metabolisme karbohidrat_musrin
DESCRIPTION
materi Biokimia UiversitasTRANSCRIPT
BAB VIIMETABOLISME KARBOHIDRAT
7.1 PENDAHULUAN 7.1.1 Deskripsi Singkat
Bab ini akan membahas metabolisme karbohidrat yang
meliputi penjabaran tentang proses glikolisis, glikogenesis,
glikoneogenesis, glikogenolisis, siklus asam sitrat serta proses
fosforilasi oksidatif beserta tahap-tahapannya yang disertai dengan
penggunaan dan energi yang dihasilkan dari proses reaksi tersebut.
7.1.2 Relevansi
Pembahasan bab ini sangat berhubungan dengan bab
selanjutnya, dimana mahasiswa harus mampu mengetahui
bagaimana reaksi metabolisme karbohidrat dapat berlangsung
sehingga bisa menghasilkan energi yang dibutuhkan untuk aktivitas
sel serta keterkaitannya dengan metabolisme biomolekul lainnya
seperti protein, lemak dan asam nukleat.
7.1.3 Tujuan
Setelah mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan tahap-tahap reaksi yang terjadi dalam glikolisis
2. Menerangkan energi yang digunakan maupun yang terjadi
pada proses glikolisis
3. Menerangkan tahap-tahap reaksi dalam glikogenesis,
glikogenolisis, dan glukoneogenesis
4. Menerangkan tahap-tahap reaksi pada siklus asam sitrat (daur
Krebs)
5. Mendiskusikan energi yang terjadi dalam siklus asam sitrat
6. Menjelaskan proses fosforilasi oksidatif
Bahan Ajar BiokimiaMetabolisme Karbohidrat
161
7.2. PENYAJIAN7.2.1 Uraian Dan Contoh
Pada proses pencernaan makanan, karbohidrat mengalami
proses hidrolisis baik dalam mulut, lambung maupun usus. Setelah
proses penyerapan melalui dinding usus halus, sebagian besar
monosakarida di bawa oleh aliran darah ke hati. Di dalam hati,
monosakarida mengalami proses sintesis menghasilkan glikogen,
oksidasi menjadi CO2 dan H2O, atau dilepaskan untuk di bawa
dengan aliran darah ke bagian tubuh yang memerlukannya.
Sebagian lain monosakarida dibawa langsung ke sel, jaringan, dan
organ tertentu dan mengalami proses metabolisme lebih lanjut.
Karena pengaruh berbagai faktor dan hormon insulin yang di
hasilkan oleh kelenjar pankreas, hati dapat mengatur kadar glukosa
dalam darah. Bila kadar glukosa dalam darah meningkat sebagai
akibat naiknya proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat,
sintesis glikogen dari glukosa oleh hati akan naik. Sebaliknya bila
kadar glukosa menurun, umpamanya akibat latihan olah raga,
glikogen di uraikan menjadi glukosa untuk selanjutnya mengalami
proses katabolisme menghasilkan energi ( dalam bentuk energi
kimia, ATP) yang dibutuhkan oleh kegiatan olah raga tersebut.
Kadar glukosa dalam darah merupakan faktor yang sangat
penting untuk kelancaran kerja tubuh. Kadar normal glukosa dalam
darah adalah 70-90 mg/100 ml. Keadaan dimana kadar glukosa
berada dibawah 70 mg/100 ml disebut hipoglisemia, sedangkan
diatas 90 mg/100 ml disebut hiperglisemia.
Hipoglisemia yang eksterm dapat menghasilkan suatu
rentetan reaksi goncangan yang di tunjukkan oleh gejala
gemetarnya otot, perasaan lemah badan, dan pucatnya warna kulit.
Hipoglisemia yang serius dapat menyebabkan kehilangan kesadaran
(pingsan) sebagai akibat kekurangan glukosa dalam otak yang perlu
untuk pembentukan energi, sehingga kemudian dapat
menyebabkan kematian. Kadar glukosa yang tinggi merangsang
Bahan Ajar BiokimiaMetabolisme Karbohidrat
162
pembentukan glikogen dari glukosa, sintesis asam lemak dan
kolesterol dari glukosa. Kadar glukosa antara 140 dan 170 mg/100
ml disebut kadar ambang ginjal, karena pada kadar ini glukosa di
ekskresi dalam kemih melalui ginjal. Gejala ini disebut glukosuria
yaitu keadaan ketidakmampuan ginjal untuk menyerap kembali
glukosa yang telah mengalami filtrasi melalui sel tubula.
HATI DARAH OTOT
Glikogen
Fruktosa Galaktosa Glukosa
ATP
Piruvat
Lipida CO2 + H2O
Sterol kolesterol
FruktosaGalaktosaGlukosa ATP
Piruvat
Laktat
Glikogen
Glukosa
ATP
Piruvat
ATP
Laktat
CO2 + H2O
Gambar 7.1 Gambaran umum metabolisme karbohidrat: hubungan antara hati, darah, dan otot.
Kadar glukosa dalam darah di atur oleh beberapa hormon.
Insulin, yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas, menurunkan kadar
glukosa dengan menaikkan pembentukan glikogen dari glukosa.
Adrenalin (epinefrin), yang juga dihasilkan oleh pankreas, dan
glukagon, berperan dalam menaikkan kadar glukosa dalam darah.
Semua faktor ini bekerja sama secara terkoordinasi
mempertahankan kadar glukosa tetap normal untuk menunjang
berlangsungnya proses metabolisme secara optimum.
Proses penguraian glukosa menjadi piruvat, alkohol, laktat
atau CO2 dan air dapat berlangsung melalui beberapa jalan
metabolisme, tergantung dari keadaan lingkungan, keadaan dalam
Bahan Ajar BiokimiaMetabolisme Karbohidrat
163
sel atau macam jasadnya. Satu macam jasad hidup dapat
melakukan satu atau lebih jalur metabolisme penguraian glukosa
tergantung pada diperlukan atau tidaknya proses penguraian
tersebut. Artinya tiap jasad hidup mempunyai sistem kontrolnya
sendiri.
Ada beberapa istilah yang berhubungan dengan metabolisme
penguraian glukosa:
1. Glikolisis : Proses penguraian karbohidrat menjadi piruvat.
Juga disebut jalur metabolisme Embden-Meyerhoff dan sering
diartikan pula sebagai penguraian glukosa menjadi piruvat.
Proses ini terjadi di sitoplasma.
2. Glikolisis anaerob : Proses penguraian karbohidrat menjadi
laktat melalui asam piruvat tanpa melibatkan oksigen.
3. Fermentasi atau peragian : Proses senyawa kimia secara
enzimatik menghasilkan gas, dalam hal ini adalah penguraian
karbohidrat menghasilkan etanol dan CO2 tanpa melibatkan
oksigen.
4. Daur Asam Sitrat atau daur asam trikarboksilat (TCA): Suatu
jalur metabolisme lingkar dimana asetat (khususnya asetil
koenzim-A) diubah menjadi CO2 dan air dengan menggunakan
oksigen.
5. Pernafasan atau respirasi : proses kimia yang terjadi bila sel
menyerap oksigen, menghasilkan CO2 . Sumber karbon yang
dipakai dalam proses ini tidak khusus. Pernafasan dalam arti
yang lebih khusus adalah proses penguraian glukosa dengan
menggunakan oksigen, menghasilkan CO2, air dn energi
(dalam bentuk energi kimia, ATP) yang melibatkan jalur
metabolisme glikolisis, daur Asam Sitrat, dan fosforilasi
bersifat oksidatif.
