masalah perkembangan anak
TRANSCRIPT
-
7/28/2019 Masalah Perkembangan Anak
1/17
Masalah Perkembangan Anak-anak
Masalah Perkembangan Anak-anak
DEFINISI
GAGAL BERKEMBANG
Gagal Berkembang adalah suatu keadaan dimana berat badan anak atau pertambahan berat
badan anak secara signifikan berada dibawah berat badan anak lainnya yang sama umur dan
jenis kelaminnya.
Gagal berkembang biasanya ditemukan pada anak kecil, terutama yang berumur dibawah 2
tahun.
Gagal berkembang pada bayi dan anak-anak biasanya ditandai dengan kegagalan dalam
menambah berat badan dan tinggi badan. Pada remaja, tubuhnya terlihat pendek dan
perkembangan seksualnya kurang.
Penyebabnya bisa berupa faktor intrinsik (berasal dari dalam diri anak, biasanya merupakan
masalah kesehatan) atau faktor ekstrinsik (berasal dari lingkungan diluar anak, biasanya
merupakan masalah psikososial).
Yang termasuk ke dalam faktor intrinsik:
Kelainan kromosom (misalnya sindroma Down dan sindroma Turner)
Defek pada sistem organ utama
Kelainan pada sistem endokrin, misalnya kekurangan hormon tiroid, kekurangan hormon
pertumbuhan atau kekurangan hormon lainnya
Kerusakan otak atau sistem saraf pusat yang bisa menyebabkan kesulitan dalam pemberian
makanan pada bayi dan menyebabkan keterlambatan pertumbuhan
Kelainan pada sistem jantung dan pernafasan yang bisa menyebabkan gangguan mekanismepenghantaran oksigen dan zat gizi ke seluruh tubuh
Anemia atau penyakit darah lainnya
Kelainan pada sistem pencernaan yang bisa menyebabkan malabsorbsi atau hilangnya enzim
pencernaan sehingga kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi
Beberapa penyakit (misalnya cerebral palsy, gastroenteritis menahun dan refluks
gastroesofageal).
Yang merupakan faktor ekstrinsik:
Faktor psikis dan sosial (misalnya tekanan emosional akibat penolakan atau kekerasan dari
orang tua).
Depresi bisa menyebabkan nafsu makan anak berkurang. Depresi bisa terjadi jika anak tidakmendapatkan rangsangan sosial yang cukup, seperti yang dapat terjadi pada bayi yang
diisolasi dalam suatu inkubator atau pada anak yang kurang mendapatkan perhatian dari
orang tuanya.
Faktor ekonomi (dapat mempengaruhi masalah pemberian makanan kepada anak, tempat
tinggal dan perilaku orang tua).
Keadaan ekonomi yang pas-pasan dapat menyebabkan anak tidak memperoleh gizi yang
cukup untuk perkembangan dan pertumbuhannya
Faktor lingkungan (termasuk pemaparan oleh infeksi, parasit atau racun).
Faktor resiko terjadinya gagal berkembang:
- Penyakit yang diderita anak tetapi tidak terdiagnosis- Kemiskinan
-
7/28/2019 Masalah Perkembangan Anak
2/17
- Lingkungan emosional yang negatif
- Tempat tinggal yang berdesakan serta kumuh.
Gejalanya berupa:
- Tinggi badan, berat badan dan lingkar kepala tidak berkembang secar normal berdasarkan
tabel pertumbuhan standar (tinggi badan kurang dari 3 persentil, berat badan 20% dibawahberat badan ideal terhadap tinggi badan atau kurva pertumbuhannya menurun dari
sebelumnya)
- Kemampuan fisik (seperti berguling, duduk, berdiri dan berjalan) berkembang secara lambat
- Kemampuan mental dan sosial tertunda
- Perkembangan ciri seksual sekunder tertunda (pada remaja).
Pada pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan. Hasil
pengukuran ini dibandingkan dengan hasil pengukuran pada kunjungan yang lalu dan dengan
grafik standar.
Jika laju pertumbuhannya cukup, maka dikatakan normal meskipun anaknya kecil. Untukmengetahui mengapa anak ini kecil, perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan ditanyakan
mengenai kebiasaan makan, masalah sosial dan penyakit yang pernah diderita anak maupun
anggota keluarga lainnya.
Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:
Pemeriksaan darah lengkap (untuk melihat adanya anemia)
Elektrolit
Analisa air kemih
Tes fungsi tiroid
Pemeriksaan hormon lainnya
Elektroforesa hemoglobin untuk menentukan adanya penyakit sel sabit
Rontgen untuk menentukan usia tulang.
Pengobatan tergantung kepada penyebabnya. Setiap penyakit yang diduga menjadi penyebab
terjadinya gagal berkembang, harus diobati.
Kegagalan pertumbuhan akibat faktor gizi dapat diatasi dengan menerapkan pola makan
seimbang dan memberikan pendidikan kepada orang tua.
Jika melibatkan faktor psikososial, pengobatan sebaiknya meliputi perbaikan dinamika
keluarga dan lingkungan tempat tinggal. Sikap dan perilaku orang tua bisa berpengaruh
terhadap masalah anak dan perlu dievaluasi.
Pada beberapa kasus, anak perlu dirawat di rumah sakit agar bisa diterapkan suatu rencana
pengobatan yang menyeluruh dari segi medis, perilaku dan psikososial.
Jika keadaan ini belum berlangsung lama dan penyebabnya diketahui serta dapat diperbaiki,
maka anak akan kembali mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang normal.
Jika keadaannya telah berlangsung lama, maka efeknya mungkin juga akan berlangsung lama
dan pertumbuhan serta perkembangan yang normal mungkin tidak dapat dicapai.
MASALAH PERILAKU
Masalah Perilaku adalah pola perilaku yang sulit, yang dapat mengancam hubungan yang
normal antara anak dengan orang lain di sekelilingnya.
-
7/28/2019 Masalah Perkembangan Anak
3/17
Masalah perilaku bisa merupakan akibat dari lingkungan, kesehatan, tabiat atau
perkembangan anak.
Masalah perilaku juga bisa timbul akibat hubungan yang tidak harmonis dengan orang tua,
guru maupun pengasuhnya.
Untuk mendiagnosis suatu masalah perilaku, biasanya ditanyakan menganai kegiatan anaksehari-hari secara kronologis dan menyeluruh. Pembahasan dipusatkan pada lingkungan yang
menyebabkan timbulnya gangguan perilaku dan perilaku itu sendiri secara terperinci.
Juga dilakukan pengamatan terhadap interaksi antara anak dan orang tua.
Masalah perilaku semakin lama cenderung semakin memburuk karena itu untuk mencegah
progresivitasnya perlu dilakukan pengobatan dini .
Kontak yang lebih positif dan lebih menyenangkan antara orang tua dan anak dapat
meningkatkan harga diri anak dan orang tua. Interaksi yang lebih baik dapat membantu
memecahkan lingkaran setan dari perilaku negatif yang menyebabkan timbulnya respon
negatif.
Masalah Interaksi Anak-Orang tua
Masalah Interaksi Anak-Orang Tua adalah kesulitan-kesulitan yang ditemui dalam hubungan
antara anak dan orang tuanya.
Masalah interaksi bisa mulai timbul pada beberapa bulan pertama kehidupan anak.
Hubungan antara ibu dan anak mungkin menjadi tegang akibat:
- kesulitan yang dialami ibu selama kehamilan maupun persalinan
- depresi pasca persalinan
- kurangnya dukungan dari suami, keluarga maupun teman
- waktu menyusu dan waktu tidur bayi yang tidak teratur (sampai umur 2-3 bulan,
kebanyakan bayi tidak tidur pada malam hari; pada saat-saat ini mereka sering menangis).
Kelelahan, kebencian dan rasa bersalah orang tua bercampur dengan rasa putus asa sehingga
mempengaruhi hubungan orang tua dengan bayinya.
Hubungan yang buruk antara anak dan orang tua bisa memperlambat perkembangan mental
dan kemampuan sosial anak dan bisa menyebabkan terjadinya kegagalan berkembang.
Kepada orang tua sebaiknya diberikan informasi yang lengkap mengenai perkembangan bayi
disertai nasihat atau kiat untuk menghadapinya.
Tabiat bayi bisa dievaluasi dan didiskusikan.Hal ini bisa membantu orang tua untuk lebihrealistis dan menyadari bahwa rasa bersalah dan konflik merupakan emosi yang normal
dalam pengasuhan anak. Dengan demikian orang tua akan belajar menerima perasaannya dan
mencoba membangun hubungan yang sehat.
Kecemasan Karena Berpisah
Kecemasan Karena Berpisah adalah kecemasan yang dirasakan oleh anak ketika orang tuanya
meninggalkannya sendiri.
Menangis ketika ditinggalkan oleh ibunya atau menangis jika didekati orang yang tidak
dikenalnya, merupakan suatu tahap perkembangan normal yang ditemukan pada bayi usia 8bulan dan berlangsung sampai usia 18-24 bulan.
-
7/28/2019 Masalah Perkembangan Anak
4/17
Pada umur 2 tahun, anak batita (dibawah tiga tahun) mulai memahami bahwa orang tuanya
mungkin tidak terlihat oleh mata tetapi mereka pasti akan kembali.
Pada saat bayi berkembang dan lebih memperhatikan serta berinteraksi dengan
lingkungannya, dia akan mengalami berbagai emosi seperti rasa percaya, rasa aman dan
nyaman. Jika dia merasa kurang akrab dengan lingkungannya, maka akan timbul rasa takut.Pada usia 8-24 bulan, anak-anak mengalami perasaan takut jika tidak berada dalam
lingkungan yang akrab dan aman. Mereka mengenal orang tuanya sebagai lingkungan yang
akrab dan aman. Jika berpisah dari orang tua, mereka merasa terancam dan tidak aman.
Gejalanya bisa berupa:
- Kesedihan berlebih ketika berpisah dengan ibu
- Khawatir akan kehilangan atau terjadi sesuatu yang buruk pada ibu
- Sering enggan pergi ke sekolah atau tempat lainnya karena takut berpisah
- Tidak mau tidur jika tidak ditemani oleh orang dewasa
- Mimpi buruk
- Sering mengeluhkan keadaan fisiknya
Beberapa orang tua (terutama yang baru pertama kali memiliki anak) menduga bahwa
kecemasan karena berpisah ini merupakan suatu gangguan emosional dan mereka
menghadapinya dengan bersikap protektif (melindungi) serta menghindari perpisahan
maupun lingkungan yang baru. Respon seperti ini bisa menyebabkan terjadinya gangguan
pada pematangan/pendewasaan dan perkembangan anak.
Sang ayah mengartikan kecemasan karena berpisah sebagai pertanda bahwa anak terlalu
dimanja dan menyalahkan ibunya atau mencoba untuk merubah perilaku anak dengan cara
memarahi dan memberi hukuman.
Sebaiknya orang tua diyakinkan bahwa perilaku anak adalah normal.
Orang tua didorong untuk tidak terlalu protektif dan mengekang anak serta dianjurkan untuk
membiarkan anaknya berkembang secara normal.
Penyelesaian terhadap masalah kecemasan ini tergantung kepada rasa aman dan rasa percaya
yang mereka miliki terhadap orang selain orang tuanya, lingkungannya dan keyakinan akan
kembalinya orang tua mereka.
Meskipun anak telah berhasil melewati masa perkembangan ini, kecemasan karena berpisah
mungkin akan kembali pada saat anak mengalami stres. Kebanyakan anak akan mengalami
kecemasan jika berada dalam situasi yang tidak dikenalnya dengan baik, terutama jika
terpisah dari orang tuanya.
MASALAH MAKAN
Penurunan nafsu makan normal yang disebabkan oleh laju pertumbuhan yang lambat sering
ditemukan pada anak usia 1-8 bulan.
Masalah makan bisa terjadi jika orang tua atau pengasuh memaksa anak untuk makan atau
terlalu mengkhawatirkan nafsu makan maupun kebiasaan makan anak. Anak tidak menelan
makanannya tetapi malah menyimpan/menahannya di dalam mulut atau bahkan
memuntahkannya.
Keadaan ini dapat diatasi dengan mengurangi ketegangan dan emosi yang negatif pada waktu
-
7/28/2019 Masalah Perkembangan Anak
5/17
makan.
Sebaiknya anak dibiarkan memakan makanan yang dipilihnya pada waktu makan dan jangan
dibiasakan untuk ngemil diantara jam-jam makan. Dengan cara ini keseimbangan antara
nafsu makan, banyaknya makanan yang dimakan serta kebutuhan gizinya akan terpenuhi.
GANGGUAN TIDUR
Mimpi buruk adalah mimpi menakutkan yang terjadi selama tidur REM) (rapid eye
movement.
Seorang anak yang mengalami mimpi buruk biasanya akan benar-benar terbangun dan dapat
mengingat kembali mimpinya secara terperinci.
