masalah perkembangan anak

Upload: ratih-ateeh-teh

Post on 03-Apr-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 Masalah Perkembangan Anak

    1/17

    Masalah Perkembangan Anak-anak

    Masalah Perkembangan Anak-anak

    DEFINISI

    GAGAL BERKEMBANG

    Gagal Berkembang adalah suatu keadaan dimana berat badan anak atau pertambahan berat

    badan anak secara signifikan berada dibawah berat badan anak lainnya yang sama umur dan

    jenis kelaminnya.

    Gagal berkembang biasanya ditemukan pada anak kecil, terutama yang berumur dibawah 2

    tahun.

    Gagal berkembang pada bayi dan anak-anak biasanya ditandai dengan kegagalan dalam

    menambah berat badan dan tinggi badan. Pada remaja, tubuhnya terlihat pendek dan

    perkembangan seksualnya kurang.

    Penyebabnya bisa berupa faktor intrinsik (berasal dari dalam diri anak, biasanya merupakan

    masalah kesehatan) atau faktor ekstrinsik (berasal dari lingkungan diluar anak, biasanya

    merupakan masalah psikososial).

    Yang termasuk ke dalam faktor intrinsik:

    Kelainan kromosom (misalnya sindroma Down dan sindroma Turner)

    Defek pada sistem organ utama

    Kelainan pada sistem endokrin, misalnya kekurangan hormon tiroid, kekurangan hormon

    pertumbuhan atau kekurangan hormon lainnya

    Kerusakan otak atau sistem saraf pusat yang bisa menyebabkan kesulitan dalam pemberian

    makanan pada bayi dan menyebabkan keterlambatan pertumbuhan

    Kelainan pada sistem jantung dan pernafasan yang bisa menyebabkan gangguan mekanismepenghantaran oksigen dan zat gizi ke seluruh tubuh

    Anemia atau penyakit darah lainnya

    Kelainan pada sistem pencernaan yang bisa menyebabkan malabsorbsi atau hilangnya enzim

    pencernaan sehingga kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi

    Beberapa penyakit (misalnya cerebral palsy, gastroenteritis menahun dan refluks

    gastroesofageal).

    Yang merupakan faktor ekstrinsik:

    Faktor psikis dan sosial (misalnya tekanan emosional akibat penolakan atau kekerasan dari

    orang tua).

    Depresi bisa menyebabkan nafsu makan anak berkurang. Depresi bisa terjadi jika anak tidakmendapatkan rangsangan sosial yang cukup, seperti yang dapat terjadi pada bayi yang

    diisolasi dalam suatu inkubator atau pada anak yang kurang mendapatkan perhatian dari

    orang tuanya.

    Faktor ekonomi (dapat mempengaruhi masalah pemberian makanan kepada anak, tempat

    tinggal dan perilaku orang tua).

    Keadaan ekonomi yang pas-pasan dapat menyebabkan anak tidak memperoleh gizi yang

    cukup untuk perkembangan dan pertumbuhannya

    Faktor lingkungan (termasuk pemaparan oleh infeksi, parasit atau racun).

    Faktor resiko terjadinya gagal berkembang:

    - Penyakit yang diderita anak tetapi tidak terdiagnosis- Kemiskinan

  • 7/28/2019 Masalah Perkembangan Anak

    2/17

    - Lingkungan emosional yang negatif

    - Tempat tinggal yang berdesakan serta kumuh.

    Gejalanya berupa:

    - Tinggi badan, berat badan dan lingkar kepala tidak berkembang secar normal berdasarkan

    tabel pertumbuhan standar (tinggi badan kurang dari 3 persentil, berat badan 20% dibawahberat badan ideal terhadap tinggi badan atau kurva pertumbuhannya menurun dari

    sebelumnya)

    - Kemampuan fisik (seperti berguling, duduk, berdiri dan berjalan) berkembang secara lambat

    - Kemampuan mental dan sosial tertunda

    - Perkembangan ciri seksual sekunder tertunda (pada remaja).

    Pada pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan. Hasil

    pengukuran ini dibandingkan dengan hasil pengukuran pada kunjungan yang lalu dan dengan

    grafik standar.

    Jika laju pertumbuhannya cukup, maka dikatakan normal meskipun anaknya kecil. Untukmengetahui mengapa anak ini kecil, perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan ditanyakan

    mengenai kebiasaan makan, masalah sosial dan penyakit yang pernah diderita anak maupun

    anggota keluarga lainnya.

    Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:

    Pemeriksaan darah lengkap (untuk melihat adanya anemia)

    Elektrolit

    Analisa air kemih

    Tes fungsi tiroid

    Pemeriksaan hormon lainnya

    Elektroforesa hemoglobin untuk menentukan adanya penyakit sel sabit

    Rontgen untuk menentukan usia tulang.

    Pengobatan tergantung kepada penyebabnya. Setiap penyakit yang diduga menjadi penyebab

    terjadinya gagal berkembang, harus diobati.

    Kegagalan pertumbuhan akibat faktor gizi dapat diatasi dengan menerapkan pola makan

    seimbang dan memberikan pendidikan kepada orang tua.

    Jika melibatkan faktor psikososial, pengobatan sebaiknya meliputi perbaikan dinamika

    keluarga dan lingkungan tempat tinggal. Sikap dan perilaku orang tua bisa berpengaruh

    terhadap masalah anak dan perlu dievaluasi.

    Pada beberapa kasus, anak perlu dirawat di rumah sakit agar bisa diterapkan suatu rencana

    pengobatan yang menyeluruh dari segi medis, perilaku dan psikososial.

    Jika keadaan ini belum berlangsung lama dan penyebabnya diketahui serta dapat diperbaiki,

    maka anak akan kembali mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang normal.

    Jika keadaannya telah berlangsung lama, maka efeknya mungkin juga akan berlangsung lama

    dan pertumbuhan serta perkembangan yang normal mungkin tidak dapat dicapai.

    MASALAH PERILAKU

    Masalah Perilaku adalah pola perilaku yang sulit, yang dapat mengancam hubungan yang

    normal antara anak dengan orang lain di sekelilingnya.

  • 7/28/2019 Masalah Perkembangan Anak

    3/17

    Masalah perilaku bisa merupakan akibat dari lingkungan, kesehatan, tabiat atau

    perkembangan anak.

    Masalah perilaku juga bisa timbul akibat hubungan yang tidak harmonis dengan orang tua,

    guru maupun pengasuhnya.

    Untuk mendiagnosis suatu masalah perilaku, biasanya ditanyakan menganai kegiatan anaksehari-hari secara kronologis dan menyeluruh. Pembahasan dipusatkan pada lingkungan yang

    menyebabkan timbulnya gangguan perilaku dan perilaku itu sendiri secara terperinci.

