makalah promkes fiks

42
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi ini pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di setiap tempat kerja termasuk dalam sektor industri sangat dituntut penerapannya. Untuk itu perlu pengembangan dan peningkatan K3 disektor industri dalam rangka menekan serendah mungkin resiko kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat hubungan kerja, serta meningkatkan produktifitas dan efisiensi produksi. Peranan tenaga kerja sebagai sumber daya manusia adalah sangat penting. Oleh karena itu, upaya perlindungan terhadap tenaga kerja sangat diperlukan. Dengan cara memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan tenaga kerja, maka pencapaian kinerja para pekerja akan lebih maksimal. Pemeliharaan kesehatan dan keselamatan kerja disetiap industri dapat dilakukan dengan penerapan penggunaan alat perlindungan diri. Penggunaan alat perlindungan diri dalam Undang-Undang ketenagakerjaan juga merupakan suatu keharusan yang harus dilakukan bagi pekerjanya. Pemakaian alat pelindung diri dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan instrumen yang melindungi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, 1

Upload: ira-ajah

Post on 30-Dec-2015

152 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah promkes fiks

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi ini pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

(K3) di setiap tempat kerja termasuk dalam sektor industri sangat dituntut

penerapannya. Untuk itu perlu pengembangan dan peningkatan K3 disektor

industri dalam rangka menekan serendah mungkin resiko kecelakaan dan

penyakit yang timbul akibat hubungan kerja, serta meningkatkan produktifitas

dan efisiensi produksi.

Peranan tenaga kerja sebagai sumber daya manusia adalah sangat

penting. Oleh karena itu, upaya perlindungan terhadap tenaga kerja sangat

diperlukan. Dengan cara memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan

tenaga kerja, maka pencapaian kinerja para pekerja akan lebih maksimal.

Pemeliharaan kesehatan dan keselamatan kerja disetiap industri dapat

dilakukan dengan penerapan penggunaan alat perlindungan diri. Penggunaan

alat perlindungan diri dalam Undang-Undang ketenagakerjaan juga

merupakan suatu keharusan yang harus dilakukan bagi pekerjanya.

Pemakaian alat pelindung diri dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) merupakan instrumen yang melindungi pekerja, perusahaan, lingkungan

hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja (penyakit

dermatitis) dan juga hasil produksi industri yang aman dikonsmsi untuk

masyarakat (hygiene). Perlindungan tersebut merupakan hak azazi yang wajib

dipenuhi oleh perusahaan. K3 yang bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan

menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident) dan penyakit dermatitis,

penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan

kecelakaan kerja dan penyakit dermatitis yang menghabiskan banyak biaya

(cost) perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka

panjang yang memberi keuntungan berlimpah pada masa yang akan datang.

Salah satu inventasi yang paling penting adalah pekerja.

Sebagai sumber daya terpenting dalam organisasi, wajar apabila pekerja

dijamin kesehatan yang setinggi-tingginya dari kemungkinan pengaruh yang

1

Page 2: makalah promkes fiks

merugikan kesehatan karena pemajanan oleh bahaya potensial terhadap

kesehatan di tempat kerja. Oleh karena itu, upaya perlindungan pekerja dari

bahaya potensial penyakit dermatitis juga harus didukung oleh pekerja itu

sendiri. Partisipasi pekerja untuk mau menggunakan alat pelindung diri sesuai

standar kerja yang dipersyaratkan harus benar-benar disadari oleh pekerja.

Fokus program promosi kesehatan kerja melalui upaya penyuluhan di

tempat kerja, dapat dilakukan oleh pihak pengusaha bekerjasama dengan

instansi terkait untuk dapat mensosialisasikan penggunaan alat pelindung diri.

Hal ini bermanfaat selain untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap pekerja

(WHO, 1996).

Diketahui masih sangat sedikit sekali pekerja dari perusahaan

mendapatkan pelayanan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang

memuaskan, apalagi dari sebuah industri informal yang masih

memperkerjakan sedikit tenaga kerja. Hal ini disebabkan karena masih

banyak pimpinan perusahaan yang kurang menghubungkan antara pengaruh

pekerjaan terhadap kesehatan. Padahal kita ketahui bahwa pekerja yang sehat

akan mejadikan pekerja yang produktif, yang sebenarnya sangat penting

untuk keberhasilan bisnis perusahaan dan pembangunan nasional. Untuk itu,

promosi kesehatan di tempat kerja melalui penyuluhan merupakan bagian

yang sangat penting di tempat kerja terutama untuk melindungi pekerja dari

berbagai potensi bahaya yang ada di tempat kerja serta rasa aman masyarakat

dalam mengkonsumsi produk yaang dihasilkan.

Berdasarkan jenis organ tubuh yang dapat mengalami kelainan akibat

pekerjaan seseorang, maka kulit merupakan organ tubuh yang paling sering

terkena, yakni 50 % dari jumlah seluruh penderita penyakit dermatitis

Penyakit Akibat kerja (PAK). Dari suatu penelitian epidemiologik di luar

negeri mengemukakan, Penyakit Akibat Bekerja (PAK) dapat berdampak

pada hilangnya hari kerja sebesar 25 % dari jumlah hari kerja (Yudistira,

2009: 27-28).

