pengambilan sampel air - … · posisiditengah sungai pada kedalaman 0,5 x ... pemeriksaan analisa...
TRANSCRIPT
PENGAMBILAN SAMPEL AIR
A. Pemeriksaan : Pengambilan Sampel Air
B. Tujuan :Untuk memperoleh sampel air guna pemeriksaan parameter lapangan
C. Metode : Langsung
D. Prinsip : Sungai dengan debit kurang dari 5m3/detik sampel diambil pada
posisi
ditengah sungai pada kedalaman 0,5 x kedalaman sungai. Masing-
masingpengambilan sampel pada setiap titik harus dalam volume
yang sama.Masukkan masing-masing sampel pada setiap titik pada
botol penampung dengan memperhatikan parameter yang akan
diperiksa.
E. Reagen :
1. MnCl2 atau MnSO4
2. Alkali iodida azida (NaOH+KI)
3. HNO3
4. Pb asetat atau Zn asetat
5. NaOH
6. Touluen/kloroform
F. Bahan : Air sungai
G. Alat : Jerigen, botol DO/stop erlenmeyer, botol sampel, pipet volume 2,0&
5,0ml, spinball, pH meter, tubidimeter, konduktimeter, termometer
H. Cara Kerja :
1. Sungai dengan debit kurang dari 5m3/detik sampel diambil pada
posisiditengah sungai pada kedalaman 0,5 x kedalaman sungai
2. Dimasukkan botol penampung kedalam sungai, alat dibilas 3 kali
dengan mengambil sesuai keperluan dan masing-masing
pengambilan sampel pada beberapa titik harus dalam volume
yang sama
3. Jerigen diisi sampel dan digunakan untuk stok
4. Pemeriksaan DO dan BOD ditampung dalam botol DO/stop
erlenmeyer sampai penuh dan jangan ada gelembung udara +
MnCl2/MnSO4 2,0 ml + Alkali iodida azida (NaOH+KI) 2,0 ml
5. Pemeriksaan analisa logam ditampung dalam botol + HNO3
sampai pH < 2
6. Pemeriksaan sulfida + Pb asetat atau Zn asetat 5,0 ml
7. Pemeriksaan sianida + NaOH sampai pH > 10
8. Pemeriksaan NO2 + touluen/kloroform 2,0 ml
9. Masing-masing botol penampung ditutup rapat agar tidak tumpah
dan diberi label berisi nomor sampel, nama petugas pengambil
sampel, tanggal dan jam pengambilan, tempat pengambilan dan
jenis pengawet yang digunakan
10. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan lapangan meliputi derajat
keasaman, kekeruhan, daya hantar listrik dan suhu
11. Sampel dikirim sesegera mungkin ke laboratorium
FISIKA AIR
A. Pemeriksaan : Fisika Air
B. Tujuan :Untuk mengetahui sifat fisika dari air yang hendak diperiksa
C. Metode : Organoleptik
D. Prinsip :
1. Warna
Pemeriksaan warna dilakukan dengan melihat warna yang ada
pada sampel menggunakan alat indera secara visual
2. Bau
Bau terjadi akibat adanya dekomposisi bahan organik demikian
jugasenyawa tertentu sehingga menyebabkan bau di dalam air
3. Rasa
Rasa terjadi akibat adanya dekomposisi bahan organik demikian
jugasenyawa tertentu sehingga menyebabkan rasa di dalam air
4. Suhu
Air raksa atau alkohol yang digunakan sebagai bahan pengisi
termometer akan memuai atau menyusut sesuai dengan panas air
yang diperiksa,sehingga suhu air dapat dibaca pada skala
termometer dalam derajat celsius
5. Kekeruhan
Kekeruhan di dalam air disebabkan oleh zat-zat tersuspensi dalam
bentuklumpur kasar, lumpur halus dan koloid yang kemudian
dilaporkan derajatkekeruhan yang terlihat
6. pH
Perubahan warna terjadi pada kertas indikator bila berada dalam
suasana keasaman tertentu
E. Reagen : 1. H2SO4
2. NaOH
F. Bahan : Air sungai
G. Alat : Lampu neon, beker glass, kertas pH, termometer, spektrofotometer
H. Cara Kerja :
1. Dituang sampel air kedalam beker glass lalu diamati warna air di
depan lampu neon, jika sampel sangat keruh bisa disaring terlebih
dahulu
2. Dikibaskan tangan diatas permukaan air lalu disimpulkan bau yang
tercium
3. Dimasukkan kertas pH kedalam air lalu dibandingkan warna yang
dihasilkan dengan standar warna tuliskan masing-masing pH
setelah dengan penambahan H2SO4 dan NaOH
4. Dimasukkan termometer kedalam air lalu dicatat suhu yang terlihat
5. Dilihat kekeruhan air lalu dimasukkan kedalam kuvet
