pendekatan saintifik dan kontekstual dalam …pgsd.umk.ac.id/files/prosiding/2017/6 erna...

13
AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAH UNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI 43 PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017 PENDEKATAN SAINTIFIK DAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN LITERASI SAINS DI SEKOLAH DASAR Erna Noviyanti Universitas Islam Sultan Agung Jln. Raya Kaligawe Km.4 Semarang 50112 Telp. (024) 6583584 Fax. (024) 6582455 Email: [email protected] Hp: 085 726 826 706 Abstrak Pembelajaran sains di sekolah dasar cakupannya masih teoretis dan kurang mengaitkan materi dengan penerapan konsep dalam kehidupan sehari-hari di bidang pengembangan teknologi, masyarakat, dan lingkungan sekitar. Materi sains dipandang berupa kumpulan teori yang harus dihafalkan saja. Padahal hakikatnya, pembelajaran sains memiliki peranan penting dalam memberikan pengalaman kepada siswa ditinjau dari dimensi sains sebagai pengetahuan, proses dan produk, penerapan atau aplikasi, serta sarana pengembangan sikap dan nilai-nilai ilmiah. Hal ini menjadi salah satu penyebab capaian kemampuan literasi sains siswa Indonesia berada di bawah skor rata-rata Internasional berdasarkan TIMSS. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran sains belum terpenuhi, sehingga perlu adanya penanaman literasi sains selama pembelajaran sejak di sekolah dasar. Penanaman literasi sains dalam pembelajaran melalui pengaitan materi dengan konteks kehidupan sehari-hari, sehingga siswa memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat diterapkan dari satu permasalahan ke permasalahan lain. Penulisan karya tulis ini bertujuan memaparkan tentang bagaimana melaksanakan pembelajaran berliterasi sains dengan pendekatan saintifik dan kontekstual untuk siswa sekolah dasar. Metode yang digunakan adalah analisa data sekunder yang diperoleh dari kajian pustaka berupa buku, artikel, internet, dan jurnal sehingga dihasilkan kesimpulan. Hasil pembahasan yaitu peranan pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran dengan kurikulum 2013 untuk menanamkan literasi sains siswa sekolah dasar. Kata kunci: Pendekatan Saintifik, kontekstual, dan literasi sains Abstract Learning science in primary school coverage is still theoretical and less material associate with the application of the concept in daily life in the development of technology, society, and environment. Science material is deemed a collection of theories to memorize it. Yet the fact is, science learning has an important role in providing experiences to students in terms of dimensions of science as knowledge, processes and products, application or applications, as well as means of developing the attitudes and values of science. This has led to the achievement of students' science literacy Indonesia was below the average score of the International based on data from TIMSS. Therefore, it can be concluded that the science learning goals have not been met, so the need for the planting of scientific literacy for learning since elementary school. Planting scientific literacy in learning through creative association with the context of life everyday, so that students have the knowledge and skills that can be applied from one problem to another problem. Writing this paper aims to describe how to implement a berliterasi learning science with scientific and contextual approach to elementary school students. The method used is theanalysis of secondary data obtained from the study of literature in the form of books, articles, internet, and journals so that the resulting conclusions. Results of the discussion is the role of scientific and contextual approach in learning the curriculum in 2013 to instill scientific literacy of primary school students. Keywords: Scientific approach, contextual, and science literacy

Upload: duongcong

Post on 06-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDEKATAN SAINTIFIK DAN KONTEKSTUAL DALAM …pgsd.umk.ac.id/files/prosiding/2017/6 Erna Unissula.pdf · stimulasi untuk kemampuan numerasi dan literasi (se perti: ... tahun s/d 15

AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAHUNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI 43

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017

PENDEKATAN SAINTIFIK DAN KONTEKSTUAL DALAMPEMBELAJARAN LITERASI SAINS DI SEKOLAH DASAR

Erna NoviyantiUniversitas Islam Sultan AgungJln. Raya Kaligawe Km.4 Semarang 50112 Telp. (024) 6583584 Fax. (024) 6582455Email: [email protected] Hp: 085 726 826 706

Abstrak

Pembelajaran sains di sekolah dasar cakupannya masih teoretis dan kurang mengaitkan materi denganpenerapan konsep dalam kehidupan sehari-hari di bidang pengembangan teknologi, masyarakat, danlingkungan sekitar. Materi sains dipandang berupa kumpulan teori yang harus dihafalkan saja. Padahalhakikatnya, pembelajaran sains memiliki peranan penting dalam memberikan pengalaman kepadasiswa ditinjau dari dimensi sains sebagai pengetahuan, proses dan produk, penerapan atau aplikasi,serta sarana pengembangan sikap dan nilai-nilai ilmiah. Hal ini menjadi salah satu penyebab capaiankemampuan literasi sains siswa Indonesia berada di bawah skor rata-rata Internasional berdasarkanTIMSS. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran sains belum terpenuhi,sehingga perlu adanya penanaman literasi sains selama pembelajaran sejak di sekolah dasar.Penanaman literasi sains dalam pembelajaran melalui pengaitan materi dengan konteks kehidupansehari-hari, sehingga siswa memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat diterapkan dari satupermasalahan ke permasalahan lain. Penulisan karya tulis ini bertujuan memaparkan tentangbagaimana melaksanakan pembelajaran berliterasi sains dengan pendekatan saintifik dan kontekstualuntuk siswa sekolah dasar. Metode yang digunakan adalah analisa data sekunder yang diperoleh darikajian pustaka berupa buku, artikel, internet, dan jurnal sehingga dihasilkan kesimpulan. Hasilpembahasan yaitu peranan pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran dengankurikulum 2013 untuk menanamkan literasi sains siswa sekolah dasar.