Bahan Ajar BiokimiaMetabolisme Karbohidrat
164
7.2.1.1 G L I K O L I S I S
Di dalam sel, penguraian (katabolisme) monosakarida
(glukosa, fruktosa, dan galaktosa) pertama kali diuraikan oleh
enzim-enzim glikolisis yang larut dalam sitoplasma. Glikolisis
berasal dari (gluko = glukosa ; dan lisis = penguraian) adalah
proses penguraian glukosa menjadi piruvat. Reaksi penguraian ini
terjadi dalam keadaan ada atau tanpa oksigen. Bila ada oksigen
asam piruvat akan dioksidasi lebih lanjut menjadi CO2 dan air
misalnya pada hewan, tumbuhan dan banyak sel mikroba yang
berada pada kondisi aerobik. Atau tanpa oksigen (glikolisis anaerob)
asam piruvat akan dirubah menjadi etanol (fermentasi alkohol)
pada ragi, dan menghasilkan asam laktat pada otot manusia yang
berkontraksi.
Glikolisis menghasilkan dua senyawa karbohidrat beratom tiga
dari satu senyawa beratom enam. Pada proses ini terjadi sintesis
ATP dari ADP + Pi. Secara umum proses ini dibagi dalam 2 tahap
yakni tahap pertama glukosa diuraikan menjadi gliseraldehida 3-
fosfat (proses pemotongan rantai heksosa) dan tahap kedua
gliseraldehida 3-fosfat diubah menjadi 3-fosfogliserol fosfat ( reaksi
penyimpanan energi). Berikut ini diuraikan tahap-tahap reaksi
glikolisis secara keseluruhan:
Tahap pertama : Pemasukan satu gugus fosfat ke dalam molekul
glukosa (fosforilasi glukosa) menghasilkan glukosa 6 – fosfat.
Reaksi ini dikatalisis oleh glukokinase yang memerlukan ion Mg2+
sebagai kofaktornya. Sedangkan gugus fosfat dan energi yang
diperlukannya didapat dari penguraian ATP menjadi ADP. Pada
reaksi kebalikannya yakni (tahap akhir glukoneogenesis) dikatalisis
oleh enzim yang berbeda yakni glukosa 6-fosfatase. Pada reaksi ini
tidak terbentuk ATP dari ADP melainkan terjadi pelepasan gugus
fosfat dari glukosa 6-fosfat menghasilkan glukosa.
Bahan Ajar BiokimiaMetabolisme Karbohidrat
165
Tahap kedua : Merupakan reaksi isomerisasi glukosa 6-fosfat
menjadi fruktosa 6-fosfat, dikatalisis oleh fosfoheksoisomerase,
melibatkan pergeseran oksigen karbonil dari atom karbon nomor
satu ke atom karbon nomor 2. Enzim ini juga mengkatalisis reaksi
kebalikannya. Dalam reaksi ini tidak terjadi penguraian maupun
pembentukan ATP.
Tahap ketiga : Fosforilasi fruktosa 6-fosfat menjadi fruktosa 1.6-
difosfat (pemasukan gugus fosfat dari ATP), dikatalisis oleh enzim
fosfofruktokinase dengan ion Mg2+ sebagai kofaktor. Kebalikan
dengan reaksi fosfoheksoisomerase reaksi fosfofruktokinase
merupakan reaksi tidak dapat balik yang berfungsi sebagai bagian
pengontrol kedua pada proses glikolisis.
Tahap keempat : Fruktosa 1.6-difosfat lalu diuraikan menjadi dua
triosa fosfat yakni gliseraldehida 3-fosfat dan dihidroksiaseton fosfat
dengan katalis aldolase fruktosa difosfat (aldolase). Reaksi ini
berjalan dalam dua arah. Dihidroksiaseton fosfat secara cepat
diubah menjadi gliseraldehida 3-fosfat dengan enzim isomerase
Bahan Ajar BiokimiaMetabolisme Karbohidrat
166
triosafosfat dengan asumsi kemungkinan hilangnya setengah dari
energi molekul glukosa dapat dicegah. Selanjutnya adalah
interkonversi gliseraldehida 3-fosfat menjadi 3-fosfogliserol fosfat.
Reaksi ini adalah tahap awal dalam reaksi penyimpanan energi
dalam bentuk ATP. Enzim yang mengkatalisis reaksi ini adalah
dehidrogenase gliseraldehida fosfat
Tahap kelima : Merupakan perubahan gliseraldehida 3-fosfat
menjadi asam 1,3-difosfogliserat, yang melibatkan reaksi
pemasukan satu gugus fosfat dari asam fosfat (bukan dari ATP), dan
oksidasi molekul aldehida menghasilkan molekul asam karboksilat.
Reaksi oksidasi ini dikatalisis oleh enzim gliseraldehida 3-fosfat
dehidrogenase dan dirangkaikan dengan reaksi reduksi
pembentukan NADH (bentuk reduksi dari Nikotinamid Adenin
Dinukleotida) dari NAD+ (bentuk oksidasinya). Sedangkan reaksi
kebalikannya juga dikatalisis oleh enzim yang sama, menghasilkan
NAD+ dan NADH. Telah diketahui oksidasi satu molekul NADH dalam
proses fosforilasi bersifat oksidasi melalui rantai pengangkutan
elektron (rantai pernafasan) menghasilkan 3 molekul ATP. Oleh
karena itu reaksi tahap ini dapat diartikan sebagai reaksi yang
menghasilkan 3 molekul ATP untuk tiap satu molekul asam 1,3-
difosfogliserat yang terbentuk dari satu molekul gliseraldehida 3-
fosfat. Satu dari dua buah ikatan antara asam fosfat dengan asam
Bahan Ajar BiokimiaMetabolisme Karbohidrat
167
gliserat dalam molekul asam 1,3-difosfogliserat adalah suatu ikatan
anhidrida yang dalam proses pemecahannya menghasilkan energi
untuk pembentukan ATP dari ADP dan Pi.
Tahap keenam : Pengubahan 1,3-difosfogliserat menjadi 3-
fosfogliserat yang dikatalisis enzim fosfogliserat kinase dengan ion
Mg sebagai kofaktor. Perlu diketahui bahwa reaksi tahap lima dalam
urutan tahap glikolisis merupakan reaksi pertama yang
menghasilkan energi. Tahap reaksi sebelumnya memerlukan energi
dan gugus fosfat dari penguraian ATP menjadi ADP.
Tahap ketujuh : Isomerisasi gliseraldehida 3-fosfat (3
fosfogliserat) menjadi gliseraldahida 2-fosfat (2-fosfogliserat) yang
Bahan Ajar BiokimiaMetabolisme Karbohidrat
168
dikatalisis fosfogliserat mutase. Istilah mutase menunjukkan enzim
yang berperan dalam mengkatalisis pergeseran intramolekul gugus
fungsional.
Tahap kedelapan : Dehidrasi 2-fosfogliserat (asam gliserat 2-fosfat)
menjadi fosfoenolpiruvat yang dikatalisis oleh enolase dengan
melepaskan satu molekul H2O dari 2-fosfogliserat dan bersifat dapat
balik.
Ta hap kesembilan : Adalah tahap akhir glikolisis yakni
pembentukan asam piruvat dari fosfoenolpiruvat melalui senyawa
antara asam enolpiruvat dan dikatalisis oleh piruvat kinase.
Perubahan enolpiruvat ke piruvat terjadi secara spontan dan
bersifat mutlak (tidak reversibel) pada kondisi intrasel. Enol piruvat
biasanya secara nonenzimatik tersusun kembali menjadi ketopiruvat
sebagai bentuk piruvat utama pada pH 7.0.
