pendidikan geografi universitas negeri padang bahan ajar ...€¦ · para perencana dan pengambilan...

42
Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang Bahan Ajar Geografi Kelas X/1 Bab 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan Page 1 BAHAN AJAR DASAR-DASAR PEMETAAN, PENGINDERAAN JAUH, DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) A. Identitas Sekolah Satuan Pendidikan : SMA Negeri Mata Pelajaran : Geografi Kelas/Semester : X / 1 Tahun Pelajaran : 2017/2018 Materi Pokok : Dasar-Dasar Pemetaan, Penginderaan Jauh, Dan Sistem Informasi Geografis (SIG) Alokasi Waktu : 12x45menit (4 PT) B. Kompetensi Inti : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. C. Kompetensi Dasar dan Indikator Kompetensi Dasar Dari KI-3 Kompetensi Dasar Dari KI-4 3.2. Memahami dasar-dasar pemetaan, penginderaan jauh, dan sistem informasi geografis (SIG) 4.2. Membuat peta tematik wiayah peta provinsi dan / atau salah satu pulau di indonesia berdasarkan peta rupa bumi Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) Indikator Pencapaian Kompetensi

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. 2. Unsur – unsur Peta Gambar

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Bahan Ajar Geografi Kelas X/1 Bab 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan Page 1

BAHAN AJAR

DASAR-DASAR PEMETAAN, PENGINDERAAN JAUH, DAN SISTEM

INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)

A. Identitas Sekolah

Satuan Pendidikan : SMA Negeri

Mata Pelajaran : Geografi

Kelas/Semester : X / 1

Tahun Pelajaran : 2017/2018

Materi Pokok : Dasar-Dasar Pemetaan, Penginderaan Jauh,

Dan Sistem Informasi Geografis (SIG)

Alokasi Waktu : 12x45menit (4 PT)

B. Kompetensi Inti :

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun,

ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan

pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural

dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

C. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Dari KI-3 Kompetensi Dasar Dari KI-4

3.2. Memahami dasar-dasar pemetaan,

penginderaan jauh, dan sistem informasi

geografis (SIG)

4.2. Membuat peta tematik wiayah

peta provinsi dan / atau salah satu

pulau di indonesia berdasarkan

peta rupa bumi

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) Indikator Pencapaian Kompetensi

Page 2: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. 2. Unsur – unsur Peta Gambar

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Bahan Ajar Geografi Kelas X/1 Bab 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan Page 2

(IPK)

3.2.1 Menjelaskan konsep dasar peta (pengertian,

unsur-unsur peta)

3.2.2 Menjelaskan jenis-jenis peta berdasarkan

isi dan skala

3.2.3 Menjelaskan penggunaan peta

3.2.4 Menjelaskan konsep dasar penginderaan

jauh (defenisi dan komponen)

3.2.5 Membedakan jenis citra dalam

penginderaan jauh

3.2.6 Menjelaskan aspek interpretasi citra

3.2.7 Menjelaskan konsep dasar sistem informasi

geografis (SIG)

3.2.8 Menjelaskan teori pengolahan data dalam

SIG

3.2.9 Menguraikan kelebihan dan kekurangan

SIG

4.2.1 Merancang peta tematik

wilayah provinsi dan/atau salah

satu pulau di Indonesia

berdasarkan peta rupa Bumi.

4.2.2 Membuat peta tematik wilayah

provinsi dan/atau salah satu

pulau di Indonesia berdasarkan

peta rupa bumi.

4.2.3 Menyajikan peta tematik

wilayah propinsi dan atau salah

satu pulau di indonesia

berdasarkan peta rupa bumi

D. Tujuan Pembelajaran

Melalui model pembelajaran Discovery Learning dengan menggali

informasi dari berbagai sumber belajar, penyelidikan sederhana dan mengolah

informasi, diharapkan siswa terlibat aktif selama proses belajar mengajar

berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, teliti dalam melakukan pengamatan dan

bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan,

memberi saran dan kritikserta dapat mendeskripsikan dasar-dasar pemetaan,

penginderaan jauh, dan sistem informasi geografis (SIG) serta dapat Membuat

peta tematik wiayah peta provinsi dan / atau salah satu pulau di indonesia

berdasarkan peta rupa bumi.

Page 3: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. 2. Unsur – unsur Peta Gambar

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Bahan Ajar Geografi Kelas X/1 Bab 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan Page 3

PERTEMUAN 1

Indikator Pencapaian KD :

3.2.1 Menjelaskan konsep dasar peta (pengertian, unsur-unsur peta)

3.2.2 Menjelaskan jenis-jenis peta berdasarkan isi dan skala

3.2.3 Menjelaskan penggunaan peta.

KONSEP DASAR PETA

A. MENJELASKAN KONSEP DASAR PETA ( Pengertian, Unsur-Unsur

Peta)

1. Pengertian Peta

Peta adalah gambaran konvensional dari permukaan bumi yang

diperkecil sesuai kenampakkannya dari atas. Peta umumnya digambarkan

dalam bidang datar dan dilengkapi dengan skala, orientasi, dan simbol-

simbol. Dengan kata lain, peta adalah gambaran permukaan bumi yang

diperkecil sesuai dengan skala. Supaya dapat dipahami oleh pengguna

atau pembaca, peta harus diberi tulisan dan simbol-simbol.

Menurut RM. Soetardjo Soerjonosoemarno peta merupakan suatu

lukisan dengan tinta dari seluruh atau sebagian permukaan bumi yang

diperkecil dengan perbandingan ukuran yang disebut skala. Sedangkan

Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional

(BAKOSURTANAL 2005) Peta merupakan wahana bagi penyimpanan

dan penyajian data kondisi lingkungan, merupakan sumber informasi bagi

para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan

pembangunan.

2. Unsur – unsur Peta

Gambar 1.1 : unsur-unsur peta

Page 4: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. 2. Unsur – unsur Peta Gambar

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Bahan Ajar Geografi Kelas X/1 Bab 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan Page 4

1) Judul peta : berguna untuk menggambarkan isi dan jenis peta yang

ditulis dengan huruf kapital

2) Garis astronomis : berguna untuk menentukan lokasi suatu tempat yang

terdapat pada tepi peta berbentuk angka – angka koordinat dalam satuan

derajat, menit dan detik

Contoh astronomis Indonesia 60LU – 110LS dan 950BT – 1410BT

3) Inset : menunjukan kedudukan daerah yang dipetakan terhadap daerah

sekitarnya yang berfungsi untuk menjelaskan antara wilayah pada peta

utama dengan wilayah lain di sekelilingnya. Misalnya : Peta Pulau

Sumatera sebagai peta utama, sehinga untuk melihat posisi pulau

sumatera dengan pulau-pulau lainnya di buat peta Indonesia sebagai

insetnya

Indeks : peta diperlukan untuk mengetahui lokasi daerah yang

tergambar terhadap daerah sekitarnya, khususnya peta berseri atau peta

yang bersambung, misalnya peta topografi, peta pertanahan, peta

saluran pengairan

4) Garis tepi peta : berguna untuk membantu dalam pembuatan peta agar

terlihat lebih rapi

5) Skala peta : menunjukan perbandingan jarak di peta dengn jarak

sesungguhnya

Macam – macam skala, yaitu :

a) Skala verbal adalah skala yang menunjukkan perbandingan jarak

pada peta dalam suatu kalimat langsung yang tegas. Contohnya,

pada sebuah peta dituliskan Skala 1 cm untuk 1 km. Ini berarti

bahwa setiap jarak 1 cm dalam peta setara dengan jarak 1 km pada

jarak sesungguhnya.

b) Skala angka menunjukkan perbandingan jarak pada peta dalam

perhitungan angka. Skala ini paling lazim ditemui dalam kompilasi

peta. Contohnya, pada sebuah peta dituliskan Skala 1 : 1.000.000.

Ini berarti bahwa setiap jarak 1 satuan jarak dalam peta setara

dengan jarak 1.000.000 satuan yang sama pada jarak sesungguhnya

c) Skala batang menggunakan batang garis lurus yang memiliki

beberapa ruas dengan jarak yang sama di antara ruas-ruas tersebut,

seperti halnya garis bilangan. Skala tersebut dapat pula berbentuk

grafis (gambar) yang menunjukkan jarak antar bagian.

Gambar 1.2: Skala garis

Page 5: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. 2. Unsur – unsur Peta Gambar

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Bahan Ajar Geografi Kelas X/1 Bab 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan Page 5

Cara menghitung skala

1. Perhitungan skala peta: skala =𝑗𝑝

𝑗𝑠

Kota A dan kota B berjarak 50 km, sedangkan jarak pada peta

20 cm. Berapakah skala peta?

Skala = Jarak pada peta : Jarak sebenarnya

= 20 cm : 5.000.000 cm

= 1:1250.000

2. Perhitungan skala berdasarkan garis kontur Ci =1

2.000𝑥𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎

Kota A dan kota B berjarak 50 km, sedangkan jarak pada peta

20 cm. Berapakah skala peta?

Skala = Jarak pada peta : Jarak sebenarnya

= 20 cm : 5.000.000 cm

= 1:1250.000

3. Perhitungan skala berdasarkan derajat lintang dan bunjur 1o=60

menit = 111 km

Jarak kota A ke kota B pada peta adalah 20 cm, astronomis kota

A 40030’ astronomis kota B 40040’ berapakah skla peta

tersebut?

