pengertian 10 kurikulum

12
PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam sistem pendidikan nasional, kita mengenal tiga komponen utama, yakni (1) peserta didik, (2) guru, dan (3) kurikulum. Dalam proses belajar mengajar, ketiga komponen tersebut terdapat hubungan yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. Tanpa peserta didik, guru tidak akan dapat melaksanakan proses pembelajaran. Tanpa guru para siswa juga tidak akan dapat secara optimal belajar. Tanpa kurikulum, guru pun tidak akan mempunyai bahan ajar yang akan diajarkan kepada peserta didik. Kurikulum merupakan komponen yang sangat penting di samping guru dan fasilitas. Dengan kurikulum jelaslah gambaran tentang tujuan yang akan dicapai, bahan pembelajaran yang akan diolah, program pembelajaran yang akan dilaksanakan, serta kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Kurikulum memberikan pedoman kepada guru untuk menyusun dan melaksanakan program pembelajaran. Gambaran tentang tinggi mutu keluaran juga dapat diperkirakan dari kurikulum yang dilaksanakan. Kurikulum merupakan syarat mutlak bagi pendidikan di sekolah, hal ini berarti bahwa kurikulum merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan atau pembelajaran. Dan dalam makalah ini akan kita bahas secara lebih rinci apa itu kurikulum. B. RUMUSAN MASALAH Dalam makalah ini hanyalah membahas tentang pengertian kurikulum, macam macam kurikulum, konsep kurikulum dan kedudukannya dalam pendidikan.

Upload: ayu-febriyanti

Post on 16-Jul-2015

206 views

Category:

Data & Analytics


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengertian 10 kurikuluM

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam sistem pendidikan nasional, kita mengenal tiga komponen utama, yakni (1)

peserta didik, (2) guru, dan (3) kurikulum. Dalam proses belajar mengajar, ketiga komponen

tersebut terdapat hubungan yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. Tanpa

peserta didik, guru tidak akan dapat melaksanakan proses pembelajaran. Tanpa guru para siswa

juga tidak akan dapat secara optimal belajar. Tanpa kurikulum, guru pun tidak akan mempunyai

bahan ajar yang akan diajarkan kepada peserta didik.

Kurikulum merupakan komponen yang sangat penting di samping guru dan fasilitas.

Dengan kurikulum jelaslah gambaran tentang tujuan yang akan dicapai, bahan pembelajaran

yang akan diolah, program pembelajaran yang akan dilaksanakan, serta kegiatan pembelajaran

yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Kurikulum memberikan pedoman kepada guru

untuk menyusun dan melaksanakan program pembelajaran. Gambaran tentang tinggi mutu

keluaran juga dapat diperkirakan dari kurikulum yang dilaksanakan.

Kurikulum merupakan syarat mutlak bagi pendidikan di sekolah, hal ini berarti bahwa

kurikulum merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan atau pembelajaran. Dan

dalam makalah ini akan kita bahas secara lebih rinci apa itu kurikulum.

B. RUMUSAN MASALAH

Dalam makalah ini hanyalah membahas tentang pengertian kurikulum, macam

macam kurikulum, konsep kurikulum dan kedudukannya dalam pendidikan.

Page 2: Pengertian 10 kurikuluM

PEMBAHASAN

A. KONSEP KURIKULUM

1. Pengertian kurikulum

Untuk mendapatkan rumusan tentang pengertian kurikulum, para ahli mengemukakan

pandangan yang beragam. Menurut pandangan klasik, kurikulum dipandang sebagai rencana

pelajaran disuatu sekolah atau juga merupakan kumpulan mata-mata pelajaran yang harus

disampaikan guru atau dipelajari oleh siswa. Pandangan yang muncul sejak zaman Yunani kuno

ini, dalam lingkungan tertentu masih diakui hingga kini, sebagaimana pendapat Robert S. Zais

(1976:7), “a recesourse of subject matters to be mastered”. Menurut pendapat ini, kurikulum

identik dengan bidang studi. Pelajaran-pelajaran dan materi apa yang harus ditempuh di sekolah,

itulah kurikulum.

Sedangkan dalam pandangan modern, pengertian kurikulum lebih dianggap sebagai suatu

pengalaman atau sesuatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan, seperti dikemukakan oleh

Caswel dan Campbell.

