laporan week 2.docx

Upload: aprinia-dian-nurhayati

Post on 02-Jun-2018

253 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Laporan week 2.docx

    1/41

    1

    LAPORAN

    PROBLEM BASE LEARNING

    Yuk Atasi Diare

    Minggu ke-2

    Tanggal 4 Maret 2014

    Grup B

    Ana Dwi Fibriyanti 115070301111008

    Aprinia Dian N 115070300111009

    Asria R Lino 115070307111016

    Desi Ayu Ningtyas 115070300111020

    Ellen Natalia 115070300111030

    Firdausi Ayu Fitriani 115070301111018

    Glaveria Galuh Giriananda 115070301111009

    Lailatul Muniro 115070301111001

    Lega Satya Puspitasari 115070301111025

    Lisa Zumrotul Hasanah 115070301111026

    Qodriyah N.F 115070300111021

    Sofy Amelia Putri 115070300111037

    Suci Wulansari 115070301111017

    Yeniar Alifa Istiqomah 115070307111014

    JURUSAN GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    2014

  • 8/10/2019 Laporan week 2.docx

    2/41

  • 8/10/2019 Laporan week 2.docx

    3/41

    3

    BAB I

    ISI

    A. KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI

    CADE

    Cade 9. Mampu mengawasi, mengkoordinir, dan memimpin team untuk melakukan suatu

    konseling, pendidikan, atau kegiatanhealth promotion

    B. SKENARIO

    SKENARIO

    Yuk Atasi Diare

    Musim hujan membuat IRNA Anak RSUB mengalami peningkatan jumlah pasien

    sehingga seluruh tempat tidur terisi oleh pasien anak yang sebagian besar adalah pasien

    dengan diagnosa diare. Dari 30 pasien di IRNA anak terdapat 25 anak diare dengan usia antara

    3-10 tahun. Sebelum masuk rumah sakit beberapa ibu sudah memberikan larutan oralit buatan

    sendiri, air gula, dan oralit di apotek. Saat ini kondisi anak di rumah sakit dalam keadaan

    dehidrasi sedang dan berat. Untuk mencegah anak mengalami dehidrasi lebih lanjut di rumah

    sakit maka anak diberikan Oral Rehidration Solution (ORS). Untuk memberikan informasi

    terkait pencegahan dan penanganan pada kondisi diare maka ahli gizi diharapkan mampu

    memberikan edukasi gizi secara massal.

    C. DAFTAR UNCLEAR TERM

    TERM DEFINITION

    ORS

    (Oral Rehydration Solution)

    Cairan yang digunakan untuk penggantian cairan dan elektrolit

    seperti sodium, kalium, dan klorida, yang diperlukan untuk

    fungsi fisiologis dan efektif untuk kasus dehidrasi ringan-sedang

    (Health Link. 2010)

    Oralit Larutan campuran garam elektrolit untuk dehidrasi akibat diare

    (Depkes RI. 2011)

    Dehidrasi Keadaan yang diakibatkan kehilangan cairan tubuh yang

    berlebihan (Dorland)

    Edukasi Gizi Suatu proses yang berdimensi luas untuk mengubah perilaku

    masyarakat sehingga kebiasaaan makan yang baik dapat

  • 8/10/2019 Laporan week 2.docx

    4/41

    4

    diterapkan dalam kehidupan sehari-hari (Supariasa.2013)

    IRNA Instalasi Rawat Inap (RS. Soetomo. 2004)

    Diare Buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair bahkan

    bisa air saja dengan frekuensi lebih sering dari biasanya, bisa 3

    kali atau lebih dalam sehari (Kemenkes RI. 2011)

    Apotek Rumah obat/rumah tempat penjualan obat yang melayani

    resep dokter (KBBI)

    Dehidrasi Sedang Keadaan dimana anak mengalami penurunan berat badan 5-

    10%, anak mengalami haus, gelisah dan rewel (Depkes RI.

    2008)

    Dehidrasi Berat Anak mengalami penurunan berat badan > 10%, cubitan kulit

    perut kembali sangat lambat > 2 detik, anak tidak sadar, dan

    malas minum (Depkes RI. 2008)

    D. CUES

    CUES

    Ahli gizi diharapkan mampu mengawasi, mengkoordinir, dan memimpin team untuk

    melakukan suatu edukasi gizi secara massal terkait diare pada pasien IRNA anak RSUB

    E. DAFTARPROBLEM IDENTIFICATION

    1. Apa etiologi, faktor risiko, sign symptom, dan komplikasi dari diare serta bagaimana

    pengklasifikasinya?

    2.

    Apa saja macam-macam dehidrasi dan diare dengan dehidrasi beserta ciri-cirinya?

    3.

    Bagaimana keterkaitan diare dengan dehidrasi dan apa bahaya diare bagi tumbuh

    kembang anak?

    4. Bagaimana cara pencegahan dan penanganan diare?

    5.

    Bagaimana prinsip, syarat, tujuan dan kandungan ORS?

    6.

    Bagaimana cara membuat larutan gula dan garam yang tepat? Apa saja fungsi dan

    komponen yang ada di dalamnya serta berapa dosis yang diberikan untuk anak?

    7. Bagaimana perencanaan edukasi gizi secara massal?

    a. Tujuan

    b.

    Pihak-pihak yang terlibat

    c.

    Metode

  • 8/10/2019 Laporan week 2.docx

    5/41

    5

    d.

    Media

    e. Langkah-langkah

    f. Waktu pelaksanaan

    g.

    Materi

    8.

    Apa saja kekurangan dan kelebihan edukasi gizi secara massal?

    9. Apa aja faktor-faktor yang mempengaruhi penyuluhan?

    10.Bagaimana monitoring evaluasi dari edukasi gizi secara massal?

    F. HASIL BRAINSTORMING

    Jumat, 28 Februari 2014

    1.

    Apa etiologi, faktor risiko, sign symptom, dan komplikasi dari diare serta bagaimanapengklasifikasinya?

    Etiologi :

    -

    virus, parasit/racun dari bakteri

    - Kelainan irama usus

    - Penyalahgunaan obat laxative

    -

    Imunitas anak menurun

    Sign symptom:

    - BAB dengan konsistensi encer dan frekuensi > 5 x sehari

    - Dehidrasi

    - Perut kembung

    -

    Rewel

    - Badan panas

    - Kelesuan, lemas

    Patofisiologi:

    Sanitasi yang tidak adekuat dan infeksi oleh bakteri Bakteri, virus, parasit

    yang berasal dari lingkungan masuk ke tubuh anak yang imunitasnya belum sempurna

    dan masuk ke pencernaannya meningkatkan motilitas usus dan

    absorbsiterganggu peningkatan rangsangan sekresi ion dan air penghambatan

    absorbsi ion dan airterjadi diare encer.

    Faktor risiko:

    - Umur

    - Higiene Sanitasi lingkungan

  • 8/10/2019 Laporan week 2.docx

    6/41

    6

    -

    ASI eksklusif

    - Iklim

    - Pasien penyakit tertentu

    -

    Ketersediaan air bersih

    -

    Malnutrisi

    - Pola asuh yang salah (Penerapan makanan prelakteal, MP-ASI dini)

    - Imunitas

    Klasifikasi diare:

    -

    Osmotik

    Adanya larutan yang tidak terserap aktif secara osmotik

    -

    Parenteral- Sekretori

    Peningkatan rangsangan sekresi ion dan air, penghambatan absorbsi ion dan air

    atau keduanya

    - Traveler

    - Tropical

    -

    Weanling

    -

    Watery

    - Fermentatif

    - Neonatal

    - Nukus

    -

    Gastreogenik

    - Factitious

    - Disentri

    - Diantameba

    -

    Kronik bassilary

    - Kaketik

    Komplikasi:

    - Dehidrasi

    -

    Malnutrisi

    2.

    Apa saja macam-macam dehidrasi dan diare dengan dehidrasi beserta ciri-cirinya?

    - Dehidrasi ringan

    Kulit kering, bisa diatasi dengan pemberian cairan via oral tanpa infuse

  • 8/10/2019 Laporan week 2.docx

    7/41

    7

    -

    Dehidrasi sedang

    Tidak mengeluarkan air mata, jarang pipis, jumlah saliva sedikit

    - Dehidrasi berat

    Mata cekung, tidak sadar,kulit keriput, bagian abdomen cekung

    3.

    Bagaimana keterkaitan diare dengan dehidrasi dan apa bahaya diare bagi tumbuh

    kembang anak?

    Motilitas usus meningkat pengeluaran cairan meningkat cairan di tubuh

    berkurangdehidrasi

    4.

    Bagaimana cara pencegahan dan penanganan diare?

