neoimperialisme ancaman besar negeri ini penguasaan oleh asing dan ketergantungan kepada asing

10
Neoimperialisme Ancaman Besar Negeri Ini: Penguasaan Oleh Asing dan Ketergantungan Kepada Asing May 10th, 2015 by kafi Oleh: Yahya Abdurrahman (Lajnah Siyasiyah DPP HTI) Negeri ini sudah hampir 70 tahun bebas dari penjajahan fisik, penjajahan ala militer. Kemerdekaan itu mestinya membuat negeri ini berdaulat, dalam arti nasib negeri ini ada di tangan pemerintah negeri ini dan rakyatnya. Negeri ini bisa menentukan kebijakannya sendiri tanpa disetir, dikendalikan atau di bawah pengaruh pihak lain. Kemerdekaan itu mestinya membuat rakyat negeri ini berkuasa atas kekayaan negerinya dan bisa didistribusikan kepada mereka secara adil untuk kemakmuran mereka sendiri. Namun jika kita cermati kondisi negeri ini hingga saat ini, tampaklah bagi kita bahwa imprialisme masih terus berjalan di negeri ini. Imperialisme saat ini tidak lagi dengan wajah sangar imperialisme militer, melainkan melalui caracara modern yang tidak tampak kasat mata. Namun esensinya tetap sama. Imperialisme adalah politik untuk menguasai wilayah lain demi kepentingan pihak yang menguasai. Menguasai disini dahulu para era penjajahan kuno dilakukan dengan kekuatan militer, mengammbil alih dan menduduki satu wilayah serta membentuk pemerintahan kolonial di negara/wilayah jajahan. Namun cara ini secara umum sudah ditinggalkan, sebab menimbulkan perlawanan dari penduduk wilayah yang dijajah karena penjajahan itu bisa dilihat secara kasat mata. Maka penguasaan atas suatu wilayah itu akhirnya dilakukan melalui kontrol dan menanamkan pengaruh ekonomi, politik, pemikiran, budaya, hukum dan hankam. Namun tujuan akhirnya sama, yaitu mengalirkan kekayaan wilayah itu ke negara yang menguasai dan berpengaruh. Wilayah yang dijajah tetap dijadikan sebagai sumber kekayaan baik bahan mentah, tenaga kerja murah dan pasar. Upaya neoimperialisme atau penjajahan modern itu dilakukan melalui apa yang disebut oleh Jenderal Ryamizard Ryacudu sewaktu menjadi KSAD sebagai skenario perang modern. Perang modern ini tidak menggunakan hard power (militer dan senjata) tetapi menggunakan soft power bahkan smart power. Menurutnya negaranegara kaya sumber daya alam (SDA) menjadi sasaran perang modern. Perang modern itu dimainkan dan dikendalikan negaranegara maju yang memiliki naluri sebagai agresor. Perang modern itu dilancarkan untuk memuluskan kepentingan nasional mereka terutama terkait dengan aspek ekonomi negara agresor. “Penghancuran negara secara sistematis menjadi konsep perang modern, khususnya terhadap negaranegara yang memiliki SDA kaya untuk kemudian ditaklukan dan dikuasai,” katanya. Masih menurutnya, berbeda dengan perang konvensional, perang modern murah meriah dengan efek lebih dahsyat karena

Upload: rizkysamuraiflamenco

Post on 19-Jul-2015

162 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Neoimperialisme ancaman besar negeri ini  penguasaan oleh asing dan ketergantungan kepada asing

14/5/2015 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Neoimperialisme Ancaman Besar Negeri Ini: Penguasaan Oleh Asing dan Ketergantungan Kepada Asing

data:text/html;charset=utf­8,%3Ch1%20class%3D%22title­single%22%20style%3D%22margin%3A%200px%3B%20padding%3A%2015px%200px%201… 1/10

Neoimperialisme Ancaman Besar Negeri Ini:Penguasaan Oleh Asing dan Ketergantungan KepadaAsing

May 10th, 2015 by kafi

Oleh: Yahya Abdurrahman (Lajnah Siyasiyah DPP HTI)

Negeri ini sudah hampir 70 tahun bebas dari penjajahan fisik, penjajahan ala militer.Kemerdekaan itu mestinya membuat negeri ini berdaulat, dalam arti nasib negeri ini adadi tangan pemerintah negeri ini dan rakyatnya. Negeri ini bisa menentukan kebijakannyasendiri tanpa disetir, dikendalikan atau di bawah pengaruh pihak lain. Kemerdekaan itumestinya membuat rakyat negeri ini berkuasa atas kekayaan negerinya dan bisadidistribusikan kepada mereka secara adil untuk kemakmuran mereka sendiri.

Namun jika kita cermati kondisi negeri ini hingga saat ini, tampaklah bagi kita bahwaimprialisme masih terus berjalan di negeri ini. Imperialisme saat ini tidak lagi denganwajah sangar imperialisme militer, melainkan melalui cara­cara modern yang tidaktampak kasat mata. Namun esensinya tetap sama.

Imperialisme adalah politik untuk menguasai wilayah lain demi kepentingan pihak yangmenguasai. Menguasai disini dahulu para era penjajahan kuno dilakukan dengankekuatan militer, mengammbil alih dan menduduki satu wilayah serta membentukpemerintahan kolonial di negara/wilayah jajahan. Namun cara ini secara umum sudahditinggalkan, sebab menimbulkan perlawanan dari penduduk wilayah yang dijajah karenapenjajahan itu bisa dilihat secara kasat mata. Maka penguasaan atas suatu wilayah ituakhirnya dilakukan melalui kontrol dan menanamkan pengaruh ekonomi, politik,pemikiran, budaya, hukum dan hankam. Namun tujuan akhirnya sama, yaitu mengalirkankekayaan wilayah itu ke negara yang menguasai dan berpengaruh. Wilayah yang dijajahtetap dijadikan sebagai sumber kekayaan baik bahan mentah, tenaga kerja murah danpasar.

Upaya neoimperialisme atau penjajahan modern itu dilakukan melalui apa yang disebutoleh Jenderal Ryamizard Ryacudu sewaktu menjadi KSAD sebagai skenario perangmodern. Perang modern ini tidak menggunakan hard power (militer dan senjata) tetapimenggunakan soft power bahkan smart power. Menurutnya negara­negara kaya sumberdaya alam (SDA) menjadi sasaran perang modern. Perang modern itu dimainkan dandikendalikan negara­negara maju yang memiliki naluri sebagai agresor. Perang modernitu dilancarkan untuk memuluskan kepentingan nasional mereka terutama terkait denganaspek ekonomi negara agresor. “Penghancuran negara secara sistematis menjadikonsep perang modern, khususnya terhadap negara­negara yang memiliki SDA kayauntuk kemudian ditaklukan dan dikuasai,” katanya. Masih menurutnya, berbeda denganperang konvensional, perang modern murah meriah dengan efek lebih dahsyat karena

Page 2: Neoimperialisme ancaman besar negeri ini  penguasaan oleh asing dan ketergantungan kepada asing

14/5/2015 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Neoimperialisme Ancaman Besar Negeri Ini: Penguasaan Oleh Asing dan Ketergantungan Kepada Asing

data:text/html;charset=utf­8,%3Ch1%20class%3D%22title­single%22%20style%3D%22margin%3A%200px%3B%20padding%3A%2015px%200px%201… 2/10

menghancurkan semua sendi.

Jenderal Ryamizard mengungkapkan, perang modern dilancarkan melalui sejumlahtahapan. Tahap pertama adalah infiltrasi lewat jalur intern, militer, pendidikan, politik,media massa. Di samping itu juga ada eksploitasi dan adu domba lewat pembentukanopini, penciptaan sel­sel perlawanan hingga gelar provokasi. Tahap berikutnya, adanyakegiatan cuci otak dengan mengubah cara berfikir dan paradigma, mengubah nilai­nilaiyang ada ke nilai­nilai asing. Setelah itu tahap perang modern memasuki aksipenghancuran, pelemahan, dan penguasaan yang dilakukan melalui operasi intelijenhingga konfrontasi. Tahap terakhir adalah sasaran direbut dan dikuasai.

Sepuluh tahun lalu, jenderal Ryamizard meyakini tahapan perang modern telahdijalankan di Indonesia. Tahapan itu dimulai dari infiltrasi, operasi intelijen, politik adudomba, cuci otak, invasi, cuci tangan, dan dipuja­puji sebagai penegak hak asasimanusia dan demokrasi setelah berhasil.

Perang modern itu mirip dengan apa yang diistilahkan oleh Jean Tirole, profesor ekonomidi Universitas Toulouse, pemenang Nobel Ekonomi, sebagai proxy war. Yaitu suatubentuk perang memperebutkan pengaruh ekonomi dan politik di suatu negara tanpaketerlibatan langsung negara yang melakukan agresi. Proxy war itu merupakan tahaplanjut dalam perang modern. Aktor­aktornya adalah korporasi multinasional, lembagainternasional dan negara­negara besar.

Semua itu tergambar pada fakta penguasaan asing atas sumberdaya negeri ini, besarnyaketergantungan negeri ini terhadap asing, kontrol dan pengaruh asing dalam pembuatanUU yang melahirkan banyak sekali UU bercorak neo­liberal yang membangun kerangkalegal (legal frame) sistem neo­liberal. Sistem neo­liberal yang makin membuka lebar danmelapangkan jalan bagi penjajahan. Termasuk bagian dari cara untuk makinmempermudah masuknya penjajahan dan memperdalam penjajahan itu, banyakkewenangan didorong untuk dipecah dari pusat (nasional) ke daerah melalui otonomi danjika perlu melalui disintegrasi dan separatisme.

Maka dari itu, bahaya dan ancaman hakiki negeri ini adalah neoimperialisme,neoliberalisme dan separatisme. Bahaya ini bukan sekedar ancaman bahkan sudahnyata­nyata menyebabkan kesengsaraan bagi penduduk negeri ini.

Neoimperialisme: Penguasa Oleh Asing dan Ketergantungan Kepada Asing

Meski sudah merdeka hampir 70 tahun, nyatanya negeri ini belum lepas dari penguasaanoleh asing. Data­data tentang kondisi negeri ini dengan jelas menunjukkan negeri inimasih dikuasai asing di berbagai lini. Ketergantungan negeri ini terhadap asing jugaterjadi di berbagai bidang, bahkan sering tidak masuk akal.

Fakta penguasaan oleh asing atas kekayaan negeri ini, kontrol terhadap politik dankebijakan negeri ini, dan ketergantungan terhadap asing membuat miris siapapun yangpeduli dengan negeri ini dan penduduknya. Jika konstitusi mengamanatkan bahwa “tanah

Page 3: Neoimperialisme ancaman besar negeri ini  penguasaan oleh asing dan ketergantungan kepada asing

14/5/2015 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Neoimperialisme Ancaman Besar Negeri Ini: Penguasaan Oleh Asing dan Ketergantungan Kepada Asing

data:text/html;charset=utf­8,%3Ch1%20class%3D%22title­single%22%20style%3D%22margin%3A%200px%3B%20padding%3A%2015px%200px%201… 3/10

air dan segala isinya dikuasai oleh negara dan diguakan untuk sebesar­besarnyakemakmuran rakyat, fakta yang ada ternyata sangatlah jauh panggang dari api.

Pada tahun 2011 data menunjukkan di bidang perminyakan, penghasil minyak utamadidominasi oleh asing. Diantaranya, Chevron 44%, Total E&P 10%, Conoco Phillip 8%,Medco 6%, CNOOC 5%, Petrochina 3%, BP 2%, Vico Indonesia 2%, Kodeco Energy 1 %dan lainnya 3%. Sedangkan Pertamina & mitra yang dianggap mencerminkanpenguasaan nasional hanya menguasai 16% (sumber: Dirjen Migas, 2009).

Di bidang pertambangan, lebih dari 70% dikuasai asing. Porsi operator minyak dan gas,75 % dikuasai asing. Asing juga menguasai 50,6% aset perbankan nasional per Maret2011. Total kepemilikan investor asing 60­70 persen dari semua saham perusahaan yangdicatatkan dan diperdagangkan di bursa efek. Dari semua BUMN yang telah diprivatisasi,kepemilikan asing sudah mencapai 60 persen. Begitu pula telekomunikasi dan industrisawit pun juga lebih banyak dikuasai asing (lihat, Kompas, 22/5/2011).

Dalam hal penguasaan terhadap aset dan investasi, sebagian besar dikuasai asing. Halitu bisa dilihat dari penguasaan tambang. PMA (Penanaman Modal Asing) menguasaiUS$ 4,8 miliar atau sekitar Rp 57,6 triliun, sementara PMDN hanya 18,8 triliun(Republika, 20/10/2014). Artinya penguasaan asing atas pertambangan mencapai 75,39peren, sementara nasional hanya menguasai 24,61 persen. Begitu pula penguasa asingpada sektor migas.

Menurut Ketua Asosiasi Kewirausahaan Sosial Indonesia Bambang Ismawan, 60 persenindustri penting dan strategis telah dikuasai investor asing, seperti perbankan,telekomunikasi, elektronika, asuransi dan pasar modal (Republika, 20/10/2014). Ketika,kekayaan alam dan industri penting dan strategis lebih dikuasai asing, pada hakikatnyanegeri ini masih terjajah. Sebab dengan itu kekayaan negeri ini dan hsil industrinyabanyak mengalir demi kesejahteraan asing.

Dalam aspek penguasaan atas areal tanah dan hutan, area tanah seluas 175 juta hadikuasai dalam bentuk HPH, HGU, Kontrak Karya. Sementara air tawarnya dikuasai oleh246 perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK). 65% dipasok oleh perusahaan asing(Aqua Danone dan Ades Coca Cola). Aqua Danone milik Prancis menguras air Indonesiadari 2001­2008 saja mampu menjual 32 juta liter dengan laba yang dilapor hanya Rp 728milyar. Dimana label dalam kemasannya disebut berasal dari mata air pegunungan,padahal tak sedikit diambil dari exploitasi air tanah.

Ahmad Erani Yustika, ekonom INDEF, mengungkapkan bahwa struktur sektor perbankansecara umum juga telah dikuasai asing. Beberapa bank sahamnya didominasi asing yaituDanamon (68,83%), Buana (61%), UOBI (100%), NISP (72%), OCBC (100%), CIMBNiaga (60, 38%) BII (55,85%), BTPN (71,6%). Meskipun masih minoritas tapi Bank Panindan Bank Permata masing­masing sudah dikuasai asing dengan 35% dan 44,5%. Tahun2011 dijual/privatisasi 10 BUMN. Selama 5 thn (2004­ 2009) kredit bank asing hanyamengucur 19,34% dan sekarang cenderung turun dibawah bank pemerintah/swastanasional.

Page 4: Neoimperialisme ancaman besar negeri ini  penguasaan oleh asing dan ketergantungan kepada asing

14/5/2015 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Neoimperialisme Ancaman Besar Negeri Ini: Penguasaan Oleh Asing dan Ketergantungan Kepada Asing

data:text/html;charset=utf­8,%3Ch1%20class%3D%22title­single%22%20style%3D%22margin%3A%200px%3B%20padding%3A%2015px%200px%201… 4/10

Penguasaan negara dalam perekonomian dari hari ke hari makin kecil. BUMN yangmerupakan perpanjangan tangan negara di berbagai sektor perekonomian satu per satudijual kepada swasta melalui program privatisasi langsung atau tidak langsung.

Pemerintah telah memprivatisasi 12 BUMN pada periode 1991­2001 dan 10 BUMN padaperiode 2001­2006. Salah satu penjualan BUMN yang merugikan negara bahkan krugianstrategis adalah penjualan Indosat pada tahun 2003. Pada tahun 2003 itu BUMN Indosatdijual ke Temasek BUMN Singapura dengan harga 5 triliun. Selama 5 tahun Temasektelah meraup keuntungan 5 triliun laba dari bisnis telekomunikasi tersebut. Artinya secarakasar modal sudah kembali. Tahun 2008 Temasek menjual Indosat ke Qatar Telecomsenilai 16 triliun. Artinya dalam lima tahun saja BUMN Singapura itu untung 16 triliun.Meneg BUMN kala itu Sofyan Djalil tidak mampu memperjuangkan pembelian kembaliIndosat oleh pemerintah dan juga tidak kuasa menahan penjualan Indosat ke QatarTelecom.

Pada 31 Januari 2008, Menko Ekuin Boediono sebagai ketua Komite Privatisasi BUMNmeneken surat keputusan untuk menjual 44 BUMN. Dari 44 BUMN itu, sebanyak 33 diantaranya adalah nama baru, sedangkan 11 lainnya adalah perusahaan yangdirencanakan dilego tahun sebelumnya, tapi tidak kesampaian. Keputusan privatisasidilakukan oleh Komite Privatisasi Perusahaan BUMN yang diketuai Menko EkuinBoediono dengan wakilnya Meneg BUMN Sofyan Djalil –yang sekarang menajdi MenkoEkuin Kabinet Kerja­ dan anggotanya Menkeu Sri Mulyani Indrawati serta menteri yangmenjadi pembina teknis BUMN yang akan dijual.

Sejumlah BUMN yang akan dilego tersebut adalah Semen Kupang, PT PerkebunanNusantara (PTPN) III, IV, dan V, Adhi Karya, Sucofindo, Surveyor Indonesia, BankNegara Indonesia (BNI), Bank Tabungan Negara, Krakatau Steel, serta kawasan industridi Medan dan Makassar. Pada tahun 2008 tersebut, Menko Ekuin Boedionomengharapkan agar dari 139 BUMN diprivatisasi menjadi 69 BUMN pada di akhir 2009. Rencana menjual 44 BUMN ini akhirnya gagal terganjal di DPR karena sudah mendekatiPemilu 2009.

Sejak 2009, privatisasi tidak dilakukan melalui penjualan langsung dengan menggandengmitra strategis (strategic sales). Sebab penjualan langsung seperti itu sudah mendapatkritik sangat banyak dan langsung kasat mata. Privatisasi pun akhirnya dilakukan secaratidak langsung. Yaitu melalui skema penjualan saham ke publik. Krakatau steeldiprivatisasi dengan model ini. Berdasar data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun2009, dari 14 BUMN yang tercatat di BEI, pihak asing telah menguasai saham 31%,setara dengan Rp 137 triliun. Asing menguasai sektor­sektor strategis sepertitelekomunikasi, perbankan, pertambangan dan migas, semen, serta farmasi. Padabeberapa BUMN kategori blue chips, kepemilikan asing bahkan menyundul angka 40persen. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, misalnya, 39,5 persen sahamnya ada dalamgenggaman pihak asing. Demikian pula PT Semen Gresik Tbk sebanyak 39,21% dikuasaiasing. Bank Rakyat Indonesia (BRI) – yang selama ini menjadi andalan para petani dan

Page 5: Neoimperialisme ancaman besar negeri ini  penguasaan oleh asing dan ketergantungan kepada asing

14/5/2015 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Neoimperialisme Ancaman Besar Negeri Ini: Penguasaan Oleh Asing dan Ketergantungan Kepada Asing

data:text/html;charset=utf­8,%3Ch1%20class%3D%22title­single%22%20style%3D%22margin%3A%200px%3B%20padding%3A%2015px%200px%201… 5/10

rakyat kecil – sahamnya telah dikuasi asing sebesar 35,39 persen. Maka dengan skemapenjualan saham ke publik itu, namanya tetap BUMN tetapi banyak sahamnya telahdikuasai asing. Dengan begitu, penguasaan asing atas BUMN tidak kasat mata dankarenanya tidak atau kurang dipersoalkan. Dengan semua program privatisasi itu baikyang lansung maupun tidak langsung, penguasaan atau perang langsung negara dalamberbagai sektor perekonomian terutama yang strategis dan menguasai hajat hidup orangbanyak dari waktu ke waktu makin kecil. Ini sejalan dengan doktrin neo liberal yangselama ini dipraktekkan di negeri ini.

Semua itu baru sebagian dari fakta penguasaan asing atas sumberdaya, kekayaan danperekonomian negeri ini. Dari situ saja sudah tampak jelas sedemikian besarnyapenguasaan asing atas berbagai sumberdaya negeri ini. Di sisi lain, ketergantungannegeri ini kepada asing juga sangat besar. Banyak sekali komoditi yang tergantung padaimpor dari negara lain. Bahkan pada produk­produk pertanian yang sesungguhnya dinegeri ini juga bisa diproduksi ternyata tidak luput dari serbuan impor bahkan tergantungpada impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Pada beberapa tahun terkhirnegeri ini impor 1,6 juta ton gula, 1,8 juta ton kedelai, 1,2 juta ton jagung, 1 juta tonbungkil makanan ternak, 1,5 juta ton garam, 100 ribu ton kacang tanah, bahkan pernahmengimpor sebanyak 2 juta ton beras. Dengan kondisi seperti ini pastinya ada yang salahdengan kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Indonesia menyangkut sektor pertanian.

Dari semua fakta itu tidak salah jika dikatakan bahwa neoimperialisme masih terusberjalan terhadap negeri ini. Bahkan dari hari ke hari neoimperialisme itu makin dalam.Hanya bedanya dengan imperialisme kuno dahulu yang menggunakan kekuatan militerdan pendudukan langsung, neoimperialisme (imperialisme modern) ini dilakukanmelalui soft power dan skenario perang modern seperti yang digambarkan oleh jenderalRyamizard sewaktu menjadi KSAD.

Neoimperialisme yang sudah dan sedang terjadi akhirnya menimbulkan dampak negatifyang luar biasa di berbagai lini. Di antara dampak nyata dari imperialisme baru itu:

1. Kemiskinan

Pembangunan sudah berjalan 69 tahun, kekayaan alam juga sudah banyak yang habis,tetapi jumlah orang miskin hingga Maret 2014 masih sangat tinggi. Berdasarkan dataBPS, jumlah orang miskin pada Maret 2013 sebesar 28,066 juta orang dan jumlah itujustru naik menjadi 28,280 juta orang pada Maret 2014. Padahal standar orang yangdikatakan miskin menurut BPS adalah jika pengeluaran per bulannya sekitar Rp 220.000per orang per bulan. Sementara jika mengikuti standar Bank Dunia yaitu orang dikatakanmiskin jika pengeluarannya kurang dari 2 dolar AS per hari atau sekitar Rp 600 ribu perorang per bulan, maka jumlah orang miskin bisa lebih dari 100 juta atau hampir separodari jumlah penduduk negeri ini.

2. Angka Pengangguran Tinggi

Page 6: Neoimperialisme ancaman besar negeri ini  penguasaan oleh asing dan ketergantungan kepada asing

14/5/2015 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Neoimperialisme Ancaman Besar Negeri Ini: Penguasaan Oleh Asing dan Ketergantungan Kepada Asing

data:text/html;charset=utf­8,%3Ch1%20class%3D%22title­single%22%20style%3D%22margin%3A%200px%3B%20padding%3A%2015px%200px%201… 6/10

Menurut data BPS, per Juli 2014 angka pengangguran terbuka masih sebesar 7,15 juta.Ini adalah angka pengangguran terbuka, yaitu yang benar­benar nganggur, yaitu yangbekerja kurang dari 2 jam per minggu. Jika kriteria penangguran juga dimasukkan yangsetengah menganggur maka angka itu akan jauh lebih besar. Disi lain, tiap tahunangkatan kerja bertambah sekitar 2,5 juta orang. Masalahnya akibat pembangunan yangmengikuti model yang diperintahkan oleh negara­negara imperialis, pertumbuhanekonomi yang tinggi selama ini tidak bisa menciptakan lapangan kerja seperti yangdiharapkan untuk bisa mengatasi masalah angka pengangguran itu.

3. Kesenjangan Terus Melebar

Di Kaltim, batubara diproduksi sebanyak 52 juta meter kubik pertahun; emas 16.8 tonpertahun; perak 14 ton pertahun; gas alam 1.650 miliar meter kubik pertahun (2005);minyak bumi 79.7 juta barel pertahun, dengan sisa cadangan masih sekitar 1.3 miliarbarel. Namun, dari sekitar 2.5 juta penduduk Kaltim, sekitar 313.040 orang (12.4 persen)tergolong miskin.

Di Aceh, cadangan gasnya mencapai 17.1 tiliun kaki kubik. Hingga tahun 2002, sudah 70persen cadangan gas di wilayah ini dikuras oleh PT Arun LNG dengan operator PT ExxonMobile sejak 1978. Namun, Aceh menjadi daerah termiskin ke­4 di Indonesia dimana 28,5% penduduknya miskin.

PDB Indonesia tahun 2014 diprediksi sebesar Rp 10.063 triliun. Pertumbuhan negeri inijuga terus ada di atas angka 5 persen. Namun semua itu diikuti dengan kesenjanganyang makin tinggi. Hal itu bisa dilihat dari Indeks Gini yang terus meningkat. Jika padatahun 2009 Indeks Gini 0,37, angka itu terus naik menjadi 0,413 tahun 2013 dan tahun2014 diprediksi mencapai 0,42 atau 0,43. Ini menandakan hasil pertumbuhan dankekayaan lebih banyak di nikmati oleh segelintir kecil orang. Hal itu dibuktikan oleh datadistribusi simpanan di bank umum pada Juli 2014 yang dikeluarkan oleh LembagaPenjamin Simpanan. Total ekening simpanan di bank umum yang ada sebanyak152.804.340 rekening. Jika diasumsikan satu orang memiliki satu rekening, artinya adasekitar 100 juta penduduk Indonesia yang tidak punya rekening simpanan di Bank umum.Pemilik rekening diatas 1 miliar yang jumlahnya 409.564 rekening (rekening 1­2 Msebanyak 222.563 rekening, rekening 2­5 M sebanyak 118.077 rekening dan rekeninglebih dari 5 M sebanyak 69.014 rekening) atau 0,27% dari total rekening menguasai61,44 % dari total nominal simpanan. Pemilik rekening diatas 5 miliar yang jumlahnyahanya 60.014 rekening atau 0,05 persen ternyata menguasai 43,59 persen dari totalnominal tabungan.

Page 7: Neoimperialisme ancaman besar negeri ini  penguasaan oleh asing dan ketergantungan kepada asing

14/5/2015 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Neoimperialisme Ancaman Besar Negeri Ini: Penguasaan Oleh Asing dan Ketergantungan Kepada Asing

data:text/html;charset=utf­8,%3Ch1%20class%3D%22title­single%22%20style%3D%22margin%3A%200px%3B%20padding%3A%2015px%200px%201… 7/10

Sumber: Distribusi Simpanan Bank Umum Juli 2014. LPS.go.id

4. Beban berat utang luar negeri dan dalam negeri.

Negeri ini sudah terjebak dalam jerat utang. Total utang pemerintah per 30 Septembersudah mencapai Rp. 2.601,72 triliun terdiri dari Rp 684 triliun utang dan Rp 1.918 triliundari Surat Utang Negara. Akibat terus membengkaknya utang, APBN tiap tahun terbebaniuntuk membayar cicilan pokok dan bunga yang terus meningkat. Pembayaran bungautang sampai September 2014 sudah mencapai Rp 103,352 triliun dan cicilan pokokmencapai Rp 170,062 triliun. Pagu APBN 2014 untuk cicilan pokok Rp 247,696 triliun dancicilan bunga Rp 121,386 triliun, totalnya Rp 368,981 triliun. Sedangkan di APBN­P 2014,cicilan bunga ditetapkan Rp 135,453 triliun. Bahkan sejak 2010 total cicilan pokok danbunga utang selalu diatas 230 triliun pertahun. Untuk mengatasi problem jerat utang inibelum ada skenario dari pemerintahan baru. Justru yang sudah ada adalah penarikanutang baru di tahun 2015 seperti yang ada di APBN 2015.

Meski sudah lebih dari Rp 1300 triliun membayar cicilan utang pokok dan bunga, negeriini bukannya terbebas dari utang, justru sebaliknya makin tenggelam dalam jeratan utang.Pada Maret 2015, total utang Pemerintah Pusat telah mencapai Rp 2.702,29 triliun.Sebesar Rp 681,27 triliun berupa utang terdiri dari Rp 677,98 triliun berupa utang luarnegeri dan Rp 3,2 triliun berupa utang dalam negeri, dan sisanya Rp 2.021,02 triliunberupa Surat Utang Negara yang terdiri dari Rp 513,04 triliun dalam bentuk mata uangasing dan Rp 1.507,98 triliun dalam bentuk Rupiah.

Page 8: Neoimperialisme ancaman besar negeri ini  penguasaan oleh asing dan ketergantungan kepada asing

14/5/2015 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Neoimperialisme Ancaman Besar Negeri Ini: Penguasaan Oleh Asing dan Ketergantungan Kepada Asing

data:text/html;charset=utf­8,%3Ch1%20class%3D%22title­single%22%20style%3D%22margin%3A%200px%3B%20padding%3A%2015px%200px%201… 8/10

5. Kekayaan Alam Lebih Banyak Dikuasai dan Dinikmati oleh Asing

Akibat kekayaan alam lebih dikuasai asing maka akhirnya kekayaan itu lebih banyakdinikmati oleh asing. Ambil contoh hasil kekayaan alam berupa emas dan tembaga yangdikuasai oleh PT Freeport di Papua. Penerimaan pajak, deviden dan royalti Pemerintahdari PT Freeport selama 2010 (sampai bulan September) adalah sebesar Rp 11,8 triliun(Kompas.com, 14/12/2010). Pemerintah memiliki saham di PT Freeport Indonesia (PTFI)sebesar 9,36 persen, sementara PT Freeport McMoran menguasai 91,64 persen saham.Setiap tahun PTFI semestinya membagikan deviden.

Tahun 2012 deviden yang harus disetor oleh PTFI kepada Pemerintah sebesar Rp 1,5triliun. Nilai itu turun 14,77 persen dari tahun 2011 yang sebesar Rp 1,76 triliun.Sementara di tahun 2010 deviden yang disetor PTFI kepada Pemerintah sebesar Rp 1,51triliun, turun 27,75 persen dari deviden tahun 2009 sebesar Rp 2,09 triliun (Merdeka.com,9/10/2012).

Karena saham yang dimiliki PT Freeport McMoran di PTFI sepuluh kali saham yangdimiliki oleh Pemerintah, itu artinya bagian deviden PT Freeport juga sepuluh kali lipatdeviden yang disetor PTFI kepada Pemerintah. Itu artinya PT Freeport mendapatkandeviden dari PTFI sebesar Rp 20,9 triliun tahun 2009 (bandingkan Pemerintah hanyadapat Rp 2,09 triliun), Rp 15,1 triliun tahun 2010 (bandingkan Pemerintah hanya dapat Rp1,51 triliun), Rp 17,6 triliun tahun 2011 (bandingkan Pemerintah hanya dapat Rp 1,76triliun), dan Rp 15 triliun tahun 2012 (bandingkan Pemerintah hanya dapat Rp 1,5 triliun).Perbandingan bagian deviden dari PTFI antara PT Freeport McMoran dan Pemerintahdapat dilihat pada tabel berikut:

Pembagian Deviden PT Freeport Indonesia (Rp triliun)

TahunPemerintah Freeport McMoran2009 2,09 20,92010 1,51 15,12011 1,76 17,62012 1,5 15Menurut Marwan Batubara dari IRESS, secara global Freeport McMoran punya cadangantembaga 111,2 miliar pon, emas, 31,3 juta ons dan perak 308,5 juta ons. Dari totalcadangan global itu, kontribusi cadangan tambang RI untuk tembaga 27 persen, emas 95persen, dan perak 37 persen. Artinya, cadangan yang dikuasai PT Freeport Indonesiatembaga sebesar 30,024 miliar pon, emas 29,735 juta ons dan perak 114,145 juta ons.Dalam hal produksi Freeport McMoran pada tahun 2013, tambang Papua menyumpangproduksi tembaga 22 peren, emas 91 peren, dan perak 36 persen. Berarti, kontribusitambang RI sangat besar terhadap pendapatan terkonsolidasi Freeport McMoran.

Pendapatan terkonsolidasi Freeport McMoran pada 2013 sebesar 20,921 miliar dollar AS,meningkat dari 18,010 miliar dollar AS pada 2012. Freeport McMoran juga melaporkanvolume penjualan Tambang Grasberg 2013 untuk emas dan tembaga meningkat 6,2

Page 9: Neoimperialisme ancaman besar negeri ini  penguasaan oleh asing dan ketergantungan kepada asing

14/5/2015 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Neoimperialisme Ancaman Besar Negeri Ini: Penguasaan Oleh Asing dan Ketergantungan Kepada Asing

data:text/html;charset=utf­8,%3Ch1%20class%3D%22title­single%22%20style%3D%22margin%3A%200px%3B%20padding%3A%2015px%200px%201… 9/10

persen dibanding tahun 2012, dari 4,09 miliar dollar AS naik menjadi 4,34 miliar dollar AS.Ternyata pada 2012 dan 2013 pendapatan Freeport McMoran dari tambang di Indonesiameningkat, bukan menurun seperti disebutkan PTFI. Padahal penurunan produksi itudijadikan alasan untuk tidak membayar/melunasi deviden selama tiga tahun berturut­turut2012, 2013 dan 2014 kepada Pemerintah.

Dengan peningkatan pendapatan 2013, Freeport McMoran membayar dividen 2,3 miliardollar AS atau 2,25 dollar AS per saham bagi common stock (memperoleh pembayarandividen setelah preferred stock). Dividen per saham Freeport McMoran tahun 2010sebesar US$ 1,125; tahun 2011 sebesar US$ 1,50; dan tahun 2012 sebesar US$ 1,25per lembar saham common stock.

Pendapatan PT Freeport Indonesia pada tahun 2012 sebesar US$ 4,1 miliar dan naikmenjadi US$ 4,4 miliar tahun 2013. Dari pendapatan itu, laba kotor PTFI tahun 2012sebesar US$ 1,3 miliar atau Rp 14,95 triliun (kurs Rp 11.500/US$) dan naik menjadi US$1,5 miliar tahun 2013 atau Rp 17,25 triliun (kurs Rp 11.500/US$). Laba sebesar itu 90persennya menjadi bagian Freeport McMoran yang menguasai 90,64 persen sahamPTFI. Namun anehnya, PTFI tidak menyetor deviden kepada Pemerintah tahu 2012 dan2013 itu. Penerimaan negara dari hasil PTFI berupa royalti, PPh dan deviden hanya Rp11,8 triliun. Dari data­data yang ada itu, tampak jelas bahwa hasil tambang FreeportIndonesia lebih banyak dinikmati oleh Freeport McMoran, perusahaan tambang dari AS.Karena pendapatan yang sangat besar itulah, Freeport ngotot meminta Kontrak Karyanyayang seharusnya berakhir 2021 agar diperpanjang dua kali 10 tahun hingga 2041.

Ini baru dari satu tambang yaitu Freeport di Papua. Padahal masih sangat banyaktambang berbagai mineral di seluruh Indonesia. Potensi pendapatan dari kekayaantambang ini sangat besar. Sebagai gambaran saja, produksi batubara, misalnya,mencapai 421 juta ton tahun 2013. Jika harga produksi rata­rata perton sebesar US$ 20dan harga pasar tahun 2014 US$ 74 per ton maka potensi pendapatannya mencapai Rp250 triliun. Contoh lainnya tembaga. Pada tahun 2012, produksinya mencapai 2.4 jutaton. Biaya produksinya sebesar US$ 1,24 per pound dan harga jualnya sebesar US$3.6per pound (Laporan Keuangan PT Freeport McMoran, 2013). Dengan demikian, potensipendapatannya sebesar Rp 124 triliun. Dari dua komoditas ini saja potensipendapatannya sudah mencapai Rp 374 triliun. Namun sayang pendapatan sangat besardari tambang itu kebanyakan justru dinikmati asing dan swasta, bukan oleh rakyat yangsejatinya menjadi pemilik kekayaan alam itu.

Semua itu hanya sebagian dampak buruk dan menyengsarakan dari neimperialisme atasnegeri ini. Masih banyak dampak buruk lain dari neoimperilaisme yang telah dan terusberlangsung atas negeri ini. Wallah a’lam bi ash­shawâb. []

Baca juga :

1. Apa Benar Penguasaan Energi oleh Asing Bermanfaat Bagi Rakyat?2. Penguasa Hina Hanya Membuat Ketergantungan Negeri­Negeri Islam Pada

Penjajah Asing

Page 10: Neoimperialisme ancaman besar negeri ini  penguasaan oleh asing dan ketergantungan kepada asing

14/5/2015 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Neoimperialisme Ancaman Besar Negeri Ini: Penguasaan Oleh Asing dan Ketergantungan Kepada Asing

data:text/html;charset=utf­8,%3Ch1%20class%3D%22title­single%22%20style%3D%22margin%3A%200px%3B%20padding%3A%2015px%200px%20… 10/10

3. Akibat Utang, Pemerintah Diatur Negeri Asing4. Dana Asing di SUN Capai Rp 108,25 Triliun5. Benar­benar Rezim Lemah, Indonesia Tunduk Ditekan Penambang Besar Asing