pengaruh kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan
TRANSCRIPT
PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL,
KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN
SPIRITUAL TERHADAP KINERJA PERAWAT
RUMAH SAKIT HARAPAN BUNDA
SKRIPSI
Oleh :
Yolanda Citra Utama
170910281
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS PUTERA BATAM
2021
ii
PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL,
KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN
SPIRITUAL TERHADAP KINERJA PERAWAT
RUMAH SAKIT HARAPAN BUNDA
SKRIPSI
Untuk memenuhi salah satu syarat
Memperoleh gelar serjana
Oleh :
Yolanda Citra Utama
170910281
PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS PUTERA BATAM
2021
iii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS Saya yang tangan dibawah ini:
Nama : Yolanda Citra Utama
NPM : 170910281
Fakultas : Ilmu Sosial Dan Humaniora
Program Studi : Manjemen
Menyatakan bahwa Skripsi yang saya buat dengan judul:
PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN
EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP KINERJA
PERAWAT RUMAH SAKIT HARAPAN BUNDA
Adalah hasil karya sendiri dan bukan merupkan “duplikasi” dari karya orang lain.
Sepengetahuan saya, di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis dikutip di dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan
daftar pustaka.
Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini terdapat unsur-unsur PLAGIASI,
saya bersedia naskah skripsi ini digugurkan dan gelar yang saya peroleh
dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa ada paksaan dari
siapapun.
Batam, 30 Juli 2021
Yolanda Citra Utama
170910281
iv
PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL,
KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN
SPIRITUAL TERHADAP KINERJA PERAWAT
RUMAH SAKIT HARAPAN BUNDA
SKRIPSI
Untuk memenuhi salah satu syarat
Memperoleh gelar serjana
Oleh:
Yolanda Citra Utama
170910281
Telah disetujui oleh Pembimbing pada tanggal seperti tertera dibawah ini
Batam, 30 Juli 2021
Dr. Jontro Simanjuntak,S.Pt.,S.E.,M.M
Pembimbing
v
vi
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengatahui pengaruh kecerdasan intelektual,
kecerdasan emosional serta kecerdasan spiritual terhadap kinerja perawat di
Rumah Sakit Harapan Bunda. Perawat yang bekerja di Rumah Sakit arapan Bunda
populasi dan sampel pada penelitian ini sebanyak 116 orang, menggunakan
metode penelitian kuantitatif dan analisis yaitu analisis deskriptif, uji validitas, uji
realibilitas, uji normalitas, uji multikolenearitas, uji heteroskedastisitas, analisis
regresi linear berganda, analisis koefisien determinasi (R²), uji t dan uji F dengan
menggunakan program SPSS versi 25. Determinasi (R²) menunjukkan bahwa
variabel penelitian ini sebesar 50% terhadap kinerja perawat. Hasil uji regresi
linier berganda menunjukkan bahwa kecerdasan intelektual berpengaruh sebesar
23,5%, kecerdasan emosional berpengaruh sebesar 28,3% dan kecerdasan spiritual
berpengaruh sebesar 21,9% terhadap kinerja perawat. Uji t mempunyai hasil
penelitian kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual
berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap kinerja perawat Rumah Sakit
Harapan Bunda. Sedangkan uji F Kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional
dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja perawat berpengaruh bersama-sama
terhadap kinerja perawat Rumah Sakit Harapan. Jadi, pihak Rumah Sakit Harapan
Bunda sebaiknya mengevaluasi yang berkaitan dengan variabel pada penelitian
ini untuk meningkatkan hasil kerja perawat Rumah Sakit Harapan Bunda.
Kata Kunci: Kecerdasan Intelektual Emosional; Kecerdasan; Kecerdasan
Spiritual
vii
ABSTRACT This study aims to determine the effect of intellectual intelligence, emotional
intelligence and spiritual intelligence on the performance of nurses at Harapan
Bunda Hospital. Nurses who work at Arapan Bunda Hospital, the population and
sample in this study were 116 people, using quantitative research methods and
analysis, namely descriptive analysis, validity test, reliability test, normality test,
multicollinearity test, heteroscedasticity test, multiple linear regression analysis,
coefficient analysis determination (R²), t test and F test using the SPSS version 25
program. Determination (R²) shows that the variables of this study are 50% of the
nurse's performance. The results of multiple linear regression test showed that
intellectual intelligence had an effect of 23.5%, emotional intelligence had an
effect of 28.3% and spiritual intelligence had an effect of 21.9% on nurse
performance. The t-test has the results of research on intellectual intelligence,
emotional intelligence and spiritual intelligence have a significant and positive
effect on the performance of nurses at Harapan Bunda Hospital. While the F test
Intellectual intelligence, emotional intelligence and spiritual intelligence on the
performance of nurses jointly affect the performance of nurses at Harapan
Hospital. So, Harapan Bunda Hospital should evaluate the variables in this study
to improve the work of Harapan Bunda Hospital nurses.
Keywords: Intellectual Intelligence; Emotional Intelligence; Spiritual Intelligence
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat,
karunia, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional dan
Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Perawat Rumah Sakit Harapan Bunda”.
Skipsi ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program studi
strata satu (S1) Prodi Manajemen Universitas Putera Batam
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan-
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran
akan senantiasa penulis terima dengan senang hati. Dengan segala keterbatasan
penulis menyadari pula bahwa skripsi ini takkan tanpa bantuan, bimbingan dan
dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan kerendahan hari penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Nur Elfi Husda, S.Kom.,M.SI. selaku Rektor Universitas
Putera Batam;
2. Bapak Dr. Michael Jibrael Rorong,S.T., M.I.KOM. selaku Dekan Fakultas
Ilmu Sosial dan Humaniora
3. Ibu Mauli Siagian, S.Kom.,M.SI. selaku Ketua Program Studi
Manajemen;
4. Bapak Dr. Jontro Simanjuntak,S.Pt.,S.E., selaku Dosen Pembimbing
skripsi;
5. Dosen dan Staf Universitas Putera Batam; dan
6. Pimpinan dan para staf Rumah Sakit Harapan Bunda Batam yang telah
memberikan izin untuk melaksanakan penelitian;
7. Teman-teman seperjuangan yang selalu memberi dukungan serta
motivasi untuk penulis.
Semoga Allah SWT senantiasa membalas kebaikan dan selalu memberikan
keberkahan serta mencurahkan nikmat-Nya. Aamiin ya Robbal Alamiin.
Batam, 30 Juli 2021
Yolanda Citra Utama
170910281
ix
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 2
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................. 8
1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 8
1.4 Rumusan Masalah .................................................................................... 8
1.5 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 9
1.6 Manfaat Penelitian .................................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 10
2.1 Kajian Teori ................................................................................................. 10
2.1.1 Definisi Kecerdasan Intelektual ....................................................................... 10
2.1.2 Indikator Kecerdasan Intelektual ..................................................................... 11
2.1.3 Pengertian Kecerdasan Emosional .................................................................. 13
2.1.4 Indikator Kecerdasan Emosional ..................................................................... 14
2.1.5 Pengertian Kecerdasan Spiritual ...................................................................... 16
2.1.6 Indikator Kecerdasan Spiritual ........................................................................ 17
2.1.7 Pengertian Kinerja Perawat ............................................................................. 20
2.1.8 Indikator Kinerja Perawat................................................................................ 21
2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................................... 22
2.3 Kerangka Pemikiran .................................................................................... 28
2.3.1 Pengaruh Kecerdasan Intelektual Terhadap Kinerja Perawat .......................... 29
2.3.2 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja perawat .......................... 29
2.3.3 Pengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja ........................................... 30
xi
2.3.4 Pengaruh |Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan
Spiritual Terhadap Kinerja Perawat ......................................................................... 30
2.4 Hipotesis ................................................................................................. 31
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 29
3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................... 29
3.2 Sifat Penelitian............................................................................................. 29
3.3 Lokasi Penelitian Dan Periode Penelitian .............................................. 30
3.3.1 Lokasi Penelitian ............................................................................................. 30
3.3.2 Periode Penelitian ............................................................................................ 30
3.4 Populasi Dan Sampel .............................................................................. 30
3.4.1 Populasi ........................................................................................................... 30
3.4.2 Teknik Pengambilan Besar Sampel ................................................................. 31
3.4.3 Teknik Sampling ............................................................................................. 31
3.5 Sumber Data ........................................................................................... 31
3.6 Pengumpulan Data....................................................................................... 32
3.7 Operasional Variabel Penelitian .................................................................. 32
3.7.1 Variabel Bebas ( Independent Variable)......................................................... 32
3.7.2 Variabel Terikat (Dependent variable) ............................................................ 34
3.8 Metode Analisis Data ............................................................................. 35
3.8.1 Analisis Deskriptif........................................................................................... 35
3.8.2 Uji Kualitas Data ............................................................................................. 37
3.8.3 Uji Asumsi Klasik ........................................................................................... 39
3.8.4 Uji Pengaruh ................................................................................................... 40
3.9 Uji Hipotesis ................................................................................................ 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 44
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian........................................................ 44
4.1.1 Sejarah Rumah Sakit Harapan Bunda Batam .................................................. 44
