pembahasan to 2014

69
1. Seorang pasien laki – laki berusia 34 tahun datang dengan keluhan pusing berputar. Keluhan ini dirasakan sejak 1 bulan yang lalu, hilang timbul dengan sendirinya dan tidak dipengaruhi oleh perubahan posisi kepala. Keluhan ini disertai suara mendenging bernada tinggi pada telinga dan penurunan pendengaran yang juga hilang timbul. Pemeriksaan penala menunjukkan tuli sensorineural. Diagnosis yang sesuai untuk pasien ini adalah a. Penyakit meniere b. Benign Positional Paroxysmal Vertigo c. Sklerosis multiple d. Neuritis

Upload: ryan-conner

Post on 08-Sep-2015

229 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

pembahasan to 2014

TRANSCRIPT

Slide 1

Seorang pasien laki laki berusia 34 tahun datang dengan keluhan pusing berputar. Keluhan ini dirasakan sejak 1 bulan yang lalu, hilang timbul dengan sendirinya dan tidak dipengaruhi oleh perubahan posisi kepala. Keluhan ini disertai suara mendenging bernada tinggi pada telinga dan penurunan pendengaran yang juga hilang timbul. Pemeriksaan penala menunjukkan tuli sensorineural. Diagnosis yang sesuai untuk pasien ini adalah

Penyakit meniere

Benign Positional Paroxysmal Vertigo

Sklerosis multiple

Neuritis

Nistagmus gerak bola mata kian kemari, merupakan parameter akurat untuk menentukan aktivitas system vestibular.

Penyakit Menierre

Patofisiologi : terjadi hidrops endolimfa pada koklea dan vestibulum.

Etiologi : belum diketahui, gangguan biokimia cairan endolimfa dan gangguan klinik pada membran labirin.

Gejala klinis: terdapat trias atau sindrom meniere yaitu vertigo, tinnitus dan tuli sensorineural terutama nada rendah.

Serangan petama sangat berat, vertigo disertai muntah penyakit ini bisa sembuh sendiri tanpa obat.

Pengobatan: - simtomatik sedatif atau antimuntah

- vasodilator

Penyakit Gejala Penyakit Meniere trias atau sindrom meniere yaitu: vertigo hilang timbul, tinnitus, fluktuasi gangguan pendengaran berupa sensorineural. Untuk serangan vertigo kedua dan selanjutnya semakin ringan Benign Positional Paroxysmal Vertigo vertigo datang secara tiba-tiba terutama pada perubahan posisi kepala dan keluhan vertigonya terasa sangat berat. Berlangsung singkat, hanya beberapa detik disertai mual muntah. Nistagmus rotatory kearah yang sakit. Etio: penyakit degeneratif, labirinitis, neuritis vestibular, pasca stapedectomi, fistula perilimfe dan meniere.Sklerosis multiple vertigo periodic tapi intensitas serangan sama pada tiap serangan Neuritis vestibular vertigo tidak periodic dan makin lama makin menghilang, diduga disebabkan virus influenza. Biasanya vertigo hanya pada permulaan penyakit. Nistagmus horizontal ketelinga yang sehat.

2. Pasien Ny datang dengan keluhan pusing berputar disertai dengan telinga berdenging, Penuranan pendengaran (+) sejak 1 bulan yang lalu. Dx : meniere disease.

3. Perempuan mengeluhkan pusing berputar, mual-muntah, disertai penurunan pendengaran; diagnosis ?

BPPV

Menier disease

Vertigo sentral

Vertigo perifer

Vertigo

Centra l

Jalur vestibular: nuk. Vestibularis-batang otak-cerebelum-kortek vestibular

Onset gradual

Less-intense

Nistagmus: vrtikal (upbeat, downbeat)

Ada riw. HT, CVA, gangguan keseimbangan/koordinasi

Perifer

Vestibulum, kanalis semisirkularis, N.VIII

Gejala hebat, paroksismal, positional: Onset mendadak

Disertai mual/muntah + keluhan telinga (tinitus/penurunan pendengaran )

Nistagmus: one direction, horizontal

6. Seorang laki-laki berusia 5 tahun datang dengan keluhan nyeri telinga disertai dengan demam, mual muntah dan penurunan nafsu makan. 3 hari sebelumnnya ia batuk pilek. Dari otoskopi didapatkan membaran timpani intak, warna pucat dan retraksi. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah

OMA stadium perforasi

OMA stadium hiperemis

OMA stadium supuratif

OMA stadium Resolusi

OMA stadium Oklusi Tuba

Stadium Gejala + PFTatalaksana Oklusi tuba Retraksi MT, kadang MT normal atau keruh pucatTetes hidung + AB Hiperemis MT hiperemis + edemTetes hidung + AB + analgetik Supuratif Edema hebat MT bulging , nyeri hebat, demam, rewelAB + miringotomi Perforasi MT ruptur, keluar nanah, tenang, suhu tubuh turunAB + ear toilet Resolusi MT menutup, sekret (-), jika gagal OMSKAB

AB : pencilin atau ampi. DOC penisilin.. Atau eritromisin 40 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis

8

7. Pasien anak datang ke praktek dokter mengeluhkan nyeri telinga kanan sejak 3 hari yang lalu. Sebelumnya pasien pernah mengalami demam dan batuk pilek. Pada pemeriksaan fisik ditemukan membrane timpani hiperemi. Diagnosis yang tepat adalah

Oma supuratif

Oma hiperemi

Omsk

OE

Akut : 2 minggu

Subakut : 2- 6 minggu

Kronis> 6 minggu atau 2 bulan

9

8. Pasien anak-anak datang ke puseksamas dengan keluhan nyeri telinga dan demam. Dari pemeriksaan telinga didapatkan membran timpani intak, bulging , terlihat sekret kekuningan. Stadium penyakit pasien ?

OMA stadium perforasi

OMA stadium supurasi

OMA stadium hiperemis

Otitis eksterna

9. Pasien anak-anak datang ke puseksamas dengan keluhan nyeri teilnga dan demam. Dari pemeriksaan telinga didapatkan membran timpani intak, kemerahan, stadium penyakit pasien?

OMA stadium perforasi

OMA stadium supurasi

OMA stadium hiperemis

Otitis eksterna

10. Pasien demam, disertai nyeri telinga sejak 4 hari yll. Terdapat riwayat batuk pilek selama 1 minggu. Pada pemeriksaan didapatkan bulging. Apa kemungkinan diagnosa

OMA

OMSK

OE

Otitis supurativa

.

12

16. Seorang laki-laki datang dnegan keluhan penurunan pendengaran setelah menyelam. Tidak ada keluhan keluar cairan dari telinga dan nyeri telinga. Dari pemeriksaan tidak didapatkan adanya cairan maupun nyeri telinga. Apakah diagnosis yang mungkin pada pasien tersebut?

Serumen prop kerusakan mekanisme pembersihan alami liang telinga. Gangguan pendengaran konduktif, terlihat seruman dgn otoskop. Terapi: ear toilet, seruminolitik

Otitis Media Supuratif Akut

Otitis Media Perforasi

Otitis Ekterna

Otitis media kronis

4. Seorang laki laki berusia 35 tahun datang dengan keluhan cairan dari telinga yang hilang timbul, pendengaran menurun dan nyeri pada telinga. Riwayat panas badan (-). Pada otoskopi tampak perforasi membran timpani, terdapat jaringan granulasi , sedikit cairan dan sangat berbau (fetor). Apakah diagnosis yang sesuai pada pasien ini ?

a. Otitis media supuratif akut

b. Otitis meida kronis maligna

c. Otitis media kronis benigna

d. Miringitis bulosa

e. Otitis media serosa

Klasifikasi OMSK

Maligna

Peradangan sampai tulang

Perforasi marginal / atik

Kolesteatoma (+)

Gejala: Sekret berbentuk nanah dan berbau khas (aroma kolesteatom), tuli konduktif berat , otalgia, vertigo

Pada kasus lanjut: Adanya Abses atau fistel retroaurikular, Jaringan granulasi atau polip diliang telinga yang berasal dari kavum timpani, Pus yang selalu aktif atau berbau busuk ( aroma kolesteatom)

Foto rontgen mastoid adanya gambaran kolesteatom

Tatalaksana : bedah

Benigna

Peradangan hanya pada mukosa

Perforasi sentral

Kolesteatoma (-)

Gejala: Telinga berair hilang timbul tanpa bau, tuli konduktif berat, otalgia,

Tatalaksana : neomisin + polimiksin B topikal + ear toilet

Otitis media supratif akut Miringitis bulosaOtitis media serosa definisiedema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superficial dan terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpanimiringitis akut yang ditandai dengan terbentuknya bulla pada membrane timpani.disebut juga otitis media musinosa, otitis media efusi, otitis media sekretoria, otitis media mukoid (glue ear). Gejala klinis pasien sangat sakit, nadi dan suhu meningkat serta rasa nyeri di telinga bertambah hebat dan gangguan pendengaran berupa rasa penuh ditelinga atau kurang pendengaran. nyeri pada telinga yang onsetnya 2-3 hari terakhir, Keluhan pada telinga yaitu penurunan pendengaran dan gangguan pendengaran. Riwayat demam (+), riwayat trauma pada telinga. Kadang-kadang terdapat cairan yang keluarpendengaran berkurang, rasa tersumbat ditelinga atau suara sendiri lebih nyaring atau berbeda pada telinga yang sakit. Kadang-kadang terasa seperti ada cairan yang bergerak pada saat kepla digerakkan, sedikit nyeri dalam telinga. Tinnitus atau vertigo terkadang ada dalam bentuk yng ringan. . Tuli konduktif dapat dibuktina dengna garpu tala.
Gambaran otoskopmembrane timpani menonjol (bulging) kearah liang telinga luarinflamasi pada membrane timpani, seperti warna membrane terlihat lebih merah serta tampak mengalami deformasi dan reflex cahaya memendek atau bahkan menghilang sama sekali. Terdapat bulla pada membrane timpanimembrane timpani retraksi, kadang tamak gelembung udara atau permukaan cairan dalam kavum timpaniTatalaksana miringotomiPembersihan kanalis auditorius eksterna: Irigasi liang telinga untuk membuang debris (kontraindikasi bila status membran timpani tidak diketahui)Timpanosintesis, Miringotomi,,Timpanostomi Myringitomi atau insisi bullaMedikamentosaMedikamentosa: obat- vasokonstriktor loka (tetes hidung), antihistamin, perasat valsava. Jika setelah 1-2 minggu tidak ada perbaikan dilakukan miringotomi jka belu sembuh juga dilakukan miringotomi serta pemasangan pipa ventilasi (Grommet)

11. Pasien datang dengan keluhan keluar darah lewat hidung sejak tadi pagi. Darah juga keluar lewat mulut. Tidak berhenti keluar dengan pemencetan hidung. Riwayat hipertensi (+). Bagaimna penanganannya adalah? (epistaksis posterior)

Tampon anterior (epistaksis anterior)

Tampon belloc

....

....

....

Epistaksis

Etiologi: spontan, trauma, kelainan lokal (tumor, infeksi, kelainan anatomi, pembuluh darah dll), sistemik (peny. Kardiovaskuler, kelaianan darah dll)

Tatalaksana

1. Cari sumber perdarahan dengan alat pengisap

2. Pasang tampon sementara yaitu kapas yang teah dibasahi dengan adrenalin 1/5.000-1/10,000 dan pantocain atau lidocain 2% dimasukkan kedalam rongga hidung (selama 10-15 menit) berhasil ditemukan

Epistaksis

Anterior

Sumber perdarahan: pleksus kiessalbach atau A. ethmoidalis anterior

Tatalaksana

Dapat berhenti sendiri

Jika tidak bisa (anak) menekan hidung dari luar (10-15 menit)

Jika tidak berhasil dan sumber perdarahan dapat terlihat dikaustik dg larutan Nitras Argenti (AgNO3) 25-30% krim AB

Jika tidka berhasil tampon anterior dari kasa diberi pelumas vaselin atau AB (2-4 buah) dipertahankan 2x24 jam belum berhenti pasang tampon baru

Postrior

Sumber perdarahan : A. ethmoidalis posterior atau A. sfenopalatina

Tatalaksana

tampon bellocq. Tampon dibuat dri kasa padat betuk kubus atau bulat dengna diameter 3 cm. Pada tampon ini terikat 3 utas benang, 2 buah disatu sisis dan sebuah disisi berlawanan. Jika masih ada perdarahan bisa ditambah dengan tampon aterior kedalam kavum nasi.

Jika tidak ada tampon bellocq dapat diganti dengan kateter folley.

12. Seorang anak laki-laki berusia 4 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan keluar cairan dari telinganya sejak 3 hari yang lalu, disertai gatal dan nyeri. Pasien sebelumnya batuk-batuk selama 2 minggu dan belum diobati. Bakteri penyebab yang paling mungkin pada kasus ini adalah...

Pseudomonas aeruginosa kadang-kadng , OE sirkumskripta

Streptococcus pyogenes tonsilitis kronis

Streptococcus pneumoniae sinusitis (30-50%), OMA

Hemophilus influenza usia < 5 tahun, rhinitis

Proteus mirabilis

13. Pasien anak datang ke praktek dokter mengeluhkan nyeri telinga kanan sejak 3 hari yang lalu. Sebelumnya pasien pernah mengalami demam dan batuk pilek. Pada pemeriksaan fisik ditemukan membrane timpani hiperemi. Etiologi penyebab paling sering pada kasus diatas adalah :

Streptococcus pneumonia OMA, sinusitis

S. aureus OMA

Pseudomonas OE difus , OE maligna

S. pyogens tonsilitis kronis

14. Anak datang dengan keluhan keluar ingus berwarna kuning kehijauan, berbau. Ibu pasien mengeluhkan pasien sering bermain manik-manik dan sering memasukkannya ke dalam hidungnya. Demam (-). Nyeri menelan (-). Riwayat alergi (-). Apakah kemungkinan diagnosis pada pasien tersebut?

Rinitis akut

Rinitis alergi

Sinusitis

Benda asing

Rinitis kronis

Rinitis alergi Rinitis akut Etiologi Imflamasi membran nasal yang dimediasi IgEinfeksi virus(Rhinovirus, Myxovirus, virus Coxsakie dan virus ECHO) atau infeksi bakteriterutama Haemophylus Influensa, Steptococcus, Pneumococcus, dan sebagainya. Faktor eksternal/internalObat obatan yang menekan saraf simpatisFactor fisik : asap rokok, udara dingin, kelembapan udara, bau bauan yang merangsangFactor endokrin : kehamilan, pubertas, pil KB oral, menstruasi, hipertiroidismeFactor psikis : cemas, tegang
Tampilan klinis Bersin pgi hari atau bila ada kontak, hidung tersumbat, hidung gatal, rhinorrhea cair. PF: allergic shiners, (bayangan gelap bawah mata) allergic crease (garis melintang didorsum nasi 1/3 bawah)/ salute. (menggosok hidung), facies adenoid (gangguan pertumbuhan gigi-geligi), cobble stone appearance (Rdinding posterior faring tampang granular dan edema), geograpgic tongue (lidah seperti gambaran peta)Secret mulamulaencer, jernih kemudian berubah menjadi kental dan lekat (mukoid) berwarnakuning mengandung nanah dan bakteri (makopurulent). Disetai gejala-gejala umum.hidung tersumbat, kadang bersin, sering mengalami kekambuhan apabila udara dingin, namun tidak memiliki riwayat alergi
P. penunjangRinoskopi anterior didapatkan konka edema dan pucat, secret seromucinTest kulit, ditemukan eosinofil secret hidung (positif bila > 25%), eosinofil darah (positif bila >400/mm3), IgE total serum (positif bila > 200IU)X foto water jika dicurigai sinusitisRinoskopi anteriorRinoskopi anterior (pada saat serangan) menunjukkan edema cavum nasi, konka terlihat merah dan gelap atu terkadang pucat.Tes adrenalin untuk membedakan dengan jenis medikamentosaTes kulit untuk membedakan dengan jenis alergiSwab secret didapatkan eosinifilTransiluminasiTatalaksana AH oral + dekongestan oral + steroid inhalasi jika kronikTidak ada terapi yang spesifik untuk rinitis akut selain istirahat dapatdiberikan obat-obat simptomatis seperti analgetik, obat dekongestan. Antibiotik hanya diberikan jika terdapat infeksi sekunder oleh bakteriSimtomatik, vasodiltor

Sinusitis

Definisi: imflamasi mukosa sinus paranasal dipicu rhinitis

Etiologi & faktor predisposisi:

ISPA akibat virus, rhinitis, polip hidung, kelainan anatomi nasal, sumbatan kompleks osteomeatall, infeksi tosil, gigi , hipertropi adenoid pada anak2 dll.

Tampilan klinis : gejala & tanda ISPA, nyeri di wajah (pipi, dahi, periorbita) diperberat dengan menunduk, sekret purulen, hidung tersumbat dan riwayat sakit gigi.

PF: nyeri tekan sinus, mukosa hiperemi, sekret purulen, tes transiluminasi (cahaya berkurang)

Klasifikasi waktu:

Akut < 4 minggu

Subakut 4 minggu 3 bulan

Kronik > 3 bulan

P Penunjang

Foto polos: ofasipikasi, penebalan mukosa sinus, dan / air fluid level. 3 posisi yg digunakan:

Waters (maksila & frontal)

Caldwell (ethmoid)

Lateral (sphenoid)

CT-Scan - Gold standar gagal terapi / sinusitis kronik

Tatalaksana:

AB

Simtomatik: analgetik, dekongestan, antihistamin, mukolitik

Pasien laki-laki, 20 tahun datang ke tempat praktek dengan keluhan pilek sejak 4 hari yang lalu. Disertai hidung tersumbat, terasa gatal dan bersin-bersin terutama dipagi hari. Hal ini sudah sering dialami dan kambuh-kambuhan. Pada FP ditemukan facies adenoid, allergic shiner, mukosa hiperemi hipertrofi konka. Pemeriksaan IGE serum 600 ml Pemeriksaan penunjang apakah yang sebaiknya dilakukan untuk memastikan diagnosis?

skin prick test

nasal endoskopi

Rhinomanometer

total eosinofil dalam darah

??

15. Seorang laki-laki 25 tahun, menderita batuk, pilek, demam. Keluhan ini berulang sejak 2 tahun terakhir. Kepala di sekitar wajah pasien terasa sakit bila menunduk. Pemeriksaan yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis adalah (sinusitis)

foto kepala posisi waters terutama untuk melihat adanya kelianan di sinus maksila, frontal dan etmoid. Posisi P-A untuk sinus frontal dan posisi lateral untuk sinus frontal, sphenoid dan etmoid

pemeriksaan darah lengkap

CT scan

MRI

Kultur darah

5. Pasien berumur 5 tahun datang ke IGD dengan keluhan demam sejak 3 hari yang lalu. Didapatkan nyeri menelan disertai nyeri hingga ke telinga. Pasien belum pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tonsil hiperemis T2/T2 tidak ada pembesaran kelenjar. Apakah diagnosis pada kasus diatas?

Tonsilitis akut

Tonsilitis kronis

Tonsilitis residif

Tonsilitis rekuren

Tonsilitis eksaserbasi akut

Tonsilitis akut Tonsilitis kronik etiologiEBV atau S. beta hemolitikus Kuman bervariasi FR: perokok, higiene mulut buruk Gejaka Nyeri tenggorokan , demam, nyeri saat menelanrasa nyeri ditelinga. Rasa mengganjal di tenggorokan, nafas bau, terasa keringpemeriksaan Tonsil membengkak, hiperemis, dan terdapat detritus berbentuk folikel , lacuna atau tertutup membrane semu. Kelenjar submandibula membengkak dan nyeri tekantonsil membesar dengan permukaan tidak rata, kriptus melebar dan beberapa kripti terisi detritus. Hiperemis (-). pembesaran kelenjar limfa sumbandibular.Tatalaksana Analgettik Antibiotik jika ccuriga bakteri Tonsilektomi jika ada indikasi

17. Seorang laki-laki datang dengan keluhan rasa mengganjal di tenggorokan, terasa kering dan nafas berbau. Pada pemeriksaan didapatkan tonsil melebar, permukaan tidak rata, kripta belebar berisi detritus. Diagnosis pada pasien tersebut adalah....

Faringitis

Tonsilitis akut

Tonsilitis kronis

Hipertrofi adenoid

Laringitis

Faringitis Laringitis Hypertropi adenoidEtiologi Virus Terbanyak 3 tahun Influenzae A dan B Parainfluenzae Adenovirus Rhinovirus Jarang: virus coxsackie, echovirus, herpes simplex dan Epstein-Barr Bakteri Terbanyak Streptokokus beta hemolitikus grup A (15-20%) Streptococcus non group A Staphylococcus aureus Haemophilus influenzae Moraxella catarrhalis Bacteroides fragilis Corynebact. Diphtheriae Neisseria gonorrhoeae Kuman atipikal (klamidia dan mikoplasma) Akut: Kelanjutan dari rhinofaringitisKronis : sinusitis kronis, deviasi septum berat, polip hidung atau bronkitis kronis Fisiologis membesar usia 3 tahun dan kemudian mengecil dan menghilang usia 14 tahun. Sering terjadi ISPA
Gejala klinis Faringitis streptokokus grup A : nyeri tenggorok, disfagia, eksudat tonsil/faring, demam (diatas 38oC ), pembesaran kelenjar leher anterior, tidak ada batuk. Faringitis karena virus : rhinorea, suara serak, batuk, konjungtivitis. Pada beberapa kasus disertai diare, ulkus di palatum mole dan dinding faring serta eksudat di palatum dan tonsil yang sulit dibedakan dengasn eksudat karena faringitis streptokokus. Akut: demam, malaise, serta gejala lokal (suara parau sampai afoni, nyeri ketika menelan atau bicara)serta gejala sumbatan laringKronis: suara parau menetap, rasa tersangkut ditenggorokanFasies adenoid (hidung kecil, gigi incisivus kedepan, arkus faring tinggi kesan seperti orang bodoh)FarigitisBronkitisGannguan tidur, Tidur ngorokRetardasi mental Pertumbuhan fisik berkurang
P. Penunjang - Baku emas: pemeriksaan kultur apusan tenggorokRapid antigen detection test Tes antibodi terhadap streptococcus (ASTO) Akut: ttampak mukosa laring hiperemis, membengkak terutama diatas dan bawah pita suara. Biasanya terdapat juga tnda radang dihidung atau sinus paranasal.Kronis: mukosa menebal, permukaan tidak rata dan hiperemis.Rinoskopi anterior: tertahannya velum palatum mole pada waktu fonasiFoto lateral kepala: .tatalaksanaIstirahat cukupPemberian nutrisi dan cairan yang cukup Pemberian obat kumur dan obat hisap pada anak yang lebih besar untuk mengurangi nyeri tenggorokPemberian antipiretik, dianjurkan parasetamol atau ibuprofen Akut: istirahat bicara dan bersuara selama 2-3 hari, menghirup udara lembab, menghindari iritasi pada farng dan laring. AB peradangan dari paruET atau trakeostomi jika sumbatan laringKronis : voca rest, mengobati etiologi Adenoidektomi

Indikasi adenoidektomi

sumbatan

Sumbatan hidung yg menyebbakam bernapas lewat mulut

Sleep apnea

Ganguan menelan

Gangguan berbicara

Kelainan bentuk wajah, muka dan gigi (adenoid face)

2. Infeksi

Adenoiditis berulang

Otitis media efusi berulang / kronik

AMA berulang

3. Kecurigaan neoplasma jinak

18. Pasien perempuan datang dengan keluhan rasa mengganjal ditenggorokan, terasa kering, dan nafas berbau. Pemeriksaan didapatkan pembesaran tonsil, permukaan tidak rata, kripte melebar, hiperemis (+), detritus (+). Diagnosis adalah

Faringitis

tonsillitis kronis

tonsillitis akut

laryngitis

hipertropi adenoid.

19. Pasien anak2 datang ke ugd dengan keluhan suara serak, hipersalivasi, sebelumnya pasien Demam dan batuk pilek. Pasien juga mengeluhkan nyeri menelan. Pada pemeriksaan fisik ditemukan suara muffled sound. Diagnosis yang tepat adalah :

Tonsillitis

Faringitis

Laryngitis

Abses peritonsil (gejala tonsilitis disertai odinofagi yang hebat, otalgia pada sisi yang sama, muntah, mulut berbau, hipersalivasi, hot potato voice & kadang trismus, serta pembengkakan submandibular dengan nyeri )

20. Pasien datang dengan penurunan pendengaran dan bekerja dipabrik. Dari pemeriksan ditemukan rinne (+), tes weber lateralisasi ke kiri, tes swabah kanan memendek. Apa kemungkinan diagnosis pada pasien?

Tuli konduksi

Tuli sensorineural

Tuli campuran

Presbikusis , tuli sensorineural frekuensi tinggi lkai-laki> wanita. ,terjadi usia > 65 tahun. Simetris pada telinga kiri dan kanan. Mulai dari frek. 100 HZ atau lebih. Akibat degenerasi. Progresifitas dipengaruhi usia dan jenis kelmain. Disetai tinitus.

..

Rinne Weber schwabach Diagnosis Positif Tidak ada lateralisasi Sama dengan pemeriksa Normal Negatif Lateralisasi ke telinga yang sakit Memanjang Tuli konduktif Positif Lateralisasi ke telinga yang sehat Memendek Tuli sensorineuralCatatan Pada tuli konduktif < 30 dB, Rinne bisa masih positif

21. Pasien datang ke ugd dengan keluhan terdapat benjolan di hidung. Slain itu, pasien juga mengalami suara serak, gangguan pendengaran, pasien juga mengalami mimisan serta mata melihat ganda. Tidak terdapat pembesaran KGB leher. Pemeriksaaan lanjutan yang tepat pada pasien adalah . diagnosis:

Biopsy leher biopsy KGB

Ct scan u/ menilai ekstensi tumor

Biopsy nasofaring jarang dilakukan

Rontgen kepala dan leher

Karsinoma nasofaring

Etiologi: infeksi SBV dan konsumsi makanan yang diawerkan atau diasinkan

GK: pembesaran KGB leher (mtastasi ), hidung tersumbat, mimisan, gangguan pendengaran, nyeri kepala dan palsi nervus fasialis (diplopia)

PF: rinoskopi posterior massa tumor dapat dilihat didinding lateral nasofaring (fossa rossemueller)

PP: diagnosis definitif: biopsi KGB, biopsi nasofaring jarang. CT-Scan u/ menilai ekstensi tumor

Tatalaksana: radioterapi, + kemoterapi dengan kasus lanjut.

Abses Leher Dalam

Abses peritonsil (Quinsy)

Abses Retrofaring

Abses Parafaring

Abses Submandibula

Angina ludovici

ODINOFAGI

TRISMUS

DEMAM

ABSES LEHER

DALAM ?

-Gigi ?

-Mulut ?

Tenggorok ?

Sinus

paranasalis ?

Telinga

Tengah ?

Pembengkakan

Kelenjar leher

- Jarum suntik

LEHER BENGKAK

ABSES PERITONSIL

Kumpulan nanah di dalam ruang peritonsil atau paratonsil

Kuman aerob dan anaerob

Gejala : odinofagi, otalgia sisi yang sama, muntah, mulut bau (foetor ex ore), hipersalivasi, suara gumam (hot patato voice), trismus (60% kasus), pembengkakan kel. submandibula

49

ABSES PERITONSILAR

Tanda klinis :

- Trismus ------ faring sulit dievaluasi

- Palatum mole bengkak dan menonjol ke depan, fluktuasi

- Uvula bengkak terdorong ke arah kontralateral

- Tonsil bengkak, hiperemis, detritus, terdorong kearah tengah-depan-bawah

51

Terapi :

- Medikamentosa : antibiotika dosis tinggi, obat simptomatis, obat kumur

- Drainase

- Tonsilektomi: Tonsilektomi achaud (3-4 hr setelah drainase) Tonsilektomi afroid (4-6 minggu sesudah draenase) umumnya 2-3 minggu setelah draenase

52

DRAINASE ABSES PERITONSILAR

KOMPLIKASA PTA

Abses pecah spontan perdarahan, aspirasi paru

Abses parafaring

Mediastinitis

Perjalanan ke intrakranial trombus sinus kavernosus, meningitis dan abses otak

ABSES PARAFARING

Jarang terjadi, tetapi merupakan komplikasi yang berbahaya dari tonsillitis karena dekat dengan vena jugularis interna dan arteri carotis interna.

Etiologi:

1. Tusukan jarum saat operasi

2. Proses supurasi kelenjar limfe leher bagian dalam, gigi, tonsil, faring, hidung, sinus paranasal, mastoid dan vertebra servikal

3. penjalaran infeksi dari ruang peritonsil atau submandibula

55

Gejala dan tanda-tanda :

Sakit tenggorok dan leher, terutama pada waktu menelan.

Trismus

Pembengkakan yang nyeri tekan dan difus disekitar angulus mandibula.

Demam tinggi

Pembengkakan dinding lateral faring sehingga menonjol ke medial

56

Diagnosis :

- Riwayat penyakit, gejala dan tanda klinis

- Rontgen soft tissue leher posisi AP atau CT scan leher

- untuk mengetahui komplikasi ke mediastinum: Ro torak

Hematogen, limfogen, perkontinuitatum (langsung ke daerah sekitar)

57

Komplikasi :

Intrakranial, mediastinum dan leher dalam lainnya

Trombosis v. jugularis, erosi dinding a. karotis perdarahan hebat dan komplikasi n.vagus

Edema laring dan pendorongan trakea

Septikemia dan syok sepsis

58

TERAPI :

Antibiotika untuk kuman aerob dan anaerob

Draenase : eksplorasi dengan general anestesi (segera 1-2hr pemberian antibiotika tidak membaik)

Harus rawat inap di rumah sakit

59

ABSES RETROFARING

ETIOLOGI :

Limfadenitis retrofaring,karena ISNA

Adanya luka pada dinding posterior karena corpus-

alienum atau tindakan medis: adenoidektomi, intubasi dan endoskopi.

Penjalaran infeksi telinga

Tuberculosis vertebra servikal (cool abses)

60

Gejala dan tanda klinis abses retrofaring

Odinofagi anak-anak : rewel dan tidak mau makan dan minum

Leher kaku dan nyeri

Demam

Sesak nafas : obstruksi massa abses di hipofaring stridor +

Suara hot potato voice

Tampak benjolan di dinding belakang faring, unilateral, hiperemi

Diagnosis

Anamnesa/ gejala dan tanda klinis

Ro soft tissue leher lateral pelebaran ruang retrofaring > 7 mm pada anak dan dewasa , pelebaran retrotrakeal > 14 mm (anak) dan > 22mm (dewasa) dan berkurangnya lordosis vertebra servikal

DD/ : Adenoiditis, tumor, aneurisma aorta, malformasi oleh penonjolan korpus vertebra, hematoma

Terapi:

Pasien berbaring posisi trendelenburg

Medikamentosa

Draenase

63

ANGINA LUDOVICI

Selulitis atau flegmon ruang potensial sublingual dan submandibula

Ludwig angina atau selulitis submandibula

Sumber infeksi : infeksi gigi

Aerob-anaerob

Gejala : demam, odinofagi, pembengkakan dan hiperemis di bawah dagu dan teraba keras (wood appearance), nyeri tekan, pembengkakan dibawah lidah shg lidah terangkat keatas-belakang ---- sumbatan nafas

64

DD/ : limfadenitis submandibula, abses gigi

TERAPI :

Rawat inap

Antibiotika dosis tinggi untuk kuman aerob dan anaerob

Trakeostomi

Draenase

Kerjasama dengan dokter gigi

65

66

ABSES SUBMANDIBULA

Submandibula ( ruang sublingual dan submaksila)

E/: gigi, dasar mulut, faring, kel. Air liur atau limfa submandibula, kelanjutan infeksi leher dalam yang lain

Aerob dan anaerob

Gejala : nyeri leher dan pembengkakan di bawah mandibula dan atau dibawah lidah dan trismus

67

Abses submandibula

Terapi

Antibiotika

Evakuasi abses lokal atau eksplorasi dengan narkose ( daerah yang paling berfluktuasi)

69