pengujian mutu benihtb_kawakibiazmi.staff.gunadarma.ac.id/downloads/... · pengujian daya...

27
Pengujian Mutu Benih Oleh: Tb Kiki Kawakibi Azmi

Upload: others

Post on 22-Oct-2020

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Pengujian

    Mutu Benih Oleh:

    Tb Kiki Kawakibi Azmi

  • Metode Pengujian Mutu Benih

    1. Penetapan Kadar Air Benih

    2. Pengujian Daya Berkecambah

    3. Pengujian Kecepatan Tumbuh

    4. Metode Pematahan Dormansi Benih

    5. Pengujian Daya Hantar Listrik

    6. Uji Viabilitas Benih secara Biokimia

    7. Pengujian Kesehatan Benih

  • Penetapan Kadar Air Benih Dua metode penetapan kadar air benih:

    Metode langsung: kadar air benih dihitung secara langsung dari berkurangnya berat benih akibat hilangnya air, dengan menggunakan oven suhu konstan.

    Metode tidak langsung: kadar air benih diukur tanpa mengeluarkan air dalam benih dengan menggunakan hambatan listrik dalam benih yang dikorelasikan dengan kadar air benih.

  • Penetapan Kadar Air Benih

    Metode Langsung:

    - Oven suhu rendah konstan: 103 °C ± 2 °C

    selama 17 ± 1 jam

    - Oven suhu tinggi konstan: 130 °C ± 2 °C

    (jagung 4 jam, serealia 2 jam, tanaman lain ±

    1 jam, suhu bergantung jenis tanaman)

    Benih harus dihancurkan menjadi partikel kecil

    sebelum dioven

  • Penetapan Kadar Air Benih Ketentuan ukuran partikel benih untuk penetapan kadar air: 1. Benih serealia penghancuran sekitar 50% dari berat

    contoh dan dapat melewati saringan dengan mesh 0.5 mm

    2. Benih leguminoseae minimal 50% dari berat contoh harus lolos saringan dengan ukuran mesh 4 mm, dan tidak lebih dari 55% lolos pada saringan ukuran mesh 2 mm

    3. Benih pohon berukuran besar (bobot 1000 butir > 200 g, benih dengan kulit sangat keras dan spesies dengan kadar minyak tinggi dipotong dengan ketebalan < 7 mm (pemotongan kurang dari 4 menit)

  • Penetapan Kadar Air Benih

    Kadar air benih dihitung dengan rumus:

    KA (%)= 𝑀2 −𝑀3

    𝑀2 −𝑀1 x 100%

    M1: Bobot cawan dan tutup

    M2: Bobot sampel + cawan dan tutup

    sebelum dioven

    M3: Bobot sampel + cawan dan tutup

    setelah dioven

  • Penetapan Kadar Air Benih

    Metode tidak langsung:

    Alat moisture meter: Steinlite moister meter

    dan Dole aparatus

  • Pengujian Daya Berkecambah Metode pengujian daya berkecambah: - Alat pengecambah benih: kertas merang dan

    pasir, kertas saring atau kertas koran

    - Ruang penyemaian: media pasir, serbuk gergaji, arang sekam

    Alat pengecambah benih:

    1. Metode UDK (Uji di atas kertas)

    2. Metode UAK (Uji diantara media kertas)

    3. Metode UKDdp (Uji diantara media kertas kemudian digulung dilapisi plastik)

  • Pengujian Daya Berkecambah

    Metode UDK:

    1. Cawan petri diameter 10 cm dilapisi 3 lembar kertas merang bulat

    2. Tetesi air hingga merata, kelebihan air dibuang dengan dimiringkan

    3. Metode ini untuk benih-benih kecil (tomat, bayam, caisim, bawang,wijen)

    4. Jumlah benih 25 butir/cawan petri

    5. Cawan petri ditutup dan detakkan dalam alat germinator

  • Pengujian Daya Berkecambah Metode UKDdp:

