bab ii tinjauan pustaka a. tinjauan teori 1. kehamilan a.repository.ump.ac.id/997/3/erna pangastuti...

37
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a. Definisi kehamilan Kehamilan adalah dimulai dari proses pembuahan sel telur wanita oleh spermatozoa dari pihak pria. Sel telur yang dibuahi akan berkembang menjadi bakal embrio yang kemudian akan menjalani pembelahan sampai menjadi embrio. Bakal janin ini lalu akan menempel di selaput lender rahim, yang terletak di rongga rahim (Saifudin, 2006;h.89). b. Tanda-Tanda Kehamilan Cunningham (2006; h.25) menjelaskan terdapat sejumlah temuan klinis yang sering menandai adanya kehamilan yaitu : 1) Terhentinya menstruasi. 2) Perubahan pada mucus cerviks. 3) Perubahan pada payudara. 4) Perubahan warna mukosa vagina. 5) Meningkatnya pigmentasi kulit dan munculnya striae abdomen. c. Tanda pasti kehamilan Tanda pasti kehamilan menurut Pantikawati dan Saryono (2010; h.77- 78) adalah : a) Denyut jantung janin (DJJ) Denyut jantung janin dapat didengar dengan stetoskop laenec pada minggu 17-18. Dengan stetoskop ultrasonic (Doppler), DJJ Gambaran Tingkat Pre Eklamsi..., Erna Pangastuti Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2013

Upload: duongdat

Post on 03-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a.repository.ump.ac.id/997/3/Erna Pangastuti Rahayu BAB II.pdf · Pre eklamsi dan eklamsi merupakan penyakit yang ... Oedema

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Kehamilan

a. Definisi kehamilan

Kehamilan adalah dimulai dari proses pembuahan sel telur wanita oleh

spermatozoa dari pihak pria. Sel telur yang dibuahi akan berkembang

menjadi bakal embrio yang kemudian akan menjalani pembelahan

sampai menjadi embrio. Bakal janin ini lalu akan menempel di selaput

lender rahim, yang terletak di rongga rahim (Saifudin, 2006;h.89).

b. Tanda-Tanda Kehamilan

Cunningham (2006; h.25) menjelaskan terdapat sejumlah temuan klinis

yang sering menandai adanya kehamilan yaitu :

1) Terhentinya menstruasi.

2) Perubahan pada mucus cerviks.

3) Perubahan pada payudara.

4) Perubahan warna mukosa vagina.

5) Meningkatnya pigmentasi kulit dan munculnya striae abdomen.

c. Tanda pasti kehamilan

Tanda pasti kehamilan menurut Pantikawati dan Saryono (2010; h.77-

78) adalah :

a) Denyut jantung janin (DJJ)

Denyut jantung janin dapat didengar dengan stetoskop laenec

pada minggu 17-18. Dengan stetoskop ultrasonic (Doppler), DJJ

Gambaran Tingkat Pre Eklamsi..., Erna Pangastuti Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a.repository.ump.ac.id/997/3/Erna Pangastuti Rahayu BAB II.pdf · Pre eklamsi dan eklamsi merupakan penyakit yang ... Oedema

7

dapat didengarkan lebih awal lagi sekitar minggu ke-12, melakukan

auskultasi pada janin bisa juga mengidentifikasi bunyi-bunyi yang

lain, seperti : bising tali pusat, bising uterus dan nadi ibu.

b) Palpasi

Palpasi yang harus ditentukan adalah outline janin. Biasanya

menjadi jelas setelah minggu ke-22. Gerakan janin dapat dirasakan

dengan jelas setelah minggu ke 24.

d. Tanda-Tanda Bahaya Pada Kehamilan Lanjut.

a) Kehamilan Dengan Perdarahan

Perdarahan antepartum atau perdarahan pada kehamilan lanjut

adalah perdarahan pada trimester dalam kehamilan sampai bayi

dilahirkan. Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal

adalah merah, banyak dan tidak selalu, disertai dengan rasa nyeri

(Pantikawati dan Saryono, 2010;h.135-137).

b) Jenis perdarahan antepartum

1) Perdarahan Plasenta Previa adalah merupakan keadaan

implantasi plasenta sedemikian rupa sehingga dapat menutupi

sebagian atau seluruh mulut rahim. Perdarahan dapat

menimbulkan gangguan peredaran darah janin dan sirkulasi ibu

sehingga terjadi anemia dan dapat jatuh dalam keadaan syok.

Sebagian besar terjadi tanpa sebab dan timbul mendadak, terjadi

tanpa rasa sakit bahkan sering terjadi pada saat tidur (Pantikawati

dan Saryono, 2010;h.135-137).

2) Perdarahan Solusio Plasenta adalah lepasnya plasenta sebelum

waktunya dari implantasinya yang normal (fundus uteri) sehingga

Gambaran Tingkat Pre Eklamsi..., Erna Pangastuti Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a.repository.ump.ac.id/997/3/Erna Pangastuti Rahayu BAB II.pdf · Pre eklamsi dan eklamsi merupakan penyakit yang ... Oedema

8

menimbulkan rasa sakit dan gangguan nutrisi pada janin

(Pantikawati dan Saryono, 2010; h.135-137).

c) Kehamilan Dengan Ketuban Pecah Dini

Kehamilan dengan ketuban pecah dini adalah cairan yang

keluar tanpa disadari oleh ibu hamil, melalui jalan lahir berbau khas.

Bahayanya terhadap ibu adalah infeksi langsung, dan pada janin

menyebabkan gerakan janin makin terbatas (Pantikawati dan

Saryono, 2010; h 138).

d) Kehamilan Dengan Kematian Janin Dalam Rahim

Gerakan janin merupakan tanda penting bahwa janin hidup

sehat. Dengan berkurang atau menghilangnya gerak janin dapat

menjadi pertanda bahwa janin mengalami kematian dalam rahim.

Janin yang telah mati dalam rahim harus dikeluarkan karena dapat

menimbulkan gangguan pembekuan darah dan dapat menimbulkan

infeksi dalam rahim (Pantikawati dan Saryono, 2010; h.143).

e) Kehamilan Dengan Pre eklamsi dan Eklamsi.

Pre eklamsi dan eklamsi merupakan penyakit yang

berkelanjutan dengan batas atau tambahan kejang atau koma.

Gejala pre eklamsi yaitu pandangan mata kabur, sakit kepala

yang berat dan menetap, nyeri ulu hati, bengkak pada muka dan

tangan.Bahayanya bagi ibu adalah kejang dan kematian sedangkan

bagi janin adalah gawat janin dan kematian.Eklamsi merupakan

kelanjutan dari pre eklamsi berat yang disertai kejang atau koma

(Pantikawati dan Saryono, 2010;h.147).

Gambaran Tingkat Pre Eklamsi..., Erna Pangastuti Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a.repository.ump.ac.id/997/3/Erna Pangastuti Rahayu BAB II.pdf · Pre eklamsi dan eklamsi merupakan penyakit yang ... Oedema

9

2. Pre eklamsi

a. Pengertian

Pre eklampsi adalah penyakit pada wanita hamil yang secara

langsung disebabkan oleh kehamilan. Definisi pre eklampsi adalah

hipertensi disertai proteinuri dan edema akibat kehamilan setelah usia

kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat

timbul sebelum 20 minggu bila terjadi penyakit trofoblastik. Eklampsi

adalah timbulnya kejang pada penderita pre eklampsi yang disusul

dengan koma. Kejang di sini bukan akibat kelainan neurologis

(Wiknjosastro, 2002: 103).

