ontologi puisi dan pantun psk di bandung

Download Ontologi Puisi Dan Pantun PSK Di Bandung

If you can't read please download the document

Upload: rudolf-yuniarto

Post on 02-Jul-2015

286 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil

"Kumpulan Pantun dan Puisi Ini Berasal Dari Para Pekerja Seks Komersil"

"Kupu-Kupu Kembang Mekar Taman Hati"

Produced by P. Rudolf. Y Released on December 2003

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil PROLOG KISAH Hikayat Perjumpaan Akrab1 Sebermula adalah katanya yang namanya musim hujan itu sebenarnya hanyalah musim yang berbeda dengan yang namanya musim kemarau. Hanya ketika sekumpulan batalion gerimis mengepung kita, pada saat itu, maka terjadilah perubahan yang amat mendasar pada tangkapan-tangkapan rasa kita. Demikianlah lantas kitapun terjebak oleh aroma hujan dengan memilah kembali kisah-kisah yang pernah terjalani dan yang dibayangkan, dialami, dirasakan sambil menangis dan tertawa yang kemudian terus kita berharap agar yaitu bunga-bunga akan bermekaran dengan ceria ketika kita mencatatkan harapan sealur sungai luka2. *** Puisi seperti juga bentuk ekspresi kesenian lain merupakan salah satu bentuk karya sastra yang muncul dari reaksi dan tangkapan cerita kehidupan kemudian dituangkan dalam alunan tulisan memikat. Kita mendedah satu persatu. Kata 'puisi' sering dihubungkan dengan sesuatu yang indah, baik dan mulia. Ia merupakan satu bentuk pengucapan berlagu yang berbeda dengan karangan prosa. Puisi juga lebih menekankan kemunculan gagasan melalui citarasa ekspresi pernyataan dan perasaan yang mendalam. Sedangkan pantun lebih dikenali sebagai sastra lisan dan cerminan masyarakat dahulu. Mereka berinteraksi antara satu sama lain melalui pantun. Didalamnya mengandung gagasan kreatif dan kritis serta padat kandungan maksudnya. Kamus Umum Bahasa Indonesia (hlm. 710) pantun di definisikan sebagai "... sajak pendek, tiap-tiap kuplet biasanya empat baris (abab) dan dua baris yang dahulu biasanya untuk tumpuan sahaja ... Sebenarnya... pada dasarnya semua orang bisa berpantun dan berpuisi bebas berkehendak sendiri... apalagi saat seseorang mendapat1 2

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil tangkapan-tangkapan rasa mengenai suatu kejadian yang memilukan, menyedihkan, menggembirakan sekaligus lucu juga mengelikan. Puisi dan pantun adalah suatu ciptaan tentang keindahan dalam bentuk berirama. Lebih mementingkan citarasa tentang kehidupan atau suara hati kemudian menjadikannya selaras. Tidak menggurui pun tidak bertugas untuk menyampaikan suatu kebenaran. Demikianlah KUMPULAN PANTUN DAN PUISI PARA PEKERJA SEKS KOMERSIL ini hadir dari sekian puluh atau ratusan puisi yang pernah hadir dan diciptakan oleh pikiran dan jiwa-jiwa. Terlepas dari kontroversi yang tidak kunjung selesai mengenai persoalan prostitusi yang didalamnya juga mencakup para penyedia jasa layanan seksual, komunitas ini juga ternyata memiliki atensi dan kekuatan dalam mengaktualisasikan pikiran tentang kehidupan dalam bentuk pantun dan puisi sebagai kreasi berkesenian. Puisi maupun pantun pekerja seks biasanya muncul di saat mereka mencoba menyikapi keadaan yang terjadi dengan diri mereka. Sebagian besar muncul dari kerinduan terhadap kehidupan normal yang ingin dinikmati; mendapatkan pria yang mencintai dan dicintai apa adanya, kerinduan untuk pulang serta harapan mendapatkan kehidupan yang lebih baik lagi. Kalau tidak salah mengamati, sebab lainnya, sebagian besar karena keadaan hidup mereka: perlakuan buruk dan sewenangwenang dari mucikari, tidak adanya kebebasan, sehingga mengalami stres bahkan depresi; lalu untuk mengatasi keadaan tertekan ini mereka mengkomsumsi alkohol dan mungkin ditambah lagi dengan narkoba Dalam banyak kisah tentang PSK sering terjadi bahwa pada suatu saat mereka menyadari disgregasi moral mereka, namun mereka juga merasa tidak mampu untuk membebaskan diri. Sekali mereka masuk ke dalam perangkap dan jaringan bisnis ini, sama sekali tidak mudah untuk keluar. Mereka tidak bebas, dan mereka juga tidak memiliki keberanian dan kekuatan untuk berontak. Mereka beranggapan bahwa mereka telah masuk kedalam perangkap dimana tidak ada kemungkinan jalan ke luar. Mereka sudah dibelenggu dalam suatu kontrak mafia, dimana setiap pelanggaran diberi sanksi hukuman

Diambil dari Fragment Musim Hujan, Konser Cinta, Fakultas Sastra Unpad 1998. Op Cit, 1998.

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil yang dan untuk menangkap pikiran-pikiran tersebut mereka lantas mengekspresikan (salah satunya!) dalam bentuk pantun atau puisi. memberatkan3 Tapi di sini kita tidak akan mendiskusikan masalah prostitusi. Disini (dalam buku ini-red) coba diungkap ekspresi kehidupan yang dirasakan dan coba mereka tuangkan bentuk pantun dan puisi. Didalamnya mereka tidak hanya melulu bicara tentang cinta yang seakan-akan persoalan terbesar dalam hidup mereka namun terbersit cerita-cerita lain tentang bagaimana mereka menyikapi apa sebenarnya problem kehidupan yang sedang dihadapi. Mereka bicara persoalan-persoalan yang dihadapi; kebencian, kejenuhan, marah, keluarga sekaligus pengharapan. Buku kecil ini hadir untuk menyediakan wadah bagi teman-teman pekerja seks yang suka menulis puisi dan pantun sekaligus bagian dari usaha mengumpulkan potongan-potongan kertas yang tercecer namun sangat sayang apabila terbuang. Semuanya dikumpulkan saat melakukan pendampingan di kelompok ini dan puisi-puisi maupun pantun yang tidak sempat untuk di terbitkan dalam buletin intern kami. Semua puisi maupun pantun dituliskan apa adanya tanpa sensor yang kemungkinan dapat mengurangi makna isi. Selain itu, sebagai bonus tambahan, di sodorkan pula beberapa puisi yang ditulis oleh kawan-kawan pendamping para pekerja seks yang tergabung dalam Team AIDS Community Development PKBI Jabar. Buku kecil ini merupakan salah satu proses berkesenian dalam arti kecil namun besar dalam keampuhan ketika pekerja seks berani mengungkap suatu pikiran dan perasaan yang dialaminya untuk dituliskan dan memperbolehkan untuk diterbitkan, diceritakan pada orang lain. Untuk itu tak lupa ucapan terimakasih dilayangkan pada semua teman-teman yang telah mengirimkan pantun dan puisinya. Mudah-mudahan dapat bermanfaat.3

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil Demikian sesunguhnya hal seperti itulah yang membuat fragment perjumpaan akrab ini terjabarkan dan kami coba untuk memfasilitasi. Maka terjadilah proses menebang kayu, membuat pasak, memilih tali, menganyam bambu, menata rumbia, menyuguhkan sesaji dan bolu-bolu kukus. Kemenyannya minyak japaron dan sebagai penutupnya bersama pula dipanjatkan doa-doa lirih untuk agar ialah rumah ini bisa berdiri dengan kukuhnya dan sesunguhnya hanya kepadamulah ini semua di persembahkan. Demikianlah sebermula Hikayat ini dimulai maka saatnya pula untuk diakhiri... 4 Damailah selalu

Pengumpul, P. Rudolf. Y jelang akhir tahun 2003

4

Dalam Wisata Seks: Suatu Tinjauan Moral. Oleh dr. Hary Susanto, S.J. publikasi tidak diterbitkan

Op Cit, 1998. Judulnya Konser Cinta denga tema fragment musim hujan dalam perjumpaan akrab. Saya lupa-lupa ingat karena sudah lama sekali, sewaktu masih kuliah. Tulisan itu sangat menarik namun sulit mengingat kejadian per kejadian konser itu.