Mimpi buruk yang terjadi sewaktu-waktu adalah hal yang normal, dan satu-satunya tindakan
yang perlu dilakukan oleh orang tua adalah menenangkan anak.
Tetapi mimpi buruk yang sering terjadi adalah abnormal dan bisa menunjukkan adanya
masalah psikis. Pengalaman yang menakutkan (termasuk cerita seram atau film tentangkekerasan di televisi) bisa menyebabkan terjadinya mimpi buruk. Hal ini terutama sering
ditemukan pada anak-anak yang berumur 3-4 tahun, karena mereka belum bisa membedakan
antara khayalan dan kenyataan.
Teror di malam hari adalah suatu keadaan dimana sesaat setelah tertidur, anak separuh
terbangun dengan kecemasan yang luar biasa. Anak tidak dapat mengingat kembali apa yang
telah dialaminya.
Tidur sambil berjalan adalah suatu keadaan dimana dalam keadaan tertidur, anak bangkit dari
tempat tidurnya dan berjalan-jalan.
Teror di malam hari dan tidur sambil berjalan biasanya berlangsung selama tidur dalam (non-
REM) dan terjadi dalam 3 jam pertama setelah anak tertidur.
Setiap episode bisa berlangsung dari beberapa detik sampai beberapa menit.
Teror di malam hari sifatnya dramatis karena anak menjerit-jerit dan panik; keadaan ini
paling sering ditemukan pada anak yang berumur 3-8 tahun.
Seorang yang tidur sambil berjalan memiliki cara berjalan yang janggal/kaku, tetapi biasanya
dapat menghindari benda-benda sehingga tidak terbentur. Mereka tampak linglung tetapi
tidak menunjukkan rasa takut.
Mereka akan terbangun secara tiba-tiba dengan pandangan mata yang kosong atau bingung.
Pada awalnya mereka belum sepenuhnya terbangun atau belum sepenuhnya tanggap terhadaporang di sekelilingnya.
Ketika terbangun di pagi hari, mereka tidak dapat mengingat kembali apa yang telah terjadi.
Sekitar 15% anak yang berumur 5-12 tahun minimal pernah mengalami sekali berjalan dalam
keadaan tidur. 1-6% anak laki-laki usia sekolah mengalami tidur sambil berjalan secara terus
menerus, yang biasanya dipicu oleh peristiwa yang menegangkan (stres).
Tidak mau tidur merupakan masalah yang sering ditemukan, terutama pada anak-anak yang
berumur 1-2 tahun. Mereka menangis jika ditinggalkan sendiri di tempat tidurnya atau
meninggalkan tempat tidurnya dan mencari orang tuanya.
Hal ini berhubungan dengan kecemasan karena berpisah dan dengan upaya anak untuk
mengendalikan lebih banyak lagi aspek dari lingkungannya.
-
7/28/2019 Masalah Perkembangan Anak
6/17
Terbangun di malam hari adalah gangguan tidur yang sering ditemukan pada anak-anak yang
masih kecil.
Sekitar 50% dari anak-anak yang berumur 6-12 bulan sering terbangun di malam hari. Anak--
anak yang mengalami kecemasan karena berpisah juga sering terbangun di malam hari.
Anak-anak yang lebih besar sering terbangun di malam hari karena sakit, suatu gerakan atau
peristiwa menegangkan lainnya.Terbangun di malam hari bisa semakin sering terjadi jika anak terlalu lama tidur siang dan
terlalu bersemangat bermain sebelum tidur malam.
Teror malam dan tidur sambil berjalan hampir selalu hilang dengan sendirinya, meskipun
sekali-kali terjadi selama beberapa tahun.
Jika keadaan tersebut terus berlangsung sampai masa remaja dan dewasa, mungkin anak
memiliki kelainan psikis.
Untuk anak yang susah tidur bisa dilakukan beberapa tindakan berikut:
- ajak anak kembali ke tempat tidurnya
- bacakan cerita yang pendek- tawari untuk ditemani oleh boneka ataupun selimut kesayangannya
- gunakan lampu redup.
Untuk menjaga keamanan bagi anak yang berjalan sambil tidur, sebaiknya pintu kamarnya
dikunci dari luar tetapi hal ini harus dipertimbangkan secara seksama agar anak tidak merasa
dikurung.
MASALAH PELATIHAN BUANG AIR
Pelatihan buang air besar biasanya mulai dilakukan pada saat anak berumur 2-3 tahun,
sedangkan pelatihan buang air kecil dilakukan pada umur 3-4 tahun.
Pada umur 5 tahun, kebanyakan anak sudah dapat melakukan buang air besar sendiri;
melepas pakaian dalamnya sendiri, membersihkan dan mengeringkan penis, vulva maupun
anusnya sendiri serta kembali memakai pakaian dalamnya sendiri.
Tetapi sekitar 30% anak berusia 4 tahun dan 10% anak berusia 6 tahun masih mengompol
pada malam hari.
Cara terbaik untuk menghindari timbulnya masalah pelatihan buang air (toilet training)
adalah dengan mengenali kesiapan anak. Adapun tanda dari kesiapan anak adalah:
- Selama beberapa jam pakaian dalamnya kering- Anak menginginkan pakaian dalamnya diganti jika basah
- Anak menunjukkan ketertarikannya untuk duduk diatas potty chair (pispot khusus untuk
anak-anak) atau diatas toilet (jamban, kakus)
- Anak mampu mengikuti petunjuk/aturan lisan yang sederhana.
Kesiapan anak biasanya terjadi pada usia 24-36 bulan.
Metode toilet training yang paling banyak digunakan adalah metode timing.
Anak yang tampaknya sudah siap diperkenalkan kepada potty chair dan secara bertahap
diminta untuk duduk diatasnya sebentar saja dalam keadaan berpakaian lengkap. Kemudian
anak diminta untuk melepaskan pakaian dalamnya sendiri, lalu duduk diatas potty chair
selama tidak lebih dari 5-10 menit. Hal tersebut dilakukan sambil ibu memberikan penjelasanbahwa sekarang sudah saatnya anak untuk melakukan buang air besar/kecil di tempatnya
-
7/28/2019 Masalah Perkembangan Anak
7/17
(maksudnya pada potty chair atau kloset), bukan di pakaian dalam ataupun popok.
Jika anak sudah bisa melakukannya, ibu boleh memberikan pujian ataupun hadiah. Tetapi jika
anak belum bisa melakukannya, ibu sebaiknya tidak memarahi maupun menghukum anak.
Metode timing efektif untuk anak-anak yang memiliki jadwal buang air besar/kecil yang
teratur.
Metode toilet training lainnya menggunakan boneka sebagai alat bantu.
Kepada anak yang sudah siap, diajarkan cara-cara toilet training dengan menggunakan
boneka sebagai model. Ibu memberikan pujian kepada boneka karena pakaian dalamnya
kering dan telah berhasil melewati setiap proses toilet training. Kemudian ibu meminta anak
untuk menirukan proses toilet training dengan bonekanya secara berulang-ulang, anak juga
diajari untuk memuji bonekanya.
Selanjutnya, anak menirukan apa yang telah dilakukan oleh bonekanya dan ibu memberikan
pujian kepada anak.
Jika anak tetap bertahan duduk di toilet, sebaiknya diangkat dan toilet training dicoba
kembali setelah anak makan. Jika hal ini berlangsung selama beberapa hari, sebaiknya toilettraining ditunda selama beberapa minggu.
Sangat penting untuk memberikan pujian kepada anak yang telah berhasil melakukan toilet
training. Setelah pola buang air besar/kecil stabil, secara perlahan pujian tersebut dikurangi.
Memaksa anak untuk buang air besar/kecil di toilet dengan kekerasan tidak efektif dan bisa
menyebabkan ketegangan pada hubungan ibu-anak.
Enuresis Nokturnal
Enuresis nokturnal (bed-wetting) adalah buang air kecil secara tidak sengaja dan terjadi
secara berulang ketika sedang tidur, pada seorang anak yang sudah cukup besar dan
semestinya sudah tidak mengompol lagi di tempat tidur.
Sekitar 30% anak berumur 4 tahun, 10% anak berumur 6 tahun, 3% anak berumur 12 tahun
dan 1% anak berumur 18 tahun masih mengompol di tempat tidur.
Bed-wetting lebih sering ditemukan pada anak laki-laki.
Penyebabnya biasanya adalah terlambatnya proses pendewasaan, yang kadang disertai
dengan gangguan tidur (misanya tidur sambil berjalan atau teror malam).
1-2% kasus disebabkan oleh kelainan fisik (biasanya berupa infeksi saluran kemih).
Bed-wetting juga kadang disebabkan oleh masalah psikis.
Kadang bed-wetting berhenti kemudian timbul lagi. Kekambuhan ini biasanya terjadi karena
anak mengalami peristiwa yang menegangkan atau karena anak menderita kelainan fisik
(misalnya infeksi saluran kemih).
Untuk anak yang berumur kurang dari 6 tahun, biasanya tidak perlu dilakukan pengobatan,
hanya menunggu sampai gejalanya hilang dengan sendirinya.
Setiap tahunnya, pada 15% anak yang berumur lebih dari 6 tahun, bed-wetting akan berhenti
dengan sendirinya. Jika hal ini tidak terjadi, bisa dicoba salah satu dari 3 jenis pengobatan
berikut:
Konsultasi dan terapi perilaku.
Konsultasi melibatkan anak dan orang tua; diberikan penjelasan bahwa bed-wetting memangagak sering terjadi, dapat diperbaiki dan tidak perlu menimbulkan rasa bersalah pada
-
7/28/2019 Masalah Perkembangan Anak
8/17
siapapun.
Terapi perilaku untuk anak:
- Menandai pada penanggalan/kalender malam-malam dimana dia mengompol maupun tidak
- Menahan diri untuk tidak minum 2-3 jam sebelum tidur
- Melakukan buang air kecil sebelum tidur- Mengganti pakaian dan seprenya sendiri jika mengompol.
Terapi perilaku untuk orang tua:
- Tidak menghukum atau memarahi anak karena mengompol
- Memberikan pujian/hadiah jika anak tidak mengompol (misalnya memberikan tanda
bintang pada kalender atau hadiah lainnya, tergantung kepada usia anak).
Alarm ngompol.
Merupakan metode pengobatan yang paling efektif, mampu menyembuhkan 70% anak yang
mengompol dan hanya 10-15% yang mengompol kembali setelah metode ini dihentikan.
Metode ini tidak mahal dan mudah diterapkan meskipun cara kerjanya lambat.Alarm akan berbunyi jika telah keluar beberapa tetes air kemih. Pada beberapa minggu
pertama, anak akan terbangun setelah ngompol. Beberapa minggu berikutnya anak terbangun
setelah sedikit mengeluarkan air kemihnya dan tempat tidurnya belum terlalu basah. Lama-
lama anak akan terbangun karena ingin buang air kecil dan tempat tidurnya masih kering.
Alam ini boleh dilepas setelah 3 minggu anak tidak mengompol.
Terapi obat.
Pemberian obat pada saat ini lebih jarang dilakukan karena alarm ngompol lebih efektif dan
obat-obatan mungkin akan menimbulkan efek samping.
Jika pengobatan lainnya gagal dan orang tua sangat menginginkan pemberian obat, biasanya
diberikan imipramin.
Imipramin adalah obat anti-depresi yang mengendurkan kandung kemih dan memperkuat
sfingter yang menghambat aliran air kemih. Keuntungan dari pemberian obat adalah cara
kerjanya yang cepat.
Setelah selama 1 bulan anak tidak mengompol, dosisnya diturunkan dan diberikan selama 2-4
minggu, kemudian pemberian obat dihentikan.
Sekitar 75% anak akan ngompol kembali setelah obat dihentikan. Jika hal ini terjadi, bisa
dicoba diberikan obat selama 3 bulan.
Contoh darah diperiksa setiap 2-4 minggu untuk memastikan bahwa jumlah sel darah putihtidak berkurang (karena salah satu efek samping dari obat ini adalah penurunan jumlah sel
darah putih).
Pilihan lainnya dalah obat semprot hidung desmopressin, yang mengurangi pengeluaran air
kemih. Efek sampingnya sedikit tetapi harganya mahal.
Enkopresis
Enkopresis adalah secara tidak sengaja buang air besar, tetapi bukan disebabkan oleh
penyakit maupuan kelainan fisik.
Sekitar 17% anak berumur 3 tahun dan 1% anak berumur 4 tahun mengalami enkopresis.Kebanyakan hal ini terjadi karena anak tidak mau menjalani toilet training. Tetapi kadang
-
7/28/2019 Masalah Perkembangan Anak
9/17
enkopresis disebabkan oleh sembelit, yang menyebabkan teregangnya dinding usus dan
berkurangnya kesiagaan/kesadaran anak akan ususnya yang telah penuh serta terganggunya
pengendalian otot.
Jika penyebabnya adalah sembelit, maka diberikan obat pencahar dan tindakan lainnya agar
jadwal buang air besar anak menjadi teratur.Jika penyebabnya adalah karena tidak mau menjalani toilet trainng, mungkin perlu dilakukan
konsultasi dengan psikolog.
Penyebab sembelit kronis yang bisa menyebabkan terjadinya enkopresis:
- Menahan buang air besar karena takut menggunakan jamban
- Tidak mau belajar menggunakan jamban
- Fissura anus (robekan pada lapisan anus yang menimbulkan nyeri)
- Kelainan bawaan (misalnya kelainan korda spinalis atau kelainan anus)
- Penyakit Hirschsprung
- Kadar tiroid yang rendah
- Gizi yang buruk- Cerebral palsy
- Kelainan psikis pada anak atau keluarganya.
FOBIA
Suatu fobia asalah rasa takut yang irasional (tidak masuk akal) dan berlebihan terhadap suatu
benda, keadaan atau fungsi tubuh yang sesungguhnya tidak berbahaya.
Fobia berbeda dari rasa takut yang merupakan bagian normal dari perkembangan anak atau
rasa takut akibat konfilk di dalam keluarga.
Fobia sekolah merupakan merupakan salah satu contoh dari rasa takut yang berlebihan. Fobia
sekolah bisa menyebabkan anak berumur 6 atau 7 tahun tidak mau pergi ke sekolah. Anak
secara langsung menolak pergi ke sekolah atau mengeluh sakit perut, mual maupun gejala
lainnya yang memungkinkan dia bisa tinggal di rumah. Kemungkinan anak tersebut
menunjukkan reaksi yang berlebihan terhadap guru yang galak, yang bisa menimbulkan rasa
takut pada anak yang perasaanya peka/halus.
Pada anak yang lebih besar (umur 10-14 tahun), fobia sekolah bisa menunjukkan adanya
masalah psikis yang lebih serius.
Anak yang mengalami fobia sekolah sebaiknya segera kembali sekolah sehinggapelajarannya tidak tertinggal. Jika fobianya sangat berat sampai mengganggu aktivitas anak
dan anak tidak memberikan respon terhadap dorongan orang tua maupun gurunya, mungkin
perlu dilakukan konsultasi dengan psikolog atau ahli jiwa.
Pada anak yang lebih besar mungkin tidak perlu segera memintanya kembali sekolah,
pengobatannya tergantung kepada hasil penilaian status mentalnya.
Ketakutan yang normal, yang biasa ditemukan pada masa kanak-kanak:
- Takut gelap, monster, serangga dan laba-laba (umur 3-4 tahun)
- Takut terluka dan takut mati (lebih sering ditemukan pada anak yang lebih besar)
- Cerita, film atau acara televisi yang menakutkan bisa memperburuk rasa takut anak
- Pernyataan orang tua ketika marah atau bergurau bisa dianggap serius oleh anak balita danbisa menimbulkan rasa takut pada mereka
-
7/28/2019 Masalah Perkembangan Anak
10/17
- Reaksi anak yang pemalu terhadap situasi yang baru, pada awalnya berupa rasa takut atau
menarik dirnya.
Orang tua sebaiknya menenangkan anaknya dengan mengatakan bahwa monster itu
sesungguhnya tidak ada, laba-laba itu tidak berbahaya atau apa yang dilihatnya di televisi itu
tidak benar-benar terjadi.
Jika pernyataan orang tua ketika marah atau bercanda menyebabkan anak menjadi takut,sebaiknya orang tua menjelaskan maksud yang sesungguhnya agar anak tidak terus menerus
takut.
Anak yang pemalu sebaiknya dibantu untuk beradaptasi dengan situasi yang baru dengan cara
lebih sering mengajaknya ke berbagai lingkungan yang baru.
HIPERAKTIVITAS
Hiperaktivitas adalah tingkat aktivitas dan kegembiraan anak yang sangat tinggi, yang
menimbulkan rasa khawatir pada orang tua maupun pengasuhnya.
Anak yang berumur 2 tahun biasanya aktif dan jarang bisa duduk dengan tenang. Tingkat
aktivitas yang tinggi juga biasanya ditemukan pada anak berumur 4 tahun. Pada kedua
kelompok umur tersebut, perilaku demikian merupakan bagian yang normal dari tahap
perkembangan anak.
Tetapi perilaku aktif seringkali menyebabkan konflik antara orang tua dan anak dan bisa
menimbulkan rasa khawatir pada orang tua.
Apakah aktivitas anak diartikan sebagai hiperaktivitas atau bukan, tergantung kepada
toleransi orang-orang di sekelilingnya yang merasa terganggu oleh aktivitas anak tersebut.
Beberapa anak yang hiperaktif tampak jelas-jelas lebih aktif dan pemusatan perhatiannya
lebih pendek dibandingkan dengan rata-rata.
Penyebab hiperaktivitas ini berbeda-beda, diantaranya adalah kelainan emosional atau
kelainan fungsi otak. Selain itu, hiperaktivitas juga bisa hanya merupakan tabiat anak yang
normal yang terlalu dibesar-besarkan.
Orang dewasa biasanya menanggapi hiperaktivitas anak dengan mengomel atau
menghukumnya. Respon ini biasanya dibalas dengan semakin meningkatnya aktivitas anak.
Keadaan ini bisa dibantu dengan menghindari situasi dimana anak harus duduk tenang dalam
waktu yang lama atau dengan mencari guru yang ahli dalam menangani anak-anak yang
hiperaktif.
GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN
Gangguan Pemusatan Perhatian (Attention Deficit Disorder< ADD) adalah suatu pemusatan
perhatian yang buruk atau singkat dan sifat impulsif (mengikuti kata hati) yang tidak sesuai
dengan usia anak, dengan atau tanpa hiperaktivitas.
ADD diperkirakan terjadi pada 5-10% anak usia sekolah dan 10 kali lebih sering ditemukan
pada anak laki-laki.
Tanda-tanda dari ADD banyak yang sudah tampak sebelum anak berumur 4 tahun tetapi baru
menimbulkan gangguan yang berarti pada usia sekolah.
-
7/28/2019 Masalah Perkembangan Anak
11/17
Penyakit ini biasanya diturunkan. Penelitian terakhir menujukkan bahwa penyakit ini terjadi
akibat adanya kelainan pada neurotransmiter (zat yang menghantarkan gelombang saraf di
dalam otak).
ADD seringkali diperburuk oleh lingkungan di rumah maupun sekolah.
ADD terutama merupakan suatu masalah dalam pemusatan perhatian, konsentrasi danketekunan menjalankan tugas. Anak juga mungkin bersifat impulsif dan overaktif.
Diagnosis ADD biasanya ditegakkan jika anak memiliki 8 dari 14 gejala berikut:
Gelisah (seringkali meremas-remas tangannya atau menggeliatkan kakinya)
Tidak dapat diminta duduk tenang
Perhatiannya mudah terganggu oleh rangsangan yang asing
Tidak dapat menunggu gilirannya jika sedang bermain dalam kelompok
Seringkali melontarkan jawaban sebelum pertanyaan selesai diberikan
Mengalami kesulitan dalam mengikuti petunjuk dari orang lain, meskipun dia memahaminya
dan tidak berusaha untuk melawan
Mengalami kesulitan dalam mempertahankan perhatiannya ketika sedang melakukan
aktivitas belajar ataupun bermainSeringkali meninggalkan kegiatan yang belum tuntas dan beralih kepada kegiatan yang baru
Mengalami kesulitan untuk bermain dengan tenang
Seringkali terlalu banyak berbicara
Seringkali menyela percakapan atau mengganggu orang lain
Seringkali tidak mendengarkan apa yang telah dikatakan kepadanya
Seirngkali kehilangan benda-benda yang diperlukan dalam kegiatan belajarnya di sekolah
maupun di rumah
Seirngkali terlibat dalam aktivitas fisik yang berbahaya tanpa mempertimbangkan akibat
yang mungkin ditimbulkannya.
Pengobatan yang paling efektif adalah obat-obat psikostimulan (perangsang psikis).
Terapi perilaku dipimpin oleh seorang psikolog anak yang biasanya dikombinasikan dengan
terapi obat. Seringkali diperlukan teknik pengasuhan yang terstruktur, teratur dan
dimodifikasi.
Tetapi kepada anak-anak yang tidak terlalu agresif dan berasal dari lingkungan rumah yang
stabil, hanya diberikan terapi obat.
Obat yang paling sering diberikan adalah metilfenidat. Obat ini telah terbukti lebih efektif
daripada anti-depresi, kafein dan psikostimulan lainnya, serta menimbulkan efek samping
yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan dekstroamfetamin.
Efek samping yang biasa timbul adalah gangguan tidur (misalnya insomnia) dan
berkurangnya nafsu makan. Efek samping lainnya adalah depresi atau perasaan sedih, sakitkepala, nyeri lambung dan tekanan darah tinggi. Jika diminum dalam dosis tinggi dan dalam
waktu yang lama, metilfenidat bisa memperlambat pertumbuhan anak.
Anak dengan ADD biasanya tidak dapat mengatasi kesulitannya sendiri. Masalah yang timbul
atau tetap ada pada masa remaja dan dewasa adalah kegagalan akademis, harga diri yang
rendah, kecemasan, depresi dan kesulitan dalam mempelajari perilaku sosial yang benar.
Mereka tampaknya lebih bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaan daripada
dengan lingkungan sekolah.
Jika ADD tidak diobati, maka penderita memiliki resiko mengkonsumsi alkohol atau zat
lainnya serta memiliki resiko bunuh diri yang lebih tinggi.
-
7/28/2019 Masalah Perkembangan Anak
12/17
KETIDAKMAMPUAN BELAJAR
Ketidakmampuan Belajar adalah ketidakmampuan untuk menerima, menyimpan dan
menggunakan secara luas kemampuan ataupun informasi khusus, yang terjadi akibat
kurangnya pemusatan perhatian, memori atau pemikiran dan hal ini mempengaruhi prestasi
akademik.
Terdapat berbagai jenis ketidakmampuan belajar dan masing-masing tidak memiliki
penyebab yang pasti. Tetapi dasar dari semua jenis ketidakmampuan belajar ini diyakini
merupakan suatu kelainan pada fungsi otak.
Ketidakmampuan belajar 5 kali lebih sering ditemukan pada anak laki-laki.
Seorang anak yang mengalami ketidakmampuan belajar seringkali mengalami kesulitan
dalam mengkoordinasikan penglihatan dan gerakannya serta menunjukkan kecanggungan
ketika melaksanakan kegiatan fisik, seperti memotong, mewarnai, mengancingkan baju,
mengikat tali sepatu dan berlari.
Anak juga mungkin mengalami masalah dengan persepsi penglihatan atau pengolahanfonologis (misalnya dalam mengenali bagian-bagian atau pola dan membedakan berbagai
jenis suara) atau masalah dengan ingatan, percakapan, pemikiran serta pendengaran.
Beberapa anak mengalami masalah dalam membaca, menulis maupun berhitung.
Tetapi kebanyakan ketidakmampuan belajar ini sifatnya kompleks dan kelainannya terjadi di
lebih satu daerah.
Anak mungkin lambat dalam:
- mempelajari jenis warna atau huruf
- menyebutkan nama benda yang dikenalnya,
- berhitung
- mencapai kemajuan dalam kemampuan belajar dini lainnya.
Belajar menulis dan membaca mungkin tertunda.
Gejala lainnya adalah pemusatan perhatian yang pendek dan perhatiannya mudah terganggu,
percakapannya terputus serta ingatannya pendek.
Anak juga mungkin mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan mengendalikan dorongan
serta memiliki masalah dalam kedisiplinan. Mereka mungkin menunjukkan sikap hiperaktif,
menarik diri, pemalu atau agresif.
Untuk memperkuat diagnosis, dilakukan berbagai pemeriksaan berikut:
- Pemeriksaan fisik- Serangkaian tes kecerdasan (verbal dan non-verbal, termasuk tes membaca, menulis dan
berhitung)
- Tes psikis.
Untuk membantu meningkatkan perhatian dan konsentrasi bisa diberikan metilfenidat.
Pengobatan yang paling efektif adalah pendidikan yang secara seksama disesuaikan dengan
individu anak.
Disleksia
Disleksia adalah ketidakmampuan belajar yang terutama mengenai dasar berbahasa tertentu,yang mempengaruhi kemampuan mempelajari kata-kata dan membaca meskipun anak
-
7/28/2019 Masalah Perkembangan Anak
13/17
memiliki tingkat kecerdasan rata-rata atau diatas rata-rata, motivasi dan kesempatan
pendidikan yang cukup serta penglihatan dan pendengaran yang normal.
Disleksia cenderung diturunkan dan lebih banyak ditemukan pada anak laki-laki.
