pengukurant metabolisme basal
DESCRIPTION
mtriiiTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM FAAL
PENGUKURAN METABOLISME BASAL
Disusun oleh : KELOMPOK A4
1. Rossy Yolanda C. 09700029
2. M. Zaky 09700033
3. Zuni Anggraeni 09700035
4. Benny Setiawan 09700037
5. Maya Anjelina T.B 09700039
6. Danan Zaim 09700041
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2010/2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Teori1.1.1 Kecepatan Metabolisme
Metabolisme tubuh adalah semua reaksi kimia di dalam semua sel tubuh dan
kecepatan metabolisme dalam keadaan normal dinyatakan dengan istilah kecepatan
pembebasan panas selama reaksi kimia.
Panas Adalah Produk Akhir Dari Hampir Semua Pelepasan Energi Dalam Tubuh
Tidak semua energi dalam makanan ditransfer menjadi ATP, sebaliknya, sebagian
besar energi ini menjadi panas. Rata-rata 35% energi dalam makanan menjadi panas
selama pembentukan ATP. Energy masih banyak menjadi panas sewaktu ditransfer dari
ATP ke sistem fungsional sel, sehingga bahkan pada keadaan terbaik pun, tidak lebih dari
27% dari seluruh energi makanan yang akhirnya dipakai oleh sistem fungsional.
Bila 27% energi mencapai sistem fungsional sel, hampir semua energi itu akhirnya
menjadi panas karena: harus diperhatikan sintesis protein dan elemen pertumbuhan tubuh
lain. Sewaktu protein disintesis, sejumlah besar ATP dipakai untuk membentuk ikatan
peptida dan energi disimpan dalam bentuk ikatan ini. Namun kita juga ketahui bahwa
terdapat pergantian protein secara kontinu, beberapa diantaranya dibentuk sementara yang
lainnya dipecah. Sewaktu protein dipecah, simpanan energy dalam ikatan peptida
dilepaskan dalam bentuk panas ke dalam tubuh.
Sebagian besar energi yang digunakan untuk aktivitas otot, digunakan hanya untuk
melawan sifat rekat dari otot itu atau dari jaringan sehingga anggota gerak dapat bergerak.
Pergerakan ini justru menghasilkan panas karena adanya gesekan dalam jaringan.
Energi yang digunakan jantung untuk memompa darah juga dapat
dipertimbangkan. Darah dapat memperluas sistem arteri, di mana perluasan tersebut
merupakan cadangan energy potensial. Sewaktu darah mengalir melalui pembuluh perifer,
gesekan antara lapisan darah yang berbeda, yang mengalir satu sama lain dan gesekan
darah pada dinding pembuluh darah mengubah semua energi ini menjadi panas.
Oleh karena itu, pada dasarnya semua pengeluaran energi oleh tubuh diubah
menjadi panas. Satu-satunya pengecualian yang bermakna terjadi apabila otot dipakai
untuk melakukan beberapa bentuk kerja di luar tubuh. Misalnya, bila otot mengangkat
benda atau mengangkat tubuh itu sendiri untuk menaiki tangga, sejenis energi potensial
kemudian dihasilkan dengan meningkatkan suatu massa melawan gaya berat. Namun bila
tidak terjadi pemakaian energi luar, lebih baik dikatakan bahwa semua energi yang
dilepaskan oleh proses metabolik akhirnya menjadi panas tubuh.
1.1.2 Metabolisme Basal
Metabolisme basal adalah metabolisme yang diukur pada kondisi basal. Kondisi
basal adalah suatu keadaan jaga (tidak tidur) tetapi istirahat fisik dan mental. Basal
Metabolisme Rate (BMR) adalah jumlah panas yang diproduksi oleh tubuh dalam kondisi
basal per satuan luas tubuh persatuan waktu. Besarnya BMR biasanya dinyataka dalam
kalori/m2/jam. Untuk kepentingan klinik, besarnya BMR orang yang diperiksa
dibandingkan dengan BMR standart kelompoknya yang disebut Nilai Relatif.
