pengelolaan kurikulum dan pembelajaran kimia …eprints.ums.ac.id/53114/2/naskah publikasi...
TRANSCRIPT
0
PENGELOLAAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN KIMIA
BERBASIS ISO 9001:2008 DI SMK NEGERI 2 WONOGIRI
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaian Program Studi Strata 2 pada
Jurusan Magister Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana
Oleh :
TARDI
NIM: Q.100 150 081
PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
i
HALAMAN PERSETUJUAN
PENGELOLAAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN KIMIA
BERBASIS ISO 9001:2008 DI SMK NEGERI 2 WONOGIRI
PUBLIKASI ILMIAH
Oleh:
Tardi
NIM: Q100150081
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:
Dosen pembimbing
1
PENGELOLAAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN KIMIA
BERBASIS ISO 9001:2008 DI SMK NEGERI 2 WONOGIRI
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mendeskripsikan perencanaan
pembelajaran kimia berbasis ISO 9001:2008 di SMK Negeri 2 Wonogiri. (2)
Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran kimia berbasis ISO 9001:2008
di SMK Negeri 2 Wonogiri. (3) Untuk mendeskripsikan evaluasi terhadap
kurikulum dan pembelajaran kimia berbasis ISO 9001: 2008 di SMK Negeri 2
Wonogiri. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain etnografi
yang dilaksanakan di SMK Negeri 2 Wonogiri. Teknik pengumpulan data dengan
wawancara mendalam, dokumentasi, dan observasi. Analisis data menggunakan
model analisis interaktif dengan tiga tahapan.
Hasil penelitian adalah (1) Perencanaan pembelajaran kimia berbasis ISO
9001:2008 di SMK Negeri 2 Wonogiri,dalam penyusunan dokumen administrasi
pembelajaran meliputi rincian minggu efektif, program tahunan, program
semester dan pengkajian silabus yang disusun oleh tim pengembang kurikulum,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan dari silabus
disusun oleh guru-guru mata pelajaran yang tergabung dalam MGMP tingkat
sekolah. Perencanaan pembelajaran kimia berbasis ISO harus selalu
disempurnakan secara berkesinambungan sesuai dengan kondisi dan karakteristik
peserta didik. (2) Pelaksanaan pembelajaran kimia berbasis ISO 9001:2008
menekankan pada proses pembentukan pengalaman belajar peserta didik yang
dilakukan melalui tatap muka maupun praktik di laboratorium, Kegiatan
pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan
penutup. Pembelajaran berorientasi pada aktivitas peserta didik yang
menekankan pada penguasaan pengetahuan, perubahan sikap dan peningkatan
ketrampilan peserta didik (3) Evaluasi pelaksanaan pembelajaran kimia
berbasis ISO 9001:2008 di SMK Negeri 2 dilaksanakan melalui supervisi
akademik oleh Kepala Sekolah dan penilaian dari tim audit eksternal, dimana
perlu adanya pengelolaan kurikulum dan pembelajaran dilakukan penyempurnaan
secara berkesinambungan.
Kata Kunci: Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pembelajaran kimia
ABSTRACT
The objectives of this study are: (1) To describe the learning planning of
chemistry based on ISO 9001: 2008 in SMK Negeri 2 Wonogiri. (2) To describe
the implementation of chemistry learning based on ISO 9001: 2008 in SMK
Negeri 2 Wonogiri. (3) To describe evaluation of curriculum and learning of
chemistry based on ISO 9001: 2008 in SMK Negeri 2 Wonogiri. The type of this
research is qualitative research with ethnography design which implemented in
SMK Negeri 2 Wonogiri. Data collection techniques with in-depth interviews,
documentation, and observation. Data analysis using interactive analysis model
with three stages. The results of the research are (1) Planning of chemistry
learning based on ISO 9001: 2008 in SMK Negeri 2 Wonogiri, in the preparation
2
of instructional administration documents include effective weekly breakdown,
annual program, semester program and syllabus study prepared by curriculum
development team, Learning Implementation Plan (RPP ) Developed from the
syllabus prepared by subject teachers incorporated in the school level MGMP. An
ISO-based chemistry learning plan should always be continually perfected
according to the condition and characteristics of the learners. (2) The
implementation of chemistry learning based on ISO 9001: 2008 emphasizes on
the process of forming learners' learning experiences through face-to-face or
laboratory practice. The learning implementation activities include preliminary
activities, core activities and closing. Learning oriented to the activities of learners
that emphasizes the mastery of knowledge, attitude changes and improving the
skills of learners (3) Evaluation of the implementation of learning chemistry based
on ISO 9001: 2008 in SMK Negeri 2 implemented through academic supervision
by the Principal and assessment of external audit team, where The need for
curriculum management and learning is done continuous improvement.