Pengertian kurikulum menurut para ahli akan dijelaskan satu persatu dibawah ini:

a) George A. Beauchamp (1986)

Mengemukakan bahwa : “ A Curriculun is a written document which may contain many

ingredients, but basically it is a plan for the education of pupils during their enrollment in given

school”.

Maksudnya Sebuah Kurikulum adalah dokumen tertulis yang dapat berisi banyak bahan,

tetapi pada dasarnya merupakan rencana untuk pendidikan murid selama pendaftaran mereka di

sekolah diberikan

b) Caswel dan Campbell (1935)

mengatakan bahwa kurikulum … to be composed of all the experiences children have

under the guidance of teachers. Maksudnya bahwa kurikulum ialah terdiri dari semua

pengalaman anak-anak di bawah bimbingan guru.

c) Ronald C. Doll (1974)

mengatakan bahwa : “ …the curriculum has changed from content of courses study and

list of subject and courses to all experiences which are offered to learners under the auspices or

Page 3: Pengertian 10 kurikuluM

direction of school.Maksudnya kurikulum adalah perubahan dari isi program studi dan daftar

subyek dan kursus untuk semua pengalaman yang ditawarkan kepada pelajar di bawah naungan

atau arah sekolah.

d) Mauritz Johnson (1967)

Menurutnya, kurikulum hanya berkenaan dengan serangkaian terstruktur hasil

pembelajaran tertentu, hasil yang dicapai dari hasil belajar siswa.

e) Mc Donald (1967) Memandang kurikulum sebagai rencana pendidikan atau pengajaran, yang terdiri dari

empat komponen, yaitu: mengajar (kegiatan professional guru terhadap murid), belajar (kegiatan

responsi siswa terhadap guru), pembelajaran (interaksi antara guru murid pada proses belajar

mengajar) dan kurikulum (pedoman proses belajar mengajar).

f) Bauchamp (1968)

Menekankan kurikulum sebagai rencana pendidikan atau pengajaran. Ia menegaskan

bahwa kurikulum adalah dokumen tertulis dan sekaligus merupakan rencana pendidikan yang

given di sekolah. Tetapi, kurikulum tidak hanya dinilai dari segi dokumen dan rencana

pendidikan, karena ia harus memiliki fungsi operasional kegaiatan belajar mengajar, dan menjadi

pedoman bagi pengajar maupun pelajar.

g) Hilda Taba (1962) Berpendapat, kurikulum tidak hanya terletak pada pelaksanaanya, tetapi pada keluasan

cakupannya, terutama pada isi, metode dan tujuannya, terutama tujuan jangka panjang, karena

justeru kurikulum terletak pada tujuannya yang umum dan jangka panjang itu, sedangkan

imlementasinya yang sempit termasuk pada pengajaran, yang keduanya harus kontinum.

h) Hamid Hasan (1988)

Untuk mengakomodasi perbedaan pandangan tersebut, Hamid Hasan mengemukakan

bahwa konsep kurikulum dapat ditinjau dalam empat dimensi, yaitu:

1. kurikulum sebagai suatu ide; yang dihasilkan melalui teori-teori dan penelitian, khususnya dalam bidang kurikulum dan pendidikan.

2. kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, sebagai perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide; yang didalamnya memuat tentang tujuan, bahan, kegiatan, alat-alat, dan waktu.

3. kurikulum sebagai suatu kegiatan, yang merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis; dalam bentuk praktek pembelajaran.

4. kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekwensi dari kurikulum sebagai

suatu kegiatan, dalam bentuk ketercapaian tujuan kurikulum yakni tercapainya perubahan perilaku atau kemampuan tertentu dari para peserta didik.

Page 4: Pengertian 10 kurikuluM

i) Purwadi (2003)

Purwadi memilah pengertian kurikulum menjadi enam bagian : (1) kurikulum sebagai

ide; (2) kurikulum formal berupa dokumen yang dijadikan sebagai pedoman dan panduan dalam

melaksanakan kurikulum; (3) kurikulum menurut persepsi pengajar; (4) kurikulum operasional

yang dilaksanakan atau dioprasional kan oleh pengajar di kelas; (5) kurikulum experience yakni

kurikulum yang dialami oleh peserta didik; dan (6) kurikulum yang diperoleh dari penerapan

kurikulum.