Menurut Bobak dkk (2005: 80) pre eklampsi merupakan suatu

penyakit yang melibatkan banyak sistem dan ditanda oleh

hemokonsentrasi, hipertensi dan proteinuria. Diagnosis pre eklampsi

secara tradisional didasarkan pada adanya hipertensi, disertai

proteinuria dan/ atau edema. Temuan paling penting adalah hipertensi,

dimana 20% pasien tidak mengalami protenuria yang berarti sebelum

serangan kejang pertama.

Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan sistol dan

diastol mencapai atau melebihi 140/90 mmHg. Jika tekanan darah ibu

pada trimester pertama diketahui, maka angka tersebut sebagai patokan

dasar tekanan darah ibu. Dengan menggunakan informasi ini, definisi

alternative hipertensi merupakan kenaikan nilai tekanan sistolik sebesar

30 mm Hg atau lebih, kenaikan tekanan diastolik sebesar 15 mmHg di

atas nilai tekanan darah dasar ibu. Proteinuria didefinisikan sebagai

konsentrasi protein sebesar 0,1 gr/L ( > 2+ ) atau lebih dalam dua kali

Gambaran Tingkat Pre Eklamsi..., Erna Pangastuti Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a.repository.ump.ac.id/997/3/Erna Pangastuti Rahayu BAB II.pdf · Pre eklamsi dan eklamsi merupakan penyakit yang ... Oedema

10

pemeriksaan dengan jarak enam jam. Pada spesimen urine 24 jam

proteinuria didefinisikan sebagai suatu konsentrasi protein 0,3 per 24

jam. Edema tidak lagi perlu menjadi dasar diagnosis pre eklampsi. Jika

ada, edema merupakan suatu akumulasi cairan Interstisial umum

setelah 12 jam tirah baring atau peningkatan lebih dari 2 kg per minggu

(Pritchard, 2009: 54).

b. Faktor Resiko Pre eklamsi

1) Faktor yang berhubungan dengan dengan partner laki-laki

(a) Primigravida

(b) Primipaternity

(c) Umur yang ekstrim : terlalu muda atau terlalu tua untuk kehamilan

(d) Partner laki yang pernah menikahi wanita yang kemudian hamil

dan mengalami preeklamsi.

(e) Pemaparan terbatas terhadap sperma.

(f) Inseminasi donor dan donor oocyte

2) Faktor yang berhubungan dengan riwayat penyakit terdahulu

dan riwayat penyakit keluarga

(a) Riwayat pernah pre eklampsi

(b) Hipertensi kronik

(c) Penyakit ginjal

(d) Obesitas

(e) Diabetes gestational, diabetes mellitus tipe 1

(f) Antiphospholipid antibodies dan hiperhomocysteinemia

Gambaran Tingkat Pre Eklamsi..., Erna Pangastuti Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a.repository.ump.ac.id/997/3/Erna Pangastuti Rahayu BAB II.pdf · Pre eklamsi dan eklamsi merupakan penyakit yang ... Oedema

11

3) Faktor yang berhubungan dengan kehamilan

(a) Molahidatidosa

(b) Kehamilan Ganda

(c) Infeksi saluran kencing pada kehamilan

(d) Hydrop fetalis

c. Patofisiologis

Pada pre eklamsi terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan

retensi garam dan air. Dengan biopsi ginjal, Althchek dkk (1968) dalam

Mochtar (1998) menemukan spasmus yang hebat pada arteriola

glomerulus. Pada beberapa kasus lumen arteriola demikian kecilnya

sehingga hanya dilalui oleh satu sel darah merah. Bila dianggap bahwa

spasmus arteriola juga ditemukan di seluruh tubuh. Tekanan darah yang

meningkat merupakan usaha mengatasi kenaikan tahanan perifer,

oksigenisasi jaringan dapat dicukupi, kenaikan berat badan dan oedema

disebabkan penimbunan cairan yang berlebihan dalam ruang interstitial

belum diketahui sebabnya. Proteinuria dapat disebabkan spasme

arteriola sehingga terjadi perubahan pada glomerolus (Mochtar, 1998)

1) Perubahan pada otak

Resistensi pembuluh darah dalam otak pada hipertensi dalam

kehamilan lebih tinggi daripada eklampsi. Walaupun demikian, aliran

darah ke otak dan pemakaian oksigen oleh otak hanya menurun

pada eklampsi. Pada pre eklamsi aliran darah yang membawa

oksigen menuju ke otak akan terganggu, sehingga oksigen tidak bisa

masuk ke otak, menjadikan otak kekurangan oksigen dan

menyebabkan kejang yang dapat membahayakan ibu dan janin yang

Gambaran Tingkat Pre Eklamsi..., Erna Pangastuti Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a.repository.ump.ac.id/997/3/Erna Pangastuti Rahayu BAB II.pdf · Pre eklamsi dan eklamsi merupakan penyakit yang ... Oedema

12

dikandung. Dengan adanya perubahan aliran darah pada otak,

sehingga kehamilan yang sedang berjalan tersebut harus segera

diakhiri.Pengakhiran tersebut untuk menyelamatkan ibu dan janin

yang dikandungnya.

2) Perubahan pada plasenta dan uterus

Perubahan aliran darah pada otak sehingga oksigen tidak bisa

masuk ke dalam otak, menyebabkan menurunnya aliran darah ke

plasenta dan mengakibatkan gangguan fungsi plasenta. Hal ini

menyebabkan terjadinya gawat janin sampai kematiannya karena

kekurangan oksigenasi. Kenaikan tonus uterus dan kepekaan

terhadap perangsangan sering didapatkan pada pre eklampsi dan

eklampsi. Sehingga pada pre eklamsi berat harus segera di akhiri

kehamilannya dan persalinannya harus dipercepat untuk

menyelamatkan ibu dan janinnya.

3) Perubahan pada ginjal

Aliran darah ke dalam ginjal menurun, sehingga menyebabkan

filtrasi glomerulus mengurang. Penurunan filtrasi glomerulus akibat

spasmus arteriolus ginjal menyebabkan filtrasi natrium melalui

glomerulus menurun, yang menyebabkan retensi garam dan air.

4) Perubahan pada mata

Pada pre eklampsi tampak oedema retina, spasmus setempat

atau menyeluruh pada satu atau beberapa arteri jarang terlihat

perdarahan atau eksudat. Perubahan lainnya pada retina yaitu

retinopatia arteriosklertika, ablasio retina, skotoma, diplopia dan

ambliopia.

Gambaran Tingkat Pre Eklamsi..., Erna Pangastuti Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a.repository.ump.ac.id/997/3/Erna Pangastuti Rahayu BAB II.pdf · Pre eklamsi dan eklamsi merupakan penyakit yang ... Oedema

13

5) Perubahan pada paru-paru

Oedema paru-paru merupakan sebab utama kematian pre

eklampsi dan eklampsi. Komplikasi ini disebabkan oleh

dekompensasio kordis kiri. (Mochtar, 1998)

6) Perubahan pada metabolisme air dan elektrolit

Hemokonsentrasi yang menyertai pre eklampsi dan eklampsi

tidak diketahui sebabnya. Terjadi pergeseran cairan dari ruang

intravaskuler ke ruang interstisial. Kejadian ini diikuti oleh kenaikan

hematokrit, peningkatan protein serum, sering bertambahnya oedema

menyebabkan volume darah mengurang dengan akibat hipoksia

(Mochtar, 1998). Keadaan tersebut mengakibatkan terjadinya

penurunan volume sirkulasi dan curah jantung, lebih lanjut

menurunkan perfusi organ dan peningkatan hemoglobin dan

hematokrit, berkaitan dengan hasil perinatal yang lebih buruk.

