modul 1 betul.docx

15
 Kelompok 3, Shift A E.01.1 Muhammad Abdi / F 111 11 054 IDENTIFIKASI BAJA TULANGAN BETON (SNI 07-2052-2002) 1. Tujuan Tujuan identifikasi adalah untuk mengetahui: jenis, bentuk penampang, ukuran & toleransi,  persyaratan mutu dan metode pengu jian, serta parameter lainnya dari baja tulangan beton. 2. Dasar Teori 1) Pengertian Baja tulangan beton: adalah baja berbentuk batang berpenampang bundar yang digunakan untuk penulangan beton, yang diproduksi dari bahan baku billet dengan cara canai panas (hot rolling) 2) Jenis / Bentuk Bentuk baja tulangan beton terdiri atas 2 (dua) jenis yaitu: Baja tulangan beton polos  adalah baja tulangan beton berpenampang bundar dengan  permukaan polos/rata (tidak bersirip), disingkat BjTP. Label Gambar 1. Baja tulangan beton polos Baja tulangan beton sirip ( deform ) adalah baja tulangan beton dengan bentuk khusus yang permukaannya memiliki sirip melintang dan rusuk memanjang yang dimaksudkan untuk meningkatkan daya lekat dan guna menahan gerakan membujur dari batang secara relative terhadap beton, disingkat BjTS.

Upload: gunawan-samsuddin-ujohn

Post on 10-Oct-2015

29 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Uji bahan konstruksi

IDENTIFIKASI BAJA TULANGAN BETON(SNI 07-2052-2002)1. TujuanTujuan identifikasi adalah untuk mengetahui: jenis, bentuk penampang, ukuran & toleransi, persyaratan mutu dan metode pengujian, serta parameter lainnya dari baja tulangan beton.2. Dasar Teori1) PengertianBaja tulangan beton: adalah baja berbentuk batang berpenampang bundar yang digunakan untuk penulangan beton, yang diproduksi dari bahan baku billet dengan cara canai panas (hot rolling)2) Jenis / BentukBentuk baja tulangan beton terdiri atas 2 (dua) jenis yaitu:Baja tulangan beton polos adalah baja tulangan beton berpenampang bundar dengan permukaan polos/rata (tidak bersirip), disingkat BjTP.Label

Gambar 1. Baja tulangan beton polos

Baja tulangan beton sirip (deform) adalah baja tulangan beton dengan bentuk khusus yang permukaannya memiliki sirip melintang dan rusuk memanjang yang dimaksudkan untuk meningkatkan daya lekat dan guna menahan gerakan membujur dari batang secara relative terhadap beton, disingkat BjTS.

Label

Sirip Rusuk Gambar 2. Baja tulangan beton sirip (deform)

Baja tulangan sirip (ulir) terdapat dalam beberapa jenis/bentuk sirip, seperti gambar berikut:

a)b). c)Jenis BambuJenis Tulang Ikan Jenis Curam Gambar 3. Jenis baja tulangan beton sirip3) UkuranUkuran diameter, penampang dan berat per meter baja tulangan beton polos seperti tercantum pada Tabel 1. berikut:

Tabel 1. Ukuran Baja Tulangan Polos

Ukuran diameter, penampang dan berat per meter baja tulangan beton sirip (deform) seperti tercantum pada Tabel 2, berikut:Tabel 2. Ukuran Baja Tulangan Sirip

Catatan: Cara menghitung luas penampang nominal, keliling, berat nominal dan ukuran sirip adalah sebagai berikut:

4) Sifat Mekanis (Mutu Baja)Sifat mekanis dan mutu kelas baja tulangan beton sesuai SNI 07-2052-2002, digolongkan dalam beberapa jenis, sesuai Tabel 3 berikut: Tabel 3. Sifat MekanisTabel D-06.1 : Sifat Mekanis Baja StrukturalJenis BajaTegangan putusMinimum, fuTegangan LelehMinimum, fyPereganganMinimum

MpaMpa(%)

Bj.34Bj.37Bj.41Bj.50Bj.553403704105005502102402502904102220181613

(Sumber : SNI 03 1729 2002)

Catatan:1. Hasil uji lengkung tidak boleh terletak pada sisi luar lengkungan.2. Untuk baja tulangan sirip S.32 nilai regangan dikurangi 2%.Untuk baja tulangan sirip S.40 dan S.50 nilai regangan dikurangi 4% dari nilai yang tercantum pada Tabel 3.3. Konversi satuan pada Tabel 3. Adalah: 1 kgf/mm2 = 9,81 N/mm2.