4.1.2 Visi Dan Misi Rumah Sakit Harapan Bunda ................................................... 44
4.2 Deskripsi Karakteristik Responden ........................................................ 45
4.2.1 Profil Responden Berdasar Gender ................................................................. 45
4.2.2 Profil Responden Berdasar Tingkat Pendidikan .............................................. 46
4.3 Deskripsi Jawaban Responden ............................................................... 46
xii
4.4 Analisis Data .......................................................................................... 46
4.4.1 Analisis Deskriptif........................................................................................... 46
4.4.2 Hasil Uji Kualitas Data .................................................................................... 51
4.4.3 Hasil Uji Reliabilitas Data ............................................................................... 52
4.4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 55
4.4.5 Hasil Uji Pengaruh .......................................................................................... 59
4.5 Pengujian Hipotesis ................................................................................ 61
4.6 Pembahasan ............................................................................................ 63
4.7 Implikasi Hasil Penelitian....................................................................... 64
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 68
LAMPIRAN .......................................................................................................... 71
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar1.1 Data Komplain Pasien RS Harapan Bunda Batam............................... 4
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir .............................................................................. 32
Gambar 4.1 Hasil Uji Histogram .......................................................................... 55
Gambar 4.2 Hasil Uji P= Plot ............................................................................... 55
Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................ 57
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Periode Pengkajian ................................................................................ 30
Tabel 3.2 Kecerdasan Intelektual .......................................................................... 33
Tabel 3.3 Kecerdasan Emosional .......................................................................... 33
Tabel 3.4 Kecerdasan Spiritual ............................................................................. 34
Tabel 3.5 Kinerja Perawat ..................................................................................... 34
Tabel 3.6 Penetapan Angka Tanggapan Kuesioner .............................................. 36
Tabel 3.7 Rentang Rasio ....................................................................................... 36
Tabel 3.8 Karakterisrik Indikator Koefisien Reliabilitas ...................................... 38
Tabel 4.1 Profil Responden Bersumber Tingkat Pendidikan ................................ 45
Tabel 4.2 Profil Responden Bersumber Tingkat Pendidikan ................................ 46
Tabel 4.3 Analisis Deskriptif Kecerdasan Intelektual........................................... 47
Tabel 4.4 Analisis Deskriptif Kecerdasan Emosional........................................... 48
Tabel 4.5 Analisis Deskriptif Kecerdasan Spiritual .............................................. 49
Tabel 4.6 Analisis Deskriptif Kinerja Perawat ..................................................... 50
Tabel 4.7 Hasil Uji Validasi Kecerdasan Intelektual ............................................ 51
Tabel 4.8 Hasil Uji Validasi Kecerdasan Emosional ............................................ 52
Tabel 4.9 Hasil Uji Validasi Kecerdasan Spiritual ............................................... 52
Tabel 4.10 Hasil Uji Validasi Kinerja Perawat ..................................................... 52
Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Kecerdasan Intelektual ..................................... 53
Tabel 4.12 Hasil Uji Reliabilitas Kecerdasan Emosional ..................................... 53
Tabel 4.13 Hasil Uji Reliabilitas Kecerdasan Spiritual ........................................ 54
Tabel 4.14 Hasil Uji Reliabilitas Kinerja Perawat ................................................ 54
Tabel 4.15 Hasil Uji One Sample Kalmogorow Smirnov..................................... 56
Tabel 4.16 Hasil Uji Multikolinearitas.................................................................. 57
Tabel 4.17 Hasil Uji Heteroskedastisitas .............................................................. 58
Tabel 4.18 Hasil Uji Regresi Liner Berganda ....................................................... 59
Tabel 4.19 Hasil Uji Analisis Koefisien Determinasi (R²) ................................... 60
Tabel 4.20 Hasil Uji t-Test .................................................................................... 61
Tabel 4.21 Hasil Uji F ........................................................................................... 63
xv
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dimulai tersebarnya virus Covid-19, kebutuhan jasa kesehatan yang
maksimal dan cepat juga berbanding lurus. Dalam hal ini yang dilakukan Rumah
Sakit Harapan Bunda dalam mempertahankan kualitas jasa kesehatan kepada
masyarakat kota Batam. Apabila bagian pengelolaan rumah sakit tidak bisa
meningkatkan reputasi pelayanan bisa mengakibatkan berkurangnya konsumen
dari pihak rumah sakit. Jika rumah sakit bisa berikan jasa layanan dengan baik
pada pasien dan berikan layanan dengan menarik lebih dari keinginan pasien,
rumah sakit akan mendapatkan kepercayaan dari pasien. Memberikan jasa
kesehatan yang baik bisa menjadi acuan utama pasien yang menjadi pengguna
jasa pelayanan kesehatan. Kualitas jasa kesehatan yang baik di dapatkan dari
sumber daya manusia yang memiliki suatu kompetensi yang berkualitas, fasilitas
yang mendukung, dan sistem manajemen yang sangat bagus dan kepemimpinan
yang bagus (suhartini eka, 2017).
Rumah sakit adalah suatu lembaga jasa publik yang menyuguhkan suatu
layanan kesehatan. Sumber daya manusia dilatih mengedepankan layanan terbaik
untuk pengguna layanan tersebut. Jasa layanan umum yang menjalankan suatu
etika dari pemerintahan yang berkualitas baik dan pelayanan baik yang didapatkan
oleh masyarakat di atur oleh UU Nomor 25 Tahun 2009. Peraturan perundang-
3
undangan tersebut menyampaikan berperilaku profesionalisme kepada setiap
lembaga yang memberikan pelayanan kepada publik. Profesionalisme adalah
suatu keterampilan, keahlian seseorang aparatur berjalan efektif jika dibantu
dengan wawasan serta potensi terbaik dari diri seseorang (Trisna et al., 2019).
Perawat ialah suatu bagian terpenting dari sistem layanan kesehatan,
dikarenakan perawat selalu berjumpa dengan para pasien, berhubungan secara
langsung selama 24 jam sehari. Walaupun seluruh manajemen Rumah Sakit
Harapan Bunda telah memberikan semua pelayanan yang terbaik, tetapi masih ada
ketidakpuasan dalam kalangan pasien, sebagai salah satu pengguna layanan jasa
rumah sakit. Kondisi ini dapat dilihat dari keluahan yang didapatkan dari Kepala
Departemen Komunikasi dan Humas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Pada
umumnya keluhkesah pasien mencakup kurangnya pelayanan, kemudian masalah
pada manajemen kepesertaan, serta ada masih banyak komplain lainya. Lalu
masalah yang juga sering terjadi oleh pasien rumah sakit yaitu keramahan yang
diberikan kurang, kesimpangsiuran informasi, kurangnya pengontrolan pasien
oleh perawat, sikap keramahan dan tingkatkan kesopanan perawat menjadi suatu
hal kewajiban untuk para pihak manajemen dalam meningkatkan kinerja. Kinerja
perawat dapat dipengaruhi beberapa aspek namun dalam penelitian ini fokus pada
pelaksanaan kinerja perawat.
4
Berikut merupakan data komplain pasien RS Harapan Bunda :
Gambar1.1 Data Komplain Pasien RS Harapan Bunda Batam
Sumber: RS Harapan Bunda Batam, 2020
Pada tabel di atas menunjukkan grafik komplain pasien berdasarkan
kategori permasalahan yang ada di Rumah Sakit Harapan Bunda masih tinggi.
Pada bulan Oktober dan November komplain berjumlah 48 orang, di bulan
Desember berjumlah 56 orang, dibulan Januari mengalami kenaikan berjumlah 61
oramg, Februari berjumlah 46 orang , Maret berjumlah 39 orang dan April
berjumlah 40 orang.
Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya tingkat efektifitas kinerja perawat di
Rumah Sakit Harapan Bunda. Perawat diperlukan memiliki kecerdasan
intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spitiual untuk menaikkan
kualitas kerja di Rumah Sakit Harapan Bunda. Kemampuan seseorang dapat
dinilai pada kecerdasan yang ia punya. Menurut Mangkunegara ada beberapa
kecerdasan yang dipunyai oleh manusia adalah emosional, spiritual serta
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Pelayanan kurang baik
kurangnya tingkatkomunikasi
Kurangnya kontrol ke pasien
Kesimpang siurang Informasi
Tidak cepat tanggappelayanan
5
intelektual. Variabel di atas bisa mempengaruhi kemampuan perawat dalam
menjalankan kewajiban yang dimanahkan. Perawat yang memiliki kemampuan
menghadapi segala kondisi dirumah sakit ,memberikan pelayanan yang terbaik
yang dapat mempertahankan eksistensi rumah sakit adalah perawat yang memiliki
kinerja yang sangat baik. Kinerja seorang perawat dapat dilihat dari kinerja
kerjanya yang sempurna, keterampilan dalam memahami, memanajemenkan diri
sendiri dan kemampuan melakukan bersosialisasi dengan pengguna jasa.
Perawat merupakan seseorang yang juga aktif saat berikan layanan
kesehatan dan memiliki peran yang sangat berpengaruh di karenakan perawat
merupakan tangan kanan dokter yang membantu keberhasilan suatu pekerjaan.
Tuntutan kinerja perawat dalam memantau, mengawasi setiap keadaan kesehatan
pasien dan juga banyaknya jumlah pasien, sehingga menuntut kemampuan
perawat bisa ditempat bagian manapun. Pekerjaan seorang perawat terbagi dua
ialah mental dan fisik. Merapikan setiap tempat tidur pasien, mendorong peralatan
peralatan kesehatan, mendorong brankart, mengangkat pasien merupakan beban
kerja perawat yang bersifat fisik dan kompleksitas pekerjaan contohnya tanggung
jawab pada kepulihan, keterampilan, menangani keluarga serta juga menjaga
komunikasi dengan pasien dan keluarga pasien merupakan pekerjaan yang besifat
mental.
Beberapa keadaan lingkungan yang dapat menganggu konsentrasi dan
pekerjaan perawat antara lain kebisingan pada ruangan cukup ramai ruangan yang
kondisinya panas dan gerah, kebisingan dari peralatan medis seperti mesin
penghisap, mesin monitor, dan bunyi telepon yang sering berbunyi karena adanya
6
konsultasi ke dokter jaga dari ruangan rawat inap. Lalu adanya formulir
dokumentasi yang banyak terutama para psien dengan jaminan kesehatan, tidak
ada petugas khusus administrasi dalam melakukan penginutan data billing
pemakaian alat kesehatan dan langkah tindakan, dokumentasi ajaran keperawatan
yang masih narasi.
Berdasakan hal di atas dapat kita lihat masih banyak ketentuan aktivitas
yang ditanggung oleh perawat, akan tetapi hal terpenting ialah bisa memberikan
layanan jasa mutu yang sangat baik yang membutuhkan suatu kecapakan ,
keterempilanan dan kesiagaan dalam merawat setiap pasien. Perawat akan tetap
menghadapi pasien atau teman bekerja dan tugas sosial yang ada di lingkungan
tempat tinggalnya.
