pengaruh variasi arus 0,25-1,25a pada proses anodizing
TRANSCRIPT
i
PENGARUH VARIASI ARUS 0,25-1,25A PADA PROSES
ANODIZING TERHADAP KEKERASAN ALUMINIUM
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagai persyaratan
mencapai derajat sarjana S - 1
Diajukan oleh:
Handoko Restu Nugroho
NIM: 135214072
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
EFFECT OF STRONG CURRENT VARIATION 0,25A-1,25A IN
ANODIZING PROCESS TO ALUMINIUM HARDNESS
FINAL PROJECT
As partial fulfillment of the requirement
to obtain the Sarjana Teknik Degree
in Mechanical Engineering
By:
Handoko Restu Nugroho
Student Number: 135214072
MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM
MECHANICAL ENGINEERING DEPARTMENT
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
INTISARI
Anodizing atau yang dikenal dengan nama pelapisan logam adalah suatu
perlakuan permukaan untuk melapisi permukaan logam dengan lapisan oksida
protektif hingga ketebalan tertentu agar terlindungi dari pengaruh destruktif
lingkungan yang menyebabkan korosi, keausan, dan meningkatkan daya tahan
abrasi. Metode anodizing juga menghasilkan tampilan logam yang lebih menarik,
bertekstur, dan berwarna. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana pengaruh variasi kuat arus pada proses anodizing bahan aluminium
terhadap ketebalan lapisan oksida dan kekerasan pada permukaan aluminium.
Plat aluminium diamplas secara bertahap hingga permukaan aluminium
bersih dan tidak terdapat goresan goresan yang dapat mengganggu hasil
anodizing. Proses anodizing dilakukan denganmenggunakan Trafo slide regulator
dengan arus 0,25A, 0,50A, 0,75A, 1A, 1,25A, kemudian dilakukan proses
cleaning,etching, desmut, anodizing dan rinsing pada setiap prosesnya. Proses
anodizing dilakukan menggunakan variasi konsentrasi larutan asam sulfat 15%
dengan waktu pencelupan 15 menit. Pengujian yang dilakukan meliputi foto
mikro ketebalan lapisan oksida dan kekerasan permukaan aluminium (Vickers).
Hasil pengujian menunjukkan bahwa variasi kuat arus selama proses
anodizing berpengaruh terhadap ketebalan lapisan oksida dan kekerasan
permukaan aluminium. Ketebalan lapisan oksida tertinggi sebesar 11μm terjadi
pada anodizing pada kuat arus 1,25A dengan rapat arus 0,000083A/mm²dan nilai
kekerasan yang paling tinggi terjadi pada kuat arus 1A dengan rapat arus
0,000066A/mm²dengan nilai kekerasan sebesar 71,23 VHN.
Kata kunci: anodizing, aluminium, ketebalan, kekerasan, H2SO4, kuat arus, rapat
arus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Anodizing or known as metal coating is a surface treatment for coating
metal surfaces with protective oxide layers up to a certain thickness to be
protected from environmental destructive effects that cause corrosion, wear and
increase abrasion resistance. The anodizing method also produces a more
attractive, texture, and colored metal look. The purpose of the research is to know
the reaction of current on the proses anodizing which alumunium material to
thickness of oxide tayer and hardness on the surface of alumunium.
The aluminum plate is gradually sanded up to a clean aluminum surface and
no scratch streaks can interfere with anodizing results. The anodizing to done with
trafo slide regulators was current 0,25A, 0,50A, 0,75A, 1A and 1,25A, then
cleaning, etching, desmut, anodizing and rinsing process in each process.
Anodizing to done with 15% variation of sulfuric acid consentration for strapping
15 minutes. Tests carried out including a micro photograph of the thickness of the
oxide layer and the hardness of the aluminum surface (Vickers).
The resulted of anodizing was current on proses it could done influence of
thickness of oxide layer and hardness on alumunium surface. The maximum oxide
thickness of 11 μm occured at anodizing of strong current 1,25A with solid
current 0,00083A/ mm² and the maximum hardness occured at srong current 1A
with solid current 0,00066A/ mm² with hardness of 71,23VHN
keywords: anodizing, aluminium, thickness, hardness, H2SO4, strong current, solid
current.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya skripsi yang berjudul “ Pengaruh Variasi Arus 0,25-1,25A pada Proses
Anodizing Terhadap ”.
Skripi ini penulis susun sebagai salah satu syarat bagi setiap mahasiswa
program studi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta untuk mendapatkan Gelar Sarjana S-1 Teknik Mesin.
Selama melakukan penelitian, penulis telah menerima banyak bantuan
dalam bentuk materi maupun dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan kali ini penulis akan menyampaikan rasa terimakasih yang amat
dalam kepada:
1. Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math.Sc., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sains dan
TeknologiUniversitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ir. Petrus Kanisius Purwadi, S.T., M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik
Mesin Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Budi Setyahandana, S.T., M.T., selaku Dosen pembimbing tugas akhir,
terimakasih untuk bimbingan dan saran yang sudah diberikan selama ini.
4. Doddy Purwadianto, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing akademik.
5. Wakidjo Hadi Santoso dan Veronika Sugiyem S.pd., selaku orang tua
penulis.
6. Maria Merdiana S.kep., Hestu Riski Mahanani, Agung Dwi Jayanto, Adrian
Haris Kristanto, Samuel Wildan Setyawan dan Andreas Hermawan selaku
kekasih, adik dan teman sekelompok yang senantiasa menemani, memberi
semangat dan membantu dalam penulisan skripsi ini.
7. Teman-temanTeknik Mesin USD Angkatan 2013 yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
8. Seluruh teman-teman Waton Seneng dan Gang-bung Mission yang telah
menemani dan memberi semangat kepada penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
1.2. Rumusan masalah ................................................................................ 2
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................ 2
1.4. Batasan masalah ................................................................................... 2
1.5. Manfaat Penelitian ............................................................................... 3
1.6. Metode Penelitian ............................................................................... 3
1.7. Sistematika Penulisan .......................................................................... 4
BAB II
DASAR TEORI .................................................................................................. 6
2.1.Definisi Anodizing ............................................................................... 6
2.2.Klasifikasi Anodizing ............................................................................ 7
2.3.Aluminium .......................................................................................... 10
2.4.Aluminium Murni ............................................................................... 12
2.5.Proses Anodizing ................................................................................. 14
2.6.Konsentrasi Elektrolit Pada Proses Anodizing...................................... 18
2.7.Pembentukan Lapisan Oksida ............................................................. 19
2.8.Sifat Penerapan Anodizing ................................................................... 23
2.9.Rapat Arus .......................................................................................... 24
2.10.Pengujian Struktur Mikro .................................................................. 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
2.11.Pengujian Kekerasan Mikro Vickers .................................................. 26
2.12.Tinjauan Pustaka ............................................................................... 27
BAB III
METODE PENELITIAN .................................................................................. 31
3.1. Diagram Alir Penelitian Anodizing ..................................................... 31
3.2. Perencanaan Percobaan ...................................................................... 32
3.3. Alat dan Bahan Penelitian ................................................................... 32
1. Alat Penelitian ............................................................................ 32
2. Bahan Penelitian .......................................................................... 40
3.3.Pelaksanaan Penelitian ........................................................................ 45
1.Tahapan-tahapan Proses Anodizing Aluminium ............................ 45
3.4.Pelaksanaan Pengujian ........................................................................ 50
1. Pengujian Foto Struktur Mikro ..................................................... 50
2. Pengujian Kekerasan Mikro Vickers ............................................. 52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................. 54
4.1.Perhitungan Rapat Arus yang mengalir .............................................. 54
4.2.Hasil Pengujian Kekerasan Vickers pada Permukaan Aluminium ....... 55
4.2.Hasil Pengamatan Struktur Mikro ....................................................... 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 63
5.1.Kesimpulan ........................................................................................ 63
5.2.Saran .................................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Komposisi Aluminium seri 1XXX ............................................... 13
Tabel 4.1 : Hasil Penghitungan Rapat Arus Yang Mengalir ........................... 55
Tabel 4.2 : Hasil Pengujian Kekerasan Raw Material .................................... 56
Tabel 4.3 : Hasil pengujian dan perhitungan kekerasan permukaan
alumunium setelah proses anodizing dengan variasi arus
0,25A, 0,50A, 0,75A, 1A, 1,25A. .................................................. 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Elektroda pada proses anodic oxidation ......................................... 7
Gambar 2.2 : Diagram porbeix aluminium ........................................................ 11
Gambar 2.3 : Tahapan proses anodizing ............................................................ 14
Gambar 2.4 : Grafik waktu pencelupan anodizing terhadap berat
lapisan oksida yang terbentuk dengan variasi konsentrasi
elektrolit ........................................................................................ 19
Gambar 2.5 : Struktur pori pada lapisan hasil anodizing (a),
Penampang lapisan oksida (b)........................................................ 20
Gambar 2.6 : Skema lapisan pori hasil anodisasi ............................................... 21
Gambar 2.7 : Tegangan dan arus yang terjadi pada pembentukan
lapisan oksida anodizing ................................................................ 23
Gambar 2.8 : Pengujian Vickers ......................................................................... 27
Gambar 3.1 : Diagram Alir Penelitian ................................................................ 31
Gambar 3.2 : DC Power Supply ........................................................................ 33
Gambar 3.3 : Kabel Penghubung ....................................................................... 33
Gambar 3.4 : Bak Plastik ................................................................................... 34
Gambar 3.5 : Thermometer ................................................................................ 34
Gambar 3.6 : Gelas Ukur Plastik ....................................................................... 35
Gambar 3.7 : Stopwatch .................................................................................... 35
Gambar 3.8 : Timbangan Digital ........................................................................ 36
Gambar 3.9 : Alat Uji Foto Mikro ...................................................................... 36
Gambar 3.10 : Alat Uji Kekerasan ..................................................................... 37
Gambar 3.11 : Tang .......................................................................................... 37
Gambar 3.12 : Sarung Tangan ............................................................................ 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Gambar 3.13 : Amplas ....................................................................................... 38
Gambar 3.14 : Alat Tulis .................................................................................... 39
Gambar 3.15 : Kamera ....................................................................................... 39
Gambar 3.16 : Gerenda Tangan .......................................................................... 40
Gambar 3.17 : Asam Sulfat (H2SO4) .................................................................. 40
Gambar 3.18 : Phosporic Acid (H3PO4) ............................................................ 41
Gambar 3.19 : Asam Cuka/Asam Asetat (CH3CO2H) ......................................... 42
Gambar 3.20 : Larutan Desmut .......................................................................... 42
Gambar 3.21 : Soda Api (NaOH) ....................................................................... 43
Gambar 3.22 : Diterjen Murni/Natrium Karbonat (Na2CO3) .............................. 43
Gambar 3.23 : Air RO ........................................................................................ 44
Gambar 3.24 : Spesimen .................................................................................... 44
Gambar 3.25 : Plat Aluminium Penghantar ........................................................ 45
Gambar 3.26 : Proses Pengamplasan Spesimen .................................................. 46
Gambar 3.27 : Proses Cleaning Spesimen ......................................................... 47
Gambar 3.28 : Proses Etching ............................................................................ 47
Gambar 3.29 : Proses Desmut .......................................................................... 48
Gambar 3.30 : Proses Anodic Oxidation ............................................................ 49
Gambar 3.31 : Pengujian Vickers ....................................................................... 53
Gambar 4.1 : Grafik perbandingan antara nilai kekerasan (VHN) rata
rata dengan rapat arus setelah proses anodizing ........................... 58
Gambar 4.2: Foto mikro kabel kalibrasi, (1). Foto mikro variasi arus
0,25A, (2). Resin (a). Material awal (b). Ketebalan
lapisan oksida (c). .......................................................................... 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Gambar 4.3: Foto mikro variasi arus 0,50A, (3). Foto mikro variasi
arus 0,75A, (4). Foto mikro variasi arus 1A, (5). Foto
mikro variasi arus 1,25A, (6). Resin (a). Material awal
(b). Ketebalan lapisan oksida (c) .................................................... 60
Gambar 4.4: Grafik hubungan antara variasi arus dengan ketebalan
lapisan oksida (µm) setelah proses anodizing ................................. 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR SIMBOL
Simbol Keterangan Satuan
n Jumlah zat mol
Arus listrik ampere
Faraday coulomb/mol
Waktu menit
Massa g/dm2
VHN Vickers hardness number kg/mm2
P Beban yang digunakan kgf
d2
Panjang diagonal rata-rata µm
J Rapat Arus A/mm2
A Luas Permukaan mm2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Logam aluminium merupakan salah satu logam yang sangat sering digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Logam ini sering dimanfaatkan sebagai
perlengkapan dapur, industri otomotif, hingga bahan pembuatan pesawat terbang.