Hidrolisis asam fosfoenol piruvat (PEP)menjadi piruvat apabila gugus
fosfat dari PEP dipindahkan ke ADP sehingga terbentuk ATP. Reaksi
ini dikatalisis oleh enzim piruvat kinase dan menghasilkan energi
Bahan Ajar BiokimiaMetabolisme Karbohidrat
169
sebesar 6100 kalori. Tautomerisasi dari bentuk enol menjadi keto
dapat memberikan cukup energi untuk membentuk ATP.
Pembentukan asam laktat (glikolisis anaerob) dari piruvat
dikatalisis oleh laktat dehidrogenase dimana piruvat direduksi oleh
NADH (sebagai sumber energi) dan H+. Dalam hal ini 2 molekul
NADH yang dihasilkan oleh reaksi tahap kelima dalam glikolisis
( reaksi dengan gliseraldehida 3-fosfat dehidrogenase) tidak dipakai
untuk membentuk ATP melainkan digunakan untuk reaksi reduksi 2
molekul asam piruvat menjadi asam laktat.
Jadi pada glikolisis anaerob ini energi yang dihasilkan hanya 2
molekul ATP saja.
Secara keseluruhan glikolisis terbagi menjadi dua bagian.
Bagian pertama meliputi tahap reaksi enzim yang memerlukan ATP
yaitu pada tahap reaksi dari glukosa sampai dengan pembentukan
fruktosa 6-fosfat, yang menggunakan dua molekul ATP untuk setiap
satu molekul glukosa yang dioksidasi. Bagian kedua meliputi tahap
reaksi yang menghasilkan energi (ATP dan NADH), yaitu dari
gliseraldehida 3-fosfat sampai dengan piruvat. Pada bagian kedua
ini dihasilkan dua molekul NADH dan 4 molekul ATP untuk tiap
molekul glukosa yang dioksidasi. Untuk 2 molekul NADH yang
dihasilkan dikurangi dengan 2 molekul NADH yang digunakan
sebelumnya sehingga jumlah NADH dalam sel selalu tetap. Maka
tahap reaksi bagian kedua menghasilkan 4 molekul ATP. Dengan
demikian secara keseluruhan proses glikolisis menghasilkan 4 – 2 =
2 mol ATP untuk tiap molekul glukosa yang dioksidasi atau ekivalen
Bahan Ajar BiokimiaMetabolisme Karbohidrat
170
dengan energi sebesar 14.000 kalori . reaksi glikolisis secara
keseluruhan :
Glukosa + 2 Pi + 2 ADP + 2NAD+ 2 piruvat + 2 ATP + 2NADH + 2H+
+ 2H2O
Gambar 7.2 Ringkasan Jalur Glikolisis
Pada proses glikolisis tidak hanya melibatkan glukosa saja,
tetapi juga monosakarida lain, misalnya fruktosa, galaktosa dan
manosa. Monosakarida tersebut diserap melalui dinding usus halus,
dibawa ke hati. Di hati beberapa monosakarida dan juga glikogen
mengalami beberapa reaksi pengubahan menjadi glukosa-6-fosfat
Bahan Ajar BiokimiaMetabolisme Karbohidrat
171
dan selanjutnya masuk kedalam proses glikolisis, seperti halnya
dengan glukosa. Enzim galaktokinase merupakan katalis pada
reaksi pembentukan galaktosa-1-fosfat dari galaktosa. Kemudian
galaktosa-1-fosfat diubah menjadi uridin difosfat galaktosa (UDP-
galaktosa) oleh enzim UDP galaktosa pirofosforilase yang terdapat
dalam hati orang dewasa. Selanjutnya UDP galaktosa di ubah
menjadi UDP glukosa oleh enzim UDP glukosa epimerase.
Galaktosa 1-fosfat + Uridin trifosfat === UDP galaktosa +Pirofosfat ===
UTP + Glukosa 1 fosfat
Akhirnya UDP galaktosa bereaksi dengan pirofosfat dan membentuk
UTP dan glukosa-1-fosfat. Reaksi ini berlangsung dengan adanya
enzim UDP glukosapirofosforilase sebagai katalis. Pada hati bayi
atau anak-anak, tardapat enzim fosfogalaktosa uridiltransferase.
Enzim ini dapat mengubah galaktosa-1-fosfat menjadi glukosa-
1-fosfat.
Disamping monosakarida, gliserol juga ikut serta dalam proses
glikolisis. Gliserol sebagai hasil hidrolisis lemak dapat diubah
menjadi gliserol-3-fosfat oleh enzim gliserolkinase. Gliserol-3-fosfat
yang terbentuk kemudian diubah menjadi dihidroksiasetonfosfat
oleh enzim gliserolfosfat dehidroginase. Dihidroksiaseton fosfat
terdapat dalam keseimbangan dengan gliseraldehida-3-fosfat yang
merupakan salah satu hasil antara dalam proses glikolisis.
Dalam beberapa jasad renik seperti ragi, glukosa doiksidasi
menghasilkan etanol dan CO2 dalam proses yang disebut fermentasi
alkohol. Jalur metabolisme proses ini sama dengan glikolisis sampai
terbentuk piruvat. Hanya dua tahap reaksi enzim yakni 1)reaksi
perubahan asam piruvat menjadi asetaldehida dan 2)reaksi reduksi
asetaldehida menjadi alkohol. Pada reaksi pertama piruvat
didekarboksilasi diubah menjadi asetaldehida dan CO2 oleh piruvat
dekarboksilase, suatu enzim yang tidak terdapat dalam hewan.
Reaksi ini tidak reversibel, memerlukan ion Mg2+ dan koenzim tiamin
pirofosfat. Pada reaksi kedua, asetaldehida direduksi oleh NADH
dengan enzim alkohol dehidrogenase menghasilkan etanol. Dengan
Bahan Ajar BiokimiaMetabolisme Karbohidrat
172
demikian etanol dan CO2 merupakan hasil akhir fermentasi alkohol,
dan jumlah energi yang dihasilkan sama dengan glikolisis anaerob
yakni 2 ATP.
Gambar 7.3 Metabolisme Karbohidrat (fermentasi alkohol)
Telah dijelaskan bhwa glukosa merupakan sumber bahan bagi
proses glikolisis, karena glukosa terdpat dalam jumlah banyak bila
dibandingkan dengan monosakarida lain. Oleh karen itu bila jumlah
glukosa yang diperoleh dari makanan terlalu berlebih, maka glukosa
akan disimpan dengan jalan diubah menjadi glikogen dalam hati
dan jaringan otot. Proses sintesis glikogen dari glukosa ini disebut
glikogenesis. Glikogen dalam hati dapat dibentuk dari asam laktat
yang dihasilkan dari proses glikolisis. Gambar 7.4 menunjukkan
siklus perubahan glukosa, asam laktat dan glikogen yang disebut
siklus Cori.
Bahan Ajar BiokimiaMetabolisme Karbohidrat
173
7.2.1.2 Glikogenesis dan
Glikogenolisis
Glikogen hati
Asam laktat Glukosa darah
Glikogen otot
Gambar 7.4 Siklus Cori
Konsentrasi glukosa dalam darah manusia normal ialah antara
80 dan 100 mg/100ml. Setelah makan makanan sumber
karbohidrat, konsentrasi glukosa dapat naik hingga 120-130 mg/100
ml, kemudian turun menjadi normal lagi. Dalam keadaan berpuasa
konsentrasi glukosa darah turun hingga 60-70 mg/100 ml. Kondisi
glukosa darah yang lebih tinggi daripada normal disebut
hiperglikemia, sedangkan yang lebih rendah daripada normal
disebut hipoglikemia. Bila konsentrasi terlalu tinggi maka sebagian
glukosa dikeluarkan dari tubuh melalui urine.