Kemampuan intelektual sangat diperlukan untuk penalaran induktif, penalaran
deduktif, menjalankan kecerdasan angka dan verbal dikarenakan karyawan yang
memiliki pekerjaan berbeda-beda dituntut untuk menggunakan kecerdasan
intelektual yang dimiliki. Besarnya tanggung jawab pemprosesan informasi dalam
pekerjaan, dibutuhkan penalaran deduktif, induktif dan kemampuan verbal untuk
bisa melaksanakan pekerjaan untuk hasil yang sangat baik.
Perawat dengan kemampuan kinerja yang sangat bagus memiliki kemampuan
untuk menghadapi segala kondisi yang terjadi di rumah sakit, memberikan hasil
yang baik dan mempertahankan eksistensi rumah sakit. Seorang perawat tidak
hanya dinilai dari kinerja yang sempurna akan tetapi memiliki keahlian dalam
mengendalikan dan mengatur diri sendiri dan keahlian miliki kaitan baik dengan
7
orang lain. Peneliti Daniel Goleman menyebutkan bahwa suatu kecerdasan
emosional 80% faktor penentu suksesnya seseorang.
Di tulisan Sarwono ia menyampaikan bahwasannya banyak didalam
penelitian para ahli yang menemukan bahwa kecerdasan emosional dapat
mempengaruhi kinerja. Seseorang akan mencapai kinerja yang baik bila bisa
mengatur emosi dengan baik dan sebaliknya. Selain kecerdasan emosional, yang
sangat berpengaruh untuk keberhasilan pekerjaan adalah kecerdasan spiritual,
menguatkan seseorang untuk berfikir inovatif, pengetahuan luas.
Menurut Zohar dan Marshall kecerdasan spiritual ialah intelektual dalam
memecahkan masalah, menghadapi persoalan dan menilai tindakan seseorang
yang lebih bermakna dalam menghadapi persoalan. kecerdasan spiritual adalah
basis yang dibutuhkan dalam menfungsikan kecerdasan emosional dan
kecerdasan intelektual secara efesien. Penelitian Trihandini mensimpulkan
kecerdasan spiritual mempunyai pengaruh sangat jelas pada kinerja perawat. Akan
tetapi pendapat lain menyampaikan kecerdasan spiritual dan kecerdasan
emosional tak pengaruh pada kinerja (suhartini eka, 2017).
Dikarenakan adanya masukan pihak tertentu terutama pasien, pihak
manajemen berusaha untuk meninggikan kinerja rumah sakit. Berdasarkan
urgensi di atas maka saya selaku peniliti tertarik untuk menelitik tentang
“PENGARUH KECERDASAN INTELKTUAL, KECERDASAN
EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP KINERJA
PERAWAT RUMAH SAKIT HARAPAN BUNDA”.
8
1.2 Identifikasi Masalah
Terdentifikasi permasalahan yang terjadi diambil yakni :
1. Terdapat penanganan dalam permasalahan pasien yang kurang baik.
2. Terdapat karyawan yang masih kurang ramah terhadap pasien dan
keluarga pasien.
3. Tuntutan pekerjaan yang terlalu tinggi membuat kinerja perawat
menurun.
1.3 Batasan Masalah
Beberapa variabel yang bisa memberi pengaruh kinerja perawat, namun
penelitin hanya bisa membatasi pada faktor kecerdasan emosional, kecerdasan
intelektual serta kecerdasan spiritual menjadi variabel bebas.
1.4 Rumusan Masalah
Bersumber dari paparan di latar belakang, bahwa rumusan permasalahan
yang diambil untuk pengkajian ini adalah:
1. Apakah kecerdasan intelektual mempengaruhi kinerja perawat Rumah Sakit
Harapan Bunda ?
2. Apakah kecerdasan emosional mempengaruhi kinerja perawat Rumah Sakit
Harapan Bunda ?
3. Aapakah kecerdasan spiritual mempengaruhi kinerja perawat Rumah Sakit
Harapan Bunda ?
9
4. Apakah kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual serta kecerdasan
spiritual mempengaruhi kinerja perawat Rumah Sakit Harapan Bunda ?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam melakukan pengkajian berpatokan pada masalah sebelumnya,
yakni:
1. Mencari tahu dampak kecerdasan intelektual atas kinerja perawat Rumah Sakit
Harapan Bunda.
2. Mencari tahu dampak kecerdasan emosional atas kinerja perawat Rumah Sakit
Harapan Bunda.
3. Mencari tahu dampak kecerdasan spiritual atas kinerja perawat Rumah Sakit
Harapan Bunda.
4. Mencari tahu dampak kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual serta
kecerdasan spiritual atas kinerja perawat Rumah Sakit Harapan Bunda.
1.6 Manfaat Penelitian
Mengenai taraf pengkajian ditentukan kegunaan yang diperoleh dari studi
ini, manfaat yang diinginkan dari pengkajian ini ialah:
1.6.1 Manfaat Teoritis
Memperbanyak pemahaman juga menambah penjelasan menyempurnaan
teori terdahulu yang berkorelasi dengan variabel di penelitian diatas.
10
1.6.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Rumah Sakit
Pencapaia studi diharapkan mampu memberi pengarahan bagi Rumah Sakit
dalam meningkatkan kinerja perawat dan karyawan lainnya. Rumah Sakit
juga dapat mengetahui seberapa penting kecerdasan emosional, kecerdasan
inetelektual serta kecerdasan spiiritual terhadap kinerja perawat. Selain dari
itu, penelitian juga dapat dijadikan acuan dalam evaluasi bagi Rumah Sakit
agar dapat meningatkan kinerja perawat.
2. Bagi Penulis
Penelitian ini bisa meningkatkan pengetahuan penulis terutama mengenai
persoalan yang berkenan dengan instansi dan dapat berguna sebagai bekal
apabila bekerja disuatu instansi.
3. Bagi Pembaca
Penelitian ini bisa digunakan untuk tambahan sumber pengetahuan umum
terutama tentang variabel pada penelitian ini oleh para pembaca dan peneliti
berikutnya.
11
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Definisi Kecerdasan Intelektual
Dinyatakan bagus dan terstandar jika memiliki suatu kemantapan
pengetahuan tentang kemampuan diri dan pengambangan dalam aktifitas yang
inovatif dan bernilai dan berperan sebagai pekerja dikarenakan sangat diperlukan
untuk pemahaman dan pertimbangan hal yang bersifat benar atau tidak. (Trisna &
Dewi, 2019) menjelaskan kecerdasan intelektual ialah kecerdasan yang berfungsi
mengatasi permasalahan logika maupun strategis. Kecerdasan intelektual disebut
sebagai intelegensi, yaitu penyesuaian yang secara baik dan tepat secara mental
maupun fisik terhadap kemahiran yang baru, membentuk suatu keterampilan dan
wawasan yang bisa dimiliki untuk dipergunakan jika telah dihadapkan pada suatu
fakta dan situasi baru.
(Anggraheny et al., 2020) menjelaskan suatu individu yang cenderung
mempunyai kecerdasan intelektual tinggi akan lebih mudah mencerna dan
membentuk suatu pola pikir untuk bisa menyelesaikan permasalahan yang
berkaitan dengan pekerjaan. Seseorang yang dikaruniai kecerdasan intelektual
yang baik akan dapat mengidentifikasi masalah yang dihadapi secara positif,
menelah akar permasalahan, dan mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasi
permasalahan dirinya.
11
(Mamangkey et al., 2018) menjelaskan kecerdasan intelektual adalah
kemampuan menganalisa akal sehat dan nalar yaitu kemampuan menerima,
menyimpan dan mengelola informasi agar menjadi fakta. Jadi, intelegensi tak
bisa di amati langsung, akan tetapi kita bisa simpulkan dari perbuatan nyata dari
pemikiran yang rasional. (Ma’rufah, 2019) menjelaskan kecerdasan intelektual
adalah suatu kemampuan dalam melakukan bermacam kegiatan ideologi,
penalaran persoalan, dan pemecahan persoalan. Kemampuan dari pengalaman
yang dimiliki, memikirkan dengan proses metakognitif dan kemampuan
kemampuan adaptasi dengan lingkungan sekitar. (suhartini eka, 2017)
menjelaskan bahwa kecerdasan intelektual adalah gabungan dari kecerdasan sosial
yang mengimplikasikan kompetensi memonitor perasaan sosial di implikasikan
kepada orang lain, memilah, dan memakai informasi sebagai gagasan dan
perbuatan.
Maka, dapat disimpulkan jika kecerdasan intelektual merupakan sesuatu hal
yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja perawat. Perawat yang memiliki
kinerja intelektual membuat perawat ketepatan dalam pekerjaan, meningkatkan
kinerja perawat, citra baik terhadap rumah sakit dan pasien akan percaya, selalu
berfikiran positif terhadap jasa yang diberikan pihak rumah sakit.
2.1.2 Indikator Kecerdasan Intelektual
(Gultom, 2020) mengemukakan 3 parameter kecerdasan intelektual yang
terdiri 3 domain kognitif:
1. Keterampilan figur merupakan kesadaran serta penalaran bidang bentuk.
2. Keterampilan verbal ialah kesadaran serta penalaran bidang bahasa
12
3. Kesadaran serta penalaran bidang numerik berhubungan dengan angka atau
bisa bermakna keterampilan numerik.
Kecerdasan intelektual tidak bisa ditaraf dengan satu ukuran tunggal.
Keterampilan kognitif yang paling utama dalam mengukur kemampuan yang
ditemukan para peneliti ialah kemampuan matematika, verbal dan kemampuan
ruang. Penelitian Wiramihardja memberitahukan hasil hubungan positif signifikan
terhadap pengujian indikator kecerdasan intelektual terhadap kinerja dan faktor
kemauan terhadap kecerdasan verbal, numerik dan kecerdasan figural.
Dalam pengkajian disebutkan kecerdasan intelektual berikan 30% didalam
capaian keberhasilan kinerja seseorang. Kecerdasan intelektual ialah kecerdasan
yang dibutuhkan dalam melakukan kegiatan berfikir, menalar, memecahkan
masalah dan mental. Uji hasil yang dirancang untuk memastikan kecerdasan
intelektual dimiliki adalah tes IQ.
