laporan praktikum fisiologi

12
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI BLOK RESPIRASI KELOMPOK B-16 Ketua : William Sitner 1102012306 Sekertaris : Siti Amanda Seanuria 1102012277 Anggota : Yenny Agustina 1102011295 Rizky Gumelar Pramudika 1102012254 Rizqyta Austrianasari Armarildo 1102012255 Siti Andriati Fitriana 1102012278

Upload: rizky-gumelar

Post on 29-Dec-2015

31 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

tes

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

BLOK RESPIRASI

KELOMPOK B-16

Ketua : William Sitner 1102012306

Sekertaris : Siti Amanda Seanuria 1102012277

Anggota : Yenny Agustina 1102011295

Rizky Gumelar Pramudika 1102012254

Rizqyta Austrianasari Armarildo 1102012255

Siti Andriati Fitriana 1102012278

Syifa Amalia 1102012289

Syifa Ananta Khairunnisa 1102012290

Sylvia Resna Sari 1102012291

Tamara Firdaus Anindhita 1102012292

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS YARSI

Jalan. Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510

Telp. 62.21.4244574 Fax. 62.21. 4244574

2013

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

TAHAN NAFAS, TEKANAN PERNAFASAN

PENDAHULUANEnergi penting untuk mempertahankan berbagai aktivitas sel yang menunjang kehidupan, misalnya sintesis protein dan transport aktif menembus membran plasma. Sel-sel tubuh membutuhkan O2 yang terus menerus untuk menopang reaksi kimia penghasil kimia. CO2 yang dihasilkan selama reaksi-reaksi tersebut harus dikeluarkan oleh tubuh dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan produksinya, untuk mencegah fluktuasi pH yang membahayakan karena CO2 menghasikan asam karbonat.

Respirasi adalah keseluruhan proses yang melaksanakan pemindahan pasif O2 dari atmosfer ke jaringan untuk menunjang metabolisme sel, serta pemindahan pasif terus meneurs CO2 yang dihasilkan oleh metabolisme dari jaringan ke atmosfer.

Dalam fisiologi respirasi memiliki arti yang jauh lebih luas. Respirasi mencangkup dua proses yang terpisah tetapi berkaitan:

Respirasi Internal atau Respirasi Sel merujuk merujuk kepada proses-proses metabolic intrasel yang dilakukan di dalam mitokondria, yang menggunakan O2 dan menghasilkan CO2 selagi menggambil dari molekul nutrient.

Respirasi Eksternal merujuk kepada seluruh kejadian dalam pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan dan sel tubuh. Respirasi eksternal, yaitu dalam hal ini mencangkup empat langkah :

1. Udara secara bergantian dimasukan ke dan dikeluarkan dari paru sehingga udara dapat dipertukarkan Antara atmosfer (lingkup eksternal) dan kantung udara (alveolus) paru. Pertukaran ini dilaksanakan oleh tindakan mekanis bernafas atau Ventilasi. Kecepatan ventilasi diatu untuk menyesuaikan aliran udara Antara atmosfer dan alveolus sesuai kebutuhan metabolic tubuh akan penyerapan O2 dan CO2

2. Oksigen dan CO2 dipertukarkan Antara udara di alveolus dan darah di dalam kapiler paru melalu proses difus

3. Darah mengangkut O2 dan CO2 antara paru dan jaringan4. Oksigen dan CO2 dipertukarkan Antara jaringan dan darah melalui proses

difus menembus kapiler sistemik (jaringan).

Ada 3 langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi, perfusi paru dan difusi.1. Ventilasi

Ventilasi adalah proses keluar masuknya udara dari dan paru-paru, jumlahnya sekitar 500 ml. Ventilasi membutuhkan koordinasi otot paru dan thoraks yang elastis serta persyarafan yang utuh. Otot pernapasan inspirasi utama adalah diagfragma.Diafragma dipersyarafi oleh saraf frenik, yang keluarnya dari medulla spinalis pada vertebra servikal keempat.

Udara yang masuk dan keluar terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara antara intrapleura dengan tekanan atmosfer, dimana pada inspirasi tekanan intrapleural lebih negative (725 mmHg) daripada tekanan atmosfer (760 mmHG) sehingga udara masuk ke alveoli.Kepatenan Ventilasi terganutung pada faktor :

o Kebersihan jalan nafas, adanya sumbatan atau obstruksi jalan napas akan menghalangi masuk dan keluarnya udara dari dan ke paru-paru.

