ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif islam

56
Karya: Syahrullah Asyari Muhammad Darwis M. Buku: Filsafat Pendidikan Matematika Pesrpektif Islam BAB V ONTOLOGI PENDIDIKAN MATEMATIKA MUH. ALFIANSYAH 161050701024 KELAS 02

Upload: muhammad-alfiansyah

Post on 16-Apr-2017

144 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

► Karya: Syahrullah Asyari

Muhammad Darwis M.

► Buku: Filsafat Pendidikan Matematika

Pesrpektif Islam

BAB V

ONTOLOGI PENDIDIKAN MATEMATIKA

MUH. ALFIANSYAH 161050701024

KELAS 02

Page 2: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

DEFINISI ILMU 1

Barat

Science

Knowledge

Bidang-bidang ilmu fisik

atau empiris

Konsep mental dan

metafisika

Istilah Teknis

Abad Modern

Abad Klasik

Abad

Pertengahan

Tidak dikenal

dalam Islam

Tidak pernah terjadi tarik ulur

antara akal dan iman

Tidak dikenal

Renaissance

Konsekuensinya: Tidak akan ditemukan dalam khazanah pemikiran islam pergeseran definisi ilmu

Page 3: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

DEFINISI ILMU (Lanjutan...) 1

Ilmu Bahasa Arab: al-’ilm berarti

pengetahuan (knowledge)

Bahasa Indonesia: ilmu

terjemahan dari Science

al-’ilm

Science

‘ilm

‘ain-lam-mim

‘alamah

Tanda

Petunjuk

Indikasi

Maka umat islam menyadari mendefinisikan ilmu (pengetahuan) secara hadd adalah mustahil.

Page 4: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

FILSAFAT ILMU PERSPEKTIF BARAT DAN ISLAM – Karya: Dr. Adian Husaini dkk.

Ilmu dalam islam

pada tulisannya

Prof. Wan Mohd Nor ‘ilm berasal dari akar kata ‘ain-lam-mim yang diambil dari perkataan

‘alamah yaitu tanda, petunjuk/penunjuk yang dengannya sesuatu

atau seseorang dikenal; kognisi atau label, ciri-ciri, petunjuk tanda.

Dengan demikian

Ma’lam

(Jamak: Ma’alim)

„tanda jalan‟ atau „sesuatu yang dengannya

seseorang membimbing dirinya atau

sesuatu yang membimbing seseorang‟

Seiring dengan itu ‘alam

„tanda jalan atau

„penunjuk jalan‟

Maka bukan tanpa alasan jika penggunaan istilah ayah (jamak: ayat) dalam Al-Qur‟an

secara literal berarti ‘tanda’ merujuk pada ayat-ayat Al-Qur‟an dan fenomena alam

Page 5: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

FILSAFAT ILMU PERSPEKTIF BARAT DAN ISLAM – Karya: Dr. Adian Husaini dkk.

Ilmu dalam islam

pada tulisannya

Prof. Wan Mohd Nor Ilmu, alam dan ‘ilm (dengan makna „yakin‟)

memiliki akar kata yang sama

Hal ini

menarik Karena alam jika dipahami

sebagai ayat Allah

maka

akan menghasilkan ilmu yang akan mengantarkan

manusia kepada keyakinan pada Allah SWT.

Karena itulah Allah SWT. memperingatkan bahwa nanti di akhirat, neraka jahanam

akan dijejali dengan manusia-manusia dan jin yang mereka memiliki mata tetapi

tidak sampat dapat memahami ayat-ayat Allah SWT.. Juga telinga dan akal mereka

tidak sampai mengantar mereka pada pemahaman dan keimanan kepada Allah.

Mereka itu seperti binatang ternak bahkan lebih sesat (QS. Al-A’raaf:179)

Page 6: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

DEFINISI ILMU (Lanjutan...) 1

Plato Ilmu adalah keyakinan

sejati yang dibenarkan

Keyakinan

Kebenaran

Nalar

Keyakinan yang benar

disebut ilmu.

Bagaimana

membedakan keyakinan

yang benar dan salah?

---------------------------------------- Sanggahan Definisi Plato ----------------------------------------

Edmund L. Gettier Seseorang memiliki keyakinan yang

dibenarkan hingga taraf tertentu

Semua orang sepakat

dia memiliki ilmu

Prof. S. M.

Naquib Al Attas

Ilmu merupakan sesuatu yang tidak terbatas

dan karenanya tidak memiliki ciri-ciri spesifik

dan perbedaan khusus yang bisa didefinisikan

Berasal dari

Allah SWT.

Diterima dari jiwa

yang aktif & kreatif

Page 7: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

DEFINISI ILMU (Lanjutan...) 1

Yazdi Ilmu tidak mungkin

didefinisikan

Jelas Swanyata (badhii)

al-’ilm al-hudhuri

(presntational knowledge)

al-’ilm al-hushuuli

(acquired knowledge)

Dr. Rajith ‘Abd Al-Hamid Al-Kurdi Ilmu cukup jelas untuk tidak didefinisikan

Indikasi Ilmu

dalam Islam

1. Sampainya ilmu Allah kedalam jiwa manusia

2. Sampainya jiwa manusia terhadap objek ilmu

Muhammad Taqi

Misbah Yazdi

Page 8: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

FILSAFAT ILMU PERSPEKTIF BARAT DAN ISLAM – Karya: Dr. Adian Husaini dkk.

Khabar dalam arti:

berita, informasi, cerita,

riwayat, pernyataan,

ucapan dsb.

Khabar benar (sadiq)

Khabar palsu (kadhib)

Tanpa diperkuat

sumber lainnya

Diperkuat Sumber

Lainnya

1. Sudah pasti benar, baik yang diketahui kebenarannya “secara pasti” yaitu khabar

mutawwir dan pengetahuan “a priori”, maupun yang diyakini dan dinyatakan benar (isi

serta sumbernya) setelah diteliti, diuji dan dibuktikan secara ilmiah.

2. Sudah pasti dusta/palsu/salah/keliru baik yang diketahui salahnya secara pasti dan

langsung maupun yang diketahui dengan jalan pembuktian.

3. Tidak dapat dipastikan benar atau salahnya, yaitu khabar dari sumber yang tidak

diketahui sama sekali asal usulnya atau tidak jelas sumbernya.

Page 9: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

FILSAFAT ILMU PERSPEKTIF BARAT DAN ISLAM – Karya: Dr. Adian Husaini dkk.

Jenis Khabar Sadiq

1. Khabar mutawwir yaitu informasi yang tidak diragukan lagi karena berasal dari banyak sumber yang tidak

mungkin bersekongkol dan berdusta, oleh karena itu merupakan sumber ilmu yang pasti kebenarannya.

2. Informasi yang dibawa dan disampaikan oleh para rasul yang diperkuat dengan mukjizat. Informasi melalui

jalur ini bersifat istidlali dalam arti baru bisa diterima dan diyakini kebenarannya jika telah diteliti dan dibuktikan

terlebih dahulu statusnya.

Klasifikasi khabar sadiq berdasarkan kuantitas sumbernya

1. Jika sumbernya banyak sehingga sama sekali tidak mungkin bohong atau salah maka disebut mutawwir.

2. Jika sumbernya banyak (dalam kasus hadist, harus terdiri dari generasi kurun pertama dan kedua Hijriah),

namun tidak sampai ke derajat mutawwir maka disebut khabar masyhar.

3. Jika sumbernya tiga orang atau lebih maka disebut mushur.

4. Jika berasal dari satu sumber saja maka dinamakan khabar al-wahid atau khabar al-ahad.

Page 10: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

DEFINISI PENDIDIKAN 2

Pendidikan

(Tarbiyah) ‘rabaa-yarbuu’

Tumbuh, berkembang

dan bertambah Zaman Modern

QS. Al-Isra‟: 24 QS. Asy-Syu‟ara: 18

Pendidikan adalah upaya untuk membentuk orientasi individu-individu menurut norma-norma tertentu dan

membantu mereka dalam membentuk pandangan yang benar terhadap kehidupan.