Selisih derajat kota A – B adalah 40030’ - 40040’ = 10’

10′ +10

60𝑥111𝑘𝑚 = 18,5

1.850.000

20

= 1: 92.500

6) Sumber peta : berguna untuk mengetahui sumber data yang digunakan

dalam pembuatan peta

7) Tahun pembuatan : berguan untuk mengetahui waktu pembuatan peta

8) Orientasi peta : menunjukan arah peta

Gambar 1.3: Orientasi peta

9) Simbol peta : tanda – tanda konvesional yang digunakan untuk

mewakili benda yang sebenarnya.

Berdasarkan ciri - cirinya, simbol peta dapat diklasifikasikan menjadi

simbol titik, garis dan area.

Page 6: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. 2. Unsur – unsur Peta Gambar

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Bahan Ajar Geografi Kelas X/1 Bab 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan Page 6

1) Simbol titik pada peta terdiri atas bermacam macam ukuran dan

bentuk, ada yang berbentuk kotak, segitiga, lingkaran, dan bentuk

lainya.

Gambar 1.4: Contoh Simbol Titik

2) Simbol garis adalah simbol yang digunakan untuk menyajikan data

geografis seperti simbol sungai, batas wilayah, jalan, dsb.

Gambar 1.5: Contoh Simbol Garis

Simbol luasan (area) digunakan untuk menunjukkan kenampakan

area seperti: padang pasir, rawa, hutan.

Gambar 6: Contoh Simbol Area

Berdasarkan wujudnya simbol dibagi atas 3 yaitu:

1) Simbol viktorial: Piktorial atau gambar sering disebut sebagai simbol

yang sama dengan keadaan sesungguhnya atau yang sudah

disederhanakan .

Page 7: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. 2. Unsur – unsur Peta Gambar

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Bahan Ajar Geografi Kelas X/1 Bab 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan Page 7

Gambar 1.7: contoh symbol titik

2) Simbol geometrik: simbol-simbol dengan bentuk yang teratur,

seperti : lingkaran, bujur sangkar, segitiga, segienam dan lain

sebagainya sama halnya dengan simbol titik

3) Simbol huruf dan angka: suatu simbol yang disusun atau dibentuk

oleh huruf atau angka, biasanya digunakan untuk menyatakan

unsur tertentu yang sangat khas. Seringkali simbol ini diambilkan

dari singkatan atau huruf depan dari nama unsur yang diwakilinya

10) Warna peta: selain memperindah dan mempercantik peta, warna

dalam peta juga berfungsi mengambarkan kondisi peta seperti contoh

gambar hijau menampakan daratan biru menampakan lautan

11) Legenda : keterangan dari simbol – simbol pada peta agar mudah

dipahami

Page 8: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. 2. Unsur – unsur Peta Gambar

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Bahan Ajar Geografi Kelas X/1 Bab 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan Page 8

12) Lettering : berfungsi mempertegas arti dari simbol – simbol yang

ada.

3. Proyeksi Peta

Permukaan bumi yang melengkung jika digambarkan pada bidang

datar, maka sulit untuk melakukan perhitungan dari hasil ukuran, dan juga akan

menghasilkan kesalahan. Untuk menghindari atau memperkecil kesalahan,

dipilihlah cara menggambarkan peta dengan proyeksi. Proyeksi peta adalah

cara memindahkan permukaan bumi yang melengkung ke bidang datar.

a. Jenis – jenis proyeksi peta dibedakan atas 3 jenis yaitu:

1. Proyeksi zenital (azimutal), adalah proyeksi pada bidang proyeksi

berupa bidang datar yang menyinggung bola bumi.

Berdasarkan arah sinar, proyeksi zenital dibagi atas :

a) Proyeksi Gnomonik

Pada proyeksi ini, titik pusat seolah berada di pusat

lingkaran (digambarkan seperti sinar matahari yang bersumber di

pusat lingkaran). Menggunakan proyeksi ini lingkaran paralel

makin keluar makin mengalami pembesaran hingga wilayah

ekuator.

Gambar 1.7. Proyeksi Azimuthal gnomonik

b) Proyeksi Azimuthal Stereografik

Pada proyeksi ini seolah-olah sumber arah sinar berasal dari

arah kutub berlawanan dengan titik singgung proyeksi. Akibatnya

jarak antarlingkaran paralel semakin membesar ke arah luar.

Gambar 1.8. Proyeksi Azimuthal Stereografik

Page 9: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. 2. Unsur – unsur Peta Gambar

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Bahan Ajar Geografi Kelas X/1 Bab 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan Page 9

c) Proyeksi Azimuthal Orthografik

Pada proyeksi ini seolah-olah sumber arah sinar matahari

berasal dari titik jauh tidak terhingga. Akibatnya sinar proyeksi

sejajar dengan sumbu Bumi. Jarak antarlingkaran akan makin

mengecil apabila semakin jauh dari pusat.

Gambar 1.9. Proyeksi Azimuthal Orthografi

Berdasarkan kedudukan garis karakteristiknya (sumbu simetri) dibedakan

Atas:

a. Proyeksi zenital normal (polar): bidang proyeksinya bersinggung

langsung dengan kutub

b. Proyeksi zenital miring (oblique): bidang proyeksi menyinggung

salah satu tempat kutub dan ekuator

c. Proyeksi zenital transversal: bidang proyeksi tegak lurus dengan

ekuator

Gambar 2.0. Proyeksi Azimuthal

2. Proyeksi Silinder

Proyeksi silinder adalah keadaan ketika semua paralel berupa garis

horizontal dan semua meridian berupa garis lurus vertikal. Proyeksi ini paling

tepat untuk menggambarkan daerah ekuator sebab di arah kutub terjadi

pemajangan garis (pemekaran). Keuntungan proyeksi silinder adalah tempat-

tempat yang paralelnya sama terletak pada satu garis lurus. Paralel dan

meridian dapat dihapus dan hanya diberi angka pada tepi bingkai gambar hasil

proyeksi.

Page 10: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. 2. Unsur – unsur Peta Gambar

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Bahan Ajar Geografi Kelas X/1 Bab 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan Page 10

3. Proyeksi Kerucut

Proyeksi kerucut diperoleh dengan memproyeksikan bola bumi pada

kerucut yang menyinggung bola bumi. Bidang kerucut ini kemudian dibuka

sehingga bentangannya ditentukan oleh sudut puncaknya. Proyeksi ini paling

tepat untuk menggambar daerah-daerah di lintang 450.

Secara garis besar, proyeksi ini dibedakan menjadi tiga, yaitu:

a. Proyeksi Kerucut Normal atau Standar: Proyeksi ini menggunakan

kerucut dengan garis singgung dengan bola Bumi terletak pada

suatu paralel (paralel standar).

b. Proyeksi Kerucut Transversal: Pada proyeksi ini sumbu kerucut

berada tegak lurus terhadap sumbu Bumi.

c. Proyeksi Kerucut Oblique (Miring)

Pada proyeksi ini sumbu kerucut membentuk garis miring terhadap

sumbu Bumi.

Gambar 2.1. Proyeksi Kerucut

Ketiga proyeksi berdasarkan bidang ini (azimuthal, kerucut dan

silinder) termasuk kelompok proyeksi murni yang penggunaan dalam

kehidupan sehari-hari sangat terbatas karena dirasa sulit. Selanjutnya,

proyeksi berdasarkan bidang ini mengalami modifikasi hingga muncul

proyeksi gubahan

4. Syarat dalam pembuatan peta

Dalam pembuatan peta diperlukan proyeksi peta agar permukaan bumi

yang melengkung dapat digambarkan pada bidang datar. Untuk mendapatkan

hasil maksimal pembuat peta harus mempertimbangkan kategori jenis proyeksi

yang digunakan. Agar distorsi yang terjadi tidak begitu besar. Proyeksi peta harus

memenuhi persyaratan yaitu:

1. Conform : bentuk bidang daerah, pulau dan benua digambarkan pada peta

harus sesuai dengan bentuk aslinya

2. Equivalent : daerah yang digambarkan harus sesuai dengan luasnya

dengan aslinya

3. Equidistant : jarak yang dipetakan harus sama perbandingannya dengan

jarak sesungguhnya.

Page 11: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. 2. Unsur – unsur Peta Gambar

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Bahan Ajar Geografi Kelas X/1 Bab 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan Page 11

B. Jenis-Jenis Peta Berdasarkan Isi dan Skala

1. Jenis-Jenis Peta dan Penggunaanya

a. Jenis peta berdasar skala

Berdasarkan skalanya, peta diklasifikasikan:

1) Peta kadester, berskala 1:100 – 1:5000 dipakai untuk membuat peta

dalam sertifikat pembuatan tanah

2) Peta skala besar : berskala 1:5000 – 1:250000 dipakai untuk

menggambarkan wilayah yang relatif sempit seperti peta kabupaten

3) Peta skala sedang : berskala 1: 250.000 – 1: 500000 digunakan untuk

menggambarkan wilayah yang agak luas seperti peta provinsi

4) Peta skala kecil : berskala 1:500000 – 1: 1000000 digunakan untuk

menggambarkan daerah yang cukup luas seperti Indonesia

5) Peta skala geografis berskala lebih besar dari 1:1000.0000

b. Jenis peta berdasarkan isi

1) Peta umum/peta ikhtisar : peta yang menggambarkan segala

sesuatu yang ada dalam suatu wilayah seperti sungai, danau, jalan

Peta umum dibedakan menjadi dua yaitu :

a) Peta Topografi : peta yang menggambarkan bentuk permukaan

bumi

Contoh peta yang digolongkan sebagai peta topografi:

Peta planimetrik, peta yang menyajikan beberapa jenis

unsur permukaan bumi tanpa penyajian informasi

ketinggian.

Peta kadaster/pendaftaran tanah, peta yang menyajikan

data mengenai kepemilikan tanah, ukuran, dan bentuk

lahan serta beberapa informasi lainnya.

