laporan ringkas - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara...

60
Laporan Ringkas Penyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang 1 LAPORAN RINGKAS 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan Pelabuhan Ketapang merupakan salah satu kawasan yang potensial dan strategis di Kabupaten Banyuwangi dengan Kegiatan utamanya Pelabuhan Penyeberangan ASDP Ketapang Gilimanuk dan Pelabuhan Tanjungwangi. Dengan adanya dua kegiatan Pelabuhan tersebut, secara tidak langsung akan memberikan peluang berkembangnya investasi untuk kegiatan – kegiatan lain yang berhubungan dengan kegiatan pelabuhan. Perkembangan Kawasan Pelabuhan Ketapang lambat laun akan menjadi wilayah yang cukup strategis dari sudut pandang ekonomi sehingga aktifitas pergerakan pola aliran barang jasa baik dari dalam kota sampai luar kota volumenya semakin meningkat. Dengan demikian maka Kawasan Pelabuhan Ketapang secara langsung berperan dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian Kabupaten Banyuwangi. Agar pertumbuhan ekonomi sesuai dengan yang diharapkan, maka salah satu program pembangunan Nasional maupun daerah yaitu Program Pengendalian Banjir harus juga diprioritaskan. Program ini ditujukan untuk mengurangi tingkat resiko dan periode genangan banjir, serta menanggulangi akibat bencana banjir yang menimpa daerah produksi, permukiman, dan sarana publik lainnya sehingga dampak bencana banjir dapat dikurangi terutama pada wilayah strategis, dalam hal ini adalah Kawasan Pelabuhan Ketapang. 1.2 Maksud Dan Tujuan Maksud dari pekerjaan “Penyusunan Master Plan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang” adalah untuk mengetahui kondisi karakteristik sistem jaringan drainase termasuk kondisi sungai yang ada di Kawasan Pelabuhan

Upload: lethuan

Post on 26-Jun-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

1

LAPORAN RINGKAS

11.. PPEENNDDAAHHUULLUUAANN

1.1 Latar Belakang

Kawasan Pelabuhan Ketapang merupakan salah satu kawasan yang

potensial dan strategis di Kabupaten Banyuwangi dengan Kegiatan utamanya

Pelabuhan Penyeberangan ASDP Ketapang Gilimanuk dan Pelabuhan

Tanjungwangi. Dengan adanya dua kegiatan Pelabuhan tersebut, secara tidak

langsung akan memberikan peluang berkembangnya investasi untuk kegiatan –

kegiatan lain yang berhubungan dengan kegiatan pelabuhan.

Perkembangan Kawasan Pelabuhan Ketapang lambat laun akan menjadi

wilayah yang cukup strategis dari sudut pandang ekonomi sehingga aktifitas

pergerakan pola aliran barang jasa baik dari dalam kota sampai luar kota

volumenya semakin meningkat.

Dengan demikian maka Kawasan Pelabuhan Ketapang secara langsung

berperan dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian Kabupaten

Banyuwangi.

Agar pertumbuhan ekonomi sesuai dengan yang diharapkan, maka salah

satu program pembangunan Nasional maupun daerah yaitu Program

Pengendalian Banjir harus juga diprioritaskan.

Program ini ditujukan untuk mengurangi tingkat resiko dan periode

genangan banjir, serta menanggulangi akibat bencana banjir yang menimpa

daerah produksi, permukiman, dan sarana publik lainnya sehingga dampak

bencana banjir dapat dikurangi terutama pada wilayah strategis, dalam hal ini

adalah Kawasan Pelabuhan Ketapang.

1.2 Maksud Dan Tujuan

Maksud dari pekerjaan “Penyusunan Master Plan Drainase Kawasan

Pelabuhan Ketapang” adalah untuk mengetahui kondisi karakteristik sistem

jaringan drainase termasuk kondisi sungai yang ada di Kawasan Pelabuhan

Page 2: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

2

Ketapang, menginventarisasi dan permasalahan banjir yang terjadi di Kawasan

Pelabuhan Ketapang.

Sedangkan tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk menyusun usulan

kebijakan, perencanaan, pengembangan dan strategi program penanganan

sistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5–

10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan dan panduan

penanganan drainase di Kawasan Pelabuhan Ketapang dalam melaksanakan

tugas dan tanggung jawabnya sehingga terjadi sinergi pelaksanaan yang optimal.

1.3 Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai dari pekerjaan “Penyusunan Master Plan

Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang” adalah :

1. Untuk menyiapkan/membuat suatu Master Plan Drainase yang menyediakan

: dasar, strategi dan perancangan pembiayaan untuk pengelolaan drainase

Kawasan Pelabuhan Ketapang, serta dapat digunakan sebagai pedoman

penanganan drainase yang berwawasan lingkungan dan berkesinambungan.

2. Terwujudnya sinergi kerja yang optimal dalam perencanaan jaringan drainase

antara dinas terkait dalam lingkungan Pemerintah Daerah dan dengan dinas

vertikal di Pemerintah Propinsi maupun Pemerintah Pusat.

3. Terwujudnya peningkatan kerja penanganan sistem jaringan drainase melalui

pembangunan yang berkualitas dari segi dimensi, kapasitas dan kekuatan

bangunan saluran agar bermanfaat bagi masyarakat, dunia usaha,

Pemerintah Daerah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Pusat.

1.4 Referensi Hukum

1. Undang – Undang Dasar Tahun 1945 pasal 33;

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber daya

Alam Hayati dan Ekosistem;

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan

Hidup;

4. Undang – Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah;

5. Undang-undang No 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;

Page 3: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

3

6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan;

7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

8. Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 tahun 2005

tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor

3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang–Undang

9. Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

10. Undang–Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah;

11. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional;

12. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

13. Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas

Air dan Pengendalian Pencemaran Air;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah;

16. Peraturan Pemerintah No.40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan

Rencana Pembangunan Nasional;

17. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah,

18. Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

19. Peraturan Pemerintah No.26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional;

20. Peraturan Pemerintah No.42Tahun 2008 tentang Pengelolaan SDA;

21. Peraturan Pemerintah No.43Tahun 2008 tentang Air Tanah;

22. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan

Penataan Ruang;

23. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;

Page 4: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

4

24. Peraturan Menteri PU No. 49/PRT/1990 tentang Tata Cara dan Persyaratan

Izin Penggunaan Air dan atau Sumber Air;

25. Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah.

26. Peraturan Menteri PU No. 04/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pembentukan

Wadah Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air pada tingkat Provinsi,

Kabupaten/Kota dan Wilayah Sungai;

27. Keputusan Presiden Republik Indonesia No.62 Tahun 2000 tentang

Koordinasi Penataan Ruang Nasional;

28. Keputusan Menteri Kimpraswil No. 27 Tahun 2002 tentang Penataan

Pedoman Bidang Penataan Ruang;

29. Peraturan Dalam Negeri No. 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi

Penataan Ruang Daerah;

30. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1998 tentang

Penyelenggaraan Penataan Ruang di Daerah;

31. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur No. 5 Tahun 2000 tentang

Pengendalian Pencemaran Air di Provinsi Jawa Timur;

32. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 8 Tahun 2012 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2012-2032;

dan

33. Peraturan perundang-undangan terkait lainnya yang berlaku.

1.5 Lingkup Kegiatan

1. Membuat Master Plan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang.

2. Mengumpulkan semua kajian dan menganalisis semua laporan yang

berhubungan, peta,informasi baik yang berhubungan dengan kebijakan

berskala nasional, regional maupun lokal,strategi dan rencana untuk

drainase perkotaan yang termasuk dalam pembangunan perkotaan

terintegrasi di Kawasan Pelabuhan Ketapang.

3. Pengumpulan data.

4. Survey lapangan.

5. Mengevaluasi menganalisa dan menyajikan (dilengkapi dengan gambar)

permasalahan drainase dan sumber penyebabnya secara lengkap dan rinci.

Page 5: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

5

6. Melakukan analisis peta dasar, survei dan investigasi kondisi

lapangan,penyebab, kondisi sungai dan anak sungai, kondisi bantaran

sungai dan anak sungai dan banjir/genangan air hujan yang berhubungan

dengan drainase.

7. Membuat Jalur air dan luasan daerah tangkapan nya untuk semua DAS

yang melalui Kawasan Pelabuhan Ketapang.

8. Mengembangkan satu set kriteria hidrologis dan hidrolis yang

sesuai,termasuk dampak dari keadaan air pasang, untuk drainase Kawasan

Pelabuhan Ketapang dalam periode pengulangan yang bervariasi dan jangka

waktu yang didasarkan pada analisis curah hujan dari data yang tersedia

termasuk kurva intensitas-durasi-frekuensi, hidrograf curah hujan dan

limpasan serta saluran hidrolis.Mengembangkan metode dan model

matematis (hidrologis dan hidrolis) dengan menggunakan perangkat lunak

yang ada, sampai sedapat mungkin untuk menghitung limpasan dan jalur

banjir.

9. Merencanakan dan melanjutkan sistem drainase (sarana dan prasarana)

yang dibutuhkan,yang dapat mengamankan daerah kerja terhadap bahaya

genangan atau banjir untuk periode ulang tertentu (sesuai dengan tipologi

dan sistem drainasenya).

10. Rencana program pembangun sarana dan prasarana drainase prioritas

penanganan, urutan pelaksanaan dan pentahapan, dalam bentuk jadwal

pelaksanaan untuk masa 5 (lima) tahun.

11. Organisasi dan personil pengelola drainase kota dan anggaran tahunan yang

disediakanpemda untuk pembangunan, operasi dan pemeliharaan sistem

drainase kota.

12. Rencana anggaran biaya dari program yang diusulkan.

13. Biaya operasi dan pemeliharaan tahunan untuk program yang diusulkan.

1.6 Jangka Waktu Pelaksanaan

Waktu untuk pelaksanaan pekerjaan ini adalah 4 (empat) bulan atau 120

(seratus dua puluh) hari kalendar, setelah keluarnya Surat Perintah Mulai

Pekerjaan (SPMK).

Page 6: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

6

1.7 Lokasi Pekerjaan

Lokasi pekerjaan adalah di Kawasan Pelabuhan Ketapang, KabupatenBanyuwangi.

Gambar 1 Lokasi Pekerjaan Pada Kabupaten Banyuwangi

LOKA

SI P

EKER

JAAN

Page 7: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

7

22.. GGAAMMBBAARRAANN UUMMUUMM LLOOKKAASSII PPEEKKEERRJJAAAANN

2.1 Kondisi Fisik Kabupaten Banyuwangi

Kabupaten Banyuwangi terletak pada koridor bagian paling timur Provinsi

Jawa Timur. Pusat pemerintahannya di Kecamatan Banyuwangi, dan berjarak

239 kilometer di sebelah timur Kota Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur.

Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten yang terbesar di Jawa Timur dan

juga sebagai sentra penghasil ikan laut.

Batas-batas wilayah administrasi Kabupaten Banyuwangi adalah:

Sebelah Utara : Kabupaten Situbondo

Sebelah Selatan : Samudera Indonesia

Sebelah Timur : Selat Bali

Sebelah Barat : Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso

Secara administrasi Kabupaten Banyuwangi terbagi menjadi 24

Kecamatan yang terdiri dari 217 desa dan kelurahan serta meliputi 736 dusun,

RW sebanyak 2.775 dan terdapat 10.177 RT. Ditinjau dari komposisi jumlah

desa / kelurahan dan RW, Kecamatan Rogojampi memiliki jumlah

desa/kelurahan dan RW terbanyak, yaitu 18 desa/kelurahan dan 251 RW.

2.2 Kondisi Geografis

Secara geografis, Kabupaten Banyuwangi berada di antara 70 43’ - 80 46’

Lintang Selatan dan 1130 53’ - 1140 38’ Bujur Timur.

Luas wilayah Kabupaten Banyuwangi mencakup 5.782,50 km2.

Kecamatan yang terluas adalah kecamatan Tegaldlimo (1.341,12 km2) dan yang

terkecil Kecamatan Giri (21,31 km2).

Sebagian besar wilayah Kabupaten Banyuwangi terdiri dari dataran

rendah, yakni dengan ketinggian tanah 0 - 100 meter dpl seluas 207.947,60

hektar atau 35,96 %. Ketinggian Tanah 101 - 500 meter dpl seluas 261.737,65

hektar atau 45,26 %. Ketinggian Tanah 501 - 1000 meter dpl seluas 48.881,57

hektar atau 8,45 %. Ketinggian Tanah 1001 - 1500 meter dpl seluas 22.076,45

hektar atau 3,82 %. Ketinggian Tanah 1501 - 2000 meter dpl seluas 16.439,77

hektar atau 2,84 %. Ketinggian Tanah 1501 - 2000 meter dpl seluas 16.439,77

hektar atau 2,84 %. Ketinggian Tanah 2001 - 2500 meter dpl seluas 13.424,61

Page 8: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

8

hektar atau 2,32 %. 7. Ketinggian Tanah diatas 2500 meter dpl seluas 7.742,35

hektar atau 1,34 %.

2.3 Kemiringan Lahan

Kemiringan wilayah Kabupaten Banyuwangi dapat dibedakan menjadi 6

(enam) kelompok, yaitu:

Kelerengan 0-2%

Kelerengan 2-8%

Kelerengan 8%-15%

Kelerengan 15%-25%

Kelerengan 25%-40%

Kelerengan >40%.

2.4 Kondisi HidroKlimatologi

Rata-rata kelembaban udara di Kabupaten Banyuwangi diperkirakan

mendekati 79 persen. Kelembaban terendah terjadi pada bulan Nopember

dengan rata-rata kelembaban udara sebesar 75 persen. Sebaliknya kelembaban

tertinggi terjadi pada bulan Januari dengan besaran 85 persen.

Adapun rata-rata curah hujan angkanya mencapai 28,6 mm – 299,3 mm

terjadi pada bulan Januari sampai dengan Juni. Sedang bulan Juli sampai

dengan Desember angkanya hanya mencapai 25,1 mm – 163,7 mm.

Indikasinya dalam semester pertama, hari hujannya relatif lebih banyak

yang diikuti dengan curah hujan yang lebih besar pula. Sedang pada semester

kedua, dengan hari hujan yang lebih sedikit serta diikuti dengan curah hujan

yang lebih rendah.

Selain kelembaban, hari hujan dan curah hujan yang biasanya digunakan

untuk mengidentifikasi keadaan iklim, rata-rata suhu udara juga kerap kali

digunakan sebagai ukuran atau tingkat kedinginan suatu daerah. Intepretasinya

semakin mendekati angka nol maka daerah tersebut akan semakin dingin,

demikian pula sebaliknya.

Rata-rata suhu udara terendah terjadi pada bulan Agustus yaitu sebesar

25,7 derajat celcius. Sedang tertinggi pada bulan Desember sebesar 28,6 derajat

celcius. Sedang bulan-bulan lain angka rata-rata suhu udara yang terjadi

sekitar 26 derajat celcius. Sebuah angka dalam ukuran atau tingkat kedinginan

Page 9: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

9

suatu wilayah yang sangat ideal. Artinya dalam rata-rata, bukan berarti setiap

wilayah dengan suhu udara yang sama.

2.5 Geologi Regional

2.5.1. Geomorfologi Regional

Secara fisiografi daerah penelitian termasuk lajur pegunungan selatan

Jawa Timur, Lajur Rembang Tengah Jawa dan Lajur Solo yang terdiri dari

batuan gunungapi muda (Bemmelen, 1949). Geomorfologi daerah studi dapat

dibagi menjadi beberapa satuan, yaitu Pegunungan gunungapi Tersier, Kerucut

gunungapi, Kaki Gunungapi, Kras dan Dataran Aluvial.

A. Pegunungan Gunungapi TersierSatuan ini membentang di bagian barat daya, meliputi G. Lembu

(920 m) dan G. Lampong (800 m), Pola aliran sungainya bersistem

meranting, dengan lembah dalam, lebar hingga sempit. Batuan

penyusunnya sangat tahan terdiri dari Formasi Batuampar yang

didominasi oleh lava basaltik-andesit.

B. Kerucut GunungapiSebaran kerucut gunungapi terbentang di bagian utara, meliputi G.

Raung, G. Suket, G. Pendil, G. Rante, G. Merapi, dan G. Ijen. Pola aliran

sungai menunjukan sistem memancar (radial), dengan lembah dalam dan

sempit.

Batuan penyusunya berupa batuan gunungapi muda, hasil erupsi

gunungapi tersebut diatas, yang terdiri dari lava, breksi dan tuf. Pada

umumnya daerah ini ditutupi oleh hutan tropika.

C. Kaki GunungapiSebaran kaki gunungapi terdapat di bagian tengah sampai selatan,

umumnya merupakan dataran yang miring yang dijadikan pemukiman

dan pesawahan. Aliran sungai di wilayah ini sejajar, dengan lembah lebar

dan agak dalam, berbentuk “U”. Batuan penutupnya berupa endapan

lahar, yang termasuk Formasi Kalibaru.

D. KrasSebaran kras terdapat di beberapa tempat yaitu di Tanjung Sembulung

dan daerah Watudodol dan sekitarnya. Batuan penyusunnya terdiri dari

batugamping, di Tanjung Sembulungan tersusun oleh Formasi Punung,

Page 10: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

10

sedangkan Watudodol dan sekitarnya tersusun oleh Batugamping

Terumbu.

E. Dataran AluvialDataran aluvial tersebut disepanjang pantai timur, mulai dari

Banyuwangi sampai Muncar. Pola Aliran sungainya sejajar, dengan

lembah lebar dan dangkal. Batuan penyusunnya terdiri dari kerakal,

kerikil, pasir, lanau dan lumpur.

2.5.2. Stratigrafi Regional

Batuan tertua yang tersingkap di daerah penelitian adalah Formasi

Batuampar (Tomb), yang terdiri dari tuf, breksi gunungapi, batugamping dan

lava, berumur Aligosen-Miosen Tengah.

Pada Kala Plistosen terjadi kegiatan Gunungapi Ijen Tua (Qpvi), yang

terdiri dari breksi gunungapi, breksi batuapung dan tuf, sedangkan endapan

laharnya membentuk Formasi Kalibaru (Qpvk) yang tersusun oleh breksi lahar,

konglomerat, batupasir dan tuf, yang berumur Plistosen Tengah. Kemudian

diikuti kegiatan Gunungapi Komplek Raung, Suket dan Pendil (Qhv(r,p)) yang

tersusun oleh tuf, breksi gunungapi dan lava, selanjutnya terjadi kegiatan

Gunungapi Rante dan Gunungapi Merapi (Qv(r,m)) yang menghasilkan

perselingan breksi gunungapi dan tuf dengan sisipan lahar dan lava dan

belerang.

Satuan termuda adalah endapan aluvium (Qa) yang berupa kerakal,

kerikil, pasir, lanau dan lempung.

2.5.3. Struktur Dan Tektonika

Batuan yang tersingkap didaerah penyelidikan berumur dari Oligosen

sampai Holosen. Struktur geologi yang dijumpai berupa struktur kekar, lipatan

dan kelurusan.

A. Kekar Struktur ini terjadi pada batuan yang relatif kompak, seperti

pada breksi, konglomerat dan batupasir, berupa kekar tarik

dan kear geser.

B. Pelipatan Struktur ini berkembang pada Formasi Batuampar

membentuk antiklin dan sinklin berarah barta laut-tenggara.

Kenampakan ini diperoleh dari hasil rekontruksi pengukuran

jurus dan kemiringan batuan di lapangan.

Page 11: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

11

C. Kelurusan Pada Formasi Batuampar, kelurusan ini berarah barat laut-

tenggara, yang diduga sebagai zona lemah yang merupakan

sesar. Pada Batuan Gunungapi dan Formasi Kalibaru arah

kelurusan adalah baratlaut-tenggara, timurlaut-baratdaya dan

barat-timur. Kelurusan-kelurusan ini diduga mencerminkan

sesar-sesar bawah permukaan.

Pada Kala Oligosen daerah penyelidikan diduga merupakan laut dalam,

yang disertai oleh kegiatan gunungapi bawah laut. Hasil erupsi gunungapi

tersebut menghasilkan Formasi Batuampar. Pada Kala Miosen Tengah terjadi

suatu kegiatan tektonik, sehingga batua yang ada terlipat dan tersesarkan, yang

kemudian terangkat dan diikuti terobosan granodiorit dan andesit. Pada Kala

Miosen Akhir diduga daerah ini telah merupakan daratan.

Pada Kala Plistosen Awal terjadi lagi kegiatan tektonik dengan dibarengi

kegiatan Gunungapi Ijen Tertua, yang menghasilkan batuan Gunungapi Ijen

Tertua, Kemudian terjadi pengendapan yang membentuk Formasi Kalibaru pada

kala berikutnya.

2.6 Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan Kondisi tata guna tanah wilayah Kabupaten

Banyuwangi meliputi daerah pemukiman seluas 1274,46 Km2 (22,04%); hutan

seluas 1828,43 Km2 (31,62%); sawah seluas 661,518 Km2 (11,44%); ladang

seluas 161,91 Km2 (2,80%); perkebunan seluas 821,69 Km2 (14,21%); tambak

seluas 17,93 Km2 (0,31%) dan lain-lain seluas 1017,14 Km2 (17,59%).

2.7 Gambaran Umum Kabupaten Banyuwangi

2.7.1. Kependudukan

Sampai dengan akhir tahun lalu penduduk Kabupaten Banyuwangi

tercatat sebesar 1.610.909 jiwa menurut hasil registrasi oleh Dinas Penduduk

Dan Tenaga Kerja Kependudukan dan Catatan Sipil. Dari 24 Kecamatan yang

ada di Kabupaten Banyuwangi, Kecamatan Muncar mempunyai jumlah

penduduk terbesar, yaitu sebanyak 130.319 jiwa. Kepadatan penduduk

Kabupaten Banyuwangi adalah 275 jiwa/km2. Kepadatan penduduk tertinggi

berada di Kecamatan Banyuwangi sebagai Ibukota Kabupaten dan kepadatan

Page 12: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

12

terendah berada di Kecamatan Tegaldlimo.

Sex rasio yang merupakan perbandingan jumlah penduduk laki-laki

terhadap penduduk perempuan dikalikan seratus, menunjukkan bahwa sex

rasio penduduk Kabupaten Banyuwangi adalah 100.45 artinya setiap 100

penduduk perempuan terdapat 101 penduduk laki-laki.

2.7.2. Pertanian

Peranan sub sektor tanaman bahan makanan dapat menyumbang

produksi padi Jawa Timur, yang mana Kab. Banyuwangi merupakan salah satu

daerah lumbung padi. Sedang peranan sub sektor perikanan laut cukup terbukti

bahwa di Kecamatan Muncar merupakan penghasil berbagai jenis biota laut

berskala nasional.

Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu kabupaten di Propinsi

Jawa Timur yang mempunyai luas daerah terbesar, sehingga dengan adanya

ketersediaan luas daerah yang begitu besar tersebut, kesempatan untuk

dijadikan sebagai lahan pertanian akan mempunyai peluang besar. Namun perlu

dipahami pula bahwa tidak semua tanah mempunyai tingkat kesuburan yang

sama.

Berdasarkan pemanfaatan lahan yang digunakan oleh para petani, mulai

dari kawasan Selatan ke arah Utara yang melebar ke arah Barat merupakan

daerah potensi tanaman bahan makanan. Utamanya tanaman padi banyak

ditanam di kawasan ini, bahkan sebagain besar dari kawasan tersebut pola

tanam padi dalam satu tahunnya bisa dilakukan hingga tiga kali.

Produksi padi telah mengalami kenaikan sebesar 4,11 persen dibanding

tahun lalu. Kalau diperhatikan trend dari produksi padi pada tiga tahun terakhir

indikasinya menunjukkan pola yang meningkat. Peningkatan ini perlu dijaga

agar tidak terjadi penurunan. Penurunan yang mungkin terjadi tersebut, akan

menimbulkan banyak penafsiran.

Diantara penafsirannya adalah, lahan pertanian setiap tahun diduga

mengalami pengurangan lahan sebagai akibat digunakan untuk kepentingan

lain. Misalnya digunakan sebagai daerah pemukiman maupun pemanfaatan

yang lain. Risikonya produksi tanaman bahan makanan akan menurun

sebanding dengan berkurangnya lahan pertanian tersebut.

Selama tiga tahun terakhir ini, menurut catatan Dinas Pertanian

Kehutanan Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Banyuwangi diperoleh

Page 13: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

13

informasi adanya peningkatan produksi padi yang diikuti dengan meningkatnya

luas panen. Naiknya produksi jagung yang diikuti dengan turunnya luas panen.

Adapun beberapa jenis tanaman bahan makanan yang lain mempunyai produksi

yang berfluktuasi.

33.. DDAATTAA && AANNAALLIISSAA

3.1 Pelabuhan Ketapang

Wilayah perencanaan mencakup kawasan efektif yang ditetapkan dalam

RUTR Kecamatan Kalipuro. Kawasan efektif adalah kawasan yang secara jangka

panjang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan kawasan

secara keseluruhan, sedangkan secara jangka pendek merupakan kawasan yang

mendesak dilakukan pengaturan dan pembenahan sebagai akibat

perkembangan kondisi di lapangan saat ini. Wilayah perencanaan dalam hal ini

diarahkan pada kawasan sepanjang pantai Selat Bali yang secara administratif

meliputi tiga Desa/Kelurahan alam Kecamatan Kalipuro. Ketiga Desa/Kelurahan

tersebut adalah Desa Ketapang, Kelurahan Bulusan, dan Kelurahan Kalipuro.

Dalam RUTR Kecamatan Kalipuro, wilayah ini ditetapkan sebagai Kawasan

Efektif A.

Batas administratif wilayah perencanaan adalah :

Sebelah Utara : Kecamatan Wongsorejo

Sebelah Timur : Selat Bali

Sebelah Selatan : Kecamatan Giri

Sebelah Barat : Kelurahan Kalipuro, Kecamatan Kalipuro

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Page 14: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

14

Gambar 2 Kawasan Pelabuhan Ketapang

(Sumber : Revisi Penataan Ruang Kawasan Khusu Pelabuhan Ketapang)

Page 15: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

15

3.2 Rencana Pengembangan Sistem Drainase/Utilitas

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pengembangan sistem drainase

di kawasan Khusus Pelabuhan Ketapang adalah:

1. Pembangunan dan peningkatan saluran drainase kawasan pada kawasan

permukiman, kawasan perumahan dan kawasan sekitar pasar tradisonal.

2. Pembangunan dan peningkatan saluran drainase kanan kiri jalan pada ruas

jalan nasional, provinsi dan kabupaten

3. Normalisasi saluran primer

4. Normalisasi saluran sekunder yang berada di kawasan

5. Perlu adanya koordinasi dengan wilayah sekitar kawasan rencana untuk

pembuatan sistem drainase yang terpadu untuk menghindari timbulnya

genangan air atau banjir di daerah hilir.

6. Penertiban dan pengendalian sungai agar tidak dijadikan tempat pembuangan

sampah oleh penduduk, sehingga tidak terjadi pendangkalan dan penyempitan

sungai.

7. Pembuatan jaringan drainase baru di setiap jaringan jalan, di samping tetap

mempertahankan sungai-sungai yang ada sebagai saluran primer dan sekunder.

8. Penigkatan dan penambahan fasilitas Sistem drainase yang ada terdiri dari :

a. Saluran-saluran pematusan primer

b. Pengumpulan limpasan dari area melalui saluran-saluran tersier, sekunder,

dan primer jika diperlukan dibantu oleh pompa-pompa drainase pada daerah

yang tidak memungkinkan adanya aliran secara gravitasi.

c. Tanggul laut dengan pintu-pintu laut untuk mencegah arus balik di saluran

pematusan primer selama pasang tinggi (di daerah pantai timur)

d. Serangkaian saluran-saluran irigasi primer dan sekunder dari bangunan

pengatur. Saat ini saluran-saluran ini memiliki fungsi ganda di musim hujan

dengan menerima aliran dari saluran pematusan.

e. Pengembangan Sistem drainase internal untuk melindungi kawasan yang

rendah dari banjir lokal, yaitu dengan membangun rumah-rumah pompa

pematusan.

Selain itu, Dari segi konstruksinya rencana sistem saluran/drainaase

dapat dibedakan atas dua bagian, yaitu sistem saluran tertutup dan terbuka.

Untuk kawasan industri dan pergudangan, sistem saluran yang diarahkan

Page 16: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

16

adalah sistemsaluran tertutup. Dengan sistem saluran tertutup ini

kemungkinan terhadappenyalahgunaan saluran dirainase yang biasanya terjadi

seperti tempat pembuangansampah dapat dihindari serta memungkinkan

pemanfaatan permukaan tanah untukkeperluan-keperluan lain, sedangkan untuk

kawasan permukiman digunakan saluran terbuka.

1. Saluran Terbuka, Berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan

air hujan dengan debit yang besar. Sifat alirannya terus – menerus dengan

fluktuasi kecil. Bentuk saluran ini dapat digunakan pada daerah yang masih

cukup tersedia lahan.

2. Saluran Tertutup, Berfungsi untuk mengalirkan air hujan dalam jumlah

besar di mana bagian atasnya terdapat bangunan. Walaupun daya

alirannya tidak sebaik yang berbentuk bulat telur namun

pelaksanaannya relatif lebih mudah.

Untuk mendukung rencana pengembangan sistem drainase yang telah

disebutkan maka diperlukan peraturan zonasi sistem jaringan drainase. Penetapan

peraturan zonasi disusun sebagai pedoman pengendalian pemanfaatan ruang

sehingga tidak terjadi tumpang tindih pemanfaatan ruang seperti yang sering terjadi

di daerah lain. Peraturan zonasi sistem jaringan drainase meliputi;

1) diperbolehkan mendirikan bangunan mendukung jaringan drainase;

2) pengembangan kawasan terbangun yang didalamnya terdapat jaringan drainase

wajib dipertahankan secara fisik maupun fungsional dengan ketentuan tidak

mengurangi dimensi saluran serta tidak menutup sebagian atau keseluruhan

ruas saluran yang ada;

3) setiap pembangunan wajib menyediakan jaringan drainase lingkungan dan/atau

sumur resapan yang terintegrasi dengan sistem drainase sekitarnya sesuai

ketentuan teknis yang berlaku;

4) tidak memanfaatkan saluran drainase pembuangan sampah, air limbah atau

material padat lainnya yang dapat mengurangi kapasitas dan fungsi saluran;

dan

5) tidak diizinkan membangun pada kawasan resapan air dan tangkapan air hujan.

3.3 Kondisi Umum Drainase di Kawasan Rencana

Secara umum jaringan drainase utama di kawasan perencanaan

memanfaatkan sungai/kali. Sungai-sungai di kawasan perencanaan, selain

Page 17: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

17

berfungsi sebagai saluran irigasi juga sekaligus sebagai saluran drainase

(tampungan air hujan). Penanganan air hujan yang turun pada permukaan tanah,

badan-badan jalan, ataupun pada daerah sekitar badan jalan yang dapat

mempengaruhinya akan disalurkan melalui suatu sistem saluran

pembuangan/drainase secara terintegrasi dan menyeluruh menurut skala, baik

berupa saluran pembuang pada kiri kanan jalan menuju saluran utamanya ataupun

ke pembuang utama (sungai).

Jaringan drainase pada kawasan perencanaan terdapat di sepanjang jalan

utama, berupa jaringan drainase dengan sistem terbuka dan sistem tertutup.

Jaringan drainase dengan sistem terbuka digunakan pada sebagaian besar wilayah

perencanaan, sementara jaringan drainase dengan sistem tertutup hanya digunakan

pada titik-titik tertentu. Jaringan drainase ini langsung mengalir ke laut.

Pada umumnya saluran pematusan di kawasan rencana tidak menjadi

masalah yang berarti, sebab terdapatnya saluran sekunder dalam kawasan,

sehingga air hujan maupun air limbah dapat dibuang dengan mudah. Yang perlu

diperhatikan untuk masa yang akan datang adalah peningkatan dan perbaikan

saluran drainase untuk jalan-jalan utama atau di kawasan permukiman yang

semakin banyak air limbah yang harus ditampung akibat semakin meningkatnya

aktivitas penduduk.

3.4 Analisa Hidrologi

3.4.1. Analisa Curah Hujan Rancangan

Curah hujan harian maksimum tahunan adalah curah hujan harian terbesar

(maksimum) yang terjadi dalam interval waktu satu tahun. Pada kajian ini

data curah hujan diambil dari stasiun Hujan Kalipuro. Data hujan yang digunakan

dalam analisa hidrologi dalam rentang pengamatan selama 10 tahun yaitu dari

tahun 2004 sampai dengan 2013.

Tabel 1 Data Curah Hujan Maksimum Tahunan Stasiun Kalipuro

No. TahunR

(mm)

1 2013 117.00

2 2012 35.00

3 2011 30.00

4 2010 90.00

5 2009 80.00

Page 18: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

18

No. TahunR

(mm)6 2008 80.00

7 2007 4.00

8 2006 6.00

9 2005 10.00

10 2004 75.00

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Ka. Banyuwangi, 2014

3.4.2. Analisis Frekuensi Curah Hujan Rancangan

a. Metode GumbelPerhitungan curah hujan rencana dengan Metode Gumbel dapat

dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2 Perhitungan Distribusi Gumbel Hujan Harian

No Tahun

CurahHujanMax

Terurut(mm)

KalaUlang

(T)YT Yn Sn R

1 2007 4.00 2 0.3665 0.4952 0.9496 47.22

2 2008 6.00 5 1.4999 0.4952 0.9496 95.49

3 2009 10.00 10 2.2504 0.4952 0.9496 127.45

4 2003 30.00 25 3.1985 0.4952 0.9496 167.82

5 2002 35.00 50 3.9019 0.4952 0.9496 197.78

6 2010 75.00 100 4.6001 0.4952 0.9496 227.51

7 2005 80.00

8 2005 80.00

9 2004 90.00

10 2001 117.00

Parameter statistik

Rerata (R) = 52.700

Standar Deviasi (Sx) = 40.439

Kepencengan (Cs) = 0.120

Sumber : Perhitungan

Perhitungan curah hujan rencana dengan Metode Log Pearson III

dilihat pada tabel di bawah ini :

Page 19: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

19

Tabel 3 Perhitungan Disribusi Log Pearson Tipe III Hujan Harian

1 2007 4.00 0.602 -0.908 0.82528 -0.7497202 2008 6.00 0.778 -0.732 0.53634 -0.3927953 2009 10.00 1.000 -0.511 0.26062 -0.1330474 2003 30.00 1.477 -0.033 0.00111 -0.0000375 2002 35.00 1.544 0.034 0.00113 0.0000386 2010 75.00 1.875 0.365 0.13290 0.0484497 2005 80.00 1.903 0.393 0.15412 0.0605058 2005 80.00 1.903 0.393 0.15412 0.0605059 2004 90.00 1.954 0.444 0.19690 0.08737210 2001 117.00 2.068 0.558 0.31101 0.173441

Sta. Hujan Kalipuro

15.105 2.574 -0.845

Log R - Log R (Log R - Log R)2 (Log R - Log R)3

Jumlah

No TahunCurah Hujan

Max (mm) Log R

Log R 1.511Standar Deviasi (Sx) 0.535Kepencengan (Cs) -0.768Kurtosis (Cr) -1.037Variasi (Cv) 0.286

1 2 0.12682 5 0.85633 10 1.17154 25 1.46095 50 1.62446 100 1.7565

Sumber : Perhitungan

2.3791

Log R R (mm)

1.5783 37.87492.986137.070195.750239.397

Parameter statistik

281.700

2.2917

No Tr G

2.4498

1.96842.1369

3.4.3. Uji Kesesuaian Distribusi

Uji kesesuaian distribusi ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah

distribusi yang dipilih dapat digunakan atau tidak untuk serangkaian data

yang tersedia. Dalam studi ini, untuk keperluan analisis uji kesesuaian

distribusi diperlukan dua metode statistik, yaitu Uji Chi Square dan Uji

Smirnov- Kolmogorov. Hasil uji kesesuaian distribusi adalah sebagai berikut.

Page 20: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

20

Tabel 4 Uji Distribusi Smirnov- Kolmogorov Metode Gumbel

P(x) Pr = m/(n+1) (%)

1 2007 4.00 0.091 -1.204 88.500 0.115 -0.0242 2008 6.00 0.182 -1.155 87.320 0.127 0.0553 2009 10.00 0.273 -1.056 84.970 0.150 0.1224 2003 30.00 0.364 -0.561 69.650 0.304 0.0605 2002 35.00 0.455 -0.438 65.170 0.348 0.1066 2010 75.00 0.545 0.551 29.940 0.701 -0.1557 2005 80.00 0.636 0.675 25.610 0.744 -0.1088 2005 80.00 0.727 0.675 25.610 0.744 -0.0179 2004 90.00 0.818 0.922 18.100 0.819 -0.00110 2001 117.00 0.909 1.590 6.440 0.936 -0.027

Sta. Hujan Kalipuro

Rerata (X) 52.700 D maks 0.122Kepencengan (Cs) 0.120Standar Deviasi (Sx) 40.439

Sumber : Perhitungan

DNo. Tahun R G Pt (X)

KesimpulanSta. Hujan Kalipuro Untuk n = 10 dengan derajat kepercayaan a = 5% didapatSta. Hujan Kalipuro DKritis = 0.410 Dmaks < DkritisSta. Hujan Kalipuro Distribusi Gumbel Diterima

Tabel 5 Uji Distribusi Smirnov- Kolmogorov Metode log Pearson III

P(x) Pr = m/(n+1) (%)

1 2007 4.00 0.602 0.091 -1.699 93.660 0.063 0.0282 2008 6.00 0.778 0.182 -1.370 90.350 0.097 0.0853 2009 10.00 1.000 0.273 -0.955 83.110 0.169 0.1044 2003 30.00 1.477 0.364 -0.062 56.240 0.438 -0.0745 2002 35.00 1.544 0.455 0.063 52.120 0.479 -0.0246 2010 75.00 1.875 0.545 0.682 27.180 0.728 -0.1837 2005 80.00 1.903 0.636 0.734 25.030 0.750 -0.1138 2005 80.00 1.903 0.727 0.734 25.030 0.750 -0.0229 2004 90.00 1.954 0.818 0.830 21.090 0.789 0.02910 2001 117.00 2.068 0.909 1.043 14.080 0.859 0.050

Rerata (X) 1.511 D maks 0.104Kepencengan (Cs) -0.768Standar Deviasi (Sx) 0.535

Sumber : PerhitunganKesimpulan

Untuk n = 10 dengan derajat kepercayaan a = 5% didapatDKritis = 0.410 Dmaks < DkritisDistribusi Log Pearson Tipe III Diterima

No. Tahun R Log R G Pt (X) D

Page 21: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

21

Tabel 6 Uji Distribusi Chi-Square Metode Gumbel

n 10Jumlah Kelas 4.32 ~ 5

Menentukan batas kelasTr Yt S Yn Sn K X

5.00 1.50 40.44 0.50 0.95 1.06 95.492.50 0.67 40.44 0.50 0.95 0.19 60.221.67 0.09 40.44 0.50 0.95 -0.43 35.331.25 -0.48 40.44 0.50 0.95 -1.02 11.35

Tabel 3.20bBatas Kelas EF OF ((OF-EF)2)/EF

0 - 11.35 2.00 3 0.50011.35 - 35.33 2.00 2 0.000

35.33 - 60.22 2.00 0 2.00060.22 - 95.49 2.00 4 2.000

95.49 - ~ 2.00 1 0.500

10 10 5.000

Sumber: Hasil perhitunganDerajat bebas (g) = k - h - 1 ; dengan h = 2 maka (g) = 2 dengan a = 5%X

2 tabel = 5.991 sehingga distribusi Diterima

Pr

20.0040.0060.0080.00

Jumlah

Tabel 7 Uji Distribusi Chi-Square Metode log Pearson III

n 10Jumlah Kelas 4.32 ~ 5

Menentukan batas kelasG S log X Anti Log

0.856 0.535 1.97 92.990.370 0.535 1.71 51.08-0.177 0.535 1.42 26.07-0.783 0.535 1.09 12.35

Tabel Uji Chi-SquareEF OF ((OF-EF)2)/EF

0 - 12.35 2.00 3 0.50012.35 - 26.07 2.00 0 2.000

26.07 - 51.08 2.00 2 0.00051.08 - 92.99 2.00 4 2.000

92.99 - ~ 2.00 1 0.500

Jumlah 10 10 5.000

Sumber: Hasil perhitunganDerajat bebas (g) = k - h - 1 ; dengan h = 2 maka (g) = 2 dengan a = 5%X

2 tabel =5.991 sehingga distribusi diterima

Batas Kelas

Pr

20.00040.00060.00080.000

Page 22: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

22

Tabel 8 Rekapitulasi Uji Distribusi

Dmak Dkritis

Kesimpulan (Dmak

< D kritis) X²Hit X²kritis

Kesimpulan (X²Hit

< X²kritis)

CH Harian Maks 0.122 0.410 Memenuhi 5.000 5.991 Memenuhi

Dmak Dkritis

Kesimpulan (Dmak

< D kritis) X²Hit X²kritis

Kesimpulan (X²Hit

< X²kritis)

CH Harian Maks 0.104 0.410 Memenuhi 5.000 5.991 Memenuhi

Metode DistribusiLog Pearson III

Smirnov Kolomogorov Chi Square

Metode DistribusiGumbel

Smirnov Kolomogorov Chi Square

dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kedua distribusi memenuhi uji Smirnov

Kolmogorof dan Chi Square. Namun dari kedua distribusi tersebut dipilih Uji Log

Pearson karena memiliki Dmax yang lebih kecil pada uji Smirnov Kolmogorov

Tabel 9 Curah Hujan Rencana Terpilih

No KalaUlang

Sta.Hujan

Kalipuro

(mm)

1 2 37.87

2 5 92.99

3 10 137.07

4 25 195.75

5 50 239.40

6 100 281.70

Sumber : Perhitungan

3.5 Debit Banjir Rancangan

Untuk mendapatkan kapasitas saluran drainasi, terlebih dahulu harus

dihitung jumlah air hujan dan jumlah air kotor atau buangan yang akan dibuang

melalui saluran drainasi tersebut. Debit rancangan adalah debit air hujan yang

masuk ke daerah pengaliran. Ada beberapa tahapan analisa yang harus dilakukan

untuk mendapatkan debit banjir rancangan seperti dijelaskan di bawah ini :

Page 23: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

23

3.5.1. Daerah Resapan Air Hujan Dan Koefisian Pengaliran

Koefisien pengaliran adalah perbandingan antara jumlah air yang mengalir di

permukaan akibat hujan (limpasan) pada suatu daerah dengan jumlah curah hujan

yang turun di daerah tersebut. Besarnya koefisien pengaliran dipengaruhi oleh :

a. Kemiringan tanah

Semakin besar kemiringan tanah, semakin cepat aliran limpasan, berarti

semakin sedikit air yang meresap atau terinfiltrasi. Walaupun jenis tanahnya

sama, angka pengaliran dapat berbeda-beda.

b. Jenis tanah bagian permukaan yang dialui air hujan.

Yang membedakan adalah :

Tanah biasa atau pasir

Rumah-rumah dengan atap genting atau seng

Jalan aspal atau tanah

c. Iklim

Pada permulaan musim hujan yang panjang angka pengaliran lebih kecil

daripada akhir musim hujan, karena tanah terlalu jenuh.

Pada tabel di bawah ini ditampilkan tabel Koefisien Pengaliran berdasar pada

Urban Water Resources Council, 1992 dan dari Hidrologi Untuk Perencanaan

Bangunan Air (Imam Subarkah) :

Tabel 10 Koefisien Pengaliran (Urban Water Resources Council)

Deskripsi Area Koef.Pengaliran

TipePermukaan

Koef.Pengaliran

Pusat Kota 0.70 - 0.95 Aspal & TrotoarBeton 0.70 - 0.95

Pinggiran Kota 0.50 - 0.70 Atap 0.75 - 0.95

Industri 0.50 - 0.90 Halamanrumput 0.05 - 0.35

Perumahan 0.30 - 0.70

Taman 0.05 - 0.30

Sumber : Urban Water Resources Council, 1992

Page 24: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

24

Tabel 11 Koefisien Pengaliran (Hidrologi Untuk Perencanaan Bangunan Air)

No. TYPE DAERAHPENGALIRAN KONDISI C

1 Rerumputan Tanah Pasir Datar, 2% 0,05 – 0,10

Tanah Pasir Rata-rata, 2 – 7% 0,10 – 0,15

Tanah Pasir Curam, 7% 0,15 – 0,20

Tanah Gemuk Datar, 2% 0,13 – 0,17

Tanah Gemuk Rata-rata, 2 – 7% 0,18 – 0,22

Tanah Gemuk Curam, 7% 0,25 – 0,35

2 Business Daerah Kota Lama 0,75 – 0,95

Daerah Pinggiran 0,50 – 0,70

3 Perumahan Daerah “Single Family” 0,30 – 0,50

“Multi Unit” Terpisah-pisah 0,40 – 0,60

“Multi Unit” Tertutup 0,60 – 0,75

“Sub Urban” 0,25 – 0,40

Daerah Rumah Apartemen 0,20 – 0,70

4 Industri Daerah Ringan 0,60 – 0,80

Daerah Berat 0,60 – 0,90

5 Pertamanan,Kuburan 0,10 – 0,25

6 Tempat Bermain 0,20 – 0,35

7 Halaman KeretaApi 0,20 – 0,40

8Daerah YangTidakDikerjakan

0,10 – 0,30

9 Jalan Beraspal 0,70 – 0,95

Beton 0,80 – 0,95

Batu 0,70 – 0,95

10 Untuk Berjalandan Naik Kuda 0,75 – 0,85

11 Atap 0,75 – 0,95

Sumber : Iman Subarkah Hidrologi Untuk Perencanaan Bangunan Air.

3.5.2. Metode Perhitungan Debit Banjir Puncak

Metoda yang digunakan untuk menghitung besar debit puncak pada sarana

drainase dibagi menjadi beberapa tahapan seperti :

A. Time Concentration Analysis (Tc)Penentuan waktu konsentrasi dipengaruhi oleh faktor-faktor:

a. Luas daerah pengaliran (A)

Page 25: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

25

b. Panjang saluran (L)

c. Kemiringan dasar saluran (S)

d. Debit dan kecepatan aliran (V)

Rumus yang digunakan untuk menentukan Tc adalah:

Tc = 0,0195 (S

L)0,77 (menit)

Tc = Waktu konsentrasi

L = Panjang saluran

S = Kemiringan rata-rata

B. Intensitas Curah Hujan (I)Intensitas curah hujan merupakan jumlah hujan yang dinyatakan dalam

tingginya kapasitas/volume air hujan tiap satuan waktu. Besarnya intensitas hujan

berubah-ubah tergantung lamanya curah hujan dan frekuensi kejadiannya.

Penentuan nilai intensitas curah hujan (I) menggunakan rumus:

I =3/2

24

24

tc

R

dimana :

R = curah hujan rancangan setempat (mm)

Tc = time of concentration (jam)

I = intensitas hujan (mm/jam)

C. Perhitungan Debit Air Hujan (Qa)Debit air hujan didasarkan pada limpasan air hujan yang terjadi dan tingkat

aliran puncak dengan variable amatan yang diorientasikan pada intensitas hujan

selama waktu konsentrasi dan luas daerah pengaliran.

Rumus yang digunakan untuk menentukan debit air hujan adalah:

Qa = 0,278 . C . I . A

Dimana:

Qa = debit air hujan maks. (m3/dtk)

C = koefisien run off

I = intensitas curah hujan (mm/jam)

Page 26: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

26

A = luas daerah pengaliran (Km2)

Adapun arti dari rumus ini adalah jika terjadi curah hujan selama 1 jam

dengan intensitas 1 mm/jam dalam daerah seluas 1 km2, maka besarnya debit

banjir adalah 0,278 m3/det. Dimana debit banjir tersebut akan melimpas merata

selama 1 jam.

Besar debit banjir maksimum didalam suatu kawasan tergantung pada

variabel – variabel luas tangkapan hujan (Catchment Area, A), koefisien pengaliran

(C) dan besar intensitas hujan yang terjadi pada kawasan tersebut. Besar intensitas

hujan yang digunakan untuk memperoleh debit banjir maksimum adalah besar

intensitas hujan yang terjadi selama waktu Konsentrasi (tc) di kawasan catchment

area.

Tabel 12 Langkah Perhitungan Debit Banjir Rencana

3.6 Analisa Rencana Perubahan Penggunaan Lahan (RTRW Dan Atau RTRK)

Dalam perencanaan drainase, data perubahan penggunaan lahan merupakan

salah satu parameter input yang sangat penting (Suharyanto, 1977). Hal ini

dikarenakan perubahan penggunaan lahan akan mempengaruhi besarnya debit

aliran permukaan yang timbul akibat hujan yang sama. Dengan demikian akan

sangat berpengaruh pada penentuan dimensi saluran drainase yang akan dibuat.

Disamping itu pola atau distribusi penggunaan lahan dalam suatu wilayah juga

Page 27: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

27

akan mempengaruhi tata letak saluran drainase. Area yang penuh dengan fasilitas

yang menutup permukaan tanah dengan lapisan yang tidak tembus air harus diberi

fasilitas drainase yang memadai. Semua data eksisting dan rencana penggunaan

lahan pada suatu kawasan tertuang dalam RTRW dan atau RTRK.

3.7 Analisa Tata Letak Saluran Drainase

Tata letak saluran ditentukan berdasarkan kondisi topografi, kondisi

permasalahan, dan data penggunaan lahan eksisting dan yang akan datang.

Penentuan tata letak saluran umumnya mengikuti jalan raya, karena di Indonesia

masih menganut sistim drainase tercampur. Drainase tercampur (mixed drainage)

artinya air hujan dan air buangan domestik (wasted water) dibuang kedalam satu

saluran. Demikian pula air hujan yang turun di jalan raya dan di lahan bukan jalan

raya akan disalurkan kedalam satu saluran. Dengan demikian dalam penentuan tata

letak saluran harus dipertimbangkan agar dapat menyelesaikan genangan yang

sering terjadi dan dapat mengantisipasi perubahan debit aliran permukaan yang

akan terjadi akibat perubahan penggunaan lahan. Apabila sudah terwujud tata letak

saluran drainase yang akan dibuat, tentukan pula arah alirannya agar

mempermudah dalam perhitungan debit aliran permukaan yang harus dialirkan

kedalam saluran.

3.8 Analisa DAS dan sub-sub DASnya

Pemilihan pola atau sistim drainase mengikuti fungsi saluran, keadaan

topografi, kondisi lahan (kerapatan pemukiman), jumlah dan keadaan sosial

penduduk di wilayah perencanaan. Saluran drainase dibedakan menjadi 4 macam

menurut fungsinya :

1. Main Drain :Sebagai saluran pembuangan utama, yang

menerima aliran dari saluran – saluran yang lebih

kecil di atasnya (Sungai, Pematusan)

2. Conveyor Drain :sebagai saluran pembawa dari anak cabang

saluran menuju ke Main Drain

3. Collector Drain :Sebagai saluran pengumpul, kemudian menuju ke

Conveyor Drain

4. Interseptor

Drain

:Sebagai saluran yang langsung mendapat aliran debit

dari limpasan permukaan dan debit rumah tangga

Page 28: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

28

3.8.1. Zonasi

Dari semua bentuk pengendalian yang ada, salah satu yang mencoba

diperkenalkan dan diterapkan di Indonesia adalah peraturan zonasi. Zonasi adalah

pembagian atau pemecahan suatu areal menjadi beberapa bagian, sesuai dengan

fungsi dan tujuan pengelolaan.

Untuk drainase, zonasi yang paling mudah adalah dengan menggunakan

batas daerah tangkapan air atau DAS. Fungsi zonasi sub sistem drainase adalah

untuk membagi beban limpasan air hujan yang diterima oleh suatu area (wilayah

perencanaan) sehingga setiap zona bisa menerima beban air limpasan secara

proporsional. Pembagian zonasi dapat dilihat pada lampiran peta.

3.9 Analisa Kapasitas Saluran Eksisting & Dimensi Saluran Baru

Hasil inventarisasi saluran eksisting dianalisa apakah saluran tersebut

mampu menampung debit limpasan pada daerah tangkapan air saluran. Jika

saluran mampu menampung maka tidak perlu perubahan dimensi saluran namun

jika saluran tidak mampu menampung maka diperlukan penanganan yang lebih

lanjut seperti rehabilitasi, peningkatan atau pembangunan saluran baru yang nanti

akan dijelaskan secara lengkap bab berikutnya.

Di bawah ini ditampilkan rekap hasil perhitungan kapasitas saluran

eksisting dan dimensi saluran baru untuk saluran-saluran yang tidak mampu

menerima beban air limpasan untuk tiap zona. Perhitungan analisa saluran

eksisting dapat dilihat pada lampiran.

Page 29: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

29

Tabel 13 Hasil Rekapitulasi Analisa Kapasitas Saluran Eksisting Zona 1

b bawah b atas tinggi b bawah b atas tinggi(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m)

1 Jl. Gatot Subroto Kel. Bulusan Primer 1-P Ka 295 0.70 0.70 0.40 Ok Persegi Pas. Batu 0.70 0.70 0.40 Ok Persegi Pas. batu pemeliharaan

2 Jl. Gatot Subroto Kel. Bulusan Primer 1-P Ki 295 0.70 0.70 0.80 Ok Persegi Tanah 0.70 0.70 0.80 Ok Persegi Pas. Batu Peningkatan

3 Jl. Lingkar Kel. Bulusan Sekunder 1-S1-1 Ka 368 0.70 0.70 0.75 Ok Persegi Pas. Batu saluran baru

4 Jl. Lingkar Kel. Bulusan Sekunder 1-S1-1 Ki 368 0.70 0.70 0.75 Ok Persegi Pas. Batu saluran baru

5 - Kel. Bulusan Sekunder 1-S1-2 Ka 431 0.70 0.70 0.75 Ok Persegi Pas. Batu saluran baru

6 - Kel. Bulusan Sekunder 1-S1-2 Ki 431 0.70 0.70 0.75 Ok Persegi Pas. Batu saluran baru

7 - Kel. Bulusan Sekunder 1-S1-3 Ka 200 0.70 0.70 0.75 Ok Persegi Pas. Batu saluran baru

8 - Kel. Bulusan Sekunder 1-S1-3 Ki 200 0.70 0.70 0.75 Ok Persegi Pas. Batu saluran baru

Kegiatan disaluran

Panjang(m) Dimensi Saluran

Saluran Eksisting

Cekkapasitas

BentukSaluran

Konstruksisaluran

Saluran Desain

Dimensi SaluranCek

kapasitas

BentukSaluran

Konstruksisaluran

NoLokasi

KategoriSaluran Nama Ruas

Jalan Desa/Kelurahan

Page 30: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

30

Tabel 14 Hasil Rekapitulasi Analisa Kapasitas Saluran Eksisting Zona 2

b bawah b atas tinggi b bawah b atas tinggi(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m)

1 - Desa Ketapang Primer 2-P1 Ka 873 1.00 1.20 1.40 Ok Trapesium Pas. batu saluran baru

3 - Desa Ketapang Primer 2-P2 Ka 276 0.60 0.60 0.80 Ok Persegi Pas. batu saluran baru

4 - Desa Ketapang Primer 2-P2 Ki 276 0.60 0.60 0.80 Ok Persegi Pas. batu saluran baru

5 - Desa Ketapang Primer 2-P3 Ka 510 0.70 0.80 0.70 Ok Trapesium Beton (tutup) 0.70 0.80 0.70 Ok Trapesium Pas. batu pemeliharaan

6 - Desa Ketapang Primer 2-P3 Ki 510 0.70 0.80 0.70 Ok Trapesium Beton (tutup) 0.70 0.80 0.70 Ok Trapesium Pas. batu pemeliharaan

7 Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang Primer 2-P4 Ka 451 0.75 0.85 1.20 Ok Trapesium Pas. batu saluran baru

8 Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang Primer 2-P4 Ki 451 0.75 0.85 1.20 Ok Trapesium Pas. batu saluran baru

9 Jl. J. Sudirman Desa Ketapang Sekunder 2-S1-1 Ka 1066 0.75 0.85 1.00 Ok Trapesium Pas. batu saluran baru

10 Jl. J. Sudirman Desa Ketapang Sekunder 2-S1-1 Ki 1066 0.75 0.85 1.00 Ok Trapesium Pas. batu saluran baru

11 Jl. J. Sudirman Desa Ketapang Sekunder 2-S1-2 Ka 260

12 Jl. J. Sudirman Desa Ketapang Sekunder 2-S1-2 Ki 260

13 - Desa Ketapang Sekunder 2-S1-3 Ka 334 0.50 0.50 0.80 Ok Persegi Pas. batu saluran baru

14 - Desa Ketapang Sekunder 2-S1-3 Ki 334 0.50 0.50 0.80 Ok Persegi Pas. batu saluran baru

15 - Desa Ketapang Sekunder 2-S1-4 Ka 712 0.55 0.65 0.95 Ok Trapesium Pas. batu saluran baru

16 - Desa Ketapang Sekunder 2-S1-4 Ki 712 0.55 0.65 0.95 Ok Trapesium Pas. batu saluran baru

17 - Desa Ketapang Sekunder 2-S1-5 Ka 149 0.40 0.40 0.70 Ok Persegi Pas. batu saluran baru

18 - Desa Ketapang Sekunder 2-S1-5 Ki 149 0.40 0.40 0.70 Ok Persegi Pas. batu saluran baru

19 Gg. Sayu Wiwit Desa Ketapang Sekunder 2-S3-1 Ka 449 0.20 0.40 0.30 Meluap Trapesium Pas. Batu 0.50 0.50 0.50 Ok Persegi Pas. batu peningkatan

20 Gg. Masjid Desa Ketapang Sekunder 2-S3-1 Ki 449 0.30 0.30 0.10 Meluap Persegi Pas. Batu 0.50 0.50 0.50 Ok Persegi Pas. batu peningkatan

21 Gg. Pasar Desa Ketapang Sekunder 2-S3-2 Ka 179 0.40 0.40 0.40 Ok Persegi Pas. batu saluran baru

22 Gg. Pasar Desa Ketapang Sekunder 2-S3-2 Ki 179 0.30 0.30 0.15 Ok Persegi Pas. batu saluran baru

23 Jl. Rowo Baru Desa Ketapang Sekunder 2-S4-1 Ka 501 0.55 0.65 0.90 Ok Trapesium Pas. batu saluran baru

24 Jl. Rowo Baru Desa Ketapang Sekunder 2-S4-1 Ki 501 0.55 0.65 0.90 Ok Trapesium Pas. batu saluran baru

25 Jl. Loreng Desa Ketapang Sekunder 2-S4-2 Ka 311 0.40 0.40 0.70 Ok Persegi Pas. batu saluran baru

26 Jl. Loreng Desa Ketapang Sekunder 2-S4-2 Ki 311 0.55 0.55 0.80 Ok Persegi Pas. batu saluran baru

27 - Kel. Bulusan Sekunder 2-S4-3 Ka 181 0.40 0.40 0.90 Ok Persegi Pas. batu saluran baru

28 - Kel. Bulusan Sekunder 2-S4-3 Ki 181 0.40 0.40 0.60 Ok Stgh.Lngkrn Buis Beton 0.40 0.40 0.60 Ok Persegi Pas. batu pemeliharaan

29 - Kel. Bulusan Sekunder 2-S4-4 Ka 314 0.40 0.40 0.70 Ok Persegi Pas. batu saluran baru

30 - Kel. Bulusan Sekunder 2-S4-4 Ki 314 0.40 0.40 0.70 Ok Persegi Pas. batu saluran baru

31 - Kel. Bulusan Sekunder 2-S4-5 Ka 292 0.50 0.50 0.80 Ok Persegi Pas. batu saluran baru

32 - Kel. Bulusan Sekunder 2-S4-5 Ki 292 0.50 0.50 0.80 Ok Persegi Pas. batu saluran baru

Desa/KelurahanDimensi Saluran

Cekkapasit

asBentukSaluran

Saluran Irigasi

NoLokasi

KategoriSaluran Nama Ruas Panjang

(m)

Saluran Eksisting

Jalan

Saluran Desain

Cekkapasitas

BentukSaluran

Konstruksisaluran

Dimensi SaluranKegiatan di

saluranKonstruksisaluran

Page 31: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

31

Tabel 15 Hasil Rekapitulasi Analisa Kapasitas Saluran Eksisting Zona 3

b bawah b atas tinggi b bawah b atas tinggi(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m)

1 - Desa Ketapang Primer 3-P1 Ka 652 0.90 0.80 1.20 Ok Trapesium Pas. batu saluran baru

2 - Desa Ketapang Primer 3-P1 Ki 652 0.90 0.80 1.20 Ok Trapesium Pas. batu saluran baru

3 - Desa Ketapang Primer 3-P2 Ka 233 saluran baru

4 - Desa Ketapang Primer 3-P2 Ki 233 saluran baru

5 - Desa Ketapang Primer 3-P3 Ka 1055 1.00 1.20 1.30 Ok Trapesium Pas. batu saluran baru

6 - Desa Ketapang Primer 3-P3 Ki 1055 0.70 9.00 1.10 Ok Trapesium Pas. batu saluran baru

7 Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang Primer 3-P4 Ka 1335 1.00 1.00 1.00 Ok Persegi Beton 1.00 1.00 1.00 Ok Persegi Pas. batu pemeliharaan

8 Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang Primer 3-P4 Ki 1335 0.75 0.75 0.95 Meluap Persegi Pas. batu 1.00 1.20 1.20 Ok Trapesium Pas. batu peningkatan

9 Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang Primer 3-P5 Ka 117 0.70 0.70 0.70 Ok Persegi Pas. batu 0.70 0.70 0.70 Ok Persegi Pas. batu pemeliharaan

10 Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang Primer 3-P5 Ki 117 0.70 0.70 0.70 Ok Persegi Pas. batu 0.70 0.70 0.70 Ok Persegi Pas. batu pemeliharaan

11Jl. KampungAnyar

Desa Ketapang Sekunder 3-S3-1 Ka 300 0.20 0.20 0.35 Meluap Persegi bata plestern 0.50 0.50 0.50 Ok Persegi Pas. batu peningkatan

12Jl. KampungAnyar

Desa Ketapang Sekunder 3-S3-1 Ki 300 0.25 0.25 0.50 Meluap Persegi bata plestern 0.50 0.50 0.50 Ok Persegi Pas. batu peningkatan

13 Jl. Pertamina Desa Ketapang Sekunder 3-S3-2 Ka 328 1.10 1.10 0.60 Ok Persegi Pas. batu 1.10 1.10 0.60 Ok Persegi Pas. batu pemeliharaan

14 Jl. Pertamina Desa Ketapang Sekunder 3-S3-2 Ki 328 0.60 0.60 0.50 Ok Persegi Pas. batu 0.60 0.60 0.50 Ok Persegi Pas. batu pemeliharaan

15 Gg. Melati Desa Ketapang Sekunder 3-S3-3 Ka 382 0.50 0.50 0.70 Ok Persegi Pas. batu saluran baru

16 Gg. Melati Desa Ketapang Sekunder 3-S3-3 Ki 382 0.50 0.50 0.70 Ok Persegi Pas. batu saluran baru

17Jl. KampungAnyar

Desa Ketapang Sekunder 3-S4-1 Ka 285 0.65 0.65 0.35 Ok Persegi Pas. batu 0.65 0.65 0.35 Ok Persegi Pas. batu pemeliharaan

18Jl. KampungAnyar

Desa Ketapang Sekunder 3-S4-1 Ki 285 0.60 0.60 0.55 Ok Persegi Pas. batu 0.60 0.60 0.55 Ok Persegi Pas. batu pemeliharaan

19 Jl. Pertamina Desa Ketapang Sekunder 3-S4-2 Ka 306 0.70 0.70 0.45 Ok Persegi Pas. batu 0.70 0.70 0.45 Ok Persegi Pas. batu rehabilitasi

20 Jl. Pertamina Desa Ketapang Sekunder 3-S4-2 Ki 306 0.45 0.45 0.45 Meluap Persegi Pas. Batu 0.50 0.50 0.50 Ok Persegi Pas. batu peningkatan

21 Jl. Mutiara I Desa Ketapang Sekunder 3-S4-3 Ka 100 0.30 0.30 0.50 Ok Persegi Pas. batu saluran baru

22 Jl. Mutiara I Desa Ketapang Sekunder 3-S4-3 Ki 100 0.25 0.40 0.40 Ok Trapesium Pas. batu 0.25 0.40 0.40 Ok Trapesium Pas. batu pemeliharaan

23 - Desa Ketapang Sekunder 3-S4-4 Ka 151 0.40 0.40 0.60 Ok Persegi Pas. batu saluran baru

24 - Desa Ketapang Sekunder 3-S4-4 Ki 151 0.25 0.35 0.40 Ok Trapesium Pas. batu 0.25 0.35 0.40 Ok Trapesium Pas. batu pemeliharaan

25 Jl. Mutiara Desa Ketapang Sekunder 3-S4-5 Ka 207 0.25 0.25 0.50 Ok Persegi Pas. batu 0.25 0.25 0.50 Ok Persegi Pas. batu pemeliharaan

26 Jl. Mutiara Desa Ketapang Sekunder 3-S4-5 Ki 207 0.40 0.40 0.60 Ok Persegi Pas. batu saluran baru

Saluran DesainKegiatan di

saluranDimensi SaluranCek

kapasitas

BentukSaluran

Konstruksisaluran

LokasiKategoriSaluran Nama Ruas

Jalan Desa/KelurahanNo

Saluran Irigasi

Dimensi Saluran Cekkapasitas

BentukSaluran

Konstruksisaluran

Panjang(m)