    Pencegahan :

    -

    Jaga higiene sanitasi- Perhatikan makanan anak

    -

    Pemberian ASI eksklusif

    -

    Menjaga status gizi anak normal

    - Pola asuh yang tepat

    - Menjaga sistem imunitas

    Penanganan :

    -

    Rehidrasi dengan pemberian larutan oralit

    - Memenuhi zat gizi anak

    5. Bagaimana prinsip, syarat, tujuan dan kandungan serta jumlah ORS?

    Komponen : larutan anion dan kationnatrium (mengikat air), kalium

    Tujuan :

    - mengembalikan kandungan cairan ke dalam tubuh untuk mencegah dehidrasi,

    - mengembalikan ion tubuh yang hilang karena diare

    Prinsip : omolaritas sama dengan cairan tubuh, disesuikan dengan kebutuhan mineral

    6.

    Bagaimana cara membuat larutan gula dan garam yang tepat? Apa saja fungsi dan

    komponen yang ada di dalamnya serta berapa dosis yang diberikan untuk anak?

    7. Bagaimana perencanaan edukasi gizi secara massal?

    a. Tujuan

    -

    Untuk mengurangi prevalensi terjadinya diare di IRNA RSUB

    -

    Untuk memberikan pengetahuan terkait diare pada anak

    - Untuk mengedukasi masyarakat yang belum tahu tentang pencegahan dan

    penanganannya agar dapat diterapkan di rumah

  • 8/10/2019 Laporan week 2.docx

    8/41

    8

    b.

    Pihak-pihak yang terlibat

    Ahli gizi, orang tua pasien, keluarga pasien,

    c. Metode

    Picture to picture

    d.

    Media

    Gambar, selebaran seperti leaflet

    e. Langkah-langkah (waktu diberikan)

    - Persiapanmenyiapkan materi untuk edukasi, menyusun outline edukasi,

    membuat media/alat bantu

    - Pelaksanaanedukasi dan konfirmasi (tanya jawab)

    Tahapan Picture to picture : AG menyiapkan gambar, peserta menyusungambar sesuai pengetahuan, klarifikasi jawaban

    f.

    Waktu pelaksanaan

    Hari ke-2 saat pasien sudah terkumpul

    g. Materi

    Gambaran umum diare, faktor penyebab, cara penanganan dini agar tidak

    semakin parah, cara pencegahan

    8.

    Apa saja kekurangan dan kelebihan edukasi gizi secara massal?

    Kelebihan : efisien, dan menyeluruh

    Kekurangan : miss-informasi, tidak terlalu spesifik, tidak efektif

    9. Apa aja faktor-faktor yang mempengaruhi penyuluhan?

    10.

    Bagaimana monitoring evaluasi dari edukasi gizi secara massal?

  • 8/10/2019 Laporan week 2.docx

    9/41

    9

    G.

    HIPOTESIS

    Diare

    Etiologi:

    a.

    Penyakit inflamantory

    b.

    Obatobatan

    c.

    Infeksi

    d.

    Malabsorbsi

    e.

    Kondisi malnutrisi

    f.

    Imunodefisiensi

    g.

    Alergi

    Faktor Risiko:

    a.

    Faktor ibu/perilaku

    b.

    Faktor lingkungan :

    c.

    Gizi buruk

    d.

    Imunodefisiensi

    e.

    Umur

    f.

    Karakteristik demografi

    g.

    Pendidikan dan

    pengetahuan orang tua

    h.

    Faktor sosial ekonomi

    Diare Tanpa Dehidrasi

    Macam-macam

    Dampak

    a.

    Jangka pendek : Penurunan asupan

    makanan, kebutuhan nutrisi

    meningkat

    b.

    Jangka panjang :

    Terjadi hipoglikemimalnutrisi

    gagal tumbuh kembangedema otak

    gagal multi organkejang,

    kematian

    Waktu (Akut Kronis)

    Patofis (omotik, sekretorik,

    inflamatorik, infeksi)

    Masalah (Disentri, Kolera)

    Tanpa gejala dehidrasi -Gelisah, rewel

    -

    Mata cekung

    -

    Ingin minum terus, ada

    rasa haus

    -

    Cubitan kulit

    perut/turgor kembali

    lambat

    -

    Lesu, tidak sadar

    -

    Mata cekung

    -

    Malas minum

    -

    Cubitan kulit

    perut/turgor sangat

    lambat > 2 detik

    Diare Dehidrasi Berat

    Sign/Symptom: Sakit perut, Mual,

    Muntah, BAB terus menerus, Nafsu

    makan berkurang, Dehidrasi, Mata

    cekung, Kelelahan, Kram pada perut,

    Demam tinggi, Feses cair dan berdarah

    Diare Dehidrasi Ringan-

    Sedang

  • 8/10/2019 Laporan week 2.docx

    10/41

    10

    Pencegahan

    -

    perilaku sehat (pemberian ASI

    eksklusif, MP-ASI, mencuci

    tangan, BAB di jamban,

    menggunakan air bersih,

    imunisasi campak)

    -

    penyehatan lingkungan

    (penyediaan air bersih,

    pengelolaan sampah, dan sarana

    pembuangan air limbah)

    Penanganan

    Di rumah Di Rumah Sakit

    ORS4 tatalaksana diare

    -

    Beri cairan tambahan

    (larutan gula

    garam/oralit

    -

    Beri zinc

    -

    Teruskan ASI eksklusif

    dan makanan

    -

    Nasihat ibu

    Edukasi Gizi Massal

    Media:

    Poster

    Leaflet

    Photo

    Slide ppt

    Metode

    Lecture Of

    discussion atau

    Ceramah Umum

    Pihak Terlibat

    -

    Ahli gizi

    -

    Perawat

    -

    Pediatritian

    -

    Keluarga

    pasien

    Tujuan

    -

    Membantu masy.

    untuk belajar

    attitude/aturan baru

    yang sesuai kebutuh-

    an masalah sasaran

    -

    Menghilangkan

    perilaku negatif

    sasaran

    Langkah

    Persiapan

    o

    materi

    o

    media yang digunakan

    o

    jadwal dan tempat

    penyuluhan

    o

    Persiapan ruangan edukasi

    Pelaksanaan

    o

    Peserta mengisi daftar hadir

    o

    Dietitian menyampaikan

    materi edukasi

    o

    Tanya jawab dan

    demonstrasi

    -

    Waktu Persiapan dilakukan dua hari

    -

    Pelaksanaannya dimulai saat rata-rata

    semua peserta edukasi datang

    -

    Maksimal pengulangan pesan edukasi

    massal 3 kali

    Materi

    -

    Gambaran umum diare

    -

    Pencegahan diare

    -

    Pembuatan oralit

    sederhana

    -

    Penanganan diare

    melalui 4 tata laksana

    diare di rumah

    -

    Bahan makanan yg

    dianjurkan dan tidak

    Prinsip:

    -

    Glukosa menarik air ke lumen usus

    -

    Natrium dan kalium menggantikan ion yang hilang-

    Memperbaiki terjadinya asidosis akibat diare dan

    dehidrasi (WHO , 2006)

    Osmolaritas antara 200-300 mmol/L

    Tujuan : pencegahan terjadinya

    dehidrasi akibat diare

    frekuensi pemberian ORS

    yaitu diberikan segera setelah

    anak mengalami diare hingga

    diare berhenti

  • 8/10/2019 Laporan week 2.docx

    11/41

    11

    Kelebihan

    -

    efisiensi waktu

    -

    materi bersifat umum

    -

    Efisien biaya

    -

    Dapat menjangkau dengan

    sasaran besar

    Kekurangan

    -

    tidak semua peserta mendapat

    kesempatan untuk berbicara

    -

    miss informasi

    -

    pemahaman setiap orang berbeda

    -

    kurang efektif

    -

    perubahan perilaku kurang maksimal

    Monev

    Kuisioner pre-test dan Post test

    1)

    Gunakan pertanyaan seperti :

    mengapa,bagaimana,kenapa ibu harus melakukan

    tatalaksanadiare dirumah

    2)

    Hindari pertanyaan yang mengarahkan

    3)

    Berikan waktu kepada ibu untuk berfikir lalu

    mnejawab pertanyaan

    4)

    Berikan pujian kepada ibu jika ibu menjawab

    pertanyaan dengan benar

    Jika dibutuhkan, beri informasi tambahan, contoh atau

    praktekkan kembali

  • 8/10/2019 Laporan week 2.docx

    12/41

    12

    H. PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE

    1. Gambaran Umum Diare

    Etiologi:

    a.

    Penyakit inflamantory

    b.

    Obatobatan

    c. Konsumsi gula berlebih

    d. Infeksi (kumankuman penyakit)

    e. Penurunan daya tahan tubuh (Mahan, 2008 dan Depkes RI, 2011)

    f.

    Malabsorbsi karbohidrat, protein dan lemak

    g. Kondisi malnutrisi : kwashiokor dan marasmus

    h.

    Imunodefisiensi (Pradani, 2012)i. Alergi

    j.