2.1.3 Dimensi Kecerdasan Intelektual
(Priadi, 2018) Tujuh dimensi dalam kecerdasan intelektual ialah:
1. Kecerdasan angka yaitu kemampuan untuk menghitung dengan cepat dan
tepat.
2. Pemahaman verbal yakni kemampuan memahami apa yang dibaca dan
didengar.
3. Kecepatan persepsi adalah kemampuan mengenali kemiripan dan beda
visual dengan cepat dan tepat.
4. Penalaran induktif ialah kemampuan mengenali suatu urutan logika dalam
suatu masalah dan kemudian memecahkan masalah.
13
5. Penalaran deduktif adalah kemampuan menggunakan logika dan menilai
implikasi dari suatu argumen.
2.1.4 Kapasitas Mempengaruhi Kecerdasan Intelektual
(Farida & Khair, 2019) Kondisi-kondisi yang mempengaruhi kapasitas intelektual
adalah
1. Kondisi fisik.
2. Pendidikan.
3. Motivasi.
4. Penggunaan kapasitas intelektual.
5. Pengalaman awal dalam keluarga.
6. Tingkat Emosi.
7. Pola Kepribadian.
2.1.5 Pengertian Kecerdasan Emosional
(Trisna & Dewi, 2019) menjelaskan kecerdasan emosional ialah potensi
dalam mengendalikan sentimen dengan baik dan mengkondisikan perasaan
oranglain dan diri sendiri. Keterampilan dimiliki untuk mendorong diri sendiri,
mengontrol emosi dan ketakutan hadapi kegagalan adalah kecerdasan emosional.
Kecerdasan emosional mencakup keterampilan mengenali, mengendalikan orang
lain, diri sendiri, serta keterampilan inovasi.
(Suhartini eka, 2017) tahun 1990 prokolog Peter Salovey dari Harvard
University serta John Mayer dari University Of New Hampshire pertama kali
memaparkan kualitas emosional sangat berpengaruh pada kesuksesan. Salovey
dan Mayer mengartikan kecerdasan emosional adalalah kumpulan elemen
14
kemampuan sosial dalam mengimplikasikan keahlian mengamati perilaku sosial
terhadap orang lain, memilih dan memakai infomasi untuk mengarahkan
penalaran dan perbuatan.
(Wahyuni, 2020) menjelaskan kecerdasan emosional ialah tahapan dimana
manusia ada rasa kesadaran diri, bisa mengontrol perasaan, menyemangati diri,
ekpresikan simpati terhadap orang lain dan memiliki keterampilan sosial. Dalam
memberikan pelayanan yang maksimal dalam pekerjaan, sangatlah penting
kecerdasan mengontrol emosional untuk menyemangati diri, orang lain dan
memiliki simpati.
Berdasarkan argumen pakar di atas ditarik kesimpulan kecerdasan
emosional mempengaruhi penting & efektif terhadap kinerja, makin tinggi
kecerdasan emosional dapat tingkatkan kemampuan perawat secara signifikan dan
makin rendah kecerdasan emosional akan signitifikan terhadap kinerja yang
rendah.
2.1.6 Indikator Kecerdasan Emosional
(Hanah, 2019) menyatakan kecerdasan emosi memiliki 5 Indikator, yaitu :
1. Kesadaran Diri
Kesadaran diri ialah keahlian diri untuk mengidentifikasi perasaan diri
sendiri kegunannya membentuk keputusan untuk membentuk langkah
dirinya yang mempunyai standar yang sangat realistis atau kapasitas diri
juga kepercayaan yang sangat tinggi terhadap sumber masalah.
2. Manajemen Diri
15
adalah keahlian dalam mengatasi emosi diri, mengontrol emosi, dan
mempunyai perasaan kuat digunakan di dalam hubungan dan perbuatan
keseharian.
3. Motivasi
Merupakan keahlian yang memanfaatkan ambisi membangun semangat
kerja dalam menggapai situasi yang sangat baik dan memiliki ide secara
efesien dan tetap menerima kekalahan dan kekecewaan.
4. Empati
Adalah keahlian mengenali perasaan orang lain, mengerti sudut pandang
orang lain dan menjalin kepercayaan, menyesuaikan diri terhadap orang
lain.
5. Hubungan Manajemen (Relationship management)
Adalah kekuatan dalam menghadapi perasaan dengan baik pada saat
berinteraksi dengan oranglain, serta membangun, menjaga hubungan dengan
orang lain, dan saling bekerja sama menyelesaikan permasalahan.
2.1.7 Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional dapat dipengaruhi oleh faktor:
1. Lingkungan Keluarga, Kehidupan keluarga merupakan sekolah pertama
dalam mempelajari emosi.
2. Lingkungan Non Keluarga, Dalam hal ini adalah lingkungan masyarakat
dan lingkungan penduduk.
16
2.1.8 Penerapan Kecerdasan Emosional
(Gultom, 2020a) sikap perawat yang tidak dilandaskan kecerdasan emosional,
bersifat kontraproduktif pada kualitas pelayanan rumah sakit adalah berbicara
dengan rekan kerja pada saat menghadapi pasien, tidak perhatikan ucapan pasien,
membiarkan pasien menunggu tanpa penjelasan sementara sedang menyelesaikan
pekerjaan sebelumnya, tersenyum terpaksa terhadap pasien, tidak menyebut nama
pasien, tidak ucapkan terima kasih setelah transaksi selesai.
2.1.9 Pengertian Kecerdasan Spiritual
(Trisna & Dewi, 2019) menjelaskkan keahlian dalam menanggapi perbuatan
diri serta menyemangati setiap aktivitas tidak hanya untuk diri sendiri melainkan
kepentingan orang lain disebut dengan kecerdasan spiritual. (suhartini eka, 2017)
kecerdasan spiritual adalah kemampuan dalam menanggapi dan mengatasi
permasalahan yang nilainya adalah kemampuan dalam menempatkan suatu
perbuatan yang lebih leluasa, intelek dalam menilai suatu perbuatan yang lebih
berguna. Kecerdasan memang sudah ada didalam diri manusia menjalankan
kehidupan yang lebih bermakna, sehingga dapat merasakan suara hati dan tidak
merasa kegagalan dan bernilai.
(Hanah, 2019) kecerdasan spiritual ialah kecerdasan dalam menghubungkan
perasaan diri sendiri, alam semesta juga orang banyak. Pada saat seseorang
bekerja akan diharuskan untuk menuntun intelektuanya, akan tetapi banyak yang
membat seseorang bahagia dengan pekerjaannya. Kecerdasan spiritual ialah
keterampilan seseorang dalam memberikan sesuatu arti ibadah kepada setiap sikap
17
dan aktifitas dalam setiap tindakan dan pandangan manusia hanya berprinsip
karna tuhan.
Berdasarkan sumber diatas disimpulkan seseorang yang punya kecerdasan
spiritual yang baik, berupaya menjalankan tugas dengan efesien dalam
membentuk prososial kepada pasien. Kecerdasan spiritual mendukung dan
memandu diri sendiri untuk memahami tanggung jawab membantu pasien, tidak
hanya pasien, pelayan kesehatan sebagai wujud ibadah dan bermakna hidup
dengan tuhan.
2.1.10 Indikator Kecerdasan Spiritual
(Aziza & Andriany, 2021) menguraikan menguraikan indikator dari
kecerdasan spiritual yaitu:
1. Kesadaran diri
Kesadaran diri merupakan tingkat kedekatan dengan Allah, mengalami
kenyataan tidak sangat menyenangkan, merasakan kenyamanan dan
ketenangan dalam melaksanakan pekerjaan.
2. Spontanitas
Spontanitas merupakan sesuatu yang mengikuti kata hati dalam bekerja,
merasakan adanya kesadaran yang selalu mengarahkan dalam bekerja.
3. Holisme
Holisme merupakan hal dalam mencari suatu hubungan antara hal yang
nampak berbeda, untuk mengetahui setiap pemikiran orang lain.
4. Kepedulian
18
Kepedulian adalah hal dalam merasakan kesedihan orang lain dan saling
melindungi orang lain.
5. Keragaman
Keragaraman adalah hal berhubungan antara orang yang berbeda dengan
kita, beragam cara memecahkan suatu masalah dalam mencapai tujuan.
2.1.11 Komponen-Komponen Kecerdasan Spiritual
Zohar dan Marshall mengemukakan nilai-nilai dari kecerdasan spiritual
berdasarkan komponen-komponen dalam SQ yang banyak dibutuhkan dalam
dunia bisnis diantaranya:
1. Mutlak jujur Kata kunci pertama untuk sukses di dunia bisnis selain
berkata benar dan konsisten akan kebenaran adalah mutlak bersikap
jujur, ini merupakan hukum spiritual dalam dunia usaha.
2. Keterbukaan Keterbukaan merupakan hukum alam dalam dunia usaha,
maka logikanya apabila seseorang bersikap fair atau terbuka maka ia
telah berpartisipasi di jalan menuju dunia yang baik.
3. Pengetahuan diri Pengetahuan diri menjadi elemen utama dan sangat
dibutuhkan dalam kesuksesan dunia usaha karena dunia usaha sangat
memperhatikan lingkungan belajar yang baik.
4. Fokus pada kontribusi Dalam dunia usaha terdapat hukum yang lebih
mengutamakan memberi dari pada menerima. Hal ini penting
berhadapan dengan kecendrungan manusia untuk menuntut hak
ketimbang memenuhu kecendrungan manusia untuk menuntut hak
19
ketimbang memenuhu kewajiban. Untuk itulah orang harus pandai
membangun kesadaran diri untuk lebih terfokus pada kontribusi.
5. Spiritual non dogmatis Komponen ini merupakan nilai dari kecerdasan
spiritual dimana didalamnya terdapat kemampuan untuk bersikap
fleksibel, memiliki tingkat kesadaran yang tinggi, serta kemampuan
untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan, kualitas hidup yang
diilhami oleh visi dan nilai.
2.1.12 Fungsi Kecerdasan Spiritual
(Mamangkey et al., 2018) beberapa fungsi kecerdasan spiritual ialah:
1. Berperilaku dan hidup manusia dalam konteks makna yang lebih luas dan
kaya, sehingga menjadi kreatif, luwes, berwawasan luas, berani, optimis,
dan fleksibel.