(Walker, 2000 dalam Billington, 2009; h. 126).

d. Klasifikasi

1) Pre eklampsi Ringan

a) Definisi klinik

Pre eklampsi ringan adalah sindroma spesifik kehamilan

dengan penurunan perfusi pada organ-organ akibat vasospasme

dan aktivasi endothel.

Gambaran Tingkat Pre Eklamsi..., Erna Pangastuti Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a.repository.ump.ac.id/997/3/Erna Pangastuti Rahayu BAB II.pdf · Pre eklamsi dan eklamsi merupakan penyakit yang ... Oedema

14

b) Kriteria diagnostik

(1) Tekanan darah 140/90 mmHg - < 160/110 mmHg.

Kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg dan kenaikan tekanan

diastolik 15 mmHg, tidak dimasukkan dalam kriteria

diagnostik pre eklampsi, tetapi perlu observasi yang cermat.

(2) Proteinuria : 300 mg/24 jam jumlah urine atau dipstick : 1+.

(3) Edema : lokal pada tungkai tidak dimasukkan dalam kriteria

diagnostik kecuali anasarka.

c) Pengelolaan

(1) Rawat Jalan (ambulatoir)

(a) Tidak mutlak harus tirah baring, dianjurkan ambulasi sesuai

keinginannya. Di Indonesia tirah baring masih diperlukan.

(b) Diet reguler : tidak perlu diet khusus

(c) Vitamin prenatal

(d) Tidak perlu restriksi konsumsi garam

(e) Tidak pelu pemberian diuretik, antihipertensi dan sedativum.

(f) Kunjungan ke rumah sakit tiap minggu

(2) Rawat Inap (hospitalisasi)

(a) Indikasi pre eklamsi ringan dirawat inap (hospitalisasi)

i) Hipertensi yang menetap selama > 2 minggu

ii) Proteinuria menetap selama > 2 minggu

iii) Hasil test laboratorium yang abnormal

iv) Adanya gejala atau tanda 1 (satu) atau lebih pre eklamsi

berat

Gambaran Tingkat Pre Eklamsi..., Erna Pangastuti Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a.repository.ump.ac.id/997/3/Erna Pangastuti Rahayu BAB II.pdf · Pre eklamsi dan eklamsi merupakan penyakit yang ... Oedema

15

Pemeriksaan dan monitoring pada ibu

i) Pengukuran tekanan darah setiap 4 jam kecuali ibu tidur

ii) Pengamatan yang cermat adanya edema pada muka dan

abdomen

iii) Penimbangan berat badan pada waktu ibu masuk rumah

sakit dan penimbangan dilakukan setiap hari

iv) Pengamatan dengan cermat gejala pre eklamsi dengan

impending eklamsi : Nyeri kepala frontal atau oksipital,

gangguan visus, nyeri kuadran kanan atas perut, nyeri

epigastrium.

(b) Pemeriksaan laboratorium

i) Proteinuria pada dipstick pada waktu masuk dan sekurang-

kurangnya diikuti 2 hari setelahnya.

ii) Hematokrit dan trombosit : 2 x seminggu

iii) Test fungsi hepar: 2 x seminggu

iv) Test fungsi ginjal dengan pengukuran kreatinin serum,

asam urat, dan BUN

v) Pengukuran produksi urine setiap 3 jam (tidak perlu

dengan kateter tetap)

(3) Pemeriksaan kesejahteraan janin

(a) Pengamatan gerakan janin setiap hari

(b) NST dua kali seminggu

(c) Profil biofisik janin, bila NST non reaktif

(d) Evaluasi pertumbuhan janin dengan USG, setiap 3-4 minggu

(e) Ultrasound doppler arteri umbilikalis, arteri uterine

Gambaran Tingkat Pre Eklamsi..., Erna Pangastuti Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a.repository.ump.ac.id/997/3/Erna Pangastuti Rahayu BAB II.pdf · Pre eklamsi dan eklamsi merupakan penyakit yang ... Oedema

16

d) Terapi Medikamentosa

Pada dasarnya sama dengan terapi ambulatoar dan bila terdapat

perbaikan gejala dan tanda - tanda pre eklamsi dan umur

kehamilan ≥ 37 minggu, ibu masih perlu diobservasi selama 2-3

hari kemudian boleh dipulangkan.

e) Pengelolaan obstetrik

Pengelolaan obstetrik tergantung usia kehamilan

a. Bila penderita tidak inpartu

1. Umur kehamilan < 37 tahun

Bila tanda dan gejala tidak memburuk, kehamilan dapat

dipertahankan sampai aterm.

2. Umur kehamilan ≥ 37 tahun

Kehamilan dipertahankan sampai timbul onset partus dan

bila serviks matang pada tanggal taksiran persalinan dapat

dipertimbangkan untuk dilakukan induksi persalinan

b. Bila penderita sudah inpartu

Perjalanan persalinan dapat diikuti dengan Grafik Friedman

atau Partograf WHO

c. Konsultasi

Selama dirawat di Rumah Sakit lakukan konsultasi kepada :

(a) Bagian penyakit mata

(b) Bagian penyakit jantung, dan

(c) Bagian lain atas indikasi

Gambaran Tingkat Pre Eklamsi..., Erna Pangastuti Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a.repository.ump.ac.id/997/3/Erna Pangastuti Rahayu BAB II.pdf · Pre eklamsi dan eklamsi merupakan penyakit yang ... Oedema

17

2) Pre eklampsi Berat

a) Definisi klinik

Pre eklampsi berat ialah pre eklampsi dengan salah satu

atau lebih gejala dan tanda dibawah ini :

(1) Tekanan darah : pasien dalam keadaan istirahat tekanan

sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg.

(2) Proteinuria : 5 gr/ jumlah urine selama 24 jam. Atau dipstick :

4 +.

(3) Oliguria : produksi urine < 400-500 cc/24 jam.

(4) Kenaikan kreatinin serum.

(5) Edema paru dan sianosis.

(6) Nyeri epigastrium dan nyeri kuadran atas kanan abdomen :

disebabkan teregangnya kapsula glisone. Nyeri dapat sebagai

gejala awal rupture hepar.

(7) Gangguan otak dan visus : perubahan kesadaran, nyeri kepala,

scotomata, dan pandangan kabur.

(8) Gangguan fungsi hepar : peningkatan alanine atau aspartate

amino transferase.

(9) Hemolisis mikroangiopatik.

(10) Trombositopenia : < 100.000 celU mml.

(11) Sindroma HELLP (Hemolysis, Elevated Liver Enzyme, Low

Platelet Count).

b) Pembagian Pre eklampsi berat

Pre eklampsi berat dapat dibagi dalam beberapa kategori :

(1) Pre eklampsi berat tanpa impending eklampsi.

