buku profile badan dharma dana nasional
TRANSCRIPT
Om Swastiastu,
Selama memimpin kepengurusan Parisada, banyak masukan yang saya terima dan lihat secara langsung terkait problematika yang dihadapi umat Hindu sebagai bagian integral bangsa Indonesia. Tidak bisa dipungkiri, bahwa permasalahan kita sebagai bangsa Indonesia yang utama adalah kemiskinan dan kesenjangan ekonomi.
Kondisi ini diperburuk dengan berbagai bencana alam yang tak kunjung henti menerpa negara kita. Terjadinya gempa bumi yang disusul dengan gelombang tsunami yang menimpa sebagian bumi Nangroe Aceh Darussalam, tanah longsor, tenggelamnya kapal laut, anjloknya kereta api, jatuhnya pesawat terbang, hingga bencana lumpur lapindo, merupakan rentetan peristiwa yang datang bersambung.
Kemiskinan dan bencana alam yang tak kunjung henti, sudah tentu memerlukan antisipasi kita semua. Kita sebagai umat Hindu, sudah tentu harus memberi perhatian terhadap kondisi ini. Mencoba memberi kontribusi dalam pengentasan kemiskinan, melalui program-program pendidikan serta pemberdayaan ekonomi umat. Disamping itu, kita juga harus menyiapkan sumber daya jika sewaktu-waktu bencana alam menerpa negara kita terlebih lagi menimpa komunitas umat Hindu.
Sudah saatnya mulai saat ini, kita sebagai umat Hindu ikut memberikan kepedulian secara kolektif. Dengan potensi umat Hindu di seluruh Indonesia, niscaya sumber daya yang bisa kita himpun akan sangat besar.
Dharma Dana Nasional, merupakan program yang akan berperan dalam menghimpun potensi Dharma Dana umat Hindu di seluruh Indonesia. Diharapkan dengan suksesnya program ini, kemandirian Parisada dalam bidang dana dapat bisa diwujudkan. Program-program pelayanan keumatan akan dapat kita laksanakan secara optimal yang pada akhirnya akan memberi kontribusi bagi upaya mengatasi problematika bangsa Indonesia.
Untuk tujuan mulia tersebut, dan atas segala rejeki yang telah Hyang Widhi limpahkan, marilah kita syukuri dengan membayar kewajiban Dharma Dana kita sebelum kita merayakan hari Raya Nyepi tahun baru Çaka.
Semoga Ida Shang Hyang Widhi Wasa selalu menyertai setiap langkah kita.
Om Shanti, Shanti, Shanti Om
Dr. I MADE GDE ERATA, MA
Bhagawad Gita III.12.13Sesungguhnya keinginan untuk mendapatkan kesenangan telah diberikan kepadamu oleh para Dewa karena Yadnya mu, sedangkan ia yang telah memperoleh kesenangan tanpa memberi Yadnya sesungguhnya adalah pencuri. Ia yang memakan sisa Yadnya akan terlepas dari segala dosa, tetapi ia yang memasak makanan hanya bagi diri sendiri sesungguhnya adalah memakan dosa.
Bhagawad Gita XVII.20.21Sedekah / sumbangan yang diberikan tanpa mengharap kembali, dengan keyakinan sebagai kewajiban untuk memberikan pada tempat, waktu dan penerimaan yang berhak, disebut Sattvika. Sedekah / sumbangan yang diberikan dengan harapan untuk didapat kembali atau memperoleh keuntungan dikemudian hari dan dengan perasaan kesal untuk memberikannya, maka sedekah seperti itu dinamakan Rajasa.
Sarasamuscaya 175, 176Maka tindakan orang yang tinggi pengetahuannya, tidak sayang merelakan kekayaannya, nyawanya sekalipun, jika untuk kesejahteraan umum. Tahulah mereka akan maut pasti datang dan tidak adanya sesuatu yang kekal. Oleh karena itu adalah lebih baik berkorban demi untuk kesejahteraan umum. Sebab yang patut diperbuat, janganlah kikir bersedekah, kerjakan amal saleh, nikmatilah, karena kekayaan itu tidak akan habis-habisnya, jika karmaphala yang mengadakannya itu tidak putus.
PEN
GA
NTA
R KE
TUA
UM
UM
PA
RISA
DA
PEN
GA
NTA
R KE
TUA
BA
DA
N D
HA
RMA
DA
NA
NA
SIO
NA
L
Salah satu Bhisama yang diterbitkan dalam
Pesamuan Agung tahun 2002 di Mataram adalah:
Bhisama Sabha Pandita no.: 01/Bhisama/Sabha Pandita Parisada Pusat/X/2002 tentang Dana Punia
yang diperkuat dengan:
Ketetapan Mahasabha IX PHDI, no.: IV/TAP/M.Sabha IX/2006
tentang Dharma Dana NasionalMahasabha juga menugaskan Parisada untuk membentuk
Badan Dharma Dana Nasional (BDDN) dan dipilih menjadi
program kerja prioritas yang akan membangun sistem pendanaan
yang berkelanjutan untuk mendukung program-program kegiatan
pembinaan umat Hindu di seluruh Indonesia.