2. Kecerdasan yang digunakan dalam masalah eksistensialis ialah
ketika individu merasa terpuruk, terjebak oleh kebiasaan kekhawatiran,
dan masalah masa lalu akibat penyakit dan kesedihan.
3. Menimbulkan kesadaran bahwa kita memiliki masalah eksistensial dan
membuat kita mampu mengatasinya.
4. Landasan bagi seseorang untuk memfungsikan IQ dan
EQ secara efektif, karena kecerdasan ini merupakan puncak kecerdasan
manusia.
5. Kecerdasan yang membuat manusia mempunyai pemahaman tentang siapa
dirinya dan makna segala sesuatu baginya dan bagaimana semua itu
20
memberikan suatu tempat di dalam dunia kepada orang lain dan makna-
makna mereka.
6. Menyatukan hal-hal yang bersifat intrapersonal dan interpersonal, serta
menjembatani kesenjangan antara diri dan orang lain.
7. Menjadikan seseorang lebih cerdas secara spiritual dalam beragama.
2.1.13 Pengertian Kinerja Perawat
Rumah sakit merupakan bagian pelakasanaan pelayanan kesehatan
memberikan rasa damai serta nyaman terhadap pemakai jasa layanan kesehatan.
Tim perawat di Rumah Sakit melayani pasien sesuai dengan standard kerja yang
sudah ditentukan. (Hanah, 2019) menjelaskan kinerja adalah efektifivitas
operasional organisasi dan standar kriteria pekerjaan yang sudah ditentukan
maksudnya adalah perilaku atau tindakan yang sudah ditentukan yang
memberikan hasil dan tindakan yang baik. (Aziza & Andriany, 2021) menjelaskan
kinerja ialah hasil kerja yang kuantitas serta kualitas diraih sesuai dengan
tanggung jawabnya. Untuk mewujudkan hal tersebut, rumah sakit harus bisa
memiliki sumber daya manusia yang profesional, salah satunya adalah perawat.
(suhartini eka, 2017) kinerja ialah hasil kinerja seseorang yang sudah diperoleh
berdasarkan waktu dan kriteria yang sudah ditetapkan. Tingkat keberhasilan
seorang perawat berdasarkan hasil yang telah diraih dari tanggung jawab yang
dimiliki dan pas dengan karakteristik yang ditetapkan. Maka, dapat disimpulkan
kinerja perawat yang baik adalah faktor yang menjadi penentu citra dan mutu
rumah sakit. Tuntutan pasien merupakan tantangan bagi perawat dalam
21
melaksanakan pekerjaan, perawat yang berkualitas yang mempunyai kesadaran
akan tanggung jawab terhadap pasien dan rumah sakit.
2.1.14 Indikator Kinerja Perawat
Setiap rumah sakit harus menerapkan pelayanan yang aman dan efektif baik
dalam jasa ataupun pengobatan. Oleh sebab tersebut rumah sakit memiliki suatu
sistem kesejahteraan pasien. Ditetapkan pada Permenkes No.
1691/Menkes/Per/VIII/2011, mewajibkan institusi mengaplikasikan kesejahteraan
pasien dalam mengambil langkah pengamanan sesuai dengan standarisasi.
Standarisasi tersebut adalah IPSG yakni 5 indikator.
(Wahyuni, 2020) standar yang di maksudkan terkait dengan IPSG
(International Patient Safety Goals) meliputi 5 indikator yaitu:
1. Mengenali pasien dengan benar
Pengembangan yang telah dipergunakan pada rumah sakit dalam
memperbaiki dan meningkatkan suatu kecermatan mengenali pasien dalam
mengambil keputusan, strategi serta prosedur yang tepat.
2. Meningkatkan komunikasi yang efektif
Komunikasi efisien dan efektif harus bisa dilaksanakan oleh semua rumah
sakit, keefektifan komunikasi bisa mempengaruhi keselamatan pasien dan
meminimalisir terjadinya kesalahan.
3. Meningkatkan keamanan obat yang harus disiagai
Penggunaan obat yang diperlukan rumah sakit disesuaikan dengan lisensi
yang telah ada, hal tersebut diterapkan untuk memelihara keselamaatan
pasien.
22
4. Memastikan prosedur, lokasi pembenahan serta pasien yang benar
Masing-masing rumah sakit mewajibkan pihak terkait operasi menuruti
peraturan yang ada agar terciptanya ketepatan dalam lokasi, prosedur serta
pasien dalam menjalankan tindakan.
5. Meminimalisir risiko cidera pasien olehsebab terjatuh
Pasien yang mengidap cidera akibat terjatuh berjumlah cukup banyak
terutama pasien yang diharuskan untuk menginap.
2.1.15 Standar Penilaian Kinerja Perawat
Penilaian kualitas kinerja perawat dapat dilihat dari beberapa tindakan:
1. Perilaku adalah sikap nyata oleh perawat dalam berkomunikasi,
bekerjasama, disiplin, sopan dan bertanggung jawab.
2. Kemampuan profesional adalah kemampuan perawat memberikan
pelayanan kepada pasien sesuai dengan profesi dan tanggung jawab
seoarnag perawat.
3. Proses Keperawatan merupakan pendekatan dalam memecahkan masalah
2.1.16 Fungsi Perawat
Ada 3 jenis fungsi perawat dapat dilihat dari beberaa faktor:
1. Fungsi Independent.
2. Fungsi Dependent.
3. Fungsi Interdependent.
2.2 Penelitian Terdahulu
Pengkajian sebelumnya yang dipakai sebagai dasar evaluasi pada studi ini:
23
1. Penelitian pertama dilakukan oleh komang trisna sari dewi pada tahun 2019.
Maksud dari studi ini adalah mencari tahu adanya pengaruh dari kecerdasan
emosional, kecerdasan spiritual pada kepuasan kerja serta hasil kerja
perawat di RSUD Kabupaten Buleleng. Terdapat 76 responden telah
diseleksi mengaplikasikan teknik probability sampling. Model
perumpamaan sistematis basis variance dan component based SEM melalui
software analisa smartPLS 3.0 dijadikan metode penyelidikan data. Uji
hipotesis telah memperlihatkan bahwasannya kecerdasan emosional sangat
memberikan pengaruh yang positif kepada kepuasan kerja. Kedua,
kecerdasan emosional juga memiliki pengaruh positif untuk hasil kerja
perawat. Ketiga, kecerdasan spiritual juga memiliki pengaruh postif untuk
kepuasan kerja. Keempat, kecerdasan spiritual memiliki pengaruh positif
atas hasil kerja perawat. Berjudul Dampak Kecerdasan Emosional dan
Kecerdasan Spiritual Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Perawat.
2. Pengkajian kedua diteliti oleh Komang Trisna Sari pada tahun 2019.
Maksud dari studi ini ialah untuk mencari tahu pengaruh dari kecerdasan
emosional serta kecerdasan spiritual kepada suatu prestasi kerja RS Pelni
Jakarta. Penelitian itu berusaha mengkaji suatu fenomena dan memperoleh
bukti empiris, serta memperoleh data yang singkat tentang fenomena
tersebut dampak kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual serta
kecerdasan spiritual kepada hasil kerja. Pengkajian ini menerapkan suatu
regresi multivariat deskriptif dan induktif Metode yang digunakan adalah 91
responden sebagai sampel. Sampel dipilih melalui proporsionate stratified
24
sampling. Alat statistik yang telah digunakan adalah software SPSS 17
sebagai sarana untuk memeriksa data. Temuan tersebut dapat disimpulkan
ada beberapa pengaruh positif dari semua variabel independen terhadap
prestasi kerja dalam nilai pengaruh 33,6%. Hasil penelitian ini menerangkan
bahwa quation spiritual pengaruh terbesar terhadap kinerja karyawan
sebesar 26,2%. Kecerdasan intelektual berpengaruh positif sebesar 25,8%.
Kemudian terdapat pengaruh positif quation emosional sebesar 23,4%. Hasil
Disarankan, untuk menjangkau karyawan sebaiknya perilaku kerja yang
lebih baik terus didorong dalam agar stabil dan sinergi yang konstan dari
seluruh pihak yang berperan dalam manajemen tingkat ogranisasi, baik itu
dari internal maupun eksternal. Dengan judul Analisa Kecerdasan
Intelektual, Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Hasil
Kerja Pegawai RS. Pelni Jakarta.
3. Penelitian ketiga diteliti oleh Elida Gultom pada tahun 2020. Penelitian
bermaksud mencari tahu dampak pada kecerdasan spiritual, kecerdasan
emosional serta kecerdasan intelektual saat pandemi di Rumah Sakit Surya
Insani Pasir Pangaraian Rokan Hulu. Segenap perawat Rumah Sakit Surya
Insani yakni 34 pekerja ditahun 2020, dijadikan sampel penelitian. Regresi
Linear Berganda melalui aplikasi program SPSS 0.23 dijadikan alat analisa.
Uji parsial (uji T) dilaksanakan dam menghasilkan kecerdasan emosional
berdampak pada kinerja perawat, kecerdasan spiritual berdampak kepada
kinerja perawat, kecerdasan intelektual berdampak signifikan kepada
kinerja perawat. Bersumber dari Uji Bersamaan (uji F), kecerdasan
25
emosional, kecerdasan spiritual serta kecerdasan intelektual bersamaan
berdampak positif pada kinerja perawat. Adapun uji determinasi ialah
senilai 71,5%. Dengan judul Dampak Kecerdasan Emosional, Kecerdasan
Spritual dan Kecerdasan Intelektual terhadap Hasil Kerja Perawat saat Masa
Pandemi COVID-19 di Rumah Sakit Surya Insani Pasir Pangaraian Rokan
Hulu.
4. Penelitian keempat dilakukan oleh Suhartini Eka & Nur Anisa pada tahun
2017. Berguna untuk mendeteksi pengaruh kecerdasan emosional serta
spiritual kepada kinerja perawat secara simultan. Mendeteksi dampak
kecerdasan emosional kepada kinerja perawat, serta mendeteksi dampak
kecerdasan spiritual kepada kinerja perawat. Menimbang kedua variabell
yang berdampak dominan kepada kinerja perawat. Adapun judulnya ialah
Dampak Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja
Perawat Rumah Sakit Daerah Labuang Baji Makassar.