Hal lainnya yang diperhitungkan dalam penggunaan prinsip Kesehatan

dan Keselamatan Kerja (K3) adalah kemampuan perusahaan untuk

menciptakan produk hygiene. Pekerja yang sehat dan terlindungi dengan

2

Page 3: makalah promkes fiks

safety diri, tentunya akan mampu menghasilkan produksi industri yang juga

sehat dan terjamin kualitas kebersihannya. Dengan demikian, ketenangan

masyarakat dari terkenanya penyakit-penyakit tertentu sebagai akibat

mengkonsumsi makanan yang tidak bersih dapat dihindarkan. Hal ini secara

tida langsung akan memberikan kepercayaan masyarakat untuk

mengkonsumsi produksi industri tersebut dan tentunya memberikan

keuntungan yang besar bagi perusahaan industri terkait.

B. Pengkajian

Pada program Promosi Kesehatan yang dilakukan oleh HG 3 di lapangan

adalah tentang pemantauan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada

industri pengrajin tahu. Pemantauan ini dilaksanakan pada :

Hari/tanggal : 23 November 2012

Waktu : 08.30 s/d 10.30

Tempat :

1. Kediaman Bapak Solihin (pengelola pabrik tahu)

Jalan Kedondong, Kelurahan Beji, Kecamatan Kemiri

Sawah, kota Depok.

2. Pabrik Tahu

Jalan Kedondong, Kelurahan Beji, Kecamatan Kemiri

Sawah, kota Depok.

Pada proses pengkajian selain terdapat data subjektif juga terdapat data

objektif. Dimana dari data-data inilah bisa ditentukan apa permasalahan yang

timbul dan pemicu dalam melakukan perencanaan promosi kesehatan. Data

subjektif yang diambil adalah pada saat wawancara pengelola dan para

pengrajin tahu itu sendiri. Sedangkan data objektif diambil dari observasi

pada tempat produksi tahu tersebut yang dapat dilihat dan di nilai

kelayakannya.

Pada kegiatan ini hal-hal yang dilakukan oleh HG 3 dalam

mewawancarai pengelola pabrik tahu yaitu, dengan beberapa daftar

pertanyaan seperti:

3

Page 4: makalah promkes fiks

1. Kapasitas Kerja

a. Berapa lama waktu kerja yang dihabiskan oleh pengrajin

dalam memproduksi tahu?

b. Berapa lama waktu istirahat yang dibutuhkan oleh pengrajin

dalam setiap harinya?

c. Apakah ada aturan-aturan khusus yang diterapkan dari

pihak industri kepada pengrajin dalam memproduksi tahu?

d. Ketika pengrajin sakit, apakah langsung berobat atau tidak?

e. Bagaimana pihak industri memfasilitasi kesehatan

pengrajin untuk pelayanan kesehatannya?.

f. Saat produksi, apakah dari pihak industri menetapkan

standar keamanan untuk para pengrajinnya?

g. Sistem pembuatan apakah berdasarkan pemesanan

atau memproduksi banyak dan didistribusikan?

h. Berapa produksi tahu yang dihasilkan setiap harinya?

i. Berapa kisaran penghasilan produksi dan keuntungan

dalam setiap harinya?

2. Lingkungan Kerja

a. Apakah ada bahaya yang terasa selama proses

produksi?

b. Apakah bahaya tersebut bisa dihilangkan atau tidak?

c. Apakah ada alternatif lain untuk mengurangi bahaya

saat bekerja?

d. Bahan baku untuk produksi tahu terdiri dari apa saja?

Pada kegiatan wawancara para pengrajin tahu sendiri juga memiliki

daftar pertanyaan seperti:

a. Waktu produksi yang dihabiskan dalam waktu sehari?

b. Berapa banyak tahu yang dapat dihasilkan dalam

sehari?

c. Berapa jenis macam tahu yang dihasilkan di pabrik

ini?4

Page 5: makalah promkes fiks

d. Berapa kisaran gaji/penghasilan yang diperoleh?

e. Penghasilan yang diterima dalam jangka waktu apa?

Harian? Mingguan? Bulanan?

f. Jika sakit, apa yang dilakukan?

g. Apa penyakit yang biasa menyerang?

h. Dari pihak industri dalam menangani hal kesehatan

seperti apa?

Selanjutnya, merupakan data objektif yang diperoleh saat observasi yaitu

seperti:

a. Sistem ventilasi dan pencahayaan.

b. Lingkungan kerja.

c. Upaya keamanan pengrajin.

d. Pengemasan produksi.

e. Proses pembuatan.

f. Jumlahnya tenaga pengrajin.

g. Tempat pengolahan.

Wawancara yang dilakukan pada pengelola dan pengrajin tahu

dengan pertanyaan yang telah disebutkan sebelumnya menghasilkan

berbagai informasi yang dikemas dalam proses pengkajian untuk

penyatuan data subjektif dan data objektif.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap pengelola dan pengrajin

diperoleh kesimpulan bahwa, pengrajin yang bekerja dalam produksi

tahu tersebut berjumlah 3 (tiga) orang. Setiap harinya mereka bekerja

dimulai pukul 06.00 s/d 15.00 WIB. waktu istirahat mereka terbilang

sebentar yaitu, hanya sekitar 10-15 menit saat adzan dzuhur. Mereka

beranggapan bahwa tidak memerlukan waktu istirahat yang lama, dan

menurut pengelola industri tersebut juga waktu istirahat tidak

diperkenankan lama, karena mengingat bahan yang tidak bisa

ditinggalkan terlalu lama karena sari dari bahan pembuat tahunya tidak

bisa disaring jika sudah mengeras. Ada pun hal lainnya adalah untuk

menjaga kualitas dari hasil produksi juga.

5

Page 6: makalah promkes fiks

Menurut kedua informan (pengelola dan pengrajin tahu), karena ini

merupakan industri usaha kecil, sehingga tidak terdapat aturan khusus

yang diberikan oleh industri kepada para pengrajin.