Syarat melakukan percobaan metabolisme basal :
– Dalam kondisi istirahat (mental-fisik)
– Dilakukan dalam kondisi perut kosong ± 16 jam (post absorptive)
– Malam sebelumnya telah tidur nyenyak
– Ruang pengukuran bersuhu nyaman
Syarat tambahan melakukan percobaan metabolisme basal :
- Membatasi intake protein
- Menghindari kerja berat
- Cukup tidur
- Tidak minum obat-obatan
Metabolisme basal standart = kal/ m2/ jam
Nilai normal = ± 15 %
Kecepatan metabolisme basal berarti kecepatan pemakaian energi dalam tubuh
selama istirahat absolut, tapi orang tersebut dalam keadaan terbangun. Berikut ini adalah
keadaan basal untuk melakukan pengukuran kecepatan metabolisme basal :
1. Seseorang tidak boleh makan paling sedikit 12 jam terakhir. Diperbolehkan minum air
tawar.
2. Tidak makan banyak protein pada 48 jam terakhir.
3. Kecepatan metabolisme basal ditentukan setelah tidur yang penuh di malam hari.
4. Terbaik pada pagi hari sewaktu baru bangun tidur dan belum melakukan aktivitas. Bila
keadaan ini tidak memungkinkan, maka sebelum pemeriksaan aktivitas dibatasi dan
istirahat dahulu minimal ½ jam sebelumnya.
5. Semua faktor fisik dan psikis yang menimbulkan rangsangan harus dihilangkan.
6. Pemeriksaan dalam posisi berbaring pada suasana tenang dan suhu kamar harus
menyenangkan dan berkisar antara 680 dan 800F.
7. Waktu pemeriksaan bebas dari pengaruh obat-obatan.
Teknik yang Biasa Digunakan untuk Menentukan Kecepatan Metabolisme Basal
Metode untuk menentukan kecepatan metabolisme basal adalah untuk mengukur
kecepatan pemakaian oksigen dengan memakai metabolator dari tipe yang dilukiskan pada
gambar 1-1. Kemudian kecepatan basal dihitung sebagai Kalori per jam. Nilainya biasanya
berkisar antara 60 Kalori per jam pada laki-laki dewasa muda dan sekitar 53 Kalori per jam
pada perempuan dewasa muda.
1.1.2 Metabolisme Kerja
Pada saat kerja, energi dibutuhkan selain untuk keperluan basal tetapi juga untuk
melakukan aktivitas. Besarnya energi saat kerja ini tergantung berat ringannya kerja yang
dilakukan seseorang.
• Hasil Energi = Kerja + Simpanan Energi + Panas
• Gross Efficiency / efisiensi kotor
– Membandingkan hasil kerja dengan hasil pengukuran metabolisme selama bekerja
= C / B+A X 100 %
• Net Efficiency / efisiensi bersih
– Membandingkan hasil kerja dengan tambahan energi yang diperlukan tubuh untuk
melakukan pekerjaan tersebut
= C / B X 100 %
1.2 PERMASALAHAN
1. Bagaimana kesimpulan hasil pemeriksaan metabolisme basal dan metabolisme kerja pada
orang coba?
2. Adakah cara lain untuk menentukan besarnya metabolisme basal seseorang selain dengan
spirometer?
3. Apakah perbedaan calorimeter terbuka dan tertutup?
4. Hitunglah BMR dengan rumus Reed:
BMR = 0,75 {(frek. Nadi) + 0,74 (tekanan nadi)} – 72
Bagaimana komentar saudara dengan rumus Reed ini?
