laporan pakan

20
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pakan adalah makanan / asupan yang diberikan kepada hewan ternak (peliharaan) dan pada industri peternakan masa kini, pakan yang diberikan biasanya berupa campuran dari bahan alami dan bahan buatan (komposisi) yang telah ditingkatkan kandungan gizinya. Maka itu pakan sangatlah  penting bagi hewan ternak karena merupakan pelangsung hidup ternak tersebut. Keberhasilan usaha peternakan sangat ditentukan oleh 3 faktor yang sama  pentingnya, yaitu: 1) breeding  (pemulia biakan, bibit), 2)  feeding  (pakan), dan 3) management  (tata laksana). Namun jika dilihat dari total biaya produksi dalam usaha peternakan, maka ko ntribusi pakan adalah y ang paling tinggi yaitu sekitar 75% nya. Pada umumnya pengertian pakan (  feed ) digunakan untuk hewan, sedangkan pengertian pangan (  food ) digunakan untuk manusia. Berkaitan dengan  pakan, maka dihadapkan pada masalah-ma salah: kuantitatif, kualitatif, kontinuitas, dan keseimbangan zat pakan yang terkandung di dalamnya. Bahan pakan (bahan makanan ternak) adalah segala sesuatu yang dapat diberikan kepada ternak (baik  berupa bahan organik maupun anorganik) yang sebagian atau seluruhnya dapat dicerna tanpa mengg anggu kesehatan ternak. Unggas adalah jenis hewan ternak kelompok  burung yang dimanfaatkan untuk  daging dan atau telurnya. Agar dapat mengoptimalkan produksi dari ternak unggas, sangatlah diperlukan pengetahuan mengenai bahan   bahan pakannya.  

Upload: amanda-novandila

Post on 09-Oct-2015

69 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah produksi ternak unggas

TRANSCRIPT

  • 5/19/2018 LAPORAN PAKAN

    1/19

    I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Pakan adalah makanan / asupan yang diberikan

    kepadahewanternak (peliharaan) dan pada industri peternakan masa kini, pakan

    yang diberikan biasanya berupa campuran dari bahan alami dan bahan buatan

    (komposisi) yang telah ditingkatkan kandungan gizinya. Maka itu pakan sangatlah

    penting bagi hewan ternak karena merupakan pelangsung hidup ternak tersebut.

    Keberhasilan usaha peternakan sangat ditentukan oleh 3 faktor yang sama

    pentingnya, yaitu: 1) breeding(pemulia biakan, bibit), 2)feeding(pakan), dan 3)

    management (tata laksana). Namun jika dilihat dari total biaya produksi dalam

    usaha peternakan, maka kontribusi pakan adalah yang paling tinggi yaitu sekitar

    75% nya. Pada umumnya pengertian pakan (feed) digunakan untuk hewan,

    sedangkan pengertian pangan (food) digunakan untuk manusia. Berkaitan dengan

    pakan, maka dihadapkan pada masalah-masalah: kuantitatif, kualitatif, kontinuitas,

    dan keseimbangan zat pakan yang terkandung di dalamnya. Bahan pakan (bahan

    makanan ternak) adalah segala sesuatu yang dapat diberikan kepada ternak (baik

    berupa bahan organik maupun anorganik) yang sebagian atau seluruhnya dapat

    dicerna tanpa mengganggu kesehatan ternak.

    Unggas adalah jenishewan ternak kelompokburung yang dimanfaatkan

    untukdaging dan atautelurnya.Agar dapat mengoptimalkan produksi dari ternak

    unggas, sangatlah diperlukan pengetahuan mengenai bahanbahan pakannya.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Hewanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ternakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hewan_ternakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Burunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Daginghttp://id.wikipedia.org/wiki/Telurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Telurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Daginghttp://id.wikipedia.org/wiki/Burunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Hewan_ternakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ternakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hewan
  • 5/19/2018 LAPORAN PAKAN