Om Swastiastu
Tantangan terbesar yang dihadapi Parisada kedepan bukanlah perpecahan tetapi masalah kualitas sradha dan bhakti (iman dan taqwa) umat Hindu di Indonesia. Iman seseorang bisa tergerus dengan mudah antara lain karena tekanan kemiskinan, kebodohan, akses kesehatan dan kesenjangan diantara umat Hindu sendiri.
Oleh karena itu, Parisada perlu menyiapkan program-program konkrit secara simultan untuk memerangi kemiskinan, kebodohan, meningkatkan kesehatan, dan mengatasi kesenjangan dikalangan umat, Parisada harus menyiapkanperangkat SDM yang kuat dan dukungan dana yang cukup untuk melaksanakan program-program tersebut secara mandiri dan berkelanjutan.
Sumber-sumber dana konvesional yang selama ini menjadi andalan untuk menggerakkan roda organisasi dan pembinaan umat tidak akan mampu menjawab tantangan yang dihadapi. Harus ada terobosan, agar tercipta aliran dana abadi (sustainable) yang tersistem dengan baik. Sumber dana yang menjamin keberlangsungan aliran dana tersebut adalah Dharma Dana yang digali dari potensi umat sendiri.
Sesuai yang difatwakan dalam Bhisama Sabha Pandita dalam Pesamuan Agung di Mataram tahun 2002, tentang Dana Punia, bahwa dalam menjalankan dharma agamanya setiap umat Hindu yang mampu, wajib hukumnya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk beryadnya bagi orang lain yang bernasib kurang beruntung.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami mengetuk hati nurani segenap umat terutama yang telah berkecukupan untuk berempati kepada sesama umat sedharma yang serba kekurangan dengan menyalurkan Dharma Dana wajib tersebut melalui Badan Dharma Dana Nasional (BDDN).
Semoga Ida Shang Hyang Widhi Wasa senantiasa melindungi dan memberkati umatnya.
Om Shanti, Shanti, Shanti Om
WAYAN ALIT ANTARA
Disamping itu, secara ekonomi sebagian besar saudara-saudara kita yang masih tergolong
prasejahtera untuk tidak dikatakan miskin, buta huruf, akses pelayanan kesehatan yang
minim dan berjuang keras untuk mempertahankan hidup. Dilain pihak, banyak diantara
kita yang meraih sukses tetapi masih belum peduli, sehingga terjadi kesenjangan yang
dapat memicu potensi konflik.
Ditengah fakta diatas, ternyata Organisasi Parisada Hindu Dharma Indonesia sebagai
organisasi tertinggi umat Hindu juga berjalan tanpa dukungan logistik yang memadai.
Organisasi kita masih mengandalkan donasi yang terbatas dari individu-individu tertentu
yang tidak terjamin kesinambungannya. Kondisi ini menyebabkan pelayanan keumatan
menjadi sangat tidak optimal, masih jauh dari target-target yang diharapkan.
Kita, umat Hindu di Indonesia berjumlah lebih dari 5 juta jiwa, sebuah potensi yang
luar biasa kalau diberdayakan saling bahu membahu, masing-masing memberikan
kontribusinya. Bagi yang telah mampu, mau menyisihkan sedikit penghasilannya sesuai
dengan yang digariskan dalam bhisama, yang akan dihimpun secara kolektif melalui
Badan Dharma Dana Nasional.
Fakta menunjukkan, bahwa Hindu secara institusi masih jauh tertinggal dalam bidang pendidikan dan kesehatan jika dibandingkan dengan umat beragama lainnya. Sebagai contoh sampai saat ini kita belum memiliki sekolah ataupun rumah sakit yang dapat kita banggakan. Bandingkan dengan keberadaan sekolah sekolah seperti Tarakanita, Atmajaya, St. Ursula, Al Ahzar; atau rumah sakit St. Carolus, Siloam Hospital dan lain-lain.
F A K T A
Badan Dharma Dana Nasional (BDDN) merupakan satu-satunya badan resmi Parisada yang ditugasi untuk menghimpun, menyimpan dan mengelola dana secara profesional, kemudian menyalurkannya kembali kepada umat yang membutuhkan melalui program-program yang terarah sehingga dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kepentingan umat. Selain dana dari umat Hindu, BDDN juga dapat menghimpun dana dari institusi-institusi bisnis dalam rangka Corporate Social Responsibility (CSR) atau promosi atas dasar manfaat timbal balik (reciprocal) serta dari umat non Hindu yang peduli.
