perkembangan politik pada masa demokrasi liberal

21
Ade Rizky Ramadhani(01) Agung Budhi Yuwono (02) Anggraeni Windi Rosari (03) Batari Melyapuri (04) Desi Nur Oktavia (05) Dhea Rohmawati (06) Perkembangan Politik Pada Masa Demokrasi Liberal Eko Urip Fibrianto (07) El Medina Aulia Putri (08) Erninda Patriani (09) Figa Cospiningrum T. P. (10) Haikal Zaidan Nauval (11) Disusun oleh: Kelompok 1

Upload: hana-medina

Post on 15-Apr-2017

117 views

Category:

Education


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perkembangan Politik Pada Masa Demokrasi Liberal

Ade Rizky Ramadhani(01)

Agung Budhi Yuwono(02)

Anggraeni Windi Rosari(03)

Batari Melyapuri(04)

Desi Nur Oktavia(05)

Dhea Rohmawati(06)

Perkembangan Politik Pada Masa Demokrasi Liberal

Eko Urip Fibrianto (07)El Medina Aulia Putri

(08)Erninda Patriani

(09)Figa Cospiningrum T. P.

(10)Haikal Zaidan Nauval

(11)

Disusun oleh:Kelompok 1

Page 2: Perkembangan Politik Pada Masa Demokrasi Liberal

SISTEM PEMERINTAHANKabinet Natsir

(Masyumi): 1950-1951

Kabinet Sukiman

(Masyumi): 1951-1952

Kabinet Wilopo(PNI): 1952-

1953

Kabinet Ali Sastroamidjojo I

(PNI): 1953-1955

Kabinet Burhanudin

Harahap (Masyumi): 1955-1956

Kabinet Ali Sastroamidjojo II

(PNI): 1956-1957

Kabinet Djuanda (Zaken Kabinet):

1957-1959

Page 3: Perkembangan Politik Pada Masa Demokrasi Liberal

Kabinet NatsirKetika menyusun kabinetnya, Natsir

bermaksud melibatkan sebanyak mungkin partai agar kabinetnya mencerminkan sifat nasional dan mendapat dukungan parlemen yang besar. Namun, Natsir mengalami kesulitan terutama dalam menempatkan orang-orang PNI dalam kabinet. Sehingga Kabinet Natsir tidak melibatkan PNI di dalamnya. PNI menjadi oposisi bersama PKI dan Murba.

Page 4: Perkembangan Politik Pada Masa Demokrasi Liberal

Kabinet Natsir dihadapkan pada mosi Hadikusumo dari PNI yang menuntut agar pemerintah mencabut Peraturan Pemerintah No 39 tahun 1950 tentang pemilihan anggota lembaga perwakilan daerah. Lembaga-lembaga perwakilan daerah yang sudah dibentuk supaya diganti dengan undang-undang baru yang bersifat demokratis karena dalam PP no 39 dalam menentukan pemilihannya dilakukan secara bertingkat.

Berdasarkan pemungutan suara di parlemen, mosi Hadikusumo mendapat dukungan dari parlemen. Hal ini menyebabkan menteri dalam negeri mengundurkan diri. Kondisi ini menyebabkan hubungan kabinet dengan parlemen tidak lancar yang akhirnya menyebabkan Natsir menyerahkan mandatnya kepada Soekarno pada 21 Maret 1951.

Page 5: Perkembangan Politik Pada Masa Demokrasi Liberal

Kabinet SukimanKabinet Sukiman didukung oleh Masyumi

dan PNI. Partai-partai pendukung Kabinet Sukiman berusaha merealisasi program politik masing-masing, meskipun telah memiliki program kerja tersendiri. Hal ini merupakan benih-benih keretakan yang melemahkan kabinet. Sebagai contoh, Menteri Dalam Negeri Mr. Iskaq menginstruksikan untuk menonaktifkan DPRD. Tindakan ini menimbulkan pertikaian politik dan konflik kepentingan.

Kebijakan lain yang menimbulkan masalah adalah ketika Menteri Kehakiman, Muhammad Yamin, membebaskan 950 orang tahanan SOB (negara dalam keadaan bahaya perang) tanpa persetujuan Perdana Menteri dan anggota kabinet lainnya.

