li 5
TRANSCRIPT
LI.5.Pemeriksaan Ekstraoral dan Intraoral
LO.5.1. Memahami dan Menjelaskan Ekstraoral
PEMERIKSAAN EXTRA ORAL, adalah pemeriksaan di luar mulut. Yang perlu diperhatikan pada pemeriksaan ini antara lain :
1. Bentuk muka :Kelenjar leher/cervical gland
2. Pinggir rahang :Kelenjar tiroid
3. Pipi :Temporomandibular joint (TMJ)
4. Kepala :Ada trismus
5. Kelenjar submandibularis kiri dan kanan
Pemeriksaan Extra Oral dilakukan dengan cara :
1.Inspeksi visual (dengan mata)
Dengan mata kita dapat langsung melihat kelainan-kelainan/perubahan-perubahan extra oral pada waktu penderita datang. Misalnya :
Kelainan pada muka : asimetris muka yang disebabkan oleh akut dental abses akan terlihat tempat dari pembengkakan, warna dari pembengkakan, pembengkakannya mengkilap/tidak dan sebagainya
Pembengkakan unilateral/bilateral
Adanya kelainan pada leher. Misalnya ada pembesaran dari kelenjar tiroid
Penderita dengan kelainan facial paralysis. Penderita sukar untuk menutup mata.
2.Palpasi (perabaan)
Palpasi adalah pemeriksaan dengan menggunakan ujung jari tangan.
Guna dari pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui :
Konsistensi dari suatu jaringan
Adanya rasa sakit/tidak
Adanya fluktuasi/tidak
Keadaan permukaan jaringan halus/kasar
Suhu jaringan
Guna pemeriksaan palpasi pada suatu pembengkakan ialah untuk mengetahui :
a. Konsistensi lunak/keras
b. Adanya fluktuasi/tidak
c. Sakit/tidak
Untuk mengetahui suhu dari suatu jaringan panas/tidak, digunakan permukaan punggung tangan
Untuk pemeriksaan kelenjar limfe, untuk mengetahui keadaannya apakah lunak/keras, sakit/tidak dan sebagainya
Untuk mengetahui permukaan jaringan suatu keradangan apakah licin/kasar
Untuk mengetahui apakah pinggiran rahang teraba/tidak Untuk mengetahui adanya kripitasi yang biasanya terdapat pada suatu
fraktur Untuk memeriksa kelenjar ludah misalnya kelenjar submandibula kiri dan
kanan, kelenjar tiroid, kelenjar cervical
Kelainan-kelainan extra oral antara lain adalah :
1. Kelainan pada muka :
Pembengkakan karena abses gigi
Tumor pada mandibula/maxilla
Dislokasi dari mandibula
Facial paralysis dan sebagainya
2. Kelainan pada pipi :
- Pembengkakan karena abses gigi
- Tumor
- Luka oleh karena trauma
3. Kelainan pada bibir :
- Cleft lip (sumbing, cheiloschisis, herelip)
Kelainan ini banyak terdapat pada bibir atas dan pada bibir bagian tengah, biasanya berhubungan dengna kegagalan menyatunya maksila dengan median nasal proses. Dapat unilateral dan biasanya karena faktor genetik.
- Lesi pada bibir mungkin karena trauma
- Cheilosis disebabkan karena defisiensi vitamin B komplek terdapat pada sudut mulut
- Fordyce Spot’s suatu pigmentasi yang ditandai dengan bintik-bintik yang berwarna putih kekuning-kuningan dan permukaannya rata, tidak sakit
- Tumor pada bibir disebut papiloma, hemangioma
4. Kelainan pada rahang misalnya terjadi pembengkakan dimana pinggiran rahang tidak teraba. Ini terjadi pada PERIMANDIBULAR ABSES
5. Kelainan pada leher
a. Keradangan pada kelenjar SUBMANDIBULARIS kiri dan kanan. Cara pemeriksaan : penderita kita suruh untuk menundukkan kepalanya, lalu dengan ujung jari kita palpasi daerah dibawah mandibula lebih kurang di bawah gigi premolar dua sampai molar tiga.
- Pada keadaan normal : kelenjar ini tidak teraba karena letaknya dalam
- Pada keradangan akut : palpasi terasa lunak dan sakit
- Pada keradangan kronis : palpasi terasa keras dan tidak sakit
- Pada keradangan kronis dengan akut exacerbasi : pada palpasi terasa keras dan sakit
Keadaan ini biasanya terdapat pada :
- Pulpitis akut
- Abses gigi
- Periodontitis
- Periceronitis oleh karena impacted dari gigi molar tiga bawah
b. Pemeriksaan kelenjar leher (cervical gland)
Keradangan pada kelenjar ini disebut LYMPHADENITIS, sering terdapat pada penderita monocytic, hodgkin’s disease.
c. Pemeriksaan tiroid
Kelenjar ini terletak di tengah-tengah leher, pembesaran kelenjar ini disebut GOITER.