5. Pengkajian Kelima dilakukan oleh Hari Wahyuni & Eni Erwantinigsih pada
tahun 2020. Pengkajian ini bermaksud supaya memahami pengaruh
Intelligence Quotient (IQ), Emotional quotient (EQ) dan tuntutan kerja
terhadap mutu penyajian pekerja di Puskesmas Pasuruan. Jenis dari
pengkajian ini adalah penelitian kuantitatif. Terdapat 80 perawat di
Puskesmas Pasuruan yang semuanya diambil sebagai sampel. Uji regresi
linier berganda dijadikan teknik analisis peneltian. Hasil studi ini
memaparkan Intelligence Quotient (IQ) berpengaruh terhadap mutu
pelayanan perawat di kota Pasuruan, sedangkan Emotional Quotient (EQ)
26
dan tuntutan kerja tidak berpengaruh terhadap kualitas perawat di kota
Pasuruan. Dengan judul penelitian Pengaruh Intelegensi Quotient (IQ),
Emotional Quotient (EQ) dan Beban Kerja terhadap Mutu Pelayanan
Tenaga Perawat.
6. Penelitian keenam dilakukan oleh Christin Rony Nayoan1, M Sabir, dan
Niluh Putu Evvy Rossanty pada tahun 2020. Tujuan penelitian ini ialah
supaya menganalisa dan mencari tahu efek secara parsial dan simultan
kecerdasan emosi serta keterampilan koping kepada hasil kerja pegawai di
pusat bedah di Rumah Sakit Umum Daerah Undata. Pengkajian memakai
kuantitatif yakni jumlah keseluruhan sample untuk 31 pegawai di pusat
bedah di Rumah Sakit Umum Daerah Undata. Pengkajian memakai regresi
linier berganda menjadi analisa. Hasil dari statistik deskriptif, menerangkan
nilai tertinggi dari kesadaran emosional yakni 4.02 serta terendah yakni
kepekaan sosial 3.40. Keterampilan koping, koping adaptif serta koping
maladaptif mempunyai rata-rata yang sepadan senilai 4,71. Nilai rata-rata
paling tinggi adaptif coping berpaling ke agama dan rata-rata paling tinggi
dari maladaptif coping adalah resistansi. Bagi kerja perawat, rata-rata
maksimum dan minimum usaha dan indeks keterampilan. Dari hasil regresi
linier berganda, dihasilkan nilaiF = 2,675 dari nilai signifikansi 0,0087 ( =
0,05). Kecerdasan emosi dan keterampilan koping tidak ada dampak
signifikansi pada hasil kerja pegawai di pusat bedah di Rumah Sakit Umum
Daerah Undata. Secara segmental, keterampilan koping menimbulkan
signifikansi terhadap hasil kerja perawat tatkala kecerdasan emosional
27
menjelaskan efek kebalikannya. Dengan judul Pengaruh Kecerdasan
Emosional dan Keterampilan Koping Pada Hasil Kerja Perawat Instalasi
Bedah RSUD Undata.
7. Penelitian ketujuh dilakukan oleh Hema Dewi Anggraheny1, Aisyah
Lahdji1, Wida Faridatul pada tahun 2020. Pada tahun 2016 terjadi
penurunan senilai 12,83% dari tahun sebelumnya disebabkan penurunan
kepuasan pelanggan. Perawat menjadi bagian pelayanan tehadap pasien rawt
inap, kepuasan pasien ialah menjadi buah dari pelaynan yang maksimal,
kinerja pelayanan dipengaruhi oleh aspek internal serta eksternal
Kecerdasan ialah faktor internal yang berdampak kepada perilaku individu
yakni kecerdasan spiritual, emosional, intelektual dan adversitas. Penelitian
ini dilaksanakan untuk mencai tahu dampak aspek kecerdasan terhadap hasil
kerja Perawat di Rumah Sakit Banyumanik Semarang. Melalui pendekatan
cross-sectional dilakukan observasi analitik. Penelitian dijalankan pada
Februari 2020. Terpilihnya sampel sebanyak 35 perawat di Rumah Sakit
Banyumanik Semarang. Data diambil dari kuesioner yang terverifikasi.
Variabel dites memakai uji Kedekatan Pearson diteruskan kembali analisis
multivariat memakai regresi linier berganda. Didapati relasi antar
kecerdasan intelektual (p-value 0,000), emosional (p-value 0,000), spiritual
(p-value 0,000), dan adversitas (p-value 0,000) pada hasil kerja perawat.
Kecerdasan emosional ialah variabel yang sangat berdampak kepada hasil
kerja perawat. Dengan judul penelitian Kecerdasan Emosional : Keterlibatan
terhadap hasil kerja Perawat di Rumah Sakit Banyumanik Semarang.
28
8. Kajian kesembilan dilakukan oleh Komang Trisna Sari Dewi pada tahun
2020. Kawasan pelayanan masyarakat yang di bidang jasa kesehatan dimana
banyak terjadi interaksi antar perawat serta pasien. Perawat diharuskan
mempunyai keterampilan mengatur kecerdasan emosi dan kecerdasan
spiritual. Tujuan penelitian adalah membuktikan ada atau tidaknya dampak
kecerdasan emosional serta kecerdasan spiritual pada kepuasan kerja dan
hasil kerja perawat di RSUD Buleleng. Sampel studi sebanyak 76 orang
yang diseleksi pakai teknik probability sampling. Teknik analisa data yang
dipakai untuk pengkajian ini ialah model persamaan struktural berbasis
varian dan SEM berbasis komponen dengan software analisa smartPLS 3.0.
Bersumber dari pengkajian hipotesis menerangkan bahwa kecerdasan
emosional memiliki pengaruh signifikan pada kepuasan kerja. Kedua,
kecerdasan emosional memiliki pengaruh positif pada kinerja perawat.
Ketiga, kecerdasan spiritual memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan
kerja. Keempat, kecerdasan spiritual memiliki pengaruh signifikan terhadap
kinerja perawat. Dengan judul penelitian The Influence of Spiritual
Intelligence and Emotional Intelligence 0n Job Satisfaction and Nursing
Performance
2.3 Kerangka Pemikiran
Rangka teori ini berisi interelasi maupun efek antara dependen variabel di
pengkajian sesuai filosofi pendukung dan menjelaskan rinci kaitan antar variabel
29
yang terhubung, juga dapat dibentuk dasar menganggapi persoalan dan alur logika
interelasi antar variabel sehingga sesuai bersama kasus yang diuji.
2.3.1 Pengaruh Kecerdasan Intelektual Terhadap Kinerja Perawat
Kesuksesan seseorang dinilai dari tingkatan intelektual yang dimiliki.
Kemampuan intelektual memberikan keterampilan, cara berfikir yang kritis,
pemecahaan masalah serta kemampuan mengelola informasi menjadi kenyataan.
Tingginya intelektual perawat penyelesaian tugas pun menjadi cepat dan tepat.
(Mamangkey et al., 2018) memaparkan kecerdasan intelektual berpegaruh
signifikan terhadap hasil kerja perawat.
2.3.2 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja perawat
Pada pekerjaan memiliki berbagai kesulitan dan kendala yang perlu
diatasi perawat, contohnya kondisi kenyamanan ruangan, suara ruangan cukup
riuh disamping dari keluarga para pasien yang juga dari peralatan medis seperti
mesin monitor, mesin penghisap (suction) dan bunyi telepon yang sering berbunyi
karena adanya keperluan ke dokter jaga dari ruangan rawat inap. Menghadapi hal
demikian memerlukan intelektual, tetapi tidak cukup itu saja kemampuan
pengendalian emosi ataupun kecerdasan emosional juga diperlukan.
Studi menjelaskan bahwasannya seseorang perawat bisa sukses, jika di
dalam dirinya terbentuk nilai-nilai EQ yang baik. dengan kecerdasan
emosional, seseorang bisa menaggapi dan mengetahui perasaan individu lain dan
dirinya sendiri. Maka disimpulkan bahwasannya kecedasan emosional berperan
aktif untuk membentuk kinerja karyawan menjalankan setiap tugas.
30
Menurut (Eka & Dan, 2017) kita dinilai tidak hanya dari kualitas kecerdasan
inteligensi atau kecerdasan otak, namun juga dari tolak ukur yang baru, tidak
hanya dari kepandaian serta kemahiran tetapi dari seberapa baik kita mengontrol
diri sendiri dan berkaitan dengan orang lain. Tolak ukur ini bisa
memfokuskan perhatian pada kualitas pribadi perawat, seperti: empati dan
keterampilan, adaptabilitas, dan inisiatif persuasi seorang perawat, yang
semuanya merangkup ke dalam suatu makna kecerdasan emosi. Banyak para
atasan yang pada awal karirnya baik kemudian karirnya tidak berkembang dan
bahkan kinerjanya mengalami kemunduran padahal mereka bisa memiliki
keahlian dan IQ yang baik dalam bidang mereka. Berarti kecerdasan emosional
yang lebih berperan untuk menghasilkan kinerja yang cemerlang.
2.3.3 Pengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja
Kecerdasan spiritual sangat berperan penting bagi penentuan tingkat kinerja
perawat. Kecerdasan spiritual ialah kecerdasan bawaan manusia dari lahir
menjadikan manusia melewati kehidupan dengan berarti, peka dengan hati
nuraninya, dan tidak merasakan kesiasiaan, semua yang dijalani selalu bernilai.
(suhartini eka, 2017) menjabarkan semakin bagus kecerdasan spiritual maka hasil
kerja didapatkan akan semakin bagus.
2.3.4 Pengaruh |Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional dan
Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Perawat
Bersumber pada pengkajian yang diteliti oleh (Mamangkey et al., 2018),
menyatakan kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual serta kecerdasan
spiritual secara serentak mempengaruhi signitifikan pada hasil kerja perawat. Jadi
31
apabila kecerdasan intelektual, sentimental dan kecerdasan spiritual dibawah cita
pasien, hingga pasien hendak merasa kecewa.
