laporan survey hidrografi waduk sermo

Upload: teguh-prihanto

Post on 02-Jun-2018

366 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Laporan Survey Hidrografi Waduk Sermo

    1/29

    LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM SURVEI HIDROGRAFI

    Pengukuran Survei Batimetri di Waduk Sermo,

    Kabupaten Kulonprogo, D.I. Yogyakarta

    Anggota Kelompok :

    Christanto Nainggolan 09/284565/TK/35378

    Aulia Fadhilah Zahro 12/333330/TK/39716

    Eldynand Trissandi T. 12/333395/TK/39761Teguh Prihanto 12/333793/TK/40135

    JURUSAN TEKNIK GEODESI

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS GADJAH MADA

    2015

  • 8/10/2019 Laporan Survey Hidrografi Waduk Sermo

    2/29

    1

    DAFTAR ISI

    BAB I. PENDAHULUAN

    I.I. Judul...( 2)

    I.II. Latar Belakang...( 2)

    I.III. Tujuan....( 3)

    I.IV. Manfaat .... .(3)

    I.V. Waktu dan Tempat Pelaksanaan .. .(3)

    BAB II. LANDASAN TEORI

    II.I. Konsep Dasar Pemetaan Batimetri ....( 4)

    II.II. Metode Akuisisi Data pada Pemetaan Batimetri ...( 4)

    II.III. Pengukuran Kedalaman Air pada SurveiBatimetri/Hidrografi .......( 6)

    II.IV. Alat yang Digunakan pada Survei Batimetri/Hidrografi . .......( 8)

    BAB III. PELAKSANAAN

    III.I. A lat dan Bahan.....( 14)

    III.II. Tahapan Pelaksanaan

    Langkah Kerja Di Lapangan ....... ....(15)

    Langkah Kerja Di Laboratorium .. ( 16)BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    IV.1. Data Hasil Pengukuran..( 23)

    IV.2. Perhitungan dan Pengolahan Data.( 24)

    IV.3. Pembahasan...( 25)

    BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

    V.1. Kesimpulan( 27)

    V.2. Saran..( 27)

    DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................(28)

  • 8/10/2019 Laporan Survey Hidrografi Waduk Sermo

    3/29

  • 8/10/2019 Laporan Survey Hidrografi Waduk Sermo

    4/29

    3

    batimetri diperoleh dari data pengukuran menggunakan echosounder yang dipasang di

    bawah atau samping kapal.

    I.3 TUJUAN

    Mahasiswa mampu melaksanakan keseluruhan proses survei sampai melakukan

    pengolahan data hasil survei hingga diperoleh peta batimetri daerah yang dipetakan

    serta bertujan agar mahasiswa memiliki pengalaman melakukan survei bathimetri.

    I.4 MANFAAT YANG DIPEROLEH

    Dari pelaksanaan praktikum ini diperoleh manfaat antara lain adalah

    - Pengalaman tentang pelaksanaan survei batimetri.

    - Mengetahui aplikasi dari teori-teori yang diberikan saat perkuliahan seperti tentang

    bar check, penggunaan alat Echosounder, mengetahui cara me navigator i kapalsesuai dengan peta rencana survei, pengunduhan data survei dari Echosounder.

    - Mampu mengolah data hasil survei serta pembuatan peta yang baik dan benar dari

    data yang telah diunduh.

    I.5 WAKTU PELAKSANAAN

    Hari, tanggal : Minggu, 7 Desember 2014

    Pukul : 08.00 15.00 WIBTempat : Waduk Sermo, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi

    Daerah Istimewa Yogyakarta

  • 8/10/2019 Laporan Survey Hidrografi Waduk Sermo

    5/29

    4

    BAB IILANDASAN TEORI

    II.1 Konsep Dasar Pemetaan Batimetri

    Batimetri adalah adalah ilmu yang mempelajari kedalaman di bawah air dan studi

    tentang tiga dimensi lantai samudra atau danau. Sebuah peta batimetri umumnya

    menampilkan relief lantai atau dataran dengan garis-garis kontur ( contour lines ) yang

    disebut kontur kedalaman ( depth contours atau isobath ), dan dapat memiliki informasi

    tambahan berupa informasi navigasi permukaan.. Awalnya, batimetri mengacu kepada

    pengukuran kedalaman samudra. Teknik-teknik awal batimetri menggunakan tali berat

    terukur atau kabel yang diturunkan dari sisi kapal. Keterbatasan utama teknik ini adalah

    hanya dapat melakukan satu pengukuran dalam satu waktu sehingga dianggap tidak

    efisien. Teknik tersebut juga menjadi subjek terhadap pergerakan kapal dan arus.

    II.2 Metode Akuisisi Data Batimetri

    1. Metode Akustik.

    Metode akustik merupakan proses-proses pendeteksian target di laut dengan

    mempertimbangkan proses-proses perambatan suara; karakteristik suara (frekuensi,

    pulsa, intensitas); faktor lingkungan / medium; kondisi target dan lainnya. Aplikasi

    metode ini dibagi menjadi 2, yaitu sistem akustik pasif dan sistem akustik aktif. Salahsatu aplikasi dari sistem aplikasi aktif yaitu Sonar yang digunakan untuk penentuan

    batimetri.Sonar (Sound Navigation And Ranging): Berupa sinyal akustik yang

    diemisikan dan refleksi yang diterima dari objek dalam air (seperti ikan atau kapal

    selam) atau dari dasar laut. Bila gelombang akustik bergerak vertikal ke dasar laut dan

    kembali, waktu yang diperlukan digunakan untuk mengukur kedalaman air, jika c juga

    diketahui (dari pengukuran langsung atau dari data temperatur, salinitas dan

    tekanan).Ini adalah prinsip echo-sounder yang sekarang umum digunakan oleh kapal-kapal sebagai bantuan navigasi. Echo-sounder komersil mempunyai lebar sinar 30-45o

    vertikal tetapi untuk aplikasi khusus (seperti pelacakan ikan atau kapal selam atau studi

    lanjut dasar laut) lebar sinar yang digunakan kurang 5o dan arahnya dapat divariasikan.

    Walaupun menunjukkan pengaruh temperatur, salinitas dan tekanan pada laju bunyi

    dalam air laut (1500 ms-1) relatif kecil dan sedikit perubahan pada c dapat

    menyebabkan kesalahan pengukuran kedalaman dan kesalahan sudut akan menambah

    keburukan resolusi.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Tiga_dimensihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lantai_samudra&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Danauhttp://id.wikipedia.org/wiki/Danauhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lantai_samudra&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Tiga_dimensi
  • 8/10/2019 Laporan Survey Hidrografi Waduk Sermo

    6/29

    5

    Teknik echo-sounding untuk menentukan kedalaman dan pemetaan dasar laut

    bertambah maju dengan berkembangnya peralatan sonar seperti SeaBeam dan

    Hydrosweep yang merupakan sistem echo-sounding multi-beam yang menentukan

    kedalaman air di sepanjang swath lantai laut di bawah kapal penarik, menghasilkan

    peta-peta batimetri yang sangat detail. Sidescan imaging system, sperti GLORIA

    (Geological Long Range Inclined Asdic), SeaMARC, dan TOBI (Towed Oceand

    Bottom Instrument) menghasilkan fotografi aerial yang sama atau citra-citra radar,

    menggunakan bunyi atau microwave. Echo-sounding banyak juga digunakan oleh

    nelayan karena ikan menghasilkan echo, dan kawanan ikan atau hewan lain dapat

    dikenali sebagai lapisan-lapisan sebaran dalam kolom air (Supangat, 2003)

    2. Satelit Altimetri .Altimetri adalah Radar (Radio Detection and Ranging) gelombang mikro yang

    dapat digunakan untuk mengukur jarak vertikal antara permukaan bumi dengan wahana

    antariksa (satelit atau pesawat terbang). Pengukuran ini dapat menghasilkan topografi

    permukaan laut sehingga dapat menduga geoid laut, arus permukaan dan ketinggian

    gelombang. Inderaja altimetri untuk topografi permukaan laut pertama kali

    dikembangkan sejak peluncuran SKYLAB dengan sensor atau radiometer yang disebut

    S-193. Satelit altimetri yaitu : GEOS-3, SEASAT, ERS-1, dan yang terakhir yangsangat terkenal adalah TOPEX/POSEIDON. Satelit terakhir ini adalah satelit misi

    bersama antara Amerika Serikat (NASA) dengan Perancis (Susilo, 2000).

    Satelit altimetri memiliki prinsip penggambaran bentuk paras laut dimana

    bentuk tersebut menyerupai bentuk dasar laut dengan pertimbangan gravitasi yang

    mempengaruhi paras laut dan hubungan antara gravitasi dan topografi dasar laut yang

    bervariasi sesuai dengan wilayah. Satelit altimetri juga memberikan bentuk gambaran

    paras muka laut. Satelit ini mengukur tinggi paras muka laut relatif terhadap pusat

    massa bumi. Sistem satelit ini memiliki radar yang dapat mengukur ketinggian satelit di

    atas permukaan laut dan sistem tracking untuk menentukan tinggi satelit pada koordinat

    geosentris. Satelit Altimetri diperlengkapi dengan pemancar pulsa radar (transmiter),

    penerima pulsa radar yang sensitif (receiver), serta jam berakurasi tinggi. Pada sistem

    ini, altimeter radar yang dibawa oleh satelit memancarkan pulsa-pulsa gelombang

    elektromagnetik (radar) kepermukaan laut. Pulsa-pulsa tersebut dipantulkan balik oleh

    permukaan laut dan diterima kembali oleh satelit. Informasi utama yang ingin

    ditentukan dengan satelit altimetri adalah topografi dari muka laut. Hal ini dilakukan

  • 8/10/2019 Laporan Survey Hidrografi Waduk Sermo

    7/29

    6

    dengan mengukur ketinggian satelit di atas permukaan laut dengan menggunakan waktu

    tempuh dari pulsa radar yang dikirimkan kepermukaan laut, dan dipantulkan kembali ke

    satelit. (Heri Andreas dalam Hasanuddin Z A).

    II.3 Pengukuran Kedalaman Air pada Survei Batimetri/Hidrografi

    1. Pengukuran kedalaman dengan menggunakan Single-beam Echosounder

    Single-beam echosounder merupakan alat ukur kedalaman air yang

    menggunakan pancaran tunggal sebagai pengirim dan penerima sinyal gelombang

    suara yang telah dipancarkan ke dalam air. Sistem batimetri dengan menggunakan

    single beam secara umum mempunyai susunan : transducer (reciever) yang

    terpasang pada lambung kapal atau sisi bantalan pada kapal. Sistem ini mengukur

    kedalaman air secara langsung dari kapal penyelidikan. Transducer yang terpasang pada lambung kapal mengirimkan pulsa akustik dengan frekuensi tinggi yang

    terkandung dalam beam (gelombang suara) secara langsung menyusuri bawah

    kolom air. Energi akustik memantulkan sampai dasar laut dari kapal dan diterima

    kembali oleh tranciever. Transducer terdiri dari sebuah transmitter yang

    mempunyai fungsi sebagai pengontrol panjang gelombang pulsa yang dipancarkan

    dan menyediakan tenaga elektris untuk besar frekuensi yang diberikan.

    Pemancar ini menerima berulang kali dalam kecepatan tinggi, sampaiurutan milidetik kecepatan. Merekam kedalaman air di bawah perahu terus

    menghasilkan resolusi tinggi berukuran kedalamn sepanjang jalur yang disurvei.

    Informasi tambahan seperti heave (naik turunnya pergerakan kapal yang disebabkan

    oleh kekuatan air laut), pitch (gerakan kapal ke arah depan (mengangguk) berpusat

    pada titik tengah kapal), dan gerakan roll (kapal menuju sisi (hull) atau dengan

    sumbu longitudinal) kapal dapat diukur dengan perangkat dengan nama Motion

    Reference Unit (MRU), yang juga digunakan untuk proses koreksi posisi

    pengukuran kedalaman menyelam berlangsung. Rentang frekuensi yang digunakan

    dalam sistem ini menurut WHSC pemetaan Sea-floor Grup beroperasi rentang

    frekuensi dari 3,5 kHz sampai 200 kHz.

  • 8/10/2019 Laporan Survey Hidrografi Waduk Sermo

    8/29

    7

    Gambar 1. Pengukuran kedalaman dengan menggunakan Single-beam Echosounder

    Dari gambar di atas terlihat bahwa kelemahan dari pengunaan Single-

    beam Echosounder ini adalah sinyal yang dipancarkan oleh transducer merupakan

    sinyal tunggal yang hanya akan menengenai satu titik di dasar laut saja. Sehingga untuk

    pembuatan kenampakan secara visual 3D kurang. Cakupan yang relatif sempit dari alat

    ini juga menjadi kerugian karena kita tidak bisa memvisualkan daerah atau dasar laut

    yang berada di sekitar transducer yang tidak terkena oleh sinyal akustik.

    2. Pengukuran kedalaman dengan menggunakan Multi-beam Echosounder

    Multi-beam Echosounder adalah alat untuk menentukan kedalaman air

    dengan cakupan area dasar laut yang luas. Prinsip operasi alat ini secara umum

    didasarkan pada balok pulsa yang dipancarkan langsung ke dasar laut dan setelah

    energi akustik dipantulkan kembali dari dasar laut (dasar laut), beberapa balok

    suara (beam) bentuk elektronik menggunakan teknik pemrosesan sinyal yang

    dikenal balok sudut. Waktu propagasi dua arah antara transmisi dan penerimaan

    dihitung oleh algoritma deteksi di dasar laut. Dengan menerapkan pelacakan

    berkas, sistem dapat menentukan kedalaman dan jarak transveral pusat cakupan

    wilayah. Multi-beam echosounder dapat menghasilkan data batimetri dengan

    resolusi tinggi (0,1 m akurasi vertikal dan kurang dari 1 m akurasi horisontal).

    Keuntungan dengan menggunakan multi-beam echosounder ketika akan

    melakukan pengukuran kedalaman kita memperoleh langsung visual 3D. itu adalah

    karena jumlah sinyal akustik yang dipancarkan oleh transduser tidak hanya satu

    (tunggal), tetapi juga menyebarkan cakupan (wide angle) yang besar. Dengan

    demikian, untuk objek atau dasar laut yang ada di sekitar transducer dengan posisi

    besar di sudut tertentu akan disimpan.

  • 8/10/2019 Laporan Survey Hidrografi Waduk Sermo

    9/29

    8

    Gambar 2. Pengukuran kedalaman dengan menggunakan Multi-beam Echosounder

    II.4 Alat yang Digunakan pada Survei Batimetri

    1. Anemometer

    Anemometer adalah sebuah alat pengukur kecepatan angin yang banyak

    dipakai dalam bidang Meteorologi dan Geofisika atau stasiun prakiraan cuaca.

    Nama alat ini berasal dari kata Yunani anemos yang berarti angin. Perancang

    pertama dari alat ini adalah Leon Battista Alberti pada tahun 1450. Selain mengukur

    kecepatan angin, alat ini juga dapat mengukur besarnya tekanan angin itu.Angin sendiri adalah udara yang bergerak dari daerah dengan tekanan

    udara tinggi ke daerah dengan tekanan udara rendah. Data angin berfungsi untuk

    mengetahui arah, durasi dan kecepatan angin tepat di rencana lokasi pemetaan yang

    berguna untuk mengetahui tekanan angin pada kapal. Fungsi dari survei angin

    adalah untuk menyusun analisa gelombang, untuk mengetahui distribusi arah dan

    kecepatan angin tepat di rencana lokasi pemetaan dan untuk merencanakan beban

    pada kapal. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan anemometer yang

    dipasang 10 meter diatas permukaan perairan dan recodernya di pasang di darat.

    Gambar 3. Gambar Memanjang Jalur Pengukuran Survei Hidorgrafi pada Muka Peta

    http://id.wikipedia.org/wiki/Kecepatanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Anginhttp://id.wikipedia.org/wiki/Meteorologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Geofisikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Yunanihttp://id.wikipedia.org/wiki/Anemoihttp://id.wikipedia.org/wiki/Anemoihttp://id.wikipedia.org/wiki/Anemoihttp://id.wikipedia.org/wiki/Yunanihttp://id.wikipedia.org/wiki/Geofisikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Meteorologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Anginhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kecepatan
  • 8/10/2019 Laporan Survey Hidrografi Waduk Sermo

    10/29

    9

    Pengamatan dilakukan selama sepanjang tahun dengan penggantian kertas grafik

    dan asesoris lainnya tiap 1 bulan.

    Gambar 4. Contoh Anemometer digital

    2.

    Currentmeter

    Currentmeter adalah alat untuk mengukur kecepatan aliran (kecepatan arus).

    Pengamatan arus bertujuan untuk mendapatkan data arah dan kecepatan arus pada

    area pemetaan setiap saat sehingga didapatkan gambaran arah arus dominan dan

    besaran arus setiap waktu . Fungsi survei arus laut adalah untuk menghindari

    pengaruh tekanan arus berarah tegak lurus kapal agar dapat manuver dengan cepat

    dan mudah.

    Pengambilan data dengan

    currentmeter dilakukan sedikitnya di tiga

    titik secara bersamaan, agar pola arus yang

    ada dapat terwakili. Setiap pengukuran

    dilakukan dalam tiga pengamatan, yaitu

    pada kedalaman 0.2d, 0.6d, dan 0.8d

    dimana d adalah kedalaman perairan pada

    posisi pengukuran. Lama pengukuran

    masing-masing minimal 24 jam per 1 hari,

    yaitu dari saat surut sampai dengan saat surut berikutnya atau pada saat pasang ke

    saat pasang berikutnya. Hal ini disebut 1 siklus pasang surut.

    Gambar 5. Currentmeter digital

  • 8/10/2019 Laporan Survey Hidrografi Waduk Sermo

    11/29

    10

    3. Grabber

    Grabber merupakan alat yang digunakan untuk mengambil materi atau sedimen

    yang berada di bawah laut. Biasanya penggunaan grabber akan diintegrasikan

    dengan tali yang telah ditandai untuk mengetahui

    kedalam grabber yang diturunkan. Sebagai contoh,

    misalkan kita ingin mengetahui materi atau sedimen

    yang berada di kedalaman 50 meter dibawah laut

    maka kita tinggal menurunkan grabber melalui tali

    sesuai dengan tanda yang telah menunjuk kedalaman

    50 meter.

    Fungsi survei sedimentasi atau penyelidikan

    tanah dan geologi ini untuk mengetahui kondisilapisan tanah (sub soil) yang hasilnya akan dipakai

    sebagai dasar perencanaan pondasi di lokasi dan juga untuk mengetahui

    sulit/tidaknya melakukan pengerukan untuk menimbun di tempat lain.

    4. Botol Nansen

    Botol nansen merupakan alat yang digunakan oleh surveior untuk mengambil

    sample air laut, danau dan sungai pada kedalaman tertentu. Botol ini terbuat daritabung acrylic dengan ketebalan 5 mm dan bahan-bahan lainnya yang tahan karat

    serta memiliki sepasang steering fins yang berguna untuk menstabilkan botol ketika

    digunakan pada arus deras memiliki kapasitas 2.2 lt, 3.2 lt atau 4.2 lt. Alat ini

    digunakan untuk mendapatkan sampel air dan pembacaan suhu di berbagai

    kedalaman di laut.

    Cara kerja dari botol Nansen sebagai berikut : Botol nansen yang terbuat dari

    logam atau plastik diturunkan dengan menggunakan tali ke dalam laut, ketika telah

    mencapai kedalaman yang diinginkan maka massengger akan jatuh ke tali setelah

    mencapai botol, botol tersebut akan terbalik dan menjebak sampel air di dalamnya.

    Botol dan sampel di ambil dan diangkut menggunakan tali. Massengger yang kedua

    dapat diatur agar terlepas oleh mekanisme pembalik dan bergeser ke bawah tali

    sehingga sampai mencapai botol Nansen. Dengan memperbaiki urutan botol dan

    massengger pada interval sepanjang tali, serangkaian sampel pada setiap tingkatan

    kedalaman dapat diambil. Suhu air laut di kedalaman akan direkam dengan

    menggunakan termometer tertentu ke botol nansen. Termometer ini adalah

    Gambar 6. Grabber

  • 8/10/2019 Laporan Survey Hidrografi Waduk Sermo

    12/29

    11

    termometer air raksa dengan penyempitan dalam tabung kapilernya, ketika

    termometer tersebut terbalik, menyebabkan tali berhenti dan termometer akan

    membaca suhu. Karena tekanan air pada kedalaman akan memampatkan dan

    mempengaruhi dinding termometer untuk menunjukkan suhu, maka termometer

    dilindungi oleh lapisan dinding yang tebal. termometer yang tidak dilindungi

    terlebih dahulu akan dipasangkan dengan pelindung, biasanya termometer ini

    digunakan untuk pembacaan suhu titik sampling pada tekanan yang

    memungkinkan.

    5. Palm Meter

    Palm Meter adalah alat yang berguna seperti rambu ukur, namun dibuat semi

    manual yakni dengan memasang pita yang mempunyai bacaan seperti rambu ukur

    kemudian memasangnya pada balok kayu. Alat ini digunakan untuk mengukur

    pasang surut air laut. Metode yang sering dipakai untu mengukur pasang surut

    (pasut) adalah metode Tide Pole yang merupakan alat pengukur pasut yang paling

    sederhana yang berupa papan dengan tebal 1 2 inci dan lebar 4 5 inci.

    Sedangkan panjangnya harus lebih dari tunggang pasut. Dimana pemasangan tide

    pole ini haruslah pada kondisi muka air terendah ( lowest water ) skala nolnya masih

    terendam air, dan saat pasang tertinggi skala terbesar haruslah masih terlihat dari

    muka air tertinggi ( highest water ).Lokasi pemasangan palem pasut harus berada pada lokasi yang aman dan mudah

    terlihat dengan jelas, tidak bergerak-gerak akibat gelombang atau arus laut. Tempat

    tersebut tidak pernah kering pada saat kedudukan air yang paling surut. Mengingat

    bagian bawah palem pasut harus dipasang terendam air laut, maka palem dituntut

    pula harus terbuat dari bahan yang tahan air laut. Biasanya titik nol skala rambu

    diletakkan sama dengan muka surutan setempat, sehingga setiap saat tinggi

    permukaan air laut terhadap muka surutan tersebut atau kedalaman laut dapatdiketahui berdasarkan pembacaan pada rambu.

    Gambar 7. Botol Nanssen

  • 8/10/2019 Laporan Survey Hidrografi Waduk Sermo

    13/29

    12Gambar 10. Theodolit (TS) Gambar 11. Waterpass

    6. Bola Apung

    Bola apung dibuat secara manual yaitu dengan menempatkan bola plastik pada satu

    wadah, kemudian pada bawah jarring dibuat baling-baling dari papan. Alat ini

    berfungsi sebagai alat untuk mengukur arus dan kecepatanya. Prinsip yang

    digunakan adalah dengan mencatat perubahan waktu yang ditempuh bola dari satu

    titik ketitik lain, selain itu juga menghitung jaraknya agar bisa diperoleh arah dan

    kecepatan.

    7. Theodolit dan Water Pass

    Teodolit merupakan salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk

    menentukan sudut mendatar dan sudut tegak. Sudut yang dibaca bisa sampai padasatuan sekon ( detik ). Waterpass adalah alat ukur penyipat datar dengan teropong

    yang dilengkapi nivo dan sumbu mekanis tegak, sehingga teropong dapat berputar

    ka arah horizontal.

    Gambar 9. Bola Apung

    Gambar 8. Palm Meter

  • 8/10/2019 Laporan Survey Hidrografi Waduk Sermo

    14/29

    13

    8. GPS

    Receiver GPS berguna untuk menentukan posisi atau titik koordinat dari setiap

    kedudukan alat tersebut. Dalam pengukuran batimetri alat ini berguna untuk

    mengetahui koordinat dari kapal/perahu ketika alat echosounder sedang melalukan

    pemeruman (pengukuran kedalaman).

    9. Echosounder

    - Singlebeam Echosounder

    Single-beam echosounder merupakan alat ukur kedalaman air yang menggunakan

    pancaran tunggal sebagai pengirim dan penerima sinyal gelombang suara yang telah

    dipancarkan ke dalam air. Sistem batimetri dengan menggunakan single beam

    secara umum mempunyai susunan : transducer (reciever) yang terpasang pada

    lambung kapal atau sisi bantalan pada kapal. Sistem ini mengukur kedalaman airsecara langsung dari kapal penyelidikan.