5) Syarat Penandaan Setiap batang baja tulangan beton harus diberi tanda (marking) dengan huruf timbul yang menunjukkan inisial pabrik pembuat serta ukuran diameter nominal. Setiap batang baja tulangan beton harus diberi tanda pada ujung-ujung penampangnya dengan warna yang tidak mudah hilang sesuai dengan kelas baja seperti pada Tabel 4.Tabel 4. Tanda kelas baja tulangan beton

Setiap kemasan harus diberi berlabel: Nama atau nama singkatan dari pabrik pembuat, Ukuran (diameter dan panjang), Kelas baja, Nomor lembaran (No. Heat), Nomor seri produksi dan tanggal produksi dan Nomor SNI.6) Istilah dan Definisi Baja tulangan beton: baja berbentuk batang berpenampang bundar yang digunakan untuk penulangan beton, yang diproduksi dari bahan baku billet dengan cara canai panas (hot rolling). Bahan baku yang digunakan: billet baja sesuai Standar Nasional Indonesia. Ukuran nominal: ukuran sesuai yang ditetapkan. Toleransi: besarnya penyimpangan yang diizinkan dari ukuran nominal. Diameter dalam: ukuran diameter tanpa sirip pada baja tulangan beton sirip. Sirip melintang: setiap sirip yang terdapat pada permukaan batang baja tulangan beton yang melintang terhadap susut batang baja tulangan beton. Rusuk: setiap sirip atau celah memanjang yang searah dan sejajar dengan sumbu baja tulangan beton Gap (rib): lebar rusuk atau celah Ikat: dua batang atau lebih baja tulangan beton diikat secara kuat, rapih dan harus memiliki ukuran, jenis serta kelas baja yang sama Bundel: dua ikat atau lebih baja tulangan beton dengan ukuran nominal, jenis serta kelas baja yang sama Lot: dua bundel atau lebih baja tulangan beton dengan ukuran nominal, jenis, serta kelas baja yang sama ditumpuk dalam satu kelompok Karat ringan: karat yang apabi!a digosok secara manual tidak meninggalkan cacat pada permukaan Cerna: luka pada permukaan baja tulangan yang terjadi akibat proses canai.3. Syarat Mutu1) Sifat tampakSyarat mutu: Baja tulangan beton tidak boleh mengandung serpihan, lipatan, retakan, gelombang, cerna yang dalam dan hanya diperkenankan berkarat ringan pada permukaan.2) BentukBaja tulangan beton polosPermukaan batang baja tulangan beton harus rata tidak bersirip.Baja tulangan beton siripPermukaan batang baja tulangan beton sirip harus bersirip teratur. Setiap batang diperkenankan mempunyai rusuk memanjang yang searah dan sejajar dengan sumbu batang, serta sirip-sirip lain dengan arah melintang sumbu batang.Sirip-sirip melintang sepanjang batang baja tulangan beton harus terletak pada jarak yang teratur. Serta mempunyai bentuk dan ukuran yang sama. Bila diperlukan tanda angka-angka atau huruf-huruf pada permukaan baja tulangan beton, maka sirip melintang pada posisi di mana angka atau huruf dapat ditiadakan.Sirip melintang tidak boleh membentuk sudut kurang dari 45 terhadap sumbu batang, apabila membentuk sudut antara 45 sampai 70, arah sirip melintang pada satu sisi, atau kedua sisi dibuat berlawanan. Bila sudutnya diatas 70 arah yang berlawanan tidak diperlukan.3) Ukuran dan toleransiDiameter, berat dan ukuran siripDiameter dan berat per meter baja tulangan beton polos seperti tercantum pada Tabel 1.Diameter, ukuran sirip dan berat per meter baja tulangan beton sirip seperti tercantum pada Tabel 2.

