penyakit jantung koroner

27

Click here to load reader

Upload: carin-indhita

Post on 19-Jul-2016

129 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

makalah seputar penyakit jantung koroner

TRANSCRIPT

Page 1: penyakit jantung koroner

TUGAS EPIDEMIOLOGI

PENYAKIT JANTUNG KORONER

Oleh

Kelompok 8

1. Ida Ayu Dita Puspita Putri (P07134012009)

2. Ni Putu Anugrah Eni (P07134012010)

3. Carin Indhita Carolina (P07134012024)

4. A.A. Ayu Tirtamara (P07134012029)

5. Ni Putu Sinthya Aryanti (P07134012040)

6. Gusti Agung Putu Iswari Swastiningtyas (P07134012043)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

DIII JURUSAN ANALIS KESEHATAN

2014

Page 2: penyakit jantung koroner

PENYAKIT JANTUNG KORONER

Jantung merupakan organ vital bagi manusia dimana fungsi jantung adalah memompa

darah ke seluruh tubuh. Darah yang dipompa tersebut berisi oksigen dan nutrisi-nutrisi yang

dibutuhkan tubuh dan juga racun untuk kemudian dikeluarkan atau ditukar dengan zat yang

bermanfaat misalnya mengangkut karbondioksida untuk ditukar dengan oksigen. Tanpa adanya

jantung untuk memompa darah, manusia tidak akan bisa hidup karena tidak ada yang menyuplai

oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh. Salah satu penyakit jantung yang paling mematikan adalah

penyajit jantung koroner (PJK).

Penyakit jantung merupakan pembunuh nomor 1 didunia berdasarkan data WHO. Masih

menurut data WHO, 17 juta orang meninggal setiap tahun karena penyakit jantung dan pembuluh

darah di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, setiap tahunnya, 1,5 juta orang mengalami serangan

jantung dan 478.000 orang meninggal karena penyakit jantung koroner. Data dari World Heart

Federation, baik wanita maupun pria memiliki risiko yang sama terhadap risiko penyakit jantung.

Di dunia hampir sekitar 8,5 juta wanita meninggal setiap tahunnya akibat penyakit jantung.

Di Indonesia sendiri berdasarkan Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga Nasional

(SKRTN) tahun 2001, diketahui bahwa 26,4 persen angka kematian disebabkan oleh penyakit

jantung koroner. Dan parahnya, 10 tahun terakhir angka tersebut cenderung mengalami

peningkatan. Diperkirakan angka kematian akibat PJK mencapai 53,5 per 100.000 penduduk di

negara kita.

Dr P Tedjasukmana SpJP, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dalam press

conference “Kolesterol Jahat Membunuh Kapan Saja!“ dari Pfizer di Fitnes First Senayan City,

Jakarta, Jumat (1/7/2011) mengungkapkan, penyakit jantung koroner merupakan paling ditakuti

di dunia. Di Indonesia sendiri, berdasarkan data SKRT Depkes, penyakit jantung koroner pada

1972 menduduki peringkat ke 11, kemudian naik pada 1980 menjadi nomor 3 (16 persen) dan

tahun 1992 menjadi nomor 1 (26 persen). Menurutnya, di dunia, baik pria atau wanita penyakit

ini merupakan penyakit pembunuh nomor 1 di antara penyakit lainnya. Apabila tidak ada

penanganan serius, tahun 2020 diperkirakan 11 juta orang akan meninggal akibat penyakit ini

dan tahun 2030 meningkat menjadi 23,6 juta orang atau memegang angka 1/3 dari kematian di

dunia. Dijelaskan Dr Tedja, biasanya penyakit ini dialami oleh orang yang berusia produktif dan

Page 3: penyakit jantung koroner

menyerang secara mendadak hingga menimbulkan kematian. Sebanyak 80 persen di antaranya

meninggal secara mendadak dan 50 persen tanpa gejala sebelumnya.

a. Pengertian Penyakit Jantung Koroner

Penyakit Jantung Koroner adalah penyempitan pembuluh darah kecil yang memasok

darah dan oksigen ke jantung. Ini disebabkan oleh pembentukan plak di dinding arteri,

dikenal pula sebagai pengerasan arteri. Hal ini menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan

antara kebutuhan miokardium atas oksigen dengan penyediaan yang diberikan oleh

pembuluh darah koroner.

b. Penyebab Penyakit Jantung Koroner

Penyakit Jantung Koroner pada

mulanya disebabkan oleh penumpukan

lemak pada dinding dalam pembuluh

darah jantung (pembuluh koroner), dan

hal ini lama kelamaan diikuti oleh

berbagai proses seperti penimbunan

jaringan ikat, perkapuran, pembekuan

darah, dll. yang kesemuanya akan

mempersempit atau menyumbat

pembuluh darah tersebut. Hal ini akan

mengakibatkan otot jantung di daerah tersebut mengalami kekurangan aliran darah dan dapat

menimbulkan berbagai akibat yang cukup serius, dari Angina Pectoris (nyeri dada) sampai

Infark Jantung, yang dalam masyarakat di kenal dengan serangan jantung yang dapat

menyebabkan kematian mendadak.