Disleksia terutama disebabkan oleh kelainan otak yang mempengaruhi proses pengolahan
bunyi dan bahasa yang diucapkan. Kelainan ini merupakan kelainan bawaan, yang bisamempengaruhi penguraian kata serta gangguan mengeja dan menulis.
Anak sangat terlambat berbicara, mengalami kesulitan dalam mengucapkan kata serta dalam
mengingat nama huruf, angka dan warna.
Mereka mengalami kesulitan dalam mencampur bunyi, mengiramakan kata, mengenali posisi
bunyi dalam kata, memisahkan kata ke dalam bunyi dan mengenali jumlah bunyi dalam kata.
Anak ragu dalam memilih kata, menemukan pengganti kata dan memberi nama huruf serta
gambar.
Mereka keliru/bingung dalam mengenali kata atau huruf yang serupa; huruf d sering
disebutnya sebagai huruf b.
Tes untuk disleksia sebaiknya dilakukan pada anak-anak yang:
- Tidak mencapai kemajuan dalam kemampuan mempelajari kata-kata pada pertengahan atau
akhir kelas pertama
- Belum bisa membaca padahal berdasarkan kemampuan verbal maupun intelektualnya
seharusnya sudah bisa membaca
- Lambat dalam belajar membaca
- Belum fasih berbicara.
Pengobatan yang terbaik adalah instruksi langsung, yang menggabungkan pendekatan
multisensorik.
Jenis pengobatan ini terdiri dari pengajaran suara dengan berbagai isyarat, biasanya terpisah
dan (jika memungkinkan) merupakan bagian dari program membaca.
Instruksi tidak langsung juga bisa diterapkan. Biasanya terdiri dari pelatihan untuk
mengucapkan kata atau pemahaman membaca. Anak diajari bagaimana caranya untuk
mengolah bunyi dengan mencampur bunyi untuk membentuk kata, dengan memisahkan kata
ke dalam huruf dan dengan mengenali posisi bunyi dalam kata.
http://community.um.ac.id/showthread.php?61257-Masalah-Perkembangan-Anak-anak
raden fahmi, diakses tgl 10 mei.
Masalah Perkembangan anak-anak
http://community.um.ac.id/showthread.php?61257-Masalah-Perkembangan-Anak-anakhttp://community.um.ac.id/showthread.php?61257-Masalah-Perkembangan-Anak-anakhttp://community.um.ac.id/showthread.php?61257-Masalah-Perkembangan-Anak-anakhttp://community.um.ac.id/showthread.php?61257-Masalah-Perkembangan-Anak-anak -
7/28/2019 Masalah Perkembangan Anak
14/17
angan anak (Perkembangan Fisik, Perkembangan Motorik, Perkembangan Kognitif,
Perkembangan Psikososial)
Perkembangan Motorik, Perkembangan Kognitif, Perkembangan Psikososial) Periode
ini merupakan kelanjutan dari masa bayi (lahir usia 4 th) yang ditandai dengan terjadinya
perkembangan fisik, motorik dan kognitif (perubahan dalam sikap, nilai, dan perilaku),
psikosial serta diikuti oleh perubahan perubahan yang lain.
1. Perkembangan Fisik
Pertumbuhan fisik pada masa ini lambat dan relatif seimbang. Peningkatan berat badan anak
lebih banyak dari pada panjang badannya. Peningkatan berat badan anak terjadi terutama
karena bertambahnya ukuran sistem rangka, otot dan ukuran beberapa organ tubuh lainnya.
2. Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi
dibandingkan dengan masa bayi. Anak anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan pandaimeloncat serta mampu menjaga keseimbangan badannya. Untuk memperhalus ketrampilan
ketrampilan motorik, anak anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang
bersifat informal dalam bentuk permainan. Disamping itu, anak anak juga melibatkan diri
dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal, seperti senam, berenang, dll.
Beberapa perkembangan motorik (kasar maupun halus) selama periode ini, antara lain :
a). Anak Usia 5 Tahun
- Mampu melompat dan menari
- Menggambarkan orang yang terdiri dari kepala, lengan dan badan
- Dapat menghitung jari jarinya
- Mendengar dan mengulang hal hal penting dan mampu bercerita
- Mempunyai minat terhadap kata-kata baru beserta artinya
- Memprotes bila dilarang apa yang menjadi keinginannya
- Mampu membedakan besar dan kecil
b). Anak Usia 6 Tahun
- Ketangkasan meningkat
- Melompat tali
- Bermain sepeda
- Mengetahui kanan dan kiri
- Mungkin bertindak menentang dan tidak sopan
- Mampu menguraikan objek-objek dengan gambar
c). Anak Usia 7 Tahun
- Mulai membaca dengan lancar
- Cemas terhadap kegagalan
- Peningkatan minat pada bidang spiritual
- Kadang Malu atau sedih
-
7/28/2019 Masalah Perkembangan Anak
15/17
d). Anak Usia 8 9 Tahun
- Kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik meningkat
- Mampu menggunakan peralatan rumah tangga
- Ketrampilan lebih individual
- Ingin terlibat dalam sesuatu
- Menyukai kelompok dan mode
- Mencari teman secara aktif.
e). Anak Usia 10 12 Tahun
- Perubahan sifat berkaitan dengan berubahnya postur tubuh yang berhubungan dengan
pubertas mulai tampak
- Mampu melakukan aktivitas rumah tangga, seperti mencuci, menjemur pakaian
sendiri , dll.
- Adanya keinginan anak unuk menyenangkan dan membantu orang lain- Mulai tertarik dengan lawan jenis.
3. Perkembangan Kognitif
Dalam keadaan normal, pada periode ini pikiran anak berkembang secara berangsur angsur.
Jika pada periode sebelumnya, daya pikir anak masih bersifat imajinatif dan egosentris, maka
pada periode ini daya pikir anak sudah berkembang ke arah yang lebih konkrit, rasional dan
objektif. Daya ingatnya menjadi sangat kuat, sehingga anak benar-benar berada pada stadium
belajar.