Toleransi diameterToleransi diameter baja tulangan beton polos dan sirip seperti pada Tabel 5Tabel 5. Toleransi diameter baja tulangan polos dan sirip

Toleransi PanjangPanjang baja tulangan beton ditetapkan 6 m, 9 m, dan 12 m.Toleransi panjang baja tulangan beton ditetapkan minus 0 mm (-0 mm) plus 70 mm (+ 70mm).Toleransi beratToleransi berat per batang dan per lot baja tulangan beton polos dan baja tulangan beton sirip ditetapkan seperti tercantum dalam Tabel 6. (Sumber SNI 07-2052-2002), sebagai berikut:

Tabel 6. Toleransi berat baja tulangan polos dan siripDiameter Nominal(mm)Toleransi Berat (%)

Per Batang TulanganPer Lot Tulangan

6 d 8 7 6

10 d 11 6 5

16 d 28 5 4

d 28 4 3,5

4) Sifat MekanisSifat mekanis baja tuiangan beton ditetapkan seperti tercantum pada Tabel 3 di atas.Pengujian tarik dilakukan berdasarkan SNI 07-2529-1991 Metode pengujian kuat tarik baja beton dan pengujian lengkung berdasarkan SNI 07-0410-1989, Cara uji lengkung tekan (Modul tersendiri).4. Pengujian Sifat Tampak, Bentuk dan Ukuran1) Cara pengambilan contoha. Pengambilan contoh dilakukan oleh petugas yang berwenang.b. Petugas pengambil contoh harus diberi keleluasaan oleh pihak produsen atau penjual untuk melakukan tugasnya.c. Pengambilan contoh dilakukan secara acak (random).d. Setiap kelompok yang terdiri dari nomor leburan dan ukuran yang sama diambil satu contoh uji.e. Setiap kelompok yang terdiri lebih dari satu nomor leburan (campuran) dari satu ukuran dan satu kelas baja yang sama, diambil 1 (satu) contoh uji setiap 25 (dua puluh lima) ton sebanyak-banyaknya 5 (lima) contoh uji.f. Contoh untuk uji sifat mekanis diambil sesuai dengan kebutuhan masing-masing, maksimum 1,50 m yang dipotong dari salah satu ujung batang baja tulangan beton dan tidak boleh dengan cara panas.2) Peralatana. Alat ukur panjang: Jangka sorong, Micrometer, Rol meter,

Gambar 4. Jenis Alat Ukur Panjang

b. Alat ukur berat: Timbangan

Gambar 5. Jenis Alat Ukur Berat3) Cara Melakukana. Uji sifat tampak dilakukan secara visual tanpa bantuan alat untuk memeriksa adanya cacat-cacat seperti pada butir 3.1).b. Uji kebundaran dilakukan dengan mengukur diameter malsimum dan minimum pada penampang yang sama.c. Pengukuran diameter dilakukan pada 3 (tiga) tempat yang berbeda dalam 1 (satu) contoh uji dan dihitung nilai rata-ratanya (catat diameter maksimum dan minimum).d. Penentuan berat ditetapkan berdasarkan berat nyata (aktual) yang diperhitung-kan dengan panjang contoh uji.e. Pengukuran sirip dan rusuk terhadap Baja tulangan beton sirip:1) Pengukuran jarak sirip dilakukan dengan cara mengukur 10 (sepuluh) jarak sirip yang berderet kemudian dihitung nilai rata-ratanva.2) Pengukuran tinggi sirip dilakukan terhadap 3 (tiga) kali buah sirip dan dihitung nilai rata-ratanya.3) Pengukuran terhadap lebar rusuk dilakukan dengan mengukur lebar semua rusuk atau celah kemudian hasil pengukuran lebar masing-masing rusuk dijumlahkan.

4) Pengukuran sudut sirip melintang dilakukan dengan membuat gambar yang diperoleh dengan cara mengelindingkan potongan uji di atas permukaan lempengan lilin atau tanah liat, kemudian dilakukan pengukuran sudut sirip pada gambar lempengan tersebut.5. Hasil Pemeriksaan / Pengukuran1) Baja Tulangan Polos (Bj. TP) Sifat TampakHasil pengamatan visual, tidak ada: serpihan, lipatan, retakan, gelombang, cerna, kecuali berkarat ringan. (Memenuhi persyaratan). BentukHasil pemeriksaan bentuk permukaan, diperoleh: Permukaan rata dan tidak bersirip. (Memenuhi persyaratan). Ukuran

Gambar 6. Sketsa baja tulangan polos

DiameterHasil pengukuran diameter, diperoleh: d1 = 9,8 mm dmin = 9,7 mm dmaks = 9,8 mm Diameter rata-rata = = 9,77 mm

Penyimpangan diameter= dav - d= 9,77 - 10= -0,23 mm < 0,4 mmBatas toleransi diameter 0,4 mm (memenuhi)

Penyimpangan kebundaran = {(dmaks dmin) x toleransi} x 100 = {( 9,8 9,7 ) x 0,4} x 100 = 4 % < 70%Batas toleransi kebundaran maksimum 70% (memenuhi) Panjang batangHasil pengukuran sampel diperoleh ls = 12,025 mPenyimpangan panjang= ls l= 12025 12000= 25 mm < 70 mm Batas toleransi panjang -0 m dan +70 (memenuhi) Berat (M)Hasil penimbangan berat sampe diperoleh Ms = 7,28 kg/batangPenyimpangan berat= {(Ms lM)/lM} x 100= {(7,28 (12 x 0,617))/(12 x 0,617)} x 100= -1,67 % < 6% Batas toleransi berat perbatang 6% (memenuhi)

2) Baja Tulangan Sirip (Bj. TS)Sampel baja tulangan sirip yang akan diperiksa berlabel S.25 dengan kelas baja tulangan Bj. TS.35 dan panjang 12 m : d = 25 mmhmin= 1,3 mmdo = 23,6 mmhmaks= 2,5 mml= 12 mPmaks= 17,5 mmM= 3,85 kg/mbmaks= 19,7 mm

Sifat TampakHasil pengamatan sifat tampak, berdasarkan pengamatan visual, diperoleh : tidak ada serpihan, lipatan, retakan, gelombang dan cerna yang dalam kecuali berkarat ringan.(Memenuhi persyaratan). BentukHasil pemeriksaan bentuk permukaan, diperoleh: Mempunyai sirip yang melintang dibatang secara beraturan dengan bentuk dan ukuran yang sama. Mempunyai dua buah rusuk yang memanjang sejajar dengan sumbu batang. jenis sirip adalah jenis tulang ikan.(Memenuhi persyaratan). Ukuran

Gambar 7. Sketsa baja tulangan sirip

Diameter dalamHasil pengukuran diameter dalam, diperoleh: dmaks= 23,6 mm dmin= 23,4 mm do= 23,5 mm

Diameter rata-rata = = 23,4 mm

Penyimpangan diameter= doav - do= 23,4 23,6= -0,2 mm < 0,4 mmBatas toleransi diameter 0,4 mm (memenuhi)

Penyimpangan kebundaran = {(dmaks dmin) x toleransi} x 100 = {( 23,6 23,4 ) x 0,4} x 100 = 8 % < 70%Batas toleransi kebundaran maksimum 70% (memenuhi)

Panjang batangHasil pengukuran sampel diperoleh ls = 12,033 mPenyimpangan panjang= ls l= 12033 12000= 33 mm < 70 mm Batas toleransi panjang -0 m dan +70 (memenuhi)

