laporan praktikum biologi sistem respirasi

9
LAPORAN KELOMPOK PRAKTIKUM BIOLOGI “BAB SISTEM RESPIRASI” NAMA : ANIS SHOLIKHATI (13) KLARA TRI MEIYANA (20) NOFI LUTFIYAH (21) RINI PUJIASTUTI (28) KELAS : XI A3 SMA NEGERI 2 WATES

Upload: clara-tri-meiyana

Post on 20-Jun-2015

7.976 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan  praktikum biologi sistem respirasi

LAPORAN KELOMPOK PRAKTIKUM BIOLOGI

“BAB SISTEM RESPIRASI”

NAMA :ANIS SHOLIKHATI (13)

KLARA TRI MEIYANA (20)

NOFI LUTFIYAH (21)

RINI PUJIASTUTI (28)

KELAS : XI A3

SMA NEGERI 2 WATES

2011/2012LAPORAN KELOMPOK PRAKTIKUM BIOLOGI

Page 2: Laporan  praktikum biologi sistem respirasi

“BAB SISTEM RESPIRASI”

A. LATAR BELAKANG

Respirasi merupakan proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan energi.

Respirasi dilakukan oleh semua makhluk hidup dengan semua penyusun tubuh, baik sel

tumbuhan maupun sel hewan, dan manusia. Respirasi ini dilakukan baik siang maupun malam.

Pada praktikum ini akan mempelajari respirasi pada tumbuhan kecambah kacang hijau dan

hewan belalang atau jangkrik, serta mengetahui tentang respirasi aerob dan anaerob.

B. TUJUAN Menghitung penggunaan oksigen untuk pernapasan belalang.

Untuk menentukan banyaknya oksigen yang digunakan tumbuhan selama pernapasan.

Dapat menemukan bahwa dalam respirasi membutuhkan oksigen.

Mengetahui perbedaan respirasi hewan dan tumbuhan.

Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi.

C. LANDASAN TEORI

Bernafas artinya melakukan pertukaran gas, yaitu mengambil oksigen (O2) ke dalam paru-

paru yang disebut proses inspirasi dan mengeluarkan karbondioksida (CO2) serta uap air (H2O)

yang disebut proses ekspirasi. Sedangkan respirasi adalah seluruh proses sejak pengambilan

O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik menjadi CO2, H2O dan energi. Pertukaran gas

O2 dan gas CO2 berlangsung melalui proses difusi. Alat-alat pernafasan dapat berupa paru-paru,

insang, trakea maupun bentuk lain yang dapat melangsungkan pertukaran gas O2 dan gas CO2.

Respirasi dapat berlangsung dengan 2 cara, yaitu :

1.      Respirasi Aerob (Oksidasi)

Proses ini merupakan pemecahan molekul dengan menggunakan oksigen, reaksi

umumnya sebagai berikut:

C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O + 675 kalori

Pada umumnya dalam keadaan normal manusia menggunakan cara ini.

2.      Respirasi Anaerob

Page 3: Laporan  praktikum biologi sistem respirasi

Proses ini merupakan pemecahan molekul tidak menggunakan oksigen. Reaksi

umumnya sebagai berikut:

C6H12O6 → 2C2H5OH + CO2 + 28 Kalori

Pada proses respirasi anaerob terjadi pemecahan molekul yang sempurna, karena masih

dihasilkan zat organik sehingga energinya belum terbebaskan semua. Pada proses tersebut hanya

terhenti sampai glikolisis dan terbentuk asam laktat, sehingga energi yang dihasilkan sedikit dan

dampaknya mengakibatkan kelelahan pada tubuh. Proses ini umumnya terjadi pada organisme

tingkat rendah, yaitu pada ragi dan bakteri. Pada organisme tingkat tinggi proses ini hanya

berlangsung dalam keadaan darurat, yaitu apabila persediaan oksigen kurang mencukupi. Ini

terjadi ketika otot bekerja terlalu keras dan berlebih.

Laju respirasi pada tumbuhan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

Ketersediaan substrat. Tersedianya substrat pada tanaman merupakan hal yang penting

dalam melakukan respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan

melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula. Demikian sebaliknya, bila substrat

yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan meningkat.

Ketersediaan Oksigen. Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun

besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda

antara organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara

tidak banyak mempengaruhi laju respirasi, karena jumlah oksigen yang dibutuhkan

tumbuhan untuk berespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara.

Suhu. Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor

Q10, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu

sebesar 10oC, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies. Tipe dan umur

tumbuhan. Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolisme, dengan

demikian kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing

spesies. Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding

tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa

pertumbuhan.

