penunjang keputusan dan kecerdasan buatan.pdf

Upload: rcm29

Post on 15-Oct-2015

84 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Makalah ini berisi tentang materi Penunjang kebutuhan dan Kecerdasan buatan.

TRANSCRIPT

  • PENUNJANG KEPUTUSAN dan KECERDASAN BUATAN

    disusun sebagai syarat memenuhi tugas mata kuliah sistem informasi

    disusun oleh :

    Achmad Faozi 005131121003

    Mochamad Faisal Efendi 005131121059

    Muhamad Fahmi 005131121064

    Rachmat Martua Hasibuan 005131121077

    FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA

    STMIK ERESHA

    BOGOR

    2014

  • KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena dengan rahmat dan

    hidayah-Nyalah penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

    penunjang keputusan dan kecerdasan buatan.

    Makalah ini disusun dengan tujuan memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem

    Informasi Manajemen. Untuk itu penyusun sangat berterima kasih kepada semua

    pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada

    dosen mata kuliah Sistem Informasi Manajemen yang telah memberikan

    bimbingannya sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

    Penyusun sangat mengetahui bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh

    karena itu penyusun mohon kritik dan saran yang membangun agar penyusun

    dapat menyusunnya kembali dengan lebih baik.

    Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

    Bogor, Mei 2014

    Penyusun

  • DAFTAR ISI

    Cover ..............................................................................................................

    Judul ...............................................................................................................

    Kata Pengantar ................................................................................................ i

    Daftar Isi ......................................................................................................... ii

    BAB 1 PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 1

    1.3 Tujuan Pembelajaran ................................................................................. 1

    BAB 2 PEMBAHASAN

    2.1 Pendukung Keputusan Dalam Bisnis ......................................................... 3

    2.1.1 Kualitas Informasi ............................................................................ 4

    2.1.2 Struktur Keputusan ........................................................................... 5

    2.1.3 Tren Pendukung Keputusan .............................................................. 7

    2.1.4 Sistem Informasi Manajemen ........................................................... 8

    2.1.5 Pemprosesan Analisis Online ............................................................ 10

    2.1.6 Sistem Pendukung Keputusan ........................................................... 11

    2.1.7 Komponen DSS ................................................................................ 12

    2.1.8 Sistem Visualisasi dan Informasi Geografis ...................................... 13

    2.1.9 Penggunaan Sistem Pendukung Keputusan ....................................... 13

    2.1.10 Analisi Jika-Maka ........................................................................... 14

    2.1.11 Analisis Sensitivitas ........................................................................ 14

    2.1.12 Analisis Pencarian Sasaran ............................................................. 15

    2.1.13 Analisis Optimisasi ......................................................................... 16

    2.1.14 Sistem Informasi Eksekutif ............................................................. 16

    2.1.15 Sistem Manajemen Pengetahuan ..................................................... 16

    2.2 Kecerdasan Buatan dan Teknologi Dalam Bisnis ....................................... 17

    2.2.1 Ruang Lingkup Kecerdasan Buatan .................................................. 18

    2.2.2 Sistem Pakar (Expert System) ........................................................... 20

  • 2.2.3 Pengembangan Sistem Pakar ............................................................ 21

    2.2.4 Jaringan Saraf Tiruan (Neural Network) ........................................... 22

    2.2.5 Logika Fuzzy .................................................................................... 22

    2.2.6 Algoritma Genetika .......................................................................... 23

    2.2.7 Realita Virtual .................................................................................. 23

    BAB 3 PENUTUP

    3.1 Simpulan ................................................................................................... 25

    Daftar Pustaka ................................................................................................. 26

  • BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Informasi di dalam sebuah perusahaan adalah sangat penting untuk

    mendukung kelangsungan perkembangan sebuah perusahaan, sehingga

    terdapat alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah perusahaan.

    Apabila kurangnya mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu perusahaan

    akan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya, sehingga dalam

    mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu, yang pada

    akhirnya akan mengalami kemunduran dan kekalahan dalam bersaing dengan

    lingkungan pesaingnya.

    Disamping itu, sistem informasi yang dimiliki seringkali tidak dapat

    bekerja dengan baik. Masalah utamanya adalah bahwa sistem informasi

    tersebut terlalu banyak informasi yang tidak bermanfaat. Memahami konsep

    dasar informasi adalah sangat penting dalam mendesain sebuah sistem

    informasi yang efektif (effective business system). Menyiapkan langkah atau

    metode dalam menyediakan informasi yang berkualitas adalah tujuan dalam

    mendesain sistem baru.

    1.2 Rumusan Masalah

    1. Apakah pengertian sistem pendukung keputusan ?

    2. Apa saja kriteria sistem pendukung keputusan ?

    3. Apa saja karakteristik dan kemampuan sistem pendukung keputusan ?

    4. Apakah keuntungan sistem pendukung keputusan ?

    5. Komponen Sistem Pendukung Keputusan

    1.3 Tujuan Pembelajaran

    1. Mengidentifikasi perubahan yang terjadi dalam bentuk dan penggunaan

    pendukung keputusan dalam bisnis.

    2. Mengidentifikasi peran dan pelaporan alternatif sistem informasi

    manajemen.

  • 3. Menjelaskan bagaimana pengolahan analisis online dapat memenuhi

    kebutuhan informasi kunci dari manajer.

    4. Menjelaskan dukungan konsep sistem pengambilan keputusan dan

    bagaimana hal itu berbeda dari manajemen tradisional infor-sistem

    informasi.

    5. Menjelaskan bagaimana sistem informasi berikut dapat mendukung

    kebutuhan informasi eksekutif, manajer, dan profesional bisnis:

    a. Sistem informasi eksekutif

    b. Informasi perusahaan portal

    c. Sistem manajemen pengetahuan

    6. Identifikasi bagaimana saraf jaringan, logika fuzzy, genetik algoritma,

    virtual reality, dan agen cerdas dapat digunakan dalam bisnis.

