pkn final
TRANSCRIPT
TUGAS TERSTRUKTUR MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
SUB KOMPETENSI : IDIOLOGI, DEMOKRASI, WAWASAN NUSANTARA
LAPORAN PEMANTAUAN PEMILU LEGISLATIF 2014
DISUSUN OLEH :
AYU TRI PAMULANGSIH
7211413217
AKUNTANSI D 2013
ROMBEL 93
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kehidupan dan
menurunkan rahmat serta inayahnya-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini, walaupun
masih jauh dari kata sempurna.
Kemudian penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama pihak yang berkaitan di TPS
XIII beralamat di Gatakrejo, Mliwis , Cepogo, Boyolali yang menjadi tempat penelitian langsung
pemantauan pemilu legislatif yang turut serta membantu penulis untuk menyelesaikan laporan ini
sehingga menghasilkan laporan tentang kewarganegaraan yaitu laporan tentang Laporan Pemantauan
Pemilu Legislatif 2014 ini.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat yang lebih baik dalam mendukung pemilu
selanjutnya. Dan diharapkan dengan makalah ini, pembaca dapat mengamalkan tingkah laku yang
baik dalam berdemokrasi.Mengetahui tata cara pemilihan legislatif dengan benar.Sehingga menyadari
pentingnya keikutsertaannya dalam pemilu.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi si penulis, dan umumnya bagi pembaca dalam
memahami arti penting berdemokrasi yaitu salah satu contohnya adalah Pemilu.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman Sampul 1
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
A. PENDAHULUAN
Latar Belakang 5
B. SISTEM PEMILIHAN UMUM 2014
1. Pemilihan Umum Anggota DPR, DPRD Propinsi, DPRD Kabupaten
1.1. Pencalonan 6
1.2. Caleg Perempuan 7
1.3. Daerah Pemilihan 8
1.4. Surat Suara dan Tata Cara Pencoblosan 9
2. Pemilihan Umum Anggota DPD
1.1. Pencalonan 12
1.2. Surat Suara dan Tata Cara Pencoblosan 13
C. PENYELENGGARA PEMILU 2014
1. Profil Komisi Pemilihan Umum Kabupaten / Kota 15
2. Profil Panitia Pemilihan Kecamatan / Kelurahan di wilayah pantauan 16
3. Profil KPPS Wilayah pantauan 16
D. PENGAWAS PEMILU 2014
1. Profil Pengawas pemilu Kabupaten / Kota 17
2. Profil Pengawas Kecamatan 17
E. PELAKSANAAN PEMILU
1. Pemungutan Suara 18
2. Penghitungan Suara 20
3. Rekapitulasi Penghitungan Suara 22
4. Pelanggaran Pemilu
3
4.1. Jenis Pelanggaran Pra Hari Pemungutan 24
4.2. Jenis Pelanggaran Pada Hari Pemungutan 24
4.3. Jenis Pelanggaran Pasca Pemungutan Suara 25
F. ANALISA HASIL PEMILU LEGISLATIF 2014 26
G. PENUTUP
1. Kesimpulan 27
2. Rekomendasi 27
2.1. Rekomendasi Untuk Penyelenggara Pemilu 27
2.2. Rekomendasi Untuk Pengawas Pemilu 28
2.3. Rekomendasi Untuk Peserta Pemilu 28
Daftar Pustaka 29
Daftar Responden 30
4
A. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pemilihan Umum adalah cara untuk menentukan siapakah yang akan menjalankan kekuasaan
eksekutif dan kekuasaan legislatif, sehingga Pemilihan Umum adalah cara untuk menentukan
bagaimana pelaksanaan kedaulatan rakyat dilaksanakan. Sangat diharapkan dengan
perpindahan kekuasaan maka situasi dan kondisi negara akan bertambah baik, sehingga
sistem demokratis dapat berjalan.
Di Pemilu 2004 inilah ditentukan kedaulatan rakyat yang akan dilaksanakan, karena Pemilu
adalah suatu cara perpindahan kekuasaan yang demokratis dan tidak menimbulkan
pertumpahan darah, atau disebut sebagai cara yang legal formal untuk mengganti kekuasaan
negara.
Pemilu adalah hari terbesar di Indonesia. didalam pemilu semua masyarakat Indonesia harus
memilih atau memberikan kepercayaannya kepada orang yang tercetak dikeretas pemilu.
Tetapi didalam kegiatan pemilu ini banyak sekali kecurangan yang terjadi. untuk itu yang
melatar belakangi kami untuk melakukang penelitian ini adalah mencegah adanya
kecurangan, ingin mengetahui tatacara pemilu atau kegiatan yang terjadi pada saat hari
pemilu dan khususnya untuk memenuhi nilai mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan.
5
B. SISTEM PEMILIHAN UMUM 2014
1. Pemilihan Umum Anggota DPR, DPRD Propinsi, DPRD Kabupaten,
1.1. Pencalonan
Pendaftaran pencalonan Anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/ kota
Verifikasi kelengkapan administrasi daftar calon dan bakal calon: Anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD
Kabupaten/Kota
Penyampaian hasil verifikasi kelengkapan administrasi daftar calon dan bakal calon kepada partai politik
peserta Pemilu
Perbaikan daftar calon dan syarat calon serta pengajuan bakal calon pengganti anggota DPR, DPRD provinsi
dan DPRD kabupaten/kota
Verifikasi terhadap perbaikan daftar calon dan syarat calon anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD
kabupaten/kota
Penyusunan dan penetapan DCS anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota
Pengumuman DCS anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota dan persentase keterwakilan
perempuan
Permintaan klarifikasi kepada partai politik atas masukan dan tanggapan masyarakat terhadap DCS anggota
DPR, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota
Pengajuan penggantian bakal calon anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota
Verifikasi pengganti DCS anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota kepada KPU/KPU
provinsi/KPU kabupaten/kota
Penyusunan dan Penetapan Daftar Calon Tetap (DCT) anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD
kabupaten/kota
Penyampaian hasil klarifikasi kepada KPU
Pengumuman DCT anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/ kota
Penyampaian hasil verifikasi kelengkapan administrasi daftar calon dan bakal calon kepada partai politik
peserta Pemilu
6
1.2. Caleg Perempuan
Partai politik wajib memenuhi syarat kuota 30 persen calon legislatif (Caleg) perempuan di setiap
Daerah Pemilihan (Dapil). Partai yang tidak memenuhi syarat, bakal calon di dapil yang tidak
memenuhi akan dicoret sebagai peserta pemilu.