    2/19

    1.2. Maksud dan Tujuan

    Adapun maksud dan tujuan dari praktikum ini adalah

    - Mengetahui dan mengenal jenis-jenis pakan unggas

    -

    Mengetahui pengujian dasar kualitas pakan unggas secara fisisk

    -

    Mengetahui pengujian dasar pakan unggas secara mikroskopis

    1.3. Waktu dan Tempat

    Hari/Tanggal : Selasa, 22 April 2014

    Waktu : Pukul 07.30-09.30 WIB

    Tempat :Laboratorium Produksi Ternak Unggas Fakultas

    Peternakan Universitas Padjadjaran

  • 5/19/2018 LAPORAN PAKAN

    3/19

    II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Pengertian Pakan

    Pakan adalah makanan/asupan yang diberikan kepada hewan ternak

    (peliharaan) Istilah ini diadopsi dari bahasa Jawa. Pakan merupakan sumber

    energi danmateribagipertumbuhan dan dan kehidupan makhluk hidup. Zat yang

    terpenting dalam pakan adalah protein. Pakan berkualitas adalah pakan yang

    kandungan protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitaminnya seimbang

    (wikipedia).

    Pakan adalah semua yang bisa dimakan oleh ternak dan tidak mengganggu

    kesehatannya. Pada umumnya pengertian pakan (feed) digunakan untuk hewan

    yang meliputi kuantitatif, kualitatif, kontinuitas serta keseimbangan zat pakan

    yang terkandung di dalamnya (Anggorodi. 1995).

    2.2. Pakan Berdasarkan Bentuk

    1. Mesh ( berbentuk tepung) : Bentuk ini merupakan bentuk ransum yang

    umum terlihat. Bahan yang dipilih menjadi ransum digiling halus kemudian

    dicampur menjadi satu. Ransum bentuk ini menyebabkan ayam tidak bisa

    memilih bahan pakan yang disenangi. Hal ini berdasarkan sifat dan cara makan

    ayam yang lebih gemar memakan pakan yang berbentuk butiran dan berwarna.

    Oleh karena itu ransum yang berbentuk tepung kurang disukai ayam. Bentuk

    ransum yang halus ini memiliki keuntungan lain, yaitu mudah diserap usus ayam

    sehingga efisiensinya lebih baik. Ransum bentuk ini dapat digunakan untuk semua

    umur dan harganya lebih murah.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Hewanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ternakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Energihttp://id.wikipedia.org/wiki/Materihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pertumbuhan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pertumbuhan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Materihttp://id.wikipedia.org/wiki/Energihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Ternakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hewan
  • 5/19/2018 LAPORAN PAKAN

    4/19

    2. Pellet (berbentuk bulat panjang) : Bentuk ini merupakan perkembangan

    dari bentuk tepung. Kelemahan dari bentuk ini adalah memungkinkan terjadinya

    kanibalisme, kurang cocok untuk anak ayam

    3. Crumble(berbentuk pecah/butiran) : Bentuk ini merupakan perkembangan

    lebih lanjut dari bentuk pellet. Bentuk ini banyak digunakan untuk semua umur

    ayam broiler. Ransum ini sudah lazim digunakan oleh peternak karena harganya

    tidak semahal ransum bentukpellet. (Lubis, 1953).

    2.3. Pakan Berdasarkan Sumber

    Sumber Energi

    Bahan pakan yang termasuk dalam kelas ini adalah bahan-bahan dengan

    kandungan protein kasar kurang dari 20% dan serat kasar kurang dari 18% atau

    kandungan dinding selnya kurang dari 35%. Zat makanan yang digunakan sebagai

    sumber energi utama adalah karbohidrat. Karbohidrat mensuplai sekitar 80% total

    energi (Parakkasi, 1995).

    Sumber Protein

    Golongan bahan pakan ini meliputi semua bahan pakan ternak yang

    mempunyai kandungan protein minimal 20%. Bahan pakan sumber protein

    biasanya berupa tepung atau bungkil. Semua pakan yang mengandung protein 20%

    atau lebih biasanya berasal dari tanaman, hewan dan ikan (Tillman et al 1991).