Pembentukan glikogen dari glukosa, baik dalam hati maupun
dalam otot, dapat berlangsung adanya uridin difosfat glukosa.
Reaksi pembentukan glikogen tersebut ialah sebagai berikut:
Glikogen sintetaseUDPG + (glukosa) (glukosa)n+1 + UDP
Uridin difosfat glukosa dapat dibentuk dar reaksi uridintrifosfat
dengan glikosa-1-fosfat. Kebalikan dari glikogenesis ialah
glikogenolis, yaitu reaksi pemecahan glikogen menjadi molekul-
molekul glukosa. Gambar berikut memperlihatkan reaksi
glikogenesis maupun glikogenolisis.
Bahan Ajar BiokimiaMetabolisme Karbohidrat
174
Gambar 7.5 Proses Glikogenesis dan
Glikogenolisis
Glikogen yang terdapat dalam hati dan otot dapat dipecah
menjadi molekul glukosa-1-fosfat melalui satu proses yang disebut
fosforolisis, yaitu reaksi dengan asam fosfat. Enzim fosforilase ialah
enzim yang menjadi katalis pada reaksi glikogenolisis tersebut.
Reaksi tersebut ditulis sebagai berikut :
Fosforilase Glikogen + asam fosfat glukosa 1-fosfat
Ada dua macam fosforilase yaitu fosforilase a, bentuk aktif, dan
fosforilase b, suatu bentuk tidak aktif yang dapat diaktifkan.
Aktifase foforilase b berlangsung oleh adanya fosfokinase, ATP dan
ion Mg+.
2 fosforilase b + 4 ATP fosforilase a + 4 ADP
Dalam hati glukosa-1-fosfat diubah menjadi glukosa-6-fosfat
yang kemudian diubah menjadi glukosa dan fosfat oleh enzim
fosfatase. Glukosa yang terjadi masuk kedalam darah dan dibawa
ke jaringan-jaringan. Glukosa-1-fosfat yang dihasilkan oleh
penguraian glikogen dalam otot diubah menjadi glukosa-6-fosfat
untuk digunakan lebih lanjut dalam proses glikolisis. Akan tetapi
karena dalam sel otot tidak terdapat enzim fosfatase, maka glukosa-
fosfat tidak dapat diubah menjadi glukosa.
Bahan Ajar BiokimiaMetabolisme Karbohidrat
175
7.2.1.3
Glikoneogenesis
Asam laktat yang terjadi pada proses glikolisis dapat dibawa
oleh darah ke hati. Di sini asam laktat di ubah menjadi glukosa
kembali melalui serangkaian reaksi dalam suatu proses yang
disebut glukoneogenesis (pembentukan gula baru). Pada dasarnya
glukoneogensis ini adalah sintesis glukosa dari senyawa-senyawa
bukan karbohidrat, misalnya asam laktat dan beberapa asam
amino. Proses glukoneogenesis berlangsung terutama dalam hati.
Walaupun proses glukoneogenesis ini adalah sintesis glukosa,
namun bukan kebalikan dari proses glikolisis, karena ada tiga tahap
reaksi dalam glikolisis yang tidak reversibel, artinya diperlukan
enzim lain untuk reaksi kebalikannya.
heksokinase
1. Glukosa + ATP Glukosa 6-fosfat + ADP
fosfofruktokinase
2. Fruktosa 6-fosfat + ATP Fruktosa 1,6-difosfat + ADP
piruvat kinase
3. Fosfoenol piruvat + ADP asam piruvat + ATP
Dengan adanya tiga tahap reaksi yang tidak reversibel tersebut,
maka proses glukoneogenesis berlangsung melalui tahap reaksi
lain, yaitu:
1. Fosfoenolpiruvat dibentuk dari asam piruvat melalui
pembentukan asam oksalo asetat.
(a) asam piruvat + CO2 + ATP + H2O asam oksaloasetat + ADP +
fosfat + 2H+
(b) oksaloasetat + guanosin trifosfat fosfoenolpiruvat + guanosin
difosfat + CO2
Reaksi (a) menggunakan katalis piruvatkarboksilase dan reaksi
(b) menggunakan fosfoenolpiruvat karboksilase. Jumlah reaksi
(a) dan (b) ialah:
Asam piruvat + ATP + GTP + H2O fosfoenolpiruvat + ADP + GDP
+ fosfat + 2H+
2. Fruktosa -6-fosfat dibentuk dari fruktosa-1,6-difosfat dengan
cara hidrolisis oleh enzim fruktosa-1,6-difosfatase.
Fruktosa 1,6-difosfat + H2O fruktosa 6-fosfat + fosfat
Bahan Ajar BiokimiaMetabolisme Karbohidrat
176
3. Glukosa dibentuk dengan cara hidrolisis glukosa-6-fosfat
dengan katalis glukosa-6-fosfatase.
Glukosa 6-fosfat + H2O glukosa + fosfat
Secara garis besar proses pembentukan glukosa dapat dilihat pada
gambar berikut ini :
Glukosa
Glukosa 6-fosfat glukosa 1-fosfat glikogen
Fruktosa 6-fosfat
Fruktosa 1,6-difosfat
Gliseraldehid 3-fosfat dihidroksiaseton fosfat
gliserol
3-fosfogliserol fosfat
3-fosfogliserat
2-fosfogliserat
fosfoenolpiruvat
oksaloasetat siklus asam
sitrat
asam laktat piruvat beberapa asam amino
Gambar 7.6 Reaksi Glukoneogenesis
Dari skema tersebut tampak adanya hubungan antara
glukoneogensis dengan siklus asam sitrat, yaitu suatu siklus reaksi
kimia yang mengubah asam piruvat menjadi CO2 + H2O dan
menghasilkan sejumlah energi dalam bentuk ATP, dengan proses
oksidasi aerob. Apabila otot berkontraksi karena digunakan untuk
Bahan Ajar BiokimiaMetabolisme Karbohidrat
177
bekerja, maka asam piruvat dan asam laktat di hasilkan oleh proses
glikolisis. Asam piruvat digunakan dalam siklus asam sitrat. Pada
waktu otot digunakan, jumlah asam piruvat yang di hasilkan
melebihi jumlah asam piruvat yang di gunakan dalam siklus asam
sitrat. Dalam keadaan demikian sejumlah asam piruvat diubah
menjadi asam laktat dengan proses reduksi. Reaksi ini akan
menghasilkan NAD+ dari NADH.
Asam piruvat + NADH + H+ asam laktat + NAD+
Dalam proses glikolisis, asam laktat adalah hasil yang terakhir.
Untuk metabolisme lebih lanjut, asam laktat harus diubah kembali
menjadi asam piruvat terlebih dahulu. Demikian pula untuk proses
glukoneogenesis.
Pada keadaan aerob setelah proses glikolisis langkah
pembentukan energi dari glukosa adalah dekarboksilasi oksidatif
piruvat menjadi asetil koenzim A (asetil KoA). Unit asetil aktif ini
kemudian mengalami oksidasi sempurna menjadi CO2 melalui daur
asam sitrat, yakni suatu rangkaian reaksi yang dikenal sebagai
siklus trikarboksilat, Siklus TCA (Tricarboksilat Acid) atau daur Krebs
(dari nama Hans Krebs) seorang ahli biokimia yang berjasa dalam
penelitian metabolisme karbohidrat. Daur asam sitrat merupakan
jalur metabolisme bersama untuk oksidasi molekul bahan bakar
seperti asam amino, asam lemak dan karbohidrat. Sebagian besar
molekul masuk daur TCA sebagai asetil KoA. Siklus ini pula
menyediakan senyawa antara untuk proses biosintesis. Pada sel
eukaryotik siklus krebs ini berlangsung dalam mitokondria, berbeda
dengan glikolisis yang berlangsung disitosol.
