memahami definisi bentuk akar
secara benar sehingga menyebabkan subyek melakukan kesalahan dalam
menentukan penyelesaian soal – soal yang berkaitan dengan bentuk akar.
4. Kesalahan dalam melakukan operasi aljabar pada pemangkatan bilangan real
Dalam penelitian ini, kesalahan dalam melakukan operasi aljabar pada
pemangkatan bilangan real yang dilakukan subyek yaitu memangkatkan
bilangan bulat dengan bilangan bulat dan memangkatkan bilangan bulat
dengan bilangan pecahan. Dalam memangkatkan bilangan bulat dengan
bilangan bulat, kesalahan yang dilakukan subyek adalah mengalikan bilangan
pokok dengan pangkat bilangannya. Dalam memangkatkan bilangan bulat
dengan bilangan pecahan, kesalahan yang dilakukan subyek adalah membagi
bilangan pokok dengan pangkat bilangannya. Dari pekerjaan subyek tersebut,
jelas bahwa subyek tidak memahami konsep pangkat karena cara penyelesaian
soal subyek tidak sesuai dengan konsep pemangkatan bilangan. Berdasarkan
teori Marpaung, kesalahan yang dilakukan subyek tersebut disebabkan karena
subyek kurang menguasai kemampuan abstraksi yaitu kemampuan melihat
kesamaan pokok dan mengabaikan perbedaan – perbedaan atau sifat – sifat
yang tidak mendasar. Kelemahan dalam kemampuan abstraksi disebabkan
oleh karena kegagalan subyek dalam melakukan pendewasaan mental
sehingga subyek banyak mengalami masalah dalam pemahaman
konsep – konsep Matematika secara umum. Jadi, tampak bahwa subyek masih
kurang menguasai konsep pemangkatan sehingga melakukan kesalahan dalam
memangkatkan suatu bilangan.
5. Kesalahan dalam melakukan operasi aljabar terhadap pembagian
Dalam penelitian ini, kesalahan subyek dalam melakukan operasi
pembagian terjadi ketika subyek memangkatkan bilangan bulat dengan
bilangan pecahan, yaitu subyek membagi bilangan pokok dengan pangkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
bilangannya yang merupakan bilangan pecahan sehingga hasil pembagian
tersebut tidak benar karena cara yang digunakan subyek tidak tepat. Sebagai
contohnya, 27 31 = 27 : 3
1 = 3 dan 16 41
= 16 : 41 = 4. Berdasarkan teori
Marpaung, kesalahan yang dilakukan subyek tersebut disebabkan karena
subyek kurang menguasai kemampuan mengatur dimana subyek tidak mampu
mentaati aturan – aturan yang ada dalam Matematika. Jadi, tampak bahwa
subyek tidak menguasai operasi pembagian.
6. Kesalahan dalam melakukan operasi aljabar pada bentuk logaritma
Dalam penelitian ini, kesalahan subyek dalam melakukan operasi
aljabar pada bentuk logaritma terjadi pada saat subyek menyelesaikan
soal – soal logaritma yang diberikan, yaitu 4log 256 = 4log 16 = 4log 44 = 4. 4log 4 = 4. 1 = 4. Dari contoh hasil pekerjaan subyek tersebut, tampak bahwa
kesalahan terletak pada saat subyek mengubah bilangan 16 menjadi bentuk
pangkat dengan bilangan pokok 4, yaitu 16 = 44. Oleh karena itu, penyelesaian
tersebut menghasilkan jawaban yang salah. Berdasarkan teori Marpaung,
kesalahan yang dilakukan subyek tersebut disebabkan karena subyek kurang
menguasai kemampuan konkritisasi atau partikulasi yaitu kemampuan
mentransfer atau mengaplikasikan prinsip umum atas hal – hal khusus,
sehingga subyek menggunakan aturan sendiri dalam melakukan operasi
aljabar pada bentuk logaritma. Jadi, tampak bahwa subyek belum menguasai
materi logaritma sehingga menyelesaikan soal dengan sembarangan.
7. Kesalahan dalam melakukan operasi aljabar terhadap penarikan akar suatu
bilangan
Dalam penelitian ini, kesalahan subyek dalam melakukan operasi
aljabar terhadap penarikan akar suatu bilangan yang dilakukan subyek yaitu
ketika subyek harus menentukan penyelesaian bilangan 4 , 8 , 16 , dan
3 27 . Di dalam menentukan penyelesaian terhadap bilangan – bilangan
tersebut, subyek selalu mengubah bilangan menjadi bentuk pangkat kemudian
mengalikan bilangan pokok dengan pangkat bilangan itu. Berdasarkan definisi
bentuk akar maupun bentuk pangkat, maka cara penyelesaian soal subyek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
tersebut tidak tepat karena tidak sesuai dengan definisi dan sifat dasar bentuk
akar. Berdasarkan teori Marpaung, kesalahan subyek tersebut disebabkan
karena subyek kurang menguasai kemampuan formalisasi dimana subyek
tidak mampu melihat bentuk dan berfikir secara formal dan menghilangkan
makna atau konteks untuk memperoleh sesuatu yang lebih abstrak. Jadi,
tampak bahwa belum mampu memahami bentuk akar secara benar.
B. Faktor Penyebab Kesalahan
Penyebab kesalahan subyek dalam menyelesaikan soal – soal
logaritma adalah kurangnya kemampuan subyek dalam memahami materi.
Pemahaman subyek terhadap Matematika yang kurang, dapat mengakibatkan
kesalahan dalam menentukan penyelesaian soal. Kurangnya pemahaman
materi yang dialami oleh subyek disebabkan karena subyek tidak menguasai
beberapa kemampuan mental yaitu (1) kemampuan membandingkan, dimana
subyek selalu menggunakan cara penyelesaian yang berbeda dalam
menyelesaikan soal-soal logaritma meskipun sebenarnya cara penyelesaiannya
sama, hanya bilangannya yang berbeda; (2) kemampuan mengatur, dimana
subyek tidak menggunakan aturan-aturan yang berlaku dalam Matematika
sehingga menciptakan aturan sendiri; (3) kemampuan melakukan abstraksi
yang menyebabkan subyek mengalami masalah dalam pemahaman
konsep - konsep Matematika secara umum sehingga subyek tidak dapat
memahami konsep dengan benar; (4) kemampuan formalisasi, dimana subyek
mengalami kesulitan dalam melihat bentuk dan berfikir secara formal dan
menghilangkan makna atau konteks untuk memperoleh sesuatu yang lebih
abstrak; (5) kemampuan konkritisasi atau partikulasi, dimana subyek tidak
mampu mentransfer atau mengaplikasikan prinsip umum atas hal – hal khusus
secara benar; (6) kemampuan representasi, dimana subyek tidak mampu
merepresentasikan ide - ide dalam berbagai modus, sehingga cara
penyelesaian yang digunakan tidak tepat dan menghasilkan jawaban yang
salah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
C. Kesulitan Subyek
1. Kesulitan mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat
Dalam penelitian ini, kesulitan subyek dalam mengubah bentuk akar
menjadi bentuk pangkat tampak ketika subyek mengubah bilangan 3 27 , 4 ,
100 , dan 64 menjadi bentuk pangkat. Dari awal subyek diberi soal,
subyek sudah mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal karena subyek
kesulitan dalam menjawab soal – soal tersebut sehingga diperlukan contoh
penyelesaian soal terlebih dahulu. Akan tetapi, setelah contoh penyelesaian
soal diberikan, subyek masih mengalami kesulitan dalam mengubah bentuk
akar menjadi bentuk pangkat sehingga tidak ada soal yang dapat diselesaikan
dengan benar. Berdasarkan teori Marpaung, kesulitan yang dialami subyek
dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat disebabkan karena
subyek kurang menguasai kemampuan konkritisasi atau partikulasi yaitu
kemampuan mentransfer atau mengaplikasikan prinsip umum atas hal – hal
khusus. Jadi, tampak bahwa subyek kesulitan memahami bentuk akar dan
bentuk pangkat sehingga perlu lebih banyak penjelasan terhadap materi
tersebut.