    Sumber Mineral

    Bahan pakan yang termasuk dalam kelas ini adalah semua makanan yang

    mengandung cukup banyak mineral. Kandungan pada tepung ikan bervariasi dari

    46%-75%. Kandungan asam aminonya baik, banyak mengandung vitamin dan

    mineral, karena itulah tepung ikan memiliki harga yang relatif lebih tinggi

  • 5/19/2018 LAPORAN PAKAN

    5/19

    dibandingkan bahan makanan lainnya. Unsur anorganik mempunyai banyak

    fungsi dalam proses pengatur pertumbuhan (Parakkasi, 1995).

    Sumber Vitamin

    Vitamin adalah organik yang tidak ada hubungan satu dengan yang lain.

    Vitamin hanya diperlukan dalam jumlah kecil untuk pertumbuhan normal dan

    pemeliharaan kehidupan. Vitamin adalah zat katalitik esensial yang tidak dapat

    disintesis tubuh dalam metabolisme, maka harus diperoleh dari luar. Vitamin

    dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil tetapi merupakan regulator metabolis

    (Rasyaf, 1994).

    Zat Additif

    Bahan pakan yang termasuk dalam kelas ini adalah bahan-bahan yang

    ditambahkan kedalam ransum dalam jumlah sedikit. Zat additif adalah zat-zat

    tertentu yang biasanya ditambahkan pada ransum seperti antibiotik, zat-zat warna,

    hormon dan obat-obatan lainnya (Rasyaf, 1994)

    2.4. Bahan Pakan Berdasarkan Kelaziman

    Bahan pakan konvensional adalah bahan pakan yang lazim dipakai unuk

    menyusun ransum, bahan pakan ini dapat berasal dari tanaman ataupun hewan,

    ikan, dan hasil sampingan industri pertanian (Rumput, tepung daging, bekatul)

    Bahan pakan inkonvensional adalah bahan pakan yang tidak atau belum lazim

    dipakai untuk menyusun ransum. Bahan pakan ini bisa berasal dari industri kimia,

    pertanian maupun hasil fermentasi (Urea, Diamonium fosfat, baggase, isi rumen,

    protein sel tunggal).

    Bahan pakan inkonvensional bahan pakan ini tidak atau belum lazim

    dipakai untuk menyusun ransum. Bahan pakan ini berasal dari industry kimia,

    pertanian maupun hasil fermentasi contohnya urea, isi rumen). Bahan pakan non

  • 5/19/2018 LAPORAN PAKAN

    6/19

    konvensional dapat berasal dari hewan maupun nabati baik itu limbah maupun

    non limbah yang memiliki sumber energi dan protein serta dapat juga berupa

    bahan pakan tambahan (Anggorodi, 1995).

  • 5/19/2018 LAPORAN PAKAN

    7/19

    III

    ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR KERJA

    3.1. Alat

    1 Baki

    8 Wadah kecil

    Mikroskop

    Alat tulis

    3.2. Bahan

    Jagung

    Bungkil kelapa

    Bungkil kedelai

    Minyak

    Tepungikan

    Top mix

    Kapur

    Dedak padi

    3.3. ProsedurKerja

    Praktikum pertama

    1. Setiap kelompok menempati masing-masing tempat yang sudah

    disediakan preparatnya.

    2. Praktikan mengamati preparat yang disediakan

    3. Praktikan mulai melakukan penilaian/pengujian fisik (mencium,

    meraba, merasa)

    4.

    Catat hasil yang sudah diujikan.

  • 5/19/2018 LAPORAN PAKAN

    8/19

    Praktikum kedua

    1. Siapkan mikroskop

    2.

    Praktikan mengamati sedikit dari delapan bahan pakan

    3.

    Praktikan mencatat hasil yang dilihat pada mikroskop

  • 5/19/2018 LAPORAN PAKAN

    9/19

    IV

    HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

    4.1. Hasil Pengamatan

    4.1.1. Pengamatan Fisik

    No Nama pakan Warna Bau Rasa Tekstur

    1 Jagung Kuning - Tawar Kasar

    2 Minyak sayur Kuning - Tawar Cair

    3 Dedak padi Coklat

    muda

    - Asin Kasar

    4 Bungkil kedelai Coklat Bau kacang Tawar Butiran

    5 Topmix Krem Bau obat Pahit Halus

    6 Tepung kapur Putih - Tawar Halus

    7 Tepung ikan Coklat tua Bau amis Amis asin Halus

    8 Bungkil kelapa Coklat tua Bau kelapa Pahit Halus

    4.1.2 Pengamatan Mikroskopis

    Gambar 1. jagung Gambar 2. B. kelapa Gambar 3. Kapur Gambar 4. Tepung ikan

    Gambar 5. Dedak Padi Gambar 6. Topmix Gambar 7. B. kedelai

  • 5/19/2018 LAPORAN PAKAN

    10/19

    4.2 Pembahasan

    Jagung

    Pada pengamatan fisik pakan jagung ini berwarna kuning, tidak berbau,

    rasanya tawar dan teksturnya kasar. Jagung kuning merupakan makanan yang

    digemari ayam broiler karena jagung kuning mempunyai pigmen crytoxanthin

    yang merupakan precusor vitamin A yang menyebabkan warna yang menarik

    pada karkas ayam broiler. Namun, ayam broiler tidak akan makan jagung

    berlebihan (tidak lebih dari 33%) karena kualitas protein dan asam amino yang

    terkandung membatasi pemakaian jagung kuning sebagai bahan makanan sumber

    energi yang handal.

    Jagung mempunyai kandungan protein kasar yang beragam, mulai dari

    8%-13%. Hal ini terjadi karena varietas jagung, kualitas tanah dan usia panen

    jagung itu sendiri, tetapi jagung mempunyai kandungan energy metabolisme(ME)

    sebesar 3430 kkal/kg, lemak 3,9%, serat kasar 2%, kalsium 0,02%, fosfor 0,3%

    dan energi tercerna (DE) yang baik. Kandungan serat kasarnya rendah tetapi

    kualitas proteinnya tidak tinggi.

    Untuk ayam broiler masa awal sebaiknya jagung digunakan tidak lebih

    dari 25% dan tidak kurang dari 10%. Sedangkan untuk masa akhir maksimum

    28%-31% dan dianjurkan tidak kurang dari 5%. Penggunaan jagung untuk ayam

    broiler berupa jagung halus atau jagung giling pecah dalam formula ransum atau

    tercampur dengan bahan makanan lainnya. Di samping itu jagung kuning juga

    dapat diberikan terpisah bila mempergunakan sistem pemberian makanan mash-

    grain. Hingga kini jagung masih diikutsertakan dalam formula ransum unggas

    umumnya dan ayam broiler khususnya.

    Minyak Sayur

  • 5/19/2018 LAPORAN PAKAN

    11/19

    Pada pengamatan fisik didapat warna minyak sayur kuning, tidak berbau,

    rasanya tawar dan teksturnya cair. Minyak juga merupakan bahan pakan yang

    mengandung sumber energi yang berasal dari lemak yang bebentuk cair.

    Walaupun demikian pada pakan tidak boleh terlalu banyak mengandung minyak

    atau lemak ini karena agak sulit untuk dimetabolisme oleh sistem pencerna. Hasil

    ini sesuai dengan hasil yang dilaporkan oleh Anggorodi.R (1997) menyatakan

    bahwa bahan pakan sumber energi antara lain jagung, sorghum, beras, dedak padi,

    hijauan, serta minyak yang merupakan sumber energi yang berasal dari lemak

    yang berbentuk cairan. Akan tetapi sumber lain menyatakan bahan pakan sumber

    energi yang utama adalah bahan pakan yang kandungan utamanya berupa

    karbohidrat yang mana lebih mudah dimetabolisme dari pada energi yang berasal

    dari lemak.

    Dedak Padi

    Dari hasil pengamatan fisik didapatkan warna dedak padi coklat muda,

    tidak berbau, rasanya asin dan tekstur nya kasar. Dedak padi berasal dari sisa

    penggilingan padi. Komposisi kimia dari dedak padi adalah sebagai berikut :

    - air : 10%

    -

    serat kasar : 10%

    - protein kasar : 7,5%

    - lemak : 2,25%

    - abu : 7,5%

    Dedak merupakan hasil ikutan padi, jumlahnya sekitar 10% dari jumlah

    padi yang digiling menjadi beras. Bahan ini biasa digunakan sebagai sumber

    energi bagi pakan layer, yang mana penggunaanya rata-rata mencapai 10-20% di

    usia produksi. Menurutjurnal yang didapat, energi yang terkandung dalam dedak

  • 5/19/2018 LAPORAN PAKAN

    12/19

    padi bisa mencapai 2980 kcal/kg. Namun nilai ini bukan harga mati, karena

    jumlah energi yang bisa dihasilkan dari nutrien yang ada pada dedak tergantung

    dari jumlah serat kasar, dan kualitas lemak yang ada didalamnya. Semakin tinggi

    serat kasar maka semakin rendah pula jumlah energinya. Indikator tingginya serat

    kasar bisa dilihat dari jumlah hull/sekamnya dengan cara menganalisa dengan

    phloroglucinol. Bau dari dedak padi juga harus fresh, karena jika baunya sudah

    tengik berarti telah terjadi reaksi kimia pada lemak yang ada didalam dedak

    tersebut. Artinya jumlah energi dari lemaknya juga semakin sedikit. Pada musim

    penghujan perlu diwaspadai juga dedak padi dengan kadar air tinggi, biasanya

    dedak semacam ini cepat rusak (menggumpal) dan akan memicu terjadinya

    oksidasi pada lemaknya.

    Permasalahan dari dedak padi dalam pemakaiannya dalam ransum adalah

    kandungan serat kasarnya sangat tinggi, kandungan kalsiumnya menurun sekitar

    0,05%, kandungan posfor meningkat sekitar 15%, mudah tengik karena

    mengandung enzim lipase. Solusi untuk mengatasi permasalahan dedak padi

    tersebut antara lain dengan menyimpannya dalam suhu rendah. Penambahan

    enzim kompleks (phitase, carbohidrase, protease) akan meningkatkan nilai cerna

    dilihat dari aspek pertumbuhan dan efisiensi ransum.

    Bungkil Kedelai

    Dari hasil pengamatan fisik warna bungkil kedelai coklat, berbau seperti

    bau kacang, rasanya tawar dan tekstur nya butiran. Bungkil kedelai merupakan

    limbah pembuatan minyak kedelai, mempunyai kandungan protein 42,7%

    dengan kandungan energi metabolisme sekitar 2240 Kkal/Kg, kandungan serat

    kasar rendah, sekitar 6%, tetapi kandungan methionin rendah. Penggunaan

    bungkil kedelai dalam ransum ayam dianjurkan tidak melebihi 40%. Walaupun

  • 5/19/2018 LAPORAN PAKAN

    13/19

    dalam penggunaannya sangat dominan, akan tetapi memiliki zat anti nutrisi yang

    ada pada kacang kedelai mentah mengandung beberapa trypsin, yang tidak tahan

    terhadap panas, oleh karena itu sebaiknya kacang kedelai diolah lebih dahulu.

    Selain mengandung protein, kedelai juga mengandung zat besi, kalsium,

    vitamin A dan vitamin B1. Protein kedelai merupakan satu-satunya leguminosa

    yang mengandung semua asam amino esensial. Asam amino tersebut tidak dapat

    disintesis oleh tubuh, jadi harus dikonsumsi dari luar. Meskipun kadar minyaknya

    sekitar 18%, tetapi ternyata kadar lemak jenuhnya rendah dan bebas terhadap

    kolesterol serta rendah nilai kalorinya.

    Bungkil kedelai mempunyai sumber protein yang cukup tinggi terutama

    untuk protein kasarnya, sehingga kurang baik jika diberikan terlalu banyak.

    Kedelai mentah mengandung beberapa penghambat tripsin. Penghambat tripsin

    ini (antitripsin) tidak tahan panas, sehingga bungkil kedelai yang mengalami

    proses pemanasan terlebih dahulu tidak menjadi masalah dalam penyusunan

    ransum untuk unggas. Kualitas bungkil kedelai ditentukan oleh cara pengolahan.

    Pemanasan yang terlalu lama dapat merusak kadar lisin.