Ketua Divisi Tehnis Penyelenggara Pemilu KPU Kabupaten Blitar Jemali mengatakan ketentuan
itu diatur melalui PKPU No. 7 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pencalonan Anggota DPRD.
Dengan ketentuan kuota tersebut, maka pembagian Caleg di setiap Dapil adalah setiap tiga Caleg
ada satu caleg perempuan
Contohnya:
Dapil I, II, III alokasi kursinya 11, Caleg perempuannya dibutuhkan empat,
Dapil IV dan 5 dengan kuota 7 dan 9 kursi hanya dibutuhkan 3 calg perempuan untuk memenuhi
kuota 30 persen.
Dan partai harus mematuhi aturan ini. Jika tidak bisa, dinyatakan tidak memenuhi syarat.
Ketentuan tersebut lanjut Jemali memang berbeda dengan ketentuan dalam Pemilu 2009. Saat
Pemilu 2009, jika tidak memenuhi syarat kuota 30 persen, Parpol cukup mengumumkan kepada
media.
Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Gorontalo, Maspa Mantulangi mengatakan,
kaum perempuan yang menjadi Calon Anggota Legislatif (Caleg) pada Pemilu 2014, jangan
hanya jadi pelengkap.
Calon anggota legislatif dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Okky Asokawati dalam orasi
politiknya pada kampanye akbar mengatakan PPP mempunyai singkatan lain yaitu "partai peduli
perempuan".
Caleg perempuan dari Partai Hanura, Ni Luh Kadek Dwi Anggraeni menyatakan bahwa apabila
terpilih menjadi anggota DPRD Provinsi Bali, akan memperjuangkan nasib kader pos pelayanan
terpadu yang hanya menerima honor Rp120 ribu/ tahun.
Politisi Partai Nasional Demokrat Anarulita Muchtar ingin memperjuangkan kesetaraan
pelayanan dasar antara masyarakat perkotaan dengan di daerah terpencil bila dirinya terpilih
menjadi anggota DPR RI periode 2014 hingga 2019.
7
1.3. Daerah Pemilihan
Jumlah kursi anggota DPR ditetapkan sebanyak 560 (lima ratus enam puluh). Daerah pemilihan
anggota DPR adalah provinsi, kabupaten/kota, atau gabungan kabupaten/kota. Jumlah kursi setiap
daerah pemilihan anggota DPR paling sedikit 3 (tiga) kursi dan paling banyak 10 (sepuluh) kursi.
Informasi Tambahan:
Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan sebanyak 2.453 daerah pemilihan (dapil) untuk
pemilihan umum anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten-kota pada 2014.
Rincian pembagian dapil pada Pemmilu 2014 adalah 77 dapil untuk DPR, 259 dapil untuk DPRD
provinsi serta 2.117 dapil untuk DPRD kabupaten dan kota.
Penambahan jumlah dapil di sejumlah kabupaten dan kota terjadi karena ada satu daerah
pemilihan yang alokasi kursinya melebihi 12 kursi, serta adanya faktor pemekaran.
Penetapan dapil tersebut disusun berdasarkan tujuh prinsip utama, yaitu :
Kesetaraan,
Proporsionalitas,
Ketaatan Pada Sistem Pemilu,
Integralitas Wilayah,
Kohesivitas,
Coterminous,
Serta Kesinambungan.
Sejumlah prinsip penataan dapil tersebut antara lain :
Mengupayakan nilai suara antardapil setara,
memperhatikan kesetaraan alokasi kursi antardapil,
Mengutamakan pembentukan dapil dengan jumlah kursi terbanyak,
Mempertimbangkan kondisi geografis dan aspek kemudahan transportasi,
memperhatikan kondisi sosial budaya, adat istiadat dan kelompok minoritas,
Mencakup satu dapil anggota dpr,
Serta menimbang dapil yang sudah ada pada pemilu 2009.
8
1.4. Surat Suara dan Tata Cara Pencoblosan
Berikut pencoblosan surat suara yang dianggap sah pada Pemilu 2014 mendatang:
1. Nomor urut, tanda gambar dan nama parpol, maka suaranya dihitung satu untuk parpol.
2. Nomor urut dan nama caleg maka suaranya dihitung satu untuk caleg.
3. Nomor urut, tanda gambar dan nama parpol serta pada kolom nomor urut dan nama caleg, maka
suaranya dihitung satu untuk caleg.
4. Nomor urut, tanda gambar dan nama parpol serta lebih dari satu nomor urut dan nama caleg, maka
suaranya dihitung satu untuk parpol.
5. Lebih dari satu nomor urut dan nama caleg parpol yang sama, maka suaranya dihitung satu untuk
parpol.
6. Tanda coblos lebih dari satu pada satu nomor urut, tanda gambar dan nama caleg, maka suaranya
dihitung satu untuk parpol.
