kerajaan mataram kuno (sejarah kelas 10 kurikulum 13)

28
DISUSUN OLEH Muhamad Tsani Farhan (154517) MAN 7 JAKARTA

Upload: muhamad-tsani-farhan

Post on 23-Jan-2017

333 views

Category:

Education


24 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)

DISUSUN OLEH

Muhamad Tsani Farhan (154517)

MAN 7 JAKARTA

Page 2: Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)

KerajaanMataram Kuno

Page 3: Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)

Mataram Kuno

A. Definisi Kerajaan Mataram Kuno

B. Sumber Sejarah

C. Kehidupan Politik dan Pemerintahan

D. Karya Seni Bangun pada Masa Dinasti Sailendra

E. Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat

F. Kehidupan Ekonomi

Page 4: Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)

A. Definisi Kerajaan Mataram Kuno

• Kerajaan ini diperkirakan berdiri pada abad ke-8 M

• Wilayah kerajaan ini meliputi daerah Jawa Tengah dan Jawa

Timur

• adalah salah satu kerajaan yang

bercorak Hindu dan Buddha

• Pusat kekuasaannya berada di wilayah Jawa Tengah dengan

banyaknya peninggalan-peninggalan sejarah di wilayah

tersebut

Page 5: Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)

B. Sumber Sejarah

Sejarah berdirinya Kerajaan Mataram Kuno di

Jawa Tengah adalah Prasasti Canggal yang ditemukan

di Desa Canggal, di halaman sebuah candi yang sudah

runtuh di lereng Gunung Wukir (dekat Muntilan,

sebelah barat Magelang). Prasasti ini mempunyai

keistimewaan, yaitu memakai angka tahun

Candrasangkala yang berbunyi Crutiindriya Rasa, yang

artinya sama dengan tahun 654 Saka atau tahun 732 M.

Page 6: Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)
Page 7: Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)

Prasasti Canggal (juga disebut Prasasti Gunung Wukir atau

Prasasti Sanjaya) adalah prasasti dalam bentuk candra sengkala

berangka tahun 654 Saka atau 732 Masehi yang ditemukan di

halaman Candi Gunung Wukir di desa Kadiluwih, kecamatan

Salam, Magelang, Jawa Tengah.

Prasasti yang ditulis pada stela batu ini menggunakan aksara

Pallawa dan bahasa Sanskerta. Prasasti ini dipandang sebagai

pernyataan diri Raja Sanjaya pada tahun 732 sebagai seorang

penguasa universal dari Kerajaan Mataram Kuno.

Page 8: Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)

Isinya :

Bait 1 : Pembangunan lingga oleh Raja Sanjaya di atas gunung

Bait 2-6 : Pujaan terhadap Dewa Siwa, Dewa Brahma, dan Dewa Wisnu

Bait 7 : Pulau Jawa yang sangat makmur, kaya akan tambang emas dan banyak menghasilkan padi. Di pulau itu

didirikan candi Siwa demi kebahagiaan penduduk dengan bantuan dari penduduk Kunjarakunjadesa

Bait 8-9 : Pulau Jawa yang dahulu diperintah oleh raja Sanna, yang sangat bijaksana, adil dalam tindakannya,

perwira dalam peperangan, bermurah hati kepada rakyatnya. Ketika wafat Negara berkabung, sedih kehilangan

pelindung

Bait 10-1 : Pengganti raja Sanna yaitu putranya bernama Sanjaya yang diibaratkan dengan matahari. Kekuasaan

tidak langsung diserahkan kepadanya oleh raja Sanna tetapi melalui kakak perempuannya (Sannaha)

Bait 12 : Kesejahteraan, keamanan, dan ketentraman Negara. Rakyat dapat tidur di tengah jalan, tidak usah takut

akan pencuri dan penyamun atau akan terjadinya kejahatan lainnya. Rakyat hidup serba senang.

Page 9: Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)
Page 10: Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)

C. Kehidupan Politik dan Pemerintahan

Kerajaan Mataram Kuno merupakan kerajaan agraris

yang mengutamakan pengamanan tata pemerintahan dalam

negeri. Dalam struktur pemerintahan penguasa tertinggi

berada di tangan raja. Sesuai dengan landasan kosmogonis,

yaitu kepercayaan harus adanya keserasian antara dunia

manusia (mikrokosmos) dan alam semesta (makrokosmos),

raja adalah penjelmaan dari para dewa di dunia.

Kehidupan politik dan pemerintahan pada masa

kerajaan Mataram Kuno dapat dilihat pada masa kekuasaan

raja-raja berikut.

Page 11: Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)

1. Raja Sanjaya

Prasasti Canggal menyebutkan tentang pendirian sebuah

lingga di Bukit Sthirangga, daerah Kunjarakunja, pada tahun 654 C

oleh Raja. Sanjaya adalah anak dari saudara perempuan Raja Sanna

yang bernama Sannaha. Sanjaya berhasil menaklukan daerah

sekitarnya dan mampu mewujudkan kemakmuran bagi rakyatnya.

Pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran, muncul

Dinasti Sailendra yang beragama Buddha. Dinasti Syailendra

berhasil menggeser kekuasaan kerajaan Mataram Kuno dari Dinasti

Sanjaya ke Dinasti Syailendra. Perkiraan pergeseran pemerintahan

Dinasti Sanjaya itu diperkuat dengan adanya peninggalan berupa

kompleks Candi Hindu di Gedong Songo (Ungaran) dan di Dieng.