    Top mix

    Dari hasil pengamatan fisik didapatkan warna topmix krem, berbau obat,

    rasanya pahit dan teksturnya halus. Top mix merupakan bahan pakan yang

    diproduksi oleh pabrik, dimana kandungan gizinya merupakan suatu konsentrasi

    zat gizi tertentu. Bahan pakan ini biasanya digunakan dalam jumlah sedikit untuk

    tujuan melengkapi atau mengkoreksi zat gizi yang diperkirakan kurang. Topmix

    adalah suplemen vitamin, mineral, asam amino dan antibiotik atau pengobatan

    dari keempatnya Penggunaan topmix mutlak diperlukan jika kandungan nutrisi

    tersebut dalam pakan tidak lengkap atau tidak mencukupi. Hal tersebut sesuai

  • 5/19/2018 LAPORAN PAKAN

    14/19

    denagn pendapat Tillman et al (1991) bahwa topmix mengandung komposisi

    vitamin asam amino, mineral dan pemicu pertumbuhan.

    Tepung Kapur

    Tepung kapur merupakan hasil dari proses penggilingan batu kapur.

    Berwarna putih kapur, tidak berbau dan teksturnya berbentuk tepung. Batu kapur

    berperan sebagai sumber mineral dan termasuk bahan baku untuk pembuatan

    pakan ternak. Tepung kapur biasanya digunakan sebagai sumber Ca dalam pakan

    unggas. Kandungan Ca sebesar 33-38 %, sedangkan P sebesar 0%.

    Tepung Ikan

    Dari hasil kegiatan praktikum pada pengamatan tepung ikan terlihat bahwa

    kondisi tepung ikan masih cukup baik dengan melihat cirinya yang aromanya

    belum terlalu tengik dan warnanya belum memudar dari coklat tua. Kandungan

    pada tepung ikan bervariasi dari 46%-75%. Kandungan asam aminonya baik,

    banyak mengandung vitamin dan mineral, karena itulah tepung ikan memiliki

    harga yang relatif lebih tinggi dibandingkan bahan makananlainnya (Rasyaf,

    1994).Tepung ikan merupakan sumber protein yang sangat baik dalam ransum

    ternak dibandingkan dengan sumber protein pada pakan lainnya, sebab tepung

    ikan ini memiliki asam amino esensial yang komplek dan juga sebagai sumber

    mineral (Kalsium, Phospor) serta Vitamin, memiliki kadar protein berkisar 40-

    55%. Dalam pembuatan tepung ikan agar mendapatkan hasil yang baik harus

    diolah dengan sebaik mungkin mengikuti standar yang ada. Ikan segar yang baru

    diambil harus dipilih terlebih terdahulu dan dibersihkan, lalu ikan disteam

    (direbus) yang mana proses perebusan ini akan mengurangi kadar air pada ikan.

    Setelah itu ikan dipress hingga hancur dan diuraikan menjadi dua pengolahan,

    yang pertama diolah dalam bentuk cairan dan menghasilkan air/minyak menjadi

  • 5/19/2018 LAPORAN PAKAN

    15/19

    minyak ikan, yang kedua diolah dalam bentuk residu yang dilakukan dengan cara

    pengeringan digiling dan menjadi tepung ikan.

    Penggunaan dalam komposisi pakan ternak unggas mencapai 15%-20%

    (Murtidjo, 1991). Susunan zat-zat makanan dapat diperhitungkan sebagai berikut:

    12% air, 53,3% protein, 4,3% BETN, 1% serat kasar, 8,4% lemak, 20,9 % abu,

    kadar protein dapat dicerna 43,2% dan martabat patinya 61% (Soetisno, 1979).