Bahan Ajar BiokimiaMetabolisme Karbohidrat
178
7.2.1.4 DAUR ASAM SITRAT
( TCA )
Gambar 7.7 Pengubahan Piruvat menjadi Asetil KoA
Berikut ini akan diuraikan tahap-tahap reaksi dalam TCA :
1. Pembentukan asetil Koenzim A (asetil KoA)
Asetil KoA dibentuk pada reaksi oksidasi asam piruvat dengan
Ko-A. Reaksi ini menggunakan kompleks piruvatdehidrogenase
sebagai katalis. Koenzim yang terlibat reaksi ini ialah tiamin
pirofosfat (TPP), NAD+, FAD, Koenzim A, asam lipoat dan ion Mg2+
sebagai aktivator. Bersifat tidak reversibel dan asetil KoA yang
terjadi merupakan penghubung antara proses glikolisis dengan
siklus asam sitrat. Asetil KoA adalah senyawa berenergi tinggi dan
dapat berfungsi sebagai zat pemberi gugus asetil atau dapat ikut
dalam reaksi kondensasi.
Gambar 7.6 Siklus Asam Sitrat (TCA)
Gambar 7.8 Siklus Asam Sitrat (TCA)
2. Pembentukan asam Sitrat
Bahan Ajar BiokimiaMetabolisme Karbohidrat
179
Asam sitrat dibentuk oleh asetil KoA dengan asam
oksaloasetat dengan cara kondensasi. Enzim yang terlibat adalah
sitrat sintetase.
3. Pembentukan Asam Isositrat
Asam sitrat kemudian diubah menjadi asam isositrat melalui
asam cis-akonitat dengan katalis enzim akonitase dengan Fe2+ .
Dalam keadaan keseimbangan terdapat 90% asam sitrat, 4% asam
akonitat dan 6% asam isositrat. Pada kondisi ini asam isositrat
segera diubah menjadi asam ketoglutarat sehingga keseimbangan
akan bergeser kearah kanan.
4. Pembentukan Asam -ketoglutarat
Asam isositrat diubah menjadi asam oksaloasuksinat,
kemudian diubah lebih lanjut menjadi asam -ketoglutarat.
Enzim isositrat dehidrogenase bekerja pada reaksi pembentukan
asam oksalosuksinat dengan koenzim NADP+, sedangkan enzim
karboksilase bekerja pada reaksi berikutnya. Pada reaksi kedua ini
Bahan Ajar BiokimiaMetabolisme Karbohidrat
180
disamping asam -ketoglutarat, dihasilkan pula CO2. Untuk 1 mol
asam isositrat yang diubah, dihasilkan 1 mol NADPH (senyawa
nukleotida nikotinamid tereduksi) dan 1 mol CO2. Koenzim yang
digunakan selain NADP, juga NAD.
5. Pembentukan Suksinil KoA
Asam -ketoglutarat diubah menjadi suksinil KoA dengan jalan
dekarboksilasi oksidatif. Suksinil KoA yang terbentuk dikatalisis
enzim kompleks -ketoglutarat dehidrogenase. Enzim ini
memerlukan tiamin pirofosfat (TPP), NAD+, FAD, Koenzim A, asam
lipoat dan ion Mg2+ sebagai kofaktor. Analog dengan reaksi
pembentukan asetil KoA dari asam piruvat. Reaksi berlangsung
antara asam -ketoglutarat dengan KoA menghasilkan suksinil KoA
dan melepaskan CO2 dan NADH. Yang unik adalah reaksi ini tidak
reversibel, sehingga dengan demikian siklus asam sitrat secara
keseluruhan bersifat tidak reversibel. Perlu diingat bahwa suksinil
KoA adalah senyawa berenergi tinggi.
6. Pembentukan Asam Suksinat
Suksinat terbentuk melalui dekarboksilase oksidatif dari
suksinil-KoA dengan bantuan enzim suksinat tiokinase. Reaksi ini
melepaskan KoA serta pembentukan guanosin trifosfat (GTP) dari
guanosin difosfat (GDP) dan bersifat reversibel. Gugus fosfat yang
terdapat pada molekul GTP segera dipindahkan ke ADP dengan
bantuan enzim nukleosida difosfokinase.
7. Pembentukan Asam Fumarat
Asam suksinat diubah menjadi asam fumarat melalui proses
oksidasi dengan menggunakan enzim suksinat dehidrogenase dan
FAD sebagai koenzim. Hidrogen yang dilepaskan oleh asam suksinat
diterima oleh FAD+ sehingga terbentuk FADH2. Koenzim flavin ini
terikat kuat melalui ikatan kovalen dengan enzim suksinat
dehidrogenase.
Bahan Ajar BiokimiaMetabolisme Karbohidrat
181
8. Pembentukan Asam Malat
Asam malat terbentuk dari asam fumarat dengan cara adisi
(penambahan) H2O dan katalis fumarase.
9. Pembentukan Asam Oksaloasetat
Siklus asam sitrat diakhiri dengan mengoksidasi
(dehidrogenase) asam L-malat menjadi asam oksaloasetat dibantu
enzim malat dehidrogenase. Reaksi ini melibatkan NAD+ sehingga
terbentuk NADH. Oksaloasetat yang terjadi kemudian bereaksi
dengan asetil KoA dan asam sitrat yang terbentuk bereaksi lebih
lanjut dalam siklus asam sitrat. Demikian reaksi tersebut diatas
berlangsung terus menerus dan berulang kali.
Siklus Glioksilat merupakan modifikasi siklus asam sitrat
yang hanya terjadi dalam sel tumbuhan dan jasad renik. Siklus ini
tidak terjadi dalam sel hewan tingkat tinggi, karena tidak memiliki
enzim isositrat liase dan malat sintase. Siklus ini sangat aktif pada
benih kecambah. Manfaat siklus ini bagi tanaman dan jasad renik
adalah membuat karbohidrat dari asam lemak.
Siklus ini diawali dengan reaksi kondensasi asetil KoA dengan
oksaloasetat membentuk sitrat. Molekul asam sitrat diubah menjadi
isositrat dengan katalis akonitase. Selanjutnya isositrat diuraikan
lagi menjadi suksinat dan glioksilat dengan katalis isositrat liase.
Tahap selanjutnya glioksilat berkondensasi dengan asetil KoA kedua
dan membentuk malat. Reaksi kondensasi ini dikatalisis oleh enzim
malat sintase. Selanjutnya malat mengalami dehidrogenasi menjadi
Bahan Ajar BiokimiaMetabolisme Karbohidrat
182
oksaloasetat yang dapat berkondensasi dengan asetil KoA yang lain
untuk memulai siklus selanjutnya. Reaksi lengkap siklus glioksilat
dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 7.8 Siklus Glioksilat
Proses Glikolisis dan siklus asam sitrat secara keseluruhan
menghasilkan energi yang tersimpan dalam bentuk molekul ATP.