---------------------------------------- Pendidikan dalam Islam ----------------------------------------

Pendidikan

Mendiktekan

Pengetahuan

Memberikan

Keterampilan

Pendidikan bertujuan untuk memperbaiki

akhlak, baik dalam skala individu

maupun masyarakat

Page 11: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

DEFINISI PENDIDIKAN (Lanjutan...) 2

Konsep pendidikan dalam perspektif islam

ahlussunnah waljama’ah

Membangun Individu dengan akidah salaf dan shahih

Konsep islam yang jernih

Akhlak yang bersih

Aktivitas yang baik

Menyiapkan individu menjadi pilar yang kokoh untuk membangun masyarakat.

Page 12: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

DEFINISI PENDIDIKAN (Lanjutan...) 2

Pendidikan

Pendiik Peserta Didik

Pengajaran Pengetahuan

Pedagogy dan Pedagogics

Pengajaran

Memberi

Pengarahan

Mengajar

Memberi

Informasi

Keliru bila

dianggap berbeda

Ilmu Pemgetahuan

Seni Prisnsip

Perbuatan Mengajar

Page 13: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

DEFINISI MATEMATIKA 3

Soedjadi Matematika adalah suatu disiplin ilmu yang tidak memiliki satu definisi

tunggal dan disepakati oleh semua tokah atau pakar matematika

Ruseffendi

Matematika adalah bahasa simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima

pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan dan struktur yang

terorganisasi, mulai dari unsur yang tak didefinisikan, ke unsur yang

didefinisikan, ke aksioma atau postulat dan akhirnya ke dalil.

Johnson &

Rising

Meskipun matematika tidak memiliki satu definisi tunggal yang disepakati

oleh semua tokoh atau pakar matematika, dapat dinyatakan bahwa

matematika adalah suatu kreasi pikiran manusia.

Epsitemologi Islam, matematika tidak lain hanyalah ciptaan Allah Subhanahu wata’ala yang

ditemukan oleh manusia melalui aktivitas berpikir. Dengan demikian, matematika tidak dapat

dikatakan sebagai ciptaan manusia tetapi temuan manusia.

Page 14: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

MATEMATIKA SEBAGAI WAHANA PENDIDIKAN 4

Pendidikan Matematika

Upaya membangun individu-individu dengan akidah-akidah salaf yang shahih, konsep-konsep islam yang jernih,

akhlak-akhlak yang bersih dan aktivitas-aktivitas yang baik, yang menyiapkan mereka menjadi pilar-pilar yang

kokoh untuk membangun kembali masyarakat yang islami melalui pembelajaran matematika.

Empat hal yang semstinya diperkenalkan ke peserta didik melalui pembelajaran matematika:

1. Manusia secara individu adalah makhluk Allah

SWT yang mempunyai tanggung jawab dalam

kehidupan ini

2. Manusia sebagai makhluk sosial adalah anggota masyarakat dan mempunyai tanggung jawab dalam

sistem kemasyarakatan di mana ia berada.

3. Alam ini adalah ciptaan Allah SWT yang mengajak peserta didik memahami hikmah tuhan menciptakannya

dan kaharusan manusia melestarikannya.

4. Memperkenalkan Pencipta alam kepada peserta didik dan mendorong mereka beribadah dengan benar semata-mata karena Allah ‘azza wajalla.

Page 15: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

KEDUDUKAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DALAM HIRARKI ILMU 5

Islam Dikotonomi Ilmu

Tidak

Dikenal

Logis Empiris (Ilmiah)

Berdasarkan Wahyu

(Tidak ilmiah)

Dalam Islam

Keduanya diakui Ilmiah,

apalagi yang sifatnya wahyu

Klasifikasi

---------------------------------------- Klasifikasi Ilmu Menurut Para Ulama Islam ----------------------------------------

Imam Al-Ghazali

1. ‘Ilm syar ‘iyyah

(Ilmu yang berasal dari rasulullah)

2. ‘Ilm ghair syar ‘iyyah

(Ilmu yang dihasilkan dari akal)

Syaikhul Islam

Ibnu Taimiyyah

1. ‘Ilm syar ‘iyyah

(Ilmu agama dan ketuhanan)

2. ‘Ilm ‘aqliyyah (Ilmu yang tidak diperintahkan oleh

syara‟ & tidak diisyaratkan oleh-Nya)

Syaikh Muhammad bin

Shalih Al-Utsaimin

1. ‘Ilm syar ‘iyyah (Ilmu fiqh terhadap kitab Allah &

sunnah Rasulullah)

2. ‘Ilm nazhari

(Ilmu perindustrian dsb.)

Page 16: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

FILSAFAT ILMU PERSPEKTIF BARAT DAN ISLAM – Karya: Dr. Adian Husaini dkk.

Mengomentari Pembagian

Ilmu dalam islam

Oliver Leaman

Umat islam membagi ilmu menjadi ilmu

agama dan ilmu dunia secara umum,

sebab Al-Qur‟an menjelaskan bahwa

bidang pengetahuan ada dua yaitu:

Yang tampak

Yang Gaib

dapat diketahui oleh manusia

dan juga merupakan objek

gajian sains

Meskipun dapat diketahui

dengan cara yang berbeda,

merupakan wilayah wahyu.

Lebih lanjut, berdasar pada acuan

Al-Qur‟an inilah maka kemudian

ilmu pengetahuan dalam islam ada

dua yaitu: ilm yang mengungkap

‘alam syahadah dan ma’rifah yang

mendedahkan ‘alam ghaib

Page 17: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

KEDUDUKAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DALAM HIRARKI ILMU (Lanjutan...) 5

Hiraraki

Pengetahuan

Pemilihan yang pokok

dan utama serta mana

yang tidak pokok

Mana yang menjadi dasar semua

IP dan mana yang senantiasa

berdasar pada IP lain.

Fardhu ‘Ain Fardhu Kifayah Kewajiban dan larangan oleh

Allah dan Rasul-Nya.

Aqidah, Ibadah dan Akhlaq

Selebihnya dari itu

(fardhu ‘ain)

Hiraraki yang disusun oleh

Syaikhul Islam Ibnu Tamiyyah

Dari yang paling pokok

ke yang pelengkap

Ilmu Aqidah

Ilmu Syariat Perintah & Larangan

Menghafal, Memahami & Mengamalkan Al-Qur‟an

Ilmu lain yang diperlukan oleh masing-masing individu

Page 18: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

KEDUDUKAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DALAM HIRARKI ILMU (Lanjutan...) 5

Prof. Syed Muhammad

Naquib Al-Attas

Hubungan antara

ilmu agama dan ilmu dunia

Menyingkap rahasia

being dan eksistensi

Menerangkan hubungan antara

diri manusia dan Allah SWT.

Menjelaskan maksud dari

mengetahui sesuatu dan tujuan

kehidupan yang sebenarnya

Konsekuensinya ilmu agama harus membimbing ilmu dunia

Jika tidak ilmu dunia akan membingungkan manusia dan secara terus menerus menjebak

mereka dalam suasana pencarian tujuan dan makna kehidupan yang meragukan dan salah.

Page 19: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

HAKIKAT PENDIDIKAN MATEMATIKA 6

Pendidikan matematika hakikatnya adalah

gabungan dari beberapa komponen yang saling berinteraksi

sesuai dengan fungsinya masing-masing untuk mencapai tujuan pendidikan secara umum.