Hal ini sangat dimungkinkan mengingat karakteristik logam aluminium yang
memiliki berat jenis cukup ringan (2,70 gr/cm³), mudah dibentuk dan tahan
terhadap korosi (Hutasoit, 2008). Namun dari banyaknya penggunaan aluminium
terbebas dari kekurangan, sifat aluminium yang memiliki kekerasan permukaan
yang rendah serta warna aluminium yang cenderung kusam dan tidak menarik
sehingga perlu adanya perlakuan khusus untuk mengurangi kekurangan
aluminium ini. Salah satu proses pelapisan bahan aluminium adalah anodizing.
Anodizing merupakan suatu proses elektrolisis dengan prinsip dasar pembentukan
lapisan oksida aluminium secara terkontrol melalui proses areasi sehingga
terbentuk lapisan oksida yang berpori (Presto & Fainstein, 2003).
Proses anodizing secara garis besar dapat dibagi menjadi dua macam kegunaan
yaitu untuk keperluan protektif dan dekoratif. Biasanya untuk keperluan protektif
harus tahan korosi dan abrasi, sedangkan untuk dekoratif harus tahan warna dan
cuaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
1.2.Rumusan Masalah
Dari permasalahan yang timbul dari latar belakang maka dapat
dirumuskan permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut:
a. Bagaimana pengaruh variasi kuat arus pada proses anodizing
terhadap kekerasan lapian oksida pada permukaan aluminium?
b. Bagaimana pengaruh variasi arus pada proses anodizing
terhadap struktur permukaan pada permukaan aluminium?
1.3. Tujuan Penelitian
a. Mengetahui nilai kekerasan logam aluminium setelah dilakukan
proses anodizing.
b. Mengetahui ketebalan lapisan oksida hasil proses anodizing
aluminium dengan variasi kuat arus.
1.4.Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi oleh hal-hal berikut:
a. Proses anodizing terjadi pada suhu ruangan yang konstan atau
stabil.
b. Suhu yang terjadi saat proses anodizing berkisar 27-40°C.
c. Penelitian ini hanya menganalis pengaruh proses anodizing
terhadap kekerasan permukaan logam aluminium.
d. Penelitian ini dibatasi pada pengujian struktur permukaan dan
kekerasan permukaan lapisan aluminium oksida.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
e. Variasi arus pada proses anodizing adalah (0,25A), (0,50A),
(0,75A), (1A), (1,25A).
f. Lamanya proses anodizing pada setiap variasi arus adalah 15
menit.
g. Konsentrasi larutan asam sulfat yang digunakan sebesar 15%.
h. Jarak pelapisan spesimen 30cm.
1.5.Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian aluminium anodizing ini adalah:
a. Penelitian ini diharapkan dapat menemukan perlakuan
anodizing yang tepat pada bahan aluminium sehingga dapat
diterapkan dalam proses fabrikasi yang lebih baik dan sesuai
standar yang dibutuhkan.
b. Memberikan refrensi tambahan bagi penelitian dan
pengembangan untuk metode anodizing selanjutnya.
1.6. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Studi Literatur
Studi literatur adalah suatu cara pengumpulan data yang
diperoleh melalui buku-buku refrensi sebagai acuan, sehingga
dapat digunakan untuk menuju keperluan data yang
berhubungan dengan masalah yang dihadapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
b. Metode Observasi Lapangan
Metode ini dilakukan dengan mencari informasi langsung
dilapangan tentang bagaimana alat, cara dan proses alumunium
anodizing.
c. Metode eksperimen
Metode eksperimen merupakan metode yang digunakan untuk
mendapatkan data dengan cara melakukan percobaan-
percobaan dan pengujian.
d. Metode Perakitan
Langkah ini meliputi perancangan-perancangan komponen alat
dan perakitan alat.
e. Metode Trial/ Penyimpulan
Metode ini merupakan pengecekan akhir dan uji coba dari hasil
analisis kemudian diambil keputusan dari keseluruhan proses.
1.7. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir ini secara garis besar terdiri dari
lima bab, yaitu:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini menguraikan tentang pokok-pokok dalam
penulisan tugas akhir yang meliputi: latar belakang, tujuan
penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, metode
penelitian dan sistematika penulisan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
BAB II: DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
Dasar teori diawali dengan teori sebelumnya yang
mengemukaan penjelasan tentang alumunium dan
tahapan-tahapan pada proses anodizing yang menunjang
penelitian ini, landasan teori tentang alumunium, serta
penjelasan tentang anodizing alumunium.
BAB III: METODE PENELITIAN
Metode penelitian berisi tentang diagram alir penelitian,
persiapan peralatan dan pembahasan masalah tentang
proses alumunium anodizing.
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian dan pembahasan berisi tentang hasil
penelitian dan analisis hasil penelitian dari proses
anodizing pada alumunium.
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dan saran berisi kesimpulan yang didapat dari
hasil penelitian dan masukan-masukan yang ingin
disampaikan dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Definisi Anodizing
Anodizing adalah proses pelapisan elektrokimia yang digunakan untuk
mempertebal atau memperkuat lapisan protektif alami pada logam. Proses ini
bertujuan untuk meningkatkan kekerasan permukaan, ketahanan arus ataupun
sifat mekanis pada logam. Prinsip dasar proses anodizing adalah elektrolisis.
Pada proses elektrolisis komponen yang terpenting adalah elektroda dan
elektrolit. Pada proses elektrolisis katoda merupakan kutub negatif(sebagai
penghantar benda kerja) dan anoda merupakan kutub positif (benda kerja).
Proses elektrolisis yang merupakan peristiwa berlangsungnya reaksi
kimia oleh arus listrik. Pada proses anodizing komponen yang terpenting dari
proses elektrolisis ini adalah elektroda dan elektrolit. Pada proses elektrolisis,
katoda merupakan kutub negatif (-) dan anoda merupakan kutub positif (+).
Karakter dalam lapisan anodizing menghasilkan suatu lapisan tipis
oksida yang baik terhadap logam dasarnya. Lapisan tersebut memiliki sifat-
sifat sebagai berikut:
1. Transparan, dengan berbagai macam warna.
2. Terintegrasi dengan baik pada logam dasarnya, dan tidak dapat
mengelupas.
3. Keras mendekati kekerasan shappir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
4. Meningkatkan ketahanan korosi.
Sifat-sifat di atas merupakan keunggulan dari lapisan oksida pada proses
anodizing.
2.2.Klasifikasi Anodizing
Adapun klasifikasi yang ada dalam proses anodizing adalah sebagai berikut:
1. Elektroda
Elektroda adalah sebuah konduktor yang digunakan untuk bersentuhan
dengan bagian non-logam dari sebuah rangkaian listrik, ditemukan oleh
Michael Faraday dari bahasa yunani elektron. Pada percobaan anodizing ini,
bagian anoda dan katoda menggunakan jenis logam yang sama yaitu plat
aluminium. Sebuah elektron dalam sebuah sel elektrolis ditunjukan sebagai
anoda atau katoda. Anoda ini didefinisikan sebagai elektroda dimana elektron
memasuki sel kemudian menimbulkan reduksi. Setiap elektroda dapat menjadi
sebuah anoda atau katoda tergantung voltase yang diberikan kedalam sel
tersebut. Sebuah elektroda bipolar adalah elektroda yang berfungsi sebagai
anoda dari sebuah sel elektrokimia dan katoda, bagi sel elektrokimia lainnya.
Gambar 2.1 Elektroda pada proses anodic oxidation.
anode
(the job)
cathode
Katoda Anoda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2. Elektrolit
Elektrolit adalah suatu senyawa yang dapat menghantarkan arus listrik apabila
dilarutkan kedalam larutan pelarut air. Elektrolit diklasifikasikan berdasarkan
kandungan ion H+. Elektrolit yang dapat menghantarkan arus listrik dengan baik
digolongkan kedalam elektrolit kuat, salah satunya adalah asam klorida (HCL),
asam sulfat (H2SO4), dan asam nitrat, (HNO3). Selain elektrolit kuat ada pula
golongan elektrolit lemah seperti asam cuka encer (CH3COOH), aluminium
hidroksida, kalium karbonat (CaCO3).
3. Elektrolisasi aluminium
Elektrolisa benda kerja yang berupa aluminium pada proses anodizing berlaku
sebagai anoda dengan dihubungkan pada kutub positif satu daya. Logam
aluminium akan berubah menjadi ion aluminium yang larut dalam larutan asam
sesuai dengan rumus :
Al (s) → Al3+
(aq) +3e-......................................................................