Beberapa faktor resiko terpenting Penyakit Jantung Koroner :

1. Hipertensi

Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko utama penyebab terjadinya PJK.

Penelitian di berbagai tempat di Indonesia (1978) prevalensi Hipertensi untuk Indonesia

berkisar 6-15%, sedang di negara maju mis : Amerika 15-20%. Lebih kurang 60%

Page 4: penyakit jantung koroner

penderita Hipertensi tidak terdeteksi, 20% dapat diketahui tetapi tidak diobati atau tidak

terkontrol dengan baik. Perubahan hipertensi khususnya pada jantung disebabkan karena :

Meningkatnya tekanan darah. Peningkatan tekanan darah merupakan beban yang

berat untuk jantung, sehingga menyebabkan pembesaran ventrikel kiri (faktor

miokard). Keadaan ini tergantung dari berat dan lamanya hipertensi.

Mempercepat timbulnya arterosklerosis. Tekanan darah yang tinggi dan menetap

akan menimbulkan trauma langsung terhadap dinding pembuluh darah arteri

koronaria, sehingga memudahkan terjadinya arterosklerosis atau pengerasan arteri

koroner (faktor koroner).

2. Hiperkolesterolemia.

Hiperkolesterolemia adalah tingginya kadar kolesterol dalam darah. Kadar

Kolesterol darah dipengaruhi oleh susunan makanan sehari-hari yang masuk dalam

tubuh. Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi kadar kolesterol darah disamping diet

adalah Keturunan, umur, dan jenis kelamin, obesitas, stress, alkohol, exercise.

Beberapa parameter yang dipakai untuk mengetahui adanya resiko PJK dan

hubungannya dengan kadar kolesterol darah:

a. Kolesterol Total.

Kadar kolesterol total yang sebaiknya adalah ( 200 mg/dl, bila > 200

mg/dl berarti resiko untuk terjadinya PJK meningkat .

Kadar kolesterol Total

normal Agak tinggi

(Pertengahan)

Tinggi

< 200 mg/dl 200-239 mg/dl >240 mg/dl

b. LDL Kolesterol.

LDL (Low Density Lipoprotein) kontrol merupakan jenis kolesterol yang

bersifat buruk atau merugikan (bad cholesterol) : karena kadar LDL yang

meningkat akan menempel pada dinding pembuluh darah dan rnenyebabkan

penebalan dinding pembuluh darah. Kadar LDL kolesterol lebih tepat sebagai

penunjuk untuk mengetahui resiko PJK dari pada kolesterol total.

Page 5: penyakit jantung koroner

c. HDL Koleserol :

HDL (High Density Lipoprotein) kolesterol merupakan jenis kolesterol yang

bersifat baik atau menguntungkan (good cholesterol): karena mengangkut

kolesterol dari pembuluh darah kembali ke hati untuk di buang sehingga

mencegah penebalan dinding pembuluh darah atau mencegah terjadinya proses

arterosklerosis. Semakin rendah kadar HDL kolesterol, makin besar kemungkinan

terjadinya PJK. Kadar HDL kolesterol dapat dinaikkan dengan mengurangi berat

badan, menambah intensitas berolahraga dan berhenti merokok.

d. Rasio Kolesterol Total : HDL Kolesterol

Rasio kolesterol total: HDL kolesterol sebaiknya (4.5 pada laki-laki dan

4.0 pada perempuan). Semakin tinggi rasio kolesterol total : HDL kolesterol

makin meningkat resiko PJK.

e. kadar Trigliserida.

Trigliserida didalam darah yang terdiri dari 3 jenis lemak yaitu Lemak jenuh,

Lemak tidak tunggal dan Lemak jenuh ganda. Kadar trigliserida yang tinggi

merupakan faktor resiko untuk terjadinya PJK.

Kadar Trigliserida

Normal Agak tinggi Tinggi Sangat tinggi

< 150 mg/dl 150 – 250 mg/dl 250-500 mg/dl >500 mg/dl

3. Merokok.

Saat ini merokok telah dimasukkan sebagai salah satu faktor resiko utama

PJK disamping hipertensi dan hiperkolesterolemia. Orang yang merokok > 20 batang

perhari dapat mempengaruhi atau memperkuat efek dua faktor utama resiko lainnya.

Penelitian Framingham mendapatkan kematian mendadak akibat PJK pada

laki-laki perokok 10X lebih besar dari pada bukan perokok dan pada perempuan

perokok 4.5X lebih dari pada bukan perokok. Makin banyak jumlah rokok yang

dihisap, kadar HDL kolesterol (kolestrol baik) makin menurun. Perempuan yang

Page 6: penyakit jantung koroner

merokok penurunan kadar HDL kolesterolnya lebih besar dibandingkan laki – laki

perokok sehingga orang yang merokok cenderung lebih mudah terjadi proses

aterosklerosis dari pada yang bukan perokok.

