laporan kuljar

41
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbanyakan tanaman secara vegetatif (menggunakan bagian organ pertumbuhan tanaman) merupakan alternatif dalam upaya untuk mendapatkan tanaman baru yang mempunyai sifat sama dengan induknya. Perbanyakan tanaman secara konvensional atau tradisional umumnya masih memerlukan waktu yang cukup lama dan membutuhkan tempat yang sangat luas. Oleh karena itu, di beberapa negara maju saat ini telah dikembangkan suatu sistem perbanyakan tanaman secara vegetatif yang lebih cepat dengan hasil yang lebih banyak. Sistem perbanyakan tanaman ini dikenal dengan teknik kultur jaringan atau budi daya jaringan, disebut juga dengan perbanyakan vegetatif modern. Bagian dari tanaman yang dapat dikulturkan (di perbanyak) adalah daun muda, mata tunas, ujung akar, keping biji, dan bagian lainnya yang bersifat merismatik, yaitu mudah tumbuh dan berkembang. Bagian-bagian tubuh tanaman tersebut dikulturkan dan ditumbuhkan kembali dalam kondisi aseptik yang kaya akan nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Manggis adalah tanaman buah asli Indonesia yang memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi. Buah manggis dijuluki sebagai “Queen of Fruit” (ratunya buah), “Nectar of Ambrosia”, “Golden Apples of Hesperides”, dan “Finest in

Upload: dewi-sartika-airi

Post on 18-Jan-2016

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

biologi

TRANSCRIPT

Page 1: laporan kuljar

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perbanyakan tanaman secara vegetatif (menggunakan bagian organ pertumbuhan

tanaman) merupakan alternatif dalam upaya untuk mendapatkan tanaman baru yang

mempunyai sifat sama dengan induknya. Perbanyakan tanaman secara konvensional atau

tradisional umumnya masih memerlukan waktu yang cukup lama dan membutuhkan

tempat yang sangat luas. Oleh karena itu, di beberapa negara maju saat ini telah

dikembangkan suatu sistem perbanyakan tanaman secara vegetatif yang lebih cepat

dengan hasil yang lebih banyak. Sistem perbanyakan tanaman ini dikenal dengan teknik

kultur jaringan atau budi daya jaringan, disebut juga dengan perbanyakan vegetatif

modern.

Bagian dari tanaman yang dapat dikulturkan (di perbanyak) adalah daun muda, mata

tunas, ujung akar, keping biji, dan bagian lainnya yang bersifat merismatik, yaitu mudah

tumbuh dan berkembang. Bagian-bagian tubuh tanaman tersebut dikulturkan dan

ditumbuhkan kembali dalam kondisi aseptik yang kaya akan nutrisi dan zat pengatur

tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat

memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap.

Manggis adalah tanaman buah asli Indonesia yang memiliki nilai ekonomi yang

sangat tinggi. Buah manggis dijuluki sebagai “Queen of Fruit” (ratunya buah), “Nectar

of Ambrosia”, “Golden Apples of Hesperides”, dan “Finest in the World” karena

keistimewaan dan kelezatan yang dimilikinya (Balai Penelitian Tanaman Buah, 2006) .

Selain itu terkandung zat kimia xanthone (alfa mangostin dan gamma mangostin),

antosianin dan senyawa fenolik lain pada kulit buah manggis yang berperan penting

dalam bidang farmasi dan kesehatan (Permana et al., 2012).

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari mini research ini adalah

1. untuk mengetahui konsentrasi BAP (Benzylaminopurine) terbaik dalam menginduksi

tunas manggis.

2. Mengetahui pengaruh sitokinin BAP dengan media MS1/2 terhadap pertumbuhan

dan perkembangan tipe ekplan biji manggis dalam kultur in vitro.

3. Untuk mengetahui cara perbanyakan tanaman secara kultur jaringan

Page 2: laporan kuljar

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

3.1 Kultur Jaringan

Kultur jaringan menurut Suryowinoto (1991) disebut sebagai tissue culture.

Kultur adalah budidaya dan jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk

dan fungsi yang sama. Jadi, kultur jaringan berarti membudidayakan suatu jaringan

tanaman menjadi tanaman kecil yang mempunyai sifat seperti induknya. Kultur

jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian

tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam

media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah

tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan

bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah

perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan

media buatan yang dilakukan di tempat steril.

Teori yang mendasari kultur jaringan adalah teori sel oleh Schawann dan

Scheleiden (1838) yang menyatakan sifat totipotensi (tota genetic potential) sel, yaitu

bahwa setiap sel tanaman yang hidup dilengkapi dengan informasi genetik dan

perangkat fisiologis yang lengkap untuk tumbuh dan berkembang menjadi tanaman

utuh, jika kondisinya sesuai. Manfaat kultur jaringan diantaranya adalah (1)

melestarikan sifat tanaman induk, (2) menghasilkan tanaman baru dalam jumlah banyak

dalam waktu yang singkat, (3) dapat dijadikan sarana untuk melestarikan plasma

nutfah, (4) menciptakan varietas baru melalui rekayasa genetika, (5) Pelaksanaanny

tidak tergantung musim.

3.1.1 Macam-macam Kultur Jaringan

Dalam kultur jaringan terdapat macam-macam cara dan tehnik yang

digunakan dalam kultur jaringan diantaranya kultur meristem menggunakan jaringan

(akar, batang, daun) yang muda atau meristematik, kultur anter menggunakan kepala

sari sebagai eksplan, kultur embrio menggunakan embrio. Misalnya pada embrio

kelapa kopyor yang sulit dikembangbiakan secara alamiah, kultur protoplas

menggunakan sel jaringan hidup sehingga eksplan tanpa dinding, kultur kloroplas

menggunakan kloroplas biasanya memperbaiki atau membuat varietas baru, dan

kultur polen menggunakan serbuk sari sebagai eksplannya.

Page 3: laporan kuljar

3.2 Kultur Jaringan Pada Manggis

Manggis merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari hutan

tropis yang teduh di kawasan Asia Tenggara. Yaitu hutan belantara malaysia atau

Indonesia. Di Asia tenggara tanaman ini menyebar ke daerah Amerika Tengah dan

daerah tropis lainnya. Di Indonesia manggis disebut dengan berbagai macam nama

lokal seperti manggu (jawa barat), Manggus (Lampung), Manggusto (Sulawesi

Utara), Manggista (Sumatera barat). Keanekaragaman manfaat manggis bagi

kehidupan manusia menyebabkan manggis menjadi komoditi ekspor dipasar

internasional. Manggis merupakan salah satu pohon hutan tropika yang berdaur

ulang panjang dan memiliki sistem perakaran kurang baik sehingga sulit tumbuh

secara alami.

Pohon manggis yang ditanam dari biji baru berbunga pada umur 10-15 tahun,

sedangkan yang ditanam dari bibit sambungan dapat berbunga pada umur 5-7 tahun

(Hernowo, 2011). Sifat tumbuh manggis tersebut menyebabkan bibit manggis sulit

diperoleh sehingga dibutuhkan teknologi yang mampu menyediakan bibit manggis

berdaur pendek dan tersedia banyak. Kultur jaringan merupakan salah satu

teknologi yang dapat menjadi alternatif untuk memperoleh bibit manggis dengan

jumlah banyak dan berdaur pendek.

Kultur jaringan memerlukan keahlian khusus dan biaya yang cukup besar

karena dalam prakteknya menggunakan ZPT atau hormon untuk merangsang

pertumbuhan eksplan. Tetapi hal tersebut masih dapat diatasi dengan penggunaan

bahan-bahan alami seperti air kelapa, ekstrak touge, ekstrak tomat, ekstrak sirih, dan

lain sebagainya.

Pada prinsipnya budidaya jaringan adalah menumbuhkan atau membiakkan

atau membudidayakan eksplan pada media buatan dan dipelihara dalam suatu

ruangan yang terkontrol lingkungannya secara steril/aseptik. Keberhasilan dari

kultur jaringan dipengaruhi oleh sumber eksplan, media dan lingkungan (suhu dan

lama penyinaran).

Keberhasilan kultur jaringan atau biak sel ini diawali dengan pemeliharaan

material tanaman yang tepat materi atau bagian tanaman yang akan di biakkan atau

diregenerasikan mempunyai karakter pertumbuhan yang tidak sama. Media yang

digunakan untuk budidaya jaringan atau kultur jaringan terdiri atas beberapa

komponen yaitu: nutrisi, sumber besi, vitamin, amino asit, zat pengatur tumbuh,

sumber karbon, pemadat atau agar dan akuades. Formulasi nutrisi media yang tepat

Page 4: laporan kuljar

merupakan faktor yang mendukung keberhasilan teknik tersebut. Komponen tersebut

memenuhi satu atau lebih fungsi di dalam pertumbuhan tanaman secara invitro.

Vitamin paling penting untuk berbagai reaksi bio kimia. Level zat pengatur tumbuh

(ZPT) biasanya merupakan fakta pembatas untuk keberhasilan diferensiasi

pertumbuhan dari kultur sel tanaman, ZPT yang sering di gunakan dalam kultur

jaringan adalah auksin dan sitokinin.

Kultur in vitro manggis telah banyak dilakukan. Media Murashige and Skoog

(MS) (Murashige and Skoog, 1962) ditambah dengan Benzil Amino Purin (BAP)

menghasilkan multiplikasi tunas terbaik (Normah et al., 1992; Teo, 1992). Penelitian

lain menyebutkan bahwa multiplikasi tunas manggis terbaik diperoleh dari media

Woody Plant Medium (WPM) dengan penambahan BAP sebanyak 5 mg/l (Goh,

1991). Kultur in vitro manggis menggunakan eksplan biji manggis yang

disubkuturkan pada media WPM dengan penambahan 2 ppm BAP dan 0.2 ppm NAA

dapat menghasilkan 5.6 tunas per eksplan (Triatminingsih et al., 1995).

Page 5: laporan kuljar

BAB III

METODE DAN PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilakukan di laboratorium Kultur Jaringan Yayasan Yahdi (Hidayatul

Islam) beralamat di Perumahan Pelabuhan Jl. Lambung no 16 Tanah 600 Medan Marelan.

Percobaan dilakukan dari bulan September hingga November 2014

3.2 Alat dan Bahan

a. Alat

Adapun Alat yang digunakan seperti : sikat gigi yang lembut, gunting, scalpel, pisau

gillete dan pisau blade, pinset; botol kultur kosong, Laminar Air Flow Cabinet (LAFC);

Hand Sprayer; Timbangan digital; Gelas ukur; Beaker Glass; Pengaduk kaca; Pipet volume;

Lampu spritus; Botol kultur; dan Petridish

b. bahan

Bahan-bahan yang digunakan antara lain: Detergen; Akuades steril; Fungisida

(benlate/Dithanae 45); Bakterisida (Agrept); Klorok 20%; Klorok 15%; Antiseptik/Antibiotik

(Amoxilin 500 gram/tablet); Eksplan dari lapang manggis; Alkohol 70%; dan alkohol 95%,

Media Kultur Jaringan

3.3 Pelaksanaan Penelitian

a. Sterilisasi

Sterilisasi I

Botol-botol dan alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum dicuci dengan

menggunakan detergen

Page 6: laporan kuljar

Menggosok seluruh bagian botol dan alat hingga benar-benar bersih

Membilas botol dan alat yang sudah dicuci bersih dalam wadah, jika diperlukan

dibilas dengan air ditambah klorok, tiriskan dan tunggu hingga kering

Sterilisasi II

Mengisi panci luar dengan air, jika dimungkinkan dapat menggunakan aquadest

untuk menghindari pengendapan Ca yang biasa terdapat pada air ledeng

Botol-botol media yang akan disterilkan, dimasukkan ke dalam panci dengan posisi

telungkup. Susun botol-botol tersebut hingga mencapai permukaan panci

Page 7: laporan kuljar

Untuk alat-alat diseksi seperti pinset, gunting, pisau dan cawan petridish dibungkus

dengan kertas kopi atau bekas biasa, jangan menggunakan kertas aluminium foil

karena uap sukar masuk kedalam bungkusan sehingga sterilisasi kurang efektif

Atur posisi panci dengan memperhatikan alur tempat saluran uap yang terdapat di

dalam panci dalam, serta tanda panah yang terdapat pada tutup dan lingkarang

permukaan panci luar.

Tutup dengan erat (kencangkan pengunci tanpa menggunakan alat)

Tutup katup pengeluaran uap yang terletak pada katup autoklaf

Letakkan autoklaf di atas kompor gas

Panaskan sampai air didalam autoklaf mendidih dan uap air mulai keluar dari katup

pengeluaran asap. Biarkan hingga mencapai suhu 121ᵒC atau tekanan 17,5 Psi.

Pertahankan selama 1 jam

Setelah waktu sterilisasi selesai, matikan kompor. Keluarkan uap sedikit demi sedikit

dengan mengatur katup pengeluaran uap. Jangan sekali-kali membuka katup dan

membiarkan uap keluar sekaligus. Karena akan membuat bubble up

Setelah tekanan turun mencapai garis 0 buka pengunci autoklaf dan keluarkan alat-

alat dari dalam autoklaf. Alat siap untuk digunakan

b. Pembuatan Media

1. Media pembuatan Induksi Tunas Manggis

Menggunakan biji manggis

2. Komposisi Media :

MS + ZPT BAP 0 PPM/l

MS + ZPT BAP 2 PPM/l

MS + ZPT BAP 4 PPM/l

MS + ZPT BAP 6 PPM/l

3. Urutan kerja pembuatan media

Page 8: laporan kuljar

Semua bahan dicampur kecuali agar, dan ZPT

Tambahkan aquades steril hingga 1 ltr/ 0,5 1 larutan

Tambahkan ZPT sesuai dosis yang ditetapkan

Lakukan pengukuran pH ( 5,8-6) Jika pH terlalu rendah maka tambahkan KOH

1 N beberapa tetes, jika terlalu tinggi tambahkan HCL 1 N, kemudian ukur

kembali pH hingga mencapai pH yang diinginkan

Tambahkan agar kemudian dimasak hingga mendidih

Tuang ke masing-masing botol kultur yang sudah disterilisasi (± 42 botol

besar /l media)