5. Faktor-faktor fisiologis apa sajakah yang bisa mempengaruhi BMR?
6. Mengapa perlu juga dihitung Nilai Relatif dan bukan hanya Metabolisme Rate saja?
1.3 TUJUAN PRAKTIKUM
1 Mengetahui besarnya BMR dari masing-masing orang coba.
2. Mengetahui factor-faktor lain yang dapat mempengaruhi BMR.
BAB II
HASIL PRAKTIKUM
1. METABOLISME BASAL
Nama orang coba : Hirul Mustofa
Umur : 22 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku Bangsa : Jawa
Pekerjaan : Mahasiswa
Tekanan Darah :100/80
Suhu :
Tinggi Badan :
Berat Badan :
Luas Badan :
Suhu spirometer :
P Barometer :
P uap jenuh :
Pemeriksaan Laju Metabolisme Istirahat
- Frekuensi nadi
Awal : 64 x/menit
Tengah : 60 x/menit
Akhir : 64 x/menit
- Frekuensi Napas
Awal : 18 x/menit
Tengah : 20 x/menit
Akhir : 20 x/menit
- Banyak pemakaian oksigen 6 menit : 68mm/6’
Hitungan :
1. VO2 = 68 mm/6’
= 68 x 30 ml
= 2040 ml/6’
= 2,04 x 10 lt/jam
= 20,4 lt/jam
2. V2 = P1 x V1 x T2
P2 x T1
= 736,45 x 20,4 x 273
760 x 300
= 4101437,34
228000
= 17,989 lt/jam
3. BMR = V2 x 4,825
A
= 17,989 x 4,825
1,825
= 46,92 kal/m2/jam
4. NR BMR = BMR pemeriksaan - BMR standart X 100%
BMR standart
= 46,92 – 39,5 X 100%
39,5
= 7,42 X 100%
39,5
= 18,78 %
2. METABOLISME KERJA
- Frekuensi nadi
Awal : x/menit
Tengah : x/menit
Akhir : x/menit
- Frekuensi Nafas
Awal : x/menit
Tengah : x/menit
Akhir : x/menit
- Hitungan :
1. V02 kerja = 15 mm/ 2’
= 15 x 30 ml
= 450 ml/2’
= 0,45 x 30 lt/jam
= 13,5 lt/jam
2. V2 = P1 x V1 x T2
P2 x T1
= 736,45 x 13,5x 273
760 x 300
= 2714186,475
228000
= 11,9 lt/jam
3. BMR = V2 x 4,825
A
= 11,9 x 4,825
1,85
= 31,04 kal/m2/jam
4. Vp = 15 mm/3’
= 15 x 30 ml/3’
= 450 ml/3’
= 0,45 x 20 lt/jam
= 9 lt/jam
5. V2 = P1 x Vp x T2
P2 x T1
= 736,45 x 9 x 273
760 x 300
= 1809457,65
228000
= 7,94 lt/jam
6. BMR = V2 x 4,825
A
= 7,94 x 4,825
1,825
= 20,7 kal/m2/jam
1 METABOLISME BASAL
Nama orang coba : Rossy Yolanda
Umur : 19 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku Bangsa : Jawa
Pekerjaan : Mahasiswa
Tekanan Darah : 120/80
Suhu :36,6 oC
Tinggi Badan : 165
Berat Badan : 56
Luas Badan : 1,60
Suhu spirometer : 27,5oC
P Barometer : 736 mmHg
P uap jenuh : 26,55
Pemeriksaan Laju Metabolisme Istirahat
- Frekuensi nadi
Awal : 68 x/menit
Tengah : 76 x/menit
Akhir : 56 x/menit
- Frekuensi Napas
Awal : 24 x/menit
Tengah : 16 x/menit
Akhir : 28 x/menit
- Banyak pemakaian oksigen 6 menit : 86 mm/6’
Hitungan :
1. VO2 = 86 mm/6’
= 86 x 30 ml
= 2580 ml/6’
= 2,58 x 10 lt/jam
= 25,8 lt/jam
2. V2 = P1 x V1 x T2
P2 x T1
= 736,45 x 25,8 x 273
760 x 300
= 5187111,93
228000
= 22,75 lt/jam
3. BMR = V2 x 4,825
A
= 22,75 x 4,825
1,60
= 68,6 kal/m2/jam
4. NR BMR = BMR pemeriksaan - BMR standart X 100%
BMR standart
=68,6 – 38 X 100%
38
= 30,6 X 100%
38
= 80,5%
2. METABOLISME KERJA
- Frekuensi nadi
Awal : 56 x/menit
Tengah : 80 x/menit
Akhir : 80 x/menit
- Frekuensi Nafas
Awal : 24 x/menit
Tengah : 24 x/menit
Akhir : 25 x/menit
- Hitungan :
1. V02 kerja = 24 mm/ 2’
= 24 x 30 ml
= 720 ml/2’
= 0,72 x 30 lt/jam
= 21,6 lt/jam
2. V2 = P1 x V1 x T2
P2 x T1
= 736,45 x 21,6 x 273
760 x 300
= 4342698,36
228000
= 19,05 lt/jam
3. BMR = V2 x 4,825
A
= 19,05 x 4,825
1,60
= 58,8 kal/m2/jam
4. Vp = 38 mm/4’
= 38 x 30 ml/4’
= 1140 ml/4’
= 1,14 x 15 lt/jam
= 17,1 lt/jam
5. V2 = P1 x Vp x T2
P2 x T1
= 736,45 x 17,1 x 273
760 x 300
= 3437969,54
228000
= 15,08 lt/jam
6. BMR = V2 x 4,825
A
= 15,08 x 4,825
1,60
= 45,4 7kal/m2/jam
BAB III
PEMBAHASAN
4.1 Diskusi Jawaban Pertanyaan1. Bagaimana kesimpulan hasil pemeriksaan metabolisme basal dan metabolisme kerja
pada orang coba?