Gambaran Tingkat Pre Eklamsi..., Erna Pangastuti Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a.repository.ump.ac.id/997/3/Erna Pangastuti Rahayu BAB II.pdf · Pre eklamsi dan eklamsi merupakan penyakit yang ... Oedema

18

(2) Pre eklampsi berat dengan impending eklampsi, dengan gejala-

gejala impending: nyeri kepala, mata kabur, mual dan muntah,

nyeri epigastrium, nyeri kuadran kanan atas abdomen

(Pritchard, 2009: 56).

c) Dasar pengelolaan pre eklamsi berat

Pada kehamilan dengan penyulit apapun pada ibunya,

dilakukan pengelolaan dasar sebagai berikut :

(1) Pertama adalah rencana terapi pada penyulitnya : yaitu terapi

medikamentosa dengan pemberian obat-obatan untuk

penyulitnya

(2) Kedua baru menentukan rencana sikap terhadap kehamilannya

yang tergantung pada umur kehamilan. Sikap terhadap

kehamilannya dibagi 2, yaitu :

(a) Ekspektatif ; konservatif : bila umur kehamilan < 37 minggu,

artinya : kehamilan dipertahankan selama mungkin sambil

memberikan terapi medikamentosa

(b) Aktif, agresif ; bila umur kehamilan ≥ 37 minggu, artinya

kehamilan dikahiri setelah mendapat terapi medikamentosa

untuk stabilisasi ibu.

d) Pemberian terapi medikamentosa

(1) Segera masuk rumah sakit

(2) Tirah baring miring ke kiri secara intermiten

(3) Infus Ringer Laktat atau Ringer Dekstrose 5%

(4) Pemberian anti kejang MgSO4 sebagai pencegahan dan terapi

kejang.

Gambaran Tingkat Pre Eklamsi..., Erna Pangastuti Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a.repository.ump.ac.id/997/3/Erna Pangastuti Rahayu BAB II.pdf · Pre eklamsi dan eklamsi merupakan penyakit yang ... Oedema

19

(5) Pemberian MgSO4 dibagi :

- Loading dose (initial dose) : dosis awal

- Maintenance dose : dosis lanjutan

Tabel 2.1 Kriterian pemberian MgSO4

Sumber Regimen Loading dose Maintenance dose

Dihentikan

1. Prichard, 1955 1957

Preeklamsi Eklamsi

Intermitent intramuscular injection

10 g IM 1) 4g 20% IV;

1g/menit 2) 10g 50% IM:

Kuadran atas sisi luar kedua bokong - 5g IM bokong kanan - 5g IM bokong kiri

3) Ditambah 1.0 mllidocaine 4) Jika konvulsi tetap terjadi Setelah 15 menit, beri : 2g 20% IV : 1 g/menit Obese : 4g iv Pakailah jarum 3-inci, 20 gauge

5g 50% tiap 4-6 jam Bergantian salah satu bokong 5g 50% tiap 4-6 jam Bergantian salah satu bokong (10 g MgSO4 IM dalam 2-3 jam dicapai kadar plasma 3, 5-6 mEq/l

24 jam pasca persalinan

2. Zuspan, 1966

Preeklamsi berat Eklamsi

Continous Intravenous Injection

Tidak ada 4-6 g IV / 5-10 minute

1 g/jam IV 1 g/jam IV

Gambaran Tingkat Pre Eklamsi..., Erna Pangastuti Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a.repository.ump.ac.id/997/3/Erna Pangastuti Rahayu BAB II.pdf · Pre eklamsi dan eklamsi merupakan penyakit yang ... Oedema

20

3. Sibai, 1984

Preeklamsi – eklamsi

Continous Intravenous Injection

4-6 g 20% IV dilarutkan dalam 100 ml/D5 / 15-20 menit

1) Dimulai 2g/jam IV dalam 10g 1000 cc D5 ; 100 cc/jam 2) Ukur kadar Mg setiap 4-6 jam 3) Tetesan infus disesuaikan untuk mencapai maintain dose 4-6 mEq/l (4,8-9,6 mg/dL)

24 jam pascasalin

4. Magpie Trial

Colaborative Group, 2002

Sama dengan Pritchard Regimen

1) 4g 50% dilarutkan dalam normal Saline IV / 10-15 menit 2) 10 g 50% IM:

- 5g IM bokong kanan - 5g IM bokong kiri

1) 1g/jam/IV dalam 24 jam atau 2) 5g IM/4 jam dalam 24 jam

Syarat pemberian MgSO4. 7H2O 1. Refleks patella normal 2. Respirasi > 16 menit 3. Produksi urine dalam 4 jam sebelumnya > 100 cc ; 0,5 cc/kg BB/jam 4. Siapkan ampul Kalsium Glukonat 10% dalam 10 cc

Antidotum Bila timbul gejala dan tanda intoksikasi MgSO4. 7H2O , maka diberikan injeksi Kalsium Glukonat 10% dalam 10 cc dalam 3 menit Refrakter terhadap MgSO4. 7H2O, dapat diberikan salah satu regimen dibawah ini :

1. 100 mg IV sodium thiopental 2. 10 mg IV diazepam 3. 250 mg IV sodium amobarbital 4. phenytoin : a. dosis awal 1000 mg IV

a. 16,7 mg/menit/1 jam b. 500 g oral setelah 10 jam dosis awal dalam 14 jam

Gambaran Tingkat Pre Eklamsi..., Erna Pangastuti Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a.repository.ump.ac.id/997/3/Erna Pangastuti Rahayu BAB II.pdf · Pre eklamsi dan eklamsi merupakan penyakit yang ... Oedema

21

e) Penyebab

Pre eklampsi hampir secara eksklusif merupakan penyakit

pada multipara. Biasanya terdapat pada wanita masa subur

dengan umur ekstrem, yaitu pada remaja belasan tahun atau pada

wanita yang berumur lebih dari 35 tahun. Pada multipara, penyakit

ini biasanya dijumpai pada keadaan-keadaan berikut (Pritchard,

2009: 59) :

1) Kehamilan multifetal dan hidrops fetalis.

2) Penyakit vaskuler, termasuk hipertensi essensial kronis dan

diabetes mellitus.

3) Penyakit ginjal.

Sampai saat ini etiologi pasti pre eklampsi/eklampsi masih

belum diketahui. Ada beberapa teori mencoba menjelaskan

perkiraan etiologi dari kelainan tersebut diatas, sehingga kelainan

ini sering dikenal sebagai the diseases of theory.

Adapun teori-teori tersebut antara lain (Wibisono, 1997: 87) :

1) Peran Prostasiklin dan Tromboksan

Pada pre eklampsi didapatkan kerusakan pada endotel

vaskuler sehingga terjadi penurunan produksi prostasiklin

(PGI2) yang pada kehamilan normal meningkat, aktivasi akan

diganti trombin dan plasmin. Trombin akan mengkonsumsi

penggumpalan dan fibrinolisis, yang kemudian antitrombin III,

sehingga terjadi deposit fibrin. Aktifasi trombosit menyebabkan

pelepasan tromboksan dan serotonin, sehingga terjadi

vasospasme dan kerusakan endotel.

Gambaran Tingkat Pre Eklamsi..., Erna Pangastuti Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a.repository.ump.ac.id/997/3/Erna Pangastuti Rahayu BAB II.pdf · Pre eklamsi dan eklamsi merupakan penyakit yang ... Oedema

22

2) Peran Faktor Imunologis

Pre eklampsi sering terjadi pada kehamilan pertama dan

tidak timbul lagi pada kehamilan berikutnya. Hal ini dapat

diterangkan bahwa kehamilan pertama pembentukan bloking

antibodi terhadap antigen plasenta tidak sempurna, yang

semakin sempurna pada kehamilan berikutnya. Data yang

mendukung adanya sistem imun pada penderita pre eklampsi :

a) Beberapa wanita dengan pre eklampsi mempunyai komplek

imun dalam serum.

b) Beberapa studi juga mendapatkan adanya aktivasi sistem

komplemen pada pre eklampsi diikuti dengan proteinuri.

c) Peran Faktor Genetik

Beberapa bukti yang menunjukkan peran faktor genetik

pada kejadian pre eklampsi antara lain:

a) Pre eklampsi hanya terjadi pada manusia.

b) Terdapatnya kecenderungan meningkatnya frekuensi pre

eklampsi pada anak-anak dari ibu yang menderita pre

eklampsi.

c) Kecenderungan meningkatnya frekuensi pre eklampsi

pada anak dan cucu ibu hamil dengan riwayat pre

eklampsi dan bukan pada ipar mereka.