Keywords: planning, implementation, evaluation, learning chemistry
1. PENDAHULUAN
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menurut Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, termasuk pada satuan pendidikan
menengah kejuruan yang bertujuan mempersiapkan peserta didik terutama
dalam bidang pekerjaan tertentu. Paradigma baru manajemen pendidikan
sekolah menengah kejuruan menekankan pentingnya otonomi institusi
yang berlandaskan pada akuntabilitas, evaluasi, dan akreditasi serta
bermuara pada tujuan akhir peningkatan kualitas secara berkesinambungan.
Di pihak lain, kecenderungan globalisasi, kebutuhan masyarakat dan tuntutan
persaingan semakin ketat menuntut komitmen yang tinggi pada
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Pemahaman tersebut
menegaskan perlunya sekolah untuk melaksanakan suatu manajemen mutu
terpadu, termasuk didalamnya sistem manajemen mutu pendidikan yang
menjamin agar mutu pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
dapat dipertahankan dan ditingkatkan sesuai dengan yang direncanakan.
Kebijakan tersebut berimplikasi pada pengelolaan kurikulum dan
pembelajaran.
Manfaat diberlakukannya Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
adalah: (1) meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen, (2)
penanganan komplain lebih baik, (3) disiplin waktu dan bekerja meningkat,
3
(4) pengawasan lebih efektif karena ada auditor internal dan eksternal,
(5) pengendalian aset semakin baik, (6) pencegahan pemborosan waktu dan
dana, dan (7) perencanaan pengembangan SDM lebih baik.
Sedangkan keunggulan yang didapatkan dari sekolah yang sudah
memiliki sertifikat ISO 9001:2008 antara lain: (1) fokus kepada pelanggan
bukan hanya kepada kondisi internal, (2) fokus pada pencegahan masalah
bukan hanya deteksi masalah, (3) menyikapi komplain sebagai peluang belajar
bukan gangguan, (4) sasaran dan strategi mutu lebih jelas, (5) perbaikan mutu
melibatkan semua unsur bukan hanya manajemen, (6) memiliki fasilitator
mutu, dan (7) terus menerus meningkatkan diri demi mencapai kepuasan
pelanggan.
Pengelolaan kurikulum adalah sebuah bentuk usaha atau upaya bersama
untuk memperlancar pencapaian tujuan pengajaran khususnya usaha
meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar (Toto Ruhimat, 2015:88) .
Dalam era globalisasi sekarang ini, pendidikan mempunyai peran yang sangat
strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan
juga mampu menciptakan insan yang terampil dan dapat bersaing di
dunia kerja. Pendidikan memiliki peranan yang cukup besar dalam upaya
peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Pendidikan yang bermutu
akan dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu.
Perencanaan pelaksanaan pembelajaran merupakan penjabaran,
pengayaan dan pengembangan dari kurikulum. Dalam membuat perencanaan
pembelajaran, tentu saja guru selain mengacu pada tuntutan kurikulum, juga
harus mempertimbangkan situasi dan kondisi serta karakteristik peserta didik
dan potensi yang ada di sekolah. Hal ini tentu saja akan berimplikasi pada
model atau isi perencanaan pembelajaran yang dikembangkan oleh guru,
disesuaikan dengan kondisi nyata yang dihadapi setiap sekolah ( Sukirman,
2008:86).
Menurut Toto Fathoni (2015:146-147) setelah guru mempelajari
kurikulum yang berlaku, selanjutnya membuat suatu desain pembelajaran
dengan mempertimbangkan kemampuan awal peserta didik (entering
behavior), tujuan yang hendak dicapai, teori belajar dan pembelajaran,
karakteristik bahan yang akan diajarkan, metode, media dan sumber belajar
4
yang akan digunakan. Setelah desain dibuat, kemudian pembelajaran
dilakukan. Ada dua kegiatan utama yang dilakukan, yaitu guru bertindak
mengajar dan peserta didik bertindak belajar.