Faktor Risiko lain:

1. Umur

Kadar kolesterol pada laki-laki dan perempuan mulai meningkat umur 20 tahun.

Pada laki-laki kolesterol meningkat sampai umur 50 tahun. Pada perempuan

sebelum menopause ( 45-50 tahun ) lebih rendah dari pada laki-laki dengan umur

yang sama. Setelah menopause kadar kolesterol perempuan meningkat menjadi

lebih tinggi dari pada laki-laki.

2. Jenis kelamin.

Berdasarkan penelitian di Amerika Serikat gejala PJK sebelum umur 60 tahun

didapatkan pada 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 17 perempuan . Ini berarti bahwa

laki-laki mempunyai resiko PJK 2-3 X lebih besar dari perempuan.

3. Diet.

Terdapat hubungan antara kolesterol darah dengan jumlah lemak di dalam

susunan makanan sehari-hari (diet). Orang yang sering mengonsumsi makanan

yang berlemak dan berkolesterol tinggi kemungkinan terkena PJK akan lebih

besar dibandingkan dengan orang yang mengonsumsi ikan dan sayur-sayuran.

4. Obesitas.

Obesitas adalah kelebihan jumlah lemak tubuh > 19 % pada laki-laki dan > 21 %

pada perempuan. Obesitas sering didapatkan bersama-sama dengan hipertensi,

DM, dan hipertrigliseridemi. Obesitas juga dapat meningkatkan kadar kolesterol

dan LDL kolesterol . Resiko PJK akan jelas meningkat bila BB mulai melebihi 20

% dari BB ideal.

Page 7: penyakit jantung koroner

5. Diabetes.

Penelitian menunjukkan laki-laki yang menderita DM resiko PJK 50 % lebih

tinggi daripada orang normal, sedangkan pada perempuaan resikonya menjadi 2x

lipat.

6. Olahraga

Exercise dapat meningkatkan kadar HDL kolesterol dan memperbaiki kolestrol

koroner sehingga resiko PJK dapat dikurangi. olahraga bermanfaat karena :

• Memperbaiki fungsi paru dan pemberian oksigen ke miokard

• Menurunkan berat badan sehingga lemak tubuh yang berlebihan berkurang

bersama-sama dengan menurunkan LDL kolesterol.

• Membantu menurunkan tekanan darah

• Meningkatkan kesegaran jasmani.

7. Keturunan

Hipertensi dan hiperkolesterolemi dipengaruhi juga oleh faktor genetik.

c. Pencegahan

Penyakit Jantung Koroner atau yang biasa disebut PJK dalam istilah medisnya

merupakan penyakit yang amat menakutkan. Penyakit ini bisa berakibat fatal bagi

penderitanya, bisa mengakibatkan cacat permanen bahkan kematian, Pencegahan yang dapat

dilakukan agar dapat terhindar dari penyakit jantung koroner adalah

1. Pola makan sehat

Menghindari makanan yang banyak mengandung lemak atau yang mengandung

kolesterol tinggi. Seafood memiliki kandungan kolesterol tinggi yang dapat

membahayakan jantung, sebaliknya makanan dapat diolah dengan cara direbus, dikukus

atau dipanggang. Sebisa mungkin, produk makanan yang kita makan rendah lemak atau

tanpa lemak. Pilih susu, keju, mentega atau makanan lain yang rendah lemak.

Menggoreng dengan menggunakan minyak zaitun memiliki kandungan lemak yang

sedikit sehingga bisa menjadi pilihan bila harus mengolah makanan dengan cara

digoreng. Pola makan juga harus dijaga agar tidak berlebihan dan terhindar dari

Page 8: penyakit jantung koroner

kegemukan, karena berdasarkan penelitian, seseorang yang memiliki lingkar pinggang

lebih dari 80 cm, berisiko lebih besar terkena penyakit ini.

2. Berhenti merokok

Mengisap rokok sangat tidak baik untuk kesehatan tubuh terutama jantung, maka

segera hentikan kebiasaan merokok agar jantung tetap sehat.

3. Hindari Stres

Stres memang sangat sulit dihindari jika hidup di kota besar yang dikenal karena

kemacetan dan kesibukannya. Saat seseorang mengalami stres, tubuhnya akan

mengeluarkan hormon cortisol yang menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku.

Hormon norepinephrine akan diproduksi tubuh saat menderita stres, yang akan

mengakibatkan naiknya tekanan darah. Maka, sangat baik bila Anda menghindari stres

baik di kantor atau di rumah.