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil\Daftar Isi

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil

Pantun Cinta 1. Curahan Hati Lugu Abang Kusayang 2. Pasrah Sakit Hati 3. Cinta Banget 4. Tunggu Aku Puisi 1. Nyamuk Sialan 2. Bungaku layu 3. Senandung Lagu Rindu 4. Kasih 5. Bunda 6. Dewa Asmara 7. Satu Persatu 8. Prahara Cinta 9. For Some One 10. KAU 11. Curahan Hati 12. Jatuh Dalam Cinta 13. Dilema 14. Tuturan Cinta 15. Ibunda-Ku 16. Doa 17. Jangan Panggil Aku Lonte

Puisi Pendamping 1. Di atas kubangan lumpur 2. lagu nina bobo 3. Lagu orang mabuk 4. Narikan nafas 5. rindu dalam pembaringan 6. Aku dan hatiku... 7. Arah waktu 8. Purnama jiwa

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil

Pantun Cinta Jangan menulis di atas meja Menulislah di atas kaca Janganlah menangisi cinta Menangislah karena dosa Pantun Curahan Hati Buaya timbul disangka mati Terang bulan terang sekali Jangan percaya omongan lelaki Manis dibibir pahit dihatiPANTOUM

Pantun Lugu Jangan suka naik kelapa Lebih baik turun saja Jangan suka bermain cinta Lebih baik berteman saja Dari: Yati

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil

Pantun Abang Kusayang di sini kosong di sana kosong ada merpati terbang melayang saya ngomong tidak berbohong hanya abang yang slalu kusayang Pasrah Pantun Pasrah jangan jalan-jalan ke sawah tanahnya becek dan juga licin jangan mau sama saya orangnya jelek dan juga miskin

Pantun sakit hati minum fanta manis rasanya minum obat pahit rasanya main cinta asyik rasanya jika ribut hati sakit rasanya

dari Lia

dari Fitri

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil

Pantun Cinta Banget Makan roti dikasih keju Makannya di ruang tamu Sungguh mati aku cinta padamu Kalau tak percaya belahlah dadaku

POSIE

PSK

Pantun Tunggu Aku Kalau kau pergi dahulu Ambilkan bunga kamboja Kalau kau mati dahulu Nantikan aku di pintu surga Dari: Nita

segerombolan lelaki melata di atas perutnya. mengukur berapa leleh keringat pendakian itu perempuan itu membangun surga dalam genangan air mata. menciptakan sungai sejarah: sepanjang abad! kutipan dari Perempuan Berdosa karya Dorothea Rosa Herliany, Februari, 2000

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil

Nyamuk Sialan Kau gerayangi tubuhku Sesuka hatimusuaramu Bikin aku kian nafsu Kau ciumi sekujur tubuhku Begitu kau tusukan anumu Keituku aaaakhplak Mati kau nyamuk sialan

Bungaku layu Sekuntum kembang Tumbuh di tengah padang ilalang Ingin aku memetiknya Dan menyimpan di vas bunga kesayanganku Tetapi Bungaku layu setengah jalan.

Dari Desi di STM Dari Erna di DS cantikBuat: Mba Mawar dan Mba Nunuk yang cantik-cantik

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil

Senandung Lagu Rindu Di pelataran tepian dermaga Aku terpaku seorang diri dari lamunan Masa laluku kembali mengusik Di ufuk barat sang mentari, tenggelamkan sinarnya rona Kemerahanpun muncul sesaat hilang diterpa sang awan Seakan dia tak mau membuka keceriaan Bersamaku saja semakin berlalu Aku masih tetap terpaku membisu Andaikan waktu kembali Aku ingin mengulangi hari-hari indah bersamamu Bersama mengarungi samudera hidup ini, Indah... begitu tak sanggup aku lupakan

Kasih

Mungkin ini kesalahan terbesarku, mengharap dan mendambakan dirimu Agar dekat namun terasa jauh dihatiku Cinta

mengapa

aku

terlalu

Tuhan telah memberikan anugerah cinta, Walau hanya menyusahkan tidak membahagiakan Tetapi aku bersyukur dapat menyayangi dan mencintai dirinya dengan segenap jiwa Tuhan hanya engkaulah yang tahu betapa besar rasa sayang dan cintaku

dari: Desi Buat: Ahmad, Riki, Ayu, Mashadi, Paul dan Omen serta temanteman PKBI

Yani di STM 25 Juni 03

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil

* Dewa Asmara * *Bunda* Bunda... Bak mentari di senja hari Selalu menghangatkan kalbu, Saat menangis kau menggendongku, mencurahkan kasihmu agar aku tenang, Belaianmu lembut bagaikan kain sutra yang selalu mendamba anakmu bahagia Bunda... Saat kau teteskan air matamu, tak kuasa ku melihatnya, tak ingin dirimu menderita, nanda selalu berharap dirimu bahagia di sana Bunda... Maafkan anakmu yang hina ini, terpaksa ku jauh darimu, karena aku ingin bahagiakan dirimu, saat ayah tak ada kau tak pernah tersenyum manis, doakan aku agar aku bisa bahagiakan bunda seperti ayah dulu tatapan syahdu itu selalu terbayang dipelupuk mata senyum itu terlukis indah dalam kalbu merdu suara itu bak kintunan-kintunan melodi-melodi indah aroma tubuhmu membuatku terlena dekapan itu terasa hangat bagai dalam selimut halus ciuman bibir sensual itu membuatku terbang indah hatimu terbuat dari butiran-butiran salju yang selalu membuat diriku bahagia kasih sayangmu membuatku hatiku selalu tenang menghadapi segala hal kau dewa asmara yang terlahir untuk mendapingi diriku

dari AYU

Mengenang kawan Ayu yang sekarang sudah pindah ke Jakarta.

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil

satu persatusatu per satu tubuhku terlumpur dosa dan nista bertemankan kehampaan jiwa kumbang-kumbang liar terus mengusik bunga-bunga tanpa belas kasihan menghisap madu lalu pergi tanpa rasa bersalah jerit hatiku tak pernah mereka hiraukan walau selalu terukir senyumku namun batinku menderita satu persatu asaku hilang terkubur dalam ketakutan sebatang rokok teman sejati saat aku merenung ya Tuhan adakah permata yang terbuang dalam lumpur-lumpur kotor ini akan menjadi permata nan indah disanjung dan dipuja hanya padamu aku serahkan

PRAHARA CINTAMalam ini sunyi hati tak tentu Angin berbisik gelisah meniupkan Seribu satu malam keresahan Jiwa berbisik gemetar enggan akui Bisikan naluri ingin berlari hindari Semua ini tapi tangan-tangan waktu menjamah Dan mendekapku yang tak dapat meronta Akhirnya kutelusuri jalan malam ini Walau hanya di tepian saja Telah sejak lamakah aku tak berteman dengan nurani kapankah tepatnya? Cintaku hancur sudah diterjang badai pertikaian Cermin ketidakpastian Kekecewaan ada karena terlalu banyak berharap Ketulusan dan keikhlasan diperlukan tanpa pamrih dalam cinta Mencinta bukan tak menguasai Mencinta tuk membagi duka dan membagi beban hidup

Dari: Tatin yang tengah mendamba dalam prahara

thanks dari AYU

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil

KAUHanya satu hatiku Kan kuberikan PadaMu selamanya For Some One Honey what I get to do Make you love me...? What get I to do Tell you the truth Darling I need you to tell the truth I cant spand in this situation Darling can we talk? I need you to grow up now Let is over... I believe that we can make it Curahan Hati Aku harus mengakui bahwa Sejak mengenalmu Susah bagiku untuk melupakanmu Tiap malam kau hadir dalam mimpiku Dan membuat diriku senantiasa Berteriak memanggil namamu sayang Dimanakah kau berada sayang Aku sangat merindukanmu, Kasih sayangmu Dan pelukanmu Apakah kau pun begitu Apakah sama dengan diriku

From:Tatin Thanks for all PKBI crew

Dari: Ida (20th)

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil

Jatuh Dalam Cinta Entah bagaimana awalnya Rasa ini datang tak ku duga Mungkin hadir lewat pancaran mata Sehingga aku jatuh cinta tak peduli aku jadi yang ke berapa walau ini cintaku yang pertama tak peduli apa kata mereka bagiku, kau paling berharga suci dan hina bagiku sama memanglah cinta milik sesama kaya dan miskin tiada berbeda karena cinta tak kenal kasta sayangkau adalah awanku biarpun orang lain menjamah ragamu tapi jiwa dan hati mu untuk aku aku bahagia walau hanya melihat senyummu selain wajahmu damai hatimu juga cantik ramah karena kamu baik dan kini aku jadi tertarik

DILEMA DILEMA

mungkin ini yang perlu kau tahu penampilanku cuex dan wajahku jelek jarang ngomong (bukan berarti aku sombong) tapi aku pemalu dan suka grogi

aku hanya seorang insan biasa mungkin kah pantas bila mencinta

dari Fitri

dari Fitri

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil

CINTA TUTURAN CINTA Assalammualaikum wr wb Mulanya bagaikan Adam dan Hawa Saling mencintai dan menyayangi Ketika itu sedang bermadu cinta Namun tiba-tiba Kreotektektektektek

IbundaIbunda-Ku Ibunda ku tersayang aku tidak bisa memendam Rasa rindu dan kangen ini Rasanya aku ingin cepat pulang untuk Memelukmu ibunda Aku takkan bisa Melupakan kasih dan sayang yang tlah engkau berikan Dari aku kecil sampai dewasa Betapa berartinya kasih sayangmu Bagiku kasih sayangmu lebih berarti Tak akan ada yang lebih baik dari ibunda Surgaku ada di telapak kakimu Hatiku rasanya tentram dan damai bila Aku ada di dalam pelukanmu bunda Engkaulah malaikat penghantar tidurku

Hai di situ bukan tempatnya memadu cintaCepat pergi bergegas Sebenarnya di sana aku bisa merasakan kenikmatan cinta Di jilati asinnya Di emut manisnya Ramai suaranya Berjuta rasa nikmatnya

dari Lia

Dari: Nita

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil

Doa

Jangan Panggil Aku Lonte

Ya Allah Apa yang telah engkau berikan pada hambamu ini Apakah ini cobaan dariMu Hamba sudah menyesali perbuatan hamba Sekarang hamba sadar hidup tanpa dia rasanya hampa Hamba mohon padaMu ya Allah Kembalikan keutuhan rumah tanga kami seperti dulu Hamba tidak meminta yang muluk-muluk Hamba hanya minta kembalikan kebahagian kami Yang telah kami bina selama ini Hamba mohon sekali lagi beribu mohon Aku berjanji kalau engkau mengabulkan doaku Aku akan mengabdi pada suami hamba Dan aku juga akan menjalani sholat lima waktu Amin-amin ya rabal alamin Sujud

Hai dunia Jangan sebut aku lonte Selama kau masih menikmati aku Kau juga masih merasakan kenikmatan tubuhku Bukankah begitu? Saat kau merayu Kau mengetuk pintu dan berkata: hallo sayang malam ini malam yang indah untuk kita berdua lalu hanyut dalam genggaman, pelukan dan ciuman Di sudut kamar dalam keremangan lentera Kau angkat terbang aku dalam surga dunia Terpanggang Seperti masakan bumbu sedap rasanya Gila Gila Begini cara menjadi gila

Si Pitri Forever To My Honey! dari Nita sayang

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil

DI ATAS KUBANGAN LUMPUR Hari inisepuluh makian telah aku lahap Hari inisejuta rayuan tak ku anggap Hanya mimpi merayap mungkin menguap Tapi aku bertahan walau pengap. Hari ini...aku bahagia dalam kesendirian hati. Walau tak tahu apa yang terjadi Puas...puas...puas...puas. Mungkin itu yang aku jalani.

POSIE PNDAMPING

Rindukah aku akan kehadiranNya Rindukah aku akan kehadirannya Tapi Apakah ada arti rindu bagi diriku. Seandainya... Andaikan saja mereka tahu Walau ku lahir diatas kubangan Lumpur Tapi aku tetap harum mewangi Merambahi aku, dia dan mereka.

Dari : Riki Fb. Buat : temen temen di STM

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil

NARIKAN NAFAS Lagu Nina BoboKarena lelah tidurlah adik bermimpilah Tentang kapal-kapal labuh jangkar di pelabuhan Tentang sinar lampu terangi jalanan Atau Tentang rumah mungil bertaman bunga Karena aku akan selalu hadir di sana Menyanyikan lagu nina bobo untukmu Minggu 22 Juni 03 Derak pintu pun terkuak kala itu pula terdengar desah nafas yang memburu Berpacu dengan nafsuyang membara Blarblarblar nafas yang memburu tersebutkian lama kian mereda Bersamaan dengan itu tarikan nafas terasa melegakan ah cukup sudah hajatku hari ini. Sambil menutup pintu WC

RINDU DALAM PEMBARINGAN Lagu Orang Mabukberi aku seteguk lagi... lagi... dan lagi ingin terus aku begini, melayang-layang terbayang-bayang dan terkenang mabuk ...dalam cintaMu Senja terampas malam Teriring bias rembulan Mengayun langkah kaki, Bawa raga ke pembaringan Terkawal angin malam Antarkan aku dalam mimpi yang terkenang

Di kamar, 1 Oktober 2003 dari: Mas Rudolf

Tercipta untuk rekan-rekan di STM & DS oleh Agus W idarsa Agustus 03

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil

PURNAMA JIWA

Aku dan Hatiku...Tak ada yang lebih berharga Yang dapat diberikan Hanya sebuah hati Dengan ketulusan mencintai Dengan keikhlasan memberi Dengan kerelaannya membagi kasih sayang Dengan kesabarannya untuk mengerti Dengan kesetiannya, menanti.... Tak akan berubah lagi Semoga sampai akhir nanti Dalam kegelapan itu aku temukan secercah cahaya harapan, menerangi membimbing langkah Terkadang nyalanya begitu redup, terkadang indah mengagumkan, terkadang membara dalam genggaman Malam ini dalam keremangan aku terpukau oleh purnamamu Buatku tersadar dan merasa begitu hidup Memaknai Memahami

Dari: Ella (PKBI)

Merasai . . . . . . . . . . . Jiwa itu lagi

by; Mashadi Mulyo

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil

Arah waktuWaktu semakin berjalan Seakin sedikit waktu kita Untuk temukan jalan Tentukan satu tujuan Membuat kita harus berlalri Mengejar impian Namun Saat semua jalan telah buntu Tengadahkanlah wajahmu Dan bila lelah berlari Cobalah berhenti Atur nafas kembali Dan mulai berlarilihatlah jauh ke depan Tak perlu tengok ke belakang Biarkan yang tertinggal Sebatas kenangan

SENDIRI SENDIRI DI DALAM KERAMAIAN Ketika kupikir tiada lagi yang melihat. Yang menyapa dalam damai. Dan dalam senyum Aku berdiri disini sendiri Didalam keramaian Dan hingar bingar kehidupan Mencari sesuatu Yang hilang Yang terempas Dan yang tidak teraih Tidak sampai ketika Ketika Kau tersenyum kepadaku Dan meraihku dalam bisikanMu Yang menyejukkan Hatiku yang sendiri di keramaian

Dari: Ella (PKBI)Dari: Ahmad Fauzi

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil LampiranKE UTARA! SEBELUM LAUT MENGGENANG Catatan Perjalanan Mengunjungi Pedesaan IndramayuOleh: Paulus Rudolf Y dan Mashadi Mulyo*

Daerah Indramayu berada pada wilayah garis pantai utara Jawa barat, selain itu berada pada jalur jalan Pantura. Untuk mencapai wilayah ini dari arah selatan bisa menggunakan berbagai alternatif jasa alat transportasi yang ada; diantaranya adalah, menggunakan elf (mini bis) atau bis antar kota. Untuk kendaraan elf biasanya mengunakan jalur estafet/sambung dimana di beberapa terminal antar kota berhenti dan menyambung kembali menuju kota tujuan. Menggunakan jasa mobil elf ini sebagai alternatif minimnya kendaraan bis kota dan agak lama menunggu bila akan menggunakan alat transportasi ini. Namun untuk kendaraan bis kota tidak perlu menyambung diantara terminal antar kota karena langsung menuju kota tempat tujuan. Dan kami memilih untuk menggunakan jasa angkutan antar kota bis kota ini. Selain murah juga dapat menikmati langsung pemandangan sepanjang perjalanan. Mengunjungi wilayah Indramayu dari kota Bandung, kita akan disuguhi pemandangan kota Lembang dan perkebunan teh Subang. Pohon-pohon kehijauan dan kebun sayur di wilayah Lembang dan lekuk lembah bukit kebun teh dengan aroma udara dingin yang menjadi ciri khas kota pegunungan. Beberapa pedagang menyisir sepanjang jalan menjajakan hasil bumi kebun mereka; labu merah, sayur-sayuran, buah nanas atau rambutan ditambah jongko-jongko menawarkan relaksasi pemandangan hijau sambil menikmati hangatnya jagung atau ketan bakar ditambah secangkir kopi hangat menjamin perjalanan menjadi tidak membosankan, terkecuali orangorang yang seringkali mabuk kendaraan digaransi mabuk darat karena jalan yang ditempuh berkelok-kelok.