Peta bathimetrik, peta yang menyajikan informasi

kedalaman dan bentuk dasar laut.

b) Peta Chorografi : peta yang menggambarkan seluruh atau

sebagian kenampakan permukaan bumi

Gambar 2.2. Peta topografi

Page 12: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. 2. Unsur – unsur Peta Gambar

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Bahan Ajar Geografi Kelas X/1 Bab 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan Page 12

a. Mencari kontur pada titik tertentu

rumus: 𝑑1

𝑑2 𝑋 Ci 𝑋 𝑡𝑐

keterangan : d1 = jarak B – C pada peta

d2 = jarak A – C pada peta

Ci = kontur interval/beda tinggi

Tc = angka kontur

b. Mencari beda tinggi dalam satuan persen (%)

kemiringan lereng =𝑏𝑒𝑑𝑎 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖

𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 𝑥 100 %

2) Peta Khusus/ Tematik : peta yang menggambarkan kenampakan –

kenampakan tertentu seperti peta kepadatan penduduk, peta transportasi, peta

tanah dll

Contoh peta yang digolongkan sebagai peta tematik:

Peta diagram, pada peta ini subyek tematik disajikan dalam bentuk

diagram yang proporsional.

Peta distribusi, pada peta ini menggunakan simbol titik untuk

menyajikan suatu informasi yang spesifik dan memiliki kuantitas yang

pasti.

Peta isoline, pada peta ini menyajikan harga numerik untuk distribusi

yang kontinu dalam bentuk garis yang terhubung pada suatu nilai yang

sama.

Gambar 2.3. Peta rencana sistem transportasi kota padang

c. Jenis peta berdasarkan bentuknya yaitu:

1) Peta timbul, peta jenis ini menggambarkan bentuk permukaan bumi

yang sebenarnya, misalnya peta relief.

2) Peta datar (peta biasa), peta umumnya yang dibuat pada bidang datar,

misalnya kertas, kain atau kanvas.

3) Peta digital, peta digital adalah peta yang datanya terdapat pada suatu

pita magnetik atau disket, sedangkan pengolahan dan penyajian datanya

menggunakan komputer. Peta digital dapat ditayangkan melalui

Page 13: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. 2. Unsur – unsur Peta Gambar

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Bahan Ajar Geografi Kelas X/1 Bab 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan Page 13

monitor komputer atau layar televisi. Peta digital ini hadir seiring

perkembangan teknologi komputer dan perlatan digital lainnya.

d. Jenis peta berdasarkan sumber data

1) Peta Induk (Basic Map)

Peta induk yaitu peta yang dihasilkan dari survei langsung di lapangan.

Peta induk ini dapat digunakan sebagai dasar untuk pembuatan peta

topografi, sehingga dapat dikatakan pula sebagai peta dasar (basic

map). Peta dasar inilah yang dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan

peta-peta lainnya.

2) Peta Turunan (Derived Map)

Peta turunan yaitu peta yang dibuat berdasarkan pada acuan peta yang

sudah ada, sehingga tidak memerlukan survei langsung ke lapangan.

Peta turunan ini tidak bisa digunakan sebagai peta dasar.

C. Penggunaan Peta

Fungsi dan tujuan pembuatan peta adalah:

1. Menunjukkan posisi atau lokasi relatif suatu tempat di permukaan bumi

2. Memperlihatkan ukuran, luas daerah, dan jarak di permukaan bumi

3. Memperlihatkan atau menggambarkan bentuk-bentuk pada permukaan

bumi (misalnya bentuk benua, negara, atau gunung)

4. Menyajikan data tentang potensi suatu daerah

5. Mengomunikasikan informasi keruangan

6. Menyimpan informasi keruangan

7. Membantu pekerjaan teknis, misalnya konstruksi jalan, navigasi, atau

perencanaan

8. Membantu pembuatan desain, misalnya desain jalan dan bahan analisis

spasial.

Page 14: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. 2. Unsur – unsur Peta Gambar

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Bahan Ajar Geografi Kelas X/1 Bab 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan Page 14

PERTEMUAN II

Indikator Pencapaian KD :

3.2.4 Menjelaskan konsep dasar penginderaan jauh (defenisi dan komponen)

3.2.5 Membedakan jenis citra dalam penginderaan jauh

KONSEP DASAR PENGINDERAAN JAUH

A. MENJELASKAN KONSEP DASAR PENGINDERAAN JAUH

1. Pengertian Penginderaan Jauh dari beberapa tokoh

Ada beberapa istilah yang sering digunakan untuk penginderaan jauh,

diantaranya remote sensing (Inggris), teledection (Prancis), furnekundung

(Jerman), distantsionaya (Rusia), dan sensoriamento remota (Portugis)

Gambar 2.4: Penginderaan jauh dengan menggunakan satelit dan pesawat

Berikut ini beberapa defenisi dari penginderaan jauh yang

dikemukakan oleh para ahli:

1) Pengideraan jauh ( remote sensing) adalah ilmu dan seni untuk

memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah atau fenomena

dengan jalan analisis data yang diperoleh melalui alat perekam

(sensor) yang menggunakan gelombang elektromagnetik sebagai

media perantaranya tanpa menyentuh objek tersebut (Lillesand dan

Kiefer, 1979)

2) Penginderaan Jauh merupakan upaya untuk memperoleh,

menemutunjukkan (mengidentifikasi) dan menganalisis objek dengan

sensor pada posisi pengamatandaerah kajian (Avery, 1985).

3) Penginderaan jauh merupakan teknik yang dikembangkan untuk

memperoleh dan menganalisis informasi tentang bumi. Informasi itu

berbentuk radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan

dari permukaan bumi (Lindgren, 1985).

Page 15: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. 2. Unsur – unsur Peta Gambar

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Bahan Ajar Geografi Kelas X/1 Bab 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan Page 15

Dari beberapa defenisi diatas, maka dapat kita simpulkan bahwa

Penginderaan jauh adalah suatu teknik dan seni untuk memperoleh

informasi objek dari jarak jauh tanpa kontak langsung dengan objek, gejala

atau daerah yang akan dikaji dengan menggunakan sensor.

2. Sistem Pengindraan Jauh

a. Sumber Tenaga

Penginderaan jauh harus memiliki sumber tenaga, baik secara alami

maupun buatan. Tenaga ini mengenai objek dipermukaan bumi, kemudian

dipantulkan ke sensor.

a) Tenaga Aktif (Dengan Flash / cahaya buatan)

Yang dimaksud dengan sumber tenaga aktif adalah sumber tenaga yang

berasal dari radar yang aktif pada saat pengambilan objek. Biasanya

wujud dari cahaya ini adalah berbentuk kilatan yang cepat dan

berbentuk gelombang elektromaknetik.

b) Tenaga Pasif (Matahari)

Tenaga pasif ini bersumber dari sinar matahari yang masuk

kepermukaan bumi. Jumlah tenaga matahari yang mencapai bumi

dipengarui oleh waktu, lokasi dan kondisi cuaca. Jumlah tenaga yang

diterima siang hari lebih banyak dibandingkan dengan pagi atau sore

hari.

Gambar 2.5: Diagram kerja sensor sistem aktif

b. Atmosfer

Energi yang masuk ke permukaan bumi tidak seluruhnya

sampai,tapi hanya sebagian kecil masuk ke permukaan bumi. Energi

tersebut dihambat oleh atmosfer melalui serapan, dipantulkan dan

diteruskan. Tidak semua spektrumgelombang elektromagnetik dapat

sampai di permukaan bumi, karena dalam atmosferada proses

pembauran dan penyerapan. Penyerapan dilakukan oleh molekul

atmosfer,sedangkan spektrum gelombang elektromagnetik yang dapat

mencapai bumi disebutdengan jendela atmosfer.

Page 16: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. 2. Unsur – unsur Peta Gambar

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Bahan Ajar Geografi Kelas X/1 Bab 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan Page 16

c. Interaksi Antar Tenaga dan Objek

Dalam perekaman objek diperlukan wahana, tenaga alami, atau

buatan, objek yang direkam, alat sensor, dan deteksi (detector). Tenaga

yang memancar ke permukaan bumi (objek) akan memantul

dandirekam oleh alat (sensor). Pada sensor terdapat alat untuk

mendeteksi (detector), di mana detector yang ada pada alat dipasang

pada wahana (seperti balon udara, pesawat, dan satelit). Tiap objek

mempunyai karakteristik tertentu dalam memancarkan atau

memantulkan tenaga ke sensor. Pada dasarnya, pengenalan objek

dilakukan dengan menyidik karakter spektral objek yang tergambar

pada citra. Objek yang banyak memantulkan atau memancarkan tenaga

tampak cerah dalam citra, sedangkan objek pantulan atau pancarannya

sedikit akan tampak gelap. Namun, dalam kenyataannya tidak

sesederhana itu. Ada objek yang berlainan, tetapi mempunyai

karakteristik spektral sama atau serupa sehingga menyulitkan

pembedaan dan pengenalannya pada citra. Hal itu dapat diatasi dengan

menyidik karakteristik lain, seperti ukuran, dan pola.

d. Wahana dan Sensor

a) Wahana

Adalah kendaraan yang berfungsi untuk meletakkan sensor saat

dilakukan proses perekaman. Merekam objek permukaan bumi bisa

dilakukandi angkasa maupun di luar angkasa. Wahana yang

digunakandi penginderaan jauh di antaranya balon udara,

pesawatterbang, pesawat ulang-alik, dan satelit. Setiap jenis

kendaraanmemiliki kerincian objek yang berbeda. Pesawat

terbangmemiliki kerincian objek yang dapat terus ditingkatkan

karenapesawat dapat terbang pada ketinggian yang

berbeda,sedangkan satelit memiliki kerincian objek yang

bergantung pada pixel karena ketinggian wahana satelit sudah

ditentukan.