    7. Berikan contoh dari beberapa sistem pakar cara dapatdigunakan dalam

    situasi pengambilan keputusan bisnis.

  • BAB 2

    PEMBAHASAN

    2.1 Pendukung Keputusan dalam Bisnis

    Agar sukses dalam bisnis saat ini, perusahaan membutuhkan system

    informasi yang dapat mendukung kebutuhan pengambilan keputusan dan berbagai

    informasi dari manajer dan praktisi bisnis. Internet, intranet dan teknologi

    informasi lainnya yang berbasis Web dalam mendukung aktivitas pengambilan

    keputusan dari setiap manajer dan pekerja yang berpengetahuan dalam bisnis.

    Infromasi, Keputusan, dan Manajemen Jenis informasi yang dibutuhkan oleh

    pengambil keputusan di dalam suatu perusahaan berhubungan langsung dengan

    tingkat pengambilan keputusan manajemen dan jumlah struktur dalam situasi

    keputusan yang mereka hadapi. Kerangka kerja Piramida Manajerial klasik masih

    dapat diterapkan saat ini pada organisasi yang dirampingkan dan didatarkan atau

    struktur organisasi nonhierarkis. Tingkat pengambilan keputusan manajemen

    masih ada, namun ukuran, bentuk, dan pesertanya terus berubah seiring dengan

    evolusi struktur organisasi saat ini. Jadi, tingkat pengambilan keputusan

    manajemen yang harus didukung oleh teknologi infomasi dalam organisasi yang

    sukses adalah :

  • Gambar 1 Diagram Kebutuhan informasi para pengambil keputusan

    a. Manajemen Strategis. Umumnya, dewan direksi dan komite eksekutif

    yang terdiri dari CEO dan eksekutif atas mengembangkan tujuan umum

    organisasi, strategi, kebijakan, dan tujuan sebagai bagian dari proses

    perencanaan strategis. Mereka juga mengawasi kinerja strategis organisasi

    dan arah keseluruhannya dalam lingkungan politik, ekonomi, dan bisnis

    yang kompetitif.

    b. Manajemen Taktis. Semakin banyak praktisi bisnis dalam tim mandiri

    serta manajer unit bisnis yang mengembangkan rencana jangka pendek

    dan jangka menengah, jadwal, dan anggaran serta menentukan kebijakan,

    prosedur, dan tujuan bisnis untuk subunit mereka di perusahaan. Mereka

    juga mengalokasikan sumber daya dan mengawasi kinerja sub unit

    organisasi mereka, termasuk departemen, divisi, tim proses, tim proyek,

    dan kelompok kerja lainnya.

    c. Manajemen Operasional. Anggota tim mandiri atau manajer operasional

    mengembangkan rencana jangka pendek seperti jadwal produksi

    mingguan. Mereka mengarahkan penggunaan sumebr daya dan kinerja

    tugas berdasarkan prosedur dan sesuai dengan anggaran dan jadwal yang

    mereka tetapkan untuk tim tersebut dan kelompok kerja di organisasi.

    2.1.1 Kualitas Informasi

    Apa karateristik yang akan membuat produk informasi bernilai

    dan bermanfaat bagi Anda? Salah satu cara untuk menjawab pertanyaan

    penting ini adalah dengan menguji karateristik atau atribut Kualitas

    Informasi. Informasi yang kuno, tidak akurat, atau sulit dipahami tidak

    akan sangat berarti, berguna atau bernilai bagi Anda dan praktisi bisnis

    lainnya. Kita memerlukan informasi berkualitas tinggi, yaitu produk

    informasi yang memiliki karateristik, atribut, atau kualitas yang

    membuat informasi lebih bernilai. Informasi perlu dipandang memiliki

    tiga dimensi: waktu, isi, dan bentuk. Gambar dibawah ini meringkas

    atribut yang penting dari kualitas informasi dan mengelompokkannya ke

    dalam tiga dimensi tersebut.

  • Gambar 2 Atribut yang harus ada dalam informasi produk berkualitas

    tinggi

    2.1.2 Struktur Keputusan

    Keputusan yang dibuat pada tingkat manajemen operasional

    cenderun lebih terstruktur, sedangkan keputusan pada tingkat taktis lebih

    semiterstruktur, dan keputusan pada tingkat strategis lebih tak

    terstruktur. Keputusan yang terstruktur melibatkan situsi di mana

    prosedur yang diikuti ketika keputusan diperlukan, dapat disebutkan

    lebih awal. Keputusan tak terstruktur melibatkan situasi keputusan di

    mana tidak mungkin menentukan lebih awal mengenai prosedur

    keputusan yang harus diikuti. Akan tetapi, kebanyakan keputusan

    bersifat semiterstruktur.

    Contoh struktur keputusan dan tingkat manajemen.

    Maksudnya, beberapa prosedur keputusan dapat ditentukan, namun tidak

    cukup untuk mengarah ke suatu keputusan yang direkomendasikan.

  • Misalnya, keputusan mengenai peluncuran layanan e-commerce yang

    baru atau membuat perubahan besar mengnai tunjangan karyawan akan

    berada pada jangkuan tak terstruktur hinggan semiterstruktur. Gambar

    berikut menyediakan berbagai contoh keputusan bisnis menurut jenis

    terstruktur keputusan dan tingkat manajemen. Perbedaan utama dalam

    keputusan kemampuan dukungan informasi manajemen sistem dan

    keputusan mendukung sistem.