Evaluasi pembelajaran merupakan sebuah kegiatan mengevaluasi atau
mengoreksi hal-hal yang telah dilakukan selama kegiatan pembelajaran
berlangsung. Evaluasi dapat dikatakan sebagai pengukuran terhadap kegiatan
pembelajaran untuk mengetahui kelebihan dan kekurangannya dari kegiatan
pembelajaran yang telah berlangsung dengan harapan dapat diperbaiki untuk
proses pembelajaran berikutnya dan dapat dilaksanakan nantinya
( Hasibuan, 2009:96).
Peningkatan mutu pendidikan SMK pada dasarnya dapat dilihat dari
meningkatnya prestasi belajar yang merupakan wujud dari hasil belajar
peserta didik yang maksimal. Adapun hasil belajar peserta didik pada
hakikatnya dipengaruhi oleh dua faktor yang datang dari dalam diri peserta
didik (faktor internal) dan faktor yang datang dari luar diri peserta didik
(faktor eksternal). Hal ini dapat dinyatakan bahwa peserta didik yang
mengalami proses belajar, supaya berhasil dengan tujuan yang harus dicapai
perlu memperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil
belajarnya itu. Untuk itu perlu pengelolaan kurikulum dan pembelajaran di
Sekolah Menengah Kejuruan yang bermutu berdasarkan standar mutu ISO
9001:2008.
Berdasarkan latar belakang di atas yang perlu diperhatikan dalam
peningkatan mutu pendidikan adalah peningkatan kualitas sekolah sebagai
basis utama pendidikan. Salah satu cara peningkatan kualitas pendidikan di
SMK dapat dilakukan melalui pelaksanaan pengelolaan kurikulum dan
pembelajaran sekolah yang baik. Sistem managemen mutu ISO 9001:2008
merupakan sarana untuk dapat mencapai tujuan mutu dalam
menerapkan Total Quality Control. Berdasarkan hal tersebut di atas
mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tentang pengelolaan
kurikulum dan pembelajaran Kimia berbasis ISO 9001:2008 di SMK Negeri 2
Wonogiri. Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut di atas, maka
peneliti memfokuskan pada bagaimana pengelolaan kurikulum dan
pembelajaran kimia berbasis ISO 9001:2008 di SMK Negeri 2 Wonogiri yang
5
meliputi: bagaimanakah perencanaan pembelajaran, bagaimanakah
pelaksanaan pembelajaran, serta bagaimanakah evaluasi kurikulum dan
pembelajaran kimia berbasis ISO 9001:2008 di SMK Negeri 2 Wonogiri.
Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian di atas, maka tujuan
yang akan dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Untuk
mendeskripsikan perencanaan pembelajaran kimia berbasis ISO 9001:2008 di
SMK Negeri 2 Wonogiri, (2) Untuk mendeskripsikan pelaksanaan
pembelajaran kimia berbasis ISO 9001:2008 di SMK Negeri 2 Wonogiri (3)
Untuk mendeskripsikan evaluasi terhadap kurikulum dan pembelajaran kimia
berbasis ISO 9001: 2008 di SMK Negeri 2 Wonogiri. Melalui penelitian ini
penulis berharap ada beberapa manfaat, secara tioretis dapat memberi
kontribusi bagi pengelola pendidikan SMK dalam rangka pengembangan
serta penetapan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan
pembelajaran berkualitas dan manajemen pendidikan. Manfaat secara praktis,
bagi sekolah penyelenggara khususnya kepala sekolah dapat menjadikan
penelitian ini sebagai bahan pertimbangan meningkatkan prestasi belajar
peserta didik dalam pengelolaan dan pembelajaran kimia berbasis ISO
9001:2008. Bagi Dinas Pendidikan, hasil penelitian ini diharapkan memberi
manfaat sebagai bahan informasi bahwa penerapan Sistem Manajemen Mutu
ISO 9001:2008 di dalam mengelola SMK secara benar akan memberi manfaat
yang besar pada sekolah menengah kejuruan, Bagi guru, hasil penelitian ini
diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai pedoman untuk meningkatkan
kualitas proses pembelajaran kimia di sekolah.
2. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang dilaksanakan di SMK
Negeri 2 Wonogiri. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bersifat
deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Rancangan penelitian yang
digunakan adalah penelitian kualitatif dengan desain etnografi, karena dalam
penelitian ini peneliti tidak hanya mengarahkan pada salah satu atau beberapa
variabel tertentu yang menjadi perhatian peneliti. Peneliti sebagai
pengumpul data dan instrumen secara aktif dalam usaha mengumpulkan
data-data di lapangan dalam penelitian, sedangkan instrumen
6
pengumpulan data lain selain manusia adalah berbagai bentuk alat-alat
bantu dan berupa dokumen-dokumen yang digunakan untuk keabsahan
hasil penelitian, tetapi berfungsi sebagai instrumen pendukung.
