model struktural hubungan dimensi motivasi ...repository.uinjambi.ac.id/5540/1/tf161165-...

92
i MODEL STRUKTURAL HUBUNGAN DIMENSI MOTIVASI BELAJAR TERHADAP DIMENSI KEMAMPUAN REGULASI DIRI SISWADALAM MEMPELAJARI FISIKA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 JAMBI SKRIPSI MEITA ALFINIA TF.161165 PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2020

Upload: others

Post on 14-Feb-2021

15 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • i

    MODEL STRUKTURAL HUBUNGAN DIMENSI MOTIVASI

    BELAJAR TERHADAP DIMENSI KEMAMPUAN

    REGULASI DIRI SISWADALAM

    MEMPELAJARI FISIKA

    DI MADRASAH

    ALIYAH NEGERI 1

    JAMBI

    SKRIPSI

    MEITA ALFINIA

    TF.161165

    PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    2020

  • ii

    KEMENTERIAN AGAMA RI

    UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    P E R S E T U J U A N S K R I P S I / T U G A S A K H I R

    Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku tgl No. Revisi Tgl. Revisi Halaman

    In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 R - 0 - 1 dari 2

    Hal : Nota Dinas

    Lampiran : -

    Kepada

    Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

    UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

    di

    Tempat

    Assalamu’alaikum wr.wb.

    Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta

    mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat

    bahwa skripsi saudara:

    Nama : Meita Alfinia

    NIM : TF. 161165

    Judul Skripsi : Model Struktural Hubungan Dimensi Motivasi Belajar

    Terhadap Dimensi Kemampuan Regulasi Diri Dalam

    Mempelajari Fisika di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota

    Jambi

    Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program

    Studi Tadris Fisika UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satu syarat

    untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam Tadris Fisika.

    Dengan ini kami mengharap agar skripsi/tugas akhir Saudara tersebut di atas dapat

    segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

    Wassalamu’alaikum wr.wb

    Jambi, 17 November 2020

    Pembimbing I

    Dr. Tanti, M. Si

    NIP19811 22320 09122004

  • iii

    KEMENTERIAN AGAMA RI

    UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    P E R S E T U J U A N S K R I P S I / T U G A S A K H I R

    Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku tgl No. Revisi Tgl. Revisi Halaman

    In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 R - 0 - 1 dari 2

    Hal : Nota Dinas

    Lampiran : -

    Kepada

    Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

    UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

    di

    Tempat

    Assalamu’alaikum wr.wb.

    Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta

    mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat

    bahwa skripsi saudara:

    Nama : Meita Alfinia

    NIM : TF. 161165

    Judul Skripsi : Model Struktural Hubungan Dimensi Motivasi

    Belajar Terhadap Dimensi Kemampuan Regulasi

    Diri Dalam Mempelajari Fisika di Madrasah

    Aliyah Negeri 1 Kota Jambi

    Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program

    Studi Tadris Fisika UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satu syarat

    untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam Tadris Fisika.

    Dengan ini kami mengharap agar skripsi/tugas akhir Saudara tersebut di atas dapat

    segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

    Wassalamu’alaikum wr.wb

    Jambi, 17 November 2020

    Pembimbing II

    Abdul Rahim, M.Pd

  • iv

    KEMENTERIAN AGAMA RI

    UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    Nomor :B-28/D.11 /PP.009/XVI/2020

    Skripsi/TugasAkhir dengan Judul : Model Struktural Hubungan Dimensi Motivasi Belajar

    danDimensi Kemampuan Regulasi Diri Dalam

    Mempelajari Fisika Di Madrasah Aliyah Negeri 1

    Kota Jambi

    Yang dipersiapkan dan disusun oleh

    Nama : Meita Alfinia

    Nim : TF.161165

    Telah dimunaqasyahkan pada : Kamis, 20 Agustus 2020

    Nilai Munaqasyah : 81.32 (A)

    Dan dinyatakan telah diterima oleh Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

    TIM MUNAQASYAH

    Ketua Sidang

    Boby Syefrinando, M.Si

    NIP. 197709252009121002

    Penguji I Penguji II

    Dr. Sukarno, M.Pd.I Adfal Afdala, M.Si

    NIP.197904052005011014 NIDN.2024129201

    Pembimbing I Pembimbing II

    Dr. Tanti, M.Si Abdul Rahim, M.Pd

    NIP. 198112232009122004 NIP

    Sekretaris Sidang

    Dr. H. Salahuddin, M.Si

    NIP.19700712014011007

    Jambi, 16 November 2020

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

    UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

    DEKAN

    Dr. Hj. Fadhilah, M.Pd.I

    NIP. 196707111992032004

    PENGESAHAN SKRIPSI

    Kode Dokumen

    Kode Formulir BerlakuTanggal NoRevisi TanggalRevisi Halaman

    In. 08-PP-

    05-01

    In.08-FM-PP-05-07 25-10-2013 R-0 - 1 dari 1

  • v

    KEMENTERIAN AGAMA RI

    UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    Jl. Jambi-Ma.Bulian Km. 16 Simp.Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36363

    PERNYATAAN ORISINALITAS

    Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang

    saya susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari

    Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin

    Jambi seluruhnya merupakan hasil karya sendiri.

    Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang

    saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya

    secara jelas dan sesuai norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

    Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebahagian

    skripsi bukan hasil karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur

    plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sangsi

    sesuai dengan peraturan dan undang-undang yang berlaku.

    Jambi, 19 Agustus 2020

    Meita Alfinia

    NIM. TF.161165

  • vi

    PERSEMBAHAN

    Dengan keridhoan Allah SWT, atas nikmat dan karunia-Nya lah sehingga

    penulis mampu menyelesaikan sebuah karya ilmiah sederhana ini, tak lupa pula

    Sholawat berangkaikan salam yang selalu tercurahkan kepada junjungan besar

    Nabi Muhammad SAW. Alhamdulillah, satu langkah usai sudah satu cita telah ku

    gapai ini bukan akhir dari perjalanan melainkan langkah awal dari satu

    perjuangan. Skripsi ini saya persembahkan kepada :

    1. Kedua orang tua tercinta ayahanda Achyar Tapianus S.Pd dan ibunda

    Nizawati S.Pd yang selalu mengirimkan doa, mencurahkan kasih sayang

    serta selalu memberikan yang terbaik agar saya menjadi orang memiliki

    ilmu pengetahuan, berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Hanya sebuah

    kado kecil yang dapat anandamu berikan dari bangku kuliah yang

    memiliki sejuta makna, sejuta cerita, sejuta kenangan dan pengorbanan.

    Doamu menjadikan ku bersemangat kasih sayang mu yang membuatku

    menjadi kuat, tetesan keringatmu menumbuhkan motivasiku wahai kedua

    malaikatku.

    2. kepada kakakku tersayang Heppy nia katarina S.Si dan adek ku tersayang

    Alm Ridho Risky saputra dan teman semasa kecil saya Novi Elda Virginia

    S.Si dan seluruh keluarga H. Kamaruzaman . Merekalah yang melukiskan

    warna warni dalam kehidupan, terimakasih atas canda tawa yang telah

    diberikan dan terimakasih karna telah memberikan semangat yang luar

    biasa untuk saya. Sahabat sahabat seperjuangan (Fisika A) terutama untuk

    Lilis intan agustina, Febrina aspyan tari, Fitri Hardiana, dan Cici pustika

    yulianti dan keluarga tercinta, orang-orang tercinta, kuucapkan

    terimakasih yang sebanyak-banyaknya atas motivasi dan dorongan yang

    tak pernah putus hingga saya bisa berada dititik ini.

    Terimakasih juga saya ucapkan kepada dosen pembimbing yang telah

    meluangkan waktu, bersabar dalam membimbing saya hingga menyelesaikan

    skripsi ini dan bapak ibu dosen Jurusan Tadris Fisika saya ucapkan

    terimakasihatas segala kebaikannya, semoga Allah memberikan ganjaran atas

    ketulusan, kesabaran dan keikhlasannya.

  • vii

    MOTTO

    “Dan ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut, dan

    dengan tidak mengeraskan suara, pada waktu pagi dan petang, dan janganlah

    kamu termasuk orang-orang yang lengah. (QS Al-A’raf: 205)

    “ You don’t need to be super smart to do a lot of things, as long your curiosity can

    move a mountain”–Handri satriago

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa

    yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkan-Nya, atas iradah-Nya

    sehingga skripsi ini dapat dirampungkan. Shalawat dan salam atas Nabi

    Muhammad SAW pembawa risalah pencerahan bagi manusia.Penulisan skripsi ini

    dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat akademik guna mendapatkan

    gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Sulthan

    Thaha Syaifuddin Jambi. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian

    skripsi ini banyak melibatkan pihak yang telah memberikan motivasi baik moril

    maupun materil, untuk itu melalui kolom ini Penulis menyampaikan terima kasih

    dan penghargaan kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. Su’aidi Asy’ari, MA,. Ph.D selaku Rektor Universitas Islam

    Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    2. Ibu Dr. Hj. Fadillah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

    Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    3. Bapak Boby Syefrinando, S.Si, M.Si selaku Ketua Prodi Tadris Fisika

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi.

    4. Ibu Dr. Tanti M.Si selaku pembimbing I dan Bapak Abdul rahim M.Pd selaku

    pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan mencurahkan pemikirannya

    demi mengarahkan Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

    5. Bapak/Ibu dosen, karyawan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas

    Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    6. Bapak M. Aman M.Pd.I selaku Kepala Sekolah dan Bapak Harsinto S.Pd

    selaku guru bidang studi Fisika di kelas XI MAN 1 Kota Jambi yang telah

    memberikan kemudahan kepada penulis dalam memperoleh data di lapangan.

    7. Seluruh dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan

    banyak ilmu selama proses belajar, serta Staf Bagian Akademik Fakultas

    Tarbiyah dan Keguruan jurusan fisika yang telah membantu pada proses

    administrasi selama masa studi dan proses pengurusan skripsi.

  • ix

    8. Dan untuk semua pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini, yang tidak

    dapat penulis sebutkan satu persatu.

    Akhirnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan

    amal semua pihak yang telah membantudan penulis hanya dapat mengucapkan

    terima kasih. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu

    Jambi, 19 Agustus 2020

    Penulis,

    Meita Alfinia

    NIM. TF 161165

  • x

    ABSTRAK

    Nama : Meita Alfinia

    Nim : TF 161165

    Judul : Model Struktural Hubungan Dimensi Motivasi Belajar Terhadap

    Dimensi Kemampuan Regulasi Diri Siswa Dalam Mempelajari

    Fisika Di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Jambi

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dimensi motivasi belajar

    terhadap dimensi kemampuan regulasi diri siswa dalam mempelajari fisika di

    MAN 1 kota jambi. Pada peneliitian ini peneliti menganalisis komponen motivasi

    dan kemampuan regulasi diri yang berhubungan postif dan signifikan. Jenis

    penelitian ini adalah kuantitatif survey, jumlah siswa yang diperlukan 100 untuk

    pengambilan sampel melalui survey daring memanfaatkan google form. Analisis

    data yang digunakan menggunakan structural equation modeling (SEM) varian

    partial least square (PLS) atau SEM with PLS. Hasil penelitian menunjukkan

    bahwa, dari tiga komponen motivasi hanya nilai tugas (task value) yang

    berhubungan positif dan signifikan terhadap kemampuan regulasi diri (self-

    regulation) yaitu komponen elaborasi (elaboration) dan organisasi (organization)

    dengan t-value berturut-turut sebesar 2.7890 dan 2.1781.