Wahana di angkasa dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok,

yaitu:

1. Pesawat terbang rendah sampai medium (Low to medium

altitude aircraft), dengan ketinggian antara 1000 meter sampai

9000 meter dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan ialah

citra foto (foto udara).

2. Pesawat terbang tinggi (high altitude aircraft), dengan

ketinggian sekitar 18.000 meter dari permukaan bumi. Citra

yang dihasilkan yaitu foto udara dan multispectral scanners

data.

Page 17: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. 2. Unsur – unsur Peta Gambar

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Bahan Ajar Geografi Kelas X/1 Bab 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan Page 17

3. Satelit, dengan ketinggian antara 400 km sampai 900 km dari

permukaan bumi. Citra yang dihasilkan ialah citra satelit.

Gambar 2.6: Wahana penginderaan jauh

beradasrkan ketinggian

b) Sensor

1. Fotografik

Sensor yang digunakan sistem fotografik adalah kamera.

Cara kerja sensor ini berdasarkan pantulan tenaga dari objek.

Sedangkan detektornya adalah film sehingga sensor fotografik

menghasilkan foto. Sensor fotografik yang dipasang pada

pesawat udara menghasilkan citra yang disebut foto udara,

sedangkan sensor fotografik yang dipasang di satelit sering

disebut citra satelit.

2. Non fotografik

Sensor elektromaknetik / elektronik ini digunakan pada

sistem penginderaan jauh nonfotografik karena proses

perekaman objek tidak berdasarkan pembakaran, tetapi

berdasarkan sinyal elektronik yang dipantulkan atau

dipancarkan dan direkam oleh detektor. Detektor untuk sensor

ini adalah pita magnetik dan proses perekamannya didasarkan

pada energi yang dipantulkan atau dipancarkan. Sensor

elektronik yang direkam pada pita magnetik selanjutnya

diproses menjadi data visual (citra) dan data digital dengan

menggunakan computer

Page 18: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. 2. Unsur – unsur Peta Gambar

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Bahan Ajar Geografi Kelas X/1 Bab 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan Page 18

Gambar 2.7: sensor pada satelit

e. Perolehan data

1. Perolehan data manual

Data manual, didapatkan melalui kegiatan interpretasi citra. Guna

melakukan interpretasi citra secara manual diperlukan alat bantu

bernama Stereoskop. Stereoskop dapat digunakan untuk melihat objek

dalam bentuk tiga dimensi

2. Perolehan data digital atau numerik

Data numerik (digital), diperoleh melalui penggunaan software khusus

penginderaan jauh yang diterapkan pada Foto udara biasanya

diinterpretasi secara manual.

f. Pengguna data

Pengguna data adalah orang atau lembaga yang memakai

datapenginderaan jauh. Data penginderaan jauh dapat dimanfaatkan

dalamberbagai bidang. Data penginderaan jauh yang memiliki kerincian

dan keandalan sangat dibutuhkan oleh pengguna data.

Page 19: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. 2. Unsur – unsur Peta Gambar

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Bahan Ajar Geografi Kelas X/1 Bab 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan Page 19

Dari beberapa komponen

penginderaan jauh yang

telah diterangkan diatas,

jika dianalisis pola sistem

kerjanya adalah seperti

gambar disamping.

Gambar 2.8 : Pola Sistem Kerja

2. Perbandingan Peta dengan Pengindraan Jauh.

Kemajuan teknologi dewasa ini berpengaruh besar dalam perpetaan.

Banyak. modul-modul permukaan bumi yang mirip sekali dengan peta yang

dihasilkan dari perekaman jarak jauh yang dikenal dengan citra penginderaan

jauh. Citra penginderaan jauh, antara lain foto udara, citra Landsat, citra

SPOT, citra Radar dan citra IKANOS.

Walaupun citra penginderaan jauh mirip dengan peta, namun pada

dasarnya ada beberapa perbedaan penting yaitu :

Peta

Citra Pengindraan Jauh

1. Penyajian peta yang selektif

a. Kenampakan penting yang dipilih

akan ditonjolkan

secara jelas, sesuai dengan tujuan

pemetaannya.

b. Informasi yang diperlukan telah

disadap oleh

pembuat peta, misalnya peta

geologi, peta jaringan jalan.

c. Pengguna peta harus memiliki

ketrampilan dalam

membaca peta

1. Penyajian citra penginderaan jauh

tidak selektif

(unselective). Apa saja yang dapat

direkam oleh sensor akan terlihat atau

tampak, ketidakselektifan ini

membawa beberapa konsekuensi,

antara lain:

a. Kenampakan-kenampakan

penting sulit dilihat.

b. Mungkin menonjol pada

kenampakan yang tidak

diperlukan bagi suatu penelitian,

contoh vegetasi yang tampak

menonjol bagi kepentingan

geologi atau lainnya.

c. Pengguna harus mempunyai

ketrampilan dalam hal menyadap

Page 20: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. 2. Unsur – unsur Peta Gambar

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Bahan Ajar Geografi Kelas X/1 Bab 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan Page 20

2. Peta merupakan hasil dari proses

generalisasi. Proses ini merupakan

hal yang fundamental dalam

Kartografi, misalnya pada skala 1 :

50.000, terdapat kenampakkan lebar

jalan 5 m. Apabila kenampakkan

jalan tersebut dianggap penting maka

tetap akan digambarkan dengan

pembesaran (exageration).

3. Peta secara planimetrik mempunyai

ketelitian tinggi, karena sifat

proyeksinya yang ortogonal.

Ortogonal artinya skala di berbagai

bagian pada peta tetap sama,

terutama pada skala besar. Sistem

proyeksi peta yang digunakan

mempunyai karakteristik yang sudah

diketahui terutama kesalahan

(distorsi) skalanya dan

faktor kesalahan bentuk.

4. Meskipun telah dilakukan

pengelompokkan data atau

penggunaan simbol tertentu yang

dapat membedakan obyek yang satu

dengan obyek lain, masing-masing

obyek masih dapat dibedakan

warnanya sesuai dengan keinginan

pembuat petai.

informasi yang diperlukan.

2. Citra penginderaan jauh

merupakan gambar kenampakan yang

tidak tergeneralisasi (not

generalised).

Misalnya pada skala 1 : 50.000, jalan

dengan lebar 10 m digambarkan

dengan ukuran 0,2 mm. Sekalipun

ukurannya sangat kecil, kenampakan

jalan tersebut masih terlihat pada

citra penginderaan jauh. Pada peta

skala 1 : 50.000, kenampakan jalan

dengan lebar 10 m seharusnya

berukuran 0,2 mm. Apabila jalan

tersebut merupakan kenampakkan

yang penting maka kenampakan jalan

akan tetap ditonjolkan. Misalnya

digambarkan dengan ukuran 1 mm.

3. Citra penginderaan jauh

mengandung ketidaktelitian dalam

hal ukuran planimetriknya, terutama

foto udara yang mempunyai proyeksi

sentral. Walaupun hal ini tidak

mengganggu interoretasi, namun

dalam memplotkan hasil interpretasi

pada peta akan mengalami kesulitan.

Hal ini karena skalas di berbagai

bagian tidak sama. Teknik-teknik

memindahkan hasil interpretasi ke

dalam peta memerlukan alat yang

mahal, seperti rectifier, zoom

transfercope, camera, stereo, plotter

analytical. Analog, dan optical

photograph.

4. Warna (tone) dikandung dalam

citra penginderaan jauh tergantung

pada jenis spektral dan keadaan

masing-masing obyek. Adakalanya

refleksi rumah dan jalan yang

ditangkap sensor menghasilkan rona

Page 21: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. 2. Unsur – unsur Peta Gambar

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Bahan Ajar Geografi Kelas X/1 Bab 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan Page 21

yang sama, walaupun dapat

dibedakan bentuknya. Untuk itu,

perlu dilakukan pengujian kebenaran

interpretasinya

B. Membedakan jenis citra dalam Penginderaan jauh

1. Jenis Citra dalam Penginderaan Jauh

a. Pengertian Citra

Citra dapat diartikan sebagai gambaran yang tampak dari suatu

objek yang sedang diamati, sebagai hasil liputan atau rekaman suatu alat

pemantau dapat berupa perekaman satelit maupun pemotretan udara.

Citra sebagai keluaran dari suatu sistem perekaman data dapat bersifat :

1) Optik, berupa foto

2) Analog, berupa sinyal video seperti gambar pada monitor

televisi

3) Digital, yang dapat langsung disimpan pada media

penyimpan magnetik

Citra dapat diartikan sebagai gambaran yang tampak dari suatu

objek yang sedang diamati, sebagai hasil liputan atau rekaman suatu alat

pemantau dapat berupa perekaman satelit maupun pemotretan udara.