    Infeksi paranterial (infeksi yang disebabkan oleh infeksi di luar alat pencernaan :

    otitis media akut, broncopenia, dsb) (K sari, 2010)

    Sign Symptom :

    a. Sakit perut

    b.

    Mual

    c.

    Muntah

    d. BAB terusmenerus

    e. Nafsu makan berkurang

    f. Dehidrasi

    g.

    Mata cekung

    h. Kelelahan

    i. Kram pada perut

    j. Demam tinggi

    k.

    Feses cair dan berdarah (Black, 2013)

    Faktor resiko:

    a. Faktor ibu/perilaku : ibu memberikan susu melalui botol susu yang mungkin tidak

    bersih, tidak memberikan ASI (ASI eksklusif), memberikan MP- ASI terlalu dini

    akan mempercepat bayi kontak terhadap kuman, tidak menerapkan kebiasaan

    cuci tangan pakai sabun sebelum memberi ASI/ makan, setelah BAB, dan setelah

    membersihkan BAB anak, penyimpanan makanan yang tidak higienis

  • 8/10/2019 Laporan week 2.docx

    13/41

    13

    b.

    Faktor lingkungan : keterediaan air bersih yang tidak memadai, kurangnya

    ketersediaan MCK, kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk

    c. Keadaan gizi anak terutama anak dengan gizi buruk

    d.

    Orang yang mengalami imunodefisiensi (Kemenkes RI, 2011)

    e.

    Umur : semakin muda semakin besar kemungkinan mengalami diare

    f. Karakteristik demografi : sumber air bersih, jamban, jenis lantai rumah yang tidak

    kedap air maupun yang masih berlantai tanah lebih beresiko

    g. Pendidikan dan pengetahuan orang tua

    h.

    Faktor sosial ekonomi (Pradani, 2012)

    Macam-macam diare:

    a.

    Berdasarkan lama atau waktu :1. Diare akut yaitu diare yang berlangsung selama < 14 hari

    2.

    Daire kronik yaitu diare yang berlangsung selama > 14 hari

    b.

    Berdasarkan mekanisme atau patofisiologi:

    1. Diare Osmotic

    Substansi hipertonik non absorbsi menyebabkan peningkatan tekanan

    osmotik intralumen usus sehingga cairan masuk ke dalam lumen. Diare

    osmotik terjadi karena :

    a) Pasien memakan substansi non absorbsi antara lain laksan magnesium

    sulfat atau antasida mengandung magnesium

    b) Pasien mengalami malabsorbsi generalisata sehingga cairan tinggi

    konsentrasi seperti glukosa tetap berada di lumen usus

    c) Pasien dengan defec absorbtif, misalnya defisiensi disakarida atau

    malabsorbsi glukosa galaktosa

    2. Diare secretory

    Peningkatan sekresi cairan elektrolit dari usus secara aktif dan penurunan

    absorbsi atau diare dengan volume tinja sangat banyak

    3. Diare inflammatory

    Disebabkan kerena kerusakan sel mukosa usus eksudasi cairan , elektrolit dan

    mukus yang berlebihan diare dengan darah dalam tinja

    4.

    Diare pada infeksi

    a) Adanya virus

    b) Bakteri

  • 8/10/2019 Laporan week 2.docx

    14/41

    14

    -

    penempelan di mukosa

    - toksin yang menyebabkan sekresi

    - invasi mukosa

    c)

    Protozoa menempel pada epitel usus halus dan menyebabkan

    pemendekan vili yang kemungkinan menyebabkan diare

    c. Berdasarkan Masalah:

    1. Disentri adalah diare yang disertai lendir dan berdarah

    2. Kolera (Gunawan, 2010).

    Komplikasi diare:

    a. Jangka pendek :

    -

    Penurunan asupan makanan, kebutuhan nutrisi meningkat (WHO,2009)b. Jangka panjang :

    -

    Terjadi hipoglikemimalnutrisigagal tumbuh kembangedema otak

    gagal multi organkejang, kematian (Gunawan, 2010)

    - Metabolik asidosis

    - Gangguan sirkulasi sehingga terjadinya renjatan atau shock (Harianto, 2004)

    2.

    Dehidrasi

    Klasifikasi dehidrasi menurut Huang et al 2005 berdasarkan gejala fisik dan klinis

    Tanda/gejala Ringan

    (3-5%)

    Sedang

    (6-9%)

    Berat

    (>10%)

    -Tingkat kesadaran

    -

    Pengisian kembali

    kapiler

    -Membran mukosa

    -

    Denyut jantung

    -

    Laju pernafasan

    -Tekanan darah

    -Denyut nadi

    -Turgor kulit

    -

    Fontanela

    -

    Mata

    -

    Keluaran urin

    Sadar

    2 detik

    Sedikit

    meningkat

    Normal

    Normal

    Normal

    Kembali normal

    Normal

    Normal

    Menurun

    Letargi

    2-4 detik

    Kering

    Meningkat

    Meningkat

    Normal;artostatik

    Cepat dan lemah

    Kembali lambat

    Agak cekung

    Cekung

    oliguria

    Tidak sadar

    Lebih dari 4 detik

    Sangat kering

    Sangat meningkat

    Meningkat

    Menurun

    Sangat lemah

    Tak segera kembali

    Cekung

    Sangat cekung

    Anuria

  • 8/10/2019 Laporan week 2.docx

    15/41

  • 8/10/2019 Laporan week 2.docx

    16/41

    16

    Bahaya diare untuk tumbuh kembang anak:

    Pada orang dewasa, diare jarang menimbulkan kematian. Pada bayi atau anak,

    dalam waktu singkat, diare akan menyebabkan kematian. Jika diare bisa disembuhkan

    tetapi sering terjadi lagi, akan menyebabkan berat badan anak akan terus turun.

    Akibatnya anak akan kekurangan gizi, menghambat pertumbuhan fisik dan jaringan

    otaknya.

    Seperti diketahui, 60% pertumbuhan otak anak terjadi sejak anak masih

    berada di dalam kandungan sampai berusia 2 tahun. Diare pada anak

  • 8/10/2019 Laporan week 2.docx

    17/41

    17

    ditambahkan dengan makanan lain (proses menyapih). ASI mempunyai khasiat

    preventif secara imunologik dengan adanya antibodi dan zat-zat lain yang

    dikandungnya. ASI turut memberikan perlindungan terhadap diare. Pada bayi

    yang baru lahir, pemberian ASI secara penuh mempunyai daya lindung 4 kali

    lebih besar terhadap diare daripada pemberian ASI yang disertai dengan susu

    botol. Flora normal usus bayi yang disusui mencegah tumbuhnya bakteri

    penyebab botol untuk susu formula, berisiko tinggi menyebabkan diare yang

    dapat mengakibatkan terjadinya gizi buruk.

    2)

    Makanan Pendamping ASI

    Pemberian makanan pendamping ASI adalah saat bayi secara bertahap

    mulai dibiasakan dengan makanan orang dewasa. Perilaku pemberian makananpendamping ASI yang baik meliputi perhatian terhadap kapan, apa, dan

    bagaimana makanan pendamping ASI diberikan.

    Ada beberapa saran untuk meningkatkan pemberian makanan pendamping ASI,

    yaitu:

    a. Perkenalkan makanan lunak, ketika anak berumur 6 bulan dan dapat

    teruskan pemberian ASI. Tambahkan macam makanan setelah anak

    berumur 9 bulan atau lebih. Berikan makanan lebih sering (4x sehari).

    Setelah anak berumur 1 tahun, berikan semua makanan yang dimasak

    dengan baik, 4-6 x sehari, serta teruskan pemberian ASI bila mungkin.

    b. Tambahkan minyak, lemak dan gula ke dalam nasi /bubur dan biji-bijian

    untuk energi. Tambahkan hasil olahan susu, telur, ikan, daging, kacang-

    kacangan, buah-buahan dan sayuran berwarna hijau ke dalam makanannya.

    c. Cuci tangan sebelum meyiapkan makanan dan meyuapi anak. Suapi anak

    dengan sendok yang bersih.

    d.

    Masak makanan dengan benar, simpan sisanya pada tempat yang dingin

    dan panaskan dengan benar sebelum diberikan kepada anak.

    3) Menggunakan Air Bersih yang Cukup

    Penularan kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui Face-

    Oral kuman tersebut dapat ditularkan bila masuk ke dalam mulut melalui

    makanan, minuman atau benda yang tercemar dengan tinja, misalnya jari-jari

    tangan, makanan yang wadah atau tempat makan-minum yang dicuci dengan

    air tercemar.

  • 8/10/2019 Laporan week 2.docx

    18/41

    18

    Masyarakat yang terjangkau oleh penyediaan air yang benar-benar

    bersih mempunyai risiko menderita diare lebih kecil dibanding dengan

    masyarakat yang tidak mendapatkan air bersih. Masyarakat dapat mengurangi

    risiko terhadap serangan diare yaitu dengan menggunakan air yang bersih dan

    melindungi air tersebut dari kontaminasi mulai dari sumbernya sampai

    penyimpanan di rumah.