Pendidikan matemaatika pada hakikatnya merupakan ilmu menyangkut suatu sistem dalam pendidikan matematika

Pendidikan sebagai sistem dapat diliat pada beberapa dalil

QS. Luqman:13 Memuat praktik pendidikan

dalam keluarga

Komponen Pendidik Komponen Peserta Didik

Komponen Metode

Komponen Tujuan

Komponen Materi Komponen Situasi & Kondisi

Page 20: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

HAKIKAT PENDIDIKAN MATEMATIKA (Lanjutan...) 6

Pendidikan

Tujuan

Evaluasi

Pendidik

Peserta Didik

Metode Penyampaian

Metode Pelajaran

Situasi & Kondisi

Media Pendidik

Hadist Riwayat Imam Bukhari dan Muslim

dari Musayab bin Hazn

Komponen pendidik (Rasulullah sebagai da‟i)

Komponen peserta didik (Abu Thalib)

Komponen Tujuan (Dienul Islam)

Komponen Materi (Pesan yang disampaikan Rasulullah)

Komponen Metode (Cara yang Rasulullah lakukan)

Komponen Situasi (Di rumah peserta didik)

Komponen Kondisi (Keadaan peserta didik yang sakit)

Page 21: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

HAKIKAT PENDIDIKAN MATEMATIKA (Lanjutan...) 6

Peserta Didik

Pendidikan

Matematika

Tujuan

Pendidikan

Matematika

Materi Pendidikan

Matematika Pendidikan

Matematika

Situasi dan Kondisi

Pendidikan Matematika

Media Pendidikan

Matematika

Evaluasi Pendidikan

Matematika

Metode Pendidikan

Matematika

Bagan 4 Sistem Pendidikan Matematika

Page 22: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

TUJUAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 6a.

Fungsi Matematika

1. Sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan bernalar

melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi dan eksperimen.

2. Sebagai alat pemecahan masalah melalui pola pikir dan model matematika.

3. Sebagai alat komunikasi melalui simbol, tabel, grafik, diagram dalam

menjelaskan gagasan.

Tujuan Matematika

1. Untuk melatih dan menumbuhkan cara berpikir sistematis, logis, analitis, kritis,

kreatif, dan konsisten.

Hanya untuk pengembangan

Kognitif & Daya Pikir

Afektif, Sikap atau

Perilaku terpuji

Yang dapat disebut

akhlak

Tujuan akhir pendidikan matematika adalah lahirnya orang bertakwa, ditandai

dengan kemampuan aqidah dan keadilan yang mewarnai segala aspek kehidupan seseorang setelah melalui

proses pendidikan matematika.

2. Untuk mengembangkan sikap gigih & percaya diri dalam menyelesaikan

masalah dan kemampuan bekerja sama.

Page 23: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

PENDIDIK MATEMATIKA 6b.

Pendidik Matematika ideal Pendidik matematika yang memilih jalannya untuk berbakti

kepada umat, mencetak generasi dan mendidik tunas muda

Tersentuh melihat rusaknya akhlak generasi muda Akan dimudahkan dengan illmu

Orang yang berbicara

tanpa ilmu

Di dalam kitabNya

Lewat lisan RasulNya

Dicaci Oleh Allah

Menyesatkan

Tidak Memberi

Petunjuk

Merusak

Tidak Memperbaiki

Page 24: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

PENDIDIK MATEMATIKA (Lanjutan...) 6b.

Hanya dengan pengetahuan substansi dan pengetahuan konten pedagogi, seorang pendidik dapat

membantu peserta didik mengembangkan pemahaman dasar mereka secara matematis

Guru efektif memiliki daya serap baik terhadap konten yang

relevan dan cara mengajarkannya. Pendidik mengetahui apa ide-

ide besarnya yang mereka butuh ajarkan.

Pengetahuan Konten Guru

Untuk mengajarkan konten matematika secara efektif, guru butuh

pemahaman dasar tentang siswa sebagai pebelajar. Dengan

pemahaman demikian, mereka sadar akan kemungkinan

konsepsi dan miskonsepsi. Mereka menggunakan kesadaran ini

untuk membuat keputusan konstruksional yang menguatkan

pemahaman konseptual.

Pengetahuan Konten Pedagogi Guru

Pengembangan pengetahuan guru seringkali dapat dilakukan

melalui upaya-upaya dalam komunitas pendidikan yang lebih luas.

Meningkatkan pengetahuan Guru

Page 25: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN MATEMATIKA 6c.

Peserta didik merupakan

manusia yang belum dewasa

Fikrahnya

Jasadnya

Qalbinya

Diennya

Jalan Fujur Jalan Taqwa

Peranan peserta didik adalah

mengarahkan setiap potensi

yang merupakan karunia Allah.

Turut andil

Pendidik

Al-Qur‟an

As-Sunnah

Sifat Pendidik Secara Umum

1. Mengikhlaskan ilmu untuk Allah

2. Berakhlak mulia dan terpuji

3. Berilmu Pengetahuan

Memilih

Page 26: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

MATERI PENDIDIKAN MATEMATIKA (BILANGAN) 6d.

Ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan bahwa Allah sangat cepat dalam menghitung & sangat teliti

QS. An-Nur:39

Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di

tanah datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila

datangnya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya

(ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya amal-amal

dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungannya.

QS. Maryam:84 & 94 QS. Al-An‟am:82 QS. Ali Imran:199 QS. Al-Baqarah:202

QS. Ar-Ra‟d:41

Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami mendatangi

daerah-daerah (orang-orang kafir), lalu kami kurangi daerah-daerah itu

(sedikit demi sedikit) dari tepi-tepinya? Dan Allah menetapkan hukuman

(menurut kehendak-Nya; dan Dia-lah yang maha cepat hisabnya.

Page 27: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

MATERI PENDIDIKAN MATEMATIKA (BILANGAN) 6d.

Dalam Al-Qur’an terdapat sebanyak 38 bilangan berbeda. Dari 38 bilangan tersebut , 30 bilangan

merupakan bilangan asli dan 8 bilangan merupakan bilangan pecahan

30 bilangan asli yang disebutkan dalam Al-Qur‟an adalah: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 19, 20, 30, 40,

50, 60, 70, 80 , 99, 100, 200, 300, 1000, 2000, 3000, 5000, 50000, dan 10000

Sedangkan 8 bilangan pecahan yang dimaksud adalah 2

3,

1

2,

1

3,

1

4,

1

5,

1

6,

1

8 𝑑𝑎𝑛

1

10

1. Bilangan 1

5 dalam QS. Al-Anfal:41 tentang pembagian ghanimah.

2. Bilangan 1

10 dalam QS. Saba‟:45 tentang kepandaian ilmu pengetahuan.

3. Adapun 6 bilangan yang lain 2

3,

1

2,

1

3,

1

4,

1

6, 𝑑𝑎𝑛

1

8 dalam Q.S. An-Nisa‟: 11, 12 & 176

tentang pembagian warisan.

Page 28: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

MATERI PENDIDIKAN MATEMATIKA (BILANGAN) 6d.

“Dari „Amr bin Ibnu Abasah mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Tempat yang paling mendekatkan seorang hamba dengan Tuhannya adalah saat ia dalam

sujudnya dan jika ia bangun melaksanakan shalat pada sepertiga malam yang akhir.

Karena itu jika kamu mampu menjadi orang yang berdzikir kepada Allah

pada saat itu maka jadilah.” (HR. At Tarmidzi dan Ahmad)

𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑆𝑒𝑝𝑒𝑟𝑡𝑖𝑔𝑎 𝑚𝑎𝑙𝑎𝑚

= 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑔𝑒𝑙𝑎𝑚𝑛𝑦𝑎 𝑚𝑎𝑡𝑎ℎ𝑎𝑟𝑖 +𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑖𝑡 𝐹𝑎𝑗𝑎𝑟 − 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑇𝑒𝑛𝑔𝑔𝑒𝑙𝑎𝑚 𝑀𝑎𝑡𝑎ℎ𝑎𝑟𝑖

3

Page 29: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

MATERI PENDIDIKAN MATEMATIKA (ALJABAR) 6d.

Dalam QS. Al-Baqarah:261, Allah ‘azza

wajalla berfirman (yang artinya), “perumpaan

(nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang

yang menafkahkan hartanya di jalan Allah

adalah serupa dengan sebutir benih yang

menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap

butir: seratus biji.

Pahala menafkahkan harta dapat diketahui

dengan menggunakan persamaan 𝑦 = 700𝑥,

di mana 𝑥 menyatakan nilai harta yang

dinafkahkan dan 𝑦 menyatakan nilai pahala

yang diperoleh.