spektrofotometer lalu dibaca absorban sampel terhadap standar dan
untuk melihat kekeruhan air
I. Interpretasi Hasil :
1. Bau : Bau dilaporkan sebagai tidak berbau, berbau busuk, berbau
bahankimia, dsb
2. Warna : Warna dinyatakan dengan tidak berwarna, kuning, coklat,
hitam, merah, dsb
3. pH : pH urin disesuaikan dengan standar warna pada indikator pH
4. Suhu : Suhu disesuaikan dengan skala derajat celcius pada
termometer
5. Kekeruhan : Kekeruhan dinyatakan dengan jernih, agak keruh,
agak keruhdan sangat keruh
Kekeruhan dihitung dengan rumus :
Absorban sampel x Konsentrasi sampel = ...... ppm
Absorban standar
TOTAL DISSOLVE SOLID (TDS)
&
TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS)
A. Pendahuluan
Total Padatan Terlarut (Total Dissolve Solid) yaitu bahan-bahan terlarut dalam air
yang tidak tersaring dengan kertas saring millipore dengan ukuran pori 0,45 μm. Padatan
ini terdiri dari senyawa-senyawa anorganik dan organik yang terlarut dalam air, mineral
dan garam-garamnya. Penyebab utama terjadinya TDS adalah bahan anorganik berupa
ion-ion yang umum dijumpai di perairan. Sebagai contoh air buangan sering mengandung
molekul sabun, deterjen dan surfaktan yang larut air, misalnya pada air buangan rumah
tangga dan industri pencucian.
Zat padat tersuspensi (Total Suspended Solid) adalah semua zat padat (pasir, lumpur,
dan tanah liat) atau partikel-partikel yang tersuspensi dalam air dan dapat berupa
komponen hidup (biotik) seperti fitoplankton, zooplankton, bakteri, fungi, ataupun
komponen mati (abiotik) seperti detritus dan partikel-partikel anorganik. Zat padat
tersuspensi merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia yang heterogen, dan
berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling awal dan dapat menghalangi
kemampuan produksi zat organik di suatu perairan.
B.Penetapan Kadar TDS & TSS
A. Pemeriksaan : Penetapan Kadar TDS (Total Dissolved Solid) & TSS (Total
Suspense
Solid)
B. Tujuan :Untuk mengetahui kadar TSS dan TSS di dalam air
C. Metode : Gravimetri
D. Prinsip : 1. TDS
Sampel yang sudah disaring dengan kertas saring dengan diameter
0,45 mm, filtrat dipanaskan sampai kering dengan suhu 1050C
kemudian dihitung secara gravimetri
2. TSS
Sampel yang sudah disaring dengan kertas saring dengan diameter
0,45mm, residu yang tertahan dipanaskan kemudian dihitung
secaragravimetri
E. Reagen : -
F. Bahan : Air sungai
G. Alat : Oven, cawan porselen, kertas whatman, neraca analitik, erlenmeyer,
corong kaca, pipet volum 25,0 & 50,0 ml
H. Cara Kerja : a. TDS
1. Ditimbang bobot cawan porselen yang bersih dan kering
2. Dipipet 25,0 ml sampel disaring kedalam erlenmeyer
3. Filtrat dipindahkan kedalam cawan poselen yang sudah
diketahuibobotnya
4. Dipanaskan diatas waterbath hingga hampir kering, dinginkan
5. Bobot cawan porselen ditimbang kembali
b. TSS
1. Ditimbang bobot kertas saring yang bersih dan kering
2. Dipipet 50,0 ml sampel disaring kedalam erlenmeyer
3. Residu dalam kertas saring dikeringkan di dalam oven 1030C,
dinginkan
4. Bobot kertas saring ditimbang kembali
I. Perhitungan : TDS = Bobot cawan setelah di oven – Bobot cawan kosong x 1000
Volume sampel
= …... mg/L
TSS = (Bobot kertas+residu) – Bobot kertas kosong x 1000
Volume sampel
= …... mg/L
KEASAMAN JUMLAH (ACIDITAS)
A. Pendahuluan
Keasaman jumlah atau aciditas adalah banyaknya basa yang diperlukan untuk
menetralkan zat asam didalam 1 liter sampel. Biasanya disebabkan adanya mineral, asam
humus dan CO2. Sifat asam dalam air adalah penyebab sifat korosif dari air itu. Untuk
pengolahan air alam dilakukan titrasi kebasaan total untuk perhitungan dosis kimia yang
diperlukan dalam pengolahan diatas. Secara normal air permukaan mengandung CO2
kurang dari 10 mg/L, sedang air tanah bisa berlebih.