    Dengan demikian, sistem informasi harus dirancang untuk menghasilkan

    berbagai produk informasi untuk memenuhi kebutuhan pengambil

    keputusan yang berubah-ubah di dalam organisasi. Misalnya, pengambil

    keputusan pada tingkat manajemen strategis dapat menggunakan sistem

    keputusan (detection support system-DSS) untuk mendapatkan laporan

    yang tak terjadwal, adalah hoc, dan lebih ringkas, peramalan, dan

    kecerdasan eksternal untuk mendukung perencanaan mereka yang lebih

    tak terstruktur dan tanggung jawab pembuatan kebijakan. Di sisi lain,

    pengambil keputusan pada tingkat manajemen operasional dapat

    bergantung pada sistem informasi manajemen untuk menyediakan

    laporan internal yang telah ditentukan sebelumnya dengan penekan pada

    perbandingan data yang lama dan yang sekarang guna mendukung

  • tanggung jawab mereka yang lebih terstruktur untuk operasional sehari-

    hari.

    2.1.3 Tren Pendukung Keputusan

    Penggunaan sistem informasi untuk mendukung pengambilan

    keputusan bisnis telah menjadi salah satu tujuan utama dari penggunan

    teknologi. Akan tetapi, selama tahun 1990-an, baik peneliti akademik

    maupun praktisi bisnis melaporkan bahwa fokus manajerial tradisional

    yang berasal dari sistem informasi manajemen yang klasik (1960-an),

    sistem pendukung keputusan (1970-an), sistem informasi eksekutif

    (1980) terus meluas. Kecepatan perkembangan teknologi informasi

    seperti hardware komputer, dan paket software DSS/EIS membuat

    pendukung keputusan tersedia bagi manajemen tingkat bawah, serta bagi

    individu nonmanajerial dan tim mandiri dari praktisi bisnis. Tren ini

    telah mengalami percepatan seiring dengan pertumbuhan yang sangat

    cepat dari Internet serta intranet dan ekstranet dari perusahaan yang

    menggunakan Internet dan pemilik kepentingannya. Inisiatif e-business

    dan ecommerce yang sedang diimplementasikan oleh banyak perusahaan

    juga memperluas ekspektasi serta penggunaan informasi dan pendukung

    keputusan dari karyawan, manajer, pelanggan, pemasok, dan mitra

    bisnis lainnya. Semua pemilik kepentingan dalam bisnis mengharapkan

    akses yang mudah dan instan ke informasi dan analisis data mandiri

    berbasis Web yang proaktif dan pribadi untuk mendukung persyaratan

    pengambilan keputusan dari semua konstituen mereka. Jadi,

    pertumbuhan ekstranet dan intrnet korporat, serta Internet, telah

    mempercepat pengembangan dan penggunaan pengiriman informasi

    kelas eksekutif dan alat software pendukung keputusan oleh

    manajemen dari tingkat yang lebih rendah dan oleh individu dan tim

    praktisi bisnis. Selain itu, ekspansi yang dramatis ini telah membuka

    pintu ke penggunaan alat seperti kecerdasan bisnis (business

    intellegence-BI) oleh pemasok, pelanggan, dan pemilik kepentingan

    bisnis lainnya dari suatu perusahaan untuk manajemen hubungan

  • pelanggan, manajemen rantai pasokan, dan aplikasi e-business lainnya.

    Beberapa teknologi informasi utama yang dibuat secara khusus, pribadi,

    dan berbasis Web untuk menyediakan infomasi bisnis utama dan alat

    analisis untuk manajer, praktisi bisnis, dan pemilik kepentingan bisnis.

    Gambar 3 Bisnis intelejen aplikasi didasarkan pada personalisasi dan Web

    informasi

    2.1.4 Sistem Informasi Manajemen

    Sistem Informasi Manajemen adalah jenis awal dari sistem

    informasi yang dikembangkan untuk mendukung pengambilan

    keputusan manajerial. SIM mengahsilkan prosuk informasi yang

    mendukung banyak kebutuhan pengambilan keputusan harian dari para

    manajer dan praktisi bisnis. Manajer dan pengambilan keputusan bisnis

    lainnya menggunakan SIM untuk memeproleh informasi mengenai

    tempat kerja mereka yang berjaringan yang mendukung aktivitas

    pengambilan keputusan mereka. Informasi ini dapat berbentuk laporan

    periodik, pengecualian, dan permintaan. Browser Web, program aplikasi,

    dan software manajemen database menyediakan akses ke informasi di

    intranet dan database operasional lainnya di dalam organisasi. Database

    operasional dipertahankan oleh sistem pemrosesan informasi. Data

    mengenai lingkungan bisnis diperoleh dari Intranet atau database

    ekstranet jika diperlukan. Alternatif Pelaporan Manajemen SIM

  • menyediakan berbagai produk informasi bagi para manajer. Ada empat

    alternatif pelaporan utama yang disediakan oleh sistem ini yaitu:

    a. Laporan Terjadwal secara Periodik (Periodic Scheduled

    Reports). Bentuk tradisional penyediaan informasi bagi

    manajer dengan menggunakan format yang telah ditentukan

    dan menyediakan informasi secara rutin kepada manajer.

    Contoh laporan terjadwal secara periodik adalah laporan

    analisis penjualan harian dan mingguan dan laporan keuangan

    bulanan.

    b. Laporan Pengecualian (Exeption Reports). Dalam beberapa

    kasus, laporan dibuat hanya jika terjadi kondisi pengecualian.

    Dalam kasus lainnya, laporan dibuat secara periodik namun

    hanya berisi informasi mengenai kondisi pengecualian tersebut.

    Misalnya, manajer kredit dapat diberi laporan yang hanya berisi

    informasi mengenai pelanggan yang melewati batas kreditnya.