    Yang harus diperhatikan oleh keluarga :

    a. Ambil air dari sumber air yang bersih

    b.

    Simpan air dalam tempat yang bersih dan tertutup serta gunakan gayung

    khusus untuk mengambil air.

    c.

    Jaga sumber air dari pencemaran oleh binatang dan untuk mandi anak-anakd. Minum air yang sudah matang (dimasak sampai mendidih)

    e.

    Cuci semua peralatan masak dan peralatan makan dengan air yang bersih

    dan cukup.

    4) Mencuci Tangan

    Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang

    penting dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan

    dengan sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja

    anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum menyuapi makan anak dan

    sebelum makan, mempunyai dampak dalam kejadian diare (Menurunkan angka

    kejadian diare sebesar 47%).

    5)

    Menggunakan Jamban

    Pengalaman di beberapa negara membuktikan bahwa upaya

    penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar dalam penurunan risiko

    terhadap penyakit diare. Keluarga yang tidak mempunyai jamban harus

    membuat jamban dan keluarga harus buang air besar di jamban.

    Yang harus diperhatikan oleh keluarga :

    a. Keluarga harus mempunyai jamban yang berfungsi baik dan dapat dipakai

    oleh seluruh anggota keluarga.

    b.

    Bersihkan jamban secara teratur.

    c.

    Gunakan alas kaki bila akan buang air besar.

    6) Membuang Tinja Bayi yang Benar

  • 8/10/2019 Laporan week 2.docx

    19/41

    19

    Banyak orang beranggapan bahwa tinja bayi itu tidak berbahaya. Hal

    ini tidak benar karena tinja bayi dapat pula menularkan penyakit pada anak-

    anak dan orang tuanya. Tinja bayi harus dibuang secara benar. Yang harus

    diperhatikan oleh keluarga:

    a.

    Kumpulkan segera tinja bayi dan buang di jamban

    b. Bantu anak buang air besar di tempat yang bersih dan mudah di jangkau

    olehnya

    c. Bila tidak ada jamban, pilih tempat untuk membuang tinja seperti di dalam

    lubang atau di kebun kemudian ditimbun

    d. Bersihkan dengan benar setelah buang air besar dan cuci tangan dengan

    sabun.7) Pemberian Imunisasi Campak

    Pemberian imunisasi campak pada bayi sangat penting untuk

    mencegah agar bayi tidak terkena penyakit campak. Anak yang sakit campak

    sering disertai diare, sehingga pemberian imunisasi campak juga dapat

    mencegah diare. Oleh karena itu berilah imunisasi campak segera setelah bayi

    berumur 9 bulan.

    b)

    Penyehatan Lingkungan

    1) Penyediaan Air Bersih

    Mengingat bahwa ada beberapa penyakit yang dapat ditularkan

    melalui air antara lain adalah diare, kolera, disentri, hepatitis, penyakit kulit,

    penyakit mata, dan berbagai penyakit lainnya, maka penyediaan air bersih baik

    secara kuantitas dan kualitas mutlak diperlukan dalam memenuhi kebutuhan

    air sehari-hari termasuk untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Untuk

    mencegah terjadinya penyakit tersebut, penyediaan air bersih yang cukup

    disetiap rumah tangga harus tersedia. Disamping itu perilaku hidup bersih harus

    tetap dilaksanakan.

    2) Pengelolaan Sampah

    Sampah merupakan sumber penyakit dan tempat berkembang

    biaknya vektor penyakit seperti lalat, nyamuk, tikus, kecoa dsb. Selain itu

    sampah dapat mencemari tanah dan menimbulkan gangguan kenyamanan dan

    estetika seperti bau yang tidak sedap dan pemandangan yang tidak enak dilihat.

    Oleh karena itu pengelolaan sampah sangat penting, untuk mencegah

  • 8/10/2019 Laporan week 2.docx

    20/41

    20

    penularan penyakit tersebut. Tempat sampah harus disediakan, sampah harus

    dikumpulkan setiap hari dan dibuang ke tempat penampungan sementara. Bila

    tidak terjangkau oleh pelayanan pembuangan sampah ke tempat pembuangan

    akhir dapat dilakukan pemusnahan sampah dengan cara ditimbun atau dibakar.

    3)

    Sarana Pembuangan Air Limbah

    Air limbah baik limbah pabrik atau limbah rumah tangga harus dikelola

    sedemikian rupa agar tidak menjadi sumber penularan penyakit. Sarana

    pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat akan menimbulkan bau,

    mengganggu estetika dan dapat menjadi tempat perindukan nyamuk dan

    bersarangnya tikus, kondisi ini dapat berpotensi menularkan penyakit seperti

    leptospirosis, filariasis untuk daerah yang endemis filaria. Bila ada saluranpembuangan air limbah di halaman, secara rutin harus dibersihkan, agar air

    limbah dapat mengalir, sehingga tidak menimbulkan bau yang tidak sedap dan

    tidak menjadi tempat perindukan nyamuk (Kemenkes RI, 2011)

    Menurut CHE, 2009 dalam UNICEF, 2009 :

    a. Primary Prevention (mencegah/mengurangi transmisi penyakit)

    Vaksinasi rotavirus dan measles, mencuci tangan dengan sabun, meningkatkan

    suplai air minum, memperbaiki sanitasi lingkungan, mencegah stunting dengan

    intake adekuat

    b. Secondary Prevention (mengurangi keparahan penyakit)

    Mengkampanyekan ASI, suplementasi vitamin A, pemberian intake zinc yang

    cukup

    Penanganan Diare

    Menurut Departemen Kesehatan Republik Indoonesia tahun 2011, ada dua

    macam penangan diare, yaitu penanganan di rumah dan penangan di pelayanan

    kesehatan (rumah sakit) yang terbagi dalam rencana tata laksana penangan diare A, B

    dan C.

    1) Rencana Terapi A

    Diberikan pada pasien diare tanpa dehidrasi saat berada di rumah.

    Menerangkan 5 Langkah Terapi Diare di Rumah

    1. BERI CAIRAN LEBIH BANYAK DARI BIASANYA

    Teruskan ASI lebih sering dan lebih lama

  • 8/10/2019 Laporan week 2.docx

    21/41

    21

    Anak yang mendapat ASI eksklusif, beri oralit atau air matang sebagai

    tambahan

    Anak yang tidak mendapat ASI eksklusif, beri susu yang biasa diminum dan

    oralit atau cairan rumah tangga sebagai tambahan (kuah sayur, air tajin, air

    matang, dsb)

    Beri Oralit sampai diare berhenti. Bila muntah, tunggu 10 menit dan

    dilanjutkan sedikit demi sedikit.

    - Umur < 1 tahun diberi 50-100 ml setiap kali berak

    - Umur > 1 tahun diberi 100-200 ml setiap kali berak.

    Anak harus diberi 6 bungkus oralit (200 ml) di rumah bila:

    -

    Telah diobati dengan Rencana Terapi B atau C.

    - Tidak dapat kembali kepada petugas kesehatan jika diare memburuk.

    Ajari ibu cara mencampur dan memberikan oralit.

    2. BERI OBAT ZINC

    Beri Zinc 10 hari berturut-turut walaupun diare sudah berhenti. Dapat diberikan

    dengan cara dikunyah atau dilarutkan dalam 1 sendok air matang atau ASI.

    - Umur < 6 bulan diberi 10 mg (1/2 tablet) per hari

    - Umur > 6 bulan diberi 20 mg (1 tablet) per hari.

    3. BERI ANAK MAKANAN UNTUK MENCEGAH KURANG GIZI

    Beri makan sesuai umur anak dengan menu yang sama pada waktu anak sehat

    Tambahkan 1-2 sendok teh minyak sayur setiap porsi makan

    Beri makanan kaya Kalium seperti sari buah segar, pisang, air kelapa hijau.

    Beri makan lebih sering dari biasanya dengan porsi lebih kecil (setiap 3-4 jam)

    Setelah diare berhenti, beri makanan yang sama dan makanan tambahan

    selama 2 minggu

    4.

    ANTIBIOTIK HANYA DIBERIKAN SESUAI INDIKASI. MISAL: DISENTERI, KOLERA dll

    5.

    NASIHATI IBU/ PENGASUH

    Untuk membawa anak kembali ke petugas kesehatan bila :

    Berak cair lebih sering

    Muntah berulang

    Sangat haus

    Makan dan minum sangat sedikit

  • 8/10/2019 Laporan week 2.docx

    22/41

    22

    Timbul demam

    Berak berdarah

    Tidak membaik dalam 3 hari

    2) Rencana Terapi B

    Diberikan pada pasien diare dengan dehidrasi ringan/sedang di tempat pelayanan

    kesehatan seperti rumah sakit.