(2.1)
Jumlah zat yang bereaksi pada elektroda sel elektrolis berbanding lurus dengan
jumlah arus yang melalui sel tersebut, jika jumlah arus tertentu yang mengalir
melalui beberapa elektrolisis. Maka akan dihasilkan jumlah ekuivalen masing-
masing zat. Hukum Faraday ini dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
zF
tin
.
. ...............................................................................................................(2.2)
Dimana : n : jumlah zat (mol)
i : arus listrik (ampere)
F: tetapan Faraday (1 Faraday = 96485 coulomb/mol)
z : jumlah elektron yang ditransfer per ion
t : waktu (menit)
Mengingat, massa zat adalah perkalian massa atom (AR) dengan mol atom maka
dari persamaan diatas bisa dimodifikasi menjadi :
ARzF
tiARn .
.
.. ...............................................................................................(2.3)
zF
ARtim
.
.. ........................................................................................................(2.4)
zF
ARi
t
m
.
. ..........................................................................................................(2.5)
Untuk aluminium,
3.96485
98,26.i
t
m ....................................................................................................(2.6)
it
m.510.32,9 ..............................................................................................(2.7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Dimana m : massa (g/dm²)
t : waktu (menit)
i : kuat arus (ampere)
2.3. Aluminium
Dalam penggunaan logam dibidang industri, aluminium merupakan logam yang
paling banyak digunakan setelah baja. Hal ini berarti dalam klasifikasi logam non
ferrous. Aluminium logam yang sangat ringan, dengan berat jenis kurang lebih
sepertiga berat jenis baja atau paduan tembaga, yaitu 2.70 gr/cm.
Berbagai sifat aluminium antara lain :
a. Memiliki sifat elastisitas yang tinggi, sehingga material ini sering
digunakan dalam aplikasi yang melibatkan kondisi pembebanan kejut.
b. Memiliki ketahanan yang baik terhadap larutan kimia, cuaca/udara, dan
berbagai gas, sehingga membantu ketahanan terhadap korosi.
c. Konduktivitas panas dan listrik tinggi.
d. Memiliki sifat reflektivitas yang sangat baik.
e. Memiliki ketahanan yang baik terhadap larutan kimia, cuaca/udara, dan
berbagai gas, sehingga membantu ketahanan terhadap korosi.
f. Mudah ditempa dan dibentuk.
g. Biaya fabrikasi rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Aluminium sangat reaktif terhadap oksigen, dengan membentuk lapisan
oksida dipermukaannya. Proses oksidasi aluminium dapat dilihat pada Gambar
2.2
Gambar 2.2 Diagram porbeix aluminium
Sumber : Bubbico (2015).
Hal ini terjadi secara alami karena pengaruh reaksi energi bebas yang cukup
tinggi untuk mengoksidasi permukaan aluminium. Lapisan oksida yang
terbentukmemiliki sifat yang lebih keras dari logam induk, dengan ketebalan
antara 1-30 x 10-6 Inci sampai dengan 3 mikron. Selain dapat terbentuk secara
alami, laipsan oksida pada permukaan aluminium ini dapat juga dibentuk dengan
proses elektrokimia yaitu proses anodizing. Lapisan oksida yang dihasilkan
melalui proses ini memiliki ketebalan yang jauh lebih tinggi, lapisan oksida yang
terbentuk dengan proses anodizing akan memiliki nilai kekerasan yang lebih
tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Salah satu produk aluminium yang banyak diproduksi dan digunakan dalam
proses anodizing belakangan ini adalah aluminium foil. Aluminium foil adalah
hampir murni aluminium, yaitu sekitar 92%-99.99% Al. Produk aluminium foil
dibuat dengan proses pengecoran yang dilanjutkan dengan rolling maupun
melalui proses continuous casting. Bila pada awalnya proses anodizing lebih
banyak diarahkan pada peningkatan nilai estetika dan nilai kekerasan dari
material, maka pada perkembangannya saat ini proses anodizing telah
dikembangkan untuk aplikasi pada bidang nanoteknologi. Penggunaan logam
aluminium, terutama aluminium foil yang memiliki komposisi hampir 100% Al,
diupayakan untuk dapatmenjadi template material untuk diaplikasikan pada
bidang nano teknologi, dan pada akhirnya dapat dimanfaatkan pada industri
pesawat terbang, semikonduktor, dan mikro elektronik (Hutasoit, 2008).
2.4. Aluminium Murni
Aluminium murni didapat dalam keadaan cair melalui proses elektrolisa,
yang umumnya mencapai kemurnian 99,85% berat. Namun, bila dilakukan proses
elektrolisa lebih lanjut, maka akan didapatkan alumunium dengan kemurnian
99,99% yaitu dicapai bahan dengan angka sembilannya empat. Ketahanan korosi
berubah menurut kemurnian, pada umumnya untuk kemurnian 99.0% atau
diatasnya dapat dipergunakan di udara dalam jangka waktu bertahun- tahun.
Hantaran listrik Al, kira-kira 65% dari hantaran listrik tembaga, tetapi massa jenisnya
kurang lebih sepertiga dari tembaga sehingga memungkinkan untuk memperluas
penampangnya. Oleh karena itu, dapat dipergunakan untuk kabel dan dalam berbagai
bentuk. Misalnya sebagai lembaran tipis (foil). Dalam hal ini dapat dipergunakan Al
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
dengan kemurnian 99,0%. Untuk reflector yang memerlukan reflektifitas yang
tinggi juga untuk kodensor elektrolitik dipergunakan Al dengan angka sembilan
empat. (Udayana, 2012).
Tabel 2.1Komposisi aluminium seri 1XXX.
Sumber: The Alumunium Association. (2015).
Designati Si,
Fe,
Mn, Mg, Zn, Ti, Others,
Al,
Cu, % %
On %
% % % % % %
min
1050 0,25
0,4 0,05 0,05 0,05
0,05
0,03 0,03 99,5
1060 0,25
0,35 0,05 0,03 0,03
0,05
0,03 0,03 99,6
1100
0.95 Si + Fe 0.05-
0,05 - 0,1 - 0,15 99
0.2
1145
0.55 Si +Fe
0,05 0,05 0,05
0,05
0,03 0,03 99,45
1200
1.00 Si + Fe
0,05 0,05 - 0,1 0,05 0,15 99
1230
0.70 Si + Fe
0,1 0,05 0,05 0,1 0,03 0,03 99,3
1350 0,1
0,4 0,05 0,01 -
0,05
- 0,11 99,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2.5. Proses Anodizing
Anodizing atau oksida anodik merupakan proses elektrolisasi yang
dilakukanuntuk menghasilkan lapisan oksida yang lebih tebal daripada lapisan
oksida yang terbentuk secara alami. Ketahanan terhadap korosi pada lingkungan
akan diperoleh jika proses anodisasi berhasil dilakukan dengan tepat. Secara
umum, anodisasi merupakan proses konversi coating pada permukaan logam
aluminium dan paduannya untuk menjadi lapisan porous aluminium oksida
(Al2O3). Langkah-langkah proses anodizing pada aluminium dapat ditunjukkan
Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Tahapan proses anodizing
Keterangan gambar 2.3:
1. Cleaning
Proses cleaning adalah proses pembersihan benda kerja aluminium dengan
menggunakan larutan detergen murni untuk menghilangkan kotoran-kotaran
yang menempel pada aluminium sebelum dilakukan proses etching. Detergen
murni natrium carbonat (Na2CO3) dengan konsentrasi larutan yang digunakan
5 gr/liter.
Anodizing Cleaning Desmut Etching
Rinsing Rinsing Rinsing Rinsing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
2. Rinsing cleaning
Proses rinsing cleaning adalah proses pembersihan benda kerja aluminium
setelah proses cleaning dengan menggunakan air RO dari bahan kimia yang
menempel pada permukaan aluminium sebelum dilakukan proses etching,
sehingga tidak mengganggu proses berikutnya.
3. Etching
Etching (etsa) adalah proses menghilangkan lapisan oksida pada
permukaanaluminium yang tidak dapat dihilangkan dengan proses
sebelumnya baik itu proses cleaning atau rinsing. Selain itu, proses ini untuk
memperoleh permukaan benda kerja yang lebih rata dan halus dengan
menggunakan bahan soda api (NaOH) konsentrasi 100 gr/liter.
4. Rinsing Etching
Proses rinsing Etching adalah proses pembersihan benda kerja aluminium
setelah proses Etching dengan menggunakan air RO dari bahan kimia yang
menempel pada permukaan aluminium sebelum dilakukan proses desmut,
sehingga tidak mengganggu proses berikutnya.
5. Desmut
Proses desmut adalah suatu proses yang berfungsi sebagai pembersihan
bercak-bercak hitam yang diakibatkan oleh proses etching. Larutan yang
dipakai adalah Campuran dari asam phospat (H₃PO₄) 75% ditambah asam
sulfat (H₂SO₄) 15% dan asam nitrat (HNO₃)10%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
6. Rinsing Desmut
Proses rinsing Desmut adalah proses pembersihan benda kerja
aluminiumsetelah proses Desmut dengan menggunakan air RO dari bahan
kimia yangmenempel pada permukaan aluminium sebelum dilakukan proses
anodizing, sehingga tidak mengganggu proses berikutnya.
7. Anodizing
Proses anodidic oxidation adalah proses pelapisan secara elektrokimia
yang merubah aluminium menjadi aluminium oksida dengan proses
elektrolisis, larutan yang digunakan asam sulfat dengan konsentrasi 400
ml/liter. Logam atau benda kerja dipasang pada anoda (+) dan sebagai katoda
(-) dapat menggunakan lembaran Pb atau aluminium dan karbon.
Logam aluminium atau benda kerja pada larutan elektrolit anodic
oxidation sebagai anoda sehingga logam inilah yang akan teroksidasi.
Persamaan reaksi yang terjadi pada anoda sebagai berikut:
Al(s) → Al3+ (aq) + 3e-………………………………………..................(2.8)
Atom atom yang terdapat pada aluminium akan teroksidasi menjadi ion-
ion yang larut larutan asam sulfat (H2SO4). Hal ini membuat permukaan
logam aluminium menjadi berlubang membentuk pori-pori. (Groves, G.)
Sedangkan katoda terjadi reaksi sebagai berikut:
2H + (aq) + 2e- → H2 (g)……………………………………….......…... (2.9)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
8. Rinsing anodizing
Proses rinsing anodizing adalah proses pembersihan benda kerja
aluminium setelah proses anodizing dengan menggunakan air RO dari bahan
kimia yang menempel pada permukaan aluminium sebelum dilakukan proses
coloring, sehingga tidak mengganggu proses berikutnya.