QS. Al-An‟am:160, Barangsiapa membawa

amal yang baik maka baginya (pahala)

sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa

yang membawa perbuatan yang jahat maka

dia tidak diberi pembelasan melainkan

seimbang dengan kejahatannya, sedang

mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).

Amal kebaikan mendapat pahala 10 kali amal

kebaikan itu, dan amal kejahatan mendapat

balasan 1 kali amal kejahatan itu. Secara

matematis diperoleh persamaan: 𝑦 = 10𝑥

untuk amal kebaikan dan 𝑦 = 𝑥 untuk amal

kejahatan.

Page 30: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

MATERI PENDIDIKAN MATEMATIKA (ALJABAR) 6d.

Hadist Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Umar disebutkan bahwa

Rasulullah shallalu ‘alaihi wassalam bersabda, “shalat berjama‟ah

lebih utama dari shalat secara sendirian dengan 27 kali derajat.

Dalam menetapkan pahala shalat berjama‟ah, Allah menggunakan

persamaan: 𝑦 = 27𝑥, di mana 𝑥 adalah pahala shalat sendiri

dan 𝑦 adalah pahala shalat berjama‟ah.

Page 31: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

MATERI PENDIDIKAN MATEMATIKA (GEOMETRI) 6d.

Pengukuran Panjang

1. „Maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung besar panah atau lebih dekat (lagi).”

(QS. An-Najm:9).

2. „Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjang tujuh puluh hasta.” (QS. Al-Haqqah:32)

Pengukuran Luas

1. “Dan bergegaslah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepda surga yang luasnya seluas

langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa” (QS. Ali Imran:133)

2. “Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang

luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah

dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah , diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan

Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS. Al-hadid:21).

Page 32: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

MATERI PENDIDIKAN MATEMATIKA (STATISTIKA) 6d.

Al-Qur’an pun berbicara tentang pengumpulan data

“Dan dikatakanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang

(tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: “Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan

yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang

telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun”. (QA. Al-Kahfi:49).

“Apakah mereka mengira bahwa kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya

(kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) kami selalu mencatat di sisi mereka.

(Allah berfirman): “inilah mkitab-kitab (catatan) kami yang menuturkan terhadapmu dnegan benar.

Sesungguhnya. Kami telah menyuruh mencatat apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Al-Jatsiyah:29.

“Dan segala sesuatu yang telah mereka perbuat tercatat dalam buku-buku catatan.’ (QS. Al-Qamar:52).

Page 33: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

OBJEK YANG DIPELAJARI DALAM MATEMATIKA

Fakta

Sebarang kesepakatan dalam matematika, misalnya simbol-simbol matematika.

Contoh “2” adalah fakta yang digunakan sebagai simbol untuk kata “dua”, “+”

adalah fakta yang digunakan sebagai simbol untuk operasi penjumlahan.

Keterampilan Prosedur-prosedur atau operasi-operasi yang peserta didik dan matematisi

diharapkan dapat menggunakannya dengan cepat dan akurat.

Konsep

Ide abstrak yang memungkinkan seseorang untuk mengkalisifikasi suatu objek atau

kejadian dan kemudian menentukan apakah objek atau kejadian itu merupakan

contoh dan bukan contah dari ide abstrak tersebut.

Prinsip Rangkaian konsep disertai dengan keterkaitan antar konsep-konsep itu. Prinsip

biasanya berupa teorema atau dalil-dalil.

Page 34: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

Buku: Filsafat Pendidikan Matematika Pesrpektif Islam

Page 35: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

1

PERTANYAAN:

ASMAUN

Setelah mengetahui bahwa kedudukan

pendidikan matematika dalam hirarki ilmu

menurut penulis buku “Filsafat Pendidikan

Matematika Perspektif Islam” hanya sebagai

pelengkap:

1. Bagaimana kemudian seorang guru

harus mengajarkan matematika itu

sendiri?

2. Bagaimana menyeimbangkan antara

ilmu agama dan imu dunia (khususnya

matematika) dalam mengajarkannya

kepada siswa?

1. Pendidikan matematika hanya sebagai

pelengkap dalam hirarki ilmu artinya dalam

proses pembelajaran guru tidak sekadar

mengajarkan materi matematika, tetapi setiap

aspek dalam proses pembelajarannya harus

dikaitkan dengan nilai-nilai islam agar setelah

proses pembelajaran siswa tidak sekadar

memperoleh pengetahuan kognitif tetapi juga

pengembangan afektif, sikap atau perilaku terpuji

yang dapat disebut akhlak sedemikian sehingga

melalui pembelajaran matematika siswa dapat

lebih mengenal penciptaNya (Allah SWT)

sebagai tujuan umum pend. Matematika.

2. Cara menyeimbangkan antara ilmu agama dan

ilmu dunia adalah dengan melakukan

pembelajaran matematika terintegrasi pada

ajaran islam yang bersumber pada Al-Qur‟an dan

As-Sunnah yang shahih.

JAWABAN:

Page 36: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

1

JAWABAN (Lanjutan...)

ASMAUN

Contoh Pembelajaran Matematika

Terintegrasi Nilai islam:

1. Sebelum pembelajaran dimulai, ditradisikan

diawali dengan membaca Basmalllah dan

berdoa bersama-sama. Kemudian pada

setiap tahap demi tahap dalam

penyelesaian permasalahan matematika

serta ketika mengakhiri kegiatan

pembelajaran diupayakan ditutup secara

bersama-sama dengan mengucap Alham-

dulillah.

Sumber: Annisah K. 2015. Mengenalkan Matematika

Terintegrasi Islam Kepada Anak Sejak Dini. Suska

Journal of Mathematics Education Vol.1, No.1.

2. Penggunaan Istilah: penggunaan nama,

peristiwa atau benda yang bernuansa islam

dalam pembelajaran atau dalam soal yang

diberikan ke siswa. Misalnya: nama (Abu Bakar

as Sidiq ra., Abu Abdullah Utsman bin Affan ra.

dsb.), peristiwa (misalnya soal tentang

mewakafkan tanah dengan ukuran luas tertentu,

kecepatan perjalanan ketika melakaukan sa‟i

dari Saffa ke Marwa waktu ibadah haji), benda-

benda (himpunan kitab-kitab suci, himpunan

masjid).

3. Ilustrasi visual: Misalnya dalam membicarakan

simetri dapat dicontohkan ornamen-ornamen

masjid atau mushollah, dalam pembahasan

bangun ruang dapat menampilkan ka‟bah,

dalam pembahasan bangun datar dapat

menampilkan luas sajaddah.

Page 37: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

1

JAWABAN (Lanjutan...)

ASMAUN

4. Menyisipkan ayat atau hadits yang

relevan: misalnya dalam pembahasan

aritmetika sosial, disisipkan ayat 9 dan 10

surat Al-Jumu‟ah (tentang perniagaan) dan

hadits tentang jual beli. Ketika membahas

tentang sudut dan peta mata angin

disisipkaan Al Quran surat Al an‟Am ayat

96 tentang peredaran matahari dan bulan.

Ketika membahasa pecahan disisipkan

ayat 11 dan 12 surat An-Nisaa‟ tentang tata

cara pembagian warisan.

5. Penelusuran sejarah: misalnya dalam

pembahasan bilangan bulat dapat

disampaikan penemu bilangan nol, pada

penjelasan materi trigonometri dapat

dijelaskan penemuan sinus dan kosinus

oleh Ibnu Jabbir Al Battani, penemuan

rumus akar persamaan kuadrat (terkenal

rumus ABC) dalam aljabar yang

ditemukan oleh Al Khawarizmi, yang

menemukan sebuah bilangan yang dapat

dibagi oleh semua angka yang ditemukan

oleh Ali bin Abu Thalib.

Page 38: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

2

PERTANYAAN:

NURAQIDAH UMAR

Bagaimana seorang guru matematika

mengintegrasikan ajaran islam terhadap

keabstrakan objek matematika agar

siswa dapat lebih mudah memahaminya?