Data yang dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi,
mencatat dokumen, yang berupa kalimat harus disusun secara teratur. Teknik
pengumpulan data antara lain: (1) wawancara dilakukan untuk mendalami
implementasi standar proses khususnya pada pengelolaan pembelajaran
kimia. Peneliti mewawancarai kepela sekolah, wakil kepala sekolah bidang
kurikulum (WKS-1), wakil manajemen mutu (QMR), urusan pengajaran,
guru kimia dan peserta didik untuk mengetahui masalah pengelolaan
pembelajaran berbasis ISO 9001:2008 di SMK Negeri 2 Wonogiri.dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran, (2) Observasi dalam penelitian ini
dimaksudkan untuk melihat secara langsung proses pembelajaran yang
dilakukan oleh guru kimia pada SMK Negeri 2 Wonogiri, baik di dalam
kelas maupun di laboratorium. Instrumen yang digunakan dalam observasi
adalah pedoman observasi atau pedoman penilaian pelaksanaan pembelajaran
di dalam kelas, (3) Dokumentasi digunakan untuk mencari data yang relevan
dengan penelitian, yaitu data tentang dokumen kurikulum, data kumpulan
perangkat pembelajaran, data sarara-prasarana dan media pembelajaran, data
jadwal penggunaan media pembelajaran, data tentang dokumen mutu ISO
9001:2008, data tentang manajemen review serta data dari audit eksternal dari
auditor ISO. Dalam penelitian ini studi dokumen dilakukan untuk
mendukung, melengkapi, mengonfirmasi, dan mendalami data hasil
observasi, dan wawancara agar hasil penelitian menjadi jelas dan lengkap.
Teknik analisis data dilakukan dengan analisis model interaktif menurut
versi Miles dan Huberman (1994:15-21) dengan langkah, yaitu
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
simpulan/verifikasi. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu,
dan mengorganisasikan data. Dalam penelitian ini, metode wawancara
mendalam merupakan cara untuk mengungkap pengelolaan kurikulum dan
pembelajaran kimia mulai dari perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi
yang didukung dengan data dari observasi dan data-data dokumen kurikulum
7
yang meliputi kalender akademik, prota, promes, silabus, RPP dan dokumen
penilaian hasil belajar maupun dokumen mutu ISO 9001:2008 di SMK
Negeri 2 Wonogiri yang meliputi Pedoman Mutu (PM), Prosedur
Operasional Standar (SOP), Instruksi Kerja (IK) dan formulir-formulir lain
yang menjadi data pendukung dalam penelitian ini.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Perencanaan Pembelajaran Kimia Berbasis ISO
Perencanaan pembelajaran dilakukan dalam rangka untuk penyusunan
dokumen administrasi pembelajaran (DAP), dimana Kepala Sekolah
membentuk tim pengembang kurikulum yang terdiri dari Wakil Kepala
Sekolah Bidang Kurikulum, Kepala Program Keahlian, ketua tim teanching
masing-masing mata pelajaran serta mengundang Dunia Industri dan Dunia
Usaha untuk melakukan validasi kurikulum. Produk dari kegiatan tersebut
berupa Dokumen 1 kurikulum, hasil pengkajian terhadap silabus dengan
mendapatkan masukan dari dunia industri, penetapan minggu efektif dan hari
efektif berdasarkan kalender akademik. Hal ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh G.R.Terry (2013) bahwa perencanaan (planning) adalah
pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi,
kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran, dan
standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pembuatan keputusan banyak
terlibat dalam fungsi ini. Dalam hal ini organisasi sekolah berupa tim
pengembang kurikulum menyusun rencana pembelajaran.
Dengan mendapatkan pengarahan dari Kepala Sekolah dan Wakil Kepala
Sekolah Bidang Kurikulum, guru-guru mata pelajaran yang tergabung dalam
MGMP tingkat sekolah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang dikembangkan dari silabus, memuat komponen-komponen identitas
satuan pendidikan, mata pelajaran dan kelas/semester, alokasi waktu, KI, KD,
indikator pencapaian kompentensi, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,
pendekatan, model dan metode, media/alat, bahan dan sumber belajar, kegiatan
pembelajaran, dan penilaian. Hal ini selaras dengan kurikulum 2013 (Dit
PSMK, 2016:3) , bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah rencana
kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih,
8
dikembangkan berdasarkan silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran
dan penilaian peserta didik dalam mencapai kompetensi dasar (KD). Setiap
guru wajib menyusun RPP untuk kelas di mana guru tersebut mengajar.
Penyusunan RPP dilakukan sebelum awal semester atau awal tahun pelajaran
dimulai dan perlu diperbarui sesuai perkembangan dan kebutuhan peserta
didik.
Perencanaan pembelajaran kimia berbasis ISO agar dapat mencerminkan
proses pembelajaran dan perubahan yang spesifik dan terukur baik dari segi
pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang dicapai oleh peserta didik, harus
selalu disempurnakan secara berkesinambungan sesuai dengan kondisi dan
karakteristik peserta didik, didasarkan pemikiran bahwa dalam pelaksanaan
pembelajaran pasti ada hal-hal yang baru, baik dari segi pendekatan, metode,
media pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, maupun evaluasi yang
dilakukan oleh guru.
Hal ini senada dengan teori yang dikemukakan oleh Sanjaya (2008:28),
yang menyatakan bahwa RPP merupakan proses pengambilan keputusan hasil
berfikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yakni
perubahan perilaku serta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai
upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan
sumber belajar yang ada. Secara tegas RPP yang digunakan dalam proses
pembelajaran kimia berbasis ISO 9001:2008 selalu disempurnakan secara
berkesinambungan, yang didasarkan pada kekurangan dari RPP sebelumnya.
3.2. Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis ISO
Langkah-langkah pembelajaran kimia berbasis ISO 9001:2008, antara
lain dengan: memastikan prasarat pembelajaran telah terpenuhi,
mengawali proses pembelajaran (kegiatan pendahuluan), melaksanakan
kegiatan pembelajaran (kegiatan inti) mengakhiri proses pembelajaran
(kegiatan penutup). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan
proses pembelajaran sebagai berikut:
a. Pada kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran, diawali dengan
kegiatan pemastian prasarat pembelajaran, kemudian guru malakukan
kegiatan apersepsi yang meliputi: 1) menyipkan peserta didik secara
9
psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, 2) mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari, 3) menjelaskan tujuan
pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai, 4)
menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus. Tujuan pembelajaran untuk mencapai indikator pencapain
kompetensi, yang dirumuskan dalam RPP sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang disampaikan dalam pelaksanaan pembelajaran.
Kegiatan pendahuluan pada pembelajaran di kelas, setting
ruangan dibuat klasikal, guru memberi salam pembukaan kepada
siswa, mengecek kehadiran dan kesiapan siswa, menanyakan materi
yang sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya dengan metode
tanya jawab kepada peserta didik secara acak, menjelaskan tujuan
pembelajaran dan materi yang akan dipelajari.
Kegiatan pendahuluan pada pembelajaran di laboratorium kimia,
setting tempat duduk dibuat melingkar, guru memberi salam
pembukaan kepada siswa, mengecek kehadiran dan kesiapan siswa,
melakukan pretes materi dasar untuk persiapan praktikum,
menjelaskan tujuan praktikum dan materi yang dipraktikkan.
b. Pada kegiatan inti pembelajaran, setting tempat duduk siswa dibuat
melingkar untuk melaksanakan diskusi kelompok. Materi pelajaran
kimia yang merupakan objek dari pengalaman belajar yang
diinteraksikan di antara peserta didik dengan lingkungannya untuk
mencapai kemampuan dasar berupa perubahan perilaku sebagai hasil
belajar dari mata pelajaran kimia. Materi kimia sebagai mata pelajaran
dasar bidang keahlian harus menunjang materi yang disampaikan pada
bidang kejuruan. Pendekatan pembelajaran kimia berbasis ISO
menggunakan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran
discovery learning dengan sintak pembelajaran: pemberian stimulasi,
identifikasi masalah, mengumpulkan data, mengolah data,
memverifikasi data, menyimpulkan dan problem based learning
dengan sintak pembelajaran: Mengorientasikan peserta didik pada
masalah, mengorganisasikan peserta didik untuk belajar, membimbing
10
penyelidikan, mengembangkan dan menyajikan hasil karya serta
menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Metode yang sesuai dengan karaketristik peserta didik dan mata
pelajaran kimia adalah dengan metode diskusi , demonstrasi dan
eksperimen. Media yang digunakan untuk proses pembelajaran kimia
di kelas menggunakan LCD proyektor untuk menayangakan materi
dari CD pembelajaran kimia, sedangkan media pembelajaran di
laboratorium kimia berupa alat dan bahan praktik.