Proses anodizing memiliki beberapa tujuan, antara lain :
1. Meningkatkan ketahanan korosi.
Dari proses anodisasi, lapisan oksida yang terbentuk pada permukaan
logam tahan terhadap korosi dan mampu menahan serangan atmosfer serta air
garam. Lapisan oksida melindungi logam yang ada dibawahnya dengan
bertindak sebagai penghalang (barrier) dari serangan lingkungan yang
korosif.
2. Meningkatkan sifat asdhesif.
Lapisan ini hasil proses anodisasi yang menggunakan asam phosfor dan
kromat dapat meningkatkan kekuatan ikatan dan ketangguhan, biasanya
digunakan pada industri pesawat terbang.
3. Meningkatkan ketahanan aus (wear resistanct).
Proses hard anodizing dapat menghasilkan lapisan setebal 25-100 mikron.
Lapisan tersebut, dengan kekerasan inheren aluminium oksida yang
sedemikian cukup tebal dapat digunakan untuk aplikasi dibawah kondisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
ketahanan abrasi. Dimana lapisan oksida (Al2O₃) ini memiliki nilai kekerasan
yang cukup tinggi (sebanding dengan sapphire) atau paling keras setelah
intan.
4. Isolator listrik
Lapisan oksida memiliki resistivitas yang tinggi khususnya lapisan oksida
yang porinya tertutup.
5. Dapat menempel pada proses plating selanjutnya.
Pori dari lapisan anodik oksida mendukung proses elektroplatting,
kebanyakan asam yang digunakan apabila ingin melakukan pelapisan
lanjutan adalah asam phosfor.
6. Aplikasi dekorasi.
Pada permukaan logam, lapisan oksida yang terbentuk mimiliki tampilan
yang mengkilau, dimana pada aluminuim tampilan oksida yang alami sangat
diinginkan. Selain itu, lapisan oksida yang dihasilkan dapat diberi warna
dengan metode yang berbeda. Pewarnaan organik akan diserap pada lapisan
pori untuk menghasilkan warna tertentu dan pigmen mineral yang mengendap
di dalam pori akan menghasilkan warna yang stabil.
2.6. Konsentrasi Larutan Elektrolit pada Proses Anodizing
Umumnya larutan elektrolit yang digunakan dalam proses anodizing adalah
asam sulfat dan asam kromat, namun beberapa jenis asam lain seperti asam
oksalat, asam phospat, dan sulphosalicylic acid juga dapat digunakan untuk proses
anodizing. Peningkatan konsentrasi dalam hubungannya dengan karakteristik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
lapisan, mempengaruhi kehilangan logam (metal loss) yang terjadi pada proses
anodizing. Peningkatan konsentrasi yang lebih akan mengakibatkan terjadinya
pelarutan lapisan film, untuk itu konsentrasi perlu diatur dengan tepat agar
menghasilkan lapisan film yang optimal. Grafik konsentrasi elektrolit terhadap
ketebalan lapisan oksida dapat ditunjukan pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Grafik waktu pencelupan anodizing terhadap berat lapisan oksida yang
terbentuk dengan variasi konsentrasi elektrolit. Sumber: Gazapo & Gea. (2009).
2.7. Pembentukan Lapisan Oksida
Lapisan hasil anodizing memiliki struktur yang berbeda dari lapisan oksida
yang terbentuk secara alami, dimana lapisannya memiliki struktur pilar hexagonal
berpori yang memiliki karakteristik yang unik sehingga meningkatkan sifat
mekanis permukaan aluminium. Secara umum lapisan oksida hasil dari proses
Anodizing memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Keras, Aluminium (Al2O3) memiliki kekerasan sebanding dengan sapphire
2. Insulatif dan tahan terhadap beban
3. Transparan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
4. Tidak ada serpihan
Lapisan oksida yang terbentuk dari proses ini akan meningkatkan
katahanan abrasif, kemampuan insolator electric logam, serta kemampuan untuk
menyerap zat pewarna untuk menghasilkan variasi tampilan warna pada
permukaan hasil anodisasi. Aluminium serta paduan-paduannya mempunyai sifat
tahan terhadap korosi karena adanya lapisan oksida protektif. Tebal dari lapisan
oksida sekitar 0,005-0,01 μm, atau 0,1-0,4x10-6inch atau 0,25-1x10-2 mikron.
Struktur lapisan aluminium oksida ditunjukkan pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5 a) Struktur lapisan pori hasil proses anodizing. b) penampang lapisan oksida Sumber: Juhl (2005)
Terbentuknya lapisan oksida pada permukaan logam yang dianodisasi
bergantung pada jenis elektrolit yang digunakan, lapisan dasar oksida (barrier
type oxide film) dan lapisan pori oksida (porous oxide film) dapat terbentuk
selama proses anodisasi. Lapisan oksida yang dihasilkan mempunyai struktur
yang porous atau berpori dengan bentuk strukturnya heksagonal, dengan pori
yang terdapat di tengah. Seperti ditunjukkan pada Gambar 2.6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Gambar 2.6 Skema lapisan pori hasil anodasi
Sumber: Sipayung (2008)
Lapisan dasar merupakan lapisan yang tipis dan padat, yang berfungsi
sebagai lapisan antara lapisan pori dan logam dasar (base metal). Lapisan tersebut
memiliki sifat yang melindungi dari korosi lebih lanjut dan tahan terhadap arus
listrik. Struktur berpori yang timbul pada lapisan oksida merupakan hasil dari
kesetimbangan antara reaksi pembentukan dari pelarutan lapisan oksida. Pada
awalnya lapisan pori yang terbentuk selinder memanjang namun karena kemudian
bersinggungan dengan oksida-oksida lainnya yang berada disisi-sisinya, maka
lapisan oksida tersebut bertransformasi menjadi bentuk saluran heksagonal yang
memanjang.
Proses pembentukan lapisan oksida dapat dipelajari dengan memperhatikan
dan mengamati perubahan arus pada tegangan anodisasi yang tetap atau
perubahan tegangan pada arus tetap. Proses pembentukan lapisan oksida dapat
dibagi dalam 4 tahapan, antara lain:
1. Penambahan barrier layer yang ditandai dengan penurunan arus yang
mengalir. Barrier layer ini merupakan lapisan oksida aluminium yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
menebal akibat adanya reaksi oksidasi pada permukaan logam. Akibat
adanya penebalan maka hambatan yang ditimbulkan menjadi lebih besar.
Hal itulah yang menimbulkan penurunan arus selama pembentukan
barrier layer.
2. Setelah barrier layer menebal, mulai muncul benih-benih pori dekat batas
antara oksida dan larutan. Pada tahapan ini terjadi penurunan arus pada
sistem dan akan mencapai titik minimum saat tahapan ini berhenti.
3. Inisiasi pori yang terbentuk menjadi awal pembentukan struktur oksida
berpori. Bentuk pori pada tahapan ini tidak sempurna dan terjadi
peningkatan arus yang mengalir pada sistem.
4. Arus yang mengalir pada sistem akan terus meningkat dengan semakin
sempurnanya morfologi lapisan oksida. Peningkatan ini terjadi hingga
pada suatu saat arus yang mengalir akan konstan saat struktur berpori telah
terbentuk sempurna. Seperti ditunjukkan pada Gambar 2.7.
Keterangan gambar
1. Pembentukan barrier layer.
2. Awal pembentukan pori-pori.
3. Pori terbentuk dan berkembang.
4. Pori yang terbentuk semakin stabil.
Gambar 2.7Tegangan dan arus yang terjadi pada pembentukan lapisan oksida anodizing
Sumber: Yerokhin (2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
2.8. Sifat Penerapan Anodizing
Anodizing dilaksanakan dengan berbagai alasan serta tujuan tertentu, dimana
untuk menyesuaikan dengan kebutuhan yang diinginkan. Adapun dengan
pemakaian anodizing mempunyai maksud untuk memperbaiki sifat ataupun
penerapan, yaitu diantaranya:
1. Meningkatkan ketahanan korosi.
2. Meningkatkan adhesi cat.
3. Memperbaiki penampilan dekoratif.
4. Menghasilkan isolasi listrik/non konduktor.
5. Meningkatkan ketahanan abrasi.
Dengan anodizing lapisan pelindung dipertebal sehingga dapat digunakan di
luar rumah misalnya untuk pemakaian di laut, mobil, keperluan arsitektur, jendela,
gerbang, dan sebagainya. Aluminium yang di anodizing juga mempermudah dan
memperkuat pengecatan, termasuk untuk penggunaan-penggunaan kritis dalam
kedirgantaraan, misalnya baling-baling, torpedo dan sebagainya.
Aluminium di-anodizing dalam elektrolit sulfat menghasilkan lapisan
konduktif yang memperkuat rekatan plating berikutnya. Bila pemilihan alloy,
serta prosedur anodizingnya tepat, produk aluminium dapat beraneka penampilan
permukaan, cerah atau buram, berarah atau tidak teksturnya, kombinasi warnanya.
Perhiasan alat olahraga, komponen bangunan, keperluan dapur dan rumah tangga
sampai papan nama dapat memanfaatkannya.
Untuk pengisolasi listrik, anodizing aluminium dapat menahan tegangan
40volt tiap mikron serta tahan suhu tinggi tanpa hangus, maka baik untuk trafo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
dan keperluan alat-alat listrik lainnya. Industri otomotif dan konstruksi merupakan
pengguna terbesar teknologi anodizing, juga di Indonesia ini. (Priyanto, 2012).
2.9. Rapat arus
Rapat arus adalah besarnya arus listrik tiap-tiap mm2
luas permukaan.
Kerapatan arus berpengaruh pada kenaikan temperatur. Adapun rumus
perhitungan rapat arusyaitu sebagai berikut:
𝐽=
𝐼
𝐴……………………………………………………………………………(2.10)
Dengan:
𝐽 : Rapat arus (A/mm2)
𝐼 : Kuat arus (Ampere)
𝐴 : Luas permukaan (mm2)
2.10. Pengujian Struktur Mikro
Pengujian struktur mikro ini bertujuan untuk melihat struktur mikro
ketebalan lapisan oksida aluminium setelah proses anodizing. Setelah spesimen
aluminium potong menjadi 2 bagian, kemudian diambil 1 bagian pada setiap
spesimen untuk dimounting. Fungsi dari mounting adalah untuk memudahkan
melakukan pengamatan foto struktur mikro pada saat pengujian berlangsung.
Selanjutnya spesimen diamati menggunakan mikroskop maka akan
terlihatstruktur mikro ketebalan lapisan oksida yang ada pada daerah permukaan
aluminium bagian samping setelah proses anodizing tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Adapun langkah kerja pembuatan specimen foto mikro:
1. Benda uji dipotong menjadi dua bagian dengan menggunakan gergaji
secara hati-hati dimaksudkan agar tidak terjadi perubahan struktur karena
panas yang timbul saat peroses pemotongan.