1

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

o Adekuatnya sistem saraf pusat dan pusat pernafasano Adekuatnya pengembangan dan pengempisan paru-paruo Kemampuan otot-otot pernafasan seperti diafragma, eksternal interkosa,

internal interkosa, otot abdominal. 

2. Perfusi ParuPerfusi paru adalah gerakan darah melewati sirkulasi paru untuk dioksigenasi, dimana pada sirkulasi paru adalah darah deoksigenasi yang mengalir dalam arteri pulmonaris dari ventrikel kanan jantung.Darah ini memperfusi paru bagian respirasi dan ikut serta dalam proses pertukaan oksigen dan karbondioksida  di kapiler dan alveolus. Sirkulasi paru merupakan 8-9% dari curah jantung. Sirkulasi paru bersifat fleksibel dan dapat mengakodasi variasi volume darah yang besar sehingga digunakan jika sewaktu-waktu terjadi penurunan voleme atau tekanan darah sistemik.

 3. Difusi

Oksigen terus-menerus berdifusi dari udara dalam alveoli ke dalam aliran darah dan karbon dioksida (CO2) terus berdifusi dari darah ke dalam alveoli. Difusi adalah pergerakan molekul dari area dengan konsentrasi tinggi ke area konsentrasi rendah. Difusi udara respirasi terjadi antara alveolus dengan membrane kapiler. Perbedaan tekanan pada area membran respirasi akan mempengaruhi proses difusi. Misalnya pada tekanan parsial (P) O2 di alveoli sekitar 100 mmHg sedangkan tekanan parsial pada kapiler pulmonal 60 mmHg sehingga oksigen akan berdifusi masuk ke dalam darah. Berbeda halnya dengan CO2 dengan PCO2 dalam kapiler 45 mmHg sedangkan pada alveoli 40 mmHg maka CO2 akan berdifusi keluar alveoli.

Udara mengalir masuk dan keluar paru selama tindakan bernapas karena berpindah mengikuti gradient tekanan antara alveolus dan atmosfer yang berbalik arah secara bergantian dan ditimbulkan oleh aktivitas siklik otot pernapasan. Terdapat tiga tekanan yang berperan penting dalam ventilasi:1. Tekanan atmosfer (barometrik) adalah tekanan yang ditimbulkan oleh berat udara

di atmosfer pada benda di permukaan bumi. Pada ketinggian permukaan laut, tekanan ini sama dengan 760 mmHg. Tekanan atmosfer berkurang seiring dengan penambahan ketinggian diatas permukaan laut karena lapisan-lapisan udara diatas permukaan bumi juga semakin menipis. Pada setiap ketinggian terjadi perubahan minor tekanan atmosfer karena perubahan kondisi cuaca (yaitu, tekanan barometric naik atau turun).

2. Tekanan intra-alveolus, yang juga dikenal sebagai tekanan intraparu, adalah tekanan di dalam alveolus. Karena alveolus berhubungan dengan atmosfer melalui saluran napas penghantar, udara cepat mengalir menuruni gradient tekanannya setiap tekanan intra-alveolus berbeda dari tekanan atmosfer; udara terus mengalir sampai kedua tekanan seimbang.

3. Tekanan intrapleura adalah tekanan di dalam kantung pleura. Tekanan ini, yang juga dikenal sebagai tekanan intrathoraks, adalah tekanan yang ditimbulkan di luar paru di dalam rongga thoraks. Tekanan intrapleura biasanya lebih rendah dari tekanan atmosfer, rerata 756 mmHg saat istirahat. Seperti tekanan darah yang dicatat dengan menggunakan tekanan atmosfer sebagai titik referensi (yaitu, tekanan darah sistolik 120 mmHg adalah 120 mmHg lebih besar daripada tekanan atmosfer 760 mmHg atau, dalam kenyataan, 880 mmHg).

2

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

TUJUANPada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat:

1. Menetapkan tercapainya breaking point seseorang pada waktu menahan napas pada berbagai kondisi pernapasan.

2. Menerangkan perbedaan lamanya menahan napas pada kondisi pernapasan yang berbeda-beda.

3. Mengukur tekanan pernapasan dengan manometer air raksa dan manometer air.

ALAT YANG DIPERLUKAN1. Stopwach/arloji2. Beberapa kantong plastic:

- yang kosong- yang berisi O2- yang berisi CO2

3. Sfigmomanometer + Stetoskop4. Alat analisis gas Fyrite : untuk CO25. Manometer air raksa + botol perangkap6. Manometer air

TATA KERJA1. TAHAN NAPAS

Tetapkanlah lamanya o.p dapat menahan napas (dalam detik) dengan cara mengentikan pernapasan dan menutup mulut dan hidungnya sendiri sehingga tercapai breaking point pada berbagai kondisi pernapasan seperti tercantum dalam daftar dibawah ini (berilah istirahat 5 menit antara 2 percobaan).