    Pelaporan pengecualian mengurangi kelebihan informasi,

    sehingga tidak perlu memberikan seluruh laporan aktivitas

    bisnis secara rinci bagi pengambil keputusan.

    c. Laporan Permintaan dan Tanggapan (Demand reports and

    Renponses). Informasi tersedia kapanpun manajer

    menginginkannya. Misalnya, browser Web dan bahasa

    permintaan DBMS serta penghasil laporan (reports generator)

    memungkinkan manajer di tempat kerja komputer untuk

    memperoleh tanggapan langsung atau menemukan dan

    mendapatkan laporan tertentu sebagai hasil dari permintaan

    informasi yang mereka butuhkan. Jadi, manajer tidak harus

    menunggu laporan periodik untuk tiba sesuai yang

    dijadwalkan.

    d. Pelaporan Dorong (Push Reporting). Informasi didorong ke

    manajer di tempat kerja berjaringan. Jadi, banyak perusahaan

    sedang menggunakan software penyiaran Web (webcasting)

  • untuk menyiarkan laporan secara selektif dan informasi lainnya

    ke komputer berjaringan milik para manajer atau pakar melalui

    intranet perusahaan.

    2.1.5 Pemprosesan Analisis Online

    Pemrosesan Analisis Online atau Online Analytical Processing-

    OLAP memungkinkan manajer dan analis secara interakfit menguji dan

    memanipulasi sejumlah besar data yang rinci dan terkonsolidasi dari

    banyak perspektif. OLAP mencakup analisis hubungan yang rumit

    antara ribuan atau bahkan jutaan data yang disimpan dalam data mart,

    gudang data, dan database Multidimensi lainnya untuk menemukan pola,

    tren, dan kondisi pengecualian.

    Sesi OLAP dilakukan secara online dan langsung, dengan respons

    yang cepat ke permintaan manajer dan analis, sehingga proses analisis

    atau pengambilan keputusan tidak terganggu. Pemrosesan analitis online

    melibatkan beberapa operasional analitis dasar, termasuk konsolidasi,

    drill down (penggalian), slicing and dicing (pengirisan dan

    pemotongan)

    a. Konsolidasi. Konsolidasi melibatkan pengumpulan data. Hal

    ini dapat melibatkan pengumpulan sederhana atau

    pengelompokan yang rumit dengan melibatkan data yang

    saling berhubungan. Misalnya data kantor penjualan dapat

    dikumpulkan ke wilayah, dan wilayah ke regional.

    b. Penggalian. OLAP dapat bergerak ke arah kebalikan dan

    secara otomatis menampilkan rincian data yang telah

    dikonsolidasikan. Ini disebut penggalian. Misalnya, penjualan

    menurut prduk individual atau staf penjualan yang

    menghasilkan total penjualan regional dapat dengan mudah

    diakses.

    c. Pengirisan dan Pemotongan. Pengirisan dan pemotongan

    merujuk pada kemampuan untuk melihat database dari

    penjualan dapat menunjukkan semua penjualan dari satu jenis

  • prosuk secara regional. Irisan yang lain dapat menunjukkan

    semua penjualan menurut saluran penjualan dari setiap produk.

    Pengirisan dan pemotongan sering dilakukan sejalan dengan

    sumbu waktu untuk menganalisis tren dan menemukan pola

    berbasis waktu pada data.

    Gambar 4 Pengolahan analisis online mungkin membutuhkan penggunaan server

    khusus dan database multidimensi.

    2.1.6 Sisitem Pendukung Keputusan

    Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System-DSS)

    adalah sistem informasi berbasis komputer yang menyediakan dukungan

    informasi yang inetraktif bagi manajer dan praktisi bisnis selama proses

    pengambilan keputusan. Sistem pendukung keputusan menggunakan:

    1. Model analitis

    2. Database khusus

    3. Penilaian dan pandangan pembuat keputusan

    4. Proses pemodelan berbasis komputer yang interaktif untuk

    mendukung pembuatan keputusan bisnis yang semiterstruktur

    dan tak terstruktur.

    Sistem DSS didesain sebagai sistem respons cepat dan ad-hoc

    yang diawali dan dikendalikan oleh pengambil keputusan bisnis. Sistem

    pendukung keputusan dapat secara langsung mendukung jenis keputusan

  • khusus dan gaya pengambilan keputusan pribadi serta kebutuhan

    eksekutif, manajer, dan praktisi bisnis secara individual.

    2.1.7 Komponen DSS

    Berbeda dengan SIM, Sistem Pendukung Keputusan bergantung

    pada Model Bases (basis model) dan database sebagai sumber daya

    sistem yang vital. Basis model dss adalah komponen software yang trdiri

    dari model-model yang digunakan dalam rutinitas komputasional dan

    analitis yang secara matematis menyatakan hubungan antarvariabel.

    DSS dapat mencakup model pemrograman linear, model

    peramalan regresi ganda, dan model nilai sekarang penganggaran modal.

    Modelmodel seperti ini dapat disimpan dalam bentuk Template atau

    model Spreadsheet, atau program statistik dan matematis serta modul

    program.

    Gambar 5 Komponen DSS yang dapat di implementasikan di marketing berbasis

    web.

    Paket software DSS dapat mengombinasikan komponen model

    untuk membuat model terpadu yang mendukung jenis keputusan

    tertentu. Software DSS biasanya terdiri atas rutinitas pemodelan analitis

  • yang telah dibangun dan juga memungkinkan Anda untuk membangun

    model Anda. Banyak paket DSS yang saat ini tersedia dalam mikro

    komputer dan versi berbasis Web. Tentu saja, paket Spreasheet

    elektronik juga menyediakan beberapa bangunan model spreasheet dan

    pemodelan analitis yang ditawarkan oleh software DSS yang berdaya

    lebih tinggi.

    2.1.8 Sistem Visualisasi dan Informasi Geografis

    Geographic Information System-GIS (sistem informasi geografis)

    dan Data Visualization System-DVS (sistem visalisasi data) adalah

    kategori khusus dari DSS yang memadukan grafis komputer dengan

    fitur DSS lainnya. Sistem informasi geografis adalah DSS yang

    menggunakan database geografis untuk membuat dan menampilkan peta

    dan tampilan grafis lainnya yang mendukung keputusan mengenai

    distribusi geografis sumber daya lainnya. Banyak perusahaan yang

    menggunakan teknlogi GIS bersama dengan Global Positioning

    System-GPS (sistem penempatan global) untuk membantu mereka

    memilih lokasi toko ritel yang baru, mengoptimakan rute disribusi, atau

    menganalisis demografi pasar sasaran mereka. Aplikasi bisnis seperti

    penambangan data biasanya menggunakan grafik inetraktif yang

    memungkinkan pemakai menggali data secara langsng dan

    memanipulasi data model bisnis untuk membantu menjelaskan

    maknanya untuk pengambilan keputusan bisnis.