B. Penetapan Kadar Keasaman Jumlah (Aciditas)
A. Pemeriksaan : Penetapan Kadar Keasaman Jumlah (Aciditas)
B. Tujuan :Untuk mengetahui kadar keasaman jumlah di dalam air
C. Metode : Alkalimetri
D. Prinsip :Alkalinitas air dikerjakan dengan cara titrasi menggunakan larutan
NaOH0,1 N sebagai standar. Indikator yang digunakan adalah
Phenolphtalien 1%dalam alkohol 70%
E. Reaksi : a. H+ + OH
- → H2O
pp
CO2 + OH- → HCO3
-
mo
b. HCO3- + H
+ → H20 + CO2
(sampel bersifat asam)
F. Reagen :
1. NaOH 0,1 N
2. Indikator PP 1%
3. H2C2O4 0,1 N
G. Bahan : Air
H. Alat : Buret, erlenmeyer, pipet volum 10,0 & 50,0 ml, corong, statif, klem,
spinball, pipet tetes
I. Cara Kerja :
1. Disiapkan labu erlenmeyer 250 ml yang bersih
2. Dimasukkan 50,0 ml sampel air yang diperiksa kedalam
Erlenmeyer
3. Ditambahkan 2-3 tetes indikator PP 1%
4. Dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N sampai timbul warna merah
muda
J. Perhitungan : a. Keasaman Jumlah sebagai CO2
Kadar =1000x (V.N) NaOH x BE CO2 ( 44 ) = ….. ppm CO2
Volume sp 1
b. CO2 Agresif
Untuk menghitung kadar CO2 agresif (cara grafik), maka harus
diketahui terlebih dahulu mg CO2/L dan mg HCO3-/L, kemudian
dibaca (diplot terhadap grafik Marmer)
KEBASAAN JUMLAH (ALKALINITAS)
A. Pendahuluan
Kebasaan jumlah atau alkalinitas adalah banyaknya asam yang diperlukan untuk
menetralkan zat basa didalam 1 liter sampel.
1. Alkalinitas dalam air disebabkan oleh ion-ion CO32-
, HCO3-
, OH-, BO3
3-, PO4
3-,
SiO4,dsb
2. Air irigasi tidak boleh mengandung alkalinitas yang tinggi
3. Air ledeng bila alkalinitas tinggi, air menjadi agresif dan terjadi karat. Bila alkalinitas
lebih sedikit, dapat menyebabkan kerak CaCO3
4. Air buangan bila alkalinitas tinggi menunjukkan adanya garam dari asam lemah seperti
asetat, propianat, amoniak dan SO3=
B. Penetapan Kadar Kebasaan Jumlah
A. Pemeriksaan : Penetapan Kadar Kebasaan Jumlah (Alkalinitas)
B. Tujuan :Untuk mengetahui kadar kebasaan jumlah di dalam air
C. Metode : Acidimetri
D. Prinsip :Alkalinitas air dikerjakan dengan cara titrasi menggunakan larutan
HCl 0,1N sebagai standar. Indikator yang digunakan adalah Methyl
Orange 1%dalam air
E. Reaksi :a. OH- + H
+ → H2O
pp
CO3=
+ H+
→ HCO3-
mo
b. HCO3- + H
+ → H2O + CO2
(sampel bersifat basa)
F. Reagen :
1. HCl 0,1 N
2. Indikator MO 1%
3. Na2B4O7 0,1 N
G. Bahan : Air
H. Alat : Buret, erlenmeyer, pipet volum 10& 50 ml, corong, statif, klem,
Spinball
I. Cara Kerja :
1. Disiapkan labu erlenmeyer 250 ml yang bersih
2. Dimasukkan 50,0 ml sampel air yang diperiksa kedalam
erlenmeyer
3. Ditambahkan 2-3 tetes indikator MO 1%
4. Dititrasi dengan larutan HCl 0,1 N sampai timbul warna orange
J. Perhitungan : a. Kebasaan Jumlah sebagai HCO3-
Kadar = 1000 x (V.N) HCl x BE HCO3-( 61 ) = …... ppm HCO3
-
Volume sp 1