mendudukkan akhlaq rasulullah saw

5
1 | MENDUDUKKAN AKHLAQ RASULULLAH SAW (Refleksi Maulid Nabi Muhammad Saw) Oleh : Indra Fakhruddin 1 Mencoba menghimpun sebagian kata-kata sifat yang positif dalam kamus perilaku manusia diantaranya ; jujur, amanah, cerdas, bijaksana, lemah lembut, pengertian, perhatian, santun, bertutur kata bagus, senyum, kerja keras, pantang menyerah, optimis, tidak putus asa, semangat, ringan tangan, dermawan, cinta damai, toleran dan masih banyak lagi. Sebagian kata sifat tersebut semuanya terhimpun dalam pribadi Rasulullah Saw. Para Mubaligh dan Kiyai tak pernah absen bicara soal sifat-sifat Nabi Muhammad Saw dalam tausiyah memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw. Semua terangkum dalam sebuah kata akhlaq Rasulullah Saw. Tak ketinggalan pasti mereka menukil hadist yang sudah sangat mashur : تـ ت ثـ عـ ماب نـ إ م كار م م م ـق خ ا“Sesungguhnya aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia” (HR. Al-Bukhari) Atau dalam redaksi yang hampir sama; ق خ ا ح ال ص م ت ت ث ع اب إ“Sesungguhnya aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang sholih (baik)”(HR. Al-Bukhari) Masalahnya, arah pembicaraan kadang justru mempersempit ruang makna dari kebesaran akhlaq baginda Nabi Saw. Wajar saja hal tersebut sangat dipengaruhi oleh atmosfer opini yang sedang berkembang. Ketika umat islam sekarang ini sedang mengalami kekalahan inteleketual ditengah derasnya opini yang memojokkan islam. Islam diopinikan sebagai inspirator tindakan terorisme atau barbarisme. Makin menguat pasca deklarasi ISIS dan tragedi Paris baru-baru ini. Sangat disayangkan hampir semua tindakan terorisme yang dituduhkan pada islam selama ini tak ada satu pun yang clear dan berimbang pengungkapan fakta yang sebenarnya. Namun bola panas itu sudah terlanjur dienyalakan dan dilempar kemana-mana. Walhasil islam dan gerakan islam ideologis menjadi pihak tertuduh. Sementara itu upaya membersihkan nama baik dan identitas islam di Indonesia sebagai penduduk islam terbesar didunia, Presiden Jokowi melalui Menteri Agama dan instansi keagamaan menggaet ormas terbesar di Indonesia menyuarakan istilah Islam Nusantara. Sebuah ikhtiar untuk memberikan genre baru terhadap islam di nusantara yang berbeda dengan islam ditimur tengah. Islam Nusantara identik dengan islam ramah, toleran, damai, dialogis, demokratis, kultural, tidak anti barat 1 Pengasuh Halaqoh Inspirasi Perubahan (HIP).

Upload: mushab-abdurrahman

Post on 16-Feb-2017

390 views

Category:

Spiritual


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mendudukkan akhlaq rasulullah saw

1 |

MENDUDUKKAN AKHLAQ RASULULLAH SAW

(Refleksi Maulid Nabi Muhammad Saw)

Oleh : Indra Fakhruddin1

Mencoba menghimpun sebagian kata-kata sifat yang positif dalam kamus perilaku manusia

diantaranya ; jujur, amanah, cerdas, bijaksana, lemah lembut, pengertian, perhatian, santun, bertutur

kata bagus, senyum, kerja keras, pantang menyerah, optimis, tidak putus asa, semangat, ringan

tangan, dermawan, cinta damai, toleran dan masih banyak lagi. Sebagian kata sifat tersebut

semuanya terhimpun dalam pribadi Rasulullah Saw. Para Mubaligh dan Kiyai tak pernah absen

bicara soal sifat-sifat Nabi Muhammad Saw dalam tausiyah memperingati Maulid Nabi Muhammad

Saw. Semua terangkum dalam sebuah kata akhlaq Rasulullah Saw. Tak ketinggalan pasti mereka

menukil hadist yang sudah sangat mashur :

األخالق ــمم مكارم إنـــمابعـثـــت ألتـ

“Sesungguhnya aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia” (HR. Al-Bukhari)

Atau dalam redaksi yang hampir sama;

ابعثت ألتم صالح األخالق إن

“Sesungguhnya aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang sholih (baik)”(HR. Al-Bukhari)

Masalahnya, arah pembicaraan kadang justru mempersempit ruang makna dari kebesaran akhlaq

baginda Nabi Saw. Wajar saja hal tersebut sangat dipengaruhi oleh atmosfer opini yang sedang

berkembang. Ketika umat islam sekarang ini sedang mengalami kekalahan inteleketual ditengah

derasnya opini yang memojokkan islam. Islam diopinikan sebagai inspirator tindakan terorisme atau

barbarisme. Makin menguat pasca deklarasi ISIS dan tragedi Paris baru-baru ini. Sangat

disayangkan hampir semua tindakan terorisme yang dituduhkan pada islam selama ini tak ada satu

pun yang clear dan berimbang pengungkapan fakta yang sebenarnya. Namun bola panas itu sudah

terlanjur dienyalakan dan dilempar kemana-mana. Walhasil islam dan gerakan islam ideologis

menjadi pihak tertuduh.

Sementara itu upaya membersihkan nama baik dan identitas islam di Indonesia sebagai penduduk

islam terbesar didunia, Presiden Jokowi melalui Menteri Agama dan instansi keagamaan menggaet

ormas terbesar di Indonesia menyuarakan istilah Islam Nusantara. Sebuah ikhtiar untuk memberikan

genre baru terhadap islam di nusantara yang berbeda dengan islam ditimur tengah. Islam

Nusantara identik dengan islam ramah, toleran, damai, dialogis, demokratis, kultural, tidak anti barat

1 Pengasuh Halaqoh Inspirasi Perubahan (HIP).

Page 2: Mendudukkan akhlaq rasulullah saw

2 |

dan moderat. Pokoknya , jauh dari prasangka radikal, keras, tekstual, formalitas, caos sebagaiamana

yang distigma negatifkan terhadap islam yang berkembang sekarang ini ditimur tengah.

***

Mengingat peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw dalam suasana yang penuh kabut

desinformasi dan delegitimasi terhadap syariah islam cenderung dipandang formalis itu, maka

pesan-pesan maulid terkesan menjadi cerita manis bermotif deradikalisasi ala program BNPT .

Disatu sisi pesan maulid yang makin mengaburkan umat dari agenda utama yang harus diemban

oleh umat sebagaimana yang pernbah sama dilakukan oleh baginda Nabi Muhammad Saw.

Ditambah pekerjaan rumah umat ini karena minimnya semangat umat islam dalam mengkaji Sirah

Nabawiyyah secara mendalam. Akibatnya potret utuh figur Rasulullah Saw tak pernah

tergambarkan. Yang ada hanyalah potongan-potongan puzle kecil didapatkan dari sisa-sia ingatan

bangku sekolah. Itupun sebatas sifat akhlaq kehidupan pribadi Rasulullah Saw sebagaimana

tersebut diatas.

***

Sesungguhnya umat islam telah mengalami kesalahan pemahaman dalam memasang dan

meletakkan potongan-potongan puzle akhlaq Rasulullah Saw. Sehingga wajah akhlaq dan

kepribadian baginda Saw tidak utuh sebagaiamana wajah aslinya. Tak lebih hanya mengikuti selera

dan penilaian subyektif semata.

Akhlaq bukan sebatas sifat humanis yang memiliki nilai elastisitas dan universalitas. Akhlaq adalah

karakter. Akhlaq wajib diatur sesuai dengan pemahaman-pemahaman syariah. Karena itu akhlaq

yang dinyatakan baik oleh syara’ disebut akhlaq yang baik dan yang dinyatakan buruk oleh syara’

disebut akhlaq buruk. Hal ini karena akhlaq merupakan bagian dari syariat, juga bagian dari perintah

dan larangan Allah Swt.

Dengan demikian kita perlu melihat wajah akhlaq keseluruhan Rasulullah Saw sepanjang hidupnya

baik secara pribadi, keluarga maupun kiprahnya sebagai Nabi dan Rasul sekaligus sebagai

karaternya sebagai pemimpin negara (amirul mukminin) yang menerapkan hukum syariah islam

dalam bingkai negara islam pertama waktu itu.

Kita harus pandai-pandai mengkomparasikan berbagai nash yang menyangkut aktifitas beliau.

Diantaranya firman Allah Swt;

كثريا لقد كان واليـوم الخر وذكر الل لكم ف رسول الل أسوة حسنة لمن كان يـرجو الل

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang

yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah

(TQS.Al-Ahzab:21)

Page 3: Mendudukkan akhlaq rasulullah saw

3 |

Dalam ayat ini, Allah Swt dengan sangat luar biasanya mengokohkan baginda Muhammad Saw

sebagai satu-satu manusia dimuka bumi yang layak dijadikan sebagai tauladan seluruh kehidupan

manusia. Menurut pakar bahasa lafadz ‘uswatun’ dalam bahasa arab telah menghimpun seluruh

sifat kebaikan diberbagai sisi kehidupan manusia. Berbeda dengan lafadz qudwah (tauladan) tetapi

lebih sifatnya partikular. Contohnya, banyak orang karirnya sukses memimpin perusahaan. Tetapi

sebagai ayah dan suami dia telah gagal dirumah tangganya. Ada yang sukses sebagai ayah

menghantarkan putra putri sampai jenjang pendidikan yang tinggi. Tetapi terjungkal di pekerjaan

karena jeratan korupsi dan tidak amanah. Begitulah manusia pada umumnya. Sulit untuk menjadi

uswah yang utuh diseluruh hidupnya. Banyak manusia kecewa menjadikan sesama manusia

idolanya. Namun tidak pada Rasulullah Saw beliau adalah sosok yang dari sisi manapun mata

memandang sangat elok untuk dicontoh dan dikaji diberbagai dimensi. Ribuan kitab hadist, fiqih,

sirah, dan tasawuf tersusun hingga sekarang tak pernah surut para ulama yang faqih diberbagai

disiplin ilmu mengkaji kehidupan beliau. Tak heran jika seorang Michael Hart (1978) dalam bukunya

100 Orang Berpengaruh Didunia Sepanjang Sejarah menempatkan Muhammad urutan ranking

pertama didunia sebagai tokoh yang paling berpengaruh di dunia sepanjang sejarahnya. Padahal

ia bukan seorang muslim.

Beliau orang yang lembut pada tetangga, tutur katanya sejuk, bergaul kasih sayang kepada sesama

muslim sekaligus sangat keras terhadap orang kafir harbi fi’lan. Suatu waktu beliau ditemukan

sangat halus dan lemah lembut tetapi diwaktu yang lain beliau keras saat menghadapi orang kafir

yang jelas-jelas memusuhi islam dan kaum muslimin. Sekaligus sangat toleran saling menghargai

bahkan menjamin kehidupan orang kafir dzmmi (ahlu dzimmah) karena mendapat jaminan dari

negara khalifah atas ketundukannya terhadap hukum negara khilafah.Hal ini semua, karena sifat

akhlaq baginda Saw mengikuti aturan syariat bukan kehendak selera hawa nafsu. Sebagaimana

Allah swt berfirman;

نـهم تـراهم ركعا سجدا يـ اء على الكفار رحاء بـيـ تـغون فضال من الل ورضوان سيماهم ف وجوههم ممد رسول الل والذين معه أشد بـ من أثر السجود

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras

terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan

sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka

dari bekas sujud … [ Qs. Al Fath : 29 ].

Seorang muslim harus santun, toleransi ketika menemukan perbedaan pendapat untuk masalah-

masalah yang sifatnya syar’iyyah dzanniyah. Selama itu masih ra’yul islamy maka harus

dikembangkan sikap tasamuh (toleransi) antar sesama muslim. Inilah baru makna indahnya

perbedaan. Lebih detail baca sendiri kitab para ulama berbicara tentang adabul ikhtilaf dalam islam.

Tetapi jika ada masalah ushuliyyah yang menyangkut aqidah, seperti beberapa waktu yang lalu

terjadi pelecehan terhadap Nabi Muhammad saw dengan membuat karikatur yang menjelakkan

beliau dan islam. Umat islam tidak boleh bersikap ‘aman’ , diam, sabar, santun, memaafkan, jangan

marah dan sikap-sikap yang dianggap ‘akhlaq baik’ menyikapi kasus pelecehan tersebut. Justru

umat islam wajib membela nabinya, harus marah karena marahnya ini bagian dari perintah Allah

dan Rasulullahnya. Dengan menggelar aksi menuntut pelaku pelecehan usupaya dihukum seberat-

Page 4: Mendudukkan akhlaq rasulullah saw

4 |

beratnya. Ulama dan penguasa kaum muslimin tidak boleh diam seribu bahasa melihat pelecehan

terhadap nabinya.

Begitu pula tentang Ahmadiyyah yang menjadikan Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi terakhir.

Atau juga tindakan keji Amerika dan sekutu yang telah menghancurkan negeri islam ( Irak, Palestina,

Syiria, dsb) . Semua itu harus disikapi dengan tegas. Telah dicontohkan oleh Baginda Saw dan para

khalifah mereka harus mengangkat senjata demi menjaga kehormatan kaum muslimin.

Demikianlah akhlaq muslim yang sebenarnya.

***

Visi besar diutusnya Rasulullah saw adalah untuk menyelamatkan manusi. Mengenalkan manusia

kepada penciptanya. Dan mengajak hidup totalitas dalam syariah islam yang mulia. Penerapan

syariah islam oleh khilafah -baik yang tertuang dalam politik dalam negeri maupun luar negeri -

semuanya termanifestasi dari visi tauhid.

Baginda Rasulullah Saw sangat sayang kepada umatnya. Disaat nafas terakhir menjelang ajalnya

tiba, beliau masih sempat menyebut nama umatnya “ummatii..ummatii..ummatii...” Seolah-olah,

terbesit makna bahwa saking sayangnya beliau kepada umatnya diakhir jaman ini, tidak rela ada

umatnya sampai tidak beriman dan beribadah hanya kepada Allah Swt.

Sekali pun baginda Saw memberikan aturan tidak boleh memaksa individu kafir (non muslim) untuk

memeluk islam. Namun mereka diminta harus tunduk kepada kekuasaan islam semata-mata demi

mewujudkan rahmat islam menyentuh semua lapisan permukaan makhluk dibumi timur hingga

barat. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw;

فإذا قالوها منـعوا من دماءهم وأ بقها وحسابـهم على الل موالم إل أمرت أن أقاتل الناس حت يـقولوا ل إله إل الل

Saya diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan; 'Tidak ada tuhan

(yang berhak disembah) selain Allah', apabila mereka mengucapkannya, maka mereka telah

menghalangiku (untuk menumpahkan) darah & (merampas) harta mereka, kecuali dgn haknya,

sedangkan (apabila mereka menyembunyikan kekafiran & kemaksiatan) maka Allah-lah yg

menghisab mereka [HR. Tirmidzi No.2531].

***

Metode menyebarkan islam menjelajah pelosok bumi adalah dengan dakwah dan jihad. Dua

metode ini adalah pilar-pilar politik luar negeri negara khilafah. Selama khilafah belum hadir secara

nyata ditengah-tengah umat, misi suci nan indah ini tak akan bisa dilihat oleh mata siapapun yang

memandangnya dan tak sefasih lisan menceritakannya. Kecuali mata kita dan lisan kita sebatas

berbicara berdasarkan bukti otentik lembaran sejarah keemasan peradaban khilafah yang telah

berhasil mewujudkan misi tersebut beberapa waktu yang silam.

Hadist tersebut diatas menjadi bukti bahwa tugas beliau adalah menjadikan umat ini bertauhid

dengan menerapkan syariat islam. Inilah korelasi dari hadist tentang diutusnya beliau untuk

Page 5: Mendudukkan akhlaq rasulullah saw

5 |

menyempurnakan akhlaq. Dalam artian akhlaq sebagai karakter manusia yang tidaklah akan

sempurna tanpa ditegakkannya syariat ditengah-tengah individu-individu umat manusia. Mustahil

otoritas penuh untuk memulyakan manusia dari deri lembah jahiliyyah menuju kemuliaan islam

dapat diraih jika beliau Saw, jika beliau tidak memiliki daulah (negara) yang secara independen legal

formal menerapkan syariah islam sebagai asas dari akhlaq tersebut. Nah, dengan demikian menjadi

jelaslah alasan baginda Rasulullah Saw dalam kiprah dakwahnya bersama-sama sabahat ra. memiliki

satu frekuensi, satu tujuan dan satu hati dalam dakwah yaitu demi menerapkan islam secara penuh

melalui institusi negara.

Peristiwa hijrahnya beliau ke Yastrib (Madinah) menjadi bukti penjelas argumentasi tersebut. Jadi

dakwah beliau menegakkan negara semata-mata demi menyebarkan tauhid. Hanya melalui tauhid

manusia hidup mulia sejahtera bersama syariah. Dan dengan syariah kecermelangan akhlaq

manusia akan bisa diwujudkan. Dengan demikian prototype umat terbaik (khairu ummah) betul-

betul menjadi kenyataan. Maha Benar Allah atas firmanNya ;

ر أمة أخرجت للناس تمرون تم خيـ را لم م كنـ هون عن المنكر وتـؤمنون بلل ولو آمن أهل الكتاب لكان خيـ هم بلمعروف وتـنـ نـ المؤمنون وأكثـرهم الفاسقون

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf,

dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman,

tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka

adalah orang-orang yang fasik. (TQS Al-Imran : 110)

Jadi tepatlah, pesan maulid nabi Saw kepada umatnya adalah dengan mengikuti akhlaq Rasulullah

Saw. Karena Akhlaq beliau adalah Al-quranul Karim. Persis sebagaimana disampaikan oleh Ummul

Mukminin ‘Aisyah ra. ketika ditanya perihal akhlaq baginda nabi Saw.;

القرآن كان خلقه

“Akhlak Rasulullah n adalah al-Qur’an.” (HR. Muslim)

Sekarang jangan sampai kita mendikotomikan dan mengebiri makna “mengikuti akhlaq Rasulullah

saw“ disesuaikan dengan selera kita dan tidak mau meniru akhlaq beliau yang lainnya yang

menuntut pengorbanan untuk menerapkan syariah islam dalam bingkai khilafah. Pejuang khilafah

dituntut untuk menghiasi dirinya dengan kemewahan akhlaq. Umat membutuhkan figur tuntunan

dari para pengemaban dakwahnya. Pasalnya juga, Allah Swt hanya akan memberikan

pertolongannya kepada umat islam yang memiliki kepribadian cemerlang seperti Rasulullah Saw.

Wallahu A’lam Bishowwab