makalah lp ge

21
LAPORAN PENDAHULUAN GASTROENTERITIS (GE) Oleh : Deny robieth E.A.D (1101100024) Siti nurjanah (1101100025) Elok vivianti M. (1101100026)

Upload: denyprakoso

Post on 24-Apr-2015

76 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Lp Ge

LAPORAN PENDAHULUAN

GASTROENTERITIS (GE)

Oleh :

Deny robieth E.A.D (1101100024)

Siti nurjanah (1101100025)

Elok vivianti M. (1101100026)

KEMENTRIAN KESEHATAN

POLITEKNIK KESEHATAN MALANG

JURUSAN KEPERAWATAN

PRODI DIII KEPERAWATAN MALANG

NOVEMBER, 2012

Page 2: Makalah Lp Ge

LAPORAN PENDAHULUAN GASTROENTERITIS

1. KONSEP DASAR

1.1. Pengertian

Beberapa pengertian gastroenteritis:

1. Gastroenteritis adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau

setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan

normal yakni 100-200 ml sekali defekasi (Hendarwanto, 1999).

2. Menurut WHO (1980) gastroenteritis adalah buang air besar encer atau cair lebih dari

tiga kali sehari.

3. Gastroenteritis ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan

lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau

dapat bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 1997).

1.2. Etiologi

Penyebab dari diare akut antara lain :

1. Faktor Infeksi

a. Infeksi Virus

1. Retavirus

Penyebab tersering diare akut pada bayi, sering didahulu atau

disertai dengan muntah.

Timbul sepanjang tahun, tetapi biasanya pada musim dingin.

Dapat ditemukan demam atau muntah.

Di dapatkan penurunan HCC.

2. Enterovirus

Biasanya timbul pada musim panas.

3. Adenovirus

Timbul sepanjang tahun.

Menyebabkan gejala pada saluran pencernaan/pernafasan.

4. Norwalk

Epidemik

Dapat sembuh sendiri (dalam 24-48 jam).

b. Bakteri

1. Stigella

Semusim, puncaknya pada bulan Juli-September

Page 3: Makalah Lp Ge

Insiden paling tinggi pada umur 1-5 tahun

Dapat dihubungkan dengan kejang demam.

Muntah yang tidak menonjol

Sel polos dalam feses

Sel batang dalam darah

2. Salmonella

Semua umur tetapi lebih tinggi di bawah umur 1 tahun.

Menembus dinding usus, feses berdarah, mukoid.

Mungkin ada peningkatan temperatur

Muntah tidak menonjol

Sel polos dalam feses

Masa inkubasi 6-40 jam, lamanya 2-5 hari.

Organisme dapat ditemukan pada feses selama berbulan-bulan.

3. Escherichia coli

Baik yang menembus mukosa (feses berdarah) atau yang

menghasilkan entenoksin.

Pasien (biasanya bayi) dapat terlihat sangat sakit.

4. Campylobacter

Sifatnya invasis (feses yang berdarah dan bercampur mukus)

pada bayi dapat menyebabkan diare berdarah tanpa manifestasi klinik yang

lain.

Kram abdomen yang hebat.

Muntah/dehidrasi jarang terjadi

5. Yersinia Enterecolitica

Feses mukosa

Sering didapatkan sel polos pada feses.

Mungkin ada nyeri abdomen yang berat

Diare selama 1-2 minggu.

Sering menyerupai apendicitis.

2. Faktor Non Infeksiosus

a. Malabsorbsi

Page 4: Makalah Lp Ge

1. Malabsorbsi karbohidrat disakarida (intoleransi, lactosa, maltosa, dan

sukrosa), non sakarida (intoleransi glukosa, fruktusa dan galaktosa). Pada bayi

dan anak yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa.

2. Malabsorbsi lemak : long chain triglyceride.

3. Malabsorbsi protein : asam amino, B-laktoglobulin.

b. Faktor makanan

Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan (milk alergy, food alergy,

dow’n milk protein senditive enteropathy/CMPSE).

c. Faktor Psikologis

Rasa takut,cemas

1.4. Patofisiologi

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya gastroenteritis ialah:

1. Gangguan osmotic.

Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan

osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan

elektroloit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan

merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul gastroenteritis.

2. Gangguan sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi

peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbul

gastroenteritis kerena peningkatan isi lumen usus.

3. Gangguan motilitas usus

Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk

menyerap makanan sehingga timbul gastroenteritis. Sebaliknya bila peristaltik

usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat

timbul gastroenteritis pula.

Page 5: Makalah Lp Ge

Pathway

1.4. Manifestasi Klinik

1. Nyeri perut (abdominal discomfort)

2. Rasa perih di ulu hati

3. Mual, kadang-kadang sampai muntah

4. Nafsu makan berkurang

5. Rasa lekas kenyang

6. Perut kembung

7. Rasa panas di dada dan perut

8. Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba)

9. Diare.

Page 6: Makalah Lp Ge

10. Muntah.

11. Demam.

12. Nyeri abdomen

13. Membran mukosa mulut dan bibir kering

14. Fontanel cekung

15. Kehilangan berat badan

16. Tidak nafsu makan

17. Badan terasa lemah

1.4. Komplikasi

Dehidrasi

Renjatan hipovolemik

Kejang

Bakterimia

Mal nutrisi

Hipoglikemia

Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.

Tingkat derajat Dehidrasi dapat dklasifikasikan sebagai berikut:

1. Dehidrasi ringan

Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit

kurang elastis, suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok.

2. Dehidrasi Sedang

Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit jelek,

suara serak, penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam.

3. Dehidrasi Berat

Kehilangan cairan 8 - 10 % dari bedrat badan dengan gambaran klinik seperti tanda-

tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma,

otot-otot kaku sampai sianosis.

Page 7: Makalah Lp Ge

1.6 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium yang meliputi :

1. Pemeriksaan Tinja

o Makroskopis dan mikroskopis.

o pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistest, bila

diduga terdapat intoleransi gula.

o Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.

2. Pemeriksaan Darah

o pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit (Natrium, Kalium, Kalsium dan

Fosfor) dalam serum untuk menentukan keseimbangan asama basa.

o Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.

3. Doudenal Intubation

Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama

dilakukan pada penderita diare kronik.

1.7 Penatalaksanaan

a. Pemberian cairan.

b. Diatetik : pemberian makanan dan minuman khusus pada penderita dengan tujuan

penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan :

1. Memberikan asi.

2. Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin, mineral

dan makanan yang bersih.

c. Obat-obatan.

Keterangan :

a. Pemberian cairan,pada klien Diare dengasn memperhatikan derajat dehidrasinya

dan keadaan umum.

1. cairan per oral.

Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang,cairan diberikan peroral berupa

cairan yang berisikan NaCl dan Na,Hco,Kal dan Glukosa,untuk Diare akut diatas

umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan,atau sedang kadar natrium 50-60 Meq/I dapat

dibuat sendiri (mengandung larutan garam dan gula ) atau air tajin yang diberi gula

Page 8: Makalah Lp Ge

dengan garam. Hal tersebut diatas adalah untuk pengobatan dirumah sebelum dibawa

kerumah sakit untuk mencegah dehidrasi lebih lanjut.

2. Cairan parentral.

Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari berat

badan atau ringannya dehidrasi,yang diperhitungkan kehilangan cairan sesuai dengan

umur dan berat badannya.

2.1. Dehidrasi ringan.

a. 1 jam pertama 25 – 50 ml / Kg BB / hari

b. Kemudian 125 ml / Kg BB / oral

2.2. Dehidrasi sedang.

a. 1 jam pertama 50 – 100 ml / Kg BB / oral

b. kemudian 125 ml / kg BB / hari.

2.3. Dehidrasi berat.

a. Untuk anak umur 1 bulan – 2 tahun dengan berat badan 3 – 10 kg

1 jam pertama : 40 ml / kg BB / jam = 10 tetes / kg BB / menit (infus set 1 ml = 15

tetes atau 13 tetes / kg BB / menit.

7 jam bxerikutnya 12 ml / kg BB / jam = 3 tetes / kg BB / menit ( infus set 1 ml = 20

tetes ).

16 jam berikutnya 125 ml / kg BB oralit per oral bila anak mau minum,teruskan

dengan 2A intra vena 2 tetes / kg BB / menit atau 3 tetes / kg BB / menit.

b. Untuk anak lebih dari 2 – 5 tahun dengan berat badan 10 – 15 kg.

1 jam pertama 30 ml / kg BB / jam atau 8 tetes / kg BB / menit ( infus set 1 ml = 15

tetes ) atau 10 tetes / kg BB / menit ( 1 ml = 20 tetes ).