    Kata kunci :Dimensi motivasi belajar, Dimensi kemampuan regulasi diri, SEM

    with PLS

  • xi

    ABSTRACT

    Name : Meita Alfinia

    Departement : Physic Education

    Tittle : The structural model of the relationship between the

    dimensions of learning motivation and the dimensions of

    students' self- regulations ability studying physics

    This study aims to determine the motivational relationship to learning

    motivation and self-regulation abilities of students in studying physics in MAN 1

    Jambi City. In this study, the researchers analyzed the components of motivation

    and self-regulatory abilities which were positively. and significantly related. This

    type of research is a quantitative survey, the number of students required is 100

    for sampling through an online survey using google form. The data analysis used

    was structural equation modeling (SEM) variant partial least square (PLS) or

    SEM with PLS. The results showed that, of the three components of motivation,

    only the task value was positively and significantly related to the ability of self-

    regulation, that is the elaboration and organization components with consecutive

    t-value of 2.7890 and 2.1781.

    Keyword : Dimensions of learning motivation , Dimensions of Self-regulation

    abilities, SEM with PLS

  • xii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL................................................................................ i

    NOTA DINAS.......................................................................................... ii

    PENGESAHAN....................................................................................... iv

    PERNYATAAN ORSINALITAS........................................................... v

    PERSEMBAHAN.................................................................................... vi

    MOTTO.................................................................................................... vii

    KATA PENGANTAR........................................................................... vii

    ABSTRAK ............................................................................................ x

    ABSTRACT ......................................................................................... xi

    DAFTAR ISI............................................................................................ xi

    DAFTAR TABEL.................................................................................... xii

    DAFTAR GAMBAR.. .......................................................................... xv

    DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xvi

    BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

    B. Identifikasi Masalah ............................................................ 5

    C. Batasan Masalah .................................................................. 6

    D. Rumusan Masalah ............................................................... 6

    E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 6

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 7 A. Motivasi Belajar .................................................................. 7

    1. Pengertian Motivasi Belajar ............................................. 8

    2. Fungsi Motivasi Belajar ................................................... 8

    3. Jenis-jenis Motivasi Belajar ............................................. 10

    4. Dimensi Motivasi Belajar ................................................ 10

    B. Kemampuan Regulasi Diri ................................................... 15

    1. Pengertian Kemampuan Regulasi diri .............................. 15

    2. Faktor-faktor Kemampuan regulasi diri ........................... 16

    3. Dimensi Kemampuan Regulasi Diri ................................. 17

  • xiii

    4. Aspek-aspek Kemampuan Regulasi Diri .......................... 24

    C. Teori Kognitif Sosial ........................................................... 25

    D. Hubungan Motivasi Belajar Terhadap Kemampuan Regulasi Diri 27

    E. Penelitian Relevan ............................................................... 28

    BAB III METODE PENELITIAN ..................................................... 30

    A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 30

    B. Pendekatan dan Desain Penelitian ....................................... 30

    C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel .......................... 30

    D. Variabel Penelitian ............................................................. 31

    E. Instrumen Penelitian ........................................................... 31

    F. Teknik analisis data ............................................................ 34

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................ .... 40

    A. Demografi Penelitian .......................................................... 40

    B. Tahapan uji first order ........................................................ 40

    1. Analisis Model Pengukuran reflektif (outer model) ....... 44

    2. Analisis Model Struktural (inner model) hubungan

    dimensi motivasi belajar terhadap dimensi kemampuan

    regulasi diri ................................................................... 44

    3. Koefisien Determinansi (R2) ......................................... 44

    4. Pengujian Hipotesis ...................................................... 45

    C. Pembahasan ........................................................................ 46

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 50

    A. Kesimpulan .......................................................................... 50

    B. Saran ................................................................................... 51

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 52

    LAMPIRAN ......................................................................................... 56

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................. 79

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.2 Persentase siswa menjawab dengan benar ............................ 2

    Tabel 3.1 Data siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Jambi............... 30

    Tabel 3.2 Komponen dimensi, dan contoh pernyataan kuesioner

    MSLQ ................................................................................. 32

    Tabel 3.3 Tahapan analisis data menggunakan SEM with PLS ............ 35

    Tabel 4.1 Hasil algoritma PLS item loading factors, Average variance

    extracted (AVE), composite reliability, mean, standar

    deviasi ................................................................................. 42

    Tabel 4.2 Koefisien Determinansi ......................................................... 45

  • xv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Persentase Daya Serap UN Pada Mata Pelajaran Fisika ....... 2

    Gambar 4.1 Teori sosial Kognitif ............................................................ 25

    Gambar 4.2 Model Penelitian Berdasarkan Teori Kognitif Sosial ............. 26

    Gambar 4.3 Hasil grafik model struktural hubungan dimensi motivasi

    belajar terhadap dimensi kemampuan regulasi diri ............... 30

  • xvi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Kuesioner Motivasi Belajar ............................................... 56

    Lampiran 2 Kuesioner Kemampuan Regulasi diri ................................ 60

    Lampiran 3 Hasil Validitas Diskriminan .............................................. 65

    Lampiran 4 Nilai Rsquare dan konstruk reliability dan validity ............ 66

    Lampiran 5 Hasil pengisian angket siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 ..

    Kota Jambi ........................................................................ 68

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang masalah

    Mata pelajaran fisika merupakan mata pelajaran wajib yang diajarkan pada

    level sekolah menengah atas (SMA/MA) di Indonesia. Standar Kompetensi

    Lulusan (SKL) pada jenjang SMA berdasarkan PeraturanMenteri Pendidikan dan

    Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 20 Tahun 2016 adalah memiliki

    pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif. Berdasarkan

    Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 tersebut, maka tujuan mata pelajaran fisika

    pada level SMA adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam pembelajaran

    langsung maupun tak langsung, kemampuan menganalisis simbol matematis,

    kemampuan bernalar dengan mengikutidasar dari hukum alam, menggunakan

    kesimpulan logika, menggunakan sebab akibat, menggunakan model matematis,

    mengeksplorasi informasi ilmiah, menanamkan hubungan yang baik dan

    keterampilan dalam pengolaan konflik (Hamid, 2011).

    Peningkatan kualitas pembelajaran fisika menjadi salah satu tantangan

    utama dari sistem pendidikan di Indonesia, termasuk di Provinsi Jambi. Data yang

    dirilis oleh Pusat Penilaian Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan

    Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menunjukkan daya serap siswa

    MA/MAN di Propinsi Jambi pada Ujian Nasional (UN) tahun 2019 pada mata

    pelajaran fisika masih berada di bawah capaian daya serap nasional, seperti yang

    dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini

  • 2

    Gambar 1.1 Presentase Daya Serap UN Pada Mata Pelajaran Fisika

    sumber :https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/#2019!sma!daya_serap

    Tabel 1.2 Persentase siswa menjawab dengan benar

    No Materi Yang Diuji Satuan

    Pendidikan Kota/Kab Propinsi Nasional

    1 Mekanika 23,33 45,31 41,80 46,01 2

    Gelombang dan

    Optik 28,57 43,67 39,60 44,55

    3 Termodinamika 25,00 40,22 37,42 42,51

    Listrik, Magnet, dan Fisika Modern 41,67 47,56 45,52 48,20

    Sumber : https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/#2019!sma!daya_serap

    Berdasarkan gambar 1.1 di atas terlihat daya serap siswa MAN/MASdi

    Provinsi Jambi pada empat materi utama fisika, yaitu mekanika, gelombang dan

    optik, termodinamika, serta listrik magnet dan Fisika modern berada di bawah

    capaian daya serap nasional. Gambar 1.2 merupakan persentase siswa menjawab

    dengan benar yang mengatakan bahwsanya dari total 3.554 siswa SMA di

    Provinsi Jambi yang mengikuti UN, hanya 41.09% siswa berhasil menjawab

    benar pada mata pelajaran Fisika.

    Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di MAN 1 Kota Jambi

    Metode yang digunakan yaitu metode konvesional (metode ceramah dan tanya

    jawab) yang mengakibatkan siswa mengalami kesulitan memahami dan mengusai

    meteri yang telah.Hal lain juga yang terlihat oleh peneliti adalah mengajar hanya

    05

    101520253035404550

    Madrasah Aliyah Negeri1

    Kota/ Kabupaten

    Provinsi

    Nasional

    https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/#2019!sma!daya_seraphttps://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/#2019!sma!daya_serap

  • 3

    menggunakan teori yang terdapat pada buku teks, guru memberi contoh yang

    masih dianggap abstrak oleh siswa dan memberi latihan. Sebagai akibat siswa

    menjadi pasif dalam mengikuti apa yang disampaikan guru, siswa hanya diam

    mendengarkan tanpa mengajukan pertanyaaan. Dengan ini tugas guru dan orang

    tua meningkatkan motivasi belajar dan menumbuhkan self-regulated learning

    sangat penting dimiliki agar siswa terarah dan teratur dalam belajar. Siswa yang

    memiliki motivasi yang tinggi akan teratur dalam belajar dan menyadari bahwa

    belajar bukanlah suatu paksaan, melainkan suatu bentuk usaha dirinya dalam

    mencapai tujuan yang ditetapkan.

    Berdasarkan paparan fakta-faka empiris di atas perlu adanya perbaikan

    pada kualitas pembelajaran, salah satunya dengan meningkatkan kemampuan

    regulasi diri siswa terutama dalam mempelajari fisika. Hasil penelitian yang

    dilakukan Zimmerman (2008) dalam (Kusaeri & Mulhamah,

    2016)mendefenisikan kemampuan regulasi diri sebagai kemampuan individu

    untuk dapat mengontrol pikiran dan tindakan dalam rangka pencapaian tujuan

    (goal) dan juga dapat memberikan keyakinan dan kesadaran untuk menjadikan

    siswa menjadi oelajar yang bebas dapat mempengaruhi untuk menumbuhkan

    prestasi belajar. Lebih jauh Zimmerman (2008) menjelaskan, peserta didik

    dengan kemampuan regulasi diri yang baik akan mengikutsertakan peranan

    metakognitif, motivasional.Kemampuan regulasi diri (self-regulation) ialah proses

    untuk menggerakkan dan mearahkan pikiran, perilaku dan emosi dalam mencapai

    tujuan yang diinginkan, siswa yang memiliki regulasi diri dalam dirinya akan

    mengenal dan mengetahui diri sendiri cara belajar yang sesuai dengan kriteria

    yang dimiliki Kusaeri and Mulhamah (2016). Penelitian yang dibuktikan oleh

    Zimmerman dalam (Ghufron & Risnawati, 2014) siswa yang berprestasi tinggi

    adalah para self-regulated learner yaitu siswa yang mampu mengatur belajarnya

    Kemampuan regulasi diri yang dilakukan oleh Zimmerman & Pons (dalam

    (Ilhamsyah, 2014) didapat bahwasanya regulasi diri memberikan dampak yang

    sangat efektif hampir mencapai 70% terhadap prestasi belajar siswa pada mata

    pelajaran yang berbasis sains untuk tingkat sekolah menengah atas. Lebih lanjut

    regulasi diri merupakan proses kepribadian yang penting bagi setiap individu

  • 4

    untuk berusaha mengandalikan pikiran, dorongan dan hasrat dari dorongan luar

    diri agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan (McRae, Ochsner, & Gross,

    2011) dalam(Manab, 2016). Proses psikologis yang dapat menentukan sesorang

    untuk melakukan perbuatan, dan juga regulasi diri dapat menggunkan metode

    pada setiap individu untuk menghasilkan perilaku yang dapat menunjang untuk

    dapat mencapai tujuan yang diinginkan (Dias & del Castillo, 2014).Dalam proses

    pembelajaran regulasi dapat menunjang pertumbuhan pembelajaran disekolah

    dengan cara mengendalikan emosi yang baik misalnya ketika dalam kelas dapat

    tenang dan mengangkat tangan ketika izin atau bicara, serta dapat mengatur

    kemarahan merekaseperti menangis yang berlebihan Bandy and Moore (2010).

    Konsesus dikalangan penelitian dibidang pendidikan sains menyetujui

    bahwa motivasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kemampuan

    regulasi diri. Seperti yang dikatakanPintrich and De Groot (1990)keaktifan diri

    siswa dengan melibatkan motivasi, metakognitif dan perilaku dalam belajar

    merupakan perwujudan kemampuan siswa dalam meregulasi diri. Motivasi ialah

    salah satu faktor yang mempengaruhi , terhadap kegiatan yang sedang dijalankan

    individu Glynn, Brickman, Armstrong, and Taasoobshirazi (2011). Hal lain juga

    dikatakan oleh Sari, Sunarno, and Sarwanto (2018)mengartikan motivasi sebagai

    daya penggerak psikis sesorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang menjadi

    acuan dalam mencapai tujuan yang diinginkan.Motivasi juga disebutkan oleh

    Yamin (2007)merupakan sebagaidaya penggerak psikis yang ada pada diri

    manusia untuk dapat meningkatan kegiatan pembelajaran dan menambah

    keterampilan pada proses pembelajaran. Berdasarkan pendapat para ahli diatas

    keaktifan siswa dengan melibatkan motivasi dalam belajar akan menimbulkan

    semangat dan perubahan dalam belajar dalam rangka pencapaian tujuan yang

    ditetapkan.

    Teori kognitif sosial yang dikemukakan oleh Bandura (1986) menyatakan

    perilaku belajar siswa yang terlihat pada kemampuan regulasi dirinya dipengaruhi

    oleh faktor internal yaitu motivasi. Meskipun kemampuan regulasi diri memegang

    peranan penting dalam kesuksesan siswa mempelajari fisika, Namun pada

    penelitian yang ada diindonesia yang khusus menyelidiki kemampuan regulasi

  • 5

    diri memiliki keterbatasan. Pada hakikatnya eksplorisasi terhadap penelitian

    hubungan motivasi belajar dan kemampuan regulasi diri di analisis pada korelasi

    biasa, sehingga tidak bisa mengetahui aspek dari motivasi dan kemampuan

    regulasi yang berhubungan sangat signifikan. Berdasarkan latar belakang

    sebagaimana sudah dipaparkan diatas dilakukan suatu penelitian dengan tujuan

    menganalisis motivasi belajar dan kemampuan regulasi diri dalam mempelajari

    fisika, serta menginvestigasi hubungan structural kedua variabel tersebut. Dalam

    penelitian ini peneliti menggunakan structural equation modeling (SEM) berbasis

    varian (PLS-SEM)

    Berdasarkan yang telah diuraikan penulis tertarik untuk mengadakan

    penelitian yang berjudul “MODEL STRUKTURAL HUBUNGAN DIMENSI

    MOTIVASI BELAJAR TERHADAP DIMENSI KEMAMPUAN REGULASI

    DIRI SISWA DALAM MEMPELAJARI FISIKA DI MADRASAH ALIYAH

    NEGERI 1 KOTA JAMBI”

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah, terdapat masalah-masalahyang

    berkaitan pada penelitian ini. Masalah tersebut di identifikasikan sebagai

    berikut:

    1. Daya serap ujian nasional pada empat mata pelajaran fisika di MAN 1

    Kota Jambi pada tahun 2019 yang berada capaian daya serap

    nasional, menuntut adanya perbaikan kualitas pembelajaran.

    2. Motivasi dan Kemampuan regulasi diri menjadi faktor utama dalam

    peningkatan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Namun sejauh ini

    penelitian tentang hubungan motivasi dan kemampuan regulasi diri

    hanya menggunakan korelasi biasa tidak dapat mengetahui dimensi

    motivasi apa yang berpengaruh terhadap kemampuan regulasi diri.

    3. Mengetahui dimensi motivasi belajar dan kemampuan regulasi diri

    yang berhubungan paling signifikan. Akan tetapi, pada penelitian di

    Indonesia hanya menggunakan hubungan korelasi biasa antara

    motivasi dan kemampuan regulasi diri.

  • 6

    C. Batasan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah . Masalah

    yang dibatasi pada penelitian ini adalah penggalian persepsi siswa MAN 1

    Kota Jambi terhadap hubungan motivasi belajar dan kemampuan regulasi

    diri dalam mempelajari fisika, serta mengkaji hubungan dimensi

    struktural pada kedua variabel tersebut

    D. Rumusan Masalah

    Dari latar belakang dan dapat dirumuskan masalah yaitu :

    1. Bagaimana pengaruh dimensi motivasi dan dimensi kemampuan

    regulasi siswa di MAN 1 Kota Jambi dalam mempelajari fisika?

    2. Bagaimanakah pengaruh dimensi motivasi terhadap pembentukan

    dimensi kemampuan regulasi diri dalam mempelajari fiska ?

    3. Bagaimana model struktural hubungan dimensi motivasi belajar

    terhadap dimensi kemampuan regulasi diri dalam mempelajari fisika?

    E. Tujuan dan manfaat penelitian

    Sesuai dengan rumusan permasalahan yang akan diteliti, maka tujuan

    penelitian untuk:

    1. Mengetahui pengaruh dimensi motivasi dan dimensikemampuan

    regulasi diri siswa di MAN 1 Kota Jambi dalam mempelajari fisika?

    2. Mengetahui dimensi motivasi belajar yang berpengaruh terhadap

    dimensi kemampuan regulasi diri siswa dalam mempelajari fisika?

    3. Mengetahuimodel hubungan struktural antara dimensi motivasi

    belajar terhadap dimensi kemampuan regulasi diri?

    Manfaat penelitian ini adalah:

    1. Bagi guru, dengan diketahuinya hubungan dimensi antara motivasi dan

    regulasi diri sehingga guru mengetahui apa yang harus dilakukan

    dalam meningkatkan kualitas pembelajaran siswa.

    2. Bagi sekolah, Penelitian ini bermanfaat sebagai saran dalam bentuk

    mengatasi masalah-masalah dalam kegiatan pembelajaran.

    3. Bagi Peneliti, mendapat pengalaman langsung dalam penelitian ini dan

    mengeksplorasi keilmuan dalam dunia pendidikan..

  • 7

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Motivasi Belajar

    1. Pengertian motivasi belajar

    Motivasi merupakan salah satu komponen penting dalam

    pembelajaran.Kata motivasi berasal dari kata motif, sedangkan dalam

    bahasa inggris motive berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak.

    Menurut Sardiman (2014) mengemukakan motif adalah “segala daya

    yang mendorong untuk melakukan sesuatu, jadi dapat dikatakan motif

    adalah sebagai daya penggerak dari dalam dan dari luar subjek untuk

    melakukan aktifitas-aktifitas yang tertentu demi mencapai tujuan. Dari

    kata motif dapat disimpulkan bahwasanya motivasi merupakan daya

    penggerak yang aktif.Kata motif merupakan suatu upaya yang

    mendorong seseorang melakukan apapun. Motif dapat diartikan

    sebagai daya penggerak dari dalam untuk mencapai tujuan tertentu

    dalam melalukan aktivitas yang sesuai dengan tujuan yang dicapai.

    Motivasi adalah suatu daya penggerak untuk mencapai tujuan

    tertentu. Bisa juga dikatakan motivasi sebagai daya pendorong bagi

    manusia untuk mencapai kesuksesan dan menghindari yang namanya

    kegagalan hidup dengan begitu tujuan yang ingin dicapai dengan baik.

    Dengan demikian Motivasi belajar dibutuhkan dengan mutlak. Tanpa

    adanya, motivasi tujuan pembelajaran tidak akan bisa dicapai secara

    optimal,Motivasi sangat diperlukan dikalangan pelajar sebagai

    penggerak dalam pencapain tujuan pembelajaran .

    Motivasi belajar adalah suatu perubahan tenaga di dalam diri

    seseorangyang ditandai dengan timbulnya reaksi untuk mencapai

    tujuan (Frederick J. Mc Donald dalam Palapa, 2020). Lebih lanjut

    motivasi juga dapat diartikan sebagai suatu hasarat yang ada pada diri

    siswa/siswa untuk mencapai prestasi yang baik dalam pembelajaran

    disekolah. Tetapi menurut Clayton Alderfer dalam (Palapa, 2020)

    Motivasi belajar ialah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan

  • 8

    belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil

    belajar sebaik mungkin. Oleh karena itu, mutu prestasi belajar pada

    siswa perlu diperkuat terus-menerus. Dengan tujuan agar siswa

    memiliki motivasi belajar yang kuat, sehingga prestasi belajar yang

    diraihnya dapat optimal.

    Motivasi belajar yang dimiliki siswa dalam setiap kegiatan

    pembelajaran sangat berperan untuk meningkatkan prestasi belajar

    siswa dalam mata pelajaran tertentu Nashar (2004) dalam D.Dasar

    (2011). Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan

    mendapatkan kepuasan tersendiri dalam proses pembelajaran. semakin

    intensitas usaha dan upaya yang dilakukan, maka semakin tinggi

    prestasi belajar yang diperoleh dalam pembelajaran.

    Demikian dalam belajar, perlu adanya motivasi karna memiliki

    pengaruh bagi para pelajar dalam menghadapai pembelajaran.

    Meskipun seseorang memiliki kecerdasan yang tinggi tapi tidak

    memiliki motivasi belajar dari dalam diri maupun dari luar maka

    tujuan pembelajaran tidak akan tercapai dengan maksimal.

    Dari uraian di atas motivasi sangat membantu dan menentukan

    keberhasilan belajar dalam menjalankan program-program garis besar

    di dalam proses belajar mengajar disekolah. Istilah motivasi lebih

    umum yaitu meningkatkan motif dari dalam individu untukberbuat dan

    bertingkah laku. Dalam kegiatan belajar pun tidak ditentukan dengan

    kemampuan atau kecerdasan yang tinggi tapi tergantung pada diri

    seseorang untuk meningkatakan diri dalam belajar dan motivasi lah

    yang dapat mempengaruhi seseorang dalam menigkatkan belajar.

    2. Fungsi Motivasi belajar

    Motivasi dalam belajar sangat penting dikarenakan dalam

    meningkat prosesbelajar yang diharapkan, perlu adanya daya

    pembagun dari dalam diri individu untuk meningkatkan motivasi

    belajar. Menurut Islamuddin (2012)motivasi memiliki tiga

    fungsi,yaitu:

  • 9

    a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak motor

    yang melepas energi.

    b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak

    dicapai

    c. Menyeleksi perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi

    gunamencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan

    yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut

    Seseorang melakukan sesuatu usaha dikarenakan adanya motivasi.

    Motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik,

    dengan kata lain bahwa dengan usaha yang tekun dan didasari adanya

    motivasi akan dapat melahirkan prestasi yang baik

    Adapun tiga fungsi motivasi menurut (Sardiman, 2014)yaitu:

    a. Mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak

    b. menentukan arah perbuatan

    c. menyeleksi perbuatan

    Motivasi dapat berfungsi sebagai daya pendorong agar mencapai

    tujuan tertentu. Begitupula dalam belajar perlu adanya motivasi belajar

    yang tinggi untuk mendapatkan pembelajaran yang baik dalam proses

    belajar. Kualitas belajar bergantung pada intensitas motivasi yang ada

    dalam diri apabila motivasi belajar dalam diri kecil maka impas dari

    kegiatan belajarpun akan sama begitu juga sebaliknya (Sardirman,

    2014).

    Kesuksesan bergantung pada motivasi peluang serta intensif.

    Begitu pula sebaliknya kecendrungan untuk gagal. Motivasi

    dipengaruhi oleh keadaan serta emosi seseorang. Guru dapat

    memberikan motivasi siswa dengan melihat suasana emosional siswa

    tersebut. Motivasi berprestasi dimiliki oleh setiap orang, sedangkan

    intensitasnya tergantung pada kondisi mental individu tersebut.

  • 10

    3. Jenis-jenis Motivasi

    Motivasi terbagi dalam kategori dasar yaitu Ekstrinsik dan

    Intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang diciptakan oleh

    faktor-faktor eksternal seperti reward dan hukumanWoolfolk (2009).

    Motivasi ekstrinsik ialah sebagai bentuk yang aktivitas belajar yang

    dimulai dan diteruskan berlandaskan dorongan dari luar yang tidak

    secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar (Prihartanta, 2015).

    Secara umum pada usia 15-17 individu mulai memikirkan masa depan

    ,kemudian tujuan pembelajaran, eksplorasi dan persiapan karier

    menjadi motivatorMyers-Walls (1996).

    Motivasi instrinsik adalah motivasi yang berhubungan dengan

    kegiatan yang memiliki reward sendiri (Woolfolk, 2009). Motivasi

    instrinsik yang ada pada siswa memberikan rasa penasaran, mencari

    ilmu, tertarik pada pengembangan diri dan dimana pembelajaran

    member kepuasaan terhadap diri sendiri.Motivasi intrinsik adalah

    motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu

    dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada

    dorongan untuk melakukan suatu tujuan (Prihartanta, 2015).Disisi lain

    ada beberapa tugas dan keterampilan yang akan termotivasi secara

    instrinsik untuk meyelesaikan seperti perkerjaan rumah.Secara

    instrinsik belajar pada umumnya memiliki hasil yang baik dalam

    pembelajaran sehingga tantangan dikelas sebagai dalam dorongan

    individu untuk mencapai tujuan yang baik.

    4. Dimensi Motivasi belajar

    Menurut Pintrich (1991)dalam buku A Manual for the use of the

    Motivated Strategies for Learning Questionnaire(MSLQ) motivasi

    terbagi kedalam tiga dimensi, yaitu Nilai, Ekspektasi dan Afektif

    a. Nilai

    Didalam Motivasi belajar terhadap kompenen nilai dalam

    meningkatakan motivasi dalam pembelajaran yang terbagi menjadi

    3 bagian yaitu:

  • 11

    1. Orientasi instrinsik

    Orientasi instrinsik memiliki tujuan yang mengacu pada

    persepsi siswa mengapa dia terlibat dalam pembelajaran dan

    tugas belajar. Pada MSLQ mengatakan orientasi instrinsik

    mengacu pada siswa untuk tujuan umum awal dalam

    pembelajaran berlangsung. Orientasi instrinsik mengacu pada

    pengembangan yang ada pada diri siswa seperti tantangan, rasa

    ingin tahu, dan penguasaan diri, bagaimana siswa tersebut

    berpartisipasi dalam proses pembelajaran.Apabila siswa

    memiliki orientasi instrinsik dalam meningkatkan akademik

    itu akan menjadi suatu proses pembelajaran yang baik, bukan

    karena tujuan pembelajaran yang baik mengacu pada partisipasi

    di kelas dan siswa tidak memiliki rasa ingin tahu, tantangan

    dan penguasaan diri dalam pembelajaran di kelas. Berikut ini

    indikator orientasi instrinsik:

    a. Ketertarikan siswa terhadap materi pelajaran yang

    menantang dikelas.

    b. Pemilihan siswa dalam pembelajaran yang dapat

    membangkitkan rasa ingin tahu.

    c. Memahami materi fisika semaksimal munngkin.

    d. Usaha siswa untuk dalam mengerjakan tugas di sekolah.

    2. Orientasi Ekstrinsik

    Orientasi Ekstrinsik melengkapi dari orientasi instrinsik

    dimana mengacu pada pengembangan siswa dalam hal nilai,

    penghargaan, kinerja, evaluasi olehyang lain, dan kompetisi.

    Sejauh mana siswa dalam meningkatkan pembelajaran untuk

    mendapatkan hasil yang bagus akan berdampak pada diri siswa

    tersebut.Berbeda dengan orientasi instrinsik yang memiliki

    tujuan umum yang ada pada diri individu, lain halnya dengan

    orientasi ekstrinsik mengacu pada diri individu untuk

  • 12

    mendapatkan apresiasi dalam proses pembelajaran, itu akan

    meningkatkan motivasi dalam proses pembelajaran dikelas.

    a. Mendapatkan nilai bagus hal yang plaing memuaskan

    bagi siswa.

    b. Fokus dikelas adalah mendapatkan nilai.

    c. Mendapatkan nilai yang baik dibandingkan siswa lain.

    d. Siswa melakukan segala sesuatu dengan baik karena

    untuk dapat menunjukkan kepada keluarga, teman,

    guru, dan orang lain.

    3. Task value

    Task value berbeda pada tujuan orientasi instrinsik dan

    ekstrinsik yang mana memiliki tujuan umum dalam

    pengembangan pembelajaran dan mengacu pada persoalaan

    peningkatan pembelajaran dalam hal untuk mendapatkan

    apresiasi dari luar diri siswa, Lain halnya task value yang

    mengacu kepada evaluasi siswa tentang seberapa penting,

    seberapa menarik dan seberapa manfaat dalam melakukan

    pembelajaran yang berlangsung dikelas. Nilai tugas yang tinggi

    harus mengarah pada lebih banyak keterlibatan dalam

    pembelajaran individu. Di MSLQ, task value mengacu pada

    persepsi siswa tentang materi pelajaran dari segi minat,

    kepentingan, dan utilitas. Berikut merupakan indikator task

    value:

    a. Siswa yakin dapat menggunkan ketermapilan belajar

    yang diajarkan pada mata pelajaran lainnya.

    b. Siswa merasa penting dalam mempelajari pelajaran

    yang diajarkan

    c. Siswa tertarik dengan kajian materi yang diajarkan

    d. Merasa berguna dengan materi yang dipelajari

    e. Menyukai mata pelajaran yang diajarkan

    f. Memahami mata pelajaran sangat berguna bagi siswa

  • 13

    b. Ekspektasi

    1. Kontrol Belajar

    Goldin (2002) menyatakan bahwa keyakinan didefinisikan

    sebagai konfigurasi dari kognitif, afektif dan internal,yang

    mana keyakinan dalam memiliki perkembangan kemapuan

    kognisi dan afektif dalam pembelajaran.Peningkatan

    pembelajaran siswa mengacu pada keyakinan siswa bahwa

    apabila memiliki peningkatan dalam pembelajaran akan

    menghasilkan suatu hasil yang memuaskan. Ini berkaitan

    dengan upaya individu untuk peningkatan pembelajaran, jika

    siswa percaya bahwa peningkatan perubahan pembelajaran

    yang dimiliki akan berdampakbaik dengan memiliki

    pembelajaran strategis dan efektif. Berikut ini merupakan

    indikator dari kontrol belajar:

    a. Kepercayaan diri siswa dalam mempelajari pelajaran.

    b. Kesalahan terbesar siswa apabila tidak memahami

    materi pelajaran.

    c. Kepercayaan diri siswa untuk memahami materi

    pelajaran.

    d. Usaha siswa dalam mempelajari mata pelajaran.

    2. Kepercayaan Diri

    Bandura (1986) menyatakan bahwa self-efficacy mengacu

    pada keprecayaan individu akan kemampuannya untuk sukses

    dalam melakukan sesuatu. Apabila dalam pembelajaran belum

    mencapai kepuasaan tertentu perlu adanya perbaikan dalam

    peningkatan pembelajaran yang mana mengakibatkan efek dari

    dalam diri individu tersebut.Dalam peningkatan pembelajaran

    perlu adanya proses yang menunjang sehingga tercapai

    pembelajaran yang baik kepercayaan dan kemampuan yang

    dilakukan saat proses pembelajaran perlu dipertahankan karena

    itu sebagai penunjang dalam diri untuk melakukan perubahan

  • 14

    dalam pembelajaran.Pengaruh yang didapat dalam Self-efficacy

    akan berdampak pada penguasaan dalam pembelajaran. Berikut

    ini merupakan indikator kepercayaan diri:

    a. Siswa yakin akan mendapatkan nilai terbaik dikelas

    b. Siswa yakin dapat memahami materi pelajaran yang

    sulit dikelas.

    c. Siswa yakin dapat memahami konsep dasar fisika yang

    diajarkan di kelas.

    d. Siswa yakin dapat mengerti materi fisika paling rumit di

    kelas.

    e. Siswa yakin dan mampu mengerjakan tugas dan ujian

    fisika yang diberikan di kelas.

    f. Siswa berharap dapat melakukan yang terbaik dalam

    pembelajaran dikelas.

    g. Adanya kemauan siswa dalam mempelajari fisika,

    dengan kemampuan yag dimiliki

    3. Afektif

    a. Kecemasan

    Menurut (Depkes RI 1990 dalam Anita, 2014) kecemasan

    ialah ketegangan, rasa tidak aman dan kekhawatiran yang

    timbul karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak

    menyenangkan.Kecemasan memiliki dua komponen yaitu

    khawatir atau kompenen kognitif dan emosionalitas.