Page 12: Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)

Kompleks di Gedong Songo Kompleks di Dieng

Page 13: Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)

2. Syailendra

Pada pertengahan abad ke-8, di Jawa Tengah terdapat beberapa prasasti

yang berasal dari Dinasti (Wangsa) Syailendra. Salah satunya adalah prasasti

Sojomerto yang ditemukan di daerah Sojomerto, Pekalongan. Isi prasasti

menyebutkan tentang nama seorang pejabat tinggi yang bernama Dapunta

Syailendra.

Susunan raja-raja dari Dinasti Syailendra yang memerintah di Jawa

Tengah, yaitu sebagai berikut.

a. Raja Bhanu (± 752 – 775 M)

b. Raja Wisnu (± 775 – 782 M)

c. Raja Indra (± 782 – 812 M)

d. Raja Samaratungga (± 812 – 833 M)

e. Raja Balaputradewa (± 833 – 856 M)

Page 14: Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)

Prasasti Sojomerto

Page 15: Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)

Prasasti Sojomerto merupakan peninggalan Wangsa Sailendra yang ditemukan di

Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Prasasti ini

beraksara Kawi dan berbahasa Melayu Kuna. Prasasti ini tidak menyebutkan

angka tahun, berdasarkan taksiran analisis paleografi diperkirakan berasal dari

kurun akhir abad ke-7 atau awal abad ke-8 masehi.

Prasasti ini bersifat keagamaan Siwais. Isi prasasti memuat keluarga dari tokoh

utamanya, Dapunta Selendra, yaitu ayahnya bernama Santanu, ibunya bernama

Bhadrawati, sedangkan istrinya bernama Sampula. Prof. Drs. Boechari

berpendapat bahwa tokoh yang bernama Dapunta Selendra adalah cikal-bakal

raja-raja keturunan Wangsa Sailendra yang berkuasa di Kerajaan Mataram Hindu.

Bahan prasasti ini adalah batu andesit dengan panjang 43 cm, tebal 7 cm, dan

tinggi 78 cm. Tulisannya terdiri dari 11 baris yang sebagian barisnya rusak

terkikis usia.

Page 16: Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)

3. Pemindahan Kekuasaan ke Jawa Timur

Pemindahan kekuasaan ke Jawa Timur didasarkan pada pertimbangan ekonomi

sebagai berikut.

a) Adanya sungai-sungai besar, antara lain Sungai Brantas dan Bengawan Solo yang

sangat memudahkan bagi lalu lintas perdagangan

b) Adanya dataran rendah yang luas sehingga memungkinkan penanaman padi

secara besar-besaran

c) Lokasi Jawa Timur berdekatan dengan jalan perdagangan utama waktu itu, yaitu

jalur perdagangan rempah-rempah dari Maluku ke Malaka

Page 17: Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)

Sungai Brantas Sungai Bengawan Solo

Page 18: Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)

D.Karya Seni Bangun pada masa Dinasti Syailendra

Page 19: Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)

Candi Borobudur

Page 20: Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)

Candi Kalasan

Page 21: Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)

Candi Mendut

Page 22: Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)

Candi Pawon

Page 23: Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)

Candi Sari

Page 24: Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)

Candi Sambisari

Page 25: Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)

Candi Sewu

Page 26: Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)

E. Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat

Sumber dari berbagai prasasti menyebutkan adanya stratifikasi atau

pelapisan sosial berdasarkan pembagian kasta dan kedudukan seseorang di dalam

masyarakat, baik kedudukan di dalam struktur birokrasi maupun kedudukan

sosial atas dasar kekayaan materil. Tetapi, dalam kenyataannya stratifikasi sosial

masyarakat zaman Mataram bersifat kompleks dan tumpang tindih.

Nama-nama penduduk desa di dalam berbagai prasasti, tampak bahwa

sebagian besar di antara mereka itu memakai nama-nama Indonesia asli, seperti

si Gorotong, si Kloteng, si Guwar, si Wadag, si Keni, dan si Kasih. Dan sebagian

kecil saja penduduk desa yang memakai nama yang diambil dari bahasa

Sanskerta, seperti si Brahma, si Ramya, dan si Ananta.

Page 27: Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)

F. Kehidupan Ekonomi

Masalah perekonomian mendapat perhatian

besar pada zaman Balitung yang tertera pada Prasasti

Purworejo dan Prasasti Wonogiri. Misalnya dalam

Prasasti Purworejo menyebutkan tentang pendirian

suatu pusat perdagangan. Pada Prasasti Wonogiri

menyebutkan tentang pajak bagi desa-desa yang

berada di kanan dan kiri Sungai Bengawan Solo.

Tujuannya adalah agar penduduk desa setempat dapat

menjamin kelancaran hubungan lalu lintas untuk

menyebrangi Sungai Bengawan Solo. Berdasarkan

kenyataan itulah yang menyebabkan masa

pemerintahan Raja Balitung disebut sebagai masa

stabilitas di bidang ekonomi.

Page 28: Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah kelas 10 Kurikulum 13)

Prasasti Purworejo Prasasti Wonogiri