Saluran Eksisting

Page 32: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

32

Tabel 16 Hasil Rekapitulasi Analisa Kapasitas Saluran Eksisting Zona 4

b bawah b atas tinggi b bawah b atas tinggi(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m)

1 - Desa Ketapang Primer 4-P1 Ka 365 0.70 0.70 0.30 Meluap Persegi Pas. Batu 0.70 0.70 0.40 Ok Persegi Pas. batu peningkatan

2 - Desa Ketapang Primer 4-P1 Ki 365 0.50 0.50 0.80 Ok Persegi Pas. batu saluran baru

3 - Desa Ketapang Primer 4-P2 Ka 178 0.50 0.50 0.45 Ok Persegi Pas. Batu 0.50 0.50 0.45 Ok Persegi Pas. batu pemeliharaan

4 - Desa Ketapang Primer 4-P2 Ki 178 0.40 0.40 0.70 Ok Persegi Pas. batu saluran baru

5 - Desa Ketapang Primer 4-P3 Ka 182 0.40 0.40 0.70 Ok Persegi Pas. batu saluran baru

6 - Desa Ketapang Primer 4-P3 Ki 182 0.40 0.40 0.70 Ok Persegi Pas. batu saluran baru

7 Jl. Pesantren Desa Ketapang Primer 4-P4 Ka 409 0.30 0.30 0.20 Meluap Persegi Pas. Batu 0.40 0.40 0.40 Ok Persegi Pas. batu peningkatan

8 Jl. Pesantren Desa Ketapang Primer 4-P4 Ki 409 0.70 0.70 1.10 Ok Persegi Pas. batu saluran baru

9 Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang Primer 4-P5 Ka 641 0.30 0.75 0.70 Meluap Trapesium Pas. Batu 0.80 0.90 0.70 Ok Trapesium Pas. batu peningkatan

10 Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang Primer 4-P5 Ki 641 0.50 0.60 0.70 Ok Trapesium Pas. batu saluran baru

11 Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang Primer 4-P6 Ka 131 0.30 0.30 0.25 Meluap Persegi Pas. Batu 0.60 0.60 0.60 Ok Persegi Pas. batu peningkatan

12 Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang Primer 4-P6 Ki 131 0.60 0.70 0.70 Ok Trapesium Pas. batu saluran baru

13 - Desa Ketapang Sekunder 4-S4 Ka 109 0.40 0.40 0.70 Ok Persegi Pas. batu saluran baru

14 - Desa Ketapang Sekunder 4-S4 Ki 109 0.40 0.40 0.70 Ok Persegi Pas. batu saluran baru

15 - Desa Ketapang Sekunder 4-S5-1 Ka 357 0.40 0.50 0.70 Ok Trapesium Pas. batu saluran baru

16 - Desa Ketapang Sekunder 4-S5-1 Ki 357 0.40 0.60 0.70 Ok Trapesium Pas. batu saluran baru

17 - Desa Ketapang Sekunder 4-S5-2 Ka 370 0.40 0.40 0.70 Ok Persegi Pas. batu saluran baru

18 - Desa Ketapang Sekunder 4-S5-2 Ki 370 0.40 0.60 0.70 Ok Trapesium Pas. batu saluran baru

19 - Desa Ketapang Sekunder 4-S5-3 Ka 337 0.40 0.40 0.90 Ok Persegi Pas. Batu 0.40 0.40 0.90 Ok Persegi Pas. batu pemeliharaan

20 - Desa Ketapang Sekunder 4-S5-3 Ki 337 0.40 0.50 0.70 Ok Trapesium Pas. batu saluran baru

21 - Desa Ketapang Sekunder 4-S5-4 Ka 182 0.40 0.40 0.70 Ok Persegi Pas. batu saluran baru

22 - Desa Ketapang Sekunder 4-S5-4 Ki 182 0.40 0.40 0.70 Ok Persegi Pas. batu saluran baru

23 - Desa Ketapang Sekunder 4-S6 Ka 174 0.60 0.60 0.30 Ok Persegi Pas. Batu 0.60 0.60 0.30 Ok Persegi Pas. batu pemeliharaan

24 - Desa Ketapang Sekunder 4-S6 Ki 129 0.30 0.30 0.30 Ok Persegi Pas. Batu 0.30 0.30 0.30 Ok Persegi Pas. batu pemeliharaan

Panjang(m)

Saluran Eksisting Saluran DesainKegiatan di

saluranJalan Desa/KelurahanDimensi Saluran Cek

kapasitasBentukSaluran

Dimensi SaluranCek

kapasitas

BentukSaluran

Konstruksisaluran

NoLokasi

KategoriSaluran Nama Ruas

Konstruksisaluran

Page 33: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

33

Tabel 17 Hasil Rekapitulasi Analisa Kapasitas Saluran Eksisting Zona 5

Tabel 18 Hasil Rekapitulasi Analisa Kapasitas Saluran Eksisting Zona 6

b bawah b atas tinggi b bawah b atas tinggi(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m)

1 Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang Primer 5-P1 Ka 126 0.60 0.70 0.70 Ok Trapesium Pas. batu 0.60 0.70 0.70 Ok Trapesium Pas. batu pemeliharaan

2 Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang Primer 5-P1 Ki 126 0.75 0.75 0.70 Ok Persegi Pas. batu 0.75 0.75 0.70 Ok Persegi Pas. batu pemeliharaan

3 Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang Primer 5-P2 Ka 267 0.70 0.70 0.40 Meluap Persegi Pas. batu 0.70 0.70 0.70 Ok Persegi Pas. batu peningkatan

4 Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang Primer 5-P2 Ki 267 0.70 1.00 0.60 Ok Trapesium Pas. batu 0.70 1.00 0.60 Ok Trapesium Pas. batu pemeliharaan

5 - Desa Ketapang Sekunder 5-S Ki 144 0.60 0.60 0.60 Ok Persegi Pas. batu 0.60 0.60 0.60 Ok Persegi Pas. batu pemeliharaan

Saluran Eksisting Saluran DesainKegiatan di

saluranDimensi SaluranCekkapasitas

BentukSaluran

Konstruksisaluran

Cekkapasit

asBentukSaluran

Konstruksisaluran

NoLokasi

KategoriSaluran

NamaRuas

Panjang(m)Jalan Desa/Kelurahan

Dimensi Saluran

b bawah b atas tinggi b bawah b atas tinggi(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m)

1 Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang Primer 6-P1 Ka 222 0.70 0.70 0.40 Ok Persegi Pas. Batu 0.70 0.70 0.40 Ok Persegi Pas. batu pemeliharaan

2 Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang Primer 6-P1 Ki 222 0.70 0.70 0.40 Meluap Persegi Pas. Batu 0.70 0.70 0.70 Ok Persegi Pas. batu peningkatan

3 Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang Primer 6-P2 Ka 141 1.00 1.00 1.00 Ok Persegi Pas. Batu 1.00 1.00 1.00 Ok Persegi Pas. batu pemeliharaan

4 Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang Primer 6-P2 Ki 141 0.70 0.70 0.40 Ok Persegi Pas. Batu 0.70 0.70 0.40 Ok Persegi Pas. batu pemeliharaan

Saluran Eksisting Saluran DesainKegiatan di

saluranDimensi SaluranCekkapasitas

BentukSaluran

Konstruksisaluran

Cekkapasit

asBentukSaluran

Konstruksisaluran

NoLokasi

KategoriSaluran

NamaRuas

Panjang(m)Jalan Desa/Kelurahan

Dimensi Saluran

Page 34: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

34

Tabel 19 Hasil Rekapitulasi Analisa Kapasitas Saluran Eksisting Zona 7

b bawah b atas tinggi b bawah b atas tinggi(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m)

1 - Desa Ketapang Primer 7-P1 Ka 92 0.60 0.60 0.70 Ok Persegi Pas. batu

2 - Desa Ketapang Primer 7-P1 Ki 92 1.00 1.00 0.80 Ok Persegi Pas. Batu 1.00 1.00 0.80 Ok Persegi Pas. batu

3 - Desa Ketapang Primer 7-P2 Ka 154 1.00 1.00 0.80 Ok Persegi Pas. Batu 1.00 1.00 0.80 Ok Persegi Pas. batu

4 - Desa Ketapang Primer 7-P2 Ki 154 0.60 0.60 0.70 Ok Persegi Pas. batu

5 Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang Primer 7-P3 Ka 110 0.70 0.70 0.40 Ok Persegi Pas. Batu 0.70 0.70 0.40 Ok Persegi Pas. batu

6 Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang Primer 7-P3 Ki 110 0.40 0.40 0.60 Ok Persegi Pas. Batu 0.40 0.40 0.60 Ok Persegi Pas. batu

7 Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang Primer 7-P4 Ka 82 0.40 0.40 0.60 Ok Persegi Pas. Batu 0.40 0.40 0.60 Ok Persegi Pas. batu

8 Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang Primer 7-P4 Ki 82 0.70 0.70 0.40 Ok Persegi Pas. Batu 0.70 0.70 0.40 Ok Persegi Pas. batu

9 - Desa Ketapang Sekunder 7-S3 Ka 111 1.20 1.40 0.35 Ok Trapesium Pas. Batu 1.20 1.40 0.35 Ok Trapesium Pas. batu

10 - Desa Ketapang Sekunder 7-S3 Ki 111 0.40 0.40 0.50 Ok Persegi Pas. batu

11 - Desa Ketapang Sekunder 7-S4 Ka 120 0.40 0.40 0.50 Ok Persegi Pas. batu

12 - Desa Ketapang Sekunder 7-S4 Ki 120 0.40 0.40 0.50 Ok Persegi Pas. batu

BentukSaluran

Konstruksisaluran

Saluran Eksisting Saluran Desain

Dimensi Saluran Cekkapasitas

BentukSaluran

Konstruksisaluran

Dimensi SaluranCek

kapasitas

NoLokasi

KategoriSaluran

NamaRuas

Panjang(m)Jalan Desa/Kelurahan

Page 35: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

35

Tabel 20 Hasil Rekapitulasi Analisa Kapasitas Saluran Eksisting Zona 8

b bawah b atas tinggi b bawah b atas tinggi(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m)

1 Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang Primer 8-P1 Ka 59 0.40 0.40 0.30 Ok Persegi Pas. Batu 0.40 0.40 0.30 Ok Persegi Pas. batu pemeliharaan

2 Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang Primer 8-P1 Ki 59 0.60 0.60 0.30 Ok Persegi Pas. Batu 0.60 0.60 0.30 Ok Persegi Pas. batu pemeliharaan

3 Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang Primer 8-P2 Ka 411 0.60 0.60 0.30 Meluap Persegi Pas. Batu 0.70 0.70 0.70 Ok Persegi Pas. batu peningkatan

4 Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang Primer 8-P2 Ki 411 0.40 0.60 0.60 Ok Trapesium Pas. Batu 0.40 0.60 0.60 Ok Trapesium Pas. batu pemeliharaan

5 - Desa Ketapang Sekunder 8-S1 Ka 85 0.60 0.60 0.60 Ok Persegi Pas. Batu 0.60 0.60 0.60 Ok Persegi Pas. batu pemeliharaan

6 - Desa Ketapang Sekunder 8-S1 Ki 85 0.40 0.40 0.50 Ok Persegi Pas. batu saluran baru

7 - Desa Ketapang Sekunder 8-S2-1 Ka 278 0.40 0.40 0.60 Ok Persegi Pas. batu saluran baru

8 - Desa Ketapang Sekunder 8-S2-1 Ki 278 0.40 0.40 0.40 Ok Persegi Pas. Batu 0.40 0.40 0.40 Ok Persegi Pas. batu pemeliharaan

9 - Desa Ketapang Sekunder 8-S2-2 Ka 73 0.60 0.60 0.30 Ok Persegi Pas. Batu 0.60 0.60 0.30 Ok Persegi Pas. batu pemeliharaan

10 - Desa Ketapang Sekunder 8-S2-2 Ki 73 0.55 0.55 0.40 Ok Persegi Pas. Batu 0.55 0.55 0.40 Ok Persegi Pas. batu pemeliharaan

Saluran Eksisting Saluran DesainKegiatan di

saluranDimensi SaluranCekkapasitas

BentukSaluran

Konstruksisaluran

Cekkapasit

asBentukSaluran

Konstruksisaluran

NoLokasi

KategoriSaluran Nama Ruas Panjang

(m)Jalan Desa/KelurahanDimensi Saluran

Page 36: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

36

44.. PPEENNYYUUSSUUNNAANN MMAASSTTEERRPPLLAANN

4.1 Dasar Penanganan

Sesuai dengan tujuannya, pembuatan master plan sistem drainase kota

diarahkan untuk menyiapkan suatu pedoman atau arahan umum bagi Pemerintah

dalam menentukan dan menangani pembangunan/pengelolaan sistem jaringan

drainase kota di masa datang dengan jangkauan waktu tertentu.

Dengan demikian penanganan master plan sistem drainase kota harus

merupakan bagian yang tidak terpisahkan satu bagian dari pola induk sistem

pengembangan kota.

Dari segi penanganan dan pembangunan drainase harus didasarkan pada

urutan prioritas penanganan sesuai dengan tingkat permasalahan yang ada dan

yang harus ditangani segera, khususnya untuk penanganan-penanganan yang

bersifat jangka panjang.

4.2 Sistem Penanganan

Atas dasar pertimbangan konsepsi dan strategi diatas, diusulkan penanganan

sistem jaringan drainase Kawasan Khusus Pelabuhan Ketapang sebagai berikut :

1. Penanganan dengan titik berat jangka pendek dilakukan berdasarkan pembagian

kawasan Kawasan Khusus Pelabuhan Ketapang dalam sub-sub sistem jaringan

drainase kota

2. Penanganan jangka panjang berupa pembuatan master plan yang dikaitkan

dengan rencana pola induk pengembangan kota, master plan ini tidak hanya

mencakup daerah-daerah perkotaan saja, program ini harus mencakup rencana

pengembangan kota dalam jangka waktu antara 10 tahun, sehingga diharapkan

konsep penataan tata ruang tidak saling tumpang tindih (overlap), dalam kaitan

tersebut perlu adanya kajian yang lebih dalam dengan sektor institusi lainnya.

3. Master plan sistem jaringan drainase Kawasan Khusus Pelabuhan Ketapang

disusun secara bertahap, yaitu :

Penanganan kota yang ada, melalui peningkatan fungsi dan kemampuan

jaringan yang ada.

Penanganan daerah pengembangan kota melalui peningkatan dan pembuatan

saluran baru.

Page 37: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

37

Rencana saluran drainase dapat diarahkan untuk mengalirkan air dari daerah

genangan, sementara yang ada tetap dapat berfungsi menampung sesuai

dengan beban pengaliran yang ada.

4.3 Pendekatan Aspek Penyusunan Masterplan Drainase

Dalam pelaksanaan Pekerjaan Penyusunan Master Plan Drainase Kawasan

Khusus Pelabuhan Ketapang ini, pendekatan masalah yang akan dilakukan

mencakup aspek teknis, sedangkan aspek non teknis berkaitan dengan sistem dan

karakteristik yang ada di kawasan Khusus Pelabuhan Ketapang seperti mengenai

kelembagaan dan investasi dari pembangunan drainase itu sendiri. Pendekatan ini

sangat penting dilakukan mengingat bangunan saluran drainase merupakan bagian

dari pembangunan prasarana kota secara makro.

Dalam Penyusunan Master Drainase Kawasan Khusus Pelabuhan Ketapang

diupayakan memenuhi kriteria dan aspek serta tahapan sebagai berikut :

4.3.1. Aspek Teknis

Perbaikan sistem drainase di daerah perkotaan mengikuti tahapan:

1. Mempelajari sistem drainase yang sudah ada saat ini.

2. Perumusan rencana perbaikan sistem drainase

3. Perencanaan fasilitas drainase, seperti saluran drainase, tanggul,

gorong-gorong, kolam retensi, stasiun pompa dll.

4. Pelaksanaan pekerjaan.

5. Operasi dan pemeliharaan fasilitas drainase.

Sesuai dengan kondisi system drainase di Kawasan Khusus Pelabuhan

Ketapang maka aspek teknik harus dipenuhi semuanya, sehingga nantinya dapat

diperoleh perencanaan yang terpadu dan berkesinambungan.

4.3.2. Aspek Ekonomi dan Finansial

Aspek ekonomi dan finansial ini bertujuan untuk melakukan identifikasi

tingkat kelayakan suatu proyek secara ekonomis atau dengan kata lain melakukan

penilaian apakah investasi yang ditanamkan akan memberikan manfaat ekonomi

yang cukup. Melakukan penilaian seberapa besar keuntungan yang diperoleh oleh

penerima manfaat (dalam hal ini masyarakat) jika dibandingkan dengan tanpa

proyek. Melakukan jastifikasi terhadap biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan

proyek tersebut dan kemungkinan pengembalian investasi (cost recovery) dalam

Page 38: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

38

kaitannya dengan pembayaran kembali pinjaman dari pihak donor. Dan melakukan

identifikasi terhadap resiko-resiko yang mungkin akan menjadi kendala bagi proyek

untuk mencapai tujuan yang diprogramkan.

4.3.3. Aspek Sosial

Di Kawasan Khusus Pelabuhan Ketapang, kondisi masyarakatnya beberapa

masih belum memahami dengan baik tentang pentingnya sarana dan prasarana

drainase, sehingga masih banyak ditemukan sampah yang dibuang pada saluran

dan yang cukup perlu dicermati adalah beberapa masyarakat yang menolak atau

tidak setuju dibuat sarana dan prasarana drainase. Untuk mengatasi hal tersebut

bisa dilakukan kajian tersendiri melalui sosialisasi dan pendekatan kepada

masyarakat sebelum dilaksanakan pembangunan sarana dan prasarana drainase.

4.3.4. Aspek Legalitas atau Perundang-undangan.

Saat ini di Kawasan Khusus Pelabuhan Ketapang belum ada peraturan yang

mengatur tentang drainase dan hal terkaitnya, sehingga perlu dibuat suatu

peraturan daerah dengan mengacu pada peraturan yang ada dan peraturan lain

yang terkait.

Seperti yang sudah disampaikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 14

Tahun 1987, penangganan pembangunan drainase dilakukan sejalan dengan asas

desentralisasi di bidang pekerjaan umum. Pada hakekatnya Pemerintah Daerah

tingkat II bertanggungjawab dalam perencanaan, pelaksanaan, operasi dan

pemeliharaan sistem drainase perkotaan. Operasi dan pemeliharaan sistem drainase

lokal menjadi tanggung jawab masyarakat perkotaan.

4.3.5. Aspek Kelembagaan.

Organisasi atau lembaga pengelola prasarana dan sarana pengendalian banjir

diperkotaan harus dibentuk, tidak hanya pada kawasan kota saja, tetapi juga di

seluruh daerah tangkapan air dan kawasan perairan pantai dimana sumber

permasalahan berasal.

Institusi ini mempunyai tanggung jawab mengendalikan peningkatan debit

dari daerah hulu dengan jalan menurunkan aliran permukaan dan meregulasi debit

puncak melalui berbagai macam cara dan bertanggung jawab untuk mengendalikan

pengambilan air tanah yang berdampak pada amblesan tanah (land Subsidence).

Selain itu juga bertanggung jawab terhadap pengembangan rencana dan program,

persiapan dan implementasi sistem pembangunan, melakukan operasi dan

Page 39: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

39

pemeliharaan, manajemen keuangan, dan menjaga sistem pendukung pengambilan

keputusan (Decision Support System = DSS).

Di Kawasan Khusus Pelabuhan Ketapang pengelola sarana dan prasarana

drainase meliputi Dinas Pekerjaan Umum dan tentunya Bappeda Kawasan Khusus

Pelabuhan Ketapang pada perencanaan makronya.

4.3.6. Aspek Lingkungan.

Aspek lingkungan ini perlu diperhatikan baik lingkungan fisik, biologi dan

kimia, agar tidak menimbulkan dampak negatif seperti genangan permanen dalam

saluran/bangunan air, atau pencemaran air tanah bagi lingkungan.

Saat ini di Kawasan Khusus Pelabuhan Ketapang belum banyak terdapat

industri/pabrik, tetapi tetap diwajibkan untuk mengolah terlebih dahulu limbah

industri/pabrik sebelum dialirkan pada sistem drainase kota. Perkembangan

perumahan baru juga harus dilengkapi dengan sarana dan prasarana drainase

sesuai dengan kondisi sistem drainase kota, serta melestarikan lingkungan.

Serta sejalan dengan perkembangan, implementasi sumur resapan, bio pori

dan pengolahan grey water perlu digalakan untuk menjaga kelestarian lingkungan

khususnya air.

4.4 Pendekatan Teknis

Di dalam kajian teknis perencanaan sistem drainase Kawasan Khusus

Pelabuhan Ketapang mencakup beberapa prinsip utama yang harus diletakkan

sebagai dasar pada sistem drainase perkotaan, antara lain :

1. Kapasitas sistem harus mencukupi.

2. Tata letak sistem memenuhi kreteria perkotaan dan memiliki kesempatan

perluasan sistem.

3. Stabilitas sistem harus terjamin dengan analisa berbagai kondisi dan adanya

kemudahan dalam operasi dan pemeliharaan.

4.5 Penangganan Drainase

Penangganan drainase dimaksudkan untuk mengoptimalkan system

prasarana dan sarana yang ada, baru dilanjutkan dengan pengembangan system.

4.5.1. Kegiatan Pengamanan Dan Pencegahan

Kegiatan pengamanan dan pencegahan adalah usaha pengamanan atau

Page 40: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

40

menjaga kondisi dan/atau fungsi sistem dari hal-hal yang dapat mengakibatkan

rusaknya jaringan. Kegiatan ini meliputi, antara lain:

1. Inspeksi rutin

2. Melarang membuang sampah di saluran/kolam

3. Melarang merusak bangunan drainase

4. Larangan membangun pada tanggul/sempadan sungai/saluran

Kegiatan pengamanan dan pencegahan terhadap fasilitas sarana dan

prasarana drainase sedapat mungkin dilakukan pada semua.

4.5.2. Kegiatan Pemeliharaan

Kegiatan perawatan adalah usaha-usaha untuk mempertahankan kondisi

dan/atau fungsi sistem tanpa ada bagian kontruksi yang diubah/diganti.

4.5.2.1 Pemeliharaan Rutin

Perawatan rutin adalah usaha-usaha untuk mempertahankan kondisi dan

fungsi sistem, tanpa ada bagian kontruksi yang diubah/diganti dan dilaksanakan

setiap waktu secara berulang - ulang. Kegiatan ini meliputi antara lain:

a. Drainase saluran terbukaPada saluran drainase berupa saluran terbuka, baik berupa saluran dari

tanah, pasangan batu kali atau beton. Saluran ini dilengkapi dengan tanggul atau

jalan inspeksi. Kegiatan perawatan rutin meliputi:

Membabat rumput pada tebing saluran (untuk saluran dari tanah)

Membersihkan sampah, tumbuhan pengganggu yang berada di saluran

Memperbaiki longsoran-longsoran kecil yang terjadi di lereng saluran

Menambal dinding saluran yang retak atau rusak, dan merapikan bentuk profil

saluran

Memperbaiki kerusakan kecil pada tanggul akibat penurunan, rembesan, dan

longsoran kecil.

Menambal dan memperbaiki kerusakan kecil/setempat pada jalan inspeksi

b. Drainase Saluran Tertutup, box culvert, gorong-gorongPada kawasan perkotaan, saluran drainase banyak berupa saluran tertutup.

Saluran dapat terbuat dari buis beton yang dilengkapi dengan lubang kontrol (man

hole), atau saluran pasangan batu kali/beton yang diberi plat tutup dari beton

betulang. Karena tertutup, maka perubahan penampang saluran akibat sedimentasi,

Page 41: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

41

sampah, dan lain-lain tidak dapat terlihat dengan mudah. Oleh karena itu, kegiatan

pemeliharaan perlu di dahului dengan inspeksi saluran, dengan cara :

c. Inspeksi lubang kontrol (man hole)

Pekerjaan inspeksi man hole yang tampaknya sepele ini, ternyata berbeda di

lapangan. Dalam praktek, membuka tutup man hole bukan pekerjaan mudah,

selain berat, sering tutup man hole terjepit karena kurang sempurna pada saat

kontruksi atau pengecoran. Untuk mempermudah atau memperingan

pengangkatan tutup man hole dapat dilakukan dengan alat bantu tripot dan

katrol.

Setelah tutup terangkat, inspeksi dilakukan dengan jalan menancapkan jalon

(tongkat yag berujung runcing) ke dalam man-hole sampai menyentuh dasarnya

untuk mengetahui ketebalan endapan sedimen. Jika memungkinkan, inspektor

dapat turun ke dalam man-hole. Hal ini perlu dilakukan secara hati-hati, karena

di dalam man-hole sering terdapat gas-gas beracun seperti H2S, CO, CH4, dll.

Tindakan yang dapat dilakukan sebelum turun ke man-hole antara lain:

­ Tiupkan zat asam segar ke dalam man-hole dengan blower

­ Lengkapi inspektor dengan tabung zat asam dan perlengkapannya.

­ Jangan merokok, karena zat metan (CH4) mudah terbakar dan meledak di

dalam man-hole

Air limbah rumah tangga, dan atau industri yang dibuang ke saluran drainase

beracun dan merusak kulit tubuh, oleh karena itu diperlukan pakaian khusus

bagi inspektor.

Jika memungkinkan, pada waktu inspektor berada di dalam man-hole, sekaligus

memeriksa kondisi saluran drainase. Namun dijumpai kondisi man-hole sangat

gelap, khususnya jika man-hole cukup dalam. Dalam hal ini diperlukan teknik

tersendiri dalam melakukan inspeksi, diantaranya:

­ Inspeksi dengan senter-cermin: sinar dari senter yang kuat disorotkan oleh

inspektor-1 dari lubang pipa melalui man-hole dan inspektor-2 melihat

cermin dari lubang pipa pada man-hole berikutnya.

­ Inspeksi dengan sinar matahari-cermin: sinar matahari dipantulkan oleh

cermin oleh inspektor-1 dari lubang pipa melalaui man-hole dan ditangkap

oleh cermin dari lubang pipa pada man-hole berikutnya.

Page 42: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

42

­ Inspeksi dengan Tele Eye: sebuah Handy Camera yang digerakkan oleh robot

kecil berjalan masuk ke dalam pipa. Inspektor mengamati kondisi pipa dari

layar monitor yang berada di luar man-hole.

4.5.2.2 Pemeliharaan berkala

Perawatan berkala adalah usaha-usaha mempertahankan kondisi dan fungsi

sistem, tanpa ada bagian kontruksi yang diubah/diganti dan dilaksanakan secara

berkala. Kegiatan ini meliputi, antara lain:

a. Drainase saluran terbuka

Disamping kegiatan rutin, perlu dilakukan pemeliharaan berkala dengan skala

yang lebih besar, yaitu mengeruk/mengangkat endapan lumpur di sepanjang

saluran, dilakukan setiap periode tertentu (biasanya antara 1 – 4 tahunan),

dilakukan pada saat musim kemarau. Pekerjaan ini dilakukan untuk

mempertahankan penampang saluran, karena aliran airnya tidak mampu

menggelontor endapan lumpur dan sampah cukup tinggi.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membersihkan saluran dari

endapan sedimen/lumpur, yaitu:

­ Menciptakan kecepatan gelontor yang cukup tinggi sehingga mampu

membersihkan sampah/sedimen setiap kali terjadi aliran besar. Cara ini

sangat ekonomis, namun tidak selalu dapat dilaksakan, karena sangat

tergantung pada kemiringan saluran yang ada. Pasokan air penggelontor juga

sering menjadi penghambat, karena tidak selalu tersedia cukup, terutama

pada musim kemarau.

­ Pengerukan dengan padat karya dapat diujicobakan selama masih

memungkinkan secara teknis.

­ Pengerukan dengan menggunakan peralatan berat. Alat berat yang biasa

digunakan antara lain back-hoe, clamp-shell, dan dump truck pada . Jika

tersedia jalan inspeksi yang cukup (kuat dan lebar) untuk operasi alat berat,

dan lebar saluran dapat dijangkau oleh alat berat dari darat, maka kegiatan

pengerukan dapat dilakukan dari darat (jalan inspeksi). Namun jika jalan

inspeksi tidak ada atau ada tapi tidak mencukupi, dan sungai cukup lebar,

maka back-hoe/atau clamp-shell dapat dioperasikan dari atas pontoon, atau

dapat digunakan amphibious dredger.

Page 43: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

43

­ Material hasil pengerukan yang berupa lumpur/pasir dapat dimanfaatkan

untuk berbagai keperluan, selama material tersebut tidak mengandung logam

berat atau bahan berbahaya lainnya, antara lain:

1. Untuk menimbun sampah di tempat penimbunan akhir (TPA).

Penimbunan dilakukan berlapis-lapis sehingga dapat terjadi dekomposisi

yang baik

2. Untuk mengurug lahan yang rendah (reklamasi lahan) sehingga mencapai

elevasi tertentu yang bebas dari banjir rob maupun banjir biasa.

3. Untuk pupuk tanaman, mengingat lumpur sedimen ini biasanya banyak

mengandung bahan organik.

b. Drainase tertutup, box culvert, dan gorong-gorong

Seperti halnya saluran terbuka saluran tertutup juga mengalami pengendapan

yang tidak kalah tinggi, sehingga perlu juga dilakukan pengerukan. Pelaksanaan

pengerukan sedimen pada saluran tertutup lebih sulit dibandingkan pada

saluran terbuka, sehingga diperlukan pengawasan yang cukup ketat.

Pembersihan saluran tertutup yang berukuran cukup besar, dimana pekerja

dapat masuk dengan leluasa, dapat dilakukan secara manual. Sedangkan

saluran atau pipa yang berukuran kecil hal ini tidak mungkin dilakukan,

sehingga diperlukan cara lain, yaitu rodding (penggarukan) dan jetting

(penyemprotan dan penyedotan).

Rodding (Penggarukan)Sedimen yang mengendap di dalam saluran tertutup dibersihkan/dikeluarkan

dengan penggaruk atau sikat yang ditarik dengan kabel dari man hole ke man hole.

Untuk meringankan penarikan kabel dipakai katrol. Metode ini jarang digunakan,

karena mempunyai beberapa kelemahan, diantaranya:

a. Pengangkatan lumpur yang telah digaruk dan masuk ke man hole masih

menggunakan tenaga manusia (manual)

b. Penggaruk/sikat kemungkinan tersangkut pada sambungan antara buis

beton yang dapat menyebabkan penyumbatan. Pengambilannya perlu

membongkar saluran.

c. Pada pipa dengan endapan yang cukup tebal dan padat, dapat menyebabkan

kabel putus dan/atau dinding man hole pecah tak kuat menahan tekanan.

Jetting (penyemprotan dan penyedotan)

Page 44: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

44

Cara jetting, boleh dikatakan lebih modern, namun memerlukan biaya

investasi, O dan P yang cukup besar. Peralatan yang diperlukan meliputi: truk

tangki air dilengkapi dengan selang bertekanan tinggi, nozel, dan generator; truk

tangki penyedot (vacuum), dan juga sumber air untuk penyemprot lumpur.

Rehabilitasi

Rehabilitasi adalah usaha-usaha untuk mengembalikan kondisi dan/atau

fungsi saluran dan/atau bangunan-bangunan drainase supaya berfungsi optimal

sesuai dengan kapasitas semula. Menurut sifat penanganannya dapat dibedakan:

a. Rehabilitasi daruratPerbaikan darurat adalah usaha-usaha perbaikan dengan maksud agar

saluran dan bangunan dapat segera berfungsi. Kerusakan saluran dan bangunan

dapat terjadi sebagai akibat bencana alam maupun kelalaian manusia. Yang

dimaksud bencana alam adalah semua penyebab kerusakan di luar kemampuan

manusia, seperti gempa bumi, angin topan, hujan lebat, tanggul jebol akibat banjir

besar, tanah longsor yang merusak sistem drainase. Sedangkan yang termasuk

akibat kelalaian manusia misalnya petugas tidak melumasi pintu sehingga macet.

Pintu/pintu klep tidak dapat ditutup sehingga air masuk ke kawasan/lahan, dll.

b. Rehabilitasi PermanenPerbaikan permanen adalah usaha-usaha perbaikan dengan maksud untuk

mengembalikan kondisi dan fungsi sistem/jaringan yang sifatnya merupakan

peningkatan perbaikan darurat maupun memperbaiki kerusakan akibat bencana

alam atau kelalaian manusia dengan dibuat disain yang mantap, sehingga hasil

perbaikannya bersifat permanen.

Program ini memerlukan pemeriksaan berkala yang mencakup pengukuran,

penelitian, dan pengecekan untuk mengetahui terjadinya kerusakan pada saluran

atau bangunan.

Kegiatan rehabilitasi dalam hal ini antara lain:

Memperbaiki kerusakan saluran dan bangunan pelengkap sebagai akibat

bencana alam maupun kelalaian manusia.

Memperbaiki kerusakan berat yang tak dapat ditangani dengan kegiatan

perawatan (rutin dan berkala).

4.5.3. Peningkatan

Peningkatan baik secara kualitas dan kuantitas, normalisasi, peningkatan

Page 45: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

45

teknologi bertujuan dengan adanya perubahan – perubahan perkembangan daerah

pengaliran sejalan dengan pembangunan. Termasuk juga usaha-usaha

pemeliharaan untuk mengganti seluruh/sebagian komponen prasarana sarana fisik,

fasilitas dan peralatan jaringan yang ada secara kualitas dan kuantitas kondisinya

tidak layak lagi. Kegiatan peningkatan adalah menambah/merubah dimensi saluran

drainase yang sudah tidak sesuai.

4.5.4. Pembangunan Baru

Pembangunan baru, baik pengembangan system eksisting maupun

pembangunan system baru bertujuan untuk :

Melayani daerah aliran yang jauh atau tidak terjangkau dari sistem drainase

eksisting

Menunjang pertumbuhan ekonomi dengan mengarahkan perkembangan kota

sesuai dengan peruntukannya, pembangunan pemukiman baru, perluasan

kesempatan kerja dan sebagainya

Meningkatkan pelestarian lingkungan dengan sistim drainase yang baik dan

dilengkapi fasilitas konservasi

Kegiatan pembangunan baru meliputi :

Pembuatan saluran drainase baru sebagai perkembangan dari saluran

drainase eksisting.

Pembuatan bangunan pelengkap baru, Bak kontrol, gorong – gorong, inlet,

grill, dll.

Pada wilayah yang tingkat pencemaran limbahnya kecil, dibuat saluran

resapan dan sumur resapan yang fungsinya selain mengurangi beban debit

air, juga dapat melestarikan lingkungan, khususnya kualitas air.

4.6 Penyusunan Master Plan Drainase Kawasan Khusus Pelabuhan Ketapang

Perencanaan penyusunan Master Plan Drainase Kawasan Khusus Pelabuhan

Ketapang terdiri dari beberapa tahap yaitu 5 (lima) tahunan sampai dengan tahun

2025 (10 tahun). Sehingga pendekatan untuk analisa terutama analisa teknis

berdasarkan pada kondisi 5 tahunan (pada bab sebelumnya).

Perencanaan sistem jaringan drainase adalah berdasarkan pada identifikasi

permasalahan sistem drainase eksisting, analisa dan kriteria yang telah ditentukan

Page 46: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

46

(pada bab sebelumnya), kegiatan utama yang dilakukan pada perencanaan jaringan

drainase Kawasan Khusus Pelabuhan Ketapang meliputi :

1. Penanggulangan masalah genangan/banjirUntuk mengurangi atau menanggulangi masalah genangan perlu

dilakukan beberapa tindakan berdasarkan identifikasi masalah genangan pada

tiap – tiap lokasi genangan, analisa dan pemecahannya.

2. PemeliharaanBaik pemeliharaan rutin maupun pemeliharaan berkala dalam rangka

usaha-usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi sistem, tanpa ada

bagian kontruksi yang diubah/diganti

3. RehabilitasiAdanya endapan, sampah dan kerusakan pada saluran drainase

menghambat aliran air dan mengurangi kapasitas dari saluran, sehingga perlu

adanya pengerukan endapan, pengangkatan sampah, perapian tanggul dan

perbaikan saluran. Rehabilitasi sebagai usaha untuk mengembalikan kondisi

dan/atau fungsi saluran dan/atau bangunan-bangunan drainase supaya

berfungsi optimal sesuai dengan kapasitas semula.

4. PeningkatanPertumbuhan penduduk dan perubahan lahan setiap tahun di Kawasan

Khusus Pelabuhan Ketapang sangat berpengaruh pada besarnya air yang

dialirkan/ditampung saluran drainase, sehingga perlu adanya penambahan

dimensi saluran drainase yang ada sehingga dapat menampung/mengalirkan air.

Debit air yang digunakan untuk mendesain ulang saluran drainase yang ada

adalah debit air rencana 2025 (10 tahun). Peningkatan baik secara kualitas dan

kuantitas, normalisasi, peningkatan teknologi bertujuan dengan adanya

perubahan – perubahan perkembangan daerah pengaliran sejalan dengan

pembangunan.

5. Pembangunan BaruPerlu adanya pembangunan saluran drainase baru untuk melayani debit

air yang semakin bertambah setiap tahunnya.

6. Operasi dan pemeliharaan saluran drainase yang adaDalam pelaksanaan operasi dan pemeliharaan saluran drainase yang ada

keterlibatan masyarakat sekitar sangat diperlukan sehingga perlu

disosialisasikan dengan baik.

Page 47: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

47

4.6.1. Tahap Persiapan (Tahun 2014)

Yang dimaksud dengan Tahap Persiapan adalah penyusunan rencana sistem

jaringan drainase, khususnya menanggulangi dan mengatasi genangan yang terjadi

di Kawasan Khusus Pelabuhan Ketapang.

Penyusunan Master Plan Drainase Kawasan Khusus Pelabuhan Ketapang

yang sedang disusun ini termasuk tahap persiapan yang nantinya akan digunakan

sebagai dasar perencanaan dan pelaksanaan pembangunan jaringan drainase untuk

seluruh daerah terpilih di Kawasan Khusus Pelabuhan Ketapang.

4.6.2. Tahap I (Tahun 2015 - 2020)

Setelah tahap Penyusunan Perencanaan Sistem Drainase Kawasan Khusus

Pelabuhan Ketapang, pada tahap ini dapat disusun suatu acuan untuk pelaksanaan

Master Plan Drainase Kawasan Khusus Pelabuhan Ketapang, sehingga dapat

mendapatkan hasil yang maksimal.

Dalam bentuk sebuah peraturan yang dimaksudkan untuk menjadi acuan

dalam pelaksanaan kegiatan operasi, pemeliharaan dan pembangunan drainase

dalam hal ini dengan tujuan mempercepat penanganan operasi, pemeliharaan dan

pembangunan drainase untuk pelayanan masyarakat dan untuk mendukung

kelancaran tugas dan fungsi instansi terkait.

1. Perencanaan Teknis(1) Perencanaan (desain) berupa : gambar kerja, Rencana Kerja dan Syarat-

syarat (RKS) serta Rencana Anggaran Biaya (RAB) dilaksanakan oleh

unsur masyarakat (yang memiliki latar belakang pendidikan teknis), Dinas

Teknis (Dinas Pekerjaan Umum) dengan dasar pelaksanaan melalui surat

keputusan pengguna anggaran;

(2) Hasil perencanaan tersebut sebelum dilaksanakan harus mendapat

persetujuan/pengesahan dari Dinas Pekerjaan Umum Kawasan Khusus

Pelabuhan Ketapang selaku instansi teknis;

2. Pelaksanaan(1) Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan drainase berdasarkan pola swakelola

yang dilaksanakan oleh kelompok masyarakat dengan prioritas Lembaga

Page 48: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

48

Pemberdayaan Masyarakat (LPM) dengan memberdayakan masyarakat

setempat;

(2) Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan drainase dikerjakan dengan

memprioritaskan tenaga kerja di Kelurahan setempat;

(3) Tenaga kerja dimaksud (2) diupah menurut ketentuan yang berlaku;

3. Pengawasan Teknis(1) Pengawasan pelaksanaan di lapangan dilaksanakan oleh kelompok

masyarakat setempat dan melibatkan unsur dari Dinas Pekerjaan Umum

Kawasan Khusus Pelabuhan Ketapang dengan dasar pelaksanaan melalui

surat keputusan pengguna anggaran;

(2) Pengawasan lapangan yang ditunjuk menyusun laporan kemajuan

pekerjaan yang terdiri dari laporan harian, mingguan, bulanan dan akhir;

(3) Pengawas lapangan senantiasa melakukan koordinasi dengan Tim

Pengendali Teknis Kegiatan yang dibentuk oleh Pengguna Anggaran

apabila menemukan masalah selama pekerjaan di lapangan;

Laporan Pelaksanaan Kegiatan dari setiap pekerjaan yang telah disusun oleh

masing-masing pengawas lapangan selanjutnya disampaikan kepada Tim Pengendali

Teknis Kegiatan di kecamatan untuk selanjutnya ditandatangani Pengguna

Anggaran dan dilaporkan kepada Bapak Walikota.

Untuk Tahap I, pekerjaan difokuskan pada daerah rawan genangan yang

berada di dekat pantai. Hasil penyusunan rencana sistem drainase Kawasan Khusus

Pelabuhan Ketapang Tahap I (Tahun 2015) dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 21 Penyusunan Rencana Sistem Drainase Kawasan Khusus Pelabuhan KetapangTahap I (Tahun 2015 - 2020)

Zona No Nama RuasLokasi

Penanganan diSaluran

Jalan Desa/Kelurahan

Zona 2 1 2-S4-4 Ka - Kel. Bulusan saluran baru

2 2-S4-4 Ki - Kel. Bulusan saluran baru

3 2-S4-5 Ka - Kel. Bulusan saluran baru

4 2-S4-5 Ki - Kel. Bulusan saluran baru

Zona 3 5 3-P4 Ka Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang pemeliharaan

Page 49: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

49

Zona No Nama RuasLokasi

Penanganan diSaluran

Jalan Desa/Kelurahan

6 3-P4 Ki Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang peningkatan

7 3-P5 Ka Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang pemeliharaan

8 3-P5 Ki Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang pemeliharaan

9 3-S3-1 Ka Jl. Kampung Anyar Desa Ketapang peningkatan

10 3-S3-1 Ki Jl. Kampung Anyar Desa Ketapang peningkatan

11 3-S3-2 Ka Jl. Pertamina Desa Ketapang pemeliharaan

12 3-S3-2 Ki Jl. Pertamina Desa Ketapang pemeliharaan

13 3-S4-3 Ka Jl. Mutiara I Desa Ketapang saluran baru

14 3-S4-3 Ki Jl. Mutiara I Desa Ketapang pemeliharaan

15 3-S4-4 Ka - Desa Ketapang saluran baru

16 3-S4-4 Ki - Desa Ketapang pemeliharaan

17 3-S4-5 Ka Jl. Mutiara Desa Ketapang pemeliharaan

18 3-S4-5 Ki Jl. Mutiara Desa Ketapang saluran baru

Zona 4 19 4-P5 Ka Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang peningkatan

20 4-P5 Ki Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang saluran baru

21 4-P6 Ka Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang peningkatan

22 4-P6 Ki Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang saluran baru

23 4-S5-2 Ka - Desa Ketapang saluran baru

24 4-S5-2 Ki - Desa Ketapang saluran baru

25 4-S5-3 Ka - Desa Ketapang pemeliharaan

26 4-S5-3 Ki - Desa Ketapang saluran baru

27 4-S5-4 Ka - Desa Ketapang saluran baru

28 4-S5-4 Ki - Desa Ketapang saluran baru

Sumber : Hasil Analisa

4.6.3. Tahap II (Tahun 2020 - 2025)

Pada tahap ini lebih pada penyesuaian saluran drainase yang ada menurut

pendekatan teknis dengan kondisi Kawasan Khusus Pelabuhan Ketapang 5 (lima)

tahun yang akan datang. Tahap ini juga merupakan tahap lanjutan dari tahap

Page 50: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

50

penyusunan rencana sistem drainase Kawasan Khusus Pelabuhan Ketapang untuk

tahun 2015. Pada penyusunan tahap ini difokuskan pada pembangunan saluran

primer.

Hasil penyusunan rencana sistem drainase Kawasan Khusus Pelabuhan

Ketapang Tahap II (Tahun 2020 – 2025)) dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 22 Penyusunan Rencana Sistem Drainase Kawasan Khusus Pelabuhan KetapangTahap II (Tahun 2020 - 2025)

No No NamaRuas

LokasiPenanganan di

SaluranJalan Desa/Kelurahan

Zona 1 1 1-P Ka Jl. Gatot Subroto Kel. Bulusan pemeliharaan

2 1-P Ki Jl. Gatot Subroto Kel. Bulusan pemeliharaan

Zona 2 3 2-P1 Ka - Desa Ketapang saluran baru

4 2-P2 Ka - Desa Ketapang saluran baru

5 2-P2 Ki - Desa Ketapang saluran baru

6 2-P3 Ka - Desa Ketapang pemeliharaan

7 2-P3 Ki - Desa Ketapang pemeliharaan

8 2-P4 Ka Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang saluran baru

Zona 3 9 3-P1 Ka - Desa Ketapang saluran baru

10 3-P1 Ki - Desa Ketapang saluran baru

11 3-P2 Ka - Desa Ketapang saluran baru

12 3-P2 Ki - Desa Ketapang saluran baru

13 3-P3 Ka - Desa Ketapang saluran baru

Zona 4 14 4-P1 Ka - Desa Ketapang peningkatan

15 4-P1 Ki - Desa Ketapang saluran baru

16 4-P2 Ka - Desa Ketapang pemeliharaan

17 4-P2 Ki - Desa Ketapang saluran baru

18 4-P3 Ka - Desa Ketapang saluran baru

19 4-P3 Ki - Desa Ketapang saluran baru

20 4-P4 Ka Jl. Pesantren Desa Ketapang peningkatan

21 4-P4 Ki Jl. Pesantren Desa Ketapang saluran baru

Zona 5 22 5-P1 Ka Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang pemeliharaan

Page 51: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

51

No No NamaRuas

LokasiPenanganan di

SaluranJalan Desa/Kelurahan

23 5-P1 Ki Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang pemeliharaan

24 5-P2 Ka Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang peningkatan

25 5-P2 Ki Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang pemeliharaan

Zona 6 26 6-P1 Ka Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang pemeliharaan

27 6-P1 Ki Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang peningkatan

28 6-P2 Ka Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang pemeliharaan

29 6-P2 Ki Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang pemeliharaan

Zona 7 30 7-P1 Ka - Desa Ketapang saluran baru

31 7-P1 Ki - Desa Ketapang pemeliharaan

32 7-P2 Ka - Desa Ketapang pemeliharaan

33 7-P2 Ki - Desa Ketapang saluran baru

34 7-P3 Ka Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang pemeliharaan

35 7-P3 Ki Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang pemeliharaan

36 7-P4 Ka Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang pemeliharaan

37 7-P4 Ki Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang pemeliharaan

38 7-S3 Ka - Desa Ketapang pemeliharaan

Zona 8 39 8-P1 Ka Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang pemeliharaan

40 8-P1 Ki Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang pemeliharaan

41 8-P2 Ka Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang peningkatan

42 8-P2 Ki Jl. Raya Bwi-Stbd Desa Ketapang pemeliharaan

Sumber : Hasil Analisa

4.6.4. Tahap III (Tahun 2025 - 2030)

Seperti pada Tahap II (Tahun 2020), pada tahap ini juga merupakan

penyesuaian saluran drainase yang ada menurut pendekatan teknis dengan kondisi

Kawasan Khusus Pelabuhan Ketapang 10 (sepuluh) tahun yang akan datang. Pada

penyusunan tahap ini difokuskan pada pembangunan saluran sekunder dan

dianggap bahwa rencana tahap sebelumnya sudah terealisasikan.

Page 52: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

52

Hasil penyusunan rencana sistem drainase Kawasan Khusus Pelabuhan

Ketapang Tahap III (Tahun 2025) dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 23 Penyusunan Rencana Sistem Drainase Kawasan Khusus Pelabuhan KetapangTahap III (Tahun 2025 - 2030)

No No Nama RuasLokasi

Penanganan diSaluran

Jalan Desa/Kelurahan

Zona 1 1 1-S1-1 Ka Jl. Lingkar Kel. Bulusan saluran baru

2 1-S1-1 Ki Jl. Lingkar Kel. Bulusan saluran baru

3 1-S1-2 Ka - Kel. Bulusan saluran baru

4 1-S1-2 Ki - Kel. Bulusan saluran baru

5 1-S1-3 Ka - Kel. Bulusan saluran baru

6 1-S1-3 Ki - Kel. Bulusan saluran baru

Zona 2 7 2-S1-1 Ka Jl. J. Sudirman Desa Ketapang saluran baru

8 2-S1-1 Ki Jl. J. Sudirman Desa Ketapang saluran baru

9 2-S1-2 Ka Jl. J. Sudirman Desa Ketapang 0.00

10 2-S1-2 Ki Jl. J. Sudirman Desa Ketapang 0.00

11 2-S1-3 Ka - Desa Ketapang saluran baru

12 2-S1-3 Ki - Desa Ketapang saluran baru

13 2-S1-4 Ka - Desa Ketapang saluran baru

14 2-S1-4 Ki - Desa Ketapang saluran baru

15 2-S1-5 Ka - Desa Ketapang saluran baru

16 2-S1-5 Ki - Desa Ketapang saluran baru

17 2-S3-1 Ka Gg. Sayu Wiwit Desa Ketapang peningkatan

18 2-S3-1 Ki Gg. Masjid Desa Ketapang peningkatan

19 2-S3-2 Ka Gg. Pasar Desa Ketapang saluran baru

20 2-S3-2 Ki Gg. Pasar Desa Ketapang saluran baru

21 2-S4-1 Ka Jl. Rowo Baru Desa Ketapang saluran baru

22 2-S4-1 Ki Jl. Rowo Baru Desa Ketapang saluran baru

23 2-S4-2 Ka Jl. Loreng Desa Ketapang saluran baru

24 2-S4-2 Ki Jl. Loreng Desa Ketapang saluran baru

25 2-S4-3 Ka - Kel. Bulusan saluran baru

Page 53: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

53

No No Nama RuasLokasi

Penanganan diSaluran

Jalan Desa/Kelurahan

26 2-S4-3 Ki - Kel. Bulusan pemeliharaan

Zona 3 27 3-S3-3 Ka Gg. Melati Desa Ketapang saluran baru

28 3-S3-3 Ki Gg. Melati Desa Ketapang saluran baru

29 3-S4-1 Ka Jl. Kampung Anyar Desa Ketapang pemeliharaan

30 3-S4-1 Ki Jl. Kampung Anyar Desa Ketapang pemeliharaan

31 3-S4-2 Ka Jl. Pertamina Desa Ketapang rehabilitasi

32 3-S4-2 Ki Jl. Pertamina Desa Ketapang peningkatan

Zona 4 33 4-S4 Ka - Desa Ketapang saluran baru

34 4-S4 Ki - Desa Ketapang saluran baru

35 4-S5-1 Ka - Desa Ketapang saluran baru

36 4-S5-1 Ki - Desa Ketapang saluran baru

37 4-S6 Ka - Desa Ketapang pemeliharaan

38 4-S6 Ki - Desa Ketapang pemeliharaan

Zona 5 39 5-S Ki - Desa Ketapang pemeliharaan

Zona 7 40 7-S3 Ka - Desa Ketapang pemeliharaan

41 7-S3 Ki - Desa Ketapang saluran baru

42 7-S4 Ka - Desa Ketapang saluran baru

43 7-S4 Ki - Desa Ketapang saluran baru

Zona 8 44 8-S1 Ka - Desa Ketapang pemeliharaan

45 8-S1 Ki - Desa Ketapang saluran baru

46 8-S2-1 Ka - Desa Ketapang saluran baru

47 8-S2-1 Ki - Desa Ketapang pemeliharaan

48 8-S2-2 Ka - Desa Ketapang pemeliharaan

49 8-S2-2 Ki - Desa Ketapang pemeliharaan

Sumber : Hasil Analisa

4.7 Usulan Alternatif Penanganan Tambahan

Disamping penanganan–penanganan di atas, dapat juga perlu

Page 54: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

54

dipertimbangkan alternatif lain yang mungkin dapat dilaksanakan. Alternatif

tersebut memang tidak langsung mengatasi genangan teoritis maupun genangan

eksisting yang terjadi, tetapi untuk jangka panjang dapat mengurangi limpasan yang

terjadi. Alternatif-alternatif ini sebagai arahan penanganan pemecahan masalah yang

memerlukan penelitian lebih lanjut untuk memperoleh alternatif mana yang sesuai

dengan kondisi permasalahan pada setiap kawasan.

Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan, seperti :

4.7.1. Pembuatan Sumur Resapan

Semakin banyak lahan kota yang digunakan sebagai perumahan, perkantoran

dan faslitas umum, memungkinkan air limpasan permukaan semakin tinggi dan

saluran-saluran drainase tidak mencukupi.

Dengan adanya sumur resapan dapat mengurangi limpasan permukaan

yang ada dan mengakibatkan berkurangnya debit yang akan ditampung saluran

drainase. Selain itu sumur resapan juga dapat meninggikan permukaan air

tanah. sehingga ditinjau dari kandungan air tanah adalah sangat

menguntungkan jika daerah Kawasan Khusus Pelabuhan Ketapang yang relatif

mempunyai tinggi permukaan air tanah relatif dalam menggunakan sumur

resapan.

Terdapat beberapa macam peresapan air hujan, yaitu :

Genangan TerbukaMetode ini dilakukan dengan mengalirkan air hujan ke suatu kolam

buatan pada kawasan pemukiman. Karena metode ini menggunakan suatu

kolam terbuka, maka kurang sesuai dengan kondisi Kawasan Khusus

Pelabuhan Ketapang, hal ini disebabkan selain memerlukan lahan yang luas

juga resiko pencemaran akibat sampah.

Resapan TertutupPrinsipnya adalah dengan menampung air hujan ke suatu reservoir

tertutup. Terdapat dua macam resapan tertutup, yaitu pipa porus dan

selokan tetutup. Metode pipa porus pada prinsipnya mengalirkan air hujan

ke suatu pipa porus yang ditanam secara horizontal di halaman. Sedangkan

selokan tertutup prinsipnya sama dengan pipa porus hanya penampang

melintangnya yang berbeda, kalau pipa porus berbentuk bulat, sedangkan

selokan tertutup berbentuk segiempat atau trapesium. Untuk lebih jelasnya

gambar kedua metode tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Page 55: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

55

4.7.2. Sumur Resapan

Sumur resapan adalah sumur gali yang berfungsi untuk menampung air hujan

yang jatuh di atas permukaan tanah agar dapat meresap ke dalam tanah.

Penerapan sumur gali pada daerah pemukiman dapat dilakukan secara individu

atau kolektif, tergantung dari segi teknis dan ekonomis.

Konstruksi yang digunakan sumur resapan, pada prinsipnya adalah

direncanakan agar mampu untuk menampung dan meresapkan debit air hujan

yang diperhitungkan. Oleh karena itu, keliling tebing sumur diberi perlindungan

pasangan batu bata, batu kosong atau tanpa diberi pelindung yang perlu

diperhatikan dalam penempatan sumur resapan adalah jarak antar sumur,

karena akan saling mempengaruhi ketinggian permukaan air di dalam sumur.

Membuat sumur sumur resapan dengan fungsi untuk meresapkan air hujan ke

dalam tanah (groundwater recharge). Sebelum air hujan masuk ke dalam sumur

melalui saluran, sebaiknya dilakukan penyaringan air di bak kontrol terlebih

dahulu dengan bentuk lapisan-lapisan berturut turut adalah gravel, pasai kasar,

pasir dan ijuk.

4.7.3. Biopori

Lubang Resapan Biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke

dalam tanah dengan diameter 10 - 30 cm dan kedalaman sekitar 100 cm, atau

dalam kasus tanah dengan permukaan air tanah dangkal, tidak sampai melebihi

kedalaman muka air tanah, lubang diisi dengan sampah organik untuk memicu

terbentuknya biopori

Biopori adalah pori-pori berbentuk lubang (terowongan kecil) yang dibuat oleh

aktivitas fauna tanah seperti mikroba atau cacing dan atau akar tanaman.

Adanya tumbuhan yang bertajuk lebar dan perakaran kuat untuk mengurangi

adanya limpasan air permukaan yang akan membebani saluran yang ada.

4.7.4. Usulan Penanganan Sungai

Jika dilihat dari kondisi-kondisi sungai yang ada di lokasi pekerjaan ada

beberapa saran dalam kaitannya untuk menanggulangi banjir yang ada :

Melakukan penggalian sedimen di sungai secara berkala untuk menambah

kapasitas tampungan sungai

Jika sedimen akibat arus sejajar pantai terlalu besar dan membuat muara

sungai tertutup oleh sedimen maka perlu dibuat jetti di muara sungai

Page 56: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

56

Pembongkaran bangunan yang melanggar garis sempadan sungai yang

menyebabkan aliran air sungai terhambat

Perlu pekerjaan SID dan DED sungai terkait agar penyelesaian masalah

sungai bisa komperhensf dengan drainase.

4.8 Perkiraan Biaya

Dengan dasar perhitungan perkiraan biaya hasil analisa, yaitu sebagai berikut

:

Tabel 24 Proyeksi Perkiraan Biaya Penangganan Secara Keseluruhan

Sumber : Hasil Perhitungan

Perkiraan biaya berdasarkan hasil analisa perkiraan biaya penangganan dan

penyusunan system drainase pada masing – masing tahapan adalah sebagai berikut

:

JUMLAHNO. HARGA

(Rupiah)a c

I Zona 1 1,822,371,772.74II Zona 2 9,735,977,336.53III Zona 3 8,629,262,946.24IV Zona 4 5,026,856,542.63V Zona 5 314,113,930.30VI Zona 6 309,889,154.53VII Zona 7 524,502,549.03VII Zona 8 802,800,469.60

Terbilang 27,165,774,701.602,716,577,470.16

29,882,352,171.7629,882,360,000.00Nilai dibulatkan ( Rp )

URAIAN

b

Total Harga ( Rp )

Dua Puluh Sembilan Juta Delapan Ratus DelapanPuluh Dua Juta Tiga Ratus Enam Puluh Ribu Rupiah

Pajak (10%)Total Nilai Proyek (Rp)

Page 57: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

57

Tabel 25 Perkiraan Biaya Penyusunan Rencana Sistem Drainase Kawasan KhususPelabuhan Ketapang Tahap I (Tahun 2015 - 2020)

Sumber : Hasil Perhitungan

Tabel 26 Perkiraan Biaya Penyusunan Rencana Sistem Drainase Kawasan KhususPelabuhan Ketapang Tahap II (Tahun 2020 - 2025)

Sumber : Hasil Perhitungan

JUMLAHNO. HARGA

(Rupiah)a c

I Zona 1 -II Zona 2 960,922,721.43III Zona 3 3,291,439,448.57IV Zona 4 2,548,375,283.88V Zona 5 -VI Zona 6 -VII Zona 7 -VII Zona 8 -

Terbilang 6,800,737,453.88680,073,745.39

7,480,811,199.277,480,820,000.00Nilai dibulatkan ( Rp )

URAIAN PEKERJAAN TAHAP I (2015 - 2020)

b

Total Harga ( Rp )

Tujuh Miliar Empat Ratus Delapan Puluh Juta DelapanRatus Dua Puluh Ribu Rupiah

Pajak (10%)Total Nilai Proyek (Rp)

JUMLAHNO. HARGA

(Rupiah)a c

I Zona 1 83,548,537.55II Zona 2 3,048,656,083.30III Zona 3 4,153,233,583.72IV Zona 4 1,772,369,691.46V Zona 5 310,332,184.67VI Zona 6 309,889,154.53VII Zona 7 294,272,245.79VII Zona 8 487,675,167.12

Terbilang 10,459,976,648.131,045,997,664.81

11,505,974,312.9411,505,980,000.00Nilai dibulatkan ( Rp )

URAIAN PEKERJAAN TAHAP II (2020 - 2025)

b

Total Harga ( Rp )

Sebelas Miliar Lima Ratus Lima Juta Sembilan RatusDelapan Puluh Ribu Rupiah

Pajak (10%)Total Nilai Proyek (Rp)

Page 58: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

58

Tabel 27 Perkiraan Biaya Penyusunan Rencana Sistem Drainase Kawasan KhususPelabuhan Ketapang Tahap III (Tahun 2025 - 2030)

Sumber : Hasil Perhitungan

55.. KKEESSIIMMPPUULLAANN

5.1 Kesimpulan

Beberapa pokok kesimpulan dari Penyusunan Master Plan Drainase Kawasan

Khusus Pelabuhan Ketapanga dalah sebagai berikut :

1. Rekapitulasi kondisi eksisting saluran drainase berdasarkan hasil inventarisasi

adalah sebagai berikut :

a. Kondisi eksisting saluran drainase berdasarkan konstruksinya: 89.83%

konstruksinya berupa pasangan batu kali, dan 3.39 % saluran alami (tanah)

dan pasangan batu bata plesteran, 1.69 % untuk kosntruksi beton dan buis

beton serta.

b. Kondisi eksisting saluran drainase secara fungsi masih bisa berfungsi secara

baik.

c. Kondisi eksisting saluran drainase secara fisik hampir semua terdapat

sedimen namun tidak hanya sedikit.

2. Saat ini pada beberapa masih masuk dalam daerah rawan banjir yaitu daerah di

dekat pantai dan prioritas penanganan masuk dalam Tahap I

3. Kepedulian dan keterlibatan masyarakat di Kawasan Khusus Pelabuhan

Ketapang terhadap pemeliharaan dan perawatan saluran drainase di sekitar

masih sangat kurang, perlu adanya tindakan sosialisasi untuk melibatkan

JUMLAHNO. HARGA

(Rupiah)a c

I Zona 1 1,748,823,235.20II Zona 2 5,746,398,531.80III Zona 3 1,204,589,913.96IV Zona 4 726,111,567.28V Zona 5 13,781,745.63VI Zona 6 10,000,000.00VII Zona 7 240,230,303.25VII Zona 8 325,125,302.48

Terbilang 10,015,060,599.591,001,506,059.96

11,016,566,659.5411,016,570,000.00Nilai dibulatkan ( Rp )

URAIAN PEKERJAAN TAHAP III (2025 - 2030)

b

Total Harga ( Rp )

Sebelas Miliar Enam Belas Juta Lima Ratus TujuhPuluh Ribu Rupiah

Pajak (10%)Total Nilai Proyek (Rp)

Page 59: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

59

semua komponen masyarakat untuk menjaga dan memelihara saluran drainase

yang ada.

4. Berdasarkan hasil analisa kapasitas tampungan saluran drainase di lokasi

pekerjaan, dari 55 buah saluran eksisting 43 saluran atau 78.18 % masih

mampu menampung dan sisanya 12 saluran atau 21.18 % butuh penanganan

lanjutan karena tidak mampu menampung debit banjir andalan

5. Kegiatan utama yang dilakukan pada Penyusunan Master Plan Drainase

Kawasan Khusus Pelabuhan Ketapangmeliputi :

Pemeliharaan Saluran

Rehabilitasi Saluran

Peningkatan Sistem Drainase

Pembangunan Saluran dan Bangunan Baru

6. Dalam Penyusunan Master Plan Drainase Kawasan Khusus Pelabuhan

Ketapangterdiri dari beberapa tahap yaitu sebagai berikut :

Tahap Persiapan (Tahun 2014)

Tahap I (Tahun 2015 - 2020)

Tahap II (Tahun 2020 - 2025)

Tahap III (Tahun 2025 - 2030)

Pembangunan Saluran dan Bangunan Baru

7. Hasil perhittungan rencana anggaran biaya untuk masing-masing tiap tahap

perancanaan & pembangunan adalah :

Tahap I (Tahun 2015 - 2020) Rp. 7,480,820,000.00

Tahap II (Tahun 2020 - 2025) Rp. 11,505,980,000.00

Tahap III (Tahun 2025 - 2030) Rp. 11,016,570,000.00

5.2 Saran

1. Mengingat pentingnya penanganan masalah sistem drainase di Kawasan

Khusus Pelabuhan Ketapangyang juga akan memberi manfaat sosial ekonomi

yang besar bagi masyarakat Kawasan Khusus Pelabuhan Ketapang dan

sekitarnya, serta tingginya harapan masyarakat untuk bisa mengatasi

permasalahan genangan yang terjadi, maka diharapkan usulan-usulan

penanganan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut bisa

segera direalisasikan sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Untuk menindak lanjuti rencana program dalam Penyusunan Master Plan

Page 60: LAPORAN RINGKAS - bappeda.banyuwangikab.go.id filesistem jaringan drainase perkotaan secara menyeluruh dalam jangka waktu 5– 10 tahun ke depan, yang dapat dijabarkan sebagai acuan

Laporan RingkasPenyusunan Masterplan Drainase Kawasan Pelabuhan Ketapang

60

Drainase Kawasan Khusus Pelabuhan Ketapang perlu adanya pekerjaan dan kajian

yang lebih detail seperti Detail Engineering Design, dengan didukung data dan survey

pengukuran di lapangan supaya dalam pelaksanaannya didapatkan hasil yang tepat

dan maksimal