Citra sebagai keluaran dari suatu sistem perekaman data dapat bersifat :

1) Optik, berupa foto

2) Analog, berupa sinyal video seperti gambar pada monitor

televisi

3) Digital, yang dapat langsung disimpan pada media

penyimpan magnetic

b. Jenis Citra

Dalam penginderaan jauh didapat masukan data atau hasil

observasi yang disebut citra. Hasil proses rekaman data penginderaan

jauh tersebut berupa data citra dan data non citra untuk dianalisis dengan

cara manual. Data citra berupa gambaran mirip aslinya, sedangkan data

non citra berupa garis atau grafik. Citra dapat dibedakan atas citra foto

(photographic image) atau foto udara dan citra non foto (non

photographic image). Perbedaan pokok keduanya disajikan pada tabel 1

Tabel 1. Perbedaan Citra Foto dan Citra Non Foto

Page 22: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. 2. Unsur – unsur Peta Gambar

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Bahan Ajar Geografi Kelas X/1 Bab 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan Page 22

a) Citra Foto

Gambar 2.9: Citra Foto Universitas Negeri Padang Tanggal 24 Maret 2015

Citra foto adalah gambaran yang dihasilkan dengan menggunakan kamera

sebagai sensor dan wahana berada di udara ketika melakukan perekaman. Citra

yang dihasilkan disebut dengan foto udara. Citra foto dapat dibedakan

berdasarkan :

1) Spektrum Elektromagnetik yang digunakan

Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, citra foto

dapat dibedakan atas:

a) Foto ultra violet

Foto Ultra Violet yaitu foto yang dibuat dengan

menggunakan spektrum ultra violet dekat dengan panjang

gelombang 0,29 mikrometer. Cirinya adalah mudah untuk

mengenali beberapa objek karena perbedaan warna yang sangat

kontras. Kelemahan dari citra foto ini adalah tidak banyak

informasi yang dapat disadap. Foto ini sangat baik untuk

mendeteksi tumpahan minyak di laut, membedakan atap logam

yang tidak dicat, jaringan jalan aspal, batuan kapur juga untuk

mengetahui, mendeteksi, dan memantau sumber daya air

Gambar 3.0: foto ultraviolet untuk mendeteksi tumpahan

minyak di laut

Page 23: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. 2. Unsur – unsur Peta Gambar

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Bahan Ajar Geografi Kelas X/1 Bab 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan Page 23

b) Foto ortokromatik

Foto ortokromatik yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan

spectrum tampak dari saluran biru hingga sebagian hijau (0,4 -

0,56 mikrometer). Cirinya banyak objek yang bisa tampak jelas.

Foto ini bermanfaat untuk studi pantai karena filmnya peka

terhadap objek di bawah permukaan air hingga kedalaman

kurang lebih 20 meter.

Gambar 3.1: Contoh penggunaan foto ortokromatik pada studi

pantai

c) Foto Pankromatik

Foto udara pankromatrik adalah foto udara yang

menggunakan seluruh spektrum tampak mata mulai dari warna

merah hingga ungu. Kepekaan film hampir sama dengan

kepekaan mata manusia. Pada umumnya digunakan film sebagai

negatif dan kertas sebagai positifnya. Wujudnya seperti pada

foto, tetapi bersifat tembus cahaya. Foto pankromatik dibedakan

menjadi 2 yaitu pankromatik hitam putih dan foto udara

pankromatik berwarna.

1. Foto Pankromatrik Hitam Putih

Gambar 3.1: Foto Pankromatik Hitam Putih Citra Satelit

WorldView-1 Waropen Tahun 2011

1) Foto udara pankromatik hitam putih dibuat

dengan saluran lebar (0,4 – 0,7 mikrometer).

2) resolusi spasialnya tinggi, resolusi spasial :

ketajaman pengambilan objek.

Page 24: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. 2. Unsur – unsur Peta Gambar

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Bahan Ajar Geografi Kelas X/1 Bab 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan Page 24

3) rona objek sangat dipengaruhi oleh beberapa

objek seperti : permukaan objek, halus kasarnya

objek.

4) keseimbangan bentuk yang tinggi.

5) foto pankromatrik hitam putih telah lama

dikembangkan sehingga orang telah terbiasa

menggunakannya

d) Foto infra merah

Foto inframerah yang terdiri dari foto warna asli (true

infrared photo) yang dibuat dengan menggunakan spektrum

infra merah dekat sampai panjang gelombang 0,9 mikrometer

hingga 1,2 mikrometer dan infra merah modifikasi (infra

merah dekat) dengan sebagian spektrum tampak pada saluran

merah dan saluran hijau.. Cirinya dapat mencapai bagian

dalam daun, sehingga rona pada foto infra merah daun tidak

ditentukan berdasarkan warna tetapi oleh sifat jaringannya.

Perbedaan antara foto infra merah dengan foto udara

pankromatik hitam putih terletak pada kepekaannya. Foto infra

merah mempunyai beberapa keunggulan, antara lain:

mempunyai sifat pantulan khusus bagi vegetasi, daya

tembusnya yang besar terhadap kabut tipis, dan daya serap

yang besar terhadap air. Kelemahan foto infra merah antara

lain: adanya efek bayangan gelap karena saluran infra merah

dekat tidak peka terhadap sinar baur dan sinar yang

dipolarisasikan, sifat tembusnya kecil terhadap air, dan

kecepatan yang rendah dalam pemotretan.

Gambar 3.2: Perbandingan foto pankromatik berwarna dengan

foto infra merah

Page 25: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. 2. Unsur – unsur Peta Gambar

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Bahan Ajar Geografi Kelas X/1 Bab 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan Page 25

Gambar 3.3: Foto Infra infra merah dua citra satelit

DigitalGlobe vegetasi sehat saat kebakaran hutan di Riau

Citra di atas (yang telah ditampilkan dalam “false color” untuk

menunjukkan perbedaan kondisi vegetasi dengan lebih jelas) menunjukkan

dua citra satelit DigitalGlobe pada sepetak lahan dari 21 Juni dan 21 Juli

2014. Citra tersebut mengungkapkan bahwa bahkan ketika tidak terdapat titik

api aktif di dalam citra, umur titik api dapat diperkirakan. Citra “before”

menunjukkan sesuatu yang terlihat seperti tutupan hutan alami (dalam pink),

sementara citra “after” menunjukkan bekas kebakaran yang besar dan adanya

kelapa sawit muda disekitarnya

Foto inframerah berwarna banyak digunakan dalam bidang:

1. Kemiliteran, untuk mengetahui kondisi suatu hutan, karena tanaman

tidak akan terpantulkan melainkan objek yang ada disekitarnya.

2. Bidang pertanian dan kehutanan, yaitu untuk mendeteksi atau

membedakan tanaman yang sehat dan tanaman yang terserang penyakit.

2) Berdasarkan Arah Sumbu Kamera ke Permukaan Bumi

Berdasarkan arah sumbu kamera ke permukaan bumi, citra foto dapat

dibedakan menjadi 2, yaitu foto vertikal (tegak) dan foto condong (miring).

a. Foto vertikal atau foto tegak (orto photograph), yaitu foto yang dibuat

dengan sumbu kamera tegak lurus terhadap permukaan bumi.

b. Foto condong atau miring (obliquephotograph), yaitu foto yang

dibuatdengan sumbu kamera menyudutterhadap garis tegak lurus ke

permukaanbumi. Sudut ini umumnya sebesar 10derajat atau lebih besar,

tetapi bila sudutcondongnya masih berkisar antara 1 – 4 derajat, foto

yang dihasilkan masihdigolongkan sebagai foto vertikal.

Foto condong dibedakan menjadi 2, yaitu :

Foto agak condong (low oblique photograph), yaitu apabila

cakrawala tidak tergambar pada foto.

Foto sangat condong (high oblique photograph), yaitu apabila pada

foto tampak cakrawalanya

Page 26: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. 2. Unsur – unsur Peta Gambar

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Bahan Ajar Geografi Kelas X/1 Bab 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan Page 26

Gambar 3.4: Foto tegak

Gambar 3.5: Foto agak

condong

Gambar 3.6: Foto sangat

condong

1) Berdasarkan Jenis Kamera yang Digunakan

a) Foto tunggal, yaitu foto yang dibuat dengan satu kamera

dengan berlensa tunggal. Tiap daerah liputan foto hanya

tergambar satu lembar foto.

b) Foto jamak, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan

kamera berlensa jamak. Dengan artian terdiri dari lebih 1

kamera dengan spektrum gelombang yang berbeda yang

digabung menjadi satu.

Gambar 3.7. Bagan pembagian jenis foto jamak dan karakteristiknya

3) Berdasarkan wahana yang digunakan

a) Foto udara, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan

pesawat/balon udara, layang-layang, drone, crane dll

b) Foto satelit atau foto orbital, yaitu foto yang dibuat dengan

menggunakan satelit.

c) Foto Antariksa, yaitu foto yang dibuat menggunakan pesawat

ulang alik yang terbang ke luar angkasa.

4) Warna yang digunakan

Berdasarkan warna yang digunakan, citra foto dapat dibedakan

atas:

a. Foto berwarna semu (false colour).

Page 27: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. 2. Unsur – unsur Peta Gambar

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Bahan Ajar Geografi Kelas X/1 Bab 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan Page 27

Warna citra pada foto tidak sama dengan warna aslinya.

Misalnya pohon pohon yang berwarna hijau dan banyak

memantulkan spketrum infra merah, pada foto tampak

berwarna merah.

b. Foto berwarna asli (true colour).

yaitu yang menggunakan warna asli atau sesuai dengan warna

objek.

Contoh: foto pankromatik berwarna.

b. Citra Non Foto

Gambar 3.8: Citra Kota Padang

Citra non foto adalah gambaran yang dihasilkan oleh sensor bukan

kamera. Citra non foto dibedakan atas:

1) Spektrum elektromagnetik yang digunakan

Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan dalam

penginderaan, citra non foto dibedakan atas:

a) Citra infra merah thermal, yaitu citra yang dibuat dengan spektrum

infra merah thermal. Penginderaan pada spektrum ini mendasarkan

atas beda suhu objek dan daya pancarnya pada citra tercermin

dengan beda rona atau beda warnanya

Gambar 3.9: Citra Persebaran Asap dan Awan Panas

Gunung Merapi Tahun 2006

b) Citra radar dan citra gelombang mikro, yaitu citra yang dibuat dengan

spectrum gelombang mikro. Citra radar merupakan hasil

Page 28: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. 2. Unsur – unsur Peta Gambar

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Bahan Ajar Geografi Kelas X/1 Bab 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan Page 28

penginderaan dengan sistim aktif yaitu dengan sumber tenaga buatan,

sedang citra gelombang mikro dihasilkan dengan sistim pasif yaitu

dengan menggunakan sumber tenaga alamiah.