1. Pada akhir insiprasi biasaP- IV.1.1 Apa yang dimaksud dengan breaking point?= breaking point adalah kemampuan seseorang untuk menahan napas sampai ia tidak kuat lagi untuk menahan napas.P- IV.1.2 Faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya breaking point?= peningkatan pCo2 dan penurunan pO2

2. Pada akhir ekspirasi biasa3. Pada akhir inspirasi tunggal yang kuat4. Pada akhir ekspirasi tunggal yang kuat5. Pada akhir inspirasi tunggal yang kuat setelah o.p bernapas dalam dan cepat selama 1

menit.6. Pada akhir inspirasi tunggal yang kuat dari kantong plastic berisi O2.7. Pada akhir inspirasi tunggal setelah bernapas dalam dan cepat selama 3 menit dengan

3 kali pernapasan yang terakhir dari kantong plastic berisi O2.8. Pada akhir inspirasi yang kuat dari kantong plastic berisi CO2 10%9. Pada akhir inspirasi tunggal yang kuat segera sesudah berlari di tempat selama 2

menit.10. Setelah breaking point pada percobaan no.9 tercapai, biarkanlah o.p bernapas lagi

selama 40 detik, kemudian tentukanlah berkali-kali lama menahan napas sesudah inspirasi tunggal yang kuat dengan diselingi bernapas selama 40 detik sampai o.p bernapas lagi dengan tenang seperti sebelum berlari.P- IV.1.3 bagaimana perubahan pO2 dan pCO2 dalam udara alveoli dan darah pada waktu kerja otot dan dalam keadaan hiperventilasi?

3

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

= pada saat terjadi kerja otot, tekanan O2 akan meningkat. Sedangkan tekanan CO2

akan menurun. Dalam keadaan hiperventilas, tekanan O2 akan menurun dan tekanan CO2 akan meningkat.

HASIL PERCOBAANNama o.p : Tamara Firdaus AnindhitaJenis kelamin : PerempuanUsia : 19 tahun

PERCOBAAN WAKTU (s)Percobaan pertama 14Percobaan ke-2 12Percobaan ke-3 17Percobaan ke-4 14Percobaan ke-5 12Percobaan ke-6 18Percobaan ke-7 53Percobaan ke-8 17Percobaan ke-9 6Percobaan ke-10

- Setelah bernapas 40 detik pertama 9- Setelah bernapas 40 detik kedua 14

Kesimpulan:Pada saat inspirasi, kita lebih tahan lama dalam menahan napas dibanding ketika ekspirasi. Hal ini dikarenakan pada saat inspirasi, cadangan O2 di paru – paru lebih banyak dibanding saat kita sedang ekspirasi.

2. TEKANAN PERNAPASANA. Pengukuran tekanan pernapasan normal

1. Suruh o.p bernapas biasa selama 1-2 menit.2. Dengan tetap bernapas melalui hidung, hubungkanlah pipa kaca manometer air

dengan mulut o.p sehingga permukaan air dalam manometer akan naik turun mengikuti inspirasi dan ekspirasi.

Catatlah besar tekanan inspirasi dan ekspirasi maksimal o.p

B. Tekanan pernapasan maksimal1. Hubungkanlah pipa kaca manometer air raksa dengan mulut o.p melalui botol

perangkap.2. Suruhlah o.p melakukan inspirasi dan ekspirasi sekuat-kuatnya beberapa kali

sambil menutup hidung. Permukaan air raksa dalam manometer akan naik turun mengikuti inspirasi dan ekspirasi. Catatlah besar tekanan inspirasi dan ekspirasi maksimal o.p.P- IV.1.4 Apakah fungsi botol perangkap pada percobaan ini?= agar air raksa dalam manometer air raksa tidak masuk ke dalam mulut o.p

4

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

HASIL PERCOBAANNama o.p : William SitnerUsia : 19 thJenis Kelamin : Laki-laki

A. Pengukuran tekanan pernapasan normalNaik Turun Rata-rata

Inspirasi 60 mmair 50 mmair 55 mmairEkspirasi 20 mmair 30 mmair 25 mmair

B. Tekanan pernapasan maksimalNaik Turun Rata-rata

Inspirasi 50 mmHg 60 mmHg 55 mmHgEkspirasi 40 mmHg 40 mmHg 40 mmHg

Kesimpulan:Pada percobaan A, tekanan pernafasan normal lebih tinggi pada saat inspirasi dibandingkan dengan ekspirasi karena pada saat inspirasi dibantu dengan otot pernafasan yaitu otot diafragma sedangkan pada saat ekspirasi tidak, Dan pada percobaan B, tekanan pernafasan maksimal lebih pada saat inspirasi dibandingkan dengan ekspirasi karena pada saat inspirasi maksimal otot-otot yang bekerja lebih banyak dibandingkan dengan ekspirasi maksimal.

3. PERNAFASAN PADA ORANGTUJUANDalam latihan ini akan dipelajari:

1. Kapasitas vital fungsional2. Kapasitas vital3. Kapasitas residu fungsional4. Kurva “flow volume”

ALAT YANG DIPERLUKANAutospirometer AS 500 lengkap dengan peralatannya yang terdiri dari Autospirometer AS 500, Mouth piece, trancuder.

TATA KERJAMula-mula dicatat data mengenai o.p yaitu jenis kelamin, umur, tinggi badan yang kemudian dimasukan ke dalam alat. Setelah alat-alat siap dihubungkan dengan listrik.

1. Pemeriksaan Kapasitas Vital FungsionalTekanan FVC, setelah itu tekan start/stop, lalu dilihat pesan yang tertulis di LCD dan dikerjakan:

- Ekspirasi pelan-pelan- Inspirasi maksimal- Ekspirasi paksa- Bernapas biasa

2. Pemeriksaan Kapasitas VitalTekan VC/MVV, kemudian tekan start/stop lalu baca pesan yang tertulis di LCD. Kemudian dilihat hasilnya di LCD.

5

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

3. Pemeriksaan Kapasitas Residu FungsionalSeperti di atas, tetapi dilakukan pernapasan tenang selama 3 akli, kemudian ekspirasi komplit, bila tidak stabil tidak terdapat pesan di LCD, tetapi bila stabil terdapat pesan dan dilakukan pernapasan dangkal, ekspirasi komplit kemudian inspirasi penuh, dan lihat hasilnya di LCD.

4. Pemeriksaan Kapasitas Pernapasan MaksimalTekan VC/MVV lalu tekan start/stop, perhatikan pesan pada LCD, bernapas biasa dan cepat salam 12 detik.

5. Pemeriksaan Kurve “Flow Volume”Tekan FVC, lalu tekan start/stop, dan lihat pesan di LCD yaitu napas semaksimal mungkin di luat alat kemudian ekspirasi secepat-cepatnya dan sedalam-dalamnya ke dalam mouth piece yang dihubungkan dengan transducer. Dan setelah itu dilihat hasilnya bila perlu direkam.

HASIL PERCOBAANNama o.p : Rizky GumelarUmur : 19 thJenis kelamin : Laki-lakiTinggi badan : 170 cmBerat Badan : 77 KgHasil :

1. Kapasitas Vital FungsionalVC : 77%TV : -IRV : -ERV : -IC : -FVC : 50%FEV1,0 : 56%FEV1,0% : -FEV 1,0%t : -PEF : 52%FEF 25-75 : 71%MEF 75 : 54%MEF 50 : 79%MEF 25 : 79%Diagnosis : RestriktifMVV : 14%

2. Ekspirasi MaksimalVC : 77%TV : -IRV : -ERV : -IC : -FVC : 81%FEV1,0 : 82%

6

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

FEV1,0% : -FEV 1,0%t : -PEF : 73%FEF 25-75 : 82%MEF 75 : 83%MEF 50 : 92%MEF 25 : 95%Diagnosis : RestriktifMVV : 14%

Kesimpulan:Hasil dari spirometri, OP di diagnosis Restriktif karena VC dan FVC kurang dari 80% (N: >80%). Selain restriktif alat ini dapat mendiagnosis keadaan lain seperti obstruksi apabila FEV <80% dan FVC <75%, dan Obstruksi Retriksi apabila CV <80% dan FEV <80%.

Hal – hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan spirometri:1. Operator harus ahli2. Alat terkalibrasi3. Op harus mengikuti instruksi yang di berikan4. Minimal percobaan 3 kali

7

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

DAFTAR PUSTAKA

Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia. Jakarta. EGCGuyton & Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta. EGC

8