Kata kunci: Pendekatan Saintifik, kontekstual, dan literasi sains

Abstract

Learning science in primary school coverage is still theoretical and less material associate with theapplication of the concept in daily life in the development of technology, society, and environment.Science material is deemed a collection of theories to memorize it. Yet the fact is, science learning hasan important role in providing experiences to students in terms of dimensions of science asknowledge, processes and products, application or applications, as well as means of developing theattitudes and values of science. This has led to the achievement of students' science literacy Indonesiawas below the average score of the International based on data from TIMSS. Therefore, it can beconcluded that the science learning goals have not been met, so the need for the planting of scientificliteracy for learning since elementary school. Planting scientific literacy in learning through creativeassociation with the context of life everyday, so that students have the knowledge and skills that canbe applied from one problem to another problem. Writing this paper aims to describe how toimplement a berliterasi learning science with scientific and contextual approach to elementary schoolstudents. The method used is theanalysis of secondary data obtained from the study of literature in theform of books, articles, internet, and journals so that the resulting conclusions. Results of thediscussion is the role of scientific and contextual approach in learning the curriculum in 2013 toinstill scientific literacy of primary school students.

Keywords: Scientific approach, contextual, and science literacy

Page 2: PENDEKATAN SAINTIFIK DAN KONTEKSTUAL DALAM …pgsd.umk.ac.id/files/prosiding/2017/6 Erna Unissula.pdf · stimulasi untuk kemampuan numerasi dan literasi (se perti: ... tahun s/d 15

AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAHUNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI 44

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017

PENDAHULUAN

Pembelajaran sains di sekolahdasar/madrasah ibtidaiyah cakupannyamasih sederhana dan teoretis, sehinggakurang mengaitkan materi denganpermasalahan dalam kehidupan sehari-hari.Permasalahan sehari-hari tentunya adabanyak hal, antara lain: teknologi,masyarakat, dan lingkungan sekitar. Materisains dipandang berupa kumpulan teoriyang harus dihafalkan saja. Padahalhakikatnya, pembelajaran sains memilikiperanan penting dalam memberikanpengalaman kepada siswa ditinjau daridimensi sains sebagai pengetahuan, prosesdan produk, penerapan atau aplikasi, sertasarana pengembangan sikap dan nilai-nilaiilmiah. Hal ini menjadi salah satupenyebab capaian kemampuan literasisains siswa Indonesia berada di bawah skorrata-rata Internasional berdasarkan dataPISA dan TIMSS. Berdasarkan hasillaporan Trends in InternationalMathematics and Science Study (TIMSS)2015 yang baru dikuti untuk siswa kelas 4sekolah dasar Indonesia memperoleh poin397 dengan rangking 45 dari 48 negara.

Menurut Rahmawati, peneliti dariPusat Penelitian dan Pendidikan(Puspendik) Kementerian Pendidikan danKebudayaan (Kemendikbud) dalamseminar Hasil Penilaian Pendidikan untukKebijakan (Rabu, 14/12/16) menyatakanbahwa siswa Indonesia secara umumlemah di semua aspek konten dan kognitifuntuk sains, namun ada hal sudah dikuasaidan perlu penguatan. Hal yang sudahdikuasai siswa Indonesia adalah soal-soalbersifat rutin, komputasi sederhana, danpengukur pengetakan fakta yangberkonteks kehidupan sehari-hari.Misalnya: Kotak manakah yang berisigambar yang dapat bertelur?

Sumber: Rahmawati (2016)

Gambar 1 Contoh tipe soal yang dapatdikerjakan siswa Indonesia

Namun, jika soal dikembangkandengan beberapa sumber, siswa Indonesiatidak bisa menjawabnya. Misalnya:

Sumber: Rahmawati (2016)

Gambar 2 Contoh tipe soal yang tidak bisadikerjakan siswa Indonesia

Dengan adanya kelemahan tersebut,diperlukan penguatan mengintegrasikaninformasi, menarik simpulan, danmengeneralisasi pengetahuan yang dimilikike hal lain dengan membiasakan dalam

Page 3: PENDEKATAN SAINTIFIK DAN KONTEKSTUAL DALAM …pgsd.umk.ac.id/files/prosiding/2017/6 Erna Unissula.pdf · stimulasi untuk kemampuan numerasi dan literasi (se perti: ... tahun s/d 15

AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAHUNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI 45

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017

pembelajaran. Stimulasi yang diberikansejak dini dari pra sekolah dapat berupastimulasi untuk kemampuan numerasi danliterasi (seperti: membacakan dongeng danmenyanyi bersama tentang alfabet). Dariangket orang tua TIMSS diperoleh 27%orang tua siswa Indonesia yang melakukanaktifitas tersebut, sedangkan rata-rataInternasional 44%. Selain itu, kemampuanpemahaman guru terhadap perubahankurikulum juga menjadi faktor pencapaianskor TIMSS.

Penelitian TIMSS menjelaskanbahwa masih ada 12,18% dari sampelsekolah yang gurunya mengalami kesulitanatau belum paham dengan penerapanpembelajaran pada perubahan kurikulum.Menurut survei guru Indonesia telahmengajarkan seluruh topik yaitu 23 topiktes sains TIMSS, persentasenya lebihtinggi dari sejumlah negara topperformence (74%) seperti China 55%,Hongkong 52%, dan Singapura 40%. Inimembuktikan bahwa implementedcurriculum tidak selaras dengan attainedcurriculum (Rahmawati, 2016).

Selain TIMSS, siswa Indonesia jugamengikuti penilaian Programme forInternational Student Assessment (PISA).Menurut hasil survei PISA (Kemendikbud,2016) untuk siswa kelas 9/10 atausetingkat SMP dengan usia sekitar 15tahun s/d 15 tahun 11 bulan diperolehbahwa penguasaan sains mendapatrangking 62 dari 70 negara. Peringkat inilebih baik dari tahun 2012 mendapatperingkat 64 dari 65 negara. Skor rata-ratauntuk PISA 2015 yaitu 403, sedangkanPISA 2012 yaitu 382.