Jawab :
bahwa pemeriksaan ini sangat dipengaruhi kondisi orang coba,dari hasil tersebut
juga terlihat metabolisme basal pada orang istirahat lebih rendah dibandingkan
metabolisme orang kerja. Pada saat kerja, energi dibutuhkan selain untuk keperluan
basal tetapi juga untuk melakukan aktivitas. Besarnya energi saat kerja ini tergantung
berat ringannya kerja yang dilakukan seseorang.
2. Adakah cara lain untuk menentukan besarnya metabolisme basal seseorang selain
dengan spirometer?
Jawab :
Dengan menggunakan
a) Room calorimeter. Yaitu dengan menempatkan seseorang dalam ruangan
dengan udara terisolasi, sehingga tidak ada kontak dengan udara luar.
b) Bomb kalori. Yaitu pengukuran energi yang dilepaskan oleh pembakaran
bahan makanan yang keluar dari tubuh dengan alat bomb kalorimeter
3. Apakah perbedaan kalorimetri terbuka dan tertutup?
Jawab :
Kalorimeter terbuka ada pengaruh dari udara atmosfer
Kalorimeter tertutup oksigen berasal dari spirometer sendiri
Secara Terbuka
• Oksigen yang diperlukan didapat dari udara luar.
• Alat : kantong douglas
– alat untuk mengukur volume
– gassometer untuk mengukur kadar gas
• Yang ditampung udara ekspirasi.
• Masalah :
– Berapa volume udara inspirasi
– Berapa O2 terpakai
O2 TERPAKAI = O2 INSPIRASI – O2 EKSPIRASI
= VOL INS x [O2] INS – VOL EKS x [O2] EKS
– Gas yang keluar masuk pernafasan yang tak berubah jumlahnya dan dengan
mudah ditentukan dengan nitrogen
– N2 INSP = N2 EXP
VOL INS x [N2]INS = VOL EXP x [N2] EXP
[N2] EXP
VOL INS = ----------------- x V EXP
[N2] INS
• WEIR’S FORMULA
E kkal = 0,05 (OI – OE) x V exp
• Max Plank Formula
0,3 % x V exp
Secara Tertutup
• O2 disediakan di ruang tertutup diketahui O2 yang dipakai.
• Alat : SPIROMETER terdiri dari :
– Tabung dengan 2 dinding berisi air
– Soda lime (CO2 absorber)
VOLUME ATPS STPD
4. Hitunglah BMR dengan rumus Reed :
BMR = 0,75 {(frek. Nadi) + (0,74 x (tekanan nadi)) – 72
Bagaimana komentar saudara dengan rumus Reed ini?
Jawab :
I. Metabolisme Basal
a. Awal
BMR = 0,75 {(frek. Nadi) + (0,74 x (tekanan nadi)) – 72
= 0,75 {(68) + (0,74 x 120)} – 72
= {0,75 (68 + 88,8)} – 72
= {0,75 x 156,8} – 72
= 117,6 – 72
= 45,6 kal/m2/jam
b. Tengah
BMR = 0,75 {(frek. Nadi) + (0,74 x (tekanan nadi)) – 72
= 0,75 {(76) + (0,74 x 120)} – 72
= {0,75 (76 + 88,8)} – 72
= {0,75 x 164,8} – 72
= 123,6 – 72
= 51,6 kal/m2/jam
c. Akhir
BMR = 0,75 {(frek. Nadi) + (0,74 x (tekanan nadi)) – 72
= 0,75 {(56) + (0,74 x 120)} – 72
= {0,75 (56 + 88,8)} – 72
= {0,75 x 144,8} – 72
= 108,6– 72
= 36,6 kal/m2/jam
II. Metabolisme Kerja
a. Awal
BMR = 0,75 {(frek. Nadi) + (0,74 x (tekanan nadi)) – 72
= 0,75 {(56) + (0,74 x 120)} – 72
= {0,75 (56 + 88,8)} – 72
= {0,75 x 144,8} – 72
= 108,6 – 72
= 36,6 kal/m2/jam
b. Tengah (2 menit kerja)
BMR = 0,75 {(frek. Nadi) + (0,74 x (tekanan nadi)) – 72
= 0,75 {(80) + (0,74 x 120)} – 72
= {0,75 (80 + 88,8)} – 72
= {0,75 x 168,8} – 72
= 126,6 – 72
= 54,6 kal/m2/jam
c. Akhir (2 menit pemulihan)