    2.1.9 Penggunaan Sistem Pendukung Keputusan

    Penggunaan Decision Support System-DSS (sistem pendukung

    keputusan) melibatkan proses Analytical Modelling (pemodelan analitis)

    yang interaktif. Misalnya, penggunaan paket software DSS untuk

    pendukung keputusan dapat menghasilkan berbagai tampilan sebagai

    respons terhadap alternatif perubahan jika-maka yang dimasukkan oleh

    manajer.

    Hal ini berbeda dari respons permintaan dari sistem informasi

    manajemen, karena pengambil keputusan tidak meminta infomasi yang

  • telah ditentukan sebelumnya. Sebaliknya, mereka mengeksplorasi

    alternatif yang memungkinkan. Jadi, mereka tidak perlu menentukan

    kebutuhan informasi mereka di depan. Melainkan, mereka menggunakan

    DSS untuk menemukan informasi yang mereka butuhkan untuk

    membantu mereka membuat keputusan. Itu adalah inti dari konsep sistem

    pendukung keputusan. Penggunaan sistem pendukung keputusan

    melibatkan empat jenis dasar aktivitas pemodelan analitis:

    1. Analisi jika-maka

    2. Analisis sensitivitas

    3. Analisis pencarian sasaran

    4. Analisis optimisasi

    2.1.10 Analisis Jika-Maka

    Analisis What-if (jika-maka), seorang pemakai akhir membuat

    perubahan terhadap variabel, atau hubungan antarvariabel, dan

    mengamati perubahan yang dihasilkan dalam nilai variabel lainnya.

    Misalnya, jika Anda menggunakan spreasheet, anda mungkin mengubah

    jumlah pendapatan (variabel) atau rumus tarif pajak (hubungan

    antravariabel) dalam model spreasheet keuangan sederhana. Kemudian

    Anda dapat meminta program spreasheet untuk secara instan menghitung

    ulang semua variable yang terpengaruh di dalam spreasheet. Pemakai

    manajerial akan sangat tertarik dalam mengamati dan mengevaluasi

    perubahan yang terjadi terhadap nilai di spreasheet, khususnya variabel

    seperti laba bersih. Bagi banyak manajer, laba bersih adalah contoh

    bottom-line (garis dasar), yaitu faktor kunci dalam membuat keputusan

    apapun. Analisis seperti ini akan diulangi hingga manajer pusat dengan

    apa yang ditunjukkan oleh hasilnya mengenai pengaruh berbagai

    keputusan yang mungkin dilakukan.

    2.1.11 Analisis Sensitivitas

    Analisis Sensitivitas adalah kasus khusus dari analisis jika-maka.

    Umumnya, nilai dari satu variabel diubah berulang-ulang dan hasil

    perubahan pada variabel lainnya diamati.

  • Jadi, analisis sensitivitas sebenarnya adalah kasus analisis jika-

    maka yang melibatkan perubahan yang berulang-ulang terhadap satu

    variabel. Beberapa pkaet DSS secara otomatis membuat perubahan kecil

    ke satu variabel ketika diminta melakukan analisis sensitivitas.

    Umumnya, analisis sensitivitas digunaka ketika pengambil keputusan

    tidak yakin dengan asumsi yang dibuat dalam memperkirakan nilai

    beberapa variabel utama.

    Dalam contoh spreasheet, nilai pendapatan dapat diubah secara

    berulang-ulang dengan peningkatan kecil, dan pengaruhnya terhadap

    variabel spreasheet lainnya diamati dan dievaluasi. Hal ini akan

    membantu manajer memahami dampak berbagai tingkat pendapatan

    etrhadap faktor-faktor lain yang terlibat dalam keputusan yang

    dipertimbangkan.

    2.1.12 Analisis Pencarian Sasaran

    Goal Seeing (analisis pencarian sasaran) membalikkan arah

    analisis yang dilakukan dalam jika-maka dan sensivitas. Analisis ini tidak

    mengamati bagaimana perubahan satu variabel mempengaruhi variabel

    lainnya. Analisis pencarian sasaran yang juga disebut How Can

    (bagaimana bisa) menetapkan nilai sasaran (tujuan umum) untuk satu

    variabel dan kemudian secara berulang-ulang mengubah variabel lainnya

    hingga nilai sasarn tercapai.

    Mislanya, Anda dapat menentukan nilai sasaran $2 juta untuk laba

    bersih bagi suatu bisnis. Kemudian Anda dapat secara berulang-ulang

    mengubah nilai pendapatan dan pengeluaran dalam model spreasheet

    hingga hasil $2 juta tercapai. Jadi, Anda akan menemukan berapa jumlah

    pendapaatan atau tingkat pengeluaran yang perlu dicapai oleh suatu bisnis

    untuk mencapai sasaran laba bersih $2 juta. Dengan demikian, bentuk

    pemodelan analisis ini akan membantu menjawab pertanyaan,

    Bagaimana kita bisa mencapai laba bersih $2 juta?, bukan pertanyaan,

    Apa yang terjadi jika kita mengubah pendapatan dan pengeluaran?

  • Jadi, analisis pencarian sasaran adalah salah satu metode penting dari

    pendukung keputusan.

    2.1.13 Analisis Optimisasi

    Analisis optimisasi adalah perluasan yang lebih rumit dari analisis

    pencarian sasaran. Sasarannya bukan nilai sasaran tertentu untuk suatu

    variabel, melainkan untuk mencari nilai optimium untuksatu atau

    beberapa variabel diubah secara berulang-ulang, berdasarkan batasan

    tertentu, hingga nilai terbaik untuk variable sasaran ditemukan.