Page 6: Perkembangan Politik Pada Masa Demokrasi Liberal

Kondisi Kabinet Sukiman semakin terguncang ketika muncul mosi tidak percaya dari Sunarjo (PNI) yang berkaitan dengan penandatanganan perjanjian Mutual Security Act (MSA)

Mosi ini kemudian disusul oleh pernyataan PNI agar kabinet mengembalikan mandatnya kepada presiden untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Akhirnya, Sukiman menyerahkan mandatnya kepada Presiden Soekarno pada 23 Februari 1952.

Page 7: Perkembangan Politik Pada Masa Demokrasi Liberal

Kabinet WilopoKabinet Wilopo mendapat dukungan dari PSI dan

PSII yang memperkuat perolehan dukungan mayoritas di Parlemen. Kabinet ini bertugas menjalankan persiapan pemilihan umum untuk memilihanggota parlemen dan anggota konstituante.

Penyebab berakhirnya kabinet Wilopo antara lain peristiwa 17 Oktober 1952 yaitu: Desakan dari pihak tertentu agar Presiden Soekarno

segera membubarkan Parlemen yang tidak lagi mencerminkan keinginan rakyat.

Sebuah kelompok dalam TNI-AD tidak menyetujui Kolonel Nasution sebagai KSAD. Pihak-pihak tertentu dalam parlemen menuntut agar diadakan perombakan dalam pimpinan Kementrian Pertahanan dan TNI.

Page 8: Perkembangan Politik Pada Masa Demokrasi Liberal

Kabinet Wilopo semakin terancam ketika terjadi peristiwa Tanjung Morawa yang berkaitan dengan pembebasan tanah milik Deli Planters Vereeniging (DPV) yang sebelumnya sudah digarap penduduk. Peristiwa ini memunculkan mosi yang menuntut kepada pemerintah agar menghentikan usaha pengosongan tanah dan semua tahanan peristiwa Tanjung Morawa segera dibebaskan. Desakan-desakan ini akhirnya membuat Kabinet Wilopo jatuh.

Page 9: Perkembangan Politik Pada Masa Demokrasi Liberal

Kabinet Ali Sastroamidjojo IKabinet Ali Sastroamidjojo I bertujuan

menyelenggarakan Pemilihan Umum untuk memilih anggota Parlemen dan Anggota Dewan Konstituante. Kabinet ini berhasil menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika pada April 1955.

Faktor utama jatuhnya kabinet adalah masalah pimpinan TNIAD. Calon pimpinan TNI yang diajukan kabinet ini ditolak oleh korps perwira, kelompok Zulkifli Lubis, sehingga timbul krisis kabinet. Parlemen mengajukan mosi tidak percaya terhadap menteri pertahanan. Akibatnya Fraksi Progresif dalam Parlemen menarik Mr. Iwa Kusumasumantri dari jabatannya sebagai menteri pertahanan pada 12 Juli 1955. Tidak lama berselang setelah itu kabinet akhirnya menyerahkan mandatnya kepada Presiden Soekarno pada 24 Juli 1955.

Page 10: Perkembangan Politik Pada Masa Demokrasi Liberal

Kabinet Burhanudin HarahapKabinet Burhanuddin Harahap mempunyai

tugas penting untuk menyelenggarakan pemilihan umum. Pada tanggal 27 September 1955 pemilihan umum untuk memilih anggota parlemen berhasil dilangsungkan dan pemilihan anggota Dewan Konstituante dilakukan pada 15 Desember 1955.

Kabinet ini juga berhasil menyelesaikan permasalahan dalam tubuh TNI-AD dengan mengangkat kembali Kolonel Nasution sebagai KSAD pada Oktober 1955. Program lainnya yang berusaha dilaksanakan adalah masalah politik luar negeri dan perundingan masalah Irian Barat.

Page 11: Perkembangan Politik Pada Masa Demokrasi Liberal

Kabinet Ali Sastroamidjojo IIKabinet Ali II memiliki Rencana Lima Tahun

yang isinya mencakup masalah Irian Barat, masalah otonomi daerah, masalah perbaikan nasib buruh, penyehatan keuangan dan pembentukan ekonomi keuangan.

Dalam menjalankan programnya, Kabinet Ali II gagal memaksa Belanda untuk menyerahkan Irian Barat yang akhirnya membatalkan perjanjian KMB. Munculnya masalah anti Cina di kalangan rakyat yang kurang senang melihat kedudukan istimewa golongan ini dalam perdagangan. Selain itu, mulai meningkatnya sikap kritis daerah terhadap pusat.

