pemberian zakat terhadap golongan lgbt menurut …repository.uinjambi.ac.id/2339/1/skripsi muhammad...
TRANSCRIPT
i
PEMBERIAN ZAKAT TERHADAP GOLONGAN LGBT
MENURUT FATWA SELANGOR (ANALISIS TINJAUAN
MAQASID SYARIAH)
SKRIPSI
DISUSUN OLEH:
MUHAMMAD ZAID IKRAM BIN MOHD ZAKARIA
(SPM103170031)
PEMBIMBING:
Drs. M. Hasbi Ash-shiddiqi, MA
Dra. Rafika, M. AG.
STUDI PERBANDINGAN MAZHAB
FAKULTAS SYARI’AH
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
ٱهحغرور كى ةٱلل يا ول يغر نح ة ٱلد ي كى ٱلح ٥فل تغر
Artinya:
janganlah kehidupan dunia memperdayakan kalian) sehingga kalian tidak
mau beriman kepada adanya hari berbangkit dan lain-lainnya (dan sekali-
kali janganlah memperdayakan kalian tentang Allah) tentang sifat dan
Penyantun-Nya dan sifat Sabar-Nya yang menangguhkan kalian tidak
diazab (orang yang pandai menipu) yakni setan.
vii
PERSEMBAHAN
Ku persembahkan skripsi ini
Untuk orang-orang yang ku cintai
Ibundaku Jamaliah Bt M. Nasir yang telah mendidik dan mengasuh ananda
dari kecil hingga dewasa dengan penuh kasih sayang, agar kelak ananda
menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua dan berguna bagi
Agama, Nusa dan Bangsa, dan dapat meraih cita-cita.
Untuk kakanda ( nurul izzah serta muhd izwan ) yang banyak memberi
motivasi, kakak-kakak dan Adik-adik (rabiatu nadirah,nurlyana syahida dan
ahmad irsyad), yang memberi sokongan serta terima kasih di atas segala
perhatian dan dorongan yang diberikan, semoga segala sesuatu yang terjadi
di antara kita merupakan rahmat dan anugerah dari-Nya, serta menjadi
sesuatu yang indah buat selama-lamanya.
Tidak lupa kepada kedua-dua pembimbing saya yaitu Bapak Drs. M. Hasbi
Ashshidiqi, M.Ag Serta Dra.Rafikah M, M.Ag
karena banyak ilmu yang dicurahkan dan banyak memberi tunjuk ajar
kepada saya arti daya dan upaya untuk menghadapi cabaran hidup.
Tidak lupa saya ucapkan jutaan terima kasih kepada Murabbi yang
mendidik rohani saya iaitu Dato‟ Sheikh Muhammad Fuad bin Kamaluddin,
KH Muhammad Daud Al Hafiz,TG Jahid Sidek, KH Muhammad Ismail Al
Banjari, KH Zainul Arifin, KH Muhammad Yusuf Al Banjari dan para
asatizah lain diatas segala doa dan harapan.
viii
Serta tak lupa pula terima kasih juga untuk insan yang tercinta yaitu sahabat
sejatiku, Zhafir Aiman, Aizat Hasbullah, Zulammar, Syaqirin, Ariff Nabil,
Nor Adli, zul majdee, reza, zizi, serta teman-temanku lain yang tergabung
dalam Persatuan Kebangsaan Pelajar Malaysia di Indonesia Cabang Jambi,
serta teman-teman dari Indonesia maupun teman-teman yang berada di
Malaysia, yang setia telah memberikan semangat dan dorongan di kala suka
maupun duka, semoga persahabatan kita tetap terjalin dengan baik dan
semoga ini semua menjadi kenangan yang terindah dalam hidupku.
Terima kasih atas segalanya.
ix
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk menghuraikan zakat asnaf ar-riqab sebagai
mustahik zakat di majelis agama islam Selangor khususnya do provinsi
Selangor. Di era ini umum mengetahui riqab ialah salah satu asnaf delapan
yang disebut dalam surat taubah ayat 60. Umum juga mengetahui pada era
ini golongan ar-riqab sudah tidak dapat ditemukan lagi karena kebanyyakan
ulama mengatakan golongan mukattab ini sudah tidak dapat ditemukan.
Akan tetapi lembaga zakat Selangor sebagai golongan yang dibelenggu.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dasar penatapan hukum oleh
majlis agama islam Selangor dalam menetapkan bagian zakat riqab serta
ingin mengetahui jenis-jenis penerima zakat asnaf ar-riqab. Metode
penelitian yang digunakan dalam kajian ini iaitu field research (kajian
lapangan) dan juga library research (kajian pustaka) supaya penulis dapat
meneliti dan membahas permasalahan ini dengan lebih mendalam. Majelis
agama islam Selangor berfungsi untuk melaksanakan tugas membebaskan,
menguruskan melindungi, merawat dan memulih asnaf ar-riqab kepada
supaya dapat menjalani kehidupan sempurna secara Islami. Majelis agama
Islam Selangor megambil pendapat yang dikemukakan oleh Mahmud
syaltut dan sheikh rashid redho tentang meluaskan konsep ar-riqab kepada
terbelenggu. Maka di dalam skripsi ini membahaskan Selangor dalam
penentuan asnaf ar-riqab.
Kata Kunci : Zakat, Asnaf Riqab, Fatwa Majelis Agama Islam
Selangor
x
KATA PENGANTAR
حين حمن الر بسن الل الر
الله وبركاته السلام عليكن ورحمة
Puji dan syukur yang sedalam-dalamnya penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya. Shalawat dan Salam turut
dilimpahkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang sangat
dicintai. Alhamdulillah dalam usaha menyelesaikan skripsi ini penulis
senantiasa diberi nikmat kesehatan dan kekuatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “PEMBERIAN ZAKAT
TERHADAP LGBT MENURUT FATWA SELANGOR (ANALISIS
TINJAUAN MAQASID SYARIAH)”.
Skripsi ini disusun sebagai sumbangan pemikiran terhadap
pengembangan ilmu syariah dalam bagian ilmu hukum tentang undang-
undang. Juga memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar
Sarjana Strata Satu (S1) dalam Jurusan Hukum Keluarga pada Fakultas
Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,
Indonesia.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis akui tidak terlepas dari
menerima hambatan dan halangan baik dalam masa pengumpulan data
maupun penyusunannya. Situasi yang mencabar dari awal hingga ke akhir
menambahkan lagi daya usaha untuk menyelesaikan skipsi ini agar selari
dengan penjadualan. Dan berkat kesabaran dan sokongan dari berbagai
pihak, maka skripsi ini dapat juga diselesaikan dengan baik seperti yang
diharapkan.
Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah jutaan
terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu sama ada secara
langsung maupun secara tidak langsung menyelesaikan skripsi ini, terutama
kepada:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA Rektor UIN STS Jambi, Indonesia.
xi
2. Bapak Dr. AA. Miftah, Dekan Fakultas Syariah UIN STS Jambi,
Indonesia.
3. Bapak. Hermanto Harun, Lc, Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang
Akademik, Ibu Rahmi Hidayati, S.Ag, M.HI, Wakil Dekan Bidang
Administrasi Umum, Perancangan dan Keuangan dan Ibu Dr.
Yulianti, S,Ag.M.HI, Wakil Dekan Kemahasiswaan dan kerjasama
di lingkungan Syariah UIN STS Jambi, Indonesia.
4. AlHusni,S.Ag.,M.HI selaku Ketua Jurusan Perbandingan Mazhab
(PMH) Fakultas Syari‟ah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Bapak Drs. M. Hasbi Ashshidiqi, M.Ag, selaku Pembimbing I dan
Ibu Dra.Rafikah M, M.Ag, MA, selaku pembimbing II skripsi ini
yang telah banyak memberi kemasukan, tunjuk ajar dan bimbingan
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak dan ibu dosen yang telah mengajar sepanjang perkuliahan,
asisten dosen serta seluruh karyawan dan karyawati yang telah
banyak membantu dalam memudahkan proses menyusun skripsi di
Fakultas Syariah UIN STS Jambi, Indonesia.
Di samping itu, disadari juga bahwa skripsi ini masih ada
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan baik dari segi teknis penulisan,
analisis data, penyusunan maklumat maupun dalam mengungkapkan
argumentasi pada bahan skripsi ini. Oleh karenanya diharapkan kepada
semua pihak dapat memberikan kontribusi pemikiran, tanggapan dan
masukan berupa saran, nasihat dan kritik demi kebaikan skripsi ini. Semoga
apa yang diberikan d icatatkan sebagai amal jariyah di sisi Allah SWT dan
mendapatkan ganjaran yang selayaknya kelak.
Jambi, September 2019
Penulis,
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR ......................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iv
SURAT PERNYATAAN.................................................................................... v
MOTTO............................................................................................................... vi
ABSTRAK .......................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ............................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 4
C. Batasan Masalah ............................................................................... 6
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..................................................... 6
E. Kerangka Teori ................................................................................. 7
F. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 10
BAB II : METODE PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian ..................................................... 13
B. Pendekatan penelitian ................................................................. 13
C. Jenis penelitian dan sumber data ................................................. 13
D. Ditrumen pengumpulan data ....................................................... 15
E. Teknik dan analisis data............................................................... 17
F. sistematika penulian ..................................................................... 17
xiii
BABIII : GAMBARAN UMUM MAJELIS AGAMA ISLAM
SELANGOR
A. Sejarah dan perkembangan .......................................................... 24
B. Struktur Organisasi ....................................................................... 27
C. visi misi dan motto ....................................................................... 30
D. piagam pelanggan. ........................................................................ 31
E. Objektif, fungi dan strategi ........................................................... 32
BAB IV : SEKILAS TENTANG FATWA SELANGOR
.
A. Dasar penetapan hukum dan fatwa oleh majlis agama islam
Selangor (MAIS) dalam menetapkan pemberian zakat
kepada golongan LGBT ................................................................ 35
B. Cara Mendistribusikan Uang Zakat Kepada Kelompok LGBT ..... 43
C. Tinjauan Maqasid Syariah Terhadap Pemberian Zakat
Terhadap
Kepada Kelompok LGBT .............................................................. 51
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 57
B. Saran-saran .................................................................................. 58
C. Kata penutup ............................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ajaran Islam menjadikan ibadah yang mempunyai aspek sosial
sebagai landasan membangun suatu sistem yang mewujudkan
kesejahteraan dunia dan akhirat, dengan mengintegerasikannya
dalam ibadah, berarti memberi peranan penting pada keyakinan
keimanan yang mengendalikan seorang mukmin dalam hidupnya.
Demikian fungsi sesungguhnya dari ibadah yang dikenal dengan
nama zakat.1
Dalam ajaran Islam tiap-tiap perintah untuk melakukan ibadah
mengandung hikmah dan rahasia yang sangat berguna bagi perlaku
tersebut, termasuk ibadah zakat. Zakat mempunyai dua fungsi,
pertama adalah untuk membersihkan harta benda dan jiwa (fitrah)
manusia. Seseorang telah mengeluarkan sebagian hartanya diberikan
kepada yang berhak (mustahiq), berarti menunaikan ibadat yang
disyariatkan oleh Allah SWT.
Kedua, zakat itu berfungsi sosial sebagai sarana saling berhubungan
sesama manusia terutama sebagai jembatan antara si kaya dan si
miskin. Dana zakat yang demikian zakat mempunyai dimensi
1 Abdurrahmana qadir, zakat dalam dimensi ibadah mahdhah dan sosial, semarrang bina utama, 1999 hlm 124
2
“hablun minallah wa hablun minannas”, dapat dimanfaatkan untuk
mengatasi kemiskinan yang merpakan masalah sosial yang selalu
ada dalam kehidupan suatu masyarakat (mustahiq),
agar tidak terjadi kepincangan-kepincangan sosial. Penekanan dalam
bentuk ke dua ini adalah segi pemanfaatan oleh mustahiq atau
pengelola (amil).2
Perintah wajib zakat turun di Madinah pada bulan Syawal tahun
ke dua Hijrah Nabi SAW, kewajibannya terjadi setelah kewajiban
puasa Ramadhan. Zakat mulai diwajibkan di Madinah karena
masyarakat Islam sudah mulai terbentuk dan kewajiban ini
dimaksudkan untuk membina masyarakat muslim yakni sebagai
bukti solidaritas sosial.
Adapun ketika umat Islam masih berada di Makkah, Allah SWT
sudah menegaskan dalam Al-Qur‟an tentang pembelanjaan harta
yang belum dinamakan zakat tetapi berupa infaq bagi mereka yang
mempunyai kelebihan harta agar membantu bagi yang kekurangan.
Pada masa khalifah Abu Bakar, mereka yang terkena
kewajiban membayar zakat tetapi enggan melakukannya diperangi
dan ditumpas karena dianggap memberontak pada hukum agama.
Hal ini menunjukkan betapa zakat merupakan kewajiban yang tidak
bisa ditawar-tawar.
2 Muhammad, Pedoman Zakat (Jakarta: Direktor Pemberdaaan Zakat, 2006) hlm. 241.
3
Kata zakat berasal dari kata “zaka” yang mempunyai pengertian
berkah, tumbuh, bersih dan baik. Sedangkan menurut lisan Arab, arti
dasar dari kata zakat, ditinjau dari segi bahasa adalah suci, tumbuh,
berkah dan terpuji yang semuanya digunakan dalam Al-Qur`an dan
Hadits. Zakat dalam istilah fiqih berarti sejumlah harta tertentu yang
diwajibkan Allah SWT diserahkan kepada orang-orang yang
berhak.3 Dinamakan zakat karena dapat mengembangkan,
menyuburkan pahala dan menjauhkan harta yang telah diambil
zakatnya dari bahaya.
Di dalam al-Quran, Allah SWT telah meletakkan kedudukan
asnaf ar-riqab di dalam senarai penerima zakat pada posisi kelima.
Iaitu, dimulai dengan asnaf fakir, miskin, amil, mualaf dan yang ke
lima ar-riqab, sebagaimana firman Allah s.w.t dalam surah al-
Taubah:
ؤهفث ح ا وٱل وين عويح سمين وٱهحع ح دقج لوحفقراء وٱل ا ٱلص ۞إنبين ٱلس وٱةح ىح وف ٱلرقاب وٱهحغريين وف سبين ٱلل قوب
عويى حميى وٱلل ٱلل ٦٠فريضث يArtinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang
fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para
mu´allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak,
orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk
mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan
yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana”4
3 Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, (Bogor: Litera Antar Nusa, 1999), hlm. 34
4 Tim Penterjemahan dan Penafsiran al-Quran, Al-Quran dan Terjemahannya (Kuala Lumpur: Media Digital Printing, 2011) hlm. 196
4
Ar-riqab, jika dilihat dari segi definisi umum bermaksud “budak
mukatab” yang membeli atau menebus dirinya sendiri untuk bebas
daripada tuannya secara beransur-ansur. Maka, fuqaha‟ menyatakan
bahawa istilah ini adalah merupakan satu kiasan yang menunjukkan
bahawa perhambaan adalah satu bentuk ikatan yang mengikat
seseorang itu daripada menikmati kebebasan sebagaimana menurut
pandangan al-Qaradawi. Berdasarkan pemerhatian penyelidik,
terdapat sedikit perbezaan definisi ar-riqab di kalangan ulama‟.
Namun perselisihan ini tidaklah terlalu besar tetapi lebih membawa
kepada maksud hamba atau pembebasan.
Menurut Yusuf Qardawi, riqab adalah bentuk jamak dari
“Raqabah”. Istilah ini dalam Quran artinya budak belian laki-laki
(abid) dan bukan budak belian perempuan (amah). Istilah ini
diterangkan dalam kaitannya dengan pembebasan atau pelepasan.
Seolah-olah Qur‟an memberikan isyarah dengan kata kiasan ini
maksudnya, bahwa perbudakan bagi manusia tidak ada bedanya
seperti belenggu yang mengikatnya. Membebaskan budak belian
artinya sama dengan menghilangkan atau melepaskan belenggu yang
mengikatnya.
Antara ulama' kotemporari yang meluaskan maksud al-Riqab
pada masakini ialah Syeikh Muhammad Bin Soleh al-Uthaimin dan
Dr. Ali Muhyiddin al-Qurrah Daghi. Menurut kedua ulama' ini,
5
termasuk dalam asnaf al-Riqab adalah orang Islam yang diculik dan
minta dibebaskan dengan tebusan atau seumpamanya.
Islam telah menutup segala pintu yang memungkinkan adanya
perbudakan di alam ini. Ia mengharamkan memperbudak manusia
dengan jalan melenyapkan kebebasan orang-orang yang merdeka,
dewasa maupun kanak-kanak. Islam melarang secara mutlak
seseorang menjual dirinya anaknya maupun istrinya. Islam tidak
pernah mensyariatkan terhadap orang yang berutang memperbudak
dirinva untuk membayar utangnya, apabila ia tidak sanggup
membayar utangnya itu. Tidak pula orang yang melakukan jarimah,
memperbudak dirinya, dengan sebab jarimahnya itu, sebagaimana
hal itu terjadi pada syariat terdahulu. Tidak pula memperbudak
lawanan dengan zalim karena perang yang berkecamuk di antara
suku-suku tertentu, semata karena hasad dan permusuhan.
Dalam perkembangannya, konsep mustahik serta aplikasinya
pada saat ini perlu dicermati karena kondisi yang berkembang terkait
dengan perubahan zaman, sehingga perlu adanya upaya penggalian
hukum untuk menyikapi perkembangan zaman agar hukum Islam
tetap dapat beradaptasi dengan waktu dan tempat Hal ini
menyebabkan kelangsungan asnaf dalam dataran aplikatif seringkali
tidak menentu. Apalagi konteks zakat sendiri selama ini tidak lebih
diproyeksikan sebagai lembaga karitas, yakni sebuah hubungan belas
kasihan antara si kaya dengan si miskin.
6
Realitas sistem pembudakaan individu seperti yang berlaku
semasa zaman Nabi Muhammad SAW sudah tidak berlaku di zaman
moden. Persoalannya, adakah bahagian golongan ‟fi al-riqab‟ yang
dinyatakan dalam ayat 60 surah at-taubah sudah tidak relevan pada
zaman moden kini. Ulama kontemporer seperti Syeikh Mahmud
Syaltut dan Syeikh Muhammad Rasyid Redho memperluaskan
konsep dan interpertasi asnaf ar-riqab bersesuaian dengan keadaan
semasa dan setempat.
Timbul juga isu mengenai kewujudan asnaf ar-riqab pada masa
kini yang mana tidak terdapat dimana-mana negara lagi yang
mengamalkan sistem pembudakaan. Justeru kajian ini perlu
dijalankan bagi melihat semula kedudukan asnaf ar-riqab sebagai
penerima zakat pada masa kini, golongan-golongan lain yang
berkemungkinan boleh dikategorikan di bawah asnaf ini dan
perkara-perkara lain yang berkaitan dengannya khususnya dari segi
bantuan dan kaedah pemberian zakat kepada golongan ini sekiranya
mereka layak menerimanya .
Berdasarkan laporan zakat PPZ-MAIWP 2010, dinyatakan
bahwasanya di Malaysia hanya empat buah negeri yang
mengagihkan zakat kepada asnaf al-Riqab iaitu Selangor, Pahang,
Negeri Sembilan dan Terengganu. Negeri Selangor antara yang
terbanyak dalam memberi peruntukan dana zakat asnaf al-Riqab
7
berbanding negeri-negeri lain iaitu sejumlah RM 22,285,306 pada
tahun 2015 dan RM 22,911,649 pada tahun 2014.
Zakat merupakan ibadah muamalah yang wajib dilaksanakan
sepanjang masa. Oleh kerana itu, manusia sebagai pemberi zakat
maupun sebagai penerima zakat, terutama terhadap benda-benda
yang menjadi kebutuhan hidup manusia, maka hukumnya harus
aktual dan dinamis untuk itu dapat dilakukan rekonseptualisasi,
redefinisi, terutama pada aspek subtansi yang mengandung muatan
dilalah dzanni dan umum.5 yang dimaksud “redefinisi dalam tulisan
ini sebagaimana diartikan dalam kamus besar bahasa Indonesia,
yaitu kemampuan merumuskan batasan dengan melihatnya dari
sudut lain, bukan cari cara yang lazim.
Di Malaysia di mana lembaga zakat di Negeri Selangor telah
mengeluarkan fatwa mengenai tentang pemberian zakat kepada
kelompok LGBT yang ingin yang berhijrah dan ingin pulang ke
pangkal jalan. hukum penggunaan uang zakat asnaf riqab bagi
mereka yang terbelenggu dengan masalah sosial dalam menjamin
akidah umat Islam agar kembali ke pangkal jalan adalah diharuskan.
Antara jenis bantuan yang disalurkan adalah bantuan pemurnian
akidah, bantuan pemulihan akhlak dan pembebasan fi ar riqab.
8
Antara persoalan yang ditmbulkan adalah mengenai pemberian
zakat kepada LGBT yang tidak boleh diterima oleh segelintir
masyarakat yang dimana masyarakat berpendapat bahawa lembaga
zakat selangor mengeluarkan zakat untuk golongan LGBT secara
umum dan tidak memahami hal tersebut dengan secara mendalam
atau tidak bertanya kepada ahlinya yaitu kepada lembaga zakat. Jadi
hal ini harus ditangani dan harus diperjelaskan dengan lebih jelas
mengenai pemberian zakat kepada golonggan LGBT dimana
pemberian tersebut untuk membantu kelompok tersebut agar
menjauhi maksiat dan ingin berhijrah ke pangkal jalan yakni yang
ingin berubah kembali kepada islam.
Dalam kajian ini ada penjelasan serta penerangan tentang
pemberian zakat kepada LGBT dan bagaimana pemberian zakat
kepada golongan LGBT dalam fatwa selangor. Ramai masyarakat
yang tidak setuju dengan LGBT. Isu terlibat LGBT adakah tidak ada
jalan keluar baginya. Nabi sebut setiap manusia tidak dapat lari dari
melakukan kesilapan, tetapi sebaik baik orang bersalah itu dia taubat
pada Allah.6
كم زوخطاء آدوب خ انخطائ بو روا.انتو
انتزيـذي
6 Abu al-Husayn Muslim Ibn al-Hajjaj Ibn Muslim al-Qusyayri anNaysaburi (204-261 H), Sahih Muslim, Kitab at-Taubah, Bab Suqut{ az-Zunub bi alIstighfar tawbah, ,(Indonesia : Maktabah Dar Ihya’ al-Kutub al-‘Arabiyyah, t.t.), II: 491; hadis senada juga dapat dilihat dalam at-Tirmidzi, Kitab ad-Da‘awa, , no. hadis 3539, IV: 38
9
Artinya : Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu
„alaihi wa sallam bersabda, “Setiap anak Adam adalah
orang-orang yang pernah melakukan kesalahan, dan
sebaik-baik orang yang pernah melakukan kesalahan
adalah orang yang bertaubat.”
Contohnya jika kelompok LGBT ingin berubah tetapi masih dalam
lingkungan LGBT adakah mereka boleh berubah, mesti susah dan
rumit. Jadi disinilah peranan lembaga zakat untuk mengubah serta
membantu golongan LGBT yang ingin kembali kepada islam. Islam
itu indah Allah telah sebut dua kali di dalam al Quran yaitu di dalam
surah an nahl ayat 43
فسح ىح ح إلح ا ي قتحوك إل رجال رحسوح أ ن ويا ح
أ ا ل
ن و ر إن لخىح ل تعح ٤٣ٱللح
Artinya : “maka bertanya kepada ahlinya.
Sheikh Mahmud Syaitut di dalam kitab al fatawa (Dirasah li
musykilati muslim al-muasir fi hayatihi al-yaumiyyah al-ammah)7
menjelasakan bahawa perhambaan dalam bentuk semasa pada hari
ini adalah perhambaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
Perhambaan terhadap umat Islam pada masa kini adalah berbentuk
7 Sheikh Mahmud syaitut di dalam kitab al fatawa (Dirasah li musykilati muslim
al-muasir fi hayatihi al-yaumiyyah al-ammah)
10
penjajahan terhadap pemikiran, harta, dan kuasa dan kebebasan
mereka. 8
Maka, dengan kesedaran ini penulis tertarik untuk membahaskan
tentang pemberian zakat kepada LGBT menurut fatwa selangor
(analisis maqasid syariah)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembahasan dalam latar belakang permasalahan
diatas, maka yang menjadi rumusan masalah yang akan dikaji dalam
penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana Dasar penetapan hukum dan fatwa oleh majlis agama
Islam Selangor (MAIS) dalam menetapkan pemberian zakat
kepada golongan LGBT.
2. Bagaimana cara mendistribusikannya?
3. Bagaimana tinjauan maqasid syariah terhadap pemberian zakat
terhadap kepada kelompok LGBT
8 Hussin Bin Salamon, Pengurusan Agihan Zakat Asnaf Riqab Berdasarkan Realiti
Semasa, 2017 hlm 319
11
C. Tujuan dan kegunaan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dijelaskan di atas, maka
dapatlah disimpulkan tujuan penelitian seperti berikut, yaitu :
1.Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dasar penetapan hukum dan fatwa oleh majlis
agama islam Selangor (MAIS) dalam menetapkan pemberian
zakat kepada golongan LGBT.
2. Untuk mengetahui cara mendistribusikannya
3. Untuk mengetahui tinjauan maqasid syariah terhadap pemberian
zakat terhadap kelompok LGBT
1. Kegunaan penelitian
a) Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan serta Memperluas
wawasan dan pemahaman mengenai permasalahan-
permasalahan punca atau sebab mengapa pemberian zakat
diperbolehkan kepada golongan LGBT , dikarekan mungkin ada
sebagian masyarakat yang tidak mengetahui perihal mengenai
pemberian zakat kepada golongan LGBT.
b) Supaya penelitian ini dapat menjadikan ia sebagai salah satu
rujukan ilmiah yang bermanfaat untuk memperkasakan lagi ilmu
pengetahuan.
12
c) Penelitian ini untuk melengkapi persyaratan gelar Sarjana Strata
1 (S1) Jurusan perbandingan mazha, Fakultas Syariah di
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
D. Batasan masalah
Dalam permasalahan ini, penulis hanya membahaskn serta
membataskan tentang pemberian zakat kepada LGBT serta
menerangkan dan mejelasakn bagaimana cara pemeberian zakat
tersebut. Penggunaan ini dikaji dari analisa konsep maqasid syariah
yang menjadi pokok untuk pengkajian dari fatwa selangor tentang
pemberian zakat kepada LGBT.
E. Kerangka teori
1. Metode penetapan hukum
Proses penetapan hukum yang lebih dikenali sebagai fatwa
ini adalah metode pembinaan hukum yang umik yang terdapat
dalam perundangan Islam. Namun ia berbangkit atas persoalan atau
perkara yang timbul mengenai hukum syara‟
Dalam menentukan sesuatu hukum, mufti atau jawatan kuasa
fatwa mengekalkan amalan merujuk kepada pendapat muktamad
dalam mazhab syafi‟iyah. Namun begitu dalam keadaan tertentu
yang memerlukan kepada kepentingan awam dipelihara, rujukan
juga dibuat kepada pendapat muktamad dari mazhab-mazhab
13
hanafiyyah, malikiyyah dan hanabilah amalan begini telah diterima
sebagai undang-undang yang berkuatkuasa di kebanyakan proinsi.
Akta pentadbiran Islam wilayah perseketuan memperuntukkan:
a) dalam mengeluarkan apa-apa fatwa di bawah seksyen 34,
atau memperakukan apa-apa pendapat di bawah seksyen
38, mufti hendaklah pada lazimnya mengikut perundang-
undangan diterima (qaul muktamad) Mazhab syafi‟iyah.
b) Jika mufti berpendapat bahwa dengan mengikut qaul
muktamad mazhab syafi‟iyah akan membawa kepada
keadaan berlawanan dengan kepentingan awam, mufti boleh
mengikut qaul muktamad mazhab hanafiyyah, malikiyyah
atau hanabilah.
c) Jika mufti berpendapat bahwa tiada satu pun qaul muktamad
daripada empat mazhab itu boleh diikuti tanpa membawa
kepada keadaan yang berlawanan dengan kepentingan awam,
mufti bolehlah menyelesaikan persoalan itu mengikut
hematnya sendiri tanpa terikat dengan qaul muktamad
daripada mana-mana mazhab yang empat itu.9
2. Pengertian riqab menurut ulama dan fatwa semasa.
Sebahagian ulama semasa dan fatwa semasa mentarjihkan
pendapat yang mengatakan bahwa riqab terdiri daripada tiga
9 Mahamad Naser Bin Disa , Monograf Al-Ifta’ (siri ), cetakan pertama, (putrajaya: jabatan kemajuan islam Malaysia, bahagian pengurusan fatwa, 2011),hlm 89.
14
golongan yaitu hamba mukatab, hamba sahaya yang dibeli
kemudian dimerdekakan dan tawanan perang. Illah, kelayakan
menerima zakat bagi riqab adalah perhambaan. Pendapat ini
merupakan pendapat ibnu „Asyur serta yusuf qaradawi dan
beberapa keputusan fatwa seperti fatwa mejelis ulama indonesia,
fatwa mufti kerajaan brunei dan fatwa tentang sistem agihan
zakat negeri selangor 1991
Al uthaimin dan al Qurrah Daghi berpendapat selain
golongan hamba dan orang yang ditawan, orang islam yang
diculik juga layak mendapat zakat dalam kategori asnaf riqab,
hujah merekan, penculikan adalah termasuk dalam salah satu
bentuk tawanan, maka orang islam yang diculik juga termasuk
dalam maksud riqab.
Muhammad Rashid Reda dan Mahmud Syaltut berpandangan
kos usaha membebaskan umat islam yang dijajah boleh diambil
daripada asnaf riqab, hujah mereka penjajahan merupakan
perhambaan yang jauh lebih merbahaya terhadap nilai keinsanan
karena perhambaan rakyat dan bangsa membabitkan pemikiran,
harta benda, dan pemerintahan.
3. Maqasid Syariah.
Dari sudut bahasa kata maqasid merupakan jama‟ dari
kata maqsid yang bererti kesulitan dari apa yang ditujukan atau
15
dimaksudkan. Secara bahasa aslinya berasal dari kata qashada,
yaqshidu, qashidun, yang bererti keinginan yang kuat,
berpegang teguh dan sengaja. Sedangkan kata syariah adalah
mashdar dari kata syar‟ yang berarti sesuatu yang dibuka untuk
mengambil yang ada di dalamnya, dan syariah adalah tempat
yang didatangi oleh manusia atau hewan untuk minum air.
Sementara itu Al Syatibi mengartikan syariah
sebagai hukm hukum Allah yang mengikat atau mengelilingi
para mukallaf, baik perbuatan-perbuatan, perkataan-
perkataan, maupun i‟qtiqad-nya secara keseluruhanya
terkandung di dalamnya.
Dengan menggabungkan kedua kata di atas maqasid
dan syariah serta mengetahui arti secara bahasa, maka secara
sederhana maqasid al syariah dapat didefinisikan sebagai
maksud atau tujuan Allah dalam mensyariatkan suatu
hukum. Maqasid syariah berarti tujuan Allah dan Rasul Nya
dalam merumuskan hukum-hukum islam. Tujuan itu dapat
ditelurusi dalam rumusan suatu hukum yang berorientasi
kepada kemaslahatan umat islam.
16
F. Tinjauan pustaka
Pada pengkajian yang terdahulu Pentafsiran terhadap asnaf ar-riqab
sebagai penerima zakat berbeza antara setiap negeri di Malaysia.
Selangor merupakan sebuah negeri yang memperkembangkan definisi
ar-riqab kepada takrifan yang lebih luas melangkaui definisi hamba.
Buku ini menerangkan sejarah sistem penghambaan yang pernah wujud
dalam pemerintahan kerajaan-kerajaan purba seperti Mesir, Yunani dan
Rom termasuk juga kedudukan hamba dalam kerajaan Islam. Selain itu,
pendapat ulama dahulu dan kini serta fatwa terhadap pendefinisian ar-
riqab turut dimuatkan dalam buku ini. Pembaca juga dapat mengetahui
perlaksanaan ar-riqab dalam pengurusan zakat oleh Bahagian Pemulihan
Riqab, Majlis Agama Islam Selangor. Diharapkan buku ini dapat
memberi sumbangan kepada pembangunan dan pengurusan zakat di
Malaysia serta menjadi rujukan dalam pengagihan zakat kepada asnaf
ar-riqab. 10
Seterusnya, skripsi perlaksanaan pengagihan zakat kepada asnaf ar-
riqab di malaysia di dalam skripsi ini banyak menerangkan tentang
perbandingan pendapat ulama mutaqaddimun dan muta‟akhirun di
dalam skripsi ini lebih membandingkan pendapat ulama terdahulu serta
10Kedudukan Asnaf Ar-Riqab Sebagai Penerima Zakat Di Malaysia. Available from:
https://www.researchgate.net/publication/322959202_Kedudukan_Asnaf_Ar-
Riqab_Sebagai_Penerima_Zakat_Di_Malaysia
17
ulama terkini yang pada zaman kini. Serta menerangkan bagaimana
pengagihan zakat kepada asnaf riqab.11
Selain itu, penulis menggunakan tulisan yaitu buku „pelaksanaan
pengagihan zakat kepada anaf ar-riqab di Malaysia‟ hasil tulisan a.
zaman ab rahman, arieff salleh bin rosman dan muhammad firdaus ab
rahman. Kajian ini bagi menganalisis isu kedudukan ar-riqab sebagai
penerima zakat di malaysia dalam konteks masa kini. Realiti sistem
pembudakan individu seperti yang berlaku semasa zaman Nabi
muhammad s.a.w sudah tidak berlaku di zaman moden. Bagian
golongan „fil al-riqab‟ yang dinyatakan dalam ayat 60 surah at-taubah
sudah tidak releven pada zaman moden kini. Hasil kajian mereka
memperluaskan makna ar-riqab bersesuaian dengan keadaan zaman
yang modern ini. Tapi terdapat beberapa ulama kontemperer tidak
bersetuju untuk untuk memperluaskan makna ar-riqab kepada
terbelenggu dengan pikiran.12
11 Muhammad Firdaus Ab Rahman “perlaksanaan pengagihan zakat kepada asnaf
ar riqab di Malaysia (negeri Sembilan:penerbit USIM, 2016) hlm 30
12 Muhammad Firdaus Ab Rahman “perlaksanaan pengagihan zakat kepada asnaf ar riqab di Malaysia(negeri Sembilan:penerbit USIM, 2016) hlm 30
18
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Majlis Agama Islam Selangor.
Waktu penelitian adalah pada bulan Augustus tahun 2019.
B. Pendekatan penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif.
Analisis diskriptif kualitatuf ditujukan untuk mendapatkan
informasi tentang beberapa kondisi dan menjelaskan serta
menggambarkan hasil pemelitian yang dilakukan dilingkungan
tempat penelitian yaitu di Majlis Agama Islam Selangor, Malaysia
C. Jenis penelitian dan sumber data
1. Jenis penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan yang
memadukan dua jenis penelitian di dalamnya yaitu :
a. penelitian lapangan (field research)
penulis langsung turun ke lapangan untuk
mendapatkan data hasil daripada pengamatan atau
19
informasi dari resonden. Menurut sifat dari penelitian
deskriptif ini, apa yang dimaksudkan dari jenis
penelitian ini adalah untuk memberi data terhadap apa
yang diteliti seditel mungkin kaedah penelitian ini
membantu penulis untuk mendapatkan informasi
yang lebih tepat dan terbaru serta berpesan
menguatkan informasi yang diperoleh dari bahan
bacaan. Selain itu, kaidah ini juga digunakan
mendapatkan informasi tambahan dan menyelesaikan
masalah yang dihadapi. Responden yang di
wawancara adalah mereka yang terlibat secara
langsung dengan administrasi di Majlis Agama Islam
Selangor, Malaysia yaitu bersama pengarah dan
pegawai-pegawai yang bertugas dan responden secara
tidak langsung.
b. penelitian pustaka (library search)
kaedah penelitian ini penting dalam mengumpul
data dan informasi bagi bagi penelitian ini terhadap
semua bab serta menjadi pendomen kepada penulis
untuk mengetahui dengan lebih rinci tentang apa
yang bakal dikaji dalam penelitian ini.
20
2. Sumber data
a. data primer dalam penelitian ini dapat dibagi dua yaitu
primer secara literature yaitu merujuk laporan pengurusan
zakat Selangor 2016 yang dikeluarkan oleh majelis islam
Selangor, Malaysia dan primer di lapangan yaitu keterangan
yang diperoleh dari penelitian lapangan terhadap para staff
di majelis agama islam islam Selangor, Malaysia tentang
penetapan bagian asnaf riqab di lembaga zakat negeri
Selangor.
b. data sekunder yaitu data pelengkap atau pendukung yang
berkaitan dengan mengkaji kedudukan asnaf riqab yang
layak menerima zakat yang diambil dari berbagai sumber
yang berkaitan dengan pembahasan yang bersifat
memanjang sumber primer dalam bentuk buku-buku, artikel-
artikel dan juga data dokumentasi yang diperolehi di majelis
agama islam Selangor itu sendiri.13
D. Instrumen pengumpulan data
1) Studi lapangan
Untuk mempermudahkan dalam menghimpun data-data dan
fakta di lapangan, maka penulis menggunakan beberapa
teknis antara lain.
13 Sayuthi Una dkk, pedoman penulisan skripsi/karya ilmiah, (jambi: Institusi
Agama Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2012), hlm 48.
21
2) Observasi
Yaitu pengamatan dan pencacatan dengan sistematika
fenomena yang di selidiki dalam arti yang luas observasi
sebenarnya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang
dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Maka
penulisan mengamati secara langsung ke Majelis Agama
Islam Selangor, Malaysia.
3) Wawancara
Yaitu cara yang digunakan untuk memperoleh keterangan
secara lisan guna mencapai sesuatu tujuan teknik
4) Dokumentasi
Dokumentasi ini adalah sebagai pelengkap dari teknis
wawancara observasi, dokumentasi yang dimaksudkan
mengambil sebagai sumber data, baik dari
Majlis agama Islam Selangor, Malaysia, bahan ilmiah
yang mempunyai hukum
Islam, hasil keputusan masa lampau serta mengambil
informasi dari internet.
22
E. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data atau informasi yang penulis dapat,
maka untuk metode penyusunan yang digunakan adalah seperti
berikut:
Yaitu menerangkan hal yang umum terlebih dahulu untuk
seterusnya dihubungkan dalam data-data yang khusus. Contohnya di
majlis agama islam negeri Selangor telah ditetapkan bahwa katagori
asnaf ar riqab yang layak menerima zakat. Maka penuli membuat
kajian untuk mengetahui bagaimana penetapan hukum yang
ditetapkan oleh majlis agama islam Selangor.14
H. Sistematika penulisan
Dalam penyusunan penelitian ini, penulis telah membahagikan
kepada lima bab dan terdiri dari sub-sub perbahasan. Setiap bab
membahskan permasalahan tertentu namun setiap sub sub dalam bab
itu saling terkait dangan sub sub lainnya. Sistematika penulisannya
adalah seperti berikut :
Bab Pertama merupakan pendahuluan yang di dalam subnya terdiri
daripada latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan
kegunaan penelitian, kerangka teori, tinjauan pustaka, dan
sistematika penulisan.
14 Sunggano, penelitian kualitatif, (Jakarta : 1998), hlm. 10
23
Bab Kedua menerangkan metode penelitian yang terdiri daripada
tempat dan waktu penelitian,pendekatan penelitian jenis penelitian
data dan sumber data, teknik analisis data, sistematik penulisan data.
Bab Ketiga ialah membahas mengenai gambaran umum lokasi
penelitian yang mengandungi sub-sub seperti sejarah dan
perkembanga Majelis Agama Islam Selangor struktu organisasi
majelis agama islam selangor obyektif, visi dan misi fungsi Majelis
Agama Islam Selangor
Bab Keempat pula ialah pembahasan dan hasil penelitian yang
mengandungi sub-sub bab seperti manhaj istinbat hukum dalam
ketagori riqab. Digunakan oleh Majelis Agama Islam Selangor
dalam penetapan fatwa tentang yang layak menerima zakat.
Bab Kelima merupakan bab terakhir yang berisi huraian penutup
yang berkaitan tentang kesimpulan dan juga rekomendasi kajian
yang dijalankan. Kesimpulan ini ialah kesemua kajian yang diambil
dari data, analisis, penjelasan dan huraian dari bab-bab kemudian
diringkaskan dan disatukan seterusnya dijadikan sebagai
pembuktian. Selain itu ia juga berisi saran-saran dari penulis sendiri
24
BAB III
GAMBARAN UMUM MAJELIS AGAMA ISLAM SELANGOR
A. Sejarah dan perkembangan 15
Sejarah Agama Islam Selangor (singkatan:MAIS)
adalah satu entiti pertubuhan perbadanan (a body corporate)
menurut Seksyen 5(1) Enakmen pentadbiran Agama Islam
(negeri Selangor) 2003. Dari segi operasi dan pengurusan ,
MAIS adalah sebuah badan Berkanun Negeri yang
menjalankan hal ehwal yang berkaitan dengan Agama Islam
di Selangor. Pengerusi MAIS terkin (2009) adalah Dato‟
Setia Haji Mohamad Adzib Bin Mohd Isa.
Pada awal penubuhanya , majlis agama islam
Selangor (MAIS) dikenali sebagai satu badan yang tetap
dinamakan majlis agama islam dan adat istiadat melayu
Selangor. Ia ditubuhkan dibawah seksyen 5, Enakmen
pentadbiran undang-undang islam 1952 (enakmen no. 3
tahun 1952) sebagaiman berikut:
15 Majlis Agama Islam Selangor, ‘http:/www.mais.gov.my/info-mais/profil-korporat/sejarah,akses 17 april 2018
25
Hendaklah diadakan satu majlis agama islam dan adat
istiadat melayu Selangor dan disebut dalam bahasa inggeris
„council of religion and malay customs Selangor
penubuhan majlis ketika itu adalah bertujuan
menasihati DYMM sulthan dalam hal-hal yang bersabit
dengan agama islam dan adat melayu. Nama dan identiti
badan ini kemudiannya ditukar kepada satu pertubuhan
perbadanan yang bernama majlis agama islam Selangor
berdasarkan kepada seksyen 5 (1), enakmen pentadbiran
agama islam (negeri Selangor) 2003 sebagaimana berikut:
“majlis hendaklah menjadi suatu pertubuhan
perbadanan yang kekal turun temurun dan mempunyai suatu
meterai perbadanan, dan meterai itu boleh dari masa ke
semasa dipecahkan, ditukar dan diubah dibuat baharu
sebagaimana yang difikirkan patut oleh Majlis, dan, sehingga
suatu meterai diadakan di bawah seksyenini, meterai majlis
terdahulu bolehlah digunakan sebagai meterai perbadanan
bagi Majlis.”
MAIS merupakan satu entiti pertubuhan perbadanan
(a body corporate) menurut seksyen 5(1) Enakmen
pentadbiran Agama Islam (negeri Selangor) 2003. Pada 1
mac 2005, pentadbiran bahagian pengurusan Baitulmal
26
(BPB) telah dipindahkan dari jabatan agama islam Selangor
(JAIS) ke MAIS dan telah disahkan oleh mesyuarat MAIS
pada 14 April 2005.
Pengasingan ini adalah menepati kehendak
peruntukan seksyen 81(3) Enakmen pentadbiran agama islam
(negeri Selangor) 2003 yang menyatakan bahawa MAIS
berkuasa untuk mentadbir dan berhak kepada semua wang
dan harta baitulmal. MAIS merupakan satu entity pertubuhan
perbadanan (a body corporate) menurut seksyen 5(1)
Enakmen pentadbiran Agama Islam (negeri Selangor) 2003.
Pada 1 mac 2005, pentadbiran bahagian pengurusan
baitulmal (BPB) telah dipindahkan dari jabatan agama islam
Selangor (JAIS) ke MAIS dan telah disahkan oleh mesyuarat
MAIS pada 14 April 2005.
Pengasingan ini adalah menepati kehendak
peruntukan seksyen 81(3) Enakmen pentadbiran agama islam
(negeri Selangor) 2003 yang menyatakan bahawa MAIS
berkuasa untuk mrntadbiran dan berhak kepada semua wang
dan harta baitulmal.
Dari segi operasi dan pengurusan, MAIS adalah
sebuah badan berkanun negeri yang menjalankan aktiviti-
aktiviti utama seperti berikut:
27
1. Pengurusan
2. Mal
3. Baitulmal
4. Pembangunan hartanah
5. Pengauditan
6. Perancang ekonomi
7. Pembangunan insan
8. Undang-undang
9. Perhubungan awam
10. Perlindungan wanita
11. Pemurnian akidah
B. Struktu organisasi
1) Struktur korporat majelis agama islam Selangor
Majelis agama islam Selangor adalah sebuah institusi
di bawah duli yang maha mulia sulthan Selangor
yang dipertanggungjawabkan untuk membuat aktiviti
kutipan dan agihan zakat di negeri Selangor
28
Gambar 1
Struktur korporat majelis agama islam selangor
29
Gambar 2
Struktur Organisasi Majelis Agama Islam Selangor
30
C. Visi, misi dan motto
1. Visi
“menjadi sebuah organisasi (perbadanan) islam yang
teguh,
Berwibawa, dihormati dan dicontohi pada tahun
2025”
2. Misi
“membangunkan social dan ekonomi ummah di
negeri Selangor
Dalam memartabatkan syiar islam
3. Motto
“MENGHARAPKAN KEREDHAAN ALLAH”
MAIS sentiasa mengharapkan keredhaan Allah di
dalam usaha merancang, membangunkan, memaju,
serta menguruskan sumber baitulmal dan zakat secara
optimum untuk kepentingan dan kemajuan umat
islam di negeri Selangor darul ehsan.
31
D. Piagam pelanggan
Gambar 3
Struktu piagam pelanggan majlis agama islam selangor
32
E. Objektif, fungsi dan strategi
1. objektif
a. memastikan DYMM sulthan Selangor dinasihati secara
propessional menegenai hal ehwal pentadbiran islam;
b. MAIS berorientasikan strategi dan berprestasi tinggi
(HPO);
c. syiar islam berimpaktinggi
d. sistem penyampaian yang cekap dan diiktiraf
e. mengukuhkan kewangan dan harta secara lestari (pro-
growt); dan
f. melahirkan moda; insan yang progresif; kompeten dan
berwibawa.
33
2) Fungsi
Pada awal penubuhannya, fungsi MAIS
adalah untuk menasihati DYMM sulthan
sebagaimana diperuntukkan dalam seksyen 37
Enakmen pentadbiran Undang-Undang Islam 1952
(Enakmen no. 3 tahun 1952) yang menyatakan seperti
berikut:
Majlis bagi pihaknya dengan kuasa
dikurniakan oleh DYMM sulthan bagi sifatnya
menjadi ketua agama negeri ini hendaklah menolong
dan menasihati kepada DYMM sulthan di atas segala
perkara yang berkaitan dengan agama negeri ini
melainkan yang ada berlawanan dengan perkara yang
tersebut di dalam undang-undang ini.
Walai bagaimanapun, pada tahun 2003, fungsi
MAIS tersebut telah diamansuhkan dan digantikan
dengan seksyen 6 Enakmen pentadbiran agama islam
(negeri Selangor) 2003 sebagaimana berikut:
Majlis hendaklah membantu dan menasihati
DYMM berkenaan dengan semua perkara yang
berhubungan dengan Agama islam di dalam negeri
Selangor, kecuali perkara-perkara hokum syarak dan
34
berhubungan dengan pentadbiran keadilan, dan dalam
semua perkara sedemikian hendaklah menjadi pihak
berkuasa utama di dalam negeri Selangor selepas duli
yang maha mulia sulthan, kecuali jika diperuntukkan
selainnya dalam Enakmen ini.
3) Strategi
a.pembentukkan masyarakat berilmu, beriman
beramal dan berakhlak;
b. pemerkasaan ekonomi dan pengurusan harta yang
efisyen dan efektif;
c. pengurusan dakwah yang komprehensif dan
berkesan;
d. pengukuhan jaringan kerjasama institusi islam.
35
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Dasar penetapan hukum dan fatwa oleh majlis agama islam
Selangor (MAIS) dalam menetapkan pemberian zakat kepada
golongan LGBT.
Setelah penulis mebuat kajian lapangan/rise di majlis agama islam
Selangor (MAIS), Malaysia penulis dapat wawancara beberapa
pegawai disana. Penulis dapati hal ijtihad asnaf riqab ini dikeluarkan
oleh majlis agama islam Selangor, Malaysia.
Antara hujah yang digunakan dalam menetapkan penetapan
hukum adalah berdasarkan fatwa daripada majlis agama islam
Selangor, iaitu “fatwa di bawah seksyen 47” adalah seperti berikut
surah an nur ayat 33 dan surah at-taubah ayat 60 :
1. Al-Quran
ى ٱلل ي يغح ل يدون كاحا حت ي فف ٱل خعح وهحيسح
ا مومجح يبحخغن ٱهحمتب م ي ۦ وٱل و ي فضح
ا وءاح خىح فيىح خيح ح ىح إنح عو كىح فكحت يحمى ي أ
36
فخيخكىح عل ا ر ول حكح ي ءاحىكىح ٱل ال ٱلل ي
وي يا نح ة ٱلد ي بحخغا عرض ٱلح ا ل ن تص ردحغاء إنح أ ٱلح
غفر رحيى ر د إلح بعح ي فإن ٱلل ر ٣٣يكح
Artinya : “Dan orang-orang yang tidak dapat
menikah harus menjaga diri mereka suci, sehingga
Allah akan menganugerahkan mereka atas rahmat-
Nya. Dan jika Anda memiliki budak yang ingin
membuat perjanjian, buat perjanjian dengan mereka,
jika Anda tahu bahwa mereka baik, dan memberi
mereka beberapa kekayaan yang telah Allah berikan
kepada Anda. Dan jangan memaksa budak wanitamu
untuk pelacuran, sementara mereka sendiri
menginginkan kemurnian, karena kamu mencari
keuntungan duniawi. Dan siapapun yang
memaksanya, pastilah Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang”16
وين سمين وٱهحع ح دقج لوحفقراء وٱل ا ٱلص ۞إن
ىح وف ٱلرقاب وٱهحغريين ؤهفث قوب ح ا وٱل عويح
16 An-nur : 33
37
بين فريضث ي ٱلس وٱةح وف سبين ٱلل وٱلل ٱلل
٦٠عويى حميى
Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk
orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-
pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya,
untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang
sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang
diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Bijaksana.”17
MAIS melihat dan berpandangan asnaf zakat itu terbahagi kepada dua
bagian asnaf yaitu:
a) Asnaf yang dimulai dengan li tamlik
b) Asnaf yang dimulai dngan fi
Sebagaimana yang dijelaskan oleh ustaz Muhammad Zulhusni B Abdul
Rahid:
“empat asnaf yang pertama bermula dengan „li‟ iaitu fakir miskin, miskin,
amil, mualaf dan asnaf yang dimulai dengan „li‟ ini adalah terang dan jelas.
Adapun yang sebaliknya bermula dengan „fi‟ iaitu riqab, gharimin, fi
sabilillah dan ibnu sabbil. Adapun asnaf yang bermula dengan (fi) ini boleh
1717 At-taubah : 60
38
berubah mengikut keadaan zaman dan maslahah. Oleh itu riqab adalah asnaf
yang dimulai dengan „fi‟, „fi riqab‟
Artinya:
„empat asnaf yang pertama dimulai dengan „li‟ yaitu fakir miskin, miskin,
amil dan asnaf yang dimulai dengan „li‟ ini adalah terang dan jelas. Adapun
yang terkemudian dimulai dengan „fi‟ yaitu riqab,gharimin, fi sabilillah dan
ibnu sabbil. Adapun asnaf yang dimulai dengan (fi) ini bisa berubah
mengikut keadaan zaman dan maslahah. Oleh yang sedimikian riqab adalah
asnaf yang dimulai dengan „fi‟, „fir riqab”
Ustaz Muhammad Zulhusni B Abdul Rahid mengatakan ini adalah kaedah
yang utama yang menjadi hujjah dalil keada MAIS atas penghasilan fatwa
riqab.”
Ar- riqab dari sudut pengertian bahasa ialah „dibelenggu‟ oleh itu
MAIS beranggapan bahawa sesiapa yang dibelenggu oleh masalah yang
membelenggu mereka sehingga menghalangi mereka dari dapat menjalani
kehidupan yang seumpama secara islam. Mereka mewujudkan satu badan
dibawah program pembanggunan insan yang akan melaksanakan tugas-
tugas membebaskan, menguruskan, melindungi, merawat, dan memulih
asnaf Al-riqab yaitu “Badan pemulihan Al Riqab dan jenis-jenis asnaf yang
dibenarkan dijadikan asnaf riqab hanya mereka yang terbelenggu dengan
masalah sosial akidah dan penyakit.
39
Mnurut Majelis Agama Islam Selangor, membebaskan seseorang
daripada belenggu atau cengkaman dan pembelengguan adalah suatu sifat
yang mengancam kebebasan hidup seseorang atau sesuatu masyarakat atau
kelompok manusia tertentu.
1. Hadis
بةحذثا قت جزز حذثاسعذ ب صور ع ي
وائم أبع يوسىأبع رض الل قالع
رسولقال صهىالل الل فك واوسهىعه انعا
واالسزع زضوعودواانجائعوأطع ان
Artinya : Telah bercerita kepada kami Qutaibah bin
Sa'id telah bercerita kepada kami Jarir dari Manshur
dari Abu Wa'il dari Abu Musa radliallahu 'anhu
berkata; Rasulullah Shallallahu'alaiwasallam bersabda:
"Bebaskanlah orang yang tertahan, maksudnya
tawanan, beri makanlah orang yang kelaparan dan
jenguklah orang yang sakit"18
Majelis Agama Islam Selangor senada dengan pandangan Sayyid Rashid
Ridha dan Sheikh Mahmud Syaltut yang menganggap tujuan pemberian
zakat itu ada dua macam yaitu menjaga maslahah peribadi dan menjaga
maslahah umum dan riqab itu adalah di bawah golongan yang ditetapkan
dalam golongan maslahah umum dan pada kaca mata Sayyid Rashid Ridha
18 Muhammad Ibn Ismail ‘Il Al Bukhari, Sahih Bukhari, Alih Bahasa Abin Yahazid (kuala lumpur: pustaka mukmin, 2009) hlm.231
40
dalam tafsir al-manar “membantu suatu bangsa yang ingin melepaskan
dirinya dari penjajahan “oleh sedemikian riqab ini tidaklah semata-mata
khusu kepada maksud budak mukattab dan tawanan perang sahaja, ia lebih
luas untuk kepada mereka yang dibelenggu.
A. Pendapat ulama
Muhammad Rashid Redha Dan Mahmud Syaltut meluaskan
maksud ar-riqab. „illah ar-riqab dikaitkan dengan pembebasan
individu daripada belenggu. Sheikh mahmud syaltut menjelaskan
bahwa zaman pembudakkan individu telah tamat, bagaimana usaha
pembebasan yang telah dilakukan oleh Islam dengan menolak semua
bentuk diskriminasi antara manusia dan menentang sifat perkauman
asabiah.
Namun, kini terdapat pembudakkan yang lebih bahaya iaitu
pembudakkan bangsa. Syeikh Mahmud Syaltut mendefinisikan
bahwa pembudakkan bangsa meliputi penjajahan pemikiran, harta,
kuasa dan kebebasan mereka. Pembudakkan individu berakhir
dengan matinya individu tersebut, tetapi sebaliknya bagi
pembudakkan berbentuk bangsa dan umat, apabila suatu generasi
dierbudakkan ini bersifat umum dan kekal. Oleh itu, pembudakkan
seperti ini layak menerima zakat, bahkan bagi mebebaskan dan
memerdekakan mereka, bukan sekadar dengan zakat, malah umat
slam perlu melakukannya dengan seluruh harta dan nyawa.19
19 Gibtiah, M.Ag. fikih kotemprorer, perpustakaan nasional 2016 hlm 58
41
Berdasarkan pandangan Syeikh Mahmud Syaltut, penjajahan
merupakan pembudakkan yang jauh lebih bahaya terhadap nilai
keinsanan karena pembudakkan yang jauh lebih bahaya terhadap
nilai keinsanan karena pembudakkan rakyat dan bangsa
membabitkan :
a) Belenggu pemikiran
b) Belenggu harta benda
c) Belenggu kekuasaan
d) Belenggu kebebasan
1. Qiyas
Istilah al ijtihad al qiasi yang bererti „mengukur sesuatu atas
sesuatu yang lainnya, kemudian menyamaikannya‟
Majlis Agama Islam menggunakan kaedah ini untuk
mengukur berdasarkan hadis Qabishah dan sirah Umar Abd Aziz
untuk menyamakan dengan ijtihad riqab ini dan ijtihad di hasilkan
atas maslahat yang berlaku di provinsi selangor. Dalam sirah Umar
Abd Aziz dapati bahawa Yahya Bin Said membebaskan budak-
budak dengan harta zakat.
2. Kaedah Maslahat Mursalah
„menolak kerosakan lebih utama dari mendatangkan kebaikkan‟.
Kaedah ini dikutip oleh MAIS untuk menghasilkn ijtihad
riqab ini berdasarkan permasalahan yang berlaku di provinsi
42
selangor yaitu masyarakat yang terlibat dengan masalah sosial,
akidah dan penyakit itu dilihat semakin berleluasa dan dilihat pihak
agama kristian mulai mengambil peluang menyampaikan dakyah
mereka kepada golongan umat Islam yang terlibat dengan masalah
sedemikian.
„mewujudkan kemaslahatan yang dihajatkan oleh manusia dalam
kehidupan‟.
Kaedah digunakan oleh MAIS untuk menghasilkan ijtihad
riqab bagi menyelesaikan kemaslahatan untuk memulihkan
golongan-golongan yang dibelenggu dengan masalah-masalah yang
mengikut mereka dari menjalani kehidupan sebagai seorang muslim
43
B. Cara Mendistribusikan Uang Zakat Kepada Kelompok LGBT.
1) Cara Mendistribusikan Uang Zakat Kepada LGBT.
Hasil dari kajian yang telah saya buat di majlis agama islam
selangor (MAIS) saya telah membuat wawancara bersama
Ustaz Muhammad Zulhusni B Abdul Rahid dan beliau telah
menerangkan sedikit sebanyak bagaimana uang tersebut
disalurkan kepada kelompok tersebut. Pertama sekali hasil dari
wawancara itu tersebut dikatakan tasharruful imam „ala al
ra‟iyyati manuutun bi al maslahat ertinya kebijakan seorang
pemimpin terhadap rakyatnya bergantung pada maslahat. Jadi
lembaga zakat telah diberi mandat yakni kepercayaan oleh
pemimpin kepada lembaga zakat untuk melasksanakan satu
kaedah supaya dapat membantu golongan LGBT. Golongan
LGBT ini pada mulanya mereka bingung bagaiman ingin
berubah dan kembali ke pangkal jalan mereka fikir tiada jalan
yang akan membantu mereka untuk keluar dari dunia kehidupan
songsang mereka, maka disinilah perenan lembaga zakat
selangor untuk membantu golongan ini untuk supaya mereka
tidak lagi akan terbelenggu dalam dunia mereka20
20 Jazuli, H.A.. Kaidah-Kaida Fikih, Kaidah-kaidah Hukum Islam dalam
Menyelesaikan Masalah-masalah yang Praktik kencana pernada media group. (Jakarta 2006) hlm 61
44
jadi tugas pegawai zakat membawa mereka ke lembaga zakat
dengan meminta mereka supaya ceritakan apa permasalahan
yang mereka hadapi yang boleh lembaga zakat untuk tolong
mereka. Setelah mereka ceritakan permasalahn mereka barula
lembaga zakat selangor akan mengambil tindakan dan jalan misi
mereka dalam membantu golongan tersebut.
Disini akan diterangkan sedikit sebanyak mengenai
penyaluran uang tersebut dilakukan dan digunakan yang
pertama adalah pihak MAIS akan membuka kaunter zakat asnaf
riqab yakni adalah untuk menerima kelompok-kelompok ini
yang ingin betul-betul berubah. Jadi jika ada sebahagian dari
kalangan mereka yang ingin berubah yang ingin betul-betul
kembali kepada fitrah mereka yang asal, maka pihak MAIS akan
membantu mereka yakni dari segi kaunseling yakni bimbingan
terhadap mereka agar mereka lebih sadar akan berbuatan yang
mereka lakukan sebelum adalah bertentangan dengan ajaran
agama Islam.
Setelah mereka menerima bimbingan maka pihak MAIS akan
menyerah mereka ini kepada pegawai-pegawai MAIS yang
bertugas pada bahagian pemulihan yang akan memulihkan
mereka daripada mereka terbelenggu dengan ajaran-ajaran yang
bertentangan dengan Islam. Jadi di sini pihak MAIS tidak akan
memberikan uang kepada kelompok tersebut tetapi, pegawai-
45
pegawai MAIS akan menyediakan tempat yang khas untuk
mereka dipulihkan. jadi disitu uang-uang zakat akan disalurkan
untuk belanja makan mereka rawatan untuk mereka tempat
untuk mereka serta ubat-ubatan untuk mereka yang ada penyakit
seperti HIV dan lain-lain penayakit yang merbahaya.21
2) Jenis-Jenis Penerima Asnaf Ar-Riqab.
Merujuk kepada fatwa penggunaan uang ar-Riqab di selangor
bagi kelompok yang terbelenggu dengan masalah sosial yang
telah diwartakan pada 31 Maret 2011, Jawatankuasa fatwa
selangor telah menetapkan tiga mekanisme dalam penggunaan
uang bagi asnaf ar-Riqab meliputi, kriteri, konsep agihan dan
jenis bantuan. Penetapan mekanisme ini adalah bertepatan
dengan pelaksanaan Enakmen pentadbiran agama islam 2003,
negeri selangor bagi menjaga akidah serta membawa kelompok
ini kembali ke pangkal jalan.
Kriteria ar-Riqab yang ditetapkan oleh majlis agama islam
selangor adalah:
a) Beragama islam
21 Ustaz Muhammad Zulhusni B Abdul Rahid, pengurus bahagian asnaf riqab
majlis agama islam selangor, malaysia wawancara 2019
46
b) Tiada sumber uang yang cukup dan/atau tidak mendapat
bantuan daripada sumber-sumber lain
c) Sifat terbelenggu kerana ekploitasi oleh individu atau
kelompok lain.
d) Seseorang yang telah disahkan ingin mebebaskan dirinya
daripada belenggu yang dihadapi.22
Senarai jenis penerima agihan asnaf Ar-Riqab berikut adalah
layak menerima bantuan zakat ar-riqab melalui perantaraan mana-
mana institusi, pusat, NGO Islam dan individu perseorangan yang
dibenarkan oleh undang-undang dan hukum syara‟ yang berfungsi
melaksanaan tugas-tugas membebas, mengurus, melindungi,
merawat dan memulih asmaf ar-riqab supaya dapat menjalani
kehidupan sempurna secara Islam:23
a) Masalah sosial:
1. terbelenggu dengan dadah:
Penagih dada dan bekas penagih dadah.
2. terbelenggu dengan masalah jenayah syariah:
Minum arak, zina, judi, khalwat buang anak
mengandung luar
22 Ustaz Muhammad Zulhusni B Abdul Rahid, pengurus bahagian asnaf riqab
Majlis Agama Islam Selangor, malaysia 6 augustus wawancara 2019. 23 Fatwa Jenis Penerima Asnaf Al-Riqab Negeri Selangor Dan Apa-Apa Yang Berkaitan Dengannya http://www.muftiselangor.gov.my/images/pdf/koleksi_fatwa/2012/P.U.55.pdf akses 20 oktober 2017.
47
Nikah. Mempersedakan Al-quran dan hadis. Sumbang
mahram. Muncikari (ibu ayam). Menjual atau
memberikan anak kepada orang bukan islam dan lain-
lain yang berkaitan enakmen jenayah syariah (negeri
selangor) 1995
3. terbelenggu dengan amalan salah islam:
Pelacur, lesbian, mak Nyah (transexual), gay,
homoseksual, gigolo biseksual, pengkid, tomboy,
bersekedudukan dengan orang bukan Islam.
5. terbelenggu dengan kes juvana
Gangster, jenayah melibatkan harta benda, pergaduhan
yang melibatkan kecederaan. Kes rompak, pecah
rumah, kes rogol, jenayah yang melibatkan peralatan
senjata yang merbahaya. Ugutan yang melibatkan
keganasan.
6. terbelenggu dengan penyakit kronik:
Penyakit HIV/AIDS, kanser /barah tibi hepatitis dan
lain-lain.
b) Masalah akidah:
1. terbelenggu dengan masalah syirik dan khurafat:
48
Doktrin palsu. Memgaku menjadi nabi, menghina islam
pemujaan salah. Mempersendakan Al-Quran dan hadis.
2. memurnikan akidah orang islam yang terpesong:
Orang yang ingin/berhasrat murtad. Orang yang dalam
proses
Istitatabah.
2. Jenis-jenis bantuan asnaf ar-riqab dan nilai besaran.
2014 (RM) 2015 (RM) 2016 (RM)
Program
dakwah riqab
10,627,237 10,971,260 4,681,309
Emolumen
kakitangan
MAIS
2,682,129
2,782,390 3,300,00
Program
pemulihan
akhlak
2,456,092 2,665,221 3,300,00
Pusat
pemulihan
dadah tegar
1,062,652 2,351,175 3,100,00
Program
pemulihan
akidah
2,125,748 2,342,573 1,400,00
49
Pembinaan
kompleks
pemurnian
akidah
2,649,741 979,134 1,100,00
Pengurusan
dan baik pulih
baitul ehsan
457,682 193,533 -
Program
pemulihan
pesakit HIV
635,354 - -
Pusat
perlindungan
dan pemulihan
dadah dan
HIV
215,014 - -
Bantuan dana zakat riqab daripada lembaga zakat ini
kemudian akan disalurkan ke berapa rumah pemulihan
persendirian NGO yang berdaftar di bawah MAIS. Kemudian
mereka akan memberi perlindungan kepada golongan yang
mempunyai masalah sosial seperti keterlanjuran, pemulihan
dadah/narkoba HIV, AIDS dam lain-lain berkaitan sosial.
LZS juga membina sebuah kompleks pemurnian Akidah
baitul iman yang membantu golongan-golongan yang mempunyai
50
masalah akidah yang akan diselia dan dijaga oleh pegawai
MAIS.24
LZS juga memberikan uang zakat riqab kepada pusat
perlindungan wanita baitul ehsan yang membantu golongan
narkoba, gaya hidup songsang, penyakit kronik dan lain-lain.
3. Proses pembahagian zakat asnaf ar-riqab
a. Pendaftaran
Mendaftar asnaf ar-riqab & rumah pemulihan ar-riqab
dengan kerjasama agensi kerajaan & pertubuhan
bukan kerajaan. Terdapat kira-kira 30 rumah
pemulihan yang di sediakan di selangor oleh lembaga
zakat selangor dan NGO untul penempatan asnaf ar-
riqab.
b. Bantuan
Lembaga zakat selangor kemudian akan memulihkan
akhlak dan memotivasikan pelatih melalui modul
yang bersepadu dari segi fizikal, intelek, emosi dan
rohani.
c. Rawatan
Merawat pelatih melalui 2 cara iaitu rawatan rohaniah
dan rawatan secara klinikal.
24 Pn. Noraizam Binti Mohd Rayes Data dan dokumen berkaitan pengurusan riqab di sector pembangunan sosial MAIS, (Selangor kuala lumpur) 2019.
51
d. Kawalan
Mengawal dan mencegah aktiviti yang boleh
menyebabkan seorang terjerumus ke lembah maksiat
dan murtad.
e. Perlindungan
Melindungi para penerima zakat asnaf ar-riqab di
tempat yang selamat bagi mematikan penyakit yang
membelenggu asnaf ar-riqab tersebut tidak merebak
kepada orang lain dan boleh dirawat.
f. Memberi sokongan material untuk mereka
meneruskan kehidupan secara normal
C. Tinjauan Maqasid Syariah Terhadap Pemberian Zakat
Terhadap Kepada Kelompok LGBT.
Doktrin-doktrin syariat Islam thabit dan tidak berubah, namun
aplikasinya boleh menerima perubahan berdasarkan faktor
perubahan nilai semasa dan setempat selaras dengan kaedah fiqh
“hukum (fatwa) berubah akibat berubahnya masa, tempat dan
suasana” dan faktor syariat Islam yang bersifat anjal dan dinamis
demi menjaga maslahat dan kelestarian masyarakat Islam.
Pelaksanaan ke atas sesuatu tuntutan syarat haruslah bersifat
holistik iaitu meliputi pemahaman secara literal dan secara objektif.
Objektif syariah yang lebih umum (al maqasid al-„ammah) adalah
52
bertujuan memelihara penjagaan yang lima (al usul al khamsah) iaitu
dengan memelihara agama (al-din), jiwa (al-nafs), akal (al-
aql),keturunan (al-nas) dan harta (al-mal).
Syariat Islam memelihara Al daruriyat al khams ini dengan dua
cara, iaitu secara positif dengan menentukan hukum yang boleh
mewujudkan dan mengekalkan kewujudannya (jalbu al-masalih) dan
cara kedua secara negatif, iaitu dengan menghalang apa-apa yang
boleh menghapuskan atau merosakkan kepentingan tersebut (dar‟u
al-mafasid). Manakala sufi hasan abu talib (1978) menambah
dorongan ketiga dan keempat, iaitu menyekat kepentingan buruk
(sadd al dharai) dan peredaran zaman (taqh hayyur al zaman).
Perluasan takrifan ar-riqab yang diketengahkan oleh Sheikh
Mahmud Shaltut melibatkan peredaran masa (taghyur al zaman).
Kini, konsep ar riqab pada zaman moden, khususnya di malaysia
tidak hanya terhad kepada pembebasan hamba secara fizikal, malah
terdapat beberapa unsur al-dharuriyyat al-khams yang terpelihara
daripada perluasan konsep ini.
Teori pembebasan bangsa Maqasid syariah
Belenggu pemikiran Memelihara akal (al-„aql)
Belenggu harta benda Memelihara harta (al-mal)
53
Belenggu kekuasaan Memelihara jiwa (al-nafs),
keturunan (al-nasl) dan agama
(al-din)
Belenggu kebebasan Memelihara jiwa (al-
nafs),keturunan (al-nasl) dan
agama (al-din)
Dalam isu ar-riqab kotemporari kaedah maqasid al-syariah iaitu
secara negatif dengan menghalang apa-apa yang boleh
menghapuskan atau merosakkan kepentingan tersebut (dar u al
mafasid) dan menyekat kepentingan buruk (sadd dharai)
dialplikasikan. Misalnya, golongan yang dibelenggu pemikiran ini,
akan mendatangkan kesan negatif yang besar bukan hanya kepada
individu tersebut, malah kepada masyarakat. Oleh itu, pihak yang
bertangungjawab seharusnya menyelesaikan isu ini demi
memelihara hifzu al-aql yang menjadi tuntutan utama syariat.
Sebagaimana yang dijelaskan Ustaz Muhammad Zulhusni B Abdul
Rashid:
Bagi memelihara kelangsungan hidup golongan yang dibelenggu
harta benda, kekuasaan dan kebebasan seperti tawanan lanun, ugutan
melibatkan keganasa, penculikan atau penyakit kronik yang
memerlukan kos perubatan, pihak baitulmal melalui dana ar-riqab
boleh membayar pampasan tersebut atau melepaskan mereka
54
daripada kesulitan uang demi memelihara agama (al-din),akal (al-
aql), harta benda (al-mal)m jiwa (al-nafs) dan keturunan (al-nasl).”
Artinya:
“bagi memelihara kelangsungan hidup golongan yang terbelenggu
harta benda, kekuasaan dan kebebasan seperti tawanan bajak laut,
ancaman melibatkan kekerasan, penculikan atau penyakit kronid
yang memerlukan biaya medis, piohak baitulmal melalui dama ar-
riqab boleh membayar pampasan tersebut atau membebaskan
mereka dari kesulitan uang demi memelihara agam (al-din), akal (al-
aql), properti (al-mal), jiwa (al-nafs) dam keturunan (al-nasl).
1) Model Distribusi Zakat Al-Riqab Berdasarkan Maqasid al-
Syariah
Stagnasi sosial saat ini disebabkan oleh
ketidakseimbangan hubungan klasifikasi sosial antara
masyarakat (Shofian et.al, 2002). Orang kaya hanya fokus
pada upaya untuk meningkatkan kualitas hidup mereka dan
kurang peduli dengan nasib dan keadaan bawahan. Ini pada
akhirnya menciptakan reaksi dari bawahan baik dengan
membahayakan kenyamanan atasan mereka atau dengan
melakukan hal-hal yang bertentangan dengan hukum dan
aturan agama sebagai manifestasi dari ketidakpuasan mereka.
55
Pemerintah mengakui ini telah memperkenalkan Kebijakan
Sosial Nasional pada tahun 2003 yang bertujuan untuk
meningkatkan kapasitas manusia untuk mencapai kohesi
sosial dan stabilitas, ketahanan nasional dan kesejahteraan
masyarakat Malaysia. Kebijakan ini diwujudkan melalui
pembentukan Dewan Sosial Nasional yang diketuai oleh
Datuk Seri Dr Ahmad Zahid Hamidi (Wakil Perdana
Menteri). Dalam sesi Balai Kota Dewan Sosial Nasional
yang diadakan pada tanggal 01 November 2017, ia meminta
ide dan saran dari berbagai kalangan dan menyerukan semua
keterlibatan dengan pemerintah untuk mengatasi masalah
sosial di Malaysia (Bernama, 2017). Karena itu, peluang ini
harus dianut oleh lembaga zakat negara sebagai salah satu
badan penting untuk memberdayakan umat Islam di
Malaysia.
Dana amal al-riqab dipandang sebagai salah satu dana
potensial untuk dikembangkan untuk tujuan itu.
Pembangunan model distribusi berdasarkan Maqasid Syariah
serta pengalaman beberapa Dewan Agama Islam Negara
dapat diimplementasikan sebagai panduan dalam proses
distribusi ini. Pendekatan Maqasid Syariah membutuhkan
analisis dan interpretasi sumber-sumber hukum untuk
memenuhi persyaratan hukum berdasarkan realitas saat ini.
56
(Azri, 2016). Tujuan dari diberlakukannya hukum pada
dasarnya adalah untuk melestarikan dan membangun
kebahagiaan manusia di dunia hingga akhirat (al-Zuhaili,
1986). Maqasid Syariah adalah parameter penting dalam
menganalisis dan menganalisis hukum secara rinci. Namun,
proses memahami suatu hukum harus ditetapkan
sesuai dengan persyaratan hukum Islam berdasarkan pada
standar yang ditetapkan oleh para sarjana Muslim
(Hairullfazli, 2016). Ibn Qayyim (1977) berpendapat bahwa
studi tentang elemen saat ini dan lokal sangat penting dalam
proses yurisprudensi Islam saat ini karena ketidaktahuan itu
dapat memiliki dampak negatif pada hukum Islam itu sendiri.
Ini karena tingkat kepentingan manusia berbeda satu sama
lain berdasarkan tingkat pribadi, sosial ekonomi, pendidikan
dan sebagainya. Hak asasi manusia dalam Islam lebih identik
dalam tiga bentuk: al-daruriyyat (kebutuhan manusia), al-
hajiyyat (kepentingan manusia) dan al-tahsiniyyat
(kenyamanan manusia). Dalam mewujudkan klaim hak-hak
al-daruriyyat ini, ada lima bentuk pelestarian yang telah
digariskan oleh Islam yang dikenal sebagai al-daruriyyat al-
khams yaitu pelestarian agama (hifz al-din), kehidupan ((ifz
al-nafs), kecerdasan ((ifz al-nafs), kecerdasan ((ifz al- ´aql),
57
properti (ḥifz al-mal) dan keturunan (ḥifz al-nasl).
Berdasarkan teori ini, peneliti telah mengembangkan model
yang diusulkan distribusi zakat al-riqab berdasarkan Maqasid
al-Shariah seperti yang dapat dilihat pada diagram berikut:
Rajah 1: Cadangan Model Agihan Zakat al-Riqab
Model yang diusulkan masih dalam masa pertumbuhan dan membutuhkan
analisis komprehensif lebih lanjut. Pengenalan model ini diharapkan dapat
berfungsi sebagai panduan oleh berbagai lembaga zakat di setiap negara
58
bagian dalam mengoptimalkan distribusi zakat terutama dalam kategori al-
riqab dan menanggapi seruan pemerintah untuk kerja sama berbagai
lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam mengatasi kerugian sosial
di Malaysia dan berkontribusi terhadap pendapatan. modal manusia yang
produktif dan berkualitas tinggi. Program distribusi yang dilaksanakan oleh
masing-masing Dewan Agama Islam Negara pada dasarnya dipandang
bermanfaat bagi masyarakat. Lembaga zakat telah memperkenalkan
berbagai skema dalam upaya meningkatkan ekonomi dan pendidikan rakyat.
Namun dalam hal menangani gejala sosial, keterlibatan lembaga zakat di
setiap negara masih jelas berada di level sederhana. Pengabaian aspek ini
dapat mengarah pada terjadinya kejahatan di masyarakat dan menciptakan
suasana yang bermusuhan. Beban yang dibebankan pada pemerintah untuk
mengatasi tekanan sosial yang meningkat di zaman modern harus mendapat
perhatian yang sama oleh berbagai pihak untuk menciptakan mitra yang
kuat dalam menghadapi tantangan era saat ini. Pemanfaatan optimal dana
zakat al-riqab melalui skema yang tepat dapat berkontribusi terhadap
peningkatan status zakat sebagai media penting dalam mentransformasikan
masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan.25
25 Khairul Azhar Meerangani MODEL AGIHAN DANA ZAKAT AL-RIQAB
BERTERASKAN MAQASID AL-SYARIAH : SATU KAJIAN AWAL, Akademi Pengajian Islam,
Kolej Universiti Islam Melaka, 78200 Melaka, Malaysia.
59
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada bagian akhir penulisan ini, penulis akan mencuba
menyimpulkan beberapa kesimpulan sebagai titik akhir daripada
uraian permasalahan dan pembebasan yang digarap. Kesimpulan-
kesimpulan yang penuli artikan adalah seperti berikut :
1. Lembaga zakat Selangor menetapkan pemberian zakat ar
riqab berdasarkan fatwa majelis agama Islam Selangor yang
bersandarkan al-quran dan sunnah serta pandangan ulama
seperti sayyid rasyid ridha dan sheikh Mahmud syaltut yang
mnganngap riqab pada zaman ini bersifat terbelenggu. Jadi ia
tidak focus terus kepada hamba yang terbelenggu maka ia
diperluaskan lagi makna terbelenggu itu supaya ia menjadi
sesuai dan lebih padan dengan peredaran zaman kini.
2. Zakat menyalurkan uang kepada kelompok LGBT adalah
dengan cara menyediakan bimbingan untuk mereka serta
menyediakn tempat khas kepada kelompok tersebut agar
mereka pulih serta kembali kepada fitrah mereka yang asal.
Serta menyalurkan uang kepada badan pemulihan pelatih-
pelatih asnaf riqab untuk memenuhi keperluan harian
mereka.maka jelas lah uang tersebut tidak lah langsung
60
disalurkam terus kepada kelompok LGBT tersebut tetapi ia
akan disalurkan melalui institusi-institusi yang melatih
kelompok tersebut yang ingin kembali ke pangkal jalan. Dan
uan itu akan digunakan untuk melatih kelompok tersebut.jadi
ini salah satu tindakan yang diambil oleh lembaga zakat
Selangor untuk mengurangi masalah-masalah dan gejala-
gejala songsang ini daripada menjadi lebih merebak dan
lebih teruk.
3. Kini konsep ar riqab pada zaman moden. Dalam isu ar-riqab
kotemporari kaedah maqasid al-syariah iaitu secara negatif
dengan menghalang apa-apa yang boleh menghapuskan atau
merosakkan kepentingan tersebut (dar u al mafasid) dan
menyekat kepentingan buruk (sadd dharai) dialplikasikan.
Misalnya, golongan yang dibelenggu pemikiran ini, akan
mendatangkan kesan negatif yang besar bukan hanya kepada
individu tersebut, malah kepada masyarakat. Oleh itu, pihak
yang bertangungjawab seharusnya menyelesaikan isu ini
demi memelihara hifzu al-aql yang menjadi tuntutan utama
syariat.
B. Saran-saran/komentar
Setelah selesai penulis skripsi yang berjudul “pemeberian zakat
terhadap kelompok LGBT fatwa Selangor (analisis tinjauan maqasid
syariah)” dengan usaha dan sedaya upaya mampu penulis, berikut
61
adalah saranan yang penulis merasakan perlu dilihat dan diambil
perhatian oleh pihak-pihak yang berkaitan seperti berikut:
1. Pihak majelis agama islam dan lembaga zakat Selangor
haruslah lebih memperkenalkan dan mempromosikan
golongan riqab ini kepada rakyat Malaysia supaya rakyat
Malaysia lebih menitikberatkan masalah kelompok ar riqab.
Supaya dengan itu isu zakat LGBT ini tidaklah akan menjadi
isu yang disalah fahamkan oleh masyarakat yang tidak
memahami akan konsep tersebut.
2. Majelis agama Islam Selangor harus lebih memahami konsep
zakat ar-riqab zaman modern supaya tidak terkeluar daripada
ijtihad para ulama.
3. Masyarakat umum haruslah lebih membanyak membaca
serta mengkaji dahulu sebelum menuduh dan menfitnah dan
menyebarkan berita yang tidak sepatutnya akan tindakan
yang diambil oleh Majelis Agama Islam Selangor ini.
Sebaiknya mereka harus kaji dahulu sebelum menyebarkn
berita yang tidak jelas pangkat hujungnya.
C. Kata penutup
Dengan ini penulis mengakhiri dengan ucapan atas
„alhamdulillah rabbil alaminm‟ segala puji Allah SWT, Tuhan
sekelian alam karena dia ats petunjuk serta keredhaaNya penulis
62
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan usaha yang semaksimal
sekali, walaupun terdapat beberapa halangan dan rintangan tetapi
itulah yang menjadi motivasi bagi meraihkan kejayaan serta
kecemerlangan untuk masa akan datang dan dianngap sebagai
pembakar semangat serta tangga untuk mengorak langkah bagi
mencapai kemanisan berjuang di medan menuntut ilmu.
Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih yang tidak
terhingga kepada mereka yang terlibat secara langsung maupun tidak
langsung, karena banyak membantu penulis dalam pelaksanaan
skripsi ini. Hanya Allah yang dapat membalas jasa dan budi baik
kalian.
Demikianlah hasil riset yang dapat penulis ungkapkan dalam
karya ilmiah ini yang diwujudkan berbentuk skripsi ini. Diharapkan
skripsi sentiasa dapat memberi manfaat kepada Agama, bangsa dan
Negara. Mudah-mudahan dengan inayah Allah dan taufiq-Nya dapat
memberi manfaat pada pembaca yang budiman.
Akhirnya kepada Allah SWT penulis berserah diri karena
tiada daya dan upaya melainkan atas izin dan ridha-Nya. Semoga
karya ini menjadi amalan ibadah bagi penulis dan kiranya sentiasa
dapat keredhaan dari yang Maha Mulia Amin Ya Rabbal Alamin.
63
Daftar pustaka
A. Literature
Abdurrahmana qadir, zakat dalam dimensi ibadah mahdhah dan
sosial, semarrang bina utama, 1999
Al-Quran dan terjemahannya, kuala lumpur: Pustaka Darul Aman
Azman ab. Rahman, kedudukan asnaf riqab sebagai penerima zakat di
Malaysia Selangor: USIM, 2016
Gibtiah, M.Ag. fikih kotemprorer, perpustakaan nasional 2016
Hussin Bin Salamon, Pengurusan Agihan Zakat Asnaf
Ibnu rushd, bidayatul mujatahid wa nihayatul muqtashid,
diterjemah oleh Drs,iman ghazali said, MA Drd. Achmad zaidun,
cet III Jakarta: pustaka Amani, 2007
Jazuli, H.A.. Kaidah-Kaida Fikih, Kaidah-kaidah Hukum Islam
dalam Menyelesaikan Masalah-masalah yang Praktik kencana
pernada media group. (Jakarta 2006)
Kedudukan Asnaf Ar-Riqab Sebagai Penerima Zakat Di Malaysia.
Available from:
https://www.researchgate.net/publication/322959202_
Kedudukan_Asnaf_Ar-
Riqab_Sebagai_Penerima_Zakat_Di_Malaysia
Khairul Azhar Meerangani MODEL AGIHAN DANA ZAKAT
AL-RIQAB BERTERASKAN MAQASID AL-SYARIAH :
SATU KAJIAN AWAL, Akademi Pengajian Islam, Kolej Universiti
Islam Melaka, 78200 Melaka, Malaysia
Lembaga zakat Selangor, laporan pengurusan zakat Selangor, Selangor:
LZS MAIS, 2016
Lembaga zakat zakat Selangor, majalah asnaf, Selangor: LZS MAIS,
2015
64
Mahamad Naser Bin Disa , Monograf Al-Ifta‟ (siri ), cetakan pertama,
(putrajaya: jabatan kemajuan islam Malaysia, bahagian pengurusan
fatwa, 2011)
MAIS, pemulihan al-riqab majlis agama islam Selangor, Selangor :
MAIS 2016
Majlis Agama Islam Selangor, „http:/www.mais.gov.my/info-
mais/profil-korporat/sejarah,akses 17 april 2018
Muhammad Firdaus Ab Rahman “perlaksanaan pengagihan zakat
kepada asnaf ar riqab di Malaysia (negeri Sembilan:penerbit
USIM, 2016)
Muhammad Ibn Ismail „Il Al Bukhari, Sahih Bukhari, Alih Bahasa
Abin Yahazid (kuala lumpur: pustaka mukmin, 2009)
Pn. Noraizam Binti Mohd Rayes Data dan dokumen berkaitan
pengurusan riqab di sector pembangunan sosial MAIS, (Selangor
kuala lumpur) 2019
Riqab Berdasarkan Realiti Semasa, 2017
Sayuthi Una dkk, pedoman penulisan skripsi/karya ilmiah, (jambi:
Institusi Agama Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,
2012
Sheikh Mahmud syaitut di dalam kitab al fatawa (Dirasah li
musykilati muslim al-muasir fi hayatihi al-yaumiyyah al-ammah)
Sunggano, penelitian kualitatif, (Jakarta : 1998)
Ustaz Muhammad Zulhusni B Abdul Rahid, pengurus bahagian
asnaf riqab majlis agama islam selangor, malaysia wawancara 2019
B. Wawancara
Wawancara dengan Ustaz Muhammad Zulhusni B Abdul Rahid,
pengurus bahagian asnaf riqab majlis agama islam selangor,
malaysia wawancara 2019
65
C. Lain-lain
Kedudukan Asnaf Ar-Riqab Sebagai Penerima Zakat Di Malaysia.
Available from:
https://www.researchgate.net/publication/322959202_
Kedudukan_Asnaf_Ar-
Fatwa Jenis Penerima Asnaf Al-Riqab Negeri Selangor Dan Apa-
Apa Yang Berkaitan Dengannya
http://www.muftiselangor.gov.my/images/pdf/koleksi_fatw
a/2012/P.U.55.pdf akses 20 oktober 2017.
66
LAMPIRAN
Wawancara dengan Ustaz Muhammad Zulhusni B Abdul
Rahid, pengurus bahagian asnaf riqab majlis agama islam
selangor, Malaysia
67
68
69
70
71
72
73
74
RIWAYAT HIDUP
Nama : Muhammad Zaid Ikram Bin Mohd Zakaria
Tempat dan Tanggal Lahir : Kuala Lumpur, Malaysia, 10 – september – 1996
NIM : SPM. 103170031
Falkutas : Syariah
Jurusan : Perbandingan Mazhab
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Status : Belum Menikah
Nama Ayah : Mohd Zakaria Bin Mohd Zakaria
Nama Ibu : Jamaliah Binti M Nasir
Anak Ke : 5 dari 6 Bersaudara
Alamat Asal : Gombak, Selangor, Malaysia.
Nomor Telepon : 0132640819
E-mail : [email protected]
JENJANG PENDIDIKAN
Tahun 2003-2018 : SK Gombak Utara, Malaysia
Tahun 2010-2013 : SMK Sungai Pusu, Malaysia
Tahun 2015-2017 : Kolej Islam As-Sofa, Ampang, Malaysia
Tahun 2017-2019 : Universitas Islam Negeri Sultan Thaha
Saifuddin Jambi