Dalam Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat

pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Rumusan ini lebih spesifik mengandung

pokok – pokok pikiran, sebagai berikut:

1. Kurikulum merupakan suatu rencana/perencanaan; 2. Kurikulum merupakan pengaturan, yang sistematis dan terstruktur; 3. Kurikulum memuat isi dan bahan pelajaran bidang pengajaran tertentu;

4. Kurikulum mengandung cara, metode dan strategi pengajaran; 5. Kurikulum merupakan pedoman kegiatan belajar mengajar;

6. Kurikulum, dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan; 7. Kurikulum merupakan suatu alat pendidikan.

Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional sebagaimana dapat dilihat dalam

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa:

“Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk

mencapai tujuan pendidikan tertentu”.

Dan dinyatakan didalamnya, bahwa: “Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan

kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing

satuan pendidikan.

Dari sekian banyaknya pengertian kurikulum menurut para ahli, dapat disimpulkan

bahwa yang dimaksud dengan Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diberikan oleh

suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan

kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan.

2. Macam-Macam Kurikulum dan perkembangannya

Page 5: Pengertian 10 kurikuluM

a) Rencana Pelajaran 1947

Kurikulum pertama pada masa kemerdekaan namanya Rencana Pelajaran 1947. Ketika

itu penyebutannya lebih populer menggunakan learn plan (rencana pelajaran) ketimbang istilah

curriculum dalam bahasa Inggris. Rencana Pelajaran 1947 bersifat politis, yang tidak mau lagi

melihat dunia pendidikan masih menerapkan kurikulum Belanda, yang orientasi pendidikan dan

pengajarannya ditujukan untuk kepentingan kolonialis Belanda. Asas pendidikan ditetapkan

Pancasila. Situasi perpolitikan dengan gejolak perang revolusi, maka Rencana Pelajaran 1947,

baru diterapkan pada tahun 1950. Oleh karena itu Rencana Pelajaran 1947 sering juga disebut

kurikulum 1950. Susunan Rencana Pelajaran 1947 sangat sederhana, hanya memuat dua hal

pokok, yaitu daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, serta garis-garis besar pengajarannya.

Rencana Pelajaran 1947 lebih mengutamakan pendidikan watak, kesadaran bernegara, dan

bermasyarakat, daripada pendidikan pikiran. Materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian

sehari-hari, perhatian terhadap kesenian, dan pendidikan jasmani.

b) Rencana Pelajaran Teruai 1952

Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana Pelajaran

Terurai 1952. “Silabus mata pelajarannya jelas sekali. seorang guru mengajar satu mata

pelajaran,” kata Djauzak Ahmad, Direktur Pendidikan Dasar Depdiknas periode 1991-1995.

Ketika itu, di usia 16 tahun Djauzak adalah guru SD Tambelan dan Tanjung Pinang, Riau. Di

penghujung era Presiden Soekarno, muncul Rencana Pendidikan 1964 atau Kurikulum 1964.

Fokusnya pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral (Pancawardhana). Mata

pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan,

emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah. Pendidikan dasar lebih

menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.

c) Kurikulum 1968

Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang

dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati.

Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan

Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya 9. Djauzak menyebut

Kurikulum 1968 sebagai kurikulum bulat. “Hanya memuat mata pelajaran pokok-pokok saja,”

Page 6: Pengertian 10 kurikuluM

katanya. Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan faktual

di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap

jenjang pendidikan.

d) Kurikulum 1975

Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif.

“Yang melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di bidang manejemen, yaitu MBO

(management by objective) yang terkenal saat itu,” kata Drs. Mudjito, Ak, MSi, Direktur

Pembinaan TK dan SD Depdiknas. Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam

Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah “satuan

pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi:

petunjuk umum, tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan

belajar-mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975 banyak dikritik. Guru dibikin sibuk menulis

rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.

e) Kurikulum 1984 (CBSA)

Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan

proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang

disempurnakan”. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu,

mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa

Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL). Tokoh penting dibalik lahirnya Kurikulum

1984 adalah Profesor Dr. Conny R. Semiawan, Kepala Pusat Kurikulum Depdiknas periode

1980-1986 yang juga Rektor IKIP Jakarta sekarang Universitas Negeri Jakarta periode 1984-

1992. Konsep CBSA yang elok secara teoritis dan bagus hasilnya di sekolah-sekolah yang

diujicobakan, mengalami banyak deviasi dan reduksi saat diterapkan secara nasional. Sayangnya,

banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA. Yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang

kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana-sini ada tempelan gambar, dan yang menyolok guru tak

lagi mengajar model berceramah. Penolakan CBSA bermunculan.

f) Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999

Page 7: Pengertian 10 kurikuluM

Kurikulum 1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum

sebelumnya. Sayang, perpaduan tujuan dan proses belum berhasil. Kritik bertebaran, lantaran

beban belajar siswa dinilai terlalu berat. Dari muatan nasional hingga lokal. Materi muatan lokal

disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya bahasa daerah kesenian,

keterampilan daerah, dan lain-lain. Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga

mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum. Walhasil, Kurikulum 1994 menjelma

menjadi kurikulum super padat. Kejatuhan rezim Soeharto pada 1998, diikuti kehadiran

Suplemen Kurikulum 1999. Tapi perubahannya lebih pada menambal sejumlah materi.

g) Kurikulum 2004 (KBK)

Bahasa kerennya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Setiap pelajaran diurai

berdasar kompetensi apakah yang mesti dicapai siswa. Sayangnya, kerancuan muncul bila

dikaitkan dengan alat ukur kompetensi siswa, yakni ujian. Ujian akhir sekolah maupun nasional

masih berupa soal pilihan ganda. Bila target kompetensi yang ingin dicapai, evaluasinya tentu

lebih banyak pada praktik atau soal uraian yang mampu mengukur seberapa besar pemahaman

dan kompetensi siswa. Meski baru diujicobakan, toh di sejumlah sekolah kota-kota di Pulau

Jawa, dan kota besar di luar Pulau Jawa telah menerapkan KBK. Hasilnya tak memuaskan.

Guru-guru pun tak paham betul apa sebenarnya kompetensi yang diinginkan pembuat kurikulum.

h) KTSP 2006 Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan. Muncullah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Pelajaran KTSP masih tersendat. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi

pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004.

Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan

pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini

disebabkan karangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan

kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan

oleh Departemen Pendidikan Nasional. Jadi pengambangan perangkat pembelajaran, seperti

silabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan (sekolah) dibawah

koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota. (TIAR)

Page 8: Pengertian 10 kurikuluM

3. Konsep Kurikulum

Ada tiga konsep tentang kurikulum, kurikulum sebagai substansi, sebagai sistem, dan

sebagai bidang studi.

a. Konsep pertama, kurikulum sebagai suatu substansi:

Suatu kurikulum, dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi murid-

murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum juga

dapat menunjuk kepada suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan

belajar-mengajar, jadwal, dan evaluasi. Suatu kurikulum juga dapat digambarkan sebagai

dokumen tertulis sebagai hasil persetujuan bersama antara para penyusun kurikulum dan

pemegang kebijaksanaan pendidikan dengan masyarakat. Suatu kurikulum juga dapat mencakup

lingkup tertentu, suatu sekolah, suatu kabupaten, propinsi, ataupun seluruh negara.

b. Konsep kedua, adalah kurikulum sebagai suatu sistem:

Yaitu sistem kurikulum. Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan,

sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur

personalia, dan prosedur kerja bagaimana cara menyusun suatu kurikulum, melaksanakan,

mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Hasil dari suatu sistem kurikulum adalah tersusunnya

suatu kurikulum, dan fungsi dari sistem kurikulum adalah bagaimana memelihara kurikulum

agar tetap dinamis.

c. Konsep ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi:

Yaitu bidang studi kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli

pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu

tentang kurikulum dan sistem kurikulum. Mereka yang mendalami bidang kurikulum

mempelajari konsep-konsep dasar tentang kurikulum. Melalui studi kepustakaan dan berbagai

kegiatan penelitian dan percobaan, mereka menemukan hal-hal barn yang dapat memperkaya dan

memperkuat bidang studi kurikulum.

Seperti halnya para ahli ilmu sosial lainnya, para ahli teori kurikulum juga dituntut untuk:

(1) mengembangkan definisi-definisi deskriptif dan preskriptif dari istilah- istilah teknis,

(2) mengadakan klasifikasi tentang pengetahuan yang telah ada dalam pengetahuan-pengetahuan baru,

(3) melakukan penelitian inferensial dan prediktif,

Page 9: Pengertian 10 kurikuluM

(4) mengembangkan subsubteori kurikulum, mengembangkan dan melaksanakan model-model kurikulum.

Melalui pencapaian keempat hal tersebut baik sebagai subtansi, sebagai sistem, maupun

bidang studi kurikulum dapat bertahan dan dikembangkan.