2.4 Hipotesis
Menurut (Gultom, 2020b) hipotesis merupakan perkiraan termporer yang
faktanya harus dilakukan ujinya, hipotesis ini berguna menerangkan arahan untuk
analisa penelitian. Hipotesis pada studi ini yaitu :
1. Kecerdasan intelektual menyandang pengaruh pada kinerja perawat.
2. Kecerdasan emosional menyandang pengaruh pada kinerja perawat.
3. Kecerdasan spiritual menyandang pengaruh pada kinerja perawat
4. Kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional serta kecerdasan spiritual secara
bersamaan berpengaruh pada kinerja perawat.
H1
H2
H3
H4
KECERDASA
INTELEKTUAL
(X1)
KECERDASA
SPIRITUAL
(X3)
KECERDASAN
EMOSIOANL
(X2)
KINERJA
PERAWAT
(Y)
32
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
28
29
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Prosedur kuantitatif dipakai pada pengkajian saat ini, dipergunakan untuk
mengamati pada populasi tertentu, pengambilan data menggunakan sistem
instrumen pengkajian, analisa data bersifat kuantitatif bermaksud untuk mengkaji
penerapan hipotesis. Teknik pengambilan sampel jenuh dipakai dalam studi,
diimana artinya semua populasi pada penelitian dijadikan sebagai sampel (Beddu,
2020).
3.2 Sifat Penelitian
Diperhatikan dari sudut sifat, studi ini merupakan sifat pengkajian
pengembangan sehingga dapat menggambarkan hubungan antara keadaan
sekarang atau ada perubahan signifikan yang terjadi pada setiap waktu dengan
cara melakukan penelitian dengan metode pendekatan dan pengembangan dengan
terstruktur. sehingga penelitian pengembangan dapat dirancang secara konseptual
dan terkendali (Yusuf, 2017: 82).
30
3.3 Lokasi Penelitian Dan Periode Penelitian
3.3.1 Lokasi Penelitian
Tempat studi ini berlokasi pada Jalan Seraya No.1, Kp. Seraya, Kec. Batu
Ampar, Kota Batam, Kepulauan Riau 29432 bernama Rumah Sakit Harapan
Bunda Batam.
3.3.2 Periode Penelitian
Tabel 3.1 Periode Pengkajian
No Nama
Aktivitas
Mar April Mei Juni Juli
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Penyerahan
Topik Studi
2 Pembuatan
Pendahuluan
3 Pembuatan
Tinjauan
Pustaka
4 Penyusunan
Metode
Penelitian
5 Penyebaran
Kuesioner
6 Olah Hasil
Kuesioner
7 Penyusunan
Hasil Studi
8 Penghimpunan
Skripsi
Sumber: Penelitian yang direncanakan (maret 2021-juli 2021)
3.4 Populasi Dan Sampel
3.4.1 Populasi
Keutuhan subject pengkajian disebut sebagai populasi (Djarwanto,
2018:114). Populasi atau komunitas pada penelitian ini ialah perawat rumah sakit
harapan bunda pada tahun 2020 sejumlah 116 orang.
31
3.4.2 Teknik Pengambilan Besar Sampel
Bagian populasi mewakili dilakukannya penelitian dengan prosedur tertentu
ialah sample (Beddu, 2020). Sampel studi ini diambil memakai metode sampling
jenuh. Teknik sampling jenuh menentukan seluruh komponen populasi dipakai
menjadi sampel. 116 orang karyawan rumah sakit harapan bunda dijadikan
sampel pengkajian.
3.4.3 Teknik Sampling
Teknik sampling ialah siasat saat memastikan sampel berjumlah seukuran
pada penggunaan sampel untuk sumber data sesungguhnya serta memusatkan
perhatian kepada sifat dan penyebaran populasi hingga didapatkan hasil
representatif.
3.5 Sumber Data
Berlandaskan sumbernya data dapat dibagi menjadi di bagian sebagai
berikut:
1. Data Primer
Penemuan sumber data melalui sebaran kuesioner kepada 116 orang
perawat yang bekerja di Rumah sakit Harapan Bunda dengan menanggapi
kuesioner.
2. Data Sekunder
Data sekunder yakni data yang dihasilkan lewat bermacam asal yang
tersedia, misalnya literatur dan lain sebagainya.sehingga bersifat sebagai
pelengkap dan pendukung dalam penelitian.
32
3.6 Pengumpulan Data
Pengambilan data dilakukan melalui beberapa teknik, diantaranya adalah:
1. Interview
Wawancara dimanfaatkan sebagai teknik pengambilan data dengan
menyajikan pertanyaan secara langsung kepada responden dengan
menyiapkan beberapa pertanyaan terkait dengan topik dalam penelitian.
2. Kuesioner
Metode pengambilan data melalui menyajikan beragam pertanyaan ataupun
pernyataan tulisan ditujukan pada responden untuk dijawab.
3. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan ialah pola pengambilan data melalui buku, jurnal
penelitian lainnya serta literatur lainnya terkait penelitian.
3.7 Operasional Variabel Penelitian
Secara pengkajian aplikasi variabel merupakan penafsiran yang dipaparkan
atas perihal yang diartikan bisa dipantau. Pada pengkajian ini terangkum 4
variabel, 3 independent variable (X) serta 1 dependent variable (Y) (Ahyar et al.,
2020).
3.7.1 Variabel Bebas ( Independent Variable)
Variabel ini dinamakan predictor, stimulus, ataupun variabel bebas.
Independent variable adalah suatu variabel yang memberi pengaruh atau yang
menyebabkan datangnya dependent variable. Independent variable di pengkajian
ini yakni: Kecerdasan Intelektual (X1), Kecerdasan Emosional (X3) serta
33
Kecerdasan Spiritual (X3). Independent variable kecerdasan intelektual (X1)
dalam penelitian ini mempunyai tiga parameter yang disampaikan oleh (Gultom,
2020). Kecerdasan emosional (X2) dalam studi ini memiliki lima parameter yang
disampailan oleh (Hanah, 2019) dan kecerdasan spiritual (X3) dalam penelitian
ini memiliki lima parameter yang disampaikan oleh (Hanah, 2019) tabel yakni:
1. Variabel independen kecerdasan intelektual (X1) dalam penelitian
initerdapat 5 indikator sehingga dapat divisualisasikan antara lain:
Tabel 3.2 Kecerdasan Intelektual
Variabel Definisi Operasional
Variabel
Parameter Bukti
Pernyataan
Kecerdasan
Intelektual
Keterampilan mental
yang mengikutsertakan
proses berfikir rasional
1. Keterampilan
figur
2. Keterampilan
verbal
3. Interpretasi
dan nalar
dibidang
numerik
Skala
Likert
Sumber: (Gultom, 2020)
2. Variabel independen kecerdasan emosional (X2) pada studi ini memiliki
lima parameter divisualisasikan pada penjelasan:
Tabel 3.3 Kecerdasan Emosional
Variabel Definisi Operasional
Variabel
Parameter Bukti
Pernyataan
Kecerdasan
emosional
Keterampilan dalam
mengenali, mengelola
dan menyampaikan
emosi dengan pas untuk
diri sendiri maupun
orang lain
1. Sadar diri
2. Pengaturan diri
3. Dorongan
4. Timbang rasa
5. Hubungan
Manajemen
Skala Likert
Sumber: (Hanah, 2019)
34
3. Variabel independen kecerdasan spiritual (X3) di dalam pengkajian ini
memiliki delapan indikator divisualisasikan pada penjelasan ini:
Tabel 3.4 Kecerdasan Spiritual
Variabel Definisi Operasional
Variabel
Parameter Bukti
Pernyataan
Kecerdasan
spiritual
kecerdasan dalam
mengatasi dan
menyelesaikan
perosalan makna atau
nilai.
1. Kesadaran diri
2. Spontanitas
3. Holasme
4. Kepedulian
5. Keragaman
Skala Likert
Sumber: (Aziza & Andriany, 2021)
3.7.2 Variabel Terikat (Dependent variable)
Variabel ini dikenal variabel output, karakteristik ataupun variabel tidak
bebas. Variabel terikat adalah suatu variabel yang dijadikan sebab akibat
dipengaruhi independent variable. Dependent variable di kajian ini Kinerja
Perawat (Y) di pengkajian ada 3 parameter dibawah ini:
Tabel 3.5 Kinerja Perawat
Variabel Definisi Operasional
Variabel
Indikator Bukti
Pernyataan
Kinerja
Perawat
Hasil operasi rumit,
bersumber dari fakta
maupun aspek eksternal.
1. Mengidektifikasi
pasien dengan tepat.
2. Meningkatkan
kekerabatan yang
efisien.
3. Memperketat
keamanan obat yang
harus disiagai.
4. Memastikan tempat
pembedahan,
prosedur pasien
dengan tepat.
5. Meminimalisir
resiko kecederaan
pasien jatuh.
Skala
Likert
Sumber : (Wahyuni, 2020)
35
3.8 Metode Analisis Data
Pada dasarnya, data yang didapat peneliti setelah dilakukan pengumpulan
adalah bersifat mentah, maka untuk memudahkan peneliti dan pembaca perlu
dilakukan pengolahan data sehingga data tersebut dapat dianalisis. Analisis data
bertujuan untuk mendeskripsikan data yang sudah terkumpul dengan hipotesis dan
permasalahan yang ingin dicari solusinya setelah data penelitian tersebut
dianalisis. Teknik olah data di studi kuantatif menggunakan statistik deskriptif
juga statistik inferensial. Menggunakan program SPSS adalah pilihan yang tepat
untuk melakukan pengujian data yang sudah dikumpulkan sehingga dapat
memberikan deskripsi interelasi akibat antara independent variable serta
dependent variable pada penelitian ini.
3.8.1 Analisis Deskriptif
Metode analisa deskriptif yakni sebuah analisa data dengan menggambarkan
data yang sudah terkumpul (Beddu, 2020). Analisis deskriptif dilaksanakan
bersama membentuk tabel frekuensi disertsi mencari tahu perolehan skor (angka),
kategorinya yakni: sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, sangat tidak setuju.
