penyakit akibat kerja

28
PENYAKIT AKIBAT KERJA

Upload: sadam-ariga

Post on 25-Oct-2015

60 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENYAKIT AKIBAT KERJA

PENYAKIT AKIBAT KERJA

Page 2: PENYAKIT AKIBAT KERJA

DIAGNOSIS PAKDIAGNOSIS PAK

Seorang pekerja dapat mengalami berbagai Seorang pekerja dapat mengalami berbagai penyakit yang dapat dikelompokkan dalam :penyakit yang dapat dikelompokkan dalam :

a) a) Penyakit yang juga diderita oleh Penyakit yang juga diderita oleh masyarakat masyarakat umum lainnya (general umum lainnya (general disease).disease).

b) b) Penyakit yang berhubungan /berkaitan Penyakit yang berhubungan /berkaitan dengan pekerjaan tetapi bukan akibat dengan pekerjaan tetapi bukan akibat pekerjaan atau lingkungan kerja (work pekerjaan atau lingkungan kerja (work related disease).related disease).

c)c) Penyakit yang diakibatkan oleh Penyakit yang diakibatkan oleh pekerjaan pekerjaan atau lingkungan kerja atau lingkungan kerja (occupational disease).(occupational disease).

Page 3: PENYAKIT AKIBAT KERJA

• Dalam Peraturan Menteri Tenaga Dalam Peraturan Menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi No.01/1981 kerja dan Transmigrasi No.01/1981 tentang kewajiban melaporkan tentang kewajiban melaporkan penyakit akibat kerja disebutkan penyakit akibat kerja disebutkan bahwa : penyakit akibat kerja adalah bahwa : penyakit akibat kerja adalah setiap penyakit yang disebabkan setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja.oleh pekerjaan atau lingkungan kerja.

Page 4: PENYAKIT AKIBAT KERJA

Menurut WHO (1985) pengertian tentang kedua jenis penyakit tersebut masing-masing adalah :

- Occupational disease :”the relationship to specipic causative factors at work has been fully established and the factors concerned can be identified, measured and eventually controlled”.

Page 5: PENYAKIT AKIBAT KERJA

- Work related disease :”may be partially - Work related disease :”may be partially caused by adverse working conditions. caused by adverse working conditions. They may be aggravated, accelerated or They may be aggravated, accelerated or exacerbated by workplace exposures and exacerbated by workplace exposures and may impair working capacity. Personal may impair working capacity. Personal characteristics, environmental and socio characteristics, environmental and socio cultural factors usually play a role as risk cultural factors usually play a role as risk factors and are often more common than factors and are often more common than occupational disease”.occupational disease”.

Page 6: PENYAKIT AKIBAT KERJA

Perbedaan secara umum :Perbedaan secara umum :

Occupational diseaseOccupational disease Work related diseaseWork related disease-Populasi pekerjaPopulasi pekerja-Penyebab : spesifikPenyebab : spesifik-Pemajanan di tempat kerja Pemajanan di tempat kerja sgt menentukansgt menentukan-Kompensasi (+)Kompensasi (+)-Contoh :Contoh :

- keracunan Pb- keracunan Pb

- Asbestos- Asbestos

- Silicosis- Silicosis

-Populasi masyarakatPopulasi masyarakat-Penyebab : multi factorPenyebab : multi factor-Pemajanan di tempat kerja Pemajanan di tempat kerja merup.salah satu faktor.merup.salah satu faktor.-Kompensasi (–)Kompensasi (–)-Contoh : - hipertensiContoh : - hipertensi

- bronkhitis- bronkhitis

- tuberkulosis- tuberkulosis

Page 7: PENYAKIT AKIBAT KERJA

Beberapa ringkasan yang dapat Beberapa ringkasan yang dapat dijadikan pedoman :dijadikan pedoman :

• Bernardine Ramazzini (1633-1714) Bernardine Ramazzini (1633-1714) dalam “De Morbis Artificium Diatriba” dalam “De Morbis Artificium Diatriba” menganjurkan satu pertanyaan yang menganjurkan satu pertanyaan yang sangat spesifik yakni : WHAT IS YOUR sangat spesifik yakni : WHAT IS YOUR JOB? Yang sangat relevan untuk :JOB? Yang sangat relevan untuk :a) menilai hubungan pekerjaan dan a) menilai hubungan pekerjaan dan

penyakit.penyakit.b) memprediksi kemungkinan ada b) memprediksi kemungkinan ada pengaruh jangka panjang/kronis dan pengaruh jangka panjang/kronis dan

kekambuhan suatu penyakit.kekambuhan suatu penyakit.

Page 8: PENYAKIT AKIBAT KERJA

c) Mengetahui status/tingkat c) Mengetahui status/tingkat pendidikan/status sosio ekonomi.pendidikan/status sosio ekonomi.

Secara teknis penegakan diagnosis dilakukan Secara teknis penegakan diagnosis dilakukan melalui :melalui :1) Anamnesis/wawancara meliputi : identitas, 1) Anamnesis/wawancara meliputi : identitas, riwayat kesehatan, riwayat penyakit, keluhan.riwayat kesehatan, riwayat penyakit, keluhan.2) Riwayat pekerjaan (kunci awal untuk 2) Riwayat pekerjaan (kunci awal untuk

diagnosis). diagnosis).- sejak pertama kali bekerja.- sejak pertama kali bekerja.

- kapan, bilamana, apa yang dikerjakan,bahan - kapan, bilamana, apa yang dikerjakan,bahan yang digunakan, jenis bahaya yang ada, yang digunakan, jenis bahaya yang ada,

kejadian kejadian sama pada pekerja lain, pemakaian sama pada pekerja lain, pemakaian APD, cara APD, cara melakukan pekerjaan, pekerjaan melakukan pekerjaan, pekerjaan lain yang lain yang dilakukan, kegemaran dilakukan, kegemaran (hobby), kebiasaan lain (hobby), kebiasaan lain (merokok, alkohol). (merokok, alkohol).

Page 9: PENYAKIT AKIBAT KERJA

- Sesuai tingkat pengetahuan, pemahaman pekerja.

3) Membandingkan gejala penyakit waktu bekerja dan dalam keadaan tidak bekerja.- waktu bekerja gejala timbul/lebih berat, waktu tidak bekerja/istirahat gejala berkurang/hilang.- perhatikan juga kemungkinan pemajanan di luar tempat kerja.- informasi tentang ini dapat ditanyakan dalam anamnesis atau dari data penyakit di perusahaan.

Page 10: PENYAKIT AKIBAT KERJA

4) Pemeriksaan fisik, yang dilakukan oleh 4) Pemeriksaan fisik, yang dilakukan oleh dokter dengan catatan.dokter dengan catatan.- gejala & tanda mungkin tidak spesifik.- gejala & tanda mungkin tidak spesifik.- pemeriksaan laboratorium penunjang - pemeriksaan laboratorium penunjang membantu diagnosis klinik.membantu diagnosis klinik.- dugaan adanya penyakit akibat kerja - dugaan adanya penyakit akibat kerja dilakukan juga melalui pemeriksaan dilakukan juga melalui pemeriksaan laboratorium khusus/pemeriksaan laboratorium khusus/pemeriksaan biomedik.biomedik.

5) Pemeriksaan laboratorium 5) Pemeriksaan laboratorium khusus/pemeriksaan biomedik.khusus/pemeriksaan biomedik.- misal pemeriksaan spirometri, foto paru - misal pemeriksaan spirometri, foto paru

(pneumoconiosis-pembacaan standar (pneumoconiosis-pembacaan standar ILO).ILO).

Page 11: PENYAKIT AKIBAT KERJA

- Pemeriksaan audiometri.- Pemeriksaan hasil metabolit dalam darah/urin.

6) Pemeriksaan/pengujian lingkungan kerja atau data higiene perusahaan, yang memerlukan :

- kerjasama dengan tenaga ahli higiene perusahaan.

- kemampuan mengevaluasi faktor fisik/kimia berdasarkan data yang ada.

- pengenalan langsung cara/sistem kerja, intensitas dan lama pemajanan.

Page 12: PENYAKIT AKIBAT KERJA

7) Konsultasi keahlian medis/keahlian lain.7) Konsultasi keahlian medis/keahlian lain.

- seringkali penyakit akibat kerja ditentukan - seringkali penyakit akibat kerja ditentukan setelah ada diagnosis klinik, kemudian dicari setelah ada diagnosis klinik, kemudian dicari faktor kausa di tempat kerja, atau melalui faktor kausa di tempat kerja, atau melalui pengamatan/penelitian yang relatif lebih lama.pengamatan/penelitian yang relatif lebih lama.

- dokter spesialis lainnya, ahli toksikologi dan - dokter spesialis lainnya, ahli toksikologi dan dokter penasehat (kaitan dengan kompensasi).dokter penasehat (kaitan dengan kompensasi).

Page 13: PENYAKIT AKIBAT KERJA

Menurut Peraturan menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi No. Menurut Peraturan menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi No. 01/1981 tentang kewajiban melaporkan Penyakit Akibat 01/1981 tentang kewajiban melaporkan Penyakit Akibat Kerja tercantum 30 jenis penyakit, sedang Keputusan Kerja tercantum 30 jenis penyakit, sedang Keputusan Presiden RI No. 22/1993 tentang Penyakit yang Timbul Presiden RI No. 22/1993 tentang Penyakit yang Timbul karena Hubungan Kerja memuat jenis penyakit yang sama, karena Hubungan Kerja memuat jenis penyakit yang sama, ditambah :”penyakit yang disebabkan bahan kimia lainnya ditambah :”penyakit yang disebabkan bahan kimia lainnya termasuk bahan obat”.termasuk bahan obat”.

Daftar selengkapnya adalah sebagai berikut :Daftar selengkapnya adalah sebagai berikut :

1.1. Pneumokniosis yang disebabkan debu mineral Pneumokniosis yang disebabkan debu mineral pembentukan jaringan parut (silikosis, pembentukan jaringan parut (silikosis, antrakosilikosis, asbestosis) dan antrakosilikosis, asbestosis) dan silikotuberkulosis yang silikosisnya merupakan silikotuberkulosis yang silikosisnya merupakan faktor utama penyebab cacat atau kematian.faktor utama penyebab cacat atau kematian.

2.2. Penyakit paru dan saluran pernafasan Penyakit paru dan saluran pernafasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh debu (bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh debu logam keras.logam keras.

Page 14: PENYAKIT AKIBAT KERJA

3. Penyakit paru dan saluran pernafasan (brokhopulmoner) 3. Penyakit paru dan saluran pernafasan (brokhopulmoner) yang disebabkan oleh debu, kapas, vlas, henep dan yang disebabkan oleh debu, kapas, vlas, henep dan sisal (bissinosis).sisal (bissinosis).

4. Asma akibat kerja yang disebbakan oleh penyebab 4. Asma akibat kerja yang disebbakan oleh penyebab senstisasi dan zat perangsang yang dikenal yang berada senstisasi dan zat perangsang yang dikenal yang berada dalam proses pekerjaan.dalam proses pekerjaan.

5. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar 5. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat penghirupan debu organik.sebagai akibat penghirupan debu organik.

6. Penyakit yang disebabkan oleh berilium atau 6. Penyakit yang disebabkan oleh berilium atau persenyawaannya yang beracun.persenyawaannya yang beracun.

7. Penyakit yang disebabkan kadmium atau 7. Penyakit yang disebabkan kadmium atau persenyawaannya yang beracun.persenyawaannya yang beracun.

8. Penyakit yang disebabkan fosfor atau persenyawaannya 8. Penyakit yang disebabkan fosfor atau persenyawaannya yang beracun.yang beracun.

Page 15: PENYAKIT AKIBAT KERJA

9. 9. Penyakit yang disebabkan oleh krom atau Penyakit yang disebabkan oleh krom atau persenyawaannya yang beracun.persenyawaannya yang beracun.

10. Penyakit yang disebabkan oleh mangan atau 10. Penyakit yang disebabkan oleh mangan atau persenyawaannya yang beracun.persenyawaannya yang beracun.

11. Penyakit yang disebabkan oleh arsen atau 11. Penyakit yang disebabkan oleh arsen atau persenyawaannya yang beracun.persenyawaannya yang beracun.

12. Penyakit yang disebabkan oleh raksa atau 12. Penyakit yang disebabkan oleh raksa atau persenyawaannya yang beracun.persenyawaannya yang beracun.

13. Penyakit yang disebabkan oleh timbal atau 13. Penyakit yang disebabkan oleh timbal atau persenyawaannya yang beracun.persenyawaannya yang beracun.

14. Penyakit yang disebabkan oleh fluor atau 14. Penyakit yang disebabkan oleh fluor atau persenyawaannya yang beracun.persenyawaannya yang beracun.

15. Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfida.15. Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfida.

Page 16: PENYAKIT AKIBAT KERJA

16. Penyakit yang disebabkan oleh derivat halogen 16. Penyakit yang disebabkan oleh derivat halogen dari dari persenyawaan hidrokarbon alifatik atau persenyawaan hidrokarbon alifatik atau aromatik yang aromatik yang beracun.beracun.

17.17. Penyakit yang disebabkan oleh benzena atau Penyakit yang disebabkan oleh benzena atau homolognya yang homolognya yang beracun.beracun.

18. 18. Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari amina dari benzena atau homolognya yang beracun.benzena atau homolognya yang beracun.

19. Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau 19. Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam ester asam nitrat lainnya.nitrat lainnya.

20. 20. Penyakit yang disebabkan oleh alkohol, glikol Penyakit yang disebabkan oleh alkohol, glikol atau keton.atau keton.

21. 21. Penyakit yang disebabkan oleh gas, uap Penyakit yang disebabkan oleh gas, uap penyebab penyebab asfiksia atau keracunan seperti asfiksia atau keracunan seperti karbonmonoksida, karbonmonoksida, hidrogensianida, hidrogen hidrogensianida, hidrogen sulfida, atau derivatnya yang sulfida, atau derivatnya yang beracun, beracun, amoniak seng, braso dan nikel.amoniak seng, braso dan nikel.

Page 17: PENYAKIT AKIBAT KERJA

22. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh 22. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan.kebisingan.

23. Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik 23. Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik (kelainan-kelainan otot, urat, tulang (kelainan-kelainan otot, urat, tulang

persendian, persendian, pembuluh darah tepi atau syaraf pembuluh darah tepi atau syaraf tepi).tepi).

24. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam 24. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara udara yang bertekanan lebih.yang bertekanan lebih.

25. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektro 25. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektro magnetik magnetik dan radiasi yang mengion.dan radiasi yang mengion.

26. Penyakit kulit (dermatosis) yang disebabkan oleh 26. Penyakit kulit (dermatosis) yang disebabkan oleh penyebab fisik, kimiawi atau biologik.penyebab fisik, kimiawi atau biologik.

27. Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan 27. Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh oleh ter, pic, bitumen, minyak mineral, antrasena ter, pic, bitumen, minyak mineral, antrasena atau atau persenyawaan, produk atau residu dari zat persenyawaan, produk atau residu dari zat tersebut.tersebut.

Page 18: PENYAKIT AKIBAT KERJA

28. Kanker paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh asbes.

29. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit yang didapat dalam suatu pekerjaan yang memiliki resiko kontaminasi khusus.

30. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau panas radiasi atau kelembaban udara tinggi.