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil Memasuki wilayah kota Subang mulai disuguhi wilayah pertanian sawah yang terbentang luas pada jalur-jalur yang dilewati, selain tanahnya subur juga tidak sulit untuk mendapatkan air karena mendapat dukungan air pegunungan yang mengalir di wilayah ini. Tidak mengherankan kalau Indonesia dikatakan masyarakat agraris karena pertanian sawah maupun ladang terlihat masih cukup banyak, terhampar hingga memasuki wilayah Pamanukan, namun di sini pemandangan mulai berbeda. Udara mulai terasa panas karena jarang sekali terlihat pohon-pohon rindang, juga sawah-sawah terlihat kering mengerak. Alhasil ini diakibatkan karena wilayah ini sudah mendekati pantai utara Jawa dan hujan jarang mengguyur wilayah ini walaupun bulan sudah menunjukan waktunya musim penghujan, akibatnya sawah-sawah mengering dan ini bisa kita lihat sebab akibatnya mengapa petani merasa merugi saat ini, tak ada air berarti tidak menanam padi, tidak ada padi berarti tidak bekerja dan akhirnya tidak bekerja tidak memiliki penghasilan. Seperti halnya kota-kota lain, terminal dan alun-alun kota selalu terjadi kemacetan dengan pedagang kaki lima dan penuhnya mobil-mobil angkutan kota. Ciri khas mulai didapatkan; teriakan-teriakan kernet memanggil penumpang dengan logat khas pantura yang ngapak, pedagang kaki lima tidur-tiduran yang entah siapa pembelinya, kemacetan angkutan yang berjalan lambat. Namun semuanya hilang setelah masuk pada jalur pantura yang terkenal lurus dan mendorong andrenalin supir untuk mengendarai kendaraan dalam kecepatan tinggi. Oleh karenanya orang-rang menyebut jalur ini jalur maut, jalur neraka, jalur kematian, jalur tengkorak sebabnya karena jalur ini tidak sedikit sudah merengut nyawa manusia dengan kecelakaan kendaraan. Dan kita bakal kebabalsan berhenti kalau tidak memperhatikan dimana hendak turun, itu seperti yang kita alami di jalur ini, seharusnya berhenti diwilayah Pusaka Negara namun terlewati hingga daerah Sukra, artinya kita musti kembali lagi ke daerah tujuan. Tujuan utama adalah menemui salah seorang teman kelompok dampingan yang tinggal di daerah Pamanukan perbatasan dengan kabupaten Indramayu. Berhubung kurang mengenal wilayah ini bertanya adalah

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil hal yang musti dilakukan, setelah menemukan tepatnya lokasi dan desa tempat tinggal, meluncurlah dengan satu-satunya kendaraan yang menjadi alat penghubung antar desa yaitu ojek. Menaiki ojek juga merupakan pengalaman tersendiri, karena bagi yang tidak terbiasa bakal kaget dengan bagaimana cara mereka mengendarainya. Jalan bebatuan dilindas habis. Memasuki desa Karang Anyar, sambil menaiki ojek, pemandangan cukup menyedihkan, sawah-sawah kering kerontang, saluran irigasi yang kering tak berair, debu jalan berterbangan disertai panas matahari cukup menyengat dan kami menikmati suguhan itu semua hingga rumah tujuan dapat ditemukan.Day One: Gelang Keroncong dan Serangan Nyamuk Malam

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil kali itupun ditambah dengan turunnya harga hasil panen mereka mereka, sebagai gambaran harga satu kilo cabe pada panen tahun lalu mereka mendapatkan Rp. 13. 000,- sedang tahun ini hanya Rp. 3. 500, ; satu kilo semangka pada panen tahun lalu Rp. 1.250, - sekarang hanya Rp. 300, -. Bisa dibayangkan bila satu petani memiliki tanah satu bahu tanaman cabe dengan penghasilan 2 kuintal maka hasil yang didapat hanya Rp 700.000 per 3 bulan masa tanam. Gambaran hasil pertanian ini menunjukan kondisi pertanian rakyat yang jauh dari hasil menguntungkan, sementara tidak ada pekerjaan lain selain bertani mengakibatkan para petani maupun masyarakat harus mencari alternatif pekerjaan lain sebagai bagian dari survival agar bisa melangsungkan kehidupannya. Usaha alternatif inilah yang dilakukan oleh Pak JN ini, di sela-sela kegiatan bertani yang dilakukan, terkadang, dia juga melakukan kegiatan membangun rumah, sebagai buruh bangunan. Diawali ketika berkenalan dengan salah seorang kontraktor bangunan di Jakarta akhirnya sering mendapat tawaran untuk membangun rumah dari hasil perkawanannya dengan kontraktor tersebut. Hasil dari usaha sebagai buruh bangunan cukup untuk menambah biaya hidup seorang istri, 3 anak dan seorang cucu. Yang menarik adalah bila ada kegiatan membangun rumah maka pekerjaan di sawah akan ditinggalkan dan diserahkan pengelolaannya pada salah satu kemenakannya yang akan mengurus lahan pertanian mereka. Hasilnya tentu nantinya di bagi dua saja.... dan akhirnya waktu berbuka puasapun tiba... Pada pembicaraan di waktu malam, kami melanjutkan perbincangan berkaitan dengan seperti apakah pola tanam yang dilakukan di wilayah ini. Kebiasaan masyarakat adalah menanam padi dengan bibit IR 36 dan biasanya dilakukan saat memasuki musim penghujan. Kami memperbincangkan beberapa kemungkinan tanaman yang memiliki karakterisitik yang agak sesuai dengan karakteristik tanah di Indramayu, masalah yang mengedepan adalah merubah kebiasaan bercocok tanam termasuk dalam hal bibit yang dipilih, pola tanam, penggunaan pupuk. Dalam masalah bibit mereka lebih cenderung untuk memaksakan bibit IR 36 dengan karakter yang sedikit agak

Ditemui di rumahnya seorang teman Kelompok Dampingan (KD) sudah menunggu kedatangan kita, dengan baju tidur terusan warna biru, rambut digerai karena hawa panas, tersenyum ramah menyambut kedatangan. Di rumah tembok dengan halaman cukup besar kita beristirahat dari perjalanan yang cukup bikin otot mengerut karena terlalu banyak duduk. Segelas air soda menyertai cerita tentang perjalanan kita. Hari itu sudah sudah cukup sore, kita bercerita tentang sawah-sawah yang terlihat mengering dan hampir seluruh area pesawahan tidak ditanami padi, jawaban singkat yang diberikan karena tidal ada hujan, menurut KD kita, sudah beberapa lama wilayah ini tidak mendapatkan hujan, nggak pada tahu kenapa. Padahal menurutnya hampir sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani sawah, kebun atau ternak. Kalau nggak ada hujan susahlahlah para petani. Hal ini menjadi kesimpulan dari pembicaraan yang dilakukan ketika menunggu waktu berbuka puasa sambil beristirahat dari penat perjalanan bersama Pak Jenat bapak dari KD yang menjadi shelter kita untuk malam ini, sambil duduk di beranda samping rumah. Pak Jenat bercerita tentang susahnya petani pada musim tanam tahun ini dimana mereka hanya berhasil melakukan satu kali panen jika dibandingkan dengan tahun lalu dimana para petani lebih beruntung dengan mendapatkan dua kali panen. Untuk tahun ini mereka hanya panen satu

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil manja yaitu kurang tahan hama dan perubahan cuaca, dalam hal pupuk mereka juga memiliki takaran sendiri sehingga biaya produksi juga meningkat tajam. Persoalan hitung-hitung saat mengelola sawah kadang kurang diperhatikan karena biaya produksi jadi dapat lebih realistis dengan mengurangi biaya produksi yang tak produktif. Ini hanya proses diskusi bukan hendak menggurui. Obrolan serius tentu akan membawa suasana menjadi kaku, akhirnya dipilih obrolan yang santai. Mengenai masalah kemasyarakatan, ngobrol bareng ini dilakukan bersama dengan dua orang pemuda desa, pemuda luntang lantung begitu mereka mendefinisikan dirinya. Sebabnya mereka menggunakan standar perkotaan dimana gambaran pemuda kota adalah gaul, berpendidikan dan kedudukan ekonomi yang berkecukupan. Agar tidak ada kecanggungan kita menempatkan diri sejajar dengan teman ngobrol kita ini. Suguhan diskusi antara lain mengajukan pertanyaan, mengapa suasana berubah sangat sepi menjelang malam hari...jawaban singkat yang diberikan karena para pemuda desa banyak yang di bui-istilah mereka untuk penangkapan dan kemudian dipenjara. Mengapa dipenjara? Dalam ceritanya pada beberapa waktu yang lalu pernah terjadi tawuran antar desa yang melibatkan para pemuda karena ada permasalah ketersinggungan yang disebabkan ulah salah seorang pemuda desa lain dan menimbulkan marah warga, dan seperti kisah roman pedesaan beberapa pemuda ditangkapi karena dianggap sebagai biang keonaran. Ini yang mengakibatkan mengapa desa tempat KD berada kemudian menjadi sepi, karena yang ditangkapi adalah pemuda yang sering aktif meramaikan suasana sambil nongkrong di beranda pos hansip. Kisah tak kalah menarik saat obrolan santai malam, sesekali kita mendengar gemerincing gelang kroncong KD yang bila diamati sedikit mengambil perhatian ketika jari-jari lentik digoyang-goyangkan. Gelang krongcong adalah beberapa gelang yag terbuat dari emas murni sebesar karet gelang namun dipasang sekaligus sepuluh gelang di lengan tangan, sekali goyang suaranya gemirincing atau kroncongkroncong. Aneh tetapi tak bisa meresapi, Indah karena seorang wanita muda yang memakainya. Ini adalah sebuah simbol kebanggaan dan