Selanjutnya guru memberikan penjelasan

mengenai ornamen islam, istilah dan nama-nama

islam dsb. yang digunakan dalam proses

pembelajaran agar siswa dapat memahami dan

memaknainya.

Sikap Adil (QS. Al-Imran:21, QS. Al-Maidah:8)

Dalam matematika terdapat prinsip keadilan

dalam hal menyelesaikan sebuah persamaan.

Seperti contoh: 2𝑥 + 5 = 15 , tentukan nilai 𝑥!

Dalam pengerjaannya terdapat prinsip keadilan.

Operasi pada ruas kiri harus sama dengan ruas

kanan.

JAWABAN:

Cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk

mengintegrasikan ajaran islam terhadap

keabstrakan objek matematika adalah dapat

melalui contoh soal atau permasalahan yang

diberikan kepada siswa. Misalnya guru dapat

menggunakan ornamen Islam dalam geometri,

menggunakan istilah dan nama-nama Islam

dalam himpunan, dan menyisipkan ayat atau

hadist yang relevan dengan materi ajar.

Sumber: Annisah K. 2015. Mengenalkan Matematika

Terintegrasi Islam Kepada Anak Sejak Dini. Suska

Journal of Mathematics Education Vol.1, No.1.

Page 39: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

3

PERTANYAAN:

MARLINA AKBAR

Menurut pemahaman anda, bagaimana

kedudukan matematika dalam hirarki ilmu?

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa jika

seseorang memilih atau bercita-cita berprofesi

sebagai guru atau dosen pendidikan matematika,

maka ilmu matematika dan cara mengajarkannya

atau ilmu pendidikan matematika harus dikuasai.

Walaupun hanya sebagai pelengkap, bukan

berarti bahwa matematika atau pendidikan

matematika “tidak dianggap penting”, seseorang

yang memutuskan memilih matematika atau

pendidikan matematika sebagai ilmu yang

dibutuhkan untuk dirinya maka mejadi keharusan

bagi dirinya untuk mempelajarinya, tetapi dengan

catatan tetap mengutamakan atau berlandaskan

pada ilmu akidah, ilmu syariat, menghafal,

memahami dan mengamalkan Al-Qur‟an sebagai

ilmu yang bermanfaat seperti yang sering

diisyaratkan oleh Rasulullah SAW.

JAWABAN:

Matematika atau Pendidikan Matematika dalam

hirarki ilmu hanyalah sebagai pelengkap.

Berdasarkan hirarki ilmu dan penjelasannya

tentang ilmu prioritas yang di kemukakan oleh

Ibnu Tamiyyah, matematika atau pendidikan

matematika termasuk dalam kategori keempat

yakni “ilmu lainnya yang dibutuhkan oleh

masing-masing individu”. Kategori keempat ini

sifatnya relatif tergantung pada keperluan

individu tersebut, berbeda dengan ilmu akidah,

ilmu syariat, menghafal, memahami dan

mengamalkan Al-Qur‟an yang menjadi wajib

dan keutamaan bagi setiap umat manusia.

Page 40: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

4

PERTANYAAN:

MAIMUNAH

1. Bagaimanakah peranan matematika sebagai

wahana pendidikan dan membawa siswa

pada tujuan pokok pendidikan yaitu lahirnya

insan beriman dan bertakwa?

2. Bagaimanakah tanggapan anda sebagai

calon pendidik mengenai anggapan bahwa

seseorang yang telah menguasai matematika

dan ajaran islam dengan baik belum tentu

mampu mengajarkannya dengan baik pula?

JAWABAN:

... sebagai pelengkap, guru harusnya menyadari tidak

sekadar mengajarkan matematika karena tujuan

yang ingin dicapai bukan sekadar aspek kognitif,

tetapi mengintegrasikan pembelajaran dengan nilai

islam karena tujuan pokoknya adalah lahirnya insan

beriman dan bertakwa. Matematika diharapkan

sebagai wahana bagi siswa untuk lebih menyadari

dan mengagumi kehadiran Allah SWT dalam setiap

aspek kehidupan, tak terkecuali dalam pembelajaran

matematika yang dilakukan.

2. Saya tidak setuju dengan pendapat bahwa

seseorang yang telah menguasai matematika dan

ajaran islam dengan baik belum tentu mampu

mengajarkannya dengan baik pula. Sebab, seorang

yang mengetahui dan memahami ajaran islam

dengan baik dipastikan mengetahui dan memahami

praktek cara mengajar dan mendidik yang dicon-

tohkon oleh Rasulullah SAW. Dimana telah

disebutkan oleh Allah SWT di dalam Al-Qur‟an bahwa

guru yang paling baik adalah Rasulullas SAW.

1. Terlebih dahulu seorang guru harus mengetahui

kedudukan pendidikan matematika dalam hirarki

ilmu, serta memahami apa hakikat pendidikan

matematika, terutama bila dilihat dari perspektif

islam. Selanjutnya setelah mengetahui bahwa

pendidikan matematika dalam hirarki ilmu seperti yang dikemukakan oleh Ibnu Tamiyyah hanyalah...

Page 41: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

5

PERTANYAAN:

NURQIYAMAH HAMID

Ilmu-ilmu dalam islam mencakup bidang-

bidang fisik dan bidang-bidang nonfisik:

1. Coba paparkan apa-apa saja yang

termasuk dalam bidang-bidang fisik.

2. Bagaimana caranya bidang-bidang fisik

dikembangkan melalui metode ilmiah?

JAWABAN:

2. Bidang-bidang ilmu fisik tersebut ditemukan

kembali oleh manusia melalui penelitian,

eksperimen, melalui pembelajaran dan

pembuktian atau pengetahuan yang melingkupi

suatu kebenaran umum dari hukum-hukum

alam yang terjadi misalnya didapatkan,

dibuktikan dan dikembangkan melalui metode

ilmiah, yaitu:

a. merumuskan masalah,

b. merumuskan hipotesis,

c. mengumpulkan data,

d. menguji hipotesis dan

e. merumuskan kesimpulan.

1. Contoh bidang-bidang ilmu fisik yaitu:

a. Ilmu Kedokteran.

b. Fisika.

c. Kimia.

d. Biologi.

e. Astronomi.

f. Geografi.

g. dsb.

Page 42: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

6

PERTANYAAN:

MUH. AFIF WARDIMAN

Bagaimana sistem pendidikan untuk

mendewasakan aqidah dari jahiliyah

kepada islam (hal. 147)?

JAWABAN:

Cara sistem pendidikan untuk mendewasakan

aqidah dari jahiliyah kepada islam yakni guru

diharuskan melakukan pembelajaran yang terin-

tegrasi dengan nilai-nilai islam yakni mengaitkan

setiap komponen atau aspek dalam pembelajaran

matematika dengan nilai-nilai islam (ilmu akidah,

ilmu syari‟at, menghafal, memahami dan menga-

makan Al-Qur‟an). Untuk melaksanakan pembela-

jaran yang terintegrasi nilai islam, terlebih dahulu

guru diwajibkan untuk mempelajari Al-Qur‟an dan

As-Sunnah yang shahih. Dengan demikian, diha-

rapkan setelah proses pembelajaran siswa lebih

menyadari dan mengagumi kehadiran Allah SWT.

dalam setiap apek kehidupan khususnya dalam

pembelajaran matematika. Akhirnya sampai pada

tujuan pokok pendidikan yakni siswa mengetahui

Pencipta alam dan mereka tergerak beribadah

dengan benar semata-mata karena Allah ‘azza

wajalla.

---------------------------------------------------------------

Materi halaman 147 memaparkan contoh salah

satu hadist (tentang pendewasaan akidah Abu

Thalib) yang menjelaskan bahwa sistem

pendidikan meliputi beberapa komponen-

komponen didalamnya seperti komponen

metode, pendidik, peserta didik, tujuan,

evaluasi, dsb.