3) Peran Renin Angiotensin-Aldosteron

Menurut Bobak dkk, (2005: 85) faktor resiko pre eklampsi/

eklampsi adalah :

Gambaran Tingkat Pre Eklamsi..., Erna Pangastuti Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a.repository.ump.ac.id/997/3/Erna Pangastuti Rahayu BAB II.pdf · Pre eklamsi dan eklamsi merupakan penyakit yang ... Oedema

23

a) Primigravida atau multipara dengan usia lebih tua.

b) Usia < 18 tahun atau > 35 tahun.

c) Berat badan < 50 kg atau gemuk.

d) Adanya proses penyakit kronis : diabetus mellitus,

hipertensi, penyakit ginjal, penyakit pembuluh darah kolagen

(lupus eritematus sistemik).

e) Kehamilan mola.

f) Komplikasi kehamilan : kehamilan multiple, janin besar,

hidrop janin, polihidramnion.

g) Pre eklampsi pada kehamilan sebelumnya.

h) Materi genetik baru.

f) Perubahan Adaptasi ibu hamil pada pre eklamsi

Pada ibu pre eklamsi mengalami perubahan-perubahan yang

abnormal yaitu :

Tabel 2.2 Perubahan adaptasi ibu hamil pada pre eklamsi

No. Perubahan Normal (Dibanding tidak hamil)

Pre eklamsi (Dibanding

hamil normal)

Keterangan

1 2 3

Cardiac output Volume darah Resistensi perifer

Meningkat Hipervolemia Menurun

Meningkat Hipovolemia Meningkat

Pada hamil normal, ketika resistensi perifer belum meningkat Hipovolemia pada preeklamsi akibat vasokonstriksi menyeluruh dan peningkatan permeabilitas vaskuler. Tidak terjadi disproporsi antara volume darah dan volume intravaskular

Gambaran Tingkat Pre Eklamsi..., Erna Pangastuti Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a.repository.ump.ac.id/997/3/Erna Pangastuti Rahayu BAB II.pdf · Pre eklamsi dan eklamsi merupakan penyakit yang ... Oedema

24

4 5 6 7 8 9 10 11 12

Aliran darah ke : a. utero

plasenta b. ginjal c. otak d. hepar Berat badan Edema Sel darah Hemokonsentrasi Viskositas darah Hematokrit Elektrolit Keseimbangan asam basa

Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat 40% ada edema Meningkat Hemodilusi Menurun Menurun Menurun -

Menurun Menurun Sama Sama Meningkat 60% hamil dengan hipertensi 80% hamil dengan hipertensi dan proteinuria Sama Deformabilitas meningkat Hemokonsentrasi tinggi Meningkat Meningkat Sama -

Peningkatan berat badan > 0,57 kg/ minggu harus waspada kemungkinan preeklamsi Edema tidak dipakai lagi sebagai kriteria preeklamsi kecuali anasarka - Akibat : hipovolemia, ekstravasasi albumin. CVP dan PCWP meningkat Pada preeklamsi akibat : hipovolemia dan peningkatan resistensi perifer - Kecuali pada preeklamsi diberi diuretikum dosis tinggi, restriksi garam dan infuse oxytocine Pada preeklamsi dengan hipoksi dapat terjadi gangguan keseimbangan asam basa Pada kejang eklamsi kadar bikarbonat menurun karena asidosis laktat, dan hilangnya karbondioksida

Gambaran Tingkat Pre Eklamsi..., Erna Pangastuti Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a.repository.ump.ac.id/997/3/Erna Pangastuti Rahayu BAB II.pdf · Pre eklamsi dan eklamsi merupakan penyakit yang ... Oedema

25

13 14 15 16 17

Natrium dan kalium Protein serum dan plasma Lipid plasma Asam urat dan kreatinin Koagulasi dan fibrinolisis

Disesuaikan dengan peningkatan cairan tubuh Menurun Hiperlipidemia Menurun -

Sama Bertambah menurunnya Bertambah hiperlipidemia Meningkat Trombositopenia Peningkatan FDP Penurunan anti trombin III

- - - Akibat hipovelimia dan peningkatan permeabilitas vaskuler

g) Kriteria Diagnosis

Apabila pada kehamilan >20 minggu didapatkan satu atau lebih

gejala dan tanda sebagai berikut :

1) Tekanan darah sistolik >160 mmHg.

2) Tekanan darah diastolik > 110 mmHg.

3) Oliguria ( produksi urin) < 500 cc/24 jam disertai kenaikan

kreatinin plasma.

4) Proteinuria > 3/24 jam.

5) Gangguan visus dan serebral.

6) Nyeri epigastrium.

7) Edema paru dan sianosis.

8) Gangguan pertumbuhan janin intrauteri.

9) Koma (Wiknjosastro, 2002: 111).

h) Pencegahan

Pemeriksaan antenatal yang teratur dapat menemukan

tanda-tanda dini pre eklampsi. Perlu lebih waspada akan

Gambaran Tingkat Pre Eklamsi..., Erna Pangastuti Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a.repository.ump.ac.id/997/3/Erna Pangastuti Rahayu BAB II.pdf · Pre eklamsi dan eklamsi merupakan penyakit yang ... Oedema

26

timbulnya pre eklampsi dengan ditemukan faktor-faktor

predisposisi. Walaupun timbulnya pre eklampsi tidak dapat

dicegah sepenuhnya, namun frekuensinya dapat dikurangi dengan

pemberian penyuluhan secukupnya dan pengawasan yang baik

pada wanita hamil. Penerangan tentang manfaat istirahat dan diet

berguna dalam pencegahan. Istirahat tidak selalu diartikan

berbaring di tempat tidur, namun pekerjaan sehari-hari perlu

dikurangi dan dianjurkan lebih banyak duduk dan berbaring. Diet

tinggi protein, dan rendah lemak, karbohidrat, garam dan

penambahan yang tidak berlebihan perlu dianjurkan (Wiknjosastro,

2002: 113). Menurut Manuaba (2008: 121), untuk mencegah

kejadian pre eklampsi ringan dapat dilakukan nasehat berkaitan

dengan:

1) Diet makanan

Makanan tinggi protein, tinggi kalori, cukup vitamin dan rendah

lemak. Kurangi garam apabila berat badan bertambah atau

edema. Makanan berorientasi pada empat sehat lima

sempurna.

2) Cukup istirahat

Istirahat yang cukup pada hamil tua dalam arti bekerja

seperlunya dan disesuaikan dengan kemampuan.

3) Pengawasan antenatal

Bila terjadi perubahan perasaan dan gerak janin dalam rahim

segera datang ke tempat pemeriksaan. Keadaan yang

memerlukan perhatian adalah :

Gambaran Tingkat Pre Eklamsi..., Erna Pangastuti Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a.repository.ump.ac.id/997/3/Erna Pangastuti Rahayu BAB II.pdf · Pre eklamsi dan eklamsi merupakan penyakit yang ... Oedema

27

a) Uji kemungkinan pre eklampsi

(1) Pemeriksaan tekanan darah dan kenaikannya.

(2) Pemeriksaan kenaikan berat badan atau edema.

(3) Pemeriksaan protein dalam urin.

(4) Pemeriksaan fungsi ginjal, fungsi hati, gambaran darah

umum dan pemeriksaan retina mata.

b) Penilaian kondisi janin dalam rahim

(1) Penilaian tinggi fundus uteri.