Hasil penilaian TIMSS dan PISAdapat disimpulkan bahwa hakikatpembelajaran sains belum terpenuhi.Pembelajaran sains bertujuanmenumbuhkan kemampuan berfikir logis,kreatif, memecahkan masalah dengankritis, menguasai teknologi, dan berfikir

adaptif terhadap perkembangan zaman.Oleh karena itu, perlu adanya penanamanliterasi sains dalam pembelajaran melaluipengaitan materi dengan kontekskehidupan sehari-hari, dan pendekatanilmiah untuk mencari tahu sehingga siswamemiliki pengetahuan dan keterampilanyang dapat diterapkan dari satupermasalahan ke permasalahan lain.

Penanaman literasi sains perludilakukan dengan harapan memberikanwadah bagi siswa untuk mempelajari dirisendiri, lingkungan sekitar, danmengaplikasikan pengetahuan untukmemecahkan permasalahan bertujuanmemenuhi kebutuhan sehari-hari melaluiproses penemuan. Siswa yang memilikiliterasi sains dengan baik, diharapkanmemiliki kompetensi sikap, kompetensipengetahuan, dan kompetensi keterampilandengan berfikir dan bertindak produktifdan kreatif untuk mempersiapkanmenghadapi tantangan abad 21. Siswa jugaperlu dibiasakan dengan soal-soalpemecahan masalah dengan sumber yangberagam. Sehingga siap untuk menghadapisoal-soal yang diujikan dalam TIMSSmaupun PISA.

Penanaman literasi sains ini sejalandengan diterapkannya kurikulum 2013yang pelaksanaan pembelajarannya denganpendekatan ilmiah (pendekatan saintifik)yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari secara kontekstual. Kesemuanya inidikemas dalam pembelajaran tematikterintegrasi sehingga sumber-sumbernyaberagam dan lebih menyeluruh. Olehkarena itu, dari permasalahan tersebut,penulisan ini bertujuan memaparkantentang bagaimana melaksanakanpembelajaran berliterasi sains denganpendekatan saintifik dan kontekstual untuksiswa sekolah dasar.

Page 4: PENDEKATAN SAINTIFIK DAN KONTEKSTUAL DALAM …pgsd.umk.ac.id/files/prosiding/2017/6 Erna Unissula.pdf · stimulasi untuk kemampuan numerasi dan literasi (se perti: ... tahun s/d 15

AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAHUNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI 46

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017

KAJIAN PUSTAKA

Literasi Sains

Literasi sains menurut PISA yangdikutip oleh Zuriyani (2012) menyatakanbahwa kemampuan menggunakanpengetahuan sains, mengidentifikasipertanyaan, dan menarik kesimpulanberdasarkan bukti-bukti dalam rangkamemahami serta membuat keputusanberkenaan dengan alam dan perubahanyang dilakukan terhadap alam melaluiaktivitas manusia. Begitu pentingnyamanusia memiliki literasi sains yang baikuntuk bersikap terkait isu-isu sains sebagaimanusia yang reflektif yang berhubungandengan penyelidikan ilmiah, teknologiterhadap masyarakat dan lingkungan.Sebagaimana yang disebutkan olehChiappetta, Fillman, dan Sethna (1991)bahwa sains memiliki peranan sebagai:batang tubuh pengetahuan, caramenyelidiki, cara berfikir, dan interaksisains-teknologi dengan masyarakat.

Penilaian literasi sains pada tarafInternasional untuk siswa kelas 4 sekolahdasar (four grade) yang baru saja diikutiadalah TIMSS 2015. Kerangka penilaiansains terdiri dari dua domain, yaitu domainkonten dan domain kognitif. Domainkonten meliputi: Life Science 45%,Physical Science 35%, dan Earth Science20%. Domain kognitif meliputi: Knowing(Pengetahuan) 40%, Applying (Penerapan)40%, dan Reasoning (Penalaran) 20%.Sebagai acuan selain TIMSS untuk fourgrade juga mengacu pada PISA yangtingkatannya untuk siswa kelas 9/10 yangmembagi literasi menjadi 4 aspek, yaituaspek konten, aspek proses/kompetensi,aspek konteks, dan aspek sikap. Tujuankeikutsertaan dalam penilaian ini adalahuntuk mendapatkan informasi mengenaikemampuan siswa Indonesia dibandingkandengan negara-negara di dunia. Inidijadikan acuan penyusunan kebijakan

yang bertujuan untuk meningkatkankemampuan siswa khususnya bidang sains.

Hakikat dan Pembelajaran Sains

Rizema (2013) mengungkapkanbahwa hakikat sains didefinisikan menjadiempat dimensi, yaitu: sains sebagaipengetahuan; sains sebagai proses ataumetode dan produk; sains sebagaipenerapan (aplikasi); dan sains sebagaisarana untuk mengembangkan sikap dannilai tertentu.

Sains sebagai pengetahuanmempelajari dan menjelaskan fenomenaalam secara empiris. Sains sebagai prosesatau atau metode dan produk memilikimaksud yaitu penggunaan metode ilmiahterhadap fenomena alam akan diperolehproduk sains yang kebenarannya tentatif.Sains sebagai aplikasi, maksudnya adalahsains dapat digunakan untuk menjelaskan,mengolah, memanfaatkan, danmengembangkan teknologi. Sains sebagaisarana untuk mengembangkan sikap dannilaitertentu, antara lain: religius, bekerjasama, objektif, terbuka, jujur, dantanggung jawab.

Hakikat sains diwujudkan dalampembelajaran sains. pembelajaran sainsmenurut Carin & Sund (Rizema, 2013)memiliki karakteristik sebagai berikut: (1)siswa dilibatkan secara aktif dalampembelajaran yang menggunakan metodeilmiah; (2) siswa dilibatkan dalampencarian jawaban tentang persoalandalam masyarakat dan teknologi; (3) siswadilatih “belajar dengan berbuat” kemudiandirefleksikan; (4) siswa diarahkan padapemahaman produk atau materi ajarmelalui aktifitas membaca, menulis,danmengunjungi tempat tertentu(menggunakan panca indera).