2) Sensor yang digunakan

Berdasarkan sensor yang digunakan, citra non foto terdiri dari:

a) Citra tunggal, yakni citra yang dibuat dengan sensor tunggal,

yang salurannya lebar.

b) Citra multispektral, yakni citra yang dibuat dengan sensor

jamak, tetapi salurannya sempit, yang terdiri dari:

Citra RBV (Return Beam Vidicon), sensornya berupa kamera

yang hasilnya tidak dalam bentuk foto karena detektornya bukan

film dan prosesnya non fotografik.

Citra MSS (Multi Spektral Scanner), sensornya dapat

menggunakan spektrum tampak maupun spektrum infra merah

thermal. Citra ini dapat dibuat dari pesawat udara.

3) Wahana yang digunakan

Berdasarkan wahana yang digunakan, citra non foto dibagi atas:

a) Citra Dirgantara (Airborne Image), yaitu citra yang dibuat dengan

wahana yang beroperasi di udara (dirgantara). Contoh: Citra infra

merah thermal, citra radar dan citra MSS. Citra dirgantara ini jarang

digunakan.

b) Citra Satelit (Satellite/Spaceborne Image), yaitu citra yang dibuat dari

antariksa atau angkasa luar. Citra ini dibedakan lagi atas

penggunaannya, yakni:

Citra satelit untuk penginderaan planet. Contoh: Citra satelit

Viking (AS), Citra satelit Venera (Rusia).

Citra satelit untuk penginderaan cuaca. Contoh: NOAA (AS), Citra

Meteor (Rusia).

Citra satelit untuk penginderaan sumber daya bumi. Contoh: Citra

Landsat (AS), Citra Soyuz (Rusia) dan Citra SPOT (Perancis).

Citra satelit untuk penginderaan laut. Contoh: Citra Seasat (AS),

Citra MOS (Jepang).

Page 29: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. 2. Unsur – unsur Peta Gambar

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Bahan Ajar Geografi Kelas X/1 Bab 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan Page 29

PERTEMUAN III

Indikator Pencapaian KD :

3.2.6 Menjelaskan aspek interpretasi citra

3.2.7 Menjelaskan konsep dasar sistem informasi geografis (SIG)

ASPEK INTERPRETASI CITRA

A. MENJELASKAN ASPEK INTERPRETASI CITRA

1. Pengertian Interpretasi Citra

Di dalam penginderaan jauh, interpretasi citra merupakan langkah

yang harus dilakukan agar kita mendapatkan informasi dari citra untuk

dimanfaatkan.Menurut Este dan Simonett (1975), interpretasi citra

merupakan perbuatan mengkaji foto udara atau citra dengan maksud untuk

mengidentifikasi objekdan menilai arti pentingnya objek tersebut. Jadi, di

dalam interpretasi citra,penafsir mengkaji citra dan berupaya mengenali

objek melalui tahapan kegiatan:deteksi, identifikasi, dan analisis. Alat

yang digunakan untuk menginterpretasi citra disebut Stereoskop.

Gambar 4.0 : Stereoskop

2. Unsur Interpretasi Citra

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikandalam mengamati

kenampakan objek dalam foto udara, yaitu sebagai berikut :

a. Bentuk Kerangka atau wujud suatu objek

Ciri ini sendiri dapat membantu untuk mengenali beberapa objek.

Contoh: rumah mukim dari foto udara dikenali dengan bentuk persegi

panjang atau kumpulan beberapa persegi panjang. Gedung sekolah

biasanya ditandai dengan bentuk leter L atau U.

b. Ukuran Jarak, luas dan tinggi suatu objek

Baik ukuran relatif maupun ukuran mutlak adalah penting. Contoh:

untuk membedakan apakah suatu objek merupakan jalan raya atau jalan

setapak, digunakan ukuran.

Page 30: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. 2. Unsur – unsur Peta Gambar

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Bahan Ajar Geografi Kelas X/1 Bab 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan Page 30

c. Tekstur Frekuensi perubahan rona

Merupakan frekuensi perubahan rona dalam citra. Sebagai contoh

tekstur rumput dengan tekstur lahan yang ditanami jagung akan tampak

jelas perbedaannya. Tekstur kawasan pegunungan akan berbeda dengan

dataran rawa

d. Bayangan Bayangan objek

Bayangan penting bagi penafsir foto karena ada dua hal yang

berlawanan, yaitu:

1) Bentuk bayangan menghasilkan suatu profil pandangan objek yang

dapat membantu dalam interpretasi, dan

2) Objek yang tertutup bayangan, memantulkan sinar sedikit

menyebabkan objek sulit dikenali. Contoh: gedung bertingkat pada

foto udara tampak mempunyai bayangan sehingga dapat diketahui

bahwa objek tersebut merupakan gedung tinggi, tetapi daerah yang

tertutup bayangan tampak hitam sehingga sulit dikenali.

e. Skala Skala foto udara

Penentuan skala pada foto udara, dapat diformulasikan melalui rumus:

S = f

H−h

Ket : S = skala foto udara

f = fokus kamera

H = tinggi terbang

h = tinggi objek

Contoh 1:

Perekaman objek dengan menggunakan kamera yang memiliki

panjang fokus15,2 mm (f). Tinggi terbang pesawat 5000 meter di atas

permukaan laut(H) dan ketinggian objek 1200 meter di atas permukaan

laut (h). Berapakahskala foto udara tersebut?

Jawab :

S = f

H−hS =

1,52

500.000−120.000

S = 1,52

380.000S =

1

250.000

S = 1 : 250.000

Perhitungan skala di atas, dilakukan dengan membandingkan

panjang fokus dengan tinggi terbang dari objek. Tetapi bila pada foto

udara tidak dicantumkan ketinggian terbang, maka perhitungan skala

dapat ditentukan dengan membandingkan jarak di foto udara dengan

jarak datar di lapangan, menggunakan rumus sebagai berikut.

S = jf

jl

Page 31: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. 2. Unsur – unsur Peta Gambar

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Bahan Ajar Geografi Kelas X/1 Bab 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan Page 31

Keterangan:

S = skala foto udara

jf = jarak di foto

jl = jarak datar di lapangan

Contoh 2 :

Jarak antara 2 titik pada foto udara 5 cm, sedangkan jarak datar di

lapangan 500 meter maka berapakah skala foto udara tersebut?

Jawab

S = 5 𝑐𝑚

50.000 𝑐𝑚

S= 1

10.000

Jadi skala foto udara adalah 1: 10.000

Selain membandingkan jarak di foto dan di lapangan, pengukuran

skalafoto udara juga dapat dilakukan dengan membandingkan jarak di

fotodengan jarak di peta yang ada skalanya. Rumus yang digunakan

adalahsebagai berikut.

S = 𝐽𝐹

𝐽𝐿 x skala peta

Contoh 3

Pada peta skala 1: 25.000, jarak titik A dan B adalah 2 cm, sedangkan

jarak pada foto udara 4 cm. Berapakah skala foto udara?

S = 𝐽𝐹

𝐽𝐿 x skala peta

S = 4 𝑐𝑚

2 𝑐𝑚 𝑥

1

25.000

S = 4

50.000

S= 1

12.500

Jadi skala foto udara adalah 1: 25.000

f. Pola Hubungan susunan keruangan suatu objek

Berkaitan dengan susunan keruangan objek. Sebagai contoh: susunan

ruang antara pohon pada kebun ketela dibandingkan dengan tumbuh-

tumbuhan yang tumbuh alami terdapat perbedaan pola, juga berfungsi

untuk mengenali berbagai bentuk pola aliran sungai

g. Situs Tempat, kedudukan atau letak suatu objek terhadap bentang

darat

Suatu kenampakan yang dapat disimpulkan karena adanya indikator

yang menunjukkan letak. Misalnya sebuah kenampakan yang terletak di

Page 32: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. 2. Unsur – unsur Peta Gambar

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Bahan Ajar Geografi Kelas X/1 Bab 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan Page 32

tepi rel kereta api dan mempunyai hubungan dengan rel kereta api,

maka dapat disimpulkan bahwa bangunan tersebut merupakan

stasiun.Contoh lain misalnya permukiman pada umumnya memanjang

pada pinggir beting pantai, tanggul alam atau sepanjang tepi jalan. Juga

persawahan, banyak terdapat di daerah dataran rendah, dan sebagainya.

h. Asosiasi Keterkaitan antara objek yang satu dengan objek lainnya

Asosiasi adalah keterkaitan antara objek yang satu dengan objek yang

lainnya. Contoh: Stasiun kereta apii berasosiasi dengan jalan kereta api

yang jumlahnya lebih dari satu (bercabang). Bandar udara berasosiasi

dengan landasan pesawat.

i. Konvergensi bukti

Konvergensi bukti ialah penggunaan beberapa unsur interpretasi citra

sehingga lingkupnya menjadi semakin menyempit ke arah satu

kesimpulan tertentu. Contoh: Tumbuhan dengan tajuk seperti bintang

pada citra, menunjukkan pohon palem. Bila ditambah unsur interpretasi

lain, seperti situsnya di tanah becek dan berair payau, maka tumbuhan

palma tersebut adalah sagu.