Beri label pada tiap botol

Autoklaf hingga 121 ᵒC, pertahankan selama 15-20 menit

Matika api, tunggu tekanan menurun, lalu media diangkat

Simpan dalam ruang kultur

4. Prosedur Kerja sterilisasi eksplan lapang

Buat klorok dengan dosis 20 % selama 3-5 menit dan 15 % selama 5-10 menit

Pilih manggis yang berwarna merah jambu dengan tekstur kulit bersih, belum

mengeras (lembek), tidak memiliki getah kuning

Eksplan dikupas kulitnya, dibuang bagian ujungnya untuk menghindari

kontaminasi dari luar

Membuka buah manggis dengan cara menekannya dengan kedua belah

tangan, pilihla yang berbiji, buang daging buahnya, kupas biji tersebut

Eksplan dicuci dengan detergen sambil disikat perlahan dengan sikat gigi, lalu

dibilas dengan air yang mengalir, jika diperlukan direndam selama 5-10

menit (tergantung sumber eksplan) lalu bilas dua kali. Setelah 1-2 jam,

eksplan dicuci dengan aquades steril sebanyak dua kali

Bilas dengan air mengalir

Tahapan berikutnya dilakukan di LAFC

Cuci biji dengan aquades

Eksplan dimasukkan kedalam larutan klorok 20 % selama 3-5 menit diikuti

pembilasan dengan aquades steril sebanyak 2 kali

Kemudia eksplan dimasukkan ke dalam larutan klorok 15% selama 5-10 menit

lalu dicuci dengan aquades steril sebanyak tiga kali

Page 9: laporan kuljar

Setelah itu eksplan dimasukkan ke dalam larutan antiseptik/antibiotik

(Amoxilin 500 gr/ tablet yang telah dilarutkan dalam 100 ml aquades steril)

Untuk perendaman dengan bakterisida, fungisida, klorok, baik dosis dan lama

waktunya disesuaikan dengan kondisi eksplan

Lakukan penanaman.

c. Penanaman

Hidupkan LAFC

Siapkan alat tanam (pisau, gunting, pinset, petridish, bunsen, skalpel, botol alkohol)

Siapkan media tanam

Hidupkan bunsen

Bakar pinset, gunting, petridish dengan cara melewatkannya diatas lampu bunsen

Buka botol media, lewatkan diatas lampu bunsen

Biji manggis di potoh 2 dan di belah 2

Lakukan penanaman eksplan sesuai perlakuan diatas, dengan cara mengambil biji

tanaman manggis dari larutan amoxilin, letakkan diatas media lewatkan bagian atas

botol ke bunsen lalu tutup

Beri label sesuai perlakuan

Simpan di rak kultur

Lakukan pengamatan harian untuk awal penanaman, untuk lanjutan lakukan

pengamatan mingguan

d. Parameter yang diamati

Kapan waktu terbentuknya tunas

Jumlah tunas

Jumlah daun

Performance tunas

Tinggi tunas

e Pengamatan

Pengamatan tinggi tunas dapat dilihat pada tabel berikut ini

konsentrasi ulangan tinggi tunas

Page 10: laporan kuljar

(CM)MS + BAP 0 PPM 1 0.1MS + BAP 0 PPM 2 5MS + BAP 0 PPM 3 0.1MS + BAP 0 PPM 4 0.1MS + BAP 2 PPM 1 0MS + BAP 2 PPM 2 7MS + BAP 2 PPM 3 6MS + BAP 2 PPM 4 0.1MS + BAP 4 PPM 1 0.1MS + BAP 4 PPM 2 0.1MS + BAP 4 PPM 3 7MS + BAP 4 PPM 4 0.1MS + BAP 6 PPM 1 0.1MS + BAP 6 PPM 2 0.1MS + BAP 6 PPM 3 1.5MS + BAP 6 PPM 4 0.5

Dari tabel pengamatan tinggi tunas yang dipaparkan diketahui tunas yang tertinggi

adalah 7 cm yaitu pada media yang konsentrasi MS+BAP 2 PPM dan MS+BAP 4

PPM pada pengulangan ke 3

Waktu munculnya tunas

No. Botol Konsentrasi ulangan Muncul tunas minggu ke

2 Ms +bap 0 ppm 1 32 23 24 2

1 Ms + bap 2 ppm 1 -2 23 24 3

4 Ms + bap 2 ppm 1 Tunas akar: 12 -

Page 11: laporan kuljar

3 24 2

1 Ms + bap 4 ppm 1 22 43 34 3

1 Ms + bap 6 ppm 1 32 33 24 3

Pada tabel munculnya tunas diatas diketahui tunas yang paling lama muncul

pada masing – masing konsetrasi yaitu pada media MS+BAP 0 PPM pada ulangan 1

tunas muncul pada minggu ke 3 pada botol ke 3 ulangan , pada media MS + BAP 2

PPM pada ulangan ke 4 tunas muncul pada minggu ke 3 pada botol 1 ulangan , pada

media MS + BAP 4 PPM pada ulangan ke 2 tunas muncul pada minggu ke 4 pada botol

1 ulangan , sedangkan pada media MS + BAP 6 PPM pada ulangan ke 1, 2, dan 4 tunas

muncul pada minggu ke 3 pada botol 1 ulangan..

Jumlah tunas yang muncul

No. Botol Konsentrasi ulangan2 Ms +bap 0 ppm 1 1

2 13 14 1

1 Ms + bap 2 ppm 1 -2 13 14 1

4 Ms + bap 2 ppm 1 12 -3 14 1

1 Ms + bap 4 ppm 1 12 13 14 1

1 Ms + bap 6 ppm 1 12 13 14 1

Table pengamatan panjang tunas

Botol Konsentrasi

Ulangan Minggu / hasil pengamatanI II III IV V VI VII VIII

Page 12: laporan kuljar

2 MS + BAP 0 PPM

1 - - 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm

2 - 0.1 cm 0.3 cm 1 cm 1.5 cm 2.5 cm 4 cm 5 cm3 - 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm4 - 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm

4 MS + BAP 2 PPM

1 1 mm 1 cm 1, 5 cm 5 cm 6 cm 3cm 3.5 cm Akar panjang 4 cm

2 - - - - - - - -3 - 0.1 cm 0. 3 cm 3 cm 4, 5 cm 5, 5 cm cm 4 7 cm 4 - 0.1 cm 0. 1 cm 1, 5 cm 2, 5 4, 5 cm 5.5cm 6 cm

1 MS + BAP 4 PPM

1 - 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm

2 - - - 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm 3 - - 0.1 cm 0.1 cm 1.5 cm 3 cm 5.5 cm 7 cm4 - - 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm

1 MS + BAP 6 PPM

1 - - 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm

2 - - 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm 3 - 0.1 cm 0,5 cm 0,7 cm 1 cm 1 cm 1.3 cm 1.5 cm4 - - 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm 0.5 cm

Pada tabel pengamatan diata rata-rata tunas muncul pada minggu ke 3 pengamatan

pada setiap media. Khusus pada media MS + BAP 2 PPM tidak tumbuh tunas dikarenakan

media terkontaminasi jamur sehingga menghambat pertumbuhan tunas hingga nutirisi pada

media sudah habis

Page 13: laporan kuljar

Tabel Pengamatan Perubahan Performance Biji Yang Dilihat Dari Perubahan Warna

Botol

Konsentrasi Ulangan Minggu / hasil pengamatanI II III IV V VI VII VIII

2 MS + BAP 0 PPM

1 Biji berwarna merah

Biji berwarna kehitaman di bagian yang bersentuhan langsung dengan medium,

Ada bagian pada permukaan biji berwarna hijau

Permukaan biji tetap berwarna coklat kehitaman

Muncul benjolan-benjolan dan berwarna hijau

Muncul benjolan-benjolan dan berwarna hijau

Muncul benjolan-benjolan dan berwarna hijau

Muncul benjolan-benjolan dan berwarna hijau

2 Biji berwarna merah

Biji berwarna kehitaman di bagian yang bersentuhan langsung dengan medium, sedikit bagian padapermukaan biji berwarna hijau

Padapermukaan biji sedikit saja terdapat bagian yang berwarna berwarna hijau

Permukaan biji tetap berwarna coklat kehitaman

Permukaan biji tetap berwarna coklat kehitaman

Permukaan biji tetap berwarna coklat kehitaman

Permukaan biji tetap berwarna coklat kehitaman

Permukaan biji tetap berwarna coklat kehitaman

3 Biji berwarna merah

Biji berwarna kehitaman di bagian yang bersentuhan langsung dengan medium

bagian pada permukaan biji berwarna hijau bertambah

Keluar benjolan2 dipermukaan biji

Keluar benjolan2 dipermukaan biji

Keluar benjolan2 dipermukaan biji

Keluar benjolan2 dipermukaan biji

Keluar benjolan2 dipermukaan biji

4 Biji berwarna merah

Biji berwarna kehitaman di bagian yang bersentuhan

bagian padapermukaan biji berwarna hijau

Permukaan biji tetap berwarna coklat

Permukaan muncul benjolan-benjolan

Permukaan muncul benjolan-benjolan

Permukaan muncul benjolan-benjolan

Keluar benjolan2 dipermukaan biji

Page 14: laporan kuljar

langsung dengan medium

bertambah kehitaman dengan warna benjolan dominan hijau

dengan warna benjolan dominan hijau

dengan warna benjolan dominan hijau

4 MS + BAP 2 PPM

1 Biji berwarna merah

Biji berwarna kehitaman di bagian yang bersentuhan langsung dengan medium

Terdapat bagian putih yang keluar dari bagian atas biji yang akan membentuk tunas, bagian putih tersebut mengelilingi bakal tunas akar dengan ukuran akar tipis

Permukaan biji tetap berwarna coklat kehitaman

Permukaan biji tetap berwarna coklat kehitaman

Permukaan biji tetap berwarna coklat kehitaman

Permukaan biji tetap berwarna coklat kehitaman

Permukaan biji tetap berwarna coklat kehitaman dan Akar panjang 4 cm

2 Biji berwarna merah

Biji berwarna kehitaman di bagian yang bersentuhan langsung dengan medium

bagian pada permukaan biji berwarna hijau bertambah

Permukaan biji tetap berwarna coklat kehitaman

Permukaan biji tetap berwarna coklat kehitaman

Permukaan biji tetap berwarna coklat kehitaman

Permukaan biji tetap berwarna coklat kehitaman

Permukaan biji tetap berwarna coklat kehitaman

3 Biji berwarna merah

Biji berwarna kehitaman di bagian yang bersentuhan langsung dengan medium

Eksplan biji tetap berwarna coklat dengan tunas batang berwarna hijau dengan diameter cukup tebal

Permukaan biji tetap berwarna coklat kehitaman

Permukaan biji tetap berwarna coklat kehitaman

Permukaan biji tetap berwarna coklat kehitaman

Permukaan biji tetap berwarna coklat kehitaman

Permukaan biji tetap berwarna coklat kehitaman danPanjang tunas 7 cm 4 helai daun, akar 1 cm,

Page 15: laporan kuljar

4 Biji berwarna merah

Biji berwarna kehitaman di bagian yang bersentuhan langsung dengan medium

Eksplan biji tetap berwarna coklat dengan tunas batang berwarna hijau dengan diameter cukup tebal

Permukaan biji tetap berwarna coklat kehitaman

Permukaan biji tetap berwarna coklat kehitaman

Permukaan biji tetap berwarna coklat kehitaman

Permukaan biji tetap berwarna coklat kehitaman

Permukaan biji tetap berwarna coklat kehitaman dan Panjang tunas 6 cm 2 helai daun

1 MS + BAP 4 PPM

1 Biji berwarna merah

Biji berwarna kehitaman di bagian yang bersentuhan langsung dengan medium

bagian pada permukaan biji berwarna hijau bertambah

muncul benjolan-benjolan dengan warna benjolan dominan hijau

muncul benjolan-benjolan dengan warna benjolan dominan hijau

muncul benjolan-benjolan dengan warna benjolan dominan hijau

muncul benjolan-benjolan dengan warna benjolan dominan hijau

Permukaan muncul tonjolan

2 Biji berwarna merah

Biji berwarna kehitaman di bagian yang bersentuhan langsung dengan medium

bagian pada permukaan biji berwarna hijau bertambah

muncul benjolan-benjolan dengan warna benjolan dominan hijau

muncul benjolan-benjolan dengan warna benjolan dominan hijau

muncul benjolan-benjolan dengan warna benjolan dominan hijau

muncul benjolan-benjolan dengan warna benjolan dominan hijau

Permukaan muncul tonjolan

3 Biji berwarna merah Biji berwarna merah

Biji berwarna kehitaman di bagian yang bersentuhan langsung dengan medium, sedikit bagian padapermukaan

Eksplan biji tetap berwarna coklat dengan tunas batang berwarna hijau dengan diameter cukup tebal