(2) Pemeriksaan janin: gerakan janin dalam rahim, deyut

jantung janin, pemantauan air ketuban.

(3) Pemeriksaan USG (Wiknjosastro, 2002: 117).

i) Penatalaksanaan

Pengobatan hanya dapat dilakukan secara simtomatis

karena etiologi pre eklampsi dan faktor-faktor yang

menyebabkannya belum dapat diketahui. Tujuan utama

penanganan:

1) Mencegah terjadinya eklampsia.

2) Melahirkan janin hidup.

3) Melahirkan janin dengan trauma minimal.

Penanganan pre eklampsi terdiri atas pengobatan medis dan

penanganan obstetrik. Penanganan obstetrik ditujukan untuk

melahirkan bayi pada saat yang optimal, yaitu sebelum janin mati

dalam kandungan, akan tetapi sudah cukup umur/matur untuk

hidup diluar uterus. Setelah persalinan berakhir, jarang terjadi

Gambaran Tingkat Pre Eklamsi..., Erna Pangastuti Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a.repository.ump.ac.id/997/3/Erna Pangastuti Rahayu BAB II.pdf · Pre eklamsi dan eklamsi merupakan penyakit yang ... Oedema

28

eklampsi dan janin yang cukup matur lebih baik hidup di luar

kandungan daripada didalam uterus.

Pada umumnya indikasi untuk merawat pasien pre eklampsi

di rumah sakit adalah: (1) tekanan darah sistolik 140 mmHg atau

lebih dan atau tekanan diastol 90 mmHg atau lebih;. (2) proteinuria

1+ atau lebih; (3) kenaikan berat badan 1,5 kg atau lebih dalam

seminggu yang berulang; (4) penambahan edema secara tiba-tiba.

Pada pasien yang dirawat di rumah sakit dilakukan pemeriksaan:

1) Anamnesis, pemeriksaan umum, pemeriksaan obstetrik, dan

pemeriksaan laboratorium rutin.

2) Tekanan darah, air kencing berat badan diperiksa tiap hari, dan

edema dicari terutama didaerah sakral.

3) Balance cairan diukur setiap hari.

4) Funduskopi dilakukan pada saat pasien masuk ke rumah sakit

dan kemudian tiap 3 hari .

5) Keadaan janin diperiksa tiap hari dan besarnya dinilai.

6) Penentuan hematokrit dilakukan berulang-ulang.

7) Penderita diingatkan untuk segera memberitahu apabila

terdapat gejala sakit kepala, merasa mual, merasa nyeri di

daerah epigastrium, atau menderita gangguan penglihatan.

Pengobatan pre eklampsi yang tepat ialah pengakhiran

kehamilan karena tindakan tersebut menghilangkan sebabnya dan

mencegah terjadinya eklampsi dengan bayi masih prematur.

Penundaan pengakhiran kehamilan dapat menyebabkan eklamsi

dan kematian janin. Pada janin dengan berat rendah pun

Gambaran Tingkat Pre Eklamsi..., Erna Pangastuti Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a.repository.ump.ac.id/997/3/Erna Pangastuti Rahayu BAB II.pdf · Pre eklamsi dan eklamsi merupakan penyakit yang ... Oedema

29

kemungkinan hidup pada pre eklampsi berat lebih baik diluar dari

pada dalam uterus. Cara pengakhiran dapat dilakukan dengan

induksi persalinan atau SC. Pada umumnya indikasi untuk

pengakhiran kehamilan adalah:

1) Pre eklampsi ringan dengan kehamilan cukup bulan.

2) Pre eklampsi dengan hipertensi dan atau proteinuria menetap

selama 10-14 hari dan janin sudah cukup matur.

3) Pre eklampsi berat.

4) Eklamsi.

Pada pasien yang masuk rumah sakit sudah dengan tanda-

tanda dan gejala–gejala pre eklampsi berat harus segera diberi

sedative yang kuat untuk mencegah timbulnya kejang-kejang.

Apabila sesudah 12-24 jam bahaya akut dapat di atasi, dapat

dipikirkan cara terbaik untuk menghentikan kehamilan. Tindakan

ini diperlukan untuk mencegah bahaya eklampsi selanjutnya.

Pengobatan untuk mencegah timbulnya kejang-kejang

(Wiknjosastro, 2002: 119).

3. Induksi Persalinan

a. Pengertian

Induksi Persalinan (induction of labour) adalah merangsang uterus

untuk mengawali proses persalinan. Saat ini sudah terbukti bahwa

tindakan induksi persalinan semakin sering dilakukan. American College

of Obstetricians and Gynecologists (1999a) berdasarkan resiko

persalinan yang berlangsung secara cepat, tidak mendukung tindakan

Gambaran Tingkat Pre Eklamsi..., Erna Pangastuti Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a.repository.ump.ac.id/997/3/Erna Pangastuti Rahayu BAB II.pdf · Pre eklamsi dan eklamsi merupakan penyakit yang ... Oedema

30

ini kecuali untuk indikasi-indikasi tertentu (rumah parturien yang jauh

dari rumah sakit atau alasan psikososial).

Luthy dkk (2002) Tindakan induksi persalinan berhubungan

dengan kenaikan angka kejadian tindakan SC. Hoffman dan Sciscione

(2003) Induksi persalinan elektif menyebabkan peningkatan kejadian SC

2-3 kali lipat.

Induksi persalinan elektif pada kehamilan aterm sebaiknya tidak

dilakukan secara rutin mengingat bahwa tindakan SC dapat

meningkatkan resiko yang berat sekalipun jarang dari pemburukan out

come maternal termasuk kematian. Induksi persalinan eletif yang dirasa

perlu dilakukan saat aterm (≥ 38 minggu) perlu pembahasan secara

mendalam antara dokter dengan pasien dan keluarganya.

b. Indikasi

1) Ketuban pecah dini dengan chorioamnionitis

2) Pre-eklampsia berat

3) Ketuban pcah dini tanpa diikuti dengan persalinan

4) Hipertensi dalam kehamilan

5) Gawat janin

6) Kehamilan postterm

c. Kontraindikasi

1) Cacat rahim ( akibat SC jenis klasik atau miomektomi intramural)

2) Grande multipara

3) Plasenta previa

4) Insufisiensi plasenta

5) Makrosomia

Gambaran Tingkat Pre Eklamsi..., Erna Pangastuti Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a.repository.ump.ac.id/997/3/Erna Pangastuti Rahayu BAB II.pdf · Pre eklamsi dan eklamsi merupakan penyakit yang ... Oedema

31

6) Hidrosepalus

7) Kelainan letak janin

8) Gawat janin

9) Ragangan berlebihan uterus : gemeli dan hidramnion

10) Kontra indikasi persalinan spontan pervaginam:

a) Kelainan panggul ibu (kelainan bentuk anatomis, panggul sempit)

b) Infeksi herpes genitalis aktif

c) Karsinoma Servik Uteri

d. Teknik pemberian oksitosin

Pemberian Induksi oksitosin menggunakan prosedur yang sesuai

dengan standard operasional yang tersusun diantaranya :

1) Pasien berbaring di tempat tidur dan tidur miring kiri

2) Lakukan penilaian terhadap tingkat kematangan servik.

3) Lakukan penilaian denyut nadi, tekanan darah dan his serta denyut

jantung janin

4) Catat semua hasil penilaian pada partograf

5) 2.5 - 5 unit Oksitosin dilarutkan dalam 500 ml Dekstrose 5% (atau

PZ) dan diberikan dengan dosis awal 10 tetes per menit.

6) Naikkan jumlah tetesan sebesar 10 tetes permenit setiap 30 menit

sampai tercapai kontraksi uterus yang adekuat.