    Bungkil Kelapa

    Dari hasil pengamatan fisik warna bungkil kelapa coklat tua, berbau

    kelapa, rasanya pahit dan teksturnya halus. Bungkil kelapa sawit merupakan hasil

    akhir limbah dari pembuatan minyak sawit dan selanjutnya limbah tersebut

    dikeringkan agar menjadi bahan baku pembuatan pakan ternak. Teksturnya

    menyerupai serbuk dan berbau apek serta mempunyai warna coklat tua. Bungkil

    kelapa sawit ini berperan sebagai sumber protein nabati. Bungkil ini mengandung

    protein 12,94% ; serat kasar 24,88% ; dan lemak kasarnya 3,81%. Bungkil kelapa

    sawit memiliki kandungan asam amino yang lengkap dan nilai hayati 60 - 80

    persen yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan protein dan energi bagi

    ternak ayam dan mempunyai kemampuan mensuplai energi dan protein setara

    dengan dedak padi. Salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam

    pemberian bungkil kelapa sawit pada ternak non ruminansia adalah kandungan

    serat kasar terutama lignin yang tinggi karena sulit dicerna oleh alat pencernaan.

  • 5/19/2018 LAPORAN PAKAN

    16/19

    V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Jadi kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini adalah:

    -

    Jenis-jenis pakan unggas mencakup jagung, minyak sayur, dedak padi

    (dengan kadar air 10%, serat kasar 10%, protein kasar 7,5%, lemak

    2,25% dan kadar abu 7,5%), bungkil kedelai, top mix, tepung ikan,

    tepung kapur dan bungkil kelapa.

    - Pengujian dasar kualitas pakan unggas secara fisik yang dilakukan

    yaitu untuk jagung serta minyak sayur memiliki kesamaan warna yaitu

    berwarna kuning, teidak berbau, terasa tawar, namub berbeda pada

    teksturnya pada jagung kasar sedangkan minyak sayur cair. Untuk

    tepung ikan serta bungkil kelapa memiliki kesamaan warna yaitu

    coklat tua, bau berbeda tepung ikan berbau amis sedangkan bungkil

    kelapa berbau khas kelapa, rasa tepung ikan asin serta amis sedangkan

    bungkil kelapa terasa pahit, dilihat dari teksturnya memiliki kesamaan

    yaitu halus. Pakan yang lain yaitu tepung kapur dan top mix memiliki

    kesamaan tekstur yaitu halus, top mix berbau obat sedangkan tepung

    kapur tidak berbau, masing-masing memiliki rasa yang berbeda topmix

    terasa pahit dan tepung kapur tawar. Dedak padi memiliki warna fisik

    coklat muda, tidak berbau, rasaya asin dan memiliki tekstur kasar.

    Pakan yang terakhir yaitu bungkil kedelai, secara fisik berwarna coklat,

    berbau kacang-kacanga, memiliki rasa tawar dan teksturnya berupa

    butiran.

  • 5/19/2018 LAPORAN PAKAN

    17/19

    - Setiap jenis pakan yang diamati menggunakan mikroskop memiliki

    bentuk tekstur yang berbeda-beda.

    5.2 Saran

    Saran untuk praktikum Pengenalan Bahan Pakan yang telah

    dilaksanakan, yaitu bahan pakan yang disediakan untuk diamati lebih banyak

    macamnya agar praktikan dapat mengenal bahan pakan untuk unggas yang lain.

  • 5/19/2018 LAPORAN PAKAN

    18/19

    DAFTAR PUSTAKA

    Anggorodi, HR. 1994.Nutrisi Aneka Ternak Unggas. Gramedia, Jakarta.

    D,A Lubis. 1953.Ilmu Makanan Ternak. PT Pembangunan: Bogor.

    Murtidjo, B. A. 1992.Pedoman Meramu Pakan Unggas. Kanisius, Yogyakarta.

    Parakkasi,A. 1995.Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan.UI Press: Jakarta.

    Rasyaf, M. 1994.Makanan Ayam Broiler. Kanisius, Yogyakarta.

    Soetisno. 1979.Aneka Makanan Ternak. Cipta aksara, Bandung.

    Tillman, Hartadi, H, Reksohadiprodjo, Praawirokusumo dan Lobdosoekodjo.

    1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gajah Mada University Press,

    Yogyakarta.

  • 5/19/2018 LAPORAN PAKAN

    19/19

    LAMPIRAN

    Gambar 10. Minyak sayurGambar 8. Tepung Kapur

    Gambar 11. Jagung

    Gambar 9. Bungkil Kedelai

    Gambar 12. Topmix Gambar 13. Bungkil kelapa

    Gambar 14. Tepung ikan Gambar 15. Dedak padi