Ditinjau dari kegiatan produksi, setiap hari dapat dihasilkan sekitar

1500 hingga 2000 kilogram tahu Hal lainnya, dari pengakuan kedua

narasumber, tidak pernah dikeluhkan sakit baik dari pengrajin ataupun

pengelola sendiri. Ada pun apabila pengrajin sakit, pihak industri hanya

membantu sedikit secara individu, dan mereka memanfaatkan fasilitas

kesehatan yang terdekat, yaitu Puskesmas.

Ditinjau dari Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3), pihak

industri dalam menjaga keselamatan pengrajinnya tidak memiliki alat

pelindung diri khusus. Mereka hanya sebatas memakai kaos dan

celana, bahkan tanpa menggunakan alas kaki. Jika dilihat secara

saksama, terdapat ancaman kesehatan yang berbahaya seperti

dermatitis karena bekerja ditempat yang lembab, panas dan kotor

tanpa menggunakan alas kaki.

Produksi tahu yang dihasilkan setiap hari dipasarkan disekitar

Pasar Kemiri-Depok. Pemasaran ini disesuaikan dengan pemesanan.

Banyaknya macam-macam tahu yang dipesan seperti tahu kuning,

tahu china, dan lain-lain. Tahu-tahu tersebut menggunakan bahan

tambahan lain seperti kunyit. Setiap harinya penghasilan dari

pemasaran produksi ini tidak dapat dipastikan, pengelola sendiri

menargetkan yang terpenting mendapatkan keuntungan setiap harinya.

Ada pun dari penghasilan pengrajinnya sendiri mendapat upah sebesar

Rp 20.000 s/d Rp 30.000 per hari. Industri pabrik tahu ini merupakan

usaha sendiri dari pemilik yang memiliki cabang dibeberapa tempat.

Pabrik tahu ini bernama Sumber Rezeki.

C. Perumusan Masalah Promosi Kesehatan

Dari hasil wawancara dan latar belakang diadakannya promosi

kesehatan ini diperoleh sebuah rumusan rancangan topik promosi kesehatan.

Dimana setiap lingkungan kerja seyogyanya memiliki standar Kesehatan

dan Keselamatan Kerja (K3) bagi para pekerjanya. 6

Page 7: makalah promkes fiks

Pada kasus disini ditemukan ketidakpeduliannya baik pengelola

maupun pekerja terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja sendiri. Mereka

cenderung terlalu mempermudah segala bentuk ancaman yang mungkin saja

dapat terjadi pada saat proses produksi. Melihat hal ini, kami HG 3

menyimpulkan bahwa masalah besar yang mungkin berisiko terjadi kepada

pengrajin tahu ini adalah dermatitis, oleh karena itu HG 3 ingin memberikan

program promosi kesehatan yang berkaitan dengan:

1. Risiko dermatitis berhubungan dengan defisit pengetahuan tentang

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada pengelola dan

pengrajin pabrik tahu.

2. Risiko Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) berhubungan dengan

defisit pengetahuan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

pada pengelola dan pengrajin pabrik tahu.

3. Risiko penyakit pada konsumen berhubungan dengan defisit hygiene

pada proses pembuatan tahu.

7

Page 8: makalah promkes fiks

BAB II

PERENCANAAN

A. Topik promosi kesehatan:

Kesehatan dan Keselamatan Kerja kepada Pengrajin Tahu.

B. Sasaran promosi kesehatan:

1. Pengrajin tahu Sumber Rezeki sebanyak tiga orang di Jalan Kedondong

Kelurahan Beji Kecamatan Kemirimuka-Kota Depok.

2. Pengelola industri tahu Sumber Rezeki di Jalan Kedondong Kelurahan

Beji Kecamatan Kemirimuka, Kota Depok.

C. Tujuan Promosi Kesehatan:

Tujuan umum:

a. Memberikan promosi kesehatan tentang Standar Operasional Pekerja

(SOP) kepada pengrajin industri tahu.

Tujuan khusus:

a. Memberdayakan para pengrajin tentang pentingnya K3 dalam bekerja.

b. Menjelaskan bahaya dan dampak tidak menerapkan K3 di lingkungan

pabrik tahu pada klien (pengrajin tahu).

c. Mengidentifikasi tanda dan gejala dermatitis, Infeksi Saluran

Pernafasan Akut) ISPA, dan penyakit lain akibat K3 yang tidak

optimal dan kurangnya hygiene saat proses pembuatan tahu.

d. Mengidentifikasi faktor yang menyebabkan dermatitis, ISPA, dan

penyakit lain akibat kurangnya hygiene saat proses pembuatan tahu.

e. Mengajarkan pencegahan dermatitis ISPA, dan penyakit lain akibat

kurangnya hygiene saat proses pembuatan tahu dengan penerapan K3

8

Page 9: makalah promkes fiks

yang benar di lingkungan kerja serta menerapkan konsep hygiene saat

pembuatan tahu.

D. Strategi Promosi Kesehatan:

Strategi promosi kesehatan yang dipiih adalah Komunikasi Informasi

Edukasi (KIE). Komunikasi informasi dan edukasi merupakan suatu strategi

dan metode pendidikan kesehatan dengan meningkatkan hubungan saling

percaya dengan klien sehingga dapat membantu perubahan perilaku ke arah

yang positif. Pada Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) diperlukan

keterlibatan beberapa unsur atau komponen, yaitu:

1. Pengirim atau komunikator (sender)

Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai inisiatif

menyampaikan pesan kepada orang lain dalam bentuk verbal

maupun non vorbal. Pengirim pesan akan menyampaikan stimulus

berupa pemberian promosi kesehatan K3 (Kesehatan dan

Keselamatan Kerja) ke dalam bentuk yang dapat diterima oleh

orang lain secara tepat. Pengirim atau komunikator dalam promosi

kesehatan pada pengrajin pabrik tahu adalah anggota kelompok HG

3.