Untuk mengetahui berapa energi yang dihasilkan dapat dikaji dari
reaksi-reaksi yang terjadi selama proses ini berlangsung. Molekul
ATP yang dihasilkan dari kedua kedua reaksi dapat dilihat pada
tabel beikut ini:
Tabel 7.1 ATP Yang Dihasilkan pada Reaksi Glikolisis dan Siklus TCA
Reaksi Koenzim JumlahATP/Mol glukosa
Bahan Ajar BiokimiaMetabolisme Karbohidrat
183
7.2.1.5 FOSFORILASI
OKSIDATIF
Pemindahan elektron
3 fosfogliseraldehida 1,3-difosfogliseratPiruvat asetil KoAIsositrat -ketoglutarat -ketoglutarat Suksinil KoASuksinat fumaratMalat oksaloasetat
Tingkat Substrat
1,3-difosfogliserat 3-fosfogliseratfosfoenol piruvat piruvatSuksinil KoA suksinat
NADNAD
NADPNADFADNAD
466646
222
Jumlah Digunakan utk fosforilasi glukosaJumlah bersih
38-236
Dari tabel di atas dapat dapat diketahui bahwa jumlah total
bersih molekul ATP yang dihasikan adalah 36 mol ATP untuk tiap
satu mol glukosa. Ada dua macam pembentukan molekul ATP, yaitu
pembentukan pada tingkat substrat dan pembentukan ATP melalui
fosforilasi oksidatif atau transfer elektron.
Enzim –enzim yang bekerja pada reaksi ini membentuk suatu
rantai transfer elektron, yang terdiri atas zat-zat yang dapat
memindahkan elektron dari yang satu kepada yang lain dengan
cara oksidasi dan reduksi secara bergantian. Enzim ini terdapat
pada membran mitokondria bagian dalam. Proses ini disebut
fosforilasi oksidatif dan merupakan serangkaian reaksi kimia dalam
sel yang berlangsung dengan cara transfer elektron.
Reaksi fosforilasi ini adalah reaksi penggabungan gugus fosfat
anorganik ke dalam senyawa organik (ADP) dengan menggunakan
sejumlah energi, sehingga membentuk ikatan fosfat berenergi tinggi
(ATP) atau diartikan dengan proses pembentukan ATP dari ADP dan
Pi. Energi yang yang digunakan untuk membentuk ikatan fosfat
pada keadaan standar ialah sebesar 7.000 kalori/mol.
Energi ini diperoleh dari oksidasi NADH, sehingga reaksi ini
dapat digabungkan dengan reaksi pembentukan ATP. Energi yang
Bahan Ajar BiokimiaMetabolisme Karbohidrat
184
dihasilkan oleh oksidasi 1 mol NADH dapat digunakan untuk
membentuk 3 mol ATP ( 1 mol NADH .3 mol ATP ). Reaksinya
sebagai berikut :
ADP + H3PO4 ATP + H2O
NADH + H+ + ½ O2 + 3 ADP + 3H3PO4 NAD+ + 3ATP
+ 4H2O
Energi lain yang dapat diperoleh dari koenzim lain adalah reaksi
pembentukan asam fumarat dari asam suksinat menggunakan
enzim suksinat dehidrogenase dan FAD sebagai koenzim. Molekul
FAD direduksi menjadi FADH2, selanjutnya dioksidasi menjdi FAD
kembali :
FADH2 + ½ O2 FAD + H2O
Energi yang dihasilkan oleh oksidasi 1 mol FADH2 dapat
menghasilkan 2 mol ATP (1 mol FADH2 .2 mol ATP). Apabila 1 mol
glukosa diubah menjadi 2 mol asam piruvat dan asam ini tidak
diubah menjadi asam laktat, maka terdapat 2 mol NADH dalam
sitoplasma. Dari 2 mol NADH ini apabila dapat dioksidasi melalui
transfer elektron akan menghasilkan 6 mol ATP. Namun membran
bagian dalam dari mitokondria pada sel eukariotik tidak permeabel
bagi NADH. Oleh sebab itu NADH pada glikolisis dioksidasi dulu
menjadi NAD+ oleh dihidroksi aseton fosfat. Dalam hal ini dihidroksi
aseton fosfat diubah menjadi gliserol 3-fosfat yang dapat masuk
melalui membran bagian dalam mitokondria. Selanjutnya di
mitokondria gliserol 3-fosfat ini diubah menjadi dihidroksiaseton
fosfat kembali. Reaksi oksidasi ini diikuti oleh FAD yang direduksi
menjadi FADH2.
Jadi dari 2 mol NADH tadi diperoleh 2 mol FADH2 dan dari 2
mol FADH2 ini dihasilkan 4 mol ATP. Dihidroksiaseton fosfat dapat
keluar dari mitokondria dan digunakan untuk proses yang sama.
Dengan demikian proses oksidasi 1 mol glukosa secara keseluruhan
menghasilkan 36 mol ATP.
Proses pembentukan ATP melalui transfer elektron dapat
digambarkan secara garis besar sebagai berikut :
Bahan Ajar BiokimiaMetabolisme Karbohidrat
185
Gambar 7.9 Proses pembentukan ATP melalui transfer Elektron
Dari bagan diatas terlihat bahwa elektron yang terbentuk
dipindahkan melalui sitokrom b, sitokrom c dan sitokrom a, dan
akhirnya digunakan untuk mengubah molekul oksigen menjadi atom
yang bermuatan 2 negatif. Sitokrom mengandung ion besi yang
dapat berupa Fe3+ ataupun Fe2+. Pada tahap-tahap tertentu
molekul ATP terbentuk.
Fotosintesis adalah proses sintesis karbohidrat menggunakan
energi matahari yang ditangkap melalui reaksi kompleks dan
melibatkan banyak molekul mikro dan makro. Proses ini merupakan
cara tumbuhan mensintesis makanan.
cahaya matahari H2O + CO2 (CH2O )n + O2
Selain karbohidrat proses ini juga menghasilkan oksigen sehingga
tercapai keseimbangan oksigen di alam.
Blackman (1905) menunjukkan bahwa fotosintesis terjadi
melalui 2 tahap, yakni reaksi terang dan reaksi gelap. Reaksi terang
adalah proses perubahan energi cahaya menjadi energi kimia.
Biasanya dalam bentuk ATP dan NADPH. Pada reaksi gelap
prosesnya tidak langsung menggunakan cahaya matahari. Reaksi ini
merupakan penggabungan CO2 dengan senyawa karbon tereduksi
hasil metabolisme karbohidrat secara enzimatik. Atau merupakan
Bahan Ajar BiokimiaMetabolisme Karbohidrat
186
7.2.1.6 FOTOSINTESIS
reaksi pembentukan karbohidrat (monosakarida) melalui reduksi
CO2 dengan menggunakan ATP dan NADPH yang diperoleh pada
reaksi terang.
Dikenal ada 3 jalur penambatan CO2 yaitu : daur Calvin-
Bassham (siklus C3), daur Hatch-Slack (atau siklus C4) dan jalur
asam Crussullaceae (CAM). Calvin-Bassham dan Hatch-Slack adalah
empat orang pertama yang menemukan reaksi sintesis glukosa
pada beberapa golongan tumbuhan. C3 menunjukkan golongan
senyawa berkarbon tiga (3-fosfogliserat) yang terbentuk seperti
pada buah-buahan, sayur-sayuran, padi-padian dan kacang-
kacangan. Sedang C4 menunjukkan golongan senyawa berkarbon
empat (oksaloasetat) yang terbentuk pada tumbuhan tropik, dan
tumbuhan asli daerah sedang seperti jagung, tebu, dan sorgum.
7.2.2 Latihan
Untuk memperdalam pemahaman anda tentang materi diatas
kerjakan soal-soal latihan berikut:
1. Jelaskan peranan enzim-enzim yang terdapat dalam proses
glikolisis.
2. Bagaimana pula peranan ATP dalam proses glikolisis.
3. Jelaskan peranan enzim-enzim berikut ini dalam siklus asam
sitrat:
a. piruvat dehidrogenase b. Tiokinase
c. suksinat dehidrogenase d. Sitrat sintetase
4. Jelaskan mengapa pada reaksi 3-fosfogliseraldehida menjadi
1,3-difosfogliserat hanya dihasilkan 4 mol ATP tiap mol
glukosa.