2. Kesulitan dalam mendefinisikan bentuk akar
Dalam penelitian ini, kesulitan subyek dalam memahami konsep
bentuk akar terlihat ketika subyek diberi persoalan tentang bilangan 4 dan
bilangan 4 , yaitu subyek diminta membedakan antara bilangan 4 dengan
bilangan 4 , apakah kedua bilangan tersebut mempunyai nilai yang
sebanding. Akan tetapi, subyek tidak memberikan jawaban apapun terhadap
pertanyaan tersebut karena tidak dapat membedakan bilangan 4 dengan
bilangan 4 . Berdasarkan teori Marpaung, kesulitan yang dialami subyek
dalam memahami konsep bentuk akar disebabkan karena kurang menguasai
kemampuan klasifikasi yaitu kemampuan menggolongkan obyek atau
menetapkan hubungan antarkelas sehingga subyek tidak mampu membedakan
bentuk akar dan bilangan bulat. Selain itu, subyek juga kurang menguasai
kemampuan melakukan abstraksi yang menyebabkan subyek mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
kesulitan dalam memahami konsep bentuk akar. Jadi, tampak bahwa subyek
mengalami kelemahan dalam memahami konsep bentuk akar.
3. Kesulitan dalam mendefinisikan bentuk pangkat
Dalam penelitian ini, kesulitan subyek dalam memahami konsep
bentuk pangkat dialami subyek ketika subyek diberi persoalan tentang pangkat
suatu bilangan yang berbentuk bilangan pecahan yaitu subyek harus
memberikan jawaban apakah pangkat suatu bilangan yang berbentuk bilangan
pecahan tersebut ada atau tidak. Akan tetapi, subyek tidak mengetahui ada
atau tidaknya pangkat suatu bilangan yang berbentuk bilangan pecahan
sehingga subyek tidak dapat memberikan jawaban apapun. Berdasarkan teori
Marpaung, kesulitan yang dialami subyek dalam memahami konsep bentuk
pangkat disebabkan karena subyek kurang menguasai kemampuan melakukan
abstraksi dimana subyek mengalami kegagalan dalam melakukan
pendewasaan mental sehingga menyebabkan subyek mengalami kesulitan
dalam memahami konsep bentuk pangkat. Jadi, tampak bahwa subyek
mengalami kelemahan dalam mendefinisikan konsep bentuk pangkat.
4. Kesulitan dalam menghitung logaritma suatu bilangan
Dalam melakukan operasi aljabar pada bentuk logaritma, subyek selalu
mengalami kesulitan dalam menghitung hasil logaritma suatu bentuk akar.
Sebagai contoh, ketika subyek harus menentukan penyelesaian 4log 256 ,
4log 44 , 4log 4 , dan 2log 3 8 , subyek tidak dapat menyelesaikan soal – soal
tersebut, sehingga subyek diam saja karena tidak tahu cara menyelesaikan soal
yang berkaitan dengan logaritma. Berdasarkan teori Marpaung, kesulitan
subyek dalam melakukan operasi aljabar pada bentuk logaritma disebabkan
karena subyek kurang menguasai kemampuan konkritisasi atau partikulasi
dimana subyek tidak mampu mentransfer atau mengaplikasikan prinsip umum
atas hal – hal khusus. Jadi, tampak bahwa subyek masih kurang menguasai
logaritma.
5. Kesulitan dalam melakukan penarikan akar terhadap suatu bilangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Dalam melakukan operasi aljabar terhadap penarikan akar suatu
bilangan, kesulitan yang dialami subyek adalah ketika subyek melakukan
penarikan akar terhadap bilangan 64 dan 81. Pada mulanya, subyek
memiliki pemahaman bahwa bentuk akar sama artinya dengan bilangan
berpangkat 2 sehingga dalam melakukan penarikan akar, subyek selalu
menjawab dengan bilangan berpangkat 2, selanjutnya subyek mengalikan
bilangan pokok dengan pangkatnya. Akan tetapi, ternyata pemahaman tersebut
keliru dan subyek tidak mengetahui pengertian yang sebenarnya. Oleh karena
itu, subyek mengalami kesulitan dalam melakukan penarikan akar terhadap
suatu bilangan. Berdasarkan teori Marpaung, kesulitan subyek dalam
melakukan operasi aljabar terhadap penarikan akar suatu bilangan disebabkan
karena subyek kurang menguasai kemampuan melakukan abstraksi dimana
subyek tidak mampu melihat kesamaan pokok dan mengabaikan
perbedaan – perbedaan atau sifat – sifat yang tidak mendasar. Kelemahan
subyek melakukan abstraksi disebabkan karena subyek mengalami kegagalan
dalam melakukan pendewasaan mental. Jadi, tampak bahwa subyek masih
kurang menguasai cara melakukan penarikan akar secara benar.
6. Kesulitan dalam melakukan pemangkatan bilangan real
Dalam melakukan operasi aljabar terhadap pemangkatan bilangan real,
kesulitan yang dialami subyek terlihat ketika subyek menentukan penyelesaian
dari bilangan 273 dan 44. Subyek sama sekali tidak dapat menentukan
penyelesaian soal tersebut. Berdasarkan teori Marpaung, kesulitan subyek
dalam melakukan operasi aljabar terhadap pemangkatan bilangan real
disebabkan karena subyek kurang menguasai kemampuan melakukan
abstraksi dimana subyek tidak mampu melihat kesamaan pokok dan
mengabaikan perbedaan – perbedaan atau sifat – sifat yang tidak mendasar.