Page 12: Perkembangan Politik Pada Masa Demokrasi Liberal

Peristiwa-peristiwa di atas membuat kewibawaan Kabinet Ali Sastroamidjojo semakin turun. Kurangnya tindakan tegas dari kabinet terhadap pergolakan yang muncul membuat Ikatan Pembela Kemerdekaan Indonesia (IPKI) dan Masyumi menarik para menterinya dari kabinet. Ali akhirnya menyerahkan mandatnya kepada Presiden Soekarno pada tanggal 14 Maret 1957.

Page 13: Perkembangan Politik Pada Masa Demokrasi Liberal

Pada tanggal 1 Desember 1955, Hatta mengundurkan diri dari jabatan sebagai Wakil Presiden sebagai reaksi politis atas ketidakcocokan Hatta terhadap pernyataan Presiden Soekarno. Ketidakcocokkan itu adalah Soekarno mendukung gerakan komunisme sedangkan Hatta mendukung sistem demokrasi konstitusional.

Soekarno mengeluarkan Konsepsi Presiden pada tanggal 21 Februari 1957. Sejak saat itu Presiden Soekarno mengabil alih pemerintahan dan mendorong dilaksanakannya Demokrasi Terpimpin.

Page 14: Perkembangan Politik Pada Masa Demokrasi Liberal

Kabinet DjuandaKabinet ini dibentuk oleh Ir. Soekarno dan dilantih

pada tanggal 9 April 1957 dan dikenal dengan nama Kabinet Karya.

Kabinet Djuanda merupakan Zaken Kabinet dengan tugas membebaskan Irian Barat dan menghadapi keadaan ekonomi dan keuangan yang memburuk. Kabinet Djuanda menyusun program kerja yang dikenal dengan Panca Karya, meliputi:

1. Membentuk Dewan2. Normalisasi keadaan Republik3. Melancarkan pelaksanaan pembatalan KMB4. Perjuangan Irian5. Mempergiat pembangunan

Page 15: Perkembangan Politik Pada Masa Demokrasi Liberal

Karena adanya pergolakan di daerah, kabinet ini melaksanakan Munas di gedung Proklamasi. Musyawarah ini membahas permasalahan-permasalahan pemerintahan, persoalan daerah, ekonomi, keuangan, angkatan perang, kepartaian serta masalah Dwitunggal Soekarno Hatta.

Dilanjutkan musyawarah yang memabahas dan merumuskan usaha pembangunan sesuai dengan keinginan daerah. Pada awalnya batas kontinen laut kita 3 mil dari batas air terendah kemudian berubah menjadi 12 mil dari batas pulau terluar. Perubahan ini dikenal dengan Deklarasi Djuanda.

Deklarasi ini baru bisa diterima oleh dunia setelah ditetapkan dalam Konvensi Hukum Laut PBB yang ke-3 di Montego Bay (Jamaika) pada tahun 1982.

Page 16: Perkembangan Politik Pada Masa Demokrasi Liberal
Page 17: Perkembangan Politik Pada Masa Demokrasi Liberal

Sistem KepartaianSistem Kepartaian yang dianut pada

masa demokrasi liberal adalah multi partai. Pembentukan partai politik ini bertujuan untuk memperoleh, merebut, dan mempertahankan kekuasaan sacara konstitusional.Partai yang terbentuk pada masa itu adalah Masyumi, PNI, PSI, PKI, PBI, PRJ, PARKINDO, PRS. PERMAI, PKRI

Page 18: Perkembangan Politik Pada Masa Demokrasi Liberal

Pemilihan Umum 1955Pemilu ini bertujuan untuk memilih

wakil-wakil rakyat yang akan duduk dalam parlemen dan Dewan konstituante.

Pemilu pertama dibagi dalam 16 daerah pemilihan. Terdapat dua tahap pelaksanakan, tahap pertama untuk memilih anggota parlemen pada 29 September 1955 dan tahap kedua memilih anggota Dewan konstituante pada 15 Desember 1955.Hasil pemilu diumumkan pada 1 Maret 1956 yaitu sebagai berikut:

Page 19: Perkembangan Politik Pada Masa Demokrasi Liberal

1. Anggota DPR

2. Anggota Dewan Konstituante

PNI 57 kursiMasyumi 57 kursiNU 45 kursiPKI 39 kursi

PNI 119 kursiMasyumi 112 kursiNU 91 kursiPKI 80 kursi

Page 20: Perkembangan Politik Pada Masa Demokrasi Liberal
Page 21: Perkembangan Politik Pada Masa Demokrasi Liberal

TERIMA KASIH