    UNTUK TERAPI DIARE DEHIDRASI RINGAN/SEDANG

    JUMLAH ORALIT YANG DIBERIKAN DALAM 3 JAM PERTAMA DI SARANA KESEHATAN

    ORALIT yang diberikan = 75 ml x BERAT BADAN anak

    Bila BB tidak diketahui berikan oralit sesuai tabel di bawah ini:

    UmurSampai 4 bulan 4 -12 bulan 12-24 bulan 2-5 tahun

    Berat Badan < 6 kg 6-10 kg 10-12 kg 12-19 kg

    Jumlah cairan 200-400 400-700 700-900 900-1400

    Bila anak menginginkan lebih banyak oralit, berikanlah.

    Bujuk ibu untuk meneruskan ASI.

    Untuk bayi < 6 bulan yang tidak mendapat ASI berikan juga 100-200 ml air masak

    selama masa ini.

    Untuk anak > 6 bulan, tunda pemberian makan selama 3 jam kecuali ASI dan oralit

    Beri obat Zinc selama 10 hari berturut-turut

    AMATI ANAK DENGAN SEKSAMA DAN BANTU IBU MEMBERIKAN ORALIT:

    Tunjukkan jumlah cairan yang harus diberikan.

    Berikan sedikit demi sedikit tapi sering dari gelas.

    Periksa dari waktu ke waktu bila ada masalah.

    Bila kelopak mata anak bengkak, hentikan pemberian oralit dan berikan air masak

    atau ASI.

    Beri oralit sesuai Rencana Terapi A bila pembengkakan telah hilang.

    SETELAH 3-4 JAM, NILAI KEMBALI ANAK MENGGUNAKAN BAGAN PENILAIAN,

    KEMUDIAN

    PILIH RENCANA TERAPI A, B ATAU C UNTUK MELANJUTKAN TERAPI

    Bila tidak ada dehidrasi, ganti ke Rencana Terapi A. Bila dehidrasi telah hilang, anak

    biasanya kencing kemudian mengantuk dan tidur.

    Bila tanda menunjukkan dehidrasi ringan/ sedang, ulangi Rencana Terapi B

  • 8/10/2019 Laporan week 2.docx

    23/41

    23

    Anak mulai diberi makanan, susu dan sari buah.

    Bila tanda menunjukkan dehidrasi berat, ganti dengan Rencana Terapi C

    BILA IBU HARUS PULANG SEBELUM SELESAI RENCANA TERAPI B

    Tunjukkan jumlah oralit yang harus dihabiskan dalam Terapi 3 jam di rumah.

    Berikan oralit 6 bungkus untuk persediaan di rumah

    Jelaskan 5 langkah Rencana Terapi A untuk mengobati anak di rumah

    3) Rencana Terapi C

    Diberikan pada pasien diare dengan dehidrasi berat di tempat pelayanan

    kesehatan seperti rumah sakit.

    UNTUK TERAPI DIARE DEHIDRASI BERAT DI SARANA KESEHATAN

    Beri cairan Intravena segera.

    Ringer Laktat atau NaCl 0,9% (bila RL tidak tersedia) 100 ml/kg

    BB, dibagi sebagai berikut:

    Umur Pemberian I

    30ml/kg BB

    Kemudian 70

    ml/kg BB

    Bayi < 1 tahun 1 jam* 5 jam

    Anak > 1 tahun 30 menit* 2 jam

    * Diulangi lagi bila denyut nadi masih lemah atau tidak teraba

    Nilai kembali tiap 15-30 menit. Bila nadi belum teraba, beri

    tetesan lebih cepat.

    Juga beri oralit (5 ml/kg/jam) bila penderita bisa minum;

    biasanya setelah 3-4 jam (bayi) atau1-2 jam (anak).

    Berikan obat Zinc selama 10 hari berturut-turut

    Setelah 6 jam (bayi) atau 3 jam (anak) nilai lagi derajat

    dehidrasi. Kemudian pilihlah rencana terapi yang sesuai (A, B

    atau C ) untuk melanjutkan terapi.

    Rujuk penderita untuk terapi Intravena.

    Bila penderita bisa minum, sediakan oralit dan tunjukkan cara

    memberikannya selama di perjalanan.

  • 8/10/2019 Laporan week 2.docx

    24/41

    24

    Mulai rehidrasi dengan oralit melalui Nasogastrik/ Orogastrik.

    Berikan sedikit demi sedikit, 20 ml/kg BB/jam selama 6 jam

    Nilai setiap 1-2 jam:

    - Bila muntah atau perut kembung berikan cairan lebih

    lambat.

    -

    Bila rehidrasi tidak tercapai setelah 3 jam rujuk untuk

    terapi Intravena.

    Setelah 6 jam nilai kembali dan pilih rencana terapi yang sesuai

    (A, B atau C )

    Mulai rehidrasi dengan oralit melalui mulut.

    Berikan sedikit demi sedikit, 20 ml/kg BB/jam selama 6 jam

    Nilai setiap 1-2 jam:

    - Bila muntah atau perut kembung berikan cairan lebih

    lambat.

    -

    Bila rehidrasi tidak tercapai setelah 3 jam, rujuk untuk

    terapi Intravena.

    Setelah 6 jam nilai kembali dan pilih rencana terapi yang

    sesuai.

    Catatan :

    Bila mungkin amati penderita sedikitnya 6 jam setelah rehidrasi

    untuk memastikan bahwa ibu dapat menjaga mengembalikan

    cairan yang hilang dengan memberi oralit.

    Bila umur anak di atas 2 tahun dan kolera baru saja berjangkit

    di daerah Saudara, pikirkan kemungkinan kolera dan beri

    antibiotika yang tepat secara oral begitu anak sadar.

    Pemberian cairan tambahan

    Cairan yang sesuai untuk diare dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:

    -

    Cairan yang mengandung garam seperti ORS, minuman bergaram, dan sup sayur

    atau sup ayam dengan penambahan garam. Ajarkan ibu untuk menambahkan

    garam sekitar 3g/L pada minuman atau sup yang tidak bergaram selama diare.

    Bisa juga dengan membuat larutan home-made mengandung garam 3g/L dan

    18g/L gula (sukrosa).

    -

    Cairan tanpa garam seperti air mineral, air tajin, sup tanpa tambahan garam, air

    kelapa muda, jus buah segar tanpa pemanis.

    Cairan yang tidak sesuai untuk penderita diare yaitu: minuman manis yang berasal

    dari gula karena gula memiliki sifat hipertonik yang dapat menyebabkan diare osmotik

  • 8/10/2019 Laporan week 2.docx

    25/41

    25

    dan hipernatremia. Contohnya teh manis, jus buah komersial, dan minuman

    komersial bersoda (WHO. 2005).

    Pemberian Tablet Zinc

    1.

    Untuk menggantikan zinc yang hilang selama diare, anak dapat diberikan zinc

    yang akan membantu penyembuhan diare serta menjaga agar anak tetap sehat.

    2. Pastikan semua anak yang menderita diare mendapat obat zinc selama 10 hari

    berturutturut.

    3.

    Dosis obat zinc (1 tablet = 20 mg)

    - Umur < 6 bulan : tablet/ hari

    -

    Umur 6 bulan : 1 tablet/ hari4. Larutkan tablet dalam satu sendok makan air matang atau ASI (tablet mudah larut

    30 detik), segera berikan kepada anak. Untuk anak yang usianya lebih besar, zinc

    dapat dikunyah.

    5. Bila anak muntah sekitar setengah jam setelah pemberian obat zinc, ulangi

    pemberian dengan cara memberikan potongan lebih kecil dilarutkan beberapa

    kali hingga satu dosis penuh.

    6.

    Bila anak menderita dehidrasi berat dan memerlukan cairan infus, tetap berikan

    obat zinc segera setelah anak bisa minum atau makan.

    7. Pemberian zinc harus tetap dilanjutkan meskipun diare sudah berhenti. Hal ini

    dimaksudkan unutk meningkatkan ketahanan tubuh terhadap kemungkinan

    berulangnya diare pada 23 bulan ke depan.

    8. Zinc juga dapat dilarutkan dengan larutan oralit, namun hal ini tidak dianjurkan,

    karena dikhawatirkan ibu akan menghentikan pemberian zinc jika diarenya

    berhenti. Oralit juga harus tetap diberikan, meskipun anak sudah mendapat terapi

    zinc.

    9. Zinc dapat diperoleh dengan resep dokter. Petugas kesehatan seperti bidan dan

    perawat dapat memberikan zinc dibawah pengawasan dokter (Depkes RI, 2011).