4. Hipertensi

Problem hipertensi atau tekanan darah tinggi juga bisa menyebabkan penyakit

jantung. Hipertensi dapat melukai dinding arteri dan memungkinkan kolesterol LDL

memasuki saluran arteri dan meningkatkan penimbunan plak.

5. Menghindari Obesitas

Kelebihan berat atau obesitas meningkatkan tekanan darah tinggi dan

ketidaknormalan lemak. Menghindari atau mengobati obesitas atau kegemukan adalah

cara utama untuk menghindari diabetes. Diabetes mempercepat penyakit jantung koroner

dan meningkatkan risiko serangan jantung.

6. Olahraga secara teratur

Anda dapat melakukan kegiatan olahraga seperti berjalan kaki, jalan cepat, atau

jogging. Kegiatan olahraga yang bukan bersifat kompetisi dan tidak terlalu berlebihan

dapat menguatkan kerja jantung dan melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh.

7. Konsumsi antioksidan

Polusi udara, asap kendaraan bermotor atau asap rokok menciptakan timbulnya

radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas dapat menyebabkan bisul atau endapan pada

pembuluh darah yang dapat menyebabkan penyumbatan. Untuk mengeluarkan

kandungan radikal bebas dalam tubuh, perlu adanya antioksidan yang akan menangkap

Page 9: penyakit jantung koroner

dan membuangnya. Antioksidan dapat diperoleh dari berbagai macam buah-buahan dan

sayuran.

d. Pengobatan

Jika merasakan gejala awal penyakit jantung ataupun pernah mengalami serangan

jantung ringan, jangan diabaikan. Segera hubungi petugas medis yang terlatih untuk

melakukan penanganan dini. Hal ini dapat menyelamatkan jantung dari kerusakan yang

lebih parah dan bahkan dapat menghindari akibat yang lebih fatal seperti kematian.

Namun jika gejala serangan jantung mulai terjadi, sangat penting untuk segera

mencari bantuan medis. Risiko kematian terbesar dari serangan jantung adalah dalam

kurun waktu satu jam setelah terjadi serangan jantung. Perawatan yang cepat dan tepat

dari tim medis dapat menyelamatkan otot jantung dari kerusakan yang tidak dapat

diperbaiki. Semakin banyak otot jantung yang terselamatkan, semakin efektif jantung

akan kembali memompa setelah serangan. Jangan menunda-nunda untuk mendapatkan

bantuan medis karena merasa takut dianggap mengada-ada.

Bila telah terjadi penyumbatan, tindakan medis yang umumnya diambil adalah

dengan pemasangan kateterisasi dan cincin yang menjaga agar pembuluh darah koroner

tidak tersumbat. Tetapi, ada kemungkinan terjadi penyumbatan pada pembuluh lainnya.

(artikel kesehatan.2013)

Hal yang perlu diketahui oleh penderita penyakit jantung koroner adalah:

1. Medical Chek Up

Penelitian menunjukkan, proses pembentukan plak pada pembuluh darah koroner

jantung penyebab serangan jantung sudah berlangsung sejak usia dua tahun. Kadar

kolesterol dalam darah dan faktor risiko lainnya termasuk genetik menjadi unsur

pembentuk plak pada pembuluh darah koroner jantung. Kurus atau gemuknya tubuh tak

dapat memastikan seseorang memiliki kadar kolesterol darah yang baik atau tinggi.

Hanya Medical Chek Up yang dapat mengukur kadar kolesterol seseorang. Faktor

genetik, yaitu adanya keluarga sedarah yang terkena serangan jantung pada usia kurang

dari 50 tahun. Faktor risiko ini tidak dapat diubah dan patut diwaspadai.

Page 10: penyakit jantung koroner

2. CT Scan Jantung

Pemeriksaan jantung menggunakan CT Scan akan lebih jelas terlihat adanya

penyakit jantung koroner atau tidak dalam tubuh seseorang. Sumbatan yang terdapat di

dalam jantung akan jauh terlihat jelas dengan menggunakan teknologi CT Scan. Hasil CT

Scan yang selama ini cukup akurat, dengan prosentase kesalahan 10-15% tergantung

kepada dokter ahli CT Scan yang membaca hasil daripada CT Scan tersebut.

3. Kateterisasi Jantung

Keakuratan/ ketepatan kateterisasi jantung hampir mencapai 100%. Letak dan

banyaknya sumbatan, serta prosentase sumbatan dapat diukur secara pasti. Pemeriksaan

ini dapat dilakukan melalui pergelangan tangan (arteri radialis) atau melalui lipatan siku

(arteri brakialis) dengan anestesi lokal. Pemeriksaan ini membutuhkan waktu ± 10-15

menit. Seorang dokter ahli jantung intervensi, dapat memutuskan langkah lebih lanjut

untuk pasiennya setelah mengetahui hasil dari kateterisasi.

Faktor resiko dari kateterisasi ini bisa dibilang tidak ada, dalam bidang

kedokteran metode ini menjadi metode andalan dalam pemeriksaan jantung koroner. 