    1. Kertas merang (20x30 cm) direndam air, kemudian ditiriskan dengan alat pengepres kertas

    2. Benih ditanam diatas 3 lembar kertas yang bawahnya dilapisi plastik. Untuk benih besar (jagung, kedelai, kacang tanah) sebanyak 25 butir. Tutup dengan 3 lembar kertas lembab dan digulung

    3. Untuk benih yang lebih kecil seperti padi, kertas merang dilipat sejajar (ukuran kertas menjadi lebih kecil)

    4. Gulungan kertas diletakkan dalam germinator dengan posisi berdiri

  • Pengujian Daya Berkecambah

    Spesifikasi substrat pasir untuk pengujian daya berkecambah:

    Ukuran partikel 90% lolos saringan ukuran mesh 0.8 mm dan tidak lolos 0.05 mm, dan pasir harus disterilisasi

    Metode pengujian dengan pasir:

    1. Dalam pasir (in sand/S): benih diletakkan pada permukaan pasir lembab dan ditutup dengan lapisan 1-2 cm

    2. Di atas pasir (top of sand/TS): benih hanya ditekan diatas permukaan pasir

  • Pengujian Daya Berkecambah

    Pengamatan uji daya berkecambah dilakukan 2 kali:

    - Pengamatan pertama: untuk menjaga kondisi lingkungan tetap optimum, benih berkecambah normal dihitung dan dikeluarkan, benih kontam dibuang. Benih yang belum berkecambah dibiarkan sampai akhir pengamatan

    - Pengamatan kedua: penghitungan kecambah normal, abnormal, benih mati, benih tidak tumbuh. Penentuan daya berkecambah adalah

    𝐾𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙

    𝐵𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚x 100%

  • Pengujian Daya Berkecambah

    Evaluasi kecambah: akar dan poros kecambah

    Akar : akar primer dan sekunder

    Poros kecambah: hipokotil, epikotil, tunas

    pucuk (plumula), kotiledon

    - Tanaman dikotil: perakaran (akar primer dan

    sekunder), hipokotil, kotiledon, epikotil, dan

    plumula

    - Tanaman monokotil: akar seminal primer dan

    sekunder, mesokotil, koleoptil, dan plumula

  • Pengujian Daya Berkecambah

    Evaluasi kecambah untuk pengelompokkan kecambah: kecambah normal, abnormal, dan mati

    Kecambah normal: kecambah yang menunjukkan kemampuan untuk berkembang menjadi tanaman normal jika ditanam pada kondisi optimum

    Katergori kecambah normal:

    1. Kecambah sempurna

    2. Kecambah dengan kerusakan ringan

    3. Kecambah dengan infeksi sekunder

  • Pengujian Daya Berkecambah Kecambah normal

    - Kecambah sempurna: seluruh strukturnya baik, lengkap, proporsional, dan sehat.

    - Kecambah dengan kerusakan ringan: terdapat beberapa kerusakan tertentu yang tidak menghambat perkembangan menjadi tanaman normal

    - Kecambah dengan infeksi sekunder: kecambah sempurna yang terinfeksi cendawan atau bakteri dari luar benih

    Kecambah abnormal

    Kecambah yang tidak mampu untuk berkembang menjadi tanaman normal

  • Pengujian Daya Berkecambah

    Kecambah sempurna

    Kriteria:

    1. Sistem perakaran sempurna

    2. Poros kecambah sempurna:

    - Hipokotil

    - Epikotil

    - Kotiledon

    - Tunas pucuk

    3. Daun primer sempurna

  • Pengujian Daya Berkecambah Kriteria kecambah dengan kerusakan ringan: 1. Berukuran kecil, warna sedikit memudar atau bercak

    nekrosis pada akar primer atau poros kecambah 2. Akar primer rusak tapi akar sekunder cukup kuat 3. Hanya terdapat akar seminal yang kuat dan sempurna

