metode pendidikan islam dalam prespektif...

152
METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’AN (Kajian Tafsir Surat Al-Maidah ayat 67, Surat An-Nahl Ayat 125 dan Surat Al-Ahzab Ayat 21) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : Muhammad Muhyidin NIM. 1113011000085 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UINIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

Upload: others

Post on 18-Nov-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

METODE PENDIDIKAN ISLAM

DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’AN

(Kajian Tafsir Surat Al-Maidah ayat 67, Surat An-Nahl Ayat 125

dan Surat Al-Ahzab Ayat 21)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

Muhammad Muhyidin

NIM. 1113011000085

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UINIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020

Page 2: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

METODE PENDIDIKAN ISLAM

DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’AN

(Kajian Tafsir Surat Al-Maidah ayat 67, Surat An-Nahl Ayat 125

dan Surat Al-Ahzab Ayat 21)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Muhammad Muhyidin

NIM. 1113011000085

Di bawah Bimbingan

Dosen Pembimbing Skripsi:

Dr. Muhammad Sholeh Hasan, Lc., M.A.

NIP. 19710214 200604 1 018

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UINIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

202

Page 3: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam
Page 4: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam
Page 5: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam
Page 6: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam
Page 7: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

i

ABSTRAK

Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

Prespektif Al-Qur’an (Kajian Tafsir Surat Al-Maidah ayat 67, Surat Al-

Nahl Ayat 125 dan Surat Al-Ahzab Ayat 21)”

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penafsiran Q.S. al-Maidah ayat 67, Q.S.

an-Nahl ayat 125 dan Q.S. al-Ahzab ayat 21 tentang metode pendidikan islam dan

bagaimana penerapannya dalam kegiatan pendidikan. Metode penelitian yang

digunakan oleh penulis adalah jenis metode penelitian kualitatif melalui studi

kepustakaan (library research), dengan cara mengumpulkan data atau bahan-

bahan yang berkaitan dengan tema pembahasan dan permasalahannya yang

diambil dari sumber-sumber kepustakaan, kemudian dianalisis dengan metode

tahlili, yaitu metode penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an yang dilakukan dengan cara

mendeskripsikan uraian-uraian makna yang terkandung dalam ayat-ayat Al-

Qur’an. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat berbagai metode pendidikan

dalam masing-masing ayat Al-Qur’an tersebut; metode tabligh (ceramah) dalam

Q.S. al-Maidah ayat 67, metode hikmah (menyampaikan dengan bijaksana, adil

dan lemah lembut), metode Mau’idzah Hasanah (memberi nasihat), dan Jadalah

(diskusi) dalam Q.S. an-Nahl ayat 125, serta metode uswah (keteladanan) dalam

Q.S. al-Ahzab ayat 21.

Kata kunci : Metode, Pendidikan Islam, al-Qur’an, Al-Maidah, An-Nahl, Al-

Ahzab.

Page 8: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

ii

ABSTRACT

Muhammad Muhyidin (1113011000085) "Islamic Education Methods in the

Al-Qur'an Perspective (Study of the Interpretation of Surat Al-Maidah verse

67, Surat Al-Nahl Ayat 125 and Surat Al-Ahzab Paragraph 21)"

This study aims to determine the interpretation of Q.S. al-Maidah verse 67, Q.S.

an-Nahl verses 125 and Q.S. al-Ahzab verse 21 about the methods of Islamic

education and how it is applied in educational activities. The research method

used by the author is a type of qualitative research method through library

research, by collecting data or materials related to the theme of the discussion and

the problem taken from library sources, then analyzed using the tahlili method,

namely the method interpretation of the verses of the Qur'an carried out by

describing descriptions of the meaning contained in the verses of the Qur'an. The

results of this study indicate there are various methods of education in each of the

verses of the Qur'an; the tabligh (lecture) method in Q.S. al-Maidah verse 67, the

method of wisdom (convey wisely, justly and gently), the method of Mau'idzah

Hasanah (giving advice), and Jadalah (discussion) in QS. an-Nahl verse 125, as

well as the uswah (exemplary) method in Q.S. al-Ahzab verse 21.

Keywords: Method, Islamic Education, al-Qur'an, Al-Maidah, An-Nahl, Al-

Ahzab.

Page 9: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

iii

KATA PENGANTAR

ب سم الله الرح يم الرحمن

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil’alamiin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

Subhanahu wa Ta’ala yang tiada henti memberikan segala nikmat, karunia, dan

pertolongan-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad

yang telah membawa ajaran agama yang benar, dan penuh kemulian dengan صلى الله عليه وسلم

budi pekertinya, sehingga kita terhindar dari kejahilan-kejahilan yang dapat

menyesatkan kita.

Dalam penulisan skripsi ini tentunya tidak lepas dari hambatan dan

kesulitan, namun berkat adanya bimbingan, bantuan, nasihat dan saran serta

kerjasama dari berbagai pihak khususnya dari dosen pembimbing, penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Menyadari bahwa keberhasilan penulis menyelesaikan

skripsi ini bukan semata-mata karena usaha penulis sendiri, melainkan tidak lepas

dari bantuan beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan ucapan terima

kasih dan penghargaan kepada berbagai pihak yang telah membantu

menyelesaikan skripsi ini, antara lain:

1. Kedua orang tua penulis, Ayahanda H. Asep Ahmad, M.Pd. dan Ibu Siti

Alfiah, S.Ag. yang telah merawat, mendidik, memotivasi, dan selalu

mendoakan yang terbaik untuk penulis dalam setiap langkahnya.

2. Dr. Suruin, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

(FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Muhammad Zuhdi, M.Ed., Ph.D., selaku dosen Penasehat Akademik, yang

dengan penuh perhatian telah memberikan bimbingan, arahan, motiasi dan

ilmu pengetahuan kepada penulis selama masa perkuliahan.

4. Dr. Muhammad Sholeh Hasan, LC., M.A., selaku dosen pembimbing skripsi,

yang telah memberikan bimbingan, masukan, dan arahan serta meluangkan

waktunya dalam penyusunan skripsi ini.

Page 10: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

iv

5. Drs. Abdul Haris, M.Ag., dan Drs. Rusdi Jamil, M.Ag., selaku Ketua dan

Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam, FITK, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

6. Bapak dan Ibu Dosen yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu namun

tidak sedikit pun mengurangi rasa hormat dan takzim penulis, yang telah

membimbing penulis selama kuliah di Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Teman-teman Keluarga Jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2013

yang telah menemani perjalanan penulis dalam mencari ilmu selama

perkuliahan, memberikan motivasi dan bantuannya sampai terselesaikannya

penulisan ini.

8. Teman-teman Organisasi di HMJ PAI, SEMA UIN Jakarta, HMI yang telah

menjadi keluarga bagi penulis di kampus ini. Terutama Ahmad Jamalulael,

Dena Putri, Khudiatul Chaeruni, Hikmatul Hidayat, Khaerudin, Icank.

Semoga kebaikan dari semua pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian penulisan ini mendapat pahala dan rahmat dari Allah SWT. Namun,

seperti pepatah tiada gading yang tak retak, begitupun dengan pembuatan skripsi

ini. Penulis menyadari dan mengakui bahwa masih terdapat kekurangan dan jauh

dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan

dalam kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi nusa,

bangsa dan agama, terutama bagi penulis sendiri serta menjadi sumbangan bagi

pengembangan dunia pendidikan, khususnya pendidikan agama Islam.

Jakarta, 10 Mei 2020

Muhammad Muhyidin

Page 11: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

v

A. Konsonan

Huruf Arab Huruf Latin

― ا

b ب

t ت

ts ث

j ج

h ح

kh خ

d د

dz ذ

r ر

z ز

s س

sy ش

sh ص

dh ض

Huruf Arab Huruf Latin

th ط

zh ظ

a‘ ع

gh غ

f ف

q ق

k ك

l ل

m م

n ن

w و

h ه

‘ ء

y ي

PEDOMAN TRANSLITERASI

Page 12: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

vi

B. Vokal

1. Vokal Tunggal

Tanda Baca Huruf Latin

a

i

u

Contoh :

ب ت ك - : Kataba

ف ر ع - : ‘Urifa

C. Madd (Panjang)

Harakat dan

Huruf

Huruf dan

Tanda

Ā ى ا

ī ىي

ū ىو

2. Vokal Rangkap

Tanda & Huruf Huruf Latin

ai ئي

au تو

- ف ي ك : Kaifa - ل و ح : Haula

Page 13: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

LEMBAR SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK..............................................................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................iii

PEDOMAN TRANSLITERASI..........................................................................v

DAFTAR ISI.......................................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1

A. Latar Belakang Masalah............................................................1

B. Identifikasi Masalah...................................................................6

C. Pembatasan Masalah..................................................................6

D. Rumusan Masalah......................................................................6

E. Tujuan Penelitian........................................................................7

F. Manfaat Penelitian......................................................................7

BAB II KAJIAN TEORI..........................................................................9

A. Kajian teori................................................................................9

1. Pengertian Metode Pendidikan Islam.....................................9

2. Dasar-Dasar Metode Pendidikan Islam................................11

3. Prinsip Metode Pendidikan Islam.........................................13

4. Karakteristik Metode Pendidikan Islam...............................15

5. Jenis-Jenis Metode Pendidikan Islam...................................17

Page 14: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

viii

6. Pendekatan Metode Pendidikan Islam...................................29

7. Fungsi Metode Pendidikan Islam..........................................30

B. Hasil Penelitian yang Relevan.................................................32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................35

A. Objek dan Waktu Penelitian....................................................35

B. Metode Penelitian....................................................................35

C. Fokus Penelitian.......................................................................37

D. Prosedur Penelitian..................................................................37

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…...............39

A. Kajian Tafsir Q.S. al-Maidah ayat 67 .....................................39

1. Teks Ayat dan Terjemah Q.S. al-Maidah ayat 67…............39

2. Kosakata Q.S. al-Maidah ayat 67.........................................39

3. Asbabun Nuzul Q.S. al-Maidah ayat 67...............................40

4. Tafsir Q.S. al-Maidah ayat 67..............................................41

B. Kajian Tafsir Q.S. an-Nahl ayat 125........................................43

1. Teks Ayat dan Terjemah Q.S. an-Nahl ayat 125..................43

2. Kosakata Q.S. an-Nahl ayat 125..........................................43

3. Asbabun Nuzul Q.S. an-Nahl ayat 125................................45

4. Tafsir Q.S. an-Nahl ayat 125................................................45

C. Kajian Tafsir Q.S. al-Ahzab ayat 21........................................48

1. Teks Ayat dan Terjemah Q.S. al-Ahzab ayat 21..................48

2. Kosakata Q.S. al-Ahzab ayat 21...........................................48

3. Asbabun Nuzul Q.S. al-Ahzab ayat 21.................................49

Page 15: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

ix

4. Tafsir Q.S. al-Ahzab ayat 21................................................49

D. Metode Pendidikan Islam dalam Q.S. al-Maidah 67 dan

Penerapannya………………………………………................52

E. Metode Pendidikan Islam dalam Q.S. an-Nahl ayat 125 dan

Penerapannya…………………………………………............55

F. Metode Pendidikan Islam dalam Q.S. al-Ahzab ayat 21 dan

penerapannya…………………………………………............61

BAB V PENUTUP...................................................................................67

A. Kesimpulan..............................................................................67

B. Implikasi..................................................................................68

C. Saran........................................................................................68

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................69

LAMPIRAN........................................................................................................75

Page 16: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan

kualitas sumber daya manusia. Pendidikan mempengaruhi secara penuh

produktivitas masyarakat, bahkan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi

suatu negara. Pendidikan menjadikan sumber daya manusia lebih siap akan

menghadapi perubahan yang terus menjadi tantangan di sepanjang zaman.

Dalam Undang-Undang Dasar 1945, pendidikan secara tersirat telah

dinyatakan dalam pembukaan, bahwa salah satu tujuan negara adalah

mencerdaskan kehidupan bangsa yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan

seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.1

Mencerdaskan kehidupan bangsa dapat dicapai melalui Pendidikan.

Pendidikan yang efektif dan menghasilkan bangsa yang cerdas serta berkualitas

sehingga mampu bersaing dengan negara-negara yang berkembang. Semua itu

diperlukan suatu proses pembelajaran, suatu proses pembelajaran tentu adanya di

dalam pendidikan dengan memperhatikan dasar-dasar dan prinsip-prinsip dalam

pendidikan.

Kemudian diperkuat dalam pasal 31 ayat 1 UUD 1945 yang menyatakan

bahwa setiap warga negara berhak memperoleh pengajaran.2 Selain itu, UU

Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan menyatakan:

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar mengajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

1 Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Alinea ke IV.

2 Undang-Undang Dasar 1945, Bab XIII, pasal 31 ayat 1

Page 17: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

2

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.3

Selain itu, menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Pendidikan

adalah suatu proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang dengan usaha

mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan, sebagaimana proses

yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, yang tadinya tidak mengerti menjadi

mengerti.4 Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan, yakni untuk membimbing

manusia secara sadar oleh seorang pendidik terhadap perkembangan jasmani dan

rohani terdidik menuju terbentuk nya kepribadian yang utama.5

Dengan demikian pendidikan merupakan pusat atau pokok dari peradaban

dalam kehidupan ini karena pendidikanlah yang menjadi tolak ukur dari

keberhasilan atau tidaknya peran manusia dalam berbagai aspek kehidupan di

dunia ini. Anugerah Allah SWT berupa akal pikiran inilah yang menjadikan

pendidikan sebagai satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dari diri manusia.

Karena dengan adanya pendidikan, maka kemampuan manusia dalam

menjalankan kehidupan akan lebih baik, baik untuk dirinya, bangsanya, agama

nya dan juga untuk masyarakat pada umumnya.

Pelaksanaan pendidikan baik di lingkungan formal ataupun informal erat

kaitannya dengan proses belajar dan mengajar, terkhusus Pendidikan agama islam.

Pendidikan Islam adalah suatu proses edukatif yang mengarah kepada

pembentukan akhlak atau kepribadian secara utuh dan menyeluruh, menyangkut

aspek jasmani dan rohani.6 Dalam proses ini, guru berperan sangat signifikan

untuk mencapai tujuan ideal Pendidikan.7 Dalam pendidikan agama Islam, guru

adalah orang-orang yang bertanggungjawab terhadap perkembangan anak didik

3 Sistem Pendidikan Nasional, Undang- Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional Tahun 2003, (Bandung: Fokusmedia, 2013), h. 2. 4 Kbbi.web.id, diakses Hari Selasa, 10 January 2020, Pukul 19.39 WIB.

5 Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005), h. 211.

6 Heri Gunawan, Pendidikan Islam Kajian Teoritis dan Pemikiran Tokoh (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2014), 9. 7 Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013),

Cet. I, h. 9.

Page 18: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

3

dengan mengupayakan seluruh potensinya, baik potensi afektif, potensi kognitif

maupun potensi psikomotor.8

Dengan demikian, peranan guru dalam pembelajaran menjadi sangat penting

dalam pembentukan karakter, kepribadian, sikap mental, pola pikir dan ilmu

pengetahuan yang disampaikan melalui interaksi antara guru dengan siswa serta

siswa dengan siswa dalam proses pembelajaran.

Didalam pembelajaran, terdapat komponen-komponen yang saling berkaitan

untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Komponen-komponen yang tidak

dapat dipisahkan tersebut terdiri dari tujuan, materi, metode, media, dan evaluasi,

guru dan siswa.9 Komponen-komponen tersebut menciptakan serangkaian proses

interaksi antara guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.5 Diantara

komponen-komponen tersebut, metode dalam pembelajaran merupakan salah satu

syarat paling utama dalam kegiatan belajar mengajar setelah komponen siswa dan

materi bahan ajar.10

Metode merupakan pondasi awal untuk mencapai suatu tujuan

pendidikan dan asas keberhasilan sebuah pembelajaran.

Menurut Sangidu, metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memulai

pelaksanaan suatu kegiatan penilaian guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Salamun menyatakan bahwa metode pembelajaran ialah sebuah cara yang berbeda

untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda dibawah kondisi yang

berbeda11

. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “metode” adalah cara teratur

yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai

yang dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan

suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.12

Hal itu berarti pemilihan

metode pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi pembelajaran dan hasil

8 7 Munardji, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bina Ilmu, 2004), hal. 62

9 Diana Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pembelajaran, (Jogjakarta: DIVA Press, 2011),

Cet. I, h. 20. 10

Samiudin, Peran Metode Untuk Mencapai Tujuan Pembelajaran, (Bangil: STAI

PAncawahana, 2016). h.5. 11

Sudrajat dan M, Subana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Cv Pustaka Setia,

2009), hal. 7. 12

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat

(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2016), h. 910.

Page 19: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

4

pembelajaran yang ingin dicapai. Oleh karena itu, yang dimaksud dengan

metodologi pendidikan Islam adalah cara yang dapat ditempuh dalam

memudahkan pencapaian tujuan pendidikan Islam.13

Dalam proses pendidikan Islam, metode mempunyai kedudukan yang sangat

signifikan untuk mencapai tujuan. Bahkan metode sebagai seni dalam mentransfer

ilmu pengetahuan atau materi pelajaran kepada peserta didik dianggap lebih

signifikan dibanding dengan materi sendiri. Sebuah pepatah mengatakan bahwa

“Al-Thariqat Ahammu min al-Maddah” (metode jauh lebih penting dibanding

materi), adalah sebuah realita bahwa cara penyampaian yang komunikatif lebih

disenangi oleh peserta didik walaupun sebenarnya materi yang disampaikan

sesungguhnya tidak terlalu menarik. Sebaliknya, materi yang cukup baik, karena

disampaikan disampaikan dengan cara yang kurang menarik maka materi itu

sendiri kurang dapat dicerna oleh peserta didik.14

Realita yang terjadi pada saat sekarang ini, bahwa Sebagian besar pendidik

masih menggunakan metode yang monoton dalam pengajaran agama Islam.

Dalam penggunaan metode masih sering ditemui ketidakcocokan antara bahan

ajar dengan cara menyampaikannya maupun penggunaan metode yang kurang

variatif. Padahal pendidik dituntut untuk dapat memilih dan menggunakan metode

yang mempertimbangkan aspek efektivitasnya dan relevansinya dengan materi

yang disampaikan. Tanpa pemilihan metode yang efektif, suatu materi pelajaran

tidak akan dapat berproses secara efisien dan efektif dalam kegiatan belajar

mengajar menuju tujuan pendidikan. Metode dalam pembelajaran yang tidak

efektif akan menjadi penghambat kelancaran proses belajar mengajar sehingga

banyak tenaga dan waktu terbuang sia-sia.

Dalam hal metode pendidikan Islam, Al-Qur’an menaruh perhatian yang

begitu besar. Al-Qur’an sebagai kitab suci yang diturunkan Allah kepada Nabi

Muhammad SAW melalui malaikat Jibril15

telah memberikan pengaruh yang

13 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta Selatan:

Ciputat Pers, 2002), h. 40-41.

14

Armai Arief, 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. (Jakarta: Ciputat

Press, 2002), hlm. 32 15

Abudin Nata, Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta : UIN Jakarta Press, 2005),

hlm. 1.

Page 20: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

5

sangat luar biasa dan menjadi solusi bagi kebutuhan yang diperlukan manusia

dalam berbagai bidang kehidupan. Hal ini sebagaimana Firman Allah SWT dalam

Al-Qur’an:

لك الكت اب ذ ية ل ر فيه تقين ه دى للم

Artinya: “Kitab (al-Qur’an) ini tidak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi

mereka yang bertakwa.” (Q.S. Al Baqarah : 2)

Dalam ayat ini al-Qur’an memiliki fungsi sebagai petunjuk. Tentu kata

petunjuk ini memiliki makna dan cakupan pembahasan yang sangat luas.

Termasuk di dalamnya petunjuk dalam masalah pendidikan. Dari penjelasan di

atas, menunjukkan bahwa al-Qur’an sebagai sumber ilmu pengetahuan yang

menjelaskan mengenai berbagai aspek kehidupan termasuk mengenai pendidikan,

baik berupa objek pendidikan, tujuan pendidikan, metode pendidikan yang

digunakan maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan mentadabburi ayat-ayat al-Qur’an sebagai petunjuk bagi berbagai

aspek kehidupan, penulis melihat bahwa terdapat beberapa ayat al-Qur’an yang

memiliki makna pentingnya metode pembelajaran dalam pendidikan yang sangat

menarik dan perlu dipelajari secara mendalam. Ayat-ayat tersebut adalah Surat al-

Maidah ayat 67, surat an-Nahl ayat 125, dan surat al-Ahzab ayat 21. Penulis ingin

paparkan bagaimana urgensi suatu metode dalam mencapai suatu tujuan

pendidikan melalui kandungan ketiga ayat tersebut dengan fokus pada metode

pendidikan Islam yang akan dijadikan acuan dan cara bagi para pendidik dalam

menyampaikan dan mentrasfer ilmu pendidikan Islam.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan membahas lebih lengkap

dan terperinci mengenai metode pembelajaran dalam pendidikan. Untuk itu

penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “Metode

Pendidikan Islam Dalam Prespektif Al-Qur’an (Kajian Tafsir Surat Al-

Maidah ayat 67, Surat Al-Nahl Ayat 125 dan Surat Al-Ahzab Ayat 21)”

Page 21: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, menunjukkan bahwa betapa pentingnya

untuk meneliti dan mengkaji mengenai metode pendidikan dalam Al-Qur’an. Hal

ini dimaksudkan agar dapat menambah wawasan baru dalam penggunaan metode

pembelajaran di kelas. Maka, berdasarkan realita yang ada, masalah yang dapat

diidentifikasi adalah :

1. Kurangnya variasi penggunaan metode pendidikan.

2. Penggunaan metode yang monoton dalam pembelajaran.

3. Kurangnya pembahasan mengenai metode pendidikan Islam.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka peneliti membatasi masalah

dengan membahas mengenai Metode Pendidikan Islam berdasarkan Surat yang

ada di Al-Qur’an QS. Al-Maidah Ayat 67, QS. An-Nahl Ayat 125 dan QS. Al-

Ahzab Ayat 21 dan penerapannya dalam Pendidikan Islam dengan menggunakan

metode tafsir tahlili.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah

dikemukakan di atas, maka rumusan masalah yang diajukan penulis adalah :

1. Bagaimana tafsir dan kandungan QS. Al-Maidah Ayat 67, QS. An-

Nahl Ayat 125 dan QS. Al-Ahzab Ayat 21?

2. Apa saja metode Pendidikan Islam yang terdapat dalam QS. Al-

Maidah Ayat 67, QS. An-Nahl Ayat 125 dan QS. Al-Ahzab Ayat 21?

3. Bagaimana penerapan Tafsir QS. Al-Maidah Ayat 67, QS. An-Nahl

Ayat 125 dan QS. Al-Ahzab Ayat 21 dalam Pendidikan Islam?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak di capai

dari penelitian ini adalah :

Page 22: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

7

1. Mengetahui dan memahami tafsir dan kandungan Q.S. al-Maidah ayat

67, Q.S. an-Nahl ayat 125 dan Q.S. al-Ahzab ayat 21.

2. Memahami Metode Pendidikan Islam yang terdapat dalam QS. Al-

Maidah Ayat 67, QS. An-Nahl Ayat 125 dan QS. Al-Ahzab Ayat 21.

3. Memahami penerapan Tafsir QS. Al-Maidah Ayat 67, QS. An-Nahl

Ayat 125 dan QS. Al-Ahzab Ayat 21 dalam Pendidikan Islam.

F. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini diselesaikan, maka dengan adanya penelitian ini

diharapkan mampu bermanfaat bagi :

1. Manfaat Akademis

a. Dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan mengenai metode

apa saja yang terkandung dalam QS. Al-Maidah Ayat 67, QS. An-

Nahl Ayat 125 dan QS. Al-Ahzab Ayat 21.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memicu dan memotivasi peneliti

lain untuk melakukan penelitian lebih dalam tentang metode

pendidikan Islam dalam al-Qur’an.

c. Menambah sumber keilmuan dalam dunia pendidikan pada kajian

tafsir, terkhusus pada Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Menambah wawasan menganai kajian tafsir yang ada di Al-Qur’an

mengenati metode pendidikan Islam yang terkandung dalam QS.

Al-Maidah Ayat 67, QS. An-Nahl Ayat 125 dan QS. Al-Ahzab

Ayat 21 Sebagai sarana belajar dan mendapatkan sumber mengenai

metode dalam mendidikan dalam proses pembelajaran.

b. Bagi Pendidik

Memberikan alternatif baru bagi guru dalam memilih metode

pembelajaran serta dalam melakukan pengelolaan pembelajaran,

sebagai bahan masukan bagi guru untuk meningkatkan kualitas

Page 23: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

8

pendidikan di kelas, khususnya pada materi Pendidikan Agama

Islam, dan meningkatkan kualitas metode pendidikan Islam bagi

calon pendidik.

c. Bagi Masyarakat

Sebagai sumbangan pikiran dalam bentuk tulisan yang sifatnya

ilmiah dan menambah pengetahuan baru kepada masyarakat

mengenai penggunaan berbagai metode dalam pembelajaran.

Page 24: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Pengertian Metode Pendidikan Islam

Istilah metode pendidikan terdiri dari dua kata, yaitu “metode” dan

“pendidikan”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata metode berarti cara

teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan agar tercapai suatu

tujuan pembelajaran sesuai dengan yang dikehendaki.1 Secara etimologis

(bahasa), metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu methodos. Kata ini berasal dari

dua suku kata, yaitu metha yang berarti “melewati” atau “melalui”, dan hodos

yang berarti “jalan” atau “cara”.2 Berdasarkan bahasa Arab disebut thariqah yang

berarti langkah strategis yang dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan.3

Menurut terminologi (istilah) para ahli memberikan definisi tentang metode,

diantaranya menurut Ridwan Abdullah Sani, bahwa “metode adalah cara

menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran.4

Hasan Langgulung juga mengatakan pengertian tentang metode, sebagaimana

yang dikutip oleh Ramayulis adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk

mencapai tujuan pendidikan.5 Mahmud Yunus juga menjelaskan mengenai

metode yang dikutip oleh Armai Arief, menurutnya adalah jalan yang hendak

ditempuh oleh seseorang supaya sampai kepada tujuan tertentu, baik dalam

lingkungan perusahaan atau perniagaan, maupun dalam kupasan ilmu

1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa:

Edisi Keempat, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012), Cet. IV, h. 910.

2 Mastur Faizi, Ragam Metode Mengajarkan Eksakta Pada Murid, (Jogjakarta: DIVA Press,

2013), Cet I, h. 12.

3 Ramayulis, Dasar-dasar Kependidikan Suatu Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta:

Kalam Mulia, 2015), Cet. I, h. 264.

4 Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), Cet. II, h.

90.

5 Ramayulis, loc. cit.

Page 25: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

10

pengetahuan dan lainnya.6 Menurut buku Ahmad Tafsir memaknai metode

dengan arti cara yang paling tepat dan cepat melakukan sesuatu.7

Istilah pendidikan dalam bahasa Indonesia berasal dari kata “didik” dengan

memberinya awalan “pe” dan akhiran “kan”, mengandung arti “perbuatan”. Istilah

pendidikan ini semula berasal dari bahasa Yunani, yaitu “paedagogie”, yang

berarti bimbingan yang diberikan kepada anak, istilah ini kemudian diterjemahkan

ke dalam bahasa Inggris dengan “education” yang berarti pengembangan atau

bimbingan.8 Menurut W.J.S. Poerwadarminta, pendidikan berarti proses

perubahan sikap dan tingkah laku seseorang dalam usaha mendewasakan manusia

melalui upaya pengajaran dan latihan.9 Menurut Al-Abrasyi yang dikutip oleh

Abd. Rachman Assegaf, pendidikan adalah mempersiapkan individu atau pribadi

agar mudah menghadapi kehidupan ini secara sempurna.10

Zakiyah Darajat mengemukakan pendidikan Islam adalah usaha untuk

membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran

Islam secara menyeluruh. Setelah itu, mengahayati tujuan yang pada akhirnya

dapat mengamalkan dan menjadikan sebagai pandangan hidup.11

M. Arifin dalam

bukunya Ilmu Pendidikan Islam menyatakan, pendidikan Islam merupakan

konsep berpikir yang bersifat mendalam dan terperinci tentang masalah

kependidikan yang bersumberkan ajaran Islam.12

Menurut Abdurrahman al-Nahlawi, metode pendidikan Islam adalah suatu

cara untuk membina kepribadian anak didik dan memotivasi mereka agar dapat

membuka hati untuk menerima pelajaran dan petunjuk Ilahi serta konsep-konsep

6 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat

Pers, 2002), Cet. I, h. 87. 7 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung:PT. Remaja

Rosdakarya,Cet.VIII, 2004), h. 9.

8 Ramayulis, op. cit., h. 15.

9 Tatang S, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), Cet. I, h. 13.

10

Abd. Rachman Assegaf, Aliran Pemikiran Pendidikan Islam: Hadharah Keilmuan Tokoh

Klasik Sampai Modern, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), Cet. I, h. 198.

11

Abdul Majid , Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep dan Implementasi

Kurikulum 2004, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 130.

12

M, Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan

Pendekatan Interdisipliner, Ed. 1, cet. 3, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), h. 14.

Page 26: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

11

peradaban.13

Metode Pendidikan Islam adalah cara yang efektif dan efisien

yang harus dimiliki oleh pendidik dalam Pendidikan Islam. Dapat dipahami

bahwa metode pendidikan Islam adalah, prosedur umum serta jalan dalam

menyampaikan materi untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu, membentuk

individu menjadi makhluk yang bercorak diri, berderajat tinggi menurut ukuran

Allah. dan Isi pendidikanya adalah ajaran Allah.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat dipahami bahwa metode

pendidikan Islam adalah, prosedur umum serta jalan dalam menyampaikan materi

untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu, membentuk individu menjadi makhluk

yang bercorak diri, berderajat tinggi menurut ukuran Allah. dan Isi pendidikanya

adalah ajaran Allah. Dan dengan bahasa yang sederhana, metode pendidikan

Islam adalah cara yang dapat dilakukan dalam memudahkan tercapainya tujuan

pendidikan Islam yakni menjadikan manusia yang berkepribadian sempurna

(insan kamil) berdasarkan al-Quran dan Sunnah dengan adanya urutan kerja yang

terencana, sistematis, dan merupakan hasil eksperimen ilmiah.

2. Dasar-dasar Metode Pendidikan Islam

a. Dasar Agama: Dalam kedudukannya sebagai dasar ajaran Islam, maka

dengan sendirinya metode pendidikan harus merujuk pada kedua sumber

tersebut. Sehingga segala penggunaan dan pelaksanaan metode

pendidikan tidak menyimpang dari kedua sumber pendidikan.14

Dapat

dikatakan bahwa metode pendidikan berdasarkan pada agama Islam yang

menjadi sumber ajarannya adalah Al-Qur‟an dan Hadits. Al-Qur‟an ialah

firman Allah berupa wahyu yang disampaikan oleh Jibril kepada Nabi

Muhammad SAW. Di dalamnya terkandung ajaran pokok yang dapat

dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan melalui

ijtihad.15

13 Abdurrahman al-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat, tej,

Shihabuddin, Gema Insani, Jakarta, 1995, h. 204.

14

Ramayulis, op. cit., h. 266.

15

Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 19.

Page 27: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

12

b. Dasar Biologis: Metode pendidikan seorang pendidik harus

memperhatikan kondisi biologis peserta didik, seorang peserta didik yang

cacat akan berpengaruh terhadap prestasi peserta didik, baik pengaruh

posistif dan negatif. Hal ini memberikan hikmah dari penciptaan Tuhan,

maka dengan harapan besar pendidik dapat memberikan pengertian

secukupnya pada peserta didiknya untuk menerima penciptaan Allah

yang sedemikian rupa.

c. Dasar Psikologis: Metode pendidikan diterapkan secara efektif, bila

didasarkan pada perkembangan dan kondisi psikologis peserta didik.

Sebab perkembangan dan kondisi psikologis peserta didik memberikan

pengaruh yang sangat besar terhadap internalisasi nilai dan internalisasi

ilmu.16

Metode pendidikan seorang pendidik memperhatikan kondisi

jasmani peserta didik juga perlu memperhatikan kondisi jiwa atau

rohaninya, sebab manusia pada hakikatnya terdiri dari dua unsur, yaitu

jasmani dan rohani, yang kedua-duanya merupakan satu kesatuan yang

tak dapat dipisah-pisahkan. Kondisi psikologis yang menjadi dasar dalam

metode pendidikan berupa sejumlah kekuatan psikologis peserta didik

termasuk motivasi, emosi, minat, sikap, keinginan, kesediaan, bakat-

bakat, dan kecakapan akal (intelektualnya). Sehingga seorang pendidik

dituntut untuk mengembangkan potensi psikologis, yang ada pada peserta

didik.17

d. Dasar Sosiologis: Interaksi yang terjadi antara sesama peserta didik dan

interaksi antara pendidik dan peserta didik, merupakan interaksi timbal

balik yang kedua belah pihak akan saling memberikan dampak positif

pada keduanya. Interaksi pendidikan yang terjadi dalam masyarakat juga

justru memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan

peserta didik. Pendidik mampu mengembangkan dan mengaktualisasikan

nilai-nilai tersebut kepada peserta didik dengan memperhatikan

perkembangan kebudayaan dan peradaban. Sehingga, proses

16 Ramayulis, op. cit., h. 267-268.

17

Ibid., h. 268.

Page 28: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

13

pembelajaran yang terjadi dapat menginternalisasikan nilai dan nilai

tersebut aplikatif dalam kehidupan peserta didik selanjutnya.

3. Prinsip-Prinsip Metode Pendidikan Islam

Prinsip merupakan pendirian utama yang dimiliki oleh masing-masing

individu, kelompok-kelompok dan lainya. 18

Prinsip pada dasarnya memiliki arti

seperti “assas” yaitu kebenaran yang menjadi dasar pemikiran, berperilaku dan

sebagainya. Dalam kaitannya dalam metode pendidikan Islam prinsip atau asas

yang dimaksud adalah dasar pemikiran yang digunakan dalam melaksanakan

metode pendidikan Islam, sehingga perlu dipahami terlebih dahulu prinsip-prinsip

metodologi pendidikan Islam sebagai dasar pijakan dalam nuansa keilmuan.

Berdasarkan pandangan tersebut, dapat diketahui bahwa yang dimaksud

dengan asas-asas pendidikan adalah adalah sejumlah ilmu secara fungsional

sangat dibutuhkan untuk membangun sebuah konsep pendidikan dan termasuk

pula dalam melaksanakanya.19

Prinsip-prinsip pelaksanaan metode pendidikan Islam menurut Omar

Muhammad Al-Toumy Al-Saibaby adalah 20

Mengetahui motivasi, kebutuhan dan

minat anak didiknya, mengetahui tujuan pendidikan yang sudah ditetapkan

sebelum pelaksanaan pendidikan, mengetahui tahap kematangan, perkembangan,

serta perubahan anak didik, serta mengetahui perbedaan setiap peserta didik. Ini

merupakan hal dasar yang mesti dikuasai dalam melaksanakan metode pendidikan

Islam.

Pendapat lain mengungkapkan bahwa prinsip pendidikan Islam adalah :

a. Menonjolkan tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuannya.

18 M. Dahlan dkk, Kamus Induk Istilah Ilmiah, (Surabaya: Penerbit Target Press, 2003), h.

632.

19

Abuddin Nata, Op. Cit., h. 64.

20

Armai Arief, 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. (Jakarta: Ciputat

Press, 2002), h. 42.

Page 29: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

14

b. Meluas cakupannya dan menyeluruh kandungannya, yaitu kurikulum

yang benar-benar mencerminkan semangat, pemikiran, dan ajaran yang

menyeluruh.

c. Bersikap seimbang diantara berbagai ilmu yang dikandung dalam

kurikulum yang akan digunakan.

d. Bersifat menyeluruh dalam menata seluruh mata pelajaran yang

diperlakukan oleh anak didik.

e. Disesuaikan dengan bakat dan minat anak didik.21

Selain memiliki beberapa prinsip, metode pendidikan Islam juga memiliki

pendekatan. Karena pendidikan tidak akan efektif jika tidak melakukan

pendekatan dalam menyampaikan materi ajar. Beberapa pendeketan dalam

metode pendidikan Islam adalah :22

a. Pendekatan filosofis, pendekatan ini berdasarkan prinsip bahwa

manusia itu sebagai makhluk yang berfikir. Sehingga materi ajar yang

dibawakan berdasarkan menyesuaikan dengan sejauh mana

perkembangan berfikir siswa. Dengan adanya pendekatan ini siswa

diharapkan dapat memaksimalkan potensi berfikirnya secara maksimal.

b. Pendekatan deduksi-induksi, pendekatan ini bertujuan untuk melatih

siswa agar dapat berfikir secara ilmiah, membandingkan, serta

menimbang antar bagian, dan mengambil kesimpulan dari pinsip-

prinsip yang bersifat umum atau khusus.

c. Pendekatan sosio-kultural, pendekatan ini berdasarkan pada prinsip

bahwa manusia adalah makhluk yang bermasyarakat atau makhluk

sosial. Sehingga pendekatan ini bertujuan untuk melatih sikap

kebersamaan siswa, baik dalam lingkungan sekolah, maupun

masyarakat.

21 Abuddin Nata, Studi Islam Komprehensif, (Jakarta : Kencana, 2011), h. 211.

22

Nurjannah Riannie, “Pendekatan dan Metode Pendidikan Islam, (Sebuah Perbandingan

dalam Konsep Teori Pendidikan Islam dan Barat)”, Management of Education, Vol 1 No. 2, h.

108-109.

Page 30: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

15

d. Pendekatan fungsional, pendekatan ini bersumber pada aspek

kebermanfaatan kepada peserta didik. Maka dari itu segala sesuatu yang

disampaikan kepada peserta didik bukan hanya melatih dalam aspek

kognitif saja, tetapi juga menyesuaikan dengan kebutuhannya di masa

depan.

e. Pendekatan emosional, pendekatan emosional biasanya berkaitan

dengan perasaan. Dengan demikian, metode pendidikan islam yang

menggunakan pendekatan emosional diharapkan mampu menyentuh

aspek rohani peserta didik sehingga menumbuhkan semangat dalam

beribadah dan menuntut ilmu.

Seluruh karakteristik tesebut di atas harus dipahami oleh pendidik muslim.

Dalam kaitan ini, yang paling penting adalah pendidik mampu menggunakan

metode dalam proses kependidikan Islam sehingga mampu membimbing,

mengarahkan dan membina peserta didik menjadi manusia yang dewasa dalam

sikap dan kepribadiannya, sehingga tergambar dalam dirinya tingkah laku yang

sesuai dengan nilai-nilai Islam atau al-akhlak al-karimah.

Selain prinsip-prinsip metode pendidikan di atas dalam penerapan berbagai

metode pendidikan harus memperhatikan beberapa asas, salah satunya menurut

Al-Syaibani antara lain adalah:

a. Asas agama, yakni penerapan metode harus mengacu pada sumber asasi

ajaran Islam Al-Qur‟an dan Hadits.

b. Asas biologis, yakni penerapan metode harus memperhatikan kondisi

kebutuhan jasmani dan tingkat perkembangan peserta didik.

c. Asas psikologis, yakni penerapan metode harus disesuaikan dengan

kondisi minat dan bakat atau motivasi peserta didik.

d. Asas sosial, yakni penerapan metode harus disesuaikan dengan tuntutan

kebutuhan sosial peserta didik yang selalu berubah dan berkembang

setiap saat.23

23A. Fatah Yasin, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam, (Malang: UIN Malang Press, 2008),

Cet.I, h. 13

Page 31: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

16

4. Karakteristik Metode Pendidikan Islam

Islam sebagai ketetapan yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadis sebagai

kode etik merupakan dasar pelaksanaan pendidikan Islam, dengan kata lain

ideologi pendidikan Islam adalah Alquran dan Hadits. Dengan demikian, maka

karakteristik pendidikan Islam adalah karakteristik Alquran dan Hadits.

Konsekuensi dari karakteristik pendidikan Islam berdasarkan alquran dan hadits

adalah: 24

a. Penekanan pada pencarian ilmu pengetahuan, penguasaan dan

pengembangan atas dasar ibadah kepada Allah swt.

b. Penekanan pada nilai-nilai akhlak.

c. Pengakuan akan potensi dan kemampuan seseorang untuk berkembang

dalam suatu kepribadian.

d. Pengamalan ilmu pengetahuan atas dasar tanggung jawab kepada tuhan

dan masyarakat manusia.

Dalam sumber lain ada pun karakteristik Metode Pendidikan Islam sebagai

berikut:

a. Keseluruhan proses penerapan metode pendidikan Islam mulai dari

pembentukannya, penggunaannya sampai pada pengembangannya tetap

didasarkan pada nilai-nilai asasi Islam sebagai ajaran yang universal.

b. Proses pembentukan, penerapan dan pengembangannya tetap tidak

dapat dipisahkan dengan konsep al-akhlak al-karimah sebagai tujuan

tertinggi dari pendidikan Islam.

c. Metode pendidikan Islam bersifat luwes dan fleksibel dalam

artian senantiasa membuka diri dan dapat menerima perubahan

sesuai dengan situasi dan kondisi yang melingkupi proses

kependidikan Islam tersebut, baik dari segi peserta didik, pendidik,

materi pelajaran dan lain-lain.

24Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibani, Falsafah Pendidikan Islam (Jakarta: Bulan

Bintang, 1979), h. 559-560.

Page 32: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

17

d. Metode pendidikan Islam berusaha sungguh-sungguh untuk

menyeimbangkan antara teori dan praktek.

e. Metode pendidikan Islam dalam penerapannya menekankan kebebasan

peserta didik untuk berkreasi dan mengambil prakarsa dalam batas-

batas kesopanan dan al-akhlak al-karimah.

f. Dari segi pendidik, metode pendidikan Islam lebih menekankan nilai-

nilai keteladanan dan kebebasan pendidik dalam menggunakan serta

mengkombinasikan berbagai metode pendidikan yang ada dalam

mencapai tujuan pengajarannya.

g. Metode pendidikan Islam dalam penerapannya berupaya

menciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan bagi terciptanya

interaksi edukatif yang kondusif.

h. Metode pendidikan Islam merupakan usaha untuk memudahkan

proses pengajaran dalam mencapai tujuannya secara efektif dan

efisien.25

5. Jenis-jenis Metode Pendidikan Islam

Dalam pendidikan Islam, terdapat beberapa metode pendidikan menurut

para ahli. An-Nawawi, seorang pakar pendidikan Islam, mengemukakan metode

pendidikan yang berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist yang dapat menyentuh

perasaan. Sebagaimana yang dikutip oleh Sri Minarti,26

yaitu sebagai berikut:

a. Metode Hiwar (percakapan)

Percakapan ini adalah percakapan silih berganti anatara dua pihak atau

lebih mengenai suatu topik dan sengaja diarahkan pada suatu tujuan yang

dikehendaki oleh pendidik dalam percakapan itu, bahan pembicaraan tidak

dibatasi yang dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang, seperti sains,

filsafat, seni, dan agama. Kadang-kadang pembicaraan itu sampai pada satu

kesimpulan, kadang-kadang pula tidak ada kesimpulan karena salah satu

25 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis

(Jakarta Selatan: Ciputat Pers, 2002), h. 70-71.

26

Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam, Fakta Teoritis-Filosofis dan Aplikatif-Normatif, cet. 1,

(jakarta: Amzah, 2013), h. 139.

Page 33: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

18

pihak tidak puas terhadap pendapat pihak lain, jenis-jenis hiwar ini ada lima

macam yaitu sebagai berikut.27

1. Hiwar khitabi, merupakan dialog yang diambil dari dialog antara Tuhan

dan hamba-Nya.

2. Hiwar washfi, yaitu dialog antara Tuhan dan Makhluk-Nya. Misalnya,

Surat Al-Baqarah (2) ayat 30-31.

إر لئنة سبل قبه ض في جبعو إي ىي س خييفة ال عو قبىا فيب أتج فيب يف سذ

فل يس بء اىذ ح ذك سبح قذس بح ىل إي قبه ي ب أع ل ي تع

Artinya: “ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat:

"Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."

mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi

itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan

darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan

mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui

apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S. al-Baqarah : 30).

عي بء آد ب الس مي ث لئنة عي عشض بء أبئي فقبه اى إ ـؤلء بأس مت صبدقي

".. dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda)

seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu

berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu

mamang benar orang-orang yang benar!" (Q.S. Al-Baqarah: 31)

3. Hiwar qishasi, adalah percakapan yang baik bentuk maupun rangkaian

ceritanya sangat jelas. Hiwar ini merupakan bagian dari ushlub kisah

dalam Al-Qur’an. Misalnya, kisah Nabi Syuaib dan kaumnya yang

terdapat dalam surah Huud (11) ayat 84-85:

27 Ibid., h. 140.

Page 34: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

19

إى ي ذ يب قبه شعي ب ب أخب بذا ق اع ب الل ىن ل غي ش إى قصا ت

يبه ن اى يزا اى إي إي بخي ش أسام أخبف عزاة عيي ن حيط ي

Artinya: “dan kepada (penduduk) Mad-yan (kami utus) saudara mereka,

Syu'aib. ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan

bagimu selain Dia. dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan,

Sesungguhnya aku melihatmu dalam Keadaan yang baik (mampu) dan

sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang

membinasakan (kiamat).” (Q.S. Huud: 84)

يب فا ق يبه أ ن اى يزا اى ط قس ببى ل بس تب خسا اى يبء ل أش ا ث ض في تع س ال سذي ف

"dan Syu'aib berkata: "Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan

dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak

mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan

membuat kerusakan. (Q.S. Huud: 85).

4. Hiwar jadali adalah hiwar yang bertujuan untuk memantapkan hujjah,

baik dalam rangka menegakkan kebenaran maupun menolak

kebatilan.28

Contohnya terdapat dalam surah An-Najm (53) ayat 1-5

yang mendeskripkan bintang:

(1) اىج إرا

ب (2) ضو ب صبحبن غ

ب (3) طق ي ع اى

(4) إ ي إل ح يح

(5) ى شذيذ عي اى ق

Artinya: “Demi bintang ketika terbenam. Kawanmu (Muhammad) tidak

sesat dan tidak pula keliru. Dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-

Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain

28

Ibid., hal, 141.

Page 35: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

20

hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). Yang diajarkan kepadanya

oleh (Jibril) yang sangat kuat. (Q.S. an-Najm : 1-5).

5. Hiwar nabawi adalah hiwar yang digunakan oleh Nabi dalam mendidik

sahabat-sahabatnya, diantaranya:

a. Metode kisah Qur’ani dan Nabawi

Metode ini adalah penyajian bahan pelajaran yang menampilkan

cerita-cerita yang terdapat dalam al-Qur’an dan Hadist Nabi SAW.

Kisah Qur’ani bukan semata-mata karya seni yang indah, tetapi juga

cara mendidik umat agar beriman kepada-Nya. Dalam pendidikan

islam, kisah merupakan metode yang sangat penting karena dapat

menyentuh hati manusia. Kisah menampilkan tokoh dalam kontek

yang mnyeluruh sehingga pembaca atau pendengar dapat ikut

menghayati, seolah-olah ia sendiri yang menjadi tokohnya.29

b. Metode amsal (perumpamaan).

Metode ini merupakan penyajian bahan pembelajaran dengan

mengangkat perumpamaan yang ada dalam al-Qur’an. Metode ini

memudahkan peserta didik dalam memahami konsep yang abstrak.

Hal ini terjadi karna perumpamaan itu mengambil benda yang

kongkret, seperti kelemahan tuhan orang kafir yang diumpamakan

dengan sarang laba-laba, sarang itu lemah sekali. Bahkan disentuh

oleh lidih pun dapat rusak. Metode ini sama seperti yang

disampaikan oleh Abdurahman Saleh Abdullah. Metode ini

memiliki kelemahan karena dapat memberikan pemahaman konsep

abstrak bagi peserta didik serta dapat memberikan kesan yang

mendalam. Selain itu, dapat juga membawa pemahaman rasional

yang mudah dipahami, sekaligus dapat menumbuhkan daya

motivasi untuk meningkatkan imajinasi yang baik dan

menanggalkan imajinasi yang tercela.30

29

Ibid., hal, 141-142. 30

Ibid., h. 142.

Page 36: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

21

c. Metode keteladanan (uswah hasanah),

Metode ini memberikan keteladanan atau memberikan contoh yang

baik baik pesarta didik dalam kehidupan sehari-hari. Metode ini

merupakan pedoman untuk bertindak dalam merealisasikan tujuan

pendidikan baik secara institusional maupun nasiomal. Pelajar

meneladani pendidikanya. Ini dilakukan oleh semua ahli

pendidikan, baik di barat maupun di timur. Secara psikologis,

pelajar memang senang meniru, tidak saja yang baik, tetapi juga

yang tidak baik. Metode ini secara sederhana merupakan cara

memberikan contoh teladan yang baik, tidak hanya memberi di

dalam kelas, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu

peserta didik tidak segan-segan meniru dan mencontohnya, seperti

sholat jamaah, kerja sosial, dan berpartisipasi dalam kegiatan kemas

yarakatan.31

d. Metode pembiasaan

Metode pembiasaan adalah membiasakan anak didik melakukan

sesuatu sejak ia lahir. Inti dari pembiasaan ini adalah pengulangan.

Jadi, sesuatu yang dilakukan peserta didik hari ini kan diulang

keesokan harinya dan begitu seterusnya. Metode ini akan semakin

nyata manfaatnya jika didasarkan pada pengalaman. Artinya,

peserta didik dibiasakan untuk melakukan hal-hal yang bersifat

terpuji. Misalnya, peserta didik dibiasakan untuk mengucapkan

salam ketika masuk kelas, pembiasaan ini juga dapat diartikan

dengan pengulangan. Oleh sebab itu, metode ini juga berguna untuk

menguatkan hafalan peserta didik.

e. Metode Ibrah dan Mau’idzah

Metode ibrah merupakan penyajian bahan pembelajaran yang

bertujuan melatih daya nalar pembelajar dalam menangkap makna

terselubung dari suatu pernyataan atau kondisi psikis yang

menyampaikan manusia kepada intisari suatu yang disaksikan.

31

Ibid., h. 142.

Page 37: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

22

Sementara itu, metode mau’idzah adalah pemberian motivasi

dengan menggunakan keuntungan dan kerugian dalam melakukan

perbuatan.32

f. Metode Targhib dan Tarhib.

Metode targib dan tarhib adalah penyajian pelajaran dalam konteks

kebahagiaan hidup akhirat. Targhib berarti janji Allah terhadap

kesenangan dan kenikmatan akhirat yang disertai bujukan.

Sementara itu, tarhib adalah penyajian bahan pembelajaran dalam

konteks hukuman (ancaman Allah) akibat perbuatan dosa yang

dilakukan.33

Dan kemudian penulis akan menambahkan beberapa metode pendidikan

Islam yang belum disebutkan di atas, adapun metode-metodenya sebagai berikut:

a. Metode nasihat

Al-Qur’an menggunakan kalimat-kalimat yang menyentuh hati untuk

mengarahkan manusia kepada ide yang dikehendakinya. Inilah kemudian

yang dikenal dengan nasihat. Teapi nasihat yang disampaikanya ini selalu

disertai dengan panutan atau teladan dari si pemberi atau penyampai

nasihat itu. Ini menunjukan bahwa antara satu metode yakni nasihat

dengan metode lain yang dalam hal ini keteladanan bersifat saling

melengkapi.34

Selanjutnya dapat dilihat pula nasihat yang terkandung dalam al-

Qur’an surat Al-Isra, (17): 22-38 yang isinya antara lain agar jangan

menyekutukan Tuhan (syirik), agar berbuat baik kepada ibu dan bapak

dengan mendoa’akan dan lainya, membantu sanak saudara, orang-orang

miskin, ibnu sabil. Tidak boros, tidak kikir, tidak membunuh tanpa sebab

yang dibolehkan agama, tidak memakan harta anak yatim, menaati janji,

32

Ibid., h. 143. 33

Ibid., h. 143. 34

Abuddin Nata, Op. Cit., h. 150.

Page 38: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

23

penyempurnakan timbangan dan takaran, tidak menjadi saksi palsu, dan

tidak sombong.35

Melihat isi nasihat tersebut, nampak bahwa di dalam al-Qura’an

terdapat pengulangan materi nasihat. Pada ayat di atas pengulangan

nasihat terjadi pada larangan menyekutukan Tuhan, perintah berbuat baik

kepada ibu, dan tidak sombong. Pengulangan ini terjadi bisa dipahami

bahwa masalah yang dinasihatkan itu begitu penting sesuai dengan

konteks soalnya.

Dari uraian tersebut di atas, terlihat bahwa al-Qur’an secara eksplisit

menggunakan nasihat sebagai salah satu cara untuk menyampaikan suatu ajaran.

al-Qur’an berbicara tentang penasihat, yang dinasihati, obyek nasihat, situasi

nasihat dan latar belakang nasihat. Karena sebagai suatu metode pengajaran

nasihat dapat diakui kebenaranya.

b. Metode Ceramah

Metode yang dianggap paling tua dalam proses pendidikan dan

memiliki peran yang sangat besar dalam berkontribusi mencerdaskan

peserta didik adalah metode ceramah (khutbah). Walaupun dianggap

kurang modern akhir-akhir ini namun metode ini masih saja diminati dan

selalu digunakan pendidik dalam mentransformasikan pengetahuan kepada

anak didik. Dalam istilah lama, metode ini disebut juga metode

memberitahukan. Di samping itu ada juga yang menyebutnya metode

penyampaian informasi atau metode cerita (bercerita). Ceramah ini

dipergunakan sejak dari masa-masa Nabi dan Rasul untuk menyampaikan

perintah-perintah Tuhan,36

seperti difirmankan di dalam surat Al-A’raf

ayat 35 berikut ini:

بي يب ب آد ي إ أ تين سسو ن يقص آيبتي عيي ن ف يح اتق أص ف فل خ ل عيي

ز يح

35

Ibid., h. 152. 36

Hadari Nawawi, Pendidikan Dalam Islam, (Surabaya : Al-Ikhlas, 1993), h. 23.

Page 39: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

24

Artinya: “Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu Rasul-rasul

daripada kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, Maka

Barangsiapa yang bertakwa dan Mengadakan perbaikan, tidaklah ada

kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

(Q.S. al-A’raf : 35).”

Ayat tersebut di atas menunjukan dengan jelas, bahwa tabligh atau

menyampaikan suatu ajaran, khususunya dengan lisan diakui keberadaanya,

bahkan telah dipraktikkan oleh Rasullah SAW dalam mengajak umat manusia ke

jalan Tuhan. Pada masa sekarang ini, istilah tabligh termasuk ceramah amat

populer dan banyak digunakan termasuk dalam pengajaran, karena metode ini

termasuk yang paling mudah, murah dan tidak banyak memerlukan peralatan.37

Daya tarik ceramah, atau tabligh bisa berbeda-beda, tergantung kepada

siapa pembicaraanya, bagaimana pribadi si pembicara itu, dan bagaimana bobot

pembicaraanya itu, dan apa prestasi yang telah dihasilkan. Semua ini akan

menjadi catatan yang mendasari daya tarik tabligh yang disampaikan. Ini

mengingatkan atau memberi petunjuk, bahwa jika seorang guru akan

mempergunakan metode ceramah, dan ceramahnya itu ingin diperhatikan orang

bahkan ceramahnya itu dijadikan pegangan hidup, maka si penceramah atau guru

itu harus mempunyai kualitas-kualitas sebagaimana disebutkan di atas.

c. Metode Diskusi

Metode diskusi (mujadalah) ialah suatu cara mempelajari materi

pelajaran dengan memperdebatkan masalah yang timbul dan saling

mengadu argumentasi secara rasional dan objektif. Menurut M. Arifin

bahwa metode diskusi juga diperhatikan oleh al-Qur’an dalam mendidik

dan mengajar manusia dengan tujuan lebih memantapkan pengertian, dan

sikap pengatahuan mereka terhadap sesuatu masalah. Perintah Allah dalam

hal ini adalah agar kita mengajak kejalan yang benar dengan hikmah dan

mau’idzah yang baik dan membantah mereka dengan berdiskusi dengan

37

Abuddin Nata, Op. Cit., h. 158.

Page 40: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

25

cara paling baik.38

Sebagaimana disebutkan dalam surah An-Nahl ayat

125:

ع اد ة سبل سبيو إى عظة ببى حن اى اى حسة جبدى ي ببىتي س أح سبل إ ي أع ضو ب

ع سبيي ي أع تذي ببى

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang

tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang

yang mendapat petunjuk. (Q.S. an-Nahl : 125).”

Dari segi pendidikan diskusi merupakan ajang untuk melatih diri dalam

berfikir kritis, bersikap dengan bijak, dan berbicara untuk berani mengemukakan

pendapatnya secara rasional dan objektif dalam pemecahan suatu masalah. Untuk

lebih memotivasi anak didik untuk ikut serta dalam kegiatan ini dibutuhkan

permasalahan yang memiliki jawaban beragam sehingga membuka ruang berfikir

yang seluas-luasnya bagi peserta akan tetapi hendaknya permasalahan diambil

dari permasalahan yang up to date dengan demikian minat peserta untuk

mengikuti sangat antusias.

Selain itu, terdapat dua puluh metode dan teknik pengajaran ala Rasul yang

dikutip oleh Kamrani Buseri dalam bukunya39

, diantaranya:

1. Learning conditioning

a. Meminta untuk diam: “wahai manusia, tenanglah kalian” Kemudian

melanjutkan lagi “.... Diamlah, janganlah kalian kembali kafir setelah

(kematian)-ku, yaitu sebagian kamu memukul tengkuk sebagian yang

lain...”.

b. Menyeru secara langsung: “Wahai sekalian manusia, berkumpullah!”

c. Perintah untuk menyimak dan diam dengan cara tidak langsung:

“Ambillah dariku! Ambillah dariku!”

38

M. Arifin, Op. Cit., h. 75. 39

Kamrani Buseri, Dasar, Asas dan Prinsip Pendidikan Islam, (Kalimantan Selatan: IAIN

Antasari, 2014), h. 119-123

Page 41: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

26

2. Active interaction

a. Interaksi pendengaran dapat dilakukan dengan teknik berbicara: tidak

bertele-tele dan tidak terlalu bernada puitis, mengeraskan, mengubah

warna suara serta diam sebentar di tengah-tengah penjelasan.

b. Interaksi dilakukan dengan pandangan antara pemateri dan

audiensinya, memanfaatkan ekspresi wajah, dan tersenyum.

3. Applied-Learning Method

a. Metode praktikum yang ditetapkan oleh guru.

b. Metode praktikum yang dilakukan oleh murid.40

4. Scanning and Levelling.

Terdapat perbedaan tingkat kecerdasan dan pemahaman antara seorang

peserta dari peserta yang lain, oleh karena itu instruktur/guru harus

memastikan tingkat penyampaiannya dapat dipahami oleh semua tingkat

intelektual peserta.

5. Discussion and Feedback

Diskusi dan komunikasi dapat memperjelas materi yang disampaikan

karena dengan cara tersebut instruktur dapat memastikan tingkat

pemahaman audiens.

6. Storytelling

a. Cerita pada umumnya disukai oleh jiwa manusia. Ia juga memiliki

pengaruh yang menakjubkan untuk dapat menarik perhatian pendengar

dan membuat seseorang bisa mengingat kejadian-kejadian dalam

sebuah kisah dengan cepat.

b. Cerita juga bisa menjadikan proses belajar menjadi lebih fun dan

menarik.

7. Analogy and Case Study

Memberikan perumpamaan merupakan sarana yang efektif untuk

memudahkan pemahaman materi yang disampaikan.

8. Teaching and Motivation

40

Kamrani Buseri, Ibid. h. 120.

Page 42: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

27

Menggunakan metode tasywiq dan pemberian motivasi adalah salah satu

metode yang paling baik untuk memancing semangat belajar, meneliti, dan

menelaah seorang murid.41

9. Body Language

Manfaat menggunakan gerakan/isyarat adalah agar ucapan bertambah

terang, lebih pasti dan jelas, untuk menarik perhatian pendengar dan

membuat makna yang dimaksud melekat pada pikiran pendengar, serta

untuk mempersingkat waktu.

10. Picture and Graph Technology

a. Materi yang diperkuat dengan gambar atau tulisan akan membuat

penjelasan semakin jelas.

b. Multimedia berperan penting dalam penyampaian materi/presentasi.

11. Reasoning and Argumentation

Metode ini bermanfaat untuk memperjelas sesuatu yang sulit dan berat

dipahami oleh murid, memberikan perasaan tenang bagi murid karena

makna yang terkandung akan melekat pada otak, dan membuat ilmu

pengetahuan semakin tertanam pada otak murid.

12. Self Reflection

Memberikan kesempatan kepada murid untuk menjawab sendiri suatu

pertanyaan merupakan metode yang sangat bermanfaat dalam

mengoptimalkan kerja otak dan mengasah pikiran.

13. Affirmation and Repetition

Menggunakan pengulngan kalimat dan ucapan nama.

14. Focus and Point Basis

a. Memperkuat pemahaman dan memperluas pengetahuan.

b. Melekatkan pemahaman tertentu pada pikiran murid.

c. Memberikan petunjuk berupa perbandingan akan dapat membantu

murid menemukan jawaban yang benar.

15. Question and Answer Method

41

Kamrani Buseri, Ibid. h. 120.

Page 43: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

28

Teknik bertanya adalah metode yang baik untuk menarik perhatian

pendengar dan membuat pendengar siap terhadap apa yang akan

disampaikan kepadanya.42

16. Guessing with Question

a. Memperkuat pemahaman dan memperluas pengetahuan.

b. Melekatkan pemahaman tertentu pada pikiran murid.

c. Memberikan petunjuk berupa perbandingan akan dapat membantu

murid menemukan jawaban yang benar.

17. Encouraging Students to Ask

a. Bertanya dapat menghapuskan kebodohan serta memperbaiki

pemahaman dan pemikiran.

b. Guru yang memberikan kesempatan dan motivasi kepada murid-

muridnya untuk berani mengajukan pertanyaan memiliki beberapa

manfaat, yaitu: mengukur tingkat pemahaman murid-muridnya,

memberikan motivasi kapada murid yang pemalu (agar berani

mengajukan pertanyaan), agar murid-murid yang lain dapat mengambil

manfaat ketika mendengar jawaban dari pertanyaan yang diajukan,

serta sebagai introspeksi seorang guru untuk kembali mengevaluasi

cara menyampaikan pelajarannya, yaitu ketika ia mengetahui dari

pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan murid-murinya bahwa

muridnya belum memahami pelajaran dengan baik.

18. Wisdom in Answering Question

a. Menyikapi orang yang mengajukan pertanyaan sesuai dengan tingkat

pengetahuannya.

b. b. Menyikapi si penanya dengan sikap yang bermanfaat baginya.

19. Commenting on Students Question

Ungkapan yang dikemukakan harus dengan Bahasa yang santun dan

memotivasi.43

20. Honesty

42

Kamrani Buseri, Ibid. h. 121. 43

Kamrani Buseri, Ibid. h. 122.

Page 44: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

29

a. Mengatakan sesuatu yang tidak berdasarkan ilmu selalu mendapat

kecaman dari kitabullah dan sabda Rasululah SAW.

b. Mengatakan sesuatu tanpa didasari ilmu hanya akan merusak dan

berdampak negative.

c. Tidak mengetahui sesuatu bukanlah suatu aib dan kekurangan bagi

seorang guru.

d. Seorang guru harus menanamkan sikap mulia berani mengakui

ketidaktahuan ke dalam jiwa murid-muridnya.44

Dengan penjelasan beberapa metode pendidikan diatas menandakan

pentingnya pengetahuan seorang guru tentang penggunaan metode-metode

penndidikan agar dapat menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.

6. Pendekatan Metode Pendidikan Islam

Dalam proses belajar dalam dunia penddikan tentu memerlukan metode

pelajaran, terhusus metode Pendidikan Islam, dalam menggerakan metode tentu

ada macam-macam pendekatan yang dilakukan, berikut menurut buku

Mohammad Salik ada 5 pendekatan di antaranya sebagai berikut:45

a. Pendekatan Filosofis, Ilmu Pendidikan Islam sebagai proses

kependidikan yang didasari oleh nilai-nilai ajaran Islam yang bersumber

dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.

b. Pendekatan Sistem, pendidikan Islam dipandang sebagai proses melalui

sistem yang terdiri dari sub-sub yang saling berkesinambungan untuk

mencapai tujuan pendidikan.

c. Pendekatan Pedagogis dan Psikologis, menuntut bahwa manusia didik

adalah mahluk Tuhan yang berada dalam proses perkembangan dan

partumbuhan ruhaniah dan jasmaniah yang memerlukapan bimbingan

melalui pendidikan.

d. Pendekatan Keagamaan, memandang bahwa ajaran Islam yang

bersumber dari Kitab Suci Al-Qur’an dan Sunnah Nabi sebagai

petunjuk dan sumber motivasi serta inspirasi hidup.

44

Kamrani Buseri, Ibid. h. 123.

45 Mohammad Salik, Ilmu Pendidikan Islam, (Surabaya: UIN SA Press, 2014), h. 88.

Page 45: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

30

e. Pendekatan Historis, menempatkan fakta-fakta sejarah Umat Islam yang

berawal dari Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul.

Adapun pendekatan-pendekatan lainnya menurut buku Nurjannah, sebagai

berikut:46

a. Pendekatan filosofis, pendekatan ini berdasarkan prinsip bahwa

manusia itu sebagai makhluk yang berfikir. Sehingga materi ajar yang

dibawakan berdasarkan menyesuaikan dengan sejauh mana

perkembangan berfikir siswa. Dengan adanya pendekatan ini siswa

diharapkan dapat memaksimalkan potensi berfikirnya secara maksimal.

b. Pendekatan deduksi-induksi, pendekatan ini bertujuan untuk melatih

siswa agar dapat berfikir secara ilmiah, membandingkan, serta

menimbang antar bagian, dan mengambil kesimpulan dari pinsip-

prinsip yang bersifat umum atau khusus.

c. Pendekatan sosio-kultural, pendekatan ini berdasarkan pada prinsip

bahwa manusia adalah makhluk yang bermasyarakat atau makhluk

sosial. Sehingga pendekatan ini bertujuan untuk melatih sikap

kebersamaan siswa, baik dalam lingkungan sekolah, maupun

masyarakat.

d. Pendekatan fungsional, pendekatan ini bersumber pada aspek

kebermanfaatan kepada peserta didik. Maka dari itu segala sesuatu yang

disampaikan kepada peserta didik bukan hanya melatih dalam aspek

kognitif saja, tetapi juga menyesuaikan dengan kebutuhannya di masa

depan.

e. Pendekatan emosional, pendekatan emosional biasanya berkaitan

dengan perasaan. Dengan demikian, metode pendidikan islam yang

menggunakan pendekatan emosional diharapkan mampu menyentuh

aspek rohani peserta didik sehingga menumbuhkan semangat dalam

beribadah dan menuntut ilmu.

46 Nurjannah Riannie, “Pendekatan dan Metode Pendidikan Islam, (Sebuah Perbandingan

dalam Konsep Teori Pendidikan Islam dan Barat)”, Management of Education, Vol 1 No. 2, h.

108-109.

Page 46: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

31

7. Fungsi Metode Pendidikan Islam

Berbicara mengenai fungsi metode, secara umum dapat dikemukakan

sebagai pemberi jalan atau cara yang sebaik mungkin bagi pelaksanaan

operasional dari ilmu pendidikan tersebut.47

Sedangkan dalam konteks lain

metode merupakan, sarana untuk menentukan, menguji, dan menyusun data yang

diperlukan bagi pengembangan disiplin suatu ilmu.48

Dari dua pendekatan ini

segera dapat dilihat bahwa pada intinya metode berfungsi mengantarkan pada

suatu tujuan kepada obyek sasaran tersebut.

Secara essensial metode sebagai alat yang dipergunakan untuk mencapai

tujuan pendidikan itu mempunyai fungsi ganda yakni:49

a. Polipragmatis. Dari asal katanya poli berarti banyak, ini menunjukkan

fungsi polipragmatis berarti metode memiliki berbagai macam fungsi atau

memiliki fungsi yang berbeda. Misalnya, suatu metode pada situasi yang

berbeda dapat dipergunakan untuk hal yang berbeda juga. Misalnya,

metode itu dapat merusak, namun pada situasi dan kondisi yang lain juga

dapat digunakan untuk membangun atau untuk memperbaiki. Kegunaanya

dapat bergantung kepada si pemakai atau pada corak dan bentuk serta

kemampuan dari metode sebagai alat. Contoh konkrit dalam hal ini seperti

media video yang mempergunakan video sebagai salah satu media

pembelajaran yang dapat menayangkan semua jenis film.

b. Monopragmatis. Mono berarti satu atau tunggal. Monopragmatis berarti

yang hanya dapat dipergunakan untuk mencapai satu macam tujuan saja.

Misalnya metode eksperimen ilmu alam yang menggunakan laboratorium

ilmu alam, hanya dapat dipergunakan untuk eksperimen-eksperimen

bidang ilmu alam, dan tidak dipergunakan untuk eksperimen ilmu-ilmu

lain seperti ilmu sosial dan lain-lain.

47 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan

Pendekatan Interdisipliner, Ed. 1, cet. 1, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 61.

48

Imam Barnadib, Filsafat Pendidikan, Sistem dan Metode, cet. 1, (Yogyakarta: Yayasan

Penerbit IKIP Yogyakarta, 1990), h. 85.

49

Samsul Nizarmsul Nizar Al Rasyidin, Fillsafat Pendidikan Islam: Pendidikan Historis,

Teoritis dan Praktis, (Jakarta : Ciputat Press, 2005), h. 149.

Page 47: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

32

Pada pembahasan di atas, intisari dari fungsi metode pendidikan Islam

adalah tercapainya keberhasilan belajar. Dengan demikian, kemampuan peserta

didik dapat dipetakan sesuai dengan kapasitasnya sehingga akan menciptakan

suasana belajar yang menyenangkan. Selain itu, penggunaan berbagai macam

metode juga dapat melatih kemampuan sosial peserta didik sehingga dapat

melakukan sosialisasi dengan peserta didik lain dalam pembelajaran. Dengan kata

lain inti dari pembahasan fungsi metode pendidikan adalah memberi inspirasi

peserta didik melalui hubungan yang serasi antara pendidik dan peserta didik yang

seiring dengan tujuan pendidikan Islam.

Di samping itu, Abuddin Nata dalam buku nya mengatakan bahwa metode

itu amat penting dalam menyampaikan pendidikan. Namun, hal itu menurut

prespektif Al-Qur’an harus bertolak dari pandangan yang tepat terhadap manusia

sebagai makhluk yang dapat dididik melalui pendekatan jasmani, rohani, dan akal

pikiran. Karena itu ada materi yang berkenaan dengan dimensi afektif yang

kesemuanya itu menghendaki pendekatan metode yang berbeda-beda.50

Menurut buku Mohammad Salik, fungsi dari metode Pendidikan Islam

adalah mengantarkan pada suatu tujuan atau objek sasaran. Sasaran di sini adalah

penguasaan metode seorang pendidik untuk mentrasformasi materi pelajaran

dengan baik.51

Menurut buku Abuddin Nata, di dalam Islam metode Pendidikan

Islam berfungsi sebagai sarana yang membawa seseorang sampai kepada tujuan

sang pencipta atau sang khaliq, yang digunakan sebagai sarana untuk

menyampaikan pelajaran di muka bumi.52

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Dalam bagian ini berisi hasil-hasil penelitian yang terdahulu, yang telah

direview sesuai dengan jenis masalah, penelitian atau tema pokok yang diajukan

50 Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam (Edisi Baru), (Jakarta: Gaya Media Pratama,

2005), h. 146-147.

51

Salik., op.cit, h. 90.

52

Nata., op.cit, h. 146.

Page 48: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

33

oleh peneliti, dengan adanya hasil penelitian yang relevan ini, maka penelitian

yang diajukan dapat dipertanggung jawabkan keaslianya.

Dengan demikian, setelah penulis melakukan tinjauan dari berbagai sumber,

maka penulis dapati ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang

penulis lakukan. Berikut penulis sajikan data-data penelitian yang relevan tersebut

agar bisa dijadikan perbandingan atau pertimbangan peneliti agar tidak terjadi

duplikasi dalam penelitian yang dilakukan.

Penelitian yang pertama adalah Metode Pendidikan Islam yang Terkandung

dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl Ayat 125-126. Skripsi ini disusun oleh Miftahul

Jannah, mahasiswa pendidikan agama islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2014.Pada penelitian ini,

metode yang digunakan adalah metode content analysis atau analisis isi yang

digunakan untuk menelaah isi dari suatu dokumen. Dalam hal ini dokumen yang

dimaksud adalah Kitab suci Al-Qur’an dan tafsir-tafsir yang bermacam-macam.

Adapun hasil dari penelitian Metode Pendidikan islam yang terkandung dalam

surat An-Nahl ayat 125-126 adalah Metode pendidikan islam seperti metode

nasihat, teladan, diskusi dan hukuman.53

Adapun persamaan pada penelitian ini

adalah, terletak pada aspek kajian, yang sama-sama berjudul Metode Pendidikan

Islam, dan metode yang digunakan adalah sama-sama menggunakan analysis

content atau analisis isi, sedangkan letak perbedaanya adalah pada objek kajianya

dan analisis metode tafsir. Penelitian Miftahul Jannah menggunakan satu objek

kajian, yaitu Surat Al-Maidah ayat 125-126 menggunakan metode tafsir maudhui,

sedangkan penulis menggunakan tiga objek kajian yaitu Surat Al-Maidah ayat 67,

Surat An-Nahl ayat 125, dan Surat Al-Ahzab ayat 21 menggunakan metode tafsir

Tahlili.

Penelitian yang kedua adalah Metode Pendidikan Dalam Prespektif Al-

Qur’an Kajian Q. S An-Nahl Ayat 125-127, merupakan skripsi yang disusun oleh

Cindi Pertiwi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pada Tahun 2012. Pada penelitian ini,

53 Miftahul Jannah, Metode Pendidikan Islam yang Terkandung dalam Al-Qur’an Surat An-

Nahl Ayat 125-126, Skripsi pada program sarjana strata 1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Page 49: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

34

metode yang digunakan adalah metode content analysis atau analisis isi yang

digunakan untuk menelaah isi dari suatu dokumen. Dalam hal ini dokumen yang

dimaksud adalah Al-Qur’an dan dibantu dengan berbagai macam kitab tafsir.

Adapun hasil dari Metode Pendidikan Dalam Prespektif Al-Qur’an Kajian Q. S

An-Nahl Ayat 125-127 adalah: metode hikmah, mauidzah, jidal, Al-Muhtadin dan

As-Shabru.54

Adapun persamaan pada penelitian ini adalah, terletak pada aspek

kajian, yang sama-sama berjudul Metode Pendidikan, dan metode yang digunakan

adalah sama-sama menggunakan analysis content atau analisis isi, dan sedengkan

letak perbedaanya adalah pada objek kajian. Cindi Pertiwi menggunakan satu

objek kajian, yaitu surat An-Nahl ayat 125-127. Sedangkan penelitian ini

menggunakan tiga objek kajian surat yang berbeda, yaitu Surat Al-Maidah ayat

67, Surat An-Nahl 125, dan Surat Al-Ahzab ayat 21.

Dengan demikian berdasarkan hasil penelitian yang relevan di atas dapat

diketahui bahwa memang sudah ada beberapa penelitian terkait yang mengkaji

tentang Metode Pendidikan, baik secara umum atau pun Islam, namun judul dan

objek kajian pembahasannya serta fokus kajian pada ayat nya yang berbeda

dengan penelitian yang penulis lakukan yakni peneliti melakukan kajian tafsir

dengan fokus pada metode Pendidikan Islam dalam kajian tafsir 3 surat yakni Q.S.

al-Maidah ayat 67, Q.S. an-Nahl ayat 125 dan Q.S. al-Ahzab ayat 21 dengan

menggunakan metode tahlili.

54 Cindi Pratiwi, Metode Pendidikan dalam Prespektif dalam Al-Qur’an Kajian Surat An-

Nahl Ayat 125-127, skripsi pada program sarjana strata 1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012.

Page 50: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

10

buku Ahmad Tafsir memaknai metode dengan arti cara yang paling tepat dan

cepat melakukan sesuatu.7

Istilah pendidikan dalam bahasa Indonesia berasal dari kata “didik” dengan

memberinya awalan “pe” dan akhiran “kan”, mengandung arti “perbuatan”. Istilah

pendidikan ini semula berasal dari bahasa Yunani, yaitu “paedagogie”, yang

berarti bimbingan yang diberikan kepada anak, istilah ini kemudian diterjemahkan

ke dalam bahasa Inggris dengan “education” yang berarti pengembangan atau

bimbingan.8 Menurut W.J.S. Poerwadarminta, pendidikan berarti proses

perubahan sikap dan tingkah laku seseorang dalam usaha mendewasakan manusia

melalui upaya pengajaran dan latihan.9 Menurut Al-Abrasyi yang dikutip oleh

Abd. Rachman Assegaf, pendidikan adalah mempersiapkan individu atau pribadi

agar mudah menghadapi kehidupan ini secara sempurna.10

Zakiyah Darajat mengemukakan pendidikan Islam adalah usaha untuk

membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran

Islam secara menyeluruh. Setelah itu, mengahayati tujuan yang pada akhirnya

dapat mengamalkan dan menjadikan sebagai pandangan hidup.11

M. Arifin dalam

bukunya Ilmu Pendidikan Islam menyatakan, pendidikan Islam merupakan

konsep berpikir yang bersifat mendalam dan terperinci tentang masalah

kependidikan yang bersumberkan ajaran Islam.12

Menurut Abdurrahman al-Nahlawi, metode pendidikan Islam adalah suatu

cara untuk membina kepribadian anak didik dan memotivasi mereka agar dapat

membuka hati untuk menerima pelajaran dan petunjuk Ilahi serta konsep-konsep

peradaban.13

Metode Pendidikan Islam adalah cara yang efektif dan efisien

yang harus dimiliki oleh pendidik dalam Pendidikan Islam. Dapat dipahami

7 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung:PT. Remaja

Rosdakarya,Cet.VIII, 2004), h. 9.

8 Ramayulis, op. cit., h. 15.

9 Tatang S, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), Cet. I, h. 13.

10

Abd. Rachman Assegaf, Aliran Pemikiran Pendidikan Islam: Hadharah Keilmuan Tokoh

Klasik Sampai Modern, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), Cet. I, h. 198.

11

Abdul Majid , Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep dan Implementasi

Kurikulum 2004, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 130.

12

M, Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan

Pendekatan Interdisipliner, Ed. 1, cet. 3, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), h. 14.

13

Abdurrahman al-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat, tej,

Shihabuddin, Gema Insani, Jakarta, 1995, h. 204.

Page 51: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

11

bahwa metode pendidikan Islam adalah, prosedur umum serta jalan dalam

menyampaikan materi untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu, membentuk

individu menjadi makhluk yang bercorak diri, berderajat tinggi menurut ukuran

Allah. dan Isi pendidikanya adalah ajaran Allah.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat dipahami bahwa metode

pendidikan Islam adalah, prosedur umum serta jalan dalam menyampaikan materi

untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu, membentuk individu menjadi makhluk

yang bercorak diri, berderajat tinggi menurut ukuran Allah. dan Isi pendidikanya

adalah ajaran Allah. Dan dengan bahasa yang sederhana, metode pendidikan

Islam adalah cara yang dapat dilakukan dalam memudahkan tercapainya tujuan

pendidikan Islam yakni menjadikan manusia yang berkepribadian sempurna

(insan kamil) berdasarkan al-Quran dan Sunnah dengan adanya urutan kerja yang

terencana, sistematis, dan merupakan hasil eksperimen ilmiah.

2. Dasar-dasar Metode Pendidikan Islam

a. Dasar Agama: Dalam kedudukannya sebagai dasar ajaran Islam, maka

dengan sendirinya metode pendidikan harus merujuk pada kedua sumber

tersebut. Sehingga segala penggunaan dan pelaksanaan metode

pendidikan tidak menyimpang dari kedua sumber pendidikan.14

Dapat

dikatakan bahwa metode pendidikan berdasarkan pada agama Islam yang

menjadi sumber ajarannya adalah Al-Qur‟an dan Hadits. Al-Qur‟an ialah

firman Allah berupa wahyu yang disampaikan oleh Jibril kepada Nabi

Muhammad SAW. Di dalamnya terkandung ajaran pokok yang dapat

dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan melalui

ijtihad.15

b. Dasar Biologis: Metode pendidikan seorang pendidik harus

memperhatikan kondisi biologis peserta didik, seorang peserta didik yang

cacat akan berpengaruh terhadap prestasi peserta didik, baik pengaruh

posistif dan negatif. Hal ini memberikan hikmah dari penciptaan Tuhan,

14 Ramayulis, op. cit., h. 266.

15

Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 19.

Page 52: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

12

maka dengan harapan besar pendidik dapat memberikan pengertian

secukupnya pada peserta didiknya untuk menerima penciptaan Allah

yang sedemikian rupa.

c. Dasar Psikologis: Metode pendidikan diterapkan secara efektif, bila

didasarkan pada perkembangan dan kondisi psikologis peserta didik.

Sebab perkembangan dan kondisi psikologis peserta didik memberikan

pengaruh yang sangat besar terhadap internalisasi nilai dan internalisasi

ilmu.16

Metode pendidikan seorang pendidik memperhatikan kondisi

jasmani peserta didik juga perlu memperhatikan kondisi jiwa atau

rohaninya, sebab manusia pada hakikatnya terdiri dari dua unsur, yaitu

jasmani dan rohani, yang kedua-duanya merupakan satu kesatuan yang

tak dapat dipisah-pisahkan. Kondisi psikologis yang menjadi dasar dalam

metode pendidikan berupa sejumlah kekuatan psikologis peserta didik

termasuk motivasi, emosi, minat, sikap, keinginan, kesediaan, bakat-

bakat, dan kecakapan akal (intelektualnya). Sehingga seorang pendidik

dituntut untuk mengembangkan potensi psikologis, yang ada pada peserta

didik.17

d. Dasar Sosiologis: Interaksi yang terjadi antara sesama peserta didik dan

interaksi antara pendidik dan peserta didik, merupakan interaksi timbal

balik yang kedua belah pihak akan saling memberikan dampak positif

pada keduanya. Interaksi pendidikan yang terjadi dalam masyarakat juga

justru memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan

peserta didik. Pendidik mampu mengembangkan dan mengaktualisasikan

nilai-nilai tersebut kepada peserta didik dengan memperhatikan

perkembangan kebudayaan dan peradaban. Sehingga, proses

pembelajaran yang terjadi dapat menginternalisasikan nilai dan nilai

tersebut aplikatif dalam kehidupan peserta didik selanjutnya.

16 Ramayulis, op. cit., h. 267-268.

17

Ibid., h. 268.

Page 53: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

13

3. Prinsip-Prinsip Metode Pendidikan Islam

Prinsip merupakan pendirian utama yang dimiliki oleh masing-masing

individu, kelompok-kelompok dan lainya. 18

Prinsip pada dasarnya memiliki arti

seperti “assas” yaitu kebenaran yang menjadi dasar pemikiran, berperilaku dan

sebagainya. Dalam kaitannya dalam metode pendidikan Islam prinsip atau asas

yang dimaksud adalah dasar pemikiran yang digunakan dalam melaksanakan

metode pendidikan Islam, sehingga perlu dipahami terlebih dahulu prinsip-prinsip

metodologi pendidikan Islam sebagai dasar pijakan dalam nuansa keilmuan.

Berdasarkan pandangan tersebut, dapat diketahui bahwa yang dimaksud

dengan asas-asas pendidikan adalah adalah sejumlah ilmu secara fungsional

sangat dibutuhkan untuk membangun sebuah konsep pendidikan dan termasuk

pula dalam melaksanakanya.19

Prinsip-prinsip pelaksanaan metode pendidikan Islam menurut Omar

Muhammad Al-Toumy Al-Saibaby adalah 20

Mengetahui motivasi, kebutuhan dan

minat anak didiknya, mengetahui tujuan pendidikan yang sudah ditetapkan

sebelum pelaksanaan pendidikan, mengetahui tahap kematangan, perkembangan,

serta perubahan anak didik, serta mengetahui perbedaan setiap peserta didik. Ini

merupakan hal dasar yang mesti dikuasai dalam melaksanakan metode pendidikan

Islam.

Pendapat lain mengungkapkan bahwa prinsip pendidikan Islam adalah :

a. Menonjolkan tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuannya.

b. Meluas cakupannya dan menyeluruh kandungannya, yaitu kurikulum

yang benar-benar mencerminkan semangat, pemikiran, dan ajaran yang

menyeluruh.

c. Bersikap seimbang diantara berbagai ilmu yang dikandung dalam

kurikulum yang akan digunakan.

18 M. Dahlan dkk, Kamus Induk Istilah Ilmiah, (Surabaya: Penerbit Target Press, 2003), h.

632.

19

Abuddin Nata, Op. Cit., h. 64.

20

Armai Arief, 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. (Jakarta: Ciputat

Press, 2002), h. 42.

Page 54: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

14

d. Bersifat menyeluruh dalam menata seluruh mata pelajaran yang

diperlakukan oleh anak didik.

e. Disesuaikan dengan bakat dan minat anak didik.21

Selain memiliki beberapa prinsip, metode pendidikan Islam juga memiliki

pendekatan. Karena pendidikan tidak akan efektif jika tidak melakukan

pendekatan dalam menyampaikan materi ajar. Beberapa pendeketan dalam

metode pendidikan Islam adalah :22

a. Pendekatan filosofis, pendekatan ini berdasarkan prinsip bahwa

manusia itu sebagai makhluk yang berfikir. Sehingga materi ajar yang

dibawakan berdasarkan menyesuaikan dengan sejauh mana

perkembangan berfikir siswa. Dengan adanya pendekatan ini siswa

diharapkan dapat memaksimalkan potensi berfikirnya secara maksimal.

b. Pendekatan deduksi-induksi, pendekatan ini bertujuan untuk melatih

siswa agar dapat berfikir secara ilmiah, membandingkan, serta

menimbang antar bagian, dan mengambil kesimpulan dari pinsip-

prinsip yang bersifat umum atau khusus.

c. Pendekatan sosio-kultural, pendekatan ini berdasarkan pada prinsip

bahwa manusia adalah makhluk yang bermasyarakat atau makhluk

sosial. Sehingga pendekatan ini bertujuan untuk melatih sikap

kebersamaan siswa, baik dalam lingkungan sekolah, maupun

masyarakat.

d. Pendekatan fungsional, pendekatan ini bersumber pada aspek

kebermanfaatan kepada peserta didik. Maka dari itu segala sesuatu yang

disampaikan kepada peserta didik bukan hanya melatih dalam aspek

kognitif saja, tetapi juga menyesuaikan dengan kebutuhannya di masa

depan.

21 Abuddin Nata, Studi Islam Komprehensif, (Jakarta : Kencana, 2011), h. 211.

22

Nurjannah Riannie, “Pendekatan dan Metode Pendidikan Islam, (Sebuah Perbandingan

dalam Konsep Teori Pendidikan Islam dan Barat)”, Management of Education, Vol 1 No. 2, h.

108-109.

Page 55: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

15

e. Pendekatan emosional, pendekatan emosional biasanya berkaitan

dengan perasaan. Dengan demikian, metode pendidikan islam yang

menggunakan pendekatan emosional diharapkan mampu menyentuh

aspek rohani peserta didik sehingga menumbuhkan semangat dalam

beribadah dan menuntut ilmu.

Seluruh karakteristik tesebut di atas harus dipahami oleh pendidik muslim.

Dalam kaitan ini, yang paling penting adalah pendidik mampu menggunakan

metode dalam proses kependidikan Islam sehingga mampu membimbing,

mengarahkan dan membina peserta didik menjadi manusia yang dewasa dalam

sikap dan kepribadiannya, sehingga tergambar dalam dirinya tingkah laku yang

sesuai dengan nilai-nilai Islam atau al-akhlak al-karimah.

Selain prinsip-prinsip metode pendidikan di atas dalam penerapan berbagai

metode pendidikan harus memperhatikan beberapa asas, salah satunya menurut

Al-Syaibani antara lain adalah:

a. Asas agama, yakni penerapan metode harus mengacu pada sumber asasi

ajaran Islam Al-Qur‟an dan Hadits.

b. Asas biologis, yakni penerapan metode harus memperhatikan kondisi

kebutuhan jasmani dan tingkat perkembangan peserta didik.

c. Asas psikologis, yakni penerapan metode harus disesuaikan dengan

kondisi minat dan bakat atau motivasi peserta didik.

d. Asas sosial, yakni penerapan metode harus disesuaikan dengan tuntutan

kebutuhan sosial peserta didik yang selalu berubah dan berkembang

setiap saat.23

4. Karakteristik Metode Pendidikan Islam

Islam sebagai ketetapan yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadis sebagai

kode etik merupakan dasar pelaksanaan pendidikan Islam, dengan kata lain

ideologi pendidikan Islam adalah Alquran dan Hadits. Dengan demikian, maka

23A. Fatah Yasin, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam, (Malang: UIN Malang Press, 2008),

Cet.I, h. 13

Page 56: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

16

karakteristik pendidikan Islam adalah karakteristik Alquran dan Hadits.

Konsekuensi dari karakteristik pendidikan Islam berdasarkan alquran dan hadits

adalah: 24

a. Penekanan pada pencarian ilmu pengetahuan, penguasaan dan

pengembangan atas dasar ibadah kepada Allah swt.

b. Penekanan pada nilai-nilai akhlak.

c. Pengakuan akan potensi dan kemampuan seseorang untuk berkembang

dalam suatu kepribadian.

d. Pengamalan ilmu pengetahuan atas dasar tanggung jawab kepada tuhan

dan masyarakat manusia.

Dalam sumber lain ada pun karakteristik Metode Pendidikan Islam sebagai

berikut:

a. Keseluruhan proses penerapan metode pendidikan Islam mulai dari

pembentukannya, penggunaannya sampai pada pengembangannya tetap

didasarkan pada nilai-nilai asasi Islam sebagai ajaran yang universal.

b. Proses pembentukan, penerapan dan pengembangannya tetap tidak

dapat dipisahkan dengan konsep al-akhlak al-karimah sebagai tujuan

tertinggi dari pendidikan Islam.

c. Metode pendidikan Islam bersifat luwes dan fleksibel dalam

artian senantiasa membuka diri dan dapat menerima perubahan

sesuai dengan situasi dan kondisi yang melingkupi proses

kependidikan Islam tersebut, baik dari segi peserta didik, pendidik,

materi pelajaran dan lain-lain.

d. Metode pendidikan Islam berusaha sungguh-sungguh untuk

menyeimbangkan antara teori dan praktek.

e. Metode pendidikan Islam dalam penerapannya menekankan kebebasan

peserta didik untuk berkreasi dan mengambil prakarsa dalam batas-

batas kesopanan dan al-akhlak al-karimah.

24Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibani, Falsafah Pendidikan Islam (Jakarta: Bulan

Bintang, 1979), h. 559-560.

Page 57: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

17

f. Dari segi pendidik, metode pendidikan Islam lebih menekankan nilai-

nilai keteladanan dan kebebasan pendidik dalam menggunakan serta

mengkombinasikan berbagai metode pendidikan yang ada dalam

mencapai tujuan pengajarannya.

g. Metode pendidikan Islam dalam penerapannya berupaya

menciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan bagi terciptanya

interaksi edukatif yang kondusif.

h. Metode pendidikan Islam merupakan usaha untuk memudahkan

proses pengajaran dalam mencapai tujuannya secara efektif dan

efisien.25

5. Jenis-jenis Metode Pendidikan Islam

Dalam pendidikan Islam, terdapat beberapa metode pendidikan menurut

para ahli. An-Nawawi, seorang pakar pendidikan Islam, mengemukakan metode

pendidikan yang berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist yang dapat menyentuh

perasaan. Sebagaimana yang dikutip oleh Sri Minarti,26

yaitu sebagai berikut:

a. Metode Hiwar (percakapan)

Percakapan ini adalah percakapan silih berganti anatara dua pihak atau

lebih mengenai suatu topik dan sengaja diarahkan pada suatu tujuan yang

dikehendaki oleh pendidik dalam percakapan itu, bahan pembicaraan tidak

dibatasi yang dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang, seperti sains,

filsafat, seni, dan agama. Kadang-kadang pembicaraan itu sampai pada satu

kesimpulan, kadang-kadang pula tidak ada kesimpulan karena salah satu

pihak tidak puas terhadap pendapat pihak lain, jenis-jenis hiwar ini ada lima

macam yaitu sebagai berikut.27

1. Hiwar khitabi, merupakan dialog yang diambil dari dialog antara Tuhan

dan hamba-Nya.

25 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis

(Jakarta Selatan: Ciputat Pers, 2002), h. 70-71.

26

Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam, Fakta Teoritis-Filosofis dan Aplikatif-Normatif, cet. 1,

(jakarta: Amzah, 2013), h. 139.

27

Ibid., h. 140.

Page 58: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

18

2. Hiwar washfi, yaitu dialog antara Tuhan dan Makhluk-Nya. Misalnya,

Surat Al-Baqarah (2) ayat 30-31.

إر لئنة سبل قبه ض في جبعو إي ىي س خييفة ال عو قبىا فيب أتج فيب يف سذ

فل يس بء اىذ ح ذك سبح قذس بح ىل أع إي قبه ي ب ل ي تع

Artinya: “ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat:

"Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."

mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi

itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan

darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan

mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui

apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S. al-Baqarah : 30).

عي بء آد ب الس مي ث لئنة عي عشض بء أبئي فقبه اى إ ـؤلء بأس مت صبدقي

".. dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda)

seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu

berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu

mamang benar orang-orang yang benar!" (Q.S. Al-Baqarah: 31)

3. Hiwar qishasi, adalah percakapan yang baik bentuk maupun rangkaian

ceritanya sangat jelas. Hiwar ini merupakan bagian dari ushlub kisah

dalam Al-Qur’an. Misalnya, kisah Nabi Syuaib dan kaumnya yang

terdapat dalam surah Huud (11) ayat 84-85:

إى ي ذ يب قبه شعي ب ب أخب بذا ق اع ب الل ىن ل غي ش إى قصا ت

يبه ن اى يزا اى إي إي بخي ش أسام أخبف عزاة عيي ن حيط ي

Artinya: “dan kepada (penduduk) Mad-yan (kami utus) saudara mereka,

Syu'aib. ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan

bagimu selain Dia. dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan,

Page 59: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

19

Sesungguhnya aku melihatmu dalam Keadaan yang baik (mampu) dan

sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang

membinasakan (kiamat).” (Q.S. Huud: 84)

يب فا ق يبه أ ن اى يزا اى ط قس ببى ل بس تب خسا اى يبء ل أش ا ث ض في تع س ال سذي ف

"dan Syu'aib berkata: "Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan

dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak

mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan

membuat kerusakan. (Q.S. Huud: 85).

4. Hiwar jadali adalah hiwar yang bertujuan untuk memantapkan hujjah,

baik dalam rangka menegakkan kebenaran maupun menolak

kebatilan.28

Contohnya terdapat dalam surah An-Najm (53) ayat 1-5

yang mendeskripkan bintang:

(1) اىج إرا

ب (2) ضو ب صبحبن غ

ب (3) طق ي ع اى

(4) إ ي إل ح يح

(5) ى شذيذ عي اى ق

Artinya: “Demi bintang ketika terbenam. Kawanmu (Muhammad) tidak

sesat dan tidak pula keliru. Dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-

Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain

hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). Yang diajarkan kepadanya

oleh (Jibril) yang sangat kuat. (Q.S. an-Najm : 1-5).

5. Hiwar nabawi adalah hiwar yang digunakan oleh Nabi dalam mendidik

sahabat-sahabatnya, diantaranya:

a. Metode kisah Qur’ani dan Nabawi

28

Ibid., hal, 141.

Page 60: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

20

Metode ini adalah penyajian bahan pelajaran yang menampilkan

cerita-cerita yang terdapat dalam al-Qur’an dan Hadist Nabi SAW.

Kisah Qur’ani bukan semata-mata karya seni yang indah, tetapi juga

cara mendidik umat agar beriman kepada-Nya. Dalam pendidikan

islam, kisah merupakan metode yang sangat penting karena dapat

menyentuh hati manusia. Kisah menampilkan tokoh dalam kontek

yang mnyeluruh sehingga pembaca atau pendengar dapat ikut

menghayati, seolah-olah ia sendiri yang menjadi tokohnya.29

b. Metode amsal (perumpamaan).

Metode ini merupakan penyajian bahan pembelajaran dengan

mengangkat perumpamaan yang ada dalam al-Qur’an. Metode ini

memudahkan peserta didik dalam memahami konsep yang abstrak.

Hal ini terjadi karna perumpamaan itu mengambil benda yang

kongkret, seperti kelemahan tuhan orang kafir yang diumpamakan

dengan sarang laba-laba, sarang itu lemah sekali. Bahkan disentuh

oleh lidih pun dapat rusak. Metode ini sama seperti yang

disampaikan oleh Abdurahman Saleh Abdullah. Metode ini

memiliki kelemahan karena dapat memberikan pemahaman konsep

abstrak bagi peserta didik serta dapat memberikan kesan yang

mendalam. Selain itu, dapat juga membawa pemahaman rasional

yang mudah dipahami, sekaligus dapat menumbuhkan daya

motivasi untuk meningkatkan imajinasi yang baik dan

menanggalkan imajinasi yang tercela.30

c. Metode keteladanan (uswah hasanah),

Metode ini memberikan keteladanan atau memberikan contoh yang

baik baik pesarta didik dalam kehidupan sehari-hari. Metode ini

merupakan pedoman untuk bertindak dalam merealisasikan tujuan

pendidikan baik secara institusional maupun nasiomal. Pelajar

meneladani pendidikanya. Ini dilakukan oleh semua ahli

29

Ibid., hal, 141-142. 30

Ibid., h. 142.

Page 61: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

21

pendidikan, baik di barat maupun di timur. Secara psikologis,

pelajar memang senang meniru, tidak saja yang baik, tetapi juga

yang tidak baik. Metode ini secara sederhana merupakan cara

memberikan contoh teladan yang baik, tidak hanya memberi di

dalam kelas, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu

peserta didik tidak segan-segan meniru dan mencontohnya, seperti

sholat jamaah, kerja sosial, dan berpartisipasi dalam kegiatan kemas

yarakatan.31

d. Metode pembiasaan

Metode pembiasaan adalah membiasakan anak didik melakukan

sesuatu sejak ia lahir. Inti dari pembiasaan ini adalah pengulangan.

Jadi, sesuatu yang dilakukan peserta didik hari ini kan diulang

keesokan harinya dan begitu seterusnya. Metode ini akan semakin

nyata manfaatnya jika didasarkan pada pengalaman. Artinya,

peserta didik dibiasakan untuk melakukan hal-hal yang bersifat

terpuji. Misalnya, peserta didik dibiasakan untuk mengucapkan

salam ketika masuk kelas, pembiasaan ini juga dapat diartikan

dengan pengulangan. Oleh sebab itu, metode ini juga berguna untuk

menguatkan hafalan peserta didik.

e. Metode Ibrah dan Mau’idzah

Metode ibrah merupakan penyajian bahan pembelajaran yang

bertujuan melatih daya nalar pembelajar dalam menangkap makna

terselubung dari suatu pernyataan atau kondisi psikis yang

menyampaikan manusia kepada intisari suatu yang disaksikan.

Sementara itu, metode mau’idzah adalah pemberian motivasi

dengan menggunakan keuntungan dan kerugian dalam melakukan

perbuatan.32

f. Metode Targhib dan Tarhib.

31

Ibid., h. 142. 32

Ibid., h. 143.

Page 62: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

22

Metode targib dan tarhib adalah penyajian pelajaran dalam konteks

kebahagiaan hidup akhirat. Targhib berarti janji Allah terhadap

kesenangan dan kenikmatan akhirat yang disertai bujukan.

Sementara itu, tarhib adalah penyajian bahan pembelajaran dalam

konteks hukuman (ancaman Allah) akibat perbuatan dosa yang

dilakukan.33

Dan kemudian penulis akan menambahkan beberapa metode pendidikan

Islam yang belum disebutkan di atas, adapun metode-metodenya sebagai berikut:

a. Metode nasihat

Al-Qur’an menggunakan kalimat-kalimat yang menyentuh hati untuk

mengarahkan manusia kepada ide yang dikehendakinya. Inilah kemudian

yang dikenal dengan nasihat. Teapi nasihat yang disampaikanya ini selalu

disertai dengan panutan atau teladan dari si pemberi atau penyampai

nasihat itu. Ini menunjukan bahwa antara satu metode yakni nasihat

dengan metode lain yang dalam hal ini keteladanan bersifat saling

melengkapi.34

Selanjutnya dapat dilihat pula nasihat yang terkandung dalam al-

Qur’an surat Al-Isra, (17): 22-38 yang isinya antara lain agar jangan

menyekutukan Tuhan (syirik), agar berbuat baik kepada ibu dan bapak

dengan mendoa’akan dan lainya, membantu sanak saudara, orang-orang

miskin, ibnu sabil. Tidak boros, tidak kikir, tidak membunuh tanpa sebab

yang dibolehkan agama, tidak memakan harta anak yatim, menaati janji,

penyempurnakan timbangan dan takaran, tidak menjadi saksi palsu, dan

tidak sombong.35

Melihat isi nasihat tersebut, nampak bahwa di dalam al-Qura’an

terdapat pengulangan materi nasihat. Pada ayat di atas pengulangan

nasihat terjadi pada larangan menyekutukan Tuhan, perintah berbuat baik

kepada ibu, dan tidak sombong. Pengulangan ini terjadi bisa dipahami

33

Ibid., h. 143. 34

Abuddin Nata, Op. Cit., h. 150. 35

Ibid., h. 152.

Page 63: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

23

bahwa masalah yang dinasihatkan itu begitu penting sesuai dengan

konteks soalnya.

Dari uraian tersebut di atas, terlihat bahwa al-Qur’an secara eksplisit

menggunakan nasihat sebagai salah satu cara untuk menyampaikan suatu ajaran.

al-Qur’an berbicara tentang penasihat, yang dinasihati, obyek nasihat, situasi

nasihat dan latar belakang nasihat. Karena sebagai suatu metode pengajaran

nasihat dapat diakui kebenaranya.

b. Metode Ceramah

Metode yang dianggap paling tua dalam proses pendidikan dan

memiliki peran yang sangat besar dalam berkontribusi mencerdaskan

peserta didik adalah metode ceramah (khutbah). Walaupun dianggap

kurang modern akhir-akhir ini namun metode ini masih saja diminati dan

selalu digunakan pendidik dalam mentransformasikan pengetahuan kepada

anak didik. Dalam istilah lama, metode ini disebut juga metode

memberitahukan. Di samping itu ada juga yang menyebutnya metode

penyampaian informasi atau metode cerita (bercerita). Ceramah ini

dipergunakan sejak dari masa-masa Nabi dan Rasul untuk menyampaikan

perintah-perintah Tuhan,36

seperti difirmankan di dalam surat Al-A’raf

ayat 35 berikut ini:

بي يب ب آد إ تين سسو يأ ن يقص آيبتي عيي ن ف يح اتق أص ف فل خ ل عيي

ز يح

Artinya: “Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu Rasul-rasul

daripada kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, Maka

Barangsiapa yang bertakwa dan Mengadakan perbaikan, tidaklah ada

kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

(Q.S. al-A’raf : 35).”

36

Hadari Nawawi, Pendidikan Dalam Islam, (Surabaya : Al-Ikhlas, 1993), h. 23.

Page 64: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

24

Ayat tersebut di atas menunjukan dengan jelas, bahwa tabligh atau

menyampaikan suatu ajaran, khususunya dengan lisan diakui keberadaanya,

bahkan telah dipraktikkan oleh Rasullah SAW dalam mengajak umat manusia ke

jalan Tuhan. Pada masa sekarang ini, istilah tabligh termasuk ceramah amat

populer dan banyak digunakan termasuk dalam pengajaran, karena metode ini

termasuk yang paling mudah, murah dan tidak banyak memerlukan peralatan.37

Daya tarik ceramah, atau tabligh bisa berbeda-beda, tergantung kepada

siapa pembicaraanya, bagaimana pribadi si pembicara itu, dan bagaimana bobot

pembicaraanya itu, dan apa prestasi yang telah dihasilkan. Semua ini akan

menjadi catatan yang mendasari daya tarik tabligh yang disampaikan. Ini

mengingatkan atau memberi petunjuk, bahwa jika seorang guru akan

mempergunakan metode ceramah, dan ceramahnya itu ingin diperhatikan orang

bahkan ceramahnya itu dijadikan pegangan hidup, maka si penceramah atau guru

itu harus mempunyai kualitas-kualitas sebagaimana disebutkan di atas.

c. Metode Diskusi

Metode diskusi (mujadalah) ialah suatu cara mempelajari materi

pelajaran dengan memperdebatkan masalah yang timbul dan saling

mengadu argumentasi secara rasional dan objektif. Menurut M. Arifin

bahwa metode diskusi juga diperhatikan oleh al-Qur’an dalam mendidik

dan mengajar manusia dengan tujuan lebih memantapkan pengertian, dan

sikap pengatahuan mereka terhadap sesuatu masalah. Perintah Allah dalam

hal ini adalah agar kita mengajak kejalan yang benar dengan hikmah dan

mau’idzah yang baik dan membantah mereka dengan berdiskusi dengan

cara paling baik.38

Sebagaimana disebutkan dalam surah An-Nahl ayat

125:

ع اد ة سبل سبيو إى عظة ببى حن اى اى حسة جبدى ي ببىتي س أح سبل إ ي أع ضو ب

ع سبيي ي أع تذي ببى

37

Abuddin Nata, Op. Cit., h. 158. 38

M. Arifin, Op. Cit., h. 75.

Page 65: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

25

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang

tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang

yang mendapat petunjuk. (Q.S. an-Nahl : 125).”

Dari segi pendidikan diskusi merupakan ajang untuk melatih diri dalam

berfikir kritis, bersikap dengan bijak, dan berbicara untuk berani mengemukakan

pendapatnya secara rasional dan objektif dalam pemecahan suatu masalah. Untuk

lebih memotivasi anak didik untuk ikut serta dalam kegiatan ini dibutuhkan

permasalahan yang memiliki jawaban beragam sehingga membuka ruang berfikir

yang seluas-luasnya bagi peserta akan tetapi hendaknya permasalahan diambil

dari permasalahan yang up to date dengan demikian minat peserta untuk

mengikuti sangat antusias.

Selain itu, terdapat dua puluh metode dan teknik pengajaran ala Rasul yang

dikutip oleh Kamrani Buseri dalam bukunya39

, diantaranya:

1. Learning conditioning

a. Meminta untuk diam: “wahai manusia, tenanglah kalian” Kemudian

melanjutkan lagi “.... Diamlah, janganlah kalian kembali kafir setelah

(kematian)-ku, yaitu sebagian kamu memukul tengkuk sebagian yang

lain...”.

b. Menyeru secara langsung: “Wahai sekalian manusia, berkumpullah!”

c. Perintah untuk menyimak dan diam dengan cara tidak langsung:

“Ambillah dariku! Ambillah dariku!”

2. Active interaction

a. Interaksi pendengaran dapat dilakukan dengan teknik berbicara: tidak

bertele-tele dan tidak terlalu bernada puitis, mengeraskan, mengubah

warna suara serta diam sebentar di tengah-tengah penjelasan.

39

Kamrani Buseri, Dasar, Asas dan Prinsip Pendidikan Islam, (Kalimantan Selatan: IAIN

Antasari, 2014), h. 119-123

Page 66: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

26

b. Interaksi dilakukan dengan pandangan antara pemateri dan

audiensinya, memanfaatkan ekspresi wajah, dan tersenyum.

3. Applied-Learning Method

a. Metode praktikum yang ditetapkan oleh guru.

b. Metode praktikum yang dilakukan oleh murid.40

4. Scanning and Levelling.

Terdapat perbedaan tingkat kecerdasan dan pemahaman antara seorang

peserta dari peserta yang lain, oleh karena itu instruktur/guru harus

memastikan tingkat penyampaiannya dapat dipahami oleh semua tingkat

intelektual peserta.

5. Discussion and Feedback

Diskusi dan komunikasi dapat memperjelas materi yang disampaikan

karena dengan cara tersebut instruktur dapat memastikan tingkat

pemahaman audiens.

6. Storytelling

a. Cerita pada umumnya disukai oleh jiwa manusia. Ia juga memiliki

pengaruh yang menakjubkan untuk dapat menarik perhatian pendengar

dan membuat seseorang bisa mengingat kejadian-kejadian dalam

sebuah kisah dengan cepat.

b. Cerita juga bisa menjadikan proses belajar menjadi lebih fun dan

menarik.

7. Analogy and Case Study

Memberikan perumpamaan merupakan sarana yang efektif untuk

memudahkan pemahaman materi yang disampaikan.

8. Teaching and Motivation

Menggunakan metode tasywiq dan pemberian motivasi adalah salah satu

metode yang paling baik untuk memancing semangat belajar, meneliti, dan

menelaah seorang murid.41

9. Body Language

40

Kamrani Buseri, Ibid. h. 120. 41

Kamrani Buseri, Ibid. h. 120.

Page 67: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

27

Manfaat menggunakan gerakan/isyarat adalah agar ucapan bertambah

terang, lebih pasti dan jelas, untuk menarik perhatian pendengar dan

membuat makna yang dimaksud melekat pada pikiran pendengar, serta

untuk mempersingkat waktu.

10. Picture and Graph Technology

a. Materi yang diperkuat dengan gambar atau tulisan akan membuat

penjelasan semakin jelas.

b. Multimedia berperan penting dalam penyampaian materi/presentasi.

11. Reasoning and Argumentation

Metode ini bermanfaat untuk memperjelas sesuatu yang sulit dan berat

dipahami oleh murid, memberikan perasaan tenang bagi murid karena

makna yang terkandung akan melekat pada otak, dan membuat ilmu

pengetahuan semakin tertanam pada otak murid.

12. Self Reflection

Memberikan kesempatan kepada murid untuk menjawab sendiri suatu

pertanyaan merupakan metode yang sangat bermanfaat dalam

mengoptimalkan kerja otak dan mengasah pikiran.

13. Affirmation and Repetition

Menggunakan pengulngan kalimat dan ucapan nama.

14. Focus and Point Basis

a. Memperkuat pemahaman dan memperluas pengetahuan.

b. Melekatkan pemahaman tertentu pada pikiran murid.

c. Memberikan petunjuk berupa perbandingan akan dapat membantu

murid menemukan jawaban yang benar.

15. Question and Answer Method

Teknik bertanya adalah metode yang baik untuk menarik perhatian

pendengar dan membuat pendengar siap terhadap apa yang akan

disampaikan kepadanya.42

16. Guessing with Question

a. Memperkuat pemahaman dan memperluas pengetahuan.

42

Kamrani Buseri, Ibid. h. 121.

Page 68: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

28

b. Melekatkan pemahaman tertentu pada pikiran murid.

c. Memberikan petunjuk berupa perbandingan akan dapat membantu

murid menemukan jawaban yang benar.

17. Encouraging Students to Ask

a. Bertanya dapat menghapuskan kebodohan serta memperbaiki

pemahaman dan pemikiran.

b. Guru yang memberikan kesempatan dan motivasi kepada murid-

muridnya untuk berani mengajukan pertanyaan memiliki beberapa

manfaat, yaitu: mengukur tingkat pemahaman murid-muridnya,

memberikan motivasi kapada murid yang pemalu (agar berani

mengajukan pertanyaan), agar murid-murid yang lain dapat mengambil

manfaat ketika mendengar jawaban dari pertanyaan yang diajukan,

serta sebagai introspeksi seorang guru untuk kembali mengevaluasi

cara menyampaikan pelajarannya, yaitu ketika ia mengetahui dari

pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan murid-murinya bahwa

muridnya belum memahami pelajaran dengan baik.

18. Wisdom in Answering Question

a. Menyikapi orang yang mengajukan pertanyaan sesuai dengan tingkat

pengetahuannya.

b. b. Menyikapi si penanya dengan sikap yang bermanfaat baginya.

19. Commenting on Students Question

Ungkapan yang dikemukakan harus dengan Bahasa yang santun dan

memotivasi.43

20. Honesty

a. Mengatakan sesuatu yang tidak berdasarkan ilmu selalu mendapat

kecaman dari kitabullah dan sabda Rasululah SAW.

b. Mengatakan sesuatu tanpa didasari ilmu hanya akan merusak dan

berdampak negative.

c. Tidak mengetahui sesuatu bukanlah suatu aib dan kekurangan bagi

seorang guru.

43

Kamrani Buseri, Ibid. h. 122.

Page 69: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

29

d. Seorang guru harus menanamkan sikap mulia berani mengakui

ketidaktahuan ke dalam jiwa murid-muridnya.44

Dengan penjelasan beberapa metode pendidikan diatas menandakan

pentingnya pengetahuan seorang guru tentang penggunaan metode-metode

penndidikan agar dapat menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.

6. Pendekatan Metode Pendidikan Islam

Dalam proses belajar dalam dunia penddikan tentu memerlukan metode

pelajaran, terhusus metode Pendidikan Islam, dalam menggerakan metode tentu

ada macam-macam pendekatan yang dilakukan, berikut menurut buku

Mohammad Salik ada 5 pendekatan di antaranya sebagai berikut:45

a. Pendekatan Filosofis, Ilmu Pendidikan Islam sebagai proses

kependidikan yang didasari oleh nilai-nilai ajaran Islam yang bersumber

dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.

b. Pendekatan Sistem, pendidikan Islam dipandang sebagai proses melalui

sistem yang terdiri dari sub-sub yang saling berkesinambungan untuk

mencapai tujuan pendidikan.

c. Pendekatan Pedagogis dan Psikologis, menuntut bahwa manusia didik

adalah mahluk Tuhan yang berada dalam proses perkembangan dan

partumbuhan ruhaniah dan jasmaniah yang memerlukapan bimbingan

melalui pendidikan.

d. Pendekatan Keagamaan, memandang bahwa ajaran Islam yang

bersumber dari Kitab Suci Al-Qur’an dan Sunnah Nabi sebagai

petunjuk dan sumber motivasi serta inspirasi hidup.

e. Pendekatan Historis, menempatkan fakta-fakta sejarah Umat Islam yang

berawal dari Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul.

44

Kamrani Buseri, Ibid. h. 123.

45 Mohammad Salik, Ilmu Pendidikan Islam, (Surabaya: UIN SA Press, 2014), h. 88.

Page 70: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

30

Adapun pendekatan-pendekatan lainnya menurut buku Nurjannah, sebagai

berikut:46

a. Pendekatan filosofis, pendekatan ini berdasarkan prinsip bahwa

manusia itu sebagai makhluk yang berfikir. Sehingga materi ajar yang

dibawakan berdasarkan menyesuaikan dengan sejauh mana

perkembangan berfikir siswa. Dengan adanya pendekatan ini siswa

diharapkan dapat memaksimalkan potensi berfikirnya secara maksimal.

b. Pendekatan deduksi-induksi, pendekatan ini bertujuan untuk melatih

siswa agar dapat berfikir secara ilmiah, membandingkan, serta

menimbang antar bagian, dan mengambil kesimpulan dari pinsip-

prinsip yang bersifat umum atau khusus.

c. Pendekatan sosio-kultural, pendekatan ini berdasarkan pada prinsip

bahwa manusia adalah makhluk yang bermasyarakat atau makhluk

sosial. Sehingga pendekatan ini bertujuan untuk melatih sikap

kebersamaan siswa, baik dalam lingkungan sekolah, maupun

masyarakat.

d. Pendekatan fungsional, pendekatan ini bersumber pada aspek

kebermanfaatan kepada peserta didik. Maka dari itu segala sesuatu yang

disampaikan kepada peserta didik bukan hanya melatih dalam aspek

kognitif saja, tetapi juga menyesuaikan dengan kebutuhannya di masa

depan.

e. Pendekatan emosional, pendekatan emosional biasanya berkaitan

dengan perasaan. Dengan demikian, metode pendidikan islam yang

menggunakan pendekatan emosional diharapkan mampu menyentuh

aspek rohani peserta didik sehingga menumbuhkan semangat dalam

beribadah dan menuntut ilmu.

7. Fungsi Metode Pendidikan Islam

46 Nurjannah Riannie, “Pendekatan dan Metode Pendidikan Islam, (Sebuah Perbandingan

dalam Konsep Teori Pendidikan Islam dan Barat)”, Management of Education, Vol 1 No. 2, h.

108-109.

Page 71: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

31

Berbicara mengenai fungsi metode, secara umum dapat dikemukakan

sebagai pemberi jalan atau cara yang sebaik mungkin bagi pelaksanaan

operasional dari ilmu pendidikan tersebut.47

Sedangkan dalam konteks lain

metode merupakan, sarana untuk menentukan, menguji, dan menyusun data yang

diperlukan bagi pengembangan disiplin suatu ilmu.48

Dari dua pendekatan ini

segera dapat dilihat bahwa pada intinya metode berfungsi mengantarkan pada

suatu tujuan kepada obyek sasaran tersebut.

Secara essensial metode sebagai alat yang dipergunakan untuk mencapai

tujuan pendidikan itu mempunyai fungsi ganda yakni:49

a. Polipragmatis. Dari asal katanya poli berarti banyak, ini menunjukkan

fungsi polipragmatis berarti metode memiliki berbagai macam fungsi atau

memiliki fungsi yang berbeda. Misalnya, suatu metode pada situasi yang

berbeda dapat dipergunakan untuk hal yang berbeda juga. Misalnya,

metode itu dapat merusak, namun pada situasi dan kondisi yang lain juga

dapat digunakan untuk membangun atau untuk memperbaiki. Kegunaanya

dapat bergantung kepada si pemakai atau pada corak dan bentuk serta

kemampuan dari metode sebagai alat. Contoh konkrit dalam hal ini seperti

media video yang mempergunakan video sebagai salah satu media

pembelajaran yang dapat menayangkan semua jenis film.

b. Monopragmatis. Mono berarti satu atau tunggal. Monopragmatis berarti

yang hanya dapat dipergunakan untuk mencapai satu macam tujuan saja.

Misalnya metode eksperimen ilmu alam yang menggunakan laboratorium

ilmu alam, hanya dapat dipergunakan untuk eksperimen-eksperimen

bidang ilmu alam, dan tidak dipergunakan untuk eksperimen ilmu-ilmu

lain seperti ilmu sosial dan lain-lain.

47 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan

Pendekatan Interdisipliner, Ed. 1, cet. 1, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 61.

48

Imam Barnadib, Filsafat Pendidikan, Sistem dan Metode, cet. 1, (Yogyakarta: Yayasan

Penerbit IKIP Yogyakarta, 1990), h. 85.

49

Samsul Nizarmsul Nizar Al Rasyidin, Fillsafat Pendidikan Islam: Pendidikan Historis,

Teoritis dan Praktis, (Jakarta : Ciputat Press, 2005), h. 149.

Page 72: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

32

Pada pembahasan di atas, intisari dari fungsi metode pendidikan Islam

adalah tercapainya keberhasilan belajar. Dengan demikian, kemampuan peserta

didik dapat dipetakan sesuai dengan kapasitasnya sehingga akan menciptakan

suasana belajar yang menyenangkan. Selain itu, penggunaan berbagai macam

metode juga dapat melatih kemampuan sosial peserta didik sehingga dapat

melakukan sosialisasi dengan peserta didik lain dalam pembelajaran. Dengan kata

lain inti dari pembahasan fungsi metode pendidikan adalah memberi inspirasi

peserta didik melalui hubungan yang serasi antara pendidik dan peserta didik yang

seiring dengan tujuan pendidikan Islam.

Di samping itu, Abuddin Nata dalam buku nya mengatakan bahwa metode

itu amat penting dalam menyampaikan pendidikan. Namun, hal itu menurut

prespektif Al-Qur’an harus bertolak dari pandangan yang tepat terhadap manusia

sebagai makhluk yang dapat dididik melalui pendekatan jasmani, rohani, dan akal

pikiran. Karena itu ada materi yang berkenaan dengan dimensi afektif yang

kesemuanya itu menghendaki pendekatan metode yang berbeda-beda.50

Menurut buku Mohammad Salik, fungsi dari metode Pendidikan Islam

adalah mengantarkan pada suatu tujuan atau objek sasaran. Sasaran di sini adalah

penguasaan metode seorang pendidik untuk mentrasformasi materi pelajaran

dengan baik.51

Menurut buku Abuddin Nata, di dalam Islam metode Pendidikan

Islam berfungsi sebagai sarana yang membawa seseorang sampai kepada tujuan

sang pencipta atau sang khaliq, yang digunakan sebagai sarana untuk

menyampaikan pelajaran di muka bumi.52

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Dalam bagian ini berisi hasil-hasil penelitian yang terdahulu, yang telah

direview sesuai dengan jenis masalah, penelitian atau tema pokok yang diajukan

oleh peneliti, dengan adanya hasil penelitian yang relevan ini, maka penelitian

yang diajukan dapat dipertanggung jawabkan keaslianya.

50 Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam (Edisi Baru), (Jakarta: Gaya Media Pratama,

2005), h. 146-147.

51

Salik., op.cit, h. 90.

52

Nata., op.cit, h. 146.

Page 73: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

33

Dengan demikian, setelah penulis melakukan tinjauan dari berbagai sumber,

maka penulis dapati ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang

penulis lakukan. Berikut penulis sajikan data-data penelitian yang relevan tersebut

agar bisa dijadikan perbandingan atau pertimbangan peneliti agar tidak terjadi

duplikasi dalam penelitian yang dilakukan.

Penelitian yang pertama adalah Metode Pendidikan Islam yang Terkandung

dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl Ayat 125-126. Skripsi ini disusun oleh Miftahul

Jannah, mahasiswa pendidikan agama islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2014.Pada penelitian ini,

metode yang digunakan adalah metode content analysis atau analisis isi yang

digunakan untuk menelaah isi dari suatu dokumen. Dalam hal ini dokumen yang

dimaksud adalah Kitab suci Al-Qur’an dan tafsir-tafsir yang bermacam-macam.

Adapun hasil dari penelitian Metode Pendidikan islam yang terkandung dalam

surat An-Nahl ayat 125-126 adalah Metode pendidikan islam seperti metode

nasihat, teladan, diskusi dan hukuman.53

Adapun persamaan pada penelitian ini

adalah, terletak pada aspek kajian, yang sama-sama berjudul Metode Pendidikan

Islam, dan metode yang digunakan adalah sama-sama menggunakan analysis

content atau analisis isi, sedangkan letak perbedaanya adalah pada objek kajianya

dan analisis metode tafsir. Penelitian Miftahul Jannah menggunakan satu objek

kajian, yaitu Surat Al-Maidah ayat 125-126 menggunakan metode tafsir maudhui,

sedangkan penulis menggunakan tiga objek kajian yaitu Surat Al-Maidah ayat 67,

Surat An-Nahl ayat 125, dan Surat Al-Ahzab ayat 21 menggunakan metode tafsir

Tahlili.

Penelitian yang kedua adalah Metode Pendidikan Dalam Prespektif Al-

Qur’an Kajian Q. S An-Nahl Ayat 125-127, merupakan skripsi yang disusun oleh

Cindi Pertiwi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pada Tahun 2012. Pada penelitian ini,

metode yang digunakan adalah metode content analysis atau analisis isi yang

digunakan untuk menelaah isi dari suatu dokumen. Dalam hal ini dokumen yang

53 Miftahul Jannah, Metode Pendidikan Islam yang Terkandung dalam Al-Qur’an Surat An-

Nahl Ayat 125-126, Skripsi pada program sarjana strata 1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Page 74: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

34

dimaksud adalah Al-Qur’an dan dibantu dengan berbagai macam kitab tafsir.

Adapun hasil dari Metode Pendidikan Dalam Prespektif Al-Qur’an Kajian Q. S

An-Nahl Ayat 125-127 adalah: metode hikmah, mauidzah, jidal, Al-Muhtadin dan

As-Shabru.54

Adapun persamaan pada penelitian ini adalah, terletak pada aspek

kajian, yang sama-sama berjudul Metode Pendidikan, dan metode yang digunakan

adalah sama-sama menggunakan analysis content atau analisis isi, dan sedengkan

letak perbedaanya adalah pada objek kajian. Cindi Pertiwi menggunakan satu

objek kajian, yaitu surat An-Nahl ayat 125-127. Sedangkan penelitian ini

menggunakan tiga objek kajian surat yang berbeda, yaitu Surat Al-Maidah ayat

67, Surat An-Nahl 125, dan Surat Al-Ahzab ayat 21.

Dengan demikian berdasarkan hasil penelitian yang relevan di atas dapat

diketahui bahwa memang sudah ada beberapa penelitian terkait yang mengkaji

tentang Metode Pendidikan, baik secara umum atau pun Islam, namun judul dan

objek kajian pembahasannya serta fokus kajian pada ayat nya yang berbeda

dengan penelitian yang penulis lakukan yakni peneliti melakukan kajian tafsir

dengan fokus pada metode Pendidikan Islam dalam kajian tafsir 3 surat yakni Q.S.

al-Maidah ayat 67, Q.S. an-Nahl ayat 125 dan Q.S. al-Ahzab ayat 21 dengan

menggunakan metode tahlili.

54 Cindi Pratiwi, Metode Pendidikan dalam Prespektif dalam Al-Qur’an Kajian Surat An-

Nahl Ayat 125-127, skripsi pada program sarjana strata 1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012.

Page 75: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek dan Waktu Penelitian

Objek yang dibahas dalam penelitian ini adalah metode Pendidikan Islam

dalam prespektif Al-Qur’an surat al-Maidah ayat 67, surat an-Nahl ayat 125 dan

surat al-Ahzab ayat 21. Lebih dalam lagi, pada penelitian ini dibahas mengenai

asbabun nuzul dan tafsir surat al-Maidah ayat 67, surat an-Nahl ayat 125 dan surat

al-Ahzab ayat 21, sampai pada pembahasan mengenai metode apa saja yang

terkandung dalam ketiga surat tersebut dan bagaimana penerapan metode-metode

pendididikan tersebut. Waktu penelitian dilakukan adalah pada bulan Agustus

2019 sampai selesai.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kepustakaan (Library Research).

Penelitian kepustakaan bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan

berbagai jenis materi yang terdapat dalam kepustakaan. Sebagai contoh, kitab

tafsir, kitab hadis, koran, majalah, naskah sejarah, dan lain lain. Dan pada

dasarnya, data-data yang telah didapatkan pada penelitian kepustakaan dijadikan

sebagai alat utama untuk analisis praktek penelitian.

Metode pembahasan dalam penelitian ini bersifat deskriptif analisis dengan

menggunakan teknik analisis kajian isi melalui studi kepustakaan (library

research)1. Artinya setelah data diperoleh kemudian dibahas dengan memberikan

gambaran deskriptif tentang masalah yang diteliti, sedangkan dalam menafsirkan

ayat-ayatnya, penulis menggunakan metode tahlili. Dengan demikian akan

diperoleh gambaran yang jelas mengenai metode pendidikan Islam dalam al-

Qur’an.

1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), h. 202.

Page 76: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

36

Selain itu, penulis juga menggunakan teknik analisis kajian isi2 melalui

pendekatan interpretasi metode pendidikan dalam al-Qur’an, yaitu lebih mengarah

pada proses penguraian yang beranjak dari isi dan makna yang lebih mengarah

pada makna terpendam dan tersembunyi, memahami konsep metode pendidikan

dalam al-Qur’an secara utuh. Sedangkan teknik penulisan skripsi ini berpedoman

pada buku Pedoman Penulisan Skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2019.3

Adapun sumber data yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini

dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu sumber primer dan sumber sekunder.

Yang dimaksud sumber data pada penelitian ini adalah dari mana data diperoleh.4

Dalam penelitian ini, karena penulis menggunakan metode library research,

sumber data yang penulis gunakan adalah sebagai berikut :

1. Sumber data primer, yaitu data yang diperoleh dari sumber asli yang

berisi informasi pokok dari data tersebut. Karena pada penelitian ini

penulis mengkaji mengenai metode pendidikan Islam dalam al-Qur’an,

maka penulis menggunakan buku-buku tentang metode pendidikan

Islam dan buku-buku tafsir sebagai sumber data primer yang menjadi

acuan dasar penulis. Adapun buku tafsir yang penulis gunakan yaitu

tafsir Ibnu Katsir, tafsir al Maraghi, tafsir al Azhar serta tafsir al

Misbah.

2. Sumber data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber bukan asli

yang berisi informasi penunjang dari data yang dibutuhkan.5 Buku-buku

yang relevan dengan pendidikan dalam pembahasan penelitian ini.

2 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung : Alfabeta,

2008), h. 12. 3 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pedoman

Penulisan Skripsi. (Jakarta : FITK, 2015).

4 Suharsimi Arikunto, Op.Cit. h. 129.

5 M. Arifin, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995), h. 133.

Page 77: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

37

Dari beberapa sumber penelitian yang ada, penulis lebih banyak

menggunakan sumber primer sebagai rujukan utama yang kemudian diperkuat

dengan sumber sekunder.

C. Fokus Penelitian

Menurut Sugiyono, dalam penelitian kualitatif yang disebut dengan fokus

penelitian adalah batasan masalah.6Berdasarkan judul yang ditulis, dalam

penelitian ini penulis memfokuskan kajian tafsir mengenai metode pendidikan

Islam yang terkandung dalam Q.S. al-Maidah : 67, Q.S. an-Nahl : 125 dan Q.S.

al-Ahzab : 21 sesuai dengan data-data dan sumber-sumber yang relevan dan

bagaimana penerapan metode-metode tersebut.

D. Prosedur Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan jenis penelitian

kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang menggunakan data dan

informasi dengan bantuan bermacam-macam materi yang terdapat dalam

kepustakaan7. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data atau

informasi dari berbagai sumber pustaka yang kemudian disajikan dengan cara

baru atau untuk keperluan baru.

Dalam penelitian ini, bahan-bahan pustaka ini diperlukan sebagai sumber

ide untuk menggali pemikiran atau gagasan baru, sebagai bahan dasar untuk

melakukan deduksi, dari pengetahuan yang telah ada, sehingga kerangka teori

baru dapat dikembangkan, atau sebagai bahan untuk memecahkan suatu masalah.

Penelitian kepustakaan juga dapat dipahami sebagai penelitian teoritik dan

terkait pada values, tetapi tetap diperlukan keterkaitannya dengan empiris.8

6 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods),

(Bandung: Alfabeta, 2011), h. 287. 7 Sugiyono, Op.Cit. h. 12.

8 Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta : Rake Sarasin, 1996), h.

55.

Page 78: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

38

Dengan demikian, data yang diperoleh dari penelitian ini di deskripsikan apa

adanya kemudian dianalisis.

Selain itu, dalam menafsirkan ayat yang menjadi objek kajian dalam

penelitian ini, penulis juga menggunakan metode tafsir Tahlili. Metode tahlili atau

biasa disebut Baqir al-Shadr merupakan salah satu metode dalam menafsirkan al-

Qur’an dengan menjelaskan al-Qur’an dari berbagai seginya.9 Mulai dari kosa

kata, konotasi kalimat, latar belakang turunnya ayat, kaitannya dengan ayat lain,

baik sebelum maupun setelahnya, serta pendapat-pendapat yang telah diberikan

yang berkaitan dengan tafsiran ayat-ayat tersebut.10

Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan prosedur penelitian

sebagai berikut :

1. Tahap Menterjemahkan: Pada tahap ini penulis menterjemahkan ayat

yang ada. Tahap menterjemahkan dilakukan agar mempermudah dalam

tahap berikutnya, yaitu mengartikan kosakata.

2. Tahap Mengartikan Kosakata: Dalam melakukan mengartikan kosakata

penulis merujuk kepada berbagai kamus, seperti kamus al Munawwir

yang ditulis oleh Ahmad Warson Munawwir dan Kamus Mahmud

Yunus.Mengartikan kosakata ini perlu dilakukan karena untuk

mengetahui kata kunci yang akan mempermudah dalam mengamati

ayat.

3. Tahap Menafsirkan: Pada bagian ini penulis menafsirkan ayat-ayat yang

menjadi kajian pada penelitian ini. Dalam menafsirkan ayat, penulis

merujuk kepada berbagai buku tafsir, yaitu tafsir Ibnu Katsir, tafsir al

Maraghi, tafsir al Azhar serta tafsir al Misbah.

4. Tahap Mengamati: Pada bagian ini penulis mengamati dan

menganalisis ayat yang telah ditafsirkan. Setelah tahap ini selesai

kemudian ditulis dalam bentuk laporan.

9 Abuddin Nata, Studi Islam Komprehensif, (Jakarta : Kencana, 2011), h. 169

10

Quraisy Shihab, Membumikan al-Qur’an, (Bandung : Mizan, 1994), h. 68.

Page 79: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

36

Selain itu, penulis juga menggunakan teknik analisis kajian isi2 melalui

pendekatan interpretasi metode pendidikan dalam al-Qur’an, yaitu lebih mengarah

pada proses penguraian yang beranjak dari isi dan makna yang lebih mengarah

pada makna terpendam dan tersembunyi, memahami konsep metode pendidikan

dalam al-Qur’an secara utuh. Sedangkan teknik penulisan skripsi ini berpedoman

pada buku Pedoman Penulisan Skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2019.3

Adapun sumber data yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini

dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu sumber primer dan sumber sekunder.

Yang dimaksud sumber data pada penelitian ini adalah dari mana data diperoleh.4

Dalam penelitian ini, karena penulis menggunakan metode library research,

sumber data yang penulis gunakan adalah sebagai berikut :

1. Sumber data primer, yaitu data yang diperoleh dari sumber asli yang

berisi informasi pokok dari data tersebut. Karena pada penelitian ini

penulis mengkaji mengenai metode pendidikan Islam dalam al-Qur’an,

maka penulis menggunakan buku-buku tentang metode pendidikan

Islam dan buku-buku tafsir sebagai sumber data primer yang menjadi

acuan dasar penulis. Adapun buku tafsir yang penulis gunakan yaitu

tafsir Ibnu Katsir, tafsir al Maraghi, tafsir al Azhar serta tafsir al

Misbah.

2. Sumber data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber bukan asli

yang berisi informasi penunjang dari data yang dibutuhkan.5 Buku-buku

yang relevan dengan pendidikan dalam pembahasan penelitian ini.

2 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung : Alfabeta,

2008), h. 12. 3 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pedoman

Penulisan Skripsi. (Jakarta : FITK, 2015).

4 Suharsimi Arikunto, Op.Cit. h. 129.

5 M. Arifin, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995), h. 133.

Page 80: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

37

Dari beberapa sumber penelitian yang ada, penulis lebih banyak

menggunakan sumber primer sebagai rujukan utama yang kemudian diperkuat

dengan sumber sekunder.

C. Fokus Penelitian

Menurut Sugiyono, dalam penelitian kualitatif yang disebut dengan fokus

penelitian adalah batasan masalah.6Berdasarkan judul yang ditulis, dalam

penelitian ini penulis memfokuskan kajian tafsir mengenai metode pendidikan

Islam yang terkandung dalam Q.S. al-Maidah : 67, Q.S. an-Nahl : 125 dan Q.S.

al-Ahzab : 21 sesuai dengan data-data dan sumber-sumber yang relevan dan

bagaimana penerapan metode-metode tersebut.

D. Prosedur Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan jenis penelitian

kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang menggunakan data dan

informasi dengan bantuan bermacam-macam materi yang terdapat dalam

kepustakaan7. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data atau

informasi dari berbagai sumber pustaka yang kemudian disajikan dengan cara

baru atau untuk keperluan baru.

Dalam penelitian ini, bahan-bahan pustaka ini diperlukan sebagai sumber

ide untuk menggali pemikiran atau gagasan baru, sebagai bahan dasar untuk

melakukan deduksi, dari pengetahuan yang telah ada, sehingga kerangka teori

baru dapat dikembangkan, atau sebagai bahan untuk memecahkan suatu masalah.

Penelitian kepustakaan juga dapat dipahami sebagai penelitian teoritik dan

terkait pada values, tetapi tetap diperlukan keterkaitannya dengan empiris.8

6 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods),

(Bandung: Alfabeta, 2011), h. 287. 7 Sugiyono, Op.Cit. h. 12.

8 Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta : Rake Sarasin, 1996), h.

55.

Page 81: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

38

Dengan demikian, data yang diperoleh dari penelitian ini di deskripsikan apa

adanya kemudian dianalisis.

Selain itu, dalam menafsirkan ayat yang menjadi objek kajian dalam

penelitian ini, penulis juga menggunakan metode tafsir Tahlili. Metode tahlili atau

biasa disebut Baqir al-Shadr merupakan salah satu metode dalam menafsirkan al-

Qur’an dengan menjelaskan al-Qur’an dari berbagai seginya.9 Mulai dari kosa

kata, konotasi kalimat, latar belakang turunnya ayat, kaitannya dengan ayat lain,

baik sebelum maupun setelahnya, serta pendapat-pendapat yang telah diberikan

yang berkaitan dengan tafsiran ayat-ayat tersebut.10

Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan prosedur penelitian

sebagai berikut :

1. Tahap Menterjemahkan: Pada tahap ini penulis menterjemahkan ayat

yang ada. Tahap menterjemahkan dilakukan agar mempermudah dalam

tahap berikutnya, yaitu mengartikan kosakata.

2. Tahap Mengartikan Kosakata: Dalam melakukan mengartikan kosakata

penulis merujuk kepada berbagai kamus, seperti kamus al Munawwir

yang ditulis oleh Ahmad Warson Munawwir dan Kamus Mahmud

Yunus.Mengartikan kosakata ini perlu dilakukan karena untuk

mengetahui kata kunci yang akan mempermudah dalam mengamati

ayat.

3. Tahap Menafsirkan: Pada bagian ini penulis menafsirkan ayat-ayat yang

menjadi kajian pada penelitian ini. Dalam menafsirkan ayat, penulis

merujuk kepada berbagai buku tafsir, yaitu tafsir Ibnu Katsir, tafsir al

Maraghi, tafsir al Azhar serta tafsir al Misbah.

4. Tahap Mengamati: Pada bagian ini penulis mengamati dan

menganalisis ayat yang telah ditafsirkan. Setelah tahap ini selesai

kemudian ditulis dalam bentuk laporan.

9 Abuddin Nata, Studi Islam Komprehensif, (Jakarta : Kencana, 2011), h. 169

10

Quraisy Shihab, Membumikan al-Qur’an, (Bandung : Mizan, 1994), h. 68.

Page 82: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

39

Page 83: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

39

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN & PEMBAHASAN

A. Kajian Tafsir QS. Al-Maidah Ayat 67

1. Teks Ayat dan Terjemah Q.S. al-Maidah ayat 67

ا ا سل أ زل يا بهػ انش ك أ إن سبك ي إ ا حفعم نى سسانخ بهؽج ف الل

ك عص اناس ي إ ذي ل الل و انق انكافش

Artinya: Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu.

dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak

menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia.

Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.

(Q.S. al-Maidah : 67).1

2. Kosakata Q.S. al-Maidah ayat 67

a. بهغ : Sampaikanlah

Kata بهغ dalam kamus al Munawwir berasal dari kata ؼا–بهػ به yang berarti

matang atau masak. Selain itu bisa juga bermakna ابهػانخبشان yang بهػ

memiliki arti menyampaikan. Atau bisa juga bermakna بلغ yang berarti

ultimatum.2

b. ؼصك : Memeliharamu

Kata ؼصك berasal dari kata ا–عصى عص yang berarti mencegah atau

melarang. Kata ini juga bisa bermakna انعصى yang berarti pencegahan,

penjagaan, atau perlindungan.3

c. انكفس : Orang-orang kafir

1 Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta : Al Hadi Media Kreasi,

2015), h. 281 2 Ahmad Warson Munawwir, Al Munawwir, (Surabaya : Pustaka Progressif, 1997), h.

106. 3 Ibid, h. 938.

Page 84: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

40

Kata انكفس berasal dari kata كفشاا–كفش سا كف كفشا yang berarti menutupi

atau menyelubungi. Kata ini كفش bisa juga bermakna سخش yang juga memiliki

arti sama, yaitu menutupi.4

3. Asbabun Nuzul Q.S. al-Maidah ayat 67

Dalam tafsir Ibnu Katsir menyebutkan bahwa adapun asbabun nuzul ayat ini

adalah pada saat itu Allah berfirman sambil mengkhitabi hamba dan Rasul-Nya

Muhammad saw. dengan ungkapan “Rasul” dan menyuruhnya supaya

menyampaikan seluruh perkara yang dibawanya dari Allah. Kemudian Nabi

Muhammad saw. melaksanakan perintah itu dan menjalankan risalah dengan

sempurna.5

Dalam riwayat lain menyebutkan bahwa Ibnu Abu Hatim mengatakan

bahwa ketika ayat berikut diturunkan :6

ا ا سل أ زل يا بهػ انش ك أ إن سبك ي

Artinya: “Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari

Tuhanmu. (Q.S. al-Maidah : 67).

Kemudian Rasulullah bersabda

والله يا وزثنا زسىل الله صهى الله ػهه وسهى سىداء ف بضاء

Artinya: “Ya Tuhanku apa yang harus aku perbuat, sedangkan aku sendirian,

tentu mereka akan mengeroyokku”.

Kemudian setelah itu turunlah firman Allah SWT.

إ ا حفعم نى سسانخ بهؽج ف

Artinya: “...dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti)

kamu tidak menyampaikan amanat-Nya... (Q.S. al-Maidah: 67)

4 Ibid, h. 1217.

5 Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur‟an al-„Azhim, (Lebanon : Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 2008), h. 71.

6 Ibid, h. 72.

Page 85: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

41

Ibnu meriwayatkan dengan sanad yang sama mengatakan bahwa setelah itu

Allah berfirman:

الل ك عص اناس ي

Artinya: “Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia.. (Q.S. al-Maidah:

67).

Berkaitan dengan sebab turunnya surat al-Maidah ayat 67 ini, Quraish

Shihab dalam tafsir al-Mishbah mengutip pendapat Fakhrudin ar-Razi

mengatakan bahwa banyak riwayat yang menjelaskan mengenai sebab turunnya

surat al-Maidah ayat 67 ini. Namun yang perlu dipahami bahwa dalam ayat ini

Allah SWT. telah menjamin keselamatan Rasulullah saw. dari tipu daya dan

konspirasi jahat kaum Yahudi dan Nasrani, serta memerintahkan beliau supaya

berdakwah secara terang-terangan tanpa memperdulikan kaum mereka7.

4. Tafsir Q.S. al-Maidah ayat 67

Dalam tafsir al-Munir yang ditulis oleh Wahbah az-Zuhaili mengatakan

bahwa ayat ini berisi mengenai jawaban atas penilaian orang-orang yang

mengatakan bahwa Nabi Muhammad saw. menyembunyikan sesuatu dari perkara

agama dengan tujuan taqiyyah (melindungi diri). Selain itu, ayat ini juga menjadi

dalil yang menunjukkan kekeliruan pandangan seperti yang dikemukakan oleh

golongan ar-Rafidhah.8

Quraish Shihab dalam tafsirnya berpendapat bahwa ayat ini merupakan janji

dari Allah kepada Nabi Muhammad SAW bahwa ia akan dipelihara Allah dari

gangguan dan tipudaya orang-orang Yahudi dan Nasrani. Thahir bin Asyur juga

mengatakan bahwa ayat ini berupa peringatan kepada Rasulullah agar

menyampaikan ajaran agama tanpa menghiraukan kritik dan ancaman yang ada.9

Dalam tafsir al Azhar dijelaskan bahwa surat al Maidah ayat 67 ini sebagai

salah satu ayat bahwa Allah tidak pernah manyeru Nabi langsung dengan nama,

7 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2009), hlm. 152.

8 Wahbah az-Zuhaili, Tafsir al-Munir Jilid 3 (Juz 5-6), terj. Abdul Hayyie al-Kattani, (Jakarta

: Gema Insani, 2016), h. 598-599.

9 M. Qurasih Shihab, Tafsir al-Misbah : Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an, (Jakarta :

Lentera Hati, 2002), h. 138-139.

Page 86: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

42

melainkan dengan sebutan tugas dan jabatannya saja, yaitu ااهاانسسم . Secara

tegas ayat ini berisi perintah dari Allah bahwasanya segala wahyu yang telah

diturunkan Allah hendaklah beliau sampaikan kepada umat.10

Imam al-Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa arti dari kata بهغ

adalah menyampaikan amanah kepada masyarakat secara terang-terangan. Hal ini

dikarenakan pada awal-awal penyebaran agama Islam, Nabi khawatir kepada

orang-orang musyrik di Mekkah. Kemudian Allah SWT memerintahkan untuk

menampakkan risalahnya dengan menurutkan surat al-Maidah ayat 67 ini. Dan

Allah memberitahu kepada Nabi bahwa Allah akan menjaga keselamatannya.11

Sedangkan dalam bahasa Arab, kata بهغ berarti sampai, mengenai sasaran,

atau mencapai tujuan. Sehingga bila kata ini dikaitkan dengan قىل (ucapan), maka

kata بهغ memiliki arti fasih, jelas maknanya, terang, serta tepat dalam

mengungkapkan apa yang dikehendaki.12

Kata بهػ memiliki bentuk masdhar yaitu kata حبهػ yang juga berarti

menyampaikan. Perbedaannya adalah kata بهػ berarti menyampaikan secara jelas

dan gamblang, sedangkan kata حبهػ bermakna menyampaikan secara sembunyi-

sembunyi.13

Ayat ا أهاانسسم بهغ mengandung pengertian mengenai bantahan atas

penilaian orang-orang yang mengatakan bahwa nabi Muhammad saw.

menyembunyikan sesuatu dari perkara agama dengan tujuan taqiyyah (melindungi

diri). Dengan adanya keternagan ini, maka ini membuktikan bahwa Nabi

Muhammad saw. tidak pernah merahasiakan sesuatu dari perkara agama

sedikitpun kepada seseorang.14

dalam tafsir Ibnu Katsir juga ditafsirkan sebagai والله ؼصك ي انناس

informasi bahwa Nabi Muhammad saw. adalah seorang yang dijamin sebagai

10

Hamka, Tafsir al-Azhar Juz 6, (Jakarta : Pustaka Panjimas, 1983), h. 142. 11

Al-Qurthubi, al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an (Tafsir al-Qurthubi), dalam Maktabah

Shameela. 12

Al-Qurthubi, al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an (Tafsir al-Qurthubi), dalam Maktabah

Shameela. 13

Al-Qurthubi, al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an (Tafsir al-Qurthubi), dalam Maktabah

Shameela. 14

Ahmad Mustafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi Juz XIV, terj. Bahrun Abu Bakar, dkk.

(Semarang, CV. Toha Putra Semarang, 1987). hlm. 84.

Page 87: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

43

orang yang makshum. Keterangan lain menyebutkan bahwa ayat ini turun setelah

terjadinya perang Uhud. Hal ini ditandai dengan adanya ayat ا الله لاهد انقىو انكافس

yang ditafsirkan bahwa Allah tidak akan membiarkan orang-orang kafir

merealisasikan rencana dan keinginan jahat mereka untuk membinasakan

Rasulullah saw.15

B. Kajian Tafsir QS. An-Nahl Ayat 125

1. Teks Ayat dan Terjemah Q.S. an-Nahl ayat 125

ت سبك سبم إنى ادع عظت بانحك ان انحست جادنى بانخ أحس إ

سبك أعهى ضم ب ع سبه أعهى خذ بان

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya

Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-

Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

(Q.S. an-Nahl : 125)”16

2. Kosakata Q.S. an-Nahl ayat 125

a. ادع : Mengajak / Menyeru

) kata ini berasal dari kata ادع ة–دعا دع دعاء ) yang berarti memanggil, atau

mengundang.17

berarti orang yang داع .memiliki arti mengajak kepada دعاانى

menyeru atau yang memanggil.18

Maksud dari kata ini adalah ajakan atau

seruan yang diperintahkan kepada Nabi Muhammad SAW. dari Allah SWT.

untuk mengajak umat manusia ke jalan yang ditunjukkan oleh Allah SWT.

b. بانحكت : Bijaksana

15

Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur‟an al-„Azhim, Op.Cit. hlm. 80. 16

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta : Al Hadi Media

Kreasi, 2015), h. 119.

17 Ahmad Warson Munawwir, Al Munawwir, (Surabaya : Pustaka Progressif, 1997), h.

406.

18

Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta : PT. Hidakarya Agung, 1990), h.

127.

Page 88: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

44

) kata ini berasal dari بانحكت حك–حكى ا يتحك ) yang berarti memimpin, atau

memerintah.19

Selain itu, kata ت berarti mengetahui kebenaran atau yang حك

benar.20

Adapun yang dimaksud hikmah disini adalah segala sesuatu yang

apabila digunakan akan mendatangkan kemudahan, serta menghalangi

terjadinya mudharat.

c. انىسبمسبك : Menuju Jalan Tuhanmu

) berasal dari kata انىسبمسبك مجسبم سب ) yang berarti jalan raya. سب berasal

dari kata ( –سب سبا–شب ) yang berarti mengasuh, atau memimpin.21

Sedangkan سب berarti Tuhan, atau yang mempunyai. Jadi, yang dimaksud

dengan انىسبمسبك dalam ayat ini adalah kembali ke jalan Allah SWT. yakni

kembali ke agama Allah SWT. sebagaimana yang telah diserukan oleh Nabi

Muhammad SAW.

d. جذل : Bantahan

فجادلجذلجذلجذلجذلجذل berasal dari kata جذل yang berarti membantah

atau bisa juga bermakna threw down atau melempar dengan cepat atau

menghempaskan.22

e. يعظت : Pelajaran

yang berarti preached yang memiliki makna عظ berasal dari kata يعظت

mengajarkan. Kata عظ juga bisa bermakna took warning form atau obeyed

yang berarti mematuhi. Atau dalam literatur lain menunjukkan bahwa عظ

bermakna menasihati dengan cara-cara yang baik dan lemah lembut.23

19 Ahmad Warson Munawwir, Al Munawwir, Op.Cit. h. 286.

20

Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, Op.Cit. h. 106-107.

21

Ibid., h. 162. 22

Lihat Habib Anthony Salmone (An Advanced Learner’s Arabic-English Dictionary,

1880). Dalam The Arabic Lexicon جذل http://arabiclexicon.hawramani.com diakses pada tanggal

19 Juni 2020. 23

Lihat Habib Anthony Salmone (An Advanced Learner’s Arabic-English Dictionary,

1880). Dalam The Arabic Lexicon يعظت http://arabiclexicon.hawramani.com diakses pada

tanggal 19 Juni 2020.

Page 89: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

45

3. Asbabun Nuzul Q.S. an-Nahl ayat 125

Imam al Jalalain dalam tafsir Jalalain mengatakan bahwa adapun sebab

turunnya ayat ini yaitu, ayat ini diturunkan sebelum diperintahkan untuk

memerangi orang-orang kafir. Dan diturunkan ketika Hamzah gugur dalam

keadaan tercincang. Ketika Nabi Muhammad saw. melihat, beliau bersumpah

seraya bersabda : “sungguh aku bersumpah akan membalas tujuh puluh orang dari

mereka sebagai penggantimu”.24

As-Suyuthi dalam tafsir al-Munir karya Wahbah az-Zuhaili menyatakan

bahwa terdapat dua riwayat mengenai penurunan surat ini. Riwayat pertama

mengatakan bahwa surat ini turun pada kejadian Fathu Mekah, sementara riwayat

lain mengatakan bahwa surat ini turun pada kejaidan Uhud.

Sementara itu jumhur ulama tafsir sepakat bahwa ayat ini termasuk ayat

Madaniyyah yang diturunkan berkenaan dengan tindakan mutilasi yang dilakukan

terhadap jasad Hamzah pada peristiwa perang Uhud. Kejadian ini juga dijelaskan

dalam Shahih Bukhari dan dalam kitab sirah.25

Jadi, sebab turunnya surat an-Nahl ayat 125 adalah ketika Hamzah gugur

dalam perang dan jasadnya dicabik-cabik oleh orang kafir dan Rasulullah

bersumpah akan membalas tujuh puluh orang dari golongan mereka sebagai

penggantinya.

4. Tafsir Q.S. an-Nahl ayat 125

Pada Q.S. An-Nahl ayat 125, ayat ini diawali dengan fi‟il amr yaitu

tergambar dalam kata ادع yang berasal dari kata دع دع دػىة yang memiliki arti

mengajak, menyeru, dan memanggil.26

Dalam tafsir al maraghi menjelaskan

bahwa Rasulullah saw. diperintahkan untuk menyeru orang-orang kepada syariat

yang telah ditentukan oleh Allah SWT.27

24 Imam Jalaluddin al-Mahalli dan Imam Jalaluddin as-Suyuthi, Tafsir Jalalain Berikut

Asbabun Nuzul Jilid 2, terj. Tafsir Jalalain oleh Bahrun Abu Bakar, (Bandung : Sinar Baru

Algensindo, 2000), Cet. VI, h. 1117.

25

Wahbah az-Zuhaili, Tafsir al-Munir Jilid 7 Juz 13-14), (Jakarta : Gema Insani, 2014), h.

509-511.

26

Ahmad Warson Munawwir, alMunawwir, (Surabaya : Pustaka Progressif, 1997), h. 406.

27

Ahmad Mustafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi Juz XIV, h. 289.

Page 90: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

46

“Kepada jalan Tuhanmu” adalah kepada syariat Tuhanmu

yang ditetapkan-Nya bagi makhluk-Nya, yaitu Islam.28

Bahwa Allah Swt.

memberikan pedoman kepada Rasul-Nya tentang cara bagaimana mengajak

manusia ke jalan Allah. Jalan Allah disini maksudnya ialah agama Allah yakni

syariat Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Ibnu Jarir sebagaimana yang terdapat dalam tafsir al-Qur‟an al-„adzhim

yang ditulis oleh Ibnu Katsir mengatakan bahwa seruan atau ajakan itu berupa

wahyu yang diturunkan kepada manusia yaitu al-Qur’an dan Sunnah, pelajaran

yang baik, serta semua kejadian yang terkandung di dalamnya berupa kejadian-

kejadian yang menimpa manusia di masa lalu.29

Sedangkan dalam tafsir al-Misbah yang ditulis oleh Quraish Shihab

menjelaskan bahwa ayat ini berisi tentang perintah kepada Nabi Muhammad saw.

agar mengikuti Nabi Ibrahim as dan kemudian memerintahkan untuk menyeru

semua orang kepada jalan yang ditunjukkan oleh Allah SWT.30

Dalam kitab tafsirnya, Quraish Shihab juga menjelaskan bahwa terdapat 3

macam metode dakwah yang harus disesuaikan dengan pesertanya. Ketiga macam

metode itu diantaranya :

Pertama, jika pesertanya adalah orang yang memiliki pengetahuan yang

tinggi, maka proses penyampaian materi dilakukan dengan metode hikmah. yaitu

metode penyampaian yang terbebas dari kesalahan dan kekeliruan. Atau bisa juga

diartikan sebagai dialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat kepandaian

peserta.31

Sementara itu, Hamka dalam tafsir al-Azhar menjelaskan bahwa hikmah

berarti bijaksana, artinya bijaksana dalam berpikir, bertingkah laku, serta dalam

mengeluarkan perkataan.32

Kedua, jika pesertanya adalah kaum awam, maka proses penyampaian

materi dilakukan dengan metode mau‟izhah. Yaitu memberikan nasihat dan

28

Ibid, h. 289

29 Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur‟an al-„Azhim, h. 102.

30

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, (Jakarta : Lentera Hati, 2002), h. 774.

31

Ibid, h. 775.

32

Hamka, Tafsir al-Azhar, Op.Cit . h. 321.

Page 91: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

47

perumpamaan yang menyentuh jiwa sesuai dengan taraf pengetahuan peserta yang

sederhana.

Dalam tafsir al-Misbah al-mau‟izhah diambil dari kata عظ yang berarti

nasihat. Sedangkan secara istilah, Quraish Shihab menjelaskan bahwa mau‟izhah

berarti uraian yang menyentuh hati yang mengantarkan kepada kebaikan.33

Ketiga, jika pesertanya adalah Ahl al-Kitab atau penganut agama lain maka

diperintahkan dengan menggunakan metode Jidal atau perdebatan dengan cara

yang terbaik, yaitu dengan logika dan retorika yang halus, lepas dari kekerasan

dan umpatan.

Dari ketiga metode penyampaian tersebut, jika diperhatikan terdapat

perbedaan secara penulisan. Yaitu kata mau‟izhah disifati dengan kata حسنت atau

baik. sedangkan kata Jidal disifati dengan kata أحس yang berarti yang terbaik.

Sementara kata Hikmah tidak disifati. Ini menunjukkan bahwa kata Hikmah yang

tidak disifati memiliki makna mengenai sesuatu mengenai kebenaran berdasarkan

ilmu dan akal.

Selain itu, Hamka dalam kitab tafsirnya menjelasakan bahawa penyebutan

kata mau‟izatul hasanah juga bermakna memberikan pesan yang baik atau

memberikan pengajaran yang baik34

. Dalam hal ini penyampaian mau‟izatul

hasanah akan masuk ke dalam hati seseorang karena dalam pelaksanaannya

penyampaiannya selain menggunakan hati juga berdasarkan pengalaman.

Penyebutan urutan ketiga metode ini sangat tepat, yaitu dimulai dengan

hikmah yang dapat disampaikan tanpa syarat, disusul dengan mau‟izhah dengan

syarat hasanah yang terdiri dari dua macam, yaitu baik dan tidak baik. Serta jidal

yang terdiri dari tiga macam, yaitu buruk, baik, dan terbaik.35

33 M. Quraish Shihab, Op.Cit, h. 775.

34 Hamka, Tafsir Al-Azhar, Juzu‟ 13 dan Juzu‟ 14, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 2004), h.

321.

35

Ibid., hlm. 776-777 .

Page 92: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

48

C. Kajian Tafsir QS. Al-Ahzab Ayat 21

1. Teks Ayat dan Terjemah Q.S. al-Ahzab ayat 21

نقذ سسل ف نكى كا ة الل حست أس ن شج كا و الل ان خش ركش ا كثشا الل

Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang

baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (Q.S. al-Ahzab : 21).36

2. Kosakata Q.S. al-Ahzab ayat 21

a. حسنت : Yang baik

Kata ini berasal dari kata ( –حس حسا–حس ) yang berarti baik, cantik atau

bagus.37

memiliki حستجحساث .berarti membaguskan, membuat bagus حس

arti perbuatan yang baik atau kebaikan.38

b. وذكسالله كثسا : dan Dia banyak menyebut Allah

حزكاسا–ركش ) kata ini berasal dari kata ذكس ركشا ) yang berarti menyebut atau

mengucapkan.39

Sedangkan kata كثسا berasal dari kata ش انكث ج yang انكثاس

berarti yang banyak, atau sering.40

c. اسىة : Contoh

Kata اسىة berasal dari kata سي yang berarti equal atau similiarity yang

bermakna sama. Dalam literatur lainnya kata اسىة bisa juga bermakna made

equal.41

36

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta : Al Hadi Media

Kreasi, 2015), h. 420.

37 Ahmad Warson Munawwir, al Munawwir, h. 264.

38

Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, h. 203.

39

al Munawwir, Op.Cit. h. 448.

40

Ibid. h. 1192. 41

Lihat Habib Anthony Salmone (An Advanced Learner’s Arabic-English Dictionary,

1880). Dalam The Arabic Lexicon يعظت http://arabiclexicon.hawramani.com diakses pada

tanggal 19 Juni 2020.

Page 93: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

49

3. Asbabun Nuzul Q.S. al-Ahzab ayat 21

Dalam kitab-kitab tafsir tidak dijelaskan secara khusus mengenai sebab

turunnya surat al-Ahzab ayat 21 ini. Dalam tafsir al-Munir karya Wahbah az-

Zuhaili hanya menjelaskan mengenai sebab turunnya surat al-Ahzab ayat 9, ayat

12 dan ayat 23. Namun, secara umum surat al-Ahzab ayat 21 ini turun berkaitan

dengan adanya perintah Allah SWT. supaya mencontoh, meniru, dan meneladani

Nabi Muhammad saw. pada kejadian perang Ahzab.

Quraish Shihab dalam tafsirnya menyatakan bahwa ayat ini diturunkan

kepada orang-orang yang beriman untuk memuji sikap mereka karena telah

meneladani Nabi Muhammad saw. Ayat ini menyatakan bahwa : Seseungguhnya

telah ada bagi kamu pada diri Rasulullah saw., suri tauladan yang baik bagi

kamu, yakni bagi orang-orang yang senantiasa mengharap rahmat dan kasih

sayang Allah dan kebahagiaan hari kiamat serta teladan bagi mereka yang

berdzikir mengingat kepada Allah dan menyebut nama-Nya yang banyak baik

dalam keadaan sussah maupun senang.42

4. Tafsir Q.S. al-Ahzab ayat 21

نقذ سسل ف نكى كا ة الل حست أس ن شج كا و الل ان خش ركش ا كثشا الل

Dalam tafsir al-Misbah karya Quraish Shihab mendefinisikan kata نقذ laqad

merupakan kecaman dari Allah SWT. kepada orang-orang munafik yang mengaku

memeluk Islam, tetapi tidak mencerminkan ajaran Islam. Seakan-akan ayat ini

mengatakan “Kamu telah melakukan aneka kedurhakaan, padahal sesungguhnya

di tengah kamu semua ada Nabi Muhammad saw yang mestinya kamu

teladani”43

.

Sedangkan dalam tafsi Ibnu Katsir, ayat ini berisi mengenai firman Allah

SWT. kepada orang-orang yang merasa khawatir, gelisah, dan guncang dalam

menghadapi urusan mereka menghadapi perang Ahzab.

42 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah Volume 10, h. 438.

43

Ibid, h. 439.

Page 94: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

50

نقذ سسل ف نكى كا ة الل حست أس ن

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik... (Q.S.

al-Ahzab : 21)

Dalam ayat ini Allah seakan bertanya kenapa kalian tidak meniru dan

mengikuti jejak sifatnya?. Dalam tafsir al-Misbah dijelaskan bahwa kata أسة

berarti teladan. Pakar tafsir Zamakhsyari dalam menafsirkan ayat di atas

mengatakan bahwa terdapat dua keteladanan yang terdapat pada diri Rasul.

Pertama, dalam arti kepribadian beliau secara totalitasnya adalah teladan. Kedua

dalam arti terdapat dalam kepribadian beliau hal-hal yang patut diteladani.44

Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menjelaskan bahwa surat al-Ahzab

ayat 21 ini berisi perintah agar meniru perilaku Nabi Muhammad SAW. seperti

yang tergambar dalam perang Ahzab. Sikap Rasul yang tergambar dalam perang

Ahzab yaitu kesabaran, keteguhan hati, kesiagaan, perjuangan, serta sikap

sabarnya dalam menanti jalan keluar dari Allah SWT.45

Imam al-Qurthubi sebagai ulama dalam bidang tafsir dan hukum

menjelaskan mengenai makna keteladanan dalam diri Rasulullah saw. Ia

mengungkapkan bahwa dalam soal agama, keteladanan itu merupakan hal yang

wajib, tetapi dalam soal keduniaan keteladanan ini menjadi sebuah anjuran.

Artinya, dalam soal agama, Rasulullah saw. wajib diteladani selama tidak ada

bukti yang menunjukkan bahwa ia adalah anjuran.

Sementara pendapat lain bahwa dalam persoalan-persoalan keduniaan,

Rasulullah saw. telah menyerahkan sepenuhnya kepada para pakar dalam bidang

masing-masing. Sehingga kata uswah atau keteladanan terhadap Rasullah saw.

sebagaimana yang dimaksudkan dalam ayat ini bukan dalam hal-hal yang

berkaitan dengan masalah keduniaan.46

Namun, ulama lain seperti al-Biqa’i tidak

sependapat dengan pendapat tersebut.

44 Ibid, h. 439.

45

Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur‟an al-„Azhim, h. 539.

46

M. Quraish Shihab, Op.Cit., h. 440.

Page 95: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

51

Imam Sulaiman bin Umar mengemukakan bahwa perbedaan dalam meniru

perilaku Nabi tersebut menimbulkan dua pandangan. Pandangan pertama

mengatakan bahwa pandangan pertama adalah wajib, hingga ada indikasi yang

mengarah pada hukum sunnah. Pandangan kedua adalah sunnah, hingga ada

indikasi ke wajib. Sehingga dari kedua pandangan ini, Imam Sulaiman bin Umar

menyimpulkan bahwa meniru Rasulullah adalah wajib dalam urusan agama dan

sunnah dalam urusan keduniawian.47

Sedangkan Imam Musthafa al Maraghi mengatakan bahwa mencontoh dan

mengikuti Nabi adalah wajib dalam amal perbuatannya, dan hendaknya berjalan

sesuai dengan petunjuknya, jika ingin mendapatkan pertolongan dari Allah SWT.

pada hari kiamat.48

Benar ataupun tidaknya pendapat para sahabat tersebut, pada hakikatnya

menunjukkan bahwa para sahabat sendiri memilah-milah ucapan dan perbuatan

Nabi Muhammad Saw. ada yang dirasa wajib untuk diikuti dan ada pula yang

hanya bersifat anjuran. Atau ada yang dianggap sesuai dan ada pula yang mereka

usulkan untuk ditinjau kembali.

Namun demikian, tidak mudah untuk memisahkan atau memilah mana

perkataan atau pekerjaan yang bersumber dari kedudukan beliau sebagai Rasul

dan mana pula perkataan atau perbuatan yang bersumber dari kedudukan lainnya.

Dalam potongan ayat selanjutnya disebutkan :

شج كا و الل ان خش ركش ا …كثش الل

...(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari

kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (Q.S. al-Ahzab : 21)

Ayat ini berisi mengenai penjelasan tentang orang-orang yang ingin

meneladani Rasulullah saw. bahwa terdapat dua hal untuk meneladani Rasulullah

saw. yaitu dzikir kepada Allah dan selalu mengingat-Nya.

47 Imam Sulaiman bin Umar al Ajyay asy Syafi’i asy Syahir bil Jamal, al Futuuhaat al

Ilahiyyah Bi Taudhihi Tafsiri al Jalalain Lidaqaaiq al Khafiyah, Juz 7, (Beirut : Dar al Kitab al

Ilmiyah, 1204 H), h. 162.

48

Ahmad Mustafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, Op.Cit. h. 277.

Page 96: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

52

Kemudian dalam ayat berikutnya (Surat al-Ahzab ayat 22), Allah

menyebutkan mengenai hamba-hamba-Nya yang beriman serta membenarkan

janji Allah kepada mereka, yang pada akhirnya Allah akan memberikan sesuatu

yang baik di dunia maupun di akhirat bagi mereka.

D. Metode Pendidikan Islam yang terkandung dalam Al-Qur’an Surat Al-

Maidah Ayat 67 dan Penerapannya

Metode pendidikan Islam yang terdapat dalam surat al-Maidah ayat 67

adalah tabligh (menyampaikan tanpa menutup-nutupi) merupakan metode

pendidikan yang terdapat dalam al-Qur’an.49

Ini menunjukkan bahwa al-Qur’an

memberikan wawasan tentang metode pendidikan Islam yang dapat diterapkan

dalam pembelajaran. Bagi seorang pendidik, tabligh diartikan dengan

menyampaikan materi dengan seksama tanpa adanya kekurangan. Ini bertujuan

agar ilmu atau materi yang disampaikan bersifat akurat.

Kata tabligh dalam surat al-Maidah ayat 67 ini diartikan sebagai metode

pendidikan dengan metode ceramah. Metode ceramah diartikan sebagai sebuah

metode mengajar dengan menyampaikan informasi atau pengetahuan secara lisan

kepada para siswa yang mengikuti pembelajaran.50

Dalam sumber yang lain disebutkan bahwa metode tabligh atau ceramah

merupakan suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan

atau menyampaikan materi ajar atau menyampaikan tentang suatu persoalan atau

masalah secara lisan.51

Metode ceramah bisa juga disebut sebagai metode kuliah atau pidato, yang

berarti sebagai sebuah cara melaksanakan pengajaran yang dilakukan guru secara

monolog atau satu arah. Dalam metode ini siswa hanya bertugas untuk menyimak

sambil mencatat materi yang disampaikan guru.

49 Zulfikar Ali Buto, “Wawasan al-Qur‟an Tentang Metode Pendidikan” Jurnal Tarbiyah

Vol. 25 No. 1, IAIN Lhokseumawe, h. 183.

50

Pupuh Fathurrohman & M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung : Refika

Aditama, 2007), h. 61.

51

Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta,

2010), h. 97.

Page 97: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

53

Dalam konteks komunikasi pembelajaran, makna tabligh yang terdapat

dalam surat al-Maidah ayat 67 diartikan sebagai komunikasi pembelajaran yang

efektif. Agar terciptanya suatu komunikasi yang efektif, maka terdapat dua hal

yang perlu diperhatikan. Pertama, menyesuaikan gaya bicara antara guru dengan

murid. Yang kedua, komunikasi yang efektif terjadi ketika seorang guru tidak

hanya menyentuh akal pikiran dari siswa, tapi juga dapat menyentuh hati siswa

sekaligus.

Dari beberapa paparan mengenai definisi metode ceramah di atas, metode

ceramah juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Berikut merupakan

paparan mengenai kelebihan dan kekurangan metode ceramah :52

1. Kelebihan metode ceramah

Metode ceramah memiliki beberapa kelebihan, diantaranya :

a. Guru dapat dengan mudah menguasai kelas.

b. Guru dapat dengan mudah mengorganisasikan tempat duduk atau

mengorganisasikan kelas.

c. Guru dapat diikuti oleh siswa dalam jumlah yang besar.

d. Guru dapat dengan mudah mempersiapkan dan melaksanakan

pembelajaran.

e. Guru dapat menerangkan pembelajaran dengan baik dan lengkap.

Dari beberapa kelebihan metode ceramah di atas, menunjukkan bahwa

metode ceramah atau tabligh termasuk metode pendidikan Islam. Bahkan jauh

sebelum adanya teori-teori pendidikan muncul, metode ceramah ini telah

digunakan oleh Nabi dan para sahabat sebagai salah satu metode dalam

menyebarkan Islam.

1. Kelemahan metode ceramah

Selain memiliki kelebihan, metode ceramah juga memiliki beberapa

kelemahan, diantaranya :

a. Siswa dapat dengan mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-

kata)

52 Ibid, h. 97-98.

Page 98: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

54

b. Siswa dengan tipe belajar auditif akan menerima materi lebih

banyak dibanding dengan siswa dengan tipe visual dan kinestetik

c. Bila metode ini digunakan terlalu lama, maka siswa akan cepat

bosan

d. Metode ceramah juga bisa membuat siswa menjadi pasif.

Dari penjelasan mengenai kelebihan dan kelemahan metode ceramah di atas,

maka dapat dipahami bahwa metode ini juga sangat penting dalam pelaksanaan

pendidikan. Namun, penggunaan metode ceramah ini juga perlu dikombinasikan

dengan metode lain, agar dalam pelaksanaannya siswa tidak cepat merasa bosan.

Dari pemaparan mengenai tafsir dan metode pendidikan yang terkandung

dalam surat al-Maidah ayat 67 di atas, maka pada dasarnya terdapat 3 hal yang

terkandung dalam surat ini, yaitu :53

1. Allah memerintahkan umatnya agar senantiasa menyampaikan amanah,

seperti Rasulullah yang diberi tugas untuk menyampaikan wahyu.

2. Guru termasuk pewaris rasul dan juga memiliki tugas menyampaikan

ilmu pengetahuan kepada peserta didik.

Dalam menghadapi masalah dan rintangan apapun, guru dituntut agar tetap

menjalankan tugas dan perannya sesuai dengan amanah yang telah diterimanya.

Metode pendidikan berdasarkan surat al-Maidah adalah metode tabligh

atau ceramah. Metode ini dinilai efektif karena materi disampaikan secara

langsung oleh guru. Guru dan murid dapat bertatap muka secara langsung.

Dengan begitu, akan terciptanya hubungan emosional yang baik antara guru

dengan murid. Membangun kedekatan emosional menjadi penting untuk

dilakukan, hal ini guna mempermudah dalam proses pembelajaran. Dalam teori

belajar, membangun kedekatan atau connectionism menjadi posisi yang utama

sebelum classical conditioning, contiguous conditioning, serta operant

conditioning.54

53 M. Irham Khaerullah, “Implikasi Q.S. al-Maidah ayat 67 Tentang Tugas dan Peran Guru

dalam Menyampaikan Amanah”. Prosiding Pendidikan Agama Islam, ISSN 2460 6413, h 55. 54

Muh. Hizbul Muflihin, dalam Jurnalnya yang berjudul “Aplikasi dan Implikasi Teori

Behaviorisme dalam Pembelajaran (Analisis Strategis Inovasi Pembelajaran)” h. 3.

Page 99: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

55

Dengan menggunakan metode ini juga, guru dapat menyampaikan secara

penuh materi pelajaran. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya, guru dituntut agar

mampu melakukan berbagai inovasi. Hal ini karena metode ceramah sering dinilai

lebih cocok digunakan untuk siswa yang memiliki kemampuan auditif yang

bagus. Perbedaan kemampuan belajar siswa menjadi alasan utama guru mesti

mampu melakukan inovasi dalam pembelajaran.

Dalam pelaksanaannya, metode ceramah cocok digunakan pada siswa

pada tingkat menengah atas (SMA). Hal ini karena siswa pada tingkat SMA

secara psikologis telah mampu berpikir secara kritis. Sedangkan untuk siswa RA,

SD, atau SMP masih berada dalam ranah pengembangan afeksi. Sehingga pada

tahap ini siswa seyogyanya diajarkan agar mampu melakukan kontrol terhadap

pemenuhan kebutuhan emosionalnya.55

Alasan lain yang menjadikan metode ceramah kurang tepat jika diterapkan

pada siswa tingkat RA, SD, atau SMP adalah bahwa, pada tingkatan ini siswa

belum siap untuk menerima berbagai macam aturan dalam belajar.56

Berbagai

aturan yang dibuat oleh guru seringkali menjadikan siswa sering diliputi oleh rasa

takut. Oleh karena itu, metode ceramah cocok jika digunakan pada siswa tingkat

SMA yang secara perkembangan kognitifnya telah cukup.

E. Metode Pendidikan Islam yang terkandung dalam Al-Qur’an Surat

An-Nahl Ayat 125 dan Penerapannya

Dari berbagai aspek yang terkandung di dalam surat An-Nahl ayat 125,

dapat dipahami hal-hal yang berkenaan dengan metode dakwah juga berkaitan

unsur-unsur pendidikan. Penulis menyimpulkan terdapat 3 metode pendidikan

yang menarik untuk diterapkan dalam proses belajar dan mengajar berdasarkan

kandungan surat an-Nahl ayat 125, yaitu:

1. Al-Hikmah

55

C. Asri Budiningsih, Belajar & Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2012), h. 7. 56

C. Asri Budiningsih, Ibid. h. 7.

Page 100: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

56

Secara bahasa hikmah berarti ilmu, keadilan, falsafah, kebijaksanaan,

dan uraian yang benar.57

Menurut Mustafa al-Maraghi dalam tafsirnya

mengatakan bahwa hikmah adalah perkataan yang kuat disertai dengan

dalil yang menjelaskan kebenaran dan menghilangkan kesalahpahaman.58

Dari pengertian hikmah di atas, maka dapat dipahami bahwa hikmah

berarti mengajak kepada jalan Allah dengan jalan keadilan dan

kebijaksanaan, selalu mempertimbangkan berbagai faktor dalam proses

belajar mengajar, baik faktor subyek, objek, sarana, media, maupun

lingkungan pengejaran.

Menurut M. Quraish Shihab menjelaskan arti kata mengenai ayat 125

yaitu kata hikmah yakni berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan

tingkat kepandaian mereka.59

Lebih lanjut beliau juga menjelaskan, bahwa

hikmah diartikan sebagai sesuatu yang bila digunakan atau diperhatikan

akan mendatangkan kemaslahatan dan kemudahan yang besar atau lebih

besar serta menghalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yang besar

atau lebih besar.60

Sehingga hikmah tidak perlu disifati dengan sesuatu

karena dari maknanya telah diketahui bahwa sesuatu yang mengena

kebenaran berdasar ilmu dan akal.

Berdasarkan berbagai penjelasan di atas, bahwa metode pembelajaran

bil hikmah diartikan sebagai metode pembelajaran yang menyampaikan

materi dengan cara berdialog menggunakan kata-kata bijak. Biasanya,

metode ini digunakan setelah guru memberikan suatu permasalahan

kepada siswa. Masalah diberikan kepada siswa, baik secara individu

maupun kelompok. Pada akhir pembelajaran, guru kemudian

menyampaikan hikmah atau pesan dari masalah yang diberikan tersebut.

Penggunaan metode ini membutuhkan pengetahuan yang luas dari

guru, akhlak yang baik, perkataan yang tepat dan baik, serta sikap adil dari

seorang guru. Ketika hal ini dimiliki oleh seorang guru, maka penerapan

57

Ahmad Warson Munawwir, Op.Cit., h. 287. 58

Ahmad Mustafa al-Maraghi, Op.Cit. h. 290. 59

Shihab, Tafsir Al-Misbah, Op.Cit.,h. 774 60

Shihab, Tafsir Al-Misbah, Ibid.,h. 774

Page 101: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

57

pembelajaran dengan menggunakan metode bil hikmah akan berjalan

dengan baik. Namun dalam pelaksanaan metode bil hikmah, guru juga

dituntut agar mampu memahami potensi atau karakter belajar peserta

didik. Hal ini karena, interaksi kominikasi guru dengan murid, atau antara

siswa satu dengan siswa laiannya dalam pelaksanaan metode ini sangat

penting. Hal ini mengingat bahwa komunikasi yang baik akan memberikan

kesan yang baik bagi peserta didik.

Dalam pelaksanaannya, metode ini cocok digunakan pada semua

tingkat pendidikan. Namun, nampaknya lebih cocok digunakan pada

tingkat RA, SD, atau SMP. Hal ini karena pada tingkat RA, SD, atau SMP

siswa masih berada pada tahap penanaman value (nilai) serta attitude

(sikap). Sementara pad tingkat SMA siswa telah masuk pada level

ubderstanding (pemahaman) serta pemberian knowledge (pengetahuan)61

.

Dengan demikian, penggunaan metode pembelajaran bil hikmah menjadi

solusi yang tepat.

2. Mau‟idzah Hasanah

Mau‟idzah Hasanah terdiri dari dua kata, yaitu Mau’idzah dan

Hasanah. Secara bahasa, al-Mau’idzah berarti nasehat, pendidikan, atau

pengajaran. Sedangakan Hasanah berarti baik. Jadi, Mau’idzah Hasanah

berarti pengajaran yang baik.

Dalam tafsir al-Maraghi Mau‟idzah Hasanah diartikan sebagai dalil-

dalil yang bersifat dzanni yang memberikan kepuasan kepada orang

awam.62

Sedangkan Ibnu Katsir menjelaskan Mau’idzah Hasanah sebagai:

}وانىػظت انحسنت{ أي: با فه ي انزواجس وانىقائغ بانناس ذكسهى بها،

نحرزوا بأس الله تؼانى.63

Mau‟idzah Hasanah diartikan sebagai pemberian peringatan kepada

manusia untuk mencegah dan menjauhi larangan sehingga manusia itu

61

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses Pendidikan), (Jakarta :

Kencana, 2006), Cet. 1, h. 70-71.

62

Ahmad Mustafa al-Maraghi, Ibid, h. 291.

63

Ibnu katsir, Op.Cit. h. 533.

Page 102: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

58

akan mengingat kepada Allah. Imam at-Thabari dalam tafsirnya

mendefinisikan Mau’idzah Hasanah sebagai )ىػظت انحسنت قىل: وبانؼبس )وان

yaitu perumpaan yang indah yang berasal dari kitab Allah sebagai انجهت

hujjah64

.

Berdasarkan beberapa pengertian Mau‟idzah Hasanah di atas, maka

dapat dipahami bahwa Mau‟idzah Hasanah merupakan prinsip dasar yang

seharusnya melekat dalam diri setiap guru. Dengan adanya prinsip ini

siswa tidak akan merasa digurui, walaupun sebenarnya sedang terjadi

proses mentransfer ilmu. Atau dengan kata lain, proses pembelajaran akan

lebih berkesan.

Berdasarkan beberap definisi dan penjelasan tersebut, maka metode

pembelajaran mau‟izah hasanah termasuk kedalam teori pembelajaran

humanistik. Kunci dari penerapan metode pembelajaran mau‟izah hasanah adalah

penyampaian materi dengan kata-kata yang sopan, halus, serta tidak menyakiti

hati siswa. Hal ini sesuai dengan prinsip dari pembelajaran humanistik yang lebih

mengutamakan teori kepribadian dan psikoterapi dari pada psikologi belajar itu

sendiri.65

Tujuan dari diterapkannya metode mauizah hasanah adalah untuk

menciptakan manusia yang dicita-citakan atau menjadi manusia yang ideal.

Dalam teori belajar lain, hal ini juga sama dengan teori meaning full learning atau

pembelajaran bermakna yang dikemukakan oleh Ausubel.66

Maka hal inilah yang

menjadi sebab dalam pelaksanaannya, seorang guru tidak diperkenankan berkata

kasar atau menyakiti hati seorang siswa.

Dalam pelaksanaannya, metode mau‟izah hasanah cocok diterapkan pada

semua jenjang pendidikan. namun, jika fokusnya pada penerapan karakter, maka

metode pembelajaran ini akan lebih tepat jika diterapkan pada tingkat RA dan SD.

Hal ini karena pada tingkat RA dan SD gelombang otak siswa masih sering pada

64 Muhammad Ibn Jarir al-Thabari, Jāmi‟ al-Bayan „an Ta‟wil ay al-Qur‟an (tafsir ath-

Thabari), (Dalam Maktabah Shameela). 65

C. Asri Budiningsih, Belajar & Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2012), h. 68. 66

C. Asri Budiningsih, Ibid, h. 43.

Page 103: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

59

tingkat Alpha bahkan Tetha. Gelombang otak Alpha maupun Tetha merupakan

gelombang otak yang baik untuk menyerap sebuah informasi67

. Gelombang ini

juga sering digunakan menanamkan karakter atau sifat yang baik.

Kaitannya dengan penerapan metode pembelajaran mau‟izah hasanah

adalah dengan konsep metode mau‟izah hasanah yang menekankan pada

pembentukan karakter, maka siswa pada tingkat RA dan SD merupakan tingkatan

yang paling baik untuk menerap kan metode pembelajaran mau‟izah hasanah.

3. Jadalah

Jadalah berasal dari kata Jadalah yang berarti perdebatan68

. Dapat

diartikan bahwa mujadâlah merupakan suatu upaya tukar pendapat

dengan berdiskusi yang dilakukan oleh dua pihak, tanpa menimbulkan

suasana yang melahirkan permusuhan diantara keduanya. Yang dimaksud

bertukar pikiran adalah mendorong agar berpikir secara benar melalui cara

yang terbaik. Jika diperhatikan lebih dalam, kalimat atau kata Jadala ini

banyak terdapat di dalam al-Qur’an, salah satunya dalam surat al-Kahfi

ayat 54

نقذ فا زا ف صش نهاس انقشآ يثم كم ي كا سا ء أكثش ال جذل ش

“…dan Sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam

Al Quran ini bermacam-macam perumpamaan. dan manusia adalah

makhluk yang paling banyak membantah.”

Bahkan di dalam al-Qur’an ada salah satu surat yang bernama al-

Mujadilah yang berarti perempuan-perempuan yang mengadakan gugatan.69

Namun, Mujadalah dalam dunia pendidikan dan pengajaran diartikan

sebagai metode diskusi. Atau bisa juga diartikan sebagai metode diskusi

ilmiah dengan cara lemah lembut dengan wajah yang penuh dengan

persahabatan dan hasilnya diserahkan kepada Allah SWT.

67

Munif Chatib, Gurunya Manusia, (Bandung : Mizan Pustaka, 2016), h. 88-89.

68 Ahmad Warson Munawwir, Op.Cit., h. 175.

69

Kementrian Agama RI, al-Qur‟an dan Terjemahannya, (Jakarta : al-Hadi Media Kreasi,

2015).

Page 104: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

60

Metode Mujadalah ini sebenarnya telah dicontohkan oleh Nabi Musa

dan Nabi Harun ketika berdiskusi dan berbantahan dengan Fir’aun,

sedangkan hasilnya dikembalikan kepada Allah. Metode diskusi dalam

proses pembelajaran bisa juga disebut sebagai metode dialog.

Metode ini sebenarnya lebih menekankan kepada pemberian dalil,

argumentasi dan alasan yang kuat. Para siswa akan berusaha mencari

potensi yang dimilikinya untuk mencari alasan yang mendasar dalam setiap

argumennya.

Berdasarkan beberapa definisi dan penjelasan di atas, metode jadalah

berarti pembelajaran dengan mengajak siswa untuk berdisukusi atau bertukar

pikiran. Metode ini termasuk dalam pembelajaran dengan pendekatan pada siswa

(Student centred approaches).70

Artinya, pembelajaran yang dilakukan mesti

berpusat pada siswa. Guru dalam hal ini hanya berperan sebagai fasilatator.

Metode pembelajaran jadalah lebih menekankan pada keaktifan siswa.

Hal ini sesuai dengan prinsip siswa sebagai subjek pendidikan, bahwa siswa

merupakan insan yang aktif, kreatif, dan dinamis dalam menghadapi

lingkungannya.71

Juga sesuai dengan prinsip guru sebagai organisator (pemimpin)

dalam pembelajaran sehingga terciptanya sebuah kondisi yang nyaman dan baik

dalam proses pembelajaran.72

Metode jadalah dalam pelaksanaannya melatih kreatifitas siswa serta

menajamkan analisis siswa. Namun, dalam hal ini seorang guru juga diminta agar

mampu memimpin diskusi agar berjalan dengan baik. Oleh karena itu

pengetahuan yang luas, keaktifan serta ketajaman analisis dari seorang guru juga

diperlukan. Hal ini dimaksudkan agar semua siswa terlibat dalam jalannya

diskusi.

Metode ini lebih tepat digunakan pada siswa tingkat atas atau SMA.

Bahkan, dengan dikeluarkannya kurikulum 2013 yang lebih memusatkan proses

70

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses Pendidikan),

(Jakarta : Kencana, 2006), Cet. 1, h. 127. 71

Wina Sanjaya, Ibid, (Jakarta : Kencana, 2006), Cet. 1, h. 136. 72

Wina Sanjaya, Ibid, (Jakarta : Kencana, 2006), Cet. 1, h. 136.

Page 105: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

61

pembelajaran pada siswa, metode diskusi banyak diterapkan pada semua tingkatan

pendidikan73

. Namun, hasil analisa penulis bahwa metode ini akan lebih tepat jika

digunakan pada tingkat SMA. Hal ini karena pada tingkatan ini, siswa SMA telah

mampu berpikir secara kritis dan dianggap telah matang dalam tahap

perkembangan kognitifnya.

F. Metode Pendidikan Islam yang terkandung dalam Al-Qur’an Surat Al-

Ahzab Ayat 21 dan Penerapannya

Metode pendidikan Islam yang terdapat dalam surat al-Ahzab ayat 21 adalah

metode uswah atau keteladanan. Surat al- Ahzab ayat 21 ini menjadi prinsip

utama dalam meneladani Rasulullah saw. baik dalam ucapan, perbuatan, maupun

perlakuannya. Dari tafsir yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya

menjelaskan bahwa ayat ini berisi mengenai perintah Allah kepada manusia agar

meneladani Nabi Muhammad saw. dalam peristiwa al-Ahzab, yaitu meneladani

kesabaran, serta penantiannya atas jalan keluar yang diberikan Allah.74

Secara bahasa keteladanan berasal dari kata “teladan” yang memiliki arti

patut ditiru atau patut dicontoh.75

Dari pengertian ini maka dapat dipahami bahwa

uswah hasanah itu dapat diartikan sebagai suatu perbuatan yang dapat ditiru atau

dicontoh seseorang dari orang lain yang memiliki nilai positif. Sehingga makna

keteladanan (uswah hasanah) disini adalah keteladanan yang dapat dijadikan

sebagai alat dalam pendidikan Islam yaitu berupa keteladanan yang baik yang

sesuai dengan pengertian “uswah hasanah”.

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, metode keteladanan ini

dapat diterpakan dalam dua bentuk, yaitu secara langsung (direct) maupun secara

tidak langsung (indirect). Penerapan keteladanan secara langsung (direct)

memiliki arti bahwa seorang pendidik benar-benar mengaktualisasikan dirinya

sebagai contoh teladan yang baik bagi peserta didik. Sedangkan penerapan

73

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Konsep dan Implementasi Kurikulumn

2013, (Jakarta : Kemendikbud, 2014), h. 25.

74 Muhammad Nasib ar-Rifa’i, Taisiru al-Aliyyul Qadir Li Ikhtishari Tafsir Ibnu Katsir., Terj.

Drs. Shihabudin, M.A., Kemudahan Dari Allah Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid 3, (Jakarta :

Gema Insani Pres, 1989), h. 841.

75

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke-2,

(Jakarta : Balai Pustaka, 1995), Cet. 4, h. 221.

Page 106: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

62

keteladanan secara tidak langsung (indirect) memiliki arti bahwa pendidik

memberikan teladan kepada peserta didik dengan menceritakan kepada peserta

didik mengenai kisah-kisah para Nabi, riwayat orang-orang besar, maupun para

pahlawan dan syuhada. Hal ini bertujuan agar peserta didik menjadikan para

tokoh tersebut sebagai suri tauladan dalam kehidupan mereka.76

Berkaitan dengan keteladanan, Ahmad Tafsir dalam bukunya Ilmu

Pendidikan dalam Perspektif Islam menjelaskan bahwa salah satu syarat menjadi

pendidik dalam pendidikan Islam adalah harus berkesusilaan. Syarat ini penting

untuk dimiliki oleh setiap pendidik dalam melaksanakan tugasnya, khususnya

dalam pengajaran.77

Hal ini menunjukkan bahwa seorang pendidik tidak mungkin memberikan

contoh-contoh kebaikan jika ia sendiri tidak memiliki perangai yang baik. Atau

dengan kata lain, seorang pendidik baru bisa memberikan teladan yang baik bagi

peserta didik, jika ia telah menghiasi dirinya dengan perilaku dan akhlak yang

terpuji.

Dari penjelasan yang singkat ini, maka dapat dipahami bahwa metode

uswah adalah metode pendidikan yang diterapkan dengan cara memberikan

contoh-contoh atau teladan yang baik yang berupa perilaku nyata, khususnya

dalam hal ibadah dan akhlak.

Dalam pelaksanaannya, metode keteladanan (uswah hasanah) ini memiliki

kelebihan dan kelemahan. Diantara kelebihan dan kelemahan itu adalah :

1. Kelebihan metode keteladanan

Kelebihan penggunaan metode keteladanan (uswah hasanah) diantaranya :

a. Akan memudahkan peserta didik dalam menerapkan ilmu yang

dipelajarinya di sekolah. Seorang pendidik tidak hanya memberikan

materi ketika dikelas saja, tapi juga memberikan materi diluar kelas.

Materi-materi yang diberikan diluar kelas merupakan materi aplikatif

76 Taklimudin dan Febri Saputra, “Metode Keteladanan Pendidikan Islam dalam Perspektif

Qur‟an”. Jurnal Pendidikan Islam Vol.3 No.1, STAIN Curup 2018, h. 3.

77

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya, 1994), Cet. 2. h. 46.

Page 107: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

63

dalam hal bergama, seperti penanaman akidah, tatacara beribadah,

penanaman akhlak atau pun materi lainnya.

b. Dapat memudahkan pendidik dalam mengevaluasi hasil belajar

peserta didik.

c. Tujuan pendidikan lebih terarah dan dapat tercapai dengan baik.

Seorang pendidik harus memberikan contoh perilaku yang sesuai

dengan materi yang diajarkan di kelas. Dengan demikian, tujuan

pendidikan akan dengan mudah untuk dicapai dan menjadikan peserta

didik menjadi pribadi yang bertaqwa serta berilmu pengetahuan.

d. Dengan diberlakukannya keteladanan dalam lingkungan di sekolah,

keluarga, dan masyarakat, maka akan menciptakan situasi yang baik.

Sekolah, keluarga, dan lingkungan masyarakat merupakan elemen yang

paling berpengaruh dalam pembentukan watak dan karakter peserta

didik. Oleh karena itu perlu adanya keteladanan yang positif dari

sekolah, keluarga, dan lingkungan masyarakat.

e. Keteladanan yang ditunjukkan oleh seorang pendidik akan menciptakan

hubungan yang harmonis antara pendidik dengan peserta didik.

Keteladanan yang ditunjukkan dengan sikap penuh kasih sayang yang

ditunjukkan pendidik akan menimbulkan rasa empati dan sikap saling

menghormati sehingga timbul keharmonisan antara pendidik dengan

peseta didik.

f. Secara tidak langsung seorang pendidik dapat menciptakan materi yang

akan diajarkan kepada peserta didik. Keteladanan bukan hanya sebagai

metode pendidikan biasa, akan tetapi dapat juga menjadi sebuah materi

yang aplikatif yang diajarkan di kelas.

g. Akan mendorong seorang pendidik agar selalu berbuat baik karena akan

selalu dicontoh oleh peserta didiknya. Dalam metode keteladanan,

segala sesuatu yang melekat dalam diri seorang pendidik menjadi

Page 108: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

64

sebuah pengetahuan yang akan diserap oleh peserta didik. Untuk itu,

seyogyanya seorang pendidik mesti memiliki gesah yang baik.78

Dari beberapa kelebihan yang telah dipaparkan di atas, maka dapat

dikatakan bahwa metode keteladanan memiliki peranan yang sangat penting

dalam upaya mewujudkan pendidikan Islam. Karena dalam metode keteladanan,

selain mengajarkan peserta didik secara teoritis, pendidik juga dapat melihat

secara langsung bagaimana peserta didik mengamalkan materi pendidikan yang

telah dipelajari selama proses belajar mengajar berlangsung.

2. Kelemahan metode keteladanan

Selain memiliki kelebihan seperti yang telah dipaparkan di atas, metode

keteladanan juga memiliki beberapa kekurangan, diantaranya :

a. Jika dalam proses belajar mengajar tokoh yang diteladani tidak baik,

maka peserta didik akan cenderung mengikuti hal-hal yang tidak baik

pula.

b. Jika dalam proses belajar mengajar hanya memberikan teori tanpa

diikuti dengan implementasinya, maka tujuan pembelajaran akan sulit

untuk diarahkan.

c. Jika pendidik hanya memberikan materi ajar di dalam kelas dan tidak

mempraktekkan apa yang diajarkan dalam keseharian, maka akan

mengurangi rasa empati peserta didik. Bahkan, seseorang akan

kehilangan rasa hormatnya ketika seorang pendidik tidak melaksanakan

apa yang dikatakan kepada peserta didiknya.79

Dari beberapa kelebihan dan kekurangan metode keteladanan di atas, maka

dapat dikatakan bahwa metode keteladanan merupakan metode pendidikan yang

memiliki pengaruh yang besar dalam membentuk dan mempersiapkan aspek

moral, spiritual dan sosial anak. Hal ini karena pendidik merupakan figur terbaik

78 Ibid., h. 13.

79

Ibid., h. 14.

Page 109: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

65

dalam pandangan peserta didik, yang tindak tanduk dan sopan santunnya, disadari

atau tidak akan ditiru dan diteladani oleh peserta didik.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dipahami bahwa betapa

pentingnya peran guru sebagai salah satu orang yang akan memberikan

keteladanan kepada peserta didik, dan juga orang yang dija dikan sosok atau

model oleh peserta didik. Jadi, berhasil atau tidaknya penggunaan metode

keteladanan (uswah hasanah) dalam proses pembelajaran sangat tergantung pada

guru yang diteladani. Oleh karena itu, keteladanan yang baik adalah salah satu

metode yang bisa diterapkan untuk merealisasikan tujuan pendidikan.

Dalam penerapannya, metode uswah atau keteladanan adalah sebelum para

pendidik menyampaikan segala hal apapun, pendidil perlu menjadi teladan

terlebih dahulu minimal sama-sama melakukan hal-hal yang baik dan yang akan

diperintah kepada peserta didik atau khalayak masyarakat. Artinya mau tidak mau

harus terjun secara langsung dan mencontohkan secara langsung agar lebih efektif

dan mudah dipahami.

Demikian juga ketika menyampaikan materi di dalam kelas atau secara

daring tentu seorang pendidik harus menerapkan metode keteladanan atau uswah

yang tentu menjadi contoh bagi muridnya karena salah satu penilaian muridnya

yakni afektif sikap. Murid tidak akan teladan apabila seorang pendidik tidak

mencontohkan dan mengapikasikan metode keteladanan dalam proses belajar agar

siswa terbiasa. Syarat seorang pendidik juga salah satunya harus memiliki

kompetensi kepribadian yang baik. Kepribadian yang baik salah satunya dengan

memiliki keteladanan yang patut dicontoh, bukan hanya mentrasfer ilmu tapi adab

dan kepribadian harus dilatih hingga siswa yang diajar menjadi insan yang bukan

hanya cerdas saja tapi memiliki kepribadian yang baik dan teladan.

Berdasarkan pemaparan beberapa metode pendidikan Islam di atas, penulis

mengambil kesimpulan bahwa dalam QS. Al-Maidah Ayat 67, QS. An-Nahl Ayat

125, dan QS. Al-Ahzab Ayat 21 mengandung metode-metode pendidikan islam

yang dapat diimplementasikan dan disesuaikan dengan tujuan pendidikan.

Terlebih di dalam Kurikulum 2013 di mana dalam aplikasinya siswa menjadi

pusat dalam pembelajaran di sekolah. Dalam hal ini, metode yang telah dijabarkan

Page 110: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

66

pun relevan. Semua itu terlihat dari metode perdebatan, metode diskusi, metode

secara langsung dan metode menyampaikan dengan baik. Walau demikian, selain

pendidik hendaknya mampu menguasai semua metode-metode pendidikan islam,

para pendidik perlu mempertimbangkan metode yang cocok yang bisa digunakan

dalam proses pembelajaran disesuaikan tujuan akhir dari pembelajaran tersebut.

Page 111: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

40

Kata انكفس berasal dari kata كفساا –كفس زا كف كفسا yang berarti menutupi

atau menyelubungi. Kata ini كفس bisa juga bermakna سخس yang juga memiliki

arti sama, yaitu menutupi.1

3. Asbabun Nuzul Q.S. al-Maidah ayat 67

Dalam tafsir Ibnu Katsir menyebutkan bahwa adapun asbabun nuzul ayat ini

adalah pada saat itu Allah berfirman sambil mengkhitabi hamba dan Rasul-Nya

Muhammad saw. dengan ungkapan “Rasul” dan menyuruhnya supaya

menyampaikan seluruh perkara yang dibawanya dari Allah. Kemudian Nabi

Muhammad saw. melaksanakan perintah itu dan menjalankan risalah dengan

sempurna.2

Dalam riwayat lain menyebutkan bahwa Ibnu Abu Hatim mengatakan

bahwa ketika ayat berikut diturunkan :3

ا ا سل أ زل يا بهغ انس ك أ إن زبك ي

Artinya: “Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari

Tuhanmu. (Q.S. al-Maidah : 67).

Kemudian Rasulullah bersabda

الله صهى الله ػهه وسهى سىداء ف بضاءوالله يا وزثنا زسىل

Artinya: “Ya Tuhanku apa yang harus aku perbuat, sedangkan aku sendirian,

tentu mereka akan mengeroyokku”.

Kemudian setelah itu turunlah firman Allah SWT.

إ ا حفعم نى زسانخ بهغج ف

Artinya: “...dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti)

kamu tidak menyampaikan amanat-Nya... (Q.S. al-Maidah: 67)

1 Ibid, h. 1217.

2 Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur‟an al-„Azhim, (Lebanon : Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 2008), h. 71.

3 Ibid, h. 72.

Page 112: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

41

Ibnu meriwayatkan dengan sanad yang sama mengatakan bahwa setelah itu

Allah berfirman:

الل ك عص اناس ي

Artinya: “Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia.. (Q.S. al-Maidah:

67).

Berkaitan dengan sebab turunnya surat al-Maidah ayat 67 ini, Quraish

Shihab dalam tafsir al-Mishbah mengutip pendapat Fakhrudin ar-Razi

mengatakan bahwa banyak riwayat yang menjelaskan mengenai sebab turunnya

surat al-Maidah ayat 67 ini. Namun yang perlu dipahami bahwa dalam ayat ini

Allah SWT. telah menjamin keselamatan Rasulullah saw. dari tipu daya dan

konspirasi jahat kaum Yahudi dan Nasrani, serta memerintahkan beliau supaya

berdakwah secara terang-terangan tanpa memperdulikan kaum mereka4.

4. Tafsir Q.S. al-Maidah ayat 67

Dalam tafsir al-Munir yang ditulis oleh Wahbah az-Zuhaili mengatakan

bahwa ayat ini berisi mengenai jawaban atas penilaian orang-orang yang

mengatakan bahwa Nabi Muhammad saw. menyembunyikan sesuatu dari perkara

agama dengan tujuan taqiyyah (melindungi diri). Selain itu, ayat ini juga menjadi

dalil yang menunjukkan kekeliruan pandangan seperti yang dikemukakan oleh

golongan ar-Rafidhah.5

Quraish Shihab dalam tafsirnya berpendapat bahwa ayat ini merupakan janji

dari Allah kepada Nabi Muhammad SAW bahwa ia akan dipelihara Allah dari

gangguan dan tipudaya orang-orang Yahudi dan Nasrani. Thahir bin Asyur juga

mengatakan bahwa ayat ini berupa peringatan kepada Rasulullah agar

menyampaikan ajaran agama tanpa menghiraukan kritik dan ancaman yang ada.6

Dalam tafsir al Azhar dijelaskan bahwa surat al Maidah ayat 67 ini sebagai

salah satu ayat bahwa Allah tidak pernah manyeru Nabi langsung dengan nama,

4 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2009), hlm. 152.

5 Wahbah az-Zuhaili, Tafsir al-Munir Jilid 3 (Juz 5-6), terj. Abdul Hayyie al-Kattani, (Jakarta

: Gema Insani, 2016), h. 598-599.

6 M. Qurasih Shihab, Tafsir al-Misbah : Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an, (Jakarta :

Lentera Hati, 2002), h. 138-139.

Page 113: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

42

melainkan dengan sebutan tugas dan jabatannya saja, yaitu ااهاانسسم . Secara

tegas ayat ini berisi perintah dari Allah bahwasanya segala wahyu yang telah

diturunkan Allah hendaklah beliau sampaikan kepada umat.7

Imam al-Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa arti dari kata بهغ

adalah menyampaikan amanah kepada masyarakat secara terang-terangan. Hal ini

dikarenakan pada awal-awal penyebaran agama Islam, Nabi khawatir kepada

orang-orang musyrik di Mekkah. Kemudian Allah SWT memerintahkan untuk

menampakkan risalahnya dengan menurutkan surat al-Maidah ayat 67 ini. Dan

Allah memberitahu kepada Nabi bahwa Allah akan menjaga keselamatannya.8

Sedangkan dalam bahasa Arab, kata بهغ berarti sampai, mengenai sasaran,

atau mencapai tujuan. Sehingga bila kata ini dikaitkan dengan قىل (ucapan), maka

kata بهغ memiliki arti fasih, jelas maknanya, terang, serta tepat dalam

mengungkapkan apa yang dikehendaki.9

Kata بهغ memiliki bentuk masdhar yaitu kata حبهغ yang juga berarti

menyampaikan. Perbedaannya adalah kata بهغ berarti menyampaikan secara jelas

dan gamblang, sedangkan kata حبهغ bermakna menyampaikan secara sembunyi-

sembunyi.10

Ayat ا أهاانسسم بهغ mengandung pengertian mengenai bantahan atas

penilaian orang-orang yang mengatakan bahwa nabi Muhammad saw.

menyembunyikan sesuatu dari perkara agama dengan tujuan taqiyyah (melindungi

diri). Dengan adanya keternagan ini, maka ini membuktikan bahwa Nabi

Muhammad saw. tidak pernah merahasiakan sesuatu dari perkara agama

sedikitpun kepada seseorang.11

dalam tafsir Ibnu Katsir juga ditafsirkan sebagai والله ؼصك ي انناس

informasi bahwa Nabi Muhammad saw. adalah seorang yang dijamin sebagai

7 Hamka, Tafsir al-Azhar Juz 6, (Jakarta : Pustaka Panjimas, 1983), h. 142.

8 Al-Qurthubi, al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an (Tafsir al-Qurthubi), dalam Maktabah

Shameela. 9 Al-Qurthubi, al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an (Tafsir al-Qurthubi), dalam Maktabah

Shameela. 10

Al-Qurthubi, al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an (Tafsir al-Qurthubi), dalam Maktabah

Shameela. 11

Ahmad Mustafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi Juz XIV, terj. Bahrun Abu Bakar, dkk.

(Semarang, CV. Toha Putra Semarang, 1987). hlm. 84.

Page 114: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

43

orang yang makshum. Keterangan lain menyebutkan bahwa ayat ini turun setelah

terjadinya perang Uhud. Hal ini ditandai dengan adanya ayat ا الله لاهد انقىو انكافس

yang ditafsirkan bahwa Allah tidak akan membiarkan orang-orang kafir

merealisasikan rencana dan keinginan jahat mereka untuk membinasakan

Rasulullah saw.12

B. Kajian Tafsir QS. An-Nahl Ayat 125

1. Teks Ayat dan Terjemah Q.S. an-Nahl ayat 125

ت زبك سبم إنى ادع عظت بانحك ان انحست جادنى بانخ أحس إ

زبك أعهى ضم ب ع سبه أعهى خد بان

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya

Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-

Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

(Q.S. an-Nahl : 125)”13

2. Kosakata Q.S. an-Nahl ayat 125

a. ادع : Mengajak / Menyeru

) kata ini berasal dari kata ادع ة –دعا دع دعاء ) yang berarti memanggil, atau

mengundang.14

berarti orang yang داع .memiliki arti mengajak kepada دعاانى

menyeru atau yang memanggil.15

Maksud dari kata ini adalah ajakan atau

seruan yang diperintahkan kepada Nabi Muhammad SAW. dari Allah SWT.

untuk mengajak umat manusia ke jalan yang ditunjukkan oleh Allah SWT.

b. بانحكت : Bijaksana

12

Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur‟an al-„Azhim, Op.Cit. hlm. 80. 13

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta : Al Hadi Media

Kreasi, 2015), h. 119.

14 Ahmad Warson Munawwir, Al Munawwir, (Surabaya : Pustaka Progressif, 1997), h.

406.

15

Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta : PT. Hidakarya Agung, 1990), h.

127.

Page 115: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

44

) kata ini berasal dari بانحكت يت –حكى حك ا حك ) yang berarti memimpin, atau

memerintah.16

Selain itu, kata ت berarti mengetahui kebenaran atau yang حك

benar.17

Adapun yang dimaksud hikmah disini adalah segala sesuatu yang

apabila digunakan akan mendatangkan kemudahan, serta menghalangi

terjadinya mudharat.

c. انى سبم زبك : Menuju Jalan Tuhanmu

سبم زبكانى berasal dari kata ( م ج سبم سب ) yang berarti jalan raya. زب berasal

dari kata ( زبا –سب –زب ) yang berarti mengasuh, atau memimpin.18

Sedangkan زب berarti Tuhan, atau yang mempunyai. Jadi, yang dimaksud

dengan انى سبم زبك dalam ayat ini adalah kembali ke jalan Allah SWT. yakni

kembali ke agama Allah SWT. sebagaimana yang telah diserukan oleh Nabi

Muhammad SAW.

d. جدل : Bantahan

yang berarti membantah جدل جدل جدل جدلا فجادل جدل berasal dari kata جدل

atau bisa juga bermakna threw down atau melempar dengan cepat atau

menghempaskan.19

e. يعظت : Pelajaran

yang berarti preached yang memiliki makna عظ berasal dari kata يعظت

mengajarkan. Kata عظ juga bisa bermakna took warning form atau obeyed

yang berarti mematuhi. Atau dalam literatur lain menunjukkan bahwa عظ

bermakna menasihati dengan cara-cara yang baik dan lemah lembut.20

16 Ahmad Warson Munawwir, Al Munawwir, Op.Cit. h. 286.

17

Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, Op.Cit. h. 106-107.

18

Ibid., h. 162. 19

Lihat Habib Anthony Salmone (An Advanced Learner’s Arabic-English Dictionary,

1880). Dalam The Arabic Lexicon جدل http://arabiclexicon.hawramani.com diakses pada tanggal

19 Juni 2020. 20

Lihat Habib Anthony Salmone (An Advanced Learner’s Arabic-English Dictionary,

1880). Dalam The Arabic Lexicon يعظت http://arabiclexicon.hawramani.com diakses pada

tanggal 19 Juni 2020.

Page 116: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

45

3. Asbabun Nuzul Q.S. an-Nahl ayat 125

Imam al Jalalain dalam tafsir Jalalain mengatakan bahwa adapun sebab

turunnya ayat ini yaitu, ayat ini diturunkan sebelum diperintahkan untuk

memerangi orang-orang kafir. Dan diturunkan ketika Hamzah gugur dalam

keadaan tercincang. Ketika Nabi Muhammad saw. melihat, beliau bersumpah

seraya bersabda : “sungguh aku bersumpah akan membalas tujuh puluh orang dari

mereka sebagai penggantimu”.21

As-Suyuthi dalam tafsir al-Munir karya Wahbah az-Zuhaili menyatakan

bahwa terdapat dua riwayat mengenai penurunan surat ini. Riwayat pertama

mengatakan bahwa surat ini turun pada kejadian Fathu Mekah, sementara riwayat

lain mengatakan bahwa surat ini turun pada kejaidan Uhud.

Sementara itu jumhur ulama tafsir sepakat bahwa ayat ini termasuk ayat

Madaniyyah yang diturunkan berkenaan dengan tindakan mutilasi yang dilakukan

terhadap jasad Hamzah pada peristiwa perang Uhud. Kejadian ini juga dijelaskan

dalam Shahih Bukhari dan dalam kitab sirah.22

Jadi, sebab turunnya surat an-Nahl ayat 125 adalah ketika Hamzah gugur

dalam perang dan jasadnya dicabik-cabik oleh orang kafir dan Rasulullah

bersumpah akan membalas tujuh puluh orang dari golongan mereka sebagai

penggantinya.

4. Tafsir Q.S. an-Nahl ayat 125

Pada Q.S. An-Nahl ayat 125, ayat ini diawali dengan fi‟il amr yaitu

tergambar dalam kata ادع yang berasal dari kata دع دع دػىة yang memiliki arti

mengajak, menyeru, dan memanggil.23

Dalam tafsir al maraghi menjelaskan

bahwa Rasulullah saw. diperintahkan untuk menyeru orang-orang kepada syariat

yang telah ditentukan oleh Allah SWT.24

21 Imam Jalaluddin al-Mahalli dan Imam Jalaluddin as-Suyuthi, Tafsir Jalalain Berikut

Asbabun Nuzul Jilid 2, terj. Tafsir Jalalain oleh Bahrun Abu Bakar, (Bandung : Sinar Baru

Algensindo, 2000), Cet. VI, h. 1117.

22

Wahbah az-Zuhaili, Tafsir al-Munir Jilid 7 Juz 13-14), (Jakarta : Gema Insani, 2014), h.

509-511.

23

Ahmad Warson Munawwir, alMunawwir, (Surabaya : Pustaka Progressif, 1997), h. 406.

24

Ahmad Mustafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi Juz XIV, h. 289.

Page 117: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

46

“Kepada jalan Tuhanmu” adalah kepada syariat Tuhanmu

yang ditetapkan-Nya bagi makhluk-Nya, yaitu Islam.25

Bahwa Allah Swt.

memberikan pedoman kepada Rasul-Nya tentang cara bagaimana mengajak

manusia ke jalan Allah. Jalan Allah disini maksudnya ialah agama Allah yakni

syariat Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Ibnu Jarir sebagaimana yang terdapat dalam tafsir al-Qur‟an al-„adzhim

yang ditulis oleh Ibnu Katsir mengatakan bahwa seruan atau ajakan itu berupa

wahyu yang diturunkan kepada manusia yaitu al-Qur’an dan Sunnah, pelajaran

yang baik, serta semua kejadian yang terkandung di dalamnya berupa kejadian-

kejadian yang menimpa manusia di masa lalu.26

Sedangkan dalam tafsir al-Misbah yang ditulis oleh Quraish Shihab

menjelaskan bahwa ayat ini berisi tentang perintah kepada Nabi Muhammad saw.

agar mengikuti Nabi Ibrahim as dan kemudian memerintahkan untuk menyeru

semua orang kepada jalan yang ditunjukkan oleh Allah SWT.27

Dalam kitab tafsirnya, Quraish Shihab juga menjelaskan bahwa terdapat 3

macam metode dakwah yang harus disesuaikan dengan pesertanya. Ketiga macam

metode itu diantaranya :

Pertama, jika pesertanya adalah orang yang memiliki pengetahuan yang

tinggi, maka proses penyampaian materi dilakukan dengan metode hikmah. yaitu

metode penyampaian yang terbebas dari kesalahan dan kekeliruan. Atau bisa juga

diartikan sebagai dialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat kepandaian

peserta.28

Sementara itu, Hamka dalam tafsir al-Azhar menjelaskan bahwa hikmah

berarti bijaksana, artinya bijaksana dalam berpikir, bertingkah laku, serta dalam

mengeluarkan perkataan.29

Kedua, jika pesertanya adalah kaum awam, maka proses penyampaian

materi dilakukan dengan metode mau‟izhah. Yaitu memberikan nasihat dan

25

Ibid, h. 289

26 Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur‟an al-„Azhim, h. 102.

27

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, (Jakarta : Lentera Hati, 2002), h. 774.

28

Ibid, h. 775.

29

Hamka, Tafsir al-Azhar, Op.Cit . h. 321.

Page 118: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

47

perumpamaan yang menyentuh jiwa sesuai dengan taraf pengetahuan peserta yang

sederhana.

Dalam tafsir al-Misbah al-mau‟izhah diambil dari kata عظ yang berarti

nasihat. Sedangkan secara istilah, Quraish Shihab menjelaskan bahwa mau‟izhah

berarti uraian yang menyentuh hati yang mengantarkan kepada kebaikan.30

Ketiga, jika pesertanya adalah Ahl al-Kitab atau penganut agama lain maka

diperintahkan dengan menggunakan metode Jidal atau perdebatan dengan cara

yang terbaik, yaitu dengan logika dan retorika yang halus, lepas dari kekerasan

dan umpatan.

Dari ketiga metode penyampaian tersebut, jika diperhatikan terdapat

perbedaan secara penulisan. Yaitu kata mau‟izhah disifati dengan kata حسنت atau

baik. sedangkan kata Jidal disifati dengan kata أحس yang berarti yang terbaik.

Sementara kata Hikmah tidak disifati. Ini menunjukkan bahwa kata Hikmah yang

tidak disifati memiliki makna mengenai sesuatu mengenai kebenaran berdasarkan

ilmu dan akal.

Selain itu, Hamka dalam kitab tafsirnya menjelasakan bahawa penyebutan

kata mau‟izatul hasanah juga bermakna memberikan pesan yang baik atau

memberikan pengajaran yang baik31

. Dalam hal ini penyampaian mau‟izatul

hasanah akan masuk ke dalam hati seseorang karena dalam pelaksanaannya

penyampaiannya selain menggunakan hati juga berdasarkan pengalaman.

Penyebutan urutan ketiga metode ini sangat tepat, yaitu dimulai dengan

hikmah yang dapat disampaikan tanpa syarat, disusul dengan mau‟izhah dengan

syarat hasanah yang terdiri dari dua macam, yaitu baik dan tidak baik. Serta jidal

yang terdiri dari tiga macam, yaitu buruk, baik, dan terbaik.32

30 M. Quraish Shihab, Op.Cit, h. 775.

31 Hamka, Tafsir Al-Azhar, Juzu‟ 13 dan Juzu‟ 14, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 2004), h.

321.

32

Ibid., hlm. 776-777 .

Page 119: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

48

C. Kajian Tafsir QS. Al-Ahzab Ayat 21

1. Teks Ayat dan Terjemah Q.S. al-Ahzab ayat 21

نقد زسل ف نكى كا ة الل حست أس ن سج كا و الل ان خس ذكس ا كثسا الل

Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang

baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (Q.S. al-Ahzab : 21).33

2. Kosakata Q.S. al-Ahzab ayat 21

a. حسنت : Yang baik

Kata ini berasal dari kata ( –حس حسا –حس ) yang berarti baik, cantik atau

bagus.34

memiliki حست ج حساث .berarti membaguskan, membuat bagus حس

arti perbuatan yang baik atau kebaikan.35

b. وذكسالله كثسا : dan Dia banyak menyebut Allah

حركازا –ذكس ) kata ini berasal dari kata ذكس ذكسا ) yang berarti menyebut atau

mengucapkan.36

Sedangkan kata كثسا berasal dari kata س yang انكثاز ج انكث

berarti yang banyak, atau sering.37

c. اسىة : Contoh

Kata اسىة berasal dari kata سي yang berarti equal atau similiarity yang

bermakna sama. Dalam literatur lainnya kata اسىة bisa juga bermakna made

equal.38

33

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta : Al Hadi Media

Kreasi, 2015), h. 420.

34 Ahmad Warson Munawwir, al Munawwir, h. 264.

35

Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, h. 203.

36

al Munawwir, Op.Cit. h. 448.

37

Ibid. h. 1192. 38

Lihat Habib Anthony Salmone (An Advanced Learner’s Arabic-English Dictionary,

1880). Dalam The Arabic Lexicon يعظت http://arabiclexicon.hawramani.com diakses pada

tanggal 19 Juni 2020.

Page 120: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

49

3. Asbabun Nuzul Q.S. al-Ahzab ayat 21

Dalam kitab-kitab tafsir tidak dijelaskan secara khusus mengenai sebab

turunnya surat al-Ahzab ayat 21 ini. Dalam tafsir al-Munir karya Wahbah az-

Zuhaili hanya menjelaskan mengenai sebab turunnya surat al-Ahzab ayat 9, ayat

12 dan ayat 23. Namun, secara umum surat al-Ahzab ayat 21 ini turun berkaitan

dengan adanya perintah Allah SWT. supaya mencontoh, meniru, dan meneladani

Nabi Muhammad saw. pada kejadian perang Ahzab.

Quraish Shihab dalam tafsirnya menyatakan bahwa ayat ini diturunkan

kepada orang-orang yang beriman untuk memuji sikap mereka karena telah

meneladani Nabi Muhammad saw. Ayat ini menyatakan bahwa : Seseungguhnya

telah ada bagi kamu pada diri Rasulullah saw., suri tauladan yang baik bagi

kamu, yakni bagi orang-orang yang senantiasa mengharap rahmat dan kasih

sayang Allah dan kebahagiaan hari kiamat serta teladan bagi mereka yang

berdzikir mengingat kepada Allah dan menyebut nama-Nya yang banyak baik

dalam keadaan sussah maupun senang.39

4. Tafsir Q.S. al-Ahzab ayat 21

نقد زسل ف نكى كا ة الل حست أس ن سج كا و الل ان خس ذكس ا كثسا الل

Dalam tafsir al-Misbah karya Quraish Shihab mendefinisikan kata نقد laqad

merupakan kecaman dari Allah SWT. kepada orang-orang munafik yang mengaku

memeluk Islam, tetapi tidak mencerminkan ajaran Islam. Seakan-akan ayat ini

mengatakan “Kamu telah melakukan aneka kedurhakaan, padahal sesungguhnya

di tengah kamu semua ada Nabi Muhammad saw yang mestinya kamu

teladani”40

.

Sedangkan dalam tafsi Ibnu Katsir, ayat ini berisi mengenai firman Allah

SWT. kepada orang-orang yang merasa khawatir, gelisah, dan guncang dalam

menghadapi urusan mereka menghadapi perang Ahzab.

39 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah Volume 10, h. 438.

40

Ibid, h. 439.

Page 121: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

50

نقد زسل ف نكى كا ة الل حست أس ن

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik... (Q.S.

al-Ahzab : 21)

Dalam ayat ini Allah seakan bertanya kenapa kalian tidak meniru dan

mengikuti jejak sifatnya?. Dalam tafsir al-Misbah dijelaskan bahwa kata أسة

berarti teladan. Pakar tafsir Zamakhsyari dalam menafsirkan ayat di atas

mengatakan bahwa terdapat dua keteladanan yang terdapat pada diri Rasul.

Pertama, dalam arti kepribadian beliau secara totalitasnya adalah teladan. Kedua

dalam arti terdapat dalam kepribadian beliau hal-hal yang patut diteladani.41

Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menjelaskan bahwa surat al-Ahzab

ayat 21 ini berisi perintah agar meniru perilaku Nabi Muhammad SAW. seperti

yang tergambar dalam perang Ahzab. Sikap Rasul yang tergambar dalam perang

Ahzab yaitu kesabaran, keteguhan hati, kesiagaan, perjuangan, serta sikap

sabarnya dalam menanti jalan keluar dari Allah SWT.42

Imam al-Qurthubi sebagai ulama dalam bidang tafsir dan hukum

menjelaskan mengenai makna keteladanan dalam diri Rasulullah saw. Ia

mengungkapkan bahwa dalam soal agama, keteladanan itu merupakan hal yang

wajib, tetapi dalam soal keduniaan keteladanan ini menjadi sebuah anjuran.

Artinya, dalam soal agama, Rasulullah saw. wajib diteladani selama tidak ada

bukti yang menunjukkan bahwa ia adalah anjuran.

Sementara pendapat lain bahwa dalam persoalan-persoalan keduniaan,

Rasulullah saw. telah menyerahkan sepenuhnya kepada para pakar dalam bidang

masing-masing. Sehingga kata uswah atau keteladanan terhadap Rasullah saw.

sebagaimana yang dimaksudkan dalam ayat ini bukan dalam hal-hal yang

berkaitan dengan masalah keduniaan.43

Namun, ulama lain seperti al-Biqa’i tidak

sependapat dengan pendapat tersebut.

41 Ibid, h. 439.

42

Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur‟an al-„Azhim, h. 539.

43

M. Quraish Shihab, Op.Cit., h. 440.

Page 122: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

51

Imam Sulaiman bin Umar mengemukakan bahwa perbedaan dalam meniru

perilaku Nabi tersebut menimbulkan dua pandangan. Pandangan pertama

mengatakan bahwa pandangan pertama adalah wajib, hingga ada indikasi yang

mengarah pada hukum sunnah. Pandangan kedua adalah sunnah, hingga ada

indikasi ke wajib. Sehingga dari kedua pandangan ini, Imam Sulaiman bin Umar

menyimpulkan bahwa meniru Rasulullah adalah wajib dalam urusan agama dan

sunnah dalam urusan keduniawian.44

Sedangkan Imam Musthafa al Maraghi mengatakan bahwa mencontoh dan

mengikuti Nabi adalah wajib dalam amal perbuatannya, dan hendaknya berjalan

sesuai dengan petunjuknya, jika ingin mendapatkan pertolongan dari Allah SWT.

pada hari kiamat.45

Benar ataupun tidaknya pendapat para sahabat tersebut, pada hakikatnya

menunjukkan bahwa para sahabat sendiri memilah-milah ucapan dan perbuatan

Nabi Muhammad Saw. ada yang dirasa wajib untuk diikuti dan ada pula yang

hanya bersifat anjuran. Atau ada yang dianggap sesuai dan ada pula yang mereka

usulkan untuk ditinjau kembali.

Namun demikian, tidak mudah untuk memisahkan atau memilah mana

perkataan atau pekerjaan yang bersumber dari kedudukan beliau sebagai Rasul

dan mana pula perkataan atau perbuatan yang bersumber dari kedudukan lainnya.

Dalam potongan ayat selanjutnya disebutkan :

سج كا و الل ان خس ذكس ا …كثس الل

...(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari

kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (Q.S. al-Ahzab : 21)

Ayat ini berisi mengenai penjelasan tentang orang-orang yang ingin

meneladani Rasulullah saw. bahwa terdapat dua hal untuk meneladani Rasulullah

saw. yaitu dzikir kepada Allah dan selalu mengingat-Nya.

44 Imam Sulaiman bin Umar al Ajyay asy Syafi’i asy Syahir bil Jamal, al Futuuhaat al

Ilahiyyah Bi Taudhihi Tafsiri al Jalalain Lidaqaaiq al Khafiyah, Juz 7, (Beirut : Dar al Kitab al

Ilmiyah, 1204 H), h. 162.

45

Ahmad Mustafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, Op.Cit. h. 277.

Page 123: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

52

Kemudian dalam ayat berikutnya (Surat al-Ahzab ayat 22), Allah

menyebutkan mengenai hamba-hamba-Nya yang beriman serta membenarkan

janji Allah kepada mereka, yang pada akhirnya Allah akan memberikan sesuatu

yang baik di dunia maupun di akhirat bagi mereka.

D. Metode Pendidikan Islam yang terkandung dalam Al-Qur’an Surat Al-

Maidah Ayat 67 dan Penerapannya

Metode pendidikan Islam yang terdapat dalam surat al-Maidah ayat 67

adalah tabligh (menyampaikan tanpa menutup-nutupi) merupakan metode

pendidikan yang terdapat dalam al-Qur’an.46

Ini menunjukkan bahwa al-Qur’an

memberikan wawasan tentang metode pendidikan Islam yang dapat diterapkan

dalam pembelajaran. Bagi seorang pendidik, tabligh diartikan dengan

menyampaikan materi dengan seksama tanpa adanya kekurangan. Ini bertujuan

agar ilmu atau materi yang disampaikan bersifat akurat.

Kata tabligh dalam surat al-Maidah ayat 67 ini diartikan sebagai metode

pendidikan dengan metode ceramah. Metode ceramah diartikan sebagai sebuah

metode mengajar dengan menyampaikan informasi atau pengetahuan secara lisan

kepada para siswa yang mengikuti pembelajaran.47

Dalam sumber yang lain disebutkan bahwa metode tabligh atau ceramah

merupakan suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan

atau menyampaikan materi ajar atau menyampaikan tentang suatu persoalan atau

masalah secara lisan.48

Metode ceramah bisa juga disebut sebagai metode kuliah atau pidato, yang

berarti sebagai sebuah cara melaksanakan pengajaran yang dilakukan guru secara

monolog atau satu arah. Dalam metode ini siswa hanya bertugas untuk menyimak

sambil mencatat materi yang disampaikan guru.

46 Zulfikar Ali Buto, “Wawasan al-Qur‟an Tentang Metode Pendidikan” Jurnal Tarbiyah

Vol. 25 No. 1, IAIN Lhokseumawe, h. 183.

47

Pupuh Fathurrohman & M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung : Refika

Aditama, 2007), h. 61.

48

Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta,

2010), h. 97.

Page 124: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

53

Dalam konteks komunikasi pembelajaran, makna tabligh yang terdapat

dalam surat al-Maidah ayat 67 diartikan sebagai komunikasi pembelajaran yang

efektif. Agar terciptanya suatu komunikasi yang efektif, maka terdapat dua hal

yang perlu diperhatikan. Pertama, menyesuaikan gaya bicara antara guru dengan

murid. Yang kedua, komunikasi yang efektif terjadi ketika seorang guru tidak

hanya menyentuh akal pikiran dari siswa, tapi juga dapat menyentuh hati siswa

sekaligus.

Dari beberapa paparan mengenai definisi metode ceramah di atas, metode

ceramah juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Berikut merupakan

paparan mengenai kelebihan dan kekurangan metode ceramah :49

1. Kelebihan metode ceramah

Metode ceramah memiliki beberapa kelebihan, diantaranya :

a. Guru dapat dengan mudah menguasai kelas.

b. Guru dapat dengan mudah mengorganisasikan tempat duduk atau

mengorganisasikan kelas.

c. Guru dapat diikuti oleh siswa dalam jumlah yang besar.

d. Guru dapat dengan mudah mempersiapkan dan melaksanakan

pembelajaran.

e. Guru dapat menerangkan pembelajaran dengan baik dan lengkap.

Dari beberapa kelebihan metode ceramah di atas, menunjukkan bahwa

metode ceramah atau tabligh termasuk metode pendidikan Islam. Bahkan jauh

sebelum adanya teori-teori pendidikan muncul, metode ceramah ini telah

digunakan oleh Nabi dan para sahabat sebagai salah satu metode dalam

menyebarkan Islam.

1. Kelemahan metode ceramah

Selain memiliki kelebihan, metode ceramah juga memiliki beberapa

kelemahan, diantaranya :

a. Siswa dapat dengan mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-

kata)

49 Ibid, h. 97-98.

Page 125: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

54

b. Siswa dengan tipe belajar auditif akan menerima materi lebih

banyak dibanding dengan siswa dengan tipe visual dan kinestetik

c. Bila metode ini digunakan terlalu lama, maka siswa akan cepat

bosan

d. Metode ceramah juga bisa membuat siswa menjadi pasif.

Dari penjelasan mengenai kelebihan dan kelemahan metode ceramah di atas,

maka dapat dipahami bahwa metode ini juga sangat penting dalam pelaksanaan

pendidikan. Namun, penggunaan metode ceramah ini juga perlu dikombinasikan

dengan metode lain, agar dalam pelaksanaannya siswa tidak cepat merasa bosan.

Dari pemaparan mengenai tafsir dan metode pendidikan yang terkandung

dalam surat al-Maidah ayat 67 di atas, maka pada dasarnya terdapat 3 hal yang

terkandung dalam surat ini, yaitu :50

1. Allah memerintahkan umatnya agar senantiasa menyampaikan amanah,

seperti Rasulullah yang diberi tugas untuk menyampaikan wahyu.

2. Guru termasuk pewaris rasul dan juga memiliki tugas menyampaikan

ilmu pengetahuan kepada peserta didik.

Dalam menghadapi masalah dan rintangan apapun, guru dituntut agar tetap

menjalankan tugas dan perannya sesuai dengan amanah yang telah diterimanya.

Metode pendidikan berdasarkan surat al-Maidah adalah metode tabligh

atau ceramah. Metode ini dinilai efektif karena materi disampaikan secara

langsung oleh guru. Guru dan murid dapat bertatap muka secara langsung.

Dengan begitu, akan terciptanya hubungan emosional yang baik antara guru

dengan murid. Membangun kedekatan emosional menjadi penting untuk

dilakukan, hal ini guna mempermudah dalam proses pembelajaran. Dalam teori

belajar, membangun kedekatan atau connectionism menjadi posisi yang utama

sebelum classical conditioning, contiguous conditioning, serta operant

conditioning.51

50 M. Irham Khaerullah, “Implikasi Q.S. al-Maidah ayat 67 Tentang Tugas dan Peran Guru

dalam Menyampaikan Amanah”. Prosiding Pendidikan Agama Islam, ISSN 2460 6413, h 55. 51

Muh. Hizbul Muflihin, dalam Jurnalnya yang berjudul “Aplikasi dan Implikasi Teori

Behaviorisme dalam Pembelajaran (Analisis Strategis Inovasi Pembelajaran)” h. 3.

Page 126: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

55

Dengan menggunakan metode ini juga, guru dapat menyampaikan secara

penuh materi pelajaran. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya, guru dituntut agar

mampu melakukan berbagai inovasi. Hal ini karena metode ceramah sering dinilai

lebih cocok digunakan untuk siswa yang memiliki kemampuan auditif yang

bagus. Perbedaan kemampuan belajar siswa menjadi alasan utama guru mesti

mampu melakukan inovasi dalam pembelajaran.

Dalam pelaksanaannya, metode ceramah cocok digunakan pada siswa

pada tingkat menengah atas (SMA). Hal ini karena siswa pada tingkat SMA

secara psikologis telah mampu berpikir secara kritis. Sedangkan untuk siswa RA,

SD, atau SMP masih berada dalam ranah pengembangan afeksi. Sehingga pada

tahap ini siswa seyogyanya diajarkan agar mampu melakukan kontrol terhadap

pemenuhan kebutuhan emosionalnya.52

Alasan lain yang menjadikan metode ceramah kurang tepat jika diterapkan

pada siswa tingkat RA, SD, atau SMP adalah bahwa, pada tingkatan ini siswa

belum siap untuk menerima berbagai macam aturan dalam belajar.53

Berbagai

aturan yang dibuat oleh guru seringkali menjadikan siswa sering diliputi oleh rasa

takut. Oleh karena itu, metode ceramah cocok jika digunakan pada siswa tingkat

SMA yang secara perkembangan kognitifnya telah cukup.

E. Metode Pendidikan Islam yang terkandung dalam Al-Qur’an Surat

An-Nahl Ayat 125 dan Penerapannya

Dari berbagai aspek yang terkandung di dalam surat An-Nahl ayat 125,

dapat dipahami hal-hal yang berkenaan dengan metode dakwah juga berkaitan

unsur-unsur pendidikan. Penulis menyimpulkan terdapat 3 metode pendidikan

yang menarik untuk diterapkan dalam proses belajar dan mengajar berdasarkan

kandungan surat an-Nahl ayat 125, yaitu:

1. Al-Hikmah

52

C. Asri Budiningsih, Belajar & Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2012), h. 7. 53

C. Asri Budiningsih, Ibid. h. 7.

Page 127: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

56

Secara bahasa hikmah berarti ilmu, keadilan, falsafah, kebijaksanaan,

dan uraian yang benar.54

Menurut Mustafa al-Maraghi dalam tafsirnya

mengatakan bahwa hikmah adalah perkataan yang kuat disertai dengan

dalil yang menjelaskan kebenaran dan menghilangkan kesalahpahaman.55

Dari pengertian hikmah di atas, maka dapat dipahami bahwa hikmah

berarti mengajak kepada jalan Allah dengan jalan keadilan dan

kebijaksanaan, selalu mempertimbangkan berbagai faktor dalam proses

belajar mengajar, baik faktor subyek, objek, sarana, media, maupun

lingkungan pengejaran.

Menurut M. Quraish Shihab menjelaskan arti kata mengenai ayat 125

yaitu kata hikmah yakni berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan

tingkat kepandaian mereka.56

Lebih lanjut beliau juga menjelaskan, bahwa

hikmah diartikan sebagai sesuatu yang bila digunakan atau diperhatikan

akan mendatangkan kemaslahatan dan kemudahan yang besar atau lebih

besar serta menghalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yang besar

atau lebih besar.57

Sehingga hikmah tidak perlu disifati dengan sesuatu

karena dari maknanya telah diketahui bahwa sesuatu yang mengena

kebenaran berdasar ilmu dan akal.

Berdasarkan berbagai penjelasan di atas, bahwa metode pembelajaran

bil hikmah diartikan sebagai metode pembelajaran yang menyampaikan

materi dengan cara berdialog menggunakan kata-kata bijak. Biasanya,

metode ini digunakan setelah guru memberikan suatu permasalahan

kepada siswa. Masalah diberikan kepada siswa, baik secara individu

maupun kelompok. Pada akhir pembelajaran, guru kemudian

menyampaikan hikmah atau pesan dari masalah yang diberikan tersebut.

Penggunaan metode ini membutuhkan pengetahuan yang luas dari

guru, akhlak yang baik, perkataan yang tepat dan baik, serta sikap adil dari

seorang guru. Ketika hal ini dimiliki oleh seorang guru, maka penerapan

54

Ahmad Warson Munawwir, Op.Cit., h. 287. 55

Ahmad Mustafa al-Maraghi, Op.Cit. h. 290. 56

Shihab, Tafsir Al-Misbah, Op.Cit.,h. 774 57

Shihab, Tafsir Al-Misbah, Ibid.,h. 774

Page 128: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

57

pembelajaran dengan menggunakan metode bil hikmah akan berjalan

dengan baik. Namun dalam pelaksanaan metode bil hikmah, guru juga

dituntut agar mampu memahami potensi atau karakter belajar peserta

didik. Hal ini karena, interaksi kominikasi guru dengan murid, atau antara

siswa satu dengan siswa laiannya dalam pelaksanaan metode ini sangat

penting. Hal ini mengingat bahwa komunikasi yang baik akan memberikan

kesan yang baik bagi peserta didik.

Dalam pelaksanaannya, metode ini cocok digunakan pada semua

tingkat pendidikan. Namun, nampaknya lebih cocok digunakan pada

tingkat RA, SD, atau SMP. Hal ini karena pada tingkat RA, SD, atau SMP

siswa masih berada pada tahap penanaman value (nilai) serta attitude

(sikap). Sementara pada tingkat SMA siswa telah masuk pada level

ubderstanding (pemahaman) serta pemberian knowledge (pengetahuan)58

.

Dengan demikian, penggunaan metode pembelajaran bil hikmah menjadi

solusi yang tepat.

2. Mau‟idzah Hasanah

Mau‟idzah Hasanah terdiri dari dua kata, yaitu Mau’idzah dan

Hasanah. Secara bahasa, al-Mau’idzah berarti nasehat, pendidikan, atau

pengajaran. Sedangakan Hasanah berarti baik. Jadi, Mau’idzah Hasanah

berarti pengajaran yang baik.

Dalam tafsir al-Maraghi Mau‟idzah Hasanah diartikan sebagai dalil-

dalil yang bersifat dzanni yang memberikan kepuasan kepada orang

awam.59

Sedangkan Ibnu Katsir menjelaskan Mau’idzah Hasanah sebagai:

}وانىػظت انحسنت{ أي: با فه ي انزواجس وانىقائغ بانناس ذكسهى بها،

نحرزوا بأس الله تؼانى.60

Mau‟idzah Hasanah diartikan sebagai pemberian peringatan kepada

manusia untuk mencegah dan menjauhi larangan sehingga manusia itu

58

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses Pendidikan), (Jakarta :

Kencana, 2006), Cet. 1, h. 70-71.

59

Ahmad Mustafa al-Maraghi, Ibid, h. 291.

60

Ibnu katsir, Op.Cit. h. 533.

Page 129: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

58

akan mengingat kepada Allah. Imam at-Thabari dalam tafsirnya

mendefinisikan Mau’idzah Hasanah sebagai ىػظت انحس نت( قىل: وبانؼبس )وان

yaitu perumpaan yang indah yang berasal dari kitab Allah sebagai انجهت

hujjah61

.

Berdasarkan beberapa pengertian Mau‟idzah Hasanah di atas, maka

dapat dipahami bahwa Mau‟idzah Hasanah merupakan prinsip dasar yang

seharusnya melekat dalam diri setiap guru. Dengan adanya prinsip ini

siswa tidak akan merasa digurui, walaupun sebenarnya sedang terjadi

proses mentransfer ilmu. Atau dengan kata lain, proses pembelajaran akan

lebih berkesan.

Berdasarkan beberap definisi dan penjelasan tersebut, maka metode

pembelajaran mau‟izah hasanah termasuk kedalam teori pembelajaran

humanistik. Kunci dari penerapan metode pembelajaran mau‟izah hasanah adalah

penyampaian materi dengan kata-kata yang sopan, halus, serta tidak menyakiti

hati siswa. Hal ini sesuai dengan prinsip dari pembelajaran humanistik yang lebih

mengutamakan teori kepribadian dan psikoterapi dari pada psikologi belajar itu

sendiri.62

Tujuan dari diterapkannya metode mauizah hasanah adalah untuk

menciptakan manusia yang dicita-citakan atau menjadi manusia yang ideal.

Dalam teori belajar lain, hal ini juga sama dengan teori meaning full learning atau

pembelajaran bermakna yang dikemukakan oleh Ausubel.63

Maka hal inilah yang

menjadi sebab dalam pelaksanaannya, seorang guru tidak diperkenankan berkata

kasar atau menyakiti hati seorang siswa.

Dalam pelaksanaannya, metode mau‟izah hasanah cocok diterapkan pada

semua jenjang pendidikan. namun, jika fokusnya pada penerapan karakter, maka

metode pembelajaran ini akan lebih tepat jika diterapkan pada tingkat RA dan SD.

Hal ini karena pada tingkat RA dan SD gelombang otak siswa masih sering pada

61 Muhammad Ibn Jarir al-Thabari, Jāmi‟ al-Bayan „an Ta‟wil ay al-Qur‟an (tafsir ath-

Thabari), (Dalam Maktabah Shameela). 62

C. Asri Budiningsih, Belajar & Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2012), h. 68. 63

C. Asri Budiningsih, Ibid, h. 43.

Page 130: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

59

tingkat Alpha bahkan Tetha. Gelombang otak Alpha maupun Tetha merupakan

gelombang otak yang baik untuk menyerap sebuah informasi64

. Gelombang ini

juga sering digunakan menanamkan karakter atau sifat yang baik.

Kaitannya dengan penerapan metode pembelajaran mau‟izah hasanah

adalah dengan konsep metode mau‟izah hasanah yang menekankan pada

pembentukan karakter, maka siswa pada tingkat RA dan SD merupakan tingkatan

yang paling baik untuk menerap kan metode pembelajaran mau‟izah hasanah.

3. Jadalah

Jadalah berasal dari kata Jadalah yang berarti perdebatan65

. Dapat

diartikan bahwa mujadâlah merupakan suatu upaya tukar pendapat

dengan berdiskusi yang dilakukan oleh dua pihak, tanpa menimbulkan

suasana yang melahirkan permusuhan diantara keduanya. Yang dimaksud

bertukar pikiran adalah mendorong agar berpikir secara benar melalui cara

yang terbaik. Jika diperhatikan lebih dalam, kalimat atau kata Jadala ini

banyak terdapat di dalam al-Qur’an, salah satunya dalam surat al-Kahfi

ayat 54

نقد فا را ف صس نهاس انقسآ يثم كم ي كا سا ء أكثس ال جدلا ش

“…dan Sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam

Al Quran ini bermacam-macam perumpamaan. dan manusia adalah

makhluk yang paling banyak membantah.”

Bahkan di dalam al-Qur’an ada salah satu surat yang bernama al-

Mujadilah yang berarti perempuan-perempuan yang mengadakan gugatan.66

Namun, Mujadalah dalam dunia pendidikan dan pengajaran diartikan

sebagai metode diskusi. Atau bisa juga diartikan sebagai metode diskusi

ilmiah dengan cara lemah lembut dengan wajah yang penuh dengan

persahabatan dan hasilnya diserahkan kepada Allah SWT.

64

Munif Chatib, Gurunya Manusia, (Bandung : Mizan Pustaka, 2016), h. 88-89.

65 Ahmad Warson Munawwir, Op.Cit., h. 175.

66

Kementrian Agama RI, al-Qur‟an dan Terjemahannya, (Jakarta : al-Hadi Media Kreasi,

2015).

Page 131: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

60

Metode Mujadalah ini sebenarnya telah dicontohkan oleh Nabi Musa

dan Nabi Harun ketika berdiskusi dan berbantahan dengan Fir’aun,

sedangkan hasilnya dikembalikan kepada Allah. Metode diskusi dalam

proses pembelajaran bisa juga disebut sebagai metode dialog.

Metode ini sebenarnya lebih menekankan kepada pemberian dalil,

argumentasi dan alasan yang kuat. Para siswa akan berusaha mencari

potensi yang dimilikinya untuk mencari alasan yang mendasar dalam setiap

argumennya.

Berdasarkan beberapa definisi dan penjelasan di atas, metode jadalah

berarti pembelajaran dengan mengajak siswa untuk berdisukusi atau bertukar

pikiran. Metode ini termasuk dalam pembelajaran dengan pendekatan pada siswa

(Student centred approaches).67

Artinya, pembelajaran yang dilakukan mesti

berpusat pada siswa. Guru dalam hal ini hanya berperan sebagai fasilatator.

Metode pembelajaran jadalah lebih menekankan pada keaktifan siswa.

Hal ini sesuai dengan prinsip siswa sebagai subjek pendidikan, bahwa siswa

merupakan insan yang aktif, kreatif, dan dinamis dalam menghadapi

lingkungannya.68

Juga sesuai dengan prinsip guru sebagai organisator (pemimpin)

dalam pembelajaran sehingga terciptanya sebuah kondisi yang nyaman dan baik

dalam proses pembelajaran.69

Metode jadalah dalam pelaksanaannya melatih kreatifitas siswa serta

menajamkan analisis siswa. Namun, dalam hal ini seorang guru juga diminta agar

mampu memimpin diskusi agar berjalan dengan baik. Oleh karena itu

pengetahuan yang luas, keaktifan serta ketajaman analisis dari seorang guru juga

diperlukan. Hal ini dimaksudkan agar semua siswa terlibat dalam jalannya

diskusi.

Metode ini lebih tepat digunakan pada siswa tingkat atas atau SMA.

Bahkan, dengan dikeluarkannya kurikulum 2013 yang lebih memusatkan proses

67

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses Pendidikan),

(Jakarta : Kencana, 2006), Cet. 1, h. 127. 68

Wina Sanjaya, Ibid, (Jakarta : Kencana, 2006), Cet. 1, h. 136. 69

Wina Sanjaya, Ibid, (Jakarta : Kencana, 2006), Cet. 1, h. 136.

Page 132: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

61

pembelajaran pada siswa, metode diskusi banyak diterapkan pada semua tingkatan

pendidikan70

. Namun, hasil analisa penulis bahwa metode ini akan lebih tepat jika

digunakan pada tingkat SMA. Hal ini karena pada tingkatan ini, siswa SMA telah

mampu berpikir secara kritis dan dianggap telah matang dalam tahap

perkembangan kognitifnya.

F. Metode Pendidikan Islam yang terkandung dalam Al-Qur’an Surat Al-

Ahzab Ayat 21 dan Penerapannya

Metode pendidikan Islam yang terdapat dalam surat al-Ahzab ayat 21 adalah

metode uswah atau keteladanan. Surat al- Ahzab ayat 21 ini menjadi prinsip

utama dalam meneladani Rasulullah saw. baik dalam ucapan, perbuatan, maupun

perlakuannya. Dari tafsir yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya

menjelaskan bahwa ayat ini berisi mengenai perintah Allah kepada manusia agar

meneladani Nabi Muhammad saw. dalam peristiwa al-Ahzab, yaitu meneladani

kesabaran, serta penantiannya atas jalan keluar yang diberikan Allah.71

Secara bahasa keteladanan berasal dari kata “teladan” yang memiliki arti

patut ditiru atau patut dicontoh.72

Dari pengertian ini maka dapat dipahami bahwa

uswah hasanah itu dapat diartikan sebagai suatu perbuatan yang dapat ditiru atau

dicontoh seseorang dari orang lain yang memiliki nilai positif. Sehingga makna

keteladanan (uswah hasanah) disini adalah keteladanan yang dapat dijadikan

sebagai alat dalam pendidikan Islam yaitu berupa keteladanan yang baik yang

sesuai dengan pengertian “uswah hasanah”.

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, metode keteladanan ini

dapat diterpakan dalam dua bentuk, yaitu secara langsung (direct) maupun secara

tidak langsung (indirect). Penerapan keteladanan secara langsung (direct)

memiliki arti bahwa seorang pendidik benar-benar mengaktualisasikan dirinya

sebagai contoh teladan yang baik bagi peserta didik. Sedangkan penerapan

70

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Konsep dan Implementasi Kurikulumn

2013, (Jakarta : Kemendikbud, 2014), h. 25.

71 Muhammad Nasib ar-Rifa’i, Taisiru al-Aliyyul Qadir Li Ikhtishari Tafsir Ibnu Katsir., Terj.

Drs. Shihabudin, M.A., Kemudahan Dari Allah Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid 3, (Jakarta :

Gema Insani Pres, 1989), h. 841.

72

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke-2,

(Jakarta : Balai Pustaka, 1995), Cet. 4, h. 221.

Page 133: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

62

keteladanan secara tidak langsung (indirect) memiliki arti bahwa pendidik

memberikan teladan kepada peserta didik dengan menceritakan kepada peserta

didik mengenai kisah-kisah para Nabi, riwayat orang-orang besar, maupun para

pahlawan dan syuhada. Hal ini bertujuan agar peserta didik menjadikan para

tokoh tersebut sebagai suri tauladan dalam kehidupan mereka.73

Berkaitan dengan keteladanan, Ahmad Tafsir dalam bukunya Ilmu

Pendidikan dalam Perspektif Islam menjelaskan bahwa salah satu syarat menjadi

pendidik dalam pendidikan Islam adalah harus berkesusilaan. Syarat ini penting

untuk dimiliki oleh setiap pendidik dalam melaksanakan tugasnya, khususnya

dalam pengajaran.74

Hal ini menunjukkan bahwa seorang pendidik tidak mungkin memberikan

contoh-contoh kebaikan jika ia sendiri tidak memiliki perangai yang baik. Atau

dengan kata lain, seorang pendidik baru bisa memberikan teladan yang baik bagi

peserta didik, jika ia telah menghiasi dirinya dengan perilaku dan akhlak yang

terpuji.

Dari penjelasan yang singkat ini, maka dapat dipahami bahwa metode

uswah adalah metode pendidikan yang diterapkan dengan cara memberikan

contoh-contoh atau teladan yang baik yang berupa perilaku nyata, khususnya

dalam hal ibadah dan akhlak.

Dalam pelaksanaannya, metode keteladanan (uswah hasanah) ini cocok

diterapkan pada siswa pada semua jenjang pendidikan. hal ini karena pada

dasarnya, seorang guru mesti memberikan teladan atau contoh yang baik pada

siswanya. Oleh karena itu, metode pembelajaran uswatun hasanah cocok bila

diterapkan pada semua jenjang pendidikan.

Namun, metode ini nampaknya lebih tepat jika digunakan pada tingkat TK

dan SD. Hal ini karena pada jenjang ini siswa berada pada tahap meniru. Selain

itu, pada tingkat ini juga gelombang otak masih berada pada tingkap tetha. Orang

yang berada pada tingkat tetha akan lebih mudah menyerap informasi. Selain itu,

73 Taklimudin dan Febri Saputra, “Metode Keteladanan Pendidikan Islam dalam Perspektif

Qur‟an”. Jurnal Pendidikan Islam Vol.3 No.1, STAIN Curup 2018, h. 3.

74

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya, 1994), Cet. 2. h. 46.

Page 134: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

63

informasi yang masuk saat gelombang tetha aktif akan diingat dalam jangka

waktu yang sangat panjang dan akan berpengaruh pada kepribadian anak.

Metode uswatun hasanah juga dalam penerapannya memiliki kelebihan dan

kelemahan. Diantara kelebihan dan kelemahan itu adalah :

1. Kelebihan metode keteladanan

Kelebihan penggunaan metode keteladanan (uswah hasanah) diantaranya :

a. Akan memudahkan peserta didik dalam menerapkan ilmu yang

dipelajarinya di sekolah. Seorang pendidik tidak hanya memberikan

materi ketika dikelas saja, tapi juga memberikan materi diluar kelas.

Materi-materi yang diberikan diluar kelas merupakan materi aplikatif

dalam hal bergama, seperti penanaman akidah, tatacara beribadah,

penanaman akhlak atau pun materi lainnya.

b. Dapat memudahkan pendidik dalam mengevaluasi hasil belajar

peserta didik.

c. Tujuan pendidikan lebih terarah dan dapat tercapai dengan baik.

Seorang pendidik harus memberikan contoh perilaku yang sesuai

dengan materi yang diajarkan di kelas. Dengan demikian, tujuan

pendidikan akan dengan mudah untuk dicapai dan menjadikan peserta

didik menjadi pribadi yang bertaqwa serta berilmu pengetahuan.

d. Dengan diberlakukannya keteladanan dalam lingkungan di sekolah,

keluarga, dan masyarakat, maka akan menciptakan situasi yang baik.

Sekolah, keluarga, dan lingkungan masyarakat merupakan elemen yang

paling berpengaruh dalam pembentukan watak dan karakter peserta

didik. Oleh karena itu perlu adanya keteladanan yang positif dari

sekolah, keluarga, dan lingkungan masyarakat.

e. Keteladanan yang ditunjukkan oleh seorang pendidik akan menciptakan

hubungan yang harmonis antara pendidik dengan peserta didik.

Keteladanan yang ditunjukkan dengan sikap penuh kasih sayang yang

ditunjukkan pendidik akan menimbulkan rasa empati dan sikap saling

menghormati sehingga timbul keharmonisan antara pendidik dengan

peseta didik.

Page 135: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

64

f. Secara tidak langsung seorang pendidik dapat menciptakan materi yang

akan diajarkan kepada peserta didik. Keteladanan bukan hanya sebagai

metode pendidikan biasa, akan tetapi dapat juga menjadi sebuah materi

yang aplikatif yang diajarkan di kelas.

g. Akan mendorong seorang pendidik agar selalu berbuat baik karena akan

selalu dicontoh oleh peserta didiknya. Dalam metode keteladanan,

segala sesuatu yang melekat dalam diri seorang pendidik menjadi

sebuah pengetahuan yang akan diserap oleh peserta didik. Untuk itu,

seyogyanya seorang pendidik mesti memiliki gesah yang baik.75

Dari beberapa kelebihan yang telah dipaparkan di atas, maka dapat

dikatakan bahwa metode keteladanan memiliki peranan yang sangat penting

dalam upaya mewujudkan pendidikan Islam. Karena dalam metode keteladanan,

selain mengajarkan peserta didik secara teoritis, pendidik juga dapat melihat

secara langsung bagaimana peserta didik mengamalkan materi pendidikan yang

telah dipelajari selama proses belajar mengajar berlangsung.

2. Kelemahan metode keteladanan

Selain memiliki kelebihan seperti yang telah dipaparkan di atas, metode

keteladanan juga memiliki beberapa kekurangan, diantaranya :

a. Jika dalam proses belajar mengajar tokoh yang diteladani tidak baik,

maka peserta didik akan cenderung mengikuti hal-hal yang tidak baik

pula.

b. Jika dalam proses belajar mengajar hanya memberikan teori tanpa

diikuti dengan implementasinya, maka tujuan pembelajaran akan sulit

untuk diarahkan.

c. Jika pendidik hanya memberikan materi ajar di dalam kelas dan tidak

mempraktekkan apa yang diajarkan dalam keseharian, maka akan

mengurangi rasa empati peserta didik. Bahkan, seseorang akan

75 Ibid., h. 13.

Page 136: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

65

kehilangan rasa hormatnya ketika seorang pendidik tidak melaksanakan

apa yang dikatakan kepada peserta didiknya.76

Dari beberapa kelebihan dan kekurangan metode keteladanan di atas, maka

dapat dikatakan bahwa metode keteladanan merupakan metode pendidikan yang

memiliki pengaruh yang besar dalam membentuk dan mempersiapkan aspek

moral, spiritual dan sosial anak. Hal ini karena pendidik merupakan figur terbaik

dalam pandangan peserta didik, yang tindak tanduk dan sopan santunnya, disadari

atau tidak akan ditiru dan diteladani oleh peserta didik.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dipahami bahwa betapa

pentingnya peran guru sebagai salah satu orang yang akan memberikan

keteladanan kepada peserta didik, dan juga orang yang dija dikan sosok atau

model oleh peserta didik. Jadi, berhasil atau tidaknya penggunaan metode

keteladanan (uswah hasanah) dalam proses pembelajaran sangat tergantung pada

guru yang diteladani. Oleh karena itu, keteladanan yang baik adalah salah satu

metode yang bisa diterapkan untuk merealisasikan tujuan pendidikan.

Dalam penerapannya, metode uswah atau keteladanan adalah sebelum para

pendidik menyampaikan segala hal apapun, pendidil perlu menjadi teladan

terlebih dahulu minimal sama-sama melakukan hal-hal yang baik dan yang akan

diperintah kepada peserta didik atau khalayak masyarakat. Artinya mau tidak mau

harus terjun secara langsung dan mencontohkan secara langsung agar lebih efektif

dan mudah dipahami.

Demikian juga ketika menyampaikan materi di dalam kelas atau secara

daring tentu seorang pendidik harus menerapkan metode keteladanan atau uswah

yang tentu menjadi contoh bagi muridnya karena salah satu penilaian muridnya

yakni afektif sikap. Murid tidak akan teladan apabila seorang pendidik tidak

mencontohkan dan mengapikasikan metode keteladanan dalam proses belajar agar

siswa terbiasa. Syarat seorang pendidik juga salah satunya harus memiliki

kompetensi kepribadian yang baik. Kepribadian yang baik salah satunya dengan

memiliki keteladanan yang patut dicontoh, bukan hanya mentrasfer ilmu tapi adab

76 Ibid., h. 14.

Page 137: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

66

dan kepribadian harus dilatih hingga siswa yang diajar menjadi insan yang bukan

hanya cerdas saja tapi memiliki kepribadian yang baik dan teladan.

Berdasarkan pemaparan beberapa metode pendidikan Islam di atas, penulis

mengambil kesimpulan bahwa dalam QS. Al-Maidah Ayat 67, QS. An-Nahl Ayat

125, dan QS. Al-Ahzab Ayat 21 mengandung metode-metode pendidikan islam

yang dapat diimplementasikan dan disesuaikan dengan tujuan pendidikan.

Terlebih di dalam Kurikulum 2013 di mana dalam aplikasinya siswa menjadi

pusat dalam pembelajaran di sekolah. Dalam hal ini, metode yang telah dijabarkan

pun relevan. Semua itu terlihat dari metode perdebatan, metode diskusi, metode

secara langsung dan metode menyampaikan dengan baik. Walau demikian, selain

pendidik hendaknya mampu menguasai semua metode-metode pendidikan islam,

para pendidik perlu mempertimbangkan metode yang cocok yang bisa digunakan

dalam proses pembelajaran disesuaikan tujuan akhir dari pembelajaran tersebut.

Page 138: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

67

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Al-Qur’an merupakan sebuah pedoman dan landasan bagi umat manusia

karena terdapat berbagai hal penting didalamnya, salah satunya adalah

pendidikan. Di dalam Al-Qur’an, Berdasarkan hasil penelitian dan analisis dengan

mengkaji tafsir dalam QS. Al-Maidah Ayat 67, QS. An-Nahl Ayat 125 dan QS.

Al-Ahzab Ayat 21, ayat-ayat tersebut mengandung metode pendidikan yang dapat

diterapkan dalam proses pembelajaran dan terdapat relevansi ketiga ayat tersebut

dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya:

Pertama, dalam QS. Al-Maidah Ayat 67 terdapat metode pendidikan Islam

tabligh (menyampaikan tanpa menutup-nutupi), yaitu penyampaian materi dengan

seksama tanpa adanya kekurangan yang bertujuan agar ilmu atau materi yang

disampaikan bersifat akurat. Dalam penerapan metode tabligh, pendidik

menyampaikan amanah keilmuan secara menyeluruh tanpa menutup-nutupi.

Kedua, dalam QS. An-Nahl Ayat 125 terdapat 3 metode Pendidikan Islam;

(1) Hikmah artinya penyampaian materi pendidikan yang disampaikan dengan

bijaksana, adil dan lemah lembut sehingga dapat diterima oleh peserta didik.

; (2), metode pendidikan Islam Mau’idzah Hasanah yang berarti nasehat baik atau

pengajaran baik; (3), Metode Jadalah yang artinya perdebatan atau metode

diskusi. Dalam penerapannya, pendidik menyampaikan materi keilmuan dengan

sikap lemah lembut dan bijaksana, memberikan nasihat yang baik, dan berdebat

atau berdiskusi untuk menyelesaikan permasalahan atau kesulitan dalam aktifitas

pembelajaran

Ketiga, dalam QS. Al-Ahzab Ayat 21 terdapat metode pendidikan Islam

uswah atau keteladanan dan terdapat metode yang secara langsung (direct)

maupun secara tidak langsung (indirect). Pada penerapannya, pendidik menjadi

contoh tauladan pada diri sendiri sebelum menjadi tauladan bagi orang lain.

B. Implikasi

Page 139: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

68

Seorang pendidik memiliki tanggung jawab, kemampuan, keterampilan,

pengetahuan dalam memilih metode pendidikan yang digunakan di dalam kelas

untuk mencapai tujuan pembelajaran dan menciptakan proses pembelajaran yang

efektif. Dalam penerapannya, pendidik dapat menggunakan metode-metode

pendidikan yang terdapat dalam al-Qur’an seperti metode tabligh, hikmah,

mau’izhah hasanah, jadalah, dan uswah dalam menyampaikan materi

pembelajaran, khususnya pendidikan islam.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang didapatkan oleh penulis

pada penelitian ini, maka penulis mengemukakan beberapa hal mengenai masukan

dan saran. Diantaranya sebagai berikut:

a. Agar para praktisi pendidikan dapat menerapkan metode pendidikan

yang terdapat dalam ayat Al-Qur’an, khususnya metode yang

mengandung ke-Islaman sehingga dapat memperhatikan terhadap

penguasaan berbagai macam-macam metode pendidikan yang relevan,

diantaranya seperti metode tabligh, metode hikmah, metode mau’izhah

hasanah, metode jadalah, dan metode uswah.

b. Agar para pendidik dan peserta didik dapat mengimplementasikan

sikap dan sifat yang terkandung dalam metode-metode pendidikan di

dalam QS. Al-Maidah Ayat 67, QS. An-Nahl Ayat 125 dan QS. Al-

Ahzab Ayat 21, yaitu sikap bijaksana, adil, lemah lembut, memberi

nasehat, berdiskusi dan menjadi tauladan yang baik dalam kehidupan

sehari-hari di lingkungan keluarga dan masyarakat

c. Adanya metode pendidikan yang sesuai dengan anjuran Al-Qur’an

merupakan syarat pendidik yang menjiwai nilai-nilai pendidikan dan

keislaman.

Page 140: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

68

B. Implikasi

Seorang pendidik memiliki tanggung jawab, kemampuan, keterampilan,

pengetahuan dalam memilih metode pendidikan yang digunakan di dalam kelas

untuk mencapai tujuan pembelajaran dan menciptakan proses pembelajaran yang

efektif. Dalam penerapannya, pendidik dapat menggunakan metode-metode

pendidikan yang terdapat dalam al-Qur’an seperti metode tabligh, hikmah,

mau’izhah hasanah, jadalah, dan uswah dalam menyampaikan materi

pembelajaran, khususnya pendidikan islam.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang didapatkan oleh penulis

pada penelitian ini, maka penulis mengemukakan beberapa hal mengenai masukan

dan saran. Diantaranya sebagai berikut:

a. Agar para praktisi pendidikan dapat menerapkan metode pendidikan

yang terdapat dalam ayat Al-Qur’an, khususnya metode yang

mengandung ke-Islaman sehingga dapat memperhatikan terhadap

penguasaan berbagai macam-macam metode pendidikan yang relevan,

diantaranya seperti metode tabligh, metode hikmah, metode mau’izhah

hasanah, metode jadalah, dan metode uswah.

b. Agar para pendidik dan peserta didik dapat mengimplementasikan

sikap dan sifat yang terkandung dalam metode-metode pendidikan di

dalam QS. Al-Maidah Ayat 67, QS. An-Nahl Ayat 125 dan QS. Al-

Ahzab Ayat 21, yaitu sikap bijaksana, adil, lemah lembut, memberi

nasehat, berdiskusi dan menjadi tauladan yang baik dalam kehidupan

sehari-hari di lingkungan keluarga dan masyarakat

c. Adanya metode pendidikan yang sesuai dengan anjuran Al-Qur’an

merupakan syarat pendidik yang menjiwai nilai-nilai pendidikan dan

keislaman.

Page 141: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

69

DAFTAR PUSTAKA

Al-Mahalli, Imam Jalaluddin dan Imam Jalaluddin as-Suyuthi, Tafsir Jalalain

Berikut Asbabun Nuzul Jilid 2, terj. Tafsir Jalalain oleh Bahrun Abu

Bakar, (Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2000). Cet. VI.

Al-Maraghi, Ahmad Mustafa. Tafsir al-Maraghi Juz XIV. terj. Bahrun Abu Bakar,

dkk. (Semarang, CV. Toha Putra Semarang, 1987).

Al-Nahlawi, Abdurrahman. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan

Masyarakat, tej, Shihabuddin, Gema Insani, Jakarta, 1995.

Al Rasyidin, Samsul Nizarmsul Nizar. Fillsafat Pendidikan Islam: Pendidikan

Historis, Teoritis dan Praktis. (Jakarta : Ciputat Press, 2005).

Al-Syaibani, Omar Mohammad al-Toumy. Falsafah Pendidikan Islam (Jakarta:

Bulan Bintang, 1979).

Al-Thabari, Muhammad Ibn Jarir. Jāmi‟ al-Bayan „an Ta‟wil ay al-Qur‟an (tafsir

ath-Thabari), (Dalam Maktabah Shameela).

Arief, Armai. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. (Jakarta: Ciputat

Press, 2002).

Arifin, M. Ilmu Pendidikan Islam, Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis

Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Ed. 1, cet. 3, (Jakarta: Bumi

Aksara, 1994).

Arifin, M. Ilmu Pendidikan Islam, Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis

Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Ed. 1, cet. 1, (Jakarta: Bumi

Aksara, 1991).

Arifin, Tatang. M. Menyusun Rencana Penelitian. (Jakarta : Raja Grafindo

Persada, 1995).

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. (Jakarta : Rineka Cipta, 2002).

Ar-Rifa’i, Muhammad Nasib. Taisiru al-Aliyyul Qadir Li Ikhtishari Tafsir Ibnu

Katsir. Terj. Drs. Shihabudin, M.A., Kemudahan Dari Allah Ringkasan

Tafsir Ibnu Katsir Jilid 3. (Jakarta : Gema Insani Pres, 1989).

Page 142: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

70

Assegaf, Abd. Rachman. Aliran Pemikiran Pendidikan Islam: Hadharah

Keilmuan Tokoh Klasik Sampai Modern. (Jakarta: Rajawali Pers, 2013).

Cet. I.

Az-Zuhaili, Wahbah. Tafsir al-Munir Jilid 7 (Juz 13-14). (Jakarta : Gema Insani,

2014).

Az-Zuhaili, Wahbah. Tafsir al-Munir Jilid 3 (Juz 5-6), terj. Abdul Hayyie al-

Kattani. (Jakarta : Gema Insani, 2016).

Barnadib, Imam. Filsafat Pendidikan, Sistem dan Metode. (Yogyakarta: Yayasan

Penerbit IKIP Yogyakarta, 1990). Cet.1.

Buto, Zulfikar Ali. “Wawasan al-Qur‟an Tentang Metode Pendidikan” Jurnal

Tarbiyah Vol. 25 No. 1, IAIN Lhokseumawe.

Buseri, Kamrani. Dasar, Asas dan Prinsip Pendidikan Islam, (Kalimantan

Selatan: IAIN Antasari, 2014).

Dahlan, M. dkk. Kamus Induk Istilah Ilmiah. (Surabaya: Penerbit Target Press,

2003).

Daradjat, Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Bumi Aksara, 2009).

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Ke-2. (Jakarta : Balai Pustaka, 1995). Cet. 4.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Keempat (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2016).

Depertemen Pendidikan Nasional. Kamus besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai

Pustaka, 2012).

Djamarah, Syaiful Bahri & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta :

Rineka Cipta, 2010).

Faizi, Mastur. Ragam Metode Mengajarkan Eksakta Pada Murid. (Jogjakarta:

DIVA Press, 2013). Cet I.

Fathurrohman, Pupuh & M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung :

Refika Aditama, 2007).

Gunawan, Heri. Pendidikan Islam Kajian Teoritis dan Pemikiran Toko.

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014).

Page 143: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

71

Hawi, Akmal. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali

Pers, 2013), Cet. I.

Hamka. Tafsir al-Azhar. (Jakarta : Pustaka Panjimas, 1983).

Hamka, Tafsir Al-Azhar, Juzu‟ 13 dan Juzu‟ 14, (Jakarta: Pustaka Panjimas,

2004).

Imam Sulaiman bin Umar al Ajyay asy Syafi’i asy Syahir bil Jamal, al Futuuhaat

al Ilahiyyah Bi Taudhihi Tafsiri al Jalalain Lidaqaaiq al Khafiyah, Juz 7,

(Beirut : Dar al Kitab al Ilmiyah, 1204 H).

Indriana, Diana. Ragam Alat Bantu Media Pembelajaran, (Jogjakarta: DIVA

Press, 2011), Cet. I.

Jannah, Miftahul. Metode Pendidikan Islam yang Terkandung dalam Al-Qur‟an

Surat An-Nahl Ayat 125-126, Skripsi pada program sarjana strata 1 UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Katsir, Ibnu. Tafsir al-Qur‟an al-„Azhim. (Lebanon : Dar al-Kutub al-Ilmiyah,

2008).

Kbbi.web.id, diakses Hari Jum’at, 10 Januari 2020, Pukul 19.39 WIB.

Kementrian Agama RI, al-Qur‟an dan Terjemahannya, (Jakarta : al-Hadi Media

Kreasi, 2015).

Khaerullah, M. Irham. “Implikasi Q.S. al-Maidah ayat 67 Tentang Tugas dan

Peran Guru dalam Menyampaikan Amanah”. Prosiding Pendidikan

Agama Islam, ISSN 2460 6413.

Majid, Abdul. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep dan

Implementasi Kurikulum 2004. (Jakarta : Bumi Aksara, 2006).

Minarti, Sri. Ilmu Pendidikan Islam, Fakta Teoritis-Filosofis dan Aplikatif-

Normatif. (jakarta: Amzah, 2013). Cet. 1.

Muhadjir, Noeng. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Yogyakarta : Rake Sarasin,

1996).

Munardji. Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bina Ilmu, 2004)

Munawwir, Ahmad Warson. Al Munawwir, (Surabaya : Pustaka Progressif, 1997).

Nata, Abuddin. Filsafat Pendidikan Islam. (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005).

Page 144: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

72

Nata, Abudin. Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur‟an, (Jakarta : UIN Jakarta

Press, 2005).

Nata, Abuddin. Studi Islam Komprehensif. (Jakarta : Kencana, 2011).

Nawawi, Hadari. Pendidikan Dalam Islam. (Surabaya : Al-Ikhlas, 1993).

Nizar, Samsul. Fillsafat Pendidikan Islam: Pendidikan Historis, Teoritis dan

Praktis. (Jakarta : Ciputat Press, 2005).

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Alinea ke IV.

Pratiwi, Cindi. Metode Pendidikan dalam Prespektif yang Al-Qur‟an Kajian

Surat An-Nahl Ayat 125-127, skripsi pada program sarjana strata 1 UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012.

Ramayulis. Dasar-dasar Kependidikan Suatu Pengantar Ilmu Pendidikan.

(Jakarta: Kalam Mulia, 2015). Cet. I.

Riannie, Nurjannah. “Pendekatan dan Metode Pendidikan Islam, (Sebuah

Perbandingan dalam Konsep Teori Pendidikan Islam dan Barat)”,

Management of Education, Vol 1 No. 2.

Salik, Mohammad. Ilmu Pendidikan Islam, (Surabaya: UIN SA Press, 2014)

Samiudin, Peran Metode Untuk Mencapai Tujuan Pembelajaran, (Bangil: STAI

Pancawahana, 2016).

Sani, Ridwan Abdullah. Inovasi Pembelajaran. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014).

Cet. II.

Shihab, M. Quraish. Tafsir al-Misbah Volume 10. (Jakarta : Lentera Hati, 2002).

Shihab, Quraish. Membumikan al-Qur‟an, (Bandung : Mizan, 1994)

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. (Bandung :

Alfabeta, 2008).

Subana, M dan Sudrajat. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Cv Pustaka

Setia, 2009).

Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. (Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya, 1994). Cet. 2.

Tafsir, Ahmad. Metodologi Pengajaran Agama Islam. (Bandung:PTRemaja

Rosdakarya,Cet.VIII, 2004)

Page 145: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam

73

Taklimudin dan Febri Saputra, “Metode Keteladanan Pendidikan Islam dalam

Perspektif Qur‟an”. Jurnal Pendidikan Islam Vol.3 No.1, STAIN Curup

2018.

Tatang, S. Ilmu Pendidikan. (Bandung: Pustaka Setia, 2012). Cet. I.

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang SIKDISNAS dan

Peraturan Pemerintah RI Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan

Pendidikan Serta Wajib Belajar, (Bandung: Citra Umbara, 2010).

Yasin, A. Fatah. Dimensi-dimensi Pendidikan Islam. (Malang: UIN Malang Press,

2008). Cet.I.

Yunus, Mahmud. Kamus Arab Indonesia, (Jakarta : PT. Hidakarya Agung, 1990).

Page 146: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam
Page 147: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam
Page 148: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam
Page 149: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam
Page 150: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam
Page 151: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam
Page 152: METODE PENDIDIKAN ISLAM DALAM PRESPEKTIF AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...i ABSTRAK Muhammad Muhyidin (1113011000085) “Metode Pendidikan Islam dalam