Kelemahan subyek melakukan abstraksi disebabkan karena subyek mengalami
kegagalan dalam melakukan pendewasaan mental. Jadi, tampak bahwa subyek
masih lemah dalam melakukan pemangkatan bilangan real sehingga tidak
mampu menyelesaikan pemangkatan bilangan real secara benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
7. Kesulitan memberikan penjelasan dalam mengubah bentuk akar menjadi
bentuk pangkat
Dalam penelitian ini, kesulitan yang dialami subyek terjadi ketika
subyek diminta menjelaskan 16 = 164 dan 8 = 82, yaitu subyek
memberikan penjelasan terhadap asal pangkat dari bilangan 16 dan bilangan 8
tersebut. Dalam hal ini, subyek sudah mengubah bentuk akar menjadi bentuk
pangkat, tetapi ketika subyek diminta memberikan alasan terhadap perubahan
bentuk bilangan tersebut, subyek tidak dapat menjelaskan jawabannya.
Berdasarkan teori Marpaung, kesulitan subyek memberikan penjelasan dalam
mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat disebabkan karena subyek
kurang menguasai kemampuan representasi yang meliputi kemampuan
merepresentasikan ide – ide dalam berbagai modus dan bentuk representasi
enaktif, ikonik dan simbolik. Oleh karena itu, subyek tidak mampu
merepresentasikan ide – ide yang ada di dalam pikirannya sehingga
menyebabkan subyek kesulitan untuk menjelaskan hasil dari pekerjaannya.
Jadi, tampak bahwa subyek tidak mengerti secara benar tentang bentuk akar
dan bentuk pangkat.
8. Kesulitan memberikan penjelasan terhadap hasil penarikan akar suatu
bilangan
Dalam penelitian ini, kesulitan yang dialami subyek terjadi ketika
subyek harus menjelaskan alasan mengenai penyelesaian 4 = 42 = 8, 4 =
4, 16 = 4, dan 8 = 4. Subyek tidak dapat memberikan penjelasan atas
jawaban – jawaban tersebut, padahal dari beberapa penyelesaian tersebut
tampak bahwa 4 , 16 , dan 8 mempunyai penyelesaian yang sama yaitu
4. Inilah yang seharusnya dijelaskan oleh subyek, akan tetapi subyek tidak
dapat menjelaskannya. Berdasarkan teori Marpaung, kesulitan subyek
memberikan penjelasan terhadap hasil penarikan akar suatu bilangan
disebabkan karena subyek kurang menguasai kemampuan representasi yang
meliputi kemampuan merepresentasikan ide – ide dalam berbagai modus dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
bentuk representasi enaktif, ikonik dan simbolik. Oleh karena itu, subyek tidak
mampu merepresentasikan ide – ide yang ada di dalam pikirannya sehingga
menyebabkan subyek kesulitan untuk menjelaskan hasil dari pekerjaannya.
Jadi, tampak bahwa subyek belum mengerti tentang penarikan akar.
9. Kesulitan memberikan penjelasan terhadap hasil pemangkatan bilangan real
Dalam penelitian ini, kesulitan yang dialami subyek terjadi ketika
subyek harus menjelaskan alasan mengenai penyelesaian 9 41
= 3 dan 27 31
= 3.
Subyek tidak dapat memberikan penjelasan terhadap penyelesaian soal
tersebut sehingga akhir penyelesaian soal tidak dapat diketahui dengan jelas.
Berdasarkan teori Marpaung, kesulitan subyek memberikan penjelasan
terhadap hasil pemangkatan bilangan real disebabkan karena subyek kurang
menguasai kemampuan representasi yang meliputi kemampuan
merepresentasikan ide – ide dalam berbagai modus dan bentuk representasi
enaktif, ikonik dan simbolik. Oleh karena itu, subyek tidak mampu
merepresentasikan ide – ide yang ada di dalam pikirannya sehingga
menyebabkan subyek kesulitan untuk menjelaskan hasil dari pekerjaannya.
Jadi, tampak bahwa subyek belum mengerti tentang pemangkatan bilangan
real.
D. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Berdasarkan teori Burton, beberapa faktor yang menjadi penyebab
kesulitan subyek dalam belajar memahami materi yang mengakibatkan
munculnya kesulitan dalam menyelesaikan soal yaitu (1) kurikulum yang
kurang sesuai dengan kondisi subyek, bahan dan buku - buku ( sumber ) yang
tidak sesuai dengan tingkat - tingkat kematangan dan perbedaan - perbedaan
individu, dimana subyek dipaksakan untuk mengikuti metode pembelajaran
yang menuntut subyek untuk berpikir mandiri, sedangkan subyek tidak
mampu memahami apabila tidak diberi penjelasan terlebih dahulu;
(2) ketidaksesuaian standar administratif ( sistem pengajaran yang hanya
mementingkan tersampaikannya materi kepada subyek tanpa mempedulikan
apakah subyek sudah memahami materi atau belum, penilaian, pengelolaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
kegiatan, dan pengalaman belajar mengajar ); (3) terlalu berat beban belajar
( subyek ) dan atau mengajar ( guru ), terlampau besar populasi subyek dalam
kelas, serta terlalu berat menuntut kegiatan di luar; dan (4) kelemahan dari
sistem belajar mengajar pada tingkat - tingkat pendidikan sebelumnya,
sehingga untuk tingkat selanjutnya subyek juga mengalami kelemahan karena
tidak mempunyai pengetahuan dasar yang kuat sebelumnya.
E. Gejala – Gejala Kesulitan Subyek
Beberapa gejala pertanda adanya kesulitan yang dialami subyek dalam
mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat adalah sebagai berikut :
1. Hasil tes yang dicapai sangat rendah
2. Lambat dalam mengerjakan soal - soal logaritma yang diberikan
3. Tidak langsung menjawab ketika diberi pertanyaan
4. Diam saja dan hanya memandangi soal
F. Bentuk Pangkat
Jika a adalah bilangan real ( a ∈ R ) dan n adalah bilangan bulat
positif lebih dari 1, maka a dipangkatkan dengan n ( = an ) ditetapkan sebagai
perkalian n faktor dengan tiap faktornya adalah a.
Definisi ini dituliskan secara sederhana sebagai :
an = a × a × a × … × a × a × a ( n buah faktor )
dimana a disebut bilangan pokok atau basis dan n ( bilangan asli > 1 ) disebut
pangkat atau eksponen.
Hampir seluruh subyek ketika diminta menentukan penyelesaian
bentuk pangkat, selalu menjawab dengan cara mengalikan bilangan pokok
dengan pangkat bilangan pokok tersebut, sehingga tidak menghasilkan
penyelesaian yang tepat karena tidak sesuai dengan definisi pangkat bulat
yaitu an = a × a × a × … × a × a × a ( n buah faktor ), dimana a disebut
bilangan pokok atau basis dan n ( bilangan asli > 1 ) disebut pangkat atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
eksponen, serta tidak sesuai definisi pangkat bilangan bulat negatif yaitu
a-n = na1 =
aaaaaa ×××××× ...1 .