    Misalnya, anda dapat mencoba menentukan tingkat laba tertinggi yang

    dapat dicapai dengan mengubah nilai sumber pendapatan tertentu dan

    kategori pengeluaran. Perubahan pada variabel tersebut dapat terikat pada

    batasan seperti kapasitas proses produksi atau batasan pembiayaan yang

    tersedia. Optimisasi umumnya dicapai dengan menggunakan software

    seperti Solver dalam Microsoft Excel dan paket software lainnya untuk

    teknik optimisasi seperti pemrograman linear.

    2.1.14 Sistem Informasi Eksekutif

    Executive Information Systems-EIS adalah sistem informasi yang

    menggabungkan berbagai fitur sistem informasi manajemen dan sistem

    pendukung keputusan. Ketika pertama kali dikembangkan, fokusnya

    adalah untuk memenuhi kebutuhan informasi strategis manajemen

    tingkat atas. Jadi, tujuan pertama dari sistem informasi eksekutif adalah

    untuk menyediakan akses informasi yang mudah dan cepat kepada

    eksekutif tingkat atas mengenai Critical Success Factors-CSF

    (faktorfaktor penentu keberhasilan) perusahaan, yaitu faktor- faktor

    utama yang penting untuk mencapai tujuan strategis organisasi. Misalnya,

    para eksekutif di jaringan toko ritel akan memepertimbangkan faktor-

    faktor seperti hasil penjualan e-commerce dan tradisional, atau bauran

    lini produksinya sebagi faktor penentu untuk tetap bertahan dan sukses.

    2.1.15 Sistem Manajemen Pengetahuan

    Knowledge Management Systems-KMS (sistem manajemen

    pengetahuan) sebagai penggunaan teknologi informasi untuk membantu

  • mengumpulkan, mengatur, dan saling berbagi pengetahuan bisnis di

    dalam organisasi. Di banyak organisasi, database hipermedia di situs Web

    intranet korporat telah menjadi basis pengetahuan untuk penyimpanan

    dan penyebaran pengetahuan bisnis. Pengetahuan ini sering berbentuk

    best practise, kebijakan, dan solusi bisnis di tingkat proyek, tim, unit

    bisnis, dan tingkat perusahaan.

    2.2 Kecerdasan Buatan dan Teknologi Dalam Bisnis

    Kecerdasan buatan (Artificial Inteligence/AI) dipraktekkan dalam bisnis

    dengan berbagai cara. Kecerdasan Buatan /AI sendir merupakan ranah teknologi

    dan sains yang berasal dari ilmu komputer, biologu, psikologi, ilmu bahasa,

    matematika dan ke-teknikan (enginering).Dengan kehadiran kecerdasan buatan

    tersebut komputer diharapkan memiliki kemampuan untuk berfikir sebaik

    mungkin seperti halnya manusia. Komputer juga didorong mampu berfungsi

    layaknya kecerdasan manusia sebagaimana.

    Beberapa atribut perilaku cerdas. AI mencoba untuk menduplikasi kemampuan ini

    dalam sistem berbasis komputer.

    Kehadiran teknologi kecerdasan buatan sempat diragukan

    kemampuannya ketika pertama kali dicetuskan pada tahun 1950an. Banyak pakar

    dengan berbagai latar belakan mempertanyakan kemampuan dari kecerdasan

    buatan tersebut. Alan Turing, sebagai pelopor kecerdasan buatan kala itu

    mengajukan metode untuk mengetahui sejauh mana kemampuan komputer dalam

  • berfikir layaknya manusia. Walaupun penelitian serupa terus dikembangkan, hal

    tersebut belum dapat meredam berbagai kritik dan keraguan atas teknologi

    kecerdasan buatan. Salah satu metode turunan dari Turin adalah CAPTCHA

    (Completely Automated Public Turing test to tell Computer and Human Apart).

    Test CAPTCHA tersebut pada mulanya berupa serangkaian proses yang

    diciptakan oleh manusia untuk mengetes komputer, namun saat ini digunakan

    sebaliknya yaitu diciptakan (create) oleh komputer untuk mengetes manusia.

    Karena komputer pada umumnya tidak dapat lolos dari tes CAPTCHA, sehingga

    bisa dipastikan bahwa yang bisa melalui tersebut adalah manusia. Praktek

    semacam ini banyak diimplementasikan pada transaksi melalui Web.

    2.2.1 Ruang Lingkup Kecerdasan Buatan

    Ruang lingkup utama dari kecerdasan buatan yang terdiri dari tiga

    aspek utama yaitu kognitif, robotik dan natural interface, walaupun

    dimungkinkan adanya aspek lain dan adanya tumpang tindih antar aspek.

    Gambar 6 Atribut utama kecerdasan buatan.

    Perhatikan bahwa banyak aplikasi AI dapat dikelompokkan

    menjadi tiga bidang utama yaitu kognitif ilmu pengetahuan, robotika, dan

  • interface alami. Untuk itu diperlukan pembahasan terperinci dari tiga

    aspek tersebut sebagai berikut:

    1. Kognitif, merupakan area kecerdasan buatan yang bersumber

    dari ilmu biologi, neurologi, psikologi matematik dan berbagai

    disiplin lainnya. Aspek ini berfokus pada upaya bagaimana

    otak manusia bekerja untuk berfikir dan belajar serta berbasis

    pada penelitian tentang bagaimana manusia memproses

    informasi.