---------------------------------------------------------------

Page 43: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

7

PERTANYAAN:

MOEH NASRULLAH

1. Kita tahu bahwa kemajuan pendidikan

tergantung dengan dedikasi dan kreatifitas

guru terhadap pendidikan, terkhusus pada

pembelajaran matematika. Namun,

kebanyakan sekarang kedua hal itu tidak

ada ketika guru tidak mendapatkan gaji

yang tinggi dan guru lebih memilih sekolah

yang gajinya tinggi ketimbang sekolah yang

sebaliknya. Hal ini tentu akan

mempengaruhi terhadap tujuan dari

pendidikan matemtika itu sendiri.

Bagaimana dengan permasalahan

tersebut?.

2. Adakah dalil yang membolehkan guru yang

seperti itu? Atau malah ada dalil yang

melarang?

al-Gazâlî dan Hasan Fahmi dalam tuli-

sannya sama-sama mempersyaratkan agar guru

tidak menuntut gaji. Bagaimana jika hal ini dihu-

bungkan dengan konteks sekarang?. Menurut al-

Qabisi, kondisi guru perlu dibedakan antara

periode awal Islam dengan masa sesudahnya. Di

masa awal, tugas mengajar (ilmu agama pada

khususnya) dilakukan secara sukarela ditopang

semangat dakwah yang tinggi dan tanpa gaji.

Tapi, setelah Islam menyebar luas, semakin sulit

mendapatkan orang yang mau mengajar umat

Islam dan anak-anak mereka, karena pekerjaan

mengajar memerlukan ketekunan dan harus

meninggalkan kegiatan usaha untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya. Untuk itu, kata Al-Qabisi,

umat Islam selayaknya memberikan gaji kepada

orang lain yang mau membaktikan dirinya untuk

mengajar anak-anak mereka secara rutin.

JAWABAN:

Page 44: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

7 MOEH NASRULLAH

JAWABAN (Lanjutan...)

1. Konteks pertanyaan pertama “seorang guru

sudah diberikan upah atau gaji, tetapi menuntut

atau memilih-milih sekolah yang gaji atau

upahnya lebih tinggi nilainya”. Menurut saya,

tindakan guru tersebut mencerminkan bahwa dia

belum mengikhlaskan ilmunya untuk Allah.

Sebab, tujuannya bukan untuk memberikan

manfaat kepada saudara-saudara mereka kaum

muslimin dengan ilmu dan pengetahuan serta

amalan tersebut. Tujuan mereka hanya untuk

meraih kehormatan, kedudukan, materi dan yang

sejenisnya. Seharusnya seorang guru tidak

sekadar menjadikan gaji atau upah sebagai

parameter untuk mengajar dan mendidik, tetapi

juga memperhatikan kondisi siswa di sekolah

tersebut apakah mereka membutuhkan arahan

afketif atau sikap yang lebih baik.

2. Tidak diragukan lagi bahwa profesi guru atau

pegawai pada suatu sekolah merupakan profesi

yang sangat mulia karena tugasnya dalam mem-

bentuk generasi muda Islam yang sejati. Dari

Ibnu „Abbas rodhiyallohu „anhuma bahwasanya

Rasululloh SAW bersabda:

إن أحق ما أخذتم عليه أجرا كتاب للا

Sesungguhnya upah yang lebih pantas kalian ambil

adalah dari (mengajarkan) kitabulloh (HR. al

Bukhori 5405).

-----------------------------------------------------------------

Dari hadist di atas, disimpulkan bahwa boleh

menerima gaji atau upah bagi guru dari hasil

mengajar. Namun, tidak dibenarkan apabila

menuntut upah yang lebih atau meilih-milih tempat

mengajar berdasarkan tingkat upah yang diberikan.

Sumber: Mohammad Kosim. 2008. Guru Dalam Perspektif Islam. Tadris, Vol.3, No.1.

Page 45: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

8

PERTANYAAN:

NURZAKIAH

Terkait pada halaman 143 subbab D, apa saran

yang bisa anda berikan agar keabstrakan objek-

objek matematika terintegrasi ajaran islam dapat

diterapkan atau diwujudkan?

Selanjutnya guru memberikan penjelasan

mengenai ornamen islam, istilah dan nama-nama

islam dsb. yang digunakan dalam proses

pembelajaran agar siswa dapat memahami dan

memaknainya.

Sikap Adil

Dalam matematika terdapat prinsip keadilan

dalam hal menyelesaikan sebuah persamaan.

Seperti contoh: 2𝑥 + 5 = 15 , tentukan nilai 𝑥!

Dalam pengerjaannya terdapat prinsip keadilan.

Operasi pada ruas kiri harus sama dengan ruas

kanan.

JAWABAN:

Cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk

mengintegrasikan ajaran islam terhadap

keabstrakan objek matematika adalah dapat

melalui contoh soal atau permasalahan yang

diberikan kepada siswa. Misalnya guru dapat

menggunakan ornamen Islam dalam geometri,

menggunakan istilah dan nama-nama Islam

dalam himpunan, dan menggunakan metode

bermain pada aljabar.

Sumber: Annisah K. 2015. Mengenalkan Matematika

Terintegrasi Islam Kepada Anak Sejak Dini. Suska

Journal of Mathematics Education Vol.1, No.1.

Page 46: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

9

PERTANYAAN:

NUR FADHILAH AMIR

1. Apa yang membedakan hakikat ilmu antara

filsuf barat dan islam?

2. Bagaimana mencegah diri sebagai pendidik

dari menyebarkan ilmu yang salah?

1. .... Sedangkan di dalam islam semua jenis ilmu baik

fisik maupun non fisik dikategorikan sebagai ilmu

yang ilmiah dan dikembangkan melalui metode yang

ilmiah pula. Lebih lanjut, di dalam Islam tidak dikenal

dikotonomi ilmu yakni mengakui yang satu sebagai

ilmu dan yang lainnya tidak. Di dalam islam yang

dikenal adalah klasifikasi ilmu yakni pengelompokan

ilmu berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifatnya. Selain

itu, di dalam islam juga dikenal istilah hirarki ilmu

yakni mana ilmu pengetahuan yang menjadi dasar

bagi ilmu yang lainnya dan yang mana harus berlan-

daskan pada ilmu yang lain berdasarkan isyarat

Rasulullah SAW tentang ilmu yang bermanfaat.

2. Cara mencegah diri menyebarkan ilmu yang salah

yakni sebagai guru harus mempelajari dengan baik

materi yang akan diajarkan dengan tetap menguta-

makan atau berlandaskan pada Al-Qur‟an & Al-Hadist

yang shahih serta tidak malu mengakui kepada siswa

apabila ada materi/pertanyaan yang tidak diketahui

jawabannya secara pasti agar tidak mengelabui siswa.

JAWABAN:

1. Perbedaan hakikat ilmu antara filsuf barat dan

islam adalah: Filsuf barat membagi pengetahuan

dalam dua istilah teknis yaitu Science (untuk

ilmu-ilmu fisik dan empirik) serta knowledge

(untuk konsep mental dan metafisika). Lebih

lanjut, dari pembagian pengetahuan dalam dua

istilah tekhnis tersebut filsuf barat mengenal

istilah dikotomi ilmu yakni mengakui science

yakni ilmu-ilmu fisik yang terukur secara empiris

sebagai ilmu karena dianggap diperoleh secara

ilmiah dan tidak mengakui knowledge

(pengetahuan) sebagai ilmu sebab dianggap

metode mengembangkannya tidak ilmiah. ...

Page 47: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

10

PERTANYAAN:

MUSDALIFAH

Apa sebenarnya pendidikan matematika menurut

perspektif islam?

JAWABAN:

Pendidikan matematika menurut

perspektif islam hanyalah sebagai Ilmu pelengkap

berdasarkan hirarki ilmu pengetahuan dan

penjelasan tentang ilmu prioritas yang di

kemukakan oleh Ibnu Tamiyyah, pendidikan

matematika termasuk dalam kategori keempat

yakni “ilmu lainnya yang dibutuhkan oleh masing-

masing individu”. Kategori keempat ini sifatnya

relatif tergantung pada keperluan individu

tersebut. Berbeda dengan ilmu akidah, ilmu

syariat, menghafal, memahami dan mengamalkan

Al-Qur‟an yang menjadi wajib dan keutamaan

bagi setiap umat manusia....