Akan tetapi, terdapat salah satu cara penyelesaian yang berbeda dari
salah satu subyek dalam menentukan penyelesaian bentuk pangkat bilangan
pecahan. Cara penyelesaian tersebut adalah membagi bilangan pokok dengan
pangkat bilangan pokok tersebut, sebagai contohnya adalah 9 31
= 9 : 31 = 3.
Cara penyelesaian tersebut tentu saja tidak tepat karena tidak sesuai dengan
definisi pangkat pecahan yaitu misalkan n bilangan bulat positif, a dan b
bilangan – bilangan real sehingga berlaku hubungan bn = a, maka b disebut
akar pangkat n dari a ( jika bn = a, maka n nb = n a atau b = n a dengan a
dan b ∈ R ).
G. Bentuk Akar dan Pangkat Pecahan
Bentuk akar adalah akar dari bilangan rasional yang hasilnya
merupakan bilangan irrasional. Bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat
dituliskan dalam bentuk nm ( m dan n adalah bilangan – bilangan bulat dengan
n ≠ 0). Dalam bentuk nm itu, bilangan – bilangan m dan n tidak mempunyai
faktor persekutuan yang sama.
Dengan demikian, bilangan berpangkat dengan pangkat pecahan dapat
dituliskan dalam notasi sebagai :
a nm
dengan a bilangan real dan a ≠ 0.
Semua subyek memahami bahwa jika bentuk akar diubah menjadi
bentuk pangkat, maka bentuknya akan menjadi bilangan berpangkat bilangan
bulat. Sebagai contoh adalah 4 , subyek menjawab dalam dua versi yaitu
4 = 42 dan 4 = 44. Sedangkan untuk 1 , subyek menjawab bahwa 1
tidak terdefinisi. Jawaban – jawaban tersebut tidak sesuai dengan definisi
bentuk akar yaitu akar dari bilangan rasional yang hasilnya merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
bilangan irrasional, serta tidak sesuai dengan sifat dasar bentuk akar yaitu
q pa = a qp
, dengan a = bilangan pokok, p = pangkat bilangan pokok, dan
q = pangkat akar.
Dalam kasus ini, subyek memiliki pemahaman bahwa pangkat dari
suatu bilangan yang berbentuk bilangan pecahan adalah tidak ada, jadi
menurut subyek pangkat pecahan tidak ada, sehingga tidak satupun subyek
menyelesaikan soal menggunakan pangkat pecahan.
H. Logaritma
Logaritma adalah invers dari perpangkatan, yaitu mencari pangkat dari
suatu bilangan pokok sehingga hasilnya sesuai dengan yang telah diketahui.
Misalkan a adalah bilangan positif ( a > 0 ) dan g adalah bilangan positif yang
tidak sama dengan 1 ( 0 < g < 1 atau g > 1 ) : glog a = x jika dan hanya jika gx = a
Dalam penelitian ini, subyek belum sampai menyelesaikan perhitungan
logaritma karena untuk mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat,
subyek masih melakukan banyak sekali kesalahan dan mengalami kesulitan
sehingga subyek tidak mampu menentukan nilai logaritma dari soal - soal
tersebut. Akan tetapi, salah satu subyek berhasil menyelesaikan perhitungan
logaritma meskipun jawaban yang dihasilkan adalah keliru. Hal ini
dikarenakan subyek melakukan kesalahan pada saat mengubah bentuk akar
menjadi bentuk pangkat, yaitu mengubah bentuk akar menjadi bilangan yang
berpangkat bilangan bulat. Kesalahan subyek tersebut mengakibatkan
kesalahan dalam menyelesaikan soal logaritma yang memuat bentuk akar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh serta hasil analisis data
dalam penelitian ini, subyek banyak sekali melakukan kesalahan dan mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan soal – soal logaritma yang memuat bentuk akar
terutama dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat. Berikut adalah
kesalahan dan kesulitan subyek dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk
pangkat.
1. Kesalahan Subyek
a. Kesalahan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat
b. Kesalahan dalam memahami konsep bentuk pangkat
c. Kesalahan dalam memahami konsep bentuk akar
d. Kesalahan dalam melakukan operasi aljabar pada pemangkatan bilangan
real
e. Kesalahan dalam melakukan operasi aljabar terhadap pembagian
f. Kesalahan dalam melakukan operasi aljabar pada bentuk logaritma
g. Kesalahan dalam melakukan operasi aljabar terhadap penarikan akar suatu
bilangan
2. Kesulitan Subyek
a. Kesulitan dalam mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat
b. Kesulitan dalam mendefinisikan bentuk akar
c. Kesulitan dalam mendefinisikan bentuk pangkat
d. Kesulitan dalam menghitung logaritma suatu bilangan
e. Kesulitan dalam melakukan penarikan akar terhadap suatu bilangan
f. Kesulitan melakukan pemangkatan bilangan real
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
g. Kesulitan memberikan penjelasan dalam mengubah bentuk akar menjadi
bentuk pangkat
h. Kesulitan memberikan penjelasan terhadap hasil penarikan akar suatu
bilangan
i. Kesulitan memberikan penjelasan terhadap hasil pemangkatan bilangan
real
B. Saran
Untuk mengurangi kesalahan dan kesulitan yang dilakukan siswa dalam
mengubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat pada pembelajaran materi
logaritma, penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut :
1. Dalam penelitian ini, keempat subyek tampak masih malu – malu
menyampaikan ide – ide terhadap cara penyelesaian soal sehingga peneliti
mengalami keterbatasan untuk memperoleh data. Hal ini menyebabkan data
yang diperoleh peneliti kurang lengkap. Oleh karena itu, sebelum melakukan
penelitian sebaiknya peneliti dibantu pihak sekolah khususnya guru,
memberikan penjelasan secara menyeluruh kepada subyek mengenai tujuan
peneliti melakukan penelitian dan manfaat penelitian bagi subyek dengan
harapan subyek tidak canggung atau malu dalam memberikan jawaban beserta
penjelasan terhadap pertanyaan – pertanyaan yang diajukan peneliti guna
memperoleh informasi selengkap mungkin.
2. Dalam penelitian ini, keempat subyek mengalami hambatan dalam
menyelesaikan soal yang menyebabkan subyek mengalami kesulitan dalam
menentukan penyelesaian soal. Oleh karena itu, sebaiknya peneliti
memberikan sedikit penjelasan tentang materi pelajaran yang akan digunakan
dalam penelitian untuk mengingatkan kembali subyek terhadap materi
pelajaran tersebut sehingga subyek mempunyai gambaran dalam menentukan
langkah – langkah penyelesaian soal.
3. Dalam penelitian ini, keempat subyek melakukan banyak kesalahan dalam
menyelesaikan soal – soal logaritma khususnya dalam mengubah bentuk akar
menjadi bentuk pangkat dikarenakan pemahaman subyek yang keliru terhadap
69
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
konsep bentuk akar dan konsep bentuk pangkat. Oleh karena itu, sebaiknya
peneliti memberikan kesempatan kepada subyek untuk mempelajari materi
bentuk akar dan bentuk pangkat serta materi logaritma sebelum memberikan
soal.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. H. dan Widodo Supriyanto. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta :
Rineke Cipta.
Ashlock, Robert. 1988. Error Patterns in Computation. New Jersey : Prentice
Hall.
Noormandiri, B.K. dan Sucipto, Endar. 2004. Matematika SMA Untuk Kelas X.
Jakarta : Erlangga.
Frans Susilo, SJ., St. Suwarsono, dan Fr. Y. Kartika Budi. 1998. Pendidikan
Matematik dan Sains. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.
Habiburrahman. 1984. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Pengajaran Remidi
dalam Pendidikan IPA. Penataran Lokakarya Tahap II Proyek Pengembangan
Pendidikan Guru (P3G) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
Marpaung, Y. 1986. Proses Berpikir Siswa dalam Pembentukan Konsep
Algoritma Matematis. IKIP Sanata Dharma Yogyakarta.
Marpaung, Y. 1986. Aspek – Aspek Kognitif yang Perlu Diketahui Guru – Guru
Matematika sebagai Bekal untuk Dapat Membantu Siswa dengan Lebih Baik.
IKIP Sanata Dharma.
Lestari, Sri. 2003. Kumpulan Rumus Matematika SMU. Bandung : Kawan
Pustaka.
Wirodikromo, Sartono. 2004. Matematika untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
TRANSKRIPSI DATA 1
Wawancara pertama dengan Livi, siswa kelas X SMA Immanuel Kalasan. Hari : Jumat, 9 Maret 2007 P : Peneliti L : Livi
1. P : “ Selamat siang Livi…” 2. [ L tersenyum ] 3. P : “ Ini soal – soal tentang logaritma, coba kamu kerjakan mana yang paling mudah
menurut kamu ! “ 4. L : “ Contoh soal lain dulu ? “
5. P [ P memberi contoh soal 4 log 256 ] : “ Empat log akar dua ratus lima puluh enam berapa ? “
6. [ L diam sejenak ] 7. P : “ Akar dua ratus lima puluh enam apabila diubah menjadi bentuk pangkat, menjadi dua
ratus lima puluh enam pangkat berapa ? “ 8. L : “ Dua lima enam pangkat empat ! ”
9. P : “ Kalau akar ini [ P menunjuk : 256 ], pangkat berapa ? “ 10. L : “ Akar ? “ 11. P : “ Akar dua ratus lima puluh enam sama dengan berapa ? “ 12. [ L diam, menopang dagu ] 13. P [ Memberi soal yang lebih sederhana ] : “ Kalau akar dua puluh lima sama dengan
berapa ? “ 14. L : “ Lima ! “ 15. P : “ Mengapa ? “ 16. L : “ Karena lima kali lima sama dengan dua puluh lima ! “ Kembali ke contoh soal 17. P : “ Empat log akar dua ratus lima puluh enam sama dengan empat log enam belas bukan,
sama dengan empat log berapa ? “ 18. L : “ Empat log empat pangkat empat ! ” 19. P : “Empat log empat pangkat empat sama dengan berapa ? “ 20. [ L diam ] 21. P : “ Empat ini [ menunjuk pangkat 4 pada bilangan 4 ] bisa diturunkan menjadi :
4. 4 log 4 = 4. 1 = 4 ? “ 22. [ L mengangguk ] 23. P : “ Ini [ menunjuk : 4 log 4 ] hasilnya berapa ? “ 24. [ L diam ] 25. P : “ Satu bukan ? Mengapa kali satu , karena empat log empat sama dengan satu ! Sudah
mengerti ? “ 26. L : “ Sudah ! “ 27. P : “ Sekarang coba dikerjakan ! “
28. [ L mulai mengerjakan soal : 3 8 ]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
29. P : “ Ini [ P menunjuk 3 8 ] kalau diubah menjadi bentuk pangkat, menjadi berapa ? ” 30. [ L masih diam ] 31. P : “ Jangan diperhatikan dulu lognya ! Akar pangkat tiga dari delapan ini bagaimana ? “ 32. [ L bingung, tidak bisa menjawab ] 33. P : “ Sekarang kalau akar delapan saja ! Akar delapan sama dengan delapan pangkat
berapa ? “ 34. L : “ Delapan pangkat dua ! “ 35. P : “ Delapan pangkat dua ? Coba ditulis akar delapan sama dengan delapan pangkat dua ! “
36. [ L menulis : 8 = 82 ] 37. P : “ Mengapa bisa pangkat dua ? “ 38. L : “ Akar delapan sama dengan delapan pangkat berapa, begitu ? “ 39. P : “ Ya, delapan pangkat berapa ? “ 40. L : “ Delapan pangkat empat ! “ 41. P : “ Delapan pangkat empat ? “ 42. [ L dengan ragu – ragu mengangguk ] 43. P [ memberikan soal yang berbeda ]: “ Sekarang coba ditulis, akar enam belas sama dengan
berapa ? “
44. [ L menulis : 16 = 4 ] 45. P : “ Akar enam belas hasilnya empat dari mana ? Mengapa bisa empat ? “ 46. [ L berpikir ] 47. P : “ Akar enam belas hasilnya empat, empat berarti lebih kecil dari enam belas ya ? “ 48. [ L mengangguk ] 49. P : “ Akar delapan tadi Livi menjawab delapan pangkat dua bukan ? “ 50. [ L mengangguk lagi ] 51. P : “ Coba ditulis, delapan pangkat dua sendiri hasilnya berapa ? “ 52. L : “ Enam belas ! “ 53. P : “ Delapan pangkat dua sama dengan enam belas, coba ditulis ! “
54. [ L menulis : 8 = 8 2 = 16 ] 55. P : “ Enam belas lebih besar atau lebih kecil dari delapan ?”
56. L [ meralat jawabannya ] : “ Lebih besar, o…ini [ L menunjuk 8 ] empat, akar delapan
sama dengan empat [ L menulis 8 = 4 ] ! “ 57. P : “ Akar delapan sama dengan empat ? Bisa empat dari mana, padahal tadi akar enam
belas hasilnya juga empat ! “ 58. [ L diam, tampak bingung ] 59. P : “ Enam belas dengan delapan sama atau tidak ? “ 60. L : “ Beda ! “ 61. P : “ Tetapi hasilnya bisa sama, dari mana ? “
62. L : “ Kelipatannya ! Ini sama karena kelipatannya [ L menunjuk 16 = 4 ] ! “ 63. P : “ Kelipatannya ? Kalau ditulis, bagaimana ? “ 64. [ L diam sejenak ] 65. P : “ Tadi akar delapan sama dengan delapan pangkat dua ya ? Menurut Livi delapan
kuadrat ! Sekarang kalau akar enam belas diubah menjadi bentuk pangkat, menjadi enam belas pangkat berapa ? “
66. L : “ Enam belas pangkat empat [ kemudian L menghitung 16 × 16 × 16 ] ! “ 67. P : “ Enam belas pangkat empat hasilnya berapa ? Banyak bukan ? “ 68. [ L tersenyum malu ] 69. P : “ Ini jawabannya sudah benar, akar enam belas sama dengan empat ! Mengapa sekarang
menjadi enam belas pangkat empat ? Enam belas pangkat dua saja hasilnya sudah seribu dua ratus lima puluh enam…Padahal jawabannya empat bukan ? “
70. [ L tersenyum lagi ]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
71. P : “ Jadi, ini [ P menunjuk : 16 ] sebenarnya enam belas pangkat berapa ? Tidak mungkin bukan hasilnya menjadi banyak seperti ini [ P menunjuk : 1256 ]
72. L : “ Enam belas pangkat nol ! “ 73. P : “ Enam belas pangkat nol berapa ? “ 74. L [ malu – malu menjawab ] : “ Enam belas ! “ 75. P : “ Mengapa ini [ P menunjuk angka 2 pada 8 2 ] bisa dua ? “ 76. [ L diam saja ] 77. P : “ Sekarang Livi kerjakan sebisa Livi saja ! Akar seratus berapa ? “ 78. L : “ Akar seratus ? “ 79. P : “ Akar seratus hasilnya berapa ? “ 80. L : “ Sepuluh ! “ 81. P : “ Sepuluh diperoleh dari mana ? “ 82. L : “ Sepuluh kali sepuluh ! “ 83. P : “ Jadi, log sepuluh hasilnya berapa ? “ 84. [ L tidak menjawab, hanya diam ] 85. P : “ Kalau bilangan pokoknya disini tidak ditulis, berarti bilangan pokoknya berapa ? “ 86. L : “ Sepuluh ! “ 87. P : “ Jadi, log sepuluh hasilnya berapa ? “ 88. L : “ Satu ! “
89. P [ memberi soal yang berbeda yaitu : 64 ] : “ Enam puluh empat kalau diubah menjadi bilangan berpangkat, menjadi empat pangkat berapa ? “
90. L : “ Empat ! “ 91. P : “ Coba ditulis ! Menjadi, empat log empat pangkat empat ? “ 92. [ L mengangguk ] 93. P : “ Akarnya tetap atau hilang ? “ 94. L : “ Akarnya hilang ! “ 95. P : “ Mengapa bisa hilang ? “ 96. L : “ Empat pangkat empat ! “ 97. P : “ Menurut Livi, ’akar’sebenarnya bilangan pangkat berapa ? “ 98. L : “ Akar ? “
99. P : “ Ya, seperti [ P menunjuk : 8 = 82 ] akar delapan sama dengan delapan pangkat dua
dan [ P menunjuk : 16 = 164 ] akar enam belas sama dengan enam belas pangkat empat, padahal akarnya sama bukan ? ”
100. [ L tersenyum ] 101. P : “ Akar a sama dengan a pangkat berapa ? “ 102. L [ menulis angka 4 ] : “ a pangkat empat ! “ 103. P : “ a pangkat empat ? “ 104. [ L mengangguk ] 105. P : “ Akar enam puluh empat kalau diselesaikan menjadi berapa ? “ 106. [ L diam saja ] 107. P : “ Saya ingin melihat penyelesaiannya ! Ini tadi akarnya bisa hilang, pangkatnya juga
hilang, bagaimana caranya ? “
108. [ L diam saja, kemudian menulis : 4log 64 = 4log 4 = 4log 4 = 1, lalu mengubah jawabannya menjadi : 4 . 4log 4 = 4 . 1 = 4 ]
109. P : “ Jadi hasilnya ? “ 110. L : “ Empat ! “ 111. P : “ Sekarang kalau saya mempunyai soal akar sembilan, hasilnya berapa ? “ 112. L : “ Tiga ! “ 113. P : “ Karena tiga kali tiga hasilnya sembilan ? Jadi, sembilan sama dengan tiga pangkat
berapa ? “ 114. L : “ Tiga pangkat dua ! “
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
115. P : “ Jadi [ P menunjuk angka 9 ], sembilan bisa diubah menjadi tiga pangkat dua ya ! Akar dari tiga pangkat dua tadi hasilnya tiga bukan ? “
116. [ L mengangguk ] 117. P : “ Akar sembilan kalau diubah menjadi bentuk pangkat, menjadi sembilan pangkat
berapa ? Akar sembilan sama dengan sembilan pangkat berapa ? “
118. L : “ Sembilan pangkat dua ! “ [ kemudian L mengubah jawabannya dari 92 menjadi 9 41
= 3 ] 119. P : “ Sembilan pangkat seperempat hasilnya sama dengan tiga ? “ 120. L : “ Setengahnya sembilan hasilnya enam, kalau seperempatnya hisalnya tiga ! “ 121. P : “ Bagaimana maksudnya ? “ 122. L : “ Aduh ! “ 123. P : “ Bagaimana ? Di corat – coret tidak apa – apa ! “ 124. L : “ Sebentar…Satu per tiga ! “ [ L mengubah jawabannya lagi ] 125. P : “ Sembilan pangkat sepertiga ? “ 126. L : “ Ya ! “ 127. P : “ Sembilan pangkat sepertiga hasilnya bisa tiga bagaimana ? “ 128. L : “ Sembilan dibagi sepertiga ! “ 129. P : “ Jadi, sembilan dibagi sepertiga sama dengan tiga ? “ 130. [ L mengangguk ] 131. P : “ Kalau akar enam belas tadi , menjadi enam belas pangkat berapa ? “ 132. L : “ Enam belas pangkat seperempat ! “ 133. P : “ Coba ditulis ! Akar enam belas sama dengan enam belas pangkat seperempat
hasilnya…. ? “ 134. L : “ Empat ! “ 135. P : “ Empat diperoleh dari enam belas dibagi seperempat ? “ 136. L : “ Enam belas dibagi seperempat ! “ 137. P : “ Akar sembilan dan akar enam belas hanya berbeda angkanya, tetapi akarnya sama !
Akar sembilan sama dengan sembilan pangkat sepertiga, berarti akar sama dengan pangkat sepertiga ? “
138. [ L mengangguk ]
139. P : “ Sedangkan yang di bawah ini [ P menunjuk : 16 ], akar sama dengan pangkat seperempat ! Berarti tidak sama bukan ? “
140. [ L menggelengkan kepala ] 141. P : “ Jadi, akar dari setiap bilangan yang berbeda, artinya juga berbeda ? “ 142. [ L mengangguk ] 143. P : “ Sekarang, kalau akar pangkat tiga dari dua puluh tujuh berapa ? “ 144. L : “ Tiga pangkat tiga ! “ 145. P : “ Ini [ P menunjuk angka 33 ] bentuk dari dua puluh tujuh bukan ? “ 146. [ L mengangguk ] 147. P : “ Akarnya bagaimana ? Menjadi dua puluh tujuh pangkat berapa ? “ 148. [ L tidak menjawab ] 149. P : “ Akar sembilan tadi pangkat sepertiga dan akar enam belas tadi pangkat seperempat !
Kalau akar pangkat tiga dari dua puluh tujuh hasilnya berapa ? “ 150. L : “ Dua puluh tujuh pangkat sepertiga ! “ 151. P ; “ Coba ditulis ! Ini [ P menunjuk angka 33 ] dipakai atau tidak ? “ 152. L : “ Tidak ! “ 153. P : “ Dicoret saja ya ! Dua puluh tujuh pangkat sepertiga hasilnya berapa ? “ 154. L : “ Tiga ! “ 155. P : “ Bagaimana bisa tiga ? “ 156. [ L diam ] 157. P : “ Dari mana diperoleh tiga ? Bagaimana caranya ? “ 158. [ L masih diam ] 159. P : “ Dua puluh tujuh pangkat sepertiga sama dengan tiga diperoleh dari mana ? Mengapa
bisa tiga ? “
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
160. L : “ Dua puluh tujuh dibagi sepertiga sama dengan tiga ! “ 161. P : “ Terima kasih Livi…”
TRANSKRIPSI DATA 2
Wawancara kedua dengan Martha, siswa kelas X SMA Immanuel Kalasan. Hari : Jumat, 9 Maret 2007 P : Peneliti M : Martha
1. P [ P memberikan lembar kerja siswa ]: “ Selamat siang Martha…Sekarang coba kerjakan
soal – soal ini, Martha pilih yang paling mudah dulu ! “ 2. [ M menunjuk soal nomor 3 ] 3. P : “ Nomor tiga ? “ 4. [ M mengangguk ] 5. P : “ Ditulis disini ! “ [ P memberikan selembar kertas untuk mengerjakan soal tersebut ]
6. [ M mulai menulis : 3log 3 27 ] 7. P : “ Tiga log akar pangkat tiga dari dua puluh tujuh apabila diubah menjadi bentuk pangkat,
menjadi tiga log berapa ? “ 8. [ M diam saja ] 9. P : “Akar pangkat tiga dari dua puluh tujuh apabila diubah menjadi bentuk pangkat, menjadi
dua puluh tujuh pangkat berapa ? “ 10. M : “ Dua puluh tujuh pangkat tiga ! “ 11. P : “ Coba ditulis dua puluh tujuh pangkat tiga ! “ 12. [ M menulis : 273 ] 13. P : “Akarnya, tidak ada ? “ 14. [ M diam saja ] 15. P : “ Dua puluh tujuh pangkat tiga hasilnya berapa ? “ 16. [ M tetap diam, tidak menjawab ] 17. P [ memberi soal yang berbeda ] : “ Sekarang kalau akar delapan puluh satu sama dengan
berapa ? “ 18. [ M diam lagi ] 19. P : “ Coba ditulis ! “
20. [ M menulis : 81 ] 21. P : “ Akar delapan puluh satu sama dengan berapa ? “ 22. [ M masih diam ] 23. P : “ Coba angka yang lebih kecil saja, akar empat ! Akar empat sama dengan berapa ? “ 24. M [ menulis : 4 = 2 ] : “ Dua ! “ 25. P : “ Dua diperoleh dari mana ? Mengapa akar empat hasilnya dua ? “ 26. M : “ Dua kali dua sama dengan empat ! “ 27. P : “ Dua kali dua kalau ditulis dalam bentuk pangkat, menjadi dua pangkat berapa ? Sama
artinya dengan dua pangkat berapa ? “ 28. M [ menulis angka 2 diatas angka 2, kemudian menulis : 4 = 22 ] : “ Dua pangkat dua ! “
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
29. P : “ Empat sama dengan dua pangkat dua ! Akar empat tadi hasilnya dua ya, akar empat sama dengan empat pangkat berapa ? “
30. M : “ Empat pangkat dua ! “ 31. P : “ Coba tulis akar empat sama dengan empat pangkat dua, sama dengan berapa hasilnya ? “ 32. M : “ Delapan [ M menulis : 4 = 42 = 8 ] ! “ 33. P : “ Delapan sama dengan dua ? “ 34. [ M menggelengkan kepala ] 35. P : “ Berbeda bukan ? Padahal akar empat hasilnya dua, sekarang mengapa bisa akar empat
sama dengan empat pangkat dua sama dengan delapan ? “ 36. [ M diam saja ] 37. P : “ Empat pangkat dua sama dengan empat kali dua, hasilnya delapan, begitu ? “ 38. [ M mengangguk ] 39. P : “ Enam belas atau delapan ? “ 40. [ M menunjuk angka 8 ] 41. P : “ Jadi, empat pangkat dua sama dengan delapan diperoleh dari empat kali dua ? “ 42. [ M mengangguk ] 43. P : “ Akar empat hasilnya dua, benar [ P menunjuk : 4 = 2 ] ! Mengapa sekarang akar
empat sama dengan empat ? “ 44. [ M diam lagi ] 45. P : “ Akar empat sama dengan empat pangkat berapa ? “ 46. M : “ Empat pangkat empat ! “ 47. P : “ Empat pangkat empat hasilnya berapa ? “ 48. [ M tidak menjawab ] 49. P : “ Dari sini dulu [ P menunjuk : 4 = 2 ] ! Akar empat tadi hasilnya dua karena dua kali
dua sama dengan empat ! Jadi, akar ini [ P menunjuk : 4 ] sendiri sebenarnya pangkat berapa ? “
50. [ M masih diam ] 51. P : “ Empat tidak sama dengan akar empat bukan ? “ 52. [ M diam lagi ] 53. P : “ Karena akar empat hasilnya dua, jadi dua tidak sama dengan empat bukan ? “ 54. [ M diam saja ] 55. P : “ Kalau pangkat pecahan, ada atau tidak ? Misalnya pangkat setengah, pangkat sepertiga,
pangkat seperlima atau mungkin pangkat dua per tiga ? “ 56. [ M masih tetap diam ] 57. P : “ Bilangan yang berpangkat bilangan pecahan misalnya dua pangkat dua per tiga atau dua
pangkat setengah ada bukan ? “ 58. M : “ Berarti setengah ! “ 59. P : “ Setengah atau dua ? Akar empat sama dengan empat pangkat setengah atau empat
pangkat dua ? “ 60. M : “ Pangkat dua ! “ 61. P : “ Jadi empat pangkat dua ? “ 62. M : “ Ya ! “ 63. P : “ Terima kasih Martha ! “
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
TRANSKRIPSI DATA 3
Wawancara ketiga dengan Nuno, siswa kelas X SMA Immanuel Kalasan. Hari : Sabtu, 10 Maret 2007 P : Peneliti N : Nuno 1. P : “ Selamat siang Nuno…Coba dari keempat soal ini, kamu kerjakan mana yang paling
mudah dulu ! “ 2. N :[ N memilih soal nomor 1] 3. P : “ Akar ini diubah dulu ya ? Kalau log tidak ada angkanya [ P menunjuk : log ], bilangan
pokoknya berapa ? “ 4. N : “ Sepuluh ! “ 5. P : “ Sepuluh ? “
6. [ N mengangguk dan menopang dagu, kemudian menulis : 100 ] 7. P : “ Akar seratus kalau diubah menjadi bentuk pangkat, sama dengan seratus pangkat berapa
? “
8. [ N menulis : 100 = 100 ] 9. P : “ Dua atau satu atau setengah atau seperempat ? “ 10. N : “ Dua ! “ 11. P : “ Akar seratus sendiri hasilnya berapa ? “ 12. N : “ Akar seratus sama dengan sepuluh ! “ 13. P : “ Sepuluh ? Coba ditulis disini, akar seratus sama dengan …Berapa hasilnya ? “ 14. N : “ Sepuluh ! “ 15. P : “ Nuno tadi mengatakan bahwa akar seratus sama dengan seratus pangkat…. ? “ 16. N : “ Dua ! “ 17. P : “ Seratus pangkat dua sendiri hasilnya berapa ? Pangkat dua berarti seratus kali seratus
bukan ? “ 18. [ N mengangguk ] 19. P : “ Seratus kali seratus berapa ? Sepuluh ribu, padahal akar seratus hasilnya sepuluh !