    Penggunaan kecerdasan buatan dalam aspek ilmu

    kognitif dapat dicontohkan sebagai berikut:

    penggunaan expert system dan knowledge based

    system

    sistem logika fuzzy, untuk memproses data yang

    tidak lengkap,ambigu dan permasalahan yang

    bersifat semi struktural

    Jaringan saraf tiruan mampu bekerja dengan

    mengenali pola dan mencari solusi dengan pola

    tersebut

    Algoritma genetika bekerja layaknya teori

    Darwin yang dapat mensimulasikan proses

    evolusi

    Inteligence Agent, menggunakan expert system

    dan berbagai teknologi dalam kecerdasan buatan

    untuk menggantikan peran manusia dalam bidang

    tertentu.

    2. Robotik, berdasar pada ilmu keteknikan, psikologi dan

    kecerdasan buatan sehingga memungkinkan robot memiliki

    daya melihat, menilai sesuatu, meraba dan ketangkasan dalam

    menangani atau memanipulasi. Juga dimungkinkan dalam

    aktivitas lokomosi dan pergerakan suatu barang dari area satu

    ke area lain atau menentukan tujuan pergerakan.

  • 3. Natural Interface, Pengembangan natural interface dilandasi

    keinginan penggunaan komputer secara alami, sebagai

    contohnya adalah pengenalan bahasa alami dan pengenalan

    suara. Kedua hal tersebut menjadi objek pengembangan pada

    aspek natural interface. Keinginan untuk menjadikan komputer

    dan robot mampu memahami bahasa manusia menjadikan

    berbagai riset tentang aspek ini berkembang.

    2.2.2 Sistem Pakar (Expert System)

    Salah satu penggunaan kecerdasan buatan yang paling populer

    adalah sistem pakar. Sistem pakar bermula dari sistem informasi

    pengetahuan (knowledge based), dan digunakan secara spesifik dan pada

    permasalahan yang kompleks guna berperan layakanya konsultan ahli.

    Sistem pakar memungkinkan mendukung keputusan karena mampu

    memberikan sejumlah alasan terhadap suatu permasalahan yang

    membutuhkan pengetahuan tertentu. Sistem pakar memiliki dua

    komponen yaitu dasar pengetahuan dan software. Pengetahuan berisi

    kejadian atau fakta tentang subjek dan tatacara penilaian terhadap

    subjek. Sedangkan sofware memuat program-program untuk melakukan

    pendugaan dan media berkomunikasi dengan pengguna. Sistem pakar

    bertindak layaknya konsultan. Menanyakan sejumlah pertanyaan kepada

    pengguna, melakukan pencarian terhadap pengetahuan dan metode yang

    berkaitan dengan pertanyaan kemudian menyusun sejumlah argumen

    dan saran terhadap suatu subjek permasalahan. Penggunaan sistem pakar

    kini kian meluas ke berbagai bidang profesi seperti mendiagnosa

    penyakit, menganalisa kandungan bahan, memberi saran rekomendasi

    atas perbaikan, membimbing konsumen atau melakukan perencanaan

    keuangan. Sehingga dari sudut pandang bisnis, sistem pakar dapat

    dilibatkan dalam proses atau siklus bisnis.

    Sistem pakar mendapatkan pengetahuan dari para ahli, dan bisa

    melampaui kinerja seorang pakar. Hal tersebut dimungkinkan karena

    sistem pakar tidak mengenal lelah, dapat menampung informasi dari

  • banyak pakar dengan sekaligus dan bekerja lebih cepat dan konsisten.

    Sistem pakar mampu melestarikan kepakaran seseorang dan

    menyimpannya. sehingga perusahaan tidak perlu khawatir kehilangan

    pakarnya dikarenakan pakar tersebut berhenti dari perusahaan. Terlebih

    lagi, sistem pakar memungkinkan pengetahuan yang dimiliki dan

    terekam didalamnya untuk dibagi dan digunakan secara bersama.

    Kelemahan dari sistem pakar ada pada ketidakmampuan untuk belajar,

    tidak fokus, perawatan dan pengembangan. Sistem pakar hanya dapat

    menyelesaikan permasalahan yang spesifik karena keterbatasan bahan

    pengetahuan yang dimiliki dan tidak dapat menyelesaikan masalah yang

    bersifat subjektif. Sistem pakar mampu menghasilkan analisisis tajam

    terhadap objek yang dikuasainya, namun lemah terhadap penunjangan

    keputusan yang bersifat subjektif. Secara teknis, perawatan dan

    pengemabngan dari sistem pakar membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

    Juga sistem pakar tidak dapat belajar dari pengetahuan yang dimilikinya

    secara mandiri melainkan harus diajarkan.

    2.2.3 Pengembangan Sistem Pakar

    Expert system shell (ESS) digunakan sebagai alat bantu

    pengembangan sistem pakar. Metode tersebut meruapakan cara

    termudah untuk mengembangkan sistem tersebut. ESS merupakan paket

    software berbasis sistem pakar tanpa fasilitas pemrograman, karena inti

    dari sistem pakar adalah pengetahuan. ESS kadang dilengkapi dengan

    fitur tambahan seperti editor dan pengolah antar muka. ESS saat ini

    semakin mudah digunakan, bahkan pengembang yang tidak memiliki

    latar belakang teknologi informasi dapat mengembangkan sistem pakar.

    Kemudahan juga diperoleh dari variasi biaya paket software ESS.

    Dalam pengembangan sistem pakar dikenal knowledge engineer,

    yaitu seseorang yang bertugas memasukkan pengetahuan yang didapat

    dari para pakar kedalam sistem. Proses pengambilan pengetahuan

    tersebut memerlukan kepakaran tersendiri, oleh karena itu pengetahuan

  • yang telah dimasukkan kedalam sistem oleh engineer harus dites terlebih

    dahulu. Posisi knowledge engineer mirip dengan analis sistem informasi.

    Ketika suatu perusahaan memutuskan untuk membuat suatu sistem

    pakar, maka diperlukan knowledge engineer dan para ahli. Knowledge

    engineer membantu para ahli untuk merancang sistem pakar dengan

    bantuan ESS. Para ahli juga menentukan modul dan metode apa yang

    digunakan oleh sistem untuk menilai dan menyelesaikan permasalahan

    berdasarkan kepakaran. Proses tersebut bisa jadi dilakukan berulang-

    ulang agar sistem pakar dapat menyamai output yang dihasilkan oleh

    para ahli.