7. Tanda coblos lebih dari satu kali pada nomor urut dan nama caleg pada satu parpol, maka suaranya
dihitung satu untuk caleg tersebut.
8. Garis di antara kolom yang memuat dua nomor urut dan nama caleg di satu parpol, maka suara
dianggap sah untuk satu parpol.
9. Garis yang memuat nomor urut dan nama caleg, maka suara dianggap satu untuk parpol.
10. Garis yang memuat satu nomor urut dan nama caleg, maka suara dianggap satu untuk caleg.
9
11. Kolom abu-abu di antara nomor urut dan nama caleg pada satu parpol, maka suara dianggap sah
satu untuk parpol.
12. Kolom abu-abu di bawah nomor urut dan nama caleg terakhir pada satu parpol, maka suara
dihitung satu untuk parpol.
13. Kolom nomor urut dan nama caleg yang sudah didiskualifikasi, maka suara dianggap sah untuk
parpol.
14. Kolom nomor urut dan nama caleg yang sudah meninggal dunia, maka suara dihitung satu untuk
parpol.
15. Kolom nomor urut, tanda gambar dan nama parpol yang tidak memiliki daftar caleg, maka suara
dianggap sah satu untuk parpol.
10
Tata Cara Pencoblosan
Alur Pemungutan Suara
Pemilih datang ke tempat pemungutan suara (TPS) pada pukul 08.00-13.00 dengan membawa
Surat Pemberitahuan Pemungutan Suara (SPSS) model C-6. Jika tidak memiliki SPSS, tanyakan
RT/RW setempat atau bawa KTP saat hadir di TPS.
Selanjutnya, memastikan surat suara yang diterima telah ditanda tangani oleh ketua KPPS. Surat
suara yang akan diterima pemilih berjumlah 3, yakni surat suara untuk memilih DPR, DPRD
tingkat Provinsi, dan DPRD kabupaten/kota.
Pemilih masuk ke bilik untuk mencoblos surat suara dengan menggunakan alat coblos yang telah
disediakan. Pemilihan dapat dilakukan dengan dua cara yakni mencoblos pada kolom nama partai
pemilu atau mencoblos pada kolom yang berisi nomor urut dan nama calon legislatif. Jika surat
suara dicoblos diluar kolom, maka dianggap tidak sah.
Terakhir, pemilih mencelupkan jari kelingking pada tinta
11
2. Pemilihan Umum Anggota DPD
1.1. Pencalonan
Pengumuman pendaftaran pencalonan Calon Anggota DPR, DPD vinsi dan DPRD kabupaten/ kotadan DPRD
provinsi
Pendaftaran pencalonan Anggota DPR, DPD dan DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/ kota
Verifikasi terhadap kelengkapan administrasi calon anggota DPD
Verifikasi terhadap perbaikan kelengkapan administrasi Calon Anggota DPD
Verifikasi faktual terhadap persyaratan dukungan Calon Anggota DPD
Penyampaian hasil verifikasi faktual persyaratan dukungan kepada bakal calon anggota DPD
Perbaikan terhadap persyaratan dukungan calon Anggota DPD
Verifikasi terhadap perbaikan persyaratan dukungan calon Anggota DPD
Penyusunan dan penyampaian Berita Acara (BA) Hasil Verifikasi Faktual Calon Anggota DPD tingkat
kabupaten/kota kepada KPU Provinsi
Penelitian, Penyusunan dan penyampaian Berita Acara Hasil Verifikasi Administrasi dan Faktual calon
Anggota DPD kepada KPU
Penyampaian klarifikasi dari partai politik kepada KPU, KPU provinsi, dan KPU kabupaten/kota
Penelitian BA Hasil Verifikasi bakal calon anggota DPD dari KPU Provinsi
Penyusunan dan penetapan Daftar Calon Sementara (DCS) anggota DPD
Pemberitahuan pengganti DCS
Pengumuman DCS anggota DPD
Masukan dan tanggapan masyarakat atas DCS anggota DPD
Permintaan klarifikasi kepada calon anggota DPD
Penyampaian hasil klarifikasi kepada KPU
Penyusunan dan penetapan Daftar Calon Tetap (DCT) anggota DPD
Pengumuman DCT anggota DPD
Pemberitahuan hasil verifikasi kelengkapan administrasi calon anggota DPD
Perbaikan terhadap kelengkapan administrasi calon anggota DPD
Penyampaian hasil verifikasi kelengkapan administrasi daftar calon dan bakal calon kepada partai politik
peserta Pemilu
1.2. Surat Suara dan Tata Cara Pencoblosan
12
Berikut pencoblosan surat suara yang dianggap sah pada Pemilu 2014 mendatang:
1. Nomor urut, tanda gambar dan nama parpol, maka suaranya dihitung satu untuk parpol.
2. Nomor urut dan nama caleg maka suaranya dihitung satu untuk caleg.
3. Nomor urut, tanda gambar dan nama parpol serta pada kolom nomor urut dan nama caleg, maka
suaranya dihitung satu untuk caleg.
4. Nomor urut, tanda gambar dan nama parpol serta lebih dari satu nomor urut dan nama caleg, maka
suaranya dihitung satu untuk parpol.
5. Lebih dari satu nomor urut dan nama caleg parpol yang sama, maka suaranya dihitung satu untuk
parpol.
6. Tanda coblos lebih dari satu pada satu nomor urut, tanda gambar dan nama caleg, maka suaranya
dihitung satu untuk parpol.
7. Tanda coblos lebih dari satu kali pada nomor urut dan nama caleg pada satu parpol, maka suaranya
dihitung satu untuk caleg tersebut.
8. Garis di antara kolom yang memuat dua nomor urut dan nama caleg di satu parpol, maka suara
dianggap sah untuk satu parpol.
