mixing by badrun
TRANSCRIPT
Mesin Kneader1. Bagian-bagian Kneader2. Data Variabel Teori3. Data-data Variabel Lapangan4. Perbandingan Data Teori dan Data Lapangan
Material yang digunakan
1. Pengaruh kuantity material terhadap kompoun yang dihasilkan
Step Proses1. Penjelasan step material2. Data Teori dan data lapangan Shift 1 dan Shift 23. Pengaruh terhadap kompoun (menurut Teori)4.
Man Power1. Prosedur kerja menurut ISO2. Cara kerja operator di lapangan 3. Pengaruh terhadap kompoun yang dihasilkan
Variabel Proses1. Tekanan piston pada Mesin kneader (Lapangan dan Teori berikan penjelasan)2. Temperatur Chamber (Lapangan dan Teori berikan penjelasan)3. Kecepatan perputaran rotor pada chamber (Lapangan dan Teori berikan penjelasan)4. Kecepatan perputaran motor(Lapangan dan Teori berikan penjelasan)
MIXINGMixing karet adalah proses pencampuran karet dengan filler, chemical, dan
oil yang dilakukan didalam suatu Mesin pencampur (mixer). Proses mixing
karet menghasilkan kompon karet dengan karakteristik yang berbeda-beda.
Kompon yang dihasilkan ada yang BO (master batch) dan SO (final
masterbatch). Secara umum proses pembuatan kompon BO sama dengan
kompon SO yang membedakan adalah kompon SO sudah tidak ditambkahkan
karbon black. Fungsi dari mesin mixing karet pada dasarnya ada dua yaitu
pelunakan/penghancuran karet dan pencampuran dengan bahan-bahan
lainnya (filler, chemical, dan Oil) secara homogen. Beberapa fungsi dari Mesin
penghancur karet adalah sebagai berikut.
1. Penghancuran (mastikasi)
Yaitu proses penghancuran karet di dalam mesin agar viskositasnya atau
berat molekulnya menjadi turun. Viskositas karet menunjukkan
panjangnya rantai molekul karet atau berat molekul serta derajat
pengikatan silang rantai molekulnya. Pada umumnya semakin tinggi berat
molekul (BM) hidrokarbon karet semakin panjang rantai molekul dan
semakin tinggi tahanan terhadap aliran dengan kata lain karetnya
semakin viskous dan keras. Apabila berat molekul tinggi maka viskositas
akan naik karet menjadi viskus dan keras sehingga energy yang
dibutuhkan untuk melumat karet sangat besar maka akan kurang
menguntungkan. Sebaliknya apabila viskositasnya rendah hidrokarbon
karet dengan BM rendah membutuhkan energi yang lebih sedikit
jumlahnya, tetapi sifat fisika yang dihasilkan kurang baik. Oleh karena itu
karet alam dengan BM yang medium dapat memberikan titik temu antara
energi yang hemat dengan sifat fisika yang unggul. Penurunan viskositas
sebagai akibat proses mastikasi karet dapat mempermudah dispersi
bahan kimia karet dan bahan pengisi ke dalam karet.
2. Pencampuran
Proses pencampuran terdiri dari beberapa proses yaitu.
2.1 Inkorporasi
Pada proses ini terjadi pelapisan filler (bahan kimia) pada karet. Dalam
tahap ini, karet mengalami deformasi besar-besaran (luas permukaan
bertambah), dan terjadi
pembalutan gumpalan filler. Karet dihancurkan hingga menjadi partikel
kecil dan dapat membalut filler dalam bentuk butir-butir kecil.
2.2 Dispersi
Pada proses ini butir-butir halus dihasilkan agar filler dapat bercampur
atau menyebar di dalam karet. Dalam tahap dispersi karet ini, gumpalan-
gumpalan filler yang dibalut karet dihancurkan lagi menjadi butir-butir
halus. Pada tahap inkorporasi dan dispersi diperlukan gaya geser yang
besar.
Jenis Mesin Pembuat Kompon Karet
Mesin pencampur terbagi kedalam dua system alat yaitu mesin
pencampur dengan system terbuka dan system tertutup. Alat dalam
system terbuka (open system) seperti open mill dan alat dalam system
tertutup seperti kneader. Alat yang dipakai untuk mixing di PT. G-Tech
adalah keduanya.
1. Mesin Pencampur Karet Terbuka (Mesin Giling Karet Dua Rol)
Mesin pencampur karet ini mempunyai unit pencampur (rotor) yang
terdiri dari dua buah silinder panjang dan berongga. Rotor terbuat dari
bahan baja cor atau besi cor yang diperkeras, yang pemukaannya licin
dan tahan karat. Rongga silinder berfungsi sebagai saluran media
pemanas dan pendingin. Unit pencampur karet (silinder) dalam keadaan
terbuka, dan pemasukan bahan baku serta pemotongan kompon karet
dilakukan oleh operator. Rol tambahan (stock blender) berfungsi untuk
menampung sebagian kompon karet dan memasukkan kembali ke dalam
celah kedua rol mesin giling karet agar pencampuran lebih baik. Dengan
menggunakan stock blender ini maka kompon karet lebih cepat dingin,
lebih homogen dan plastis dalam selang waktu pencampuran tertentu.
Contoh mesin pencampur system tertutup adalah open mill.
2. Mesin Pencampur Karet Tertutup Non Kontinu
Pada mesin pencampur karet tertutup non kontinu (internal batch
mixer), rotor berada Pada mesin pencampur karet tertutup non kontinu
(internal batch mixer), rotor berada dalam ruang tertutup. Unit
pencampur (rotor) mesin karet berbentuk benjolan sehingga rotor tampak
seperti bersayap dan bidang geser lebih luas. Pencampuran berlangsung
lebih singkat dan lebih bersih dibandingkan dengan mesin pencampur
karet terbuka. Poros, sayap, dan dinding ruang pencampuran dibuat
berongga agar dapat dilalui media pemanas dan pendingin. Proses
pencampuran tidak perlu dibantu oleh operator kecuali pada saat
pengisian bahan ke dalam hopper dan pada waktu pengeluaran kompon
karet dari ruang pencampuran. Bahan ditekan oleh ram secara hidrolik
selama proses pencampuran. Proses pencampuran berlangsung di antara
dua buah rotor yang berputar dalam arah berlawanan. Sumbu kedua rotor
sejajar, dan masing-masing rotor mempunyai kecepatan tangensial yang
berbeda. Jarak antara permukaan (nip) rotor diatur dengan alat pengatur
sekrup. Sebagai akibat perbedaan kecepatan tangensial dan penyempitan
nip, maka kompon karet mengalami gaya geser dan gaya tekan selama
pencampuran. Gaya tekan memperbesar gaya geser, dan gaya geser
memutuskan ikatan (rantai) molekul karet. Dengan putusnya rantai
molekul karet memungkinkan karbon dan bahan kimia lain dapat
bercampur dengan karet. Contoh mesin pencampur system tertutup
adalah kneader.
Bagian-Bagian Kneader
Main Air Cylinder
Fungsi dari main air cylinder adalah menggerakan ram dengan system
pneumatic. Yaitu suatu system yang menggunakan udara terkompresi
dari kompresor untuk menghasilkan efek gerakan mekanis sehingga
dapat menggerakkan ram secara naik-turun. Tekanan kompresor yang
ditujukan oleh pressure gauge di G-Tech adalah 8 kg/cm2.
Gear Box
Gear box adalah salah satu komponen utama motor yang disebut
sebagai system pemindah tenaga yang berfungsi untuk memindahkan
dan mengubah tenaga dari motor yang berputar, menyediakan rasio
gigi yang sesuai dengan beban mesin dan mereduksi kecepatan
perputaran. Rasio gigi pada gear box di G-Tech adalah 1: 19.
Mixing Chamber
Fungsi mixing chamber sebagai tempat pencampuran karet dan
bahan-bahan lainnya dan terdapat dua rotor yang berbentuk ulir-ulir
yang berputar. Di G-Tech pada line satu kecepatan perpuataran rotor
depan dapat diatur dan biasanya disetel pada 45 RPM dan kecepatan
perpuataran rotor yang di belakang sekitar 38 RPM. Sedangkan pada
line 2, 3, 5 dan line putih sudah diset dengan kecepatan 32 RPM pada
rotor depan dan 27 RPM pada rotor belakang. Temperatur di Chamber
divariasikan berdasarkan karakteristik kompon yang diinginkan
contohnya pada line 1 (kompon SRI) temperatur yang diset adalah 150 oC.
Van Belt
Fungsi Van belt adalah memutar gear-gear pada main reducer juga
mengurangi kecepatan perputaran.
Tilting system
Tilting system adalah system yang dapat membolak-balikan chamber
dengan bantuan brake motor untuk mengeluarkan kompon yang telah
di mixing. Di G-Tech Tilting system diatur pada control panel dengan
tombol turn dan return.
Motor
Fungsi motor adalah sebagai mesin penggerak rotor. Motor memutar
van belt kemudian fan belt menggerakkan dan mengatur kecepatan
perpuataran main reducer dan gear box sesuai rasio kecepatan
perpuataran. Kecepatan perputaran motor di G-tech pada 4 pole (line
1) adalah 1480 RPM, sedangkan 6 pole (line 2, 3, 5 dan line putih)
adalah 995 RPM.
Dust Collector
Fungsinya sebagai pengumpul debu kemudian diarahkan ke bag filter
untuk disaring.
Control Panel
Kumpulan tombol panel untuk mengatur bagian-bagian mesin kneader.
Ram
Ram digunakan untuk menekan kompon yang dimixing di dalam
chamber. Tekanan ram sekitar 6-8 kg/cm2. Di lapangan Tekanan RAM
ditetapkan 8 kg/cm2.