Hal ini senada dengan pengertian Total Quality Management
dalam konteks pendidikan yang memberikan penekanan pada
kepuasan warga sekolah yang tidak dapat dipisahkan dengan dokumen
lainnya. Adanya perencanaan pembelajaran yang baik dimungkinkan
diperoleh hasil pendidikan yang baik. Dengan demikian hasil
penelitian mendukung penelitian Bae Sang Hoon (2007) yang
menyatakan bahwa ISO memberikan perhatian kepada proses bukan
hasil atau layanan.
Pada kegiatan penutup pembelajaran, kegiatan guru yang dilakukuan meliputi:
1) guru bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman dan atau
kesimpulan dari materi pelajaran yang dipelajari sesuai dengan tujuan
pembelajaran, 2) melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran kimia yang telah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram,
3) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran kimia
yang telah dilaksanakan, 4) merencanakan kegiatan tindak lanjut berupa
kegiatan pembelajaran remidial dan pengayaan dengan cara memberikan tugas
baik secara individu maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta
didik, 5) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya, 6)
memberikan salam penutup. Evaluasi pembelajaran kimia dapat dilakukan di
kelas merupakan penilaian autentik yang berupa penilaian proses untuk menilai
pengetahuan, ketrampilan maupun sikap baik dilakukan dengan tes tertulis
maupun tes lisan, sedangkan evaluasi yang dilakukan di laboratorium kimia
berupa tes unjuk kerja melalui kegiatan praktik (eksperimen).
11
3.3. Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis ISO
Berdasarkan hasil pemantauan dan supervisi akademik yang dilakukan
kepala sekolah, tentang perencanaan pembelajaran berjalan dengan baik,
pelaksanaan pembelajaran terlaksana dengan baik tetapi masih terdapat kendala
belum adanya komitmen dalam menangani ketidaksesuaian bagi peserta didik
yang belum tuntas dalam mencapai indikator pencapaian kompetensi, belum
dilakukan pembelajaran remidiasi dengan baik.
Hal ini selaras dengan teori Hasibuan (2009:37) yang mengemukakan
bahwa konsep mengajar dalam proses perkembangannya masih dianggap
sebagai suatu kegiatan penyampaian atau penyerahan pengetahuan. Pandangan
semacam ini masih umum digunakan di kalangan pengajar. Perbuatan
mengajar diterjemahkan sebagai penggunaan secara integratif sejumlah
komponen yang terkandung dalam perbuatan mengajar itu untuk
menyampaikan pesan pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar guru
memiliki peran yaitu: 1) menyusun program tahunan, program
pembelajaran, 2) melaksanankan program pembelajaran, 3) melakukan
evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan temuan atau evaluasi dari tim audit eksternal perlu adanya
pengelolaan kurikulum sebagai dokumen utama serta perlunya ketelitian dalam
memverifikasi RPP terutama dalam paparan jam pelajaran. Kesungguhan guru
dalam merencanakan RPP tercermin pada RPP yang telah disusun oleh guru,
dimana hampir semua guru telah dapat menyusun RPP sebelum pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar, dan RPP yang disusun oleh guru merupakan
pengembangan kurikulum dan silabus, dan mencerminkan proses pembelajaran
dan perubahan yang spesifik, mudah dikontrol dan terukur baik dari segi
pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang dicapai oleh peserta didik. Hal ini
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sanjaya (2008:59), yang
menyatakan bahwa Rencana pelaksanakan pembelajaran (RPP) adalah program
perencanaan yang disusun sebagai pedoman pelaksanakan pembelajaran untuk
setiap kegiatan proses pembelajaran. Selaras juga dengan teori Pawlowski
(2007) bahwa penerapan standar kualitas ISO dapat mengembangkan kualitas
sistem dan meningkatkan kualitas proses, produk dan pelayanan. Sependapat
12
dengan Bae, Sang Hoon (2007) mengemukakan bahwa jika sistem sekolah
berjalan baik, pasti akan ada hasil pendidikan yang lebih baik.