9. Garis yang memuat nomor urut dan nama caleg, maka suara dianggap satu untuk parpol.
10. Garis yang memuat satu nomor urut dan nama caleg, maka suara dianggap satu untuk caleg.
11. Kolom abu-abu di antara nomor urut dan nama caleg pada satu parpol, maka suara dianggap sah
satu untuk parpol.
12. Kolom abu-abu di bawah nomor urut dan nama caleg terakhir pada satu parpol, maka suara
dihitung satu untuk parpol.
13
13. Kolom nomor urut dan nama caleg yang sudah didiskualifikasi, maka suara dianggap sah untuk
parpol.
14. Kolom nomor urut dan nama caleg yang sudah meninggal dunia, maka suara dihitung satu untuk
parpol.
15. Kolom nomor urut, tanda gambar dan nama parpol yang tidak memiliki daftar caleg, maka suara
dianggap sah satu untuk parpol.
Tata Cara Pencoblosan
Pemilih datang ke tempat pemungutan suara (TPS) pada pukul 08.00-13.00 dengan membawa
Surat Pemberitahuan Pemungutan Suara (SPSS) model C-6. Jika tidak memiliki SPSS, tanyakan
RT/RW setempat atau bawa KTP saat hadir di TPS.
Selanjutnya, memastikan surat suara yang diterima telah ditanda tangani oleh ketua KPPS. Surat
suara yang akan diterima pemilih yakni surat suara untuk memilih DPD.
Pemilih masuk ke bilik untuk mencoblos surat suara dengan menggunakan alat coblos yang telah
disediakan. Pemilihan dapat dilakukan dengan dua cara yakni mencoblos pada kolom nama partai
pemilu atau mencoblos pada kolom yang berisi nomor urut dan nama calon legislatif. Jika surat
suara dicoblos diluar kolom, maka dianggap tidak sah.
Terakhir, pemilih mencelupkan jari kelingking pada tinta
C. PENYELENGGARA PEMILU 2014
14
1. Profil Komisi Pemilihan Umum Kabupaten / Kota
KEANGGOTAAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BOYOLALI
NO N A M A KEANGGOTAAN
1 RIBUT BUDI SANTOSO, SP KETUA/ANGGOTA
2 AHMAD CHARIR, SH ANGGOTA
3 PURWANTO, SH, M.Si. ANGGOTA
4 DIANA ARIYANTI, SP ANGGOTA
5 Drs. IMAN FIRMANSJAH. ANGGOTA
D I V I S I KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BOYOLALI
NO DIVISI NAMA
1SOSIALISASI, HUPMAS, PENDIDIKAN
PEMILIH, DATIN, DAN SDMRIBUT BUDI SANTOSO, SP
2PEMUTAKHIRAN DATA
PEMILIH,PENCALONAN, DAN PAWAHMAD CHARIR, SH
3 HUKUM DAN PENGAWASAN PURWNTO, SH, M.Si.
4KAMPANYE, PENGHITUNGAN SUARA
DAN HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA
DIANA ARIYANTI, SP
5PERENCANAAN, LOGISTIK,
ORGANISASI, KEUANGAN & UMUM
Drs. IMAN FIRMANSJAH.
Visi
Terwujudnya Komisi Pemilihan Umum sebagai penyelenggara Pemilihan Umum yang memiliki
integritas, profesional, mandiri, transparan dan akuntabel, demi terciptanya demokrasi Indonesia yang
berkualitas berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Misi
1. Membangun lembaga penyelenggara Pemilihan Umum yang memiliki kompetensi,
kredibilitas dan kapabilitas dalam menyelenggarakan pemilihan umum;
15
2. Menyelenggarakan Pemilihan Umum untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Presiden dan Wakil
Presiden serta Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung, umum, bebas,
rahasia, jujur, adil, akuntabel, edukatif dan beradab;
3. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemilihan umum yang bersih, efisien, dan efektif;
4. Melayani dan memperlakukan setiap peserta Pemilihan Umum secara adil dan setara, serta
menegakkan peraturan Pemilihan Umum secara konsisten sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
5. Meningkatkan kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi aktif dalam pemilihan umum
demi terwujudnya cita-cita masyarakat Indonesia yang demokratis.