    4. Pecah atau belah dangkal yang dapat recovery pada poros kecambah atau kotiledon

    5. Sedikit berputar pada poros kecambah atau koleoptil 6. 50% bercak kecil, nekrosis, busuk, hilangnya bagian2

    kotiledon atau daun primer

    7. Satu kotiledon atau daun primer yang menggantikan satu atau lebih kotiledon atau daun primer

    8. Adanya belahan koleoptil tetapi tidak lebih 1/3

  • Pengujian Kecepatan Tumbuh

    - Pengujian ini merupakan salah satu uji vigor benih

    - Kondisi pengujian sama dengan pengujian daya kecambah benih, tetapi penilaian pertumbuhannya lebih ketat

    - Kecepatan tumbuh benih merupakan jumlah dari kecepatan tumbuh harian/persentase kecambah normal yang tumbuh setiap 24 jam (%/etmal)

    - Kecepatan tumbuh = %𝐾𝑛/𝑒𝑡𝑚𝑎𝑙𝑖=𝑛𝑖=0

  • Metode Pematahan Dormansi Pematahan dormansi secara fisiologis: - Penyimpanan kering

    - Stratifikasi suhu rendah atau chiling (5-10 °C)

    - Stratifikasi suhu tinggi (40-50 °C)

    - Perendaman KNO3 - Perendaman ZPT (GA3, sitokinin, IAA)

    - Suhu berganti

    Pematahan dormansi secara fisik:

    - Skarifikasi - Puncturing

    - Kombinasi puncturing dan perendaman

  • Pengujian Daya Hantar Listrik

    (DHL)

    Pengujian dilakukan dengan mengukur elektrolit yang bocor dari jaringan pada benih yang terlarut dalam air rendaman benih.

    Pengujian ini salah satu uji vigor benih berdasarkan integritas membran sel

    Nilai DHL yang rendah menunjukkan bahwa vigor benih tinggi, sebaliknya menunjukkan vigor benih rendah

    Alat yang digunakan adalah conductivity meter

  • Uji Viabilitas Benih Secara

    Biokemis

    Zat indikator sel hidup 2.3.5 Trifenil

    terazolium klorida/bromida (konsentrasi

    1%)

    Proses reduksi zat indikator (tetrazolium)

    oleh enzim dehydrogenase dan terbentuk

    trifenil formazan (endapan warna merah)

  • Sumber: Marianne S Brooks*, Tracey J Burdock, Abdel E Ghaly and

    Deepika Dave

    C19H15ClN4 C19H16N4

    https://www.omicsonline.org/changes-in-cell-structure-morphology-and-activity-of-streptomyces-venezuelae-during-the-growth-shocking-and-jadomycin-production-stages-1948-5948.1000073.php?aid=6578&view=mobile

  • Benih hasil pengujian tetrazolium

  • Pengujian Kesehatan Benih Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

    kesehatan benih atau kesehatan lot benih dari mana benih tersebut berasal

    Peran penting pengujian kesehatan benih:

    Inokulum terbawa benih dapat menjadi penyakit merugikan pada tanaman & hasilnya

    Deteksi penyakit terbawa benih hasil introduksi sehingga dapat dicegah

    Upaya identifikasi sebab benih memiliki daya kecambah yang rendah atau buruknya pertumbuhan benih di lapang

    Hasil pengujian kesehatan benih menjadi acuan untuk perlakuan-perlakuan benih

  • Pengujian Kesehatan Benih Metode pengujian kesehatan benih: a. Metode tanpa inkubasi

    1. Metode pengamatan langsung

    2. Pengujian dengan perendaman benih

    b. Metode setelah inkubasi 1. Metode blotter

    2. Metode agar

    3. Pengujian pada media pasir

    4. Pemeriksaan pertumbuhan tanaman (growing plants)

    5. Pengujian serologi (reaksi biokimia)

  • Daftar Pustaka

    Widajati E. 2013. Pengujian mutu benih, hal.

    109-148. Dalam Widajati E, Muniarti E, Palupi

    ER, Kartika T, Suhartanto MR, dan Qadir A.

    Dasar Ilmu dan Teknologi Benih. Bogor: IPB

    press.