Evaluasi pembelajaran kimia yang dilakukan di kelas merupakan
penilaian autentik yang penilaiannya dilakukan selama proses pembelajaran
untuk mengetahui kemampuan pengetahuan, ketrampilan maupun sikapnya
dengan menggunakan instrumen penilaian. Dalam penilaian autentik di kelas
dapat dilakuan dalam bentuk tes tertulis ataupun lisan. Sedangkan evaluasi
yang dilakukan di laboratorium kimia berupa tes unjuk kerja melalui kegiatan
praktik maupun kegiatan demonstrasi. Dari penilaian tersebut dapat terukur
kompetensi peserta didik tentang kemampuan pengetahuan, ketrampilan
maupun sikap. Macam dari evaluasi pembelajaran kimia yang digunakan untuk
menentukan penilaian akhir pada laporan hasil belajar (LHB) berupa ulangan
harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester.
Evaluasi pembelajaran berbasis ISO 9001:2008 yang dilakukan di SMK
Negeri 2 Wonogiri bertujuan untuk mengetahui mutu yang telah dicapai
berdasarkan standar yang telah di tetapkan (KKM), dimana guru
membandingkan antara prestasi peserta didik yang dicapai dengan tujuan
pembelajaran untuk mencapai indikator pencapaian kompetensi. Hal ini sesuai
dengan pendapat Hasibuan (2009:96) bahwa evaluasi dapat dikatakan sebagai
pengukuran terhadap kegiatan pembelajaran untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangannya dari kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung dengan
harapan dapat diperbaiki untuk proses pembelajaran berikutnya dan dapat
dilaksanakan nantinya.
4. PENUTUP
4.1. Simpulan
Perencanaan pembelajaran kimia berbasis ISO 9001:2008 di SMK Negeri
2 Wonogiri, merupakan perencanaan pembelajaran yang dilakukan dalam
rangka untuk penyusunan dokumen administrasi pembelajaran, yang meliputi:
a) Rincian minggu efektif dan hari efektif, program tahunan, program semester
dan pengkajian silabus yang disusun oleh tim pengembang kurikulum b)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan dari silabus
disusun oleh guru-guru mata pelajaran yang tergabung dalam MGMP tingkat
13
sekolah. c) Perencanaan pembelajaran kimia berbasis ISO agar dapat
mencerminkan proses pembelajaran dan perubahan yang spesifik dan terukur
baik dari segi pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang dicapai oleh peserta
didik, harus selalu disempurnakan secara berkesinambungan sesuai dengan
kondisi dan karakteristik peserta didik, didasarkan pemikiran bahwa dalam
pelaksanaan pembelajaran pasti ada hal-hal yang baru, baik dari segi
pendekatan, metode, media pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran,
maupun evaluasi yang dilakukan oleh guru.
Pelaksanaan Pembelajaran Kimia Berbasis ISO di SMK Negeri 2
Wonogiri meliputi : a) Pada kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran,
diawali dengan kegiatan pemastian prasarat pembelajaran, kemudian guru
melakukan kegiatan apersepsi yang meliputi: menyiapkan peserta didik secara
psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang
akan dipelajari, menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang
akan dicapai, menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan
sesuai silabus. Setting ruangan pada kegiatan pendahuluan di kelas adalah
klasikal sedangkan di laboratorium melingkar. b) Pada kegiatan inti
pembelajaran kimia, setting tempat duduk siswa dibuat melingkar untuk
melaksanakan diskusi kelompok. Peserta didik mendiskusikan materi pelajaran
kimia yang merupakan objek dari pengalaman belajar yang diinteraksikan di
antara peserta didik dengan lingkungannya untuk mencapai kemampuan dasar
berupa perubahan perilaku sebagai hasil belajar dari mata pelajaran kimia.
