pembahasan to 2014
DESCRIPTION
pembahasan to 2014TRANSCRIPT
Slide 1
Seorang pasien laki laki berusia 34 tahun datang dengan keluhan pusing berputar. Keluhan ini dirasakan sejak 1 bulan yang lalu, hilang timbul dengan sendirinya dan tidak dipengaruhi oleh perubahan posisi kepala. Keluhan ini disertai suara mendenging bernada tinggi pada telinga dan penurunan pendengaran yang juga hilang timbul. Pemeriksaan penala menunjukkan tuli sensorineural. Diagnosis yang sesuai untuk pasien ini adalah
Penyakit meniere
Benign Positional Paroxysmal Vertigo
Sklerosis multiple
Neuritis
Nistagmus gerak bola mata kian kemari, merupakan parameter akurat untuk menentukan aktivitas system vestibular.
Penyakit Menierre
Patofisiologi : terjadi hidrops endolimfa pada koklea dan vestibulum.
Etiologi : belum diketahui, gangguan biokimia cairan endolimfa dan gangguan klinik pada membran labirin.
Gejala klinis: terdapat trias atau sindrom meniere yaitu vertigo, tinnitus dan tuli sensorineural terutama nada rendah.
Serangan petama sangat berat, vertigo disertai muntah penyakit ini bisa sembuh sendiri tanpa obat.
Pengobatan: - simtomatik sedatif atau antimuntah
- vasodilator
2. Pasien Ny datang dengan keluhan pusing berputar disertai dengan telinga berdenging, Penuranan pendengaran (+) sejak 1 bulan yang lalu. Dx : meniere disease.
3. Perempuan mengeluhkan pusing berputar, mual-muntah, disertai penurunan pendengaran; diagnosis ?
BPPV
Menier disease
Vertigo sentral
Vertigo perifer
Vertigo
Centra l
Jalur vestibular: nuk. Vestibularis-batang otak-cerebelum-kortek vestibular
Onset gradual
Less-intense
Nistagmus: vrtikal (upbeat, downbeat)
Ada riw. HT, CVA, gangguan keseimbangan/koordinasi
Perifer
Vestibulum, kanalis semisirkularis, N.VIII
Gejala hebat, paroksismal, positional: Onset mendadak
Disertai mual/muntah + keluhan telinga (tinitus/penurunan pendengaran )
Nistagmus: one direction, horizontal
6. Seorang laki-laki berusia 5 tahun datang dengan keluhan nyeri telinga disertai dengan demam, mual muntah dan penurunan nafsu makan. 3 hari sebelumnnya ia batuk pilek. Dari otoskopi didapatkan membaran timpani intak, warna pucat dan retraksi. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah
OMA stadium perforasi
OMA stadium hiperemis
OMA stadium supuratif
OMA stadium Resolusi
OMA stadium Oklusi Tuba
AB : pencilin atau ampi. DOC penisilin.. Atau eritromisin 40 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis
8
7. Pasien anak datang ke praktek dokter mengeluhkan nyeri telinga kanan sejak 3 hari yang lalu. Sebelumnya pasien pernah mengalami demam dan batuk pilek. Pada pemeriksaan fisik ditemukan membrane timpani hiperemi. Diagnosis yang tepat adalah
Oma supuratif
Oma hiperemi
Omsk
OE
Akut : 2 minggu
Subakut : 2- 6 minggu
Kronis> 6 minggu atau 2 bulan
9
8. Pasien anak-anak datang ke puseksamas dengan keluhan nyeri telinga dan demam. Dari pemeriksaan telinga didapatkan membran timpani intak, bulging , terlihat sekret kekuningan. Stadium penyakit pasien ?
OMA stadium perforasi
OMA stadium supurasi
OMA stadium hiperemis
Otitis eksterna
9. Pasien anak-anak datang ke puseksamas dengan keluhan nyeri teilnga dan demam. Dari pemeriksaan telinga didapatkan membran timpani intak, kemerahan, stadium penyakit pasien?
OMA stadium perforasi
OMA stadium supurasi
OMA stadium hiperemis
Otitis eksterna
10. Pasien demam, disertai nyeri telinga sejak 4 hari yll. Terdapat riwayat batuk pilek selama 1 minggu. Pada pemeriksaan didapatkan bulging. Apa kemungkinan diagnosa
OMA
OMSK
OE
Otitis supurativa
.