    Diet untuk Diare Persisten

    Terdapat dua diet yang direkomendasikan untuk anak dan bayi umur > 6 bulan

    dengan diare persisten berat. Jika terdapat tanda kegagalan diet atau jika anak tidak

    membaik setelah 7 hari pengobatan, diet yang pertama harus dihentikan dan diet

  • 8/10/2019 Laporan week 2.docx

    26/41

  • 8/10/2019 Laporan week 2.docx

    27/41

    27

    Bubur tempe juga bisa diberikan apabila tersedia atau bisa dibuat sendiri dengan

    cara sebagai berikut:

    Bahan:

    o

    Beras 40 g gelas

    o Tempe 50 g 2 potong

    o Wortel 50 g gelas

    Cara membuat:

    1) Buatlah bubur. Sebelum matang masukkan tempe dan wortel.

    2)

    Setelah matang diblender (atau dihancurkan dengan saringan) sampai halus.

    3) Bubur tempe siap disajikan.

    Supplemen multivitamin dan mineralSemua anak dengan diare persisten perlu diberi suplemen multivitamin dan

    mineral setiap hari selama dua minggu. Ini harus bisa menyediakan berbagai

    macam vitamin dan mineral yang cukup banyak, termasuk minimal dua RDAs

    (Recommended Daily Allowance) folat, vitamin A, magnesium dan copper. Sebagai

    panduan, satu RDA untuk anak umur 1 tahun adalah:

    -

    Folat 50 mg

    -

    Zinc 10 mg

    - Vitamin A 400 mg

    - Zat besi 10mg

    - Tembaga(copper) 1 mg

    -

    Magnesium 80 mg (WHO, 2009)

    5. Oral Rehydration Solution

    Tujuan :

    -

    Sebagai penanganan pertama pada diare akut

    - Untuk rehidrasi dan pencegahan terjadinya dehidrasi akibat diare

    - Dapat berkontribusi untuk peningkatan berat badan dan status gizi akibat dari

    diare

    -

    Mengurangi efek buruk diare pada status gizi (WHO , 2006)

    Prinsip:

  • 8/10/2019 Laporan week 2.docx

    28/41

    28

    -

    Glukosa menarik air ke lumen usus, sehingga memaksa usus kecil untuk

    menyerap cairan dengan cepat, serta memfasilitasi absorbs natrium dengan

    ratio 1 : 1 molar basis di usus halus

    -

    Natrium dan kalium dibutuhkan untuk menggantikan ion yang hilang akibat

    diare dan muntah

    - Memperbaiki terjadinya asidosis akibat diare dan dehidrasi (WHO , 2006)

    Menurut Kemenkes RI (2011), frekuensi pemberian ORS yaitu diberikan segera

    setelah anak mengalami diare hingga diare berhenti

    Tatalaksana pemberian menurut Depkes (2008):

    Cara pemberian :

    a.

    Diare tanpa dehidrasi :Pemberian satu bungkus ORS dimasukkan ke dalam satu gelas air matang (200 cc)

    - anak-anak < 1 tahun : 50100 cc setiap BAB

    - anak-anak > 1 tahun : 100200 cc setiap BAB

    b. Diare dengan dehidrasi ringan / sedang :

    Jumlah pemberian dalam 3 jam pertama di sarana kesehatan = 75 ml x BB anak

    Bila BB tidak diketahui:

    Umur < 4 bulan 4-12bulan 12-24 bulan 2-5 tahun

    Berat badan < 6 bulan 610 kg 1012 kg 1219 kg

    Jumlah cairan 200400 400 - 700 700 - 900 900 - 1400

    c. Diare dengan dehidrasi berat :

    - dengan cairan intervena : 5 ml/kg BB/jam bila penderita bisa minum, biasanya

    setelah 3-4 jam (bayi) atau 1-2 jam (anak)

    -

    tanpa cairan intravena : 20 ml / kg BB / jam selama 6 jam

    Menurut Krause (2008) pemberian rehidrasi dengan ORS dilakukan dengan melihat

    kondisi pasien:

    a. Tanpa dehidrasi :

    < 2 tahun : 50-100 ml setelah pengeluaran tinja cair

    2-9 tahun : 100-200 ml setelah mengeluarkan feses

    10 tahun : sebanyak yang diinginkan

    b. Dehidrasi

    < 4 bulan : 200-400 ml dalam 4 jam

    4-11 bulan : 400-600 ml dalam 4 jam

  • 8/10/2019 Laporan week 2.docx

    29/41

    29

    11-23 bulan : 600-800 ml dalam 4 jam

    2- 4 tahun : 800- 1200 ml dalam 4 jam

    5-14 tahun : 12002200 ml dalam 4 jam

    15 tahun : 22004000 ml dalam 4 jam

    Mengukur kembali status dehidrasi secara periodic dilanjutkan dengan pemberian

    makanan secara normal termasuk menyusui

    c. Severe dehidrasi

    Untuk bayi < 1 tahun :

    -

    30 ml/kg pada 1 jam pertama

    - 70 ml/kg pada 5 jam selanjutnya

    Anak-anak > 1 tahun :- 30 ml/kg pada 30 menit pertama

    -

    70 ml/kg pada 150 menit selanjutnya

    Adapun kutipan komposisi ORS dari Parrish (2004) sebagai berikut :

  • 8/10/2019 Laporan week 2.docx

    30/41

    30

    6.

    Larutan Gula Garam Buatan Rumahan

    Komposisi oralit buatan sendiri yaitu : 1 sdt gula pasir dan sdt garam

    dimasukan kedalam 200 cc air matang. Setelah itu diaduk rata dalam gelas dan

    diperoleh larutan gula garam yang siap digunakan.

    Dosis pemberian oralit :

    - Anak < 1 tahun50-100 ml tiap buang BAB

    - Anak > 1 tahun100-200 ml tiap BAB

    - Bila anak dehidrasi ringan atau sedang, jumlah oralit pada 3 jam pertama ->

    75 ml x BB anak

    Fungsi oralit :

    -

    Untuk mengganti cairan dan elektrolit dalam tubuh yang terbuang saat diare- Sebagai penangnan pertama pada diare akut

    -

    Untuk mengatasi dehidrasi pada pasien diare (Depkes RI, 2011).

    7. Edukasi Gizi secara Massal

    a. Tujuan

    -

    Membantu masyarakat untuk belajar attitude atau aturan baru yang sesuai

    kebutuhan masalah sasaran

    - Menghilangkan prilaku negatif sasaran

    - Adanya motivasi mengetahui lebih lanjyt tentang hal-hal yang berhubungan

    dengan Kesehatan (GTZ, 2010, Harianto, 2004, PERSAGI, 2010, dan

    Poedyasmoro, 2005)

    b. Pihak yang terlibat

    - Ahli Gizi : pemateri edukasi terkait mengenai diet dan makanan

    - Perawat : kordinator pengumpulan peserta edukasi dan sebagai penanggung

    jawab ruangan

    - Pediactrician: sebagai yang berwenang dan berkompetensi dalam

    menjelaskan materi gambaran umum, penanganan diare pada anak-anak

    - Keluarga Pasien: Sebagai sasaran edukasi massal (AETC, 2012)

    c.

    Metode yang digunakan untuk saat edukasi massal

    Lecture Of discussion atau Ceramah Umum dengan tujuan terjadinya

    perubahan prilaku ke arah yang diharapakan melalui peran aktif peserta

    memberikan umpan balik dan adanya saling tukar informasi dan pengalaman

  • 8/10/2019 Laporan week 2.docx

    31/41

    31

    sesama peserta edukasi. Selain itu, metode ceramah dapat digunakan untuk

    sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah (FS Saragih, 2011, Harianto,

    2004, dan Thomas, ANNU, 2005).

    d.

    Media Edukasi Massal

    -

    Poster jika tidak tersedia proyektor atau LCD pada ruangan tempat edukasi

    - Leaflet: bentuk penyampaian informasi kesehatan melalui lembaran yang di

    lipat.

    - Photo: sebagai media pendukung

    -

    Slide ppt: memberikan berbagai realita walaupun terbatas, cocok untuk

    sasaran relatif besar (M. Muchtar, 2011, Harianto, 2004)

    e.