2. Profil Panitia Pemilihan Kecamatan / Kelurahan di wilayah pantauan
Ketua : Mardani, S.Pd
Alamat :Cepogo, Mliwis , Cepogo, Boyolali
Umur : 45 Tahun
Wakil : Tijah, S. Pd
Alamat :Cabean , Mliwis , Cepogo, Boyolali
Umur : 42 Tahun
Dan Anggota
3. Profil KPPS Wilayah pantauan
Ketua : Maskuri, S.Pd
Alamat :Sambungrejo, Mliwis , Cepogo, Boyolali
Umur : 48 Tahun
Wakil : H. Yanto
16
Alamat :Poswetan, Mliwis , Cepogo, Boyolali
Umur : 48 Tahun
Anggota : 1. Wiyarno
2. Sugianto
3. Supendi
4. Supri
5. Edi
D. PENGAWAS PEMILU 2014
1. Profil Pengawas pemilu Kabupaten / Kota
Nama : Andi Saptaraharja , S.Pd
Alamat :Pulisen, Boyolali
Umur : 30 Tahun
2. Profil Pengawas Kecamatan
Nama : Sudarmanto
Alamat :Paras, Mliwis , Cepogo, Boyolali
Umur : 32 Tahun
E. PELAKSANAAN PEMILU
17
1. Pemungutan Suara
Hari pemungutan suara untuk DPR, DPRD, dan DPD dilaksanakan pada tanggal 9 April 2014 yang
menggunakan asas LUBER JURDIL ( Langsung, Umum, Bebas,Rahasia, Jujur dan Adil).Pengertian
dari LUBER JURDIL ( Langsung, Umum, Bebas,Rahasia, Jujur dan Adil) adalah :
Langsung berarti rakyat pemilih mempunyai hak untuk secara langsung memberikan suaranya
sesuai dengan kehendak hati nuraninya, tanpa perantara;
Umum mengandung makna menjamin kesempatan yang berlaku menyeluruh bagi semua
warga negara yang telah memenuhi persyaratan tertentu tanpa diskriminasi (pengecualian)
berdasar acuan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, kedaerahan, dan status sosial;
Bebas berarti setiap warganegara yang berhak memilih bebas menentukan pilihannya tanpa
tekanan dan paksaan dari siapapun
Rahasia berarti dalam memberikan suaranya, pemilih dijamin bahwa pemilihnya tidak akan
diketahui oleh pihak manapun dan dengan jalan apapun
Jujur berarti dalam menyelenggarakan pemilihan umum; penyelenggaraan/ pelaksana,
pemerintah dan partai politik peserta Pemilu, pengawas dan pemantau Pemilu, termasuk
pemilih, serta semua pihak yang terlibat secara tidak langsung, harus bersikap dan bertindak
jujur sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku;
Adil berarti dalam menyelenggarakan pemilu, setiap pemilih dan partai politik peserta Pemilu
mendapat perlakuan yang sama tanpa ada intimidasi dari pihak manapun, serta bebas dari
kecurangan pihak manapun.
Pemungutan suara dilakukan dengan menyediakan 4 buah bilik suara dengan 6 petugas TPS 2
petugas keamanan 7 saksi dari parpol dan 4 kotak suara yaitu kotak suara untuk DPR, DPRD
PROVINSI, DPRD KAB./KOTA, DPD .
Contoh gambar pemungutan suara :
18
Barang logistik yang diperlukan berupa surat suara dan tinta tersedia secara lengkap dan
mencukupi.Surat suara tersedia sebanyak 268 dengan DPT 258 dan yang 10 untuk cadangan, Tetapi
surat suara yang digunakan hanya 236 dan sisa 22 surat suara.
Petugas mempunyai akses yang cukup untuk menjalankan tugasnya, Petugas TPS melakukan
tugasnya secara netral dan sesuai aturan yang telah ditetapkan.Tanpa ada pemihakan atau
pelanggaran aturan atau juga intimidasi.
Pemilih penyandang cacat atau memiliki keterbatasan fisik memiliki akses yang cukup untuk
melakukan pemilihan. Pemilih yang memerlukan pendampingan seperti lansia dan tuna daksa
didampingi oleh salah satu anggota keluarga yang berarti sesuai keinginan dari pemilih tersebut.
Pemungutan suara berlangsung dengan lancar dan tertib tanpa ada pelanggaran atau kerusuhan yang
terjadi Kondisinya kondusif dan tidak terjadi kampanye di TPS sehingga tidak terjadi kecurangan di
TPS ini.
2. Penghitungan Suara
19
Dalam pelaksanaan penghitungan suara di TPS, Ketua KPPS dibantu oleh Anggota KPPS, melakukan
kegiatan :
Menyatakan pelaksanaan pemungutan suara ditutup, dan pelaksanaan penghitungan suara di TPS
dimulai;
Membuka kotak suara dengan disaksikan oleh semua yang hadir;
Mengeluarkan surat suara dari kotak suara satu demi satu dan meletakkan di meja KPPS;
Menghitung jumlah surat suara dan memberitahukan jumlah tersebut kepada yang hadir serta
mencatat jumlah yang diumumkan;
Membuka tiap lembar surat suara, meneliti hasil pencoblosan yang terdapat pada surat suara, dan
mengumumkan kepada yang hadir perolehan suara untuk setiap pasangan calon yang dicoblos;
Mencatat hasil pemeriksaan yang diumumkan sebagaimana dimaksud pada huruf e dengan
menggunakan formulir hasil penghitungan suara untuk pasangan calon (Model C2-KWK.KPU) ;
dan
Memutuskan apabila suara yang diumumkan berbeda dengan yang disaksikan oleh yang hadir
dan/atau saksi pasangan calon.
Daftar Penghitungan Suara :
No
Parpol
Nama Parpol DPR DPRD
PROVINSI
DPRD
KAB/KOTA
DPD
1. Partai Nasdem 3 3 3 2
2. Partai PKB 13 13 10 4
3. Partai PKS 1 2 2 2
4. Partai PDIP 98 145 169 91
5. Partai Golkar 82 23 12 76
6. Partai Gerindra 18 22 28 13
7. Partai Demokrat 4 3 1 2
8. Partai PAN 2 0 2 1
9. Partai PPP 2 1 0 2
10 Partai Hanura 0 1 0 5
14. Partai PBB 0 1 0 0
15. Partai PKPI 0 1 0 0
Rusak 13 23 9 38
Partai PDIP memenangkan suara dTPS ini dengan perolehan suara yang terpaut jauh dari partai
lain.Disusul oleh partai golkar yang memiliki perolehan suara yang cukup signifikan.
20
Dalam pelaksanaan penghitungan suara saksi dari parpol masih berada dTPS dan memiliki akses
yang cukup dalam menjalankan tugasnya, Petugas juga memperbolehkan masyarakat untuk mengikuti
penghitungan suara.
21
3. Rekapitulasi Penghitungan Suara
Rekapitulasi penghitungan suara pada pemilu kali ini direncanakan menggunakan e-rekapitulation.