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil pengakuan bahwa memiliki barang berharga bisa meningkatkan statusnya di mata masyarakat lain. Bukan hanya gelang kroncong namun kalung dan anting-anting bis menjadi lambang kesuksesan diri, atau tampilan benda-benda elektronik di pajang di ruang tamu semakin memperkokoh simbol-simbol tersebut. Menonjolnya simbol-simbol budaya bahwa semakin banyak benda istimewa yang dimiliki mencondongkan pada sikap konsumerisme, untuk ukuran di desa membeli barang mewah adalah upaya meningkatkan status dan penerimaan diri di masyarakat menjadi jauh lebih terhormat. Sekilas wajah sang pemegang status menyiratkan cahaya kesahajaan, tersenyum namun tergurat gelisah, daun jangan sampai layu. Dan nyamuk-nyamuk tetap menemani setiap jengkal selonjoran badan, setiap obrolan yang disampaikan hingga terlelap, bahwa masa depan harus direncanakan.Day two: Menatap Masa Lalu Menyongsong Masa Depan Dalam Derasnya Hujan Awal Musim Tanam.

Hari kedua dimulai dengan meninggalkan wilayah Kecamatan Pusaka Nagara-Pamanukan untuk menuju ke pedalaman wilayah PanturaIndramayu tepatnya diwilayah Kecamatan Bongas dimana diwilayah ini tinggal seorang KD lain. Dibanding dengan daerah sebelumnya daerah ini lumayan lebih hijau, sepanjang jalan kita masih melihat sawahsawah yang siap panen dan bahkan sedang melakukan panen hal ini dikarenakan daerah ini masih tersentuh proyek irigasi Cirata-Jatiluhur dan yang sedikit menyesakkan adalah jalan pedesaan tidak seramah manusianya sedikit meng-simbolkan- bahwa nasib anak desa desa juga tak seramah harapan yang diinginkan. Sedikit saja meleng bisa jadi kita akan terjungkal, apalagi dengan motor bebek membawa beban satu tas carrier 100 lt penuh persiapan untuk perjalanan panjang. Letak rumah KD yang hendak didatangi bisa dikatakan berada diujung sebuah desa yang terpisah-pisah antara sawah-sawah yang sangat luas. Setelah melewati beberapa sawah- di istilahkan dengan toang, barulah kita sampai. Sekilas tak ada yag berbeda dengan wilayah desa atau pedusunan yang lain, gambaran tempat tinggal terdiri dari rumah

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil tembok dengan kulitnya yang mulai mengelupas terkena rembesan air, aksesoris rumah dengan bangku sofa yang mulai sobek kalau tidak segera di perbaiki, gambar foto diri sebagai kebanggaan, kamar tidur dengan meja hias dan kasur pegas serta anak-anak yang malu-malu untuk bertemu namun penasaran ingin tahu siapa yang datang. Itulah sedikit gambaran rumah KD yang berprofesi bandungan- istilah untuk pekerjaan sebagai PSK di daerah Bandung. Dari cerita sekilas KD ketika diminta menjelaskan masa lalu nya banyak tergali cerita tentang bagaimana awal hingga akhirnya dia menjadi pekerja jasa layanan seksual. Seorang KD yang kami kunjungi menceritakan tentang bagaimana awal dia bisa berkecimpung dalam dunia prostitusi, dimana dalam keseharian yang dilaluinya selalu dipenuhi dengan penyesalan dan kegundahan seperti juga keseluruhan dari KD mereka bisa dikatagorikan menjadi beberapa golongan, yaitu : Mereka yang sejak awal dipersiapkan oleh orang tua mereka untuk menjadi PSK dimana di beberapa tempat tertentu masih ada kebiasaan yang berdasar pada folklore yang menyatakan profesi PSK menjadi semacam ikon penyelamat wilayah dari bala/musibah. Mereka yang menjadi PSK dikarenakan tuntutan keadaan ekonomi, biasanya mereka akan bekerja menjadi PSK dan hasil ini akan dipakai untuk meningkatkan status perekonomian keluarga. Mereka yang bekerja sebagai PSK dikarenakan oleh sebab lain (trafficking perempuan, penipuan, pelarian) KD yang kita temui hari ini menjadi PSK berawal dari runyamnya rumah tangga yang mereka bina, sang suami yang bandar judi koprok (judi tradidional menggunakan dadu besar yang sering diadakan disetiap acara/keramaian desa) KD kita sering kali mengikuti sang suami menjadi bandar judi koprok tetapi bagaimanapun juga keretakan rumah tangga tidak bisa dihindari perbedaan usia yang cukup mencolok menyebabkan pola pikir mereka berbeda , perpisahan tak dapat dihindari sedangkan mereka sudah memiliki seorang anak yang harus makan setiap hari yang harus bersekolah yang harus dibiayai hidupnya, maka berangkatlah ia ke Jakarta menjadi PSK guna

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil memenuhi kebutuhan hidup dia dan anaknya. Seorang KD yang lain bercerita dia menjadi PSK karena dalam keturunan keluarganya sudah menjadi kewajiban seseorang untuk menjadi ikon penyelamat wilayah. Makan siang disuguhkan selepas berbincang-bincang dan menikmati pemandangan sawah luas membentang, ini bulan puasa namun siapa yang bisa menghentikan bahwa makna bulan suci ini harus hilang karena adanya anggapan diri adalah kotor dan tidak layak untuk melakukan ibadah tersebut. Ini hanya sekedar ilustrasi; teman-teman KD yang berprofesi sebagai PSK menyadari bahwa perbuatannya adalah tidak sesuai dengan konstruksi sosial yang ada di masyarakat dan kata agamapun pekerjaan ini tidak halal jadi berpuasa adalah sesuatu yang cukup rumit dalam pemikiran teman-teman KD, dilematis dan kita tidak ingin memasuki wilayah kerumitan tersebut. Sajian sate dan gule kambing serta air soda asal Amerika menyejukan sekaligus memberikan tenaga karena sejak pagi perut belum terisi, sekedar menambah tenaga untuk perjalanan berikutnya. Yah... sedikit pembenaran bahwa kami harus bertenaga, berpuasa berarti beresiko berkurangnya stamina. Perjalanan kemudian dilanjutkan, kali ini menuju desa lain yang jarak tempuh cukup jauh dan kita menggunakan ojek sewaan yang pembayarannya cukup mahal. Kembali melewati jalan batu dan terik matahari siang sambil menikmati pemandangan sawah kanan kiri. Ke tempat seorang pengusaha anak di lokasi prostitusi terkenal kota Bandung. Kali ini pemandangan sawah yang dijumpai sedikit berbeda, tanah kering kerontang dan pecah-pecah pertanda sudah beberapa saat lamanya tidak tersentuh air, tak ada aktifitas pertanian yang berarti di wilayah ini. Nasib petani selalu runyam kalau sudah berhadapan dengan fenomena alam yang tidak bersahabat ini, tambah runyam lagi bila panen mereka dihargai jauh lebih murah dari jerih payah yang selama ini diberikan. Rumah-rumah berjejer rapi dengan tanaman rimbun mengitari, sejuk, hingga sampai juga kita di rumah yang ditujusetelah beberapa kali bertanya untuk memastikan benar orang ini yang hendak kami tuju.