12
16. Seorang laki-laki datang dnegan keluhan penurunan pendengaran setelah menyelam. Tidak ada keluhan keluar cairan dari telinga dan nyeri telinga. Dari pemeriksaan tidak didapatkan adanya cairan maupun nyeri telinga. Apakah diagnosis yang mungkin pada pasien tersebut?
Serumen prop kerusakan mekanisme pembersihan alami liang telinga. Gangguan pendengaran konduktif, terlihat seruman dgn otoskop. Terapi: ear toilet, seruminolitik
Otitis Media Supuratif Akut
Otitis Media Perforasi
Otitis Ekterna
Otitis media kronis
4. Seorang laki laki berusia 35 tahun datang dengan keluhan cairan dari telinga yang hilang timbul, pendengaran menurun dan nyeri pada telinga. Riwayat panas badan (-). Pada otoskopi tampak perforasi membran timpani, terdapat jaringan granulasi , sedikit cairan dan sangat berbau (fetor). Apakah diagnosis yang sesuai pada pasien ini ?
a. Otitis media supuratif akut
b. Otitis meida kronis maligna
c. Otitis media kronis benigna
d. Miringitis bulosa
e. Otitis media serosa
Klasifikasi OMSK
Maligna
Peradangan sampai tulang
Perforasi marginal / atik
Kolesteatoma (+)
Gejala: Sekret berbentuk nanah dan berbau khas (aroma kolesteatom), tuli konduktif berat , otalgia, vertigo
Pada kasus lanjut: Adanya Abses atau fistel retroaurikular, Jaringan granulasi atau polip diliang telinga yang berasal dari kavum timpani, Pus yang selalu aktif atau berbau busuk ( aroma kolesteatom)
Foto rontgen mastoid adanya gambaran kolesteatom
Tatalaksana : bedah
Benigna
Peradangan hanya pada mukosa
Perforasi sentral
Kolesteatoma (-)
Gejala: Telinga berair hilang timbul tanpa bau, tuli konduktif berat, otalgia,
Tatalaksana : neomisin + polimiksin B topikal + ear toilet
11. Pasien datang dengan keluhan keluar darah lewat hidung sejak tadi pagi. Darah juga keluar lewat mulut. Tidak berhenti keluar dengan pemencetan hidung. Riwayat hipertensi (+). Bagaimna penanganannya adalah? (epistaksis posterior)
Tampon anterior (epistaksis anterior)
Tampon belloc
....
....
....
Epistaksis
Etiologi: spontan, trauma, kelainan lokal (tumor, infeksi, kelainan anatomi, pembuluh darah dll), sistemik (peny. Kardiovaskuler, kelaianan darah dll)
Tatalaksana
1. Cari sumber perdarahan dengan alat pengisap
2. Pasang tampon sementara yaitu kapas yang teah dibasahi dengan adrenalin 1/5.000-1/10,000 dan pantocain atau lidocain 2% dimasukkan kedalam rongga hidung (selama 10-15 menit) berhasil ditemukan
Epistaksis
Anterior
Sumber perdarahan: pleksus kiessalbach atau A. ethmoidalis anterior
Tatalaksana
Dapat berhenti sendiri
Jika tidak bisa (anak) menekan hidung dari luar (10-15 menit)
Jika tidak berhasil dan sumber perdarahan dapat terlihat dikaustik dg larutan Nitras Argenti (AgNO3) 25-30% krim AB
Jika tidka berhasil tampon anterior dari kasa diberi pelumas vaselin atau AB (2-4 buah) dipertahankan 2x24 jam belum berhenti pasang tampon baru
Postrior
Sumber perdarahan : A. ethmoidalis posterior atau A. sfenopalatina
Tatalaksana
tampon bellocq. Tampon dibuat dri kasa padat betuk kubus atau bulat dengna diameter 3 cm. Pada tampon ini terikat 3 utas benang, 2 buah disatu sisis dan sebuah disisi berlawanan. Jika masih ada perdarahan bisa ditambah dengan tampon aterior kedalam kavum nasi.
Jika tidak ada tampon bellocq dapat diganti dengan kateter folley.
12. Seorang anak laki-laki berusia 4 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan keluar cairan dari telinganya sejak 3 hari yang lalu, disertai gatal dan nyeri. Pasien sebelumnya batuk-batuk selama 2 minggu dan belum diobati. Bakteri penyebab yang paling mungkin pada kasus ini adalah...
Pseudomonas aeruginosa kadang-kadng , OE sirkumskripta
Streptococcus pyogenes tonsilitis kronis
Streptococcus pneumoniae sinusitis (30-50%), OMA
Hemophilus influenza usia < 5 tahun, rhinitis
Proteus mirabilis
13. Pasien anak datang ke praktek dokter mengeluhkan nyeri telinga kanan sejak 3 hari yang lalu. Sebelumnya pasien pernah mengalami demam dan batuk pilek. Pada pemeriksaan fisik ditemukan membrane timpani hiperemi. Etiologi penyebab paling sering pada kasus diatas adalah :
Streptococcus pneumonia OMA, sinusitis
S. aureus OMA
Pseudomonas OE difus , OE maligna
S. pyogens tonsilitis kronis
14. Anak datang dengan keluhan keluar ingus berwarna kuning kehijauan, berbau. Ibu pasien mengeluhkan pasien sering bermain manik-manik dan sering memasukkannya ke dalam hidungnya. Demam (-). Nyeri menelan (-). Riwayat alergi (-). Apakah kemungkinan diagnosis pada pasien tersebut?
Rinitis akut
Rinitis alergi
Sinusitis
Benda asing
Rinitis kronis
Sinusitis
Definisi: imflamasi mukosa sinus paranasal dipicu rhinitis
Etiologi & faktor predisposisi:
ISPA akibat virus, rhinitis, polip hidung, kelainan anatomi nasal, sumbatan kompleks osteomeatall, infeksi tosil, gigi , hipertropi adenoid pada anak2 dll.
Tampilan klinis : gejala & tanda ISPA, nyeri di wajah (pipi, dahi, periorbita) diperberat dengan menunduk, sekret purulen, hidung tersumbat dan riwayat sakit gigi.
PF: nyeri tekan sinus, mukosa hiperemi, sekret purulen, tes transiluminasi (cahaya berkurang)
Klasifikasi waktu:
Akut < 4 minggu
Subakut 4 minggu 3 bulan
Kronik > 3 bulan
P Penunjang
Foto polos: ofasipikasi, penebalan mukosa sinus, dan / air fluid level. 3 posisi yg digunakan:
Waters (maksila & frontal)
Caldwell (ethmoid)
Lateral (sphenoid)
CT-Scan - Gold standar gagal terapi / sinusitis kronik
Tatalaksana:
AB
Simtomatik: analgetik, dekongestan, antihistamin, mukolitik
Pasien laki-laki, 20 tahun datang ke tempat praktek dengan keluhan pilek sejak 4 hari yang lalu. Disertai hidung tersumbat, terasa gatal dan bersin-bersin terutama dipagi hari. Hal ini sudah sering dialami dan kambuh-kambuhan. Pada FP ditemukan facies adenoid, allergic shiner, mukosa hiperemi hipertrofi konka. Pemeriksaan IGE serum 600 ml Pemeriksaan penunjang apakah yang sebaiknya dilakukan untuk memastikan diagnosis?
skin prick test
nasal endoskopi
Rhinomanometer
total eosinofil dalam darah
??
15. Seorang laki-laki 25 tahun, menderita batuk, pilek, demam. Keluhan ini berulang sejak 2 tahun terakhir. Kepala di sekitar wajah pasien terasa sakit bila menunduk. Pemeriksaan yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis adalah (sinusitis)
foto kepala posisi waters terutama untuk melihat adanya kelianan di sinus maksila, frontal dan etmoid. Posisi P-A untuk sinus frontal dan posisi lateral untuk sinus frontal, sphenoid dan etmoid
pemeriksaan darah lengkap
CT scan
MRI
Kultur darah
5. Pasien berumur 5 tahun datang ke IGD dengan keluhan demam sejak 3 hari yang lalu. Didapatkan nyeri menelan disertai nyeri hingga ke telinga. Pasien belum pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tonsil hiperemis T2/T2 tidak ada pembesaran kelenjar. Apakah diagnosis pada kasus diatas?
Tonsilitis akut
Tonsilitis kronis
Tonsilitis residif
Tonsilitis rekuren
Tonsilitis eksaserbasi akut
17. Seorang laki-laki datang dengan keluhan rasa mengganjal di tenggorokan, terasa kering dan nafas berbau. Pada pemeriksaan didapatkan tonsil melebar, permukaan tidak rata, kripta belebar berisi detritus. Diagnosis pada pasien tersebut adalah....
Faringitis
Tonsilitis akut
Tonsilitis kronis
Hipertrofi adenoid
Laringitis
Indikasi adenoidektomi
sumbatan
Sumbatan hidung yg menyebbakam bernapas lewat mulut
Sleep apnea
Ganguan menelan
Gangguan berbicara
Kelainan bentuk wajah, muka dan gigi (adenoid face)
2. Infeksi
Adenoiditis berulang
Otitis media efusi berulang / kronik
AMA berulang
3. Kecurigaan neoplasma jinak
18. Pasien perempuan datang dengan keluhan rasa mengganjal ditenggorokan, terasa kering, dan nafas berbau. Pemeriksaan didapatkan pembesaran tonsil, permukaan tidak rata, kripte melebar, hiperemis (+), detritus (+). Diagnosis adalah
Faringitis
tonsillitis kronis
tonsillitis akut
laryngitis
hipertropi adenoid.
19. Pasien anak2 datang ke ugd dengan keluhan suara serak, hipersalivasi, sebelumnya pasien Demam dan batuk pilek. Pasien juga mengeluhkan nyeri menelan. Pada pemeriksaan fisik ditemukan suara muffled sound. Diagnosis yang tepat adalah :
Tonsillitis
Faringitis
Laryngitis
Abses peritonsil (gejala tonsilitis disertai odinofagi yang hebat, otalgia pada sisi yang sama, muntah, mulut berbau, hipersalivasi, hot potato voice & kadang trismus, serta pembengkakan submandibular dengan nyeri )
20. Pasien datang dengan penurunan pendengaran dan bekerja dipabrik. Dari pemeriksan ditemukan rinne (+), tes weber lateralisasi ke kiri, tes swabah kanan memendek. Apa kemungkinan diagnosis pada pasien?
Tuli konduksi
Tuli sensorineural
Tuli campuran
Presbikusis , tuli sensorineural frekuensi tinggi lkai-laki> wanita. ,terjadi usia > 65 tahun. Simetris pada telinga kiri dan kanan. Mulai dari frek. 100 HZ atau lebih. Akibat degenerasi. Progresifitas dipengaruhi usia dan jenis kelmain. Disetai tinitus.
..
21. Pasien datang ke ugd dengan keluhan terdapat benjolan di hidung. Slain itu, pasien juga mengalami suara serak, gangguan pendengaran, pasien juga mengalami mimisan serta mata melihat ganda. Tidak terdapat pembesaran KGB leher. Pemeriksaaan lanjutan yang tepat pada pasien adalah . diagnosis:
Biopsy leher biopsy KGB
Ct scan u/ menilai ekstensi tumor
Biopsy nasofaring jarang dilakukan
Rontgen kepala dan leher
Karsinoma nasofaring
Etiologi: infeksi SBV dan konsumsi makanan yang diawerkan atau diasinkan
GK: pembesaran KGB leher (mtastasi ), hidung tersumbat, mimisan, gangguan pendengaran, nyeri kepala dan palsi nervus fasialis (diplopia)
PF: rinoskopi posterior massa tumor dapat dilihat didinding lateral nasofaring (fossa rossemueller)
PP: diagnosis definitif: biopsi KGB, biopsi nasofaring jarang. CT-Scan u/ menilai ekstensi tumor
Tatalaksana: radioterapi, + kemoterapi dengan kasus lanjut.
Abses Leher Dalam
Abses peritonsil (Quinsy)
Abses Retrofaring
Abses Parafaring
Abses Submandibula
Angina ludovici
ODINOFAGI
TRISMUS
DEMAM
ABSES LEHER
DALAM ?
-Gigi ?
-Mulut ?
Tenggorok ?
Sinus
paranasalis ?
Telinga
Tengah ?
Pembengkakan
Kelenjar leher
- Jarum suntik
LEHER BENGKAK
ABSES PERITONSIL
Kumpulan nanah di dalam ruang peritonsil atau paratonsil
Kuman aerob dan anaerob
Gejala : odinofagi, otalgia sisi yang sama, muntah, mulut bau (foetor ex ore), hipersalivasi, suara gumam (hot patato voice), trismus (60% kasus), pembengkakan kel. submandibula
49
ABSES PERITONSILAR
Tanda klinis :
- Trismus ------ faring sulit dievaluasi
- Palatum mole bengkak dan menonjol ke depan, fluktuasi
- Uvula bengkak terdorong ke arah kontralateral
- Tonsil bengkak, hiperemis, detritus, terdorong kearah tengah-depan-bawah
51
Terapi :
- Medikamentosa : antibiotika dosis tinggi, obat simptomatis, obat kumur
- Drainase
- Tonsilektomi: Tonsilektomi achaud (3-4 hr setelah drainase) Tonsilektomi afroid (4-6 minggu sesudah draenase) umumnya 2-3 minggu setelah draenase
52
DRAINASE ABSES PERITONSILAR
KOMPLIKASA PTA
Abses pecah spontan perdarahan, aspirasi paru
Abses parafaring
Mediastinitis
Perjalanan ke intrakranial trombus sinus kavernosus, meningitis dan abses otak
ABSES PARAFARING
Jarang terjadi, tetapi merupakan komplikasi yang berbahaya dari tonsillitis karena dekat dengan vena jugularis interna dan arteri carotis interna.
Etiologi:
1. Tusukan jarum saat operasi
2. Proses supurasi kelenjar limfe leher bagian dalam, gigi, tonsil, faring, hidung, sinus paranasal, mastoid dan vertebra servikal
3. penjalaran infeksi dari ruang peritonsil atau submandibula
55
Gejala dan tanda-tanda :
Sakit tenggorok dan leher, terutama pada waktu menelan.
Trismus
Pembengkakan yang nyeri tekan dan difus disekitar angulus mandibula.
Demam tinggi
Pembengkakan dinding lateral faring sehingga menonjol ke medial
56
Diagnosis :
- Riwayat penyakit, gejala dan tanda klinis
- Rontgen soft tissue leher posisi AP atau CT scan leher
- untuk mengetahui komplikasi ke mediastinum: Ro torak
Hematogen, limfogen, perkontinuitatum (langsung ke daerah sekitar)
57
Komplikasi :
Intrakranial, mediastinum dan leher dalam lainnya
Trombosis v. jugularis, erosi dinding a. karotis perdarahan hebat dan komplikasi n.vagus
Edema laring dan pendorongan trakea
Septikemia dan syok sepsis
58
TERAPI :
Antibiotika untuk kuman aerob dan anaerob
Draenase : eksplorasi dengan general anestesi (segera 1-2hr pemberian antibiotika tidak membaik)
Harus rawat inap di rumah sakit
59
ABSES RETROFARING
ETIOLOGI :
Limfadenitis retrofaring,karena ISNA
Adanya luka pada dinding posterior karena corpus-
alienum atau tindakan medis: adenoidektomi, intubasi dan endoskopi.
Penjalaran infeksi telinga
Tuberculosis vertebra servikal (cool abses)
60
Gejala dan tanda klinis abses retrofaring
Odinofagi anak-anak : rewel dan tidak mau makan dan minum
Leher kaku dan nyeri
Demam
Sesak nafas : obstruksi massa abses di hipofaring stridor +
Suara hot potato voice
Tampak benjolan di dinding belakang faring, unilateral, hiperemi
Diagnosis
Anamnesa/ gejala dan tanda klinis
Ro soft tissue leher lateral pelebaran ruang retrofaring > 7 mm pada anak dan dewasa , pelebaran retrotrakeal > 14 mm (anak) dan > 22mm (dewasa) dan berkurangnya lordosis vertebra servikal
DD/ : Adenoiditis, tumor, aneurisma aorta, malformasi oleh penonjolan korpus vertebra, hematoma
Terapi:
Pasien berbaring posisi trendelenburg
Medikamentosa
Draenase
63
ANGINA LUDOVICI
Selulitis atau flegmon ruang potensial sublingual dan submandibula
Ludwig angina atau selulitis submandibula
Sumber infeksi : infeksi gigi
Aerob-anaerob
Gejala : demam, odinofagi, pembengkakan dan hiperemis di bawah dagu dan teraba keras (wood appearance), nyeri tekan, pembengkakan dibawah lidah shg lidah terangkat keatas-belakang ---- sumbatan nafas
64
DD/ : limfadenitis submandibula, abses gigi
TERAPI :
Rawat inap
Antibiotika dosis tinggi untuk kuman aerob dan anaerob
Trakeostomi
Draenase
Kerjasama dengan dokter gigi
65
66
ABSES SUBMANDIBULA
Submandibula ( ruang sublingual dan submaksila)
E/: gigi, dasar mulut, faring, kel. Air liur atau limfa submandibula, kelanjutan infeksi leher dalam yang lain
Aerob dan anaerob
Gejala : nyeri leher dan pembengkakan di bawah mandibula dan atau dibawah lidah dan trismus
67
Abses submandibula
Terapi
Antibiotika
Evakuasi abses lokal atau eksplorasi dengan narkose ( daerah yang paling berfluktuasi)
69