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan fosforilasi oksidatif.
6. Mengapa enzim fosfofruktokinase dikatakan sebagai enzim
kunci pada proses glikolisis.
7. Terangkan bagaimana reaksi pemecahan glikogen dan
pembentukannya.
Bahan Ajar BiokimiaMetabolisme Karbohidrat
187
8. Jelaskan mekanisme reaksi yang terjadi pada proses
fotosintesis.
9. Terangkan bagaimana reaksi glioksilat dapat terjadi.
7.2.3 Petunjuk Jawaban soal-soal latihan :
1. Membantu degradasi dlukosa untuk menghasilkan ATP dan
memberikan unit-unit penususn untuk sintesis komponen-
komponen sel.
2. ATP dalam proses glikolisis adalah untuk pengemban gugus
fosfat (pemasukan gugus fosfat) sehingga terjadi sintesis ATP
menjadi ADP dan Pi (ortofosfat).
3. sudah jelas diterangkan diatas
4. Pada reaksi ini dihasilkan dua molekul NADH dan 4 molekul
ATP untuk tiap molekul glukosa yang dioksidasi. Untuk 2
molekul NADH yang dihasilkan dikurangi dengan 2 molekul
NADH yang digunakan sebelumnya sehingga jumlahnya tetap
dalam sel.(lihat gambar proses glikolisis)
5. Fosforilasi oksidatif adalah reaksi yang membentuk suatu
rantai transfer elektron, yang terdiri atas zat-zat yang dapat
memindahkan elektron dari yang satu kepada yang lain
dengan cara oksidasi dan reduksi secara bergantian.
Fosforilasi oksidatif merupakan serangkaian reaksi kimia
dalam sel yang berlangsung dengan cara transfer elektron.
Reaksi fosforilasi ini adalah reaksi penggabungan gugus fosfat
anorganik ke dalam senyawa organik (ADP) dengan
menggunakan sejumlah energi, sehingga membentuk ikatan
fosfat berenergi tinggi (ATP) atau diartikan dengan proses
pembentukan ATP dari ADP dan Pi. Energi yang yang
digunakan untuk membentuk ikatan fosfat pada keadaan
standar ialah sebesar 7.000 kalori/mol.
6. Pada glikolisis reaksi-reaksi yang dikatalisis oleh enzim
fosfofruktokinase sebenarnya adalah ireversibel, karena itu
Bahan Ajar BiokimiaMetabolisme Karbohidrat
188
diharapkan enzim ini mempunyai peran pengaturan maupun
peran katalitiknya. Artinya masing-masing enzim bertindak
sebagai situs pengontrol. Misalnya penghambatan
fosfofruktokinase oleh H+ mencegah pembentukan laktat
berlebihan dan penurunan ph darah yang tiba-tiba (asidosis).
7. Melalui reaksi glikogenolisis dan glikogenesis. (siklusnya lihat
gambar 7.4 uraian diatas)
8. sudah jelas, lihat uraian diatas
9. Siklus Glioksilat merupakan modifikasi siklus asam sitrat yang hanya terjadi dalam sel tumbuhan dan jasad renik. Siklus ini tidak terjadi dalam sel hewan karena tidak memiliki enzim isositrat liase dan malat sintase. Manfaat siklus ini bagi tanaman dan jasad renik adalah membuat karbohidrat dari asam lemak. Siklus ini diawali dengan reaksi kondensasi asetil KoA dengan oksaloasetat membentuk sitrat. Molekul asam sitrat diubah menjadi isositrat dengan katalis akonitase. Selanjutnya isositrat diuraikan lagi menjadi suksinat dan glioksilat dengan katalis isositrat liase. Tahap selanjutnya glioksilat berkondensasi dengan asetil KoA kedua dan membentuk malat. Reaksi kondensasi ini dikatalisis oleh enzim malat sintase. Selanjutnya malat mengalami dehidrogenasi menjadi oksaloasetat yang dapat berkondensasi dengan asetil KoA yang lain untuk memulai siklus selanjutnya.
7.2.4 Rangkuman
Glikolisis adalah rangkaian reaksi yang mengkonversi glukosa
menjadi piruvat. Pada organisme aerob glikolisis adalah awal siklus
asam sitrat dan rantai transfor elektron, saat sebagian besar energi
bebas glukosa dihasilkan. Sepuluh reaksi glikolisis terjadi dalam
sitosol. Pada tahap pertama, glukosa dikonversi menjadi fruktosa
1,6 bifosfat melalui reaksi fosforilasi, isomerasi dan fosforilasi
kedua. Dua molekul ATP dipakai untuk reaksi ini. Tahap kedua
fruktosa 1.6 difosfat dipecah oleh aldolase membentuk
dihidroksiaseton fosfat dan gliseraldehida 3-fosfat yang dengan
mudah mengalami interkonversi. Gliseraldehida 3-fosfat kemudian
mengalami oksidasi dan fosforilasi membentuk 1.3-bifosfogliserat
suatu asil fosfat dengan potensi transfer fosforil yang tinggi. 3-
Bahan Ajar BiokimiaMetabolisme Karbohidrat
189
fosfogliserat kemudian terbentuk dan ATP dihasilkan. Tahap akhir
glikolisis fosfoenolpiruvat, zat antara kedua dengan potensi transfer
fosforil yang tinggi, dibentuk melalui pergeseran fosforil dan
dehidrasi. ATP lainnya dihasilkan sewaktu fosfoenolpiruvat
dikonversi menjadi piruvat. Hasil akhir dua molekul ATP pada
pembentukan 2 molekul piruvat dari satu molekul glukosa.
Daur asam sitrat merupakan jalur metabolisme bersama
untuk oksidasi molekul bahan bakar seperti asam amino,
asam lemak dan karbohidrat. Sebagian besar molekul masuk daur
TCA sebagai asetil KoA. Siklus ini pula menyediakan senyawa antara
untuk proses biosintesis. Reaksi berlangsung dimitokondria, beda
dengan glikolisis terjadi di sitosol.
Siklus asam sitrat dimulai dengan kondensasi oksaloasetat
(C4) dengan aseti KoA (C2) menghasilkan sitrat(C6) yang kemudian
mengalami isomerisasi menjadi isositrat (C4). Dekarboksilasi
oksidatif senyawa ini menghasilkan alfa-ketoglutarat (C5). Molekul
CO2 kedua dihasilkan, alfa-ketoglutarat mengalami dekarboksilasi
oksidatif menjadi suksinil KoA (C4). Ikatan tioester suksinil KoA
dipecah oleh Pi menghasilkan suksinat (C4) dan GTP. Suksinat
dioksidasi menjadi fumarat (C4) yang kemudian mengalami hidrasi
membentuk malat (C4). Akhirnya malat dioksidasi menghasilkan
kembali oksaloasetat. Jadi dua atom karbon dari asetil KoA
memasuki daur dan dua atom karbon meninggalkan daur sebagai
CO2 pada dekarboksilasi berturutan yang dikatalisis oleh isositrat
dehidrogenase dan alfa-ketoglutarat dehidrogenase.
Pada empat reaksi oksidasi reduksi dalam daur, tiga pasang
elektron dipindahkan ke NAD+ dan satu pasang dipindahkan ke FAD.
Pengemban elektron tereduksi ini kemudian dioksidasi melalui
rantai transfort elektron menghasilkan sembilan ATP. Sebagai
tambahan satu senyawa ATP terbentuk langsung pada daur asam
sitrat. Dengan demikian total dihasilkan 10 ATP untuk tiap fragmen
dua atom karbon yang dioksidasi sempurna menjadi CO2 dan H2O.