Page 5: PENDEKATAN SAINTIFIK DAN KONTEKSTUAL DALAM …pgsd.umk.ac.id/files/prosiding/2017/6 Erna Unissula.pdf · stimulasi untuk kemampuan numerasi dan literasi (se perti: ... tahun s/d 15

AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAHUNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI 47

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017

Pendekatan Saintifik pada PenerapanKurikulum 2013

Penerapan kurikulum 2013 telahdilakukan secara bertahap untuk sekolahdasar. Proses pembelajarannya mencakuptiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, danketerampilan. Hasil pembelajarannyadiharapkan dapat membentuk siswa yangproduktif, kreatif, inovatif, dan afektifmelalui penguatan ketiga ranah yangterintegrasi sesuai pada gambar berikut.

Sumber: Hosnan (2014)

Gambar 3 Hubungan ketiga ranah belajardengan hasil belajar

Materi yang diajarkan mencakupketiga ranah, yaitu ranah sikap bertujuansupaya siswa “tahu mengapa”, ranahpengetahuan bertujuan supaya siswa “tahuapa”, dan ranah psikomotor bertujuansupaya siswa “tahu bagaimana”. Ketigaranah dalam pembelajaran disesuaikandengan kata kerja operasional padataksonomi bloom. Ketiga ranah inimemberikan keseimbangan antarakemampuan menjadikan manusia yangbaik (soft skills) dan manusia yangmemiliki kecakapan dan pengetahuanuntuk hidup secara layak (hard skill) darisiswa.

Untuk mengimplementasikankurikulum 2013 pada siswa sekolah dasardiperlukan suatu pendekatan yang relevan,yaitu pendekatan saintifik. Pendekatansaintifik dirancang supaya siswa aktif

mengkonstruk konsep, hukum atau prinsipmelalui tahapan-tahapan mengamati(mengidentifikasi untuk menemukanmasalah), merumuskan masalah,mengajukan/merumuskan hipotesis,mengumpulkan data dengan berbagaiteknik, menganalisis data, menarikkesimpulan dan mengkomunikasikankonsep, hukum atau prinsip yangditemukan (Hosnan, 2014). Pendekatansaintifik ini berhubungan denganketerampilan proses dan ilmiah. Dalampendekatan saintifik mengajak siswa untukterlibat aktif dalam pembelajaran untukmencari tahu dari berbagai sumberdimanapun dan kapanpun, sehingga tidakhanya mendapat informasi dari guru yangsifatnya searah. Pendekatan saintifik ataupendekatan ilmiah dapat dilakukan dalamberbagai strategi pembelajaran, antara laindiscovery, inquiry, project based learning,problem based learning, STM (sains,teknologi, masyarakat), dan eksperimen.Menurut Hosnan (2014) strategi-strategipembelajaran dalam menerapkanpendekatan saintifik memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut: (1) pembelajaranberpusat pada siswa; (2) pembelajaranmembentuk student self concept; (3)pembelajaran terhindar dari verbalisme; (4)pembelajaran memberikan kesempatanpada siswa untuk mengasimilasi danmengakomodasi konsep, hukum, danprinsip; (5) pembelajaran mendorongterjadinya peningkatan kemampuanberpikir siswa; (6) pembelajaranmeningkatkan motivasi belajar siswa danmotivasi mengajar guru; (7) memberikankesempatan kepada siswa untuk melatihkemampuan dalam komunikasi; dan (8)adanya proses validasi terhadap konsep,hukum, dan prinsip yang dikonstruksisiswa dalam struktur kognitifnya.

Kegiatan pembelajaran denganpendekatan saintifik (Hosnan, 2014) yaitu:(1) mengamati (observing) meliputi,

Page 6: PENDEKATAN SAINTIFIK DAN KONTEKSTUAL DALAM …pgsd.umk.ac.id/files/prosiding/2017/6 Erna Unissula.pdf · stimulasi untuk kemampuan numerasi dan literasi (se perti: ... tahun s/d 15

AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAHUNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI 48

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017

melihat, mengamati, membaca,mendengar, menyimak (tanpa atau denganalat); (2) menanya (questioning) meliputi,mengajukan pertanyaan dari yang faktasampai ke yang bersifat hipotesis, diawalidengan bimbingan guru sampai denganmandiri (menjadi suatu kebiasaan); (3)pengumpulan data (experimenting)meliputi, menentukan data yang diperlukandari pertanyaan yang diajukan,menentukan sumber data (benda,dokumen, buku, dan percobaan); (4)mengasosiasi (associating) meliputi,menganalisis data dengan membuatkategori, menentukan hubungan data, danmenyimpulkan hasil analisis data; (5)mengomunikasikan (communicating)meliputi, menyampaikan hasilkonseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan,diagram, bagan, gambar atau medialainnya.

Sedangkan aktivitas guru dalampembelajaran untuk menerapkanpendekatan saintifik antara lain: (1)menyediakan sumber belajar; (2) mengajaksiswa berinteraksi dengan sumber belajardengan cara penugasan; (3) mengajukanpertanyaan dengan tujuan supaya siswamemikirkan hasil interaksinya; (4)memantau persepsi dan proses berfikirsiswa; (5) mendorong siswa berdiskusi danmengkomunikasikan hasil diskusinya; (6)mengkonfirmasi pemahaman siswa; dan(7) membimbing siswa merefleksikanpengalaman belajar.

Pembelajaran Kontekstual

Siswa sekolah dasar dalam berfikirberada pada taraf operasional konkret,sehingga dalam belajar membutuhkansarana yang konkret yang ada dilingkungan sekitar untuk lebih memahamimateri yang diajarkan oleh guru. Hal inisejalan dengan hasil penelitian JohnDewey (Hosnan, 2014) yang menjelaskanbahwa siswa akan belajar dengan baik jikaapa yang dipelajari terkait dengan apayang

telah diketahui dengan peristiwa yang adadi sekitarnya.