Sepuluh sama atau tidak dengan sepuluh ribu ? “ 20. N : “ Tidak ! “ 21. P : “ Jadi, disini seratus pangkat berapa ? “ 22. [ N diam, menopang dagu ]
23. P : “ Kalau disini tidak ada angkanya [ P menunjuk : 100 ], sebenarnya dua bukan ? “ 24. [ N mengangguk ] 25. P [ memberi soal lain ] : “ Akar empat hasilnya berapa ? “ 26. [ N menulis jawaban : 2 ] 27. P : “ Mengapa bisa dua ? Dua diperoleh dari mana ? “ 28. N : “ Karena dua kali dua empat ! “ 29. P : “ Jadi, akar empat sama dengan dua karena dua kali dua sama dengan empat ? “
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
30. [ N mengangguk ] 31. P : “ Kalau akar empat ini [ P menunjuk : 4 ] diubah menjadi bentuk pangkat, menjadi
empat pangkat berapa ? “ 32. N : “ Dua ! “ 33. P : “ Disini sama dengan dua ya ? Coba sekarang ditulis akar empat sama dengan berapa ? “ 34. N : “ Dua ! “ 35. P : “ Akar empat sama dengan empat pangkat sama dengan berapa ? “ 36. N : “ Enam belas ! “ 37. P : “ Enam belas sama dengan dua ? “ 38. N : “ Tidak ! “ 39. P : “ Bilangan pangkat yang berbentuk pecahan ada atau tidak ? “ 40. [ N diam, menopang dagu dan menggigit pensil, kemudian tersenyum malu ] 41. P : “ Misalnya dua pangkat sepertiga ada atau tidak ? “ 42. N : “ Ada ! “ 43. P : “ Ada ? “ 44. N : “ Ada atau tidak ya…? Menurutku tidak ada ! “ 45. P : “ Sekarang kalau akar satu hasilnya berapa ? “ 46. N : “ Tidak ada ! “ 47. P : “ Akar satu tidak ada hasilnya ? “ 48. [ N hanya senyum – senyum ] 49. P : “ Ya sudah ! Terima kasih Nuno…”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
TRANSKRIPSI DATA 4
Wawancara keempat dengan Renata, siswa kelas X SMA Immanuel Kalasan. Hari : Sabtu, 10 Maret 2007 P : Peneliti R : Renata 1. P [ P memberikan lembar kerja siswa ] : “ Selamat siang Renata…Coba sekarang Renata
kerjakan soal – soal logaritma ini, masih ingat bukan ? “ 2. [ R menunjuk soal nomor 2 ] 3. P : “ Coba dikerjakan ! “
4. [ R menulis : 2log 3 8 = 2log… ] 5. P : “ Dua log akar pangkat dari delapan sama dengan dua log titik – titik, selanjutnya
bagaimana ? “ 6. R : “ Lupa ! “
7. P : “ Lupa ? Coba sekarang mengerjakan yang ini dulu [ P menunjuk : 64 dan 100 ], Renata mau mengerjakan akar enam puluh empat atau akar seratus dulu [ R hanya tersenyum ] ? Kalau akar enam puluh empat dulu bagaimana ? “
8. [ R mengangguk, kemudian menulis : 64 ] 9. P : “ Sekarang yang ini [ P menunjuk : 4 log ] tidak perlu dibaca dulu, akar enam puluh empat
berapa ? Sama dengan enam puluh empat pangkat berapa ? “ 10. [ R tidak menjawab ] 11. P : “ Akar enam puluh empat hasilnya berapa ? “ 12. R [ menulis : 8 × 8 ] : “ Delapan kali delapan ! “ 13. P : “ Delapan kali delapan ? Jadi hasilnya coba ditulis berapa ? “ 14. R : “ Enam puluh empat ! “ 15. P : “ Akar enam puluh empat sama dengan…? “ 16. [ R diam saja ]
17. P : “ Coba ditulis, delapan pangkat dua sama dengan enam puluh empat [ 64 = 82 = 64 ], jadi akar enam puluh empat tetap enam puluh empat ? “
18. R : “ Delapan…! Enam puluh empat ! “ 19. P : “ Delapan atau enam puluh empat ? “ 20. R : “ Delapan ! “ 21. P : “ Mengapa delapan ? Karena delapan kali delapan sama dengan enam puluh empat ! Akar
enam puluh empat kalau diubah menjadi bentuk pangkat, menjadi enam puluh empat pangkat berapa ? “
22. [ R diam saja ] 23. P : “ Pangkat pecahan ada atau tidak ? “ 24. [ R menggelengkan kepala ] 25. P : “ Tidak ada ? Jadi, yang ada dua hanya pangkat empat ? “ 26. [ R mengangguk ]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
27. P : “ Terima kasih Renata…”
LEMBAR KERJA SISWA
Nyatakan tiap bentuk logaritma di bawah ini dengan memakai notasi eksponen
dan tentukan nilai tiap logaritma tersebut !
Log 100
Penyelesaian :
2. 2Log 8
Penyelesaian :
3. 3Log 3 27
Penyelesaian :
4. 4Log 64
Penyelesaian :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI