menyentuh perempuan dlm an nisaa 43
TRANSCRIPT
8/3/2019 Menyentuh Perempuan Dlm an Nisaa 43
http://slidepdf.com/reader/full/menyentuh-perempuan-dlm-an-nisaa-43 1/2
Menyentuh Perempuan (An-Nisaa' 43)
Assalammu¡¦alaikum wr wb.
Menurut Ibnu Katsir (Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 1, hal 718,
Muhammad Nasib Ar-Rifa¡¦i), penjelasan tentang ¡§Atau kamu bersentuhan
dengan wanita¡¨ sbb :
Para Mufasir dan Imam berikhtilaf mengenai maksudnya. Pendapat mereka
terbagi dua.
Pertama, bahwa ¡§sentuhan¡¨ merupakan kata kiasan untuk berjimak
berdasarkan firman Allah ¡§Jika kamu menceraikan istri-istrimu
sebelum kamu bercampur dengan mereka, padahal sesungguhnya kamu telah
menentukan maharnya, maka bayarlah seperdua dari mahar yang telah
kamu tentukan itu." (Al-Baqarah:237). Dan firman Allah Ta'ala,"Hai
orang orang yang beriman, apabila kamu menikahi perempuan perempuan
yang beriman, kemudian kamu ceraikan mereka sebelum kamu
mencampurinya, maka sekali kali tidak wajib atas mereka idah bagimu
yang kamu minta menyempurnakannya."(Al-Ahzab:49).
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas ihwal firman Allah,"Atau
kamu bersentuhan dengan wanita." Ibnu Abbas berkata : maksud
bersentuhan ialah 'jimak'. Ali, Ubai bin Ka'ab, dan sekelompok
tabi'in meriwayatkan hal senada dengan itu. Ibnu Jarir meriwayatkan
dari Said bin Jubeir dari Ibnu Abbas bahwa "al-lamsu, al-massu dan al-
mubasyarah" berarti jimak. Allah membuat kiasan untuk jimak dengan
kata kata yang dikehendaki-Nya.
Kedua, sebagian ulama lagi mengatakan bahwa yang dimaksud "sentuhan"
oleh Allah Ta'ala dalam ayat ini ialah segala bentuk sentuhan baik
dengan tangan atau melalui anggota tubuh manusia lainnya. Allahmewajibkan berwudhu kepada setiap orang yang salah satu bagian
tubuhnya bersentuhan dengan salah satu bagian anggota tubuh wanita.
Abdullah bin Mas'ud berkata : Al-lamsu bukan berarti berjimak. Dari
Abdullah dikatakan pula bahwa ciuman merupakan sentuhan juga dan
karenanya wajib berwudhu. Dia menafsirkan "Atau kamu bersentuhan
dengan wanita" dengan perabaan.
Diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa dia berwudhu karena mencium
istrinya. Hal senada diriwayatkan pula dari Umar bin Khaththab.
Saya (Ibnu Katsir) berpendapat : Saya meriwayatkan dari Umar bin
Khaththab melalui jalan lain bahwa dia mencium istrinya kemudianshalat tanpa berwudhu dahulu. Riwayat mengenai hal itu bervariasi.
8/3/2019 Menyentuh Perempuan Dlm an Nisaa 43
http://slidepdf.com/reader/full/menyentuh-perempuan-dlm-an-nisaa-43 2/2
Pendapat yang mewajibkan berwudhu karena bersentuhan adalah pendapat
Imam Syafi'i dan para pengikutnya serta pendapat Malik, pendapat yang
masyhur dari Ahmad bin Hambal juga meriwayatkan demikian.
Ahmad berkata : "Mereka mendukung pendapat ini. Ayat ini
dibaca "laamastum dan lamastum". Al-lamsu berarti perabaan dengantangan secara mutlak. Allah Ta'ala berfirman :"Dan kalau kami
turunkan tulisan diatas kertas, lalu mereka dapat merabanya dengan
tangan mereka....." (Al-An'am:7). Dalam hadist sahih
dikatakan,"berzinanya tangan dengan sentuhan." Dalam sahihain
ditegaskan "sesungguhnya Rasulullah SAW melarang penjualan dengan
sentuhan (tanpa diteliti mutu barangnya).
Kemudian Ibnu Jarir berkata, pendapat yang mendekati kebenaran
diantara kedua pendapat itu ialah yang mengatakan bahwa yang dimaksud
oleh firman Allah Ta'ala ""Atau kamu bersentuhan dengan wanita" ialah
berjimak, bukan arti arti al-lamsu selain jimak. Hal ini karenasahihnya kabar tentang Rasulullah SAW yang mencium salah seorang
istrinya kemudian dia shalat tanpa berwudhu terlebih dahulu. Kemudian
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Urwah, dari Aisyah, dia berkata,"Adalah
Rasulullah SAW berwudhu. Kemudian beliau mencium, lalu shalat tanpa
berwudhu terlebih dahulu."
Ibnu Jarir juga meriwayatkan dari Habib, dari Urwah, dari Aisyah dia
berkata,"Susungguhnya Rasulullah SAW mencium salah seorang istrinya
dan dia tidak memperbaharui wudhu. Saya (Urwah) berkata,"tidak ada
yang dicium beliau selain kamu, bukan?". Maka Aisyah tertawa."
Demikian pula hadist yang diriwayatkan oleh Abu Daud, Tirmidzi dan
Ibnu Majah dari sejumlah guru mereka.
Namun demikian, sebagian pakar hadist memandang lemah hadist ini dan
mengatakan, Siapa yang berkata demikian? Habib itu tidak mendengar
dari Urwah. Ahli hadist lain mengatakan,"sesungguhnya Habib tidak
menceritakan kepada kami kecuali dari Urwah, dari Ayahnya, dari
Aisyah. Hal ini menetapkan bahwa yang berkata adalah Urwah bin Zubeir
dan dikuatkan oleh kata-katanya,"tidak ada istri yang dicium itu
melainkan engkau, bukan?" Maka Aisyah tertawa.
Kemudian Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ummu Salamah,"Sesungguhnya
Rasulullah SAW menciumnya tatkala beliau shaum. Beliau tidak berbuka
dan tidak berwudhu lagi." Lalu Ibnu Jarir meriwayatkan lagi dari
Zainab Al-Ashamiyah, dari Aisyah, dari Nabi SAW,"sesungguhnya beliau
mencium, kemudian shalat tanpa berwudhu terlebih dahulu." Hadist ini
diriwayatkan pula oleh Imam Ahmad dari Zainab Al-Ashamiyah, dari
Aisyah, dari Nabi SAW.
Wallahu a'alam bisshowab