2. Benda uji yang sudah dipotong kemudian dimounting dalam kotak akrilik
yang dibuat menggunakan resin dan katalis.
3. Pengamplasan permukaan benda uji yang dipotong dengan menggunakan
amplas nomor 120 sampai 1500, dilakukan secara berurutan dari yang
kasar sampai yang paling halus. Dalam pengamplasan digunakan air untuk
membasahi amplas yang diputar pada mesin amplas duduk, penggunaan
air dimaksudkan agar dalam proses pengamplasan tidak timbul panas pada
permukaan yang diamplas yang bisa menimbulkan perubahan struktur
mikro.
4. Polishing dilakukan setelah mendapatkan permukaan yang halus,
polishing menggunakan autosol secukupnya. Usahakan jangan terkena
tangan karena akan mengotori permukaan yang sudah dipolish.
5. Proses pengetsaan spesimen dilakukan setelah melakukan proses
polishing.
a) Bahan etsa yang dipakai yaitu nital dan alkohol.
b) Membuat bahan etsa yaitu nital.
Menyiapkan larutan HNO3 65% dari prosentase keseluruhan nital
yang akan digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Menyiapkan alkohol sebagai campuran larutan HNO3 65%
sebanyak 97%.
Mencampur larutan tersebut dan digunakan untuk etsa.
c) Proses pengetsaan specimen
Membersihkan spesimen atau dilap dengan tisu setelah
spesimen dipoles celupkan kedalam larutan nital selama 10
detik.
Mencuci spesimen dengan aquades.
Membersihkan spesimen dengan mengusap spesimen dengan
kapas yang telah dibahasi dengan alkohol.
Mengeringkan spesimen.
Melihat struktur mikro spesimen pada mikroskop metalografi.
6. Foto mikro dilakukan setelah proses etsa dengan 200 kali pembesaran
2.11. Uji kekerasan Vickers.
Uji kekerasan vickers menggunakan penumbuk piramida intan yang
dasarnya berbentuk bujursangkar. Besarnya sudut antara permukaan-permukaan
piramida yang saling berhadapan adalah 136°. Karena bentuk penumbuknya
piramida, maka pengujian ini sering dinamakan uji kekerasan piramida intan.
Angka kekerasan vickers (VHN) didefinisikan sebagai beban dibagi luas
permukaan lekukan. Pada prakteknya luas ini dihitung dari pengukuran
mikroskopik panjang diagonal jejak.VHN dapat ditentukan dari persamaan
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
VHN =1.854 .𝐹
𝑑2 ..................................................................................................................(2.11)
Dimana,
VHN= Vickers Hardness Number (kg/mm²)
F = beban yang diterapkan Kgf
d= Panjang diagonal rata-rata (µm), dengan drata-rata = ( 𝑑1+𝑑2
2 )
Gambar 2.8 futurexgame.comPengujian Vickers Sumber: Kopeliovich. (2014)
2.12. Tinjauan Pustaka
Pada penelitian Wahan (2009), hasil penelitian menunjukkan bahwa
semakin tinggi tegangan listrik yang diberikan selama proses anodizing akan
menyebabkan terjadinya perbesaran ukuran pori yang lebih besar dan merata yang
terjadi di permukaan spesimen yang menyebabkan meningkatnya nilai kekasaran
permukaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Sementara itu Wisnu (2012) meneliti bahwa waktu perendaman dan
semakin besar tegangan listrik yang digunakan maka nilai kekasarannya
meningkat.
Wang, et al. (2009) menyebutkan bahwa penambahan konsentrasi asam
sulfat dari 1%-20% menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi asam sulfat
maka akan memengaruhi keseragaman ketebalan film oksida dan kekerasan pada
aluminium 6061 hasil hard anodizing.
Zhao, et al. (2008) menyebutkan bahwa rapat arus memberikan dampak
yang besar pada ketebalan film oksida yang dapat mengakibatkan semakin
meningkatnya kekerasan permukaan. Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah
untuk mengetahui pengaruh penggunaan titanium sebagai katoda pada proses hard
anodizing aluminium 6061 dengan variasi arus dan tegangan terhadap ketebalan
lapisan oksida.
Shulgov dkk. (2007) melakukan penelelitian tentang hubungan kondisi
pembentukan lapisan aluminium oksida dengan tegangan breakdown. Hasil dari
peneletian ini menunjukan bahwa besarnya tegangan breakdown tergantung pada
larutan elektrolit pada saat proses anodizing.
Apachitei dkk.(2006) meneliti pengaruh komposisi subtrat, rapat arus,
perubahan tegangan dan temperaturselama proses anodizing hasil dari penelitian
ini menunjukan bahwa temperatur elektrolit meningkat dengan meningkatnya
rapat arus yang digunakan, sedang ketebalan lapisan yang dihasilkan lebih
dipengaruhi oleh besarnya tegangan anodizing dan tidak tergantung pada substrat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Vrublevsky dkk. (2007) melakukan penelitian tentang mekanisme
pertumbuhan lapisan oksida aluminium yang porous dengan larutan elekrolit asam
sulfat. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa porositas yang dihasilkan
dalam lapisan tidak dipengaruhi oleh besarnya tegangananodizing. Tetapi lebih
dipengaruhi oleh jenis material dari substrat.
Mukhurov dkk. (2008) menyelidiki pengaruh komposisi larutan elektrolit
pada proses anodizing aluminium. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa
ketebalan lapisan aluminium oksida yang dihasilkan sangat bervariasi tergantung
pada jenis dan komposisi elektrolit yang digunakan. Dalam penelitian ini juga
disebuatkan bahwa ketebalan yang dihasilkan juga disebabkan oleh adanya
perbedaan temperatur elektrolit.
Saeler dkk. (2009)Meneliti perilaku dari Fretting pada paduan Al 2014T6
setelah dilakukan prosesanodizing hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa
setelah prosesAnodizing kekerasannya pengaruh rapat arus anodizing terhadap
nilai kekerasan pada plat aluminium paduan AA Seri 2024T3 meningkat secara
signifikan dari 175 VHN menjadi 380 VHN dan ketahanan terhadap Frettting juga
meningkat.
Pooladi dKk. (2009) meneliti proses anodizing aluminium seri 1100
dengan variabel tegangan anodizing dan waktu anodizing. Hasil dari penelitian ini
menunjukan bahwa lapisan aluminium oksida yang dihasilkan tergantung pada
temperature elektrolit, rapat arus, dan proses polishing dari permukaan substrat.
Masruri(2010) menyelidiki pengaruh variasi konsentrasi elektrolit dan
rapat arus pada prosesanodizing aluminium seri 1xxx. Hasil dari penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
menunjukan bahwa kekerasan meningkat secara signifikan sebesar ± 20 % pada
larutan elektrolit 10% asam sulfat dengan rapat arus 3A/dm2 dan ketahanan
terhadap korosi juga meningkat.
Soekrisno (2012) Melakukan penelitian tentang proses optimalisasi
temperature hard anodizing terhadap ketahanan aus, kekerasan serta ketebalan
lapisan oksida aluminium paduan. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa
kekerasan aluminium paduan akan meningkat dengan meningkatnya suhu
elektrolit dengan ketebalan lapisan oksida yang semakin tebal.
Nugroho(2014) melakukan penelitian tentang pengaruh variasi rapat arus
dan waktu anodizing Terhadap ketebalan lapisan aluminium oksida pada AA 2024
T3. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ketebalan lapisan aluminium
oksida akan meningkat dengan meningkatnya rapat arus dan lama waktu
pencelupan dalam larutan elektrolit. Ketebalan lapisan aluminium oksida
mencapai nilai optimun berkisar 10 μm-15 μm.
Dari beberapa penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa kuat arus pada
proses anodizing berpengaruh terhadap ketebalan lapisan oksida dan kekerasan
permukaan alumunium.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Diagram Alir Penelitian Anodizing
Untuk memperjelas tahapan-tahapan penelitian anodizing yang akan
dilakukan dibuat diagram alir proses anodizing, yang ditunjukkan pada Gambar
3.1.
Gambar 3.1Diagram Alir Penelitian
Mulai
Identifikasi Masalah
Kajian Pustaka
Persiapan Alat dan BahanAlumunium Seri 1xxx
Proses Anodizing Alumunium
- Kuat arus 0,25A, 0,50A, 0,75A, 1A, 1,25A, Tegangan 20V
- Konsentrasi larutan H₂SO₄ 15%
- Lama proses anodizing 15menit
Pengujian
Pengujian Kekerasan Vickers Pengujian Foto Mikro Ketebalan oksida
Pembahasan Hasil Pengujian
Kesimpulan dan Saran
Selesai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
3.2. Perencanaan Percobaan
Jumlah sempel yang akan diuji foto mikro ketebalan oksida dan kekerasan
Vickers berjumlah 5 buah spesimen dimana pada setiap spesimen dilakukan 3
kali pengujian Vickers dan 1 kali pengujian foto mikro untuk mengetahui
ketebalan lapisan oksida.
3.3. Alat dan Bahan Penelitian
1. Alat Penelitian
Adapun peralatan yang digunakan pada penelitian ini, yaitu:
1. Power Supply
Power supply DC adalah alat yang digunakan untuk menghasilkan arus dan
tegangan searah. Besarnya arus DC yang dialirkan dapat diukur dengan
menggunakan Amperemeter sedangkan untuk mengukur besarnya tegangan DC
digunakan Voltmeter. Pada penelitian ini menggunakan power supply yang arus
dan tegangannya dapat diatur secara manual. Besarnya arus dan tegangan DC
yang dialirkan sesuaikan dengan kondisi operasi yang dibutuhkan agar proses
anodizing dapat berlangsung dengan baik. Power supply yang digunakan dapat
ditunjukan pada Gambar 3.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Gambar 3.2 power supply
2. Kabel Penghubung
Kabel penghubung ini berfungsi untuk menghubungkan arus pada proses
anodizing, kabel penghubung arus terdiri dari 2 bagian, yaitu kabel penghubung
arus positif sebagai anoda dan kabel penghubung arus negatif sebagai katoda.
Kabel penghubung arus proses anodizing dapat ditunjukkan pada Gambar 3.3.
Gambar 3.3 Kabel penghubung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
3. Bak Plastik
Bak plastik yang digunakan adalah berfungsi sebagai tempat larutan bahan
kimia yang digunakan dalam proses cleaning, etching, desmut, anodizing, sealing
dan sebagai tempat pencucian atau pembilasan spesimen aluminium setelah
tahapan masing-masing proses. Bak plastik yang digunakan dapat ditunjukan pada
Gambar 3.4.
Gambar 3.4 Bak Plastik
4. Thermometer
Alat ini digunakan untuk mengukur suhu larutan saat proses anodizing.
Thermometer yang digunakan dapat ditunjukan pada Gambar 3.5.
