lp menarik diri.doc

19
LAPORAN PENDAHULUAN MENARIK DIRI Oleh : I GDE MADE ADDY SUASTHA, S. KEP NIM : 0702115035 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Upload: aris

Post on 10-Apr-2016

46 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: LP MEnarik diri.doc

LAPORAN PENDAHULUANMENARIK DIRI

Oleh :I GDE MADE ADDY SUASTHA, S. KEP

NIM : 0702115035

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANAPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

TAHUN 2009LAPORAN PENDAHULUAN

MENARIK DIRI

A. Konsep Dasar Menarik Diri

Page 2: LP MEnarik diri.doc

1. Definisi dan Gambaran Umum

Menarik diri merupakan salah satu gejala yang muncul sebagai penyimpangan

dari fungsi psikologis normal atau yang lebih sering disebut gejala-gejala negatif

pada pasien dengan diagnosa medis Skizofrenia. Dengan gejala lain yang

menyertai seperti: avolition (menurunnya minat dan dorongan untuk melakukan

berbagai hal), berkurangnya keinginan bicara dan miskinnya isi pembicaraan,

afek yang datar, serta terganggunya relasi personal ( Srauss et al,dalam setiadi arif

, 2006 ).

Dalam bidang keperawatan kondisi diatas dapat kita temukan pada pasien

dengan diagnosa keperawatan yakni kerusakan interaksi sosial atau yang lebih

dikenal dengan menarik diri (Nanda ,2005-2006).

Dimana menarik diri merupakan kondisi dengan kualitas pertukaran sosial

yang tidak efektif, dengan salah satu karakteristik yang mengungkapan atau

menunjukkan ketidakmampuan untuk menerima atau mengkomunikasikan rasa

kepuasan, rasa memiliki, menyayangi, ketertarikan, atau membagi pengalaman

(Nanda ,2005-2006). .

Menurut Capernito-moyet tingkah laku menarik diri merupakan suatu

keadaan ketika individu mengalami atau beresiko mengalami repons interaksi

yang negatif, tidak adekuat atau tidak memuaskan yang dapat diakibatkan dari

berbagai situasi dan masalah kesehatan yang dihubungkan dengan

ketidakmampuan menentukan dan mempertahankan hubungan yang saling

menghargai.( Carpernito –moyet ,2002 )

Menarik diri merupakan salah satu gangguan hubungan sosial. Dimana

gangguan hubungan sosial merupakan suatu gangguan hubungan interpersonal

yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan

tingkah laku maladatif dan mengganggu fungsi seseorang dalam berhubunga

sosial. (Hamid dkk, 2000;114).

Menurut Rawlins tingkah laku menarik diri merupakn percobaan untuk

menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang

lain atau suatu tindakan melepas diri baik perhatian maupun minatnya terhadap

linngkungan sosial secara langsung (Rawlins,1993).

Page 3: LP MEnarik diri.doc

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa menarik diri merupakan

gangguan hubungan sosial, dimana individu mengalami kesulitan dalam membina

hubungan dengan orang lain atau dengan keadaan ketika individu mengalami atau

beresiko mengalami respon interaksi yang negatif yang menunjukkan

ketidakmampuan untuk menerima atau mengkomunikasikan rasa kepuasan, rasa

memiliki, menyayangi, ketertarikan, dan gejala lain yang menyertai seperti :

avolition (menurunnya minat dan dorongan untuk melakukan berbagai hal),

berkurangnya keinginan bicara dan miskinnya isi pembicaraan, afek yang datar,

serta terganggunya relasi personal sehingga menimbulkan tingkah laku maladatif

dan mengganggu fungsi seseorang dalam berhubungan sosial.

2. Rentang Respons Sosial

Manusia adalah mahluk sosial, untuk mencapai kepuasan dalam kehidupan maka

mereka harus membina hubungan interpersonal yang positif. Hubungan

interpersonal yang sehat terjadi jika individu yang terlibat saling merasakan

kedekatan sementara identitas pribadi tetap dipertahankan. Individu juga harus

membina hubungan saling tergantung, yang merupakan keseimbangan antara

ketergantungan dan kemandirian dalam suatu hubungan ( Stuart G.W, 2006 ).

Menurut Stuart (2006) respons sosial individu berada pada rentang adatif

sampai maladatif.

RENTANG RESPON SOSIAL

Respons adatif Respons Maladatif

Menyendiri (solitude) Kesepian Manipulasi Otonomi Menarik diri Impulsif Kebersamaan Ketergantungan Narkisisme Saling ketergantungan

Gambar 2.1.2 Rentang Respons Sosial

Sumber : Stuart, G.W. (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa ( Edisi 5.).