Menurut teori Piaget, pemikiran anak anak usia sekolah dasar disebut pemikiran
Operasional Konkrit (Concret Operational Thought), artinya aktivitas mental yang
difokuskan pada objek objek peristiwa nyata atau konkrit. Dalam upaya memahami alam
sekitarnya, mereka tidak lagi terlalu mengandalkan informasi yang bersumber dari
pancaindera, karena ia mulai mempunyai kemampuan untuk membedakan apa yang tampak
oleh mata dengan kenyataan sesungguhnya. Dalam masa ini, anak telah mengembangkan 3
macam proses yang disebut dengan operasi operasi, yaitu :
a). Negasi (Negation), yaitu pada masa konkrit operasional, anak memahami hubungan
hubungan antara benda atau keadaan yag satu dengan benda atau keadaan yang lain.
b). Hubungan Timbal Balik(Resiprok), yaitu anak telah mengetahui hubungan sebab-akibat
dalam suatu keadaan.
c). Identitas, yaitu anak sudah mampu mengenal satu persatu deretan benda-benda yang ada.Operasi yang terjadi dalam diri anak memungkinkan pula untuk mengetahui suatu perbuatan
tanpa melihat bahwa perbuatan tersebut ditunjukkan. Jadi, pada tahap ini anak telah memiliki
struktur kognitif yang memungkinkanya dapat berfikir untuk melakukan suatu tindakan,
tanpa ia sendiri bertindak secara nyata.
a.Perkembangan Memori
Selama periode ini, memori jangka pendek anak telah berkembang dengan baik. Akan tetapi,
memori jangka panjang tidak terjadi banyak peningkatan dengan disertai adanya keterbatasan
keterbatasan. Untuk mengurangi keterbatasan tersebut, anak berusaha menggunakan
strategi memori (memory strategy), yaitu merupakan perilaku disengaja yang digunakan
untuk meningkatkan memori. Matlin (1994) menyebutkan 4 macam strategi memori yangpenting, yaitu :
-
7/28/2019 Masalah Perkembangan Anak
16/17
1 Rehearsal(Pengulangan) : Suatu strategi meningkatkan memori dengan cara
mengulang berkali-kali informasi yang telah disampaikan.
2 Organization (Organisasi) : Pengelompokan dan pengkategorian sesuatu yang
digunakan untuk meningkatkan memori. Seperti, anak SD sering mengingat nama-
nama teman sekelasnya menurut susunan dimana mereka duduk dalam satu kelas.
3 Imagery (Perbandingan) : Membandingkan sesuatu dengan tipe dari
karakteristik pembayangan dari seseorang.
4 Retrieval (Pemunculan Kembali) : Proses mengeluarkan atau mengangkat
informasi dari tempat penyimpanan. Ketika suatu isyarat yang mungkin dapat
membantu memunculkan kembali sebuah meori, mereka akan menggunakannya
secara spontan.
Selain strategi-strategi memori diatas, terdapat hal lain yang mempengaruhi memori anak,
seperti tingkat usia, sifat anak (termasuk sikap, kesehatan dan motivasi), serta pengetahuan
yang diperoleh anak sebelumnya.
b.Perkembangan Pemikiran Kritis
Perkembangan Pemikiran Kritis yaitu pemahaman atau refleksi terhadap permasalahan secara
mendalam, mempertahankan pikiran agar tetap terbuka, tidak mempercayai begitu saja
informasi-informasi yang datang dari berbagai sumber serta mampu befikir secara reflektif
dan evaluatif.
c.Perkembangan Kreativitas
Dalam tahap ini, anak-anak mempunyai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru.
Perkembangan ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan, terutama lingkungan sekolah.
d.Perkembangan Bahasa
Selama masa anak-anak awal, perkembangan bahasa terus berlanjut. Perbendaharaan kosakata dan cara menggunakan kalimat bertambah kompleks. Perkembangan ini terlihat dalam
cara berfikir tentang kata-kata, struktur kalimat dan secara bertahap anak akan mulai
menggunakan kalimat yang lebih singkat dan padat, serta dapat menerapkan berbagai aturan
tata bahasa secara tepat.
4. Perkembangan Psikosial
Pada tahap ini, anak dapat menghadapi dan menyelesaikan tugas atau perbuatan yang dapat
membuahkan hasil, sehingga dunia psikosial anak menjadi semakin kompleks. Anak sudah
siap untuk meninggalkan rumah dan orang tuanya dalam waktu terbatas, yaitu pada saat anak
berada di sekolah. Melalui proses pendidikan ini, anak belajar untuk bersaing (kompetitif),
kooperatif dengan orang lain, saling memberi dan menerima, setia kawan dan belajarperaturan peraturan yang berlaku. Dalam hal ini proses sosialisasi banyak terpengaruh oleh
guru dan teman sebaya. Identifikasi bukan lagi terhadap orang tua, melainkan terhadap guru.
Selain itu, anak tidak lagi bersifat egosentris, ia telah mempunyai jiwa kompetitif sehingga
dapat memilah apa yang baik bagi dirinya, mampu memecahkan masalahnya sendiri dan
mulai melakukan identifikasi terhadap tokoh tertentu yang menarik perhatiannya.
a.Perkembangan Pemahaman Diri
Pada tahap ini, pemahaman diri atau konsep diri anak mengalami perubahan yang sangat
pesat. Ia lebih memahami dirinya melalui karakteristik internal daripada melalui karakteristik
eksternal.
c.Perkembangan Hubungan dengan Keluarga
-
7/28/2019 Masalah Perkembangan Anak
17/17
Dalam hal ini, orang tua merasakan pengontrolan dirinya terhadap tingkah laku anak mereka
berkurang dari waktu ke waktu dibandingkan dengan periode sebelumnya, karena rata-rata
anak menghabiskan waktunya di sekolah. Interaksi guru dan teman sebaya di sekolah
memberikan suatu peluang yang besar bagi anak-anak untuk mengembangkan kemampuan
kognitif dan ketrampilan sosial.
d.Perkembangan Hubungan dengan Teman Sebaya
Berinteraksi dengan teman sebaya merupakan aktivitas yang banyak menyita waktu.
Umumnya mereka meluangkan waktu lebih dari 40% untuk berinteraksi dengan teman
sebaya dan terkadang terdapat duatu grup/kelompok. Anak idak lagi puas bermain sendirian
dirumah. Hal ini karena anak mempunyai kenginan kuat untuk diterima sebagai anggota
kelompok.
http://www.g-excess.com/id/perkembangan-anak-perkembangan-fisik-motorik-
kognitif-psikososial.html
diakses tgl 10 Mei 2010
http://www.g-excess.com/id/perkembangan-anak-perkembangan-fisik-motorik-kognitif-psikososial.htmlhttp://www.g-excess.com/id/perkembangan-anak-perkembangan-fisik-motorik-kognitif-psikososial.htmlhttp://www.g-excess.com/id/perkembangan-anak-perkembangan-fisik-motorik-kognitif-psikososial.htmlhttp://www.g-excess.com/id/perkembangan-anak-perkembangan-fisik-motorik-kognitif-psikososial.html