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil Disambut keluarga dengan ramah, bapak, ibu, adik dan keponakan si pengusaha. Sajian lengkap diberikan; semangka segar, minuman dingin dan obrolan menyenangkan seputar perjalanan yang kita alami. Tak lupa disampaikan jati diri kita dan maksud dalam perjalanan ini, sekedar ingin melihat secara dekat kehidupan para kawan dan bersilahturahmi. Tak ada respon berlebih ketika kita mengatakan bahwa kami adalah rezim medikal yang menggarak kesehatan reproduksi dan seksual kawan-kawan yang bekerja di Bandung, senyum bulat kecil disungging ketika pengusaha teman kita ini mengatakan kami adalah guru kesehatan, justru kami yang ingin tertawa, guru adalah profesi agung yang harus digugu dan ditiru karena kami tidak terlalu menganggap diri kita sebagai guru. Perbincangan beralih pada keseharian keluarga pengusaha di rumah, sang bapak berprofesi sebagai petani yang kini sedang tidak berproduksi karena susah air, sang ibu sibuk mengurusi rumah tangga sehari-hari sekaligus mengurus beberapa cucu yang masih kecil-kecil. Sang adik sedang menete bayinya yang baru lahir seperti kebanyakan ibu muda lain sedang sang pengusaha harus kembali ke Bandung karena anak buahnya nekad ingin kerja walaupun bulan puasa, menurutnya jauh lebih baik kalau puasa libur saja tidak kerja di lokasi P, namun kebutuhan menjelang Lebaran belum terpenuhi dan anak buah pengusaha ini mencoba berharap rezeki datang walaupun bulan puasa. Bincang-bincang dipaksa untuk terhenti karena tukang ojek tidak dapat dipaksakan untuk menunggu dan yang jelas ongkos akan jauh menjadi lebih mahal lagi, kami pun kemudian pamit, melanjutkan perjalan kembali. Kini menuju desa Cilege indah... Sepanjang perjalanan kita melewati kebun buah semangka dan rel kereta api jalur utara. Untuk panen semangka kali ini jauh berkurang dari panen sebelumnya, demikian penjelasan tukang ojek sepanjang perjalanan, namun bila dibandingkan dengan petani yang menan buah mangga, petani mangga jauh lebih banyak. Mangga adalah komoditas yang potensial dari wilayah Indramayu ini. Buah cengkir asal Indramayu termasuk yang populer di masyarakat karena rasanya manis dan buahnya besar-besar selain itu enak dan murah. Humor kecil

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil diungkapkan, buah Indramayu memang enak-enak, mau yang asli buah beneran atau buah yang lain-lain, hehehe, silahkan ! tapi ditunggu-tunggu tak ada penjelasan lebih dari ungkapan yang diberikan tadi. Berpikir... (???###@@##) lalu mengapa suatu daerah bisa secara luas menerima dan melanjutkan tradisi bahwa gadis-gadis dikirim atau sengaja bekerja untuk melayani seksualitas manusia. Pekerjaan sebagai pemberi jasa layanan seksual-setelah mengalami proses yang bertahun-tahun, kemudian dipandang sebagai pekerjaan yang tidak berbeda dengan jasa layanan lainnya. Akarnya bisa ditelusuri, dari faktor ekonomi, ini yang paling banyak disebutkan, masyarakat miskin dan mereka tidak bisa hanya hidup dari sawah dan kebun buah miliknya. Ada fakta sejarah, bahwa wanita-wanita pesisir utara Jawa terkenal cantik dan banyak dipinang pejabat kerajaan sejak jaman dahulu. Faktor lainnya, bahwa komoditas seks menjadi lahan yang menggiurkan sehingga perlu di lembagakan menjadi suatu industri seks dan lokasi P. Kemudian memicu para pemain sekaligus makelar pencari bakat untuk menjadi pekerja seks dan industri seks yang profesional sekaligus menguntungkan kedua belah pihak. Proses ini berlangsung sedemikian lamanya hingga menjadi apa yang terlihat sekarang di lokasi-lokasi P. Kota-kota besar. Nah ini mungkin bisa menjadi bayangan jawaban ungkapan humor tadi. Sampai di tempat tujuan, selalu saja sambutan ramah tamah keluarga menyertai kedatangan, ini khas penduduk pedesaan, beristirahat dan berbincang. Rumah ini terasa kecil namun segar karena dirimbuni pohon serta kebun di samping rumah, sepiring buah mangga menyertai obrolan. Sepanjang hari perjalanan memaksa kami untuk tidak bisa diam dan menyarankan untuk mengunjungi rumah teman KD yang lain. Dan kita pun berangkat, naik sepeda motor bertiga melewati toang-toang daerah hingga ke desa berikutnya ke rumah teman yang lain. Kita pun memasuki wilayah RancaUwas, celingukan karena tidak hapal daerah. Satu hal yang luput dari perhatian bahwa kenyataan bahwa orang atau salah satu anak yang bekerja di wilayah jasa layanan seksual memberikan kontribusi besar bagi pengembangan rumah. Berdasarkan pengamatan rumah yang ditinggali jauh lebih baik dari rumah tetangga sebelahnya yang tidak bekerja di luar kota. Besarnya penghasilan yang

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil diterima alokasi awal ditujukan untuk pembangunan rumah dilanjutkan dengan aksesorisnya seperti kursi, lemari, kasur, kulkas, perabotan rumah tangga dan yang kemudian adalah memperluas lahan perkebunan apabila penghasilan tercukupi. Di rumah KD ini ini bertemu dengan teman-teman satu profesi dan menjadi ramai jadinya. Obrolan berkembang jadinya pada kegiatan sehari-hari selama liburan; ada yang hanya tidur nggak karuan karena sepi kegiatan, ada yang menghabiskan menonton film kesukaan dari CD yang dibeli di Bandung, ada yang saling berkunjung antar rumah teman, ada yang asik menghias aksesoris kamar agar lebih nyaman, berleha-leha sambil bercengkrama dengan keluarga,selebihnya tidak ada aktifitas berarti yang bisa menunjang keterampilan atau keinginan untuk berbuat sesuatu yang berharga. Capek alasannya, setelah sekian lama bekerja, menikmati hidup adalah persoalan mereka, tidak berfikir hal-hal yang melelahkan adalah salah satunya, pokoknya relaks, bebas dari beban. Menjelang magrib pamit pulang ke rumah KD tempat kita menginap, ini shelter ke dua malam ini menginap, hujan deras mengiringi perjalanan pulang kita. Hujan berkat, menatap masa lalu menyongsong masa depan dalam derasnya hujan awal musim tanam, sudah lama tak menikmati air hujan, di bayar kemudian dengan santapan malam menyegarkan, nikmat rasa masakan membunuh kerumitan pikiran kami hari ini tentang kawan-kawan dan misteri pekerjaan mereka. Malam ini kami berdiskusi tentang isi hati masing-masing. Selepas Isya, kita ngobrol-ngobrol dengan keluarga, pembicaraan seputar berkah kunjungan tamu dari Bandung yang membawa hujan, tumben hujan datang dan cukup deras, kalau hujan terus petani bisa memulai tanam padi, kalau hanya sekedar membasahi kemungkinan masih belum bisa dilakukan musim tanam. Kemungkinan beralih tanaman sempat jadi pikiran warga petani, tanah kering dan tadah hujan sangat bergantung pada keramahan cuaca, beberapa petani pernah mencoba ganti tanaman tembakau, tapi tidak tanpa persoalan, bagaimana dengan hasil yang diperoleh, masih sulit untuk memastikan pasar yang dapat menampung hasil panen tembakau mereka, begitu pengalaman beberapa petani tembakau yang telah mulai melakukan

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil pertanian tersebut. Padahal beberapa bantuan baik berbentuk kredit usaha maupun kemudahan mendapatkan benih tanaman. Informasi tanaman datang dari petugas penyuluh pertanian yang mencoba memberikan alternatif usaha lain bagi petani, namun keberadannya kadang begitu membantu dan kadang malah informasinya cukup menyesatkan. Ramalan akan dimulainnya musim tanam karena akan segera memasuki musim penghujan seringkali meleset dan membuat binggung petani selain itu benih padi yang ditawarkan kadang dianggap kurang cocok bagi para petani. Beberapa kejadian menunjukan menunjukan kegagalan tersebut dan lebih menyulitkan kembali petugas penyuluh pertanian. Lantas pertanyaanya alternatif pekerjan apa yang dilakukan petani bila tidak melakukan kegiatan pertanian. Tersendatnya untuk melakukan tanam padi sedikit terobati karena saat ini berbarengan dengan panen buah mangga, untuk sementara waktu masih ada harapan dari hasil yang dipanen walau tidak seperti yang diharapkan, musim kemarau mempengaruhi pada buah mangga itu sendiri, biasanya buah besar-besar dan banyak kini tidak lagi, buah kecil dan sedikit sekali yang matang dipohon. Musim panen biasanya justru merugi karena banyak pula petani lain juga panen sehingga harga-harga menjadi lebih murah. Selain dari hasil panen mangga, penghasilan petani didapat pula dari pertanian tumpang sari disawah mereka, bumbu-bumbuan dapat dipanen dilahan mereka cukup untuk memenuhi kebutuhan di dapur yang justru terpukul adalah para buruh tani yang tidak memiliki lahan garapan. Kebanyakan dari mereka pergi ke kota untuk menjadi buruh bangunan atau berjualan kaki lima. Kemiskinan masih menjadi hantu menakutkan dan ia harus segera ditangani. Disisi lain, di pojokan ruangan diskusi berlangsung lain lagi, kali ini dengan teman KD kita ini, obrolan santai tentang libur panjang yang coba dimanfaatkan benar-benar untuk istirahat. Memang terkadang timbul kebosanan karena tidak melakukan pekerjaan apapun selain pekerjaan rumah tangga biasa, namun dibandingkan dengan hari-hari yang telah dilalui berada di rumah tetap merupakan suatu kedamaian. Tidak berada di ruangan sempit yang sesak dan berisik dan kini merasakan luasnya

