lp dan asuhan keperawatan halusinasi
DESCRIPTION
Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Halusinasi Keperawatan JiwaTRANSCRIPT
KEPERAWATAN JIWA ILAPORAN PENDAHULUAN DAN
ASUHAN KEPERAWATAN HALUSINASI
Dosen Pembimbing :
Ns. Puguh Santoso, S.Kep
Disusun Oleh :
AHMAD SATRIYO ADI NEGORO
2013.49.003
Tk. 2A
PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DIIIAKADEMI KEPERAWATAN DHARMA HUSADA KEDIRI
2015
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT, karena dengan
rahmat dan hidayah-Nya, maka makalah dengan judul “LAPORAN
PENDAHULUAN HALUSINASI” telah tersusun untuk memenuhi tugas
Keperawatan Jiwa I.
Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik atas bantuan dari berbagai
pihak. Ucapan terimakasih kami haturkan kepada :
1. Ns. Puguh Santoso, S.Kep selaku dosen pembimbing mata kuliah
Keperawatan Jiwa I dalam pembuatan makalah ini.
2. Seluruh teman-teman dan semua pihak yang telah membantu menyelesaikan
makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penyusun membuka hati untuk menerima saran dan kritik yang
sifatnya membangun, dari segenap pembaca sehingga makalah ini dapat
digunakan dengan baik.
Harapan penyusun, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan
menambah wawasan terutama bagi penyusun maupun untuk semua pihak.
Kediri, 25 Februari 2015
Penyusun
HALUSINASI
A. Pengertian
Menurut Varcarolis, Halusinasi dapat didefinisikan sebagai
terganggunya persepsi seseorang, dimana tidak terdapat stimulus. Tipe halusinasi
yang paling sering adalah halusinasi pendengaran (Auditory-hearing voices or
sounds), penglihatan (visual-seeing persons or things), penciuman (olfactory-
smelling odors), pengecapan (gustatory-experience tastes).
Diperkirakan lebih dari 90% klien dengan skizofrenia mengalami
halusinasi. Meskipun bentuk halusinasinya bervariasi tetapi sebagian besar klien
skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa mengalami halusinasi dengar. Suara dapat
berasal dari dalam diri individu atau dari luar dirinya. Suara dapat dikenal
misalnya suara nenek yang meninggal. Suara dapat tunggal atau multipel. Isi suara
dapat memerintahkan sesuatu pada klien atau seringnya tentang perilaku klien
sendiri. Klien sendiri merasa yakin bahwa suara itu berasal dari Tuhan, setan,
sahabat, atau musuh. Kadang-kadang suara yang muncul semacam bunyi suara
yang mengandung arti.
B. Faktor Penyebab Halusinasi
Predisposisi :
a. Faktor Perkembangan
Tugas perkembangan klien yang terganggu misalnya rendahnya kontrol dan
kehangatan keluarga menyebabkan klien tidak mampu mandiri sejak kecil,
mudah frustasi, hilang percaya diri dan lebih rentan tehadap stress.
b. Faktor Sosiokultural
Seseorang yang merasa tidak diterima lingkungannya sejak bayi akan merasa
disingkirkan, kesepian, dan tidak percaya pada lingkungannya.
c. Faktor Biokimia
Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Adanya stress yang
berlebihan dialami seseorang maka di dalam tubuh akan dihasilkan suatu zat
yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia seperti Buffofenon dan
Dimetytranferase (DMP). Akibat stress berkepanjangan teraktivasinya
neurotransmitter otak. Misalnya terjadi ketidakseimbangan acetylcholin dan
dopamin.
d. Faktor Psikologis
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah terjerumus pada
penyalahgunaan zat adiktif. Hal ini berpengaruh pada ketidakmampuan klien
dalam mengambil keputusan yang tepat untuk masa depannya. Klien lebih
memilih kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata menuju alam hayal.
e. Faktor Genetik dan Pola Asuh
Penelitian menunjukan bahwa anak sehat yang diasuh oleh orangtua
skizofrenia cenderung mengalami skizofrenia. Hasil studi menunjukkan
bahwa faktor keluarga menunjukkan hubungan yang sangat berpengaruh pada
penyakit ini.
C. Tanda dan Gejala
Fase I (Menyenangkan)
Karakteristik :
Mengalami ansietas, rasa bersalah dan ketakutan
Mencoba berfokus pada pikiran yang dapat menghilangkan rasa cemas
Perilaku dan pengalaman sensori masih dalam kontrol pikiran
Non psikotik
Perilaku pasien :
Tersenyum sendiri, tertawa sendiri
Menggerakkan bibir tanpa bicara, respon verbal lambat
Diam dan berkonsentrasi
Fase II (Menyalahkan)
Karakteristik :
Adanya pengalaman sensori yang menakutkan
Mulai merasa kehilangan kontrol
Merasa dilecehkan oleh pengalaman, menarik diri
Non psikotik
Perilaku pasien :
Meningkatnya denyut jantung, pernafasan dan tekanan darah
Perhatian dengan lingkungan kurang
Konsentrasi terhadap pengalaman sensori
Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi
Fase III (Konsentrasi)
Karakteristik :
Klien menyerah dan menerima pengalaman sensorinya
Klien kesepian bila pengalaman sensori berakhir
Isu halusinasi menjadi atraktif dan menarik
Klien terbiasa dengan halusinasinya dan tidak berdaya
Psikotik
Perilaku pasien :
Perintah halusinasi ditaati
Sulit berhubungan dengan orang lain
Perhatian dengan lingkungan berkurang
Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat, tampak tremor dan
berkeringat
Fase IV (Menguasai)
Karakteristik :
Pengalaman sensori menakutkan dan mengancam
Klien tidak berdaya, hilang kontrol, dan tidak dapat berhubungan
dengan lingkungan
Halusinasi berakhir dalam beberapa jam atau hari jika tidak ada terapi
terapeutik
Psikotik berat
Perilaku pasien :
Perilaku panik, potensi akut suicide
Aktifitas fisik merefleksikan halusinasi
Tidak mampu berespon pada lebih dari satu orang
Tidak bisa berespon terhadap perintah yang kompleks
D. Rentang respon halusinasi
E. Etiologi
Faktor predisposisi :
a. Faktor genetik
b. Faktor Neurobiology
c. Studi Neurotransmiter
d. Psikologis
Faktor Presipitasi :
a. Sosial budaya
b. Stres lingkungan dan respon neurobiologis maladaptif :
Penuh kritik
Kehilangan harga diri
Gangguan hubungan interpersonal
Tekanan ekonomi.
F. Akibat
Klien yang mengalami halusinasi sukar untuk mengontrol diri dan sukar
untuk berhubungan dengan orang lain. Apabila perilaku halusinasinya berupa hal
yang tidak menyenangkan maka akan mengakibatkan individu tersebut melakukan
atau mencederai orang lain dan lingkungan. (PPNI, 2002).
ASUHAN KEPERAWATAN HALUSINASI
A. Pohon Masalah
Effect : Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Core Problem : Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi
Causa : Isolasi sosial : Menarik diri
B. Masalah yang Muncul dan Data yang Perlu Dikaji
No Data Fokus Masalah Keperawatan
1. DS :
- Klien mengatakan sering
mendengar suara-suara gemuruh
pada pagi dan malam.
- Klien mengatakan pernah mondok
di RSJ dengan penyakit yang
sama.
DO :
- Klien tampak sering komat-kamit
- Klien sering menyendiri
- ADL mandiri.
Gangguan sensori persepsi :
Halusinasi Auditori
2. DS :
- Klien mengatakan sering
Resiko mencederai diri sendiri,
orang lain dan lingkungan.
mendengar bisikan-bisikan hingga
membuatnya marah
DO :
- Klien bingung, kadang mengamuk
dan memukul
3. DS :
- Klien mengatakan sering
menyendiri dan jarang mengobrol
dengan teman atau orang lain.
DO :
- Melamun, menyendiri, pasif
Interaksi dengan orang lain berkurang
Isoslasi sosial : Mearik diri
C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan persepsi sensori halusinasi (lihat, dengar, raba, kecap, bau)
2. Resiko perilaku kekerasan pada diri sendiri dan orang lain
3. Isolasi sosial : menarik diri
D. Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa : Gangguan persepsi sensori halusinasi (lihat, dengar, raba,
kecap, bau)
Tujuan Umum : Klien mampu mengontrol halusinasinya
Tujuan Khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
KH : Setelah dilakukan ....x pertemuan klien menunjukkan tanda-tanda
percaya pada perawat
Intervensi :
1. Sapa klien dengan ramah
2. Perkenalkan diri dengan sopan
3. Jelaskan tujuan pertemuan
4. Tunjukkan sikap empati dengan menerima klien apa adanya dan
beri perhatian
b. Klien dapat mengenal halusinasinya
KH : Setelah dilakukan ....x pertemuan klien meyebutkan (isi, waktu,
frekuensi, situasi, kondisi yang menimbulkan halusinasi)
Intervensi :
1. Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
2. Observasi tingkah laku klien sesuai dengan halusinasinya
3. Bantu klien mengenal halusinasinya
4. Diskusikan dengan klien tentang frekuensi dan waktu halusinasi
5. Kaji respon klien saat terjadi halusinasi
c. Klien dapat mengontrol halusinasinya
KH : Setelah dilakukan ....x pertemuan klien meyebutkan tindakan
yang dapat dilakukan untuk mengendalikan halusinasinya.
Intervensi :
1. Identifikasi cara yang selama ini dilakukan saat terjadi halusinasi
2. Diskusikan manfaat cara tersebut
3. Diskusikan cara baru untuk mengendalikan halusinasi
( menghardik, bercakap-cakap dengan orang lain, melakukan
aktivitas, minum obat teratur )
4. Beri kesempatan untuk melakukan cara tersebut saat halusinasinya
timbul
d. Klien dapat dukungan dari keluarga untuk mengontrol halusinasinya
KH : Setelah dilakukan ....x pertemuan keluarga dapat meyebutkan
pengertian, tanda dan gejala, serta proses terjadinya halusinasi.
Intervensi :
1. Buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan
2. Diskusikan dengan keluarga tentang :
Pengertian halusinasi
Tanda dan Gejala halusinasi
Cara yang dapat dilakukan untuk memutus halusinasi
Proses terjadi halusinasi
Obat-obat untuk halusinasi
Cara merawat anggota keluarga yang mengalami halusinasi
Berikan informasi waktu
e. Klien dapat memanfaatkan obat dengan benar
KH : Setelah dilakukan ....x pertemuan klien dapat mengerti obat yang
perlu diminum
Intervensi :
1. Diskusikan frekuensi, dosis, dan manfaat obat
2. Anjurkan minum obat
3. Diskusikan efek bila menghentikan obat tanpa konsultasi
4. Jelaskan 5 tepat dalam penggunaan obat
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall, 2000. Diagnosa kepoerawatan Aplikasi pada praktis
klinis (terjemahan). Edisi 6. Jakarta : EGC.
Maramis, W.F, 1990. Ilmu Kedokteran Jiwa, Erlangga Universitas Press,
Surabaya.
Rasmun, 2001. Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi dengan
Keluarga, Jakarta : CV. Sagung Seto.
Stuart & Sunden, 1998. Pocket Guide to Psychiatric Nursing. Jakarta : EGC.