Akumulasi data kuesioner menerapkan rasio takar yaitu opsi tanggapan angka
positif 5 sampai 1. Poin ditetapkan dilakukan atas respon pertanyaan, baik
menyentuh variabel X1, X2, X3 serta Y dikarenakan data ini sampai selanjutnya
angka dari opsi itu digabungkan guna masing-masing responden. Respon setiap
pemakaian skala ukuran interval 1-5 tampak pada tabel:
36
Tabel 3.6 Penetapan Angka Tanggapan Kuesioner
Jawaban Pertanyaan Skor
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Ragu-Ragu 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Sumber : (Sugiyono, 2015)
Penetapan skala dijelaskan dengan rumus yaitu:
RS =
Rumus 3.1 Rentang Rasio
Dimana:
RS = Rentang Skala
N = Total Sampel
M = Total Preferentif Jawaban Tiap Item
Selaras perbandingan, barometer sampel yaitu 116 orang dengan kualitas
respon 1 - 5 diperoleh angka:
Sesuai kalkulasi yang dihasilkan, mampu menjelaskan rentang skala
berwujud tabel yang membandingkan capaian analisis 34 deskriptif yang ingin
dideskripsikan pada rentang skala tampak dalam tabel 3.7 dibawah:
Tabel 3.7 Rentang Rasio
Rentang Skala Katakteristik
116 – 209 Sangat buruk
210 – 303 Buruk
304 – 397 Cukup
398 – 491 Baik
492 – 585 Sangat Baik
37
Berdasarkan tabel 3.6 hasil untuk menafsir hipotesis 1, 2, 3 dan 4.
3.8.2 Uji Kualitas Data
3.8.2.1 Uji Validitas Instrumen
Uji validitas diperuntukkan mencari tahu pertanyaan yang dilontarkan
merupakan refresentasi dari masalah dalam penelitian. Dalam mengetahui
konsistensi independent variable objek yang diukur diterapkan uji validasi.
Kedudukan validitas kuesioner dinilai sesuai uji signifikans kaitan di tingkat
signifikansi 0.05, yang berarti sebuah item diperkirakan absah jika interelasi pada
skor item-total.
Rumus Pearson Product Moment sesuai (Beddu, 2020) yakni:
= ∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑ Rumus 3.2 Pearson Product Moment
Dimana:
= Koefisien Korelasi
Σ Xi = Total Angka Item
Σ Yi = Total Angka Total
n = Total Responden
Basis ketentuan ketetapan:
1. Jika rhitung r (tabel) berarti valid, kebalikannya
2. Jika rhitung ≤ r (tabel) berarti tak valid.
3. Jika probabilitas (sig) <a hingga item itu valid.
38
3.8.2.2 Uji Reliabilitas Data
Uji yang diterapkan unttuk mengevaluasi apakah perangkat ukur mampu
dipercaya atau tidak. Relibilitas adalah sebutan yang dipergunakan untuk
menunjukkan seberapa jauh sebuah pencapaian ukuran relatif konsisten jika
diukur diulangi lebih dari satu kali sehingga dapat memahami taraf konsistensi
instrumen ukur. Kegunaan menguji realibilitas di penelitian ini, penulis
menggunakan Cronbach Alpha (Ahyar et al., 2020) yakni:
[
] [
∑
] Rumus 3.3 Cronbach Alpha
Keterangan:
r = Koefisien Reliabilitas Alpha
k = Total Banyak Pertanyaan
Sj = Total Varian di Butir
Sx = Varian Total
Hasil pengetesan menggunakan uji 2 sisi di derajat signifikansi 0.05.
Pembatasan data reliabel maupun tidak jika: angka alpha > angkakritis produk
moment, ataupun skor r tabel. contohnya 0,6. Angka yang < 0.6 diperkirakan
mengandung realibilitas rendah, sedangkan nilai 0.7 bisa diperoleh serta angka >
0.8 diperkirakan baik. Hal tersebut dijelaskan pada tabel ini:
Tabel 3.8 Karakterisrik Indikator Koefisien Reliabilitas
No Angka Interval Golongan
1 <0,20 Amat Rendah
2 <0,20 – 0, 399 Rendah
3 0,40 – 0,599 Cukup
4 0,60 – 0,799 Tinggi
5 0,80 – 1,00 Amat Tinggi
Sumber: (Beddu, 2020)
39
Bersumber Tabel 3.8, kesimpulannya bahwa basis penetapan ketetapan sebagai
berikut:
1. Jika angka realibility 0.6 sehingga pernyataan diterima.
2. Jika angka realibility < 0.6 sehingga pernyataan tak diterima.
3.8.3 Uji Asumsi Klasik
3.8.3.1. Uji Normalitas
Uji normalitas ialah pengujian memaparkan data normal didapati jika
signifikannya 0.005. Dalam mengkaji suatu data pembagian normal atau
tidaknya, dilihat mempergunakan grafik normal plot. Normalitas bisa dilakukan
memakai 2 metode. Yaitu "Normal P-P Plot" serta One sample Kolmogorov
Smirnov". Biasanya peneliti menggunakan One sample Kolmogorov Smirnov.
Di One sample Kolmogorov Smirnov hakikatnya normalitas, diketahui dengan
mengkaji angka signifikansi > 0.05, hingga residual diseminasi normal. Basis
penentuan ketetapan:
1. Jika signifikansi> 0.05 hingga residual diperkirakan berdistribusi normal.
2. Jika signifikansi< 0.05 hingga residual diperkirakan tidak berdistribusi
normal.
3.8.3.2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas berfungsi untuk memahami keberadaan korelasi
sempurna pada variabel bebas (Beddu, 2020). Dasar penentuan keputusan ialah
pemahaman multikolinearitas pada sebuah model bisa dilihat dari Variance
Inflation Factor (VIF) serta Tolerance yakni:
40
1. Jika angka VIF < 10 sehingga model bisa diperkirakan bebas dari
multikolinearitas.
2. Jika angka VIF > 10 sehingga model bisa diperkirakan berproses
multikolinearitas.
3.8.3.3. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas berguna mengetes keberadaan perbedaan varian
residual antar pengujian. Uji tersebut menerapkan sistem Gleyser dengan
membenahi regresi skor otoriter residual dengan variabel bebas. Ketika setiap
variabel tidak ada signifikansi kepada otoriter residual α=0.05 maka pada regresi
tidak berproses heteroskedastisitas. Cara mengetahui adanya heteroskedastisitas
pada sebuah model bisa mempergunakan uji spearman rho. Basis ketentuan
keputusan sebagai berikut:
1. Jika perolehan angka probabilitas memiliki angka signifikan > angka
alpha 0,05 sehingga model tidak berproses heterokedastisitas.
2. Jika perolehan angka probabilitas memiliki angka signifikan < angka
alpha 0,05 sehingga berproses heterokedastisitas.
3.8.4 Uji Pengaruh
3.8.4.1. Uji Regresi Linear Berganda
Berbasis pengembangan regresi linear sederhana, menaikkan variabel bebas
berawal dari satu kemudian menjadi lebih dari dua variabel bebas. Model analisa
ini guna melihat interelasi antar independent variable dengan dependent variable:
variabel X1,X2 dan X3 pada Y.
41
Efek antar dependent variable baik secara serentak ataupun segmentak
dirincikan melalui studi berkut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 Rumus 3.4 Regresi Linear Berganda
Keterangan:
Y = Kinerja Perawat
b1 = Koefisien Kecerdasan Intelektual
X1 = Kecerdasan Intelektual
b2 = Koefisien Kecerdasan Emosional
X2 = Kecerdasan Emosional
b3 = Koefisien Kecerdasan Spirtual
X3 = Kecerdasan Spiritual
3.8.4.2. Uji Determinasi (R²)
R² dipergunakan untuk mencari tahu persentase dampak variabel x terhadap
variabel y. Nilai koefisien ketetapan memiliki interval 0 - 1. Jika R² = 1, artinya
besarnya persentase x terhadap y secara bersamaan adalah 100%. Ini menjelaskan
jika koefisien ketetapan mencapai 1, variabel independen terhadap variabel
dependen makin berpengaruh, akan makin cocok garis regresi y (Beddu, 2020).
3.9 Uji Hipotesis
Hipotesis adalah persepsi temporer pada rumusan masalah dalam studi
yang berbentuk kalimat pertanyaan. Uji hipotesis dipenelitian ini menggunakan
uji secara segmental serta analisa bersamaan (Ahyar et al., 2020).
42
3.9.1 Uji Parsial (t-Test)
Uji t menerangkan besarnya efek variabel individual pada variabel terikat.
: = =0, berarti secara segmental tidak berpengaruh signifikan dari variabel
bebas yakni kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan
spiritual terhadap kinerja perawat sebagai variabel terikat. : ,
berarti secara segmental didapati dampak atas variabel bebas terhadap variabel
terikat. Uji statistik t dipergunakan memverifikasi setiap efek variabel bebas
terhadap variabel terikat. Karakteristik pengambilan keputusan yaitu :
1 Bila nilai signifikansi > berarti variabel bebas mempunyai
pengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
2 Bila nilai signifikansi < berarti variabel bebas tidak
mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
3.9.2 Uji Simultan (F-test)
Uji F berbasis pada seluruh variabel bebas yang digunakan pada model
menyandang pengaruh secara bersamaan terhadap variabel terikat. : = =0,
berarti secara bersamaan tidak ada dampak dari variabel bebas ( dan ) yakni
kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdan spirtual pada kinerja
perawat sebagai variabel terikat (Y). artinya secara bersamaan
didapati dampak signifikansi dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Pengkajian hipotesis secara bersamaan dipakai guna mencari tahu variabel
bebas (X) mempengaruhi variabel terikat (Y). Karakteristik penentuan yaitu:
3 Bila nilai Fhitung> Ftabel, maka variabel bebas secara kompak
mempengaruhi signifikansi variabel terikat.
43
4 Bila nilai Fhitung< Ftabel maka variabel bebas secara serentak tidak
mempengaruhi signifikansi variabel terikat (Beddu, 2020).
43