BPPT merekomendasikan e-Rekapitulasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk
penghitungan suara di Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 mendatang. E-
rekapitulasi merupakan bagian dari reformasi tata kelola Pemilu, dengan menggunakan teknologi
elektronik dalam proses rekapitulasi perolehan suara Pemilu di tiap tempat pemungutan suara.
Program ini juga bisa mengurangi kesalahan-kesalahan yang terjadi akibat human error.
E-Rekapitulasi saat ini diklaim sebagai media yang memiliki kesiapan penuh terkait perhitungan
suara berbasis teknologi informasi. Rekomendasi penggunaan E-Rekapitulasi bertujuan untuk
menghasilkan pemilu yang lebih kredibel, bersih, transparan, murah dan mudah. E-Rekapitulasi
memiliki peran penting yakni proses pengolahan, pengiriman, audit dan penayangan hasil rekapitulasi
perolehan suara pemilu untuk masing-masing pos pemungutan suara (TPS).
Terkait dengan hal tersebut, salah satu TV swasta mewawancarai Andrari Grahitandaru (17/10) yang
merupakan Kepala Program Sistem Pemilu Elektronik. “e-Rekapitulasi adalah cara penghitungan
perolehan suara dengan cara teknologi informasi sehingga hasilnya saat itu juga bisa langsung sampai
di pusat data, dalam hal ini KPU yang dikirim langsung dari TPS,” jelasnya.
Bicara mengenai kelebihan dari e-Rekapitulasi, selain hasil yang akurat, menurut Andrari “dengan e-
Rekapitulasi ketika ada kesalahan rekap bisa diketahui, karena setiap tahapan ketika menggunakan
teknologi informasi dapat di telusuri kesalahannya,” imbuhnya.
Rekap Penghitungan suara :
Pemilihan DPR
Suara Sah : 223
Suara Rusak : 13
Jumlah : 236
22
Pemilihan DPRD Kab/Kota
Suara Sah : 227
Suara Rusak : 9
Jumlah : 236
Pemilihan DPRD Provinsi
Suara Sah : 213
Suara Rusak : 23
Jumlah : 236
Pemilihan DPD
Suara Sah : 198
Suara Rusak : 38
Jumlah : 236
Data surat suara dikirim ke pusat dengan pengaman yang ketat, Tidak ada kecurangan oleh petugas.
23
4. Pelanggaran Pemilu
4.1. Jenis Pelanggaran Pra Hari Pemungutan
Bawaslu melaporkan tindak pelanggaran yang dilakukan oleh dua partai besar yakni Partai
Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan Partai Golkar dengan dugaan telah melakukan kampanye
diluar waktu yang diizinkan dimana pelaporan terebut juga berakhir di tingkat penyidik dikarenakan
tidak cukup bukti. Beberapa partai politik peserta pemilu lain yang juga telah beriklan melalui media
massa diantaranya Partai Golkar, Partai Nasdem, Partai Gerindra dan Partai Hati Nurani Rakyat
(Hanura). Padahal, Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 15 Tahun 2013 tentang
Pedoman Kampanye Pemilu Legislatif mengatakan, kampanye di media massa hanya dapat dilakukan
selama 21 hari sebelum massa tenang. Dan masa tenang pemilu adalah 14 hari sebelum kari
pemungutan suara.
pelanggaran kampanye karena membawa anak-anak. Berdasarkan berita yang dilansir oleh
indopos.co.id pada 20 Maret 2014, adapun rincian parpol yang melakukan melanggaran tersebut
diantaranya PKS melakukan 14 pelanggaran. Diikuti dengan PDIP (10 pelanggaran), Golkar (8),
Hanura (8), PKPI (8), Nasdem (7), Demokrat (6), PPP (6), Gerindra (6), PKB (5), PAN (5) dan PBB
(4). Indikator pelanggaran pelibatan anak dalam melakukan aksi kampanye diantaranya adalah soal
perekrutan massa anak oleh parpol atau caleg, menggunakan anak untuk memakai dan memasang
atribut partai dan juga penggunaan tempat bermain anak atau tempat pendidikan anak untuk kegiatan
kampanye terbuka seperti yang dilakukan oleh PKPI. Berdasarkan hasil kajian, Bawaslu menemukan
adanya unsur kesengajaaan parpol yang memang merencanakan untuk melibatkan anak-anak dalam
kegiatan kampanye.
4.2. Jenis Pelanggaran Pada Hari Pemungutan
Tidak ada pelanggaran yang terjadi.
Pelanggaran pelaksanaan pemilihan calon anggota lembaga legislatif (caleg) Pemilu 2014 pada saat
pemungutan suara, Rabu (9/4/2014), marak ditemukan di Boyolali.Pelanggaran justru banyak
dilakukan oleh penyelenggara pemilu, terutama di kalangan kelompok penyelenggaran pemungutan
suara (KPPS). Selain pelanggaran, proses pemungutan suara di Boyolali juga diwarnai aksi
pengusiran terhadap seorang petugas pengawas lapangan (PPL) di Desa Tegalgiri, Nogosari.
TPS 2 Tegalgiri, seorang PPL bernama Suhadi memperingatkan salah seorang anggota KPPS yang
ikut mendampingi seorang pemilih. Menurut Suhadi, pemilih tersebut bukan masuk kriteria pemilih
yang harus didampingi. Tetapi, justru KPPS mendampingi pemilih pada jarak yang sangat dekat.
Begitu diingatkan dua kali, Suhadi justru mendapat protes dari KPPS yang lain termasuk warga yang
berkerumun di TPS.