    2.2.4 Jaringan Saraf Tiruan (Neural Network)

    Neural network merupakan model komputasi yang menyerupai

    kerja jejaring interkoneksi pada otak manusia yang disebut neuron.

    Seperti halnya kerja otak manusia, jejaring sarat tiruan dapat belajar dari

    data-data yang dimasukkan untuk menghasilkan pola dan hubungan

    antar data tersebut. Semakin banyak data yang bisa dimasukkan,

    semakin bagus output yang dihasilkan karena komputer akan terus

    belajar dari data yang baru diinputkan. Sebagai contoh, dari sejumlah

    data karakteristik nasabah kredit dan data kualitas pinjaman,

    memungkinkan bagi sistem yang bekerja dengan jejaring saraf tiruan

    untuk mengenali karakter peminjam seperti apa yang akan berpotensi

    masalah, begitu pula sebaliknya. Untuk menghasilkan akurasi yang

    tinggi, jejaring saraf tiruan harus terus senantiasa dilatih dengan

    menginput sejumlah data dengan beragam variasi karakter.

    2.2.5 Logika Fuzzy

    Walaupun sederhana namun logika fuzzy merupakan aplikasi

    yang sangat serius digunakan sebagai kecerdasan buatan untuk aplikasi

    bisnis. Metode fuzzy bekerja layaknya manusia berpendapat, karena

    seringkali manusia berpendapat yang sifatnya subjektif. Logika fuzzy

    mampu bekerja dengan data yang sifatnya ambigu, tidak tegas dan

  • menghasilkan keputusan yang sifatnya perkiraan dan berada diantara dua

    hal yang diperbandingkan.

    Bagaimana logika fuzzy dapat menghasilkan output yang sifatnya

    tidak presisi? Penjelasannya sebagai berikut: Ketika data yang dinput

    bersifat ambigu dan tidak sempurnya, metode fuzzy mampu

    menghasilkan kesimpulan dengan cepat namun dapat diterima dari data

    tersebut. Sekalipun metode fuzzy bekerja dengan situasi yang tidak

    presisi, namun logika fuzzy bukanlah suatu yang sifatnya tidak pasti dan

    tidak presisi, karena logika fuzzy mampu memberi ketepatan yang

    berguna dalam pengambilan keputusan.

    2.2.6 Algoritma Genetika

    Penggunaan algoritma genetika saat ini sedang berkembang.

    Metode algoritma genetik mengikuti teori seleksi alam Darwin,

    pengacakan dan beberapa fungsi matematis untuk mensimulasikan

    proses evolusi yanang nantinya dapat berguna bagi keputusan bisnis.

    Proses ini dapat menyingkat waktu mengingat proses evolusi yang

    terjadi dialam berlangsung ribuan tahun, sedangkan melalui algoritma

    genetika proses tersebut dapat berjalan dengan singkat. Penggunaan

    algoritma genetika khususnya berguna bagi perusahaan yang telah

    memiliki sejumlah solusi yang pernah dipraktekkan namun masih dinilai

    perlu untuk memilih mana yang terbaik dari sekian banyak solusi

    tersebut.

    Algoritma genetik menggunakan sejumlah proses matematis untuk

    memilih secara acak (random) dan menseleksi output mana yang baik

    dan mana yang lemah sehingga yang tersisa adalah solusi yang paling

    baik dan optimal.

    2.2.7 Realita Virtual

    Realita virtual merupakan simulasi dunia nyata via komputer.

    Realita Virtual mengalami peningkatan pengunaan paling cepat

    dibanding model kecerdasan buatan lainnya karena lebih natural,

    realistik dan melibatkan interaksi antara indra manusia dan antarmuka

  • komputer. Realita Virtual juga sering dikenal dengan telepresence.

    Penggunaan multi sensor dalam realita virtual dan memungkinkan

    bertinteraksi dengan panca indra lainnya menjadikan pengguna realita

    virtual memberikan pengalaman tersendiri bagi pengguna.

    Teknologi realita virtual memungkinkan interaksi dan penyajian

    data dalam kacamata video, earphone dan sensor-sensor yang

    mendeteksi pergerakan sejumlah organ tubuh. Penggunaan teknologi

    realita virtual sangat luas seperti teknik CAD (Computer Aided Design),

    simulasi penerbangan, diagnosa medis, percobaan ilmiah di bidang fisika

    dan biologi, hiburan, demo produk, dan games. Teknik CAD paling

    banyak digunakan dalam bisnis. Teknik tersebut memungkinkan

    desainer atau arsitek melakukan tes terhadap desain yang telah dibuat

    tanpa harus membuat rancangan fisiknya terlebih dahulu. Visualisasi

    yang dihasilkan dapat dimanfaatkan oleh praktisi farmasi untuk

    mengembangkan bahan pengobatan baru atau menjadi model pengganti

    tubuh manusia. Teknologi realita virtual dikatakan telepresence apabila

    digunakan oleh seorang atau banyak orang di berbagai tempat secara

    bersamaan.

  • BAB 3

    PENUTUP

    3.1 Simpulan

    Sistem informasi manajemen dan sistem pendukung keputusan adalah

    aspek desain informatika organisasional yang memberikan pengaruh besar dalam

    berlangsungnya kegiatan dalam suatu organisasi /perusahaan. Keduanya memang

    memiliki kelebihan dan kekurangan. Tetapi jika kedua hal tersebut diterapkan

    dengan baik dalam membangun suatu organisasi, maka orgnisasi tersebut

    kemungkinan besar berjalan lancar dan memberikan efisiensi kepada pengelola.

  • DAFTAR PUSTAKA

    OBrien, George M. Marakas, (2009), Management Information System 10

    Edition by James A