Kunci Sukses
Tolak ukur suksesnya mobilisasi Dharma Dana akan dapat diukur dari semakin meningkatnya umat yang menyalurkan Dharma Dananya melalui BDDN baik secara kuantitas maupun kualitasnya dari tahun ke tahun. Hal ini bisa terjadi apabila Parisada/BDDN mampu menunjukkan kinerja yang dirasakan manfaatnya oleh umat melalui program-program yang menyentuh kebutuhan riil umat. Dengan terbangunnya tingkat kepercayaan yang tinggi (trust) dari umat maka merupakan modal dasar untuk maju melangkah dengan program-program yang lebih besar.
“Yakinilah bahwa ada bagian dari penghasilan yang kita terima adalah bukan hak kita, tetapi hak orang lain
yang di titipkan kepada kita. Bayarkanlah Dharma Dana itu.”
Ida Pedanda Sebali Tianyar ArimbawaDharma Adyaksa Parisada
“Keseharian kita memang selalu beryadnya, begitu juga sebagai seniman
kami beryadnya melalui Nyanyian Dharma, tentunya dengan adanya
Dharma Dana, yadnya untuk sesama akan bermanfaat dan berguna untuk
kemajuan Hindu kedepan.”
Dewa BujanaSeniman
SISTEM PENGELOLAANDHARMA DANA NASIONALBadan Dharma Dana Nasional (BDDN) akan mengelola dana yang terkumpul secara profesional dengan tata kelola yang berdasar atas Best Practice Corporate Governance. Mengedepankan prinsip - prinsip transparansi, akuntabel, mandiri, adil dan dapat dipertanggung jawabkan, baik dalam hal pengumpulan, pengelolaan maupun penyalurannya.
Untuk mewujudkan tata kelola yang baik, BDDN akan dilengkapi dengan komite-komite
antara lain Komite Audit, Komite Pendidikan, Komite Investasi, Komite Remunerasi. Khusus
bidang keuangan sebagaimana lazimnya seluruh kegiatan Parisada beserta badan-badan
dibawahnya secara berkala diaudit oleh Akuntan Publik yang terpercaya.
Dengan mempertimbangkan segi keuangan yang masih sangat
terbatas sedangkan kompleksitas permasalahan umat yang
dihadapi demikian luas, maka dalam menyalurkan Dharma Dana
BDDN akan menyusun skala prioritas atas dasar penilaian komite-
komite sesuai kebutuhan umat yang paling mendesak.
Bidang yang menjadi prioritas adalah:
• Pendidikan (Beasiswa)
• Pemberdayaan Ekonomi Rakyat
• Pengobatan Gratis Bagi Umat Tidak Mampu
PENDIDIKAN
PEMBERDAYAAN EKONOMI RAKYAT
FASILITAS KESEHATAN
PENGGUNAANDHARMA DANA
Besarnya Dharma Dana wajib minimum yang harus dibayar oleh setiap umat Hindu adalah sebesar 2,5% dari penghasilan bersih setahun. Nilai ini berdasarkan Bhisama Sabha Pandita Nomor : 01/Bhisama/Sabha Pandita
Parisada Pusat/X/2002 tentang Dana Punya.
Perhitungan penghasilan bersih setahun menganut asas “self assessment”. Setiap
individu umat, menghitung sendiri secara jujur besarnya pendapatan bersih
dalam setahun. Tidak ada pemeriksaan dan pengawasan dari pihak manapun atas
kebenaran penghitungan sendiri penghasilan bersih setahun, karena hal tersebut
menyangkut kesadaran individu umat dalam mengamalkan ajaran agamanya dan
dipertanggungjawabkan langsung kepada Hyang Widhi Wasa.
Pembayaran kewajiban Dharma Dana harus sudah dilunasi sebelum merayakan hari
raya Nyepi, Tahun Baru Çaka. Adapun pertimbangannya, adalah untuk memudahkan
perhitungan penghasilan dalam setahun karena Hari Raya Nyepi jatuh pada kisaran bulan
kalender yang sama setiap tahunnya.
Pembayaran dapat dilakukan langsung ke rek. Badan Dharma Dana Nasional (BDDN) di:
• Bank BRI Cabang Khusus Gedung BRI II, Jl. Sudirman Kav. 44-46 Jakarta 10210
A/C : 020 601 000 911 304 - Atas nama: Lembaga Artha PHDI Pusat
• BNI Cabang Jakarta Pusat
A/C : 0133 800 937 - Atas Nama: BDDN/LA – PHDI
PENGHITUNGAN JUMLAHDHARMA DANA
WAKTU PENYERAHANDHARMA DANA
TEMPAT PENYERAHANDHARMA DANA
BADAN DHARMA DANA NASIONALBadan Resmi Parisada
Jl. Anggrek Nelly MurniBlok A no.3 - SlipiJakarta Barat 11480Phone. 021.533.0414Fax. 021.548.5181Email. [email protected]