BMR = 0,75 {(frek. Nadi) + (0,74 x (tekanan nadi)) – 72
= 0,75 {(80) + (0,74 x 120)} – 72
= {0,75 (80 + 88,8)} – 72
= {0,75 x 168,8} – 72
= 126,6 – 72
= 54,6 kal/m2/jam
5. Faktor-faktor fisiologis apa sajakah yang bisa mempengaruhi BMR ?
Jawab :
a. Genetik , sebagian orang dilahirkan dengan tingkat metabolisme basal (BMR)
tinggi , dan sebagian lagi BMRlebih rendah.
b. Gender , laki – laki cenderung memiliki massa otot lebih besar daripada
perempuan, sehingga BMR laki – laki lebih besar daripada perempuan.
c. Usia , BMR cendererung berkurang seiring dengan bertambahnya usia. BMR
seseorang dapat turun sekitar 2% per dekade.
d. Berat tubuh , semakin berat massa tubuh seseorang , BMRnya akan lebih tinggi.
e. Body surface area atau Luas permukaan tubuh , ini berkaitan dengan tinggi dan
berat seseorang. Sehingga orang yang lebih tinggi dan besar cenderung memiliki
BMR yang lebih tinggi.
f. Pola makan , dalam keadaan lapar BMR seseorang bisa turun hingga 30%.
g. Suhu tubuh , setiap kenaikan suhu tubuh 0.5 C , BMR bisa meningkat hingga 7%.
h. Suhu Lingkungan , suhu lingkungan juga berpengaruh pada tingkat BMR
seseorang. Ini berkaitan dengan upaya penstabilan suhu tubuh. Semakin rendah
suhu lingkungan , BMR akan cenderung lebih tinggi.
i. Hormon , hormon yang mempengaruhi tingkat BMR adalah hormon tiroksin.
Hormon tiroksin sebagai regulator BMR , yang mengatur kecepatan metabolisme
tubuh. Semakin banyak homon tiroksin yang disekresikan, maka akan semakin
tinggi BMRnya.
6. Mengapa perlu juga dihitung Nilai Relatif dan bukan hanya Metabolisme Rate saja?
Jawab :
Perlu karena keduanya dapat dibandingkan dengan angka normalnya hingga dapat
diketahui apakah ada penyimpangan BMR terhadap harga BMR standart kelompoknya
yang dinyatakan dalam bentuk persen.
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kemungkinan Penyebab Kesalahan Hasil PratikumHal-hal yang mempengaruhi hasil percobaan:
1. Alat yang sudah tua sehingga keakuratannya kurang
2. Kondisi fisik orang coba yang kurang siap
3. Ketepatan saat penghitungan denyut nadi
5.2 KesimpulanBerdasarkan hasil seluruh percobaan dapat disimpulkan bahwa:
pemeriksaan ini sangat dipengaruhi kondisi orang coba,dari hasil tersebut juga terlihat
metabolisme basal pada orang istirahat lebih rendah dibandingkan metabolisme orang kerja.
Pada saat kerja, energi dibutuhkan selain untuk keperluan basal tetapi juga untuk melakukan
aktivitas. Besarnya energi saat kerja ini tergantung berat ringannya kerja yang dilakukan
seseorang.
5.3 SaranBerdasarkan hasil kerja dan kesalahan kerja yang kami alami sebaiknya:
1. Perlunya ketelitian dan ketepatan dalam menghitung denyut nadi.
2. Perlunya mempersiapkan kondisi fisik yang baik.
3. Perlu untuk pembaruan alat percobaan terutama spirometer.
DAFTAR PUSTAKA
Ganong, WF (2002). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 20. Jakarta: EGC.
Guyton, AC. (1995). Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit, Edisi Revisi. Jakarta : EGC
Guyton, AC. Dan Hall JE.(2003). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 9. Jakarta: EGC.
Petunjuk Praktikum Ilmu Faal Fakultas Kedokteran UWKS – Praktikum IV
Sherwood, L (2001). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, Edisi 2. Jakarta: EGC.