    Kekhawatiran mengacu pada pemikiran negatif siswa yang

    mengganggu kinerja,sedangkan emosionalitas mengacu pada

    afektif dan fisiologis aspek gairah kecemasan. Perlu adanya

    strategis untuk menghilangkan kecemasan yang ada pada diri

    siswa dalam proses pembelajaran untuk mengurangi rasa

    ketakutan dan kecemasan dana meningkatkan efikasi diri dalam

    pembelajaran.

  • 15

    Berikut merupakan indikator kecemasan:

    1. Ketika ujian memikirkan betapa buruknya kinerja

    dirinya dibandingkan siswa lain.

    2. Ketika ujian memikirkan soal lain yang tidak bisa di

    jawab.

    3. Ketika mengerjakan soal ujian, memikirkan

    konsekuensi dan kegagalan.

    4. Merasa tidak nyaman dan gelisah saat mengikuti ujian.

    5. Jantung berdegup kencang saat mengikuti ujian.

    B. Kemampuan Regulasi Diri

    1. Pengertian regulasi diri

    Horward dan Miriam mengungkapkan bahwa regulasi diri adalah

    proses di mana seseorang dapat mengatur pencapaian dan aksi mereka

    sendiri dalam menentukan target untuk diri mereka, mengevaluasi

    kesuksesan mereka saat mencapai target tersebut dan memberikan

    penghargaan pada diri mereka sendiri karena telah mencapai tujuan

    tersebutFitriya and Lukmawati (2016). Menurut Kusaeri and

    Mulhamah (2016)Regulasi diri (self-regulation) merupakan proses

    untuk mengaktifkan dan mengatur pikiran, perilaku dan emosi dalam

    mencapai suatu tujuan. Ketika tujuan tersebut berhubungan dengan

    pembelajaran, maka regulasi diri yang dimaksud adalah self regulated

    learning (regulasi diri dalam belajar).Pintrich (1999)Regulasi diri

    dalam belajar digambarkan sebagai strategi-strategi yang digunakan

    siswa untuk mengatur kognisinya (menggunakan strtegi-strategi

    kognitifdan metakognitif dan juga penggunaan strategi mengelola

    sumber pengetahuan.

    Berdasarkan pendapat dari beberapa peneliti dapat disimpulkan

    bahwasanya regulasi diri merupakan upaya siswa mengendalikan dan

    mengontrol diri sendiri dalam proses pembelajaranyang berhubungan

    dengan cara mengontrol metakognitif, motivasi dan perilaku pada diri

    sendiri.

  • 16

    Pengolaan diri dalam belajar atau regulasi diri menimbulakn rasa

    bangkit baik dari perasaan, tindakan yang menghasilkan feedback

    untuk tujuan yang diinginkan (Zimmerman, 2008). Dengan kata lain

    regulasi diri memiliki hubungan antara metakognitif, motivasi, dan

    perilaku untuk mencapai tujuan individual.

    2. Faktor-Faktor Kemampuan regulasi diri

    a. Faktor internal

    Observasi diri (self-observation) didasarkan oleh faktor

    kapasitas, kuantitas penampilan, orsinalitas, karakter diri.

    Seseorang dapat megontrol tingkah lakunya untuk melakukan

    sebuah kegiatan, meskipun tidak tuntas karena seseorang lebih

    mengarah kepada aspek yang cocok untuk dirinya

    sendiri.Pengamatan yang dilakukan oleh seseorang tergantung

    pada konsep dirinya.

    1. Proses penilaian atau mengadili tingkah laku (judgmental

    process). Hal ini didasarkan untuk mengetahui kesesuain

    perilaku dengan standar pribadi, membandingkan perilaku

    dengan norma standar atau dengan perilaku orang lain,

    menilai berdasarkan pentingnya suatu kegiatan, dan

    berspekulasi apa yang menjadi penyebab seseorang

    berperilaku tertentu.

    2. Reaksi diri (self response). Respon siswa terhadap hasil

    yang dicapainya. Seseorang merespon diri sendiri positif

    atau negative bergantung pada konsep diri dan standar yang

    dimiliki. Tidak munculnya reaksi afektif, karena fungsi

    kognitif membuat keseimbangan yang mempengaruhi

    evaluasi positif atau negatif menjadi kurang bermakna

    secara individual.

  • 17

    b. Faktor Eksternal.

    1. Standar.

    Faktor eksternal menjadi tolak ukur untuk menilai tingkah

    laku seseorang. Faktor lingkungan berinteraksi dengan

    pengaruh pribadi, membentuk standar evaluasi diri

    seseorang. Melalui orang tua dan guru, siswa belajar

    dengan baik ataupun buruk sesuai perilaku yang

    dikehendaki maupun sebaliknya. Pengalaman interaksi

    dengan lingkungan memberikan dampak kepada siswa

    untuk mengembangkan standar yang dimilki untuk

    melakukan apresiasi pada prestasi diri

    2. Penguatan (reinforcement). sesuatu yang diberikan secara

    pemberian yang ada pada dalam diri tidak selalu

    memberikan kepuasaan pada diri sendiri. Seseorang yang

    membutuhkan secara khusus berasal dari lingkungan

    eksternal. Kualitas perilaku seseorang dalam penguatan

    biasanya bekerja sama,ketika orang dapat mencapai standar

    perilaku tertentu, perlu adanya penguatan karena tingkah

    laku seseorang seperti layaknya peristiwa untuk dilakukan

    lagi.

    3. Dimensi Kemampuan Regulasi Diri

    Menurut Pintrich (1991) dalam buku A manual for the use

    motivated strategies for learning questionnaire (MSLQ) dimensi

    regulasi diri terdiri dari strategi kognitif dan metakognitif, dan strategi

    manajemen

    1. Strategi kognitif dan metakognitif

    Didalam strategi kognitif dan metakognitif terdapat 4 komponen

    yaitu

    a. Rehearsal

    Pada starategi rehearsal peserta didik dibantu dengan

    melibatkan pembacaan l dan pengkodenan dari suatu

  • 18

    pembelajaran. Strategi ini sangat baik digunakan untuk latihan

    yang sederhana untuk informasi dalam penggunaan pada

    jangka panjang. Strategi ini dapat membantu siswa dalam

    melakukan sebuah latihan tapi pada strategi ini mungkin tidak

    selalu diminati siswa karena penggunaan task yang membuat

    koneksi internal yang dimiliki siswa akan membuat koneksi

    antara informasi dengan pengetahuan sebelumnya. Berikut

    indikator rehearsal :

    1. Ketika belajar, siswa berlatih menguasai materi yang

    diajarkan secara berulang-ulang.

    2. Siswa bekerja sama dengan siswa lain untuk menyelasikan

    tugas-tugas.

    3. Meminta bantuan guru untuk menjelaskan konsep yang

    tidak dipahami.

    4. Membaca dan mendengar materi pelajaran dengan

    memikirkan penunjang untuk meningkatkan wawasan.

    b. Elaboration

    Strategi elaboration sangat membantu memori siswa

    menyimpan informasi dalam jangaka panjang, dengan

    menghubungkan antara pembelajaran yang akan dipelajari.

    Pada strategi ini siswa dapat mengatur, menyimpulkan,

    membuat analogi dan membuat catatan yang diinginkan secara

    structural. Strategi sangat mempengaruhi memori siswa dalam

    menghubungkan pengetahuan atau pembelajaran yang sudah

    dipelajari dengan pembelajaran akan di ajarkan. Berikut ini

    merupakan indikator Elaboration:

    1. Sulit mengikuti jadwal yang sudah ditetapkan.

    2. Mencari jalan keluar untuk dapat memahami materi yang

    diajarkan

    3. Saat belajar siswa membaca seluruh catatan dan

    menggarisbawahi konsep-konsep yang penting.

  • 19

    4. Menggunakan pemikiran sendiri untuk dengan materi yang

    dipelajari.

    5. Apabila tidak memahami materi pelajaran meminta

    bantuan kepada teman kelas.

    6. Siswa mencoba mempersentasikan apa yang sudah

    dipelajari di kelas.

    c. Organisasi (Organization)

    Starategi organization membantu pelajar memilih informasi

    sesuai pembelajaran yang akan dipelajaridan membantu

    koneksi internal dalam pengembangan informasi yang baru.

    Contoh dari strategi ini adalah siswa dalam pekerjaan tugas

    dapat mengelompokkan, menjabarkan dan memilih ide sesuai

    pembelajaran yang diinginkan. Pengorganisasian merupakan

    upaya aktif, usaha yang dihasilkan dalam mengerjakan latihan.

    Berikut ini merupakan indikator organisasi:

    1. Membuat peta konnsep untuk membantu memahami

    materi.

    2. Membaca buku merupakan alternative untuk

    menemukan ide-ide yang penting.

    3. Membuat grafik sederhana, diagram atau tabel yang

    dapat membantu dalam memahami materi.

    4. Membaca catatan dan menggaris bawahi konsep-konsep

    yang penting.

    d. Berpikir kritis

    Berpikir kritis mengacu pada pemikiran siswa yang

    memberikan respon internal terhadap pengetahuan yang sudah

    dipelajari yang mempengaruhi informasi baru yang didapat

    selama pembelajaran. Dalam mnyelesaikan masalah, keputusan

    atau membuat evaluasi kritis dengan masih mengandalakan

    stanfar pengetahuan yang menjadi acuan yang lengkap untuk

  • 20

    menyampaikan sebuah informasi. Berikut ini merupakan

    indikator berpikir kritis:

    1. Mengontrol pikiran dengan mempertanyakan hal-hal

    yang didengar dan dibaca dalam pembelajaran.

    2. Mencoba untuk mencari bukti pendukung yang baik

    untuk mengetahui kebenarannya.

    3. Siswa menjadikan materi yang diajarkan dikelas titik

    awal dalam mengembangkan gagasan sendiri.

    4. Mencoba bermain dengan gagasan sendiri dengan

    materi yang diajarkan dikelas.

    5. Saat membaca siswa dapat membuat pernyataan dengan

    memikirkan ide-ide yang dapat mmenunjang.

    e. Strategi Metakognitif

    Dalam buku Pintrich (1991)mengatakan bahwsanya

    metakognisi memfokuskan pada kesadaran, pengetahuan, dan

    kontrol kognisi dan memfokuskan pada aspek kontrol dan

    regulasi diri dari metakognisi di MSLQ ini. Tiga komponen

    dalam metakognitif pada siswa meliputi membuat, memantau

    dan mengatur. Merencanakan kegiatan seperti menetapkan

    tujuan yang ingin dicapai dan analisa tugas membantu

    mengaktifkan, mengutamakan dan dapat membuat

    pengorganisasikan materi yang cukup mudah. Dan dapat

    membantu pelajar dalam memahami materi dan

    mengintegrasikannya dengan pengetahuan sebelumnya.

    Pengaturan memfokuskan pada penyesuaian yang baik dan

    penyesuaian berkesinambungan dari aktivitas kognitif

    seseorang. Kegiatan yang diatur dianggap meningkatkan

    kinerja dengan membantu peserta didik dalam memeriksa dan

    memperbaiki perilaku mereka saat mereka melanjutkan tugas.

  • 21

    Berikut ini merupakan indikator strategi metakognitif:

    1. Dalam pembelajaran siswa sering kehilangan poi-poin

    penting.

    2. Siswa mempertimbangkan pertanyaan untuk membuat

    fokus dalam membaca.

    3. Ketika siswa bingung dalam membaca, akan berusaha

    untuk membacanya kembali.

    4. Siswa mengubah cara belajarnya agar mudah dipahami.

    5. Siswa memiliki keterampilan membaca cepat untuk

    dapat memahami pembelajaran..

    6. Bertanya kepada diri sendiri apakah memahami materi

    yang sudah diajarkan

    7. Berusaha mengubah cara belajar agar sesuai dengan

    tuntutan pembelajaran dan gaya mengajar guru

    8. Siswa sering mengalami telah membaca materi tapi

    tidak memahami materi tersebut.

    9. Memikir topik pembelajaran dan apa yang harus saya

    pelajari dari materi tersebut.

    10. Mencoba memikirkan konsep-konsep fisika yang tidak

    dipahami dengan baik.

    11. Menetapkan tujuan belajar untuk diri sendiri agar dapat

    mengarahkan aktivitas saat belajar.

    12. Apabila catatan dikelas membingungkan, siswa akan

    memperbaiki setelah pembelajaran selesai.

    2. Strategi manajemen

    a. Lingkungan belajar

    Selain pengelolaan diri secara metakognitif, siswa dalam

    pencapaian pembelajaran yang diinginkan siswa harus dapat

    mengelola dan mengatur waktu belajar yang diperlukan.

    Pengaturan waktu dalan pembelajaran di dalam leevelnya

    seperti penjadwalan mingguan dan bulanan ini tidak hanya

  • 22

    termasuk meluangkan waktu untuk belajar tetapi penggunaan

    waktu yang efektif dan menetapkan tujuan yang nyata. Berikut

    ini merupakan inikator lingkungan belajar:

    1. Belajar ditempat dengan membuat lebih berkonsentrasi.

    2. Memanfaatkan waktu belajar dengan baik.

    3. Sulit untuk mengerjakan waktu yang sudah ditetapkan.

    4. Memilih tempat khusus untuk belajar.

    5. Yakin dalam mengkuti pembelajaran setiap harinya.

    6. Mengikuti pembelajaran dikelas secara teratur.

    7. Siswa tidak meghabiskan banyak waktu untuk belajar

    karena kegiatan lain.

    8. Tidak mempunyai waktu untuk membaca kembali

    catatan sebelum ujian.

    b. Effort Regulation

    Kemampuan regulasi diri mencakup kemampuan siswa

    untuk mengendalikan usaha mereka dan perhatian dalam

    menghadapi latihan yang tidak mengerti ataupun tidak menarik.

    Effort management mencakup pada pengaturan diri dan

    menggambarkan komitmen yang bertujuan untuk

    menyelesaikan tujuan belajar, meskipun dengan Task yang

    sulit. Berikut merupakan indikator effort regulation:

    1. Siswa sering merasa bosan dan malas ketika belajar

    sehingga berhenti mengerjakan apa yang telah

    direncanakan.

    2. Bekerja keras dengan baik dalam pembelajaran meskipun

    tidak menyukainya.

    3. Apabila tugas guru yang diberikan sulit, siswa akan

    mengerjakan bagian yang mudah.

    4. Apabila materi pembelajaran membosankan dan tidak

    menarik, siswa akan terus mengerjakan tugas yang

    diberikan oleh guru.

  • 23

    c. Peer learning

    Bekerjasama dengan teman sebaya telah terbukti memiliki

    efek positif pada prestasi individual siswa. Dialog dengan

    teman sebaya akan mempermudah pelajar dalam

    mengembangkan materi pembelajaran untuk pengembangan

    pembelajaran yang diinginkan. Berikut ini indikator peer

    learning:

    1. Saat belajar dikelas, siswa mencoba menjelaskan materi

    kepada teman-temannya.

    2. Bekerja sama dengan siswa lainuntuk menyelesaikan

    tugas-tugas sekolah.

    3. Sering meluangkan waktu untuk mendiskusikan materi

    fisika dengan teman sekelas.

    Contohnya apabila siswa yang belum mengerti tentang materi

    yang sedang dipelajari dengan adanya kerjasama teman sebaya

    yang mampu membantu pelajar untuk bisa mengerti

    pembelajaran yang dipelajari.

    d. Help seeking

    Strategi lingkungan belajar yang harus diperhatikan oleh

    siswa adalah dukungan dari orang lain termasuk teman sebaya.

    Siswa dapat mengetahui apabila tidak mnegerti dengan

    pembelajaran dan pelu adanya bantuan dari orang lain. Para

    peneliti dalam teori Help seekingmengungkapkan bahwasanya

    bantuan dari teman sebaya dan bimbingan guru dikelas sangat

    membantu peningkatan prestasi. Berikut indikator Help

    seeking:

    1. Apabila sulit mengerjakan tugas-tugas, mencoba

    untuk mengerjakan tugas sendiri tanpa bantuan

    orang lain.

    2. Meminta penjelasan guru untuk menjelaskan materi

    yang tidak dipahami.

  • 24

    3. Apabila materi sulit untuk dipahami akan meminta

    bantuan kepada teman.

    4. Mengidentifikasi teman-tema dikelasuntuk diminta

    bantuan jika diperlukan.

    4.Aspek-aspek kemampuan regulasi diri dalam belajar

    Aspek regulasi diri dalam belajar memiliki tiga aspek yaitu

    Metakognitif, Motivasi, dan perilaku Zimmerman dalam Dami and

    Parikaes (2018)

    a. Metakognitif

    Zimmerman and Martinez-Pons (1988) Kemampuan

    metakogntif didalam regulasi diri meliputi 3 komponen yaitu

    merencanakan, mengorganisasi, menginstruksikan diri selama

    pembelajaran.Perencanaan yang mengarahkan pengontrolan belajar

    demi adanya feedback terhadap apa yang dikerjakan.

    b. Motivasi

    Motivasi merupakan suatu kebutuhan dasar yang dimiliki setiap

    individu untuk tercapai yujuan personal. memiliki motivasi belajar

    contohnya motivasi instrinsik yang sangat berpengaruh bagi diri

    sendiri dikarenakan dari dalam diri memiliki kemauan yang kuat

    akan halnya suatu pembelajaran.

    c. Perilaku

    Individu memilih ,menyusun dan menciptakan lingkungan sosial

    dan fisik seimbang untuk mengoptimalkan pencapaian aktifitas

    yang dilakukan (Zimmerman & Martinez-Pons, 1988) dalam Dami

    and Parikaes (2018)

    Dari ketiga aspek regulasi diri dapat disimpulkan komponen

    yang termasuk regulasi diri terdiri dari Metakgonitif yang

    melibatkan individu merencanakan, mengorganisasikan dan

    menginstruksi diri dalam pembelaajaran. Motivasi adalah

    kemampuan dasar tang dimiliki individu untuk memiliki keyakinan

    terhadap apa yang dikerjakan (self-beliefs)dan kemampuaan

  • 25

    terhadap tugas yang akan dikerjakan (self-efficacy) dalam

    pembelajaran. Perilaku adalah individu menciptakan, menyusun

    lingkungan sesuai dengan konsep kepribadian agar tercapai

    lingkungan yang sesuai.

    C. Teori Kognitif Sosial

    Pada tahun 1986 Albert Bandura melakukan Penelitian yang

    didasari oleh teori kognitif sosial. Bandura (1986)menjelaskan

    bahwasanya individual berperan sebagai human functioning (Fungsi

    manusia), Dari tiga sapek triadic kognitif sosial individual saling

    berhubungan sebab akibat, dimana person berusaha meregulasi diri

    sendiri (self regulated), dan menghasilkan kinerja atau pelaku yang

    berdampak pada perubahan lingkungan(Tanti, 2019).

    Hal yang paling mendasar dari teori kognitif sosial ialah prinsip

    mengenai human agency, yakni individu sebagai agen yang bertanggung

    jawab terhadap kemajuan diri sendiri dan mampu membuat perubahan

    lingkungan melalui tindakannya. Sebagaimana yang dikatakan oleh siswa

    yang ahli mengatur diri sendiri, memikirkan tentang starategi belajar yang

    diperlukan dan mengembangkan tujuan yang diinginkan akan berdampak

    pembentukan dalam pengelolaan perubahan pada lingkungannya

    (McCombs & Marzano, 1990),

    Gambar 21. Teori sosial Kognitif

    Keterlibatan utama pada teori kognitif sosial dalam

    pembelajarandipengaruhi dalam konteks sosial (guru, teman sejawat orang

  • 26

    tua) seperti yang dikatakan oleh Martinez-Pons (2002)orang tua

    mengajarkan dan mendukung self regulated learning melalui dorongan,

    memfasilitasi. Lebih lanjut Pintrich (1991) mengatakan pada teman

    sejawat memiliki pengaruh penting pada peningkatan prestasi belajar,

    dalam personal (kognisi, motivasi , self efficacy, beliefs, dsb).

    Analisis terhadap berbagai literatur di bidang pendidikan

    kemampuan dalam meregulasi diri adalah kunci dari keberhasilan siswa

    dalam proses pembelajaran fisika. Kemampuan regulasi diri sebagai

    insiatif yang digunakan siswa untuk memperoleh keterampilan akademik

    seperti menetapkan tujuan belajar, memonitoring staregi belajar secara

    efektif, memilki dorongan untuk penigkatan pembelajaran, serta

    kemampuan dalam mengontrol tujuan yang diinginkan (Valle Arias et al.,

    2008). Maka karakter belajar siswa berdasarkan teori kognitif

    sosialdipengaruhi faktor lingkungan dan faktor personal (motivasi dan

    beliefssiswa). Oleh karena itu pada tujuan penelitian ini adalah hanya

    mengekplorasi hubungan antara motivasi dan regulasi diri. Model

    penelitian yang diajukan seperti pada gambar 2.2 sebagai berikut:

    Gambar 2.2 Model penelitian berdasarkan teori kognitif sosial

    Berdasarkan gambar 2.2 bagaimana kemampuan regulasi diri

    menjadi perspektif siswa yang dapat mempengaruhi motivasi dalam

    meningkatkan tujuan yang di inginkan pada pembelajaran fisika. Persepsi

    siswa dalam meningkatkan kemampuan regulasi diri dapat dipengaruhi

    oleh motivasi, seperti halnya yang dikatakan olehMartinez-Pons

    (2002)orang tua memfasilitasi, me-reward goal settingbentuk motivasi

    ekstrinsik yang dilakukan siswa dalam peningkatan pembelajaran, begitu

    pula motivasi instrinsik dorongan dari dalam diri yang dipengaruhi oleh

    kebutuhan yang ingin dicapai.

  • 27

    D. Hubungan motivasi belajar dan kemapuan regulasi diri

    Istilah Self-regulated learning berasal dari teori kognisi sosial

    Albert bandura pada tahun 1989. Menurut teori kognisi sosial

    manusia adalah suatu bagian dari aspek pribadi (person), perilaku

    (behavior), dan lingkungan (environment) Bandura (1997). Ketiga

    aspek dari kemampuan regulasi diri saling berhubungan timbal balik,

    dimana person berusaha untuk meregulasi diri sendiri (self regulated),

    dan hasilnya sesuai dengn kinerja atau tingkah laku dan berdampak

    pada perubahan pada lingkungan dan juga individu meregulasi diri

    mereka dalam belajar akan berdampak pada pencapaian tujuan yang

    ditetapkan karena apabila siswa dapat meregulasi diri mereka akan

    bisa menentukan tujuan dan menggunakan strategi yang ditetapkan

    (Latipah, 2010).

    Seperti yang dikatakan oleh Bandura (1986) apa yang dipikirkan

    individu, diyakini dan dialami akan berdampak pada bagaimana dia

    akan bertindak. Kemampuan regulasi diri pada individu sebagai

    partisipan dengan melibatkan motivasi, metakognisi dan perilaku

    dalam belajar. Lebih jauh, kemampuan regulasi diri sebagai gambaran

    diri individu dengan bergantung pada motivasi belajar yang dimiliki.

    Faktor pengetahuan yang dimiliki, motivasi, dan disiplin diri

    (kemauan-diri) merupakan faktor yang dapat mempengaruhi self-

    regualtedWoolfolk (2009). Gagasan dari teori kognitif sosial perilaku

    belajar siswa yang tergambar dalam kemampuannya dirinya dalam

    meregulasi diri dalam belajar juga dipengaruhi pada fakor internal

    yaitu motivasi.

    Motivasi merupakan hal yang utama yang harus dimiliki siswa

    dalam pengolaan diri dalam belajar, dimana melalui motivasi siswa

    dapat mengambil tindakan dan tanggung jawab atas kegiatan yang

    dilakukan dalam proses pembelajaran (Smith, 2001). Pengelolaan diri

    yang dapat meningkatkan motivasi belajar dalam pengolaan diri

    didasarkan oleh beberapa faktor yaitu efikasi diri (self-efficacy),

  • 28

    tujuan pribadi (self goals), nilai dan atribusi. siswa yang

    menggunakan self regulated dalam proses pembelajaran akan mampu

    membentuk dan mengatur perubahan lingkungan(McCombs &

    Marzano, 1990).

    Penelitian yang dilakukan olehApranadyanti (2010) tentang

    hubungan motivasi belajar dengan regulasi diri di sekolah menengah

    kejuruan (SMK) Ibu Kartini dihasilkan bahwasanya hubungan

    regulasi diri dan motivasi memiliki dampak yang positif , dikarenakan

    regulasi diri merupakan pengontrolan diri dalam pencapaian tujuan

    personal dan siswa beranggapan bahwsanya sekolah adalah suatu

    keharusan demi pencapaian yang diinginkan. Akan tetapi,

    dikarenakan keyakinan (self-beliefs) dan kemampuan (self-

    efficacy)yang dipunya membuat mereka yakin akan hal yang mereka

    kerjakan akan berdampak kepada tujuan pembelajaran yang akan

    diperoleh di kemudian hari.

    F. Penelitian Relevan

    Beberapa Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:

    1. Penelitian yang dilakukan oleh (Apranadyanti, 2010) yang berjudul

    ‘Hubungan antara regulasi diri dengan motivasi berprestasu pada siswa

    kela X SMK ibu kartini’ Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan,

    menunjukkan hubungan positif dan sangat signifikan anatara regulasi

    diri dengan motivasi berprestasi pada siswa kelas X SMK ibu Kartini

    semarang. Korelasi anatar regulasi diri dan motivasi berprestasi

    memiliki respon jawaban yang diberikan pada skala regulasi diri yang

    baik, dengan rata-rata empirik sebesar 105.62 yang berada pada

    rentang skor 100-120

    2. Penelitian yang dilakukan oleh (Hastuti, Rahman, & Muchlisah, 2019)

    yang berjudul pengaruh regulasi diri (self-regulation) dan motivasi

    belajar pada hasil belajar biologi pada peserta didik kelas XI MIA

    MAN 1 Bulukumbia. Hasil penelitian yang dilakukan di MAN 1

    Bulukumba memeperoleh secara bersama-sama regulasi diri (self

  • 29

    regulation) dan motivasi belajar berpengaruh positif dan nyata

    terhadap hasil belajar.

    3. Penelitian yang dilakukan oleh Simatupang, Noviyanti, Islami, and

    Nasir (2017)yang berjudul ‘Hubungan motivasi belajar dan self-

    regulated learning dengan hasil belajar fisika kelas XI SMA negeri 4

    Pekanbaru tahun pelajaran 2016/2017. Hubungan antara motivasi

    belajar dan kemampuan regulasi pada hasil belajar dianalisis dengan

    korelasi berganda sebesar 0.533 artinya motivasi dan kemampuan

    regulasi diri memilki pengaruh posistif dalam peningkatan hasil

    belajar. Dengan kata lain, siswa yang memiliki motivasi belajar dan

    strategi kemampuan regulasi diri secara bersamaan tinggi maka hasil

    belajar yang diperoleh juga tinggi.

  • 30

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian

    Lokasi dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kota Jambi.

    Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran

    2019/2020

    B. Pendekatan dan Desain Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif

    survey. Pada umumnya kuantitatif survey dibatasi dengan mengumpulkan

    datanya dari sampel untuk mewakili seluruh populasi. Pada penelitian

    kuantitatif survey, informasi dikumpulkan berdasarkan responded

    menggunakan kuesioner atau angket.

    C. Populasi dan teknik pengumpulan sampel

    1. Populasi

    Menurut Moleong and Edisi (2004) populasi merupakan lingkungan

    generalisasi yang terdiri dari objek/subyek yang mempunyai karakter yang

    ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari. Populasi dalam penelitian ini

    merupakan seluruh siswa MIA di MAN 1 Kota Jambi yang berjumlah 151

    siswa yang terbagi menjadi 6 kelas pembagian sebagai berikut:

    Kelas Jumlah

    X MIA 1

    X MIA 2

    XI MIA 1

    XI MIA 2

    XII MIA 1

    XII MIA 2

    24

    27

    25

    25

    25

    25

    Jumlah 151

    Tabel 3.1 Data siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota jambi

    2. Teknik Pengambilan Sampel

    Sampel adalah jumlah bagian yang dimiliki oleh populasi

    tersebut. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan total

    samplingpada seluruh siswa MAN 1 Kota Jambi.

  • 31

    D. Variabel Penelitian

    Variabel penelitian adalah sebuah bagian atau sifat atau nilai dari

    orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

    ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian menarik

    kesimpulannya (Sugiyono, 2016). Dalam Penelitian ini peneliti

    menggunakan analisis structural equation modeling (SEM) menggunakan

    2 variabel yaitu:

    1. Variabel eksogen (Exogeneous variable)

    Variabel eksogen sama halnya dengan variabel independen/

    variabel bebas merupakan variabel yang sifatnya dipengaruhi oleh

    variabel lain(Haryono, 2017b). Ditandai dengan variabel dimana anak

    panah berawal, di dalam penelitian ini yang merupakan variabel

    eksogen adalah dimensi motivasi (Juliandi, 2018).

    2. Variabel endogen (endogeneous variabel)

    Variabel endogen sama halnya dengan variabel dependen/variabel

    terikat merupakan variabel yang mempengaruhi variabel

    endogen(Haryono, 2017b). Ditandai dengan variabel dimana anak

    panah berakhir, di dalam penelitian ini yang merupakan variabel

    endogen adalah dimensi kemampuan regulasi diri (Juliandi, 2018).

    E. Instrumen Penelitian

    Instrumen Penelitian merupakan suatu alat yang digunakan oleh peneliti

    untuk mengolah atau mengukur suatu data. Jumlah instrumen penelitian yang

    digunakantergantung pada jumlah variabel penelitian. Dalam penelitian ini

    peneliti menggunakan kuesioner, yaitu kuesioner motivasi dan kemampuan

    regulasi diri

    1. Definisi Konseptual

    Teori kognitif sosial yang dikemukakan oleh Albert Bandura

    mencerminkan perilaku belajar rsiswa dalam kemampuannya

    meregulasi diri dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh faktor

    internal yaitu motivasi.

  • 32

    2. Definisi Operasional

    Penelitian ini merupakan penelitian survey dimana instrumen yang

    digunakan untuk mengumpulkan data yaitu kuesioner. Kuesioner yang

    digunakan pada penelitian ini adalah Motivated strategies for learning

    questionnaire (MSLQ) merupakan angket untuk mengukur

    kemampuan regulasi diri siswa dalam mempelajari fisika. Angket yang

    dikemukakan oleh Pintrich (1991) merupakan angket yang cukup

    terkenal dikalangan penelitian pendidikan.

    Angket ini membagi dua komponen dalam kemampuan regulasi

    diri yaitu Motivasi dan Strategi belajar. Instrunen MSLQ ini sudah

    diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Dibawah ini merupakan

    komponen dan contoh item pernyataan yang terdapat dalam kuesioner

    MSLQ dijelaskan pada tabel 3.2

    Tabel 3.2 Komponen,dimensi, dan Contoh item Pernyatan

    Kuesioner MSLQ

    Komponen Dimensi Deskripsi Dimensi Contoh item

    Pernyataan

    Motivasi Orientasi

    instrinsik

    Orientasi

    ekstrinsik

    Kontrol

    belajar

    Orientasi siswa

    dalam pembelajaran

    karena mengenai

    alasan –alasan yang

    menyebabkan

    individu melakukan

    tugas belajar dan

    melihat tugas

    belajar sebgai hal

    yang menantang

    Persepsi siswa

    berpartisipasi dalam

    sebuah tugas untuk

    mendapatkan nilai,

    peringkat, hadiah,

    dsb

    Keyakinan siswa

    bahwa cara yang

    dilakukan dengan

    Hal yang paling

    memuaskan bagi say

    dikelas adalah

    mencoba memahami

    materi fisika yang

    diajarkan semaksimal

    mungkin

    Hal yang terpenting

    bagi saya saat ini

    adalah memperbaiki

    nilai rata-rata

    keseluruhan, jadi

    focus utama saya

    dikelas mendapatkan

    nilai

    Jika belajar dengan

    cara yang tepat, saya

    yakin dapat

  • 33

    Komponen Dimensi Deskripsi Dimensi Contoh item

    Pernyataan

    Task value

    Kecemasan

    Self-efficacy

    for learning

    maksimal dalam

    pembelajaran akan

    menghasilkan hasil

    yang positif

    Evaluasi siswa

    terhadap seberapa

    bermakna dan

    menarik suatu

    pembelajaran

    Ketidaknyamanan

    yang muncul pada

    kinerja siswa

    mengacu pada

    pemikiran negative

    siswa dan

    mengganggu kinerja

    Harapan untuk

    sukses merupakan

    harapan atas kinerja

    pada tugas

    memahami materi

    fisika dengan baik.