Page 11: penyakit jantung koroner

Artikel 1

Hindari Sakit Jantung Koroner dengan Pola Hidup Sehat dan Olahraga

Kecenderungan terjadinya penyakit jantung koroner saat ini bergeser pada usia yang

lebih muda. Bahkan, penyakit jantung koroner ini mulai menyerang kelompok usia produktif.

Dari data WHO dan survei yang dilakukan diketahui penyakit jantung koroner menjadi penyebab

kematian utama di Indonesia. Bagaimana usaha menghindarkan masyarakat dari penyakit ini?

Penyakit Jantung Koroner merupakan penyakit yang terjadi akibat penyempitan atau

tersumbatnya pembuluh darah koroner. Tersumbatnya pembuluh darah disebabkan endapan

lemak yang secara bertahap menumpuk di dinding arteri.

Proses penumpukan lemak itu disebut aterosklerosis. Penumpukan lemak itu juga bisa

terjadi di pembuluh arteri lainnya. Artinya tidak hanya pada arteri koroner saja. Arteri koroner

sesungguhnya merupakan pembuluh darah yang bertugas mengalirkan darah dengan membawa

sari makanan dan oksigen yang dibutuhkan sel-sel otot jantung. Pasokan darah ini sangat

penting. Oleh karena itu jantung harus kuat tetap berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh.

Jantung setiap saat memompa darah ke seluruh tubuh dengan konstan membawa antara empat

sampai lima liter darah. Darah itu dipompakan otot-otot jantung setiap menitnya. Dampak tidak

lancarnya aliran atau tersumbatnya aliran darah ke otot jantung mengakibatkan kerusakan otot-

otot jantung. Kerusakan inilah yang menyebabkan gangguan pompa jantung (gagal jantung),

bahkan terjadi kematian.

Kurangnya pasokan darah karena penyempitan arteri koroner mengakibatkan nyeri dada

yang disebut angina. Nyeri ini biasanya terjadi saat beraktivitas fisik atau bisa saja ketika

mengalami stres. Gejalanya dapat berupa rasa tertekan (serasa ditimpa benda berat, terjepit, dan

terbakar). Akibatnya terjadi sesak di dada. Rasa sakitnya dapat menjalar ke lengan kiri, leher,

dan punggung. Gejala ini dapat berlangsung selama 15 - 20 menit dan terjadi secara terus-

menerus. Gangguan jantung ini dapat disertai dengan keringat dingin, tubuh lemah, jantung

berdebar, dan selanjutnya pingsan. Rasa sakit tersebut dapat berkurang dengan istirahat.

Sebaliknya menjadi bertambah berat dengan aktivitas.

Penyakit jantung koroner juga dapat menyebabkan daya pompa jantung ,melemah

sehingga darah tidak beredar sempurna ke seluruh tubuh (gagal jantung). Penderita gagal jantung

akan sulit bernapas karena paru-parunya dipenuhi cairan. Penderita akan merasa sangat lelah,

bengkak-bengkak di kaki dan persendian. Bila darah tidak mengalir sama sekali karena arteri

Page 12: penyakit jantung koroner

koroner tersumbat, penderita dapat mengalami serangan jantung yang mematikan. Serangan

jantung tersebut dapat terjadi kapan saja. Bahkan ketika sedang beristirahat santai.

Penyakit jantung sendiri biasanya terjadi akibat gaya hidup, pola makan, dan aktivitas

sehari-hari. Intinya penderita yang tidak memperhatikan kesehatan. Beberapa faktor risiko

terpenting penyakit jantung koroner di antaranya merokok, kegemukan, kadar kolesterol darah

yang tinggi. Selain itu diabetes mellitus, tekanan darah tinggi, konsumsi alkohol berlebihan.

Penyakit ini bisa muncul akibat riwayat keturunan penyakit jantung dari keluarga, juga karena

stres dan kurang olahraga.

Pencegahan terhadap penyakit jantung koroner terdiri atas pencegahan primer dan

sekunder. Pencegahan primer adalah pencegahan yang dilakukan agar terhindari dari penyakit

jantung koroner bagi yang belum terdeteksi. Penyakit ini tetap berisiko seperti oleh faktor

keluarga yang menderita penyakir jantung koroner, adanya penyakit tertentu seperti dibetes

mellitus dan hipertensi. Sebaliknya pencegahan sekunder merupakan usaha seorang penderita

penyakit jantung koroner agar terhindar dari berulangnya suatu serangan atau penyempitan

pembuluh darah koroner kembali. Praktiknya kedua pencegahan itu relatif sama. Beberapa hal

yang harus dilakukan, yaitu mengontrol kadar kolesterol darah, menjaga agar tekanan darah tidak

tinggi, berhenti merokok, menghindari makanan berlemak, mencukupkan konsumsi sayur dan

buah-buahan, olahraga teratur, mengurangi berat badan, dan mengurangi stres.