2. Pesan (message)

Pesan merupakan informasi yang dikomunikasikan kepada orang

lain. Informasi adalah hasil dari proses intelektual seseorang. Pesan

yang akan diberikan kepada target promosi kesehatan adalah:

a. Pesan kepada pengelola Pabrik Tahu Sumber Rezeki:

Menyarankan pengelola (pengelola mengkomunikasikan

kepada pemilik pabrik) untuk memberikan fasilitas kesehatan

dan keselamatan kerja yang memadai.

b. Pesan kepada pengrajin tahu:

Memproduksi tahu dengan cara yang benar dan baik

menggunakan safety diri (menggunakan masker, alas kaki,

9

Page 10: makalah promkes fiks

baju yang menyerap keringat dan sarung tangan, agar produk

tahu yang diproduksi tetap hygiene dan aman untuk

dikonsumsi oleh masyarakat banyak).

3. Saluran (channel) atau media

Saluran komunikasi adalah sarana untuk menangkap pesan yang

kemudian diterjemahkan dalam bentuk persepsi yang memberi

makna terhadap suatu stimulus atau rangsangan. Saluran atau media

dalam promosi kesehatan K3 dalam industri tahu ini adalah

menggunakan alat peraga, gambar, dan poster.

4. Penerima atau komunikan (receiver)

Komunikan adalah pihak lain yang diajak berkomunikasi atau

sasaran dalam kegiatan komunikasi atau orang yang menerima berita

atau informasi. Komunikan bisa merupakan individu, sekelompok

orang, komunitas, organisasi atau masyarakat yang menjadi sasaran

komunikasi. Penerima promosi kesehatan ini adalah sekelompok

orang (berjumlah 3 orang pengrajin tahu dan 1 orang pengelola) dari

pabrik SR (Sumber Rezeki) di jalan Kedondong Kel. Beji Kec.

Kemirimuka Kota Depok.

5. Umpan balik (feedback)

Umpan balik merupakan hasil atau akibat yang berbalik bagi

rangsangan atau dorongan untuk bertindak lebih lanjut atau

merupakan tanggapan langsung dari pengamatan sebagai hasil dari

kelakuan individu terhadap individu lain. Umpan balik yang

diharapkan dari promosi kesehatan ini adalah pengrajin tahu mampu

menerapkan prosedur K3 yang optimal dan pengelola pabrik

bersedia menyediakan sarana K3 yang memadai di tempat produksi

tahu, sebagai contoh pengrajin tahu mampu menggunakan alat

pelindung diri setiap akan memproduksi tahu.

10

Page 11: makalah promkes fiks

E. Metode Promosi Kesehatan :

1. Metode secara langsung

Metode secara langsung adalah melakukan promosi kesehatan secara

langung dengan orang yang diinginkan. Metode ini dilakukan face to

face kepada pengelola industri tahu serta pengrajin tahu.

2. Pendekatan individu dan kelompok

Pendekatan individu dilakukan kepada pengelola dari industri tahu

tersebut, sedangkan pendekatan kelompok diperuntukkan untuk para

pengrajin. Pendekatan ini bisa dengan melakukan uraian lisan dan tanya

jawab.

F. Media Promosi Kesehatan:

1. Alat peraga

Alat peraga digunakan untuk mendemonstrasikan alat-alat yang

digunakan untuk keselamatan kerja pengrajin tahu. Alat peraga ini adalah

benda asli seperti masker, dan sarung tangan serta gambar-gambar

penunjang.

2. Poster

Poster adalah gambar pada selembar kertas berukuran besar yang

digantung atau ditempel di dinding atau permukaan lain. Poster

merupakan alat untuk mengiklankan sesuatu, sebagai alat propaganda,

dan protes, serta maksud-maksud lain untuk menyampaikan berbagai

pesan. Selain itu, poster juga dipergunakan secara perorangan sebagai

sarana dekorasi yang murah meriah terutama bagi anak muda. Poster

tersebut bertujuan mempermudah penerima promosi kesehatan dalam hal

ini pengrajin tahu dan pengelola, dalam memahami materi.

11

Page 12: makalah promkes fiks

BAB III

IMPLEMENTASI

A. Cara Mencapai Target Sasaran

1. Mampu meyakinkan pengelola industri akan pentingnya penerapan

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada industri tahu yang dikelola.

2. Selain memberikan penyuluhan dan pemberian edukasi, pemberi promosi

kesehatan juga memberikan media promosi kesehatan berupa alat K3

standar (masker, sarung tangan, dan alas kaki) kepada tiga orang pengrajin

tahu.

3. Semua promosi kesehatan yang dilakukan tidak akan mengganggu

rutinitas, penghasilan dan pekerjaan yang harus dilakukan setiap harinya.

4. Promosi kesehatan yang dilakukan akan melindungi pengrajin tahu dari

resiko cidera dan menghindari bahaya dermatitis yang dapat mengancam

diri pengrajin tahu.

5. Meyakinkan bahwa keselamatan dan kesehatan pengrajin tahu adalah hal

yang penting bagi keberlangsungan usaha tahu yang dijalankan.