    Juga dilakukan pengamatan terhadap interaksi antara anak dan orang tua.

    Masalah perilaku semakin lama cenderung semakin memburuk karena itu untuk mencegah

    progresivitasnya perlu dilakukan pengobatan dini .

    Kontak yang lebih positif dan lebih menyenangkan antara orang tua dan anak dapat

    meningkatkan harga diri anak dan orang tua. Interaksi yang lebih baik dapat membantu

    memecahkan lingkaran setan dari perilaku negatif yang menyebabkan timbulnya respon

    negatif.

    Masalah Interaksi Anak-Orang tua

    Masalah Interaksi Anak-Orang Tua adalah kesulitan-kesulitan yang ditemui dalam hubungan

    antara anak dan orang tuanya.

    Masalah interaksi bisa mulai timbul pada beberapa bulan pertama kehidupan anak.

    Hubungan antara ibu dan anak mungkin menjadi tegang akibat:

    - kesulitan yang dialami ibu selama kehamilan maupun persalinan

    - depresi pasca persalinan

    - kurangnya dukungan dari suami, keluarga maupun teman

    - waktu menyusu dan waktu tidur bayi yang tidak teratur (sampai umur 2-3 bulan,

    kebanyakan bayi tidak tidur pada malam hari; pada saat-saat ini mereka sering menangis).

    Kelelahan, kebencian dan rasa bersalah orang tua bercampur dengan rasa putus asa sehingga

    mempengaruhi hubungan orang tua dengan bayinya.

    Hubungan yang buruk antara anak dan orang tua bisa memperlambat perkembangan mental

    dan kemampuan sosial anak dan bisa menyebabkan terjadinya kegagalan berkembang.

    Kepada orang tua sebaiknya diberikan informasi yang lengkap mengenai perkembangan bayi

    disertai nasihat atau kiat untuk menghadapinya.

    Tabiat bayi bisa dievaluasi dan didiskusikan.Hal ini bisa membantu orang tua untuk lebihrealistis dan menyadari bahwa rasa bersalah dan konflik merupakan emosi yang normal

    dalam pengasuhan anak. Dengan demikian orang tua akan belajar menerima perasaannya dan

    mencoba membangun hubungan yang sehat.

    Kecemasan Karena Berpisah

    Kecemasan Karena Berpisah adalah kecemasan yang dirasakan oleh anak ketika orang tuanya

    meninggalkannya sendiri.

    Menangis ketika ditinggalkan oleh ibunya atau menangis jika didekati orang yang tidak

    dikenalnya, merupakan suatu tahap perkembangan normal yang ditemukan pada bayi usia 8bulan dan berlangsung sampai usia 18-24 bulan.

  • 7/28/2019 Masalah Perkembangan Anak

    4/17

    Pada umur 2 tahun, anak batita (dibawah tiga tahun) mulai memahami bahwa orang tuanya

    mungkin tidak terlihat oleh mata tetapi mereka pasti akan kembali.

    Pada saat bayi berkembang dan lebih memperhatikan serta berinteraksi dengan

    lingkungannya, dia akan mengalami berbagai emosi seperti rasa percaya, rasa aman dan

    nyaman. Jika dia merasa kurang akrab dengan lingkungannya, maka akan timbul rasa takut.Pada usia 8-24 bulan, anak-anak mengalami perasaan takut jika tidak berada dalam

    lingkungan yang akrab dan aman. Mereka mengenal orang tuanya sebagai lingkungan yang

    akrab dan aman. Jika berpisah dari orang tua, mereka merasa terancam dan tidak aman.

    Gejalanya bisa berupa:

    - Kesedihan berlebih ketika berpisah dengan ibu

    - Khawatir akan kehilangan atau terjadi sesuatu yang buruk pada ibu

    - Sering enggan pergi ke sekolah atau tempat lainnya karena takut berpisah

    - Tidak mau tidur jika tidak ditemani oleh orang dewasa

    - Mimpi buruk

    - Sering mengeluhkan keadaan fisiknya

    Beberapa orang tua (terutama yang baru pertama kali memiliki anak) menduga bahwa

    kecemasan karena berpisah ini merupakan suatu gangguan emosional dan mereka

    menghadapinya dengan bersikap protektif (melindungi) serta menghindari perpisahan

    maupun lingkungan yang baru. Respon seperti ini bisa menyebabkan terjadinya gangguan

    pada pematangan/pendewasaan dan perkembangan anak.

    Sang ayah mengartikan kecemasan karena berpisah sebagai pertanda bahwa anak terlalu

    dimanja dan menyalahkan ibunya atau mencoba untuk merubah perilaku anak dengan cara

    memarahi dan memberi hukuman.

    Sebaiknya orang tua diyakinkan bahwa perilaku anak adalah normal.

    Orang tua didorong untuk tidak terlalu protektif dan mengekang anak serta dianjurkan untuk

    membiarkan anaknya berkembang secara normal.

    Penyelesaian terhadap masalah kecemasan ini tergantung kepada rasa aman dan rasa percaya

    yang mereka miliki terhadap orang selain orang tuanya, lingkungannya dan keyakinan akan

    kembalinya orang tua mereka.

    Meskipun anak telah berhasil melewati masa perkembangan ini, kecemasan karena berpisah

    mungkin akan kembali pada saat anak mengalami stres. Kebanyakan anak akan mengalami

    kecemasan jika berada dalam situasi yang tidak dikenalnya dengan baik, terutama jika

    terpisah dari orang tuanya.

    MASALAH MAKAN

    Penurunan nafsu makan normal yang disebabkan oleh laju pertumbuhan yang lambat sering

    ditemukan pada anak usia 1-8 bulan.

    Masalah makan bisa terjadi jika orang tua atau pengasuh memaksa anak untuk makan atau

    terlalu mengkhawatirkan nafsu makan maupun kebiasaan makan anak. Anak tidak menelan

    makanannya tetapi malah menyimpan/menahannya di dalam mulut atau bahkan

    memuntahkannya.

    Keadaan ini dapat diatasi dengan mengurangi ketegangan dan emosi yang negatif pada waktu

  • 7/28/2019 Masalah Perkembangan Anak

    5/17

    makan.

    Sebaiknya anak dibiarkan memakan makanan yang dipilihnya pada waktu makan dan jangan

    dibiasakan untuk ngemil diantara jam-jam makan. Dengan cara ini keseimbangan antara

    nafsu makan, banyaknya makanan yang dimakan serta kebutuhan gizinya akan terpenuhi.

    GANGGUAN TIDUR

    Mimpi buruk adalah mimpi menakutkan yang terjadi selama tidur REM) (rapid eye

    movement.

    Seorang anak yang mengalami mimpi buruk biasanya akan benar-benar terbangun dan dapat

    mengingat kembali mimpinya secara terperinci.

    Mimpi buruk yang terjadi sewaktu-waktu adalah hal yang normal, dan satu-satunya tindakan

    yang perlu dilakukan oleh orang tua adalah menenangkan anak.

    Tetapi mimpi buruk yang sering terjadi adalah abnormal dan bisa menunjukkan adanya

    masalah psikis. Pengalaman yang menakutkan (termasuk cerita seram atau film tentangkekerasan di televisi) bisa menyebabkan terjadinya mimpi buruk. Hal ini terutama sering

    ditemukan pada anak-anak yang berumur 3-4 tahun, karena mereka belum bisa membedakan

    antara khayalan dan kenyataan.

    Teror di malam hari adalah suatu keadaan dimana sesaat setelah tertidur, anak separuh

    terbangun dengan kecemasan yang luar biasa. Anak tidak dapat mengingat kembali apa yang

    telah dialaminya.

    Tidur sambil berjalan adalah suatu keadaan dimana dalam keadaan tertidur, anak bangkit dari

    tempat tidurnya dan berjalan-jalan.

    Teror di malam hari dan tidur sambil berjalan biasanya berlangsung selama tidur dalam (non-

    REM) dan terjadi dalam 3 jam pertama setelah anak tertidur.

    Setiap episode bisa berlangsung dari beberapa detik sampai beberapa menit.

    Teror di malam hari sifatnya dramatis karena anak menjerit-jerit dan panik; keadaan ini

    paling sering ditemukan pada anak yang berumur 3-8 tahun.

    Seorang yang tidur sambil berjalan memiliki cara berjalan yang janggal/kaku, tetapi biasanya

    dapat menghindari benda-benda sehingga tidak terbentur. Mereka tampak linglung tetapi

    tidak menunjukkan rasa takut.

    Mereka akan terbangun secara tiba-tiba dengan pandangan mata yang kosong atau bingung.

    Pada awalnya mereka belum sepenuhnya terbangun atau belum sepenuhnya tanggap terhadaporang di sekelilingnya.

    Ketika terbangun di pagi hari, mereka tidak dapat mengingat kembali apa yang telah terjadi.

    Sekitar 15% anak yang berumur 5-12 tahun minimal pernah mengalami sekali berjalan dalam

    keadaan tidur. 1-6% anak laki-laki usia sekolah mengalami tidur sambil berjalan secara terus

    menerus, yang biasanya dipicu oleh peristiwa yang menegangkan (stres).

    Tidak mau tidur merupakan masalah yang sering ditemukan, terutama pada anak-anak yang

    berumur 1-2 tahun. Mereka menangis jika ditinggalkan sendiri di tempat tidurnya atau

    meninggalkan tempat tidurnya dan mencari orang tuanya.

    Hal ini berhubungan dengan kecemasan karena berpisah dan dengan upaya anak untuk

    mengendalikan lebih banyak lagi aspek dari lingkungannya.

  • 7/28/2019 Masalah Perkembangan Anak

    6/17

    Terbangun di malam hari adalah gangguan tidur yang sering ditemukan pada anak-anak yang

    masih kecil.

    Sekitar 50% dari anak-anak yang berumur 6-12 bulan sering terbangun di malam hari. Anak--

    anak yang mengalami kecemasan karena berpisah juga sering terbangun di malam hari.

    Anak-anak yang lebih besar sering terbangun di malam hari karena sakit, suatu gerakan atau

    peristiwa menegangkan lainnya.Terbangun di malam hari bisa semakin sering terjadi jika anak terlalu lama tidur siang dan

    terlalu bersemangat bermain sebelum tidur malam.

    Teror malam dan tidur sambil berjalan hampir selalu hilang dengan sendirinya, meskipun

    sekali-kali terjadi selama beberapa tahun.

    Jika keadaan tersebut terus berlangsung sampai masa remaja dan dewasa, mungkin anak

    memiliki kelainan psikis.

    Untuk anak yang susah tidur bisa dilakukan beberapa tindakan berikut:

    - ajak anak kembali ke tempat tidurnya

    - bacakan cerita yang pendek- tawari untuk ditemani oleh boneka ataupun selimut kesayangannya

    - gunakan lampu redup.

    Untuk menjaga keamanan bagi anak yang berjalan sambil tidur, sebaiknya pintu kamarnya

    dikunci dari luar tetapi hal ini harus dipertimbangkan secara seksama agar anak tidak merasa

    dikurung.

    MASALAH PELATIHAN BUANG AIR

    Pelatihan buang air besar biasanya mulai dilakukan pada saat anak berumur 2-3 tahun,

    sedangkan pelatihan buang air kecil dilakukan pada umur 3-4 tahun.

    Pada umur 5 tahun, kebanyakan anak sudah dapat melakukan buang air besar sendiri;

    melepas pakaian dalamnya sendiri, membersihkan dan mengeringkan penis, vulva maupun

    anusnya sendiri serta kembali memakai pakaian dalamnya sendiri.

    Tetapi sekitar 30% anak berusia 4 tahun dan 10% anak berusia 6 tahun masih mengompol

    pada malam hari.

    Cara terbaik untuk menghindari timbulnya masalah pelatihan buang air (toilet training)

    adalah dengan mengenali kesiapan anak. Adapun tanda dari kesiapan anak adalah:

    - Selama beberapa jam pakaian dalamnya kering- Anak menginginkan pakaian dalamnya diganti jika basah

    - Anak menunjukkan ketertarikannya untuk duduk diatas potty chair (pispot khusus untuk

    anak-anak) atau diatas toilet (jamban, kakus)

    - Anak mampu mengikuti petunjuk/aturan lisan yang sederhana.

    Kesiapan anak biasanya terjadi pada usia 24-36 bulan.

    Metode toilet training yang paling banyak digunakan adalah metode timing.

    Anak yang tampaknya sudah siap diperkenalkan kepada potty chair dan secara bertahap

    diminta untuk duduk diatasnya sebentar saja dalam keadaan berpakaian lengkap. Kemudian

    anak diminta untuk melepaskan pakaian dalamnya sendiri, lalu duduk diatas potty chair

    selama tidak lebih dari 5-10 menit. Hal tersebut dilakukan sambil ibu memberikan penjelasanbahwa sekarang sudah saatnya anak untuk melakukan buang air besar/kecil di tempatnya

  • 7/28/2019 Masalah Perkembangan Anak

    7/17

    (maksudnya pada potty chair atau kloset), bukan di pakaian dalam ataupun popok.

    Jika anak sudah bisa melakukannya, ibu boleh memberikan pujian ataupun hadiah. Tetapi jika

    anak belum bisa melakukannya, ibu sebaiknya tidak memarahi maupun menghukum anak.

    Metode timing efektif untuk anak-anak yang memiliki jadwal buang air besar/kecil yang

    teratur.

    Metode toilet training lainnya menggunakan boneka sebagai alat bantu.

    Kepada anak yang sudah siap, diajarkan cara-cara toilet training dengan menggunakan

    boneka sebagai model. Ibu memberikan pujian kepada boneka karena pakaian dalamnya

    kering dan telah berhasil melewati setiap proses toilet training. Kemudian ibu meminta anak

    untuk menirukan proses toilet training dengan bonekanya secara berulang-ulang, anak juga

    diajari untuk memuji bonekanya.

    Selanjutnya, anak menirukan apa yang telah dilakukan oleh bonekanya dan ibu memberikan

    pujian kepada anak.

    Jika anak tetap bertahan duduk di toilet, sebaiknya diangkat dan toilet training dicoba

    kembali setelah anak makan. Jika hal ini berlangsung selama beberapa hari, sebaiknya toilettraining ditunda selama beberapa minggu.

    Sangat penting untuk memberikan pujian kepada anak yang telah berhasil melakukan toilet

    training. Setelah pola buang air besar/kecil stabil, secara perlahan pujian tersebut dikurangi.

    Memaksa anak untuk buang air besar/kecil di toilet dengan kekerasan tidak efektif dan bisa

    menyebabkan ketegangan pada hubungan ibu-anak.

    Enuresis Nokturnal

    Enuresis nokturnal (bed-wetting) adalah buang air kecil secara tidak sengaja dan terjadi

    secara berulang ketika sedang tidur, pada seorang anak yang sudah cukup besar dan

    semestinya sudah tidak mengompol lagi di tempat tidur.

    Sekitar 30% anak berumur 4 tahun, 10% anak berumur 6 tahun, 3% anak berumur 12 tahun

    dan 1% anak berumur 18 tahun masih mengompol di tempat tidur.

    Bed-wetting lebih sering ditemukan pada anak laki-laki.

    Penyebabnya biasanya adalah terlambatnya proses pendewasaan, yang kadang disertai

    dengan gangguan tidur (misanya tidur sambil berjalan atau teror malam).

    1-2% kasus disebabkan oleh kelainan fisik (biasanya berupa infeksi saluran kemih).

    Bed-wetting juga kadang disebabkan oleh masalah psikis.

    Kadang bed-wetting berhenti kemudian timbul lagi. Kekambuhan ini biasanya terjadi karena

    anak mengalami peristiwa yang menegangkan atau karena anak menderita kelainan fisik

    (misalnya infeksi saluran kemih).

    Untuk anak yang berumur kurang dari 6 tahun, biasanya tidak perlu dilakukan pengobatan,

    hanya menunggu sampai gejalanya hilang dengan sendirinya.

    Setiap tahunnya, pada 15% anak yang berumur lebih dari 6 tahun, bed-wetting akan berhenti

    dengan sendirinya. Jika hal ini tidak terjadi, bisa dicoba salah satu dari 3 jenis pengobatan

    berikut:

    Konsultasi dan terapi perilaku.

    Konsultasi melibatkan anak dan orang tua; diberikan penjelasan bahwa bed-wetting memangagak sering terjadi, dapat diperbaiki dan tidak perlu menimbulkan rasa bersalah pada

  • 7/28/2019 Masalah Perkembangan Anak

    8/17

    siapapun.

    Terapi perilaku untuk anak:

    - Menandai pada penanggalan/kalender malam-malam dimana dia mengompol maupun tidak

    - Menahan diri untuk tidak minum 2-3 jam sebelum tidur

    - Melakukan buang air kecil sebelum tidur- Mengganti pakaian dan seprenya sendiri jika mengompol.

    Terapi perilaku untuk orang tua:

    - Tidak menghukum atau memarahi anak karena mengompol

    - Memberikan pujian/hadiah jika anak tidak mengompol (misalnya memberikan tanda

    bintang pada kalender atau hadiah lainnya, tergantung kepada usia anak).

    Alarm ngompol.

    Merupakan metode pengobatan yang paling efektif, mampu menyembuhkan 70% anak yang

    mengompol dan hanya 10-15% yang mengompol kembali setelah metode ini dihentikan.

    Metode ini tidak mahal dan mudah diterapkan meskipun cara kerjanya lambat.Alarm akan berbunyi jika telah keluar beberapa tetes air kemih. Pada beberapa minggu

    pertama, anak akan terbangun setelah ngompol. Beberapa minggu berikutnya anak terbangun

    setelah sedikit mengeluarkan air kemihnya dan tempat tidurnya belum terlalu basah. Lama-

    lama anak akan terbangun karena ingin buang air kecil dan tempat tidurnya masih kering.

    Alam ini boleh dilepas setelah 3 minggu anak tidak mengompol.

    Terapi obat.

    Pemberian obat pada saat ini lebih jarang dilakukan karena alarm ngompol lebih efektif dan

    obat-obatan mungkin akan menimbulkan efek samping.

    Jika pengobatan lainnya gagal dan orang tua sangat menginginkan pemberian obat, biasanya

    diberikan imipramin.

    Imipramin adalah obat anti-depresi yang mengendurkan kandung kemih dan memperkuat

    sfingter yang menghambat aliran air kemih. Keuntungan dari pemberian obat adalah cara

    kerjanya yang cepat.

    Setelah selama 1 bulan anak tidak mengompol, dosisnya diturunkan dan diberikan selama 2-4

    minggu, kemudian pemberian obat dihentikan.

    Sekitar 75% anak akan ngompol kembali setelah obat dihentikan. Jika hal ini terjadi, bisa

    dicoba diberikan obat selama 3 bulan.

    Contoh darah diperiksa setiap 2-4 minggu untuk memastikan bahwa jumlah sel darah putihtidak berkurang (karena salah satu efek samping dari obat ini adalah penurunan jumlah sel

    darah putih).

    Pilihan lainnya dalah obat semprot hidung desmopressin, yang mengurangi pengeluaran air

    kemih. Efek sampingnya sedikit tetapi harganya mahal.

    Enkopresis

    Enkopresis adalah secara tidak sengaja buang air besar, tetapi bukan disebabkan oleh

    penyakit maupuan kelainan fisik.

    Sekitar 17% anak berumur 3 tahun dan 1% anak berumur 4 tahun mengalami enkopresis.Kebanyakan hal ini terjadi karena anak tidak mau menjalani toilet training. Tetapi kadang

  • 7/28/2019 Masalah Perkembangan Anak

    9/17

    enkopresis disebabkan oleh sembelit, yang menyebabkan teregangnya dinding usus dan

    berkurangnya kesiagaan/kesadaran anak akan ususnya yang telah penuh serta terganggunya

    pengendalian otot.

    Jika penyebabnya adalah sembelit, maka diberikan obat pencahar dan tindakan lainnya agar

    jadwal buang air besar anak menjadi teratur.Jika penyebabnya adalah karena tidak mau menjalani toilet trainng, mungkin perlu dilakukan

    konsultasi dengan psikolog.

    Penyebab sembelit kronis yang bisa menyebabkan terjadinya enkopresis:

    - Menahan buang air besar karena takut menggunakan jamban

    - Tidak mau belajar menggunakan jamban

    - Fissura anus (robekan pada lapisan anus yang menimbulkan nyeri)

    - Kelainan bawaan (misalnya kelainan korda spinalis atau kelainan anus)

    - Penyakit Hirschsprung

    - Kadar tiroid yang rendah

    - Gizi yang buruk- Cerebral palsy

    - Kelainan psikis pada anak atau keluarganya.

    FOBIA

    Suatu fobia asalah rasa takut yang irasional (tidak masuk akal) dan berlebihan terhadap suatu

    benda, keadaan atau fungsi tubuh yang sesungguhnya tidak berbahaya.

    Fobia berbeda dari rasa takut yang merupakan bagian normal dari perkembangan anak atau

    rasa takut akibat konfilk di dalam keluarga.

    Fobia sekolah merupakan merupakan salah satu contoh dari rasa takut yang berlebihan. Fobia

    sekolah bisa menyebabkan anak berumur 6 atau 7 tahun tidak mau pergi ke sekolah. Anak

    secara langsung menolak pergi ke sekolah atau mengeluh sakit perut, mual maupun gejala

    lainnya yang memungkinkan dia bisa tinggal di rumah. Kemungkinan anak tersebut

    menunjukkan reaksi yang berlebihan terhadap guru yang galak, yang bisa menimbulkan rasa

    takut pada anak yang perasaanya peka/halus.

    Pada anak yang lebih besar (umur 10-14 tahun), fobia sekolah bisa menunjukkan adanya

    masalah psikis yang lebih serius.

    Anak yang mengalami fobia sekolah sebaiknya segera kembali sekolah sehinggapelajarannya tidak tertinggal. Jika fobianya sangat berat sampai mengganggu aktivitas anak

    dan anak tidak memberikan respon terhadap dorongan orang tua maupun gurunya, mungkin

    perlu dilakukan konsultasi dengan psikolog atau ahli jiwa.

    Pada anak yang lebih besar mungkin tidak perlu segera memintanya kembali sekolah,

    pengobatannya tergantung kepada hasil penilaian status mentalnya.

    Ketakutan yang normal, yang biasa ditemukan pada masa kanak-kanak:

    - Takut gelap, monster, serangga dan laba-laba (umur 3-4 tahun)

    - Takut terluka dan takut mati (lebih sering ditemukan pada anak yang lebih besar)

    - Cerita, film atau acara televisi yang menakutkan bisa memperburuk rasa takut anak

    - Pernyataan orang tua ketika marah atau bergurau bisa dianggap serius oleh anak balita danbisa menimbulkan rasa takut pada mereka

  • 7/28/2019 Masalah Perkembangan Anak

    10/17

    - Reaksi anak yang pemalu terhadap situasi yang baru, pada awalnya berupa rasa takut atau

    menarik dirnya.

    Orang tua sebaiknya menenangkan anaknya dengan mengatakan bahwa monster itu

    sesungguhnya tidak ada, laba-laba itu tidak berbahaya atau apa yang dilihatnya di televisi itu

    tidak benar-benar terjadi.

    Jika pernyataan orang tua ketika marah atau bercanda menyebabkan anak menjadi takut,sebaiknya orang tua menjelaskan maksud yang sesungguhnya agar anak tidak terus menerus

    takut.

    Anak yang pemalu sebaiknya dibantu untuk beradaptasi dengan situasi yang baru dengan cara

    lebih sering mengajaknya ke berbagai lingkungan yang baru.

    HIPERAKTIVITAS

    Hiperaktivitas adalah tingkat aktivitas dan kegembiraan anak yang sangat tinggi, yang

    menimbulkan rasa khawatir pada orang tua maupun pengasuhnya.

    Anak yang berumur 2 tahun biasanya aktif dan jarang bisa duduk dengan tenang. Tingkat

    aktivitas yang tinggi juga biasanya ditemukan pada anak berumur 4 tahun. Pada kedua

    kelompok umur tersebut, perilaku demikian merupakan bagian yang normal dari tahap

    perkembangan anak.

    Tetapi perilaku aktif seringkali menyebabkan konflik antara orang tua dan anak dan bisa

    menimbulkan rasa khawatir pada orang tua.

    Apakah aktivitas anak diartikan sebagai hiperaktivitas atau bukan, tergantung kepada

    toleransi orang-orang di sekelilingnya yang merasa terganggu oleh aktivitas anak tersebut.

    Beberapa anak yang hiperaktif tampak jelas-jelas lebih aktif dan pemusatan perhatiannya

    lebih pendek dibandingkan dengan rata-rata.

    Penyebab hiperaktivitas ini berbeda-beda, diantaranya adalah kelainan emosional atau

    kelainan fungsi otak. Selain itu, hiperaktivitas juga bisa hanya merupakan tabiat anak yang

    normal yang terlalu dibesar-besarkan.

    Orang dewasa biasanya menanggapi hiperaktivitas anak dengan mengomel atau

    menghukumnya. Respon ini biasanya dibalas dengan semakin meningkatnya aktivitas anak.

    Keadaan ini bisa dibantu dengan menghindari situasi dimana anak harus duduk tenang dalam

    waktu yang lama atau dengan mencari guru yang ahli dalam menangani anak-anak yang

    hiperaktif.

    GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN

    Gangguan Pemusatan Perhatian (Attention Deficit Disorder< ADD) adalah suatu pemusatan

    perhatian yang buruk atau singkat dan sifat impulsif (mengikuti kata hati) yang tidak sesuai

    dengan usia anak, dengan atau tanpa hiperaktivitas.

    ADD diperkirakan terjadi pada 5-10% anak usia sekolah dan 10 kali lebih sering ditemukan

    pada anak laki-laki.

    Tanda-tanda dari ADD banyak yang sudah tampak sebelum anak berumur 4 tahun tetapi baru

    menimbulkan gangguan yang berarti pada usia sekolah.

  • 7/28/2019 Masalah Perkembangan Anak

    11/17

    Penyakit ini biasanya diturunkan. Penelitian terakhir menujukkan bahwa penyakit ini terjadi

    akibat adanya kelainan pada neurotransmiter (zat yang menghantarkan gelombang saraf di

    dalam otak).

    ADD seringkali diperburuk oleh lingkungan di rumah maupun sekolah.

    ADD terutama merupakan suatu masalah dalam pemusatan perhatian, konsentrasi danketekunan menjalankan tugas. Anak juga mungkin bersifat impulsif dan overaktif.

    Diagnosis ADD biasanya ditegakkan jika anak memiliki 8 dari 14 gejala berikut:

    Gelisah (seringkali meremas-remas tangannya atau menggeliatkan kakinya)

    Tidak dapat diminta duduk tenang

    Perhatiannya mudah terganggu oleh rangsangan yang asing

    Tidak dapat menunggu gilirannya jika sedang bermain dalam kelompok

    Seringkali melontarkan jawaban sebelum pertanyaan selesai diberikan

    Mengalami kesulitan dalam mengikuti petunjuk dari orang lain, meskipun dia memahaminya

    dan tidak berusaha untuk melawan

    Mengalami kesulitan dalam mempertahankan perhatiannya ketika sedang melakukan

    aktivitas belajar ataupun bermainSeringkali meninggalkan kegiatan yang belum tuntas dan beralih kepada kegiatan yang baru

    Mengalami kesulitan untuk bermain dengan tenang

    Seringkali terlalu banyak berbicara

    Seringkali menyela percakapan atau mengganggu orang lain

    Seringkali tidak mendengarkan apa yang telah dikatakan kepadanya

    Seirngkali kehilangan benda-benda yang diperlukan dalam kegiatan belajarnya di sekolah

    maupun di rumah

    Seirngkali terlibat dalam aktivitas fisik yang berbahaya tanpa mempertimbangkan akibat

    yang mungkin ditimbulkannya.

    Pengobatan yang paling efektif adalah obat-obat psikostimulan (perangsang psikis).

    Terapi perilaku dipimpin oleh seorang psikolog anak yang biasanya dikombinasikan dengan

    terapi obat. Seringkali diperlukan teknik pengasuhan yang terstruktur, teratur dan

    dimodifikasi.

    Tetapi kepada anak-anak yang tidak terlalu agresif dan berasal dari lingkungan rumah yang

    stabil, hanya diberikan terapi obat.

    Obat yang paling sering diberikan adalah metilfenidat. Obat ini telah terbukti lebih efektif

    daripada anti-depresi, kafein dan psikostimulan lainnya, serta menimbulkan efek samping

    yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan dekstroamfetamin.

    Efek samping yang biasa timbul adalah gangguan tidur (misalnya insomnia) dan

    berkurangnya nafsu makan. Efek samping lainnya adalah depresi atau perasaan sedih, sakitkepala, nyeri lambung dan tekanan darah tinggi. Jika diminum dalam dosis tinggi dan dalam

    waktu yang lama, metilfenidat bisa memperlambat pertumbuhan anak.

    Anak dengan ADD biasanya tidak dapat mengatasi kesulitannya sendiri. Masalah yang timbul

    atau tetap ada pada masa remaja dan dewasa adalah kegagalan akademis, harga diri yang

    rendah, kecemasan, depresi dan kesulitan dalam mempelajari perilaku sosial yang benar.

    Mereka tampaknya lebih bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaan daripada

    dengan lingkungan sekolah.

    Jika ADD tidak diobati, maka penderita memiliki resiko mengkonsumsi alkohol atau zat

    lainnya serta memiliki resiko bunuh diri yang lebih tinggi.

  • 7/28/2019 Masalah Perkembangan Anak

    12/17

    KETIDAKMAMPUAN BELAJAR

    Ketidakmampuan Belajar adalah ketidakmampuan untuk menerima, menyimpan dan

    menggunakan secara luas kemampuan ataupun informasi khusus, yang terjadi akibat

    kurangnya pemusatan perhatian, memori atau pemikiran dan hal ini mempengaruhi prestasi

    akademik.

    Terdapat berbagai jenis ketidakmampuan belajar dan masing-masing tidak memiliki

    penyebab yang pasti. Tetapi dasar dari semua jenis ketidakmampuan belajar ini diyakini

    merupakan suatu kelainan pada fungsi otak.

    Ketidakmampuan belajar 5 kali lebih sering ditemukan pada anak laki-laki.

    Seorang anak yang mengalami ketidakmampuan belajar seringkali mengalami kesulitan

    dalam mengkoordinasikan penglihatan dan gerakannya serta menunjukkan kecanggungan

    ketika melaksanakan kegiatan fisik, seperti memotong, mewarnai, mengancingkan baju,

    mengikat tali sepatu dan berlari.

    Anak juga mungkin mengalami masalah dengan persepsi penglihatan atau pengolahanfonologis (misalnya dalam mengenali bagian-bagian atau pola dan membedakan berbagai

    jenis suara) atau masalah dengan ingatan, percakapan, pemikiran serta pendengaran.

    Beberapa anak mengalami masalah dalam membaca, menulis maupun berhitung.

    Tetapi kebanyakan ketidakmampuan belajar ini sifatnya kompleks dan kelainannya terjadi di

    lebih satu daerah.

    Anak mungkin lambat dalam:

    - mempelajari jenis warna atau huruf

    - menyebutkan nama benda yang dikenalnya,

    - berhitung

    - mencapai kemajuan dalam kemampuan belajar dini lainnya.

    Belajar menulis dan membaca mungkin tertunda.

    Gejala lainnya adalah pemusatan perhatian yang pendek dan perhatiannya mudah terganggu,

    percakapannya terputus serta ingatannya pendek.

    Anak juga mungkin mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan mengendalikan dorongan

    serta memiliki masalah dalam kedisiplinan. Mereka mungkin menunjukkan sikap hiperaktif,

    menarik diri, pemalu atau agresif.

    Untuk memperkuat diagnosis, dilakukan berbagai pemeriksaan berikut:

    - Pemeriksaan fisik- Serangkaian tes kecerdasan (verbal dan non-verbal, termasuk tes membaca, menulis dan

    berhitung)

    - Tes psikis.

    Untuk membantu meningkatkan perhatian dan konsentrasi bisa diberikan metilfenidat.

    Pengobatan yang paling efektif adalah pendidikan yang secara seksama disesuaikan dengan

    individu anak.

    Disleksia

    Disleksia adalah ketidakmampuan belajar yang terutama mengenai dasar berbahasa tertentu,yang mempengaruhi kemampuan mempelajari kata-kata dan membaca meskipun anak

  • 7/28/2019 Masalah Perkembangan Anak

    13/17

    memiliki tingkat kecerdasan rata-rata atau diatas rata-rata, motivasi dan kesempatan

    pendidikan yang cukup serta penglihatan dan pendengaran yang normal.

    Disleksia cenderung diturunkan dan lebih banyak ditemukan pada anak laki-laki.

    Disleksia terutama disebabkan oleh kelainan otak yang mempengaruhi proses pengolahan

    bunyi dan bahasa yang diucapkan. Kelainan ini merupakan kelainan bawaan, yang bisamempengaruhi penguraian kata serta gangguan mengeja dan menulis.

    Anak sangat terlambat berbicara, mengalami kesulitan dalam mengucapkan kata serta dalam

    mengingat nama huruf, angka dan warna.

    Mereka mengalami kesulitan dalam mencampur bunyi, mengiramakan kata, mengenali posisi

    bunyi dalam kata, memisahkan kata ke dalam bunyi dan mengenali jumlah bunyi dalam kata.

    Anak ragu dalam memilih kata, menemukan pengganti kata dan memberi nama huruf serta

    gambar.

    Mereka keliru/bingung dalam mengenali kata atau huruf yang serupa; huruf d sering

    disebutnya sebagai huruf b.

    Tes untuk disleksia sebaiknya dilakukan pada anak-anak yang:

    - Tidak mencapai kemajuan dalam kemampuan mempelajari kata-kata pada pertengahan atau

    akhir kelas pertama

    - Belum bisa membaca padahal berdasarkan kemampuan verbal maupun intelektualnya

    seharusnya sudah bisa membaca

    - Lambat dalam belajar membaca

    - Belum fasih berbicara.

    Pengobatan yang terbaik adalah instruksi langsung, yang menggabungkan pendekatan

    multisensorik.

    Jenis pengobatan ini terdiri dari pengajaran suara dengan berbagai isyarat, biasanya terpisah

    dan (jika memungkinkan) merupakan bagian dari program membaca.

    Instruksi tidak langsung juga bisa diterapkan. Biasanya terdiri dari pelatihan untuk

    mengucapkan kata atau pemahaman membaca. Anak diajari bagaimana caranya untuk

    mengolah bunyi dengan mencampur bunyi untuk membentuk kata, dengan memisahkan kata

    ke dalam huruf dan dengan mengenali posisi bunyi dalam kata.

    http://community.um.ac.id/showthread.php?61257-Masalah-Perkembangan-Anak-anak

    raden fahmi, diakses tgl 10 mei.

    Masalah Perkembangan anak-anak

    http://community.um.ac.id/showthread.php?61257-Masalah-Perkembangan-Anak-anakhttp://community.um.ac.id/showthread.php?61257-Masalah-Perkembangan-Anak-anakhttp://community.um.ac.id/showthread.php?61257-Masalah-Perkembangan-Anak-anakhttp://community.um.ac.id/showthread.php?61257-Masalah-Perkembangan-Anak-anak
  • 7/28/2019 Masalah Perkembangan Anak

    14/17

    angan anak (Perkembangan Fisik, Perkembangan Motorik, Perkembangan Kognitif,

    Perkembangan Psikososial)

    Perkembangan Motorik, Perkembangan Kognitif, Perkembangan Psikososial) Periode

    ini merupakan kelanjutan dari masa bayi (lahir usia 4 th) yang ditandai dengan terjadinya

    perkembangan fisik, motorik dan kognitif (perubahan dalam sikap, nilai, dan perilaku),

    psikosial serta diikuti oleh perubahan perubahan yang lain.

    1. Perkembangan Fisik

    Pertumbuhan fisik pada masa ini lambat dan relatif seimbang. Peningkatan berat badan anak

    lebih banyak dari pada panjang badannya. Peningkatan berat badan anak terjadi terutama

    karena bertambahnya ukuran sistem rangka, otot dan ukuran beberapa organ tubuh lainnya.

    2. Perkembangan Motorik

    Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi

    dibandingkan dengan masa bayi. Anak anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan pandaimeloncat serta mampu menjaga keseimbangan badannya. Untuk memperhalus ketrampilan

    ketrampilan motorik, anak anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang

    bersifat informal dalam bentuk permainan. Disamping itu, anak anak juga melibatkan diri

    dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal, seperti senam, berenang, dll.

    Beberapa perkembangan motorik (kasar maupun halus) selama periode ini, antara lain :

    a). Anak Usia 5 Tahun

    - Mampu melompat dan menari

    - Menggambarkan orang yang terdiri dari kepala, lengan dan badan

    - Dapat menghitung jari jarinya

    - Mendengar dan mengulang hal hal penting dan mampu bercerita

    - Mempunyai minat terhadap kata-kata baru beserta artinya

    - Memprotes bila dilarang apa yang menjadi keinginannya

    - Mampu membedakan besar dan kecil

    b). Anak Usia 6 Tahun

    - Ketangkasan meningkat

    - Melompat tali

    - Bermain sepeda

    - Mengetahui kanan dan kiri

    - Mungkin bertindak menentang dan tidak sopan

    - Mampu menguraikan objek-objek dengan gambar

    c). Anak Usia 7 Tahun

    - Mulai membaca dengan lancar

    - Cemas terhadap kegagalan

    - Peningkatan minat pada bidang spiritual

    - Kadang Malu atau sedih

  • 7/28/2019 Masalah Perkembangan Anak

    15/17

    d). Anak Usia 8 9 Tahun

    - Kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik meningkat

    - Mampu menggunakan peralatan rumah tangga

    - Ketrampilan lebih individual

    - Ingin terlibat dalam sesuatu

    - Menyukai kelompok dan mode

    - Mencari teman secara aktif.

    e). Anak Usia 10 12 Tahun

    - Perubahan sifat berkaitan dengan berubahnya postur tubuh yang berhubungan dengan

    pubertas mulai tampak

    - Mampu melakukan aktivitas rumah tangga, seperti mencuci, menjemur pakaian

    sendiri , dll.

    - Adanya keinginan anak unuk menyenangkan dan membantu orang lain- Mulai tertarik dengan lawan jenis.

    3. Perkembangan Kognitif

    Dalam keadaan normal, pada periode ini pikiran anak berkembang secara berangsur angsur.

    Jika pada periode sebelumnya, daya pikir anak masih bersifat imajinatif dan egosentris, maka

    pada periode ini daya pikir anak sudah berkembang ke arah yang lebih konkrit, rasional dan

    objektif. Daya ingatnya menjadi sangat kuat, sehingga anak benar-benar berada pada stadium

    belajar.

    Menurut teori Piaget, pemikiran anak anak usia sekolah dasar disebut pemikiran

    Operasional Konkrit (Concret Operational Thought), artinya aktivitas mental yang

    difokuskan pada objek objek peristiwa nyata atau konkrit. Dalam upaya memahami alam

    sekitarnya, mereka tidak lagi terlalu mengandalkan informasi yang bersumber dari

    pancaindera, karena ia mulai mempunyai kemampuan untuk membedakan apa yang tampak

    oleh mata dengan kenyataan sesungguhnya. Dalam masa ini, anak telah mengembangkan 3

    macam proses yang disebut dengan operasi operasi, yaitu :

    a). Negasi (Negation), yaitu pada masa konkrit operasional, anak memahami hubungan

    hubungan antara benda atau keadaan yag satu dengan benda atau keadaan yang lain.

    b). Hubungan Timbal Balik(Resiprok), yaitu anak telah mengetahui hubungan sebab-akibat

    dalam suatu keadaan.

    c). Identitas, yaitu anak sudah mampu mengenal satu persatu deretan benda-benda yang ada.Operasi yang terjadi dalam diri anak memungkinkan pula untuk mengetahui suatu perbuatan

    tanpa melihat bahwa perbuatan tersebut ditunjukkan. Jadi, pada tahap ini anak telah memiliki

    struktur kognitif yang memungkinkanya dapat berfikir untuk melakukan suatu tindakan,

    tanpa ia sendiri bertindak secara nyata.

    a.Perkembangan Memori

    Selama periode ini, memori jangka pendek anak telah berkembang dengan baik. Akan tetapi,

    memori jangka panjang tidak terjadi banyak peningkatan dengan disertai adanya keterbatasan

    keterbatasan. Untuk mengurangi keterbatasan tersebut, anak berusaha menggunakan

    strategi memori (memory strategy), yaitu merupakan perilaku disengaja yang digunakan

    untuk meningkatkan memori. Matlin (1994) menyebutkan 4 macam strategi memori yangpenting, yaitu :

  • 7/28/2019 Masalah Perkembangan Anak

    16/17

    1 Rehearsal(Pengulangan) : Suatu strategi meningkatkan memori dengan cara

    mengulang berkali-kali informasi yang telah disampaikan.

    2 Organization (Organisasi) : Pengelompokan dan pengkategorian sesuatu yang

    digunakan untuk meningkatkan memori. Seperti, anak SD sering mengingat nama-

    nama teman sekelasnya menurut susunan dimana mereka duduk dalam satu kelas.

    3 Imagery (Perbandingan) : Membandingkan sesuatu dengan tipe dari

    karakteristik pembayangan dari seseorang.

    4 Retrieval (Pemunculan Kembali) : Proses mengeluarkan atau mengangkat

    informasi dari tempat penyimpanan. Ketika suatu isyarat yang mungkin dapat

    membantu memunculkan kembali sebuah meori, mereka akan menggunakannya

    secara spontan.

    Selain strategi-strategi memori diatas, terdapat hal lain yang mempengaruhi memori anak,

    seperti tingkat usia, sifat anak (termasuk sikap, kesehatan dan motivasi), serta pengetahuan

    yang diperoleh anak sebelumnya.

    b.Perkembangan Pemikiran Kritis

    Perkembangan Pemikiran Kritis yaitu pemahaman atau refleksi terhadap permasalahan secara

    mendalam, mempertahankan pikiran agar tetap terbuka, tidak mempercayai begitu saja

    informasi-informasi yang datang dari berbagai sumber serta mampu befikir secara reflektif

    dan evaluatif.

    c.Perkembangan Kreativitas

    Dalam tahap ini, anak-anak mempunyai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru.

    Perkembangan ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan, terutama lingkungan sekolah.

    d.Perkembangan Bahasa

    Selama masa anak-anak awal, perkembangan bahasa terus berlanjut. Perbendaharaan kosakata dan cara menggunakan kalimat bertambah kompleks. Perkembangan ini terlihat dalam

    cara berfikir tentang kata-kata, struktur kalimat dan secara bertahap anak akan mulai

    menggunakan kalimat yang lebih singkat dan padat, serta dapat menerapkan berbagai aturan

    tata bahasa secara tepat.

    4. Perkembangan Psikosial

    Pada tahap ini, anak dapat menghadapi dan menyelesaikan tugas atau perbuatan yang dapat

    membuahkan hasil, sehingga dunia psikosial anak menjadi semakin kompleks. Anak sudah

    siap untuk meninggalkan rumah dan orang tuanya dalam waktu terbatas, yaitu pada saat anak

    berada di sekolah. Melalui proses pendidikan ini, anak belajar untuk bersaing (kompetitif),

    kooperatif dengan orang lain, saling memberi dan menerima, setia kawan dan belajarperaturan peraturan yang berlaku. Dalam hal ini proses sosialisasi banyak terpengaruh oleh

    guru dan teman sebaya. Identifikasi bukan lagi terhadap orang tua, melainkan terhadap guru.

    Selain itu, anak tidak lagi bersifat egosentris, ia telah mempunyai jiwa kompetitif sehingga

    dapat memilah apa yang baik bagi dirinya, mampu memecahkan masalahnya sendiri dan

    mulai melakukan identifikasi terhadap tokoh tertentu yang menarik perhatiannya.

    a.Perkembangan Pemahaman Diri

    Pada tahap ini, pemahaman diri atau konsep diri anak mengalami perubahan yang sangat

    pesat. Ia lebih memahami dirinya melalui karakteristik internal daripada melalui karakteristik

    eksternal.

    c.Perkembangan Hubungan dengan Keluarga

  • 7/28/2019 Masalah Perkembangan Anak

    17/17

    Dalam hal ini, orang tua merasakan pengontrolan dirinya terhadap tingkah laku anak mereka

    berkurang dari waktu ke waktu dibandingkan dengan periode sebelumnya, karena rata-rata

    anak menghabiskan waktunya di sekolah. Interaksi guru dan teman sebaya di sekolah

    memberikan suatu peluang yang besar bagi anak-anak untuk mengembangkan kemampuan

    kognitif dan ketrampilan sosial.

    d.Perkembangan Hubungan dengan Teman Sebaya

    Berinteraksi dengan teman sebaya merupakan aktivitas yang banyak menyita waktu.

    Umumnya mereka meluangkan waktu lebih dari 40% untuk berinteraksi dengan teman

    sebaya dan terkadang terdapat duatu grup/kelompok. Anak idak lagi puas bermain sendirian

    dirumah. Hal ini karena anak mempunyai kenginan kuat untuk diterima sebagai anggota

    kelompok.

    http://www.g-excess.com/id/perkembangan-anak-perkembangan-fisik-motorik-

    kognitif-psikososial.html

    diakses tgl 10 Mei 2010

    http://www.g-excess.com/id/perkembangan-anak-perkembangan-fisik-motorik-kognitif-psikososial.htmlhttp://www.g-excess.com/id/perkembangan-anak-perkembangan-fisik-motorik-kognitif-psikososial.htmlhttp://www.g-excess.com/id/perkembangan-anak-perkembangan-fisik-motorik-kognitif-psikososial.htmlhttp://www.g-excess.com/id/perkembangan-anak-perkembangan-fisik-motorik-kognitif-psikososial.html