Untuk mengetahui secara dini ada tidaknya jantung koroner, masyarakat atau pasien

memerlukan beberapa tahap pemeriksaan. Pertama berkonsultasi ke dokter untuk mengetahui

adanya keluhan dini penyakit jantung koroner, hipertensi, dan kelainan irama/debar jantung

seseorang. Caranya periksakan jantung lewat ECG. Kedua, pemeriksaan laboratorium darah

untuk menentukan faktor risiko, seperti pemeriksaan gula darah, kolesterol darah, fungsi ginjal,

asam urat dan fakor risiko lainnya. Ketiga, lakukan treadmill test atau yang lebih akurat lagi

yaitu pemeriksaan MC-CT (Scaning jantung). Pada prinsipnya, mencegah penyakit jantung

koroner adalah lebih mudah, murah, aman serta bermanfaat di hari depan.

dr. Ni Made Dwi Adnyani, S.Ked.

(http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberitaminggu&kid=24&id=74811). Senin, 23

Maret 2013.

Page 13: penyakit jantung koroner

Artikel 2

Kenali Gejala Awal Penyakit Jantung

Penyakit jantung sering dianggap sebagai penyakit orang berumur. Tetapi, orang yang

masih muda juga tidak boleh mengabaikannya, karena penyakit ini terjadi akibat penyempitan

pembuluh darah yang terjadi selama puluhan tahun akibat gaya hidup modern.

Mungkin saja seorang teman kita terlihat sehat, energik, olahragawan, namun tidak

menutup kemungkinan ia pun bisa terkena serangan jantung. Setiap orang, tua, muda, apalagi

dalam usia produktif, mau yang kurus apalagi yang gemuk berpotensi terkena serangan jantung.

Serangan jantung merupakan suatu kondisi emergency yang harus segera mendapatkan

penanganan yang tepat, sebab terlambat sedikit saja atau penanganan tidak tepat akan berakibat

fatal bagi si penderita.

Gejala penyakit jantung memang sulit dikenali. Maka dari itu, untuk mengetahui penyakit

jantung sejak dini ada baiknya kita berhenti mengabaikan gejala yang berpotensi. Dan bila

mengalami satu gejala tertentu, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter.

Hal ini khususnya untuk laki-laki berusia di atas 65 tahun serta orang-orang dengan

berbagai faktor risiko gangguan jantung, seperti kolesterol atau tekanan darah tinggi, obesitas,

merokok, diabetes atau sejarah keluarga mempunyai penyakit jantung.

Berikut gejala perlu diwaspadai yang menunjukkan adanya gangguan jantung.Nyeri dada.

Otot kekurangan suplai darah (disebut kondisi iskemi) yang berdampak kebutuhan oksigen oleh

otot berkurang. Akibatnya terjadi metabolisme yang berlebihan menyebabkan kram atau kejang.

Nyeri dirasakan di dada bagian tengah, dapat menyebar ke bagian belakang dada, ke bagian

pangkal kiri leher dan bahu hingga lengan atas tangan kiri. Beberapa pasien mungkin mengalami

nyeri di bagian atas perut (pangkal tulang iga tengah bahkan bagian lambung), di mana nyeri

lebih hebat dan tak hilang meski diistirahatkan atau diberi obat nyeri jantung (Nitroglycerin).

Khawatir/gelisah. Serangan jantung bisa menyebabkan kecemasan intens atau ketakutan

akan kematian. Bagaimana membedakannya? Rasa sakit di dada terkait jantung seringkali

berpusat di bawah tulang dada, sedikit ke arah kiri. Selain itu, bisa juga berupa sensasi tidak

nyaman akibat adanya tekanan, dorongan atau perasaan penuh. Perempuan juga seringkali

mengalami sensasi seperti terbakar di dada, bukan tekanan atau rasa sakit.

Batuk. Batuk berkepanjangan bisa menjadi gejala gagal jantung, dipicu oleh penumpukan

cairan di paru-paru. Pada beberapa kasus, orang-orang dengan gagal jantung batuk berdahak

Page 14: penyakit jantung koroner

disertai pusing. Serangan jantung bisa menyebabkan kepala terasa ringan dan kehilangan kesadaran.

Keletihan. Di kalangan perempuan khususnya, keletihan yang tidak biasa bisa muncul

selama serangan jantung serta beberapa hari atau minggu sebelum serangan jantung. Selain itu,

perasaan lelah sepanjang waktu bisa menjadi gejala gagal jantung.

Mual dan kurang selera makan. Banyak orang yang mengalami sakit perut atau muntah saat

mengalami serangan jantung. Dan pembengkakan perut terkait gagal jantung bisa mengganggu

selera makan.