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil tempat tinggal dan pemandangan hijau menyejukan, lebih adem berada di kampung halaman sendiri. Sesekali kegiatan yang dilakukan adalah berkunjung ke rumah sahabat dekat selama kerja di lokasi karena teman-teman kanak-kanak sudah hampir tidak ada, entah menikah atau bekerja di tempat lain dan tak ada yang tersisa. Sulit memperkirakan dimana saja tempat bekerja anak-anak muda desa, terutama yang perempuan karena kisahnya berbeda-beda, ada yang menjadi TKI, menjadi pembantu, bekerja di toko, ada yang Jakartaan atau Bandungan, macem-macem aktifitas pekerjaannya. Seperti kisah KD kita ini, bahwa sebelumnya sempat mengadu nasib di Jakarta di sebuah tempat P. Melakukan pekerjaannya seperti sekarang ini, menemani atau melayani tamu, namun hanya beberapa bulan saja bertahan. Godaannya cukup banyak, terutama berkaitan dengan minum-minuman keras atau narkoba karena tamu-tamu disana banyak yang mengkonsumsi barang-barang tersebut. Selebihnya ditinggalkan dan mencari peruntungan di Bandung, diajak seorang kawan. Beruntungnya dia atau beruntungnya kami, kita bisa saling berkenalan satu sama lain dan kini kita sedang mengunjungi rumahnya. Beralih ke masalah kesehatan, walaupun bukan pendukung rezim medikal, kami merasa perlu untuk memperhatikan kesehatan kawankawan bahwa kenyataan sebenarnya jenis pekerjaan yang dilakukan sangatlah beresiko dan berdampak pada masa depan hidup. Pengetahuan dan informasi perlu untuk disampaikan jangan sampai dampaknya bisa membunuh masa depan wanita-wanita muda yang masih panjang. Diujung pembicaraan kami sepakat untuk saling mendukung dengan apa yang sedang kami lakukan dan yang kawankawan lakukan. Sebab terbesar yang kami yakini bahwa masalah kesehatan reproduksi dan seksual para pekerja pemberi layanan seksual erat kaitannya dengan bisnis dan industri seks yang berlangsung. Selama kegiatan wisata seks ini berlangsung masih saja tantangan dan persoalan kesehatan menjadi hal yamg memerlukan penyelesaian. Hari mulai larut... sepiring mangga dan gelas kopi sudah menyisakan ampasnya

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks KomersilDay three : Putri Gembala, Permainan Congklak Dan Semak Rimbun Kebun Mangga

Pagi-pagi sekali sudah bangun dari nyenyak tidur semalam, menatap sisa embun pagi dan tetesan air jatuh dari dedaunan. Belum mandi dan gosok gigi tapi kita sudah duduk di beranda sambil menyarungkan tubuh, segelas kopi dan segelas teh manis serta hisapan rokok melupakan kami kalau salah satu dari kami seharusnya berpuasa, tidak ada yang menyadari hal itu, indahnya mentari pagi itu hantarkan kesegaran hari untuk kembali melanjutkan perjalanan. Kali ini kita akan mengunjungi salah satu KD yang sudah menunggu-nunggu dan kamipun berjanji untuk datang. Seperti biasa hanya dengan berbekal alamat dan nama kami pun berangkat dengan teman setia kami dalam perjalanan, satu tas ransel dan naik ojek. Meninggalkan Cilege menuju desa Bangong dan diluar perkiraan jaraknya justru tidak terlalu jauh hanya sepeminuman teh saja. Tidak sulit untuk menemukan rumah KD kita, cukup bertanya nama dan orang tua maka penduduk akan menunjukan tempatyang dimaksud. Bertanya di desa jauh lebih mudah karena setiap warga masih mengenal satu sama lain berbeda sekali dengan di kota yang kurang mengenal satu sama lain, atau sebenernya kita yang tidak mau kenal satu dengan yang lainnya. Kita lantas diajak mengunjungi rumah yang belum selesai benar tapi dari bentuknya rumah ini bakal menjadi rumah yang cukup megah, kalau sudah jadi. Lantai tanah belum sempat di ubin dan dibiarkan berkerikil, ruang tamu sudah diisi oleh sofa dan satu set speaker dan mono tapenya, ruang tengah berjejer dengan salah satu kamar KD, ke belakang dekat dapur, ada kamar orang tua. Dapur cukup luas bersebelahan dengan kamar mandi dan satu sumur tempat cuci-cuci dan lebih ke belakang lagi ada satu kolam lele piaraan bersebelahan langsung dengan toang-toang sawah membentang. Berkenalan dan memperkenalkan diri adalah wajib untuk sosialisasi ketika menemukan orang baru, itu yang kami lakukan dengan keluarga KD, berbincang-bincang sambil menikmati pemandangan desa sambil

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil memotret pemandangan alam atau melihat sawah dan kebun mangga sambil sesekali melihat sejarah masa lalu yang kini tak tersentuh kembali. Teman KD kita, seperti kebanyakan anak desa yang lain tidaklah jauh berbeda. Masa kecil bersekolah di SD sambil ikut membantu mengembalakan kambing adalah kenangan yang terlupakan. Entah apa yang membuat dirinya sangatlah tertarik dengan memelihara kambing, dari satu ekor hingga mencapai belasan ekor, di arak ke alas mencari rumput setelah kenyang dibawa pulang, dikawinkan,beranak dan berbiak. Mengikuti sebuah proses dari awal hingga akhir. Mungkin yang sempat ditangkap maknanya adalah mengembalakan kambing berarti mencoba merasai dan menikmati kebersamaan, bila tak lengkap jumlahnya maka akan dicari sampai ketemu, tidak ditinggalkan. Itulah gambaran putri gembala dengan sahabat kesayangannya sewaktu kecil. Tak ada yang menggembala berarti tidak ada kambing karena orang tua sibuk dengan pekerjaan menggarap sawah. Kini pemandangan tersebut masih terlihat, segerombolan anak-anak menggiring kambing miliknya, menunggui makan rumput, sesekali bercanda lempar-lemparan tanah untuk mengatasi kebosanan. Andai saja anak-anak bisa melihat bagaimana nasib seniornya dulu tentu dia bisa membayangkan rencana hidupnya nanti. Yah minimal dia tidak akan terjebak oleh situasi sehari-hari, tidak mengikuti jejak kebiasaan yang ada. Sambil berjalan di pematang sawah hingga kebun mangga milik KD terlihat anak-anak sekolah dengan bersepeda melintas di tengah-tengah kebun yang rindang dan pasti gelap bila sudah menjelang sore atau malam hari. Jalan ini jalan pintas menuju sekolah. Rombongan anak-anak bersepeda lai-laki dan perempuan saling mencandai satu sama lain. Sangat jarang anak-anak bisa sekolah hingga sekolah lanjutan, biaya sekolah ternyata sangat mahal bagi ukuran warga desa dan anak-anak di sana. Yang ada justru untuk mengurangi beban dan memberinya kegiatan lantas dikawinkan. Fenomena ini masih ada dan berlangsung, apa lagi yang wajar selain punya pikiran seperti itu.