B. Cara Mengundang

1. Salah satu dari perwakilan kelompok pemberi promosi kesehatan

mendatangi rumah pengelola industri tahu untuk menegosiasikan waktu

dan kesediaan untuk diberikan promosi kesehatan. Cara yang dipakai

adalah dengan memakai surat perizinan sebagai bukti legal untuk

melakukan pemberian promosi kesehatan dari pihak FIK UI.

2. Jika sudah disetujui maka perwakilan kelompok akan memvalidasi waktu

yang sesuai dan tidak mengganggu kegiatan kerja para pengrajin tahu, agar

tidak mengganggu penghasilan dan pekerjaan yang harus diselesaikan.

3. Memastikan bahwa semua kegiatan yang dilakukan tidak akan

mengganggu dan merusak kegiatan bekerja tetapi akan memberikan

dampak positif pada keberlangsungan pabrik tahu di waktu yang akan

datang.

12

Page 13: makalah promkes fiks

C. Satuan Pelaksanaan (SATPEL)

1. Proses Penyampaian

Pertemuan Pertama

a. Orientasi

Waktu : Rabu, 12 Desember 2012 (pukul 15.00 WIB)

Durasi : 5 menit

Tempat : Rumah pengelola pengrajin tahu

Tujuan:

- Mengetahui tujuan, metode, dan materi kegiatan dengan

bahasa yang mudah dipahami oleh klien (pengrajin tahu).

- Mengenal sesama pengrajin tahu dan pemberi promosi

kesehatan (perkenalan).

- Membuat aturan, kontrak waktu dan tata tertib kegiatan

pemberian promosi kesehatan.

13

Page 14: makalah promkes fiks

b. Kegiatan Inti

Waktu : Rabu , 12 Desember 2012 (pukul 15.05 WIB)

Durasi : 30 menit

Tempat : Rumah pengelola pengrajin tahu

Tujuan :

- Mengetahui keadaan penerapan K3 yang ada di pabrik jika ada.

- Menjelaskan bahaya dan dampak tidak menerapkan K3 di lingkungan pabrik tahu pada klien (pengrajin tahu) dan pengelola.

- Mengidentifikasi tanda dan gejala dermatitis, ISPA, dan penyakit lain akibat K3 yang tidak optimal serta kurang hygiene saat proses pembuatan tahu.

- Mengidentifikasi faktor yang menyebabkan dermatitis, ISPA, dan penyakit lain akibat K3 yang tidak optimal serta kurang hygiene saat proses pembuatan tahu.

- Mengajarkan pencegahan dermatitis, ISPA, dan penyakit lain akibat kurang hygiene saat proses pembuatan tahu dengan penerapan K3 yang benar di lingkungan kerja serta penerapan higiene saat proses pembuatan tahu.

14

Page 15: makalah promkes fiks

c. Penutup

Waktu : Rabu, 12 Desember 2012 (pukul 15.35 WIB)

Durasi : 5 menit

Tempat : Rumah pengelola pengrajin tahu

Tujuan :

- Mengakhiri kegiatan

- Mengadakan kontrak selanjutnya (jika disetujui oleh kedua

belah pihak)

- Memberikan kesimpulan kegiatan

15

Page 16: makalah promkes fiks

Pertemuan Kedua

a. Pemantauan Penerapan Promosi kesehatan

Waktu : Sabtu, 15 Desember 2012 (pukul 10.00 WIB)

Durasi : 30 menit

Tempat : Pabrik tahu

Tujuan:

- Sebagai bentuk aplikasi psikomotor setelah pemberian promosi

kesehatan yang dilakukan pada pertemuan sebelumnya.

- Klien (pengrajin tahu) mampu melaksanakan dan melakukan

penerapan K3 secara benar dan teratur agar kegiatan

memproduksi tahu menjadi aman dan nyaman.

- Peserta didik mampu mempraktikkan cara yang benar dalam

penerapan K3 dengan instruksi pemantau penerapan promosi

kesehatan.

16

Page 17: makalah promkes fiks

17

Page 18: makalah promkes fiks

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan salah satu faktor

yang sangat penting dalam suatu pekerjaan karena dengan tidak adanya K3

akan banyak terjadi kecelakaan dalam kerja, baik yang bersifat ringan

maupun yang bersifat berat. Oleh karena itu, setiap industri atau pabrik harus

menjamin kesehatan dan keselamatan kerja pegawainya, baik pengelola

maupun pengrajin itu sendiri. Salah satu industri atau pabrik yang belum

menjamin kesehatan dan keselamatan kerja pegawainya adalah pabrik tahu

SR (Sumber Rezeki) di jalan Kedondong Kelurahan Beji Kecamatan

Kemirimuka Kota Depok. Dikarenakan hal tersebut, maka pabrik tahu SR

perlu diberikan promosi kesehatan agar pabrik tahu SR tersebut mampu

menjamin kesehatan dan keselamatan kerja bagi pengelola dan pengrajin

tahu. Rencana tindak lanjut yang diharapkan dari promosi kesehatan adalah

pengelola dan pengrajin tahu mampu menerapkan penggunaan alat pelindung

diri setiap mereka bekerja. Dengan demikian, kesehatan dan keselamatan

pengelola dan pengrajin pabrik tahu akan terjamin sehingga dapat

mewujudkan produktivitas kerja yang optimal.

B. Saran

Sebagai tenaga kesehatan, perawat memiliki peran yang penting dalam

promosi kesehatan. Apalagi diketahui bahwa salah satu peran perawat adalah

sebagai fasilitator perubahan. Dengan peran tersebut, diharapkan seorang

perawat dapat membawa perubahan dari kebiasaan yang kurang baik menjadi

kebiasaan yang baik. Salah satu harapan dari pembuatan makalah ini adalah

pengelola dan pengrajin tahu dapat merubah kebiasaan mereka dari yang

sebelumnya tidak memperhatikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

menjadi memperhatikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dengan

menggunakan alat pelindung setiap kali bekerja.

18

Page 19: makalah promkes fiks

Lampiran

MEDIA PROMOSI KESEHATAN

A. Alat Peraga

Alat peraga ini digunakan untuk mendemonstrasikan alat-alat yang digunakan

untuk keselamatan kerja pengrajin tahu. Alat peraga ini adalah benda asli

seperti masker, dan sarung tangan serta gambar-gambar penunjang.

1. Masker (3 buah)

2. Sarung tangan kain (3 buah pasang)

3. Alas Kaki (3 buah direkomendasikan kepada pengelola, pengelola

merekomendasikannya kepada pemilik)

19

Page 20: makalah promkes fiks

4. Gambar (dermatitis)

5. Hadiah (beberapa susu kental manis kemasan kaleng)

B. Poster

Poster tersebut bertujuan mempermudah penerima promosi kesehatan dalam

hal ini pengrajin tahu dan pengelola, dalam memahami materi.

20

Page 21: makalah promkes fiks

PENJABARAN ROLE PLAY

A. Proses Penyampaian

Pertemuan Pertama

1. Orientasi

Waktu : Rabu, 12 Desember 2012 (pukul 15.00 WIB)

Durasi : 5 menit

Tempat : Rumah pengelola pengrajin tahu

Bahasan:

Perkenalan

“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat sore,

salam sejahtera untuk kita semua. Bagaimana kabar bapak sekalian?

Semoga selalu dalam keadaan sehat walafiat dan selalu dalam

perlindungan Allah SWT. Pada sore hari ini perkenalkan kami

mahasiswi Fakultas Ilmu Keperawatan dari Universitas Indonesia

angkatan 2011. Saya A, B, dan C yang akan memberikan

penyuluhan dan D, E, dan F juga yang akan membantu saya dalam

memberi penyuluhan kepada bapak-bapak semuanya. Di sini kami

akan memberikan penyuluhan tentang Kesehatan dan Keselamatan

Kerja (K3). Sebelumnya, kita kenalan dulu yuk! Ini dengan bapak

siapa? Oke, kita mulai ya.”

Penjelasan latar belakang, tujuan, metode, dan materi kegiatan

“Pertama, alangkah baiknya kita mengawali kegiatan kita hari ini

dengan bacaan basmallah bersama-sama. Bismillahirohmanirrohim.

Saya akan menjelaskan latar belakang, tujuan, cara, dan materi

kegiatan penyuluhan kita hari ini. Apakah bapak-bapak tahu

mengenai Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)? Kesehatan dan

Keselamatan Kerja merupakan upaya untuk mencegah atau

21

Page 22: makalah promkes fiks

mengurangi kecelakaan atau penyakit saat bekerja. Peranan bapak-

bapak sebagai tenaga kerja sangat penting. Oleh karena itu, upaya

perlindungan terhadap bapak-bapak sekalian sangat perlu. Dengan

cara memelihara dan meningkatkan kesehatan bapak-bapak sekalian

maka hasil kerja akan menjadi lebih baik. Dari hasil penelitian,

kebanyakan para pengrajin tahu menderita penyakit kulit atau dalam

bahasa ilmiahnya dermatitis. Bapak-bapak pasti menganggap

penyakit ini merupakan penyakit yang sepele bukan? Padahal

penyakit itu cukup berbahaya bila dibiarkan begitu saja. Selain itu,

bapak-bapak juga bisa mengalami Infeksi Saluran Pernapasan Atas

(ISPA). Kami akan menyampaikan beberapa informasi ini dengan

cara penyuluhan. Nantinya kami juga akan memberikan poster

mengenai Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Kami juga akan

mengajarkan bagaimana cara melakukan Kesehatan dan

Keselamatan Kerja yang benar dan tepat. Selain K3, kami akan

memberikan informasi mengenai pentingnya menerapkan higiene

atau kebersihan pada makanan (tahu) terutama saat proses

pembuatan tahu. Tujuan untuk kegiatan ini adalah untuk

menjelaskan bahaya dan dampak tidak melaksanakan Kesehatan dan

Keselamatan Kerja (K3) di lingkungan pabrik tahu, tanda dan gejala,

faktor yang menyebabkan, serta pencegahan penyakit kulit atau

dermatitis, ISPA, dan penyakit lain karena tidak melaksanakan

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) serta higienisitas pada

proses pembuatan tahu.”

Kontrak waktu, aturan, dan tata tertib

“Bagaimana kalau kita melaksanakan kegiatan kita pada sore hari ini

selama 40 menit? Setuju tidak bapak-bapak semuanya? Selama kami

berbicara dan memberi penyuluhan diharapkan bapak-bapak

mendengarkan dan memperhatikan dengan baik ya. Bila ingin

bertanya silahkan langsung tunjuk tangan saja. Bagaimana setuju,

Pak?

22

Page 23: makalah promkes fiks

2. Kegiatan inti

Waktu: Rabu, 12 Desember 2012 (pukul 15.05 WIB)

Durasi: 30 menit

Tempat : Rumah pengelola pengrajin tahu

Bahasan:

Pemberi promosi kesehatan menanyakan kebenaran dari ada dan

tidaknya penerapan K3 yang optimal di lingkungan bekerja pada

pengrajin tahu yang berani menjawab diapresiasi dengan pemberian

hadiah berupa satu kaleng susu.

“Sebelum saya memulai penyuluhan, saya ingin tahu. Apakah di pabrik

tahu tempat bapak-bapak bekerja telah melakukan K3? Terima kasih atas

jawabannya ya Pak! Ini ada sekedar hadiah untuk Bapak.

Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, K3 adalah upaya untuk

mencegah atau menghilangkan kecelakaan atau penyakit saat bekerja.

Saat membuat tahu bapak-bapak menggunakan air cuka bukan? Nah,

perlu diketahui air cuka apabila terkena kulit akan menjadi penyebab

penyakit kulit atau dermatitis. Atau saat mengolah tahu lebih sering

terkena air panas bukan? Apakah bapak-bapak tahu tentang penyakit

dermatitis? Dermatitis adalah penyakit yang dapat terjadi akibat dari

terkena zat-zat kimia seperti air cuka yang digunakan saat proses

penggumpalan tahu. Dermatitis bisa disebabkan pula apabila terkena air

panas. Nah, ini gambarnya! Gejala atau tanda-tanda dermatitis menurut

Departemen Kesehatan tahun 2009 adalah iritasi, gatal-gatal, kulit kering

dan pecah-pecah, kemerah-merahan, dan koreng yang sulit sembuh.

Penyebab lain dermatitis yaitu proses pembuatan yang tidak mengukus

bahan kedelai sebelum dicampurkan pati kental sehingga hal ini

memungkinkan jamur lebih mudah berkembang dan dapat menimbulkan

reaksi gatal pada kulit.

23

Page 24: makalah promkes fiks

Kemudian saat melakukan proses perendaman dan penggilingan kedelai,

apabila sikap kerja yang tidak benar dapat mengakibatkan sakit pada otot,

gangguan fungsi dan bentuk otot, serta tumpahan cairan panas dapat

menyebabkan luka bakar pada bagian tubuh yang terkena. Saat

melakukan penyaringan, uap panas yang timbul dapat mengakibatkan

peradangan atau Infeksi Saluran Napas Atas (ISPA) dengan gejala batuk,

pilek, sesak napas, dan demam. Panas dapat menimbulkan banyak

kehilangan cairan, serta kemungkinan timbulnya kejang otot dan

menurunnya kesadaran.

Saat proses pengolahan, hendaknya memperhatikan kebersihan makanan

tersebut dan kebersihan lingkungan kerja. Kebersihan lingkungan kerja

yang kurang baik seperti panas, lembab, lantai kotor dan basah, bau yang

menyengat, dan lain-lain dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti

penyakit infeksi, gangguan kenyamanan kerja, kecelakaan, penyakit

alergi atau dermatitis. Penyakit infeksi yang sering diderita perajin tahu

adalah infeksi jamur, karena kondisi lingkungan kerja yang basah dan

lembab, yang merupakan kondisi yang lebih baik bagi jamur untuk

berkembang biak. Sirkulasi udara yang kurang memenuhi syarat dapat

menimbulkan penyakit saluran pernapasan, gangguan kenyamanan kerja,

dan lain-lain. Apabila tahu diolah tanpa ada penerapan higiene, maka hal

demikian dapat merugikan konsumen atau pembeli. Tahu menjadi tempat

berkumpulnya kuman. Mereka yang mengkonsumsi tahu akan menderita

sakit perut atau diare. Sepintas diare terdengar merupakan penyakit

sepele, namun bukan alasan untuk mengabaikannya. Hal ini karena

apabila seseorang mengalami diare hebat akan mengakibatkan zat-zat

gizi hilang dari tubuh, kehilangan cairan tubuh, dan dapat meninggal bila

kehilangan cairan tubuh lebih banyak.

Saat ini berita tentang penggunaan formalin pada makanan sedang

heboh-hebohnya. Apakah bapak-bapak tahu apa itu formalin? Apa

bahayanya bila menggunakan formalin untuk pengawet makanan

terutama tahu? Formalin adalah zat kimia yang biasanya digunakan untuk

24

Page 25: makalah promkes fiks

bahan pengawet mayat. Selain itu, formalin juga digunakan sebagai anti

bakteri atau pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih

lantai, kapal, gudang dan pakaian, pembasmi lalat, dan berbagai serangga

lain. Coba bapak-bapak bayangkan apa yang akan terjadi bila zat tersebut

masuk atau terhirup ke dalam tubuh kita? Formalin sangat berbahaya jika

terhirup, mengenai kulit dan tertelan. Akibat yang ditimbulkan dapat

berupa luka bakar pada kulit, iritasi pada saluran pernafasan, reaksi

alergi, dan bahaya kanker pada manusia. Jika kandungan dalam tubuh

tinggi, akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat di dalam sel,

sehingga menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel yang

menyebabkan kerusakan pada organ tubuh. Formalin merupakan zat yang

bersifat karsinogenik atau bisa menyebabkan kanker. Beberapa penelitian

terhadap tikus dan anjing pemberian formalin dalam dosis tertentu jangka

panjang secara bermakna mengakibatkan kanker saluran cerna seperti

adenocarcinoma pylorus atau kanker usus. Penelitian lainnya

menyebutkan pengingkatan resiko kanker faring (tenggorokan), sinus,

dan cavum nasal (hidung) pada pekerja tekstil akibat paparan formalin

melalui hirupan.

Nah, mengerikan bukan? Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan

pencegahan. Contohnya penggunaan alat pelindung diri seperti sarung

tangan, alas kaki, masker serta alat pelindung diri lainnya yang

berhubungan dengan pekerjaan sangat dibutuhkan pengrajin untuk

menghindari diri dari penyakit akibat kerja seperti dermatitis atau ISPA.