    Langkah-langkah- Persiapan edukasi

    o Menentukan materi sesuai kebutuhan

    o Membuat susunan materi yang akan disajikan

    o Merencanakan media yang digunakan

    o Mengumumkan jadwal dan tempat penyuluhan

    o Persiapan ruangan edukasi (Kemenkes RI, 2013)

    -

    Pelaksanaan

    o Peserta mengisi daftar hadir

    o Dietitian menyampaikan materi edukasi

    o Tanya jawab dan demonstrasi (Kemenkes RI, 2013)

    -

    Monitoring evaluasi pelaksanaan edukasi yang telah dilaksanakan (AETC,

    2012)

    f. Waktu

    - Persiapan dilakukan dua hari

    -

    Pelaksanaannya dimulai saat rata-rata semua peserta edukasi datang

    - Maksimal pengulangan pesan edukasi massal 3 kali (Putu, 2011)

    g. Materi

    - Gambaran umum diare (penyebab, sign symptom, faktor risiko, dampak)

    -

    Pencegahan diare

    -

    Pembuatan oralit sederhana

  • 8/10/2019 Laporan week 2.docx

    32/41

    32

    -

    Penanganan diare melalui 4 tata laksana diare di rumah (pemberian cairan

    tambahan lebih dari biasanya, pemberian zink, teruskan pemberian ASI dan

    makanan, dan indikasi kapan anak dibawa ke petugas kesehatan

    -

    Managemen karbohidrat, makanan alternatif (misal susu untuk pasien

    laktosa intoleran), cara membaca label makanan

    - Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan

    o Mengurangi konsumsi kafein karena meningkatkan stimulasi aktivitas

    motorik kolon

    o Mengurangi konsumsi lemak karena menghambat pengosongan

    lambung dan meningkatkan kecepatan transit di small bowel, namun

    MCT (TG rantai menengah) boleh dikonsumsio Bahan makanan yang mengandung serat tidak larut (insoluble fiber)

    meningkatkan kecepatan bowel dan waktu transit. Lemak larut

    (soluble fiber) mengurangi rasa tidak nyaman atau nyeri atau bloating

    karena serat ini difermentasi di kolon untuk membentuk Short Chain

    Fatty Acid (AETC, 2012; UNC, 2011; Kemenkes RI, 2013; Naspghan

    Foundation, 2011).

    8. Kelebihan dan Kekurangan Edukasi Gizi secara Massal

    METODE PENYULUHAN

    SolusiKelebihan Kekurangan

    -

    efisiensi waktu

    - materi bersifat

    umum

    -

    Efisien biaya

    -

    Dapat menjangkau

    dengan sasaran

    besar

    -

    kurang efektif

    - perubahan perilaku kurang

    maksimal

    - tidak semua peserta

    mendapat kesempatan untuk

    berbicara

    - miss informasi

    - pemahaman setiap orang

    berbeda

    -

    apabila hasil dari mendekati

    keberhasilan itu kurang maka

    dibagi lagi menjadi kelompok-

    kelompok kecil untuk

    penyuluhan berikutnya

    - menyediakan waktu yang

    optimal sehingga semua sasaran

    dapat leluasa bertanya

    - Menyederhanakan kalikmat

  • 8/10/2019 Laporan week 2.docx

    33/41

    33

    9.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam Penyuluhan

    a. Faktor penyuluhmisalnya kurangnya persiapan,kurang menguasai materi yang

    akan dijelaskan,penampilan kurang meyakinkan sasaran,bahasa yang digunakan

    kurang dapat dimengerti oleh sasarn,suara terlalu kecil dan kurang didengar serta

    penyampaian materi penyuluhan terlalu monoton sehingga membosankan.

    b. Faktor sasaran misalnya tingkat pendidikan terlalu rendah sehingga sulit

    menerima pesan yang disampaikan ,tongkat sosial ekonomi terlalu rendah

    sehingga tidak begitu memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan karena lebih

    memikirkan kebutuhan yang lebih mendesak,kepercayaan dan adat kebiasaan

    yang telah tertanam sehingga sulit untuk mengubahnya,kondisi lingkungan

    tempat tinggal sasaran yang tidak mungkin terjadi perubahan perilaku.c. Faktor proses dalam penyuluhanmisalnya waktu penyuluhan yang tidak sesuai

    dengan waktu yang diinginkan sasaran,tempat penyuluhan dekat dengan

    keramaian sehingga menggangu proses penyuluhan yang dilakukan,jumlah

    sasaran pemnyuluhan yang terlalu banayk,alat peraga yang kuran,metoda yang

    digunakan kurang teapt sehingga membosankan sasaran serta bahasa yang

    digunakan kurang dimengerti oleh sasaran. (Citerawati, 2012)

    10.Monitoring Evaluasi Edukasi Gizi secara Massal

    Kuisioner pre-test dan Post test

    1) Gunakan pertanyaan seperti : mengapa,bagaimana,kenapa ibu harus melakukan

    tatalaksanadiare dirumah

    2) Hindari pertanyaan yang mengarahkan

    3) Berikan waktu kepada ibu untuk berfikir lalu mnejawab pertanyaan

    4) Berikan pujian kepada ibu jika ibu menjawab pertanyaan dengan benar

    Jika dibutuhkan, beri informasi tambahan, contoh atau praktekkan kembali

    (Kemenkes,2011)

    Monitoring dan evaluasi terhadap edukasi gizi massal terdiri atas monev outcome,

    monev impact, dan monev proses.

    a.

    Evaluasi outcome dilakukan untuk menilai pengaruh program penyuluhan

    terhadap tujuan umum program (program goal).Evaluasi ini berhubungan

    dengan penilaian pengaruh program terhadap masalah keshatan yang dituju. Ibu

  • 8/10/2019 Laporan week 2.docx

    34/41

    34

    di nilai dapat menerapkan tindakan tersebut di rumah ditandai ketika ibu

    menangani anak nya ketika diare dapat ditangani dengan tepat. Dapat dilihat

    dari rekam medis ketika anak kembali pada rumah sakit (Hawe et al dalam

    Masyuni, 2010).\

    b.

    Evaluasi impact dilakukan untuk menilai pengaruh program terhadap tujuan

    khusus program (objectif).Evaluasi ini berhubungan dengan penilaian pengaruh

    program terhadap faktor resiko yang mempengaruhi masalah kesehatan yang

    menjadi sasaran program. Dapat dilakukan kegiatan pre-test dan post-test. Jika

    hasil post-test dapat menghasilkan nilai 80 % dan ada 10 pertanyaan dan

    sasaran dapat menjawab 8 benar dan 2 salah maka edukasi yang diberikan

    dirasa berhasil (Putu, 2011 dan Hawe et al dalam Masyuni, 2010).c. Evaluasi proses dapat menggunakan PEMAT. The Patient Education Materials

    Assessment Tool (PEMAT) merupakan metode yang sistematis untuk

    mengevaluasi dan membandingkan antara kemudahan suatu materi edukasi

    untuk dipahami dan dilaksanakan. PEMAT menggunakan penilaian dengan

    sistem skoring untuk menilai kemampuan materi dipahami dan dilaksanakan.

    Ada dua versi PEMAT yaitu PEMAT-P untuk materi yang dicetak seperti brosur

    dan pamphlet dan PEMAT A/V untuk materi berupa video dan multimedia

    lainnya. PEMAT P berisi 17 item yang mengukur kemudahan materi dipahami

    dan 7 item yang mengukur kemudahan materi dilaksanakan. PEMAT A/V berisi

    13 item yang mengukur kemudahan materi dipahami dan 4 item yang mengukur

    kemudahan materi dilaksanakan. Semakin tinggi skor maka materi edukasi

    semakin mudah dipahami dan dilaksanakan. Berikut ini adalah contoh form

    PEMAT (AHRQ, 2013):

    d.

  • 8/10/2019 Laporan week 2.docx

    35/41

  • 8/10/2019 Laporan week 2.docx

    36/41

    36

  • 8/10/2019 Laporan week 2.docx

    37/41

    37

    BAB II

    KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

    KESIMPULAN

    Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair bahkan bisa air saja

    dengan frekuensi lebih sering dari biasanya, bisa 3 kali atau lebih dalam sehari. Penyebab yang

    sering mendasari timbulnya diare adalah akibat infeksi virus, bakteri/ parasit dan keracunan.

    Macam-macam diare digolongkan menjadi 3 yaitu berdasarkan waktu/lamanya diare (diare

    akut dan persisten), patofisiologi (osmotik, sekretori, inflamatorik, dan infeksi), dan

    berdasarkan masalah (disentri dan kolera). Selama diare, terjadi peningkatan hilangnya air dan

    elektrolit (Natrium, Kalium, dan Bikarbonat) yang terkandung dalam tinja cair. Apabila

    hilangnya cairan dan elektrolit ini tidak diganti secara adekuat akan timbul kekurangan cairandan elektrolit yang mengakibatkan dehidrasi dengan klasifikasi diare tanpa dehidrasi, diare

    dengan dehidrasi ringan-sedang, dan diare dengan dehidrasi berat.

    Pencegahan yang dapat dilakukan bisa melalui perilaku sehat (pemberian ASI eksklusif,

    MP-ASI, mencuci tangan, BAB di jamban, menggunakan air bersih, imunisasi campak) dan

    penyehatan lingkungan (penyediaan air bersih, pengelolaan sampah, dan sarana pembuangan

    air limbah). Penanganan diare terdiri dari 3 rencana terapi berdasarkan derajat dehidrasi yaitu

    Rencana Terapi A, B, dan C. Tatalaksana secara umum yaitu rehidrasi dengan pemberian cairan

    tambahan atau oralit, pemberian zinc setiap hari selama 10 hari berturut-turut, teruskan

    pemberian ASI dan makanan, pemberian antibiotik secara selektif, dan nasihati ibu kapan

    harus membawa anak ke sarana kesehatan.