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil Sekedar gambaran, teknologi komunikasi kini sudah mulai merambah pedesaan, perhatikan saja saat berada di sawah, telepon genggam mulai bergetaran mendapatkan SMS atau sekedar ingin membalas pesan tersebut. Dan memang justru ketika berada di sawah fungsi telepon gengam tersebut mulai bisa digunakan dan bila ada keperluan mencari, sinyal di sawah kemudian menjadi aktifitas sehari-hari. Beberapa saat dihabiskan dengan memainkan HP ini, setelah selesai kembali ke rumah karena perut mulai terasa lapar. Hampir lupa kalau ini hari puasa, tak ada makanan dan yang ada adalah mencari makan sendiri atau memasak. Pilihan jatuh untuk memasak sendiri, dua kaleng sarden dan beberapa bungkus mie instan menjadi pilihan, kerena memang tidak ada lagi pilihan. Memasak di pawon (dapur) yang masih menggunakan tungku tanpa kompor atau gas adalah keasyikan sendiri, membuat api, menuangkan bahan makanan dan menyantapnya membawa suasana berbeda. Selesai makan kemudian duduk santai sambil berbincangbincang tentang kekesalan KD terhadap cowonya yang raib entah kemana, ini cinta pertamanya dan sungguh menyenangkan tapi konon keluarga sang jejaka tidak menyetujuinya hingga akhirnya berakhir dan sang dara ditinggal sendiri hingga kabar buruk menyambar bahwa kini laki-laki tersebut sudah menikah dengan wanita lain. Ini kisah tragis percintaan jejaka dara khas seperti gambaran film Galih dan Ratna. Kejadian dan maknanya mungkin tidak seperti yang dideskripsikan. Lelah berbincang kemudian asyik bermain congklak, sebuah permainan khas rakyat dari jaman baheula tapi kini masih dimainkan, permainan tentang bagaimana mendistribusikan mengumpulkan butiran-butiran biji agar pada permainan selanjutnya kotak-kotak dapat terisi kembali, sambil memperhatikan danmenemukan khas permainan tersebut, satu hal adalah bahwa congklak merupakan permainan matematika asal kita bisa menghitung jumlah biji yang distribusikan hingga kotak-kotak terus terisi dan permainan tetap berlanjut, bila kotak kosong berarti permainan terhenti. Seharusnya pemain bisa melakukan penghintungan matematika namun permainan lebih merupakan sebuah kompetisi dimana pemain dilarang berpikir untuk mengarahkan permainan selanjutnya dan yang jelas mereka tidak mau mencoba berpikir

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil menghitung yang ada bagaimana caranya lawan menjadi kalah. Dan menonton permainan malah kemudian menjadi mengantuk hingga tertidur diamben Malam hari kegiatan diisi dengan menonton acara televisi, rumah KD sering di menjadi tempat untuk menonton acara TV bersama karena tidak semua penduduk desa memiliki benda elektronik tersebut. Berkumpul bersama tentunya mengundang berbagai berbagai perbincangan, dari mulai masalah pertanian hingga gosip-gosip seputar penduduk yang lain. Dan kamipun mendapat kesempatan berkumpul dan ngobrol bareng dengan mereka. Salah satu isi pembicaraan adalah mengenai buruknya hasil panen kali ini, terutama para petani mangga yang harga jual buah perkilo hanya Rp. 2.000,- sampai 2.500,- padahal buahyang dihasilkan juga sedikit dankecil-kecil. Harga jual ini dipengaruhi oleh kondisi lokasi yang cukup jauh dan jalan yang ditempuh juga tidak baik keadaannya sehingga memaksa ongkos transportasi menjadi lebih membengkak. Bila kondisi sedemikian rupa sipa yang bisa menolong kami para petani. Tapi kami petani selalu bisa bertahan dimanapun dan saat situasi apapun, saat kemarau seperti sekarang ini masih dapat bertahan. Kondisiini tidak seburukyang dialami beberapa tahun lalu saat adanya kemarau panjang El Nino yang sungguh memaksa petani hingga menanam padi kualitas rendah yang tidak memerlukan air cukup banyak bahkan bisa di tanam di pekarangan rumah. Kami para petani Indramayu pernah merasakan kondisi ini dan kami bisa bertahan hingga sekarang. Perbincangan lain menyangkut masalah keagamaan, dimana di wilayah Indramayu ini memiliki salah satu pesantren yang besar dan konon terbesar di Asia Tenggara. Adakah hubungannya dengan situasi keagamaan di tingkat penduduk. Masalah keagamaan ini seperti di tempat lain juga cukup berkembang. Adany amesjid yang selalu penuh dengan kegiatan baik itu pengajian hingga ceramah dengan mengundang ustad luar daerah masih berlangsung di wilayah ini. Sebuah cerita menarik muncul dari sini. Konon orang tua perempuan KD adalah ibu yang selalu aktif mengikuti kegiatan pengajian di daerah hingga suatu saat mendengar gosip dari ibu-ibu yang lain tentang

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil pekerjaan anaknya yang menjadi pelayan laki-laki, sang ibu ini kemudian berhenti dan tidak melakukan kegiatan pengajian rutin hingga saat ini. Merasa tidak enak dengan ibu-ibu yang lain dan merasa dirinya terhina. Gosip kemasyarakatan ini lumayan ampuh karena bisa menghentikan ritual keagamaan seseorang. Di sisi lain dengan adanya pesantren ini cukup membuat rasa ingin tahu masyarakat mengenai isi dari kegiatan yang berlangsung di dalamnya serta bagaimana bentuk pesantren tersebut. Orang tua KD beberapa kali pernah singgah dan mengunjungi pesantren tersebut, berobat di sana juga pernah karena pesantren tersebut memiliki sarana kesehatan yang menurut penuturannya, cukup mahal. Berobat kesana untuk mengobati kakinya yang sakit tidak kunjung juga sembuh, eh malah berkunjung ke puskesmas justru mendapat perawatan dan perhatian seksama dan akhirnya sembuh. Kini sudah beberapa waktu lamanya sang bapak sudah tidak mengunjungi pesantren tersebut. Menurut penilaiannya aturan yang diterapkan di pesantren ckup ketat. Harus rapi dan mengenakan pakaian muslim baik itu untuk perempuan maupun laki-laki, kemudian berjalan masuk memakai tiket dan dilarang untuk menginjak rumput, besar sekali dan mahal untuk belajar di pesantren tersebut. Hingga saat ini untuk penduduk Indramayu sendiri jarang sekali ada anaknya yang sekolah di sana karena tidak cukup biaya dan yang bisa menikmati adalah orang-orang luar uyang memiliki uang cukup untuk bersekolah di sana. Belum ada perubahan signifikan bagi perubahan dan pertumbuhan warga Indramayu sendiri. Di bagian sosial kemasyarakat obrolan berjalan mengalir tentang situasi warga. Menurut beberapa orang yang sedang berbincang dengan kita, wilayah ini di nilai cukup rawan. Pada waktu lebaran lalu salah seorang penduduk mati di gorok di kebun mangga akibat adanya pertikaian antar pemuda. Belum lagi tawuran biasa antar pemuda desa membuat wilayah ini dinilai cukup rawan. Contoh lain adanya penangkapan terhadap para calo anak yang akan dibawa kerja di Jakarta atau Bandung atau dibawa ke penampungan, semakin curiga saja warga pada kedatangan warga asing yang berkunjung ke wilayah mereka ini.

Koempulan Posie dan Pantoun Pekerja Seks Komersil Cericit burung malam dan laron-laron yang berjatuhan mengingatkan hari sudah mulai beranjak tengah malam, waktunya berangkat ke peraduan untuk kemudian masuk kantong tidur, beristirahat. Esoknya kami bangun dan melakukan persiapan untuk pulang, sejenak merenungi jejak perjalanan pada kunjungan kita kali ini. Banyak hal yang diperoleh; pengalaman memasuki daerah baru, bertemu, bersua, bercengkrama dengan warga dan belajar dari mereka, bercampur antara kegelisahan dan kegembiraan. Dan kini saatnya untuk pulang, mengakhiri perjalanan. Sekarang kami beranjak menuju perbatasan, memasuki daerah kilang minyak dan beberapa desa yang cukup terkenal dengan wanita-wanita cantik, para pesohor sebagai pemuas kebutuhan laki-laki sekaligus pesohor penakluk para lelaki pula. Di atas tumpangan ojek terlamunkan dan terbayang bahwa ada sebuah daerah yang banyak memiliki warna kemasyarakatan hingga sang pengisi mulai tak tersadarkan akan kondisi ini, mengikuti arus balik kebutuhan diri hingga dapat mengaktualisasikan statusnya. Petani kembali menggarap sawah kering mereka, kehidupan kembali berjalan sedia kalanya, kami memandangi mereka dan menuju pangkalan kendaraan, menunggu bis antar kota ditemani penyanyi karaoke dan beberapa pedagang asongan, konon kabarnya para penyanyi ini bisa juga dipergunakan, entah bagaimana ceritanya penyanyi karaoke perempuan ini juga bisa sampai menjadi pemuas jasa layanan seksual, jawaban singkat karena mereka butuh uang dan mereka mau dan yang jelas ada yang memberi penawaran. Sampai di sini tidak dapat dipisahkan antara kemiskinan dan kekayaan karena keduanya sama-sama memberikan peluang untuk menikmati wisata sesaat ini. Sekarang kami pulang, melihat pantai Eretan yang bau dan dekil, menikmati sate kelinci penahan lapar perjalanan. Selesai... * Penulis adalah staf PKBI Jabar * Ucapan terima kasih ditujukan pada Nr, Dw, Ik, My beserta keluarga yang telah menerima kami.