Serangga mempunyai alat pernapasan khusus berupa sistem trakea yang berfungsi untuk

mengangkut dan mengedarkan O2 ke seluruh tubuh serta mengangkut dan mengeluarkan

CO2 dari tubuh. Trakea memanjang dan bercabang-cabang menjadi saluran hawa halus yang

Page 4: Laporan  praktikum biologi sistem respirasi

masuk ke seluruh jaringan tubuh oleh karena itu, pengangkutan O2 dan CO2 dalam sistem ini

tidak membutuhkan bantuan sistem transportasi atau darah. Udara masuk dan keluar melalui

stigma, yaitu lubang kecil yang terdapat di kanan-kiri tubuhnya. Selanjutnya dari stigma, udara

masuk ke pembuluh trakea yang memanjang dan sebagian ke kantung hawa. Pada serangga

bertubuh besar terjadinya pengeluaran gas sisa pernafasan terjadi karena adanya pengaruh

kontraksi otot-otot tubuh yang bergerak secara teratur.

D. ALAT DAN BAHANo Respirometer sederhana

o Neraca lengan

o Pipet tetes

o Kapas

o Eosin

o Jangkrik atau belalang

o Kecambah

o Kristal KOH

o Vaselin

o Stopwatch

E. CARA KERJA

Kegiatan 1

1. Siapkan alat dan bahan.

2. Bungkus Kristal KOH dengan kapas, kemudian masukkan ke dalam tabung

respirometer.

3. Kemudian masukkan seekor jangkrik atau belalang yang sudah ditimbang ke dalam

tabung respirometer.

4. Tutup tabung respirometer kemudian sambungan penutupnya diberi vaselin agar tidak

ada udara yang masuk dan keluar.

5. Tetesi eosin pada ujung pipa respirometer dengan menggunakan pipet tetes

secukupnya.

Page 5: Laporan  praktikum biologi sistem respirasi

6. Ukur pergerakan eosin dengan menggunakan stopwatch secara berkala.

Kegiatan 2

1. Siapkan alat dan bahan.

2.  Bungkus Kristal KOH dengan kapas, kemudian masukkan ke dalam tabung

respirometer.

3.  Kemudian masukkan kecambah yang sudah ditimbang seberat 2 gram ke dalam

tabung respirometer.

4. Tutup tabung respirometer kemudian sambungan penutupnya diberi vaselin agar tidak

ada udara yang masuk dan keluar.

5. Tetesi eosin pada ujung pipa respirometer dengan menggunakan pipet tetes

secukupnya.

6. Ukur pergerakan eosin dengan menggunakan stopwatch secara berkala.

F. HASIL PENGAMATAN

Kegiatan 1

Hasil Pergeseran Eosin Waktu

Berat Belalang

0,5 gram

0,0 – 0,1 ml

0,1 – 0,2 ml

0,2 – 0,3 ml

23 detik

5 detik

37 detik

Jumlah 0,3 = 1 menit 5 detik

1 menit = 2,5 ml

Kegiatan 2

Page 6: Laporan  praktikum biologi sistem respirasi

Hasil Pergeseran Eosin Waktu

Kecambah

2 gram

0,0 – 0,1 ml

0,1 – 0,2 ml

0,2 – 0,3 ml

59 detik

56 detik

1 menit 25 detik

Jumlah 0,3 = 3 menit 20 detik

1 menit = 1,1 ml

G. PEMBAHASAN

Berat tumbuhan atau hewan harus ditimbang agar kita dapat mengetahui seberapa cepat

tumbuhan atau hewan tersebut melakukan respirasi. Sifat dari larutan KOH yaitu basa. Larutan

KOH berfungsi sebagai menyerap karbon dioksida yang dihembusan oleh serangga atau

kecambah yang berada dalam respirometer dan juga sebagai peningkat suhu agar respirasi

terpicu menjadi cepat.

Eosin akan terdorong ke arah dalam atau ke arah tempat serangga atau kecambah

diletakkan karena adanya penyusutan volume udara di dalam tabung tersebut. Oksigen dihirup

oleh serangga atau kecambah kemudian karbon dioksida dikeluarkan namun karbon diokskida

tersebut diserap oleh Kristal KOH. Begitu terus-menerus sehingga udara dalam tabung berkurang

dan eosin bergerak dalam.

Jumlah ruangan pada pipa kapiler yang dilalui oleh eosin menunjukkan berapa volume

udara yang dibutuhkan oleh serangga atau kecambah untuk melakukan respirasi. Hal yang dapat

mempengaruhi aktivitas respirasi yaitu banyaknya suatu organisme, berat organisme, aktivitas

organisme, suhu, ketersediaan oksigen, umur organisme.

H. KESIMPULAN

1. Hewan dengan berbeda ukuran dan massa mempengaruhi jumlah volume oksigen

yang dibutuhkan karena volume paru-paru juga berbeda. Semakin besar ukuran

hewan makn besar pula volume paru-parunya.

2. Semakin banyak organisme maka semakin cepat respirasinya, sebaliknya semakin

sedikit organisme maka semakin lambat pula respirasinya.