Bahan Ajar BiokimiaMetabolisme Karbohidrat
190
Daur asam sitrat bekerja pada kondisi aerob karena
memerlukan suplai NAD+ dan FAD. Akseptor elektron ini dibentuk
kembali bila NADH dan FADH2 memindahkan elektronnya ke O2
melalui rantai transfor elektron, dengan disertai pembentukan ATP.
7.3 PENUTUP
7.3.1 Tes Formatif
1. Sumber energi segera yang menggerakkan sintesis ATP
selama fosforilasi oksidatif ialah:
a. oksidasi glukosa dan senyawa organik lainnya
b. aliran elektron menuruni rantai transpor elektron
c. afinitas oksigen terhadap elektron
d. perbedaan konsentrasi H+ pada sisi-sisi yang
berlawanan dari membran dalam mitokondria.
e. transfer fosfat dari intermediat siklus Krebs ke ADP
2. Jelaskan peranan enzim-enzim berikut ini dalam siklus asam
sitrat:
a. suksinat dehidrogenase b. fumarase
c. malat dehidrogenase d. isositrat dehidrogenase
3. Tulislah persamaan keseimbangan konversi glukosa menjadi
laktat (fermentasi laktat). Hitunglah perubahan energi bebas
baku reaksi ini dengan menggunakan data yang diberikan
dengan ketentuan bahwa (Go’ untuk reaksi adalah -6.0 kkal.
Piruvat + NADH + H+ ===== laktat + NAD+
4. Berapa Go untuk oksidasi sempurna unit asetil dari asetil KoA
melalui daur asam sitrat.
5. Pembentukan oksaloasetat. Oksidasi malat oleh NAD untuk
membentuk oksaloasetat merupakan reaksi yang sangat
endogenik pada keadaan standar (Go = +7 kkal/mol). Reaksi
berlangsung dengan mudah pada keadaan fisiologis
a. Mengapa?
Bahan Ajar BiokimiaMetabolisme Karbohidrat
191
b. Bila rasio (NAD+)/(NADH) = 8 dan pH = 7, berapa rasio
(malat)/(oksaloasetat) terendah agar oksaloasett dapat
dibentuk dari malat.
6. Sebutkan enzim yang diperlukan untuk sintesis bersih
oksaloasetat dari asetilKoA.
7. Berapa ATP yang dihasilkan bila masing-masing substrat
berikut dioksidasi sempurna menjadi CO2 oleh homogenat sel
mamalia? Proses-proses glikolisis, daur asam sitrat dan
fosforilasi oksidatif diasumsikan dalam keadaan sangat aktif.
a. piruvat d. Fosfoenolpiruvat
b. laktat e. Galaktosa
c. fruktosa 1,6 bifosfat f. Dihidroksiaseton fosfat
8. Sebutkan tipe-tipe reaksi yang terjadi pada proses glikolisis.
7.3.2 Umpan Balik
Anda dapat menguasai materi ini dengan baik jika
memperhatikan hal-hal berikut:
1. Membuat ringkasan materi pada setiap bab sebelum materi
tersebut dibahas dalam diskusi kelas.
2. Aktif dalam diskusi baik kelompok kecil maupun kelompok
besar.
3. Mengerjakan latihan.
7.3.3 Tindak Lanjut
1. Apabila mahasiswa dapat menyelesaikan 80% dari test
formatif diatas, maka mahasiswa tersebut dapat melanjutkan
ke bab selanjutnya, sebab pengetahuan tentang metabolisme
karohidrat adalah dasar pengetahuan untuk bab-bab
selanjutnya.
2. Jika ada diantara mahasiswa belum mencapai penguasaan
80% dianjurkan untuk :
- mempelajari kembali topik di atas dari awal
Bahan Ajar BiokimiaMetabolisme Karbohidrat
192
- berdiskusi dengan teman terutama pada hal-hal yang
belum dikuasai
- bertanya kepada dosen jika ada hal-hal yang tidak jelas
dalam diskusi.
7.3.4 Kunci Jawaban tes formatif
1. D
2. a. oksidasi suksinat menjadi fumarat; b.oksidasi malat
membentuk oksaloasetat, c. Mengubah fumarat menjadi
malat, d. Kondensasi isositrat menjadi alfaketo-glutarat.
3. Glukosa + 2 Pi + ADP 2 Laktat + 2 ATP Go’ = -27,2
kkal/mol
4. -9,8 kkal/mol
5. a. Konsentrasi produk pada keadaan keseimbangan (
steadystate concentration) lebih rendah dibandingkan
konsentrasi substrat tersebut.
b. Rasio malat-oksaloasetat harus lebih besar dari 1,75 x 104
supaya oksaloasetat dapat terbentuk.
6. Enzim sitrat sintetase
7. a. 12,5; b. 15; c. 32; d. 13,5; e. 30; f. 17
8. Tipe reaksi; transfer fosforil, pergeseran fosforil, isomerisasi,
dehidrasi, pemecahan aldol, fosforilasi dirangkai dengan
oksidasi.
BUKU SUMBER
1. Campbell Reece-Mitchell, 2002, Biologi, edisi Kelima-Jilid I ; Erlangga
Bahan Ajar BiokimiaMetabolisme Karbohidrat
193
2. Stryer Lubert., 2000, Biochemistry, volume 1,2,3 edisi 4., EGC Jakarta
3. Lehninger., 1998, Dasar –Dasar Biokimia, Terjemahan Maggi Thenawijaya., Jilid 1,2,3., Erlangga, Jakarta.
4. Murray, Robert (et,al)., 1999, Harper’s Review Of Biochemistry., Edisi 24, EGC., Jakarta.
5. Arbianto,P., 1993, Biokimia Konsep-Konsep Dasar, DEPDIKBUD, DIKTI, Proyek Pendidikan Tenaga Akademik; Jakarta.
6. Poedjiadi,A., 1994, Dasar-Dasar Biokimia. Universitas Indonesia-Press.
7. Wirahadikusuma, M., 1985, Biokimia Metabolisme Energi, Karbohidrat, Dan Lipid, ITB; Bandung
SENARAI
Daur Glioksilat : merupakan modifikasi siklus asam sitrat yang
hanya terjadi dalam sel tumbuhan dan jasad renik. Siklus
ini tidak terjadi dalam sel hewan tingkat tinggi, karena
tidak memiliki enzim isositrat liase dan malat sintase.
Siklus ini sangat aktif pada benih kecambah. Manfaat
siklus ini bagi tanaman dan jasad renik adalah membuat
karbohidrat dari asam lemak.
Glukagon : Hormon peptida yang disekresikan oleh sel-sel endokrin
pankreas yang berfungsi untuk menaikkan kadar gula
darah, yang merupakan hormon yang berlawanan dengan
fungsi insulin.
Glikogenesis : Proses sintesis glikogen dari glukosa. Sebagai akibat
dari jumlah glukosa yang diperoleh dari makanan terlalu
berlebih maka glukosa disimpan dengan jalan diubah
menjadi glikogen.
Glikogenolisis : reaksi pemecahan molekul glikogen menjadi
molekul-molekul glukosa.
Glikoneogenesis : Pembentukan gula baru atau sintesis glukosa dari
senyawa-senyawa bukan karbohidrat, misalnya asam
laktat, dan beberapa senyawa asam amino.
Hipoglisemia : Kadar glukosa dalam darah lebih rendah dari kadar
normal
Bahan Ajar BiokimiaMetabolisme Karbohidrat
194
Hiperglisemia : Kadar glukosa darah lebih tinggi dari kadar normal.
Bahan Ajar BiokimiaMetabolisme Karbohidrat
195