Gambar 4.1: Konvergensi Bukti

2. Langkah-langkah Interpretasi Citra Penginderaan Jauh

Adapun langkah-langkah interpretasi citra :

i. Deteksi

Deteksi adalah usaha penyadapan data secara global, baik yang

tampakmaupun yang tidak tampak. Di dalam deteksi, ditentukan ada

tidak adanya suatuobjek. Misalnya objek berupa tumbuhan, bangunan,

lapangan, dan sebagainya. Tingkatan informasi pada tahap deteksi ini

bersifat global.

ii. Identifikasi

Identifikasi adalah kegiatan untuk mengenali objek yang tergambar

pada citra yang dapat dikenali berdasarkan ciri yang terekam oleh

sensor, yaitu sebagai berikut.

Page 33: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. 2. Unsur – unsur Peta Gambar

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Bahan Ajar Geografi Kelas X/1 Bab 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan Page 33

1) Ciri spektoral yaitu ciri yang dihasilkan oleh interaksi antara tenaga

elektromagnetik dan benda yang dinyatakan dengan rona dan

warna.

2) Ciri Spasial yaitu ciri yang terkait dengan ruang yang meliputi

bentuk, ukuran, bayangan, pola, tekstur, situs, dan asosiasi

3) Temporal yaitu ciri yang terkait dengan umur benda atausaat

perekaman

iii. Analisis

Analisis bertujuan untuk mengelompokkan objek yang mempunyai citra

yang sama dengan identitas objek.

iv. Deduksi

Hipotesis dari data.

v. Klasifikasi

Klasifikasi meliputi deskripsi dari kenampakan yang dibatasi. Hal ini

merupakan interpretasi citra karena pada tahap inilah kesimpulan dan

hipotesis dapat diambil.

vi. Idealisasi

Idealisasi merupakan pekerjaan kartograf, yaitu menyajikan hasil

interpretasi citra kedalam bentuk peta yang siap pakai, Untuk

menganalisis citra penginderaan jauh dapat digunakan dengan dua cara,

yaitu:

1. Analisis secara komputer/digital

Gambar 4.2 : Analisis data secara digital

Page 34: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. 2. Unsur – unsur Peta Gambar

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Bahan Ajar Geografi Kelas X/1 Bab 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan Page 34

2. Analisis manual: dapat dilakukan dengan foto udara

Gambar 4.3: Tahapan analisis data secara manual

ANALISIS DATA PENGINDRAAN JAUH

1. Manfaat Pengindraan Jauh

Penginderaan jauh bermanfaat dalam berbagai bidang kehidupan,

khususnya di bidang kelautan, hidrologi, klimatologi, lingkungan dan

kedirgantaraan.

1) Manfaat di bidang kelautan (Satelit yang digunakan : Seasat, MOSS)

Pengamatan sifat fisis air laut seperti suhu, warna, kadar garam dan arus

laut

Gambar 4.4: Satelit NOAA, 13 Agustus 2010

Pengamatan pasang surut air laut dan gelombang laut.

Pemetaan perubahan garis pantai oleh proses abrasi, sedimentasi.

2 ) Manfaat di bidang hidrologi (Satelit : Landsat, SPOT)

Pengamatan DAS.

Pengamatan luas daerah dan intensitas banjir.

Pemetaan pola aliran sungai.

Studi sedimentasi sungai.

Page 35: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. 2. Unsur – unsur Peta Gambar

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Bahan Ajar Geografi Kelas X/1 Bab 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan Page 35

3) Manfaat di bidang klimatologi (NOAA, Meteor dan GMS)

Pengamatan untuk prakiraan cuaca suatu daerah. (pengamatan

tingkat keadaan awan dan kandungan air dalam udara)

Analisis cuaca. ( yaitu dengan menentukan daerah tekanan tinggi dan

daerah tekanan rendah)

Pemetaan iklim dan perubahannya.

4) Manfaat dalam bidang sumber daya bumi dan lingkungan (landsat,

Soyuz, SPOT)

Pemetaan penggunaan lahan.

Mengumpulkan data kerusakan lingkungan karena berbagai sebab.

Mendeteksi lahan kritis.

Pemantauan distribusi sumber daya alam.

Pemetaan untuk keperluan HANKAMNAS.

Perencanaan pembangunan wilayah. Dan lain-lain.

5) Manfaat di bidang angkasa luar (Ranger, Viking, Luna, Venera)

Penelitian tentang planet-planet (Jupiter, Mars, dan lain-lain).

Pengamatan benda-benda angkasa. Dan lain-lain

2. Keunggulan dan Kelemahan Penginderaan Jauh

a. Keunggulan

Melalui penggunaan citra akan diperoleh gambaran objek

permukaan bumi dengan wujud dan posisi yang mirip dengan

kenyataannya, relatif lengkap, dan dapat meliput wilayah yang

luas.

Dengan adanya teknologi, objek yang terekam dalam foto udara

memiliki kesan 3 dimensi

Melalui citra, dapat diketahui gejala atau kenampakan di

permukaan bumi seperti kandungan sumber daya mineral suatu

daerah, jenis batuan, dan lain-lain dengan cepat, yaitu melalui citra

yang menggunakan sinar infra merah.

Melalui penginderaan jauh dapat diperoleh data atau informasi

yang cepat, tepat dan akurat.

Dapat menggambarkan atau memetakan daerah bencana alam

dalam waktu yang cepat seperti daerah yang terkena gempa,

wilayah banjir, dan sebagainya.

Citra dapat dengan cepat menggambarkan objek yang sangat sulit

dijangkau oleh pengamatan langsung (lapangan). Contohnya satu

lembar foto udara meliputi luas 132 km2 direkam dalam waktu

kurang 1 detik.

b. Kekurangan

Page 36: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. 2. Unsur – unsur Peta Gambar

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Bahan Ajar Geografi Kelas X/1 Bab 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan Page 36

Orang yang menggunakan harus memiliki keahlian khusus;

Peralatan yang digunakan mahal.

B. MENJELASKAN KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI

GEOGRAFIS (SIG)

1. Pengertian SIG

Gambar 4.5: pengolahan data SIG

Selain berperan sebagai alat pengolah data keruangan, sistem

informasi geografi juga mampu menyajikan informasi mengenai sumber

daya yang dimiliki oleh suatu ruang atau wilayah tertentu. Dengan

demikian, sistem informasi geografi tidak hanya befungsi sebagai “alat

pembuat peta”, tetapi lebih jauh dari itu.

Awal dikenalnya SIG tidak lepas dari adanya kemajuan dalam

bidang teknologi terutama komputer. Selama perang dunia kedua

pemrosesan data mengalami kemajuan yang pesat terutama untuk

memenuhi kebutuhan militer dalam memprediksi trayektori balistik. Pada

awal tahun 1960-an perkembangan dalam ilmu komputer semakin pesat

dan siap digunakan untuk bidang lain di luar militer. Para ahli meteorologi,

geologi, dan geofisika mulai menggunakan komputer dalam pembuatan

peta.

Tahun 1963 di Kanada muncul CGIS (Canadian Geographic

Information System), dan selanjutnya menjadi SIG pertama di dunia. Dua

tahun kemudian di Amerika Serikat beroperasi sistem serupa bernama

MIDAS yang digunakan untuk memproses data-data sumber daya alam.

Setelah perkembangan teknologi informasi teknologi informasi

semakin pesat, Sistem Informasi Geografi (SIG) juga ikut berkembang

pesat. Namun, dalam perkembangannya banyak orang yang belum paham

tentang sistem informasi geografis. Oleh karena itu, untuk lebih

memahami SIG, perlu dilihat defenisi SIG.

SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan,

menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis,

Page 37: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. 2. Unsur – unsur Peta Gambar

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Bahan Ajar Geografi Kelas X/1 Bab 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan Page 37

dan menampilkan data-data yang berhubungan dengan posisi-posisi di

permukaan bumi (Rice, 2000).

SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk memanipulasi

data geografi. Sistem ini diimplementasikan dengan perangkat keras dan

perangkat lunak komputer yang berfungsi: a) Akuisi dan verifikasi data, b)

kompilasi data, c) penyimpanan data, d) perubahan dan updating data, e)

menyimpan dan pertukaran data, f) manipulasi data, g) pemanggilan dan

presentasi data, dan h) analisis data. (Bern, 1992).

BAKORSURTANAL (Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan

Nasional) menjabarkan SIG sebagai kumpulan yang terorganisir dari

perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi, dan personal

yang didesain untuk memperoleh, menyimpan, memperbaiki,

memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan semua bentuk informasi

yang bereferensi geografi.

Secara umum defenisi Sistem Informasi Geografis adalah proses

pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data menjadi informasi yang

akurat, mudah dipahami, dan bermanfaat bagi para pengguna informasi

tersebut.

2. Komponen-komponen SIG

Komponen – komponen SIG :

1) Perangkat keras ( hardware), yaitu komponen SIG yang berupa

perlengkapan yang mendukung kerja SIG. Perangkat keras ini terdiri dari

seperangkat komputer seperti CPU, monitor, printer, digitizer, scanner,

plotter, CD Room, floopy, dan flashdisk. Perangkat keras lain yang

digunakan adalah plastik transparan dan ballpoin warna transparan.