    Untuk meningkatkan pengetahuan ibu mengenai pencegahan dan penanganan diare,

    diperlukan adanya edukasi gizi secara massal berupa penyuluhan dengan metode ceramah.

    Sebelum melakukan ceramah, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan yaitu tujuan, sasaran,

    metode yang digunakan, media yang sesuai, dan materi apa yang akan disampaikan. Dari

    metode yang digunakan, pasti ada kelebihan dan kekurangan di dalamnnya, dimana

    kekurangan dari metode ini sebaiknya dianalisis tentang solusi yang tepat untuk meminimalisir

    kekurangan yang ada. Untuk mengetahui berhasil tidaknya suatu edukasi gizi, diperlukan

    adanya proses monitoring evaluasi dengan melihat indikator keberhasilan yang telah

    ditentukan.

  • 8/10/2019 Laporan week 2.docx

    38/41

    38

    REKOMENDASI

    Skenario yang diberikan dikemas dalam kata-kata yang sederhana, namun dalam

    setiap kata mengandung suatu masalah yang harus dibahas sehingga membutuhkan kepekaan

    dan ketelitian mahasiswa dalam membahas skenario ini. Untuk kasus-kasus selanjutnya

    mungkin bisa diteruskan seperti ini lagi.

  • 8/10/2019 Laporan week 2.docx

    39/41

    39

    DAFTAR PUSTAKA

    AHRQ (Agency for Healthcare Research and Quality). 2013. The Patient Education Materials

    Assessment Tool (PEMAT) and Users Guide.AHRQ Publication 14-0002-EF.

    AIDS Education and Training Centers (AETC). 2012. Section 5: Common Complaints Diarrhea.

    http://aidsetc.org/aidsetc?page=cg-501_diarrhea.Diakses 2 Maret 2014.

    Cirterawati. 2012. Penyuluhan dan Konsultasi.

    Depkes RI. 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare. http://www.dinkes-

    tts.web.id/bank-data/category/7-pedoman-penanganan-

    diare.html?download=17:buku-saku-lintas-diare.Diakses pada tanggal 3 Maret 2014

    pukul 19.05 WIB.

    FS. Saragih, 2011. Prilaku Ibu Dalam Penatalaksanaan.

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17125/4/Chapter%20II.pdf.

    Diakses Pada Tanggal 28 Februari 2014 Pukul 17.00 WIB.

    Gunawan, Roni. 2010. Pengaruh Persepsi Ibu Balita Tentang Penyakit Diare Terhadap Tindakan

    Pencegahan Diare di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010.

    Universitas Sumatera Utara : Medan.

    Harianto. 2004. Penyuluhan Penggunaan Oralit Untuk Menanggulangi Diare Di Masyarakat.

    Departemen Farmasi FMIPA UI : Jakarta

    K.Sari, 2010. Patofisiologi Diare. Diakses Pada Tanggal 28 Februari 2014 Pukul 17.30 WIB.

    Kemenkes RI . 2011. Situasi diare di Indonesia

    Kemenkes RI. 2011. Buletin Jendela Data da Informasi Kesehatan Situasi Diare di Indonesia.

    Kemenkes RI. 2011. Panduan Sosialisasi Tatalaksana Diare Pada Balita. Direktorat Jenderal

    Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan.

    Kepmenkes. 2001. Buku Pelayanan Anak Di Rumah Sakit. 2009 . Diakses Pada Tanggal 28

    Februari 2014 Pukul 19.00 WIB.

    M. Muchtar. 2011. Penyuluhan Gizi. Diakses Pada Tanggal 28 Februari 2014 Pukul 17.05 WIB.

    Mahan, L.Katheen, Stump, Sylvia Escott. 2008. Krauses Food Nutrition Therapy. Canada :

    Elsavier

    Masyuni. 2010. Implementasi Program Promosi Pencegahan DIare pada Anak Berusia dibawah

    3 Tahun. UMS.

    Naspghan Foundation. 2011. Recognition and Management of Dietary Carbohydrate-Induced

    Diarrhea in Pediatric Patients. The NASPGHAN Foundation for Childrens Digestive

    Health and Nutrition.

    PERSAGI. 2010. Penuntun Konseling Gizi. PT. Abadi, Jakarta.

    Poedyasmoro. 2005. Buku Praktis Ahli Gizi. Jurusan Gizi Poltekkes Malang

    Pradani, Onny Septa. 2012. Pengaruh Formula Rehidrasi Oral Berbasis Beras Terhadap Lama

    Sakit Diare Akut Dehidrasi Tidak Berat.

    http://eprints.undip.ac.id/37719/1/Onny_Septa_P_G2A0081396_Lap.KTI.pdf.

    Diakses tanggal 28 Februari 2014. Pukul 20.00 WIB.

    Putu, 2011. Pemyuluhan Gizi di Rumah Sakit. Diakses Pada Tanggal 28 Februari 2014 Pukul

    19.00 WIB.

    http://aidsetc.org/aidsetc?page=cg-501_diarrheahttp://www.dinkes-tts.web.id/bank-data/category/7-pedoman-penanganan-diare.html?download=17:buku-saku-lintas-diarehttp://www.dinkes-tts.web.id/bank-data/category/7-pedoman-penanganan-diare.html?download=17:buku-saku-lintas-diarehttp://www.dinkes-tts.web.id/bank-data/category/7-pedoman-penanganan-diare.html?download=17:buku-saku-lintas-diarehttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17125/4/Chapter%20II.pdfhttp://eprints.undip.ac.id/37719/1/Onny_Septa_P_G2A0081396_Lap.KTI.pdfhttp://eprints.undip.ac.id/37719/1/Onny_Septa_P_G2A0081396_Lap.KTI.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17125/4/Chapter%20II.pdfhttp://www.dinkes-tts.web.id/bank-data/category/7-pedoman-penanganan-diare.html?download=17:buku-saku-lintas-diarehttp://www.dinkes-tts.web.id/bank-data/category/7-pedoman-penanganan-diare.html?download=17:buku-saku-lintas-diarehttp://www.dinkes-tts.web.id/bank-data/category/7-pedoman-penanganan-diare.html?download=17:buku-saku-lintas-diarehttp://aidsetc.org/aidsetc?page=cg-501_diarrhea
  • 8/10/2019 Laporan week 2.docx

    40/41

    40

    UNC. 2011. Nutritional Intervention for IBS. UNC Center for Functional GI and Motility

    Disorders.

    UNICEFWHO. 2009. Diarrhea : why children are still dying and what can be done

    WHO, 2006. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Departement of Child and

    Adolescent Health and Development : Switzerland.

    WHO. 2005. THE TREATMENT OF DIARRHOEA - A manual for physicians and other senior

    health workers. http://whqlibdoc.who.int/publications/2005/9241593180.pdf.

    Diakses tanggal 2 Maret 2014. Pukul 20.00 WIB.

    WHO. 2006. ORAL REHYDRATION SALTS Production of the new ORS. Diakses Pada Tanggal 28

    Februari 2014 Pukul 19.00 WIB.

    WHO. 2009. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak Di Rumah Sakit.Jakarta : WHO Indonesia

    Widjaja, 2008. Mengatasi Diare dan Keracunan pada Balita.

    http://whqlibdoc.who.int/publications/2005/9241593180.pdfhttp://whqlibdoc.who.int/publications/2005/9241593180.pdf
  • 8/10/2019 Laporan week 2.docx

    41/41

    TIM PENYUSUN

    A. KETUA :

    Suci Wulansari 115070301111017

    B. SEKRETARIS :

    Glaveria Galuh Giriananda 115070301111009

    Lisa Zumrotul Hasanah 115070301111026

    C. ANGGOTA

    1.

    Ana Dwi Fibriyanti 115070301111008

    2. Aprinia Dian N 115070300111009

    3.

    Asria R Lino 1150703071110164. Desi Ayu Ningtyas 115070300111020

    5.

    Ellen Natalia 115070300111030

    6.

    Firdausi Ayu Fitriani 115070301111018

    7. Lailatul Muniro 115070301111001

    8. Lega Satya Puspitasari 115070301111025

    9.

    Qodriyah N.F 115070300111021

    10.

    Sofy Amelia Putri 115070300111037

    11.Yeniar Alifa Istiqomah 115070307111014

    D. FASILITATOR

    Mbak Dian

    E. PROSES DISKUSI

    1. Diskusi pertama berjalan lancar walaupun PI hanya terpecahkan sekitar 70%

    sampai akhir diskusi

    2. Fasil sangat membantu dan memberikan informasi terkait skenario

    3.

    Mahasiswa banyak mendapatkan pengetahuan baru mengenai diare

    4. Mahasiswa lebih teliti membaca skenario karena ternyata setiap kata/kalimat

    dalam skenario bisa dijadikan sebagai masalah yang perlu dibahas.