Gambar 3.5 Thermometer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
5. Gelas Ukur Plastik
Digunakan untuk mengukur takaran campuran larutan elektrolit pada proses
cleaning, eatching, desmut, anodizing. Gelas ukur yang digunakan berkapasitas
1000 ml, dan dapat dilihat pada gambar 3.6.
Gambar 3.6 Gelas Ukur Plastik
6. Stopwatch
Berfungsi untuk mengukur waktu lamanya proses cleaning, eatching, desmut,
anodizing. Stopwatch yang digunakan dapat dilihat pada gambar 3.7.
Gambar 3.7 Stopwatch
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
7. Timbangan Digital
Digunakan untuk menimbang berat bahan kimia yang akan digunakan dalam
proses anodizing. Timbangan yang digunakan dapat ditunjukan pada Gambar 3.8.
Gambar 3.8 Timbangan Digial
8. Alat Uji Foto Mikro
Digunakan untuk mengetahui ketebalan lapisan oksida pada bahan
alumunium. Alat uji foto mikro yang digunakan dapat ditunjukan pada Gambar
3.9.
Gambar 3.9 Alat Uji Foto Mikro
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
9. Alat Uji Kekerasan Vickers
Alat ini berfungsi untuk mengetahui kekerasan mikro setelahproses
anodizing. Pengujian dilakukan dilaboraturium metalurgi Teknik Mesin
Universitas Gadjah Mada. Alat uji Vickers yang digunakan dapat ditunjukan pada
Gambar 3.10.
Gambar 3.10 Alat Uji Kekerasan
10. Alat bantu lain
a. Tang
Digunakan untuk memegang dan menjepit plat alumunium serta alat bantu
lainnya. Tang yang digunakan dapat ditunjukan pada Gambar 3.11.
Gambar 3.11 Tang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
b. Sarung Tangan
Sarung tangan digunakan untuk melindungi tangan dari larutan bahan kimia
pada setiap proses. Sarung tangan yang digunakan dapat di lihat pada Gambar
3.12.
Gambar 3.12 Sarung Tangan
c. Amplas
Amplas digunakan untuk meratakan dan menghaluskan permukaan benda
kerja sebelum dianodizing. Amplas yang digunakan adalah merk SIKERS seri
P1000, P2000.Amplas yang digunakan dapat ditunjukkan pada Gambar 3.13.
Gambar 3.13 Amplas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
d. Alat Tulis
Alat tulis digunakan untuk mencatat data yang diperoleh selama proses
anodizing berlangsung.Alat tulis yang digunakan dapat dilihat pada Gambar
3.14.
Gambar 3.14 Alat Tulis
e. Kamera
Kamera berfungsi sebagai dokumentasi untuk pengambilan gambar pada saat
proses berlangsung. Kamera dapat dilihat pada Gambar 3.15.
Gambar 3.15 Kamera
f. Gerinda
Gerinda tangan digunakan untuk memotong lembaran plat
aluminium menjadi spesimen yang sebelumnya sudah ditandai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
mistar baja dan memolish permukaan spesimen. Gerinda yang
digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.16.
Gambar 3.16 Gerinda
2. Bahan Penelitian
Adapun bahan yang digunakan adalah:
a. Asam Sulfat (H₂SO₄)
Fungsi dari cairan asam sulfat (H₂SO₄) ini adalah sebagai larutan elektrolit
pada proses anodizing yang mengubah permukaan aluminium menjadi
aluminium oksida. Asam sulfat yang digunakan adalah asam sulfat teknis
dengan konsentrasi kemurniannya sekitar 15 % seperti yang di tunjukan pada
Gambar 3.17.
Gambar 3.17 asam sulfat (H₂SO₄)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
b. Phosporic Acid (H₃PO₄)
Phosporic acid digunakan sebagai larutan elektrolit pada campuran
larutan desmut dan phosphoric acid yang digunakan pada proses desmut ini
adalah phosphoric acid teknis seperti yang di tunjukan pada Gambar 3.18.
Gambar 3.18 Phosporic Acid (H₃PO₄)
c. Asam Cuka/ Asam Asetat (CH3CO2H)
Larutan bahan ini sebagai larutan desmut dan sealing, pada proses
sealing ini dilakukan setelah proses pewarnaan anodic oxidation selesai.
Proses sealing merupakan tahap paling akhir dalam anodizing, yang
bertujuan untuk meningkatkan ketahanan korosi lapisan oksida yang
terbentuk pada permukaan aluminium dan menahan pewarna agar tetap
berada dalam pori-pori. Larutan asam cuka yang digunakan dengan
konsentrasi (50 gr/liter) air RO (Reverse Osmosis). Dan bahan ini adalah
produk dari PT. BRATACO, seperti yang ditunjukan pada Gambar 3.19.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Gambar 3.19 Asam Cuka/Asam Asetat (CH3CO2H)
d. Larutan Desmut
Larutan ini berfungsi sebagai larutan pengkilap (Bright deep). Komposisi
pada larutan desmut adalah campuran dari larutan phosphoric acid (H₃PO₄)
75% ditambah asam sulfat (H₂SO₄) 15% dan ditambah asam cuka
(CH₃CO₂H) 10% seperti yang di tunjukan pada Gambar 3.20.
Gambar 3.20 Larutan Desmut
e. Soda Api (NaOH)
Fungsi dari soda api (NaOH) ini digunakan sebagai larutan etching, bahan
ini berbentuk padat dengan konsentrasi (100 gr/liter) air RO (Reverse
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Osmosis).Soda Api (NaOH) yang digunakan dapat ditunjukkan pada
Gambar 3.21.
Gambar 3. 21 Soda Api (NaOH)
f. Deterjen Murni/Natrium Karbonat (Na₂CO₃)
Detergen murni atau nama lainnya adalah natrium karbonat (Na₂CO₃)
yang berbentuk serbuk putih, dengan konsentrasi (10 gr/liter) air RO (Reverse
Osmosis). Detergen murni digunakan sebagai cairan cleaning, sebagai
penghilang minyak dan kotoran yang menempel pada permukaan aluminium,
serta meningkatkan daya bersih.Deterjen Murni/Natrium Karbonat (Na₂CO3)
yang digunakan bisa ditunjukan pada gambar 3.22
Gambar 3. 22 Deterjen Murni/Natrium Karbonat (Na₂CO3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
g. Air RO (Reverse Osmosis)
Air RO (Reverse Osmosis) berfungsi untuk menurunkan kadar kadungan
elektrolit dari asam sulfat pada proses anodizing. Selain berfungsi sebagai
munurunkan kandungan elektrolit dari asam sulfat, Air RO (Reverse Osmosis)
juga berfungsi sebagai campuran larutan seperti pada larutan cleaning dan
etching.
Gambar 3. 23 Air RO
h. Spesimen
Spesimen yang dipakai pada penelitian ini adalah logam plat aluminium
seri 1XXX dengan dimensi panjang 50 mm, lebar 30 mm, tebal 2,8 mm.
Gambar 3.24 Spesimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
i. Plat alumunium penghantar
Plat aluminium penghantar ini dipakai sebagai katoda (-) pada proses anodic
oxidation. Dimensi dari plat aluminium penghantar yaitu panjang 130 mm,
lebar 130 mm, tebal 2,8 mm.
Gambar 3.25 Plat Alumunium Penghantar
3.3. Pelaksanaan Penelitian
1. Tahapan-tahapan proses anodizing aluminium.
Tahapan-tahapan yang dilakukan pada proses anodizing aluminium
diantaranya adalah:
a) Proses Pengamplasan
Proses pengamplasan ini bertujuan untuk menhilangkan kotoran-kotoran
yang menempel pada permukaan logam aluminium. Proses pengamplasan ini
yaitu menggunakan amplas logam seri P1000, P2000. Proses ini dilakukan
secara manual, dengan mengurutkan pengamplasan dari seri P1000, P2000.
Setelah proses pengamplasan selesai kemudian spesimen dirinsing dalam bak air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
RO (Reverse Osmosis). Proses pengamplasan dapat ditunjukan pada Gambar
3.26.
Gambar 3.26Proses Pengamplasan Spesimen
b) Proses Cleaning
Pada proses cleaning adalah proses pencucian spesimen dengan
menggunakan natrium karbonat (Na₂CO₃) yaitu sebuah bahan utama dalam
pembuatan detergen yang berfungsi untuk meningkatkan daya bersih pada
proses pencucian. Fungsi dari proses ini untuk membersihkan spesimen dari
kotoran sisa proses pengamplasan dan polishing, selain itu juga membersihkan
dari lemak dari pori-pori tangan telanjang dan debu yang menempel pada
permukaan spesimen. Proses ini sangat penting sekali dalam proses anodizing,
dikarenakan pencucian yang tidak bersih akan mengakibatkan hasil anodizing
yang tidak optimum. Proses cleaning ditunjukkan pada Gambar 3.27.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Gambar 3.27 Proses Cleaning
c) Proses Etching
Proses etching (etsa) adalah proses menghilangkan lapisan oksida pada
permukaan aluminium yang tidak dapat dihilangkan dengan proses sebelumnya
baik itu proses cleaning dan rinsing. Selain itu, proses ini untuk memperoleh
permukaan benda kerja yang lebih rata dan halus. Proses etching ditunjukkan
pada Gambar 3.28.
Gambar 3.28 Proses Etching
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
d) Proses Desmut
Setelah proses cleaning dan etching, langkah selanjutnya proses desmut.
Proses Desmut adalah suatu proses untuk menghilangkan smut pada aluminium.
Istilah smut sendiri adalah lapisan tipis yang berwarna abu-abu hingga hitam
yang berasal dari bahan-bahan paduan pembentuk logam aluminium yang tidak
dapat larut dalam larutan etching. Selain itu juga berfungsi untuk pengkilapan
(Bright deep) pada permukaan logam aluminium. Pada proses ini spesimen
dicelupkan kedalam larutan desmut dengan komposisi phosporic acid
(H₃PO₄)75% dan asam sulfat (H₂SO₄) 15% serta asam cuka (CH₃CO₂H)
10%,setelah dilakukan proses desmut kemudian spesimen dirinsing dalam bak
air RO (Reverse Osmosis). Proses desmut ditunjukkan pada Gambar 3.29.
Gambar 3.29 Proses Desmut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
e) Proses Anodizing
Selanjutnya pada proses ini spesimen dicelupkan kedalam bak plastik yang
berisi larutan asam sulfat (H₂SO₄) yang sudah dicampur dengan air RO (Reverse
Osmosis), dengan variasi konsentrasi larutan sebesar 150 ml asam sulfat
(H₂SO₄) dan 850 ml air RO (Reverse Osmosis). Pada proses anodic oxidation
benda kerja sebagai anoda (+) dan aluminium penghantar sebagi katoda (-).