    Penting bagi saya

    untuk mempelajari

    materi pembelajaran

    dikelas ini

    Saya tidak nyaman

    dan gelisah saat

    mengikuti ujian

    Saya percaya saya

    akan menerima nilai

    bagus dikelas ini

    Strategi

    Belajar

    Rehearsal

    Elaborasi

    Organisasi

    Strategi yang

    melibatkan

    pengulangan atau

    pemberian item-item

    dari materi

    pembelajaran

    Menyimpan

    informasi dalam

    jangka panjang

    dengan membuat

    hubungan materi

    yang dipelajari

    seperti kesimpulan,

    analogi dsb

    Membantu siswa

    dalam

    mengelompokkan,

    memilah informasi,

    menggarisbawahi

    informasi –informasi

    yang dipelajari.

    Saya menghafal lata

    kunci untuk

    mengingat konsep-

    konsep penting fisika

    Ketika belajar, saya

    menulus ringkasan

    tentang gagasan-

    gagasan utama dari

    bahan bacaan dan

    konsep materi dikelas

    Saya membuat grafik

    sederhana, diagram,

    atau tabel untuk

    membantu saya

    mengorganisasikan

    materi- materi fisika

    dikelas

  • 34

    Komponen Dimensi Deskripsi Dimensi Contoh item

    Pernyataan

    Strategi

    metakognitif

    Waktu dan

    tempat

    belajar

    Effort

    regulation

    Peer

    learning

    Help seeking

    Kemampuan siswa

    untuk mengontrol,

    merencanakan,

    memonitoring dan

    meregulasi aktivitas

    pembelajaran

    Kemampuan siswa

    untuk mengelola

    waktu dan tempat

    belajar.

    Kemampuan siswa

    untuk mengontrol

    usaha dan focus

    belajar meskipun

    ada gangguan-

    gangguan dan tugas

    yang tidak menarik

    untuk dipelajari

    Kolaborasi dengan

    teman, yang

    memberikan dampak

    positif dalam proses

    pembelajaran

    Bantuan dari teman

    sejawat, guru, jasa

    guru privat dalam

    proses pembelajaran

    Ketika saya bingung

    dengan materi fisika

    yang saya pelajari,

    saya berusaha

    membacanya kembali

    dan mencoba untuk

    menggambarkannya

    Saya biasanya belajar

    ditempat yang bisa

    membuat say

    berkonsentrasi

    mengerjakan tuga-

    tugas sekolah

    Saya bekerja keras

    untuk melakukan

    yang terbaik dalam

    pembelajaran fisika

    dikelas meskipun

    saya tidak

    menyukainya.

    Saya mencoba

    bekerja sama dengan

    siswa lainnya untuk

    mengerjakan tugas-

    tugas sekolah.

    Saya meminta

    bantuan guru

    disekolahuntuk

    menjelaskan materi

    fisika yang tidak bisa

    saya pahami

    F. Teknik Analisis data

    Pada penelitian ini peneliti menggunakan structural equationmodeling

    berbasis varian (SEM-PLS). SEM merupakan teknik analisis multivariate

    untuk mengetahui hubungan antara variabel yang kompleks. Berdasarkan

    kajian terhadap teknik SEM baik berbasis varian maupun kovarian , peneliti

    menggunakan teknik SEM berbasis varian, yaitu Partial Least Square (PLS)

  • 35

    versi 3.0 atau dikenal PLS-SEM Hair, Sarstedt, Pieper, and Ringle (2012a)

    mengemukakan tiga komponen yang digunakan pada teknik PLS-SEM dalam

    menganalisis penelitian, yaitu (1) desain model struktural lebih mengutamakan

    memprediksi apakah ada hubungan atau pengaruh antar variabel, (2) bentuk

    sebaran data tidak perlu berdistribusi normal, dan (3) dapat digunakan dengan

    ukuran sampel data kecil. Kelebihan dari PLS-SEM merupakam desain yang

    dapat digunakan secara bersamaan mengukur reliabilitas dan validitas pada

    instrument pengukuran variabel peneliti, serta anggapan hubungan antar

    variabel.

    Analisis data menggunakan SEM with PLS terbagi atas dua tahapan,

    seperti pada tabel berikut: (Tanti, 2019)

    Tabel 3.3 Tahapan Analisis data menggunakan SEM with PLS

    Tahapan Tipe pengukuran Penjelasan Sumber

    Tahapan 1

    Analisis

    Karakteristik

    Pengukuran

    Validitas

    Konvergen

    Loading

    factor

    Nilai loading

    factor≥ 0.50

    Haryono

    (2017)

    Composite

    reliability

    Composite

    reliability

    mengukur

    internal

    consistency

    nilainya harus

    ≥0.60

    Haryono

    (2017)

    Averenge

    Variance

    Extracted

    AVE ≥ 0.50 Forrell and Larcker

    (1981)

    Validitas

    Diskriminan

    Cross

    loading

    matrix

    Bagian dari

    validitas

    diskriminan

    Setiap blok

    indikator

    memiliki nilai

    loading lebih

    tinggi untuk

    setiap

    konstruk laten

    yang diukur

    dibandingkan

    dengan

    indicator

    faktor lainnya

    (Fornell &

    Larcker,

    1981)

    Tahapan 2 Coefficient R2≥ 0.1 (Hair et al.,

  • 36

    Evaluasi

    Model

    Penelitian

    determination 2012a)

    Uji hipotesis Diperoleh dari prosedur

    bootsrapping dengan

    melihat nilai t-value

    minimal t-value≥ 1.96 Sarstedt, pieper, etall.

    (2012)

    (Hair,

    Sarstedt,

    Pieper, &

    Ringle,

    2012b)

    Berdasarkan tabel terlihat bahwa analisa data menggunakan PLS-

    SEM terdiri atas dua tahapan. Tahap pertama meliputi pengukuran

    terhadap validitas instrument, yaitu validitas konvergen dan validitas

    diskriminan. Validitas konvergen ialah pemeriksaan terhadap reliabilitas

    item (item reliability), konsistensi internal (internal consistency), dan

    averenge variance extracted (AVE). Validitas konvergen memiliki tujuan

    memastikan bahwa setiap item dalam sebuah dimensi memiliki korelasi

    dan mengukur dasar dimensi yang sama. Reliabilitas item ditujukan oleh

    loading factor pada masing-masing item. Perolehan Loading factor

    menunjukkan korelasi anatara setiap item dengan dimensinya. Dengan

    kata lain, apabila nilai loading factor rendah berarti menunjukkan bahwa

    antara item pertanyaan dengan dimensi/konstruk juga rendah. Reliabilitas

    item menunjukkan tingkat eror random pada masing-masing dimensi,

    semakin rendah nilai loading factor maka semakin tinggi tingkat eror

    random. Berdasarkan tanggapan tersebut, apabila nilai loading factor

    rendah peneliti memutuskan untuk mengeliminasi, hal ini sekaligus akan

    mengurangitingkat error random masing-masing konstruk.

    Setelah mengevaluasi individual item reliability melalui nilai

    standardized loading factor langkah selanjutnya yang harus dilakukan

    untuk melihat dari nilai Cronbach’s Alpha dan composite reliability (CR).

    Composite reliability (CR) sangat bagus dalam mengukur internal

    consistency dibandingkan Cronbach’s Alpha dalam SEM karena CR tidak

    beranggapan kesamaan boot dari setiap pernyataan. Cronboach’s Alpha

    cenderung menaksir lebih rendah construct reliability dibandingkan

    Composite Reliability (CR)(Velayutham, 2012). Nilai minimum internal

  • 37

    konsistensi yang disyaratkan ialah ≥ 0.7 Fornell and Larcker (1981) dapat

    dilihat dibawah ini :

    Konsistensi internal = (𝛴𝜆𝑦𝑖

    (𝛴𝜆𝑦𝑖)2

    + 𝛴𝜆𝑣𝑎𝑟 (Ꜫ𝑖)

    Keterangan

    λ = loading komponen untuk satu indicator

    y = konstruk

    I = Item

    Var (Ꜫi) = 1- λyi2

    Karakteristik terkahir dari validitas konvergen ialah Average

    Variance Extracted (AVE). AVE ialah ukuran yang menunjukkan

    besarnya keragaman indicator yang dapat dikandung oleh

    dimensi/konstruk. Fornel dan lacker (1981) AVE mempunyai nilai

    minimal 0.5. Rumus perhiitungan AVE dapat dilihat dibawah ini

    Avearge Variance Extracted = 𝛴

    𝜆𝑖2

    𝛴𝜆𝑖2+𝛴Ꜫ𝑖

    Validitas diskriminan diukur dengan menggunakan dua prosedur

    analitik yang diajukan oleh Thompson, Barclay, and Higgins (1995).

    Pertama membandingkan akar kuadrat dari nilai AVE dengan hubungan

    antar dimensi. Thompson et al. (1995)mengemukakan bahwa validitas

    diskriminan akan tercapai ketika akar kuadrat akan tercapai ketika akar

    kuadrat dari nilai AVE lebih besar dibandingkan dengan korelasi antar

    konstruk. Kedua, menganalisis matrik cross-loading masing-masing item.

    Haryono (2017b)menyatakan korelasi antara item dan konstruknya lebih

    tinggi dari konstruk pada blok-blok lainnya, Hal ini menunjukkan konstruk

    tersebut memprediksi ukuran blok mereka lebih tinggi dibandingkan

    konstruk blok lainnya.

    Berikut Tabel 3.4, Peneliti menghipotesiskan jika motivasi belajar

    dan kemampuan regulasi meliputi (motivasi dan strategi belajar) memliki

    pengaruh positif dan signifikan dalam proses pembelajaran fisika. Selain

    itu, model penelitian tersebut juga menghipotesiskan jika dimensi/

  • 38

    konstruk dari motivasi dan kemampuan regulasi diri berpengaruh positif

    dan signifikan terhadap monstruk/dimensi dari kemampuan regulasi diri.

  • 39

    Gambar 3.4 Model Hubungan Dimensi Motivasi Belajar Terhadap Dimensi Kemampuan Regulasi Diri Dalam Mempelajari

    Fisika

  • 40

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Demografi Responden

    Respon penelitian ini mengikutsertakan 101 siswa kelas X, XI, dan

    XII yang berasal dari Madrasah Aliyah Negeri 1 (MAN) Kota Jambi yang

    terakreditasi A. Pada penelitian ini semua siswa ikut serta dalam penelitian

    ini dengan mamanfaatkan survey daring dengan menggunakan google

    drive dalam pengisian kuesioner, Se