Rasa sakit di bagian lain tubuh. Pada sebagian besar serangan jantung, rasa sakit mulai di

dada dan menyebar ke bahu, lengan, siku, punggung, leher, rahang atau perut. Tetapi pada

beberapa kasus, pasien tidak mengalami rasa sakit di bagian dada, hanya rasa sakit di area tubuh

lainnya. Rasa sakitnya bisa datang dan pergi.

Denyut nadi cepat atau tidak teratur. Denyut nadi yang cepat atau tidak teratur,

khususnya jika diikuti dengan perasaan lemah, pusing atau sesak napas, bisa menandakan adanya

serangan jantung, gagal jantung atau aritmia. Jika tidak ditangani, beberapa aritmia bisa

menyebabkan stroke, gagal jantung, atau kematian tiba-tiba.

Sesak napas. Orang-orang yang merasa kehabisan napas saat istirahat atau melakukan

aktivitas ringan kemungkinan memiliki gangguan pernapasan seperti asma atau chronic

obstructive pulmonary disease (COPD). Tetapi, sesak napas juga bisa menjadi pertanda serangan

atau gagal jantung.

Berkeringat. Keringat dingin juga merupakan gejala umum serangan jantung.

Pembengkakan. Gagal jantung bisa menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh. Hal ini bisa

memicu pembengkakan (sering terjadi di telapak kaki, mata kaki, kaki, atau perut). Kondisi ini

juga bisa memicu penambahan berat badan tiba-tiba serta hilangnya selera makan.

Lemah. Sebelum atau selama terjadinya serangan jantung, beberapa orang mengalami perasaan

lemah kronis tanpa sebab yang jelas. (pusdat/berbagai sumber).

(http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberitaminggu&kid=24&id=66859)

Senin, 27 Juni 2012.

Page 15: penyakit jantung koroner

Artikel 3

Mengenali dan Mencegah Risiko Penyakit Jantung Koroner

Arteri koroner adalah pembuluh darah yang menyediakan darah, oksigen, dan nutrisi bagi

jantung manusia. Ketika arteri ini terkena penyakit, yang umumnya disebabkan oleh

penumpukan timbunan lemak, maka terjadilah apa yang kita kenal dengan penyakit jantung

koroner/ penyakit arteri koroner.

Penyebab Penyakit arteri koroner berawal dari kerusakan (injury) pada lapian dalam arteri.

Kerusakan tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, seperti merokok, hipertensi, kadar

kolesterol tinggi, atau diabetes. Sekali lapisan dalam arteri koroner mengalami kerusakan, akan

menimbulkan timbunan deposit lemak plak), yang terutama terdiri dari kolesterol, yang

tertumpuk di dinding yang rusak. Proses akumulasi timbunan lemak menjadi suatu plak ini

disebut sebagai atherosclerosis yang mendasari terjadinya penyakit arteri koroner. Apabila

permukaan plak tersebut terganggu (pecah/ ruptur), sel-sel darah berupa keping-keping darah

(trombosit) akan berkumpul membentuk gumpalan di lokasi ruptur untuk memperbaiki

kerusakan tersebut. Gumpalan trombosit tersebut dapat menyumbat arteri koroner dan menimbulkan serangan jantung.

Faktor Risiko

1. Umur. Bertambahnya usia seseorang meningkatkan risiko terjadinya kerusakan dan penyempitan

arteri koroner.

2. Jenis kelamin. Laki-laki umumnya memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami PJK dibanding

perempuan. Namun risiko pada wanita meningkat setelah masa menopause.

3. Riwayat keluarga. Adanya riwayat keluarga mengalami penyakit jantung koroner berhubungan

dengan risiko yang lebih tinggi untuk juga mengalami PJK.

4. Merokok. Nikotin mengerutkan pembuluh darah dan memaksa jantung kita bekerja lebih keras, dan

karbon monoksida mengurangi oksigen dalam darah serta merusak lapisan dalam dinding arteri,

menyebabkan makin mudahnya berlangsung proses atherosclerosis.

5. Hipertensi. Tekanan darah tinggi yang tidak dikontrol dapat menyebabkan penebalan dan pengerasan

pembuluh arteri, yang kemudian menyempitkan saluran arteri tersebut.

6. Kolesterol. Kadar kolesterol darah yang tinggi dapat meningkatkan risiko terbentuknya plak

atherosclerosis. Hal ini dapat disebabkan oleh tingginya kadar kolesterol LDL (kolesterol ''jahat'')

atau rendahnya kadar kolesterol HDL (kolesterol ''baik'').

7. Diabetes (kencing manis). Diabetes berhubungan dengan meningkatnya risiko terjadinya penyakit

arteri koroner.

Page 16: penyakit jantung koroner

8. Obesitas. Kelebihan berat badan akan memperburuk keberadaan faktor-faktor risiko lainnya.

9. Kurang aktivitas fisik atau olah raga. Jarang berolah raga berhubungan dengan risiko timbulnya PJK

dan juga beberapa faktor risikonya.