24
Terpisah, di TPS 1 Dukuh Karangampel dan TPS 2 Sudirejo, Desa Karanganyar, Kecamatan Musuk,
KPPS menempatkan saksi-saksi dari partai politik di luar TPS, tepatnya di luar ruangan. Semestinya,
saksi-saksi dari partai politik ini ditempatkan di dalam ruangan tempat pemungutan suara.
Masih di Kecamatan Musuk, Panwaslu menemukan adanya indikasi pelanggaran berupa seorang
calon anggota legislatif (caleg) yang menjadi among tamu saat pemungutan suara. “Caleg itu menjadi
among tamu di TPS 1 Desa Jemowo. Tapi waktu kami sampai lokasi proses pemungutan suara sudah
selesai.”
Selain di Musuk, Panwaslu Boyolali juga menemukan pelanggaran di TPS 10 dan TPS 11 Desa
Kiringan, Boyolali Kota. Kotak suara di dua TPS tersebut dibuka pada Selasa (8/4) malam. Padahal
semestinya kotak suara dibuka pada saat penghitungan suara atau setelah coblosan dengan disaksikan
saksi-saksi.
4.3. Jenis Pelanggaran Pasca Pemungutan Suara
Peyelenggara Pemilu Legislatif 2014 telah “LALAI” terutama pasa kasus masifnya tertukarnya surat suara.Manajemen Penyelenggaraan Pemilu Legislatif 2014 “BURUK”, sehingga menyebabkan kerugian kepada pemilih karena tertundanya kehilangan dan tertundanya hak pilih. Kerugian terhadap caleg, kareba hilangnya hak caleg untuk dipilih. Dan kepada publik secara luas, karena masalah-masalah tersebut menurunkan kepercayaan masyarakat.Terdapat dugaan keterlibatan penyelenggara pemilu dalam kasus banyaknya surat suara yang sudah dicobos.Banyaknya permasalahan di lapangan menunjukkan dugaan kuat adanya ketidakprofesionalan penyelenggara dalam melaksanakannya sesuai amanat Undang-undang.Dan maraknya money politik yang semakin parah pada pemilu ini.
25
F. ANALISA HASIL PEMILU LEGISLATIF 2014
PDIP dan Golkar diprediksi bakal memimpin Pemilu 2014. Hasil analisis lembaga Soegeng Sarjadi
Syndicate (SSS) menyebut, PDIP akan menempati posisi pertama dalam pemilihan legislatif dengan
perolehan angka 17,40%.
"Dari rilis yang beredar selama 2013, kami mengkaji dan hasilnya PDIP masih memiliki elektabilitas
tertinggi yakni 17,4%," kata Koordinator Analisis SSS, Rido Hanafi, di Wisma Kodel, Kuningan, Jakarta
Selatan, Kamis (12/12/2013).
Sementara, Partai Golkar menempati posisi kedua. Berdasarkan analisis SSS, posisi Golkar masih cukup
kuat dengan elektabilitas cukup baik, yakni 17,01%.
"Golkar juga masih cukup kuat selama 2013, yakni mencapai 17,01%. Dengan begini, Golkar berpeluang
besar menaruh kadernya di Senayan (DPR)," tambahnya.
Sedangkan, Partai Gerindra dan Partai Demokrat menyusul di posisi ketiga dan keempat dengan perolehan
angka masing-masing 10,51% dan 8,30%.
Bila dilihat dari aspek budaya dalam prospektif politik, maka budaya manusia Indonesia yang masih
Paternalistic dan sarat dengan tuntutan adat yang menjdi tradisi yang turun temurun, menjadikan system
politik di Indonesia cenderung stagnan. Dari tiga kelompok pemilih Partai Politik, maka para pemilih
berbasis Islam dan Kerakyatan mempunyai kecenderungan untuk tetap bertahan pada posisinya, atau
untuk pemilih berbasis Islam (menengah) bahkan memiliki kecenderungan keluar dari system
( GOLPUT ) bila dinilai tidak ada Partai Islam yang mampu mewadahi aspirasinya.
Tingkat kesertaan Pemilu Legislatif 2014 akan sangat menurun mungkin bisa mencapai dibawah 65 %
bahkan menyentuh angka 50 % . Hal itu disebabkan mulai munculnya rasa anti pati kalangan menengah
keatas terhadap Partai Politik yang mengakibatkan masyarakat menegah kebawah menjadi tak acuh dan
memandang Pemilu hanya sebagai kepentingan “ tokoh “ yang diikutinya.
26
G. PENUTUP
1. Kesimpulan
berdasarkan hasil penelitian maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :
Secara umum pemilu legislatif tahun 2014 berjalan dengan lumayan baik.
Dengan adanya rakyat yang sangat berpartisipasi dalam pemilu akan berjalan lancar dan
apabila warga Indonesia kurang berpartisipasi dalam pemilu mungkin akan terjadinya
kecurangan ataupun hilangnya LUBER dan JURDIL.
Pelanggaran yang terjadi dikarenakan kurangnya kesadaran akan pentingnya demokrasi yang
jujur dan bersih juga pengawasan yang kurang optimal.
2. Rekomendasi
Secara umum UU Pemilu telah memberikan pedoman untuk menyelesaikan pelanggaran yang terjadi.
Pengaturan penyelesaian pelanggaran pemilu dengan batasan waktu yang singkat bertujuan untuk
mendorong penyelesaian kasus yang disesuaikan dengan tahapan pelaksanaan pemilu sehingga ada
jaminan bahwa pemilu diselenggarakan secara bersih. Persoalannya beberapa ketentuan tidak cukup
mampu untuk menindak terjadinya pelanggaran pemilu apalagi mencegahnya. Hal ini karena
ketentuan UU Pemilu belum lengkap, multitafsir dan beberapa diantaranya kontradiksi.