7 jam kemudian 127 ml / kg BB oralit per oral,bila anak tidak mau minum dapat

diteruskan dengan 2A intra vena 2 tetes / kg BB / menit atau 3 tetes / kg BB / menit.

c.Untuk anak lebih dari 5 – 10 tahun dengan berat badan 15 – 25 kg.

1 jam pertama 20 ml / kg BB / jam atau 5 tetes / kg BB / menit ( infus set 1 ml = 20

tetes ).

16 jam berikutnya 105 ml / kg BB oralit per oral.

Page 9: Makalah Lp Ge

2.4. Diatetik ( pemberian makanan ).

Terapi diatetik adalah pemberian makan dan minum khusus kepada penderita dengan

tujuan meringankan,menyembuhkan serta menjaga kesehatan penderita.

Hal – hal yang perlu diperhatikan :

a. Memberikan Asi.

b.Memberikan bahan makanan yang mengandung cukup kalori,protein,mineral dan

vitamin,makanan harus bersih.

2.5. Obat-obatan.

a. Obat anti sekresi.

b. Obat anti spasmolitik.

c. Obat antibiotik.

1.8 TERAPI

a. Memberikan terapi simtomatik

Terapi simtomatik harus benar-benar dipertimbangkan kerugian dan keuntungannya.

Antimotilitas usus seperti Loperamid akan memperburuk gastroenteritis yang diakibatkan

oleh bakteri entero-invasif karena memperpanjang waktu kontak bakteri dengan epitel usus

yang seyogyanya cepat dieliminasi.

b. Memberikan terapi definitif.

Terapi kausal dapat diberikan pada infeksi:

1)      Kolera-eltor: Tetrasiklin atau Kotrimoksasol atau Kloramfenikol.

2)      V. parahaemolyticus,

3)      E. coli, tidak memerluka terapi spesifik

4)      C. perfringens, spesifik

5)      A. aureus : Kloramfenikol

6)      Salmonellosis: Ampisilin atau Kotrimoksasol atau golongan Quinolon seperti

Siprofloksasin

7)      Shigellosis: Ampisilin atau Kloramfenikol Helicobacter: Eritromisin

8)      Amebiasis: Metronidazol atau Trinidazol atau Secnidazol

9)      Giardiasis: Quinacrine atau Chloroquineitiform atau Metronidazol

10)  Balantidiasis: Tetrasiklin

11)  Candidiasis: Mycostatin

Page 10: Makalah Lp Ge

12)  Virus: simtomatik dan suportif

2. ASUHAN KEPERTAWATAN SECARA TEORITIS PENGKAJIAN.

Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data,analisa data dan penentuan

masalah. Pengumpulan data diperoleh dengan cara intervensi,observasi,psikal assessment.

Kaji data menurut Cyndi Smith Greenberg,1992 adalah :

1. Identitas klien.

2. Riwayat keperawatan.

a. Awalan serangan : Awalnya anak cengeng,gelisah,suhu tubuh meningkat,anoreksia

kemudian timbul diare.

b. Keluhan utama : Feces semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak air dan

elektrolit terjadi gejala dehidrasi,berat badan menurun. Pada bayi ubun-ubun besar

cekung,tonus dan turgor kulit berkurang,selaput lendir mulut dan bibir kering,frekwensi BAB

lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer.

3. Riwayat kesehatan masa lalu.

Riwayat penyakit yang diderita,riwayat pemberian imunisasi.

4. Riwayat psikososial keluarga.

Dirawat akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi keluarga,kecemasan

meningkat jika orang tua tidak mengetahui prosedur dan pengobatan anak,setelah menyadari

penyakit anaknya,mereka akan bereaksi dengan marah dan merasa bersalah.

5. Kebutuhan dasar.

a.Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali sehari,BAK sedikit

atau jarang.

b.Pola nutrisi : diawali dengan mual,muntah,anopreksia,menyebabkan penurunan berat badan

pasien.

c.Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan

menimbulkan rasa tidak nyaman.

d. Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya.

Page 11: Makalah Lp Ge

e. Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lamah dan adanya nyeri akibat

distensi abdomen.

6. Pemerikasaan fisik.

a.Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah,kesadran composmentis

sampai koma,suhu tubuh tinggi,nadi cepat dan lemah,pernapasan agak cepat.

b. Pemeriksaan sistematik :

Inspeksi : mata cekung,ubun-ubun besar,selaput lendir,mulut dan bibir

kering,berat badan menurun,anus kemerahan.

Perkusi : adanya distensi abdomen.

Palpasi : Turgor kulit kurang elastis

Auskultasi : terdengarnya bising usus.

Pemeriksaan tinglkat tumbuh kembang.

Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi sehingga berat badan

menurun.

c. Pemeriksaan penunjang.

Pemeriksaan tinja,darah lengkap dan doodenum intubation yaitu untuk mengetahui penyebab

secara kuantitatip dan kualitatif.

II. DIAGNOSA KEPERWATAN.

1. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan output cairan yang berlebihan.

2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuingan dengan

mual dan muntah.

3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi,frekwensi BAB yang

berlebihan.

4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang

penyakit,prognosis dan pengobatan.

6. Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua,prosedur yang

menakutkan.

III.INTERVENSI.

Diagnosa 1.

Page 12: Makalah Lp Ge

Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output

cairan yang berlebihan.

Tujuan .

Devisit cairan dan elektrolit teratasi

Kriteria hasil

Tanda-tanda dehidrasi tidak ada, mukosa mulut dan bibir lembab, balan cairan seimbang

Intervensi

Observasi tanda-tanda vital. Observasi tanda-tanda dehidrasi. Ukur infut dan output cairan

(balanc ccairan). Berikan dan anjurkan keluarga untuk memberikan minum yang banyak

kurang lebih 2000 – 2500 cc per hari. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi

cairan, pemeriksaan lab elektrolit. Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian cairan rendah

sodium.

Diagnosa 2.

Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuingan dengan mual dan

muntah.

Tujuan

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi teratasi

Kriteria hasil

Intake nutrisi klien meningkat, diet habis 1 porsi yang disediakan, mual,muntah tidak ada.

Intervensi

Kaji pola nutrisi klien dan perubahan yang terjadi. Timbang berat badan klien. Kaji factor

penyebab gangguan pemenuhan nutrisi. Lakukan pemerikasaan fisik abdomen

(palpasi,perkusi,dan auskultasi). Berikan diet dalam kondisi hangat dan porsi kecil tapi

sering. Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet klien.

Diagnosa 3.

Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi,frekwensi BAB yang berlebihan.

Tujuan

Gangguan integritas kulit teratasi

Kriteria hasil

Integritas kulit kembali normal, iritasi tidak ada, tanda-tanda infeksi tidak ada

Intervensi

Page 13: Makalah Lp Ge

Ganti popok anak jika basah. Bersihkan bokong perlahan sabun non alcohol. Beri zalp seperti

zinc oxsida bila terjadi iritasi pada kulit. Observasi bokong dan perineum dari infeksi.

Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi antipungi sesuai indikasi.

Diagnosa 4.

Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.

Tujuan

Nyeri dapat teratasi

Kriteria hasil

Nyeri dapat berkurang / hiilang, ekspresi wajah tenang

Intervensi

Observasi tanda-tanda vital. Kaji tingkat rasa nyeri. Atur posisi yang nyaman bagi klien. Beri

kompres hangat pada daerah abdoment. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi

analgetik sesuai indikasi.

Diagnosa 5.

Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit,prognosis

dan pengobatan.

Tujuan

Pengetahuan keluarga meningkat

Kriteria hasil

Keluarga klien mengeri dengan proses penyakit klien, ekspresi wajah tenang, keluarga tidak

banyak bertanya lagi tentang proses penyakit klien.

Intervensi

Kaji tingkat pendidikan keluarga klien. Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang proses

penyakit klien. Jelaskan tentang proses penyakit klien dengan melalui penkes. Berikan

kesempatan pada keluarga bila ada yang belum dimengertinya. Libatkan keluarga dalam

pemberian tindakan pada klien.

Diagnosa 6.

Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua,prosedur yang menakutkan.

Intervensi

Page 14: Makalah Lp Ge

Kaji tingkat kecemasan klien. Kaji factor pencetus cemas. Buat jadwal kontak dengan klien.

Kaji hal yang disukai klien. Berikan mainan sesuai kesukaan klien. Libatkan keluarga dalam

setiap tindakan. Anjurkan pada keluarga unrtuk selalu mendampingi klien.

IV. EVALUASI.

1. Volume cairan dan elektrolit kembali normal sesuai kebutuhan.

2. Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhantubuh.

3. Integritas kulit kembali noprmal.

4. Rasa nyaman terpenuhi.

5. Pengetahuan kelurga meningkat.

6. Cemas pada klien teratasi.

Page 15: Makalah Lp Ge

DAFTAR PUSTAKA

Wartonah, Tarwoto 2006. KDM dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Potter patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.

Dongoes, Marilyn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.