B. KEDUDUKAN KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN

Tugas utama seorang guru adalah membimbing, mengajar, serta melatih peserta didik

secara professional sehingga dapat mengantarkan peserta didiknya kepada pencapaian tujuan

pendidikan. Sehingga untuk melaksanakan tugas tersebut guru harus berpedoman pada suatu alat

yang disebut kurikulum.

Kurikulum bertujuan sebagai arah, pedoman, atau sebagai rambu-rambu dalam

pelaksanaan proses pembelajaran (belajar mengajar). Kurikulum merupakan syarat mutlak bagi

pendidikan di sekolah, hal ini berarti bahwa kurikulum merupakan bagian yang tak terpisahkan

dari pendidikan atau pembelajaran.

Setiap praktik pendidikan diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan tertentu, apakah

berkenaan dengan penguasaan pengetahuan, pengembangan pribadi, kemampuan sosial, ataupun

kemampuan bekerja. Untuk menyampaikan bahan pelajaran, ataupun mengembangkan

kemampuan-kemampuan tersebut diperlukan metode penyampaian serta alat-alat bantu tertentu.

Untuk menilai hasil dan proses pendidikan, juga diperlukan cara-cara dan alat-alat penilaian

tertentu pula. Keempat hal tersebut, yaitu tujuan, bahan ajar, metode-alat, dan penilaian

merupakan komponen-komponen utama kurikulum. Dengan berpedoman pada kurikulum,

interaksi pendidikan antara guru dan siswa berlangsung. Interaksi ini tidak berlangsung dalam

ruang hampa, tetapi selalu terjadi dalam lingkungan tertentu, yang mencakup antara lain

lingkungan fisik, alam, sosial budaya, ekonomi, politik, dan religi.

Kurikulum merupakan suatu rencana pendidikan, memberikan pedoman dan pegangan

tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan. Kurikulum merupakan suatu

bidang studi, yang ditekuni oleh para ahli atau spesialis kurikulum, yang menjadi sumber

konsep-konsep atau memberikan landasan-landasan teoritis bagi pengembangan kurikulum

berbagai institusi pendidikan.

Kedudukan Kurikulum ini bersifat sentral, karena mengarahkan segala bentuk aktifitas

pendidikan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Dalam Kontek ini kurikulum bermakna

sebagai alat untuk mencapai tujuan.

Page 10: Pengertian 10 kurikuluM

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan

bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk

mencapai tujuan pendidikan tertentu”.

Jadi, Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diberikan oleh suatu lembaga

penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta

pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan.

Menurut perkembangannya kurikulum terdiri atas:

a) Rencana Pelajaran 1947

b) Rencana Pelajaran Teruai 1952 c) Kurikulum 1968 d) Kurikulum 1975

e) Kurikulum 1984 (CBSA) f) Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999

g) Kurikulum 2004 (KBK) h) KTSP 2006

Ada tiga konsep tentang kurikulum sebagai berikut:

a. Konsep pertama, kurikulum sebagai suatu substansi:

b. Konsep kedua, adalah kurikulum sebagai suatu sistem:

c. Konsep ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi:

Kedudukan Kurikulum ini bersifat sentral, karena mengarahkan segala bentuk aktifitas

pendidikan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Dalam Kontek ini kurikulum bermakna

sebagai alat untuk mencapai tujuan.

Page 11: Pengertian 10 kurikuluM

B. KRITIK DAN SARAN

Demikianlah isi dari makalah kami ini. Dan kami sangat menyadari bahwa dalam penulisan maupun penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca

demi perbaikan makalah ini agar menjadi lebih baik lagi selanjutnya. Akhirnya, kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan kata-kata, dan

kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini kami ucapkan terima kasih.

Page 12: Pengertian 10 kurikuluM

DAFTAR PUSTAKA

sumber: http://vandha.wordpress.com/kail-pendidikan/artikel-dan-makalah/konsep-kurikulum/

sumber: http://penjual-mimpi.blogspot.com/2010/01/konsep-kurikulum.html sumber: http://mybatik.wordpress.com/2009/01/29/teori-dan-konsep-kurikulum/

sumber: http://rahmanjampea.blogdetik.com/2010/04/09/kedudukan-kurikulum-dalam-

pendidikan/ sumber: http://tugasguru.blogspot.com/2010/11/rpp_19.html

sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum