laporan praktikum ku dewe

36
LAPORAN PRAKTIKUM SPEKTROMETRI VIRTUAL SPEKTROFOTOMETRI NAMA : AISYAH POERWANTA NIM : 081810301038 KELOMPOK : 3 FAK. / JURUSAN : FMIPA/ KIMIA NAMA ASISTEN :

Upload: lena-sie-toettoet

Post on 11-Dec-2014

186 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Ku Dewe

LAPORAN PRAKTIKUM

SPEKTROMETRI

VIRTUAL SPEKTROFOTOMETRI

NAMA : AISYAH POERWANTA

NIM : 081810301038

KELOMPOK : 3

FAK. / JURUSAN : FMIPA/ KIMIA

NAMA ASISTEN :

LABORATORIUM KIMIA ANALITIK

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS JEMBER

2010

Page 2: Laporan Praktikum Ku Dewe

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang1.2 Tujuan

Mahasiswa memahami cara menggunakan spektrofotometer dan prinsip dasar spektrotometri UV-VIS melalui media interaktif tanpa bersentuhan dengan bahan kimia dan instrumen yang sebenarnya

Page 3: Laporan Praktikum Ku Dewe

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 MSDS Bahan

2.1.1 MSDS Kobalt klorida

Identifikasi Produk

Sinonim: klorida Cobaltous, hexahydrate; kobalt (2 +) hexahydrate

klorida, kobalt dichloride

CAS No: 7646-79-9 anhidrat; (7791-13-1 Hexahydrate)

Berat Molekul: 237,93

Chemical Formula: CoCl2.6H2O

Kode Produk: JT Baker: 1670 JT Baker: 1670

Mallinckrodt: 4532 Mallinckrodt: 4532

Potensi Efek Kesehatan

-Inhalasi:

Menyebabkan iritasi saluran pernafasan, gejala dapat termasuk batuk,

sesak napas, dan mual. hipersensitivitas pernafasan, asma dapat

muncul. Menghirup debu dan asap kobalt dikaitkan dengan

peningkatan insiden penyakit paru-paru.

-Tertelan:

BeracunPenyebab nyeri perut, mual, muntah, pembilasan dari wajah

dan telinga, hipotensi ringan, ruam, dan nada di telinga Mungkin

memiliki tindakan beracun kumulatif di mana penghapusan tidak dapat

mengikuti penyerapan. Sejumlah besar menekan produksi eritrosit.

-Kontak Kulit:

Menyebabkan iritasi kulit. Termasuk gejala kemerahan, gatal, dan

nyeri. Dapat menyebabkan dermatitis.

-Kontak Mata:

Penyebab iritasi, kemerahan, dan nyeri.

-Eksposur kronis:

administrasi oral berulang dapat menghasilkan gondok dan aktivitas

tiroid berkurang. Paparan berulang atau yang perpanjangan kulit dapat

menyebabkan dermatitis. paparan kronis yang berhubungan dengan

Page 4: Laporan Praktikum Ku Dewe

ginjal, hati, jantung dan kerusakan paru-paru.

-Kejengkelan-ada Pra Kondisi:

Orang dengan kelainan kulit yang ada pra atau masalah mata, atau

gangguan hati, ginjal atau fungsi pernafasan mungkin lebih rentan

terhadap efek dari zat. Orang dengan alergi atau sensitivitas terhadap

kobalt juga mungkin lebih rentan terhadap efek dari zat.

TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA

-Inhalasi:

Hapus ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan.

Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Mendapatkan perhatian medis.

-Tertelan:

Menyebabkan muntah segera seperti yang diarahkan oleh petugas

medis. Jangan pernah memberikan sesuatu melalui mulut kepada orang

yang tidak sadar. Mendapatkan perhatian medis.

-Kontak Kulit:

Bersihkan sisa material lepas dari kulit kemudian segera basuh kulit

dengan banyak air selama minimal 15 menit. Lepaskan pakaian dan

sepatu yang terkontaminasi. Dapatkan perhatian medis. Cuci pakaian

sebelum digunakan kembali. Bersihkan sepatu sebelum digunakan

kembali.

-Kontak Mata:

Segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit,

angkat dan atas kelopak mata bawah sesekali. Mendapatkan perhatian

medis segera.

TINDAKAN PEMADAM KEBAKARAN

Api: Tidak dianggap sebagai bahaya kebakaran.

Ledakan: Tidak dianggap sebagai bahaya ledakan.

Media pemadaman api: Gunakan cara apapun yang cocok untuk

memadamkan kebakaran sekitarnya.

Informasi Khusus: Gunakan pelindung pakaian dan peralatan

pernapasan yang sesuai untuk api sekitarnya.

Page 5: Laporan Praktikum Ku Dewe

PENANGANAN DAN PENYIMPANAN

Simpan dalam wadah tertutup rapat, disimpan di tempat yang kering,

berventilasi, di daerah dingin. Melindungi terhadap kerusakan fisik.

Isolat dari zat-zat yang tidak kompatibel. Cuci tangan sebelum makan

dan minum, atau merokok di tempat kerja. Cuci Wadah bahan ini

mungkin berbahaya ketika kosong karena mereka mempertahankan

residu produk (debu, padat); amati semua peringatan dan tindakan

pencegahan yang terdaftar untuk produk.

SIFAT FISIK DAN KIMIA

Penampilan: Mawar-merah kristal.

Bau: Tidak berbau.

Kelarutan: 76.7 g/100 cc water @ 0C 76,7 g/100 cc air @ 0C

Density: Kepadatan:

1.92 @ 20C 1,92 @ 20C

pH: 4.6 4.6

% Volatil dengan volume @ 21C (70F): 0 0

Titik didih: 110C (230F) (Loses 6H2O) 110C (230F) (Kerugian

6H2O)

titik leleh: 86C (187F) 86C (187F)

Vapor Density (Air = 1): informasi tidak ditemukan.

Tekanan Uap (mm Hg): 40 @ 770C (1418F) 40 @ 770C (1418F)

Tingkat Penguapan (BuAc = 1): informasi tidak ditemukan.

STABILITAS DAN REAKTIVITAS

Stabilitas: Stabil di bawah kondisi biasa

Bahaya dekomposisi produk: kloridanya beracun dan mungkin

memancarkan asap kobalt bila dipanaskan hingga dekomposisi. Cobalt

asap oksida dapat terbentuk dalam api.

Bahaya Polimerisasi: Tidak akan terjadi (Sumber Wikipedia, 2010: 1).

2.1.2 MSDS aquades

Nama IUPAC Dihydrogen monoxide, Oxidane

Page 6: Laporan Praktikum Ku Dewe

Nama Lain Hydroxylic acid, Hydrogen Hydroxide, R-718

Rumus Molekul H2O

Massa molar 18.01528(33) g mol-1

Penampilan Cairan tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau

pada Keadaan standar

Densitas 1000 kg m-3, liquid (4 °C), 917 kg m-3, solid

Titik leleh 0 °C, 32 °F (273.15 K)

Titik didih 100 °C, 212 °F (373.15 K)

Viskositas 0.001 Pa   s at 20 °C

Bentuk molekul Heksagonal

Kalor jenis 4184 J/(kg·K) (cairan pada 20 °C

Momen dipol 1.85 D

(Sumber Wikipedia, 2010: 1).

Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk

kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain.

Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Air bersifat tidak berwarna,

tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100

kPa (1 bar) dan temperatur 273,15K (0°C). Zat kimia ini merupakan suatu

pelarut yang penting dan disebut pelarut universal karena memiliki

kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-

garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik

(Sumber Wikipedia, 2010: 1).

Keadaan air yang berbentuk cair merupakan suatu keadaan yang tidak

umum dalam kondisi normal, terlebih lagi dengan memperhatikan hubungan

antara hidrida-hidrida lain yang mirip dalam kolom oksigen pada tabel

periodik, yang mengisyaratkan bahwa air seharusnya berbentuk gas,

sebagaimana hidrogen sulfida. Dengan memperhatikan tabel periodik, terlihat

bahwa unsur-unsur yang mengelilingi oksigen adalah nitrogen, flor, dan

fosfor, sulfur dan klor (Sumber Wikipedia, 2010: 1).

2.2 Spektrometer dan Hukum Lambert-Beer

Page 7: Laporan Praktikum Ku Dewe

Spektroskopi adalah studi mengenai antaraksi antara energi cahaya dan

materi. Warna-warna yang nampak dan fakta bahwa orang bisa melihat,

adalah akibat-akibat absorpsi energi oleh senyawa organik maupun

anorganik. Penangkapan energi matahari oleh tumbuhan dalam proses

fotosintesis adalah suatu aspek lain dari antaraksi senyawa organik dengan

energi cahaya. Yang merupakan perhatian primer bagi ahli kimia organik

ialah fakta bahwa panjang gelombang pada mana suatu senyawa organik

menyerap energi cahaya, bergantung pada struktur senyawa itu. Oleh karena

itu teknik-teknik spektroskopi dapat digunakan untuk menentukan struktur

senyawa yang tak diketahui dan untuk mempelajari karakteristik ikatan (dari)

senyawa yang diketahui (Fessenden, 1986).

Spektrometer merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur

serapan molekul organik atau anorganik yang diberikan sumber cahaya

dengan rentang panjang gelombang tertentu. Komponen dari suatu

spektrometer berkas tunggal :

1. Suatu sumber energy cahaya yang berkesinambungan yang meliputi daerah

spectrum dimana instrument itu dirancang untuk beroperasi.

2. Suatu monokromator, yakni suatu piranti untuk mengecilkan pita sempit

panjang-panjang gelombang dari spectrum lebar yang dipancarkan oleh

sumber cahaya.

3. Suatu wadah sampel (kuvet).

4. Suatu detector, yang berupa transduser yang mengubah energy cahaya

menjadi suatu isyarat listrik.

5. Suatu pengganda (amplifier), dan rangkaian yang berkaitan membuat

isyarat listrik itu memadai untuk di baca.

6. Suatu system baca (piranti pembaca) yang memperagakan besarnya isyarat

listrik, menyatakan dalam bentuk % Transmitan (% T) maupun

Adsorbansi (A).

Skema spektrofotometer pada umumnya

Sumber cahaya

monokromator sampel detektorrr

Page 8: Laporan Praktikum Ku Dewe

(Aisyah, 2008: 1).

Analisis suatu komponen maupun multi komponen secara

spektrometri menggunakan landasan hukum dasar yang dikemukakan oleh

Lambert (1760) dan Beer (1852), yang sering kali disebut dengan hukum

Lambert-Beer. Hukum Lambert-Beer mengemukakan tentang serapan sinar

atau energi radiasi oleh spesies kimia secara kuantitatif. Ketika sinar

polikromatis dilewatkan pada suatu objek, maka akan terjadi refleksi,

absorpsi atau transmisi oleh objek (Siswoyo & Asnawati, 2007: 10).

Dalam analisis spektrofotometri digunakan suatu sumber radiasi yang

menjorok ke dalam daerah ultraviolet spektrum itu. Dari spektrum ini, dipilih

panjang-panjang gelombang tertentu dengan lebar pita kuarng dari 1 nm.

Proses ini memerlukan penggunaan instrumen yang lebih rumit dan

karenanya lebih mahal. Instrumen yang digunakan untuk maksud ini adalah

spektrofotometer, dan seperti tersirat dalam nama ini, instrumen ini

sebenarnya terdiri dari dua instrumen dalam satu kotak sebuah spektrometer

dan sebuah fotometer (Bassett et. all., 1994).

Untuk pelaksanaan teknik spektroskopik dipakai instrument sebagai

pengukur dan perekam sinyal hasil interaksi molekul dengan radiasi

elektromagnetik. Ada dua macam instrument pada teknik spektroskopok

yaitu spectrometer dan spektrofotometer. Instrument yang memakai

monokromator celah yang tetap pada bidang yang fokal disebutsebagai

spektrometer. Apabila spektrometer tersebut dilengkapi dengan detector yang

bersifat fotoelektrik maka disebut sebagai spektrofotometer (Mulja, 1995;24).

Spektrofotometri merupakan bagian dari fotometri dan dapat

dibedakan dari filter fotometri sebagai berikut :

1. Daerah jangkauan spektrum

amplifierPiranti pembaca

Page 9: Laporan Praktikum Ku Dewe

Filter fotometr hanya dapat digunakan untuk mengukur serapan sinar

tampak (400-750 nm). Sedangkan spektrofotometer dapat mengukur

serapan di daerah tampak, UV (200-380 nm) maupun IR (> 750 nm).

2. Sumber sinar

Sesuai dengan daerah jangkauan spektrumnya maka spektrofotometer

menggunakan sumber sinar yang berbeda pada masing-masing daerah

(sinar tampak, UV, IR). Sedangkan sumber sinar filter fotometer hanya

untuk daerah tampak.

3. Monokromator

Filter fotometere menggunakan filter sebagai monokrmator. Tetapi pada

spektro digunakan kisi atau prisma yang daya resolusinya lebih baik.

4. Detektor

-   Filter fotometer menggunakan detektor fotosel

-  Spektrofotometer menggunakan tabung penggandaan foton atau fototube

(Khopkar,1990: 156).

Jika intensitas sinar masuk Io, intensitas sinar yang diserap Ia,

intensitas sinar diteruskan It dan intensitas sinar dipantulkan Ir, maka:

Io = Ir + It + Ia

Ir bernilai kecil dan dapat dijaga konstan dengan menggunakan sel yang

sesuai dan dengan selalu menempatkan sel pada kondisi yang sama dalam

instrumen (Siswoyo & Asnawati, 2007: 11).

Hubungan antara Absorbansi dengan kedua intensitas ( Io dan I)

adalah

Transmitan (T) adalah sinar yang diteruskan dan sering dinyatakan sebagai

suatu persentase: %T = (P/Po) x 100%. Nilai T sama dengan , sehingga:

Page 10: Laporan Praktikum Ku Dewe

Umumnya dari persamaan di atas akan didapatkan absorbansi antara 0

sampai 1. Absorbansi 0 pada suatu panjang gelombang artinya tidak ada

sinar dengan panjang gelombang tertentu yang diserap. Sebaliknya

absorbansi 1 terjadi ketika 90 % sinar pada suatu panjang gelombang

diserap dan 10 % lainnya tidak diserap (Clark, 2007: 1).

Hubungan antara medium (b) dengan besarnya penyerapan energi cahaya

dinyatakan oleh Lambert sebagai:

Sedangkan hubungan antara konsentrasi spesies (c) dengan besarnya

penyerapan Beer, dinyatakan sebagai:

Sehingga gabungan dari hukum Lambert-Beer adalah

…………………………………………………………

(1)

A = abc ………………………………………………………………

(2)

(Siswoyo & Asnawati, 2007: 11-12).

Seperti yang dijelaskan dalam hukum Lambert-Beer, konsentrasi dan

panjang wadah akan mempengaruhi jumlah spesies yang mengabsorpsi.

a. Pengaruh konsentrasi

Bagian sinar yang diserap akan tergantung pada berapa banyak molekul

yang beinteraksi dengan sinar. Suatu zat warna organik yang kuat atau tajam,

jika zat warna tersebut berupa larutan pekat, maka akan diperoleh absorbansi

yang sangat tinggi karena ada banyak molekul yang berinteraksi dengam

sinar. Akan tetapi, dalam larutan yang sangat encer, sangat sulit untuk

melihat warnanya. Sehingga absorbansinya sangat rendah. Apabila ingin

membandingkan zat warna tersebut dengan senyawa lain, maka harus

Page 11: Laporan Praktikum Ku Dewe

mengetahui berapa konsentrasi larutan supaya dapat membuat perbandingan

dengan baik tentang senyawa mana yang menyerap sinar lebih banyak.

b. Pengaruh panjang wadah

Apabila terdapat suatu larutan zat warna yang sangat encer dalam

wadah yang berbentuk tabung sedemikian sehingga yang dilewati sinar

panjangnya 1cm, maka absorbansi tidak akan terlalu tinggi. Berbeda bila

seandainya melewatkan sinar melalui tabung sepanjang 100 cm yang berisi

larutan yang sama, maka sinar akan lebih banyak diserap karena sinar

berinteraksi dengan lebih banyak molekul (Clark, 2007: 1).

BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN

Page 12: Laporan Praktikum Ku Dewe

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

- virtual spektrometer

3.1.2 Bahan

- larutan CoCl42-

- larutan Co(H2O)62+

- aquades (blanko)

3.2 Skema Kerja

3.2.1 Penentuan panjang gelombang dengan serapan maksimum dari larutan

CoCl42- dan Co(H2O)6

2+ dengan menggunakan V- spektrometer.

Pada larutan CoCl42-

- Untuk panjang gelombang dengan kenaikan 50 nm

Larutan CoCl4-2

Ditekan tombol molarity mode pada tombol persegi berwarna biru dibagian bawah kiri agar berada pada posisi wavelength mode

Dilihat kotak berwarna kuning di sebelah kiri gambar V-Spektrometer dimana di dalamnya terdapat dua kuvet yaitu untuk sampel (dapat di gunakan untuk dua larutan) dan untuk blanko (aquades)

Dibuka tempat kuvet di V-Spektrometer dengan menekan kotak tombol yang bertuliskan Click here to open

Diarahkan kursor ke kuvet yang berisi aquades Ditekan dan ditarik kuvet tersebut ke dalam tempat kuvet sambil

tetap menekan mouse kiri. Ditutup tempat kuvet dengan menekan tombol click here to close. Dibuat panjang gelombang 350nm. Diset pembacaan V-Spektrometer pada absorban nol dengan

menekan tombol yang bertuliskan 0 ABS / 100%T. Dibuka tempat kuvet Dikembalikan kuvet pada tempat semula dengan menekan tombol

biru bertuliskan Remove cuvette. Dimasukkan larutan kedalam tempat kuvet di V-Spektrometer

dengan cara yang sama seperti menempatkan kuvet blanko.

Ditutup tempat kuvet Dicatat nilai absorban yang ditampilkan pada display. Diperhatikan tampilan kurva hubungan antara absorban dan

panjang gelombang Dibuka tutup tempat kuvet Dikembalikan kuvet di tempatnya semula. Dinaikkan nilai panjang gelombang menjadi 400nm dengan

menekan tombol naik (berwarna kuning) yang terletak tepat di bawah display.

Diulangi untuk setiap kenaikan panjang gelombang sebesar 50nm sampai mencapai panjang gelombang 750nm

Page 13: Laporan Praktikum Ku Dewe

- Untuk panjang gelombang dengan kenaikan 5 nm

Pada larutan Co(H2O)2+

Hasil

Larutan CoCl4-2

Dilihat kurva yang didapat dari panjang gelombang (350-750 nm)

Diulangi langkah langkah seperti pada panjang gelombang dengan kenaikan 50 nm dengan mengubah kenaikan panjang gelombangnya menjadi 5 nm

Digunakan daerah panjang gelombang yang diduga merupakan panjang gelombang dengan serapan terbesar

Ditentukan panjang gelombang dengan serapan maksimal

Hasil

Page 14: Laporan Praktikum Ku Dewe

- Untuk panjang gelombang dengan kenaikan 50 nm

- Untuk panjang gelombang dengan kenaikan 5 nm

Larutan Co(H2O)+2

Diset alat V-spektrometer seperti pada larutan CoCl4-2

Dibuat panjang gelombang 350nm. Diset pembacaan V-Spektrometer pada absorban nol dengan

menekan tombol yang bertuliskan 0 ABS / 100%T. Dibuka tempat kuvet Dikembalikan kuvet pada tempat semula dengan menekan

tombol biru bertuliskan Remove cuvette. Dimasukkan larutan kedalam tempat kuvet di V-Spektrometer

dengan cara yang sama seperti menempatkan kuvet blanko. Ditutup tempat kuvet Dicatat nilai absorban yang ditampilkan pada display. Diperhatikan tampilan kurva hubungan antara absorban dan

panjang gelombang Dibuka tutup tempat kuvet Dikembalikan kuvet di tempatnya semula. Dinaikkan nilai panjang gelombang menjadi 400nm dengan

menekan tombol naik (berwarna kuning) yang terletak tepat di bawah display.

Diulangi untuk setiap kenaikan panjang gelombang sebesar 50nm sampai mencapai panjang gelombang 750nm

Hasil

Larutan Co(H2O)+2

Page 15: Laporan Praktikum Ku Dewe

3.2.2 Pembuatan kurva kalibrasi dari dari larutan standar CoCl4-2 dan

Co(H2O)6+2

a. Pada larutan CoCl4-2

b. Pada larutan Co(H2O)6+2

Dilihat kurva yang didapat dari panjang gelombang (350-750 nm) Diulangi langkah langkah seperti pada panjang gelombang dengan

kenaikan 50 nm dengan mengubah kenaikan panjang gelombangnya menjadi 5 nm

Digunakan daerah panjang gelombang yang diduga merupakan panjang gelombang dengan serapan terbesar

Ditentukan panjang gelombang dengan serapan maksimal

Hasil

Larutan CoCl4-2

Diubah mode V-spektrometer pada Molarity mode, dengan menekan tombol biru pada bagian kiri bawah

Diatur agar panjang gelombang yang digunakan yaitu panjang gelombang dengan serapan terbesar. (jangan merubah panjang gelombang ini selama percobaan).

Divariasikan konsentrasi larutan dengan mengatur nilai Molarity pada kotak dialog kuning di sebelah pilihan larutan.

Diatur sedemikian rupa sehingga diperoleh data konsentrasi minimal 8 titik data.

Dicatat data konsentrasi dan absorban yang terbaca pada V-Spektrometer.

Ditentukan koefisien korelasi dan persamaan garisnya dengan menggunakan software spreadsheet plot data

Hasil

Larutan Co(H2O)6+2

Page 16: Laporan Praktikum Ku Dewe

BAB 4. HASIL DAN ANALISA DATA

Diubah mode V-spektrometer pada Molarity mode, dengan menekan tombol biru pada bagian kiri bawah

Diatur agar panjang gelombang yang digunakan yaitu panjang gelombang dengan serapan terbesar. (jangan merubah panjang gelombang ini selama percobaan).

Divariasikan konsentrasi larutan dengan mengatur nilai Molarity pada kotak dialog kuning di sebelah pilihan larutan.

Diatur sedemikian rupa sehingga diperoleh data konsentrasi minimal 8 titik data.

Dicatat data konsentrasi dan absorban yang terbaca dari V-Spektrometer.

Ditentukan koefisien korelasi dan persamaan garisnya dengan menggunakan software spreadsheet plot data.

Hasil

Page 17: Laporan Praktikum Ku Dewe

4.1 Hasil

4.1.1 Penentuan panjang gelombang dengan serapan maksimum dari larutan CoCl4

2- dan Co(H2O)62+

Pada larutan CoCl42-

- Untuk panjang gelombang dengan kenaikan 50 nm

panjang gelombang (nm)

Absorban(A)

350 0,174400 0,245450 0,569500 0,816550 0,544600 0,130650 0,147700 0,176750 0,115

Dari hasil diatas didapat daerah serapan maksimum terletak pada panjang gelombang 450- 550 nm

- Untuk panjang gelombang dengan kenaikan 5 nm

panjang gelombang (nm)

Absorban (A)

450 0,569455 0,597460 0,626465 0,649470 0,674475 0,699480 0,728485 0,753490 0,778495 0,797500 0,816505 0,826510 0,831515 0,819520 0,801525 0,781530 0,759535 0,727540 0,668545 0,619

Page 18: Laporan Praktikum Ku Dewe

550 0,544Dari data diatas didapatkan absorban maksimum 0,831A pada panjang gelombang 510 nm Pada larutan Co(H2O)6

2+

- Untuk panjang gelombang dengan kenaikan 50 nm

panjang gelombang (nm)

Absorban (A)

350 0400 0,028450 0,222500 0,476550 0,232600 0,036650 0,028700 0,013750 0,007

Dari hasil diatas didapat daerah serapan maksimum terletak pada panjang gelombang 450- 550 nm

- Untuk panjang gelombang dengan kenaikan 5 nm

panjang gelombang (nm)

Absorban (A)

450 0,222455 0,258460 0,294465 0,321470 0,346475 0,371480 0,387485 0,405490 0,427495 0,454500 0,476505 0,497510 0,506515 0,503520 0,486525 0,46530 0,42535 0,374540 0,319545 0,282

Page 19: Laporan Praktikum Ku Dewe

550 0,232Dari data diatas didapatkan absorban maksimum 0,506 A pada panjang gelombang 510 nm

4.1.2 Pembuatan kurva kalibrasi dari dari larutan standar CoCl4-2 dan

Co(H2O)6+2

a. Pada larutan CoCl42-

pada panjang gelombang maksimal = 510nm didapatkan hasil

Molaritas Absorban0,002 0,3320,004 0,6640,006 0,9970,008 1,3290,01 1,661

0,012 1,9930,014 2,3250,016 2,6580,018 2,9900,02 3,322

didapatkan suatu hasil persamaan, yaitu y = 166,3x – 0,000dengan koefisien korelasi (R) = 1

b. Pada larutan Co(H2O)62+

Page 20: Laporan Praktikum Ku Dewe

-pada panjang gelombang maksimal = 510nm didapatkan

hasil

konsentrasi M absobrbansi0,002 0,2020,004 0,4050,006 0,6070,008 0,810,01 1,0120,012 1,2140,014 1,4170,016 1,6190,018 1,8220,02 2,024

didapatkan suatu hasil persamaan, yaitu y = 101,2x – 0,000dengan koefisien korelasi (R) = 1

Page 21: Laporan Praktikum Ku Dewe

4.2 Pembahasan

Praktikum kali ini yaitu menentukan berapa serapan maksimumnya dari

larutan CoCl42- dan larutan Co(H2O)6

2+ pada berbagai panjang gelombang dan

konsentrasi yang berbeda-beda dengan menggunakan virtual spectrometer.

Percobaan pertama yaitu menentukan serapan maksimum pada panjang

gelombang 350nm-750nm. Percobaan ini dilakukan dengan dua tahap, yaitu

dengan kenaikan panjang gelombang 50nm, selanjutnya dengan kenaikan panjang

gelombang 5nm. Dilakukan penyempitan kenaikan panjang gelombang menjadi

5nm terhadap daerah sekitar serapan maksimum kenaikan panjang gelombang

50nm untuk lebih mengakuratkan nilai serapan maksimum yang didapatkan. Hasil

dari serapan maksimum pada larutan CoCl42- adalah 0,831 pada panjang

gelombang 510nm..

Pada sampel yang kedua Co(H2O)62+ dengan perlakuan yang sama

diperoleh nilai absorbansi tertinggi senilai 0,506 pada panjang gelombang 510

nm,hal ini juga menandakan bahwa nilai serapan maximum sampel Co(H2O)62+

pada panjang gelombang 510 nm dengan nilai absorban senilai 0,506.dari data

yang diperoleh terbentuk grafik hubungan antara panjang gelombang dengan nilai

absorbansi,dari titik-titik yang membentuk parabola,dimana setelah mencapai

panjang gelombang maximum akan turun kembali. Serapan maksimum sampel

menandakan bahwa sampel telah mengabsorpsi sinar yang dilewatkan

kedalamnya pada panjang gelombang tertentu yang dimiliki oleh tiap sampel,

karena panjang gelombang setiap unsur berbeda,dimana setiap unsur memiliki

transisi elektronik yang berbeda pula.

Percobaan kedua yaitu pembuatan kurva kalibrasi dari larutan standar

CoCl42 dan Co(H2O)6

2+. Kurva kalibrasi adalah metode umum untuk menentukan

konsentrasi suatu zat dalam suatu sampel yang tidak diketahui dengan

membandingkan satu set sampel standar konsentrasi yang diketahui, dengan

mengetahui kurva ini maka akan diketahui keeratan antara molaritas dan

Page 22: Laporan Praktikum Ku Dewe

absorbansinya. Hasil dari kurva kalibrasi ini sesuai dengan hukum Lambert-Beer,

yaitu absorbansi berbanding lurus dengan molaritas atau konsentrasi. Semakin

tinggi konsentrasi maka nilai absorbansi yang didapatkan akan semakin tinggi

pula. Hal ini dapat dilihat dari grafik yang didapat. Setelah dilakukan pengukuran

dengan software spreadsheet plot data, persamaan kurva kalibrasi yang didapat

adalah y = 166,3x - 0,000 untuk CoCl42- sedangkan kurva kalibrasi yang di dapat y

= 101,2x – 0,000 untuk Co(H2O)62+.

Persamaan A = abc diperoleh dari:

dimana I adalah intensitas radiasi, N adalah jumlah spesies yang mengabsopsi dan

K adalah konstanta. Selanjutnya persamaan ini diintegralkan menjadi:

Karena N dipengaruhi oleh konsentrasi c dan panjang wadah b, maka persamaan

di atas menjadi:

Karena sama dengan transmitan T, maka

Dengan membuat a dan b konstan, maka nilai absorban A akan sebanding dengan

konsentrasi c.

Page 23: Laporan Praktikum Ku Dewe

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Analisis kuantitatif spektrometri berprinsip pada hukum Lambert-Beer.

Pengukuran absorbansi dilakukan pada panjang gelombang dengan serapan

maksimum (λmax) untuk memperkecil tingkat kesalahan atau penyimpangan.

Absorbansi berbanding lurus dengan konsentrasi. Persamaan dari kurva kalibrasi

yang didapat untuk larutan CoCl42- adalah y = 166,3x - 0,000 dan untuk Larutan

Co(H2O)62+ adalah y = 101,2x – 0,000 Koefisien korelasi dari larutan CoCl4

2- dan

Co(H2O)62+adalah 1

Page 24: Laporan Praktikum Ku Dewe

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah. 2008. Spektrofotometer. http://rgm_aisyah’s blog. 23 November 2010.

03:15.

Anonim. 2010. Aquades. http://id.wikipedia.org. 23 November 2010. 15:20.

Anonim. 2010. Kobalt Klorida. http://id.wikipedia.org. 23 November 2010.

15:23.

Clark, Jim. 2007. Hukum Beer-Lambert. http://Chem-Is-Try.Org/Situs Kimia

Indonesia. 23 November 2010. 15:23.

Fessenden & Fessenden.1986. Kimia Organik Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik (terjemahan dalam Bahasa

Indonesia). UI-Press: Jakarta.

Mulja, Muhammad. 1995. Analisis Instrumental. Surabaya : Airlangga University

press

Siswoyo & Asnawati. 2007. Analisis spektrometri. Laboratorium Kimia Analitik

Jurusan Kimia FMIPA: Jember.

Page 25: Laporan Praktikum Ku Dewe

Lampiran

Gambar spectrometer untuk larutan CoCl42-

- Untuk panjang gelombang dengan kenaikan 50 nm

- Untuk panjang gelombang dengan kenaikan 5 nm

Page 26: Laporan Praktikum Ku Dewe

- Penentuan Kurva Kalibrasi Pada panjang gelombang maksimum (510 nm)

Gambar spectrometer untuk larutan Co(H2O)6+2

- Untuk panjang gelombang dengan kenaikan 50 nm

Page 27: Laporan Praktikum Ku Dewe

Untuk panjang gelombang dengan kenaikan 5 nm

-

Penentuan Kurva Kalibrasi Pada panjang gelombang maksimum