Definisi pembelajaran kontekstualmenurut Hosnan (2014) adalah konsepbelajar yang mana guru menghadirkandunia nyata ke dalam kelas danmembimbing siswa membuat hubunganketerkaitan antara pengetahuan yang iamiliki dengan penerapannya dalamkehidupan sehari-hari, namun siswamemperoleh pengetahuannya tidak secaralangsung banyak tetapi bertahap danterbatas dari pengkontruksian sendirisebagai bekal untuk memecahkan masalahdalam kehidupan sehari-hari. Dari definisipembelajaran kontekstual yang telahdisampaikan Hosnan, dapat dipahamibahwa pembelajaran kontekstual menuntutsiswa aktif dan termotivasi, adanyainteraksi antara siswa dengan guru sebagaipengelola kelas-siswa dengan siswa karenabekerja sama dalam tim untuk menemukansesuatu yang baru-siswa dengan berbagaisumber belajar sesuai kebutuhan danmenggunakan panca indera yangkesemuanya dikemas untuk memberikanpengalaman belajar yang bermakna (siswamengetahui tujuan belajar).

Menurut Depdiknas (Rizema, 2013)menjelaskan bahwa pembelajarankontekstual memiliki 7 komponen utama,yaitu konstruktivisme (constructivism),menemukan (inquiry), bertanya(questioning), masyarakat belajar(community learning), pemodelan(modelling), dan penilaian autentik(authentic asessment).

Pertama, konstruktivismemengarahkan pada keterlibatan siswasecara aktif (mental) dalam membangunpengetahuannya yang dilandasi olehpengetahuan yang dimiliki sebelumnya.Kedua, menemukan merupakan bagianinti, karena pengetahuan yang dimilikisiswa didasarkan pada kegiatanmenemukan baik sendiri maupun

Page 7: PENDEKATAN SAINTIFIK DAN KONTEKSTUAL DALAM …pgsd.umk.ac.id/files/prosiding/2017/6 Erna Unissula.pdf · stimulasi untuk kemampuan numerasi dan literasi (se perti: ... tahun s/d 15

AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAHUNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI 49

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017

terbimbing. Ketiga, bertanya merupakanstrategi yang penting, karena melaluipertanyaan dari guru dapat membimbingdan mengarahkan siswa untukmenemukansetiap materi yang dipelajari. Keempat,masyarakat belajar merupakanpembelajaran yang diperoleh dengan carakerjasama dan berdiskusi dengan temanlain atau sumber lain. Kelima, pemodelanadalah memperagakan sesuatu sebagaicontoh yang dapat ditiru oleh siswa.Keenam, refleksi, guru memberikankesempatan kepada siswa di akhirpembelajaran untuk merenungkan ataumengingat apa yang telah dipelajari.Ketujuh, penilaian autentik atau penilaianyang sebenarnya/nyata, meliputi penilaiantugas yang relevan dan kontekstual sertapenilaian proses dan hasil belajar.

METODE PENELITIAN

Penulisan ini berisi gagasanpentingnya penanaman literasi sains sejakdini, di sekolah dasar perlu dikembangkanpembelajaran yang memuat literasi sainsyang sesuai dengan hakikat sains yangdikemas dalam bentuk kurikulum 2013dengan pendekatan saintifik yangkontekstual dengan siswa sekolah dasar.selain itu perlunya mengetahui peranankurikulum 2013 dengan pendekatansaintifik dan kontekstual untukmenanamkan literasi sains siswa sekolahdasar.

Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah datasekunder yang diperoleh dari kajianpustaka berupa buku, artikel, internet, danjurnal hingga dihasilkan kesimpulan.

Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis datadilakukan secara kualitatif dan kumulatifdengan penjabaran deskriptif.

PEMBAHASAN

Adanya pemberlakuan kurikulum2013 merupakan penyempurnaan padabeberapa hal, yaitu standar isi, standarproses, standar kompetensi lulusan, danstandar penilaian. Hal ini tentu berdampakpada penggunaan pendekatan yangditerapkan oleh guru untuk melaksanakanpembelajaran. Pendekatan tersebut yangtelah dicanangkan pemerintah adalahpendekatan saintifik (pendekatan ilmiah).Pemilihan pendekatan tersebut bukan tanpaalasan, tentu telah melalui analisa danevaluasi yang mendalam. Salah satufaktornya adalah perolehan skor danperingkat literasi siswa Indonesia dalamlaporan TIMSS dan PISA yang kurangmemuaskan dibandingkan dengan negara-negara lain. Melihat demikian, pantaskiranya perlu penyempurnaan kurikulumyang disesuaikan dengan kebutuhan ditengah-tengah perkembangan zaman,masyarakat, teknologi, dan ilmupengetahuan, serta sosial budaya. Akantetapi, tidak semua guru siap belajar danmengerti betul tentang perubahankurikulum tersebut. Oleh karena itu,melalui tulisan ini diharapkan dapatmenambah wawasan dan memantapkandalam menerapkan kurikulum 2013 padapembelajaran di sekolah dasar.

Standar kompetensi lulusan kurikulum2013 diturunkan dari kebutuhan,sedangkan standar isi diturunkan daristandar kompetensi lulusan melaluikompetensi inti yang bebas mata pelajaran.Artinya, semua mata pelajaran diikat olehkompetensi inti (tiap kelas). Mata pelajaranditurunkan dari kompetensi yang ingindicapai dengan berkontribusi padapembentukan sikap, pengetahuan, danketerampilan.

Standar kompetensi lulusan untuksekolah dasar meliputi: (1) sikap yaitumemiliki perilaku yang mencerminkansikaporang beriman, berakhlak mulia,

Page 8: PENDEKATAN SAINTIFIK DAN KONTEKSTUAL DALAM …pgsd.umk.ac.id/files/prosiding/2017/6 Erna Unissula.pdf · stimulasi untuk kemampuan numerasi dan literasi (se perti: ... tahun s/d 15

AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAHUNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI 50

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017

berilmu, percaya diri, danbertanggungjawab dalam berinteraksisecara efektif dengan lingkungan sosialdan alam di lingkungan rumah, sekolah,dan tempat bermain; (2) pengetahuan yaitumemiliki pengetahuan faktual berdasarkanrasa ingin tahu tentang ilmu pengetahuan,teknologi, seni, dan budaya dalamwawasan kemanusiaan, kebangsaan,kenegaraan, dan peradaban terkaitfenomena dan kejadian di lingkunganrumah, sekolah, dan tempat bermain; dan(3) keterampilan yaitu memilikikemampuan pikir dan tindak yangproduktif dan kreatif dalam ranah abstrakdan konkret sesuai dengan yang ditugaskankepadanya.