Sebelum mencelupkan spesimen larutan, terlebih dahulu mengatur besar
tegangan yang digunakan. Tegangan yang dipakai pada proses ini yaitu sebesar
20 Volt, Selanjutnya arus listrik pada power supply diatur setelah spesimen
dicelupkan kedalam larutan dengan arus 0,25A, 0,50A, 0,75A, 1A, 1,25A.
Waktu proses pencelupan selama 15 menit.Setelah proses anodic oxidation
selesai selanjutnya dirinsing dalam bak air RO (Reverse Osmosis). Proses
anodizing ditunjukkan pada Gambar 3.30.
Gambar 3.30 Proses Anodic Oxidation
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
3.4 . Pelaksanaan Pengujian
1. Pengujian Foto Struktur Mikro
Pengujian struktur mikro ini bertujuan untuk melihat struktur mikro ketebalan
lapisan oksida aluminium setelah proses anodizing. Setelah spesimen aluminium
potong menjadi 2 bagian, kemudian diambil 1 bagian pada setiap spesimen untuk
dimounting. Fungsi dari mounting adalah untuk memudahkan melakukan
pengamatan foto struktur mikro pada saat pengujian berlangsung. Selanjutnya
spesimen diamati menggunakan mikroskop maka akan terlihat struktur mikro
ketebalan lapisan oksida yang ada pada daerah permukaan aluminium bagian
samping setelah proses anodizing tersebut.
Adapun langkah kerja pembuatan spesimen foto mikro:
a) Benda uji dipotong menjadi dua bagian dengan menggunakan gergaji
secara hati-hati dimaksudkan agar tidak terjadi perubahan struktur
karena panas yang timbul saat peroses pemotongan.
b) Benda uji yang sudah dipotong kemudian dimounting dalam kotak
akrilik yang dibuat menggunakan resin dan katalis.
c) Pengamplasan permukaan benda uji yang dipotong dengan
menggunakan amplas nomor 600 sampai2000, dilakukan secara
berurutan dari yang kasar sampai yang paling halus. Dalam
pengamplasan digunakan air untuk membasahi amplas. Penggunaan air
dimaksudkan agar dalam proses pengamplasan tidak timbul panas pada
permukaan yang diamplas yang bisa menimbulkan perubahan struktur
mikro
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
d) Polishing dilakukan setelah mendapatkan permukaan yang halus,
polishing menggunakan autosol secukupnya. Usahakan jangan terkena
tangan karena akan mengotori permukaan yang sudah dipolish.
e) Proses pengetsaan spesimen dilakukan setelah melakukan proses
polishing.
1) Bahan etsa yang dipakai yaitu nital dan alkohol.
2) Membuat bahan etsa yaitu nital.
- Larutan HNO₃ 65% disiapkan dari prosentase
keseluruhan nital yang akan digunakan.
- Alkohol disiapkan sebagai campuran larutan HNO₃
65% sebanyak 97%.
- Larutan tersebut dicampur dan digunakan untuk etsa.
3) Proses pengetsaan spesimen
- Spesimen dibersihkan atau dilap dengan tisu setelah
spesimen dipoles celupkan kedalam larutan nital selama
10 detik.
- Spesimen dicuci dengan aquades.
- Spesimen diberihkan dengan mengusap spesimen
dengan kapas yang telah dibahasi dengan alkohol.
- Spesimen dikeringkan.
- Struktur mikro spesimen dilihat pada mikroskop
metalografi.
f) Foto mikro dilakukan setelah proses etsa dengan 200 kali perbesaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
2. Pengujian Kekerasan Vickers
Pengujian kekerasan vickers ini bertujuan untuk mengukur seberapa besar
kekerasan permukaan aluminium setelah proses anodizing. Prosedur dan
pembacaan hasil pada pengujian kekerasan mikro vickers adalah sebagai berikut:
Piramida intan yang memiliki sudut bidang berhadapan (1360), ditekankan
kepermukaan bagian yang akan diukur dengan pembebanan sebesar 100 gf,
kemudian diambil panjang diagonal-diagonalnya dan dari perbandingan antara
beban dengan luas tapak penekan. Maka akan didapat hasil kekerasan mikro
vickers pada bagian permukaan aluminium setelah proses anodizing tersebut.
Adapun rumus perhitungan dari kekerasan mikro Vickers yaitu sebagai berikut:
𝑉𝐻𝑁 =1,854 .𝐹
𝑑2
Dimana:
VHN : Vickers Hardness Number (kg/ 𝑚𝑚2)
F : Beban yang digunakan (kgf)
𝑑 : Panjang diagonal rata-rata (μm), dengan d rata-rata ( 𝑑1+𝑑
2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Gambar 3.31 Pengujian Vikers
Sumber : Kopeliovich. (2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Setelah dilakukan pengujian anodizing alumunium seri 1xxx, maka diperoleh
data-data pengujian yang kemudian dijabarkan melalui beberapa sub pembahasan
dari masing-masing pengujian.
4.1 Perhitungan Rapat Arus yang Mengalir
Rapat arus = 𝐼
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛
Diketahui P = 50mm
L = 30mm
I = 0,25 Ampere
Luas permukaan = 𝑃𝑋𝐿
= 50 x 30
= 1500mm2
Rapat arus = 0,25
1500
= 0,000166 A/mm2
Berikut ini adalah hasil perhitungan rapat arus yang mengalir pada saat
proses anodizing. (tabel 4.1).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel 4.1 hasil penghitungan rapat arus yang mengalir.
NO Kuat Arus
(A)
Luas
Permukaan
(mm²)
Rapat Arus
(A/ mm2)
1 0,25A 1500mm² 0,00016A/mm²
2 0,50A 1500mm² 0,00033A/mm²
3 0,75A 1500mm² 0,0005A/mm²
4 1A 1500mm² 0,00066A/mm²
5 1,25A 1500mm² 0,00083A/mm²
4.2 Hasil Pengujian Kekerasan Vickers pada Permukaan Alumunium
Pengujian kekerasan permukaan bertujuan untuk membandingkan nilai
kekerasan raw material, ketebalan lapisan oksida setelah anodizing pada
alumunium 1xxx. Pengujian ini dilakukan dengan pembebanan 100 gf. Hasil
pengujian tersebut kemudian dihitung untuk mengetahui tingkat kekerasan pada
permukaan alumunium yang telah di anodizing.
Berikut adalah contoh perhitungan nilai kekerasan rata-rata (VHN) ketebalan
lapisan oksida pada raw material.
kekerasan rata − rata =1,854 . P
(d2)
Diketahui :
P= 100 (gf)
P= 100 gf . 10 X 10−3
P= 0,1 kgf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
d rata-rata= titik uji 1 =60+61
2 µ𝑚 = 60,5 𝑋10−3 = 0,0605 mm
titik uji 2 = 59,5+59,5
2 µ𝑚 = 59,5 𝑋10−3 = 0,0595 mm
titik uji 3 = 62+60
2 µ𝑚 = 61 𝑋10−3 = 0,061 mm
Kekerasan rata-rata=
Titik uji 1= 1,854 ×0,1
0,0605 2 = 50,65 VHN
Titik uji 2 = 1,854 ×0,1
0,0595 2 = 52,37 VHN
Titik uji 3 = 1,854 ×0,1
0,0612 2 = 49,82 VHN
(Perhitungan lebih lengkap disajikan pada lampiran)
Berikut ini adalah hasil pengujian dan perhitungan yang telah dilakukan
pada alumunium seri 1xxx sebelum dan sesudah proses anodizing dengan
variasi arus pada proses anodizing. (Tabel 4.2 dan Tabel 4.3).
Tabel 4.2 Hasil pengujian kekerasan raw material
No Posisi
titik uji
d 1
(µ𝑚)
d 2
(µ𝑚)
d rata-
rata
(µ𝑚)
Kekerasan
(VHN)
Kekerasan
Rata-rata
(VHN)
Acak 60 61 60,5 50,56
50,91 59,5 59,5 59,5 52,37
62 60 61 49,82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tabel 4.3 Hasil pengujian dan perhitungan kekerasan permukaan alumunium setelah
proses anodizing dengan variasi arus 0,25A, 0,50A, 0,75A, 1A, 1,25A.
Kuat
Arus
(A)
Rapat
Arus
(A)
Posisi titik
uji
d 1
(µ𝑚) d 2
(µ𝑚) d rata-
rata
(µ𝑚)
Kekerasan
(VHN) Kekerasan
Rata-rata
(VHN)
0,25A 0,00016
A/ mm²
Acak 56 56 56 59,1
59,8 56 56 56 59,1
56 55 55,5 61,2
0,50A 0,00033
A/ mm²
53 52,5 52,75 68,5
68,06 52 53,5 52,75 68,5
53 52 52,5 67,2
0,75A 0,0005
A/ mm²
54 51 52,5 67,2
70,16 50,5 50,5 50,5 72,6
51,5 51,25 51,25 70,7
1A 0,00066
A/ mm²
51 50,5 50,5 72,6
71,23 51 51,5 51,5 69,9
50,5 51 51 71,2
1,25A 0,00083
A/ mm²
52 52 52 68,5
71,07 50,5 50,5 50,5 72,6
51 50,5 50,75 72,12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Dariperhitungan diatas, maka dapat dianalisis dan disimpulkan menggunakan
grafik yang ditunjukkan pada Gambar 4.5.
Gambar 4.1 Grafik perbandingan antara nilai kekerasan (VHN) rata-rata dengan rapat arus setelah proses anodizing pada tegangan 20V.
Gambar 4.5 menunjukkan hasil pengujian mikro vickers pada permukaan
alumunium yang telah di anodizing dengan variasi kuat arus. Dari grafik di atas
dapat dianalisis bahwa nilai kekerasan permukaan alumunium mengalami
peningkatan. Nilai kekerasan permukaan tertinggi dihasilkan dari variasi arus 1A
dengan rapat arus 0,00066A/mm² yaitu 71,23 VHN dan nilai kekerasan terendah
berada pada kuat arus 0,25A dengan rapat arus 0,00016A/mm² yaitu 59,8 VHN.
Dari hasil penelitian dapat dianalisis bahwa variasi kuat arus yang
digunakan dalam proses anodizing memiliki suatu besaran yang maksimum,
dimana pada proses ini nilai kekerasan maksimum terjadi pada kuat arus 1A
dengan rapat arus 0,00016A/mm² dan bila telah melewati batas maksimum nilai
kekerasan yang dihasilkan akan mengalami penurunan. Secara umum hasil
0
10
20
30
40
50
60
70
80
0,00016 0,00033 0,0005 0,00066 0,00083
Nil
ai
Kek
era
san
Ra
ta-r
ata
(VH
N)
Rapat Arus (A/mm²)
raw material
Anodizing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
pengujian kekerasan ini dapat dianalisis bahwa variasi arus yang digunakan dalam
proses anodizing mempengaruhi nilai kekerasan material yang dihasilkan.