Jakarta :EGC

Page 4: LP MEnarik diri.doc

Respons adatif adalah respons individu dalam penyelesaian masalah yang

masih dapat diterima oleh norma-norma sosial dan budaya yang umum berlaku,

dengan kata lain individu tersebut masih dalam batas-batas normal dalam

menyelesaikan masalahnya (Keliat,dkk,2007 ).

Respons maladatif merupakan respons yang dilakukan individu dalam

menyelesaikan masalah yang kurang dapat diterima oleh norma-norma sosial dan

budaya setempat. Respon maladaptif yang sering terjadi dalam kehidupan sehari –

hari adalah menarik diri, tergantung , manipulasi, curiga, gangguan komunikasi

dan kesepian (Keliat ,dkk,2002).

3. Faktor-faktor Penyebab

a. Faktor Predisposisi

Berbagai faktor bisa menimbulkan respon sosial yang maladaptif. Mungkin

disebabkan oleh kombinasi dari berbagai faktor yang meliputi :

1) Faktor tumbuh kembang .

Kapasitas hubungan interpersonal berkembang sepanjang siklus kehidupan.

Tiap gangguan dalam pencapaian perkembangan pada masing tingkat

pertumbuhan akan dapat mempengaruhi respon sosial baik adaptif maupun

maladaptif pada individu (Stuart G.W,2006 ).

2) Faktor sosial budaya

Isolasi social merupakan faktor utama dalam gangguan hubungan. Hal ini

akibat dari transisi; norma yang tidak mendukung terhadap orang lain; atau tidak

menghargai anggota masyarakat yang kurang produktif, seperti usia lanjut (lansia)

orang cacat. Isolasi sosial dapat terjadi karena dampak mengadopsi norma,

prilaku, dan system nilai yang berbeda dari yang dimiliki budaya mayoritas.

Harapan yang tidak realistis terhadap hubungan tersebut dapat merupakan faktor

lain yang menyebabkan respon sosial yang maladptif (Stuart G.W,2006).

3) Faktor biologis

Faktor keturunan dan struktur otak yang abnormal seperti atropi otak,

menurunya berat otak secara drastis, perubahan ukuran dan bentuk sel-sel dalam

Page 5: LP MEnarik diri.doc

limbik dan daerah kortikal biasanya ditemukan pada klien Skizofrenia

(Keliat ,dkk,2002).

b. Faktor Presipitasi

Faktor presipitasi yang dapat mengakibatkan gangguan hubungan sosial

merupakan suatu stresor – stresor pencetus, yang umumnya mencakup peristiwa

kehidupan yang menimbulkan stres seperti kehilangan maupun hal yang

mempengaruhi kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan

menyebabkan asietas . Stresor pencetus tersebut dapat dikelompokkan menjadi

dua kategori yaitu :

1) Stresor Psikologis.

Tingkat kecemasan yang berat akan menyebabkan menurunya kemampuan

individu untuk berhubungan dengan orang lain . intensitas kecemasan yang

ekstrim dan memanjang disertai terbatasanya kemampuan untuk mengatasi

masalah diyakini akan menimbulkan berbagai masalah gangguan berhubungan

menarik diri ( Keliat,dkk,2002).

2) Faktor sosialkultural

yaitu stress yang ditimbulkan oleh menurunya stabilitas unit keluarga dan

berpisah dari orang yang berarti,seperti kondisi yang menyebabkan angota

keluarga dirawat dirunmah sakit (Stuart G.W. 2006).

4. Psikopatologi

Pada mulanya klien merasa dirinya tidak berharga lagi sehingga merasa tidak

aman dalam berhubungan dengan orang lain. Biasanya klien berasal dari

lingkungan yang penuh permasalahan, ketegangan, kecemasan dimana tidak

mungkin mengembangkan kehangatan emosional dalam hubungan yang positif

dengan orang lain yang menimbulkan rasa aman. Dunia merupakan alam yang

tidak menyenangkan, sebagai usaha untuk melindungi diri, klien menjadi pasif

dan kepribadiannya semakin kaku (rigid). Klien semakin tidak dapat melibatkan

diri dalam situasi yang baru. Ia berusaha mendapatkan rasa aman tetapi hidup itu

sendiri begitu menyakitkan dan menyulitkan sehingga rasa aman itu tidak

Page 6: LP MEnarik diri.doc

tercapai. Hal ini menyebabkan ia mengembangkan rasionalisasi dan mengaburkan

realitas daripada mencari penyebab kesulitan serta menyesuaikan diri dengan

kenyataan. Konflik antara kesuksesan dan perjuangan untuk meraih kesuksesan

itu sendiri terus berjalan dan penarikan diri dari realitas diikuti penarikan diri dari