7) Jika terjadi hiperstimulasi (lama kontraksi > 60 detik atau lebih dari

4 kali kontraksi per 10 menit) hentikan infus dan kurangi

hiperstimulasi dengan pemberian:

8) Terbutalin 250 mcg IV perlahan selama 5 menit atau

9) Salbutamol 5 mg dalam 500 ml cairan RL 10 tetes permenit

Gambaran Tingkat Pre Eklamsi..., Erna Pangastuti Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a.repository.ump.ac.id/997/3/Erna Pangastuti Rahayu BAB II.pdf · Pre eklamsi dan eklamsi merupakan penyakit yang ... Oedema

32

10) Jika tidak tercapai kontraksi yang adekuat setelah jumlah tetesan

mencapai 60 tetes per menit.

11) Naikkan konsentrasi oksitosin menjadi 5 unit dalam 500 ml

dekstrose 5% (atau PZ) dan sesuaikan tetesan infuse sampai 30

tetes per menit (15mU/menit)

12) Naikan jumlah tetesan infuse 10 tetes per menit setiap 30 menit

sampai kontraksi uterus menjadi adekuat atau jumlah tetesan

mencapai 60 tetes per menit.

Jika masih tidak tercapai kontraksi uterus adekuat dengan

konsentrasi yang lebih tinggi tersebut maka :

1) Pada multipgravida : induksi dianggap gagal dan lakukan SCia.

2) Pada primigravida, infuse oksitosin dapat dinaikkan konsentrasinya

yaitu :

a) 10 Unit dalam 400 ml Dextrose 5% (atau PZ) , 30 tetes permenit

b) Naikkan jumlah tetesan dengan 10 tetes permenit setiap 30 menit

sampai tercapai kontraksi uterus adekuat.

c) Jika sudah mencapai 60 tetes per menit, kontraksi uterus masih

tidak adekuat maka induksi dianggap gagal dan lakukan SC.

Jangan berikan oksitosin 10 Unit dalam 500 ml Dextrose 5%

pada pasien multigravida dan atau penderita bekas SC

4. Seksio Caesaria

a. Pengertian

SC adalah suatu persalinan buatan, janin dilahirkan melalui suatu

insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam

Gambaran Tingkat Pre Eklamsi..., Erna Pangastuti Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a.repository.ump.ac.id/997/3/Erna Pangastuti Rahayu BAB II.pdf · Pre eklamsi dan eklamsi merupakan penyakit yang ... Oedema

33

keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram (Wiknjosastro, 2007; h.

133). SC menurut Mochtar (1998) adalah suatu cara melahirkan janin

dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan

perut atau vagina.

b. Jenis- jenis operasi SC

1) Abdomen (SC abdominalis)

a) SC transperitonealis

(1) SC klasik atau korporal dengan insisi memanjang pada korpus

uteri

(a) Kelebihan : mengeluarkan janin lebih cepat, tidak

mengakibatkan komplikasi kandung kemih tertarik, sayatan

bisa diperpanjang.

(b) Kekurangan : infeksi mudah menyebar secara intra

abdominalis karena tidak ada reperitonealis yang baik, untuk

persalinan berikutnya lebih sering terjadi ruptur uteri

spontan.

(2) SC ismika atau profunda atau low cervical dengan insisi pada

segmen bawah rahim

(a) Kelebihan : penjahitan luka lebih mudah, penutupan luka

dengan reperitonealis yang baik, tumpang tindih dari

reperitoneal flap baik sekali untuk menahan penyebaran isi

uterus ke rongga peritonium, perdarahan sedikit,

dibandingkan dengan cara klasik kemungkinan ruptur uteri

lebih kecil.

Gambaran Tingkat Pre Eklamsi..., Erna Pangastuti Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a.repository.ump.ac.id/997/3/Erna Pangastuti Rahayu BAB II.pdf · Pre eklamsi dan eklamsi merupakan penyakit yang ... Oedema

34

(b) Kekurangan : luka dapat melebar sehingga dapat

menyebabkan arteri uterina putus sehingga mengakibatkan

perdarahan yang banyak, keluhan pada kandung kemih post

operatif tinggi.

(3) SC ekstraperitonealis, yaitu tanpa membuka peritonium

parietalis dengan demikian tidak membuka kavum abdominal

2) Vagina (SC vaginalis)

Menurut arah sayatan pada rahim, yaitu

a) Sayatan memanjang (longitudinal) menurut Kronig

b) Sayatan melintang (transversa) menurut Kerr

c) Sayatan huruf T (T - Incission) (Mochtar, 1998; h. 119)

c. Prognosis

Dulu angka morbiditas dan mortalitas untuk ibu dan janin tinggi.

Namun dengan perkembangan dalam teknik operasi, anestesi,

penyediaan cairan dan darah, indikasi dan antibiotika angka ini sangat

menurun. Angka kematian ibu pada rumah sakit dengan fasilitas operasi

yang baik dan tenaga yang cekatan adalah kurang dari 2 dalam 1000

persalinan.

Nasib janin yang ditolong secara SC sangat tergantung dari

keadaan janin sebelum dilakukan operasi. Menurut data dari negara-

negara dengan pengawasan antenatal yang baik dan fasilitas neonatal

yang sempurna, angka kematian perinatal sekitar 4 - 7% (Mochtar,

1998; h. 121).

Gambaran Tingkat Pre Eklamsi..., Erna Pangastuti Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a.repository.ump.ac.id/997/3/Erna Pangastuti Rahayu BAB II.pdf · Pre eklamsi dan eklamsi merupakan penyakit yang ... Oedema

35

d. Faktor Determinan SC

1)Faktor Sosiodemografi

a) Faktor umur

b) Suku

c) Agama

d) Tingkat Pendidikan

e) Pekerjaan

f) Sumber biaya

2) Faktor Mediko-Obstetrik

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada faktor mediko obstetri adalah

paritas, jarak persalinan, riwayat obstetri jelek, dimana hal ini akan

memberi gambaran atau prognosa pada kehamilan dan persalinan

berikutnya.

e. Indikasi SC

1) Indikasi Medis

Melahirkan dengan cara SC sebaiknya dilakukan atas

pertimbangan medis dengan memperhatikan kesehatan ibu maupun

bayinya. Artinya, janin atau ibu dalam keadaan gawat dan hanya dapat

diselamatkan jika persalinan dilakukan dengan SC dengan tujuan

untuk memperkecil terjadinya resiko yang membahayakan jiwa ibu dan

bayinya.

a) Faktor janin : bayi terlalu besar, kelainan letak bayi ( letak

sungsang, letak lintang), ancaman gawat janin (fetal distress), dan

bayi kembar.

b) Faktor plasenta : Plasenta previa dan solusio plasenta

c) Faktor ibu : Disproporsi Sevalo-Pelvik, disfungsi uterus, ruptura uteri

(robekan rahim), partus tak maju, pre eklamsi dan eklamsi.

Gambaran Tingkat Pre Eklamsi..., Erna Pangastuti Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a.repository.ump.ac.id/997/3/Erna Pangastuti Rahayu BAB II.pdf · Pre eklamsi dan eklamsi merupakan penyakit yang ... Oedema

36

2) Indikasi Sosial

Persalinan yang dilakukan dengan SC sering dikaitkan dengan

masalah kepercayaan yang masih berkembang di Indonesia. Masih

banyak penduduk di kota-kota besar mengaitkan waktu kelahiran

dengan peruntungan nasib anak dilihat dari faktor ekonomi. Tentunya

tindakan SC dilakukan dengan harapan apabila anak dilahirkan pada

tanggal dan jam sekian, maka akan memperoleh rezeki dan kehidupan

yang baik.