... Tetapi, seseorang yang memilih pendidikan

matematika sebagai ilmu yang dibutuhkan oleh

dirinya, menjadi keharusan baginya untuk menekuni

pendidikan matematika. Namun, Rasulullah SAW

tetap mengisyaratkan ilmu yang bermanfaat tetap

ilmu yang bersumber pada wahyu.

Setelah mengetahui bahwa pendidikan

matematika hanya sebagai pelengkap dalam hirarki

ilmu pengetahuan maka dianjurkan dalam proses

pembelajaran matematika yang dilakukan di sekolah

terintegrasi pada ajaran atau nilai-nilai islam yang

berlandaskan pada Al-Qur‟an dan As-Sunnah yang

shahih. Hal tersebut dilakukan agar tujuan utama

pendidikan matematika menurut perspektif islam

dapat tercapai yakni melalui pembelajaran

matematika siswa lebih mengenal dan merasakan

PenciptaNya dalam setiap aspek kehidupan

termasuk dalam materi matematika, sedemikian

sehingga akan berimplikasi lahirnya insan bertaqwa.

Page 48: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

11

PERTANYAAN:

NUR ALIFAH

Dalam hirarki yang disusun oleh Syaikhul Ibnu

Tamiyyah, urutan dari yang paling pokok kepada

yang berstatus pelengkap dimulai dari ilmu

aqidah, kemudian ilmu syariat, menghafal,

memahami dan mengamalkan Al-Qur‟an, dan

terakhir ilmu lainnya yang diperlukan masing-

masing individu (Hal. 144). Mengapa demikian?

... Karena ilmu yang bermanfaat yang diisyaratkan

oleh Rasulullah SAW adalah ilmu yang bersumber

pada wahyu maka Syaikhul Ibnu Tamiyyah lebih

memperinci klasifikasinya yang pertama tentang ilmu

agama dan ketuhanan yang meliputi (1) ilmu akidah,

(2) ilmu syariat (perintah dan larangan Allah SWT)

dan (3) menghafal, memamhami dan mengamalkan

Al-Qur‟an. Dimana ketiga hal tersebut merupakan

ilmu yang utama dan wajib dipelajari oleh umat islam

tanpa terkecuali. Sementara hirarki yang ke (4) ilmu

lainnya yang diperlukan oleh masing-masing

individu, point keempat ini termasuk pada klasifikasi

yang kedua yakni Ilmu yang tidak diperintahkan oleh

syara‟ & tidak diisyaratkan oleh-Nya. Sifatnya relatif

tergantung pada keperluan individuny masing-

masing. Dengan demikian, jika seseorang berprofesi

sebagai guru/dosen matematika maka ilmu

matematika dan cara mengajarkannya yang harus

dia kuasai bukan ilmu tentang kelautan atau lainnya.

JAWABAN:

Syaikhul Ibnu Tamiyyah menyusun hirarki tersebut

berdasarkan pada pengklasifikasian ilmu yang

disusunnya yakni: (1) ‘Ilm syar ‘iyyah (Ilmu agama

dan ketuhanan) dan (2) ‘Ilm ‘aqliyyah (Ilmu yang

tidak diperintahkan oleh syara‟ & tidak diisyaratkan

oleh-Nya) serta berpedoman pada ilmu yang

bermanfaat seperti yang sering diisyaratkan oleh

Rasulullah SAW yakni ilmu yang bersumber pada

wahyu. ...

Page 49: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

12

PERTANYAAN:

ANDI NAJMIAH JAMAL

Seperti paparan eksistensi empat ranah matematika

(bilangan, aljabar, geometri, dan statistika) dalam Al-

Qur‟an dan As-Sunnah yg telah dijelaskan, bagaima-

nakah dalam perspektif islam cara mengajarkan ata-

upun eksistensi dalam Al-Qur‟an/As-Sunnah empat

objek matematika (fakta, keterampilan, konsep, dan

prinsip)?

1. Prinsip: dalam matematika terdapat prinsip

keadilan dalam hal menyelesaikan sebuah

persamaan. Seperti contoh: 2𝑥 + 5 = 15 , tentukan

nilai 𝑥! Dalam pengerjaannya terdapat prinsip

keadilan. Operasi pada ruas kiri harus sama

dengan ruas kanan. Sebagaimana dalam QS. Al-

Hujarat:9

يحب المقسطين الحجرات ]وأقسطوا إن للا

”Dan berbuat adillah, sesungguhnya Allah mencintai orang-

orang yang berbuat adil.” (Qs. al-Hujurat/49: 9).

JAWABAN:

2. Fakta: Fakta adalah pemufakatan atau konvensi

dalam matematika yang biasanya diungkapkan

melalui simbol-simbol tertentu. Misalnya: Apabila a

dan b adalah bilangan real, maka berlaku 𝑎 > 𝑏, 𝑎 = 𝑏, atau 𝑎 < 𝑏, pernyataan ini merupakan sebuah

aksioma. Relasi bilangan dalam Al-Qur‟an, disebutkan

dalam beberapa redaksi, misalnya, Adnaa (kurang

dari), Aktsara (lebih dari), dan Fauqa (lebih dari).

Mengenai relasi bilangan dalam Al-Qur‟an, perhatikan

firman Allah SWT dalam QS: Al-Mujadilah: 7

Artinya: Tidakkah kamu perhatikan, bahwa

sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit

dan di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga

orang, melainkan Dia-lah keempatnya. Dan tiada

(pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah

keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah

yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia

berada bersama mereka di manapun mereka berada.

Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka

pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan.

Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.

Page 50: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

12 ANDI NAJMIAH JAMAL

3. Konsep: adalah ide abstrak yang dapat digunakan

untuk menggolongkan atau mengklasifikasikan

sekumpulan objek, apakah objek tertentu merupa-

kan contoh konsep atau bukan. Dalam Al-Qur‟an

surat Al-Fathir ayat 1 dan An-Nur ayat 45 itulah

terdapat konsep matematika, yaitu kumpulan

objek-objek yang didefinisikan secara jelas. Teori

inilah yang dalam matematika dinamakan dengan

Teori Himpunan.

ماوات والرض جاعل الملئكة رسل أولي أجنحة مثنى الحمد فاطر الس لل

على كل شيء قدير وثلث ورباع يزيد في الخلق ما يشاء إن للا

Artinya: Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan

bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan

(untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai

sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah

menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-

Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

4. Keterampilan: adalah prosedur-prosedur atau

operasi-operasi yang peserta didik atau

matematisi diharapkan dapat menggunakannya

dengan cepat dan akurat.

a. Al-Qur‟an surat Al-Kahfi ayat 25, yang artinya :

Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus

tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi).

Dalam ayat ini disebutkan sebuah operasi

bilangan yakni 300 + 9

b. Dalam Al-Qur‟an surat Al-Ankabut ayat 14, yang

artinya : Dan sesungguhnya Kami telah mengutus

Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara

mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun.

Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka

adalah orang-orang yang zalim. Pada QS Al-

Ankabut ayat 114 disebutkan operasi

pengurangan 1000 – 50. Pertanyaannya adalah

mengapa tidak langsung ditulis saja hasilnya?

Sebab, manusia senantiasa diperintahkan untuk

berpikir dan menemukan ilmu-ilmu yang baru.

JAWABAN (Lanjutan...)

Page 51: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

13

PERTANYAAN:

SITTI AISYAH

Bagaimana tanggapan anda tentang pendapat

Plato yang mengatakan keyakinan yang salah itu

bukan ilmu, bukankah segala sesuatu yang

diyakini atau diketahui adalah ilmu, walaupun itu

salah atau benar?

Saya setuju bahwa yang dikatakan ilmu

hanyalah keyakinan yang benar, maksudanya

keyakinan yang didukung oleh fakta-fakta yang

ada serta fakta-fakta tersebut berasal dari

sumber-sumber terpercaya yang tidak diragukan

lagi kebenaran isi/kontennya ayaupun berupa

suatu keyakinan yang dinyatakan benar setelah

diteliti, diuji dan dibuktikan secara ilmiah. ...

JAWABAN:

... Misal suatu keyakinan mengenai ilmu aqidah, ilmu

syariat atau berkaitan dengan ilmu agama pada umumnya

tentu yang menjadi rujukan utamanya adalah Al-Qur‟an

sebagai sumber ilmu yang utama dan tidak diragukan lagi

kebenaran isinya dan untuk mendapat penjelasan makna

yang lebih lanjut dapat merujuk pada Al-Hadist yang

shahih. Sedangkan keyakinan yang berkaitan dengan ilmu

alam, seperti ilmu kedokteran perlu diteliti, diuji dan

dibuktikan secara ilmiah kebenarannya.

selanjutnya, keyakinan yang salah bukanlah

suatu ilmu, karena bisa saja kebenarannya terjadi secara

kebetulan saja tidak cukup fakta yang mendukung atau

keyakinan tersebut bisa saja berasal dari sumber yang

palsu, salah atau tidak diketahui. Contoh “keyakinan

seseorang yang mengatakan bahwa jika ada burung hantu

yang singgah di atap rumah maka akan ada orang yang

meninggal di rumah tersebut”. Tentu keyakinan ini jelas

salah tidak ada fakta yang mendukungnya baik di dalam Al-

Qur-an ataupun Al-Hadist Shahih. Catatan: Segala

sesuatu yang diyakini atau dihasilkan oleh rasio

manusia apabila bertentangan dengan Al-Qur’an dan

Al-Hadist yang shahih maka harus ditolak.

Page 52: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

14

PERTANYAAN:

MUH. ASRI

Bagaimana pandangan anda terhadap para

pendidik matematika yang saat ini masih banyak

guru (pengajar) yang belum bisa mengaitkan

ilmu matematikanya secara matematika islam?

JAWABAN:

...

1. Ketidaktahuan guru mengenai tujuan utama

yang sebenarnya dari proses pembelajaran

matematika yang dilakukannya. Masih banyak

guru yang berpandangan bahwa tujuan dari

pembelajaran matematika sekadar pencapaian

aspek kognitif saja seperti pada rumusan fungsi

dan tujuan pendidikan matematika yang disusun

oleh pakar pendidikan negeri ini.

2. Ada guru yang sudah mengetahui tujuan utama

pendidikan matematika yaitu melahirkan insan

yang bertaqwa kepada Allah SWT. namun,

belum mampu mengintergrasikan materi

matematika dengan nilai-nilai islam.

3. Jadi, perlu dilakukan semacam sosialisasi

kepada guru-guru mengenai tujuan utama

pendidikan matematika yang sebenarnya serta

cara pengintegrasian materi matematika dengan

nilai-nilai islam.

Masih banyak guru yang belum bisa

mengintegrasikan materi matematika dengan

nilai-nilai islam hal ini dapat disebabkan oleh

berbagai hal diantaranya: ...

Page 53: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

15

PERTANYAAN:

YULIANA

Dikatakan bahwa guru butuh suport dari orang lain

atau pihak lain terutama material, sistem dan

manusia serta dukungan emosional dalam

meningkatkan pengetahuannya. Apakah guru tidak

mendapatkan hal-hal tersebut?, Bagaimana

pendapat anda tentang hal tersebut? (Hal:150)

1. Dukungan untuk Meningkat Pengetahuannya

Guru telah mendapatkan haknya dalam

peningkatan pengetahuan misalnya melalui pelatihan

dsb. Kegiatan peningkatan pengetahuan guru perlu

dilakukan secara rutin, sebab melalui kegiatan tersebut

guru dapat mengembangkan pengetahuan yang

dimilikinya sesuai dengan perkembangan zaman

(dengan catatan: yang tidak bertentangan dengan Al-

Qur‟an & As-Sunnah), sedemikian sehingga

implikasinya siswa dapat menerima ilmu pengetahuan

yang tidak tertinggal zaman.

JAWABAN:

2. Materi

Telah diketahui bahwa saat ini pada

umumnya guru telah menerima upah atau gaji dari

hasil mengajarnya. Jika yang emnjadi pertanyaan

perlukah guru menerima upah? maka menurut al-

Qabisi, kondisi guru perlu dibedakan antara periode

awal Islam dengan masa sesudahnya. Di masa

awal, tugas mengajar (ilmu agama pada khususnya)

dilakukan secara sukarela ditopang semangat

dakwah yang tinggi dan tanpa gaji. Tapi, setelah

Islam menyebar luas, semakin sulit mendapatkan

orang yang mau mengajar umat Islam dan anak-

anak mereka, karena pekerjaan mengajar

memerlukan ketekunan dan harus meninggalkan

kegiatan usaha untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya. Untuk itu, kata Al-Qabisi, umat Islam

selayaknya memberikan gaji kepada orang lain yang

mau membaktikan dirinya untuk mengajar anak-

anak mereka secara rutin.

Page 54: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

16

PERTANYAAN:

SILVESTER YANTO

Apa perbedaan science dan knowledge pada

pengetahuan pandangan barat?

...

Dari pandangan tersebut seolah-olah

mereka menganggap bahwa posisi science “lebih

tinggi” daripada knowledge. Padahal, jika ditelu-

suri asal kata keduanya, dari aspek linguistik saja

knowledge (dalam bahasa arab disebut ‘ilm) jauh

lebih luas cakupannya daripada science.

Inilah yang membedakan padangan ba-

rat dengan Islam mengenai pengetahuan, di

dalam Islam tidak dikenal pembagian pengeta-

huan kedalam dua istilah teknis tersebut. Sebab

pembagian istilah pengetahuan ke dalam dua

istilah teknis tersebut mengarah pada pendiko-

tomian ilmu yakni menganggap yang satu sebagai

ilmu dan yang lainnya tidak, hal ini bertentangan

dengan pandangan islam mengenai pengetahuan.

Semua jenis pengetahuan dalam Islam dikatego-

rikan sebagai ilmu yang ilmiah dan dikembangkan

melalui metode yang ilmiah pula.

JAWABAN:

Filsuf barat membagi pengetahuan menjadi dua

istilah yakni science dan knowledge.

1. Science: diperuntukan untuk ilmu-ilmu fisik

yang terukur secara empirik saja.

2. Knowledge: diperuntukkan untuk konsep

mental dan metafisika.

Para filsuf barat hanya mengakui ilmu-

ilmu fisik yang terukur secara empirik saja sebagai

ilmu yang mereka khususkan dengan istilah

scientific knowledge atau science saja, sementara

ilmu non fisik seperti ilmu agama menurut mereka

tidak bisa dikatakan atau dikategorikan sebagai

ilmu hanya disebut sebagai knowledge. ...

Page 55: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam

17

PERTANYAAN:

ADY AKBAR

Apa perbedaan klasifikasi dan hirarki

pengetahuan menurut perspektif islam?

1. Klasifikasi pengetahuan dalam islam yakni

pengelompokan ilmu berdasarkan sifat-sifatnya

atau karakteristiknya. Pengklasifikasian ilmu

dalam islam yang dikenal yaitu ilmu agama dan

ilmu dunia. Ilmu agama meliputi (aqidah, akhlak,

menghafal, mempelajari dan mengamalkan Al-

Qur‟an) sementara ilmu dunia meliputi semua

ilmu yang dibutuhkan oleh masing-masing

individu seperti ilmu pendidikan matematika.

2. Sedangkan hirarki pengetahuan artinya

pemilihan mana yang pokok dan utama, dan

mana yang tidak pokok. Mana yang harus

menjadi dasar dari semua pengetahuan dan

mana yang harus senantiasa berdasar pada

ilmu-ilmu yang mendasar.

JAWABAN:

Page 56: Ontologi/hakikat pendidikan matematika perspektif Islam