4.2 Hasil Pengamatan Struktur Mikro
Pengujian foto mikro ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
ketebalan lapisan oksida spesimen alumunium 1xxx setelah dilakukan proses
anodizing dengan 5 variasi arus yang telah dilakukan sebelumnya. Sebelum
dilakukan pengujian foto mikro, spesimen dimounting terlebih dahulu
menggunakan resin agar mempermudah proses foto mikro.
Gambar 4.2 Foto mikro kabel kalibrasi, (1). Foto mikro variasi arus 0,25A, (2).
Resin (a). Material awal (b). Ketebalan lapisan oksida (c).
2
a
b
c
110µm
1
110µm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Gambar 4.3 Foto mikro variasi arus 0,50A, (3). Foto mikro variasi arus 0,75A, (4). Foto mikro variasi arus 1A, (5). Foto mikro variasi arus 1,25A, (6). Resin (a). Material
awal (b). Ketebalan lapisan oksida (c).
Gambar 4.2 menunjukkan foto kabel kalibrasi dan hasil pengujian ketebalan
lapisan oksida yang dihasilkan setelah proses anodizing dengan konsentrasi
larutanH₂SO₄ 15% kuat arus 0,25A dengan rapat arus 0,00016A/mm² dengan
waktu pencelupan 15 menit sebesar 5,5 µm.
3
a
4
b
c
110µm 110µm
a
b
c
110µm
5
a
c
b
110µm
c
b
a
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Gambar 4.3 menunjukkan hasil pengujian ketebalan lapisan oksida yang
dihasilkan setelah proses anodizing pada kuat arus 0,50A dengan rapat arus
0,00033A/mm², konsentrasi larutan H₂SO₄ 15% dengan waktu pencelupan 15
menit sebesar 6,6 µm. Pada arus 0,75A dengan rapat arus 0,0005A/mm²,
konsentrasi larutan H₂SO₄ 15% dengan waktu pencelupan 15 menit lapisan oksida
yang dihasilkan sebesar 7,15 µm. Pada arus 1A dengan rapat arus
0,00066A/mm²,konsentrasi larutan H₂SO₄ 15% dengan waktu pencelupan 15
menit lapisan oksida yang dihasilkan sebesar 10,45 µm. Pada arus 1,25A dengan
rapat arus 0,00083A/mm², konsentrasi larutan H₂SO₄ 15% dengan waktu
pencelupan 15 menit lapisan oksida yang dihasilkan sebesar 11 µm.
Kemudian dari semua hasil pengujian foto mikro lapisan oksida setelah
proses anodizing tersebut dapat disimpulkan menggunakan grafik berikut:
Gambar 4.4 Grafik hubungan antara rapat arus dengan ketebalan lapisan oksida
(µm) setelah proses anodizing pada tegangan 20V.
0
2
4
6
8
10
12
0,00016 0,00033 0,0005 0,00066 0,00083
Ket
ebala
n L
ap
isan
Ok
sid
a (
µm
)
Rapat Arus (A/mm²)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Gambar 4.4 menunjukkan variasi kuat arus pada proses anodizing
mempengaruhi ketebalan lapisan oksida yang terbentuk pada bahan alumunium
seri 1xxx. Pada variasi arus 0,25A, 0,50A, 0,75A, 1A, dan 1,25A dengan rapat
arus 0,00016A/mm², 0,00033A/mm², 0,0005A/mm², 0,00066A/mm² dan
0,00083A/mm² setelah proses anodizing menghasilkan ketebalan lapisan oksida
pada permukaan alumunium sebesar 5,5 µm, 6,6 µm, 7,15 µm, 10,45 µm, 11µm
secara berurutan. Perbedaan ketebalan lapisan ini disebabkan karena perbedaan
daya hantar yang terjadi karena perbedaan kuat arus dan rapat arus yang mengalir,
pada kuat arus 0,25A dengan rapat arus 0,00016A/mm² daya hantar yang terjadi
tidak terlalu tinggi sehingga pertumbuhan lapisan oksida pada permukaan
alumunium belum maksimal. Sedangkan pada proses anodizing dengan kuat arus
1,25A dan rapt arus 0,00083A/mm² daya hantar yang terjadi semakin tinggi
sehingga lapisan oksida yang terbentuk semakin tebal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari penelitian, analisis dan pembahasan dari data yang diperoleh setelah
melakukan proses anodizing dengan variasi arus, maka didapat kesimpulan
sebagai berikut:
1. Nilai kekerasan tertinggi berada pada kuat arus 1A dengan rapat arus
0,00066A/mm² menghasilkan nilai kekerasan rata-rata 71,23 VHN. Pada
variasi arus 0,25A, 0,50A, 0,75A dan 1,25A dengan rapat arus
0,00016A/mm², 0,00033A/mm², 0,0005A/mm² dan 0,00083A/mm²,
berturut-turut mempunyai nilai kekerasan rata-rata 58,9 VHN, 68,06 VHN,
70,16 VHN dan 71,07 VHN.
2. Ketebalan lapisan oksida tertinggi berada pada arus 1,25A dengan rapat
arus 0,00083A/mm² menghasilkan ketebalan lapisan oksida 11 µm. Pada
variasi arus 0,25A, 0,50A, 0,75A dan 1A dengan rapat arus
0,00016A/mm², 0,00033A/mm², 0,0005A/mm² dan 0,00066A/mm² secara
berurutan menghasilkan tebal lapisan oksida 5,5 µm, 6,6 µm, 7,15 µm dan
10,45 µm.
5.2. Saran
Mengacu pada penelitian, analisis dan pembahasan, maka ada beberapa hal
yang harus diperhatikan oleh peneliti selanjutnya, diantaranya adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
1. Utamakan keamanan dan keselamatan karena bahan yang digunakan
adalah bahan kimia yang beracun serta alat-alat yang digunakan
berhubungan dengan arus listrk.
2. Proses anodizing dilakukan ditempat yang mempunyai sirkulasi udara
yang bagus agar uap dari proses anodizing dapat langsung terurai oleh
udara.
3. Pastikan arus listrik dan waktu pencelupan dalam kondisi sesuai
persyaratan untuk hasil yang lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
DAFAR PUSTAKA
Apachitei, L.EF., Apachitei, I., Duszczyk, 2006, Thermal Effects Associated with
Hard Anodizing df Cast Aluminum Alloys. Journal of Aplied
Electrochemistry.
BPPT. 1998. Teknik Pelapisan Logam Secara Listrik. Program Penerapan IPTEK
di Daerah: Jakarta.
Haryono, 2013, Pengaruh variasi suhu dan waktu proses anodizing pada bahan
alumunium,Politeknik Pratama Mulia Surakarta.
Hustasoit, F.M., 2008, Pengaruh Pembebanan Konsentrasi Asam oksalat
Terhadap Ketebalan Lapisan Oksida Pada Alumunium Foil Hasil Proses
Anodisasi, Skripsi. Fakultas Teknik Uiversitas Indonesia.
Mukhurov, N.I., Zhvayi, S.P., Terekhov, S.N., 2008, “Influence of Electrolyte
Composition on Photoluminescent Properties of anodic Aluminum Oxide”,
Journal of Aplied Spectroscopy.
Pooladi, R., Rezai, H., Aezami, M., Sayyar, M.R., 2009, “Fabrication of Anodic
Aluminum Oxide Nanotemplate and Investigation of Their Anodization
Parameters”, Transaction of Indian Institute of Metals, Vol. 62.
Priyanto, 2012,Pengaruh Variasi Kuat Arus Listrik terhadap Kekerasan
Permukaan Aluminium 5XXX pada Proses Anodizing, Tugas Akhir.Jurusan
Teknik Mesin Universitas Islam Indonesia.
Santhiarsa, N.N., 2009,Pengaruh Kuat Arus Listrik dan Waktu Proses Hard
Anodizing pada Aluminium terhadap Kekerasan dan Ketebalan
Lapisan.jurnal Ilmiah, Jurusan Teknik Mesin Universitas Udayana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Santhiarsa, N.N, 2010,Pengaruh Kuat Arus Listrik dan Waktu Proses Anodizing
pada Aluminium tehadap Kecerahan dan Ketebalan Lapisan, Jurnal Ilmiah.
Jurusan Teknik Mesin Universitas Udayana.
Shulgov, V., Ignasheve, E., Gurskaja, E., 2007,”Correlation Between Formation
Condition and Breakdown Voltage of Anodic Films on Aluminum”,
Michrochimica Acta, Springer-Verlag.
Sulistijono, 2006, Pengaruh Densitas Arus dan Konsentrasi Asam Sulfat terhadap
Ketebalan lapisan Oksida pada Anodizing Aluminium. Jurusan Teknik
Material FTI-ITS.
Taufik, T., 2011,Anodizing pada Logam Aluminium dan Paduanya, Makalah.
Program Studi Magister Rekayasa Fakultas Teknik Pertambangan dan
Perminyakan Institut Teknologi Bandung.
Vrublevsky, I., Parkoun, V., Sokol, V., Schreckenbach, J., Goedel, W.A., 2007, “
Dissolution Behaviour of Anodic Oxide Film Formed in Sulfanic Acid on
Aluminum”, Michrochimica Acta, Springer-Verlag, pp. 173-179.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Santhiarsa, N.N, 2010,Pengaruh Kuat Arus Listrik dan Waktu Proses Anodizing
pada Aluminium tehadap Kecerahan dan Ketebalan Lapisan, Jurnal Ilmiah.
Jurusan Teknik Mesin Universitas Udayana.
Shulgov, V., Ignasheve, E., Gurskaja, E., 2007,”Correlation Between Formation
Condition and Breakdown Voltage of Anodic Films on Aluminum”,
Michrochimica Acta, Springer-Verlag.
Sulistijono, 2006, Pengaruh Densitas Arus dan Konsentrasi Asam Sulfat terhadap
Ketebalan lapisan Oksida pada Anodizing Aluminium. Jurusan Teknik
Material FTI-ITS.
Taufik, T., 2011,Anodizing pada Logam Aluminium dan Paduanya, Makalah.
Program Studi Magister Rekayasa Fakultas Teknik Pertambangan dan
Perminyakan Institut Teknologi Bandung.
Vrublevsky, I., Parkoun, V., Sokol, V., Schreckenbach, J., Goedel, W.A., 2007, “
Dissolution Behaviour of Anodic Oxide Film Formed in Sulfanic Acid on
Aluminum”, Michrochimica Acta, Springer-Verlag, pp. 173-179.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI