paradigma metodologi tafsir berbasis al fatihah: studi buku globe al...

102
PARADIGMA METODOLOGI TAFSIR BERBASIS AL FATIHAH: STUDI BUKU GLOBE AL QUR’AN SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Al Qur’an Dan Tafsir Oleh Muhammad Syifa’us Syarif NIM 53020150009 FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA Progam studi ILMU AL QUR’AN DAN TAFSIR (IAT) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2020

Upload: others

Post on 27-Jan-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PARADIGMA METODOLOGI

    TAFSIR BERBASIS AL FATIHAH:

    STUDI BUKU GLOBE AL QUR’AN

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memperoleh Gelar

    Sarjana Ilmu Al Qur’an Dan Tafsir

    Oleh

    Muhammad Syifa’us Syarif

    NIM 53020150009

    FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA

    Progam studi ILMU AL QUR’AN DAN TAFSIR (IAT)

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    2020

  • ii

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

    Yang bertanda tangani dibawah ini, bahwa saya:

    Nama : Muhammad Syifa’us Syarif

    NIM : 53020150009

    Jurusan : Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

    Fakultas : Ushuluddin, adab dan Humaniora

    Menyatakan bahwa hasil skripsi yang saya tulis dengan judul “Paradigma

    Metodologi Tafsir berbasis Al Fatihah: Studi Buku Globe Al-Qur’an” ini benar-

    benar merupakan hasil karya saya sendir, bukan jiplakan dari karya orang lain.

    Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini atau dirujuk

    berdasarkan kode etik ilmiah.

  • iii

    PERNYATAAN PUBLIKASI ILMIAH

    Nama : Muhammad Syifa’us Syarif

    NIM : 53020150009

    Jurusan : Ilmu Al Qur’an dan Tafsir

    Fakultas : Ushuluddin, Adab dan Humaniora

    Judul : Paradigma Metodologi Tafsir Berbasis Al Fatihah (Studi Buku

    Globe Al Qur’an)

    Dengan ini saya menyatakan bahwa saya menyetujui untuk :

    Memberikan hak bebas royalty, kepada Perpustakaan IAIN Salatiga atas penulisan

    karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan

    Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan / mengalih formatkan,

    mengelola, dalam bentuk pangkalan data / database, mendistribusikannya,

    serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis

    kepada Perpustakaan IAIN Salatiga. Tanpa meminta izin dari saya selama

    mencantumkan nama saya sebagai peneliti.

    Bersedia dan menjamin menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak

    Perpustakaan IAIN Salatiga dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul

    atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat

    digunakan sebagaimana mestinya.

    Salatiga, 14 Maret 2020

    Yang Menyatakan

    Muhammad Syiaf’us Syarif

    NIM 53020150009

  • iv

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

    Dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan koreksi, maka naskah

    skripsi mahasiswa :

    Nama : Muhammad Syifa’us Syarif

    NIM : 53020150009

    Jurusan : Ilmu Al Qur’an dan Tafsir (IAT)

    Fakultas : Ushuluddin, Adab dan Humaniora (FUADAH)

    Judul : PARADIGMA METODOLOGI TAFSIR BERBASIS AL

    FATIHAH (Studi Buku Globe Al Qur’an).

    Dapat diajukan kepada Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora untuk diujikan

    dalam sidang munaqosah.

    Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan

    sebagai mestinya.

    Salatiga, 14 Maret 2020

    Pembimbing

    Dr. Gufron, M. Ag.

    NIP. 19720814 200312 1 001

  • v

    MOTTO

    “Hanya kepada Engkau kami Menyembah dan hanya kepada Engkau kami

    memohon Pertolongan” (QS Al Fatihah: 5)

    “Cukuplah Allah yang menjadi Pelindung

    &

    Cukuplah Allah yang menjadi Penolong”

  • vi

    PERSEMBAHAN

    “Segala Puji hanya milik Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat serta

    Ni’mat-Nya yang tak terhingga pada penulis, sholawat beriring salam tetap

    tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah

    menerangi zaman jahiliah menuju zaman Islamiah dengan agama yang benar

    dan sempurna.”

    Karya ini penulis persembahkan kepada orang-orang terkasih yang selalu ada

    untukku:

    1. Bapak (M. Solhakim) dan ibu (Siti Rahimah), untuk setiap tetes keringat

    mereka demi memberikan kehidupan yang layak kepadaku. Dan setiap do’a

    yang selalu menyertai setiap langkahku.

    2. Kepada keluarga yang selalu memberikan semangat, membantu dan yang

    paling setia menemani penulisan skripsi.

    3. Dan buat Almamater Tercinta IAIN Salatiga, khususnya bagi Progam Studi

    Ilmu Al Qur’an dan Tafsir. Saya ucapkan Terimakasih, semoga Allah.

  • vii

    ABSTRAK

    Metodologi tafsir merupakan sebuah perencanaan langkah-langkah

    penjelasan. Dengan banyaknya metodologi tafsir, maka perlu metodologi yang

    dianggap masyarakat mudah dalam memahami Al Qur’an. Walu sudah banyak

    metodologi yang sudah ada, namun hausnya langkah memahami Al Qur’an masih

    sangat perlu. Maka pada tulisan akan membahas tentang sebuah tawaran

    metodologi tafsir berbasis Al Fatihah yang terdapat pada buku Globe Al Qur’an.

    Metodologi berbasis Al Fatihah ini, yang ditawarkan dalam buku Globe

    Al Qur’an adalah metodologi yang secara garis besar memproyeksikan Ayat-Ayat

    Al Qur’an dalam 7 ayat dalam surat Al Fatihah. Dengan mengunakan metode-

    metode dalam memahami Al Qur’an yang disajikan dalam Metodologi tafsir

    berbasis Al Fatihah.

    Bisa ditarik kesimpulan bahwa surat Al Fatihah dapat menyangkup seluruh

    Ayat dalam Al Qur’an dan terdapat kelebihan dalam menggunakan metodologi

    tafsir berbasis Al Fatihah: pertama, ketika menggunakan metodologi ini lebih

    praktis dan mudah dipahami. Dua, dapat mengetahui relevensi antar satu ayat

    dengan ayat lain. Namun dalam metodologi ini juga terdapat kekurangan yakni:

    masih ada ketidak pahaman saat menemukan lebih dari satu kata kunci cakupan

    ayat dalam surat Al Fatihah pada satu ayat Al Qur’an .

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur senantiasa penulis tunjukan kepada Allah Ta’ala,

    Sholawat dan salam teruntuk sang pujaan hati, Nabi Muhammad SAW, beserta

    keluarga dan para sahabat serta pengikutnya. Berjuta kasih sayang-Mu

    mengantarkan penulis menggapai. Rasa syukur tiada terkira, akhirnya skripsi yang

    berjudul “Paradigma Metodologi Tafsir Berbasis Al Fatihah: Studi Buku Globe Al

    Qur’an” ini dapat terselesaikan meski masih banyak celah, karena berbagai

    kekurangan.

    Skripsi ini sekaligus jauh dari kata sempurna, ini merupakan upaya penulis

    untuk memahami Al Qur’an yang sangat luar biasa. Dalam hal ini penulis tentu

    tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak yang telah memberikan bimbingan,

    dukungan, motivasi, do’a dan segalanya yang penulis perlukan secara jasmani dan

    rohani. Oleh karena itu dengan ikhlas setulus jiwa, penulis ungkapkan rasa

    terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:

    1. Bapak Dr. Benny Ridwan, M. Hum, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab,

    dan Humaniora (FUADAH) dan seluruh jajaran Dekanat Fakultas Usuluddin,

    Adab, dan Humaniora. Yang telah memberi dorongan dan motivasi.

    2. Ibunda, Tri Wahyu Hidayati, M. Ag. Selaku ketua Progam Studi Ilmu Al Qur’an

    dan Tafsir, yang telah memberi dorongan dan motivasi.

    3. Bapak Dr. Gufron Ma’ruf, M. Ag. Selaku Dosen Pembimbing dalam Penyusunan

    skripsi ini. Yang telah berkenan meluangkan tenaga, pikiran dan waktunya guan

    memberikan, bimbingan , arah dan saran-saran hingga selesainya skripsi ini.

  • ix

    4. Tak terkecuali, kepada seluruh Dosen Fakultas Ushuluddin, Adab, dan

    Humaniora. Terkhusus kepada dosen Progam Studi Ilmu Al Qur’an dan tafsir

    (IAT) IAIN Salatiga, yang telah memberikan ilmu pada Mahasiswa.

    5. Kepada kedua orang tua, yang selalu memberi semangat, dukungan dan do’a

    yang tiada tara untuk keberhasilan penulisan ini, serta kepada saudara-saudara ku

    yang selalu mengigatkan untuk selalu semangat untuk mengejar kesuksesan

    dalam penulisan ini.

    6. Untuk teman-teman seperjuangan di Progam Studi IAT, yang menjadi patner

    akademis serta yang menemani sukaria dalam menimba ilmu di Fakultas

    Ushuluddin, Adab dan Humaniora.

    7. Untuk sahabat-sahabat Rayon Sutawijaya Pergerakan Mahasiswa Islam

    Indonesia (PMII) Salatiga, dan sahabat seperjuangan dalam berproses

    pergerakan. Semoga dalam berproses sahabat-sahabat sukses selalu.

    Akhirnya, penulis do’akan semoga segala bantuan yang telah diberikan

    kepada penulis baik materi maupun non materi mendapatkan balasan yang lebih

    baik dari dari Allah Yang Maha Kuasa. Amin. Semoga dengan adanya skripsi ini

    dapat memberi inspirasi bagi yang mendalami ilmu Al Qur’an dan Tafsir.

  • x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL……………………………………………… ………i

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN………………………………. ii

    PERNYATAAN PUBLIKASI ILMIAH……………………………….. iii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………………… iv

    PENGESAHAN KELULUSAN ………………………………………… v

    MOTTO………………………………………………………………….. vi

    PERSEMBAHAN…………………………………………………...…… vii

    ABSTRAK…………………………………………………………...…... viii

    KATA PENGANTAR……………………………………………...……. x

    DAFTAR ISI……………………………………………………...……… xi

    DAFTAR TABEL…………………………………………..…………… xii

    DAFTAR LAMPIRAN………………………………….……………… xiii

    BAB I PENDAHULUAN

    Latar Belakang Masalah…………………………………. 1

    Rumusan Masalah……………………………………….. 5

    Tujuhan Peneliti…………………………………………. 5

    Kegunaan Peneliti……………………………………….. 6

    Penelitian Terdahulu…………………………………….. 6

    Metode Penelitian……………………………………….. 9

    Sistematika Penulisan…………………………………… 10

    BAB II BUKU GLOBE AL QUR’AN DAN BIOGRAFI PENULIS

    A. Buku Globe Al Qur’an ……………………………... 13

  • xi

    1. Latar Belakang Penulisan Buku…………………… 13

    2. Sistematiak Penulisan……………………………… 15

    B. Setting Sosia-Historis…………………………………. 17

    1. Daldiyono Hadjodisastro…………………………... 17

    2. Muhammad Mustafid ……………………………… 20

    BAB III METHODOLOGI PENAFSIRAN BERBASIS AL FATIHAH

    A. Metodologi Tafsir Berbasis Al Fatihah…………………….. 21

    1. Deskripsi cakupan ayat-ayat Al Fatihah………………… 21

    B. Keutamaan Surat Al Fatihah……………………………….. 61

    1. Ayat dan Terjemah surat Al Fatihah……………………. 61

    2. Penamaan surat Al Fatihah …………………………….. 62

    3. Keutamaan surat Al Fatihah……………………………. 65

    BAB IV APLIKASI METODOLOGI TAFSIR BERBASIS AL

    FATIHAH

    A. Langkah-langkah Metodologi tafsir Berbasis Al Fatihah….. 75

    B. Kekurangan dan kelebihan Metodologi tafsir berbasis Al Fatihah

    …………………………………………………………….. 81

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ……………………………………………….. 84

    B. Saran ………………………………………………………. 87

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  • xii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1 contoh ayat yang menggandung kata kunci cakupan surat Al Fatihah.. 70

    Tabel 2 Penguraian QS (78):17-1……………………………………………… 74

    Tabel 3 Cakupan ayat pada surat Al Fatihah…………………………………... 78

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Al Qur’an merupakan mukjizat Nabi Muhammad yang hinga sekarang masih

    ada serta masih banyak juga yang mempelajarinya, Al Qur’an merupakan kitab

    suci ummat islam dan sebagai petunjuk hidup ummat islam. Oleh karena itu

    dalam mempelajari Al Qur’an tidak hanya dibaca dan dihafalkan saja, namun

    juga mengerti apa maksud dalam kandungan ayat perayat dan surat persurat.

    Al Qur’an terdiri dari 6236 ayat dan 114 ayat, diawali dari surat Al Fatihah dan

    diakhiri suart An Nas.

    Kegiatan memahami Al Qur’an biasanya dilakuakan oleh seorang mufasir

    (orang yang menafsirkan), tafsir sendiri berasal dari bahasa arab, fassara,

    yufassiru, tafasiran, yang berarti penjelas, pemahaman, dan perincian.1 Dalam

    buku methodologi studi islam karya DR. H. Abuddin Nata, MA menjelaskan

    bahwa 3 ciri utama dalam tafsir ialah pertama, dilihat dari segi objek

    pembahasan adalah kitabullah (Al Qur’an) yang didalamnya terkandung

    firman Allah SWT. Yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad

    SAW. Melaluai malaikat Jibril. Kedua, dilihat dari segi tujuannya adalah untuk

    menjelaskan, menerangkan, menyingkap kandungan Al Qur’an sehingga dapat

    dijumpai hikmah, hukuman, ketetapan dan ajaran yang terkandung

    1 Daldiyono dan m. mustafid, Globe Al Qur’an: Ikhtiar Menawarkan Metodologi Tafsir Berbasis Al Fatihah

    dan Sistem Nilai dalam Al Qur’an (Yogyakarta: Pustaka Ifada, 2015), 161.

  • 2

    didalamnya. Ketiga, dilihat dari segi sifat dan kededudukanya adalah hasil

    penalaran, kajian dan ijtihad para mufassir yang didasarkan pada kesanggupan

    dan kemampuan yang dimilikinya, sehingga suatu saat dapat ditinjau kembali.2

    Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tafsir ialah sebuah usaha untuk

    menjelaskan, menerangkan dan menyingkap kandungan Al Qur’an dengan

    kemampuan seorang mufasir itu tersendiri atau dengan keilmuan yang ia

    tekuni, serta tafsir itu dapat ditinjau kembali.

    Namun seorang mufasir itu butuh metodologi sebagai menentukan langkah-

    langkah menafsirkan Al Qur’an. Menurut hasil penelitian Quraish Sihab,

    bermacam-macam metodologi tafsir dan coraknya telah diperkenalkan dan

    diterapkan oleh pakar-pakar Al Qur’an. Metode penafsiran Al Qur’an tersebut

    secara garis besar dapat dibagi dua bagian yakni corak ma’tsur (riwayat) dan

    corak penalaran.3 Dalam kalangan studi Ilmu Al Qur’an dan tafsir pasti sudah

    tidak awam mengenal metode-metode tafsir yang berasal dari serapan corak

    penalaran, dari pandangan al Farmawi yang membagi metode tafsir yang

    bercorak penalaran ini kepada empat macam metode yakni metode tahlily

    (analitis), Ijmali(global), Muqarin(komparatif), dan maudhu’iy(tematik).4

    Setelah mengenal berbagi tentang metode atau cara perlu namanya kita juga

    mengenal metodologi yang perlu digunakan untuk melaksanakan sebuah

    penelitian tafsir.

    2 Ibid., 162-163. 3 Ibid., 169. 4 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam (Jakarta: PT RajaGrafindo, 2003), hlm. 171

  • 3

    Metodologi tafsir secara fokus untuk memecahkan permasalahan langkah-

    langkah menjelaskan, metodologi dalam bahasa inggris “methodology” yakni

    dengan memberi imbuhan “logy” di ujung kosakata “method”, pemberian

    imbuhan semacam itu di ujung kata benda menunjukan kepada konotasi

    “ilmu”. Dalam bahasa Indonesia kosakata itu ditulis menjadi “metodologi",

    dengan demikian kosakata tersebut bermakna ilmu tentang “metode”, seperti

    kaya “pesikologi” (ilmu tentang jiwa), tekologi (ilmu tentang teknik), dan

    sebagainya.5

    Metodologi penafsiran sangat banyak, hinga perlu pemilihan yang tepat untuk

    mendapat metodologi yang sesuai dengan kemampuan kita dan sesuai dengan

    keilmuan, perkembagan metodologi tafsir sudah sejak lama sangat berkembang

    hingga sekarang. Ditandai ada sebuah buku yang memberi tawaran metodologi

    tafsir yang berbeda dengan metodologi yang telah ada. Dalam buku Globe Al

    Qur’an menawarkan sebuah metodologi penafsiran berbasis Al Fatihah karya

    Prof. Dr.. Daldiyono dan M. Mustafid, S. Fil.

    Metodologi yang ditawarkan oleh prof Daldiyono dan M. Mustafid yakni

    “Metodologi Tafsir Berbasis Al Fatihah dan sistem nilai dalam Al-Qur’an”

    yang di tulis pada buku Globe Al-Qur’an, pada metodologi ini surat Al Fatihah

    dan nilai sebagai alat menafsirkan Al Qur’an. Metodologi yang ditawarkan dua

    tokoh itu yakni sebuah metodologi yang baru dan belum ada yang seperti

    5 Nashruddin Baidun dan Erwati Aziz, Metodologi penelitian tafsir (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2016).hlm

    14

  • 4

    metodologi yang lain, terutama Surat Al Fatihah dan nilai sebagai sistem

    pembagi dalam melaksanakan metodologi ini.

    Surat Al fatihah yang mempunyai banyak nama juga menjadi pertimbangan

    dalam menjadikan sebuah metodologi. Terdapat beberapa nama surat Al Fatiah

    yakni ummul qur’an, umul kitab, dan sab’ul matsani. Surat Al Fatihah juga

    sebagai salah satu surat yang wajib dibaca saat melaksanakan sholat. Sesuai

    hadis Nabi Muhammad yakni:

    “Telah menceritakan Kepada kepada kami Muhammad bin Abi Umar Al Maki,

    Abu Abdillah Al Adani dan ali bin Hujrin berkata, telah menceritakan kepada

    kami sufyan, dari Az zuhari dari Muhamud bin Ash Shamit, bahwa Rasulullah

    ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak ada sholat bagi yang tidak membaca

    Faatihatul Kitab”(Al Fatihah).”(H.R Tirmidzi: 247).

    Maka dengan kekhususan surat Al Fatihah yang sanggatlah istimewa, namun

    ketika kita mengambil surat Al fatihah sebagi ummul qur’an (induk Qur’an)

    maka Al Qur’an adalah sebagai ibu dari surat-surat yang lain dan surat yang

    lain adalah serapan atau akar dari surat Al Fatihah. Maka Metodologi yang

    dirumuskan oleh Prof Daldiyono dan M. Mustafid menggunakan surat Al

    Fatihah sebagai induk dari Al Qur’an dan nilai dalam Al Qur’an.

    Metodologi ini memunculkan sebuah ketertarikan penulis untuk menggadakan

    penelitian. Ketertariakn penulis yakni bagaimana metodologi tafsir berbasis Al

    Fatihah? Bagaimana pengaplikasian metodologi tafsir berbasis Al Fatihah?

    Serta kelebihan dan kekurangan saat menggunakan metodologi tafsir berbasis

    Al Fatihah. Namun penulis menfokuskan pada Metodologi Tafsir berbasis Al

  • 5

    Fatihah, penelitian ini tidak sampai meneliti tentang sistem nilai dalam Al

    Qur’an.

    Ketertariakan penulis dalam Metodologi tafsir yang baru ini. Penulis

    mengangkat permasalahan diatas menjadi sebuah tema tentang metodologi

    dengan judul “PARADIGMA METODOLOGI TAFSIR BERBASIS AL

    FATIHAH (STUDI BUKU GLOBE AL QUR’AN)”. Penulis melaksanakan

    penelitian ini untuk menyelesaikan Skripsi sebagai sarat kelulusan dalam

    mendapat gelar strata-1.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan paparan yang terlah tertera pada latar belakang, maka penulis

    dapat merumusan masalah yakni:

    1. Bagaiman Metodologi Tafsir berbasis Al Fatihah tawaran dari Prof

    Daldiyono dan Mustafid dalam Buku Globe Al-Qur’an?

    2. Bagaiman Aplikasi Metodologi Tafsir berbasis Al Fatihah tawaran dari

    Prof Daldiyono dan Mustafid dalam Buku Globe Al-Qur’an?

    3. Apa kelebihan dan kekurangan dari Methodologi Tafsir Berbasi Al Fatihah

    tawaran Prof Daldiyono dan Mustafid dalam Buku Globe Al Qur’an?

    C. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan dari dilaksanakan penelitian ini adalah sebagi berikut:

    1. Menjelaskan bagaimana Metodologi Tafsir berbasis Al Fatihah tawaran

    Prof Daldiyono dan Mustafid dalam buku Globe Al Qur’an.

  • 6

    2. Menjelaskan bagaimana Aplikasi Metodologi Tafsir berbasis Al Fatihah

    tawaran Prof Daldiyono dan Mustafid dalam buku globe Al Qur’an.

    3. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan Metodologi Tafsir berbasis Al

    Fatiah tawaran Prof Daldiyono dan Mustafid dalam buku Globe Al Qur’an.

    D. Kegunaan Penelitian

    Penelitian ini secara garis besar memiliki dua manfaat, yaitu:

    1. Secra teoritis:

    a. Penelitian ini diharap mampu menambah Khazanah keilmuan, terlebih

    dalam bidang ilmu al-Qur’an dan Tafsir.

    b. Sebagai bahan dan referensi bagi peneliti yang datang kemudian

    dalam rangka menemukan prspektif baru bahkan pemmbahaan yang

    lebih luas lagi dalam ranah permasalahan yang setara.

    2. Secara praktis

    Penelitian ini yang notabene sebagai trobosan baru dalam model metodologi

    tafsir sehingga para masyarakat umum atau para mahaisiwa dapat

    memperoleh lagi bagaimana cara memahami Al Qur’an dengan pandangan

    yang lain, serta methodologi ini dapat dnikmati dalam dunia penafsiran Al

    Qur’an.

    E. Penelitian Terdahulu

    Penelitian terdahulu menjadi sutu dari beberapa hal yang sangat penting dalm

    melakukan penelitian. Selain untuk membantu penelitian selanjutnya,

  • 7

    penelitian terdahulu juga dimaksudkan untuk membuktikan suatu orisinilitas,

    yang notabene hal ini memeiliki tingkatan sensitivitas tinggi bagi para

    akademik untuk tidak terjebak dalam plagiarisme dalam penelitian yang akan

    dilakukan. Berikut penelitain terdahulu yang berkaitan dengan objek

    pembahasan maupun tidak dalam penelitain.

    Dawam Rahardjo menulis tentang, “Paradigma Al Quran: metodologi tafsir

    dan kritik social”. buku ini menyuguhkan tawaran-tawaran segara sepurat

    metodologi tafsir, buku ini memadukan pendekatan historis dan sosiologis

    dengan asumsi interkonektivitas ayat-ayat Al Qur’an, dan juga surat Al Fatihah

    dipandang sebagai paradigma Al Qur’an, yang menjadi bingkai kandungan

    surah-surah lain dalam Al Qur’an. Sirah nabi menjadi petunjuk memahami

    konteks yang menjelaskan makna teks. Sejarah pewahyuan menjadi pedoman

    untuk menilik evolusi makan suatu konsep atau istilah kunci dalam Al Qur’an.

    Dan analisis bahasa menjadi acuan dalam mencari dalam melihat hubungan

    diantara istilah-istilah kunci. Sementara penelitian kami mengkaji tentang

    tawaran metodologi tafsir berbasis Al Fatihah dari prof Daldiyono.

    Kusman menulis tentang “Paradigma Al Qur’an: model analisis tafsir Maqasidi

    dalam pemikiran Kuntowijayo”, yang dimuat dalm Jurnal Ilmu-ilmu Keislman

    Afkaruna, vol. 11 no. 2 Desember 2015. paradigma yang digagas oleh

    Kuntowijoyo yaitu pendekatan Strkturalisme trasdental yang bertempu pada

    pentingnya tauhid sebagai landasan Epistemologi konsturksi ilmu

    pengetahuan. Secara garis besar penelitian ini lebih fokus pada pendekatan

    kontekstual dalm pemikiran Kuntowijiyo. Sementara penelitian kami

  • 8

    mengarah mengkaji paradigma methodologi tafsir berbasis Al Fatihah karya

    prof Daldiyono.

    Muhammad Ihsan menulis tentang “Metodologi Tafsir Imam Al Shawakani

    dalam kitab Fath Al Qodir: Kajian terhadap surah Al Fatihah”, yang dimuat

    pada jurnal Hanafa Vol 5. No 2, Agustus 2008: 201-214. pada kareya ini

    menjelaskan bagaimana metodologi dan teknik-teknik yang diguanakan Al

    Shawkani dalam kitab fath al-Qadir. Dalam menafsirkan Al Qur’an

    menggunakan metode tahlili dilihat dari urutan surahdan ayat dalam Al Qur’an,

    metode ini digunakan dengan menggunakan bentuk tafsir bi al-ma’tshur karena

    penafsirannya lebih banyak disandarkan kepada riwayat hadis, sumber-sumber

    yang digunakan dalam kitab tafsirnya lebih pada riwayat, ayat-ayat Al Qur’an

    dan kebiasaan orang-orang Arab. Perbedaan yang sangat dalam kajian kami,

    dalam kajian kami menawarkan sebuah metodologi tafsir yang berbasis Al

    Fatihah dalam pembahasan diatas Al Fatihah sebagai kajian bukan sebagai

    sumber dalam metodologi penafsiran.

    Irwan menulis tentang “Analisis metodologi tafsir Al Fatihah karya Achmad

    Chodjim: Metodologi kajian tafsir Islah Gusman”, merupakan skripsi yang

    diajukan kepada Fakultas Ushuludin Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta pada tahun 2010. penelitian ini lebih mefokuskan dalam

    analisis metodologi tafsir Al Fatihah karya Achamd Chodjim dengan

    menggunakan rumusan Islah Gusman. Maka dalam penalitian ini dari segi

    penulisan Al Fatihah masuk dalam tekamtik klasik, dalam segi penyajian

    termasuk dalam kategori global, model penulisan dengan latar belakang bukan

  • 9

    ruang akademik maka bentuk penulisan non ilmiah. Dari segi hermeneutis surat

    Al Fatihah mengunakan interaksi, nuansa kemasyarakatan adalah ruang

    dominan yang dijadikan sudut pandang dalam menafsirkan Al Fatihah.

    Pendekatan dengan tekstual. Sementara penelitain kami surat Al Fatihah sebagi

    poros dalam menafsirkan Al Qur’an dan penelitain kami menampilkan tawaran

    yang baru dalam methodologi tafsir berbasis Al Fatihah karya prof Daldiyono

    dan Mustafin pada buku Globe Al Qur’an.

    Berdasarkan kajian terhadap penelitian terdahulu diatas, penulis belum

    menemukan penelitian terkait buku Globe Al Qur’an, terlebih yang terkait

    dengan methodologi tafsir berbasis Al Fatihah dalam buku Globe Al Qur’an.

    Dengan demikian sangat perlu dilakukan untuk mendapatkan pemahaman serta

    validitas penafsiran dengan lebih komperehensif.

    F. Metode Penelitian

    Dalam menyelesaikan skripsi ini, tentunya penulis menempuh metode tertentu

    yang kemudian dibagi menjadi 3 bagian:

    1. Jenis Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian jenis kualitatif yang menggunakan data-

    data kepustakaan (library research), dan melakukan deskrepsi analisis,

    yaitu mendeskrepsiakan data-data yang ada kemudian menganalisanya

    secara propisional. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan-kesimpulan

    yang berhubungan dengan pokok masalah dalam skripsi ini.

  • 10

    2. Sember Data

    Dalam sumber data dibagi menjadi 2 sumber, sumber primer dan sumber

    skunder. Dari sember tersebut yakni:

    a. Sumber primer

    Data yang dijadikan sumber primer sebagai berikut: Buku Globe Al

    Qur’an. Adapun sumber sekunder yang dapat mendukung dan

    memperkuat data primer dalam kajian ini penulis merujuk pada buku-

    buku, penelitain terdahulu dan jurnal yang berkaiatan dengan

    permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini.

    b. Sumber sekunder

    Sumber data skunder yang digunakan adalah skripsi, jurnal, serta buku-

    buku yang berkaiatan dengan penelitain metodologi penafsiran Al

    Qur’an. Untuk panduan penulisan skripsi ini berdasarkan pada Pedoman

    Akademik Istitut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

    3. Analisis Data

    Metode pembahasan dalam skripsi ini adalah analisi isi (content analysis)

    yaitu penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu

    informasi tertulis atau tercetak dalam media. karena yang menjadi objek

    utama dalam penelitian ini adalah kajian metodologi penafsiran berbasis Al

    Fatihah dalam buku Globe Al Qur’an.

  • 11

    G. Sisitematika Penulisan

    Sebagai lazimnaya sebuah penelitain, skripsi yang berjudul “Paradigma

    Metodologi Tafsir Berbasis Al Fatihah (Studi Buku Globe Al Qur’an)” kajian

    ini terdiri dari berbagai bab. Untuk mempermudah dalam melakukan penelitian,

    penulis menyuguhkan alur pembahasan dalam beberapa bab dan sub bab

    tertentu. Adapun perencian sebagai berikut

    Bab pertama merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang yang

    memuat analisa atau pokok seberapa pentingnya penelitian ini harus dilakuakn,

    selanjutnya identifikasi dan batasan masalah merupakan kemungkinan-

    kemungkinan persoalan yang muncul selaras dengan topik, namun dengan

    keterbatasan penulis, maka tidak semua dikaji, hanya beberapa point penting saja

    yang telah mewakili dalam pembahasan. Dilanjutkan dengan rumusan masalah

    yang akan dibahas dalam penelitian. Kemudian tujuan penelitian yang

    merupakan muara akan dibawa kemana penliti ini serta wujud kontribusinya

    terhadap pengembngan keilmuan, baik secara teoritis maupun praktis.

    Selanjutnya kerangka teori yang penelusian gunakan dalam peneliti ini, serta

    peneliti terdahulu yang dimaksud untuk mengetahui penelitian-penelitain

    terdahulu dalam rangka meminimalisir terjadinya plagiarisme, dilanjutkan

    dengan metode dan langkah-langkah penelitian yang dimaksud untuk

    menjelasakn bagaimana proses dan prosudur dan jelas penelitian, sumber data,

    teknik pengempulan dan teknik analisa data. Sedangkan sistematika pembahasan

    merupakan bagian akhir dari bab ini yang menjelaskan tentang gambaran umum

    isi penelitian. Bab pertama inilah yang akan menjadikan acuan dalam penelitain.

  • 12

    Bab kedua membahas tentang buku Globe Al-Qur’an dan Biografi Penilis, yang

    mana pada pembahasa buku Globe Al Qur’an menerangkan tentang latar

    belakang penulisan buku dan sistematika penulisan buku Globe Al Qur’an.

    Selaian membahas tentang buku Globe Al Qur’an juga menerangkan tentang

    Sosial histiris dari dua pengarang buku Globe Al Qur’an.

    Bab ketiga membahas tentang Metodologi Tafsir Berbasis Al Fatihah dan

    keutamaan Surat Al Fatihah , yang mana menjelaskan tentang cangkupan ayat

    pada surat Al Fatihah pada ayat-ayat dalam Al Qur’an. Disini akan mencari

    frase/kata kunci untuk menentuakan pedoman penentuan ayat yang masuk

    dalam 7 ayat pada surat Al Fatihah. Dan serta membahas tentang keutaman-

    keutaman surat Al Fatihah.

    Bab empat membahas tetang aplikasi Metodologi Tafsir Berbasis Al Fatiah,

    dimana akan menjabarkan cara pengaplikasian metodologi Tafsir Berbasis Al

    Fatihah dan serta metode yang digunakan untuk memasukkan ayat Al Qur’an

    pada 7 ayat pada surat Al Fatihah. Selain membahas tentang aplikasi metodologi

    ini akan membahas tentang kekurangan dan kelebihan Metodologi Tafsir

    berbasis Al Fatihah.

    Bab kelima merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan dari kajian serta

    saran untuk peneliti yang akan mengunakan metodologi tafsir berbasis Al

    Fatihah untuk menafsirkan Al Qur’an.

  • 13

    BAB II

    Buku Globe Al Qur’an dan Penulis Buku

    A. Latar Belakang Penulis

    Buku Globe Al Qur’an (Ikhtiar Menawarkan Metodologi Tafsir Berbasis Al

    Fatihah Nilai dalam Al Qur’an) karya Prof. Dr. dr. Daldiyono dan M. Mustafid,

    S. Fil, cetakan pada Februari pada tahun 2015. Buku Globe Al Qur’an diterbitkan

    oleh Pustaka Ifada beralamat Mlangi 60, Ngotirto, Gamping, Sleman,

    Yogyakarta. Pada buku Globe Al Qur’an menawarkan metodologi penafsiran

    yang baru dan menghadirkan sistem nilai dalam Al Qur’an, maka buku ini berisi

    tentang gambaran tentang Metodologi Tafsir berbasis Al Fatihah dan sistem nilai

    dalam Al Qur’an.

    Metodologi Tafsir Berbasis Al Fatihah dan Sistem Nilai dalam Al Qur’an, pada

    buku Globe Al Qur’an mempunyai latar belakang penulisan buku ini. Penulis

    dengan membaca buku Globe Al Qur’an penulis menemukan latar belakang

    penulisan buku Globe Al Qur’an. Buku Globe Al Qur’an menjelasakan bahwa

    penulis terutama Prof Daldiyono mulai kenal dengan Al Qur’an pada tahun

    1970, Pada saat itu penulis buku ditugasakan oleh Fakultas Kedokteran

    Universitas Indonesia untuk bertugas di Rumah Sakit Umum (RSU) Karawang

    selama satu semester dalam pelaksanaan Progam Kesehatan Masyarkat

    (community medicine).6 Pada saat bertugas, penulis buku setiap hari bolak balik

    dari Jakarta-Karawang mengalami kekawatiran dengan situasi kemacetan sangat

    6 Ibid, hlm 197

  • 14

    tinggi, dalam keadaan kekawatiran ini penulis buku mempunyai pemikiran

    bahwa apabila terjadi kecelakaan ia memegang kitab suci. Maka setiap

    perjalanan penulis buku mempelajari semua kitab Suci tak terkecuali Al Qur’an.

    Proses pembelajaran kitab suci Al Qur’an, Prof Daldiyono serasa mendapat

    sebuah teka teki makna Ayat-ayat yang serasa asing oleh beliau, Karena melihat

    profil prof Daldiyono adalah non muslim. Oleh karena itu dalam penulis sangat

    kebingungan dalam pemahaman makna Al Qur’an, dengan berbagai macam

    perbedaan makna setiap penerbit.

    Sebab kedua yakni pada tahun 1980-an Prof Daldiyono tertarik mempelajari

    etika, logika dan filsafat. Pembelajaran etika kedokteran meningkat dengan

    adanya usaha peninjauan kembali rumusan kode etik kedokteran Indonesia.

    Dalam mempelajari kode etik kedokteran penulis buku menemuakan aliran etika

    kedokteran menurut ajaran islam, ajaran kristen, dan lain-lain.

    Pada tahun 1990-an dalam upaya pengajaran etika kedokteran yang sangat

    berkembang penulis buku merasa perlu kajian spesifik tentang etika kedokteran

    dari sudut ajaran islam. pada saat itulah penulis buku secara intensif mempelajari

    Al Qur’an khususnya dari aspek etika, logika, sains, dan filsafat.

    Prof Daldiyono mempelajari Al Qur’an semakin lama teka teki yang saat

    pertama kali membaca makna Al Qur’an. dengan mempelajarinya teka-teki

    mulai tersingkap. Maka dalam upaya itu Prof Daldiyono merasa diperlukan

    berbagai kesimpulan pribadi. Kesimpulan yang prof daldiyono yakni:7

    7 Ibid, hlm 198

  • 15

    1. Untuk memahami kandungan terjemahan Al Qur’an, dibutuhkan sikap terbuka

    dengan kebenaran, keikhlasan dalam menemukan kebenaran, serta harus dibaca

    berulang-ulang tanpa rasa bosan dari awal sampai akhir.

    2. Sambil mempelajari makan ayat-ayat perlu diusahakan makan kesatuan secara

    utuh.

    3. Dengan pertolongan rumusan Falsafah Ontologi yakni:semua ada wujudnya, ada

    struktur (anatomi) dan dinamika antara struktur maka terbuka suatu upaya

    sistematisasi.

    4. Segala sesuatu akan mudah dipelajari setelah dilakukan sistematisasi.

    5. Dengan bantuan berbagai literatur diusahakan melakukan sitematisasi.

    Dengan pembelajaran penulis, buku ini semakin paham dengan makna Al

    Qur’an dengan mengambil kata kunci yang merupakan koordinat yang

    membentuk kesatuan makna dalam Al Qur’an, dan juga yang dimaksud dengan

    kata kunci bersangkutan dengan nilai etika dalam Al Qur’an. Serta kajian dalam

    buku Globe Al Qur’an lebih bercorak sistematiaka tafsir tematik dengan tema

    kandungan filsafat dan corak tafsir aspek filsafat sesuai ilmu yang ditekuni

    Daldiyono.

    B. Sistematika Penulisan Buku

    Sistematika penulisan buku Globe Al Qur’an ini sangat runtut dan sangat mudah

    dimengerti alur penjelasan dari penulis tentang Metodologi tafsir berbasis Al

  • 16

    Fatihah dan Nilai dalam Al Qur’an. Penulis dalam menjelaskan sangat runtut

    dalam buku ini. Gambaran sistematika dalam buku Globe Al Qur’an yakni:

    Pada bab pertama buku ini membahas tentang merancang sistematika. Karena

    penulis berpendapat bahwa “semua akan mudah dan sederhana setelah dilakukan

    sitematisasi”, setelah menemukan sistematisasi maka pada bab dua

    menjelasakan sebagai rangkaian pembahasan yakni Surat Al Fatihah bermula

    mengenali arti surat dan ayat, membahasa nama-nama Surat Al Fatihah. Ketika

    pembahasan ini munculah sumber permasalahan dimana penulis sangat tertarik

    untuk melakuakan penelitian.

    Bab ketiga penulis menjelasakn tentang interaksi ayat-ayat pada Surat Al Fatihah

    dengan Ayat-ayat Al Qur’an, pembahasan ini bermula dari Wujud Al Qur’an,

    Wujud-Struktur-Dinamika Al Fatihah, dan konsistensi dan koheresi Al Fatihah.

    Selanjutnya bab empat hingga bab sepuluh membahas tentang ruanglingkup

    cangkupan ayat-ayat pada surat Al Fatihah. Cangkupan ini sebagai permulaan

    pelaksanaan metodologi ini.

    Pada bab sebelas penulis menjelaskan bagaimana Metodologi Memasukan Suatu

    ayat Al Qur’an kedalam Ayat Al Fatihah dalam bab ini sedikit menjelasakan

    tentang kemudahan, kesulitan dan kesalahan saat melakukan metodologi ini.

    Selanjutnya bab dua belas membahas tentang surat Ar-Rahman dan Ayat Kursi.

    Pada bab tiga belas penulis membahas Aspek nilai, Etika dalam Al Qur’an pada

    bab ini penulis membahas tentang sub nilai yang akan dijadikan garis horizintal

  • 17

    dalam pada penerapan pada Globe nantinya. Bab empat belas mencari ruang

    lingkup dari Nilai dan etika dalam Al Qur’an.

    Setelah semua bab, bab lima belas menjelasakan metodelogi penulisan Ayat Al

    Qur’an pada permukaan Globe. Yang mana dijelaskan cara penulisan ayat dan

    urutan penulisan nomor ayat. Setelahnya bab enam belas menjelasakn hasil

    proyeksi ayat Al Qur’an pada permukaan Globe, pada selanjutnya yakni tentang

    diskusi mengenai mengapa dilakukan diskusi, proses sistematika dan penerapan

    pada Globe Al Qur’an. Serta hasil yang didapatkan dari Proyeksi ayat-ayat Al

    Qur’an pada permukaan Globe.

    C. Setiing Sosial Histori

    1. Prof. Dr. dr. A. Daldiyono Hadjjodisastro, SpPD, KGEH

    Prof Daldiyono lahir di Yogyakarta pada 16 Juni 1940. Pekerjaan Prof

    Daldiyono adalah spesialis penyakit dalam dan konsultan Gastroenterologi-

    Hepatologi.8 Prof Daldiyono adalah lulusan FKUI pada 1996, Sebagai dosen

    sejak tahun 1965 Berawal menjadi Asisten Ahli. Pada Tuhun 1972 lulus

    sebagai Spesialis Penyakit Dalam Gastroentero Heppatologi. Tahun 1995

    mencapai gelar Doktor dalam Ilmu Kedokteran dengan predikat Cum Laude

    dengan judul disertasi “Tukak Stress pada Penderita Stroke”. pada tahun

    1997 diangkat sebagai guru besar kemudian Dipekerjakan kembali untuk

    8 “rumasakit st carolus”(http://www.rscarolus.or.id/doctor/view?id=28. Diakses pada 29 Maret 2020, Pukul

    09,00)

    https://quran.kemenag.go.id/index.php/sura/1.

  • 18

    mengajar etika, logika, dan filsafat Kedokteran pada progam pasca sarjana

    FKUI.9

    Selain akademisi Prof Daldiyono berkecimpungan melaksanakan hobi dalam

    ranah budaya yakni mengelola sanggar budaya jawa Seguntaria dan

    penasehat Persatuan Pendalangan Indonesia (PEPADI) Jakarta Timur dan

    sampai sekarang masih aktif menari jawa dan memperdalam filsafat kejawen.

    Prof Daldiyono juga melayani 3 Rumah Sakit di Jakarta yakni RS Medistra

    Jakarta Pusat, RS St. Carolus Jakarta Timur, dan RS Royal Progress Jakarta

    Utara.

    Pendidikan

    1947-1954 :SD Gentan, Yogyakarta

    1954-1957 :SMP BOPKRI I, Yogyakarta

    1957-1960 :SMA III B Negeri, Yogyakarta

    1960-1966 :FKUI, Jakarta

    1967-1973 :Pendidikan Spesalis Penyakit Dalam

    1990-1995 :Pendidikan Doktor (S3) Progam Pasca Sarjana UI

    1997 :Profesor (Guru Besar FKUI)

    9 Daldiyono dan M. Mustafid, “Globe Al Qur’an: IKhtiar Penwaran Metodologi Tafsir Berbasis Al Fatihah

    dan sitem Nilai dalam Al Qur’an”, (Yogyakarta: Pustaka ifada). 2015, Hlm, 563.

    http://www.medistra.com/http://www.medistra.com/http://www.rscarolus.or.id/http://www.royalprogress.com/http://www.royalprogress.com/

  • 19

    1990-1996 :Kepala Devisi Gastroenterologi Departemen Ilmu

    Penyakit Dalam.

    1995-1999 :Ketua Perhimpunan Endoskopi Gastroenterologi Indonesia

    (PEGI)

    2009-sekarang :Ketua Komite Etik dan Hukum RSCM

    Penelitian

    Menyusun system score untuk Rehidrasi kolera, 1971

    Merumuskan syndrome Pseudo GERD, 2011

    Buku yang telah dikarang adalah:

    1. Bagaimana Dokter Berpikir dan Bekerja: GPU, 2006

    2. How to be a Real Student: GPU, 2008

    3. Novel Liku-liku Hidup: Obor, 2007

    4. Pasien Pintar Dokter Bijak: BIP, 2008

    5. Ilmu Slamet: BIP, 2010

    6. Hemat Emosi: BIP, 2011

    7. Anamnesis (buku ajar), 2012

    8. Buku Pengantar Ilmu Kedokteran Klinik : Badan Penerbit FKUI,

    2014

    9. Buku Globe Al Qur’an: Ikhtiar Penawaran Metodologi Tafsir

    berbasis Al Fatihah dan sistem Nilai dalam Al Qur’an, Putaka Ifada.

    2015.

  • 20

    10. Pemeriksa jasmani (BIP)

    11. Model Beroikir

    12. Budaya Akademik

    13. Ensiklopedia Gending jawa 14 Jilid

    2. Muhammada Mustafid, S. Fil

    Bapak Muhammad Mustafid Lahir di kampung Pesantren Mlangi. Sejak kecil

    beliau menimba ilmu di Pesantren Mlangi Timoer dan Pesantren Al Miftah

    Mlangi. Pada saat yang bersamaan juga mengikuti pendidikan formal.

    Pendidikan formal yang beliau yakni dari TK Masyitahoh, SDN Tuguran,

    SMPN 15 Yogyakarta, SMA Islam 1 Yogyakarta, kemudian beliau

    melanjutkan pendidikan perkuliahan di Fakultas Filsafat UGM jurusan Filsafat

    Barat. Semasa kuliah aktif di Ikatan Pelajar Nahdlotul Ulama (IPNU) dan

    Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Menulis di beberapa koran,

    majalah dan jurnal. Bersama beberapa teman mendirikan sebuah institut yang

    menggaki dan mengkontekstualisasikan Khazanah pemikiran Nusantara (Ifada

    Initiatives), yang memiliki progam riset, kajian dan penerbitan. Serta merintis

    pesantren khusus pelajar dan mahasiswa, yaitu Pesantren Pelajar Mahasiswa

    (PPM) Aswaja Nusantara Mlangi Yogyakarta. Selaian mengelola Pesantren

    juga masih aktif dalam berbagai pendidikan dan kaderisasi kalangan pelajar

    dan mahasiswa.10

    10 Ibid. Hlm 564

  • 21

    Beliau ini juga sebagai sekertaris LPP Aswaja Center UNU Yogyakarta. Dan

    hingga saat ini beliau masih sering menjadi pemateri dalam berbagai acara

    mahasiswa.

  • 22

    BAB III

    Metodologi Tafsir Berbasis Al Fatihah

    A. Metodologi tafsir berbasis Al Fatihah

    1. Deskrepsi Ruanglingkup surat Al Fatihah

    Buku Globe Al Qur’an karya Prof Daldiyono ini menjelaskan tentang

    deskrepsi ruang lingkup Ayat demi ayat dalam Al Fatihah, dalam bukunya

    maksud dari deskripsi adalah upaya menerangkan, menjelaskan,

    menguraikan, serta dapat juga melakukan rincian atau mendapatkan

    bagian-bagiannya, yang berarti melakukan analisis.

    Pengertian yang dimaksud ruang lingkup cakupan pada karangan ini

    adalah imajinasi adanya suatu tempat (semacam kantong) dengan batasan

    deskrepsi yang jelas padanya dapat dimaksukkan ayat-ayat yang sesuai

    berdasarkan kriteria yang ditentukan lebih dahulu.

    Kaidah bahasa indonesia sebagai indentifikasi yakni suatu kalimat

    sekurang kurangnya terdiri atas pokok kalimat dan sebutan atau subyek

    dan predikat dan suatu kalimat lengkap dalam bahasa indonesia diberikan

    rumusan SPOK, artinya kalimat lengkap mengandung unsur subyek,

    predikat, objek dan keterangan.11

    Maka dalam prihal ini setiap ayat mempunyai deskripsi ruang lingkup

    cangkupan masing-masing per ayat dalam surat Al Fatihah. Dalam buku

    11 Ibid,hlm31

  • 23

    ini terdapat sub bab untuk menjelaskan prihal ini. Deskripsi runang

    lingkup cakupan ayat dalam surat Al Fatihah yakni:

    a) Deskripsi ruanglingkup cakupan ayat pertama surat Al Fatihah

    Ayat pertama dalam metodologi ini adalah basmalah, Dalam wujud

    kesatuannya ayat ini menempati posisi yang penting dan memiliki posisi

    sentral dalam Al Qur’an maupun dalam kehidupan ummat islam.

    Basmalah mempunyai makna “Dengan Menyebut Nama Allah Yang

    Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang” ketika dimaksukkan dalam

    kaidah bahasa Indonesia maka kata Dengan menyebut adalah keterangan,

    kalimat Nama Allah adalah Subyak, dan kalimat yang maha pemurah lagi

    maha penyanyang dalah predikat. Setelah mengetahui bagain-bagian

    dalam ayat basmalah kemudian mencarai ayat-ayat dalam Al Qur’an yang

    mengandung penggalan kalimat tersebut:

    1) Dengan Menyebut (Keterangan)

    Dalam Al Qur’an terdapat 2 ayat yang menggandung frase “dengan

    menyebut” yaitu pada surat Hud Qs (11):41 dan surat Al Alaq (96):3.12

    Surat Hud QS (11): 41

    ِحْيٌم ىَها َوُمْرٰسىَها ۗاِنَّ َرب ِْي لَغَفُْوٌر رَّ ِ َمْجٰرٰ۪ ٤١ -َوقَاَل اْرَكبُْوا فِْيَها بِْسِم اّٰلله

    12 Ibid, hlm 32

  • 24

    “Dan Nuh berkata: “Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama

    Allah di waktu berlayar dan berlebuhannya.” sesungguhnya Tuhanku benar-benar

    Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”13

    Surat Al ‘Alaq QS(96):1-3

    ْنَساَن ِمْن َعلَق َۚ ١ -اِْقَرأْ بِاْسِم َرب َِك الَِّذْي َخلََقَۚ ٣ -اِْقَرأْ َوَربَُّك اْْلَْكَرُمُۙ ٢ -َخلََق اْْلِ

    “Bacalah dengan (menyebut) nama Tahunmu yang menciptakan”

    “Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah”

    “Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemura”14

    Ketiga Ayat Al ‘Alaq ini memenuhi syarat untuk masuk dalam cakupan ayat

    basmalah. Ayat pertama mengandung frase “dengan (menyebut) nama Tuhan”

    sedang ayat ke-2 mengikuti ayat pertama sebagai lanjutan ayat 1, sedangkan ayat

    ke 3 mengandung frase “Tuhanmulah yang Maha Pemurah”, masuknya Yat Alaq

    (1-3) ini menimbulkan konsekunsi bahwa: ayat-ayat yang mengandung makna

    “penciptaan” masuk cakupan ayat Basmalah, berbagai contoh dapat disebut di sini

    yaitu surat Al Baqarah QS (2):117 sebagai berikut:

    ى اَْمًرا فَِانََّما يَقُْوُل لَٗه ُكْن فَيَُكْونُ ١١٧ - بَِدْيُع السَّٰمٰوِت َواْْلَْرِضۗ َواِذَا قَٰضٰٓ

    “Allah pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk mencipta)

    sesuatu, maka (cukup) Dia hanya mengatakan kepadanya: Jadilah! Lalu Jadilah

    ia”15

    13 Kementrian Agama, “Qur’an Kemenag”(https://quran.kemenag.go.id/index.php/sura/hlm 1. Diakses pada

    29 Maret 2020, Pukul 12,00)

    14 Ibid, hlm. 96 15 Ibid, hlm. 2

    https://quran.kemenag.go.id/index.php/sura/1.

  • 25

    Dengan memasukan ayat tersebut dalam cangkupan ayat basmalah, maka semua

    ayat yang mengandung kalimat kun fayakun berpotensi masuk dalam cankupan ayat

    basmalah. Ditemukan ayat yang menggandung kalimat kun fayakun yakni:

    1. Ali Imran (3):47 4. Yasin (36):82

    2. An Nahl (16):40 5. Al An’am (6):73

    3. Ali Imran (3):59 6. Al Mukmin (40):68

    Ayat Penciptaan

    Banyak ayat -ayat tentang penciptaan. Sebagai ayat penciptaan ini dapat

    dimaksukkan dalam ayat basmalah. Ayat penciptaan yang maksuk dalam ayat

    basmalah yakni:

    Az Zumar (39):62

    “Allah Menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu”16

    Al Qamar (54):49

    ٤٩ -اِنَّا ُكلَّ َشْيء َخلَْقٰنهُ بِقَدَر

    “Sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurutukuran”17

    16 Ibid, hlm. 39

    17 Ibid, hlm. 54

  • 26

    Yunus (10):3

    ُ الَِّذْي َخلََق السَّٰمٰوِت َواْْلَْرَض فِْي ِستَِّة اَيَّام ثُمَّ اْستَٰوى َعلَى اْلعَْرِش اِنَّ َربَُّكُم اّٰلله

    ُ َربُُّكْم فَاْعبُدُْوهُۗ اَفَََل تَذَكَّ ۗ ٰذِلُكُم اّٰلله -ُرْوَن يُدَب ُِر اْْلَْمَرۗ َما ِمْن َشِفْيع اِْلَّ ِمْنْۢ َبْعِد اِْذنِه

    ٣

    “sesungguhnya Tuhan kamu Ialah Allah Yang menciptakan lagitdan bumi dalam

    enam masa, kemudian dia bersamayam diatas Arsy( berkuasa) mengatur segala

    urusan. Tidak ada seorang pun yang akan memberi syafaat kecuali sesudah ada

    izinNya. (Dzat) yang demikian itulah Allah Tuhan Kamu, maka sembahlah Dia.

    Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran?”18

    Contah ayat yang tidak masuk dalam cangkupan ayat basmalah adalah:

    Surat Al Baqoroh (2):164

    اِنَّ فِْي َخْلِق السَّٰمٰوِت َواْْلَْرِض َواْختََِلِف الَّْيِل َوالنََّهاِر َواْلفُْلِك الَّتِْي تَْجِرْي ِفى اْلبَْحِر

    ۤاء فَاَْحيَا بِِه اْْلَْرَض َبْعدَ َمْوِتَها َوبَثَّ ُ ِمَن السََّمۤاِء ِمْن مَّ بَِما يَْنفَُع النَّاَس َوَمآٰ اَْنَزَل اّٰلله

    ِمْن ُكل ِ دَۤابَّة ۖ فِْيَها

    “ Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang,

    kapal yang berlayar di laut dengan (muatan) yang bermanfaat bagi manusia, apa

    yang diturunkan Allah dari langit berupa air, lalu dengan itu dihidupkan-Nya bumi

    setelah mati (kering), dan Dia tebarkan di dalamnya bermacam-macam binatang,

    dan perkisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, (semua

    itu) sungguh, merupakan tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang

    mengerti.”19

    18 Ibid, hlm. 10

    19 Ibid, hlm. 2

  • 27

    Al Mulk (67):14

    ١٤ -اََْل َيْعلَُم َمْن َخلََقۗ َوُهَو اللَِّطْيُف اْلَخِبْيُر

    “Apakah (pantas) Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui? Dan Dia

    Mahahalus, Maha Mengetahui”20.

    Maka ayat QS (2):164 dan QS (67):14 labih baik masuk dalam cangkupan ayat

    hamdalah QS (1):2, sedang QS (35):3 tersebut lebih baik masuk cakupan QS (1):5

    tentang hal ini akan diuraikan kemudian hari.21

    2) Nama Allah SWT (Subyek)

    kalimat Nama Allah dalam konsep ini sebagai subyek dalam kalimat Basmalah.

    Dalam prihal ini lebih dikenalan sebagai konsep Asma’ Al Husna (Nama yang

    paling indah). para ulama berdasarkan sabda Rasullullah SAW menyebutkan, Allah

    SWT memiliki 99 nama yang indah, sedangkan pada surat Al Fatihah tercantum 4

    nama Allah SWT yang indah yaitu Ar- Rahman, Ar Rahim, Ar Rabb dan AL

    Mulik.22

    َْل نَْوٌمۗ لَٗه َما فِى السَّٰمٰوِت َومَ ُ َْلٰٓ اِٰلهَ اِْلَّ ُهَوَۚ اَْلَحيُّ اْلقَيُّْوُم ەَۚ َْل تَأُْخذُٗه ِسنَةٌ وَّ ا فِى اْْلَْرِضۗ اّٰلَله

    ۗ يَْعلَُم َما بَْيَن اَْيِدْيِهْم َوَما َخْلفَُهْمَۚ َوَْل ْن عِ َمْن ذَا الَِّذْي يَْشفَُع ِعْندَٗهٰٓ اِْلَّ بِِاْذنِه ٰٓ يُِحْيُطْوَن بَِشْيء ِم ْلِمه

    ُْٔودُٗه ِحْفُظُهَماَۚ َوُهَو اْلعَِليُّ اْلعَِظْيمُ ٢٥٥ - اِْلَّ بَِما َشۤاَءَۚ َوِسَع ُكْرِسيُّهُ السَّٰمٰوِت َواْْلَْرَضَۚ َوَْل يَـ

    “Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus menerus

    mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang

    ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di

    sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa

    yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang

    ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi.

    20 Ibid, hlm. 67

    21 Daldiyono dan m. mustafid, Globe Al Qur’an: Ikhtiar Menawarkan Metodologi Tafsir Berbasis Al Fatihah

    dan Sistem Nilai dalam Al Qur’an (Yogyakarta: Pustaka Ifada, 2015), hlm 35

    22 Ibid,hlm 35

  • 28

    Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Maha Tinggi, Maha

    Besar.23

    Al Hasyr QS (59):22

    ُ الَِّذْي َْلٰٓ اِٰلهَ اِْلَّ ِحْيُم ُهَو اّٰلله ْحٰمُن الرَّ ِِ َوالشََّهاد ََِِۚۚ ُهَو الرَّ ٢٢ - ُهَوَۚ َعاِلُم اْلغَْي

    “Dialah Allah tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mengetahui yang gaib dan yang

    nyata, Dialah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.”24

    Al Hasyr (59):23

    ُ الَِّذْي َْلٰٓ اِٰلهَ اِْلَّ ُهَو َۚ اَْلَمِلُك اْلقُدُّْوُس السَّٰلُم اْلُمْؤِمُن اْلُمَهْيِمُن اْلعَِزْيُز اْلجَ اُر بَّ ُهَو اّٰلله

    ا يُْشِرُكْوَن ِ َعمَّ ٢٣ -اْلُمتََكب ُِرۗ ُسْبٰحَن اّٰلله

    “Dialah Allah tidak ada tuhan selain Dia. Maharaja, Yang Mahasuci, Yang

    Mahasejahtera, Yang Menjaga Keamanan, Pemelihara Keselamatan, Yang

    Mahaperkasa, Yang Mahakuasa, Yang Memiliki Segala Keagungan, Mahasuci

    Allah dari apa yang mereka persekutukan”25

    Al Hasyr QS (59):24

    ُر لَهُ اْْلَْسَمۤاُء اْلُحْسٰنۗى يَُسب ُِح لَٗه َما فِى السَّٰمٰوِت َواْْلَْرِضَۚ ِ ُ اْلَخاِلُق اْلبَاِرُئ اْلُمَصو َوُهَو ُهَو اّٰلله

    ٢٤ - اْلعَِزْيُز اْلَحِكْيُم

    “Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Dia

    memiliki nama-nama yang indah. Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada-

    Nya. Dan Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana”26

    Keempat ayat tersebut sengaja disertakan atas dasr berbagai alasan.

    Terutama, kempaat ayat tersebut sebanarnya dapat ditempatkan ke dalam semua

    ayat dalam surat Al Fatihah. Namun pada penulisan ini sengaja mengambil

    23 Kementrian Agama, “Qur’an Kemenag”(https://quran.kemenag.go.id/index.php/sura/hlm 1. Diakses pada

    29 Maret 2020, Pukul 12,00)

    24 Ibid, hlm. 59 25 Ibid, hlm. 59 26Ibid, hlm. 59

    https://quran.kemenag.go.id/index.php/sura/1.

  • 29

    keputusan bahwa ayat QS(2):255 diputuskan diletakkan pada koordinat QS(1):4,

    sedang QS (59):22-23 diletakkan pada ayat basmalah. Alasan kedua, dapat

    dipergunakan sebagai argumentasi, bahwa konsep “Nama Allah” atau “Asmaul al

    Husna” dapat diurai menjadi 2 bagain yaitu “nama” dan “Allah SWT”.27

    Dalam kalimat “Nama Allah” apabila kata nama sebagai tanda maka kata

    Allah sebagai yang ditandai. Dalam tafsir Al Misbah tentang surat Al Fatihah

    terkenal dengan konsep pesona Allah SWT. Konsep ini akan mudah dijelaskan

    dengan memperhatiakan 4 ayat sebagai berikut:

    Surat Al Baqarah (2): 2-3

    َِ ۛ فِْيِه ۛ ُهدًى ِل ْلُمتَِّقْيَنُۙ ُِ َْل َرْي ٢ -ٰذِلَك اْلِكٰت

    “Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang

    bertakwa”.28

    ا َرَزْقٰنُهْم يُْنِفقُْوَن ُۙ ٰلو َِۚ َوِممَّ ِِ َويُِقْيُمْوَن الصَّ ٣ -الَِّذْيَن يُْؤِمنُْوَن بِاْلغَْي

    “(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan

    menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka”.29

    27Daldiyono dan m. mustafid, Globe Al Qur’an: Ikhtiar Menawarkan Metodologi Tafsir Berbasis Al Fatihah

    dan Sistem Nilai dalam Al Qur’an (Yogyakarta: Pustaka Ifada, 2015), hlm, 37

    28Kementrian Agama, “Qur’an Kemenag”(https://quran.kemenag.go.id/index.php/sura/hlm 2. Diakses pada

    29 Maret 2020, Pukul 12,00)

    29 Ibid, hlm. 2

    https://quran.kemenag.go.id/index.php/sura/1.

  • 30

    Surat Taha (20):40

    َك َكْي تَقَرَّ َعْينُهَ ى اُم ِ ااِذْ تَْمِشْيٰٓ اُْختَُك فَتَقُْوُل َهْل اَدُلُُّكْم َعٰلى َمْن يَّْكفُلُٗه ۗفََرَجْعٰنَك اِٰلٰٓ

    ْيٰنَك ِمَن اْلغَم ِ َوفَتَنهَك فُتُْونًا ەۗ فَلَبِثَْت ِسِنْيَن فِْيٰٓ اَْهِل َوَْل تَْحَزَن ەۗ َوقَتَْلَت نَْفًسا فَنَجَّ

    ٤٠ -َن ەُۙ ثُمَّ ِجئَْت َعٰلى قَدَر يهُمْوٰسى َمْديَ

    “(Yaitu) ketika saudara perempuanmu berjalan, lalu dia berkata (kepada keluarga

    Fir’aun), “Bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang akan

    memeliharanya?” Maka Kami mengembalikanmu kepada ibumu, agar senang

    hatinya dan tidak bersedih hati. Dan engkau pernah membunuh seseorang, lalu

    Kami selamatkan engkau dari kesulitan (yang besar) dan Kami telah mencobamu

    dengan beberapa cobaan (yang berat); lalu engkau tinggal beberapa tahun di

    antara penduduk Madyan, kemudian engkau, wahai Musa, datang menurut waktu

    yang ditetapkan.”30

    Surat Yunus (10):3

    ُ الَِّذْي َخلََق السَّٰمٰوِت َواْْلَْرَض فِْي ِستَِّة اَيَّام ثُمَّ اْستَٰوى َعلَى اْلعَْرِش يُدَب ِرُ اِنَّ َربَُّكُم اّٰلله

    ُ َربُُّكْم فَاْعبُدُْوهُۗ اَفَََل تَذَكَُّرْوَن ۗ ٰذِلُكُم اّٰلله ٣ -اْْلَْمَرۗ َما ِمْن َشِفْيع ِاْلَّ ِمْنْۢ بَْعِد اِْذنِه

    “Sesungguhnya Tuhan kamu Dialah Allah yang menciptakan langit dan bumi

    dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy (singgasana) untuk

    mengatur segala urusan. Tidak ada yang dapat memberi syafaat kecuali setelah

    ada izin-Nya. Itulah Allah, Tuhanmu, maka sembahlah Dia. Apakah kamu tidak

    mengambil pelajaran?”31

    Surat Yunus (10):32

    ٰلُل ۖفَاَنهى تُْصَرفُْوَن ِ اِْلَّ الضَّ فََماذَا بَْعدَ اْلَحق ُ َربُُّكُم اْلَحقَُّۚ ٣٢ -فَٰذِلُكُم اّٰلله

    30 Ibid, hlm. 20

    31 Ibid, hlm. 10

  • 31

    “Maka itulah Allah, Tuhan kamu yang sebenarnya; maka tidak ada setelah

    kebenaran itu melainkan kesesatan. Maka mengapa kamu berpaling (dari

    kebenaran)?.”32

    Ayat-ayat yang mempunyai kata kunci sebagai landasan dimana

    menemukan ayat-ayat yang dapat masuk dalam ayat basmalah, yakni ayat-ayat

    yang menunjukan kepada keesaan dan keagungan Allah SWT. Terdapat ayat tang

    teridentifikasi dengan ayat yang mengandung kalimat ke esaan dan ke agunganNya:

    Surat Saffat (37):4

    ٤ -اِنَّ اِٰلَهُكْم لََواِحدٌۗ

    “sungguh, Tuhanmu benar-benar Esa.”33

    Surat Ar Rahman (55):78

    ْكَراِم ٧٨ - تَٰبَرَك اْسُم َرب َِك ِذى اْلَجٰلِل َواْْلِ

    “Mahasuci nama Tuhanmu Pemilik Keagungan dan Kemuliaan.”34

    Surat Al Hadidi (57):3

    َوُهَو بُِكل ِ َشْيء َعِلْيٌم ِخُر َوالظَّاِهُر َواْلبَاِطُنَۚ ُل َواْْلٰ ٣ -ُهَو اْْلَوَّ

    “Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Batin; dan Dia Maha

    Mengetahui segala sesuatu.”35

    Surat Al A’la (87):1

    ١ -َسب ِحِ اْسَم َرب َِك اْْلَْعلَىُۙ

    “Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Mahatinggi”,36

    32 Ibid, hlm. 10

    33 Ibid, hlm. 37

    34 Ibid, hlm. 55

    35 Ibid, hlm. 57

    36 Ibid, hlm. 87

  • 32

    Surat Al Ikhlas (112):1

    ُ اََحدٌَۚ ١ -قُْل ُهَو اّٰلله

    “Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa.”37

    3) Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang (Predikat)

    Mengodifikasi kalimat ini perlu membedakan ayat (1):1 dengan ayat (1):3

    karena sama-sama mengunakan kalimat yang sama dengan arti pun sama.

    Adapun ayat-ayat yang masuka dalam ayat basmalah :

    Al Baqarah (2):163

    اِحدٌَۚ َْلٰٓاِٰلهَ اِْلَّ ِحْيُم َواِٰلُهُكْم اِٰلهٌ وَّ ْحٰمُن الرَّ ١٦٣ - ُهَو الرَّ

    “Dan Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada tuhan selain Dia,

    Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.”38

    Al Baqarah (2):261

    ِ َكَمثَِل َحبَّة اَْنْۢ بُلَة َمثَُل الَِّذْيَن يُْنِفقُْوَن اَْمَوالَُهْم فِْي َسبِْيِل اّٰللهاََةُ َحبَّة ۗ بَتَْت َسْبَع َسنَابَِل فِْي ُكل ِ ُسْنْۢ م ِ

    ُ َواِسٌع َعِلْيٌم ُ يُٰضِعُف ِلَمْن يََّشۤاُء َۗواّٰلله ٢٦١ -َواّٰلله

    “Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir

    biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah

    melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha

    Mengetahui.”39

    An Nahl (16):7

    ِ اْْلَْنفُِسۗ اِنَّ َربَُّكْم لََرءُ ِحْيٌمُۙ ْوفٌ َوتَْحِمُل اَثْقَالَُكْم اِٰلى بَلَد لَّْم تَُكْونُْوا ٰبِلِغْيِه ِاْلَّ بِِشق ٧ - رَّ

    37 Ibid, hlm. 112

    38 Ibid, hlm. 2

    39 Ibid, hlm. 2

  • 33

    “Dan ia mengangkut beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup

    mencapainya, kecuali dengan susah payah. Sungguh, Tuhanmu Maha Pengasih,

    Maha Penyayang”40

    An Nahl (16):47

    ِحْيٌم ف ۗ فَِانَّ َربَُّكْم لََرُءْوٌف رَّ ٤٧ -اَْو يَأُْخذَُهْم َعٰلى تََخوُّ

    “atau Allah mengazab mereka dengan berangsur-angsur (sampai binasa). Maka

    sungguh, Tuhanmu Maha Pengasih, Maha Penyayang.”41

    Al Isra’ (17):110

    ا تَدُْعْوا فَلَهُ اْْلَْسَمۤاُء اْلُحْسٰنىَۚ َوَْل تَْجَهْر بَِصََلتِ ْحٰمَنۗ اَيًّا مَّ َ اَِو اْدُعوا الرَّ فِْت َك َوَْل تَُخاقُِل اْدُعوا اّٰلله

    ١١٠ -بَِها َواْبتَغِ بَْيَن ٰذِلَك َسبِْيًَل

    “Katakanlah (Muhammad), “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan

    nama yang mana saja kamu dapat menyeru, karena Dia mempunyai nama-nama

    yang terbaik (Asma‘ul husna) dan janganlah engkau mengeraskan suaramu dalam

    salat dan janganlah (pula) merendahkannya dan usahakan jalan tengah di antara

    kedua itu.”42

    Al Hajj (22):65

    ۗ َويُْمِسُك السَّمَ ا فِى اْْلَْرِض َواْلفُْلَك تَْجِرْي فِى اْلبَْحِر بِاَْمِره َر لَُكْم مَّ َ َسخَّ َء اۤ اَلَْم تََر اَنَّ اّٰلله

    ِحْيٌم َ بِالنَّاِس لََرُءْوٌف رَّ ۗ اِنَّ اّٰلله ٦٥ -اَْن تَقََع َعلَى اْْلَْرِض اِْلَّ ِبِاْذنِه

    “Tidakkah engkau memperhatikan bahwa Allah menundukkan bagimu (manusia)

    apa yang ada di bumi dan kapal yang berlayar di lautan dengan perintah-Nya. Dan

    Dia menahan (benda-benda) langit agar tidak jatuh ke bumi, melainkan dengan

    izin-Nya? Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia.”43

    40 Ibid, hlm. 16

    41 Ibid, hlm. 16

    42 Ibid, hlm. 17

    43 Ibid, hlm. 22

  • 34

    Fussilat (41):1-2

    ١ -ٰحۤم َۚ

    “Ha Mim”

    ِحْيِم َۚ ْحٰمِن الرَّ َن الرَّ ٢ -تَْنِزْيٌل ِم

    “(Al-Qur'an ini) diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pengasih, Maha

    Penyayang.”44

    Dari berbagai ayat tersebut dapat dirasakan cangkupan kalimat “Yang Maha

    Penguasa lagi Maha Penyayang” ayat basmalah dari aspek bahasa Indonesia

    barangkali kata kunci “karunia” sebagai indikasi ayat masuk ayat (1):1, sedangkan

    kata kunci “pahala” merupakan indikasi ayat masuk (1):3. namun perlu diketahiu

    juga ayat yang menggandung kalimat “Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”

    tidak selalu masuk dalam ayat (1):1 dan (1):3 karena terdapat kalimat yang penting,

    seperti:45

    Ciptaan Tuhan

    Ayat-ayat yang dapat masuk dalam cangkupan ayat pertama dalam surat Al Fatihah

    yakni ayat-ayat terdapat frase/ kata kunci. Ayat-ayat yang dapat masuk yakni: Surat

    Al Baqarah (2):147, dan surat Taha (20):120.

    44 Ibid, hlm. 41

    45 Daldiyono dan m. mustafid, Globe Al Qur’an: Ikhtiar Menawarkan Metodologi Tafsir Berbasis Al Fatihah

    dan Sistem Nilai dalam Al Qur’an (Yogyakarta: Pustaka Ifada, 2015), hlm, 43

  • 35

    b) Deskripsi ruang lingkup cangkupan ayat kedua dalam surat Al Fatihah

    Ayat kedua dari surat Al Fatihah yakni “Segala Puji Bagi Allah, Tuhan Semesta

    Alam” dalam melakukan tahap ini perlu mengetahui tentang interaksi ayat

    basmalah dan Ayat Hamdalah ? maka ketika menarik lagi dalam ayat pertama

    akan mengenal dengan Ar-Rahman, Ar-Rahim, Maha Suci, dan menciptakan

    alam semesta dengan segala isinya. Dan ketika melihat dalam Surat kedua

    dalam Al Fatihah maka akan mengenal tentang Segala Pujia bagi Allah dan

    Tuhan Semesta Alam, ketika ayat kedua ini dibaca secara seksama

    menimbulkan sebuah hubungan.

    Hubungan yang dimaksut yakni bahwa pada Ayat Basmalah tentang

    penciptaan dan pada ayat Hamdalah tentang pemeliharaan alam semesta.

    Dengan pempaparan tersebut dapat ditemukan ada ayat yang masuk dalam

    kreteria cangkupan ayat 2 dalam surat Al Fatihah yakni Surat Az Zumar (19):62

    Dengan uraian yang telah dijelaskan, maka dapat menyusun kreteria ayat-ayat

    yang masuk dalam cangkupan ayat Hamdalah.

    a. Ayat yang mengandung kalimat yang identik atau sangat mirip dengan

    kalimat Ayat Hamdalah.

    Al-An’am (6):45

    ِ اْلٰعلَِمْينَ فَقُِطَع دَابُِر اْلقَْوِم الَِّذْيَن َظلَُمْوۗا َواْلحَ ِ َرب ٤٥ - ْمدُ ّٰلِله

  • 36

    “Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Dan

    segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam.”46

    Az Zumar (19):75

    ِ وَ ىَِٕكةَ َحۤاف ِْيَن ِمْن َحْوِل اْلعَْرِش يَُسب ُِحْوَن بَِحْمِد َرب ِِهْمَۚ َوقُِضَي بَْينَُهْم بِاْلَحق ِۤ قِْيَل الْ َوتََرى اْلَمٰل َحْمدُ ّٰلِله

    ِ اْلٰعلَِمْيَن ٧٥ -َرب

    “Dan engkau (Muhammad) akan melihat malaikat-malaikat melingkar di sekeliling

    ‘Arsy, bertasbih sambil memuji Tuhannya; lalu diberikan keputusan di antara

    mereka (hamba-hamba Allah) secara adil dan dikatakan, “Segala puji bagi Allah,

    Tuhan seluruh alam.”47

    Ayat yang ini dengan sendirinya masuk dalam cangkupan ayat Hamdalah.

    b. Ayat-ayat yang memuat salah satu dari frase ayat Hamdalah.

    Dalam suatu ayat terdapat salah satu farse “segala puji bagi Allah” dan Tuhan

    Semesta Alam.

    Segala Puji bagi Allah

    Contoh ayat yang terdapat farse cangkupan ayat Hamdalah:

    Al Araf(7):43

    ِ الَِّذْي َهٰدىنَا ِلٰهذَ َونََزْعنَ ْن ِغل تَْجِرْي ِمْن تَْحتِِهُم اْْلْنٰهُرَۚ َوقَالُوا اْلَحْمدُ ّٰلِله ۗا َوَما ا َما فِْي ُصدُْوِرِهْم م ِ

    ا اَْن تِْلُكمُ ِۗ َونُْودُْوٰٓ ُ َۚ لَقَْد َجۤاَءْت ُرُسُل َرب ِنَا بِاْلَحق بَِما اْلَجنَّةُ اُْوِرثْتُُمْوَها ُكنَّا ِلنَْهتَِدَي لَْوَْلٰٓ اَْن َهٰدىنَا اّٰلله

    ٤٣ -ُكْنتُْم تَْعَملُْوَن

    “dan Kami mencabut rasa dendam dari dalam dada mereka, di bawahnya mengalir

    sungai-sungai. Mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menunjukkan

    46 Ibid, hlm. 6

    47 Ibid, hlm. 19

  • 37

    kami ke (surga) ini. Kami tidak akan mendapat petunjuk sekiranya Allah tidak

    menunjukkan kami. Sesungguhnya rasul-rasul Tuhan kami telah datang membawa

    kebenaran.” Diserukan kepada mereka, “Itulah surga yang telah diwariskan

    kepadamu, karena apa yang telah kamu kerjakan.”48

    Al An’am(6):1

    ِ الَِّذْي َخلََق السَّٰمٰوِت َواْْلَْرَض َوَجعََل الظُّلُٰمِت َوالنُّْوَر ەۗ ثُمَّ الَِّذْيَن َكفَُرْوا بَِرب ِهِ اَْلحَ -ْوَن ْم يَْعِدلُ ْمدُ ّٰلِله

    ١

    “Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi, dan menjadikan

    gelap dan terang, namun demikian orang-orang kafir masih mempersekutukan

    Tuhan mereka dengan sesuatu.”49

    Al isra’(17):111

    لَْم يَُكْن لَّٗه َشِرْيٌك فِى اْلُمْلِك َولَْم يَُكْن لَّٗه َولِ ِ الَِّذْي لَْم يَتَِّخْذ َولَدًا وَّ َن الذُّل ِ َوكَ َوقُِل اْلَحْمدُ ّٰلِله ب ِْرهُ يٌّ م ِ

    ١١١ -تَْكبِْيًرا

    “Dan katakanlah, “Segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak dan tidak

    (pula) mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia tidak memerlukan penolong

    dari kehinaan dan agungkanlah Dia seagung-agungnya.”50

    Al Khafi(18):1

    َِ َولَْم يَْجعَْل لَّٗه ِعَوًجا ۜ ِ الَِّذْيٰٓ اَْنَزَل َعٰلى َعْبِدِه اْلِكٰت ١ -اَْلَحْمدُ ّٰلِله

    “Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepada hamba-

    Nya dan Dia tidak menjadikannya bengkok;”51

    Tuhan Semesta Alam

    Terdapat beberapa kriteria yang dapat dimaksukkan dalam cangkupan ayat

    Hamdalah:

    48 Ibid, hlm. 7

    49 Ibid, hlm. 6

    50 Ibid, hlm. 17

    51 Ibid, hlm. 18

  • 38

    a. Ayat-ayat yang menunjukkan kekuasaan Allah

    b. Ayat-ayat yang menunjukkan proses pemeliharaan dan penguasaan alam

    semesta.

    c. Ayat-ayat yang menunjukkan pengaturan alam semesta beserta hukum-hukum

    alam.

    d. Ayat-ayat yang menunjukkan pendidikan dan pengajaran kepada alam semseta

    termasuk pada makhluk dan khususnya manusia.

    1. Ayat ayat yang menunjukkan kekuasaan Allah.

    Banyak ayat-ayat tentang kekuasaan Allah terhadap alam semesta, namun tidak

    semua ayat yang menggandung kekuasaan Allah masuk dalam cangkupan ayat

    Hamdalah. Contoh ayat-ayat yang masuk dalam cangkupan ayat Hamdalah:

    “Katakanlah (Muhammad), “Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau berikan

    kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan

    dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau

    kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan

    Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.”52

    Ali Imran (5):189

    ُ َعٰلى ُكل ِ َشْيء قَِدْيٌر ِ ُمْلُك السَّٰمٰوِت َواْْلَْرِضۗ َواّٰلله ١٨٩ - َوّٰلِله

    “Dan milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi; dan Allah Maha Kuasa atas segala

    sesuatu.”53

    52 Ibid, hlm. 3

    53 Ibid, hlm. 5

  • 39

    Al Maidah (5):120

    ۗ َوُهَو َعٰلى ُكل ِ َشْيء قَِدْيٌر ِ ُمْلُك السَّٰمٰوِت َواْْلَْرِض َوَما فِْيِهنَّ ١٢٠ - ّٰلِله

    “Milik Allah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya; dan Dia

    Mahakuasa atas segala sesuatu.”54

    2. Ayat-ayat yang menunjukan pemeliharaan dan penguasaan Alam semesta.

    An Nisa (4):132

    ِ َوِكْيًَل ِ َما فِى السَّٰمٰوِت َوَما فِى اْْلَْرِض َۗوَكٰفى بِاّٰلله ١٣٢ -َوّٰلِله

    “Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Cukuplah

    Allah sebagai pemeliharanya.”55

    Al Anam (6):102

    ب َِكَۚ َْلٰٓ اِٰلهَ اِْلَّ ُهَوَۚ َواَْعِرْض َعِن اْلُمْشِرِكْيَن َّبِْع َمآٰ اُْوِحَي اِلَْيَك ِمْن رَّ ١٠٦ -اِت

    “Ikutilah apa yang telah diwahyukan Tuhanmu kepadamu (Muhammad); tidak ada

    tuhan selain Dia; dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.”56

    Al Isra’ (17):85

    َن اْلِعْلِم اِْلَّ قَِلْيًَل ْوُح ِمْن اَْمِر َرب ِْي َوَمآٰ اُْوتِْيتُْم م ِ ْوحِۗ قُِل الرُّ ٨٥ -َويَْسـَٔلُْونََك َعِن الرُّ

    “Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang ruh. Katakanlah, “Ruh itu

    termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit.”57

    3. Ayat-ayat yang menunjukan pengaturan alam semesta serta hukum-hukum

    alam.

    54 Ibid, hlm. 5

    55 Ibid, hlm. 4

    56 Ibid, hlm. 6

    57 Ibid, hlm. 17

  • 40

    Al Qadar (97):4

    ْوُح فِْيَها بِِاْذِن َرب ِِهْمَۚ ِمْن ُكل ِ اَْمر ۛ ىَِٕكةُ َوالرُُّۤل اْلَمٰل ٤ -تَنَزَّ

    “Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk

    mengatur semua urusan.”58

    Al Qiyamah (75):26-28

    ٰٓ اِذَا بَلَغَِت التََّراقَِيُۙ ٢٦ -َكَلَّ

    “Tidak! Apabila (nyawa) telah sampai ke kerongkongan,”

    ٢٧ -َوقِْيَل َمْن َۜراق ُۙ

    “dan dikatakan (kepadanya), “Siapa yang dapat menyembuhkan?”

    َظنَّ اَنَّهُ اْلِفَراُقُۙ ٢٨ -وَّ

    “Dan dia yakin bahwa itulah waktu perpisahan (dengan dunia)” 59

    Asy Syu’ara (26):80

    ٨٠ -َواِذَا َمِرْضُت فَُهَو يَْشِفْيِن ُۙ

    “dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku,” 60

    4. Ayat-ayat yang menunjukkan pendidikan dan pengajaran kepada alam semseta

    termasuk pada makhluk dan khususnya manusia.

    58 Ibid, hlm. 97

    59 Ibid, hlm. 75

    60 Ibid, hlm. 26

  • 41

    Al Baqarah (2):31

    بِـُْٔونِْي بِاَْسَمۤاِء ٰهُٰٓؤَْلۤ ىَِٕكِة فَقَاَل اَْنْۢ

    ْۤنتُْم ِء اِْن كُ َوَعلََّم ٰادََم اْْلَْسَمۤاَء ُكلََّها ثُمَّ َعَرَضُهْم َعلَى اْلَمٰل

    ٣١ -ٰصِدقِْيَن

    “Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia

    perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama

    semua (benda) ini, jika kamu yang benar!”61

    Al ‘Alaq (96):4

    ٤ -الَِّذْي َعلََّم بِاْلقَلَِمُۙ

    “Yang mengajar (manusia) dengan pena.”62

    Al ‘Alaq (96):5

    ْنَساَن َما لَْم يَْعلَْمۗ ٥ -َعلََّم اْْلِ

    “Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.”63

    C) Deskrepsi ruanglingkup cakupan ayat ketiga surat Al Fatihah.

    Pada ayat ini terdapat dua frase yakni “Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”

    dan “Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”. Ahmad Chodijim dakam buku Al

    Fatihah menanamkan makna Ar-Rahman dan Ar-Rahim sebagai nama SWT

    Maha pengasih dan penyayang dan lebih mempertegas lagi bahwa Allah SWT

    adalah kasih. Prof Daldiyono sanat terkesan dengan uraian Achmad Chodjim,

    dan sempat menemukan berbagai ayat yang mendukung argumentasi tersebut,

    berbagai ayat tersebut adalah:

    61 Ibid, hlm. 2 62 Ibid, hlm. 96 63 Ibid, hlm. 96

  • 42

    Al Isra’ (17):110

    ا تَْدُعْوا فَلَهُ اْْلَْسَمۤاُء اْلُحْسٰنىَۚ َوَْل تَجْ ْحٰمَنۗ اَيًّا مَّ َ اَِو اْدُعوا الرَّ َك َهْر ِبَصََلتِ قُِل اْدُعوا اّٰلله

    ١١٠ -َوَْل تَُخافِْت ِبَها َواْبتَغِ بَْيَن ٰذِلَك َسبِْيًَل

    “Katakanlah (Muhammad), “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan

    nama yang mana saja kamu dapat menyeru, karena Dia mempunyai nama-nama

    yang terbaik (Asma’ul husna) dan janganlah engkau mengeraskan suaramu dalam

    salat dan janganlah (pula) merendahkannya dan usahakan jalan tengah di antara

    kedua itu.”64

    Az Zukhruf (43):45

    ْحٰمِن ٰاِلَهةً يُّْعبَدُْوَن ُسِلنَآٰ ۖ اََجعَْلنَا ِمْن دُْوِن الرَّ ـَْل َمْن اَْرَسْلنَا ِمْن قَْبِلَك ِمْن رُّ ٤٥ - َوسْٔ

    “Dan tanyakanlah (Muhammad) kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus

    sebelum engkau, “Apakah Kami menentukan tuhan-tuhan selain (Allah) Yang

    Maha Pengasih untuk disembah?”65

    Kedua ayat ini dengan jelas bahwa nama Allah adalah Ar Rahman. Makan ayat

    tersebut berkaitan erat dengan dua ayat yang lain yaitu:

    QS AL An’am (6):32 Dia menentapkan atas diri-Nya kasih sayang

    QS Al An’am (6):54 Tuhan mu telah menentapkan atas diri-Nya kasih sayang

    Upaya mencari metodologi mengenal ayat-ayat Al Qur’an yang berbeda dalam

    ruang lingkup cangkupan ayat QS (1):3, perlu memperhatiakan batas (demarkasi)

    dengan ayat Basmallah dimana pada ayat basmalah juga mengandung frase “Yang

    Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”.

    64 Ibid, hlm. 17 65 Ibid, hlm. 43

  • 43

    Proses perbandingan antara ayat pertama dan ayat ketiga tentang “Ar-Rahman dan

    Ar Rahim” maka Daldiyono mengacu pada Argumentasi dari Achmad Chodjim

    dalam buku Al Fatihah, penjelasan tentang perbedaan ini diawali dari ayat pertama

    yang mempunyai penjelasan Allah SWT adalah Maha Esa, Maha Suci yang

    menciptakan alam semesta beserta makhluk untuk memujinya dan segala puji

    akhirnya hanya untuk Allah SWT semata. Dilanjut penjelasan ayata ketiga Allah

    mencurahkan kasih sayang serta pahala bagi orang yang bertakwa, beriman dan

    beramal saleh.

    Pemeliharaan alam semesta Allah SWT menentukan hukum-hukum alam. Ada 7

    hukum alam dalam penjelasan Achmad Chodjim yakni pertama: hukum sebab

    akibat, kedua hukum kepastain seperti pada Surat Al Qamar (54):49 dan surat Al

    Talaq (65):3, ketiga hukum ketidak perubahan seperti pada surat Ali Imran (3):185

    dan Al Fath, keempat hukum obyektif contohnya pada surat Al Baqarah (2):62 dan

    227, kelima hukum keselarasan contohnya pada surat Ar Rahman (55):7-9 dan surat

    Al Mulk (67):3, keenam hukum berpasangan contohnya pada surat Yasin (36):36

    dan Ar Rum (30):21 dan ketujuh hukum keberagaman contohnya pada surat Ar

    Rum (30):22.66

    Selain 7 hukum masih ada lagi untuk menentukan cangkupa ayat ketiga dari Al

    Fatihah yakni “manusia yang mana akan mendapat pahala” contohnya pada surat

    Ali Imran (3):115 dan An Naml (27):89

    66Daldiyono dan m. mustafid, Globe Al Qur’an: Ikhtiar Menawarkan Metodologi Tafsir Berbasis Al Fatihah

    dan Sistem Nilai dalam Al Qur’an (Yogyakarta: Pustaka Ifada, 2015),

  • 44

    D) Deskrepsi ruanglingkup cakupan ayat keempat surat AL Fatihah

    Pemilik hari pembalsan, Pemilik hari perhitungan, Yang merajai hari

    perhitungan,Yang merajai alam kepatuhan, Pemilik hari kemudian dan master the

    day of judgment. Ini lah beberapa pengertiyan yang ditampilkan Daldiyono.

    Perlu kiranya mengetahui fingsi dari ayat ke 4 dari al fatihah: ayat ini iyalah

    hubungan vertikal bagi makhluk dengan Allah terkhusus pada manusia. Dilihat

    dengan bahwa penguasaan yang dilihat dari makna (yaitu hari pembalasan, hari

    perhitungan dan hari kemudian) ini adalah salah satu interaksi Allah Pada

    hambanya manusai terkhusus. Maka dapat teridentifikasi bahwa ayat ke 4 ini lebih

    kekeuasaan Tuhan pada manusai.

    Yang menguasai hari pembalasan (kementrian Agama)

    Ayat-ayat yang mempunyai kata pembalasan contoh yakni: surat Al Baqarah

    (2):206, Ali Imran (3):145 dan Al Ghasyiyah (88):1.

    Pemilik hari perhitungan (Ali Audah)

    Redaksi penerjemahan ini dapat memberikan cankupan ayat ke4. ayat yang masuka

    dalam cangkupan ayat ke 4 sesuai dengan kata perhitungan yakni: surat Al Baqarah

    (2):284 dan An Nisa (4):40.

    Hari kiamat

    Ayat yang menggandung frase hari kiamat adalah surat Al Baqarah (2):210 diikuti

    ayat (2):212. namun adanya pengertian hari kiamat sudah disebutkan pada QS Al

    Baqarah (2):4 dan QS (2):8, ketika dimasukan dalam cangkupan ayat ke 4 dar Al

  • 45

    Fatihah maka hanya QS (2):210. “hari kiamat” merupakan konsep penting sekali

    dalam Al Qur’an. Hal itu tercermin pada adanya 4 surat yang memuat definisi hari

    kiamat sekaligus memuat penjelasan yang “pasti” terjadi pada hari kiamat itu. Ke-

    4 surat tersebut adalah QS Al Waqiah (56), QS Al Haqqah (59), QS Al Qiyamah

    (75) dan yang terakhir QS Al Qar’ah (101).67

    Contoh-contoh ayat yang masuka dalam cangkupan ayat ke 4 yakni:

    QS Al Qari’ah (101):1-568

    اَْلقَاِرعَ ١ -ةُُۙ

    “Hari Kiamat,”

    ٢ -َما اْلقَاِرَعةُ َۚ

    “Apakah hari Kiamat itu?”

    ٣ -َوَمآٰ اَْدٰرىَك َما اْلقَاِرَعةُ ۗ

    “Dan tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?”

    ٤ -يَْوَم َيُكْوُن النَّاُس َكاْلفََراِش اْلَمْبثُْوِثُۙ

    “Pada hari itu manusia seperti laron yang beterbangan”

    ٥ -َوتَُكْوُن اْلِجبَاُل َكاْلِعْهِن اْلَمْنفُْوِشۗ

    “dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan”

    67 Ibid, hlm78 68 Kementrian Agama, “Qur’an Kemenag”(https://quran.kemenag.go.id/index.php/sura/hlm 101. Diakses

    pada 29 Maret 2020, Pukul 12,00)

    https://quran.kemenag.go.id/index.php/sura/1.

  • 46

    Al Qiyamah (75):2&669

    اَمِة ٢ -َوَْلٰٓ اُْقِسُم بِالنَّْفِس اللَّوَّ

    “dan aku bersumpah demi jiwa yang selalu menyesali (dirinya sendiri).”

    ٦ -يَْسـَُٔل اَيَّاَن يَْوُم اْلِقٰيَمِةۗ

    “Dia bertanya, “Kapankah hari Kiamat itu?”

    Hari pengadilan

    Konsep hari Pengadilan ini di ambl dari pengertisn dari “Master the day of

    judgment”. ada 2 ayat yang membahas tentang farase ini yakni pada QS Al A’raf

    (7):87 dan Qs At Tin (95):8.

    Al A’raf (7):87

    َفةٌ لَّْم يُْؤِمنُْوا فَاْصبُِرْوا َحتهى ْنُكْم ٰاَمنُْوا بِالَِّذْيٰٓ اُْرِسْلُت بِه َوَطۤاىِٕ ْحُكَم يَ َواِْن َكاَن َطۤاىِٕفَةٌ ِم

    ُ ٨٧ -بَْينَنَاَۚ َوُهَو َخْيُر اْلٰحِكِمْيَن ۔ اّٰلله

    “Jika ada segolongan di antara kamu yang beriman kepada (ajaran) yang aku

    diutus menyampaikannya, dan ada (pula) segolongan yang tidak beriman, maka

    bersabarlah sampai Allah menetapkan keputusan di antara kita. Dialah hakim yang

    terbaik.”70

    At Tin (95):8.

    ُ بِاَْحَكِم اْلٰحِكِمْيَن ٨ -اَلَْيَس اّٰلله

    “Bukankah Allah hakim yang paling adil?”71

    69 Ibid. hlm 75 70 Ibid. hlm 7 71 Ibid. hlm 95

  • 47

    Hari kemudian dan hari keputusan

    Setelah melewati hari hari yang menentukan apa yang kita lakukan di bumi, maka

    ada hari dimana apa yang kita lakukan dibumu mendapatkan ganjarannya, seperti

    amal yang kita lakukan dibumi baik dan bertakwa maka surga sebagai tempatnya

    dan jika kebalikan dari prilaku yang baik maka neraka tempatnya itulah yang

    dinamakan hari kemudian. Dari sini dapat mengidentifikasi cangkupan QS (1):4

    dengan frase Surga dan Neraka cantohnya:

    Al Mursilat (77):12-14

    لَتْۗ ِ يَْوم اُج ِ ١ِْلَي

    “(Niscaya dikatakan kepada mereka), “Sampai hari apakah ditangguhkan (azab

    orang-orang kafir itu)?”72

    ١٣-ِليَْوِم اْلفَْصِلَۚ

    “Sampai hari keputusan.”73

    ١٤ -َوَمآٰ اَْدٰرىَك َما َيْوُم اْلفَْصِلۗ

    “Dan tahukah kamu apakah hari ke-putusan itu?”74

    An-Nabah (78):17-18

    ١٧ -ِل َكاَن ِمْيقَاتًاُۙ اِنَّ يَْوَم اْلفَصْ

    “Sungguh, hari keputusan adalah suatu waktu yang telah ditetapkan”

    72 Ibid. hlm 77 73 Ibid. hlm 77 74 Ibid. hlm 77

  • 48

    ْوِر فَتَأْتُْوَن اَْفَواًجاُۙ ١٨ -يَّْوَم يُْنفَُخ فِى الصُّ

    (yaitu) pada hari (ketika) sangkakala ditiup, lalu kamu datang berbondong-

    bondong,75

    Namun