Upaya mengatasi permasalahan tersebut dapat dilakukan melalui pembuatan peraturan tertentu
sebagaimana diamanatkan UU Pemilu, kesepakatan bersama antara KPU – Bawaslu dan lembaga
penegak hukum mengenai tata cara penanganan pelanggaran, serta meningkatkan kapasitas aparat di
masing-masing lembaga mengenai aturan perundang-undangan pemilu. Penanganan pelanggaran
secara jujur dan adil merupakan bukti adanya perlindungan kedaulatan rakyat dari tindakan-tindakan
yang dapat mencederai proses dan hasil pemilu. Adalah kewajiban bagi pengawas, penyelenggara dan
aparat penegak hukum untuk memastikan bahwa semua pelanggaran pemilu yang terjadi dapat
diselesaikan secara adil dan konsisten.
2.1. Rekomendasi Untuk Penyelenggara Pemilu
Beberapa pelanggaran muncul karena peraturan perundang-undangan yang ada masih belum
lengkap, multi tafsir, bahkan ada yang tidak sinkron.
Adanya persoalan menyangkut aturan ini berkibat pada penanganan pelanggaran yang
inkonsisten atau justru mendorong pembiaran atas pelanggaran karena peraturan yang ada tidak cukup
menjangkau. Demi untuk mewujudkan penyelenggaraan pemilu yang berkualitas dan memiliki
integritas tinggi maka perlu dilakukan penyempurnaan terhadap aturan yang telah ada melalui
27
penambahan aturan, penegasan maksud dan sinkronisasi antar peraturan perundang-undangan yang
ada salah satu diantaranya adalah melalui pembuatan instrumen-instrumen komplain atas terjadinya
pelanggaran pemilu yang lengkap, mudah diakses, terbuka, dan adil. Lebih penting lagi adalah
memastikan bahwa aturan main yang ditetapkan tersebut dijalankan secara konsisten.
Tersedianya aturan yang konkrit dan implementatif penting untuk menjamin kepastian dan
keadilan hukum sehingga pemilu memiliki landasan legalitas dan legitimasi yang kuat sehingga
pemerintahan yang dihasilkan melalui pemilu tetap mendapatkan dukungan masyarakat luas. Untuk
itu maka segala pelanggaran yang terjadi dalam proses pelaksanaan pemilu harus diselesaikan secara
adil, terbuka dan konsisten.
Dibutuhkan upaya nyata dari penyelenggara pemilu dalam mencegah pelanggaran yang
terjadi. Padahal, banyak indikasi pelanggaran yang bisa diminimalisir sebelum hari pencoblosan.
Misalnya permasalahan surat suara yang tertukar antara daerah pemilihan atau surat suara yang
ditemukan sudah dicoblos.
2.2. Rekomendasi Untuk Pengawas Pemilu
Diharap lebih pro aktif lagi mengawasi jalanya pemilu dan menelusuri pelanggaran pemilu. Apalagi, bila
tindak lanjut dari temuan pelanggaran ini tidak dilakukan sejak awal, dikawatirkan akan semakin
terlupakan bila semua pihak sudah disibukkan dengan pemilihan presiden (pilpres).
Sebagaimana diketahui, berbagai pelanggaran pemilu legislatif mulai mencuat, mulai dari sudah
tercoblosnya surat suara sebelum dilakukan pemungutan suara, tertukarnya surat suara, TPS fiktif, caleg
fiktif, politik uang, dan lainnya. Jika pengawasan ditingkatkan mungkin bisa meminimalisir pelanggaran
yang terjadi.
2.3. Rekomendasi Untuk Peserta Pemilu
peserta Pemilu 2014 agar memberikan pendidikan yang baik dalam berdemokrasi kepada masyarakat,
salah satunya dengan memasang alat peraga kampanye sesuai aturan yang berlaku. seluruh warga negara
yang telah memiliki hak memilih untuk dapat mengikuti pemilu secara langsung, umum, bebas, dan
rahasia, serta bebas dari tekanan dan paksaan dari pihak manapun. Peserta pemilu harus bisa menyadarkan
betapa pentingnya menyalurkan aspirasi politik untuk menentukan masa depan bangsa.
28
Daftar Pustaka
Buku Panduan Pemantau Pemilu
litigasi MEKANISME PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM.htm
KPU/KPU KABUPATEN BOYOLALI Membangun terwujudnya cita-cita masyarakat Boyolali
yang demokratis melalui Pemilu.htm
Inilah tata cara pemungutan suara di TPS - Pemilu 2014 ANTARA News.htm
/Daerah Pemilihan - Pemilu Tahun 2014.htm
/Obs/DPD Visioner dan Profesional PERSYARATAN DAN TEKNIS PENDAFTARAN CALON
ANGGOTA DPD.htm
Pencalonan Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD kabupaten-kota - Tribunnews.com.htm
Peraturan-Pelaksanaan-Pemilu-Legislatif-2014
SOLOPOS.COM PEMILU 2014 Pelanggaran Pemilu Marak di Boyolali - caleg kelompok
penyelenggaran pemungutan suara kpps pelanggaran Pemilu Pemilu 2014 petugas pengawas lapangan
PPL tps -Soloraya.htm
29
Daftar Responden
1. Apakah kita akan mencoblos 2 model surat suara?
2. Bagaimana ketentuan surat suara yang dianggap sah ?
3. Berapa jumlah surat suara yang disediakan ? Apakah mencukupi sesuai DPT yang ada ?
4. Bagaimana pelaksanaan pemilihan legislatif kali ini?
5. Siapa Ketua KPPS di TPS ini? Siapa saja anggotanya?
6. Bagaimana alur pemungutan suaranya?
7. Menurut anda pelanggaran apa yang sering terjadi saat pemilu?
30