biji tetap berwarna coklat kehitaman

biji tetap berwarna coklat kehitaman

biji tetap berwarna coklat kehitaman

biji tetap berwarna coklat kehitaman

biji tetap berwarna coklat kehitaman dan Daun 2 panjang tunas 7 cm

Page 16: laporan kuljar

biji berwarna hijau

4 Biji berwarna merah

Biji berwarna kehitaman di bagian yang bersentuhan langsung dengan medium

bagian pada permukaan biji berwarna hijau bertambah

muncul benjolan-benjolan dengan warna benjolan dominan hijau

muncul benjolan-benjolan dengan warna benjolan dominan hijau

muncul benjolan-benjolan dengan warna benjolan dominan hijau

muncul benjolan-benjolan dengan warna benjolan dominan hijau

Permukaan muncul benjola-benjolan kecil dengan keadaan rapat dan banyak

1 MS + BAP 6 PPM

1 Biji berwarna merah

Biji berwarna kehitaman di bagian yang bersentuhan langsung dengan medium

sedikit bagian padapermukaan biji berwarna hijau

biji tetap berwarna coklat kehitaman

biji tetap berwarna coklat kehitaman

biji tetap berwarna coklat kehitaman

biji tetap berwarna coklat kehitaman

Terdapat tunas

2 Biji berwarna merah

Biji berwarna kehitaman di bagian yang bersentuhan langsung dengan medium

bagian pada permukaan biji berwarna hijau bertambah

muncul benjolan-benjolan dengan warna benjolan dominan hijau

muncul benjolan-benjolan dengan warna benjolan dominan hijau

muncul benjolan-benjolan dengan warna benjolan dominan hijau

muncul benjolan-benjolan dengan warna benjolan dominan hijau

Permukaan muncul tonjolan

3 Biji berwarna merah

Biji berwarna kehitaman di bagian yang bersentuhan langsung dengan medium, sedikit bagian padapermukaan

Eksplan biji tetap berwarna coklat dengan tunas batang berwarna hijau dengan diameter cukup tebal

biji tetap berwarna coklat kehitaman

biji tetap berwarna coklat kehitaman

biji tetap berwarna coklat kehitaman

biji tetap berwarna coklat kehitaman

biji tetap berwarna coklat kehitaman dan Bakal tunas 1.5 cm, biji tetap berwarna coklat

Page 17: laporan kuljar

biji berwarna hijau

kehitaman

4 Biji berwarna merah

Biji berwarna kehitaman di bagian yang bersentuhan langsung dengan medium, sedikit bagian padapermukaan biji berwarna hijau

Eksplan biji tetap berwarna coklat dengan tunas batang berwarna hijau dengan diameter cukup tebal

biji tetap berwarna coklat kehitaman

biji tetap berwarna coklat kehitaman

biji tetap berwarna coklat kehitaman

biji tetap berwarna coklat kehitaman

biji tetap berwarna coklat kehitaman dan Bakal tunas 0.5 cm

Page 18: laporan kuljar
Page 19: laporan kuljar

Tabel pengamatan jumlah daun yang muncul

No. Botol Konsentrasi ulangan Jumlah daun2 MS + BAP 0 PPM 1 0

2 23 04 0

4 MS + BAP 2 PPM 1 02 03 4 4 2

1 MS + BAP 4 PPM 1 02 03 24 0

1 MS + BAP 6 PPM 1 02 03 04 0

Dari tabel berikut dapat dilihat bahwa jumlah daun yang banyak tumbuh terdapat pada

media MS + BAP 2 PPM pada botol ke 4 dibandingkan media yang lain. Pengamatan ini

dilakukan di minggu ke delapan setelah percobaan

d. Analisis Data

Untuk melihat pengaruh konsentrasi BAP terhadap tinggi tunas manggis

menggunakan anava satu jalur menggunakan SPSS 19

Univariate Analysis of Variance

Between-Subjects Factors

N

KONS$ MS + BAP 0 PPM 4

MS + BAP 2 PPM 4

MS + BAP 4 PPM 4

MS + BAP 6 PPM 4

Page 20: laporan kuljar

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:TINGGI

Source Type III Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Corrected Model 15.807a 3 5.269 .651 .597

Intercept 48.651 1 48.651 6.010 .031

KONS$ 15.807 3 5.269 .651 .597

Error 97.133 12 8.094

Total 161.590 16

Corrected Total 112.939 15

a. R Squared = .140 (Adjusted R Squared = -.075)

Descriptive Statistics

Dependent Variable:TINGGI

KONS$ Mean Std. Deviation N

MS + BAP 0 PPM 1.33 2.450 4

MS + BAP 2 PPM 3.28 3.746 4

MS + BAP 4 PPM 1.83 3.450 4

MS + BAP 6 PPM .55 .661 4

Total 1.74 2.744 16

TIDAK ADA UJI LANJUT KARNA TAK SIGNIFIKAN

Page 21: laporan kuljar

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan terhadap eksplan lapang biji manggis

dengan konsentrasi BAP yang berbeda secara invitro pada minggu ke 8 tepatnya hari ke 56