10. Stres. Stres psikis yang berat dan tidak ditangani dengan baik dapat memperburuk kondisi faktor-

faktor risiko lainnya dalam menyebabkan terjadinya PJK.

Semakin banyak faktor risiko yang dimiliki, semakin besar pula risiko mengalami PJK. Juga semakin

besar level (nilai) dari masing-masing faktor risiko, semakin besar pula risiko untuk mengalami PJK

Pencegahan

Beberapa faktor risiko PJK dapat diubah, diobati dan dikontrol, namun ada juga yang tidak dapat

dimodifikasi, seperti umur, jenis kelamin dan riwayat keluarga. Maka dari itu penting untuk mengetahui

dan mengontrol faktor risiko yang dapat dimodifikasi dengan cara mengubah gaya hidup dan atau melalui

pengobatan. Perubahan gaya hidup ke gaya sehat (healthy lifestyle) dapat mencegah atau memperlambat

perkembangan penyakit arteri koroner. Dengan melaksanakan gaya hidup sehat akan membantu

pembuluh arteri kita tetap kuat, lentur dan elastis, serta memungkinkan aliran darah yang maksimal. Gaya

hidup jantung sehat meliputi:

a. Jangan merokok. Apabila Anda adalah perokok, berhenti merokok adalah jalan terbaik untuk

mengurangi risiko mengalami serangan jantung.

b. Mengendalikan tekanan darah. Periksakan ke dokter tekanan darah Anda minimal setiap 2 tahun

sekali. Tekanan darah optimal adalah di bawah 120/80 mmHg.

c. Memeriksakan kadar kolesterol. Mintalah dokter Anda utnuk memeriksakan kadar kolesterol darah

Anda minimal setiap 5 tahun sekali. Kadar kolesteril LDL yang diharapkan adalah di bawah 130

mg/dl.

d. Mengotnrol kadar gula darah. Apabila Anda mengidap diabetes, kontrol kadar gula darah yang tepat

dapat membantu menurunkan risiko PJK.

e. Aktivitas fisik. Berolah raga selaam 30-60 menit sehari membantu Anda mencapai dan

mempertahankan berat badan yang sehat serta mengontrol diabetes, kolesterol dan tekanan darah

Anda.

f. Makanan sehat. Diet jantung sehat terutama terdiri dari buah-buahan dan sayur mayur, serta rendah

garam, kolesterol dan lemak jenuh. Makan makanan sehat juga membantu mengontrol berat badan,

kadar kolesterol, dan tekanan darah.

g. Mempertahankan berat badan ideal. Penurunan berat badan sangat penting terutama bagi yang lingkar

pinggangnya melebihi 120 cm untuk laki-laki, dan lebih dari 88 cm untuk wanita, karena rentan

mengalami diabetes dan penyakit jantung.

Page 17: penyakit jantung koroner

h. Mengelola stres. Kurangilah stres sedapat mungkin. Cobalah mempraktikkan teknik pengelolaan stres

yang sehat seperti dengan relaksasi dan menarik napas dalam.

Sebagai tambahan, ingatlah untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin (medical chech up).

Beberapa faktor risiko PJK, seperti diabetes, hipertensi dan kolesterol tinggi, tidak menimbulkan gejala

pada tahap awal. Deteksi dini dan pengobatan tepat dapat berakibat pada kondisi jantung dan kehidupan

yang lebih sehat. Untuk penjelasan lebih lengkap berkonsultasilah dengan dokter keluarga Anda.

dr. Agus Wismantara. Artikel 3

(http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberita&kid=24&id=33367). 11 April

2010

Page 18: penyakit jantung koroner

Daftar Pustaka

Anwar, T. Bahri. 2004. Patofisiologi Dan Penatalaksanaan Penyakit Jantung Koroner. Makalah.

Fakultas Kedokteran Jurusan Pendidikan Dokter.

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/3489. Diakses pada 6 September 2014.

dr Novie Hediyani,MKK. 2012. Penyakit Jantung Koroner. Artikel pada: http://www.dokterku-

online.com/index.php/article/54-penyakit-jantung-koroner. Diakses pada 4 September

2014.

dr. Agus Wismantara. 2010. Mengenali dan Mencegah Risiko Penyakit Jantung Koroner.

Artikel. (http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?

module=detailberita&kid=24&id=33367). Diakses pada 4 September 2014.

dr. Ni Made Dwi Adnyani, S.Ked. 2013. Hindari Sakit Jantung Koroner dengan Pola Hidup

Sehat dan Olahraga. Artikel. (http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?

module=detailberitaminggu&kid=24&id=74811). Diakses pada 4 September 2014.

Nurcahyani, Dwi Indah. 2011. Bahaya Jantung Koroner. Artikel.

http://lifestyle.okezone.com/read/2011/07/01/195/474987/awas-bahaya-jantung-koroner-

mengintai/large . Diakses pada 4 September 2014.