31. Penyakit yang disebabkan bahan kimia lainnya termasuk bahan obat.

Page 19: PENYAKIT AKIBAT KERJA

Apabila acuan yang digunakan semata-mata pada daftar penyakit, menentukan PAK terlihat mudah dan sepenuhnya tergantung pada diagnosis dokter, akan tetapi sering terdapat berbagai hal yang merup.kendala seperti :

1. Kesulitan dalam diagnosis PAK.Kesulitan dokter dalam pelaporan PAK disebabkan kurangnya kemampuan dan kesulitan dalam menentukan apakah suatu penyakit merupakan penyakit akibat kerja atau bukan. Hal ini dapat digambarkan sebagai “ice berg phenomen” berupa :

Page 20: PENYAKIT AKIBAT KERJA

Dilaporkan

Tidak dilaporkan Penyakit yang ada kaitannya

dengan pekerjaan

Ada upaya medik,Hubungan sebab akibat

Tidak jelas

Ada gejala, penelitian lebih lanjuttidak dilakukan

Ada potensi bahaya, faktor fisik danPemaparan, gejala penyakit tidak ada

Page 21: PENYAKIT AKIBAT KERJA

Oleh karenanya, “keahlian” atau “expertise” Oleh karenanya, “keahlian” atau “expertise” khusus perlu dimiliki oleh dokter, disamping khusus perlu dimiliki oleh dokter, disamping perlunya kerjasama dengan berbagai keahlian perlunya kerjasama dengan berbagai keahlian lain.lain.

2. Data pendukung diagnosis penyakit akibat kerja 2. Data pendukung diagnosis penyakit akibat kerja kurang, terutama hasil pengujian lingkungan kurang, terutama hasil pengujian lingkungan kerja dan pemantauan biologik.kerja dan pemantauan biologik.

Pengujian lingk : data yang diperoleh akan Pengujian lingk : data yang diperoleh akan membantu penilaian tingkat pemaparan pada membantu penilaian tingkat pemaparan pada pekerja dan sekaligus juga menentukan langkah pekerja dan sekaligus juga menentukan langkah pengendalian selanjutnya (dengan pengendalian selanjutnya (dengan membandingkan hasil pengujian denga NAB atau membandingkan hasil pengujian denga NAB atau norma/standar lain yang berlaku.norma/standar lain yang berlaku.

Page 22: PENYAKIT AKIBAT KERJA

- Pemantauan biologik : sangat berperan dalam menentukan ada tidaknya hubungan sebab akibat suatu penyakit.

3. Adanya beberapa ciri khusus penyakit akibat kerja yang sering kali merupakan kendala dalam diagnosis seperti :

timbulnya penyakit akibat kerja memerlukan jangka waktu yang lama.

4. Pendapat atau persepsi salah yang masih terjadi, yang kemungkinan disebabkan oleh berkurangnya pemahaman terhadap penyakit akibat kerja.

Setiap penyakit atau gangguan kesehatan yang timbul pada saat bekerja dianggap sebagai PAK atau dikaitkan dengan pekerjaan dan lingk.kerja.

Page 23: PENYAKIT AKIBAT KERJA

PENERAPAN UPAYA PENCEGAHANPENERAPAN UPAYA PENCEGAHAN

1.1. Menerapkan peraturan perundanganMenerapkan peraturan perundangan pada pada hakekatnya merupakan upaya perlindungan dan hakekatnya merupakan upaya perlindungan dan pencegahan terhadap akibat yang merugikan pencegahan terhadap akibat yang merugikan perusahaan maupun tenaga kerja.perusahaan maupun tenaga kerja.

2.2. Identifikasi potensi bahaya dan penilaian resiko Identifikasi potensi bahaya dan penilaian resiko melalui pengenalan kondisi tempat kerja, cara melalui pengenalan kondisi tempat kerja, cara bekerja dan berbagai faktor lingkungan kerja yang bekerja dan berbagai faktor lingkungan kerja yang dapat dilakukan secara intern melalui kerjasama dapat dilakukan secara intern melalui kerjasama antar pengurus dan anggota P2K3, supervisor dan antar pengurus dan anggota P2K3, supervisor dan pekerja.pekerja.

3.3. Pengujian kesehatan tenaga kerja dan pemantauan Pengujian kesehatan tenaga kerja dan pemantauan biologik,biologik, terutama pengujian kesehatan berkala terutama pengujian kesehatan berkala (untuk menentukan kelainan fungsi organ tubuh (untuk menentukan kelainan fungsi organ tubuh melalui penilaian kadar zat yang terserap, hasil melalui penilaian kadar zat yang terserap, hasil metabolismenya atau perubahan enzim dalam metabolismenya atau perubahan enzim dalam tubuh.tubuh.

Page 24: PENYAKIT AKIBAT KERJA

5. Penerapan teknologi pengendalian faktor penyebab khususnya pada lingkungan kerja (hierarchy of control) yang bisa dibedakan dalam :

a. Eliminasi atau memindahkan/menghilangkan sama sekali faktor penyebab, sehingga dianggap sebagai cara yang paling ideal.

b. Subtitusi yakni mengganti suatu proses atau bahan yang berbahaya dengan kurang bahayanya namun

menghasilkan produk atau manfaat yang tidak berbeda.

c. Pengendalian teknis atau engineering control yang meliputi modifikasi atau penerapan cara teknis guna meminimalkan pemaparan pada pekerja misalnya melalui cara isolasi/pemisahan atau pemasangan penyekat, ventilasi lokal atau umum atau melalui proses otomatik

serta penyelenggaraan good house keeping.

Page 25: PENYAKIT AKIBAT KERJA

d. Pengendalian administratif untuk mendukung cara pengendalian lainnya : peningkatan higiene perorangan atau penyediaan fasilitas saniter, tanda peringatan, pertimbangan aspek keselamatan dan kesehatan dalam proses pembelian bahan/peralatan, petunjuk cara kerja yang sehat dan aman atau bahkan penerapan sistem rotasi untuk mengurangi pemaparan.

e. Penggunan alat pelindung diri.

6. Pelatihan yang dilakukan secara teratur dan berkelanjutan.

Dapat diselenggarakan secara khusus maupun langsung pada saat sebelum, selama dan sesudah bekerja atau melalui forum komunikasi, diskusi, pertemuan, dsb.

Page 26: PENYAKIT AKIBAT KERJA

7. Pemantauan dan evaluasi

Dilakukan melalui audit untuk menjawab Dilakukan melalui audit untuk menjawab berbagai pertanyaan seperti apakah potensi berbagai pertanyaan seperti apakah potensi bahaya dan resiko masih belum berkurang, bahaya dan resiko masih belum berkurang, keluhan atau gangguan kesehatan yang keluhan atau gangguan kesehatan yang ada, adakah penurunan kejadian kecelakaan ada, adakah penurunan kejadian kecelakaan atau penyakit, sejauh mana efektivitas atau atau penyakit, sejauh mana efektivitas atau pengendali yang digunakan, mungkinkah pengendali yang digunakan, mungkinkah terdapat perubahan sikap atau persepsi terdapat perubahan sikap atau persepsi terhadap penerapan kesehatan dan terhadap penerapan kesehatan dan keselamatan kerja, dsb.keselamatan kerja, dsb.

Page 27: PENYAKIT AKIBAT KERJA

Upaya pencegahan memang membutuhkan Upaya pencegahan memang membutuhkan biaya, tenaga dan pemikiran akan tetapi biaya, tenaga dan pemikiran akan tetapi bila dibandingkan dengan kerugian akibat bila dibandingkan dengan kerugian akibat terjadinya penyakit akibat kerja baik berupa terjadinya penyakit akibat kerja baik berupa penderitaan berkepanjangan yang dialami penderitaan berkepanjangan yang dialami oleh penderita karena penyakit yang tidak oleh penderita karena penyakit yang tidak terobati, biaya kompensasi/ganti terobati, biaya kompensasi/ganti rugi/santunan yang bagi penderita rugi/santunan yang bagi penderita sebenarnya relatif tidak “memadai”, beban sebenarnya relatif tidak “memadai”, beban moral, penurunan produktivitas kerjadan moral, penurunan produktivitas kerjadan berbagai kerugian lainya baik yang dialami berbagai kerugian lainya baik yang dialami pekerja maupun perusahaan, pekerja maupun perusahaan, pencegahan pencegahan tetap merupakan upaya yang paling baik.tetap merupakan upaya yang paling baik.

Page 28: PENYAKIT AKIBAT KERJA