Kompetensi inti (KI) untuk sekolahdasar meliputi: (1) KI 1 tentang religiusyaitu menerima, menghargai, danmenjalankan ajaran agama yang dianutnya;(2) KI 2 tentang sikap sosial yaitu memilikiperilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,santun, peduli, dan percaya diri dalamberinteraksi dengan keluarga, teman,tetangga, dan guru; (3) KI 3 tentangpengetahuan yaitu memahami pengetahuanfaktual dengan cara mengamati(mendengar, melihat, menbaca) danmenanya berdasarkan rasa ingin tahutentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhandan kegiatannya, dan benda-benda yangdijumpainya di rumah, sekolah, dan tempatbermain; (4) KI 4 tentang keterampilanyaitu menyajikan pengetahuan faktualdalam bahasa yang jelas, logis, dansistematis, dalam karya yang estetis dalamgerakan yang mencerminkan anak sehat,dan dalam tindakan yang mencerminkanperilaku anak beriman dan berakhlakmulia.

Pembelajaran yang menyangkutkompetensi dasar (KD) yangdikembangkan dari KI 3 dan KI 4 dapatdilakukan secara langsung, artinya siswamengembangkan pengetahuan dan

keterampilan melalui interaksi secaralangsung dengan sumber belajarkontekstual yang ada di lingkungan sekitarsiswa yang dirancang sesuai silabus danrencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).KI 3 dan KI 4 ini dikembangkan secarabersama dalam pembelajaran untukmengembangkan secara tidak langsung KDpada KI 1 dan KI 2. Ini berarti dalampembelajaran untuk menempuh KD padaKI 3 dan KI 4 pada mata pelajaran dankegiatan pembelajaran secara tidaklangsung mengembangkan KD pada KI 1dan KI 2 dengan memasukkan nilai dansikap sebagai proses pengembangan moraldan perilaku.

Sumber belajar kontekstual yang adadi lingkungan sekitar siswa dapatdimanfaatkan untuk sebagai mediapembelajaran dengan memberikanpengalaman langsung dan memanfaatkanpanca indera. Semakin banyak alat inderayang digunakan untuk menerima danmengolah informasi semakin besarkemungkinan informasi dimengerti dandiingat. Pengalaman langsung merupakanpembelajaran paling bermakna mengenaininformasi yang terkandung di dalamnya,sehingga melibatkan indera penglihatan,pendengaran, perasaan, penciuman, danperaba atau dikenal belajar denganmelakukan (learning by doing).Pembelajaran yang memberikanpengalaman langsung secara kontekstualsesuai dengan karakteristik siswa SD yaituoperasional konkret. Edgar Dale (Arsyad,2014) menggambarkan kerucutpengalaman sebagai berikut.

Page 9: PENDEKATAN SAINTIFIK DAN KONTEKSTUAL DALAM …pgsd.umk.ac.id/files/prosiding/2017/6 Erna Unissula.pdf · stimulasi untuk kemampuan numerasi dan literasi (se perti: ... tahun s/d 15

AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAHUNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI 51

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017

Sumber: Arsyad (2014)

Gambar 4 Kerucut Pengalaman Edgar Dale

Kesemua pengalaman belajarmemberi dampak terhadap aspek sikap,pengetahuan, dan keterampilan. Aspeksikap, pengetahuan, dan keterampilan padadomain Kurikulum 2013 terkait denganlangkah-langkah pendekatan saintifik dankompetensi yang dikembangkan.Penjelasannya sebagai berikut.

Pertama, mengamati. Kegiatanpengamatan dapat melatih kesungguhan,ketelitian dalam mencari informasi yangrelevan.

Kedua, menanya. Kegiatan bertanyadapat mengembangkan kreativitas, rasaingin tahu, dan merumuskan pertanyaan.

Ketiga, mengumpulkan informasi.Dalam kegiatan pengumpulan informasidapat dilakukan dengan eksperimen,membaca, mengamati, dan wawancarasehingga memupuk sikap teliti, jujur,menghargai pendapat orang lain, danbelajar berkomunikasi dengan narasumberdan teman.

Keempat, mengasosiasikan denganmengolah informasi. Kegiatan ini dapat

mengembangkan sikap jujur, teliti, terbuka,disiplin, kerja keras, kemampuanmenerapkan prosedur, dan dapat berfikirdeduktif dan induktif dalam membuatkesimpulan.

Kelima, mengomunikasikan, berartimenyampaikan hasil yang telah diperolehsetelah dianalisa. Kegiatan ini memupuksikap jujur, teliti, toleransi, santun, berfikirsistematis, dapat mengungkapkan pendapatdengan singkat dan jelas, sertamengembangkan kemampuan berbahasadengan baik dan benar.

Dari lima pendekatan saintifiktersebut, perlu kiranya diselaraskan denganpembelajaran kontekstual supaya siswadapat belajar sendiri untuk lebih bermaknadan belajar mengaitkan apa yang telahdiketahui dengan apa yang ada di sekitanya(lingkungan sosial dan alam di lingkunganrumah, sekolah, dan tempat bermain).Maka dalam pembelajaran perlu dilatihuntuk peka terhadaap isu-isu yang adakhususnya berkaitan dengan KD pada sainsuntuk pemecahan masalah, mengarahkansiswa untuk belajar aktif dan terkendali,dan belajar bersama. Keterlibatan siswabelajar aktif ini sesuai dengan hasilpenelitian Pramita (2016) yangmembuktikan bahwa pembelajaran denganpendekatan kontekstual memuat tujuhkomponen mampu membuat siswa terlibataktif dalam kegiatan belajar mengajar dikelas. Selain itu pembelajaran kontekstualdapat membantu siswa memecahkanmasalah dalam kehidupan sehari-haritersebut sejalan dengan hasil penelitianJackson & Bostic (Pramita, 2016) yangmenyimpulkan bahwa pemahamanpemecahan masalah meningkat denganpembelajaran kontekstual dan realistis.Selain itu pendekatan kontekstual yangdisampaikan melalui perpaduan denganpendekatan, strategi, dan modelpembelajaran yang lain sesuai dengankebutuhan siswa (Hesti, 2014). Sehingga

Page 10: PENDEKATAN SAINTIFIK DAN KONTEKSTUAL DALAM …pgsd.umk.ac.id/files/prosiding/2017/6 Erna Unissula.pdf · stimulasi untuk kemampuan numerasi dan literasi (se perti: ... tahun s/d 15

AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAHUNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI 52

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017

ada berbagai pendekatan, strategi, danmodel pembelajaran dengan kebutuhansiswa, kesesuaian materi, dan pemilihanmedia pembelajaran,khususnya dalambidang sains.