Berat (M)Hasil penimbangan berat sampe diperoleh Ms = 45,55 kg/batangPenyimpangan berat= {(Ms lM)/lM} x 100= {(45,55 (12 x 3,85))/(12 x 3,85)} x 100= -2,29 % < 5% Batas toleransi berat perbatang 5% (memenuhi)

Sirip dan Rusuk Jarak siripHasil pengukuran jarak sirip, diperoleh : p1 = 14,2 mmp2 = 14,4 mm p3 = 14,1 mm Jarak sirip rata-rata 14,23 mm

Batas jarak sirip maksimum pmaks = 17,5 mm (memenuhi) Tinggi siripHasil pengukuran tinggi sirip, diperoleh : h1 = 1,8 mmh2 = 1,5 mm h3 = 2,3 mm

Tinggi sirip rata-rata 1,86 mm , 1,3 mm < 1,86 mm < 2,5 mm

Batas tinggi sirip, hmin = 1,3 mm & hmaks =2,5 mm (memenuhi) Lebar rusukHasil pengukuran tinggi sirip, diperoleh : b1 = 7,8 mmb2 = 7,7 mm b3 = 7,5 mm Lebar rusuk rata-rata 7,67 mm < 19,7 mm

Batas lebar rusuk maksimum, bmaks =19,7 mm (memenuhi)

Sudut siripHasil pengukuran sudut sirip , diperoleh 69o > 45o Batas sudut sirip minimum 45o (memenuhi)

6. KesimpulanHasil pengujian/pemeriksaan terhadap sampel baja tulangan, sebagai berikut:1) Baja tulangan polos: (Sampel: Bj. TP. 10; d = 10 mm; l = 12 m)a. Sifat tampak: tidak ada: serpihan, lipatan, retakan, gelombang dan cerna yang dalam, kecuali berkarat ringan. (memenuhi persyaratan)b. Bentuk: bentuk permukaan rata dan tidak bersirip, sedang bentuk kebundaran penyimpangan 4 %, maksimum 70%. (memenuhi persyaratan)c. Ukuran: a. Diameter: diameter rata-rata 9,77 mm atau selisih -0,23 mm, batas toleransi 0,4 mm. (memenuhi persyaratan)b. Panjang: panjang batang rata-rata 12,025 m atau selisih +25 mm, batas toleransi minus (-0 mm) dan plus (+70 mm). (memenuhi persyaratan)c. Berat: berat batang rata-rata 7,28 kg, sedang berat ideal 7,404 kg atau selisih 0,014 kg (-1,67 %), batas toleransi 6%). (memenuhi persyaratan)2) Baja tulangan sirip: (Sampel: Bj. TS. 25; d = 25 mm; l = 12 m) a. Sifat tampak: tidak ada serpihan, lipatan, retakan, gelombang dan cerna yang dalam, kecuali berkarat ringan. (memenuhi persyaratan)b. Bentuk: bentuk sirip teratur, ukuran sirip seragam, sudut sirip 72o (ideal minimum 45o), sedang bentuk kebundaran penyimpangan 8 %, maksimum 70%. (memenuhi persyaratan)c. Ukuran: d. Diameter: diameter dalam rata-rata 23,4 mm, diameter ideal do = 23,6 mm, atau selisih -0,2 mm, batas toleransi 0,5 mm. (memenuhi persyaratan).e. Panjang: panjang batang rata-rata 12,033 m atau selisih +33 mm, batas toleransi minus (-0 mm) dan plus (+70 mm). (memenuhi persyaratan)f. Berat: berat batang rata-rata 45,55 kg, sedang berat ideal 46,20 kg atau selisih -0,63 kg (-2,69%), batas toleransi 5%. (memenuhi persyaratan)g. Sirip: jarak sirip 14,23 mm (maksimum 17,5 mm), tinggi sirip 1,86 mm (min. 1,3 mm & maks. 2,5 mm); sudut sirip 69o (minimum 45o).(memenuhi persyaratan).h. Sirip dan rusuk: Lebar rusuk 7,67 mm (maksimum 19,7 mm).(memenuhi)

Kelompok 3, Shift AE.01.15Muhammad Abdi / F 111 11 054