Pendekatan pembelajaran kimia berbasis ISO menggunakan pendekatan
saintifik dengan model pembelajaran discovery learning dengan sintak
pembelajaran: pemberian stimulasi, identifikasi masalah, mengumpulkan data,
mengolah data, memverifikasi data, menyimpulkan dan problem based learning
dengan sintak pembelajaran: mengorientasikan peserta didik pada masalah,
mengorganisasikan peserta didik untuk belajar, membimbing penyelidikan,
mengembangkan dan menyajikan hasil karya serta menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah. Metode yang sesuai dengan
karaketristik peserta didik pada mata pelajaran kimia adalah dengan metode
diskusi , demonstrasi dan eksperimen. Media yang digunakan untuk proses
14
pembelajaran kimia di kelas menggunakan LCD proyektor untuk
menayangakan materi dari CD pembelajaran kimia, sedangkan media
pembelajaran di laboratorium kimia berupa alat dan bahan praktik. c) Pada
kegiatan penutup pada pembelajaran kimia, kegiatan guru yang dilakukuan
meliputi: bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman dan atau
kesimpulan dari materi pelajaran kimia yang dipelajari sesuai dengan tujuan
pembelajaran, melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran kimia yang telah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram,
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran kimia yang
telah dilaksanakan, merencanakan kegiatan tindak lanjut berupa kegiatan
pembelajaran remidial dan pengayaan dengan cara memberikan tugas baik
secara individu maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik,
menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya,
memberikan salam penutup.
Evaluasi Kurikulum dan Pembelajaran Berbasis ISO di SMK Negeri 2
Wonogiri dilaksanakan berdasarkan: 1) Berdasarkan hasil pemantauan dan
supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah, tentang perencanaan
pembelajaran berjalan dengan baik, pelaksanaan pembelajaran terlaksana
dengan baik tetapi masih terdapat kendala belum adanya komitmen dalam
menangani ketidaksesuaian bagi peserta didik yang belum tuntas dalam
mencapai indikator pencapaian kompetensi, belum dilakukan pembelajaran
remidiasi dengan baik., 2) Berdasarkan temuan atau evaluasi dari tim audit
eksternal perlu adanya pengelolaan kurikulum sebagai dokumen utama serta
perlunya ketelitian dalam memverifikasi RPP terutama dalam paparan jam
pelajaran. Kesungguhan guru dalam merencanakan RPP tercermin pada RPP
yang telah disusun oleh guru, dimana hampir semua guru telah dapat
menyusun RPP sebelum pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Evaluasi
pembelajaran kimia yang dilakukan di kelas merupakan penilaian autentik
yang penilaiannya dilakukan selama proses pembelajaran untuk mengetahui
kemampuan pengetahuan, ketrampilan maupun sikapnya dengan
menggunakan instrumen penilaian. Dalam penilaian autentik di kelas dapat
dilakuan dalam bentuk tes tertulis ataupun lisan. Sedangkan evaluasi yang
dilakukan di laboratorium kimia berupa tes unjuk kerja melalui kegiatan
15
praktik maupun kegiatan demonstrasi. Dari penilaian tersebut dapat terukur
kompetensi peserta didik tentang kemampuan pengetahuan, ketrampilan
maupun sikap. Macam dari evaluasi pembelajaran kimia yang digunakan
untuk menentukan penilaian akhir pada laporan hasil belajar (LHB) berupa
ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester.
4.2. Saran
Kepada semua guru, dimana pentingnya manajemen ISO sebagai sarana
untuk meningkatkan pelayanan kepada siswa, sebaiknya semua guru memiliki
komitmen yang tinggi dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun dalam
melaksanakan evaluasi pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan mutu
sekolah, dan kualitas pelayanan kepada peserta didik.
Kepada guru kimia agar dalam pelaksanaan standar proses pembelajaran
mengikuti prosedur mutu dalam manajemen ISO, berdasarkan SOP
Pelakasanaan pembelajaran, IK pengkajian silabus, IK penyusunan RPP, IK
penilaian.
DAFTAR PUSTAKA
Bae, Sang Hoon. 2007. “The Relationship Between ISO 9000 Participation
and Educational Uotcomes of Schools”. Quality Assurance in
Education. Volume 15 Nomor 3 : 251– 267
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.
Dit PSMK. 2016. Modul Materi Pembelajaran Kurikulum 2013 Sekolah
Menengah Kejuruan.
Hasibuan dan Moedjiono. 2009. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Ibrahim R.,Toto Fathoni, Toto Ruhimat. 2015. Kurikulum dan Pembelajaran.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Miles, Huberman.1994. Qualitative data analysis, Sage publication, Inc.
Moleong, L.J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rasda
Karya.
16
Pawlowski, Jan M., 2007, The Quality Adaptation Model: Adaptation and
Adoption of the Quality Standard ISO/IEC 19796-1 for Learning,
Education, and Training, Educational Technology and Society, 10 (2),
3-16,
Permendikbud No. 22 Tahun 2016, tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
dan Menengah.
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Sukirman, Dadang, 2008, Pembelajaran Mikro, Bandung: UPI Press.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.