Penerapan pendekatan saintifikmengajak siswa untuk mencari tahu,belajar menganalisa, danmengkomunikasikan apa yang sudahdiperoleh dalam belajar. Supaya lebihmemudahkan siswa dalam memahami apayang dipelajari, perlu pendekatankontekstual dalam pembelajaran. Siswadapat mempelajari beragam sumber belajardi sekitarnya dengan metode ilmiah yangdilakukan secara berkelompok. Hal inidiharapkan dapat membekali siswa denganpengalaman belajar yang bermakna. Siswatahu “mengapa mempelajari materitersebut dan dapat dikaitkan dengankehidupan sehari-hari yang cakupannyatidak hanya satu bidang sains tetapi jugabidang ilmu lain dengan sumber beragam”.

Pendekatan saintifik dapat dilakukanmelalui inkuiri, discovery, problem basedlearning dan sebagainya yang menuntutpenggunaan metode ilmiah. Penerapansalah satu artikel tentang pembelajaranmelalui pendekatan saintifik yangdisampaikan oleh Deden (2015)menyatakan bahwa penggunaanpendekatan saintifik melalui pembelajaraninkuiri akan sangat tepat, di mana tahapan-tahapan pada pendekatan ini akanmeningkatkan sikap, pengetahuan, danketerampilan siswa sesuai dengan standarkompetensi lulusan untuk siswa SD.Pendekatan saintifik yang didukungdengan pembelajaran inkuiri siswa akanlebih tertarik untuk belajar, dengan konsepmenemukan sendiri maka siswa juga dapatlebih mengingat materi yang dibahasdalam proses kegiatan belajar mengajar.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh(Astuti, 2015) membuktikan bahwapenerapan pendekatan saintifik lebih

efektif terhadap menulis karangan narasidibandingkan pendekatan teachercentered. Pendekatan saintifik tentunyadapat memberikan dampak positif terhadappembelajaran daripada pembelajarankonvensional monoton yang berpusat padaguru dan kurang melibatkan siswa dalamkegiatan pembelajaran.

Tidak hanya pelaksanaanpembelajarannya tetapi juga penilaianautentik melalui tes dan nontes (tertulis-lisan, pengamatan kinerja, pengukuransikap, penilaian hasil karya berupa tugas,proyek, produk, portopolio, penilaian diri,penilaian antarteman, dan catatan/jurnalguru. Penilaian diarahkan untuk mengukurpencapaian kompetensi yaitu KompetensiDasar pada KI 3 dan KI 4. Penilaianberdasarkan acuan kriteria pada indikator,“apakah siswa dapat menguasai indikatortersebut?” kemudian dianalisa disesuaikanKD yang telah dimiliki dan belum dimiliki.Dari analisa tersebut diketahui kekuranganmaupun kelebihan siswa untukditindaklanjuti melalui program remidiataupun pengayaan pada pembelajaranberikutnya. Penilaian bukan menentukanposisi siswa dalam satu kelas, karenapenggunaan penilaian autentik menghargaikarakteristik setiap siswa.

Jika dikaji dari sudut pandang literasisains pada TIMSS yang memiliki duadomain yaitu domain kognitif(pengetahuan 40%, penerapan 40%, danpenalaran 20%) yang memuat domainkonten (life science 45%, physical science35%, dan earth science 20%) tampaknyamemiliki keselarasan dengan pendekatansaintifik dan kontekstual padapembelajaran untuk kurikulum 2013. Padadomain kognitif tentang pengetahuan yangmemiliki bobot cukup banyak merupakanpengetahuan dasar siswa berupa fakta dankonsep; cakupannya yaitu mengingat,mendefinisikan, mendeskripsikan,mengilustrasikan dengan contoh, dan

Page 11: PENDEKATAN SAINTIFIK DAN KONTEKSTUAL DALAM …pgsd.umk.ac.id/files/prosiding/2017/6 Erna Unissula.pdf · stimulasi untuk kemampuan numerasi dan literasi (se perti: ... tahun s/d 15

AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAHUNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI 53

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017

mendemonstrasikan pengetahuan dariinstrumen ilmiah. Selanjutnya, padadomain kognitif tentang penerapanmencakup aplikasi langsung daripengetahuan dalam situasi sederhana;cakupannya yaitu mengklasifikasikan,menggunakan model, mengaitkan,menafsirkan informasi, mencari solusi, danmenjelaskan. Terakhir, domain kognitiftentang penalaran ilmiah bertujuanmemecahkan masalah; cakupannya yaitumenganalisa, mengitegrasikan,memprediksi, merancang, menarikkesimpulan, membuat generalisasi,mengevaluasi, dan membenarkan. Cakupanpada domain kognitif tersebut sesuaidengan kata kerja operasional untuk aspekkognitif pada taksonomi bloom. Kata kerjaoperasional di domain kognitif dapatterwujud melalui kegiatan ilmiah dalampendekatan saintifik. Sedangkan domainkonten merupakan muatan pada domainkognitif dapat dilihat dari sumber, media,dan bahan yang kontekstual sesuai denganlife science physical science dan earthscience dan disesuaikan dengan KD padaKI 3 dan KI 4.