terlihat pada tabel berikut ini

ParameterKonsentrasi BAP gr/l

0 2 4 6

Tinggi tunas 5 7 7 1,5

Waktu Munculnya tunas 2 2 2 3

Jumlah tunas 1 1 1 1

Jumlah daun 2 4 2 0

a. Tinggi Tunas

Hasil analisi menjukkan bahwa faktor perlakuan BAP menunjukkan pengaruh nyata

pada table 1 menunjukkan bahwa pada media MS + BAP 2 PPM dan MS +BAP 4 PPM

menunjukkan panjang tunas yang lebih tinggi dibandingkan kontrol dan penambahan

MS +BAP 6 PPM cenderung menghasilkan tunas yang lebih pendek. Salisbury dan

Ross (1995) menjelaskan bahwa sitokinin juga dapat menghambat pemanjangan

batang, karena terjadi pertumbuhan tunas ke samping

b. Waktu munculnya tunas

Pada tabel munculnya tunas diatas diketahui tunas yang paling lama muncul pada

masing – masing konsetrasi yaitu pada media MS+BAP 0 PPM pada ulangan 1 tunas

muncul pada minggu ke 3 pada botol ke 3 ulangan , pada media MS + BAP 2 PPM

pada ulangan ke 4 tunas muncul pada minggu ke 3 pada botol 1 ulangan , pada media

MS + BAP 4 PPM pada ulangan ke 2 tunas muncul pada minggu ke 4 pada botol 1

Page 22: laporan kuljar

ulangan , sedangkan pada media MS + BAP 6 PPM pada ulangan ke 1, 2, dan 4 tunas

muncul pada minggu ke 3 pada botol 1 ulangan..

c. Jumlah tunas

Pada tabel pengamatan diata rata-rata tunas muncul pada minggu ke 3 pengamatan pada

setiap media. Khusus pada media MS + BAP 2 PPM tidak tumbuh tunas dikarenakan

media terkontaminasi jamur sehingga menghambat pertumbuhan tunas hingga nutirisi

pada media sudah habis.

d. Jumlah Daun

Dapat dilihat bahwa jumlah daun yang banyak tumbuh terdapat pada media

MS + BAP 2 PPM pada botol ke 4 dibandingkan media yang lain. Pengamatan ini

dilakukan di minggu ke delapan setelah percobaan. Hasil analisi menjukkan bahwa

faktor perlakuan BAP menunjukkan pengaruh nyata pada table 1 menunjukkan bahwa

pada media MS + BAP 2 PPM dan MS +BAP 4 PPM menunjukkan panjang tunas yang

lebih tinggi dibandingkan kontrol dan penambahan MS +BAP 6 PPM cenderung

menghasilkan tunas yang lebih pendek.

Page 23: laporan kuljar

BAB V

KESIMPULAN

Kultur jaringan menurut Suryowinoto (1991) disebut sebagai tissue culture. Kultur

adalah budidaya dan jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi

yang sama.

Page 24: laporan kuljar

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan LW. 1988. Teknik Kultur Jaringan Tumbuhan. PAU Bioteknologi Bogor IPB

Lakitan B. 1996. Fisiologi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. PT. Raja Grafindo

Persada. Jakarta.

Rahayu S. 2007. Micropagation of Mangosteen (Garcinia mangostana L) By direct and

indirect organogenesis. University Of Malaysia.

Romeida A. 2007. Respon Berbagai Tipe Eksplan Manggis. (Garcinia mangostana L. ) pada

Beberapa Konsentrasi Benzil Amino Purin (BAP) Terhadap Pembentukan dan

Regenerasi polyembrionya Secara In vitro. Jurnal Akta Agrosia. 10 (2) : 162 - 166

Page 25: laporan kuljar

LAMPIRAN DOKUMENTASI INDUKSI TUNAS MANGGIS

Minggu Pertama

BAP 0 PPM MS + BAP 2 PPM

MS + BAP 4 PPM MS +BAP 6 PPM

Page 26: laporan kuljar

Minggu Kedua

MS +BAP 0 PPM MS + BAP 2 PPM

MS + BAP 4 PPM MS + BAP 6 PPM

Minggu ke 3

Page 27: laporan kuljar

MS + BAP 0 PPM MS + BAP 2 PPM

MS + BAP 4 PPM MS + BAP 6 PPM

Minggu Ke 4

MS + BAP 0 PPM MS + BAP 2 PPM

Page 28: laporan kuljar

MS + BAP 4 PPM MS + BAP 6 PPM

Minggu Ke 5

MS + BAP 0 PPM MS + BAP 2 PPM

M S + BAP 4 PPM

MS + BAP 6 PPM

Minggu Ke 6

Page 29: laporan kuljar

MS + BAP 0 PPM MS + BAP 2 PPM

MS + BAP 4 PPM

MS + BAP 6 PPM

Minggu ke 7

MS + BAP 0 PPM MS + BAP 2 PPM

Page 30: laporan kuljar

MS + BAP 4 PPM

MS + BAP 6 PPM

Minggu Ke 8

MS + BAP 2 PPM

MS + BAP 0 PPM

MS + BAP 6 PPM

Page 31: laporan kuljar

MS + BAP 4 PPM