memberi pakan larva ikan

25

Click here to load reader

Upload: putra-harapan-bangsa

Post on 19-Jun-2015

2.520 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Pada kegiatan pembenihan ikan dimulai dari proses pemijahan ikan air tawar yang akan dihasilkan telur, larva dan benih ikan. Fase larva sangat menentukan keberhasilan suatu usaha pembenihan. Pada fase ini larva ikan mulai mengkonsumsi pakan yang diberikan pada media pemeliharaan karena kantong kuning telur yang terdapat pada tubuh larva ikan air tawar ini hanya dapat memasok energi bagi larva sekitar 2-3 hari, Selanjutnya agar dapat bertahan hidup pada media pemeliharaan larva ikan air tawar ini harus sudah mulai belajar makan makanan yang berasal dari luar tubuhnya. Apakah larva itu? Bagaimana cara memberi makan larva dan pakan jenis apa yang tepat diberikan pada larva yang mempunyai ukuran bukaan mulut sangat kecil? Mari kita diskusikan dan carilah referensi dari melakukan browsing internet, buku dan majalah lainnya. Dalam modul ini hanya akan dibahas secara singkat tentang jenis-jenis pakan larva, kandungan gizi pakan larva dan jenis pakan yang sesuai dengan bukaan mulut larva.

TRANSCRIPT

Page 1: Memberi Pakan Larva Ikan

PEMBELAJARAN 1

MEMBERI PAKAN LARVA IKAN

Tujuan Akhir pembelajaran / Terminal Performance Objective (TPO) setelah

mempelajari kompetensi ini peserta diklat Memeberi pakan larva ikan sesuai

persyaratan bila disediakan larva, pakan larva,

A. Tujuan Antara / Enabling Objective (EO)

Peserta mampu memberi pakan Larva Ikan

B. Materi Memberi Pakan Larva Ikan

Pada kegiatan pembenihan ikan dimulai dari proses pemijahan ikan air tawar

yang akan dihasilkan telur, larva dan benih ikan. Fase larva sangat menentukan

keberhasilan suatu usaha pembenihan. Pada fase ini larva ikan mulai

mengkonsumsi pakan yang diberikan pada media pemeliharaan karena kantong

kuning telur yang terdapat pada tubuh larva ikan air tawar ini hanya dapat

memasok energi bagi larva sekitar 2-3 hari, Selanjutnya agar dapat bertahan

hidup pada media pemeliharaan larva ikan air tawar ini harus sudah mulai belajar

makan makanan yang berasal dari luar tubuhnya. Apakah larva itu? Bagaimana

cara memberi makan larva dan pakan jenis apa yang tepat diberikan pada larva

yang mempunyai ukuran bukaan mulut sangat kecil? Mari kita diskusikan dan

carilah referensi dari melakukan browsing internet, buku dan majalah lainnya.

Dalam modul ini hanya akan dibahas secara singkat tentang jenis-jenis pakan

larva, kandungan gizi pakan larva dan jenis pakan yang sesuai dengan bukaan

mulut larva.

Larva adalah anak ikan yang baru menetas dari telur berukuran sangat kecil dan

membawa cadangan makanan pada tubuhnya berupa kuning telur dan butiran

minyak. Pada fase larva organ –organ tubuhnya belum sempurna karena masih

dalam proses perkembangan. Pada fase ini jika larva tidak menemukan

makanan dari luar pada saat cadangan makanan didalam tubuhnya habis maka

Sub. Kompetensi Pemberian Pakan Larva Ikan

Page 2: Memberi Pakan Larva Ikan

larva tersebut akan mati. Oleh karena itu pada fase ini harus dapat diberikan

pakan yang tepat jenisnya, tepat ukurannya sesuai dengan bukaan mulut larva

dan mempunyai kandungan gizi yang tinggi karena pada fase larva masih dalam

prose perkembangan seluruh organ-organ tubuh larva.

Pada fase larva pakan yang dikonsumsi oleh larva digunakan untuk proses

morfogenesis, organogenesis dan metamorfosis. Oleh karena itu pakan yang

diberikan pada larva harus benar-benar sesuai dengan ukuran bukaan mulut

larva, mempunyai kandungan gizi yang tinggi. Pada fase larva belum banyak

terjadi pertumbuhan karena seluruh energi yang diperoleh digunakan untuk

ketiga proses tersebut.

Organ pencernaan pada fase larva belum sempurna dimana saluran pencernaan

dan mulut belum terbuka secara sempurna. Oleh karena itu dalam menentukan

jenis pakan yang tepat harus diperhatikan tentang :

1. Perkembangan bukaan mulut larva agar dapat menetapkan pakan yang

tepat, pada umur berapa, jenis pakan dan ukuran pakan. Bukaan mulut larva

ini berkaitan dengan kemampuan larva untuk memangsa pakan yang berasal

dari luar. Ukuran pakan yang dapat dimangsa aoleh larva biasanya adalah

berkisar antara 30 – 50% dari bukaan mulut larva, misalnya ukuran bukaan

mulut larva adalah 1 cm, maka pakan yang dapat dimangsa oleh larva ikan

maksimal berukuran 3 - 5 mm.

2. Kemampuan mencerna larva sangat dipengaruhi oleh enzim pencerna,

produksi enzim dalam tubuh larva tubuh larva yang ditentukan oleh kelenjar

enzim belum sempurna, oleh karena itu larva belum mampu mencerna

pakan yang masuk kedalam tubuhya. Berdasarkan hasil penelitian larva

ikan lele, lambungnya baru terbentuk pada usia 12 hari oleh karena itu pada

usia larva belum ada enzim yang dapat mencerna makanan didalam

tubuhnya dan pada fase tersebut pakan yang tepat diberikan adalah pakan

alami yang didalam tubuh pakan alami terdapat enzim yang dapat

mencerna makanan.

3. Pada fase larva mata belum berkembang secara sempurna sehingga

untuk mendeteksi keberadaan pakan didalam media pemeliharaan sangat

Page 3: Memberi Pakan Larva Ikan

terbatas. Oleh karena itu pada fase larva sebaiknya dipelihara pada wadah

yang ukurannya terbatas dan kepadatan pakan alami didalam media

pemeliharaan cukup tinggi, agar larva dapat mengkonsumsi pakan.

Berdasarkan uraian diatas maka jenis pakan yang tepat diberikan kepda larva

ikan air tawar adalah pakan alami karena pakan alami :

1. Mempunyai bentuk dan ukuran yang kecil sesuai dengan bukaan mulut

larva.

2. Kandungan gizinya lengkap dan cukup tinggi sangat dibutuhkan untuk

proses perkembangan tubuh larva.

3. Isi selnya padat dan mempunyai dinding sel yang tipis sehingga mudah

diserap, karena pada fase larva belum ada enzim yang akan mencerna

pakan sehingga pakan alami mudah dicerna dalam saluran pencernaan

larva dan didalam tubuh pakan alami terdapat enzim yang dapat

melakukan autolisis sendiri sehingga dapat mudah dicerna oleh larva.

4. Tidak menyebabkan penurunan kualitas air, karena pakan alami selama

berada dalam media pemeliharaan larva tidak mengeluarkan senyawa

beracun.

5. Pergerakan pakan alami relatif tidak terlalu aktif sehingga sangat mudah

untuk ditangkap oleh larva.

6. Meningkatkan daya tahan larva terhadap penyakit dan perubahan

kualitas air

7. Ketersediaan pakan alami relatif mudah dilakukan pembudidayaan

karena cepat perkembangbiakannya dan mudah membudidayakannya.

Oleh karena itu jenis pakan yang tepat diberikan kepada larva ikan air tawar

adalah pakan alami dari kelompok zooplankton . Jenis-jenis pakan alami yang

biasa diberikan kepada larva ikan air tawar antara lain adalah Artemia salina,

Daphnia, moina dan rotifer. Ukuran nauplii Artemia salina kurang lebih adalah

500 μm, Daphnia berukuran 2 kali lipat dari Moina, ukuran Moina dewasa adalah

700 – 1000 μm, sedangkan Moina muda berukuran kurang dari 400 μm, ukuran

rotifer air tawar adalah 130 – 340 μm.

Page 4: Memberi Pakan Larva Ikan

Materi tentang jenis-jenis pakan alami yang dapat dikonsumsi oleh ikan air tawar

dapat anda pelajari pada modul pembelajaran tersendiri yang membahas secara

rinci tentang bagaimana membudidayakan mulai dari identifikasi sampai

pemanenan.

1. Sampling Larva

Larva ikan yang baru menetas mempunyai ukuran yang relatif sangat kecil.

Larva merupakan suatu fase pada ikan air tawar yang mempunyai umur mulai

dari menetas sampai maksimal berumur 20 hari, setelah waktu tersebut maka

larva akan mengalami perkembangan menjadi benih ikan. Fase larva yang

hanya kurang lebih tiga minggu ini merupakan fase yang sangat sulit dalam

pemeliharaannya. Pada fase ini akan sangat menentukan keberhasilan dari

suatu usaha pembenihan. Bagaimana cara melakukan pemeliharaan larva pada

fase ini agar dihasilkan kelangsungan hidup yang tinggi? Ada beberapa faktor

yang sangat menentukan antara lain adalah kualitas larva itu sendiri, jenis pakan

alami yang tepat dan kualitas air didalam wadah pemeliharaan. Bagaimana kita

mengetahui ketiga faktor tersebut dalam suatu suatu usaha pemeliharaan larva.

Jawabannya adalah melakukan sampling terhadap faktor-faktor tersebut Apakah

sampling itu? Bagaimanakah cara melakukan sampling? Carilah beberapa

literatur dari buku bacaan yang dapat menjawab pertanyaan tersebut atau

melalui browsing internet. Didalam modul ini akan dipelajari secara ringkas

tentang sampling dan cara melakukan sampling terhadap larva ikan air tawar.

Sampling adalah suatu kegiatan mengambil beberapa contoh/sampel ikan untuk

diukur dan dihitung. Data yang diperoleh sangat bergantung kepada tujuan

utama dari sampling. Sampling biasanya dilakukan secara berkala untuk

megetahui pertumbuhan ikan yang dipelihara pada wadah budidaya, untuk

mengetahui bobot ikan rata-rata, menghitung biomassa dan dapat digunakan

untuk emnghitung jumlah pakan yang akan diberikan selama pemeliharaan dan

penyesuaia jumlah pakan berdasarkan bobot ikan dalam wadah pemeliharaan

(biomasa). Sampling yang dilakukan pada fase pemeliharaan larva hanya dapat

dilakukan satu atau dua kali. Hal ini dikarenakan fase pemeliharaan larva ini

biasanya maksimal hanya empat minggu. Sedangkan pelaksanaan sampling

Page 5: Memberi Pakan Larva Ikan

pada suatu usaha budidaya agar dapat diketahui perubahan yang terjadi selama

pemeliharaan adalah dua sampai empat minggu sekali. Hal ini dilakukan agar

ikan yang dipelihara tidakmengalami gangguan/stres karena proses sampling.

Oleh karena itu pada fase pemeliharaan larva sampling sebaiknya dilakukan

pada saat larva aman dan suda terbiasa mengkonsumsi makanan yang berasal

dari luar tubuhnya. Berdasarkan hal tersebut, maka sampling pada

pemeliharaan larva hanya dapat dilakukan pada saat larva berumur dua minggu.

Pelaksanaan sampling pada larva harus dilakukan secara hati-hati, karena

sampling akan sangat mempengaruhi larva ikan yang ada didalam wadah

pemeliharaan. Waktu yang tepat jika akan melakukan sampling dilakukan pada

pagi atau sore hari disaat kondisi suhu media pemeliharaan stabil. Sampling

dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa seser yang sangat halus agar

larva tidak mati. Sampling larva bertujuan untuk mengetahui perkembangan yang

terjadi pada larva ikan, berat rata-rata larva pada umur sampling untuk

memprediksi jumlah pakan dan menghitung jumlah larva yang hidup agar dapat

diketahui nilai kelangsungan hidup larva.

Sampling larva ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati agar larva yang akan

dilakukan pengukuran tidak mati. Jumlah larva yang diambil sebagai sampling

sebaiknya maksimal 30% dari jumlah populasi untuk mengetahui perkembangan

larva secara akurat.

2. Menghitung kebutuhan pakan Larva

Bagaimanakah anda melakukan penghitungan kebutuhan pakan larva ikan ?

Apakah dosis pemberian pakan itu? Untuk menjawab pertanyaan tersebut mari

kita diskusikan dan pelajari hand out ini atau mencari referensi lain dari buku,

internet , majalah dan sebagainya.

Dosis pemberian pakan adalah jumlah pakan yang diberikan kepada larva ikan

yang dibudidayakan dan biasanya dinyatakan dalam persen . Perisitilahan ini

dalam dunia perikanan disebut dengan feeding rate yang berarti jumlah

pemberian pakan perhari berdasarkan persentase dari bobot biomas. Biasanya

feeding rate pada ikan akan semakin besar jika ukuran ikannya semakin kecil

jadi feeding rate untuk larva ikan berbeda dengan feefing rate untuk benih ikan.

Page 6: Memberi Pakan Larva Ikan

Pemberian pakan pada larva ikan biasanya tidak diperhitungkan dosis

pemberian pakannya jika diberikan pakan alami, tetapi hanya frekuensi

pemberian pakannya diberikan tiga sampai empat kali sehari.

Dosis pemberian pakan larva ikan dengan metode ad libitum biasanya

diterapkan pada pemeliharaan larva untuk mengurangi mortalitas larva didalam

wadah pemeliharaan. Seperti telah dibahas sebelumnya larva itu mempunyai

gerakan yang lambat dan mata belum sempurna penglihatannya sehingga

pemberian pakan alami akan membantu larva ikan untuk memangsa pakan yang

diberikan. Kepadatan atau densitas pakan alami didalam wadah pemeliharaan

larva akan meningkatkan pemangsaan larva terhadap pakan alami sehingga

kelangsungan hidup larva di dalam media pemeliharaan cukup tinggi.

Ada juga beberapa jenis ikan diberikan pakan buatan, jenis pakan buatan yang

dapat diberikan kepada larva ikan adalah suspensi kuning telur atau emulsi

kuning telur dan pakan buatan dalam bentuk tepung. Dosis pakan buatan yang

diberikan pada fase pemeliharaan larva ini biasanya cukup tinggi yaitu berkisar

antara 20 – 30%, tetapi hal ini akan sangat mempengaruhi kualitas air didalam

wadah pemeliharaan karena banyaknya hasil eksresi yang dikeluarkan oleh larva

dan sisa-sisa pakan yang tidak dapat dikonsumsi oleh larva akan mengotori

wadah budidaya.

Dalam pemberian pakan, secara berkala jumlah pakan harian ini disesuaikan

dengan berat biomassa ikan didalam wadah budidaya. Hal ini dapat dilakukan

jika kita secara berkala pula melakukan sampling larva ikan. Fungsi sampling

sudah dijelaskan pada pembelajaran sebelumnya. Maka dengan data yang

di[peroleh dari hasil sampling ini dapat dibuat jumlah pakan yang harus diberikan

pada larva ikan. Tahapan dalam melakukan penyesuaian pakan setelah

dilakukan sampling adalah sebagai berikut :

1. Menghitung bobot biomassa larva ikan

Dari data sampling diketahui berat rata-rata larva ikan yang dipelihara pada

wadah pemeliharaan dan jumlah larva yang ditebar pada awal pemeliharaan.

Untuk menghitung bobot biomasa larva ikan dilakukan dengan rumus sebagai

berikut :

Page 7: Memberi Pakan Larva Ikan

BM = Nt X Wt

dimana : BM = bobot biomasa (gr/kg)

Nt = populasi (ekor)

Wt = Bobot rata-rata (gr/kg)

2. Menentukan jumlah populasi (Nt) dengan cara menghitung ikan yang mati

dengan rumus :

Nt = No – D

dimana Nt = populasi waktu t (ekor)

No = jumlah ikan yang ditebarkan (ekor)

D = jumlah ikan yang mati (ekor)

3. Menentukan bobot rata-rata dari hasil sampling

4. Menetapkan feeding rate (FR)

5. Menetukan jumlah pakan harian, yang dapat dihitung dengan rumus :

Jumlah pakan harian (kg) = FR X BM ,

dimana FR = Feeding rate (%)

BM = Bobot biomassa (kg)

Dengan dilakukan penyesuaian jumlah pemberian pakan secara berkala akan

sangat menguntungkan dari segi efisiensi pakan yang diberikan selama

pemeliharaan larva.

3. Melakukan pemberian pakan larva ikan

Frekuensi pemberian pakan adalah berapa kali pakan akan diberikan kepada

larva ikan yng dipelihara dalam waktu satu hari. Frekuensi pemberian pakan

pada larva berkaitan erat dengan waktu pemberian pakan. Frekuensi pemberian

pakan pada ikan yang berukuran kecil biasanya lebih banyak dibandingkan

dengan frekuensi pemberian pakan untuk ikan yang berukuran besar. Pada ikan

air tawar frekuensi pemberian pakan ini sangat bergantung kepada laju

pengosongan lambung pada ikan dimana biasanya sangat bergantung kepada

ukuran dan jenis ikan yang dibudidayakan serta kualitas air didalam media

pemeliharaan.

Page 8: Memberi Pakan Larva Ikan

Frekuensi pemberian pakan pada larva ikan air tawar biasanya dilakukan 3-4 kali

perhari dengan waktu pemberian pakan disesuaikan dengan jenis ikan yang

dipelihara. Ikan air tawar yang mempunyai aktivitas makan lebih sering pada

malam hari yaitu kelompok ikan nocturnal seperti lele, patin, lobster air tawar

sebaiknya waktu pemberian pakannya lebihbanyak dilakukan pada hari gelap

yaitu subuh dan malam hari. Sedangkan jenis ikan air tawar yang aktivitas

makanannya lebih banyak pada siang hari, waktu pemebrian pakannya

disesuaikan dengan kebiasaan ikan tersebut.

Frekuensi pemberian pakan pada beberapa ikan budidaya dikaitkan dengan

ukuran ikan yang dibudidayakan dan waktu pemebrian pakannya perhari.

Adapaun data tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Frekuensi, waktu dan proporsi pemberian pakan dalam satu hari untuk jenis ikan air tawar yang aktivitas makannya pada siang hari

Ukuran ikan

(gram)

Frekuensi pemberian

pakanWaktu pemberian pakan (WIB)

Proporsi pemberian pakan

(%)

10

20

50

5

4

3

06.00,09.00,12.00,15.00,18.00

07.00, 11.00, 15.00, 19.00

07.00, 12.00, 17.00

15, 20,20,30,15

20,30,30,20

30,40,30

Frekuensi pemberian pakan pada larva ikan air tawar dapat disesuaikan dengan

jenis ikan yang dibudidayakan, ukuran ikan dan kualitas air pada media

pemeliharaan. Larva ikan air tawar yang dipelihara biasanya hanya

membutuhkan waktu sekitar 20 – 30 hari, setelah waktu tersebut sudah masuk

kedalam fase pembenihan ikan. Oleh karena itu pada fase pemeliharaan larva

pada beberapa jenis ikan air tawar yang bersifat nocturnal frekuensi pemberian

pakannya dilakukan dua jam sekali untuk jenis ikan patin. Pada fase ini larva

ikan patin membutuhkan pakan alami yang tepat jumlah ,ukuran dan kualitas.

Pada fase ini larva ikan patin merupakan fase kritis jika pakan alami tidak

diberikan dengan selang waktu dua jam sekali dalam satu hari maka larva ikan

patin akan memakan temannya sendiri karena larva ikan patin mempunyai sifat

kanibal.

Page 9: Memberi Pakan Larva Ikan

Oleh karena itu frekuensi pemberian pakan pada larva ikan air tawar akan

sangat berbeda untuk setiap jenis ikan yang dibudidayakan. Dalam menetukan

frekuensi pemberian pakan pada larva harus memperhatikan kebiasaan makan

dan cara makan ikan yang akan dipelihara. Selain frekuensi dan waktu

pemebrian pakan yang tepat juga harus diperhatikan tentang bagaimana cara

memberikan pakan kepada larva yang kita pelihara. Cara pemberian pakan pada

larva yang pada umumnya pakan yang diberikan adalah pakan alami maka

pakan alami tersebut dimasukkan kedalam wadah pemeliharaan larva ikan air

tawar dengan jumlah pakan alami yang disesuaikan dengan jumlah larva yang

dipelihara pada wadah budidaya.

Cara pemberian pakan kepada larva yang dipelihara jika menggunakan pakan

buatan adalah dengan cara menaburkannya secara sedikit demi sedikit kedalam

wadah budidaya. Hal ini dikarenakan pakan buatan yang diberikan kepada larva

ikan air tawar belum tentu dimakan semuanya oleh larva, jika pakan buatan yang

diberikan kepada larva tidak dimakan oleh larva ikan akan mengotori wadah

pemeliharaan. Jumlah pakan buatan yang akan diberikan kepada larva ikan air

tawar telah dibahas pada pembelajaran sebelumnya. Sedangkan frekuensi

pemberian pakannya disesuaikan dengan jenis dan ukuran larva.

4. Kultur Pakan Alami

Artemia salina merupakan salah satu zooplankton sebagai sumber pakan alami

yang sangat cocok bagi larva ikan konsumsi maupun ikan hias. Jenis pakan

alami ini dapat diperoleh dengan cara membudidayakan Artemia di lahan

budidaya/ tambak atau hanya menetaskan cyst/siste Artemia yang dibeli dalam

bentuk kemasan kaleng berisi 450 gram dan ditetaskan dalam wadah budidaya

yang sesuai sampai dipelihara sesuai dengan kebutuhan.

Dalam menetaskan cyst/siste artemia ada beberapa tahapan yang harus

dilakukan antara lain adalah memantau proses penetasan cyst artemia. Cyst

artemia yang ditetaskan dalam wadah budidaya berbentuk kerucut dan bening

akan sangat mudah untuk memantau proses penetasannya. Proses penetasan

artemia akan berlangsung selama 24 -48 jam. Cyst Artemia yang

Page 10: Memberi Pakan Larva Ikan

diperdagangkan merupakan cyst yang telah dikeringkan dengan kadar air kurang

dari 10%. Oleh karena itu dalam proses penetasan dapat dilakukan dengan dua

metoda yaitu metoda Dekapsulasi dan metoda tanpa dekapsulasi. Dari kedua

metoda tersebut akan terjadi proses penetasan yang berbeda.

Proses penetasan dengan menggunakan metoda dekapsulasi, cyst artemia pada

tahap awal dilakukan perendaman dengan air tawar selama satu jam yang

berfungsi untuk meningkatkan kadar air pada cyst artemia dan cyst artemia

tersebut akan menggembung karena air masuk kedalam cyst, Cyst yang

menggembung akan mulai terjadi proses metabolisme. Setelah satu jam

direndam dan cyst sudah mengandung kadar air kurang lebih 65% maka cyst

artemia tersebut disaring dengan menggunakan kain saringan 120 mikron serta

dicuci dengan air tawar atau air laut sampai bersih. Kemudian dimasukkan

kedalam larutan hipoklorit yang telah disiapkan lengkap dengan aerasinya.

Proses dekapsulasi berlangsung selama 10-15 menit. Proses dekapsulasi

ditandai dengan terjadinya perubahan warna siste dari coklat menjadi abu-abu

dan akhirnya berwarna jingga serta air didalam wadah mengandung buih atau

busa.

Setelah proses dekapsulasi selesai siste yang sudah tidak bercangkang diambil

dengan alat penyedot dan disaring dengan menggunakan alat penyaring dari

kasa kawat baja tahan karat (stainless steel) dengan ukuran mata 120-150

mikron. Proses pencucian dilakukan dengan menggunakan air tawar atau air laut

sampai bau chlorine hilang. Siste yang sudah tidak bercangkang tersebut masih

berupa siste yang telanjang belum menetas karena masih diselimuti oleh selaput

embrio yang tipis. Oleh karena itu masih harus dilakukan penetasan dengan

menggunakan air laut yang bersalinitas 5-35 permil.

Proses penetasan cyst artemia dengan metoda dekapsulasi selanjutnya adalah

melarutkan siste tersebut dengan larutan garam bersalinitas antara 5 permil

sampai dengan 35 permil. Waktu yang dibutuhkan sampai siste tersebut

menetas menjadi nauplius dibutuhkan waktu sekitar 24 - 48 jam.

Proses penetasan cyst/siste artemia dengan metoda tanpa dekapsulasi

dilakukan dengan cara siste yang akan ditetaskan ditimbang sesuai dengan

Page 11: Memberi Pakan Larva Ikan

dosis yang digunakan misalnya 5 gram siste per liter air media penetasan.

Kemudian wadah dan media penetasan disiapkan sesuai persyaratan teknis

yang telah ditentukan, siste artemia dimasukkan kedalam media penetasan yang

diberi aerasi dengan kecepatan 10 – 20 liter udara/menit, suhu dipertahankan 25

– 30 oC dan pH sekitar 8 – 9. Media penetasan diberi sinar yang berasal dari

lampu TL dengan intensitas cahaya minimal 1.000 lux . Intensitas cahaya

tersebut dapat diperoleh dari lampu TL /neon 60 watt sebanyak dua buah

dengan jarak penyinaran dari lampu kewadah penetasan adalah 20 cm.

Penetasan cyst artemia akan berlangsung selama 24 – 48 jam kemudian.

Pakan alami artemia yang telah ditetaskankan di media penetasan bertujuan

untuk diberikan kepada larva/benih yang dipelihara. Kebutuhan larva/benih ikan

akan pakan alami Artemia selama pemeliharaan adalah setiap hari. Oleh karena

itu waktu pemanenan pakan alami itu sangat bergantung kepada kebutuhan

larva/benih akan pakan alami Artemia. Pemanenan pakan alami Artemia ini

dapat dilakukan setiap hari atau seminggu sekali atau dua minggu sekali. Hal

tersebut bergantung kepada kebutuhan suatu usaha terhadap ketersediaan

pakan alami Artemia.

Pemanenan pakan alami Artemia yang dilakukan setiap hari biasanya jumlah yang

dipanen adalah kurang dari 20%. Pemanenan Artemia dapat juga dilakukan

seminggu sekali atau dua minggu sekali sangat bergantung kepada ukuran

Artemia yang akan diberikan kepada larva/benih ikan. Cyst artemia yang baru

menetas mempunyai ukuran antara 200 – 350 mikrometer (0,2 – 0,35 mm) dan

disebut nauplius. Duapuluh empat jam setelah menetas nauplius artemia ini akan

mulai tumbuh organ pencernaannya, oleh karena itu pada masa tersebut artemia

sudah mulai makan dengan adanya makanan didalam media penetasan artemia

akan tumbuh dan berkembang. Artemia menjadi dewasa pada umur empatbelas

hari dan akan beranak setiap empat sampai lima hari sekali. Jadi waktu panen

artemia sangat ditentukan oleh ukuran besar mulut larva yang akan

mengkonsumsinya dengan ukuran artemia yang akan ditetaskan. Jika didalam

media penetasan tidak terdapat sumber makanan bagi artemia maka artemia tidak

akan tumbuh dan berkembang melainkan akan mati secara perlahan-lahan karena

Page 12: Memberi Pakan Larva Ikan

kekurangan energi. Pada beberapa usaha pembenihan biasanya hanya dilakukan

penetasan cyst artemia tanpa melakukan pemeliharaan terhadap cyst yang telah

ditetaskan.

Setelah cyst artemia menetas 24 – 48 jam setelah ditetaskan maka akan

dilakukan pemanenan cyst artemia dengan cara sebagai berikut :

1. Lepaskan aerasi yang ada didalam wadah penetasan.

2. Lakukan penutupan wadah penetasan pada bagian atas dengan

menggunakan plastik hitam agar artemia yang menetas akan berkumpul

pada bagian bawah wadah penetasan. Artemia mempunyai sifat fototaksis

positif yang akan bergerak menuju sumber cahaya.

3. Diamkan beberapa lama (kurang lebih 15 – 30 menit) sampai seluruh cyst

yang telah menetas berkumpul didasar wadah.

4. Lakukan penyedotan dengan selang untuk mengambil artemia yang telah

menetas dan ditampung dengan kain saringan yang diletakkan didalam

wadah penampungan.

5. Bersihkan artemia yang telah dipanen dengan menggunakan air tawar yang

bersih dan siap untuk diberikan kepada larva/benih ikan konsumsi/ikan hias.

Untuk menghitung kepadatan Artemia pada saat akan dilakukan pemanenan,

dapat dilakukan tanpa menggunakan alat pembesar atau mikroskop. Artemia

diambil dari dalam wadah, yang telah diaerasi agak besar sehingga Artemia

merata berada di seluruh kolom air, dengan memakai gelas piala volume 100 ml.

Artemia dan air di dalam gelas piala selanjutnya dituangkan secara perlahan-

lahan sambil dihitung jumlah Artemia yang keluar bersama air.

Apabila jumlah Artemia yang ada sangat banyak, maka dari gelas piala 100 ml

dapat diencerkan, caranya adalah dengan menuangkan kedalam gelas piala

1000 ml dan ditambah air hingga volumenya 1000 ml.Dari gelas 1000 ml, lalu

diambil sebanyak 100 ml. Artemia yang ada dihitung seperti cara diatas, lalu

kepadatan di dalam wadah budidaya dapat diketahui dengan cara mengalikan 10

kali jumlah didalam gelas 100 ml. Sebagai contoh, apabila di dalam gelas piala

100 ml terdapat 200 ekor Artemia, maka kepadatan Artemia diwadah budidaya

adalah 10 X 200 ekor = 2000 individu per 100 ml.

Page 13: Memberi Pakan Larva Ikan

Artemia yang sudah dipanen tersebut dapat tidak secara langsung diberikan

pada larva dan benih ikan hias yang dibudidayakan tetapi dilakukan

penyimpanan. Cara penyimpanan Artemia yang dipanen berlebih dapat

dilakukan pengolahan Artemia segar menjadi beku. Proses tersebut dilakukan

dengan menyaring Artemia dengan air dan Artemianya saja yang dimasukkan

dalam wadah plastic dan disimpan didalam lemari pembeku (Freezer).

Salah satu masalah yang sering dijumpai dalam pemeliharaan ikan di kolam

adalah adanya serangan hama penyakit. Pengendalian hama dan penyakit

merupakan salah satu cara untuk memperkecil kerugian yang diakibatkan oleh

adanya serangan tersebut.

Dalam pengendalian hama dan penyakit ikan harus dilakukan secara hati-hati

dalam penggunaan bahan kimia beracun. Hal ini akan berakibat fatal baik bagi

ikan itu sendiri maupun bagi yang mengkonsumsinya. Untuk itu dalam

melakukan identifikasi terhadap kelainan perilaku ikan maupun anatominya

harus tepat. Informasi ini sebagai data awal dalam melakukan pengendalian

maupun pencegahan terhadap hama penyakit yang dapat menyerang ikan,

sehingga penggunaan bahan kimia dan obat dapat dilakukan secara efektif dan

berdampak kecil bagi konsumen.

Selain itu kesalahan dalam pengendalian hama dan penyakit dapat menimbulkan

kerugian bagi pengelola usaha budidaya ikan. Hal ini dikarenakan tidak tepatnya

dalam penggunaan bahan kimia dan obat yang berakibat stress bagi ikan sampai

pada kematian ikan.

C. Tugas-Tugas

1). Penguasaan Konsep

Anda akan melakukan memberi pakan benih ikan. Anda akan menghitung

kepadatan larva, menghitung daya dukung wadah, ciri-ciri larva yang baik,

jelaskan alasannya

Apakah yang akan anda lakukan bila dalam memberi pakan, benih tidak mau

makan?

Prosedur apa yang yang harus diikuti dalam melaksanakan pemberian

pakan?

Page 14: Memberi Pakan Larva Ikan

Apakah yang menjadi bahan pertimbangan dalam pemberian pakan, jelaskan

Pakan jenis apakah yang baik digunakan dalam pemberian pakan, jelaskan.

Bagaimana cara anda memberi pakan benih, jelaskan alasannya.

2). Mengenal Fakta

Melakukan observasi, peserta melakukan observasi dikoordinir oleh guru

kegiatan observasi ke masyarakat ( pengusaha perikanan / industri

perikanan) dalam pemberian pakan benih.

Observasi dilakukan secara berkelompok pada tempat berbeda

Observasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana masyarakat melakukan

pemeliharaan larva ikan bak / fiberglass. Dari hasil observasi ini selanjutnya

merumuskan kegiatan apa yang dilakukan masyarakat dan mampu memberi

kontribusi secara positif tapi belum ada pada konsep dasar, mengidentiikasi

apa yang ada pada konsep dasar tapi belum dilakukan oleh masyarakat, dan

bila dilakukan akan mampu memberikan kontribusi dalam meningkatkan

efisiensi dan produktifitas pemberian pakan benih ikan. Saran apa yang bisa

diberikan untuk memperbaiki pemberian pakan benih ikan.

Kegiatan mengenal fakta ini dapat dilakukan sekaligus untuk sub

kompetensi/kompetensi persiapan wadah pendederan, penetasan telur,

pemeliharaan larva bak/fiberglas, pemberian pakan larva, panen dan pasca

panen benih ikan

3. Mereleksikan, setelah peserta diklat melakukan penguasaan konsep dan

mengenal fakta, selanjutnya peserta diklat melakukan refleksi bagaimana

anda akan melakukan pemberian pakan benih berdasarkan konsep dasar

dan hasil observasi pemberian pakan di masyarakat di masyarakat.

4. Melakuka analisis dan sintesis

Analisis daya dukung peserta diklat melakukan kegiatan analisis terhadap

daya dukung yang tersedia di tempat praktik untuk mengetahui tingkat

kesesuaian dalam kegiatan pemberian pakan benih di masyarakat (lahan,

iklim mikro, alat dan bahan). Kegiatan ini dilakukan secara berkelompok.

Sintesis, peserta diklat melakukan kegiatan sintesis terhadap hasil refleksi

pemberian pakan benih dan hasil analisis terhadap tingkat kesesuaian daya

Page 15: Memberi Pakan Larva Ikan

dukung, peserta diklat melakukan rekonstruksi/modifikasi terhadap hasil

refleksi dalam kegiatan pemberian pakan benih ikan di masyarakat. Kegiatan

rekonstruksi ini tetap memperhatikan parameter pemberian pakan benih ikan

di masyarakat

5. Menyusun dan melaksanakan rencana kerja

Peserta diklat secara berkelompok menyusun / membuat alternatif rencana

pemberian pakan benih ikan , rencana kerja / proposal memuat metode

pemberian pakan benih ikan yang akan dilaksanakan, waktu pencapaian dan

jadwal kegiatan serta pembagian tugas kelompok

Pengambilan keputusan / menetapkan rencana kerja

Secara berkelompok peserta diklat mengambil keputusan/menetapkan

alternatif rencana pemberian pakan benih ikan yang akan dilaksanakan,

dengan memperhatikan daya dukung dan persyaratan teknis dalam

pemberian pakan benih ikan. Apabila ada kesulitan peserta dapat

mendiskusikan dengan fasilitator.

Penetapan peran masing-masing individu dalam kelompok

Kelompok menyusun pembagian tugas dan menentukan peran setiap

anggota kelompok

Melaksanakan rencana kerja, peserta diklat melakukan kegiatan pemberian

pakan benih ikan, mengacu pada rencana kerja pemberian pakan benih ikan

yang telah disepakati

Proses pengamatan dan pencatatan, peserta diklat melakukan pengamatan

dan pencatatan data kegiatan pemberian pakan ikan yang dilaksanakan.

Lembar pengamatan disiapkan peserta diklat setelah mendapat persetujuan

fasilitator

Evaluasi dan diskusi terhadap hasil kegiatan

Peserta diklat melaksnakan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dan

pencapaian standar kerja yang telah ditetapkan dalam perencanaan

Peserta dilat melakukan diskusi terhadap hasil kegiatan dan hasilnya

dibandingkan dengan rancangan kerja dan konsep-konsep yang telah

dirumuskan sebelumnya

Page 16: Memberi Pakan Larva Ikan

Proses penyusunan kesimpulan dan memberikan umpan balik

Peserta secara berkelompok menyusun umpan balik / rekomendasi terhadap

metode pemberian pakan benih ikan untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Perumusan umpan balik ini juga harus mempertimbangkan dasar teori, fakta

dan kondisi hasil kerja.

D. Tes

E. Daftar evidence of learning yang harus dikumpulkan

Hasil perumusan penguasaan konsep dan tugas-tugas diskusi, presentasi

dan hasil perumusan tentang jenis pakan, jumlah pakan, cara pemberian

pakan, sifat dan kebiasaan larva, teknik penyediaan pakan dan perlakuan

khusus terhadap larva ikan.

Hasil observasi mengenal fakta di masyarakat perikanan tentang jenis pakan,

jumlah pakan, cara pemberian pakan, sifat dan kebiasaan larva, teknik

penyediaan pakan dan perlakuan khusus terhadap larva ikan.

Hasil refleksi tentang jenis pakan, jumlah pakan, cara pemberian pakan, sifat

dan kebiasaan larva, teknik penyediaan pakan dan perlakuan khusus

terhadap larva ikan.

Hasil analisis tentang jenis pakan, jumlah pakan, cara pemberian pakan, sifat

dan kebiasaan larva, teknik penyediaan pakan dan perlakuan khusus

terhadap larva ikan.

Hasil sintesis tentang jenis pakan, jumlah pakan, cara pemberian pakan, sifat

dan kebiasaan larva, teknik penyediaan pakan dan perlakuan khusus

terhadap larva ikan.

Hasil penyusunan rencana kegiatan (berupa rencana / proposal

implementasi) tentang jenis pakan, jumlah pakan, cara pemberian pakan,

sifat dan kebiasaan larva, teknik penyediaan pakan dan perlakuan khusus

terhadap larva ikan.

Hasil pengamatan/recording kegiatan tentang jenis pakan, jumlah pakan,

cara pemberian pakan, sifat dan kebiasaan larva, teknik penyediaan pakan

dan perlakuan khusus terhadap larva ikan.

Page 17: Memberi Pakan Larva Ikan

Hasil evaluasi ketercapaian tentang jenis pakan, jumlah pakan, cara

pemberian pakan, sifat dan kebiasaan larva, teknik penyediaan pakan dan

perlakuan khusus terhadap larva ikan.

Hasil evaluasi ketercapaian tentang jenis pakan, jumlah pakan, cara

pemberian pakan, sifat dan kebiasaan larva, teknik penyediaan pakan dan

perlakuan khusus terhadap larva ikan.

Kesimpulan dan rekomendasi / umpan balik tentang jenis pakan, jumlah

pakan, cara pemberian pakan, sifat dan kebiasaan larva, teknik penyediaan

pakan dan perlakuan khusus terhadap larva ikan.