Penggunaan pendekatan saintifik dankontekstual pada pembelajaran untukkurikulum 2013 diharapkan dapatmencapai tujuan dari hakekat pembelajaranitu sendiri yaitu sains sebagai pengetahuan;sains sebagai proses atau metode danproduk; sains sebagai penerapan (aplikasi);dan sains sebagai sarana untukmengembangkan sikap dan nilai tertentu.Dengan terwujudnya hal tersebut, literasisains akan terpupuk pada setiap siswasecara bertahap untuk setiap tingkat ataujenjang melalui pembiasaan yangberkelanjutan.

Setelah membahan mengenaikurikulum 2013, pendekatan saintifik,pembelajaran kontekstual, hakikatpembelajaran sains, dan literasi sains makadapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 5 Peranan pendekatan saintifikdan kontekstual (Kurikulum 2013) -

Literasi Sains

Pada gambar dapat dipahami bahwadalam penerapan kurikulum 2013didalamnya memuat pendekatan saintifikdan kontekstual yang diwujudkan dalampembelajaran dengan mengacu empatKompetensi Inti (KI) khususnya padabidang sains (mata pelajaran IPA).Pembelajaran ini sesuai dengan hakikatpembelajaran sains dengan KI 3 dan KI 4diajarkan dalam pembelajaran langsung,sedangkan KI 1 dan KI 2 tidak langsungsehingga terintegrasi pada pembelajaran KI3 dan KI 4. Manfaat dari pembelajarantersebut adalah pemupukan literasi sainspada setiap siswa SD yang dinilaiberdasarkan KI 3 dan KI 4.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan dari penelitian ini yaitupengimplementasian kurikulum 2013untuk pembelajaran melalui pendekatansaintifik dan kontekstual memiliki perananpenting dalam mengembangkan sikapilmiah dan pembelajaran bermakna untuk

Kurikulum

2013

KI 1, 2, 3

dan 4

Pendekatan saintifik

Kontekstual

Hakikat pembelajaran sains

KI 1 dan 2 memupuk KI3 dan 4

Literasi sains (KI 3 dan 4)

Page 12: PENDEKATAN SAINTIFIK DAN KONTEKSTUAL DALAM …pgsd.umk.ac.id/files/prosiding/2017/6 Erna Unissula.pdf · stimulasi untuk kemampuan numerasi dan literasi (se perti: ... tahun s/d 15

AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAHUNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI 54

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017

memupuk benih-benih literasi sains siswadi sekolah dasar.

Saran yang dapat disampaikan yaitubagi praktisi pendidikan untukmemantapkan diri dalam menerapkankurikulum 2013 dalam pembelajaran disekolah masing-masing dan bagi penelitiuntuk menindaklanjuti makalah ini sebagaiacuan menganalisa kesesuaian buku-bukudi SD dengan pendekatan saintifik dankontekstual serta berliterasi sains.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2014. Media Pembelajaran(Edisi Revisi). Jakarta: RajawaliPers.

Astuti, Dwi. 2015. Efektivitas PendekatanSaintifik Terhadap KeterampilanMenulis Karangan Narasi di KelasIV SD Jomblangan, Bantul(Skripsi). Yogyakarta: PGSD FIPUniversitas Negeri Yogyakarta.

Chiappetta, E. L., Fillman, D. A., &Sethna, G. H. 1991. ”AQuantitative Analysis of HighSchool Chemistry Textbooks forScientific Literacy Themes andExpository Learning Aids”.Journal of research in scienceteaching. 28 (10): 939-951.

Deden. 2015. Penerapan PendekatanSaintifik dengan MenggunakanModel Pembelajaran Inkuiri padaMata Pelajaran Ekonomi.Prosiding Seminar Nasional 9Mei 2015 Universitas NegeriSurabaya. Hlm.98-107.

Hesti, Rimbawan Hardiyanto dkk. 2014.Penerapan PendekatanKontekstual dalam PembelajaranTematik (Skripsi). Lampung:PGSD FKIP UniversitasLampung.

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifikdan KontekstualdalamPembelajaran Abad 21. Bogor:Ghalia Indonesia.

IEA. 2011. TIMSS and Pirls, ScienceAchievement Eight Grade. LynchSchool of Education, BostonCollege. Tersedia:timssandpirls.bc.edu/data-release-2011/pdf/Overview-TIMSS-and-PIRLS-2011-Achievement.pdf.diakses Selasa, 03 Desember2013. 08.40 am.

Kemendikbud. 2016. “Hasil Survei PISA:Peningkatan Capaian IndonesiaTermasuk Empat Besar”. Badanpenelitian dan pengembangan.Terbit pada 06 Desember 2016.

Pramita, Mitra dkk. 2016. ImplementasiDesain Pembelajaran padaKurikulum 2013 denganPendekatan Kontekstual. JurnalPendidikan: Teori, Penelitian,dan Pengembangan. Volume 1nomor 3 bulan Maret 2016 (289-296). Tersedia Online EISSN:2502-471X

Rahmawati. 2016. Hasil TIMSS, InilahKelemahan Siswa Indonesia.Pusat Penelitian dan Pendidikan(Puspendik) KementerianPendidikan dan Kebudayaan

Page 13: PENDEKATAN SAINTIFIK DAN KONTEKSTUAL DALAM …pgsd.umk.ac.id/files/prosiding/2017/6 Erna Unissula.pdf · stimulasi untuk kemampuan numerasi dan literasi (se perti: ... tahun s/d 15

AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAHUNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI 55

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017

(Kemendikbud) dalam seminarHasil Penilaian Pendidikan untukKebijakan, Rabu(14/12/16).Metro siantar.com.Kamis, 15 Des 2016 - 16:13 WIB

Rizema, Sitiatava P. 2013. Desain BelajarMengajar Kreatif Berbasis Sains.Yogyakarta: Diva Press

Zuriyani, E. 2012. Literasi Sains danPendidikan. . Tersedia:

http://sumsel.kemenag.go.id/file/file/TULISAN/wagj1343099486.pdf. (17 Maret 2014)