keterlibatan secara emosional dengan lingkungannya yang menimbulkan

kesulitan. Semakin klien menjauhi kenyataan semakin kesulitan yang timbul

dalam mengembangkan hubungan dengan orang lain. ( Sutrisno ,dalam

trisnoners.blogspot.com/2008/02/pojok-jiwa.html - 83k - / 14 oktober 2008, jam

16.00)

5. Tanda-tanda Menarik Diri

Tanda dan gejala menarik diri dapat dilihat dan diketahui dengan cara

observasi dan wawancara. Dalam observasi dapat diketahui ekspresi wajah kurang

berseri, apatis (acuh terhadap lingkungan), kurang spontan, tidak merawat diri dan

tidak memperhatika kebersihan diri. Tidak ada atau kurang komunikasi verbal.

Mengisolasi diri, tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya,

masukan makanan dan minuman terganggu aktifitas menurun, kurang energi,

rendah diri, sikap janin pada possi tidur, retensi urine dan feses. Sedangkan pada

wawancara, diarahkan pada penyebab menarik diri dan perasaan klien

( Kliat,dkk,2002 ).

6. Penatalaksanaan

Menurut W.F. Maramis walaupun medikasi antipsikotik adalah inti dari

pengobatan Skizofrenia dengan gejal manifestasinya, penelitian telah menemukan

bahwa intervensi psikososial dapat memperkuat perbaikan klinis , seperti

psikoterapi suportif individual atau kelompok.(Maramis, 2005.)

Salah Satu psikoterapi yang dikembangkang dalam proses perawatan pasien

dengan gangguan jiwa adalah terapi modalitas yaitu salah satunya terapi aktifitas

kelompok ( Keliat dan Akemat , 2004)

B. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji

Page 7: LP MEnarik diri.doc

Tanda – tanda menarik diri dilihat dari beberapa aspek :

a. Aspek fisik :

Makan dan minum kurang

Tidur kurang atau terganggu

Penampilan diri kurang

Kebersihan kurang

b. Aspek emosi :

Bicara tidak jelas, merengek, menangis seperti anak kecil

Merasa malu, bersalah

Mudah panik dan tiba-tiba marah

c. Aspek sosial

Duduk menyendiri

Selalu tunduk

Tampak melamun

Tidak peduli lingkungan

Menghindar dari orang lain

Tergantung dari orang lain

d. Aspek intelektual

Putus asa

Merasa sendiri, tidak ada sokongan

Kurang percaya diri

2. Pohon masalah

Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi .....

Gangguan konsep diri: harga diri rendah

3. Masalah Keperawatan.

Isolasi sosial: menarik diri

Page 8: LP MEnarik diri.doc

a. Resiko perubahanm persepsi sensori: halusinasi……..

b. Isolasi sosial : menarik diri

c. Gangguan konseps diri: harga diri rendah

4. Data yang perlu di kaji.

a. Resiko perubahanm persepsi sensori: halusinasi……..

1) Data Subjektif

a) Klien mengatakan mendengar

bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus nyata

b) Klien mengatakan melihat

gambaran tanpa ada stimulus yang nyata

c) Klien mengatakan mencium bau

tanpa stimulus

d) Klien merasa makan sesuatu

e) Klien merasa ada sesuatu pada

kulitnya

f) Klien takut pada

suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengar

g) Klien ingin memukul/melempar

barang-barang

2) Data Objektif

a) Klien berbicar dan tertawa sendiri

b) Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu

c) Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu

d) Disorientasi

b. Isolasi sosial : menarik diri

1) Data obyektif:

Apatis, ekpresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri dikamar, banyak

diam, kontak mata kurang (menunduk), menolak berhubungan dengan orang lain,

perawatan diri kurang, posisi menekur.

2) Data subyektif:

Page 9: LP MEnarik diri.doc

Sukar didapat jika klien menolak komunikasi, kadang hanya dijawab dengan

singkat, ya atau tidak.

c. Gangguan konseps diri: harga diri rendah

1) Data obyektif:

Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif

tindakan, ingin mencederai diri.

2) Data subyektif:

Klien mengatakan : saya tidak bisa, tidak mampu, bodoh / tidak tahu apa –

apa, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri.

5. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi …. berhubungan dengan

menarik diri.

2. Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.

6. RENCANA TINDAKAN.

Diagnosa Keperawatan 1: Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi…….

Berhubungan dengan menarik diri

a. Tujuan umum:

Tidak terjadi perubahan persepsi sensori: halusinasi ….

b. Tujuan khusus:

1) Klien dapat membina hubungan saling percaya

Tindakan:

o Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, memperkenalkan diri,

jelaskan tuiuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat

kesepakatan / janji dengan jelas tentang topik, tempat, waktu.

o Beri perhatian dan penghargaan: temani kilen walau tidak menjawab

o Dengarkan dengan empati : beri kesempatan bicara, jangan terburu-buru,

tunjukkan bahwa perawat mengikuti pembicaraan klien.

2) Klien dapat menyebut penyebab menarik diri

Tindakan:

Page 10: LP MEnarik diri.doc

o Bicarakan penyebab tidak mau bergaul dengan orang lain.

o Diskusikan akibat yang dirasakan dari menarik diri.

3) Klien dapat menyebutkan keuntungan hubungan dengan orang lain

Tindakan:

o Diskusikan keuntungan bergaul dengan orang lain.

o Bantu mengidentifikasikan kernampuan yang dimiliki untuk

bergaul.

4) Klien dapat melakukan hubungan sosial secara bertahap: klien-perawat,

klien-perawat-klien lain, perawat-klien-kelompok, klien-keluarga.

Tindakan:

o Lakukan interaksi sering dan singkat dengan klien jika mungkin

perawat yang sama.

o Motivasi temani klien untuk berkenalan dengan orang lain

o Tingkatkan interaksi secara bertahap

o Libatkan dalam terapi aktivitas kelompok sosialisasi

o Bantu melaksanakan aktivitas setiap hari dengan interaksi

o Fasilitasi hubungan kilen dengan keluarga secara terapeutik

5) Klien dapat mengungkapkan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain.

Tindakan:

o Diskusi dengan klien setiap selesai interaksi / kegiatan

o Beri pujian atas keberhasilan klien

6) Klien mendapat dukungan keluarga

Tindakan:

o Beri pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien melalui pertemuan

keluarga

o Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.

Page 11: LP MEnarik diri.doc

Diagnosa 2: Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah

1. Tujuan umum :

Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal

2. Tujuan khusus :

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya

Tindakan :

o Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi

terpeutik

b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang

dimiliki

Tindakan :

o Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimilikiklien.

o Setiap bertemu klien hindarkan dari penilaian negatif.

o Utamakan memberi pujian yang realistik.

c. Klien dapat menilai kemampun yang dimiliki

Tindakan :

o Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan

selama sakit

o Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkn penggunaannya.

d. Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan

kemampun yang dimiliki

Tindakan :

o Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap

hari sesuai kemampuan

o Tingkatkan kegiatan sesuai toleransi kondisi klien

Page 12: LP MEnarik diri.doc

o Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien

lakukan

e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi sakit dan

kemampuannya

Tindakan :

o Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah

direncanakan

o Beri pujian atas keberhasilan klien

o Diskusikan kemungkinan pelaksanan di rumah

f. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada

Tindakan :

o Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien

dengan harga diri rendah

o Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat

o Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.

Page 13: LP MEnarik diri.doc

DAFTAR PUSTAKA

Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999

Stuart, G. W., 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta: EGC.

Capernito , L. J., & Moyet, 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 10. Jakarta: EGC.

Hamid, A. Y. dkk, 2000. Keperawatan Jiwa I. Jakarta : Direktorat Pelayanan Keperawatan Depkes RI.

Keliat, B. A. dkk, 2002. Asuhan Keperawatan Propesional Jiwa Pada Hubungan Sosial menarik Diri. Makalah dipresentasikan dalam Pelatihan Nasional Asuhan Keperawatan Jiwa dan Komunikasi Terapeutik Keperawatan. Batu –Malang, 31-21 Oktober.

Marawis, W. F., 2005. Ilmu Kedokteran Jiwa. Cetakan IX. Airlangga University Pres Surabaya.

Santosa, 2005-2006. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda. Prima Medika.

Rawlins, R.P. et al, 1993. Mental Health Phychiatri Nursing: A Holisti Life Cyile Approach. London : Mosby Year Medika.

Sutrisno. 2008. Menarik Diri. online. Available: trisnoners. blogspot. com/ 14 Oktober 2008, jam 14.00 wita.