Sangat diperlukan perilaku yang baik bagi setiap pekerja seperti

pengetahuan yang baik, sikap yang positif, dan tindakan yang sesuai

dalam melaksanakan pekerjaan. Istirahat yang cukup agar stamina tetap

terjaga. Sekarang saya akan mempraktikkan cara memakai sarung tangan

yang benar. Pertama pastikan sarung tangan dalam keadaan yang bersih.

Kemudian pastikan saat memakai sarung tangan kanan untuk tangan

kanan dan sarung tangan kiri untuk tangan kiri. Memakai sarung tangan

saat memasukkan air cuka untuk menggumpalkan kedelai menjadi tahu

dan saat mengaduk bahan kedelai saat dikukus. Saat bekerja gunakan

25

Page 26: makalah promkes fiks

selalu alas kaki dan masker. Hindari merokok, terlebih bekerja sambil

merokok, pola makan yang tidak terartur dan tidak seimbang, ceroboh

dan tidak mengindahkan aturan kerja yang berlaku misalnya menolak

anjuran menggunakan alat pelindung diri, bercanda berlebihan dengan

teman sekerja pada waktu bekerja, menggunakan obat-obat terlarang atau

minum-minuman berenergi secara berlebihan. Selama bekerja,

gunakanlah masker dan sarung tangan agar tahu tidak terkena kotoran

dari kita. Supaya saat bekerja lebih nyaman, pastikan lingkungan kerja

bersih dan sirkulasi udara cukup. Saat melakukan proses pembuatan tahu

diusahakan untuk menerapkan higienis atau kebersihan. Saat berhadapan

dengan panas, gunakanlah bahan pakaian yang menyerap keringat seperti

bahan dari katun. Pastikan tidak ada keringat yang menetes dibahan

kedelai. Salurkan air bekas pembuatan tahu ke saluran air. Saat proses

memecah kedelai sebagai bahan tahu, gunakan tongkat yang terbuat dari

kayu. Setelah bekerja, bersihkan pabrik. Hindari penggunaan bahan

pengawet berbahaya seperti formalin karena formalin memang sangat

berbahaya. Nah, ini gambar dari K3, dipasang ditempat kerjanya ya Pak

supaya bisa selalu ingat.”

3. Penutup

Waktu : Rabu, 12 Desember 2012 (pukul 15.35 WIB)

Durasi : 5 menit

Tempat : Rumah pengelola pengrajin tahu

Bahasan:

Pemberi promosi kesehatan mengakhiri kegiatan dengan pemberian alat

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

“Nah, tidak terasa masuk dipenghujung acara. Bagaimana perasaan

bapak-bapak setelah mengikuti penyuluhan ini? Coba kita ulangi lagi

tadi kita membahas apa saja? Ya benar sekali Pak! Ternyata Bapak

memperhatikan sekali penyuluhan kali ini. Di sini kami ada beberapa

26

Page 27: makalah promkes fiks

alat untuk Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) untuk bapak-

bapak semuanya. Dipakai terus ya sesuai dengan yang kami ajarkan

tadi!”

Pemberi promosi kesehatan menjelaskan kontrak selanjutnya mengenai

pemantauan

“Tentunya bapak-bapak semuanya ingin sehat selalu selama bekerja?

Oleh karena itu, apa yang telah kami ajarkan tadi dipraktikkan selalu

ya Pak. Nah, untuk itu, kami akan kembali ke sini lagi hari Selasa

tanggal 4 Desember 2012 jam 10 pagi untuk melihat apakah bapak-

bapak sudah mempraktikkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

dan higienisitas tahu atau belum. Bagaimana bapak-bapak

semuanya? Bersedia tidak Pak?”

Pemberi promosi kesehatan menyampaikan kesimpulan dan ucapan

terima kasih kegiatan dan mengakhiri acara hari itu dengan pembacaan

doa

“Terima kasih ya bapak-bapak semuanya sudah bersedia

meluangkan waktunya untuk mengikuti penyuluhan tentang

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) hari ini. Kami harap, bapak-

bapak dapat menerapkannya saat bekerja secara terus menerus agar

kesehatan bapak-bapak tetap terjaga dan bisa bekerja dengan baik.

Karena tadi kita memulai dengan basmallah maka mari kita akhiri

kegiatan kita kali ini dengan bacaan hamdallah.

Alhamdullillahirobbilallamin. Terima kasih sekali lagi ya Pak!

Semoga bermanfaat. Wassallamualaikum warahmatullahi

wabarokatuh.”

27

Page 28: makalah promkes fiks

Form Observasi

Judul : Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada Pengrajin Tahu

Hari/Tanggal Observasi : Rabu, 12 Desember 2012

Tempat : Jalan Kedondong, Kecamatan Kemirimuka, Beji-Depok.

Pengobservasi : Anggota-anggota HG3 PROMKES kelas C.

Nama pengrajin yang diobservasi : 1. A

2. B

3. C

NO INDIKATOR OBSERVASI

HASIL PENGAMATAN KET

Diterapkan Tidak diterapkan

1. Memakai sarung tangan saat bekerja.

2. Memakai masker saat bekerja.

3. Memakai alas kaki saat bekerja.

28

Page 29: makalah promkes fiks

DAFTAR PUSTAKA

Koh, David, dan Jeyaratnam. (2010. Buku ajar praktik kedokteran kerja).

Jakarta: EGC.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32834/4/Chapter

%20I.pdf.

http://champenrio.blogspot.com/2012/04/tugas-kesehatan-dan-

keselamatan-kerja.html.

29