Adanya ketakutan ibu-ibu akan kerusakan jalan lahir (vagina)

sebagai akibat dari persalinan normal, menjadi alasan ibu memilih

bersalin dengan cara SC. Padahal penelitian membuktikan bahwa

mitos tersebut tidak benar karena penyembuhan luka di daerah vagina

hampir sempurna. Pendapat lain yaitu, bayi yang dilahirkan dengan SC

menjadi lebih pandai karena kepalanya tidak terjepit di jalan lahir.

Padahal sebenarnya tidak ada perbedaan antara kecerdasan bayi

yang dilahirkan dengan cara SC ataupun pervaginam.

Pada sisi lain, persalinan dengan SC dipilih oleh ibu bersalin

karena tidak mau mengalami rasa sakit dalam waktu yang lama. Hal ini

terjadi karena kekhawatiran atau kecemasan menghadapi rasa sakit

pada persalinan normal.

f. Komplikasi Tindakan SC

Komplikasi yang terjadi setelah tindakan SC adalah

1) Infeksi Puerperal (nifas)

Infeksi puerperal terbagi 3 tingkatan, yaitu:

a) Ringan : dengan kenaikan suhu tubuh beberapa hari saja

b) Sedang : dengan kenaikan suhu tubuh lebih tinggi, disertai

dehidrasi dan sedikit kembung.

Gambaran Tingkat Pre Eklamsi..., Erna Pangastuti Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a.repository.ump.ac.id/997/3/Erna Pangastuti Rahayu BAB II.pdf · Pre eklamsi dan eklamsi merupakan penyakit yang ... Oedema

37

c) Berat: dengan peritonitis, sepsis dan ileus paralitik. Hal ini sering

kita jumpai pada partus terlantar, dimana sebelumnya telah

terjadi infeksi intrapartal karena ketuban yang telah pecah terlalu

lama.

2) Perdarahan

Perdarahan dapat disebabkan karena banyaknya pembuluh darah

yang terputus dan terbuka, atonia uteri, dan perdarahan pada

placental bed. Perdarahan dapat mengakibatkan terbentuknya

bekuan-bekuan darah pada pembuluh darah balik di kaki dan

rongga panggul

3) Luka Kandung kemih

Tindakan SC, apabila dilakukan dengan tidak hati-hati dapat

mengakibatkan luka pada organ lain seperti kandung kemih, yang

dapat menyebabkan infeksi

5. Kewenangan Bidan

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor

1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan,

kewenangan yang dimiliki bidan meliputi :

a. Kewenangan normal

Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh

seluruh bidan. Kewenangan ini meliputi:

1) Pelayanan kesehatan ibu

a) Ruang lingkup:

(1) Pelayanan konseling pada masa pra hamil

(2) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal

Gambaran Tingkat Pre Eklamsi..., Erna Pangastuti Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a.repository.ump.ac.id/997/3/Erna Pangastuti Rahayu BAB II.pdf · Pre eklamsi dan eklamsi merupakan penyakit yang ... Oedema

38

(3) Pelayanan persalinan normal

(4) Pelayanan ibu nifas normal

(5) Pelayanan ibu menyusui

(6) Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan

b) Kewenangan:

(1) Episiotomi

(2) Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II

(3) Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan

(4) Pemberian tablet Fe pada ibu hamil

(5) Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas

(6) Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini (IMD) dan promosi air

susu ibu (ASI) eksklusif

(7) Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan

postpartum

(8) Penyuluhan dan konseling

(9) Bimbingan pada kelompok ibu hamil

(10) Pemberian surat keterangan kematian

(11) Pemberian surat keterangan cuti bersalin

2) Pelayanan kesehatan anak

a) Ruang lingkup:

(1) Pelayanan bayi baru lahir

(2) Pelayanan bayi

(3) Pelayanan anak balita

(4) Pelayanan anak pra sekolah

Gambaran Tingkat Pre Eklamsi..., Erna Pangastuti Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a.repository.ump.ac.id/997/3/Erna Pangastuti Rahayu BAB II.pdf · Pre eklamsi dan eklamsi merupakan penyakit yang ... Oedema

39

b) Kewenangan:

(1) Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi,

pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini (IMD), injeksi

vitamin K 1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-

28 hari), dan perawatan tali pusat

(2) Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk

(3) Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan

(4) Pemberian imunisasi rutin sesuai program Pemerintah

(5) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra

sekolah

(6) Pemberian konseling dan penyuluhan

(7) Pemberian surat keterangan kelahiran

(8) Pemberian surat keterangan kematian

3) Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga

berencana

a) Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi

perempuan dan keluarga berencana

b) Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom

b. Kewenangan dalam menjalankan program Pemerintah

Selain kewenangan normal sebagaimana tersebut di atas, khusus

bagi bidan yang menjalankan program pemerintah mendapat

kewenangan tambahan untuk melakukan pelayanan kesehatan yang

meliputi:

Gambaran Tingkat Pre Eklamsi..., Erna Pangastuti Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a.repository.ump.ac.id/997/3/Erna Pangastuti Rahayu BAB II.pdf · Pre eklamsi dan eklamsi merupakan penyakit yang ... Oedema

40

1) Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim,

dan memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit

2) Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit

kronis tertentu (dilakukan di bawah supervisi dokter)

3) Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang

ditetapkan

4) Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan

ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan penyehatan

lingkungan

5) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah

dan anak sekolah

6) Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas

7) Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan

terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk pemberian

kondom, dan penyakit lainnya

8) Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif

lainnya (NAPZA) melalui informasi dan edukasi

9) Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program Pemerintah

Khusus untuk pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan

antenatal terintegrasi, penanganan bayi dan anak balita sakit, dan

pelaksanaan deteksi dini, merujuk, dan memberikan penyuluhan

terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) dan penyakit lainnya, serta

pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif

lainnya (NAPZA), hanya dapat dilakukan oleh bidan yang telah

mendapat pelatihan untuk pelayanan tersebut.

Gambaran Tingkat Pre Eklamsi..., Erna Pangastuti Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a.repository.ump.ac.id/997/3/Erna Pangastuti Rahayu BAB II.pdf · Pre eklamsi dan eklamsi merupakan penyakit yang ... Oedema

41

c. Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak

memiliki dokter.

Khusus di daerah (kecamatan atau kelurahan/desa) yang belum

ada dokter, bidan juga diberikan kewenangan sementara untuk

memberikan pelayanan kesehatan di luar kewenangan normal, dengan

syarat telah ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Kewenangan bidan untuk memberikan pelayanan kesehatan di luar

kewenangan normal tersebut berakhir dan tidak berlaku lagi jika di

daerah tersebut sudah terdapat tenaga dokter.

Gambaran Tingkat Pre Eklamsi..., Erna Pangastuti Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a.repository.ump.ac.id/997/3/Erna Pangastuti Rahayu BAB II.pdf · Pre eklamsi dan eklamsi merupakan penyakit yang ... Oedema

42

B. Kerangka Teori

Seksio sesaria

Vakum ekstraksi

Faktor ibu : - Kala 2 tak

maju - Hipertensi - Ibu yang tidak

boleh mengejan terlalu lama

Faktor ibu: - Pre eklamsi - Plasenta

previa - Panggul

sempit - Partus lama - Partus tak

maju - Ruptur uteri

mengancam

Faktor dari janin - Gawat janin - Malpresentasi

janin - Janin besar - Disproporsi

kepala panggul

Kehamilan Normal

Abnormal Persalinan

Gambaran Tingkat Pre Eklamsi..., Erna Pangastuti Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2013