Bagian-bagian dari perangkat hardware beserta fungsinya

a) CPU (Central Processing Unit) : perangkat utama komputer untuk

pemrosesan semua instruksi dan program.

b) VDU (Visual Display Unit) : komponen yang digunakan sebagai

layar monitor untuk menampilkan hasil pemrosesan CPU.

c) Disk drive : bagian dari CPU untuk menghidupkan suatu program.

d) Tape drive : bagian CPU yang menyimpang data hasil pemrosesan.

e) Digitzer : alat mengubah data teristris menjadi data digital

(digitasi).

f) Printer : alat untuk mencetak data maupun peta dalam ukuran

relatif kecil.

g) Plotter : berfungsi seperti printer, digunakan untuk mencetak peta

tetapi keluarannya lebih lebar.

Page 38: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. 2. Unsur – unsur Peta Gambar

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Bahan Ajar Geografi Kelas X/1 Bab 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan Page 38

CPU

Scanner

Monitor dan

Keyboard

Plotter

Gambar 4.6: hardware untuk SIG

2) Perangkat lunak (software), yaitu komponen SIG yang berupa program-

program yang mendukung kerja SIG, seperti input data, proses data, dan

output data, contoh prangkat lunak dari SIG adalah program kerja seperti

Mapinfo, Arcview, R2V, ArcInfo dan sebagainya.

3) Komponen manusia sebagai pengguna (Brainware), yaitu pelaksana yang

bertanggung jawab dalam hal pengumpulan, proses, analisis, dan

publikasi data geografis. Komponen braiware inilah yang mengolah data

hasil dari lapangan untuk selanjutnya diproses atau di digitasi menjadi

sebuah peta yang dapat digunakan untuk keperluan tertentu sesuai

dengan fungsinya.

Gambar 4.7. Komponen- komponen SIG

Page 39: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. 2. Unsur – unsur Peta Gambar

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Bahan Ajar Geografi Kelas X/1 Bab 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan Page 39

PERTEMUAN IV

Indikator Pencapaian KD :

3.2.8 Menjelaskan teori pengolahan data dalam SIG

3.2.9 Menguraikan kelebihan dan kekurangan SIG

TEORI PENGOLAHAN DATA DALAM SIG

A. Teori Pengolahan Data Dalam SIG

1. Menganalisis Tahap Kerja SIG

SIG dapat mempresentasikan dunia nyata ke dalam layar

monitor komputer. Oleh karena itu, SIG sama halnya dengan lembaran

peta yang mempresentasikan dunia nyata di atas kertas.

Meskipun SIG melalui komputerisasi memiliki kelebihan-kelebihan

tertentu dibandingkan dengan peta. Akan tetapi, sebuah peta dapat disebut

SIG karena juga menginformasikan data-data dalam ruang, khususnya muka

bumi.

Sebagai sebuah sistem, tahapan kerja dalam SIG meliputi:

1. Masukan data (input)

Masukan data merupakan fasilitas dalam SIG yang dapat

digunakan untuk memasukkan data dari mengubah data asli ke

dalam bentuk yang dapat diterima dan dapat dipakai dalam SIG.

Masukan data terdiri atas sumber data dan proses memasukkan data.

a. Sumber Data: Sumber data yang dapat digunakan dalam

masukan data antara lain:

1) Data Pengindraan Jauh berupa citra, baik citra foto

maupun nonfoto. Apabila sumber data berupa foto udara,

harus diolah terlebih dahulu dengan cara interpretasi,

kemudian disajikan dalam bentuk peta. Namun apabila

berupa citra satelit yang sudah dalam bentuk digital dapat

langsung digunakan setelah dilakukan koreksi seperlunya.

2) Data Teristris/lapangan adalah data yang diperoleh

langsung dari pengukuran lapangan, antara lain pH tanah,

salinitas air, curah hujan, dan persebaran penduduk. Data

teristris dapat disajikan dalam bentuk peta, tabel, grafik,

atau hasil perhitungan saja.

3) Data Peta adalah data yang sudah dalam bentuk peta yang

siap digunakan. Guna keperluan SIG melalui

Page 40: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. 2. Unsur – unsur Peta Gambar

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Bahan Ajar Geografi Kelas X/1 Bab 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan Page 40

komputerisasi, data-data dalam peta dikonversikan ke

dalam bentuk digital.

b. Proses pemasukan data. Ada 2 jenis data yang di input dalam SIG

yaitu:

1) Data spasial untuk memasukkan data spasial ke dalam SIG dapat

dilakukan dengan dua cara, yaitu digitasi dan penyiaman

(scanning). a) Digitasi. Proses digitasi terdiri atas empat tahap,

yaitu Penyiapan peta yang akan didigitasi, Menentukan koordinat

peta, mengedit data sebelum disimpan ke data dasar, memasukan

atribut dengan kode. b) Penyiaman (scanning) dapat dilakukan

menggunakan detektor elektronik yang dapat bergerak. Penyiaman

yang terkenal ialah penyiaman tabung (drum scanner) dan

penyiaman datar (flatbed scanner).

2) Data Atribut. Data atribut suatu objek dapat berupa data kualitatif

dan data kuantitatif. a) Data Kualitatif adalah data hasil

pengamatan yang dinyatakan dalam bentuk deskriptif yang

diperoleh dari pengisian angket; wawancara, dan tanya jawab.

Data kualitatif berfungsi untuk memperlihatkan perbedaan jenis

atau rupa. Sebagai contoh, data kualitatif dalam peta tata guna

lahan, antara lain permukiman, sawah, kawasan industri, tegalan,

dan hutan. b) Data Kuantitatif adalah data hasil pengamatan yang

dinyatakan dalam bilangan. Data kuantitatif berfungsi untuk

memperlihatkan perbedaan nilai dari objek.

2. Proses pengolahan.

Dalam proses pengolahan data meliputi:

Manipulasi dan Analisis Data merupakan aktivitas yang meliputi

antara lain membuat basis data baru, menghapus basis data,

membuat tabel basis data, mengisi dan menyisipkan data ke dalam

tabel, mengubah dan mengedit data, serta membuat indeks untuk

setiap tabel basis data.

3. Penyajian Data

Subsistem penyajian data berfungsi untuk menayangkan

informasi atau hasil analisis data geografi Informasi yang

dihasilkan dapat berupa peta, tabel, grafik, bagan, dan hasil

perhitungan. Melalui informasi itu pengguna dapat melakukan

identifikasi informasi yang diperlukan sebagai bahan dalam

pengambilan kebijakan atau perencanaan.

Page 41: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. 2. Unsur – unsur Peta Gambar

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Bahan Ajar Geografi Kelas X/1 Bab 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan Page 41

B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SIG

Kelebihan dan kekurangan Sistem Informasi Geografis (SIG)

Sistem informasi geografi sebagai satu kesatuan sistem yang saling

bekerja dalam menghasilkan berbagai bentuk data digital memiliki berbagai

kelemahan dan kelebihan. Adapun bentuk-bentuk kelebihan dan kelemahan

tersebut adalah sbb:

Kelebihan SIG Kelemahan SIG

1. Data dapat dikelola dalam

format yang jelas

2. Biaya murah dibandingkan

dengan melakukan survey

lapangan

3. Data dapat dipanggil kembali

dan dapat diulang dengan cepat

4. Data dapat diubah secara cepat

dan tepat

5. Data spasial dan non spasial

dapat dikelola secara bersamaan

6. Analisis data dan perubahan

data dapat dilakukan secara

efisien

7. Data yang sulit ditampilkan

secara manual dapat

ditampilkan dengan pembuatan

gambar 3 dimensi

8. Data SIG dapat digunakan

untuk pengambilan keputusan

secara cepat dan tepat

1. Membutuhkan SDM yang tinggi

dalam bidang TIK

2. Karena sistemnya besar, sehingga

sulit untuk mengaturnya.

3. Mempermudah terjadinya plagiat

4. Pengembangan sistem informasi

membutuhkan waktu yang lama

karena konsentrasi yang tinggi

5. Membutuhkan waktu untuk

pelatihan bagi operator

dan programmer.

Page 42: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. 2. Unsur – unsur Peta Gambar

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang

Bahan Ajar Geografi Kelas X/1 Bab 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan Page 42

DAFTAR PUSTAKA

Wardiyatmoko. 2014. Geografi untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.

Mbina Pinem, 2007. Geografi Transport. FAKULTAS ILMU SOSIAL. UNIMED

Hendarni Deti dan Andik Suwastono.model geografi SMA.Penginderaan Jauh

(PJ) Dan Sistem Informasi Geografis(SIG).2016.

Danoedoro, P. 2012. Pengantar Penginderaan Jauh Digital. Penerbit ANDI.

Yogyakarta.

Suwargana Nana. Resolusi Spasial, Temporal Dan Spektral Pada Citra Satelit

Landsat, Spot Dan Ikonos.118-343-3-Pb.Pdf.No 2337-6686. Diakses Pada

Tanggal 24 Mei 2017.

Hernan.Konsep Resolusi dalam Penginderaan Jauh – My Space is My

Life.htm.Diakses pada tanggal 24 Mei 2017.

Sutanto. 1986. Penginderaan Jauh. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

http://tugasakhiramik.blogspot.com/2009/10/pengertian-transportasi.html

Anonimus. 2017. (http://learnhardwork.blogspot.co.id/2017/01)

Anonimus. 2014. http://sekilasinfoaceh.blogspot.co.id/2014/03/citra-satelit-untuk-

akurasi-perencanaan.html

Skeptikal. 2015. Pengindraan Jauh Interpretasi Citra. (Online)

https://skepticalinquirer.wordpress.com/2015/07/05/penginderaan-jauh-

interpretasi-citra/html. Diakses pada tanggal 13 Mei 2017

Royen. 2016. 9 unsur interpretasi citra dalam geografi. (Online)

http://www.eventzero.org/unsur-interpretasi-citra-ilmu-geografi/. Diakses

pada tanggal 13 Mei 2017