6. Pemeriksaan temporo mandibula joint (TMJ)
Untuk mengetahui kelainan pada sendi rahang.
7. Adanya trismus atau tidak
Pada keadaan normal biasanya penderita dapat membuka mulut setinggi 3 jari. Trismus dapat disebabkan oleh abses gigi, fraktur rahang, dan sebagainya.
LO.3.2. Memahami dan Menjelaskan Intraoral
Pemeriksaan di dalam mulut meliputi pemeriksaan :
1. Jaringan lunak mulut
Pemeriksaan ini dilakukan dengan :
a. Pemeriksaan secara visual yaitu dengan menggunakan 2 buah kaca mulut. Dengan pemeriksaan ini dapat diketahui :
Ada/tidaknya perubahan warna pada mukosa/jaringan mulut Ada pembengkakan atau tidak Bentuk dari suatu lesi Adanya fistula atau tidak (fistula = pintu keluar abses) Adanya pigmentasi gingiva, dsb
b. Dengan cara palpasi yaitu dengan ujung jari tangan
Digunakan untuk mengetahui :
Konsistensi jaringan
Sakit/tidak
Ada fluktuasi/tidak
Permukaan jaringan halus/kasar
Jaringan lunak mulut yang diperiksa antara lain :
Bibir dan labial mukosa Bukal mukosa dan mukobucalfold Dasar mulut Lidah Palatum Gingiva Jaringan periodontal Oropharrynx, dan sebagainya
Kelainan-kelainan yang terdapat pada jaringan lunak mulut, antara lain :
1. STOMATITIS : keradangan dari mukosa mulut
Penyebabnya dapat karena faktor lokal, misalnya obat-obatan, merokok dan dapat juga oleh karena faktor sistemik misalnya penderita diabetes.
2. Kelainan pada bibir dan labial mukosa pada bibir : MUCOCELE
3. Pada labial mukosa : FORDYCE’S SPOT, AFTE. Pada bukal mukosa dan mukobukafold.
- Fordyce’s spot
- White line = linea alba
- Fistula
- Cheek biting dan sebagainya
4. Kelainan pada dasar mulut
Untuk melihat kelainan pada dasar mulut, penderita kita suruh untuk mengangkat lidahnya. Kelainan yang terlihat, misalnya : Ranula adalah kelainan dari kelenjar sublingualis
5. Palatum
Terdiri dari palatum durum (bagian yang keras) dan palatum molle (bagian yang lunak). Kelainan yang terlihat misalnya :
- Palatinal abses
- Median palatinal cyst
- Cleft palate (merupakan kelainan congenital)
- Torus palatinus : yang merupakan penonjolan tulang palatum, biasanya terdapat pada garis tengah palatum durum, atau dapat juga pola satu sisi bagian belakang dari palatum durum. Bentuknya bermacam-macam ada yang datar, menonjol atau nodular.
6. Kelainan pada gingiva
- Gingiva diperiksa : bentuk, konsistensi, warna interdental papilnya, gingiva yang normal warnanya merah muda, konsistensinya padat dan kenyal, interdental papilnya tajam.
- Keradangan pada gingiva disebut GINGIVITIS
- Adanya pigmentasi
- GINGIVA RESESSION adalah turunnya gingiva sehingga akar gigi terbuka.
- Adanya pembesaran gingiva : hyperplasia dan hypertropi gingiva
- Perdarahan gingiva : dapat disebabkan oleh karena iritasi mekanis misalnya :
- Tertusuk
- Cara sikat gigi yang salah
- Faktor sistemik : diabetes mellitus
- Faktor lokal : kalkulus, adanya gangguan pembekuan darah
7. Jaringan periodontal ialah jaringan penyangga gigi yang terdiri dari gingiva, periodontal membran, tulang alveolar dan semen. Keradangan pada jaringan ini disebut : PERIODONTITIS. Penyebabnya dapat lanjutan dari : pulpitis, gangguan pulpa, trauma, kalkulus, dan sebagainya.
8. Kelainan pada lidah antara lain :
- Fissured tongue
- Macroglossia/microglossia
- Black Hairy Tongue
- Indentation Marking
- Coated Tongue
- Pigmentasi
9. Kelainan pada orofaring :
Untuk mengetahui kelainan pada orofaring digunakan tongue blade atau kaca mulut untuk menekan bagian dorsum dari lidah dan penderita disuruh mengucapkan kata “AHH”. Keradangan pada tonsil disebut : TONSILLITIS dan pada faring disebut PHARYNGITIS
2. Jaringan keras yaitu palatum dan gigi geligi
3. Keadaan oral hygiene
Oleh hyigiene dikatakan buruk apabila di dalam mulut banyak ditemukan sisa akar gigi yang berlubang stains, kalkulus, plak, matria alba yang dapat menyebabkan mulut menjadi bau. Pada penderita ini dianjurkan untuk
merawat giginya seperti pencabutan, penambalan dan membersihkan karang gigi.
(Referensi : Buku Oral Diagnosis, Oral Medicine and Treatment Planning)