    - Multibeam Echosounder

    Multi-beam Echosounder adalah alat untuk menentukan kedalaman air dengan

    cakupan area dasar laut yang luas. Prinsip operasi alat ini secara umum didasarkan

    pada balok pulsa yang dipancarkan langsung ke dasar laut dan setelah energi akustik

    dipantulkan kembali dari dasar laut (dasar laut), beberapa balok suara (beam) bentuk

    elektronik menggunakan teknik pemrosesan sinyal yang dikenal balok sudut. Waktu

    propagasi dua arah antara transmisi dan penerimaan dihitung oleh algoritma deteksi

    di dasar laut. Dengan menerapkan pelacakan berkas, sistem dapat menentukan

    kedalaman dan jarak transveral pusat cakupan wilayah. Multi-beam echosounder

    dapat menghasilkan data batimetri dengan resolusi tinggi (0,1 m akurasi vertikal dan

    kurang dari 1 m akurasi horisontal).

    Gambar 12. Receiver GPS

  • 8/10/2019 Laporan Survey Hidrografi Waduk Sermo

    15/29

  • 8/10/2019 Laporan Survey Hidrografi Waduk Sermo

    16/29

    III.2 Langkah kerja di Lapangan

    Di Lapangan

    1. Mempersiapkan alat-alat survei

    2. Memakai alat-alat keamanan saat di kapal.

    3. Memasang alat-alat survei di atas kapal.

    4. Merangkai alat-alat survei: menyambungkan ke sumber daya listrik (aki), ke GPS,

    MOXA, dan transducer.

    5. Mengatur pembagian port pada router (terminal hub). Memasang kabel USB untuk PC,

    kabel power suply, kabel serial masing-masing untuk Fishfinder dan Echosounder.

    Mengatur pembagian port untuk Echosounder dan fish finder di Menu Configure ->

    Equipment.

    Masuk ke Control Panel. Pilih Device Manager dan mengatur port untuk setiap instrumen.

    6. Melakukan koreksi barcheck. Menurunkan lempengan barcheck dengan kedalaman 2

    meter di bawah transducer.

  • 8/10/2019 Laporan Survey Hidrografi Waduk Sermo

    17/29

    16

    7. Melihat bacaan kedalaman pada transducer dan fishfinder. Kemudian mengorekisi

    bacaannya apabila belum tepat 2 meter.

    8. Melakukan langkah 6-7 untuk kedalaman 3 dan 4 meter.

    9. Menyambungkan software Hydro pro ke echosounder. Klik tombol Log On, kemudian

    tombol On.

    10. Tunggu beberapa saat lalu akan muncul krusor tanda posisi kapal pada layar PC.

    11. Melakukan setting alat Fishfinder untuk merekam data hasil pemeruman.

    12. Menyimpan hasil pemeruman Fishfinder .

    13. Mengarahkan kapal ke jalur perum sesuai dengan yang tertera di layar (Lajur utama,

    lajur silang, dan boundary waduk).

    14. Melakukan pengecekan jalur di Fishfinder . Pastikan semua lajur terukur.

    15. Setelah semua lajur tercover, mengemas alat-alat survei.

    Di Laboratorium

    Download data batimetri

    1. Memastikan port fish finder sudah terkoneksikan dengan port pada laptop yang akan

    digunakan untuk menginstall.

    2. Membuka software DNR Garmin.

    3. Memilih menu Track -> pilih Download.

    4. Tunggu hingga semua data batimetri terdownload semua.

  • 8/10/2019 Laporan Survey Hidrografi Waduk Sermo

    18/29

    17

    5. Menyimpan data batimetri yang telah didownload pada nama file dan folder yang

    diinginkan dengan cara klik menu File -> pilih Save to -> pilih File

    Koreksi Transducer

    1. Dari data pada saat pemeruman yang didapat bahwa draft transducer sebesar 0.52 m,

    maka data hasil kedalaman ditambahkan draft transducer.2. Menyimpan data easting, northing, dan depth terkoreksi dengan ekstensi .csv.

    Pembuatan peta Batimetri menggunakan software AutoCad

    1. Buka Auto Cad, kemudian atur unitnya yaitu meter.

    2. Mengimport titik yang telah dikoreksi sebelumnya. Pilih menu point import/exportPoint import Point akan muncul kotak dialog import point, kemudian isikanformat point yaitu NEZ (comma delimited) dan lokasi tempat file yang akan di import

    centang pada kotak Add point to point group beri nama point group (nama =BatimetriSermo ) kemudian klik OK.

    Akan muncul titik yang hasil plotting di autocad.

  • 8/10/2019 Laporan Survey Hidrografi Waduk Sermo

    19/29

    18

    3. Membuat boundary, lakukan import point koordinat boundary kemudian digit titik-

    titik boundary tersebut menggunakan tools polyline . Hasilnya :

    4. Membuat kontur, pilih menu Terrain Terrain model explorer klik kanan pada

    Terrain pilih Create New Surface. Menambahkan point group dengan cara klik kanan

    pada point group Add Point Group kemudian pilih titik_pemeruman_fix OK

  • 8/10/2019 Laporan Survey Hidrografi Waduk Sermo

    20/29

    19

    Kemudian klik kanan pada surface1 piulih Build. Akan muncul kotak dialog Build

    Surface1 kemudian klik OK.

  • 8/10/2019 Laporan Survey Hidrografi Waduk Sermo

    21/29

  • 8/10/2019 Laporan Survey Hidrografi Waduk Sermo

    22/29

    21

    Hasilnya :

    5. Untuk menghaluskan kontur pilih menu Terrain Contour style manager Contour

    Appearance pada bagian smoothimg options, pilih Spline Curve lalu OK.

  • 8/10/2019 Laporan Survey Hidrografi Waduk Sermo

    23/29

  • 8/10/2019 Laporan Survey Hidrografi Waduk Sermo

    24/29

    23

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    IV.I Data Hasil Pengukuran

    Data Hasil Pemeruman terdiri atas:

    a. Data Fishfinder

    Setelah didownload, Data dalam bentuk csv sbb:

    Data pemeruman terdiri atas 126.566 titik fix perum dengan setiap fix perummemiliki unsur data:

    1) Ident

    2)

    Latitude3) Longitude

    4) Y_proj

    5) X_proj

    6) new_seg

    7) display color

    Dari data tersebut disimpan ke format excel kemudian dipilih data yang penting

    (digunakan untuk pengolahan) yaitu:1) x _proj (koordinat pada arah barat-timur),

    8) altitude depth

    9) temp10) time

    11) model

    12) filename

    13) time

  • 8/10/2019 Laporan Survey Hidrografi Waduk Sermo

    25/29

    24

    2) y_proj (koordinat pada arah utara-selatan), dan

    3) depth (kedalaman).

    b. Data draft transduscer

    Data draft transduser merupakan data selisih ketinggian transduser terhadap permukaan air. Transduser tidak diletakkan pada permukaan air namun dipasangmasuk ke dalam air untuk menghindari pengaruh apabila perahu bergoyang sehinggakondisi transduser ikut berubah dan dapat menjadi lebih tinggi dari permukaan air,

    sehingga kedalaman air menjadi tidak sesuai yang sebenarnya.

    IV.2 Perhitungan dan pengolahan Data

    a. Perhitungan nilai kedalaman terkoreksi

    1) Kedalaman terkoreksi

    Rumus untuk menghitung nilai kedalaman yang terkoreksi oleh draft transduserdan kesalahan pemeruman pada alat fish finder (bar check) adalah:

    Keterangan: = kedalaman titik terkoreksi

    = kedalaman titik hasil pemeruman dengan fish finder = jarak transducer dari permukaan air

  • 8/10/2019 Laporan Survey Hidrografi Waduk Sermo

    26/29

    25

    b. Peta hasil survei batimetri

    IV.3 Pembahasan

    Pada praktikum pengukuran kedalaman dasat atau topografi dasar Waduk Sermo

    untuk pembuatan peta batimeri tersebut, setelah diperoleh data pengukuran dilakukan

    pemilihan data yang diperlukan (nilai x_proj, y_proj, dan depth).

    Pembuatan peta batimetri pada dasarnya sama dengan pembuatan peta situasi,

    yaitu diperlukan koordinat planimetris (x,y) dan ketinggian (z) untuk selanjutnya

    dilakukan interpolsi untuk pembuatan kontur pada daerah yang dipetakan.

    Titik-titik yang dipetakan sebagai titik sampel tersebut atau yang sering disebut

    sebagai fix perum harus terdefinisikan koordinat x,y, dan z untuk setiap titik, baik pada

    lajur keliling, lajur utama, maupun lajur silang sesuai dengan peta yang telah

    direncanakan dan di- upload ke alat pemeruman fish finder .

    Koordinat planimetris fix perum (x,y) diperoleh melalui GPS yang dipasang pada

    tongkat tepat diatas transducer yang memancarkan gelombang untuk mengukur

    kedalaman ( depth ).

  • 8/10/2019 Laporan Survey Hidrografi Waduk Sermo

    27/29

    26

    Selanjutnya depth yang diperoleh yang masih mengandung kesalahan dikoreksi

    dengan koreksi draft transducer dan koreksi bar check . Koreksi draft transducer

    merupakan selisih antara transducer dengan permukaan air. Sedangkan koreksi bar

    check adalah selisih antara kedalaman sesungguhnya (yang diperoleh dari bacaan

    rambu) dengan kedalaman yang diukur oleh fish finder . Pada pengukuran ini koreksi

    pasang surut (pasut) tidak diperhitungkan karena nilai pasang surut di Waduk Sermo

    relatif sangat kecil.

    Nilai koordinat ketinggian (Z atau H) dapat dihitung setelah nilai kedalaman

    terkoreksi diperoleh. Caranya adalah dengan mengurangkan nilai tinggi muka air sesaat

    di Waduk Sermo dengan nilai kedalaman terkoreksi. Dengan didapatkannya koordinat

    ketinggian maka ketiga komponen untuk pembuatan peta batimetri telah ada (koordinat

    x, y, H).

    Peta lukis teliti atau peta batimetri dapat dibuat dengan menggunakan program

    aplikasi untuk pemetaan, misalnya AutoCAD LD dan pembuatan layout peta dapat

    dilakukan pada program aplikasi yang sama maupun dengan program yang berbeda

    misalnya Arc Map pada ArcGIS 9.3.

    Setelah muka peta terplot, dilakukan pengamatan terhadap kontur yang ada

    apakan ada kontur yang mencurigakan atau tidak sesuai dengan sifat-sifat garis kontur

    yang harus dikoreksi dengan mereduksi titim tersebut dan membuat ulang kontur.

    Setelah kontur sudah benar, dilakukan pembuatan layout peta dengan melengkapi

    muka peta yang sudah ada dengan beberapa inormasi tepi, mulai dari judul, orientasi,

    skala bar, skala angka, legenda, pembuat peta, datum dan system proyeksi serta instansi

    pembuat peta.

  • 8/10/2019 Laporan Survey Hidrografi Waduk Sermo

    28/29

    27

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    V.1. Kesimpulan

    1. Dari hasil pengukuran batimetri, kontur topografi dasar laut bernilai negatif, hal ini

    menunjukkan kedalaman waduk sermo. Semakin negatif nilai kontur topografi dasar

    laut suatu area , maka semakin dalam area tersebut.

    2. Dari hasil pengukuran batimetri diperoleh 126.566 titik fix perum yang terdiri dari

    12 unsur. Tiga dari 12 unsur tersebut merupakan pembentuk kontur topografi dasar

    Waduk Sermo yang terdiri dari koordinat planimetris (x, y) dan koordinat

    kedalaman ( depth /z). Koordinat planimetris dihasilkan dari pengukuran GPS,

    sedangkan koordinat kedalaman diperoleh dengan melakukan koreksi bar check dankoreksi draft tranducer .

    V.2. Saran

    Untuk pengembangan pengetahuan selanjutnya berdasarkan kegiatan praktikum yang

    telah dilakukan, penulis memiliki saran-saran yaitu:

    1. Untuk jumlah peralatan pengukuran batimetri sebaiknya lebih ditingkatkan,

    mengingat besarnya jumlah mahasiswa yang mengambil mata kuliah tersebut. 2. Setiap shift pelaksanaan field trip sebaiknya diikuti beberapa kelompok dalam

    jumlah yang lebih sedikit demi efektifitas pelaksanaan praktikum.

  • 8/10/2019 Laporan Survey Hidrografi Waduk Sermo

    29/29

    DAFTAR PUSTAKA

    http://joytalita.wordpress.com/2010/05/23/anemometer-nieee/

    http://shafiyyah.blog.uns.ac.id/2009/06/09/jenis-fungsi-dan-kalibrasi-beberapa-alat-ukur-di-

    laboratorium-konversi-energi-teknik-mesin-uns/

    http://phki.ocean.itb.ac.id/?page_id=47

    http://mayong.staff.ugm.ac.id/site/?page_id=110

    http://www.bakosurtanal.go.id/bakosurtanal/assets/download/sni/SNI/16.%20SNI%207646-2010%20Survei%20hidrografi.pdf

    http://khakharothen.multiply.com/journal/item/1?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem

    Tim Penyusun.1999. Diktat Survei Hidrografi (READER).Yogyakarta : Jurusan TeknikGeodesi, FT-UGM

    Standar Nasional Indonesia (SNI) 7646-2010 tentang Survei Hidrografi menggunakan singlebeam echosounder

    http://joytalita.wordpress.com/2010/05/23/anemometer-nieee/http://shafiyyah.blog.uns.ac.id/2009/06/09/jenis-fungsi-dan-kalibrasi-beberapa-alat-ukur-di-laboratorium-konversi-energi-teknik-mesin-uns/http://shafiyyah.blog.uns.ac.id/2009/06/09/jenis-fungsi-dan-kalibrasi-beberapa-alat-ukur-di-laboratorium-konversi-energi-teknik-mesin-uns/http://phki.ocean.itb.ac.id/?page_id=47http://mayong.staff.ugm.ac.id/site/?page_id=110http://www.bakosurtanal.go.id/bakosurtanal/assets/download/sni/SNI/16.%20SNI%207646-2010%20Survei%20hidrografi.pdfhttp://www.bakosurtanal.go.id/bakosurtanal/assets/download/sni/SNI/16.%20SNI%207646-2010%20Survei%20hidrografi.pdfhttp://khakharothen.multiply.com/journal/item/1?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitemhttp://khakharothen.multiply.com/journal/item/1?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitemhttp://khakharothen.multiply.com/journal/item/1?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitemhttp://khakharothen.multiply.com/journal/item/1?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitemhttp://www.bakosurtanal.go.id/bakosurtanal/assets/download/sni/SNI/16.%20SNI%207646-2010%20Survei%20hidrografi.pdfhttp://www.bakosurtanal.go.id/bakosurtanal/assets/download/sni/SNI/16.%20SNI%207646-2010%20Survei%20hidrografi.pdfhttp://mayong.staff.ugm.ac.id/site/?page_id=110http://phki.ocean.itb.ac.id/?page_id=47http://shafiyyah.blog.uns.ac.id/2009/06/09/jenis-fungsi-dan-kalibrasi-beberapa-alat-ukur-di-laboratorium-konversi-energi-teknik-mesin-uns/http://shafiyyah.blog.uns.ac.id/2009/06/09/jenis-fungsi-dan-kalibrasi-beberapa-alat-ukur-di-laboratorium-konversi-energi-teknik-mesin-uns/http://joytalita.wordpress.com/2010/05/23/anemometer-nieee/